laporan akhir magang iii sd 69
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang (Dasar Kegiatan Magang)
Guru merupakan jabatan profesional yang memberikan layanan ahli dan
menuntut persyaratan kemampuan yang secara akademik dan pedagogik dapat di
terima oleh pihak penerima jasa layanan secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh sebab itu, guru harus dipersiapkan melalui program pendidikan yang relatif
panjang dan dirancang berdasarkan standar kompetensi guru.
Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan PP No. 74 Tahun 2008 tentang
Guru, mewajibkan Guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan
sertifikat pendidik. Pada pasal 4 peraturan pemerintah No 74 Tahun 2008 di
tegaskan bahwa seritifikat pendidik bagi guru diperoleh melalui program profesi
yang di selenggrakan oleh perguruan tinggi yang memilki program pengadaan
tenaga kependidikan yang terakreditasi.
Masih banyak daerah yang masih geografis terpencil, berpenduduk usia
sekolah dasar relatif sedikit tentu tidak efesien mengelola sekolah dengan murid
dari berbagai tingkat yang berjumlah sedikit dengan menggunakan standar
sekolah regular. Dengan penugasan guru untuk mengajar kelas rangkap tanpa
desain pembelajaran yang benar bukan merupakan pilihan yang bijaksana. Jalan
keluarnya adalah menyelenggarakan pembelajaran untuk anak dari tingkat kelas
yang berbedah dalam satu ruang belajar. Model multi- grade untuk Rintisan PPGT
SD Terintergasi, yaitu model PPGT yang mebekali calon guru agar memiliki
kemampuan mengelola lebih dari kelas di SD (kelas 1, 2 dan 3 dalam satu ruang
belajar, dan kelas 4,5 dan 6 dalam satu ruang belajar lainnya.
Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Terintegrasi
(berkewenangan ganda), untuk selanjutnya desebut Rintisan Program PPGT
1
adalah penddikan profesi guru yang diselenggarakan dalam kurun waktu yang
bersamaan dengan program akademik substansi bidang.
Studi maupun akademik kependidikan, dilanjutkan dengan PPL yang
intensif di sekolah mitra dan diakhiri dengan uji kompetensi serta memiliki
kewenangan ganda dalam melaksanakn tugas sebagai guru yang terdiri atas
kewenangan utama dan kewenangan tambahan sebagai guru SMP pada salah satu
dari lima mata pelajaran pokok di SD.
B. Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Mengacu pada pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Tujuan
umum mata kuliah Magang Program Studi PGSD Program pendidik Profesi Guru
Terintergasi (PGSD P3GT) adalah menghasilkan calon guru yang memiliki
kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan khusus mata kuliah ini adalah mempersiapkan calon guru lebih
mengenal lingkungan sekolah dan lingkungan profesinya sehingga nanti mampu
melakukan kegiatan praktik mengajar dalam mata kuliah PPL.
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan kegiatan Magang III PGSD/PPGT berlangsung di
Sekolah Dasar Negeri No. 69 Kota Bengkulu. Waktu kegiatan Magang III ini
dilakukan mulai tanggal 22 Januari 2013 sampai dengan 5 Februari 2013 setiap
hari Senin sampai hari Kamis, dimulai pukul 07.30 WIB dan berakhir sesuai
dengan waktu berakhirnya pelajaran di sekolah tersebut.
2
BAB II
PELAKSANAAN
A. Hasil Setiap Aspek Kegiatan
1. Menelaah Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran yang Digunakan
Guru
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode
jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud
dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan
untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan
dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
a. Mengungkapkan aspek-aspek/komponen yang ada dalam
kurikulum
Setelah kami melakukan observasi tentang kurikulum di SD Negeri 69,
kami memperoleh data bahwa komponen dalam kurikulum adalah sebagai berikut:
Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 1
1) Cover/Halaman Judul
2) Lembaran Pengesahan
3) Tim Penyusun dan Nara Sumber
4) Daftar Isi
5) I. Pendahuluan
A. Rasional
B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
6) II. Struktur dan Muatan Kurikulum
3
A. Struktur Kurikulum
B. Muatan Kurikulum
1. Mata Pelajaran
a. Pendidikan Agama Islam
b. Pendidikan Kewarganegaraan
c. Bahasa Indonesia
d. Matematika
e. Ilmu Pengetahuan Alam
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
g. Seni Budaya dan Keterampilan
h. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2. Muatan Lokal
a. Seni Budaya Daerah (Kota Bengkulu)
b. Bahasa Inggris
c. Industri Rumah Tangga
3. Kegiatan Pengembangan Diri
4. Pengaturan Beban Belajar
5. Ketuntasan Belajar
6. Kriteria Kenaikan Kelas
7. Kriteria Kelulusan
7) Kalender Pendidikan
Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 2 (Silabus)
silabus
b. Menelaah setiap aspek-aspek/dalam komponen kurikulum
4
Tabel 2.1 Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 1
N
o
Aspek yang
Ditelaah Deskripsi Analisis
1 Cover/
Halaman
Judul
Terdapat logo daerah (Kota
Bengkulu)
Terdapat judul yang tepat
(Kurikulum Sekolah Dasar
Negeri 69 Kota Bengkulu)
Menulis alamat sekolah dengan
lengkap (Jl. WR. Supratman
Kandang Limun Kec. Muara
Bangkahulu Kota Bengkulu)
Ada
Ada
Ada,
lengkap
2 Lembaran
Pengesahan
Terdapat rumusan kalimat
pengesahan yang baik dan benar
Terdapat tanda tangan kepala
sekolah sebagai pihak yang
mensahkan beserta cap sekolah
Terdapat tanda tangan ketua
komite sekolah sebagai pihak
yang menyetujui
Terdapat tanda tangan kepala
dinas pendidikan Kota Bengkulu
sebagai pihak yang mengetahui
Ada
Ada
Ada
Ada
3 Tim Terdapat ketua, sekretaris, dan
anggota, ketua dan sekretaris Ada
5
Penyusun
dan Nara
Sumber
masing-masing 1 (satu) orang
sedangkan anggotanya 14 (empat
belas) orang
Terdapat nara sumber 2 (dua)
orangAda
4 Kata
Pengantar
Terdapat ucapan syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah memberi Rahmat, Taufiq,
dan HidayahNya
Terdapat ucapan terima kasih dari
tim penyusun kepada semua
pihak yang telah membantu
tersusunnya kurikulum
Ada
Ada
5 Daftar Isi Mempunya daftar isi sesuai
dengan kerangka KTSP
Penulisan daftar isi sesuai dengan
aturan penulisan yang benar
(Judul, Bab, Sub bab, dst.)...
