lapn struktur tanah jadi pxq

Upload: yanigj8176

Post on 11-Jul-2015

483 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari masa padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi, berasal dari hasil pelapukan batuan dan atau dekomposisi bahan organik. Tanah merupakan satu rantai di antara sistem tubuh alam yang keberadaannya tidak dengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaannya sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti bahan induk, iklim, topografi atau relief, vegetasi atau organisme, manusia dan waktu. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dan dibagi menjadi beberpa kelompok antara lain; kasar(pasir, pasir berlempung), agak kasar (lempung berpasir, lempung berpasir halus), sedang(lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu), agak halus(lempung liat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu), halus(liat berpasir, liat berdebu). Selain itu, tanah mempunyai perbedaan dalam memegang air, kemampuan ini tergantung pada teksturnya. Dengan tekstur tanah dapat dibahas dan dikemukakan tentang bahan mineral seperti pasir, debu dan liat dalam susunan tanah yang penting bagi berbagai kehidupan di muka bumi. Partikel-partikel tanah yang dikelompokkan berdasarkan atas ukuran tertentu disebut fraksi(partikel) tanah, fraksi tanah ini dapat kasar ataupun halus. 1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apa saja macam struktur tanah ?

1.2.2

Apa saja macam tekstur tanah ? berbeda (sawah, lapangan.kebun/ladang, halaman rumah)?

1.2.3 Bagaimana struktur dan tekstur tanah yang diperoleh dari tempat yang

1

1.3 Tujuan 1.3.1 1.3.2 Untuk mengetahui berbagai macam struktur tanah Untuk mengetahui berbagai macam tekstur tanah berbeda (sawah, lapangan.kebun/ladang, halaman rumah).

1.3.3 Menganalisis struktur dan tekstur tanah yang diperoleh dari tempat yang

2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Tanah Definisi tanah secara mendasar dikelompokkan dalam tiga definisi, yaitu: (1) Berdasarkan pandangan ahli geologi Menurut ahli geologi (berdasarkan pendekatan Geologis) tanah didefiniskan sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus). (2) Berdasarkan pandangan ahli ilmu alam murni Menurut Ahli Ilmu Alam Murni (berdasarkan pendekatan Pedologi). Tanah didefinisikan sebagai bahan padat (baik berupa mineral maupun organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: bahan induk, iklim, organisme, topografi, dan waktu. (3) Berdasarkan pandangan ilmu pertanian. Menurut Ahli Pertanian (berdasarkan pendekatan Edaphologi) tanah didefinisikan sebagai media tempat tumbuh tanaman. Selain ketiga definisi diatas, definisi tanah yang lebih rinci diungkapkan ahli ilmu tanah sebagai berikut: "Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran sebagai penopang tumbuh tegaknya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan hara ke akar tanaman; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (baik berupa senyawa organik maupun anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial, seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologis berfungsi sebagai habitat dari organisme tanah yang turut berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif bagi tanaman; yang ketiganya (fisik, kimiawi, dan biologi) secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman sayur-

3

sayuran, tanaman hortikultura, tanaman obat-obatan, tanaman perkebunan, dan tanaman kehutanan. Definisi yang lain adalah: Tanah adalah material yang tidak padat yang terletak di permukaan bumi, sebagai media untuk menumbuhkan tanaman (SSSA, Glossary of Soil Science Term), sedangkan Jenny, H (1941) dalam buku Factors of Soil Formation : tanah terbentuk dari interaksi banyak faktor, dan yang terpenting adalah : bahan induk (parent material); iklim (climate), organisme (organism); topografi (Relief); waktu (time). Kebanyakan tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral (kuarsa, feldspar, mika, hornblende, kalsit, dan gipsum), meskipun ada yang berasal dari tumbuhan (gambut/peat; Histosol). Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut. 2.2 Profil Tanah Profil tanah didefinisikan sebagai irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bahan induk tanah. Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison sebagai berikut: O - A - E B - C - R. Keterangan: Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa). Horison A adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap. 4

Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang. Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horizon diatasnya. Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi. R adalah bahan induk tanah. Ada tiga istilah yang sering diutarakan dalam ilmu tanah, yaitu: 1. Solum tanah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A - E - B. 2. Lapisan tanah atas (top soil) yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A. 3. Lapisan tanah bawah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: E - B.

