laporan

48
SKENARIO 6 LAPORAN TUTORIAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial Blok Manajemen Kesehatan Gigi Masyarakat pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Disusun oleh: Kelompok Tutorial III

Upload: lita-damafitra

Post on 19-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fkg

TRANSCRIPT

Page 1: laporan

SKENARIO 6

LAPORAN TUTORIAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial Blok Manajemen Kesehatan

Gigi Masyarakat pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Disusun oleh:

Kelompok Tutorial III

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER

2010

Page 2: laporan

DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

Tutor : Roedy Joelianto, drg., M.Biomed

Ketua : Muhammad Iqbal (081610101103)

Scriber Meja : Idwan Tunggal (081610101006)

Scriber Papan : Dian Rosita Rahman (081610101104)

Anggota :

1. Wahyu Shintya V (081610101011)

2. Aisyah Dewi Fauziah (081610101031)

3. Ira Lahfatul M (081610101036)

4. Islachul Lailiyah (081610101037)

5. Lusi Nirmalawati (081610101048)

6. Adib Amar (081610101049)

7. Ulil Rachima P (081610101054)

8. Dian Retno Utari (081610101057)

9. Nur Baiti Dwi M (081610101062)

10. Sukma Surya Putri (081610101065)

11. Sayyidatu Alawiyah (081610101089)

12. Ayu Novita Raga (081610101101)

Page 3: laporan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario ke-6 pada blok

Manajemen Kesehatan Gigi Masyarakat. Laporan ini disusun untuk memenuhi

hasil diskusi tutorial kelompok III pada Tutorial ke-2.

Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Roedy Joelianto, drg., M.Biomed selaku tutor yang telah membimbing

jalannya diskusi tutorial kelompok III Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Jember dan yang telah memberi masukan yang membantu, bagi pengembangan

ilmu yang telah didapatkan.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

perbaikan–perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga

laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 24 Juni 2010

Tim Penyusun

Page 4: laporan

Pengelolaan program kesehatan akan lebih efektif jika program tersebut

dikelola dengan baik. Fungsi manajemen yang sangat berperan adalah fungsi

perencanaa dan fungsi pengawasan. Kedua fungsi ini saling berkaitan satu sama

lain. Fungsi pengawasan akan menghasilkan informasi tentang pelaksanaan

kegiatan program yang dibutuhkan untuk meningkatkan fungsi perencanaan.

Dokter/ dokter gigi sebagai pimpinan organisasi pelayanan kesehatan,

tidak saja dituntut untuk memiliki keterampilan kedokteran gigi, tetapi juga

dituntut memiliki pemahaman dan keterampilan dasar pelayanan kesehatan

masyarakat serta asas-asas manajemen. Sesuai dengan misi RS dan puskesmas di

era otonomi ini, puskesmas dan RS mempunyai misi mengembangkan pelayanan

kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan mangemen.

Khusus untuk program pelayanan keshatan di puskesmas, upaya

pencegahan harus lebih banayak dikembangkan. Di dalam pelaksanaanya,

pimpinan puskesmas perlu lebih banayka bekerja sama dengan klompok

masyarakat yang ada di wilayah kerjanya. Untuk itu, pimpinan puskesmas harus

peka dengan kebutuhan masyarakat sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat

yang potensial berkemabang di wilayah kerjannya masing-masing. Dokter sebagai

pimpinan puskesmas harus mampu motor penggerak kelompok-kelompok

masyarakat di wilayah kerjannya dan mengembangkan program penganggulangan

masalah kesehatan masyarakat. Dengan demikian, misi puskesmas sebagai unit

pelaksanaan teknis pembangunan keshatan di wilayah kerjanya dapat

dilaksanakan secara produktif, efektif dan efisien.

1. Apa sajakah tingkatan dalam manajemen?

2. Apa fungsi-fungsi dari manajemen?

3. Apa saja keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer dalam

tingkatan masing-masing?

4. Bagaimana langkah dalam menjalankan manajemen Kesehatan?

5. Bagaimana pula langkah dalam manajemen puskesmas?

6. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam menjalankan suatu manajemen?

Page 5: laporan

TINGKATAN MANAJEMEN

Top ManaJemen

Low ManaJemen

Middle ManaJemen

Keterampilan ManaJer

Tugas ManaJer

MANAJEMEN

Page 6: laporan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen

Istilah manajemen berasal dari kata kerja (bahasa Inggris) to manage yang

berarti control. (Mohammad Fal Sadikin, Danny Kriestanto, Erik Hadi Saputra,

Lilis Nurhayati : 2009)

Dalam bahasa Indonesia istilah untuk kata manajemen diartikan dengan

berbagai macam :

a. Lembaga Administrasi Negara, manajemen diartikan dengan istilah

kepemimpinan.

b. Angkatan Darat, manajemen diartikan dengan istilah pembinaan.

c. Universitas Indonesia, manajemen diartikan dengan istilah ketatalaksanaan.

d. Universitas Gajahmada dan Universitas Pajajaran, manajemen diartikan dengan

istilah pengurusan.