sistematis
Ya
Ya
6 Bab I.
Pendahulu
an
A. Rasional
Berisi dasar pemikiran
penyusunan KTSP
Terdapat prinsip-prinsip
pengembangan
Dirumuskan dengan bahasa yang
baik dan benar
Ya
Ya
Ya
6
7 B. Visi Sekolah Terdapat visi yaitu:
Berprestasi di bidang akademik,
non akademik, dan bermutu
melalui IMTAQ dan IPTEK
Ya
8 C. Misi Sekolah Terdapat misi yaitu:
1. Menyelenggarakan proses
belajar mengajar yang optimal
2. Menerapkan model
pembelajaran inovatif
3. Melaksanakan pengembangan
KTSP
4. Menumbuhkan semangat
keunggulan secara intensif
kepada seluruh warga sekolah
5. Menyelenggarakan kegiatan
ekstrakurikuler
6. Menerapkan manajemen
partisipasi dengan melibatkan
seluruh warga sekolah dan
kelompok kepentingan terkait
dengan sekolah
7. Melaksanakan kegiatan
tafakur setiap hari jum’at
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
7
Ya
9 D. Tujuan Sekolah Terdapat tujuan sekolah yaitu:
1. Sekolah memiliki
kemampuan mengelola
manajemen sekolah dengan
baik
2. Sekolah mampu mengelola
dan melaksanakan kegiatan
belajar dengan baik
3. Sekolah dapat menghasilkan
lulusan yang bermutu dan
memiliki daya saing
4. Sekolah dapat menghasilkan
siswa yang berkualitas sehat
jasmani dan rohani
Ya
Ya
Ya
Ya
1
0
Bab II.
Struktur
dan
Muatan
Kurikulum
Terdapat struktur kurikulum yang
disusun berdasarkan kebutuhan
sekolah yang sesuai dengan visi,
misi dan tujuan sekolah serta
mengacu pada Standar Isi
Terdapat komponen mata
pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri
Terdapat alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran, muatan
Ya
Ya
8
A. Struktur
Kurikulum
lokal, dan pengembangan diri
Terdapat tambahan alokasi waktu
untuk pembelajaran
pengembangan diri
Terdapat jumlah alokasi waktu
dari kelas 1 (satu) sampai dengan
kelas 6 (enam)
Ya
Ya
Ya
1
1
B. Muatan
Kurikulum
1) Mata Pelajaran
Terdapat 8 (delapan) mata
pelajaran yaitu:
1. Pendidikan Agama Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan
Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan
Dari kedelapan mata pelajaran
tersebut terdapat tujuan mata
pelajaran, Standar Kompetensi,
dan Kompetensi Dasar, mulai dari
Ya
9
kelas 1 (satu) semester I dan II
sampai dengan kelas 6 (enam)
semester I dan II Ya
1
2
2) Muatan Lokal Terdapat beberapa mata pelajaran
muatan lokal yang diajarkan
dengan tujuannya masing-masing,
misalnya:
Seni budaya Kota Bengkulu,
Bahasa Inggris, dan Industri
Rumah Tangga
Muatan lokal sesuai dengan
karakteristik dan potensi sekolah
Ada Standar Isi yaitu Standar
Kompentensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) muatan
lokal
Ya, seni
budaya
kota
Bengkul
u
merupak
an
muatan
lokal
yang
bertujuan
agar
siswa
dapat
megemb
angkan
budaya
daerah
10
Ada
Ada
1
3
3) Pengembangan
Diri
Pengembangan diri meliputi
beragam kegiatan ekstrakurikuler
sesuai dengan minat dan bakat
siswa, yang terdiri atas:
Kewiraan
Olahraga
Seni
UKS
Kegiatan Pembiasaan
merupakan proses
pembentukan akhlaq dan
penanaman/pengamalan
ajaran Islam, kegiatannya
meliputi:
1. Jum’at bersih
2. Kultum setiap jum’at
3. Hafalan Al Qur’an,
peringatan hari besar Islam
4. Pesantren Ramadhan
5. Sholat Berjemaah
Ada,
Kewiraan
1. Pramuka
2. Peraturan
Baris
Berbaris
(PBB)
Olahraga
1. Sepak
Bola
2. Tenis
Meja
3. Olahraga
Tradision
al
Seni
1. Seni Tari
2. Seni Musik
11
6. Penanaman Akhlak Islami dan Vokal
3. Seni
tradisional
daerah
lainnya
UKS
1. Dokter
Kecil
2. Kebun
Sekolah
1
4
Pengaturan
Beban
Belajar
Terdapat beban belajar dengan
sistem paket sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum
Pada kelas 1 (satu) sampai
dengan kelas 6 (enam), satu jam
tatap muka 35 menit
Terdapat jumlah jam pelajaran
per-minggu dari kelas 1 sampai
dengan kelas 6, berbeda-beda
Kelas 1 = 30 jam/minggu
Kelas 2 = 31 jam/minggu
Kelas 3 = 32 jam/minggu
Kelas 4 = 40 jam/minggu
Kelas 5 = 40 jam/minggu
Kelas 6 = 40 jam/minggu
Terdapat jumlah jam efektif per-
tahun ajaran, dari kelas 1 sampai
dengan kelas 5 jumlah minggu
efektifnya per-tahun ajaran 37
minggu sedangkan untuk kelas 6
Ada
Ada
Ada
12
jumlah minggu efektifnya
pertahun ajaran adalah 33 minggu
Terdapat waktu pembelajaran/jam
per-tahun
Kelas 1 = 962
Kelas 2 = 999
Kelas 3 = 1036
Kelas 4 = 1332
Kelas 5 = 1332
Kelas 6 = 1221
Ada
Ada
1
5
Ketuntasan
Belajar
Terdapat Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang sama dari
kelas 1 sampai dengan kelas 6
13
N
o
Mata
Pelajaran
KK
M
1 Pendidikan Agama 65
2 Pendidikan
Kewarganegaraan65
3 Bahasa Indonesia 62
4 Matematika 60
5 Ilmu Pengetahuan
Alam64
6 Ilmu Pengetahuan
Sosial65
7 Seni Budaya dan
Keterampilan75
8 Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan
Kesehatan
75
9 Muatan Lokal:
a. Bahasa Inggris 60
b. Iqro 60
c. Kesenian Daerah 65
14
1
6
Kenaikan
Kelas dan
Kelulusan
a. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas
dilaksanakan pada setiap
akhir tahun pelajaran
Kriteria Kenaikan
Kelas :
Siswa dinyatakan naik kelas
setelah menyelesaikan seluruh
program pembelajaran pada dua
semester di kelas yang diikuti
Tidak terdapat nilai di bawah
KKM
Memeiliki nilai minimal Baik
untuk aspek kpribadian pada
semester yang diikuti
b. Kriteria Kelulusan
Menyelesaikan seluruh program
pembelajaran
Memperoleh nilai minimal Baik
untuk seluruh kelompok mata
pelajaran ; Agama dan Akhlaq
mulia, Kewarganegaraan dan
Kepribadian, Estetika, Jasmani
Olahraga dan Kesehatan
15
Lulus Ujian Sekolah/Ujian
Nasional sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional
yang berlaku
1
7
Kalender
Pendidikan
Terdapat kalender pendidikan
yang disusun berdasarkan
kalender pendidikan yang
dikeluarkan oleh dinas
pendidikan dan memperhatikan
kalender pendidikan yang ada di
Standar Isi
Kalender pendidikan tersebut
disusun berdasarkan kebutuhan
dan karakteristik sekolah, serta
peserta didik dan masyarakat
Hari efektif belajar per-semester,
Semester 1 = 112 Hari
Semester 2 = 125 Hari
Ya
Ya
Ya
Tabel 2.2 Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen II
16
N
o
Aspek yang
Ditelaah
Deskripsi Analisis
1 Silabus Memuat identitas mata
pelajaran atau tema pelajaran,
Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), Materi
Pembelajaran, Kegiatan
Pembelajaran, Indikator
pencapaian kompetensi,
Penilaian, Alokasi Waktu dan
Sumber Belajar.