2.3 Fungsi Utama Tanah Menurut pandangan pertanian, tanah memiliki empat (4) fungsi utama, yaitu sebagai: 1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman. 2. Penyedia kebutuhan primer tanaman, meliputi: air dan unsur-unsur hara. 3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman, meliputi: zat pengatur tumbuh (ZPT), antibiotik dan toksin anti hama; serta enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara. 4. Habitat organisme tanah, baik yang menguntungkan tanaman maupun yang merugikan tanaman. 2.4 Klasifikasi Tanah Salah satu sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan Amerika Serikat dikenal dengan nama: Soil Taxonomy (USDA, 1975). Sistem klasifikasi ini menggunakan enam (6) kategori, yaitu: 1. Ordo 2. Subordo 3. Great group 5 4. Sub group 5. Famili 6. Seri

Sistem klasifikasi tanah ini berbeda dengan sistem yang sudah ada sebelumnya. Sistem klasifikasi ini memiliki keistimewaan terutama dalam hal : 1. Penamaan atau Tata Nama atau cara penamaan 2. Definisi-definisi horizon penciri 3. Beberapa sifat penciri lainnya Sistem klasifikasi tanah terbaru ini memberikan Penamaan Tanah berdasarkan sifat utama dari tanah tersebut. Menurut Hardjowigeno (1992) terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA 1975, yaitu : 1. Alfisol Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning. 2. Aridisol Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai kelembapan tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadangkadang dengan horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert Soil. 3. Entisol Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol. 4. Histosol Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan

6

organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan tanaman. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik atau Organosol. 5. Inceptisol Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll. 6. Mollisol Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih dari 1%, kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah Chernozem, Brunize4m, Rendzina, dll 7. Oxisol Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning. 8. Spodosol Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang, dilapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat

7

(albic). Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol. 9. Ultisol Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu. 10. Vertisol Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras. Kalau basah mengembang dan lengket. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit. 2.5 Jenis Tanah Di Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1. Tanah Humus Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat. 2. Tanah Pasir Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. 3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.

8

4. Tanah Podzolit Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin. 5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi. 6. Tanah Laterit Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung. 7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur. 8. Tanah Gambut / Tanah Organosol Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera. 2.6 Kedalaman, Tekstur Dan Struktur Tanah Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar kecilnya air limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah bersolum dalam (>90 cm), struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya sebagian kecil yang menjadi air limpasan permukaan. Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal, struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan yang terinfiltrasi dan sebagian besar menjadi aliran permukaan. Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat(gumpalan kecil) dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah

9

berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif antara pasir ( sand ) berukuran 2 mm 50 mikron, debu ( silt ) berukuran 50 2 mikron dan liat ( clay ) berukuran < 2 mikron. Dan pembagian itu kemudian disederhanakan menjadi 7 kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar, lempung halus, debu kasar, debu halus, liat debu dan liat sangat halus. Tekstur merupakan sifat yang sangat penting karena berpengaruh pada sifat sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelas yaitu tanah bertekstur kasar dan tanah bertekstur halus. Tanah bertekstur halus ( dominan liat ) memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan tanah bertekstur kasar ( dominan pasir ). Sehingga tanah tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas adsorpsi unsur unsur hara yang lebih besar. Dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih luas. Tanah liat memiliki persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air ( water retension ). Tanah tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air.

