lapkas ncb-smk, makrosomia, hipoglikemia

32
BAB I PENDAHULUAN Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rerata berat bayi normal (usia gestasi 37 s.d 41 minggu) adalah 3200 gram. Secara umum, bayi berat lahir rendah dan bayi berat berlebih (>3800 gram) lebih besar risiko mengalami masalah. (1) Bayi dengan berat badan lebih tanpa memandang usia kehamilan, mempunyai insidensi jejas lahir yang lebih tinggi seperti jejas servikal, jejas pleksus brachialis, cedera nervus prenikus dengan paralisis diafragma, fraktur klaviula, sefalhematoma, ekimosis pada muka. (2) Bayi baru lahir dengan berat lebih cenderung memiliki kadar glukosa darah yang rendah atau disebut hipoglikemia. Di amerika dilaporkan bahwa sekitar 14000 bayi menderita hipoglikemia. Gutberlet dan Combalth melaporkan frekuensi hipoglikemia 4,4 per 1000 kelahiran hidup dan 15,5 per 1000 BBLR. Glukosa merupakan metabolit primer pada fetus dan bayi baru lahir. Selama kehamilan didalam uterus, fetus bergantung pada plasenta untuk pasokan glukosa secara konstan. Pada saat lahir, bayi secara tiba –tiba dikeluarkan dari lingkungan tersebut dan perubahan hormonal serta metabolisme kemudian terjadi sehingga 1

Upload: achcia

Post on 11-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

ncb smk, makrosomia, hipoglikemia

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANBerat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rerata berat bayi normal (usia gestasi 37 s.d 41 minggu) adalah 3200 gram. Secara umum, bayi berat lahir rendah dan bayi berat berlebih (>3800 gram) lebih besar risiko mengalami masalah. (1)Bayi dengan berat badan lebih tanpa memandang usia kehamilan, mempunyai insidensi jejas lahir yang lebih tinggi seperti jejas servikal, jejas pleksus brachialis, cedera nervus prenikus dengan paralisis diafragma, fraktur klaviula, sefalhematoma, ekimosis pada muka. (2)Bayi baru lahir dengan berat lebih cenderung memiliki kadar glukosa darah yang rendah atau disebut hipoglikemia. Di amerika dilaporkan bahwa sekitar 14000 bayi menderita hipoglikemia. Gutberlet dan Combalth melaporkan frekuensi hipoglikemia 4,4 per 1000 kelahiran hidup dan 15,5 per 1000 BBLR.Glukosa merupakan metabolit primer pada fetus dan bayi baru lahir. Selama kehamilan didalam uterus, fetus bergantung pada plasenta untuk pasokan glukosa secara konstan. Pada saat lahir, bayi secara tiba tiba dikeluarkan dari lingkungan tersebut dan perubahan hormonal serta metabolisme kemudian terjadi sehingga memfasilitasi adaptasi terhadap kehidupan luar uterus dan pengaturan homeostatis glukosa. (3)Hipoglikemia merupakan salah sau indikator penting stres dan penyakit pada bayi. Hipoglikemia yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan kerusakan syaraf permanen atau kematian. (3)

BAB IILAPORAN KASUS

2.1 Identitas PasienNama:By Rosmiati Tanggal Lahir / Umur: 9 Desember 2014 / 1 hariJenis Kelamin: PerempuanAlamat: Darussalam, Aceh BesarAgama: IslamSuku: AcehNomor CM: 1-02-31-41Jaminan:JKRATanggal Masuk: 9 Desember 2014Tanggal Pemeriksaan: 10 Desember 2014Tanggal keluar : 12 Desember 2014Nama orang tuaAyah : Basri Pekerjaan: WiraswastaIbu : RosmiatiPekerjaan: Ibu Rumah Tangga

2.2 Anamnesis (Anamnesis dilakukan secara allo-anamnesis dengan orang tua pasien di NICU level 2A pada tanggal 10 Desember 2014)

2.2.1 Keluhan UtamaBayi lahir dengan postur besar

2.2.2 Keluhan TambahanLemas beberapa saat setelah lahir

2.2.3 Riwayat Penyakit SekarangPasien perempuan lahir secara pervaginam pada tanggal 9 Desember 2014 pukul 18.00 WIB . bayi lahir segera menangis kemudian bayi dihangatkan dan dibersihkan jalan nafas. Bayi menangis kuat dan gerakan aktif.