Kesesuaian SK-KD, materi
pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi,
penilaian, alokasi waktu dan
sumber belajar.
Ya
Ya
SK dan KD Rumusan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar
(KD) sesuai dengan standar isi
Keterkaitan antara SK dan KD
Ya
17
Ada kesesuaian antara KD
dengan komponen silabus
lainnya (materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi
waktu dan sumber belajar).
Ya
Ya
2 Materi
Pelajaran
Materi pembelajaran benar
secara ilmiah
Materi pembelajaran
mendukung pencapaian KD
(selaras dengan KD)
Sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik
Bermanfaat bagi peserta didik
Ya
Ya
Ya
Ya
3 Kegiatan
Pembelajaran
Memuat rangkaian kegiatan
yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan
untuk mencapai KD
Urutan kegiatan pembelajaran
Ya
18
minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan
pengelolaan pengalaman belajar
siswa, yaitu kegiatan siswa dan
materi
Kegiatan pembelajaran memuat
aktivitas belajar yang berpusat
pada siswa (belajar aktif)
Ya
Ya
4 Indikator Penanda tercapainya KD yang
ditandai dengan perubahan
perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan
dan keterampilan
Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik peserta
didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, dan potensi daerah
Indikator dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur
dan diamati yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan
sikap
Indikator digunakan sebagai
dasar untuk menyusun alat
penilaian
Setiap KD dikembangkan
Ya
Ya
Ya
19
menjadi beberapa indikator
(minimal satu KD ada dua
indikator)
Tingkat kata kerja dalam
indikator lebih rendah atau
setara dengan kata kerja dalam
KD maupun SK
Ya
Ya
Ya
5 Penilaian Standar penilaian
Terdapat berbagai teknik
penilaian (tes, observasi,
penugasan per-orangan atau
kelompok)
Teknik penilaian yang dipilih
disesuaikan tuntutan indikator
Melampirkan contoh alat
Ada
20
penilaian yang sesuai dengan
indikatorYa
Ya
6 Alokasi Waktu Alokai waktu sesuai dengan
cakupan kompetensi
Alokasi waktu sesuai dengan
program semester yang telah
disusun
Ya
Ya
7 Sumber Belajar Standar Proses
Sumber belajar didasarkan pada
standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi
ajar, kegiatan pembelajaran dan
indikator pencapaian
kompetensi
Sumber belajar bervariasi
Ya
Ya
21
c. Menelaah kaitan antara komponen-komponen kurikulum
Dari komponen kurikulum dan kesesuaiannya dengan KTSP terdapat
hubungan yang singkron atau yang erat, jadi sudah terdapat kesesuaian antara
komponen kurikulum dengan KTSP karena komponen tersebut disusun untuk
melengkapi adanya kurikulum yang sekarang yaitu KTSP.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan dikembangkan sebagai berikut: (1) Pengembangan
kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan
Pendidikan Nasional; (2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
Berdasarkan pengertian tersebut, perbedaan esensial antara KBK dan
KTSP tidak ada. Keduanya sama-sama seperangkat rencana pendidikan yang
berorientasi pada kompetensi dan hasil belajar peserta didik. Perbedaannya
menurut Masnur menampak pada teknis pelaksanaan. Jika KBK disusun oleh
pemerintah pusat, dalam hal ini Depdiknas (c.q. Puskur), maka KTSP disusun
oleh tingkat satuan pendidikan masing-masing, dalam hal ini sekolah yang
bersangkutan, walaupun masih tetap mengacu pada rambu-rambu nasional
Panduan Penyusunan KTSP yang disusun oleh badan independen yang disebut
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Berikut komponen kurikulum :
1. Tujuan
Konsep dasar dalam menentukan tujuan suatu pembelajaran yaitu
berlandaskan atas pencapaian setiap indikator yang terdapat dalam setiap
Kompetensi Dasar. Dalam satu indikator kita bisa membuat beberapa
tujuan pembelajaran sehingga akan muncul banyak tujuan dalam satu
22
kompetensi dasar sebagaimana yang terlihat pada tujuan yang ada pada
(RPP).
2. Materi
Penyusunan materi berdasarkan pada tujuan-tujuan yang telah dibuat hal
ini berhubungan dengan pencapaian dari pada proses pembelajaran yang
akan dilakukan. Kelengkapan suatu materi ajar dilihat dari sejauh mana
pencapaian tujuan yang sudah terpenuhi, jadi semakin banyak tujuan
pembelajaran maka akan semakin lengkap materi yang akan disampaikan
dan proses pembelajaran akan semakin komplit.
3. Organisasi
Untuk menstuktur pengetahuan peserta didik maka materi perlu disusun
sedemikian rupa agar mudah dipahami oleh peserta didik dalam hal ini
dimulai dari pemberian motivasi kepada siswa berupa pertanyaan atau
pernyataan yang mampu membangkitkan semangat siswa untuk belajar.
Kemudian materi disusun dari tingkat kognisi yang paling sederhana
menuju tingkat analisis yang rumit mulai dari tingkat memahami,
membedakan, mensintesis, kemudian ke tingkat analisis sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Selain itu dalam mengorganisasikan pemahaman
siswa juga dibutuhkan kolom kegiatan siswa atau tes pemahaman siswa
berupa soal latihan pada setiap pokok bahasan setelah menyampaikan
suatu materi hal ini berfungsi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
khususnya terhadap materi yang diajarkan saat itu beserta tidak lupa juga
kita menaruhkan informasi-informasi sains yang berhubungan dengan
maateri yang disampaikan untuk membuka pemikiran siswa dalam
memahami fenomena alam yang bersangkutan.