Adapun pengertian manajemen menurut para ahli, antara lain:

a. Jhon D. Millet

Manajemen adalah proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang-

orang yang terorganisir secara formal sebagai kelom-pok untuk memperoleh

tujuan yang diinginkan.

b. Ordway Tead

Manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta

membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

c. Jhon F. Me

Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha

minimal demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal

baik bagi pimpinan maupun para pekerja serta memberikan pelayanan yang

sebaik mungkin kepada masyarakat .

d. George R. Terry

Manajemen adalah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan

planning, organizing, actuating dan controlling dimana pada masing-masing

Page 7: laporan

bidang digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian dan yang diikuti

secara berurutan dalam rangka usaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan

semula.

2.2 Pengertian Manajemen Kesehatan

Dalam kegiatan apa saja, agar kegiatan tersebut dapat mencapai tujuannya

secara efektif diperlukan pengaturan yang baik. Demikian juga kegiatan dan atau

pelayanan kesehatan masyarakat juga memerlukan pengaturan yang baik, agar

tutjuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik. Proses pengaturan

kegiatan ilmiah ini disebut manajemen, sedangkan proses untuk mengatur

kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut manajemen

pelayanan kesehatan masyarakat. (Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo: 2007)

Sebagian orang menyatakan bahwa proses pengaturan kegiatan untuk

mencapai tujuan ini disebut administrasi, sehingga proses pengaturan kegiatan

dan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut administrasi kesehatan

masyarakat. Disini timbul kerancuan, karena proses kegiatan sama, namun istilah

berbeda ‘manajemen’ dan ‘administrasi’. Dalam hal ini tidak perlu diperdebatkan

mana yang benar ‘manajemen’ atau ‘administrasi’. Menurut pendapat penulis

melihat dari proses atau kegiatannya sama maka kedua hal tersebut sama.

Sedangkan pemakaiannya, apakah menggunakan ‘manajemen’ atau ‘administrasi’

terserah kepada kita masing-masing yang memakainya (tergantung selera). (Prof.

Dr. Soekidjo Notoatmodjo: 2007)

Dalam uraian ini penulis lebih cenderung menggunakan ‘manajemen’

daripada ‘administrasi’. Banyak ahli yang telah membuat batasan tentang

manajemen ini, antara lain:

a. The accomplishing of a predeterminated objectives through the effort other

people atau: Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan

dengan mengguanakan orang lain. (Robert D. Terry)

b. Management is the process, by which the excution of given purposes is put in

to operation and supervised atau: Manajemen adalah proses dimana

Page 8: laporan

pelaksanaan dari suatu tujuan diselenggarakannya dan diawasi. (Encyclopedia

of social sciences)

c. Getting things done through the offeot of people, and that function breaks

down in to at least 2 major responsibilities, one which is planning, the other

control atau: Manajemen adalah membuat tujuan tercapai melalui kegiatan-

kegiatan orang lain dan fungsi-fungsinya dapat dipecah sekurang-kurangnya 2

tanggung jawab utama, yakni perencanaan dan pengawasan.

d. Management is the process under taken by one or more persons to coordinate

the activities of other persons to achive results not attainable by anyone persons

acting allone atau: Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu

ornag atau lebih untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain guna

mencapai hasil tujuan yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja.

(Evancevich, 1989)

Dari batasan-batasan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan umum

bahwa manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna

mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Seorang manajer dalam mencapai

tujuan adalah secara bersama-sama dengan orang lain atau bawahannya. Apabila

batasan ini diterapkan dalam bidangh kesehatan masyarakat dapat dikatakan

sebagai berikut. Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau seni untuk

mengatur para petugas kesehatan dan non petugas kesehatan guna meningkatkan

kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. (Prof. Dr. Soekidjo

Notoatmodjo: 2007)

Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan

manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang

menjadi objek atau sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan

masyarakat. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh, terpadu yang terdiri dari

berbagai elemen (subsistem) yang saling berhubungan dalam suatu proses attau

struktur dalam upaya menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan tertentu.

Oleh sebab itu, sistem pelayanan kesehatan merupakan struktur atau gabungan

dari subsistem dalam suatu unit atau dalam suatu proses untuk mengupayakan

pelayanan kesehatan masyarakat baik preventif, kuratif, promotif maupun

Page 9: laporan

rehabilitatif. Sehingga sistem pelayanan kesehatan ini dapat berbentuk Puskesmas,

Rumah Sakit, Balkesmas, dan unit-unit kesehatan lain. (Prof. Dr. Soekidjo

Notoatmodjo: 2007)

Dari pendapat berbagai pendapat para ahli dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa fungsi manajemen itu pada garisnya terdiri dari:

a. Perencanaan (planning)

b. Pengorganisasian (organizing)

c. Penyusunan personalia (staffing)

d. Pengkoordinasian (coordinating)

e. Penyusunan anggaran (budgeting)

2.3 Kegiatan Manajemen

Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya di dalam

organisasi. Kegiatan manajemen tingkat atas, menengah dan bawah adalah

berbeda. Kegiatan-kegiatan manajemen mempengaruhi pengolahan informasi,

karena informasi yang dibutuhkan berbeda untuk masing-masing tingkatan.