10

Penetapan tekstur tanah secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu : 1. Penetapan kasar yaitu menurut perasaan di lapang 2. Penetapan di laboratorium

Gambar1. Segitiga tekstur tanah Segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas2 testur tanah. ada 12 kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah persentase ketiga fraksi tanah tersebut. misalkan hasil analisis lab menyatakan bahwa persentase pasir (X) 32%, liat (Y) 42% dan debu (Z) 26%, berdasarkan diagram segitiga tekstur maka tanah tersebut masuk kedalam golongan tanah bertekstur Liat . Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah. Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potensial of hidrogen), pH adalah nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih kecil dari pada ion OH- larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation Kalsium, 11

Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman. Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa seeperti tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat sedangakan di daerah kering atau daerah dekat pantai pH tanah dapat mencapai di atas 9 karena banyak mengandung garam natrium. Ada 3 alasan utama nilai pH tanah sangat penting untuk diketahui : 1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 67, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air. 2. pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumanium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman. 3. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5.5 7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimal. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan, karenanya pH tanah sangat penting untuk diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah. Derajat keasaman (pH) tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda.

12

Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah. Warna humus, besi oksida dan besi hidroksida menentukan warna tanah. Besi oksida berwarna merah, agak kecoklatan atau kuning yang tergantung derajat hidrasinya. Besi tereduksi berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya berwarna putih. Batu kapur berwarna putih, kelabu, dan ada kala berwarna olive-hijau. Feldspar berwarna merah. Liat berwarna kelabu, putih, bahkan merah, ini tergantung proporsi tipe mantel besinya. Selain warna tanah juga ditemukan adanya warna karatan (mottling) dalam bentuk spot-spot. Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan pergerakan beberapa komponen tanah, terutama besi dan mangan, yang terjadi selama musim hujan, yang kemudian mengalami presipitasi (pengendapan) dan deposisi (perubahan posisi) ketika tanah mengalami pengeringan. Hal ini terutama dipicu oleh terjadinya: (a) reduksi besi dan mangan ke bentuk larutan, dan (b) oksidasi yang menyebabkan terjadinya presipitasi. Karatan berwarna terang hanya sedikit terjadi pada tanah yang rendah kadar besi dan mangannya, sedangkan karatan berwarna gelap terbentuk apabila besi dan mangan tersebut mengalami presipitasi. Karatan-karatan yang terbentuk ini tidak segera berubah meskipun telah dilakukan perbaikan drainase. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi

13

kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadangkadang kering, maka selain berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral kwarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang. Menurut Wirjodihardjo dalam Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) bahwa intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau. Selain itu, Hanafiah (2005) mengungkapkan bahwa warna tanah merupakan:

14

(1) sebagai indikator dari bahan induk untuk tanah yang beru berkembang, (2) indikator kondisi iklim untuk tanah yang sudah berkembang lanjut, dan (3) indikator kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas lahan. Secara umum dikatakan bahwa: makin gelap tanah berarti makin tinggi produktivitasnya, selain ada berbagai pengecualian, namun secara berurutan sebagai berikut: putih, kuning, kelabu, merah, coklat-kekelabuan, coklatkemerahan, coklat, dan hitam. Kondisi ini merupakan integrasi dari pengaruh: (1) kandungan bahan organik yang berwarna gelap, makin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah maka tanah tersebut akan berwarna makin gelap, (2) intensitas pelindihan (pencucian dari horison bagian atas ke horison bagian bawah dalam tanah) dari ion-ion hara pada tanah tersebut, makin intensif proses pelindihan menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang, seperti pada horison eluviasi, dan (3) kandungan kuarsa yang tinggi menyebabkan tanah berwarna lebih terang. Warna tanah ditentukan dengan membandingkan warna tanah tersebut dengan warna standar pada buku Munsell Soil Color Chart. Diagram warna baku ini disusun tiga variabel, yaitu: (1) hue, (2) value, dan (3) chroma. Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma didefiniskan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral (0) ke warna lainnya (19). Faktor yang menentukan ketahanan gesekan adalah: a) gaya saling menahan di antara dua bidang yang bergeser, b) mekanisme saling mengunci di antara partikel-partikel yang bergeser.