4. Evaluasi
Sebagaimana tuntutan hasil pembelajaran tidak hanya dituntut kemampuan
dalam bidang kognitif saja melainkan juga afektif dan psikomotor
sehingga bentuk evaluasi hasil belajar juga diperlikan penyesuaian.
23
sebagaimana seperti yang terdapat pada bentuk evaluasi diatas yaitu
evalausi dalam bidang kognitf, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kaitan atau hubungan
antara komponen-komponen kurikulum tersebut memiliki hubungan yang sangat
singkron. Artinya antara satu komponen kurikulum dengan komponen lainnya
harus memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan lagi.
d. Menelaah kaitan antara kurikulum dengan komponen RPP
buatan guru
Kesesuaian antara standar kompetensi dengan kompetensi dasar contohnya
dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas IV (Empat) semester 1
(Satu) sampai semester II (Dua) yakni :
Tabel 2.3 Kesesuaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi Kompetensi dasar
Semester I
1. Memahami sistem
pemerintahan desa dan
pemerintahan kecamatan
1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam
susunan pemerintahan desa dan
pemerintahan kecamatan
1.2 Menggambarkan struktur
organisasi desa dan pemerintahan
kecamatan
2. Memahami sistem
pemerintahan kabupaten, kota,
dan provinsi
2.1 Mengenal lembaga-lembaga
dalam susunan pemerintahan
kabupaten, kota dan provinsi
2.2 Menggambarkan struktur
organisasi kabupaten kota dan
provinsi
24
Semeter II
3. Mengenal sistem pemerintahan
tingkat pusat3.1 Mengenal lembaga-lembaga
negara dalam susunan pemerintah
tingkat pusat, seperti
MPR,DPR,PRESIDEN,MA,MK,
dan BPK dll
3.2 Menyebutkan organisasi
pemerintahan tingkat pusat seperti
Presiden, Wakil Presiden dan para
menteri
4. Menunjukkan sikap terhadap
globalisasi di lingkungannya
4.1 Memberikan contoh sederhana
pengaruh globalisasi
dilingkungannya.
4.2 Mengidentifikasi jenis-jenis
budaya indonesia yang perna
ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional
4.3 Menentukan sikap terhadap
pengaruh globalisasi yang terjadi
di lingkungannya
Pada tabel di atas dengan membandingkan antara SK dan KD terdapat
kesesuaian atau keterkaitan, yang sangat singkron. Standar kompetensi pada
dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan
penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada
setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar
merupakan sejumlah ke-mampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata
25
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi. Standar
kompetensi dan kompetensi dasar ini berlaku secara nasional, ditetapkan oleh
BSNP.
Tabel 2.4 Kesesuaian Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
Mengenal lembaga-
lembaga dalam susunan
pemerintahan desa dan
pemerintahan kecamatan
1. Siswa dapat menjelaskan
lingkungan desa secara tanggung
jawab (NK. Tanggung jawab).
(Responsibility).
2. Siswa dapat menyebutkan
perangkat desa
3. Siswa dapat menyebutkan sumber
keuangan desa
4. Siswa dapat menjelaskan
lingkungan kelurahan secara peduli
(caring) ( NK. Peduli) (caring)
5. Siswa dapat menyebutkan
perangkat kelurahan
6. Siswa dapat menyebutkan sumber
keuangan kelurahan
7. Siswa dapat menjelaskan
lingkungan kecamatan dan
menyebutkan perangkatnya jiwa
kewarganegaraan (citizenship)
Pada tabel diatas dengan membandingkan antara KD dan indikator yakni
KD Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan
pemerintahan kecamatan dengan indikatornya sudah memiliki hubungan yang
26
sangat singkron, artinya antara KD dengan Indikator itu sesuai berdasarkan
kurikulum dan RPP buatan guru.
Tabel 2.5 Menelaah kesesuaian indikator dengan materi
Indikator Materi
Siswa dapat menjelaskan
lingkungan desa secara
tanggung jawab (NK.
tanggung jawab)
(responsibility)
Siswa dapat menyebutkan
perangkat desa.
Siswa dapat menyebutkan
sumber keuangan desa.
Siswa dapat menjelaskan
lingkungan kelurahan
secara peduli (caring)
(NK. Peduli (caring).
Siswa dapat menyebutkan
perangkat kelurahan.
Siswa dapat menyebutkan
sumber keuangan
kelurahan.
Siswa dapat menjelaskan
lingkungan kecamatan dan
menyebutkan perangkatnya
didasari jiwa
kewarganegaraan
(citizenship).
Tentang desa
Tentang kelurahan
Tentang kecamatan
27
Pada tabel di atas dengan membandingkan antara indikator dengan materi
yang akan disampaikan terdapat kesesuaian, karena yang terdapat didalam modul
pembelajaran sangat cocok dengan indikator yang sudah dibuat oleh guru. Dengan
demikian materi yang diajarkan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa
sehingga bisa mencapai indikator yang diharapkan.
Tabel 2.6 Menelaah kesesuaian materi dan strategi pembelajaran
Materi Strategi pembelajaran
Tentang desa
Tentang kelurahan
Tentang kecamatan
Pendekatan kontekstual. Pendekatan coopratif learning Diskusi dan penugasan
Dari tabel diatas hubungan materi dan strategi pembelajaran ini sesuai
dengan materi yang diajarkan, sebab materi yang diajarkan dengan menggunakan
modul, mampu mendorong siswa untuk belajar aktif kreatif dan efektif serta
menyenangkan.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.
Pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah konsep
pembelajaran yang membantu guru memanfaatkan kelompok-kelompok kecil
siswa yang bekerja bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan
siswa memaksimalkan proses belajar satu sama lain.
Tabel 2.7 Menelaah kesesuian media dan strategi dengan alokasi waktu
Media Alokasi waktu
28
Buku paket
Orang tua
Teman
Lingkungan rumah
(keluarga), sekolah, dst.
Untuk Standar
Kompetensi I
(Memahami sistem
pemerintahan desa dan
pemerintah kecamatan)
4 x 35 menit (2
pertemuan)
Strategi
Pendekatan kontekstual.
Pendekatan coopratif
learning
Diskusi dan penugasan
Dari tabel di atas dapat dilihat tingkat pemaksimalan waktu disediakan
dengan media dan strategi yang digunakan telah sesuai karena waktu yang
diberikan itu telah mencukupi dalam penyampaian materi pembelajaran.
2. Menelaah Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan
untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran,
29
yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan
belajar.
