lap.anpertum akar,batang,daun
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI PERKEMBANGAN TUMBUHAN
Mengamati Anatomi Akar,
Daun, dan Batang
Nama : Dyna Kholidaziah
Nim : 1210702018
Tanggal praktikum : 02 Mei 2012
Tanggal pengumpulan : 08 Mei 2012
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
MENGAMATI ANATOMI AKAR, DAUN, DAN BATANG
Hari/Tanggal : Rabu, 02 Mei 2012
Waktu : 13.00 WIB - Selesai
Tempat : di Laboratorium Biologi
I. Pendahuluan
1.1 Tujuan
- Untuk melihat macam-macam jaringan yang terdapat pada daun
- Melihat tipe-tipe struktur dikotil dan monokotil
- Melihat macam-macam jaringan yang terdapat pada batang dan tipe
stele batang
- Melihat macam-macam jaringan pada akar
- Melihat perbedaan struktur akar dan dikotil dan monokotil
1.2 Teori Dasar
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya
tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada
batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain pada tubuh tumbuhan.
Bagian batang tempat duduknya atau melekkatnya daun dinamakan buku-buku
(nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan
daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan
suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya
berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati
tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula (Agustina, 2010).
Anatomi daun ini diantaranya yaitu : Jaringan epidermis adalah
jaringan yang terletak paling luar pada setiap organ tubuh (akar, batang, daun,
bunga, buah, dan biji). Epidermis merupakan sistem sel-sel yang bervariasi
struktur dan fungsinya, yang menutupi tubuh tumbuhan primer. Ciri-ciri jaringan
epidermis sebagai berikut : tersusun atas sel-sel hidup, terdiri atas satu lapis
tunggal, beragam bentuk, ukuran, dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat
tidak ada ruang antar sel, tidak memiliki klorofil, dinding sel jaringan epidermis
bagian luar berbatasan dengan udara mengalami penebalan, sedangkan dinding sel
jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding
selnya tetap tipis. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai berikut : sebagai
pelindung terhadap penguapan. sebagai pelindung terhadap kerusakan-kerusakan
mekanis. sebagai pelindung terhadap perubahan temperatur. sebagai pencegah
hilangnya zat-zat hara (Cambell, 2002).
Epidermis biasanya merupakan satu lapisan sel tebalnya. Bentuk sel
epidermis bermacam-macam, misalnya berbentuk kubus atau prisma, ada yang
tidak teratur sehingga bila dilihat dari permukaan merupakan segi banyak, ada
yang berkelok-kelok dindingnya, mempunyai tonjolan seperti papilla (Primadani,
2006).
Fungsi stomata adalah sebagai berikut :
1. Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis.
2. Sebagai jalan penguapan/transpirasi.
3. Sebagai jalan pernapasan/respirasi
(Cambell, 2002).
Pada kebanyakan tumbuhan, stomata dikelilingi oleh sel-sel yang
berbeda bentuknya dan kadang-kadang isinya dari sel-sel epidermis lainnya. Sel-
sel yang berbeda tersebut disebut sel tetangga. Stomata kebanyakan terdapat pada
helaian daun. Stoma berbentuk ginjal pada umumnya terdapat pada tumbuhan
dicotyledoneae, sedangkan yang berbentuk halter terdapat pada
Monocotyledoneae (Fahn, 1991).
Epidermis merupakan sel penyusun lapisan terluar dari daun, bunga,
buah dan biji serta akar dan batang sebelum mengalami penebalan sekunder.
Bermacam sel epidermis dapat dibedakan pada berbagai tumbuhan: sel epidermis
bentuk umum, sel tunggal atau kelompok sel dengan struktur, bentuk dan
kandungan yang khusus, sel berhubungan dengan stomata dan struktur tambahan
pada epidermis yang disebut trikoma (Fahn, 1991).