15

Untuk kasus pertama, partikel hanya menggeser di atas partikel yang lain dan tidak terjadi penambahan volume. Untuk kasus kedua, terjadi penambahan volume karena partikel yang bergeser mengatur kedudukannya sedemikian rupa, sehingga menyebabkan keruntuhan. Ketahanan gesekan ditentukan oleh bentuk partikel. Pada partikel berbentuk lempengan seperti liat, penambahan air mempercepat keruntuhan. Sebaliknya pada partikel berbentuk butiran seperti kuarsa dan feldspar, penambahan air memperlambat keruntuhan.

2.7 Bahan Induk Tanah Sifat bahan induk tanah ditentukan oleh asal batuan dan komposisi mineralogi yang berpengaruh terhadap kepekaan erosi dan longsor. Di daerah pegunungan, bahan induk tanah didominasi oleh batuan kokoh dari batuan volkanik, sedimen, dan metamorfik. Tanah yang terbentuk dari batuan sedimen, terutama batu liat, batu liat berkapur atau marl dan batu kapur, relatif peka terhadap erosi dan longsor. Batuan volkanik umumnya tahan erosi dan longsor.

16

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Acara Stuktur Tanah 3.2 Waktu dan Tempat Waktu Tempat 3.3 Alat dan Bahan Alat Bahan :: : Senin, 1 November 2010 : Kebun Biologi Gedung 3 FKIP UNEJ

Tanah yang diambil dari lokasi yang berbeda : sawah , lapangan, kebun/ladang, halaman rumah. 3.4 Cara Kerja

Mengambil sejumlah contoh tanah yang yang telah ditentukan

Memijit sejumlah contoh tanah tersebut antara telunjuk dan ibu jari

Dirasakan berdasarkan kategori dari Clarke

Menganalisa dan menentukan kategori tekstur dari tanah tersebut

17

Bab 4. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan

18

Kel. Tanah dari lokasi 1 Tanah sawah

Kategori tanah Tanah liat

Keterangan Sangat lengket, licin dengan kuku bekasnya mengkilat, bila kering merekah. Lemah untuk dibentuk, pada tangan memberi warna lemah, masih dapat dirasa adanya bagian yang kasar. Butirannya tersa kasar dan lepas satu sama lain, tidak dapat dibentuk, dalam keadaan kering terlepas partikel-partikelnya. Lemah untuk dibentuk, pada tangan memberi warna lemah, masih dapat dirasa adanya bagian yang kasar. Sangat lengket, licin dengan kuku bekasnya mengkilat, bila kering merekah. Lemah untuk dibentuk, pada tangan memberi warna lemah, masih dapat dirasa adanya bagian yang kasar. Lemah untuk dibentuk, pada tangan memberi warna lemah, masih dapat dirasa adanya bagian yang kasar. Dapat dibentuk sangat baik, lengket pada sendok, tidak meninggalkan bekas pada kuku tapi kelihatan sedikit kasar, memberi warna yang baik pada tangan. Sangat lengket, licin dengan kuku bekasnya mengkilat, bila kering merekah. Butirannya tersa kasar dan lepas satu sama lain, tidak dapat dibentuk, dalam keadaan kering terlepas partikel-partikelnya. Dapat dibentuk dengan baik, dapat dipilin sampai