Metode pembelajaran adalah cara/prosedur yang digunakan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural,
yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang
bersifat implementatif. Dengan kata lain, metode yang dipilih oleh masing-masing
guru bisa sama, tetapi teknik penyampaiannya yang berbeda-beda.
a. Strategi yang digunakan guru dengan tujuan pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai
pola-pola umum kegiatan guru, anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuannya telah digariskan.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal
berikut :
1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan keperbadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan.
2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat, dan efektif dapat dijadikan
pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam melakukan evaluasai hasil pembelajaran yang selanjutnya akan
dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem intruksional yang
bersangkutan secara keseluruhan.
Dalam pengamatan kami strategi yang digunakan guru sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai misalnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia strategi
30
yang digunakan adalah model cooperative learning. Dengan model ini siswa
dikelompokan dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok mempunyai anggota
6 atau 5 orang. Setelah itu siswa mendiskusikan materi pelajaran yang telah
dibahas atau dijelaskan. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas.
Hal ini dilakukan guru agar siswa bisa aktif dalam belajar sehingga proses
pembelajaran pun berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat mencapai
indikator atau tujuan pembelajaran.
b. Strategi dengan materi pelajaran yang diajarkan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di kelas VI pada
pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi tentang Pidato dan Drama dimana guru
dalam menyampaikan materi kepada siswa menggunakan strategi atau metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi, dan penugasan. Metode-metode sangat
sesuai dengan materi pelajaran karena dengan menggunakan metode ini bisa
dengan mudah membantu siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan.
Selain itu juga metode ini bisa membuat siswa lebih aktif dan menyenangkan
dalam belajar.
Dalam pembelajaran materi tentang drama siswa belajar dalam bentuk
kelompok untuk membuat atau menyusun sebuah drama yang dialami siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan metode ini siswa lebih mudah untuk
berpartisipasi dalam kelompok untuk menyumbangkan ide dan gagasan dalam
membuat sebuah drama tersebut. Hasil yang diperoleh cukup bagus karena semua
siswa berperan aktif.
c. Tujuan, materi dengan metode yang digunakan
1) Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu
adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan kearah mana
kegiatan itu akan di bawah.
31
Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen
pengajaran yang lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar,
pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi. Semua komponen itu harus
bersesuaian dan didaya gunakan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefesien
mungkin. Bila salah satu komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ny. Dr. Roestiyah, N.K. (1989):44) mengatakn suatu tujuan pengajaran
adalah deskpripsi tentang penampilan perilaku (performens) murid-murid yang
kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan.
Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari
pengajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari pengajaran itu sendiri.
Dalam pembelajaran matematika kelas V materi ajar “KPK dan FPB”,
tujuan pembelajaran yang harus dicapai adalah
Peserta didik dapat:
a) Melakukan dan menggunakan operasi hitung bilangan bulat
b) Menentukan KPK dari dua bilangan
c) Menentukan FPB dari dua bilangan
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VI materi ajar “Pidato atau
Presentasi” tujuan pembelajaran yang harus dicapai adalah
Setelah mengerjakan tugas yang diberikan guru tentang pidato, siswa
dapat:
a) Memahami berbagai jenis pidato atau presentasi
b) Menyampaikan isi pidato atau presentasi secara lisan
c) Mencari pidato atau presentasi di surat kabar kemudian menyampaikan
isinya
Dapat disimpulkan bahwa setiap mata pelajaran memiliki tujuan
pembelajaran masing-masing sesuai dengan SK, KD dan Indikatornya.
32
2) Materi atau Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Karena itu,guru yang akan mengajar pasti memiliki dan
menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik. Ada dua
persoalan dalam pengauasaan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran
pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan
pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan
profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau
penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru
agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok.
Bahan penunjang ini biasanya bahan yang terlepas dari disiplin keilmuan guru,
tetapi dapat digunakan sebagai penunjang penyampaian bahan pelajaran pokok.
Pemakaian bahan pelajaran penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan
pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian
besar dan semua anak didik.
Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang
disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa
pesan untuk tujuan pengajaran. (Sudirman, N.K; 1991;203). Bahan pelajaran
menurut Dr. Suharsimi Arikunto (1990) merupakan unsur inti yang ada di dalam
kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang
diuapayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Karena itu, guru khusus nya atau
pengembang kurikulum umumnya, tidak boleh lupa harus memikirkan sejauh
mana bahan-bahan yang topiknya tertera dalam silabi berkaitan dengan
kebutuhan anak didik pada usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu pula.
Minat anak didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan
kebutuhan anak didik. Maslow berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul
bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya. (Sadirman, A.M; 1988;81). Jadi,
bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi anak
didik dalam jangka waktu tertentu.
Biasanya aktivitas anak didik akan berkurang bila bahan pelajaran yang
guru berikan tidak atau kurang menarik perahatiannya, disebabkan cara mengajar
33
yang mengabaikan prinsip-prinsip mengajar seperti apersepsi, dan kolerasi, dan
lain-lain. Guru merasa pintar dengan menggunakan bahasa yang tidak sesuai
dengan perkembangan bahasa dn jiwa anak didik lebih banyak mengalami
kegagalan dalam menyampaikan bahan pelajaran dalam proses belajar mengajar.
Karena itu, lebih baik menyampaikan bahan sesuai dengan perkembangan bahasa
anak didik daripada menuruti kehendak pribadi. Ini perlu mendapat perhatian
yang serius, agar anak didik tidak dirugikan oleh sikap dan tindakan guru yang
keliru.
Dengan demikian, bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa
diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan adalah inti dalam proses belajar
mengajar yang akan disampaikan kepada anak didik.
Materi ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VI adalah Pidato
atau Presentasi. Dalam materi tersebut ada beberapa proses
a) Kegiatan awal
Guru mengapersepsi tentang pidato yang pernah didengarnya
Guru mengajukan pertanyaan tentang pidato
b) Kegiatan inti
Eksplorasi
Guru memberikan penjelasan singkat tentang pidato
Guru membagi kelompok yang beranggotakan lima orang
Siswa berdiskusi untuk membuat teks pidato sesuai dengan
kerangkanya
Elaborasi
Perwakilan dua kelompok menyampaikan isi pidato atau
presentasi secara lisan
Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang berani
menampilkan isi pidato ke depan kelas
Secara bergantian kelompok yang mendengarkan isi pidato
yang telah dipresentasikan memberikan tanggapan
Guru menyimpulkan hasil diskusi kelompok
34
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman
konsep pidato
Guru memberikan penugasan atas jawaban yang kurang sesuai
dengan pertanyaan yang disebutkan
c) Kegiatan penutup
Guru dan siswa merangkum materi yang telah dipelajari
Siswa merefleksi tentang proses dan hasil pembelajaran
Guru memberikan tindak lanjut dengan cara siswa membuat pidato
sebagai PR
Guru menutup pelajaran dengan pesan dan kesan yang baik
3) Metode
Kegiatan pembelajaran yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi
adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajkaran. Guru
dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak
didik. Dengan sperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan
untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sismatis.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan
metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pembelajaran, dan
sebagai alat untuk mencapai tujuan.
a) Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai sebagai salah satu komponen pembelajaran, metode
menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komp[onen lainnya
dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar
mengajar yang tidak menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti guru
memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinbsik
dalam kegiatan belajar mengajar.motivasi ekstrinsik adalah motif-motif
35
yang aktif dan berfungsinya karena danya perangsang dari luar. Karena
itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat
membangkitkan belajar seseorang.
