laporan 1_ isolasi pati ubi kayu

15
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris, yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat” dan memiliki nisbah karbon terhadap hidrogen dan terhadap oksigen sebagai 1: 2 : 1. Sebagai contoh, rumus empiris D-glukosa hidrogen adalah C6H12O6, yang juga dapat ditulis sebagai (CH2O)6 atau C6(H2O)6. Karbohidrat terdiri dari tiga golongan utama berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, yakni monosakarida, disakarida dan polisakarida. Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa & galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa & laktosa. Jenis- jenis karbohidrat sederhana ini dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti madu, buah-buahan dan susu. Sedangkan contoh dari karbohidrat kompleks adalah glikogen (simpanan energi di dalam tubuh), selulosa, serat (fiber) dan pati (starch). Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan glikosidik. Ini polisakarida diproduksi oleh semua hijau tanaman sebagai menyimpan energi. Salah satu produk makanan pokok yang mengandung pati yakni terdapat pada umbi-umbian seperti ubi kayu. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya, serta apakah lurus atau

Upload: syawal-endless

Post on 21-Nov-2015

465 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

Karbohidrat adalah

TRANSCRIPT

  • I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa

    yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Nama

    karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari

    golongan ini mempunyai rumus empiris, yang menunjukkan bahwa

    senyawa tersebut adalah karbon hidrat dan memiliki nisbah karbon

    terhadap hidrogen dan terhadap oksigen sebagai 1: 2 : 1. Sebagai contoh,

    rumus empiris D-glukosa hidrogen adalah C6H12O6, yang juga dapat ditulis

    sebagai (CH2O)6 atau C6(H2O)6.

    Karbohidrat terdiri dari tiga golongan utama berdasarkan jumlah

    unit gula dalam rantai, yakni monosakarida, disakarida dan polisakarida.

    Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa,

    fruktosa & galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa & laktosa. Jenis-

    jenis karbohidrat sederhana ini dapat ditemui terkandung di dalam produk

    pangan seperti madu, buah-buahan dan susu. Sedangkan contoh dari

    karbohidrat kompleks adalah glikogen (simpanan energi di dalam tubuh),

    selulosa, serat (fiber) dan pati (starch).

    Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan glikosidik. Ini

    polisakarida diproduksi oleh semua hijau tanaman sebagai menyimpan

    energi. Salah satu produk makanan pokok yang mengandung pati yakni

    terdapat pada umbi-umbian seperti ubi kayu. Berbagai macam pati tidak

    sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya, serta apakah lurus atau

  • bercabang rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat

    dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut tersebut disebut amilosa dan

    fraksi tidak terlarut disebut amilopektin. Berdasarkan latar belakang di atas

    maka perlu diadakan praktikum Isolasi Pati.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah pada praktikum Isolasi Pati adalah sebagai

    berikut :

    1. Bagaimana cara mengisolasi pati pada ubi kayu, ubi jalar, dan ubi talas.

    2. Bagaimana presentase pati pada ubi kayu, ubi jalar, dan ubi talas.

    C. Tujuan Praktikum

    Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Isolasi Pati adalah

    sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui cara mengisolasi pati pada ubi kayu, ubi jalar, dan

    ubi talas.

    2. Untuk mengetahui presentase pati pada ubi kayu, ubi jalar, dan ubi talas.

    D. Manfaat Praktikum

    Manfaat yang diperoleh pada praktikum Isolasi Pati adalah sebagai

    berikut :

    1. Dapat mengetahui cara mengisolasi pati pada ubi kayu, ubi jalar, dan

    ubi talas.

    2. Dapat mengetahui presentase pati pada ubi kayu, ubi jalar, dan ubi talas.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    Pati merupakan polisakarida berupa polimer dari -D-glukosa. Pati

    terdapat pada sel akar dan biji tanaman sebagai partikel yang tidak larut air

    yang disebut granula. Pati dapat dicerna dengan cepat oleh tubuh dan

    merupakan sumber energi yang penting dalam bahan pangan. Hampir

    setengah dari pati yang dihasilkan digunakan pada pembuatan sirup dan

    gula. Pati, termasuk pati yang termodifikasi kimia, digunakan dalam

    berbagai pangan olahan seperti saus, puding dan pengisi pie, serta dalam

    berbagai industri seperti industri tekstil, kertas serta sebagai bahan utama

    pada pembuatan plastik biodegradable (Davidek dkk., 1990 dalam Erika,

    2010).