Kebutuhan informasi yang berbeda ini dapat diketahui dari masing-masing

kegiatan manajemen tersebut. Kegiatan manajemen untuk masing-masing

tingkatan dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Perencanaan strategi (strategic planning), merupakan kegiatan manajemen

tingkat atas.

2. Pengendalian manajemen (management control), merupakan kegiatan

manajemen tingkat menengah.

3. Pengendalian operasi (operational control), merupakan kegiatan manajemen

tingkat bawah.

Page 10: laporan

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Tingkatan Manajemen

Bahwa manajemen digunakan dalam segala bentuk kegiatan baik kegiatan

profesi maupun non profesi, baik organisasi pemerintah maupun swasta, maka

manajer dapat diklasifikasikan dalan dua cara yaitu tingkatan dalam organisasi

dan lingkup kegiatan yang dilakukan.

Bila dilihat dari tingkat dalam organisasi, manajemen dibagi menjadi tiga

golongan yang berbeda, yaitu :

1. Manajemen Puncak (Top Manajemen)

Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan-

keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil

direktur, direktur utama.  Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat

puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan

mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer

dibawahnya. Misal:

2. Manajemen Menengah (Middle Manajemen)

Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi,

artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang

lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan reana dan memastikan

tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur

produk.

3. Manajemen Bawah/Lini (Low Manajemen)

Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah

ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tngkatan ini juga

memiliki keahlian yaitu keahlian teknis, atrinya keahlian yahng mencakup

prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misal:

supervisor/pengawas produksi, mandor.

Page 11: laporan

Gambar 1. Tingakatan manajer dalam suatu organisasi.

Top level manajemen dan executive manajemen dapat terdiri dan direktur

utama (president), direktur (vice-president) dan eksekutif lainnya di fungsi-fungsi

pemasaran, pembelian, teknik, produksi, keuangan dan akuntansi. Sedang middle

level manajemen dapat terdiri dari manajer-manajer divisi dan manajer-

manajercabang.

Lower level manajemen disebut dengan operating manajemen dapat

meliputi mandor dan pengawas.Top level manajemen disebut juga dengar

strategic level, middle level manajemen dengan tactical level dan lower level

manajemen dengan technical level.

Jumlah manajemen pada setiap tingkatan tergantung pada besar kecilnya

suatu organisasi atau instansi. Namun demikian, biasanya Top Management

jumlahnya akan lebih sedikit dari pada Middle Management, dan Middle

Management lebih sedikit daripada Lower Management.

Jadi semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin banyak memerlukan

keterampilan administrasi/manajemen, tetapi keterampilan operasionalnya

semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah kedudukan seseorang, maka

keteramplian operasionalnya semakin tinggi, sedangkan keterampilan

administrasinya/manajemennya makin rendah.

Dengan bahasa yang sederhana, sebetulnya ketiga jenis tingkatan

manajemen tersebut bekerja pada waktu yang sama, tetapi jenis kegiatannya

Page 12: laporan

berbeda. Manajemen Tingkat Atas lebih banyak bekerja dengan pikiran, sedikit

sekali bekerja secara fisik atau tenaga. Manajemen Tingkat Menengah, antara

kerja pikir dengan kerja fisik boleh dikatakan seimbang. Sedangkan Manajemen

Tingkat Bawah, bekerja dengan pikiran sedikit sekali, sementara dengan fisik atau

tenaga amat besar/banyak.

Dilihat dari kegiatan yang dilakukan :

Manajer Fungsional, bertanggung jawab pada suatu kegiatan unit organisasi

(produksi, pemasaran, keuangan, personalia, dll

Manajer Umum, bertanggung jawab atas semua kegiatan unit.

Didalam melaksanakan tugas, setiap tingkatan manajer mempunyai fungsi

utama atau keahlian yang berbeda yaitu:

1. Keahlian Teknik (Technical Skill) yaitu keahlian tentang bagaimana cara

mengaerjakan dan menghasilkan sesuatu yang teriri atas pengarahan dengan

motivasi, supervisi, dan kemunikasi .

2. Keahlian Manajerial (Managerial Skill) yaitu keahlian yang terkait dengan hal

penetapan tujuan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, dan

pengawasan.

Informasi merupakan sumber daya utama bagi manajer yang dapat

dikelola, bersumber pada 2 pengaruh :

1. Kegiatan bisnis semakin kompleks.

2. Komputer mencapai kemampuan yang semakin baik.

Output yang dihasilkan digunakan oleh manajer dan orang-orang yang

membutuhkan:

Computer Literate

Keahlian Manajer

Information Literate

Sumber daya Manajemen Informasi dapat berupa:

1. Sumber daya FISIK : manusia, mesin, material, uang.

2. Sumber daya KONSEPTUAL : Informasi (termasuk data).

Tugas manajer mengelola sumber daya ini agar dapat digunakan secara

efektif. Manajer harus memastikan bahwa data mentah yang terkumpul dan

Page 13: laporan

kemudian diproses menjadi informasi yang berguna dan kemudian memastikan

bahwa informasi tersebut layak digunakan oleh oarng-orang dilingkungan

organisasi dalam bentuk yang tepat danpada saat yang tepat sehingga informasi

tersebut dapat digunakan secara maksimal. Akhirnya manajer membuang

informasi yang tidak berguna dan menggantinya dengan informasi yang up-to-

date. Semua Kegiatan diatas dinamakan “Manajemen Informasi”.