Dalam penggunaan metode harus disesuiakan dengan kondisi dan
suasana kelas. jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan
intruksional menjadi acuan bagi guru untuk memilih metode yang sesuai
dalam pembelajaran. Dengan begitu akan memudahakan guru dalam
menentykan metode yang bagaimana yang dipilih guna untuk menunjang
pencapain tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat
dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.
b) Metode sebagai strategi pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajarn tidak semua anak didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang sama. Daya serap anak didik terhadap
bahan yang telah diberikan juga bermacam-macam ada juga yang cepat,
ada yang sedang an ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi
daya serap anak didik terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Karena perbedaan daya serap anak didik tidak sama maka
memerlukan strategi pembelajaran yang sangat tepat. Metodelah salah satu
jawabannya. Karen itu, dalam kegiatan pembelajaran guru harus memiliki
strategi agar anak didik dapat belajar secara efktif dan efesien, mengena
pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk menggunakan
strategi itu adalah harus menguasai teknik- tekni pengajian materi atau
biasanya disebut dengan metode mengajar. Dengan demikian, metode
mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
c) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
36
Tujuan dari kegiatan pembelajaran tidak akan pernah tercapai
selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan salah satunya
adalah komponen-komponen metode. Dengan memantapkan metode
dengan akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran matematika metode yang digunakan adalah ceramah,
Tanya jawab, eksperimen, dan demonstrasi. Sedangkan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi
dan penugasan.
d. Alat peraga yang digunakan dengan materi dan tujuan
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang
menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan
dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar
bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan
dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau
kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses
belajar mengajar dengan bantuan media memperringgi kegiatan belajar anak didik
dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik
dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik
daripada tanpa bantuan media.
Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar
dengan mempergunakan media. Langkah-langkah itu adalah:
1) Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
2) Persiapan guru.
Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media mana yang akan
dimanfaatkan guna mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip pemilihan
dan dasar pertimbangannya patut diperhatikan.
3) Persiapan kelas.
37
Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan, sebelum
mereka menerima pelajaran dengan menggunakan media. Guru harus
dapat memotivasi mereka agar dapat menilai, mengantisipasi,
menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran.
4) Langkah penyajian pelajaran pelajaran dan pemanfaatan media.
Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media
pengajaran. Keahlian guru dituntut di sini. Media diperbantukan oleh
guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran. Media
dikembangkan penggunaannya untuk keefektifan dan efisiensi
pencapaian tujuan.
5) Langkah kegiatan belajar siswa.
Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran.
Pemanfaatan media di sini bisa siswa sendiri yang mempraktikkannya
ataupun guru langsung memanfaatkannya, baik di kelas maupun di luar
kelas.
6) Langkah evaluasi pengajaran.
Pada langkah ini kegiatan belajar dievaluasi, sampai sejauh mana
tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana
pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan
proses belajar siswa. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar atau bahan
bagi proses belajar berikutnya.
Manfaat penggunaan media atau alat peraga dalam pembelajaran terutama
di tingkat SD, sangat penting. Sebab pada masa ini siswa masih berpikir konkret,
belum mampu berpikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu mereka dalam
memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan
bahasa. Ketidakmampuan guru mejelaskan sesuatu bahan itulah dapat diwakili
oleh peran media. Di sini nilai praktis media terlihat, yang bermanfaat bagi siswa
dan guru dalam proses belajar mengajar.
Dalam pembelajaran matematika materi tentang “Volume, luas
permukaan, panjang rusuk-rusuk balok” alat peraga yang digunakan adalah
38
1) Ruangan kelas
2) Lemari
3) Kotak penghapus
4) Kubus kecil
e. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan karakteristik
bidang studi
1) Pendekatan individual
Dikelas ada sekelompok anak didik. Mereka duduk dikursi masing-
masing. Mereka berkelompok dari dua sampai lima orang didepan mereka ada
meja untuk membaca dan menulis atau untuk meletakkan fasilitas belajar. Mereka
belajar dengan gaya yang berbeda-beda. perilaku mereka juga bermacam-macam.
Cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian, daya serap tingkat kecerdasan
dan sebagainya,selalu ada fariasinya. Masing-masing anak didik memang
mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak
didik lainnya.
Perbedaan individual anak didik tersebutmemberikan wawasan kepada
guru bahwa strategi pengejaran harus memperhatikan perbedaan pada aspek
individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual
dalam strategi pembelajarannya. Bila tidak, maka strategi belajar tuntas atau
mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik tidak
pernah menjadi kenyataan. Paling tidak dengan pendekataan individual dapat
diharapkan kepada anak didik dengan tingkat penguasaan optimal.
Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan pembelajaran, dapat
diatasi dengan pendekatan individual. Misalnya, untuk menghentikan anak didik
yang suka bicara. Caranya dengan memisahkan/memindahkan salah satu anak
didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Anak
didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang pendiam.
Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi
kepentingan pengajaran. Pengeloalaan kelas sangat memerlukan pendekatan
individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan
individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saj melakukan
39
pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar
anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual,
walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
2) Pendekatan kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajarterkadang ada juga guru yang
menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan
kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina
dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik
sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup
bersama.
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan
rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik.mereka dibina untuk
mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga
terbina sikap kesetia kawanan sosial di kelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal
yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti
ekosistem dalam mata rantai kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Tidak ada
makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa melibatkan makhluk lain
langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak makhluk lain itu ikut ambil
bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.
Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok,
akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan ada kelebihan. Ketika guru
menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan
bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, vasilitas belajar pendukung,
metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akan diberikan kepada
anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok.