    Ubi kayu merupakan tanaman yang mudah beradaptasi di daerah

    tropis maupun subtropis dan mudah diperoleh dengan harga murah. Ubi

    kayu memiliki kandungan pati yang cukup tinggi yaitu mencapai 34,70%

    dalam 100 gram bahan sehingga tanaman ini sangat cocok dimanfaatkan

    sebagai sumber pati dalam pembuatan dekstrin (Zusfahair, 2012).

    Starch atau pati merupakan polisakarida hasil sintesis dari tanaman

    hijau melalui proses fotosintesis . Pati memiliki bentuk Kristal bergranula

    yang tidak larut dalam air pada temperature ruangan yang memiliki ukuran

    dan bentuk tergantung pada jenis tanamannya. Komposisi pati pada

    umumnya terdiri dari amilopektin sebagai bagian terbesar dan sisanya

    amilosa, dimana masing-masing memiliki sifat alami yang berbeda yaitu

    10-20% amilosa dan 80-90% amilopektin (Niken, 2013).

  • Pati (starch) berbeda dengan selulosa. Pada selulosa monomer D-

    glukosa terhubung satu dengan yang lain secara sedangkan pada tepung

    (pati) monomer D-glukosanya terhubung secara . Pati merupakan

    cadangan karbohidrat bagi tanaman, dan seperti halnya selulosa, pati juga

    akan terhidolisis dalam suasana asam menjadi monomer -D-glukopiranosa

    (Riswiyanto, 2009).

    Ubi kayu merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang diduga juga

    mempunyai pola hubungan antara tingkat ketuaan, kekerasan dan

    kandungan pati. Hal ini sesuai dengan Abbot dan Harker (2001) dan Wills

    et al.(2005) yang menyatakan bahwa pada umumnya dengan bertambahnya

    tingkat ketuaan umbi-umbian akan semakin keras teksturnya karena

    kandungan pati yang semakin meningkat, akan tetapi apabila terlalu tua

    kandungan seratnya bertambah sedang kandungan pati menurun

    (Nurdjanah, 2011).

  • III. METODE PRAKTIKUM

    A. Waktu dan Tempat

    Praktikum Isolasi Pati dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14

    Oktober 2014, pukul 10.00 12.00 WITA dan bertempat di Laboratorium

    Zoologi Jurusan Biologi FMIPA UHO.

    B. Alat dan Bahan

    1. Alat

    Alat yang digunakan pada praktikum Isolasi Pati dapat dilihat pada

    Tabel 1.

    Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Isolasi Pati

    No Alat Kegunaan

    1 Parut Untuk memarut bahan pengamatan (3 jenis

    ubi)

    2 Timbangan ohaus Untuk menimbang berat awal dan akhir pati

    3 Erlenmeyer Untuk mencampurkan parutan bahan

    pengamatan dengan aquades

    4 Kain penyaring Untuk menyaring/ memisahkan ampas

    dengan cairan keruh pati

    5 Gelas beker Untuk menampung hasil penyaringan

    6 Pipet tetes Untuk mengambil cairan etanol 95%

    7 Oven Untuk mengeringkan sampel pengamatan

    8 Kamera Untuk mendokumentasikan hasil

    pengamatan

    9 Alat tulis Untuk menuliskan hasil pengamatan

    2. Bahan

    Bahan yang digunakan pada praktikum Isolasi Pati dapat dilihat

    pada Tabel 2.

  • Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Isolasi Pati

    No Bahan Kegunaan

    1 Ubi kayu

    (Manihot utilisima)

    Sebagai objek pengamatan pada

    isolasi pati

    2 Ubi jalar

    (Ipomea batatas)

    Sebagai objek pengamatan pada

    isolasi pati

    3 Ubi talas

    (Colocasia esculenta)

    Sebagai objek pengamatan pada

    isolasi pati

    4 Aquades Sebagai medium pencampuran

    dengan residu pati

    5 Etanol 95% Untuk mensuspensikan residu pati

    3. Prosedur Kerja

    Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan Isolasi Pati dapat

    dilihat pada diagram alir berikut :

