lapangan terbang

46
PROSEDUR PENERBITAN SERTIFIKAT PENDAFTARAN DAN SERTIFIKAT KELAIKAN UDARA PERTAMA DI INDONESIA A. Dasar hukum : 1. UU No. 15 Tahun 1992, tentang Penerbangan. 2. PP No. 3 Tahun 2001, tentang Keselamatan Penerbangan. 3. KM Perhubungan No. 24 tahun 2001, tentang Organisasi Departemen Perhubungan. 4. PKPS Bagian 21, Certification Procedures for Product and Parts 5. PKPS Bagian 45, Identification and Registration Marking. 6. PKPS Bagian 47, Aircraft Registration. 7. ICAO Annex 7, Aircraft Nationality and Registration Mark. B. Pemohon (WNI, WNA, Badan Hukum Indonesia/Asing, Instansi Pemerintah Indonesia, Lembaga Hukum yang di ijinkan Pemerintah Indonesia). Pemohon mengajukan surat permohonan pendaftaran pesawat Udara dan kelaikan udara yang ditujukan ke Dirjen Perhubungan Udara tembusan ke DSKU dengan melampirkan data- data dan dokumen sbb : 1

Upload: taufik-setiadi

Post on 26-Oct-2015

375 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

1.pengertian lapangan terbang2.tata cara perencanaan lapangan terbang

TRANSCRIPT

PROSEDUR PENERBITAN SERTIFIKAT PENDAFTARAN DAN

SERTIFIKAT KELAIKAN UDARA PERTAMA DI INDONESIA

A. Dasar hukum :

1. UU No. 15 Tahun 1992,

tentang Penerbangan.

2. PP No. 3 Tahun 2001,

tentang Keselamatan Penerbangan.

3. KM Perhubungan No. 24 tahun 2001,

tentang Organisasi Departemen Perhubungan.

4. PKPS Bagian 21,

Certification Procedures for Product and Parts

5. PKPS Bagian 45,

Identification and Registration Marking.

6. PKPS Bagian 47,

Aircraft Registration.

7. ICAO Annex 7,

Aircraft Nationality and Registration Mark.

B. Pemohon (WNI, WNA, Badan Hukum Indonesia/Asing, Instansi Pemerintah

Indonesia, Lembaga Hukum yang di ijinkan Pemerintah Indonesia).

Pemohon mengajukan surat permohonan pendaftaran pesawat Udara dan

kelaikan udara yang ditujukan ke Dirjen Perhubungan Udara tembusan ke DSKU

dengan melampirkan data-data dan dokumen sbb :

1. Pesawat Udara yang akan didaftar telah mendapatkan sertifikat tipe

validasi (TC Validasi) dari Indonesia.

2. Surat Ijin Pengadaan dari Dirjen Perhubungan Udara.

3. Mengisi Form sbb :

- KU - 011, Permohonan Sertifikat Pendaftaran Pesawat Udara,

- KU - 021, Permohonan Sertifikat Kelaikan Pesawat Udara,

1

- DAC Form 47-01, Special Check List Untuk Persiapan Awal Pendaftaran

Pesawat Udara,

- DAC Form 21 - 21, Application for Renewal Certficate of Airworthiness.

4. Bukti Kepemilikan Pesawat Udara (Bill of Sale/Surat Hibah).

5. Perjanjian sewa-menyewa pesawat apabila sewa (minimal 2 tahun).

6. Sertifikat Kelaikan Udara Export dari negara dimana pesawat tersebut

terdaftar sebelumnya.

7. Sertifikat Penghapusan pesawat Udara dari negara dimana pesawat

tersebut terdaftar sebelumnya.

8. Pemberitahuan penggunaan alokasi tanda pendaftaran pesawat Udara

yang akan dipergunakan.

9. Sejarah kepemilikan pesawat Udara.

10. Data teknis pesawat Udara secara umum (General Specification).

11. Telah membayar beban bea masuk/Custome Clearance berdasarkan

ketentuan hukum di Indonesia sehubungan dengan impor pesawat udara.