Epidermis mempunyai fungsi melindungi bagian dalam organ tubuh,
sehingga epidermis disebut sebagai jaringan pelindung. Sebagai jaringan
pelindung epidermis melindungi terhadap penguapan, kerusakan-kerusakan
mekanis, perubahan temperatur dan mencegah hilangnya zat hara. Bentuk sel
epidermis bermacam-macam misalnya bentuk seperti kubus, prisma, tidak teratur
ada juga yang punya tonjolan-tonjolan seperti papila. Pada epidermis biasanya
terdapat alat tambahan yang disebut derivat epidermis, pada batang misalnya sel
silika dan sel gabus, pada daun misalnya trikoma, stoma dan sel kipas (Fahn,
1991).
Bentuk-bentuk epidermis terdiri atas ada yang berbentuk sel panjang
dan sel pendek, bentuk sel kipas maupun litokis. Dan derivat epidermis ada
berupa stomata maupun trikoma. Bentuk trikoma secara garis besar terbagi dua
yaitu trikoma non glandular seperti rambut sisik, rambut bintang, rambut
bercabang, maupun rambut tunggal. Dan trikoma glandular seperti hidatoda,
rambut gatal, kelenjar garam dan kelenjar madu. Stomata terdiri atas beberapa tipe
berdasar sel tetangganya yaitu tipe anomositik, tipe anisositik, tipe parasitik, tipe
diasitik dan tipe aktinositik (Kertassapoetra, 1991).
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan
mengingat kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat
berikut :
1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan
pada buku-buku inilah terdapat daun.
3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop
atau heliotrop)
4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan,
bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak
digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,
misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
(Hidayat, 1995).
Batang dapat diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Bagian
ini umumnya tumbuh di atas tanah. Arah tumbuh batang tumbuhan menuju sinar
matahari. Umumnya batang bercabang, tetapi pada tumbuhan tertentu batangnya
tidak memiliki cabang seperti pada tumbuhan pisang, kelapa, dan pepaya. Struktur
batang terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele).
Silinder pusat pada batang ini terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur,
perikardium, dan berkas pengangkut yaitu xilem dan floem. Batang berkayu
memiliki kambium. Kambium mengalami dua arah pertumbuhan, yaitu ke arah
dalam dan ke arah luar. Ke arah dalam, kambium, membentuk kayu, sedangkan ke
arah luar membentuk kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang
tumbuhan bertambah besar (Hidayat, 1995).
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga
terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga
mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki
ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. Akar monokotil dan
dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang
mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela (Agustina, 2010)
Fungsi Akar yaitu, untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah,
dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, menyerap air dam garam-
garam mineral terlarut. Anatomi Akar yaitu, pada akar muda bila dilakukan
potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam, epidermis,
korteks, endodermis, silinder Pusat/Stele (HIdayat, 1995).
II. Metode
2.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
- Mikroskop (1 buah)
- Pipet tetes (2 buah)
- Kaca object (object glass) (6 buah)
- Kaca Penutup ( cover glass) (6 buah)
- Cutter (1 buah)
- Camera (1 nokia X3)
- Beaker glass 50 ml (1 buah)
- Zea mays (jagung) [daun, akar,
dan batang]
- Daun ficus sp.
2.2 Prosedur Kerja
a. Daun (Folium)
b. Batang
c. Akar
III. Hasil
a. Daun
daun Foto dokumen pribadi Keterangan
Zea mays (jagung)
Adaksial
Pembesaran 16X10
a. Stomata
b. Sel kipas
c. Dinding sel
d. Sel penjaga
e. Sel penutup
1
• preparat di buat dari daun Zea mays (jagung), dan daun Ficus sp. (beringin)
2
• diamati dibwah mikroskop jaringan yang terdapat pada preparat tersebut kemudian digambar
1• preparat di buat dari batang Zea mays (jagung)
2
• diamati dibwah mikroskop kedudukan jaringan-jaringan yang terdapat pada preparat tersebut kemudian digambar
1• preparat di buat dari akar Zea mays (jagung)
2
• diamati dibwah mikroskop bagian-bagian/jaringan akar-akar bahan tersebut kemudian digambar
a
b
c
d
e
Abaksial
Pembesaran 16X10
a. Sel penutup
b. Sel kipas
c. Dinding sel
d. Sel penjaga
e. Stomata
Ficus sp.