    - Ditambahkan 100 ml aquades

    - Disaring dengan kain saring

    - Ditampung cairan yang keruh

    - Ditambahkan 100 ml aquades pada

    residu pati

    - Disaring ulang pakai kain saring

    - Ditampung cairan yang keruh

    Ditambahkan 100 ml aquades pada

    residu pati

    - Disaring dengan saringan

    - Ditampung cairan yang keruh ke

    dalam gelas beker

    100 gram ubi kayu

  • - Ditambahkan etanol 95%

    - Diendapkan cairan keruh selama 24

    jam

    - Dipisahkan antara pati yang sudah

    mengendap dengan air

    - Dikeringkan dengan oven selama

    20 menit

    - Dicatat berat pati yang tertera pada

    timbangan ohaus

    - Dihitung % pati

    Hasil pengamatan

  • IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pengamatan

    Hasil pengamatan pada praktikum Isolasi Pati dapat dilihat pada

    tabel berikut :

    Tabel 3. Hasil pengamatan pada praktikum Isolasi Pati pada ubi kayu

    (Manihot utilissima)

    No Gambar Keterangan

    1.

    Cairan pati dan residu setelah

    penyaringan

    2.

    Cairan pati setelah penambahan

    etanol (sebelum 24 jam )

    3.

    Cairan pati setelah penambahan

    etanol (setelah 24 jam )

  • 4.

    Cairan pati setelah dikeringkan

    Persentase pati pada ubi kayu (Manihot utilisima) :

    % =Berat awal

    Berat x 100%

    =32,18

    100x 100%

    = 32,18%

    Tabel 4. Hasil pengamatan pada praktikum Isolasi Pati pada ubi jalar

    (Ipomea batatas)

    No. Gambar Keterangan

    1.

    Cairan pati dan residu setelah

    penyaringan

    2.

    Cairan pati setelah penambahan

    etanol (sebelum 24 jam)

    3.

    Cairan pati setelah penambahan

    etanol (setelah 24 jam)

  • 4.

    Cairan pati setelah dikeringkan

    Persentase pati pada ubi jalar (Ipomea batatas) :

    % =Berat awal

    Berat x 100%

    =14,09

    100x 100%

    = 14,09%

    Tabel 5. Hasil pengamatan pada praktikum Isolasi Pati pada ubi talas

    (Colocasia esculenta)

    No. Gambar Keterangan

    1.

    Cairan pati dan residu setelah

    penyaringan

    2.

    Cairan pati setelah penambahan

    etanol (sebelum 24 jam)

    3.

    Cairan pati setelah penambahan

    etanol (setelah 24 jam)

  • 4.

    Cairan pati setelah dikeringkan

    Persentase pati pada ubi talas (Colocasia esculenta) :

    % =Berat awal

    Berat x 100%

    =7,34

    100x 100%

    = 7, 34%

    B. Pembahasan

    Karbohidrat didiefinisikan sebagai polihidroksi aldehid atau

    polihidroksi keton. Karbohidrat dapat dibagi tiga kelompok yaitu

    monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida merupakan

    sakar (gula) sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi unit lebih kecil

    walaupun dalam suasana lunak sekalipun. Gula yang paling banyak terdapat

    dialam, seperti ribosa, glukosa, fruktosa, dan maltosa adalah rangkaian gula.

    Disakarida terdiri dari dua monosakarida yang digabungkan oleh suatu

    ikatan kovalen. Polisakarida mengandung banyak unit monosakarida yang

    berikatan glikosida. Beberapa berfungsi sebagai bentuk penyimpan

    karbohidrat. Polisakarida penyimpan paling penting adalah pati dan

    glikogen.

    Pada percobaan ini akan diisolasi pati dari 3 jenis ubi, yakni ubi

    kayu (Manihot utilisima), ubi jalar (Ipomea batatas), dan ubi talas

  • (Colocasia esculenta). Pati adalah nutrien polisakarida yang ditemukan

    dalam sel tumbuhan dan beberapa mikroorganisme dan dalam beberapa hal

    mempunyai keasaman dengan glikogen. Ketiga jenis ubi tersebut terlebih

    dahulu dihaluskan dengan tujuan agar kandungan pati yang terdapat dalam

    ubi kayu mudah disaring. Pada proses isolasi pati dilakukan pemisahan

    dengan cara pengendapan, pada tehnik pengendapan yang dilakukan yaitu

    dengan cara dekantasi yang merupakan proses pemisahan antara cairan dan

    pati. Proses dekantasi dilakukan lebih dari satu kali yang tujuannya supaya

    pati yang masih terdapat dan bercampur dalam cairan benar-benar terpisah.