(apabila pesawat sudah masuk ke Indonesia)

C. Evaluasi Data dan Dokumen

Data-data dan dokumen yang masuk ke DSKU akan dievaluasi terlebih

dahulu mengenai kelengkapan secara administrasi sesuai dengan peraturan,

apabila semua data dan dokumen sudah lengkap secara administrasi maka akan

ditunjuk Inspektur yang akan melaksanakan pemeriksaan pesawat Udara

tersebut.

D. Pelaksanaan Inspeksi Pesawat Udara

Direktur Sertifikasi Kelaikan Udara akan menunjuk Inspektur yang akan

melaksanakan pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan dapat dilaksanakan di

Indonesia maupun di luar negeri.

Apabila pelaksana tugas telah ditunjuk maka Inspektur yang bersangkutan agar

mempersiapkan dokumen-dokumen sbb :

2

a. Persiapan Dokumen

1. Form KU-013, Sertifikat Pendaftaran

Sertifikat pendaftaran yang akan diberikan kepada operator apabila pesawat

sudah memenuhi persyaratan administrasi dan aspek hukum sesuai

dengan peraturan yang berlaku di Indonesia dan sertifikat akan

dikeluarkan tidak lebih dari 3 (tiga) tahun.

2. DAC form 47-2B, Kartu Pendaftaran Pesawat Udara (detail)

Kartu pendaftaran yang berisi keterangan pesawat secara detail

berdasarkan aspek hukum dan administrasi yang disimpan di kantor

DSKU.

3. DAC form 21-20, Sertifikat Kelaikan Udara Standar

Sertifikat kelaikan udara standar yang akan diberikan kepada operator

apabila pesawat sudah memenuhi persyaratan secara teknis dan

operasional sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sertifikat akan

dikeluarkan tidak lebih dari 1 (satu) tahun.

4. DAC form 21-24, Sertifikat Kelaikan Udara Khusus (apabila diperlukan)

Sertifikat kelaikan udara khusus yang akan diberikan kepada operator

untuk operasional pesawat yang melaksanakan kegiatan khusus/terbatas

sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sertifikat akan dikeluarkan

tidak lebih dari 1 (satu) tahun atau dengan kondisi khusus/terbatas.

5. DAC form 21-22, Kartu Kelaikan Udara (detail)

Kartu pendaftaran yang berisi keterangan pesawat secara detail

berdasarkan aspek teknis dan operasi yang disimpan di kantor DSKU.

6. Form PK - 011, Document Evaluation for New Registered Aircraft List

Form yang harus dipersiapkan oleh Inspektur untuk mengevaluasi

kelengkapan data-data sebelum dikeluarkan sertifikat pendaftaran.

7. Form PK-015, Computerized Data System (Aircraft Data)

Form yang harus dipersiapkan oleh Inpektur untuk mengisi data-data

teknis pesawat secara umum guna pemasukan data pada computer.

8. DAC form 21-40, Checklist and Inspection Records Issuance of Certificate

of Airworthiness

Form yang harus dipersiapkan oleh Inspektur untuk persiapan

pelaksanaan inspeksi pesawat Udara baik secara fisik maupun evaluasi

3

dokumen teknik dan operasi sebelum dikeluarkan sertifikat kelaikan udara

standar.

9. DAC form 21-38, Checklist of Amateur Built Fabrication Assembly/

Operation (Apabila pesawat Experimental/Amatir)

Form yang harus dipersiapkan oleh Inpektur untuk persiapan pelaksanaan

inspeksi pesawat Udara yang dipergunakan untuk pengeluaran sertifikat

kelaikan udara khusus.

b. Pelaksanaan Inspeksi Pesawat Udara

Apabila semua data dan dokumen telah dipersiapkan oleh Inspektur yang

ditunjuk maka proses selanjutnya dapat dilakukan pelaksanaan inspeksi

pesawat Udara. Pelaksanaan inspeksi pesawat Udara dapat dilakukan di

Indonesia maupun di Luar Negeri tergantung dari permintaan operator. Pada

saat pemeriksaan pesawat Udara Inspektur mempergunakan form sbb :

a. Form PK-011, Document Evaluation for New Registered Aircraft List

merupakan formulir yang dipergunakan untuk pengeluaran sertifikat

pendaftaran.