Tanah depan rumah

Pasir berdebu

Tanah kebun

Tanah pasir

Tanah lapangan

Pasir berdebu

2

Tanah sawah

Tanah liat

Tanah depan rumah

Pasir berdebu

Tanah kebun

Pasir berdebu

Tanah lapangan

Tanah debu

3

Tanah sawah

Tanah liat

Tanah depan rumah

Tanah pasir

19 Tanah kebun Debu berpasir

4.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang Stuktur Tanah yang bertujuan untuk mengetahui berbagai macam struktur tanah, untuk mengetahui berbagai macam tekstur tanah, untuk mengetahui perbedaan struktur dan tekstur beberapa jenis tanah (sawah, lapangan.kebun/ladang, halaman rumah), menganalisis struktur dan tekstur tanah yang diperoleh dari tempat yang berbeda (sawah, lapangan.kebun/ladang, halaman rumah), dan untuk mengetahui beberapa kategori tanah beserta karakteristiknya. Untuk praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah tanah yang diambil dari lokasi yang berbeda yaitu sawah, lapangan, kebun / ladang dan halaman rumah yang mana tanah-tanah tersebut berada pada lingkungan yang berbeda-beda sehingga perlu adanya analisis mengenai tekstur dan strukturnya mengingat tanah merupakan sesuatu yang paling esensial dari lingkup ekologi. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa tanah adalah material yang tidak padat yang terletak di permukaan bumi, sebagai media untuk menumbuhkan tanaman (SSSA, Glossary of Soil Science Term). Sedangkan tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Jadi istilah tekstur tanah berarti menunjukkan pada pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butirliat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan litany hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya berupa dataran cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan

20

unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara. Struktur tanah adalah sifat tanah yang tergantung dari tekstur, bahan organik, dan zat kimia seperti karbonat di dalam tanah. Struktur tanah membentuk pola keruangan, struktur tanah merupakan sifat fisik tanah, tetapi pembentukannya berlangsung secara fisikokimia dan banyak menyebabkan proses biologi. Istilah yang sering digunakan untuk struktur misalnya: 1. Warna tanah, tanah yang berwarna hitam atau kecoklatan biasanya mempunyai kesuburan yang tinggi,sebaliknya tanah yang berwarna pucatmenandakan kesuburan yang rendah. Kekeringan dapat terjadi karena rendahnya curah hujan dan terlalu kasarnya tekstur tanah.Tanah yang sering mengalami kekeringan sulituntuk mendukung pertumbuhan tanaman. Pada tanah tersebut perlu dipilih tanaman yangsesuai seperti kacang gude, kacang tunggak,turi dan sebagainya. Selain itu, dapat jugadi lakukan pemberian air (irigasi) untuktanaman; hanya saja irigasi memerlukanbanyak biaya dan tenaga kerja. 2. Menurut Participatory Integrated Development in Rainfed Areas tanah merupakan tempat tinggal untuk bermacam-macam binatang kecil. Binatang ini melakukan proses pembusukan sisa tanaman sehingga menjadi unsur hara dan menggalilubang serta terowongan yang menyebabkanterbentuknya saluran peredaran air dan udara di dalam tanah. Dengan menggali tanah,binatang-binatang kecil mencampur lapisanlapisan tanah. Tanah yang sehat mempunyai berbagai jenis binatang (biodiversitas tinggi). Dominasi oleh salah satu jenis binatang merupakan tanda adanya kemungkinan ketidakseimbangan pada tanah tersebut. Misalnya, terlalu banyak atau terlalu sedikit air. Penggunaan pestisida juga bisa merusakkeseimbangan biologis tanah.Binatang yangsering ditemukandi dalam atau diatas permukaan tanah adalah semut, cacing, ular, kumbang, laba-laba, tikus, jangkrik, lipan dans ebagainya. 3. Genangan pada permukaan tanah, tanah sering tergenang karena terdapat di daerah cekungan dan karena sifat fisiknya yangburuk sehingga tidak

