lapkas - adenomioasis

33
Laporan kasus Adenomiosis PEMBIMBING : DR. EDY PURWANTA SP.OG OLEH : ANALISA ILMIATY MUHAMMAD THANTHAWI JAUHARI VEBI AMANDA CLARISA

Upload: muhammad-thanthawi-jauhari

Post on 22-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

l

TRANSCRIPT

Page 1: LAPKAS  - adenomioasis

Laporan kasus Adenomiosis PEMBIMBING : DR. EDY PURWANTA SP.OG

OLEH : ANALISA ILMIATY

MUHAMMAD THANTHAWI JAUHARI

VEBI AMANDA CLARISA

Page 2: LAPKAS  - adenomioasis

IDENTITAS PASIEN

Nama         : Ny. W W

Umur            : 40 tahun

Pekerjaan : pegawai swasta

Alamat : Jln. Cempaka putih timur 17 no 7

Tgl. Masuk    : 22 September 2015

Dokrer yang Merawat: dr. Susilawati Iriana D, Sp.OG

Page 3: LAPKAS  - adenomioasis

KELUHAN UTAMA:

Os  mengaku sakit adenomiosis dan akan dioperasi pengangkatan rahim

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:

P1A0  datang  ke  RSIJ  Cempaka  Putih  dengan  keluhan  mengaku  sakit 

adenomiosis  dan  akan  dioperasi  pengangkatan  rahim  setelah  didiagnosa 

sebelumnya  oleh  dr.  susisusilawati.  Sebelumnya  pasien  mengaku 

mengeluhkan haid yang lebih  lama dari biasanya dan suka keluar flek-flek 

darah,  setelah  pasien  memeriksakan  diri  ke  dokter  didiagnosis  pasien 

terkena adenomiosis dan sudah menyebar keseluruh rahim.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:

Os mengatakan tidak memiliki riwayat Hipertensi, Diabetes 

Mellitus, Asma, maupun riwayat operasi.

Page 4: LAPKAS  - adenomioasis

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

 Os  mengatakan  di  keluarga  tidak  ada  yang  memiliki  riwayat  diabetes mellitus, ataupun asma tetapi.

RIWAYAT PENGOBATAN:

os mengaku tidak mengkonsumsi obat.

RIWAYAT ALERGI:

Tidak memiliki  riwayat  alergi  terhadap makanan,  debu, maupun  obat-

obatan.

RIWAYAT PSIKOSOSIAL:

Os mengaku jarang olahraga. Pola makan teratur, sering mengkonsumsi 

buah dan sayur. Tidak meminum minuman beralkohol, tidak merokok.

Page 5: LAPKAS  - adenomioasis

RIWAYAT OBSTETRI

RIWAYAT PERKAWINAN:

Perkawinan pertama, masih menikah.

RIWAYAT HAID:

 Menarche : 13 tahun

  Lama haid : 6 hari

  Siklus haid : 28 hari

   

Page 6: LAPKAS  - adenomioasis

Riwayat Persalinan

Partus (2), Aterm (2), Premature (0), Abortus (0), Anak Hidup (2), Sectio

Caesarea (-)

No Tempat berasalin Penolong Thn Aterm Jenis persalinan Penyulit

Anak

JKBB (g)     

PB (cm)

1. RS Bidan  1999 Aterm Spontan  - LK 3500/49

2. Rs  Bidan  2005 Aterm  Spontan  - Pr  3000/46

Page 7: LAPKAS  - adenomioasis

PEMERIKSAAN FISIK:

Keadaan Umum:

Tampak sakit sedang

Kesadaran:

Composmentis

BB : 75 kg

TB : 160cm

TANDA VITAL

Suhu  : 36,4 C

TD  : 120/80 mmHg

RR : 20x/menit

Nadi  :  80x/menit 

reguler,      isi cukup

Page 8: LAPKAS  - adenomioasis

STATUS GENERALIS

Kepala : Normocephal 

Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis +/+, reflex pupil +/+ 

Mulut : Kering (-), sianosis (-)

Leher : Pembesaran KGB submandibula -/-, pembesaran kelenjar tiroid -/-

Thoraks : Normochest, gerak simetris

Paru : Vesikular +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-

Jantung : Bunyi I/II murni, regular

Ekstremitas:

Atas : Akral hangat +/+, edema -/-, CRT <2 detik

Bawah : Akral hangat +/+, edema -/-, CRT <2 detik

Page 9: LAPKAS  - adenomioasis

PEMERIKSAAN LABORATORIUM20 September 2015

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

Hemoglobin 10,5 g/dL 11.7 – 15.5

Eritrosit 4.45 10³/uL 3.80 – 5.20

Leukosit 8,4 10³/uL 3.60 – 11.0

Hematokrit 35 % 35 – 47

Trombosit 223 10³/uL 150 – 440 

FAAL HEMOSTASIS

MASA PROTROMBIN

pasien 9,4 detik 9.3 – 11.4

kontrol 10.0 detik  

APTT

Pasien 32.6 detik 31.0 – 47.0

kontrol 32.0 detik  

IMUNOSEROLOGI

HBsAg (kualitatif) (-) negatif   (-) negatif

Protein -   Negative (<30) mg/dl

Page 10: LAPKAS  - adenomioasis

RESUME

  P2A0  datang  ke  RSIJ  Cempaka  Putih  dengan  keluhan  mengaku  sakit  adenomiosis  dan 

akan  dioperasi  pengangkatan  rahim  setelah  didiagnosa  sebelumnya  oleh  dr. 

susisusilawati.  Sebelumnya  pasien  mengaku  mengeluhkan  haid  yang  lebih  lama  dari 

biasanya  dan  suka  keluar  flek-flek  darah,  setelah  pasien  memeriksakan  diri  ke  dokter 

didiagnosis pasien terkena adenomiosis dan sudah menyebar keseluruh rahim.

  Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah: 120/80 mmHg  suhu: 36,4 c RR

: 20x/menit,  Nadi : 80x/menit reguler, isi cukup

Page 11: LAPKAS  - adenomioasis

DIAGNOSIS KERJA:

Ibu  : P2A0, usia 40 tahun, dengan adenomiosis difus seluruh miometrium

Anak  :-

RENCANA TINDAKAN:

Observasi TTV

Operasi Histerektomi

Sedia darah 300cc

Cefriaxone 1 jam sebelum operasi

Ekg pre dan post operasi

Page 12: LAPKAS  - adenomioasis

LAPORAN OPERASI

  Analgesi spinal, insisi pfanenstiel (transversal abdomen bagian bawah)

  Eksplorasi  tampak  uterus  sebesar  kepalan  tangan  dewasa,  terdapat  perlekatan posterior uterus dan andexa lesi.

  Dilakukan histerektomi total.

   

  Keadaan ibu post operasi

  KU  baik,  tekanan  darah  120/80mmHg,  nadi  82x/menit,  pernafasan  20x/menit,  Suhu 36.5⁰C.

   

  Dokter : dr. Susilawati Iriana D, Sp.OG

Page 13: LAPKAS  - adenomioasis
Page 14: LAPKAS  - adenomioasis

PENGOBATAN  Cefixime 2x200

  Zaldiar 3x3

  Zegavit 1x1

Page 15: LAPKAS  - adenomioasis

22 September 2015, Jam 22:00

- S : Nyeri luka bekas operasi

- O: -TD 120/80mmHg

-HR 82x/menit

- RR 20x/menit

- S 36.5⁰C

- A: Post histerektomi

- P:

- - cefixime 2x200

- - zaldiar 3x3

- - zegavit 1x1

23 September 2015

S: Nyeri luka bekas operasi

O: - TD 120/80mmHg

- HR 84x/menit

-RR 20x/menit

S 36.4⁰C

A : Post histerektomi

P:

- Cefixime 3x1

- zaldiar 3x3

- zegavit 1x1

Hb: 11,5

Page 16: LAPKAS  - adenomioasis

TINJAUAN PUSTAKA

Page 17: LAPKAS  - adenomioasis

Definisi

  Bird et al. (1972) mengemukakan definisi adenomiosis sebagai invasi jinak jaringan endometrium ke dalam lapisan miometrium yang menyebabkan pembesaran uterus difus dengan gambaran mikroskopis kelenjar dan stroma endometrium ektopik non neoplastik dikelilingi oleh jaringan miometrium hipertrofik dan hiperplastik

Page 18: LAPKAS  - adenomioasis

Epidemiologi

  Frekuensi adenomiosis bervariasi dari 5% hingga 70%, pada literatur lain dilaporkan 8% hingga 61%, bergantung pada seleksi sampel dan kriteria diagnostik yang dipakai.

  Studi di Nepal oleh Shrestha et al. (2012) melaporkan insidens 23,4% pada 256 spesimen histerektomi.

Page 19: LAPKAS  - adenomioasis

Faktor Resiko

Berbagai keadaan telah diteliti sebagai faktor resiko adenomiosis antara lain :

  usia antara 40-50 tahun

 Multipara

  Riwayat hiperplasia endometrium

 Riwayat abortus spontan

  Polimenore

Page 20: LAPKAS  - adenomioasis

Histologi

MRI T2-weighted  menunjukkan tiga lapisan berbeda pada uterus wanita usia produktif : 

  (1) lapisan dalam, mukosa endometrium, intensitas tinggi 

  (2) lapisan intermediet, Junctional Zone

  (3) lapisan serosa.

Page 21: LAPKAS  - adenomioasis
Page 22: LAPKAS  - adenomioasis

Patofisiologi  Lapisan fungsional endometrium secara fisiologis berproliferasi secara lebih aktif (implantasi blastokista) dibandingkan lapisan basalis (proses regenerasi).