Pada saat pemeriksaan ini Inspektur harus memverifikasi data-data dan

dokumen berdasarkan aspek hukum yang telah diterima antara lain :

- Bukti kepemilikan pesawat udara,

- Perjanjian sewa menyewa (apabila sewa),

- Sertifikat penghapusan tanda pesawat udara sebelumnya,

- Sertifikat Export C of A dari negara pesawat tersebut terdaftar,

- Asuransi untuk crew, penumpang dan pihak ketiga,

- Telah membayar beban bea masuk (custome clearence) ke Indonesia.

b. DAC form 21-40, Checklist and Inspection Records Issuance of Certificate

of Airworthiness merupakan formulir pemeriksaan yang dipergunakan

untuk pengeluaran sertifikat kelaikan udara standar.

Inspektur harus memeriksa kelengkapan dan memverifikasi data-data dan

dokumen teknis/operasi sbb :

4

- Airworthiness Directive Compliance,

- Component Status Airframe and Engine,

- AAT/JAA fom1 dari tiap-tiap komponen terutama major komponen,

- Aircraft Logbook, Engine Logbook, Propeller Logbook (jika terpasang),

Aircraft Flight and Maintenance Logbook yang ada di pesawat, APU

Logbook (apabila ada),

- Maintenance Program,

- CPCP (Corrosion Preventive Control Program) apabila ada,

- Aging Program Document apabila ada,

- Compass Swing,

- Weight n’ Balance,

- LOPA (Lay Out Passenger Arrangement),

- Flight Manual,

- MEL (Minimum Equipment List),

- Radio Permit,

- Inspeksi fisik pesawat Udara tersebut.

c. DAC form 21-38, Checklist of Amateur Built Fabrication

Assembly/Operation merupakan formulir pemeriksaan yang dipergunakan

untuk pengeluaran sertifikat kelaikan udara khusus.

Pada pemeriksaan ini Inspektur harus mengawasi pelaksanaan perakitan

pesawat Udara yang dilakukan oleh perseorangan dan pada saat perakitan

ataupun ada modifikasi terhadap pesawat tersebut harus mengikuti petunjuk-

petunjuk dokumen dari pabrik.

E. Penerbitan Sertifikat Pendaftaran dan Sertifikat Kelaikan Udara

Apabila semua tahap pelaksanaan pemeriksaan dokumen teknis dan operasi

serta pemeriksaan fisik pesawat Udara telah dilakukan maka sertifikat

pendaftaran dapat diberikan dengan masa berlaku tidak lebih dari 3 (tiga) tahun

dan sertifikat kelaikan udara dapat diberikan dengan masa berlaku tidak lebih

dari 1 (satu) tahun.

5

Apabila selama pelaksanaan pemeriksaan dokumen maupun fisik pesawat

terdapat kekurangan atau perlengkapan yang tidak sesuai dengan peraturan dan

ketentuan yang berlaku di Indonesia, maka sertifikat pendaftaran dan kelaikan

udara pesawat yang bersangkutan tidak dapat dikeluarkan tetapi apabila telah

memenuhi persyaratan maka dapat diberikan kembali sertifikat pesawat Udara

tersebut.

Sertifikasi Pesawat

Untuk dapat berusaha dibidang angkutan udara, suatu perusahaan harus

memiliki 2 izin yaitu:

a. Izin usaha angkutan udara

b. Air Operator Certificate (AOC)

Persyaratan memperoleh AOC:

1. Memiliki Izin Usaha Angkutan Udara

2. Lulus dalam sertifikasi teknis dan operasional sertifikasi teknis dan

operasional dilakukan untuk memastikan dipenuhinya persyaratan –

persyaratan teknis dan operasional dalam laporan keputusan Menteri

Perhubungan Nomor KM 22 Tahun 2002 tentang Civil Aviation Safety

Regulations (CASR) Part 135.

Dasar hukum:

1. Undang Undang No 1 tahun 2009 Tentang Penerbangan

2. Peraturan Pemerintah No 40 tahun 1995 Tentang Angkutan Udara

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No.3 tahun

2003

3. Peraturan Pemerintah No.3 tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan

Penerbangan

4. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 25 Tentang Penyelenggaraan

Angkutan Udara.