21

mudah melewatkan air.Pada tanah yang mengandung cukup banyak air, sebaiknya dijadikan sawah atau kolam ikan. Kondisi tanah seperti ini tidak sesuai untuk pertanian lahan kering, karena akan buruk bagi pertumbuhan akar tanaman. Tetapi apabila akan dibuat lahan pertanian, perlu didrainase(dibuat saluran air supaya tidak tergenang). 4. Kekeringan dan kerengkahan tanah tanda kesuburan tanah tanah yang subur ditandai dengan pertumbuhan tanaman, warna, aktivitas biologis, dan keadaan fisik tanah (mudah tergenang, kekeringan, rengkah dan seterusnya). (J. Ruijter dan F. Agus April 2004) Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, secara umum setiap kelompok mendeskripsikan bahwa tanah yang dibawa diketahui sbb: 1. Tanah sawah Tanah sawah yang kami amati memiliki ciri-ciri sebagai berikut : sangat lengket, licin dengan kuku bekasnya mengkilat, bila kering merekah. Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka tanah sawah termasuk dalam kategori tanah liat. Warna cokelat pada tanah menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kesuburan yang cukup tinggi. Sehingga tanah tersebut dapat mendukung pertumbuhan tanaman yang hidup di atasnya. Tanah liat merupakan mengandung leburan silika dan atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi. 2. Tanah depan rumah Tanah depan rumah yang kami amati memiliki ciri-ciri sebagai berikut : lemah untuk dibentuk, pada tangan memberi warna lemah, masih dapat dirasa adanya bagian yang kasar. Pada pengamatan tanah yang diambil dari halaman rumah memiliki ciri-ciri pasir berdebu. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa sampel tanah yang diambil dari halaman rumah berwarna cokelat, tetapi bukan berarti tanah tersebut memiliki kesuburan yang cukup tinggi. Hal ini

22

dikarenakan tanah yang diambil dari halaman rumah memiliki komposisi pasir yang cukup tinggi. 3. Tanah kebun Tanah kebun yang kami amati memiliki ciri-ciri sebagai berikut : lemah untuk dibentuk, pada tangan memberi warna lemah, masih dapat dirasa adanya bagian yang kasar. Dari pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa tanah . Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka tanah ladang dapat dikategorikan termasuk tanah pasir berdebu. Warna coklat pada tanah menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kesuburan yang cukup tinggi. 4. Tanah lapangan Tanah lapangan yang kami amati memiliki ciri-ciri sebagai berikut : dapat dibentuk dengan baik, dapat dipilin sampai sebesar hitamnya (karbon pada pensil), sangat nyata memberi warna pada jari tangan. Dari pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa tanah tanah lapangan termasuk tanah debu berpasir. Pengidentifikasian tersebuat sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Clarke . Menutur Clarke kategori tanah dapat dibedakan manjadi: 1) Tanah pasir Butiran akan terasa kasar dan lepas satu sama yang lain, tidak dapat dibentuk, dalam keadaan kering terlepas partikel-partikelnya. 2) Pasir berdebu Lemah untuk dibentuk, pada tangan memberikan warna lemah, masih dapat dirasa adanya bagian yang kasar. 3) Debu berpasir Dapat dibentuk dengan baik dapat dipilin sampai sebesar hitamnya (karbon) pada pensil, sangat nyata memberi warna pada jari tangan. 4) Tanah debu Dapat dibentuk sanagt baik, lengkat pada sendok, tada kuku tidak meninggalkan bekas yang mengkilap tetapi kelihatan sedikit kasar, memberi warna yang baik pada tangan. 5) Tanah liat

23

Sangat lengket, licin, dengan kuku bekasnya mengkilat, bila kering merekah. Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa macam macam tanah yang kami analisa memiliki karakteristik yang berbeda beda. Meskipun tanah yang di ambil sama-sama tanah halaman rumah, namun tekstur tanah di setiap halaman rumah dari suatu wilayah berbeda. Faktor-faktor yang menyebabkan karakteristik tanah berbeda adalah pembentuk tanah yang terdiri dari bahan induk dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perubahan bahan induk menjadi tanah.