Keakraban kelompok ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
a) Perasaan diterima atau disukai teman-teman;
b) Tarikan kelompok;
c) Teknik pengelompokan oleh guru;
d) Partisipasi atau keterlibatan dalam kelompok;
40
e) Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam cara mencapainya;
f) Struktur dan sifat-sifat kelompok. Sedangkan sifat-sifat kelompok itu
adalah:
Suatu multi pesonalia dengan tingkatan keakraban tertentu;
Suatu sistem interaksi;
Suatu organisasi atau struktur;
Merupakan suatu motif tertentu dan tujuan bersama;
Merupaka suatu kekuatan atau standar perilaku tertentu;
Pola perilaku yang dapat diobservasi yang disebut kepribadian.
Setelah kami melakukan pengamatan di SD 69 Kota Bengkulu
bahwasanya guru dalam melakukan pendekatan sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang akan disampaikan guru menggunakan pendekatan individual dan
pendekatan kelompok. Hal ini dilakukan karena mengingat kemapuan siswa
dalam belajar itu berbeda-beda serta karakteristik siswa yang berbeda juga.
Makanya dengan adanya dua pendekatan itu guru bisa mengetahui kemampuan
siswa dalam mata pelajaran yang sedang disampaikannya. Dengan demikian
proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik.
3. Menelaah Sistem Evaluasi dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Menurut
Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat di atas, maka menurut
Wayan Nurkancana dan P. P. N. Sumartana, (1983: 1) evaluasi pendidikan dapat
diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai
sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala yang sesuatu yang ada hubungannya
dengan dunia pendidikan.
Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. L. Pasaribu dan Simanjuntak menegaskan bahwa:
a. Tujuan umum dari evaluasi adalah:
1) Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid
dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
41
2) Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang
didapat.
3) Menilai metode mengajar yang dipergunakan.
b. Tujuan khusus dari evaluasi adalah:
1) Merangsang kegiatan siswa.
2) Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan.
3) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan, dan bakat siswa yang bersangkutan.
4) Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang
diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan.
5) Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode
mengajar. (Abu Ahmadi dan Bihdodo Supriyono, 1991:189).
a. Evaluasi yang digunakan guru dengan tujuan pelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di Sekolah Dasar
Negeri 69 Kota Bengkulu di kelas 4,5, dan 6. Kami menemukan bahwa evaluasi
yang digunakan guru dengan tujuan pembelajaran adalah evaluasi tes, non tes, dan
penugasan. Evaluasi ini lebih dipilih guru karena sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ada. Oleh karena itu kami menyimpulkan bahwa evaluasi
yang diadakan guru berdasarkan tujuan pembelajaran ini sudah sangat sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan kurikulum. Selain itu juga, evaluasi ini bisa
memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik itu
sebagai penyampai materi pelajaran maupun sebagai siswa yang menerima
pelajaran.
b. Evaluasi yang digunakan guru dengan materi pelajaran
Setelah kami melakukan observasi dikelas 4, 5, dan 6 pada lima mata
pelajaran maka evaluasi yang digunakan guru berdasarkan meateri pelajaran yakni
evaluasi tes, non tes dan penugasan. Hampir semua mata pelajaran guru
menggunakan evaluasi ini karena evaluasi ini sangat sesuai dengan materi
pelajaran.
42
c. Evaluasi yang digunakan guru dengan pendekatan pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan kami di Sekolah Dasar Negeri 69 Kota
Bengkulu, kami menemukan bahwa evaluasi yang digunakan guru dengan
pendekatan pembelajaran ialah menggunakan evaluasi penugasan. Karena disini
siswa dikelompokkan kemudian diberikan materi pelajaran yang akan
didiskusikan siswa dalam kelompoknya. Dan hasil diskusi tersebut baru
disampaikan siswa di depan kelas. Jadi, kesimpulannya adalah evaluasi yang
digunakan guru sesuai dengan pendekatan adalah evaluasi penugasan.
d. Menelaah variasi bentuk soal dan tingkat kesukaran soal
Setelah kami melakukan pengamatan dengan bentuk soal subjektif dan
objektif maka kami menemukan tingkat validitas dan reliabilitas dari tersebut
dikatakan bagus. Dimana tingkat kesukaran soalnya bervariariasi sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa. Ada soal yang tingkat kesukarannya rendah, ada yang
tingkat kesukarannya sedang serta tingkat kesukarannya tinggi. Dengan demikian
soal tersebut tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah bagi siswa. Dengan kata
lain antara siswa yang kemampuannya rendah dan siswa yang tingkat
kemampuannya tinggi bisa menyelesaikan soal tersebut.
Secara umum soal subyektif adalah pertanyaan yang menuntut peserta
didik menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan
tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Maka
dalam tes dituntut kemampuan peserta didik untuk menggeneralisasikan
gagasannya melalui bahasa tulisan sehingga tipe soal subyektif lebih bersifat
power test.
Contoh soal subyektif adalah:
1) Kalimat pembuka untuk mengawali isi pidato yang tepat adalah....
2) Teks pidato terdiri atas tiga bagian yaitu....
3) Modal yang diperlukan dalam berpidato adalah....
43
4) Sebelum menyusun kerangka pidato hal-hal apa saja yang harus
dilakukan ?
5) Suatu berita harus aktual. Makna dari aktual itu adalah....
Tes objektif lebih baru dari test essay, tetapi tes ini banyak digunakan
dalam menilai hasil belajar disekolah-sekolah. Hal ini disebabkan antara lain
karena luasnya bahan pelajaran yang dapat dicapai dalam tes dan mudahnya
menilai jawaban testee. Tes ini dikategori selalu menghasilkan nilai yang sama
meskipun yang menilai guru yang berbeda atau guru yang sama pada waktu yang
berbeda. Tes objektif lebih dikategori pada speed tests.
Contoh soal objektif adalah sebagai berikut :
1) Anton anak terpandai di kelas VI. Arti awalan ter- pada kata terpandai
adalah....
a. Paling
b. Tidak sengaja
c. Dapat di-
d. Sengaja
2) Dialog pemain drama itu tampak jelas. Kata dialog artinya....
a. Properti
b. Kostum
c. Percakapan
d. Pakaian
3) Surat yang dikirim kepada teman termasuk jenis surat....
a. Dinas
b. Pribadi
c. Niaga
d. Resmi
4) Kata dasar dari kata pertandingan adalah....
a. Per-
b. -an
c. Per-an
d. Tanding
44
5) Gabungan kata yang menyatakan sifat adalah....
a. Kancing baju
b. Baju ayah
c. Baju biru
d. Bola Adi
Persoalan yang dihadapi pembuat soal pilihan ganda adalah untuk
menyediakan sejumlah jawaban yang baik memang sukar, antara lain jangan
sampai jawaban yang benar itu begitu menyolok, sehingga peserta didik
cenderung mudah menebak untuk memilih jawaban tersebut. Selain itu, juga
membuat “pengecoh” soal sehingga tidak mudah ditebak oleh peserta didik. Maka
untuk menghindari itu sebaiknya jawaban sedikitnya antara 4 atau 5 dan jawaban
masing pertanyaan hendaknya dibuat variasi dan jangan konstan jawabannya.
e. Menelaah administrasikan penilaian proses dan hasil belajar dan
berbagai instrumen yang digunakan
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan
nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek
diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dengan demikian penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
kriteria tertentu.