6

Federal Aviation Administration

Federal Aviation Administration (disingkat FAA) merupakan lembaga regulator

penerbangan sipil di Amerika Serikat. Sebagai bagian dariKementerian Transportasi

Amerika Serikat, badan ini bertanggung jawab sebagai pengatur dan

pengawas penerbangan sipil di A.S. (fungsinya mirip dengan Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara di Indonesia) Undang-Undang Penerbangan Federal

1958 menjadi dasar hukum berdirinya lembaga ini dengan nama "Lembaga

Penerbangan Federal" (Federal Aviation Agency), dan menggunakan namanya yang

sekarang pada tahun 1966 ketika FAA bernaung di bawah Jawatan Pengangkutan

(Kementerian Transportasi AS).

Industri Penerbangan

Industri penerbangan merupakan industri yang sangat kaya dengan tehnologi

termasuk inteligen tehnologi yang sangat maju, sehingga tidak gampang untuk

mendirikan industri pesawat terbang

Terdapat lima perusahan pesawat terbang sipil terkemuka didunia ini yaitu:

Airbus, merupakan perusahaan yang berbasis di Eropa

Boeing, merupakan perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat

Bombardier, merupakan perusahaan yang berbasis di Canada

Embraer, merupakan perusahaan yang berbasis di Brazil

United Aircraft Corporation, merupakan gabungan beberapa perusahaan/industri

pesawat seperti Ilyushin, Sukhoi dan Tupolev yang berbasis Russia

Industri Penerbangan di Indonesia:

PT. Dirgantara Indonesia (DI) adalah industri pesawat terbang yang pertama

dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara. Perusahaan ini dimiliki

oleh Pemerintah Indonesia. DI didirikan pada 26 April 1976 dengan nama PT.

Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur.

Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri

Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985. Setelah

7

direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi Dirgantara Indonesia pada

24 Agustus 2000.

PT Dirgantara Indonesia telah memegang sertifikat kedirgantaraan sebanyak 20

sertifikat, PT Dirgantara Indonesia sendiri berdiri sejak 23 Agustus 1976, (36 tahun)

dan masih memerlukan suntikan dana segar dari pemerintah RI, agar

operasionalnya terus berjalan, namun hingga saat ini, PT Dirgantara Indonesia

masih terus menghasilkan banyak keberhasilan, memiliki sumberdaya yang unggul

dan fasilitas canggih.

JENIS KELOMPOK PESAWAT

Ada beberapa tipe dan jenis kelompok pesawat. Antara lain adalah Airbus.

Airbus A320 adalah jenis kelompok pesawat penumpang komersial jarak dekat

sampai menengah yang diproduksi oleh Airbus. A320 merupakan pesawat

penumpang pertama dengan sebuah sistem kendali fly-by-wire digital, di mana pilot

mengendalikan penerbangan melalui penggunaan sinyal elektronik dan bukan

secara mekanik dengan hendel dan sistem hidraulik. Kelompok pesawat A320 (yang

termasuk A318, A319, A320, danA321, serta pesawat jet bisnis ACJ) adalah satu-

satunya kelompok pesawat berbadan sempit (narrow-body) yang diproduksi Airbus.

Pada 31 Januari 2011, total 4552 pesawat Airbus A320 family telah dikirim, dimana

4467 masih aktif dalam penerbangan. Sebagai tambahan, masih terdapat 2404

pesawat yang masih dalam pesanan pasti. Berdasarkan informasi Airbus, pesawat

ini menjadi pesawat penumpang jet komersial yang paling cepat terjual berdasarkan