(Beringin)
Pembesaran
16X10
a. Parenkim
b. Stomata
c. Sel penutup
d. Sel pnjaga
b. Batang
Batang Foto dokumen pribadi Keterangan
Zea mays
(jagung)
Melintang
Pembesaran 10X10
a. Parenkim
b. Xylem
c. Floem
d. Jaringan embuluh.
a
b
c
d
a
b
c
d
a
b
c
d
e
Membujur
Pembesaran 10X10
a. Floem
b. Xylem
c. Kolenkim
d. Epidermis
Ficus sp.
(Beringin)
Pembesaran 10X10
a. Epidermis
b. Xylem
c. empulur
c. Akar
Akar Foto dokumen pribadi Keterangan
Zea mays
(jagung)
Melintang
Pembesaran 10X10
a. Rambut akar
b. Epidermis
a
b
c
d
a
b
c
a
b
Membujur
Pembesaran 10X10
a. Epidermis
b. Xylem
c. Perisikel
d. Empulur
IV. Pembahasan
Pada praktikan anpertum kali ini praktikan mengamati jaringan-jaringan
yang terdapat pada daun (folium), batang (caulis), dan akar (radix). Dimana
praktikan ini membuat sayatan melintang dan membujur pada bahan-bahan yang
digunakan untuk diamati dengan cara dibuat preparat. Bahan yang digunakan
pada praktikan ini yaitu, pada pengamatan daun dan batang: Zea mays (jagung),
dan Ficus sp. (beringin). Pengamatan akar : akar Zea mays (jagung).
Berdasarkan hasil amatan yang diamati praktikan di bawah mikroskop
dengan pembesaran yang telah digunakan ini adalah :
a. Daun
Pada hasil amatan yang telah dilakukan ini, di penampangan sayatan
pada daun Zea mays (jagung) ini ditemukannya sel kipas, dinding sel, dan
stomata (sel penjaga dan sel penutup). Dimana pada pengamatan ini
terdapat jaringan epidermis. Jaringan Epidermis daun ini memiliki banyak
variasi bentuk dan derivatnya. Pada kenampakan melintang, sel epidermis
daun yang terletak paling luar yang dilapisi dengan selapis kutikula. Dan
menurut pemaparan Mulyono (2011), jaringan penutup pada tumbuhan
berfungsi sebagai pelindung organ-organ dari pengaruh luar yaitu berupa:
epidermis, stomata, trikoma, dan endodermis.
Jaringan epidermis daun jagung yang terlihat memiliki struktur sel
rapat, pada bagian atas dilapisi kutikula (lapisan lilin) sehingga terlihat
mengkilap dibandingkan dengan epidermis bagian bawah. Sel epidermis
a
b
c
d
hanya terdiri dari satu lapisan sel saja. Selain itu juga terdapat sel kipas
yang fungsinya untuk pelekukan pada saat musim kemarau.
Sedangkan pada daun Ficus sp ini ketika diamati dibawah mikroskop
dengan mengguanakan pembesaran 16X10 ini ditemukannya parenkim,
dan stomata. Epidermis yang ada pada daun Ficus sp. ini jenis Epidermis
ganda, tumbuhan Ficus memiliki yang tersusun atas beberapa lapis sel.
Pada epidermis daun beringin (Ficus sp.) terdapat penebalan ke arah
sentripetal yang tersusun atas tengkai selulosa dengan deposisi Ca-
karbonat (kalsium karbonat) yang membentuk bangunan seperti sarang
lebah yang disebut sistolit. Sel yang mengandung sistolit disebut litokis.
b. Batang
Berdasrkan hasil amatan yang telah dilakukan ini pada batang Zea
mays dengan sayatan melintang ini ditemukan jaringan parenkim, xylem,
floem, jaringan embuluh, akar. Sedangkan pada sayatan yang membujur
ini ditemukannya floem, xylem, kolenkim, epidermis.