  Beberapa perubahan morfologi pada epitel kelenjar endometrium adenomiosis tidak dapat digambarkan. Namun dalam studi invitro menunjukkan sel-sel endometrium memiliki potensial invasif dimana potensial invasif ini bisa memfasilitasi perluasan lapisan basalis endometrium ke dalam miometrium

Page 23: LAPKAS  - adenomioasis

  Kelenjar-kelenjar endometrium pada adenomiosis lebih mengekspresikan reseptor mRNA hCG/LH secara selektif

 Hiperestrogenemia memiliki peranan dalam proses invaginasi semenjak ditemukan banyaknya hiperplasia endometrium pada wanita dengan adenomiosis

Page 24: LAPKAS  - adenomioasis

Diagnosis Pencitraan memiliki 3 peran utama:

 Menegakkan diagnosis dan diagnosis diferensial adenomiosis dari keadaan lain yang mirip

  Beratnya penyakit dapat disesuaikan dengan gejala klinisnya

  Pencitraan dapat digunakan untuk monitoring penyakit pada pasien dengan pengobatan konservatif

Pencitraan dapet menggunakan HSG, USG dan MRI

Page 25: LAPKAS  - adenomioasis

HSG (Histerosalpingografi)  Gambaran karakteristik utama pada HSG berupa daerah yang sakit dengan kontras intravasasi, meluas dari cavum uteri ke dalam miometrium. HSG memiliki sensitivitas yang rendah

Page 26: LAPKAS  - adenomioasis
Page 27: LAPKAS  - adenomioasis

USG   Kriteria diagnostik dengan USG transvaginal untuk adenomiosis yaitu tekstur miometrium yang heterogen/distorsi, echotekstur miometrium yang abnormal dengan batas yang tidak tegas, stria linier miometrium dan kista miometrium

Page 28: LAPKAS  - adenomioasis

MRI MRI dapat melihat anatomi internal uterus yang normal dan monitoring berbagai perubahan fisiologis. Menurut Bazot dkk, kriteria MRI yang paling spesifik untuk adenomiosis yaitu adanya daerah miometrium dengan intensitas yang tinggi dan penebalan junctional zone >12 mm

Page 29: LAPKAS  - adenomioasis
Page 30: LAPKAS  - adenomioasis

Gambaran KlinisGejala Klinis Adenomiosis

1. Asimtomatis

Ditemukan tidak sengaja (pemeriksaan abdomen atau pelvis; USG transvaginal atau MRI;

bersama dengan patologi yg lain)

2. Perdarahan uterus abnormal

Dikeluhkan perdarahan banyak, berhubungan dengan beratnya proses adenomiosis

(pada 23-82% wanita dengan penyakit ringan – berat)

Perdarahan ireguler relatif jarang, hanya terjadi pada 10% wanita dengan adenomiosis

3. Dismenorea pada >50% wanita dengan adenomiosis

4. Gejala penekanan pada vesica urinaria & usus dari uterus bulky (jarang)

5. Komplikasi infertilitas, keguguran, hamil (jarang)

Page 31: LAPKAS  - adenomioasis

Penatalaksanaan Terapi Hormonal

  Pemberian obat hormonal hanya mengurangi gejala dan efeknya akan hilang setelah pemberian obat dihentikan. Obat hormonal yang paling klasik adalah gonadotrophin releasing hormone agonist(GnRHa), yang dapat dikombinasikan dengan terapi operatif. Mekanisme kerja GnRHa adalah dengan menekan ekspresi sitokrom P450, suatu enzim yang mengkatalisis konversi androgen menjadi estrogen

Page 32: LAPKAS  - adenomioasis

Terapi operatif

  Indikasi operasi: ukuran adenomioma lebih dari 8 cm, gejala yang progresif seperti perdarahan yang semakin banyak dan infertilitas lebih dari 1 tahun walaupun telah mendapat terapi hormonal konvensional

  Teknik adenomiomektomi yang baru ini, jaringan adenomiotik dieksisi secara radikal dan dinding uterus direkonstruksi dengan teknik triple flap. Teknik ini diklaim dapat mencegah ruptur uterus apabila pasien hamil. Dalam penelitian tersebut, dari 26 pasien yang mengharapkan kehamilan, 16 di antaranya berhasil dan 14 dapat mempertahankan kehamilannya hingga aterm dengan bayi sehat tanpa penyulit selama kehamilan

Page 33: LAPKAS  - adenomioasis

Daftar pustaka   Pernol ML. Benson and Pernol’s Handbook of Obstetrics and Gynecology 10th Ed. 2001. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.

  Ferenczy A. Pathophysiology of adenomyosis. Human Reproduction Update 1998; 4: 312-322.

  Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan, Edisi Keempat. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.