3.2 Fungsi Manajemen

Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi

maupun di antara teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen,

sering pula disebut unsur-unsur manajemen.

Berbagai pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen akan tampak jelas

dengan dikemukakannya pendapat beberapa penulis sebagai berikut :

- Louis A. Allen : Leading, Planning, Organizing, Controlling.

- Prajudi Atmosudirdjo : Planning, Organizing, Directing, atau Actuating and

Controlling.

- John Robert B., Ph.D : Planning, Organizing, Command -ing, and Controlling.

- Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.

- Luther Gullich : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating,

Repor-ting, Budgeting.

- Koontz dan O’Donnel : Organizing, Staffing, Directing, Planning,

Controlling.

- William H. Newman : Planning, Organizing, Assem-bling, Resources,

Directing, Controlling.

- Dr. S.P. Siagian., M.P.A : Planning, Organizing, motivating and Controlling.

- William Spriegel : Planning, organizing, Controlling

- Lyndak F. Urwick : Forecasting, Planning Orga-nizing, Commanding,

Coordina-ting, Controlling.

- Dr. Winardi, S.E : Planning, Organizing, Coordi-nating, Actuating, Leading,

Co-mmunication, Controlling

Page 14: laporan

- The Liang Gie : Planning, Decision making, Directing, Coordinating, Control-

ling, Improving.

- James A.F.Stoner : Planning, Organizing, Leading, and Controlling.

- George R. Terry : Planning, Organizing, Staffing, Motivating, and

Controlling.

Dari beberapa pendapat para penulis di atas dapat dikombinasikan, fungsi-

fungsi manajemen adalah sebagai berikut :

a) Planning

Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan

yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa

perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu

hasil yang diinginkan. Fungsi perencanaan sebagai suatu proses, mempunyai

langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu :

1. Analisis situasi

2. Identifikasi masalah

3. Prioritas masalah

4. Menetapkan tujuan

5. Alternatif pemecahan masalah

6. Rencana kerja (plan of action)

Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang

perlu untuk mencapai sasaran tadi.

b) Organizing

Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam

cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.

c) Leading

Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :

Mengambil keputusan

Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan

bawahan.

Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya

mereka bertindak.

Page 15: laporan

Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta

memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil

dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

d) Actuating

Penggerakan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota

kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan

perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi (George R. Terry)

e) Directing/Commanding

Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan

dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi

kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat

dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah

ditetapkan semula.

f) Motivating

Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi

manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada

bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang

diinginkan oleh atasan.

g) Coordinating

Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen

untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,

kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan

menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang

terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.

h) Controlling

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah

satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu

mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke

jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.

Page 16: laporan

i) Reporting

Reporting adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian

perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala

hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih

tinggi.

j) Staffing

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan

personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,

pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna

maksimal kepada organisasi.

k) Forecasting

Forecasting adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran

terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang

lebih pasti dapat dilakukan.

l) Evaluating

Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan

dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang ditetapkan (who).

Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang dilakukan untuk

mengetahui kemajuan pelaksanaan program. perbedaannya terletak pada

sasarannya, sumber data, pelaksana siapa dan waktu pelaksanaannya

3.3 Keterampilan Manajer

Secara umum, terdapat empat keterampilan manajer pada masing-masing

tingkat manajer:

1. Keterampilan Konseptual

Ketrampilan atau kemampuan mental untuk mengkordinasikan dan

mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi.

2. Keterampilan Kemanusiaan

Kemampuan untuk saling bekerja sana dengan memahami dan memotivasi

orang lain.

Page 17: laporan

3. Keterampilan Administrasi

Kemampuan yang ada hubungannya dengan fungsi manajemen yang

dilakukan.

4. Keterampilan Teknik

Kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur, dan metode

dari suatu bidang tertentu.

Gambar 2. Perbedaan masing-masing tingakatan manajer

Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer

membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut

adalah:

1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)

Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk

membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau

ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana

kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran

ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai

proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional

juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.

2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)

Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan

keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang

lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif

harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya.

Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat

karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka

Page 18: laporan

kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan

manajemen atas, menengah, maupun bawah.

3. Keterampilan teknis (technical skill)

Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat

yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk

menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program

komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua

keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:

4. Keterampilan manajemen waktu

Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer

untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin

mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004,

sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan

bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu,

maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per

menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan

sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji

yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka

miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti

membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.

5. Keterampilan membuat keputusan

Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara

terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang

paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top

manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan.

Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai

alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus

mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang

dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan

Page 19: laporan

alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap

berada di jalur yang benar.

Pada pengertian tersebut dikatakan bahwa manajemen adalah proses

pencapaian tujuan melalui kerja orang lain. Dengan demikian berarti dalam

manajemen terdapat minimal 4 (empat) ciri, yaitu:

a. ada tujuan yang hendak dicapai,

b. ada pemimpin (atasan),

c. ada yang dipimpin (bawahan),

d. ada kerja sama.

Khusus menyangkut masalah pemimpin (atasan) harus memiliki berbagai

kemampuan ( skills). Kemampuan ( skills) yang dimaksud terdiri dari:

1. Managerial skills (entrepreneurial), yaitu kemampuan untuk mempergunakan

kesempatan secara efektif serta kecakapan untuk memimpin usaha-usaha

yang penting.

2. Techological skills, yaitu keahlian khusus yang bersifat ekonomis teknis yang

diperlukan pada pelaksanaan pekerjaan ekonomis.

3. Organisational skills, yaitu kecerdasan untuk mengatur berbagai usaha.

Dalam kenyataannya tidak setiap pemimpin harus memiliki seluruh

kemampuan dengan tingkat intensitas yang sama. Sebab pemimpin itu sendiri

dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tingkatan. Sehingga kemampuan yang

harus dimilikinya pun tentu berbeda.

3.4 Langkah-Langkah Manajemen Kesehatan

Langkah-langkah dalam menjalankan manajemen kesehatan:

a) Planning

Gitosudarmo (1998) menyatakan bahwa planning (perencanaan) pada

prinsipnya merupakan pemilihan sasaran organisasi atau penentuan tujuan

orgnisasi yang kemudian dijabarkan ke dalam bentuk kerja sama dan

pembagian tugas. Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan

dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan

tujuan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.

Page 20: laporan

Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil

tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat

digunakan untuk memenuhi tujuan. Perencanaan merupakan proses terpenting

dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya

tak dapat berjalan. Kegiatan perencanaan meliputi pemilihan dan penentuan

tujuan organisasi, dan penyusunan strategi, kebijaksanaan, program, dan lain-

lain.

Selanjutnya Hapzi Ali (2008) memaparkan tentang sisi positif dan negatif dari

sebuah kegiatan perencanaan, beberapa jenis perencanaan, proses

perencanaan, serta hambatan dalam melakukan kegiatan perencanaan.

1. Positif dan negatif perencanaan

Sisi positif:

a. membantu melihat masa depan

b. koordinasi semakin baik

c. mengurangi ketidakpastian

d. lebih mendekatkan organisasi ke tujuannya

Sisi negatif:

a. waktu dan tenaga ekstra

b. penekanan yang berlebihan pada perencanaan mengakibatkan

ketidakseimbangan dengan fungsi lainnya

2. Beberapa jenis perencanaan

Visi & Misi menggambarkan peranan atau maksud keberadaan suatu

organisasi pada masyarakat tertentu.

Tujuan merupakan titik akhir dimana aktivitas organisasi diarahkan.

Strategi merupakan rencana umum/pokok untuk mencapai tujuan

organisasi.

Kebijakan merupakan pernyataan atau pemahaman umum yang

membantu mengarahkan pengambilan keputusan (khususnya cara

berpikirnya).

Prosedur merupakan serangkaian aktivitas atau tindakan, yang lebih

mengarahkan tindakan (bukan cara berpikir).

Page 21: laporan

Aturan merupakan rencana yang dipilih dari beberapa alternatif, untuk

dilakukan atau tidak dilakukan.

Program merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari tujuan,

kebijakan, prosedur, aturan, penugasan, langkah yang harus dilakukan,

alokasi sumber daya, dan elemen lainnya, berdasarkan alternatif

tindakan yang dipilih.

Anggaran merupakan rencana yang dinyatakan dalam angka.

3. Proses perencanaan

Perencanaan Strategis

Dari misi organisasi diturunkan tujuan strategis. Rencana strategis

ditujukan untuk mencapai tujuan strategis. Biasanya rencana strategis

ditetapkan oleh manajemen puncak.

Perencanaan Taktis

Rencana taktis diturunkan dari misi dan rencana strategis. Rencana

taktis ditujukan untuk mencapai tujuan taktis yang merupakan bagian

tertentu dari rencana strategis. Fokus pada hubungan manusia dan aksi,

dan biasanya ditetapkan oleh menajemen menengah.

Rencana Operasional

Tujuan operasinal diturunkan dari tujuan dan rencana taktis. Rencana

operasional lebih sempit dengan jangka waktu yang lebih pendek dan

banyak melibatkan manajemen tingkat bawah.

1) Rencana Tunggal untuk aktivitas tidak berulang, contoh: program,

proyek, dan anggaran.

2) Rencana Standing untuk aktivitas yang berulang, contoh:

kebijakan, prosedur standar, dan aturan.

Perencanaan Situasional (kontijensi)

Merupakan perencanaan yang mencakup perencanaan alternatif jika

kejadian situasional muncul.