Berdasarkan pengamatan kami di kelas VI mata pelajaran
Kewarganegaran kami menemukan bahwa penilaian proses yang digunakan guru
adalah penugasan individu. Dengan penugasan individu tersebut maka siswa bisa
mendeskripsikan, menceritakan nilai- nilai juang para pahlawan, nilai kebangkitan
nasional, dan nilai sumpah pemuda dengan rasa hormat dan perhatian. Sehingga
secara tidak langsung dengan menggunakan penilaian proses seperti penugasan
individu tersebut kita telah menanamkan nilai-nilai cinta tanah air, menghargai
jasa para pejuang serta menghormati sejarah perjuangan bangsa. Dengan demikian
hasil belajar yang didapati oleh siswa semua nilai- nilai tersebut akan tertanam
dalam diri siswa dan bisa diimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
45
Dan intrumen yang digunakan guru adalah penilaian lisan, penilaian
tertulis dan penilaian sikap. Contoh instrumen penilaian tertulis dalam mata
pelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:
1) Mengapa Indonesia dapat dijajah selama ratusan tahun oleh bangsa
asing?
2) Jelaskan nilai apa saja yang terkandung dalam sumpah pemuda dan hal
apa saja yang bisa diterapkan di masa sekarang!
Contoh istrumen dalam pembelajaran Bahasa Indonesia:
1) Kalimat pembuka untuk mengawali isi pidato yang tepat adalah….
2) Sebelum menyusun kerangka pidato apa saja yang dilakukan ?
3) Intonasi dalam berpidato berkaitan dengan….
4) Teks pidato terdiri atas tiga bagian yaitu….
5) Modal diperlukan dalam berpidato adalah….
6) “Demikian tadi sambutan dari saya”
Kalimat di atas digunakan untuk….
7) Sikap kamu saat berpidato adalah….
8) Di dalam teks pidato ada tanda Tanya. Maka kalimat tanya di akhiri
dengan tanda….
f. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai
tujuan
Dari penilaian proses yang dilakukan oleh guru maka hasil penilaian
prosesnya adalah guru dapat mengetahui tingkat pencapain kompetensi selama
dan setelah proses pembelajaran, dapat memberikan umpan balik, dapat
memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar dalam rangka pengayaan.
dan remedial, dapat memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah
tentang efektivitas pendidikan.
Hasil belajar yang diperoleh adalah:
a. Tujuan umum
Menilai pencapain kompetensi peserta didik;
Memperbaiki proses pembelajaran;
46
Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa;
b. Tujuan khusus
Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;
Mendiagnosis kesulitan belajar;
Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar;
Penentuan kenaikan kelas;
Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri
dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
B. Tingkat Keberhasilan
Magang III yang dilakukan di SD Negeri 69 Kota Bengkulu mulai tanggal
22 Januari 2013 sampai dengan 5 Februari 2013 telah dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Kami memperoleh data atau informasi yang efektif
yang sesuai dengan situasi dan kondisi di SD. Serta semua warga sekolah baik
kepala sekolah, seluruh staf dan dewan guru ikut mendukung, membimbing dan
membantu kami dalam pelaksanaan magang ini. Dan akhirnya kami bisa
menyelesaikan kegiatan magang ini sesuai yang waktu serta tujuan dari kegiatan
magang III yang telah ditentukan.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung dalam kegiatan magang III ini ialah adanya kerja sama
antara pihak universitas dengan seklah mitra, kepala sekolah,guru pamong, dewan
guru, dosen pembimbing, mahasiswa dan siswa.
Sedangkan faktor penghambat selama melaksanakan magang III ini tidak
ada karena terjalin hubungan yang sangat baik dengan semua pihak yang terlibat
dalam kegiatan magang ini, baik itu dosen pembimbing, kepala sekolah, guru
pamong, dewan guru, karyawan, mahasiswa dan siswa.
D. Pengalaman Khusus yang Diperoleh
Pengalaman khusus yang kami peroleh selama magang III ini sungguh
berbeda dengan pengalaman pada magang sebelumnya. Dimana pada magang ini
47
kami memperoleh banyak pengetahuan baru diantaranya, kami bisa mengetahui
bagaimana strategi yang digunakan guru,komponen-komponen kurikulum, dan
evaluasi yang digunakan guru dalam mengetahui sejauh mana siswa bisa
memahami materi yang telah diajarkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode
jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Setelah kami melakukan kegiatan magang III di SD Negeri 69 ini, kami
dapat menyimpulkan bahwa komponen yang ada dalam kurikulum meliputi:
Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 1
1) Cover/Halaman Judul
2) Lembaran Pengesahan
3) Tim Penyusun dan Nara Sumber
4) Daftar Isi
5) I. Pendahuluan
A. Rasional
B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
6) II. Struktur dan Muatan Kurikulum
A. Struktur Kurikulum
B. Muatan Kurikulum
1. Mata Pelajaran
a. Pendidikan Agama Islam
48
b. Pendidikan Kewarganegaraan
c. Bahasa Indonesia
d. Matematika
e. Ilmu Pengetahuan Alam
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
g. Seni Budaya dan Keterampilan
h. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2. Muatan Lokal
a. Seni Budaya Daerah (Kota Bengkulu)
b. Bahasa Inggris
c. Industri Rumah Tangga
3. Kegiatan Pengembangan Diri
4. Pengaturan Beban Belajar
5. Ketuntasan Belajar
6. Kriteria Kenaikan Kelas
7. Kriteria Kelulusan
7) Kalender Pendidikan
Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 2 (Silabus)
Silabus
Strategi dan evaluasi yang digunakan guru dalam pembelajaran sesuai
dengan mata pelajaran dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan
adanya strategi, pembelajaran yang dilakukan lebih mudah dan terarah. Evaluasi
dilakukan bertujuan untuk mengetahui atau mengukur tingkat kemampuan siswa
dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan atau dijelaskan.
3.2 Saran
Adapun masukan atau saran yang kami sampaikan adalah:
Untuk mahasiswa sebaiknya bisa berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan di
Sekolah, lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan
magang.
49
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi
Aksara.
http://warungpendidikan.blogspot.com Diakses: 5 Februari 2013
http://edukasi.kompasiana.com Diakses: 6 Februari 2013
http://allings.blogspot.com Diakses: 8 Februari 2013
50
LAMPIRAN
51
52