24

BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Perbedaan struktur dan tekstur beberapa jenis tanah (sawah, lapangan, ladang dan halaman rumah) dapat dilihat dari bentuk, dapat dibentuk atau tidaknya suatu tanah dan pemberian warna tanah pada tanagn. 2. Struktur dan tekstur tanah yang diperoleh dari tempat yang berbeda yaitu : Tanah sawah memiliki ciri-ciri sangat lengket, licin dengan kuku bekasnya mengkilat, bila kering merekah. Tanah dari halaman rumah memiliki ciri-ciri lemah untuk dibentuk, pada tangan memberi warna lemah, masih dapat dirasa adanya bagian yang kasar. Tanah yang diambil kebun memiliki ciri-ciri lemah untuk dibentuk, pada tangan memberi warna lemah, masih dapat dirasa adanya bagian yang kasar. Tanah yang diambil dari lapangan memiliki ciri-ciri dapat dibentuk dengan baik, dapat dipilin sampai sebesar hitamnya (karbon pada pensil), sangat nyata memberi warna pada jari tangan. 3. Kategori tanah beserta karakteristiknya : Tanah pasir Butiran akan terasa kasar dan lepas satu sama yang lain, tidak dapat dibentuk, dalam keadaan kering terlepas partikelpartikelnya. Pasir berdebu Lemah untuk dibentuk, pada tangan memberikan warna lemah, masih dapat dirasa adanya bagian yang kasar.

25

Debu berpasir Dapat dibentuk dengan baik dapat dipilin sampai sebesar hitamnya (karbon) pada pensil, sangat nyata memberi warna pada jari tangan. Tanah debu Dapat dibentuk sangat baik, lengkat pada sendok, tada kuku tidak meninggalkan bekas yang mengkilap tetapi kelihatan sedikit kasar, memberi warna yang baik pada tangan. Tanah liat Sangat lengket, licin, dengan kuku bekasnya mengkilat, bila kering merekah. 5.2 Saran Bagi asisten dan praktikan, praktikum dilaksanakan tepat waktu. Bagi pembaca, penulis mengharapkan masukan dari berbagai pihak, untuk kesempurnaan laporan ini.

26

DAFTAR PUSTAKA Anomi.2006. Dalam (http://72.14.235.104/search?q=cache :loMIpsU3SFIJ

:bbsdlp.litbang.deptan.go.id/Pedum_BAB%2520II.htm+struktur+t anah&hl=id&ct =clnk&cd=3&gl=id) {5 November 2010} Anonim. 2006. Dalam (http://72.14.235.104/search?q=cache:GB0fnYH :www.jyotish-indonesia.com/index.php%3Foption %26task%3Dview%26id%3D129%26Itemid {5 November

VuaMJ %3Dcom_content 2010}

%3D1+struktur+tanah&hl=id&ct=clnk&cd=11&gl=id)

Anonim. 2007. Dalam (http://72.14.235.104/search?q =cache:jcgcwf73QU4J :dasar2ilmutanah.blogspot.com/2007_12_02_archive.html+tanah+ habitat+organisme&hl =id&ct=clnk&cd=8&gl=id) {5 November 2010} Anonim. 2008. Dalam (http://72.14.235.104/search?q= cache:4zqZ_5L2rn

YJ:organisasi.org/jenis-macam-tanah-di-indonesia-humus-gambutvulkanik-laterit-alluvial-pasir-dll+jenis+tanah&hl=id&ct=clnk&cd =3&gl=id {5 November 2010} Anonim. 2008. Dalam (http://72.14.235.104/ search?q=cache :d5u1x_ Ceba0J :www.worldagroforestrycentre.org/SEA/Publications/searchpub.asp% 3Fpublishid%3D901 +struktur+tanah&hl=id&ct=clnk&cd=6&gl=id) {5 November 2010} Anonim. 2009. Dalam (http://72.14.235.104/search?q=cache:Lxr16v2nb .uns.ac.id/~hamasains/ekotan

CwJ:fp {5 November 2010}

%25202.htm+tanah+habitat+organisme &hl=id&ct=clnk&cd=11&gl=id)

27

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. Jakarta : PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jumin, Hasan Basri. 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Press: Jakarta. Purbaya, Endang Dwi. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : UGM Press. Setiadi, D. I. Muhadiono. Dan A. Yusron. 1989. Ekologi Tumbuhan. Bogor: Depdiknas Dirjen DIKTI PAU IPB. Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif, Metode Analisa Populasi dan Komunitas. Surabaya: Usaha nasional. Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: ITB. Tim pembina ekologi tumbuhan. 2010. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Jember: FKIP UNEJ.

28