2.2.4 Riwayat Penyakit DahuluTidak ada

2.2.5 Riwayat Penyakit KeluargaIbu bayi HT (-), DM (-), Asma(-), Alergi (-).Ayah bayi HT (-), DM (-), Asma(-), Alergi (-).

2.2.6 Riwayat Pemakaian ObatTidak ada

2.2.7 Riwayat Kehamilan IbuIbu ANC teratur ke bidan, dan tidak minum obat apapun saat hamil. ibu pasien merupakan kehamilan ketujuh, persalinan ke 6 dengan riwayat abortus satu kali. Pasien merupakan anak ke 6 dari 6 bersaudara , masa kehamilan aterm.

2.2.8 Riwayat Persalinan1. Laki-laki usia 19 tahun lahir pervaginam di dukun dengan BBL 3500g 2. Laki-laki usia 18 tahun lahir pervaginam di dukun dengan BBL 3000g3. Perempuan usia 15 tahun lahir pervaginam di dukun dengan BBL 3200g4. Laki-laki usia 13 tahun lahir pervaginam di dukun dengan BBL 3400g5. Perempuan usia 8 tahun lahir pervaginam di dukun dengan BBL 3200g6. Keguguran pada saat usia kehamilan 4 bulan7. Perempuan usia 1 hari lahir pervaginam di Rumah sakit dengan BBL 4395

2.2.9 Riwayat ImunisasiBelum pernah mendapatkan imunisasi.

2.2.10 Riwayat Makanan0- sekarang : ASI dan susu formula

2.3 Vital SignKeadaan umum: baikKesadaran: E4 M6 V5HR: 120 x/menitTemperatur: 36,8 0CRR: 52 x/ menitApgar Score : 9/10Skor Downe : 1Ballard Score : 37Dubowitz Score : 532.4 Data AntropometriBB : 4395 grPB: 46 cmLK: 36 cmLiLa: 13 cmLP : 34 cmLD : 35 cm

BB/U : +2SD 100, menangis kuat, gerakan aktif, reaksi melawan, dan tubuh kemerahan namun ekstremitas pucat. Sedangkan pada menit ke-5 nilai apgar adalah 10 dengan laju jantung > 100, menangis kuat, gerakan aktif, reaksi melawan dan seluruh tubuh kemerahan. Untuk menentukan maturitas neonatus dapat dinilai dengan menilai masa gestasi. Masa gestasi selain dinilai dari HPHT dapat dinilai dengan penilaian fisis dan penilaian kriteria eurologis. Cara penilaian masa gestasi dengan kriteria eksternal dan neurologis merupakan cara penaksiran maturits yang paling mendekati kebenaran. Menurut Finnstorm (1972) cara yang paling mendekati kebenaran ialah kombinasi dua daripada tiga cara, yaitu karakteristik eksternal, kriteria neurologis, dan lingkaran kepala. (8) Penilaian menurut Dubowitz adalaha dengan menggabungkan hasil penilaian fisik eksternal dan neurologis. Cara penilaian masa gestasi ialah dengan memeriksa ciri morfologik dan neurologik pada bayi baru lahir, dan kemudian disesuaikan dengan masa gestasi. (8)Gambar 3.2 Penilaian Kriteria Neurologis menurut Dubowitz (8)Gambar 3.3 Penilaian Kriteria Maturitas Fisik Menurut Dubowitz (1)

Berdasarkan penilaian kriteria neurologis menurut Dubowitz didapatkan pada bayi Rosmiati postur fleksi penuh lengan dan kaki (nilai = 4), jendela siku-siku membentuk sudut 450 (nilai = 2), dorsofleksi kaki membentuk sudut 450 (nilai= 2), rekoil lengan segera kembali ekstensi penuh (nilai = 2), rekoil tungkai fleksi penuh (nilai =2), sudut poplitea membentuk sudut 1/3 anterior telapak kaki ( nilai = 4), puting berbatas tegas dengan areola datar dan licin dan diameter >0,75 cm (nilai = 1), jaringan mamma teraba pada dua pihak dengan diameter 0,5mm-1,0 cm (nilai =2), pelipatan pinna tampak jelas pada semua pina bagian atas (nilai = 3), terdapat tulang rawan pada pinggir pinna, bagian lain lembek recoil baik (nilai =2), genetalia labia mayora hampir menutupi labia minora (nilai = 1) . didapatkan total nilai 53.