Menurut Hidayat (1995), tipe letak berkas pembukuh yang berhasil
praktikan amati ini yaitu Tipe kolateral yaitu letak xylem dan floem
berdampingan, umumnya floem di sebelah luar xylem. Sedangkan bila
antara xylem dan floem berdampingan langsung tanpa adanya kambium
disebut koleteral terbuka
Pada tipe ini, floem dan xylem berdampingan. Ada dua tipe, yaitu
kolateral tertutup yang biasa terdapat pada ikatan pembuluh batang
monokotil dan kolateral terbuka yang biasa terdapat pada ikatan pembuluh
batang dikotil (mulyono). Karena batang dari Zea mays ini termasyk
batang monokotil sehingga tipenya ini kolateral tertutup.
Sedangakan pada batang Ficus ketika sayatan tersebut diamati
dibawah mikrosop ditemukannya epidermis, xylem, dan empulur.
c. Akar
Berdasarkan gambar hasil pengamatan yang dilakukan praktikan ini,
pada akar Zea mays yang di sayatan secara melintang ini ketika diamati
dibawah mikroskop terlihat rambut akar dan epidermis. Sedangkan pada
sayatan membujur terlihat epidermis, xylem, perisikel, empulur.
Akar Zea mays ini mempunyai tipe akar polirkh yaitu memiliki
jumlah ikatan xylem yang banyak. Struktur umum dari bagian luar ke
dalam adalah sebagai berikut: epidermis (pada akar muda, jika tua
digantikan oleh peridermis berupa jaringan gabus), kadang dijumpai
hypodermis sebagai derivate epidermis, parenkim, korteks, stele, dan
berkas pembuluh. Jaringan penyusun akar adalah epidermis, korteks,
endodermis, perisikel, dan stele (jaringan pengangkut).
V. Kesimpulan
Pada batang Zea mays dengan sayatan melintang ini ditemukan
jaringan parenkim, xylem, floem, jaringan embuluh, akar. Sedangkan pada
sayatan yang membujur ini ditemukannya floem, xylem, kolenkim,
epidermis. tipe letak berkas pembukuh yaitu tipe kolateral yaitu letak
xylem dan floem berdampingan, umumnya floem di sebelah luar xylem.
Sedangkan bila antara xylem dan floem berdampingan langsung tanpa
adanya kambium disebut koleteral terbuka.. Ada dua tipe, yaitu kolateral
tertutup dan kolateral terbuka yang biasa terdapat pada ikatan pembuluh
batang dikotil pada batang Ficus (ketika sayatan tersebut diamati dibawah
mikrosop ditemukannya epidermis, xylem, dan empulur.
Akar Zea mays melintang ini ketika terlihat rambut akar dan
epidermis. Sedangkan pada sayatan membujur terlihat epidermis, xylem,
perisikel, empulur. Akar Zea mays ini mempunyai tipe akar polirkh
Daftar Pustaka
Agustina, Tri Wahyuni. Materi Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung:
UIN SGD Bandung.
Cambell. 2002. Biologi edisi lima. Jakarta: Erlangga.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi 3. Yogyakarta : Universitas
Gajah Mada Press.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit
ITB.
Kertassapoetra, A. G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan
(Tentang Sel dan Jaringan). Jakarta: Rineka Cipta
Mulyono, Arif A. 2011. Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays).
[terhubung berkala].
(http://blog.djarumbeasiswaplus.org/arifagungmulyono/2011/12/2
6/%E2%80%9Cmorfologi-tanaman-jagung-zea-mays-
l%E2%80%9D/ ?wpmp switcher=mobile&wpmp_tp=1). [diakses
tanggal 21 Maret 2012]
Primadani. 2006. Anatomi Tumbuhan. Banjarmasin : Universitas Lambung
Mangkurat Press.