lapkas vesicolithiasis
DESCRIPTION
sddfasdTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
VESIKOLITIASISJayyidah Afifah
2010730055
Pembimbing :dr. Maya Sofa , Sp.B
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. E Umur : 65 tahun Pekerjaan : Buruh Pasar Alamat : Cibadak, Sukaluyu.
Kab.Cianjur Agama : Islam Status : Menikah Tgl Masuk : 8 Desember 2014 Tgl pemeriksaan: 9 Desember 2014
ANAMNESIS Keluhan Utama
Nyeri saat BAK sejak 2 minggu yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri saat BAK sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri dirasakan pada awal ingin BAK dan akhir setelah BAK. Nyeri akan berkurang jika posisi miring. BAK menetes, anyang-anyangan, dan jika ingin kencing harus ditunggu lama baru keluar. Warna air seni kuning jernih terkadang berwarna merah. . Os mengaku sudah 10 tahun menderita penyakit seperti ini tetapi hilang timbul. os mengaku kencing sering keluar batu yang berukuran sebesar biji pepaya selama 10 tahun tersebut. Nyeri perut tidak menjalar ke pinggang. Mual disangkal, muntah disangkal, demam disangkal. BAB tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat gangguan berkemih sebelumnya disangkal
Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat gangguan berkemih pada
keluarga disangkal
Riwayat PengobatanOs mengaku sudah berobat ke
puskesmas dan tidak ada perubahan .
Riwayat konsumsi jamu disangkal
Riwayat Psikososial Os jarang minum air putih
Riwayat alergi Os menyangkal adanya alergi
makanan dan obat
Kesadaran : komposmentis, tampak sakit ringan Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120 /80 mmHg Nadi : 76 x/menit Pernapasan : 18 x/menit Suhu : 36,7 C
Kepala : normochepal Mata : pupil bulat isokhor, conjungtiva anemis
(-)/(-), sklera ikterik (-)/(-) Hidung : deformitas (-), sekret(-)/(-),
epistaksis(-)/(-) Mulut : Bibir pucat (-) , Sianosis (-) Leher : pembesaran KGB (-)/(-)
Pemeriksaan Fisik
Dada : bentuk dan gerak simetris
Paru-paru Inspeksi : normochest,
pergerakan dada simetris, scar (-)
Palpasi : tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, nyeri tekan (-), vokal fremitus sama simetris dekstra sinistra.
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikular (+/+) normal, Rh (-/-), Wh (-/-).
Jantung bunyi jantung I dan II
murni regular murmur (-) gallop (-)
Abdomen Inspeksi : perut datar,
distensi abdomen (-), Auskultasi : bising usus
(+) normal, metallic sound (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) supra pubis, hepar membesar(-), lien membesar (-), ballottement (-)
perkusi : timpani pada lapang abdomen
nyeri ketok CVA (-)/(-) Ekstremitas : akral
hangat, RCT < 2 detik
Status lokalis- Nyeri tekan Ad regio supra pubis (+)
Rectal Touche Inspeksi : benjolan yang keluar dari anus
(-), darah dan lender ( -), bekas luka (-)
Palpasi : Tonus spinghter ani baik, nyeri (-) , ampula recti licin, tidak teraba adanya massa, feses (-), prostat teraba
permukaan licin, konsistensi lunak, simetris, pole atas prostat teraba, nyeri tekan (-)
Hand scone : feses (-), darah dan lendir (-), parasite (-)
RESUME Nyeri saat BAK sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Nyeri dirasakan pada awal ingin BAK dan akhir setelah BAK. Nyeri akan berkurang jika posisi miring. BAK menetes, anyang-anyangan, dan jika ingin kencing harus ditunggu lama baru keluar. Warna air seni kuning jernih terkadang berwarna merah. Os mengaku sudah 10 tahun menderita penyakit seperti ini tetapi hilang timbul. os mengaku kencing sering keluar batu yang berukuran sebesar biji pepaya selama 10 tahun tersebut. Os jarang minum air putih.