    Pengujian dilakukan terhadap sampel dengan berbagai perlakuan,

    cairan keruh hasil penyaringan ditambahkan dengan etanol 95% kemudian

    disimpan selama 24 jam dan pada akhirnya diperoleh endapan dari ketiga

    jenis ubi dan larutan keruh. Hasil endapan dan cairan keruh tersebut

    kemudian disaring, selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan oven

    selama 20 menit dan didapatkan pati. Setelah itu masing-masing pati dari

    ketiga jenis ubi tersebut ditimbang untuk memperoleh berat akhir pati. Dan

    dari hasil penimbangan diperoleh berat akhir pati yakni, berat pati ubi kayu

    32,18 gram, berat pati ubi jalar 14,09 gram dan berat pati ubi talas 7,34

    gram. Setelah diperoleh berat akhir pati, kemudian dihitung presentase

    masing-masing pati dari ketiga jenis ubi dengan cara berat awal pati (100

    gram) dibagi dengan dengan berat akhir pati dan dikalikan 100% sehingga

    diperoleh hasil presentase pati dari masing-masing jenis ubi yakni, ubi kayu

    32,18%, ubi jalar 14,09% dan ubi talas 7,34%.

  • Pengamatan yang dilakukan diperoleh bahwa kandungan

    polisakarida (pati) ubi kayu (Manihot utilisima) termasuk lebih besar yakni

    32,14%, hal ini juga telah sesuai dengan teori. Berdasarkan Rukmana dan

    Yuniarsih (2001), ubi kayu merupakan tanaman yang mudah beradaptasi di

    daerah tropis maupun subtropis dan mudah diperoleh dengan harga murah.

    Ubi kayu memiliki kandungan pati yang cukup tinggi yaitu mencapai

    34,70% dalam 100 gram bahan sehingga tanaman ini sangat cocok

    dimanfaatkan sebagai sumber pati dalam pembuatan dekstrin.

    Presentase perbandingan pati hasil pengamatan dengan teori

    hasilnya tidak jauh berbeda, hal ini dikarenakan tidak semua pati ikut

    tertimbang sebab saat pemisahan antara endapan pati dan cairan keruh untuk

    selanjutnya dikeringkan masih ada pati yang tersisa pada gelas beker (sisa

    pati tersebut terbuang), sehingga hasilnya berbeda sedikit. Dengan begitu

    percobaan isolasi pati yang dilakukan sudah baik karena perbandingan hasil

    pengamatan denga teori tidak berbeda signifikan walaupun percobaan yang

    dilakukan kurang fokus dan teliti.

  • V. PENUTUP

    A. Simpulan

    Simpulan yang diperoleh dari praktikum Isolasi Pati adalah sebagai

    berikut :

    1. Mengisolasi pati dilakukan pemisahan dengan cara pengendapan,

    pada tehnik pengendapan yang dilakukan yaitu dengan cara dekantasi

    yang merupakan proses pemisahan antara cairan dan pati. Proses

    dekantasi dilakukan lebih dari satu kali yang tujuannya supaya pati

    yang masih terdapat dan bercampur dalam cairan benar-benar

    terpisah. Kemudian hasil dekantasi ditambahkan dengan etanol 95%

    disimpan selama 24 jam kemudian disaring dan diperoleh pati.

    2. Presentase pati masing-masing jenis ubi yakni, ubi kayu 32,18%, ubi

    jalar 14,09% dan ubi talas 7,34%.

    B. Saran

    Saran yang dapat diajukan pada praktikum Isolasi Pati adalah agar

    praktikan dalam mengikuti kegiatan praktikum dapat lebih fokus dan teliti

    serta memperhatikan penjelasan asisten sehingga praktikum berjalan

    sesuai dengan harapan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Erika, C., 2010, Produksi Pati Termodifikasi dari Beberapa Jenis Pati, J.

    Rekayasa Kimia dan Lingkungan, VII (3) : 130

    Niken, Y, H., Adepristian, D, Y., 2013, Isolasi Amilosa Dan Amilopektin

    dari Pati Kentang, J, Teknologi Kimia dan Industri, II (3) : 58

    Nurdjanah, S., Sabatini M, R., Susilawati, 2007, Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu

    (Manihot Esculenta) Pada Berbagai Umur Panen Menggunakan

    Penetrometer, J. Teknologi dan Industri Hasil Pertanian, XII (2): 65

    Riswiyanto, S., 2009, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

    Zusfahair., Ningsih, D, R., 2012, Pembuatan Dekstrin Dari Pati Ubi Kayu

    Menggunakan Katalis Amilase Hasil Fraksinasi Dari Azospirillum

    sp. JG3, J, Molekul, VII (I) : 10