Page 22: laporan

Perencanaan dan Tingkatan Manajemen

Manajemen puncak akan lebih banyak terlibat dalam perencanaan

strategis, manajemen menengah dalam perencanaan taktis, dan

manajemen tingkat bawah dalam perencanaan operasional.

4. Hambatan dalam melakukan kegiatan perencanaan

Hambatan dalam Perencanaan yang Efektif

Tujuan yang tidak tepat, tidak memahami lingkungan dan organisasi,

dan tidak percaya diri.

Mengatasi Hambatan

Pelatihan atau bantuan untuk manajer dalam hal penetapan tujuan dan

pemahaman organisasi dan lingkungan.

b) Organizing

Donnely (1975) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah suatu pekerjaan

yang dilakukan oleh seorang pimpinan untuk menggabungkan dan mengatur

sumber daya yang dimiliki. Langkah-langkah yang diperlukan meliputi:

penetapan struktur organisasi dengan pembagian tugas

pengaturan hak dan wewenang masing-masing sehingga dapat bekerjasama

secara efisien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu

kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian

mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang

yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi

tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa

yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-

tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas

tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil, penentuan sumber

daya dan kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi atau kelompok

kerja, penugasan wewenang dan tanggungjawab serta koordinasi.

Pengorganisasian pada dasarnya sebagai alat yang akan dapat merealisasi

Page 23: laporan

sasaran atau tujuan tujuan organisasi yang telah dibuat oleh manajer

(Gitosudarmo 1998).

Luluk Kholisoh (2005) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah proses

yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam

perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan

tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat

memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif

dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan dalam fungsi

pengorganisasian meliputi:

1. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan

menetapkan prosedur yang diperlukan.

2. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis

kewenangan dan tanggungjawab.

3. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber

daya manusia/tenaga kerja.

4. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.

Dalam fungsi pengorganisasian, manager memutuskan bagaimana caranya

memadukan sumber daya manusia dan sumber daya-sumber daya lainnya

yang dimiliki oleh organisasai tersebut sehingga rencana-rencana organisasi

dapat digulirkan.

c) Controling

Aswar Daris (2009) menegaskan pengawasan (controlling) adalah segenap

kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas/pekerjaan telah

dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kebijaksanaan yang

telah digariskan dan perintah (aturan) yang diberikan. Pengawasan adalah

suatu pemeriksaan yang dilakukan secara menyeluruh dengan mengadakan

perbandingan yang seharusnya (das Sollen) dan yang adanya (das Sein).

Pengendalian adalah pengawasan yang mempunyai wewenang untuk

melakukan tindak turun tangan, atau pengendalian adalah pengawasan yang

dilanjutkan dengan tindakan koreksi. Pengawasan merupakan bagian dari

Page 24: laporan

fungsi manajemen, disamping fungsi perencanaan, pengorganisasian dan

pelaksanaan. Pengawasan adalah tanggung jawab pimpinan, tapi karena tidak

mungkin pimpinan melakukan semuanya maka pengawasan dilimpahkan

kepada unit pengawasan. Disamping itu pengawasan harus bisa mengukur

objek apa yang telah dicapai, menilai pelaksanaan serta

mengadakan/menyarankan tindakan perbaikan atau penyesuaian yang

dipandang perlu, disamping itu pengawasan sendiri harus bisa mengevaluasi

diri tentang apa yang telah dicapainya (inspeksi diri). Secara langsung

pengawasan bertujuan untuk:

1. Menjamin ketepatan pelaksanaan sesuai rencana, kebijaksanaan dan

perintah (aturan yang berlaku).

2. Menertibkan kordinasi kegiatan

Kalau pelaksana pengawasan banyak , jangan ada objek pengawasan

dilakukan berulang-ulang , sebaliknya ada objek yang tak pernah tersentuh

pengawasan.

3. Mencegah pemborosan dan penyimpangan

4. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa yang

dihasilkan. Tujuan akhir suatu pekerjaan yang professional adalah

terciptanya kepuasan masyarakat (konsumen), Masyarakat puas akan

datang kembali dan mengajak teman-teman nya, sehingga meningkatkan

produksi/penjualan yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan

perusahaan

5. Membina kepercayaan masyarakat pada kepemimpinan organisasi

Ruang lingkup/sasaran pengawasan adalah:

1. Sumber daya (resources=input) yang terkenal dengan 5M.

2. Prosesnya yang mempunyai prosedur tetap dengan standar dan cara kerja

yang baik sehingga menghasilkan produk yang bermutu.

3. Hasil (output) baik secara kualitatif dan kuantitatif.

Masyarakat percaya saja akan mutu kemanfaatan dan keamanan produk yang

dihasilkan, karena itu perlu dilakukan internal audit oleh bagian quality

control nya dan eksternal audit oleh institusi pengawas.

Page 25: laporan

Sukamdiyo (1997) menyatakan bahwa fungsi pengendalian (controling)

merupakan proses memastikan bahwa hasil-hasil sesuai dengan rencana-

rencana semula.

Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, manajer-manajer mengambil

langkah-langkah penting dalam upaya memastikan bahwa setiap bagian

organisasi mengikuti rencana yang telah digariskan dalam tahap perencanaan.

Manajer-manajer mempelajari laporan-laporan yang ada dan kemudian

membandingkannnya dengan rencana- rencana yang telah disusun

sebelumnya.

Perbandingan-perbandingan ini dapat menunjukkan dimana kegiatan-kegiatan

usaha tidak berjalan dengan secara efisien dan dimana orang- orang yang

membutuhkan bantuan dalam menunaikan tugas-tugasnya. Laporan-laporan

yang masuk ke manajemen disebut umpan balik. Umpan balik (feedback)

adalah informasi yang dapat dipakai untuk mengevaluasai atau mengoreksi

tahap-tahap yang diambil untuk menerapkan sebuah rencana. Berbekal umpan

balik, seorang manajer (atau karyawan) dapat mengambil langkah seperlunya.

Umpan balik yang diterima oleh manajemen dapat saja mengidentifikasikan

adanya kebutuhan untuk merevisi rencana, menyusun strategi baru, atau

menata ulang struktur organisasi. Umpan balik merupakan kunci manajemen

yang efektif dalam setiap organisasi. Umpan balik mempunyai dua fungsi

yaitu:

1. Umpan balik memberikan sinyal kepada manajer perihal aktifitas-aktifitas

perusahaan. Apabila kinerja ternyata selaras dengan rencana, umpan balik

ini menadakan bahwa kegiatan-kegiatan dalam keadaan terkendali dan

tidak dibutuhkan tindakan manjemen. Namun apabila kinerja ternyata

menyimpang jauh dari rencana, maka manajemen perlu memutuskan

bagaimana mengubah kegiatan-kegiatan perusahaan dalam rangka

membenahi kenerjanya pada masa yang akan datang.

2. Umpan balik memungkinkan manajemen mengevaluasi kinerja.

Manajemen lapisan atas mesti mengevaluasi seberapa baik manajemen

Page 26: laporan

lapisan bawah menunaikan aktivitas-aktivitas yang dibebankan kepada

mereka dalam tahap perencanaan terdahulu.

3.5 Langkah-Langkah Manajemen Puskesmas

Untuk terselengaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan, puskesmas perlu

ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik.

Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara

sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Ada

tiga fungsi manajemen puskesmas yakni perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban.

1. Perencanaan

Merupakan proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi

masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Rencana tahunan puskesmas

dibedakan atas dua macam yaitu rencana tahuna upaya kesehatan wajib.

Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.

a. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Langkah – langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas adalah :

i. Menyusun Usulan Kegiatan

Usulan disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan

rincian kegiatan, tujuan, sasarn, besaran kegiatan (volume), waktu,

lokasi, serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana

ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan puskesmas yang

dilaksanakan sesuai dengan siklus perencanaan kabupaten/kota

dengan mengikutsertakan BPP serta dikoordinasikan dengan cermat.

ii. Mengajukan usulan kegiatan

Langkah kedua adalah mengajukan usulan kegiatan ke dinas

kesehatan kabupaten/kota untuk persetujuan pembiayaan. Dalam

mengajukan usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan

kebutuhan rutin, saran dan prasarana dan operasional puskesmas

beserta pembiayaannya.

Page 27: laporan

iii. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah ketiga adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang

telah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Rencana Kerja

Kegiatan/Plan of Action), dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yag

dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping)

b. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan

Langkah – langkah yang harus dilakukan adalah :

i. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan

Identifikasi dilakukan berdasarkan ada tidaknya masaah kesehatan

yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan tersebut.

Apabila puskesmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah

dilakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara

langsung di lapangan (Survei mawas Diri). Tetapi apabila kemampuan

pengumpulan data bersama masyarakat tidak dimiliki oleh puskesmas,

identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq

Technique).

Survei mawas diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali

keadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk

mengatasi masalah tersebut. Tahap pelaksanaan antaralain

pengumpulan data (data primer maupun data sekunder), pengolahan

data dan penyajian data berupa data masalah dan potensi.

Delbecq Technique merupakan perumusan masalah dan identifikasi

potensi melalui kesepakatan sekelopok orang yang memahami

masalah tersebut. Tahapannya berupa pembentukan tim, menyusun

daftar masalah, menetapkan criteria penilaian masalah, dan

menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan criteria penilaian

dilengkapi dengan urutan tentang potensi yang dimiliki.

ii. Menyusun Usulan kegiatan

Langkah kedua adalah menyusun usulan kegiatan yang berisikan

rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu,

lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana

Page 28: laporan

yang telah disusun diajukan dalam bentuk gantt chart. Penyusunan

rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui

pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan

dinkes kabupaten/kota dalam bentuk musyawarah masyarakat.

iii. Mengajukan Usulan kegiatan

Langkah ketiga mengajukan ususlan kegiatan ke dinas kesehatan

kabupaten/kota untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan dapat pula

diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak – pihak lainnya.

iv. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah keempat menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah

disetujui oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau penyandang dana

lain.

2. Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan

serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas, baik

rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya

kesehatan pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah

kerja puskesmas. Langkah –langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah

sebagai berikut :

a. Pengorganisasian

Untuk dapat terlaksanaya rencana kegiatan puskesmas perlu dilakukan

pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan.

Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan

para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah

kerja. Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara

lintas sektoral.

b. Penyelenggaraan

Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah

menyelnggarakan rencana kegiatan puskesmas, dalam arti para penanggung

jawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian,

Page 29: laporan

ditugaskan menyelenggarakan kegiatan puskesmas sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan.

c. Pemantauan

Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang

dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan mencakup hal – hal sebagai

berikut :

i. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai

yang dibedakan atas dua hal yaitu telaahan internal dan telaahan

eksternal.

Telaahan internal yakni telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan

kegiatan dan hasil yang dicapai oleh puskesmas, dibandingkan dengan

rencana dan standar pelayanan. Telaahan eksternal yakni telaahan

triwulan terhadap hasil yang dicapai oleh sarana pelayanan kesehatan

tingkat pertama lainnya serta sector lain terkait yang ada di wilayah

kerja puskesmas. Telaahan triwulan ini dilakuka dalam lokakarya mini

triwulan puskesmas secara lintas sektoral.

ii. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan keiatan sesuai dengan

pencapaian kinerja puskesmas serta masalah dan hambatan yang

ditemukan dari hasil telaahan bulanan dan triwulan.

d. Penilaian

Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang

dilakukan mencakup hal – hal berikut :

- Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil

yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar

pelayanan.

- Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan

pencapaian serta masalahn dan hambatan yang ditemukan untuk

rencana tahun berikutnya.

3. Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian

atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap

Page 30: laporan

rencana dan peraturan perundang – undangan serta berbagai kewajiban yang

berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban

dilakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Pengawasan

Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan

pengawasan eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh

atasan langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas

kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait.

Pengawasan mencakup aspek administrative, keuangan dan teknis

pelayanan.

b. Pertanggungjawaban

Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus membuat

laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan

kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk

keuangan. Laporan tersebut disampaikan ke dinas kesehatan

kabupaten/kota serta pihak–pihak terkait lainnya. Apabila terjadi

penggantian kepala puskesmas, maka kepala puskesmas yang lama

diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.

3.6 Hambatan dalam menjalankan Manajemen

Dalam menjalankan tugasnya, seorang manajer tidak terlepas pula dari

hamabtan-hambatan yang selalu menyertai, hal tersebut terjadi pada semua

tingkatan manajemen, antara lain hambatan dalam keterampilan konseptual

(pengambilan kebijaksanaan), kepemimpinan yang kurang baik, kerja sama yang

buruk (humanity skill), komunikasi yang kurang lancar, manajemen skill,

pemberian beban kerja yang terlalu berlebih, hingga pengalaman yang kurang.

Selain hambatan dari sumber daya manusia sendiri, hambatan dapat juga

muncul dari factor luar, yakni,keterlambatan system informasi, adanya hambatan

semantic (hambatna dalam proses penyampaian), hingga biaya pelaksanaan.

Page 31: laporan

BAB 4. KESIMPULAN

1. Manajemen dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda, yaitu Manajemen

Puncak (Top Manajemen), Manajemen Menengah (Middle Manajemen),

Manajemen Bawah/Lini (Low Manajemen).

2. Dari beberapa pendapat para penulis dapat dikombinasikan, fungsi-fungsi

manajemen adalah planning, organizing, leading, actuating, directing,

motivating, coordinating, controlling, reporting, staffing, forecasting, dan

evaluating,

3. Terdapat empat keterampilan manajer pada masing-masing tingkat manajer,

antara lain keterampilan konseptual, keterampilan kemanusiaan, keterampilan

administrasi, dan keterampilan teknik.

4. Langkah-langkah dalam menjalankan manajemen kesehatan, yaitu planning,

organizing, serta controlling.

5. Terdapat tiga fungsi manajemen puskesmas yakni perencanaan, pelaksanaan

dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban.

6. Factor penghambar dalam menjalankan suatu manajemen, yakni factor

internal (dari manusianya sendiri) maupun eksternal (lingkungan).

Page 32: laporan

DAFTAR PUSTAKA

Ernawati Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah. 2006. Pengantar Manajemen.

Kencana : Jakarta.

Heru Kusyuliantara, Mubasysyir Hasanbasri . 2006. Gambaran Pelaksanaan

Program Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kumun Kabupaten Kerinci.

Working Paper Series No. 26 April 2006, First Draft

Sutisna. 2010. Pengertian Manajemen. [on-line].

http://sutisna.com/pengetahuan/pengertian-manajemen-3/. [20 Juni 2010].

Tim Elearning Gunadarma. Tanpa tahun. Modul Pengantar Manajemen. [on-line].

http://srisetya.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17148/Pengertian+M

anajemen.pdf. [20 Juni 2010].