Gambar 3.4 Grafik Hubungan Skor Total dan Masa Kehamilan (8)Dengan memadukan skor kriteria neurologis dan kriteria fisik maka usia gestasi dapat ditentukan dengan menggunakan grafik regresi linier seperti grafik diatas dan didapatkan usia gestasi 39-40 minggu. (8) Hal ini sejalan denga penilaian menggunakan new Ballard score. Pada new Ballard Score didapatkan nilai 37, jika disesuaikan dengan tabel maturitas berdasarkan usia gestasi didapatkan usia gestasi antara 38-40 minggu. (9) (10)(lampiran 1)

Diagnosa pasti makrosomia hanya dapat ditentukan setelah bayi lahir. Pada kasus ini terbukti bayi tersebut adalah bayi makrosomia karena seteleh ditimbang berat badan bayi tersebut adalah 4395 gram. Penyebab makrosomia pada kasus ini diduga akibat obesitas maternal dimana berat ibu 80 kg, sesuai teori yang mengatakan bahwa faktor resiko terjadinya makrosomia adalah berat badan ibu yang > 70 kg. (4)Bayi dengan pertumbuhan inrauterin berlebih dengan berat badan melampaui persentil ke 90 untuk umur kehamilan (BMK), juga menggambarkan kelompok yang heterogen berkenaan dengan umur kehamilandan etiologi. Sebagian bayi-bayi berukuran besar karena keturunan, sedangkan sebagian merupakan hasil pertumbuhan intrauterine yang berlebih dan patologis. (11)Kadar glukosa darah sewaktu bayi pada kasus ini setelah lahir adalah 52 mg/Dl, hal ini dapat dikategorikan sebagai hipoglikemia. Batasan kadar gula darah neonatus berbeda-beda dan belum ada yang menjadi acuan khusus. Menurut WHO (2005), hipoglikemia adalah kadar glukosa darah 12 mg/kgBB/menit, pertimbangkan pemberian obat-obatan : glukagon, kortikosteroid, diazoxide dan konsultasi ke bagian endokrin anak. Bila ditemukan hasil GDS 36- 47 mg/Dl setelah 24 jam terapi infus glukosa maka Infus dapat diturunkan bertahap 2 mg/kgBB/menit setiap 6 jam Periksa GD setiap 6 jam Asupan per oral ditingkatkanTerapi darurat Pemberian segera dengan bolus 200 mg/KgBB dengan dekstrosa 10% = 2 cc/kg dan diberikan melalui IV selama 5 menit dan diulang sesuai keperluan. (14)

Terapi Lanjutan (14) Infus glukosa 6-8 mg/kg/menit Kecepatan infus glukosa dihitung menurut formula berikut:GIR (mg/kg/min) = kecepatan cairan (ml/kg/hari) x konsentrasi dextrose (%)6 x BB Periksa ulang kadar glukosa setelah 20-30 menit dan setiap jam sampai stabil Ketika pemberin minum telah dapat ditoleransi dan nilai pemantauan glukosa bed side sudah normal maka infus dapat diturunkan secara bertahap. Tindakan ini mungkin memerlukan waktu 24-48 jam atau lebih untuk menghindari kambuhnya hipoglikemia.

Tabel 3.4 Pencegahan dan Deteksi Dini pada Hipoglikemia Neonatus (13)

Tabel 3.5 Managemen hioglikemia neonatus (13)BAB IVKESIMPULAN

Bayi baru lahir dengan berat badan lebih (makrosomia) cenderung mengalami berbagai macam masalah salah satunya adalah hipoglikemia. Batasan kadar glukosa dalam darah pada hipoglikemia neonatus masih kontroversial, namun digunakan batasan kadar glukosa dalam darah yang lebih tinggi yaitu jika kadar glukosa dalam darah < 3 mmol atau