Pemeriksaan Fisik : Keadaan umum komposmentis, tampak sakit sedang
Tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg, Nadi : 76 x/menit , Pernapasan : 18x/menit , Suhu 36,7° C
Status Generalis dalam batas normal Status Lokalis : Ad Regio supra pubis , Nyeri tekan
(+) Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan Lym
(Absolut) : 2,2 10^3/µL RT : prostat dalam batas normal
DIAGNOSIS BANDINGVesikolitiasisBPH
DIAGNOSIS KERJA vesikolithiasis
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan lab (Darah rutin, urinalisa)
BNO
PEMERIKSAAN LAB Hasil Nilai Normal SatuanHemoglobin 14.2 13.5 – 17.5 g/dLHematokrit 42.7 37 – 47 %Eritrosit 5.02 4.2 – 5.4 10^6/µLLeukosit 7.7 4.8 – 10.8 10^3/µLTrombosit 298 150 – 450 10^3/µLMCV 85.1 80 – 94 fL MCH 28.3 27 – 31 PgMCHC 33.3 33 – 37 %RDW-SD 43.3 10 – 15 fLPDW 12.8 9-14 fLMPV 10.0 8 – 12 fL
PEMERIKSAAN LABDifferential
LYM % 28.3 26 – 36 %
MXD % 7.4 0 – 11 %
NEU % 64.3 40 – 70 %
Absolut
LYM # 2.2 1.00 – 1.43 10^3/µL
MDX# 0.6 0 – 1.2 10^3/µL
NEU# 4.9 1.8 – 7.6 10^3/µL
LED (auto) 28 L : 0-15 mm/jam
FOTO BNOKontur ginjal
normal tampak
bayangan radiopak di vesica urinaria
Skeletal dan psoas line normal
Distribusi udara kolon normal
Kesan : vesikolitiasis
TINJAUAN PUSTAKA Vesika urinaria terlentak
tepat di belakang pubis di dalam cavitas pelvis. Vesika urinaria cukup baik untuk menyimpan urine dan pada orang dewasa kapasitas maksimumnya kurang lebih 500 ml. vesika urinaria mempunyai dinding otot yang kuat
Kandung kemih terdiri dari korpus dan leher.Panjang leher kandung kemih adalah 2 – 3 cm, dan dindingnya tersusun atas otot detrusor dan jaringan elastis.
Otot di daerah ini disebut sfingter interna dan lapisan otot didaerah setelah uretra posterior disebut sfingter eksterna
PENGISIAN KANDUNG KEMIH Kandung kemih orang dewasa biasanya memiliki kapasitas 400 – 500 ml. Pada saat tidak ada urin tekanan di dalam kandung kemih sekitar 0, tetapi bila urin yang terkumpul di dalam kandung kemih lebih banyak dari 300 – 400 ml akan menyebabkan peningkatan secara cepat.
MEKANISME BERKEMIH
Vesica Urinaria Penuh
Reseptor regang
sensorik
Melalui saraf pelvis
Segmen sacralis dari
medula spinalis
Serabut saraf parasimpatis
Vesica Urinaria kontraksi
Sfinkter uretra interna
terbuka karena
tekanan
Korteks serebri
Neuron motorik
Sfinkter eksterna
tetap tertutup
Mikturisi tidak terjadi
Refleks Volunter
VESIKOLITIASIS Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi
aliran air kemih akibat penutupan leher kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan menetes disertai dengan rasa nyeri (Sjamsuhidajat, 2004).
Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat atau ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin (Smeltzer, 2002:1460).
ETIOLOGI
Faktor Instrinsik :
Herediter Umur
(30-50 tahun) Jenis Kelamin ( L : P = 3 : 1)
Faktor Ekstrinsik :
Asupan air Diet
Pekerjaan
ION DALAM URIN
Kalsium
Oksalat
Fosfat Asam urat
Sodium Sitrat
Magnesium Sulfat
TEORI TERBENTUKNYA BATU SALURAN KEMIH
Teori matriksMatriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal batu.
Penghambat kristalisasiUrine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal, antara lain : magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida
Partikel dalam larutan
terlalu jenuh
Mengendap didalam nukleus
Terbentuk batu
Teori Nukleasi
JENS BATU
Batu kalsium
Batu Non Kalsium :
Struvit Batu asam urat Batu jenis lain
GAMBARAN KLINIK
Nyeri Urgensi
Hematuri Infeksi
Nyeri tekan supra
simpisis
Jika ada batu dapat diraba secara manual
Demam Nausea
dan Vomitus
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan vesika urinaria : Inspeksi : adanya benjolan/massa atau jaringan
parut bekas irisan/operasi pada suprasimfisis Palpasi : Nyeri tekan suprasimfisis, teraba adanya
urin yang banyak (retensi) Perkusi : bila vesika urinaria penuh dapat ditentukan
batas atas vesika urinaria Colok Dubur :pada pria diatas 50 tahun
ditemukan pembesaran prostat
Pemeriksaan sedimen urin
Foto polos abdomen
Intravenous pyelography Ultrasonography
Pemeriksaan
penunjang
PENATALAKSANAAN
Medika mentosa
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Endourologi
Laparaskopi Bedah terbuka
PENCEGAHANPencegahan umum Menghindari
dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine sebanyak 2-3 liter perhari
Diet untuk mengurangi kadar zat zat komponen pembentuk batu
Aktivitas harian yang cukup
Medikamentosa
Diet yang dianjurkan Rendah protein,
karena protein akan memacu ekresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
Rendah oksalat Rendah garam karena
natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri
Rendah purin
DAFTAR PUSTAKA
Emil A. Tanagho, MD , Jack W. McAninch, MD. Smith’s General Urology, 16th Edition. 2003,chapter 16.
Snell,S.Richard. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, edisi keenam.EGC.2006
Purnomo, B Basuki. Dasar –Dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Univ. Brawijaya, Malang. 2000