catatan tahun 2005 hingga 2007, dan menjadi penjualan terbaik pesawat generasi

tunggal. Di Indonesia, maskapai yang mengoperasikan keluarga A320

adalah Indonesia AirAsia, Citilink Garuda Indonesia, Batavia Air, dan Mandala

Airlines

Standart Kelas Lapangan Terbang di Indonesia

Bandar udara merupakan kawasan yang sangat luas dengan penggunaan

lahan yang beragam dari tanah kosong approach airspace, landing area, terminal,

jaringan jalan dan parkir, taman dan tanah kosong untuk pengembangan. Dengan

8

penggunaan lahan yang berbeda-beda tentu akan memberikan manfaat dan nilai

yang berbeda. Agar dapat mencari perbandingan data yang tepat bagi lahan bandar

udara yang dinilai, maka penilai harus paham tata guna lahan dari bandar udara

yang dinilai. Sehingga dengan demikian perhitungan indikasi nilai tanah dapat

dilakukan dengan perbandingan data yang lebih akurat

Kepemilikan Bandar Udara di Indonesia

1. Dimiliki oleh Pemerintah,

a. Pemerintah Pusat, yang otoritas pengelolaannya diberikan kepada Badan Usaha

Milik Negara (BUMN), yaitu PT. (Persero) Angkasa Pura I dan II; serta bandar

udara yang berada dibawah pengawasan Departemen Perhubungan, Dirjen

Perhubungan Udara sebagai Unit Pelaksana Teknis;

b. Pemerintah Daerah, pada umumnya bandara yang dimiliki oleh Pemerintah

Daerah sudah berkembang untuk kepentingan komersial;

c. Bandar Udara Militer.

2. Dimiliki oleh komunitas/perusahaan tertentu, pada umumnya berupa bandar udara

kecil (privat airstrips). Kepemilikan bandar udara oleh pihak swasta di Indonesia,

belum terlalu banyak, biasanya hanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan asing

yang beroperasi di wilayahwilayah terpencil Indonesia untuk memperlancar sistem

pengangkutan perusahaan swasta mereka.

Klasifikasi Bandar Udara

Klasifikasi bandar udara dilakukan oleh ICAO (International Civil Aviation

Organization), untuk mengadakan penyeragaman ditunjukkan dengan kode A,B,C,D

dan E. Dasar dari klasifikasi tersebut adalah panjang dari runway suatu bandar

udara, tidak berdasarkan fungsinya.

Klasifikasi Panjang Runway

Feet Meter

A > 7.000 2.134 B 5.000 – 7.000 1.524 – 2.133 C 3.000 – 5.000 915 – 1.523 D 2.000

– 3.000 762 – 914 E 2.000 – 2.500 610 – 761

9

Klasifikasi Bandar Udara Berdasarkan Fungsinya

A. Bandar Udara Internasional

1. Melayani angkutan langsung para penumpang dan barang dari/ke luar negeri.

Bandar udara ini juga merupakan tempat transit untuk menuju ke tempat lain.

2. Ciri-ciri Bandar Udara Internasional :

a. Yang utama adalah memiliki Customs (Bea Cukai), Immigration (Imigrasi)

dan Quarantine (Karantina);

b. Kapasitas pesawat sampai dengan pesawat type Boeing B-747 atau Airbus

300 (pesawat berbadan lebar);

c. Mempunyai daerah komersil dan terminal yang luas dengan pertokoan dan

perkantoran;

d. Mempunyai fasilitas pemeliharaan;

e. Mempunyai tempat parkir yang luas;

B. Bandar Udara Domestik

1. Melayani angkutan penumpang dan barang dari/ke daerah yang merupakan pusat

untuk menuju daerah sekitar. Biasanya langsung berhubungan dengan bandar

udara internasional. Bandar udara ini juga sebagai tempat transit untuk menuju

daerah yang terpencil

2. Ciri-ciri Bandar Udara Domestik

a. Kapasitas pesawat sampai dengan pesawat type boeing B-737 atau Airbus

b. Mempunyai bangunan terminal cukup luas

c. Ada beberapa daerah komersil dengan pertokoan

d. Mempunyai fasilitas pemeliharaan kecil

C. Bandar Udara Perintis

10

1. Melayani angkutan penerbangan untuk daerah yang terpencil, kadangkadang

hanya digunakan oleh perusahaan perindustrian (seperti industri pertambangan)

2. Ciri-ciri Bandar Udara Perintis:

a. Kapasitasnya hanya untuk pesawat ringan seperti CN-235, F-27, Casa-212

b. Mempunyai landasan pacu (runway) sempit dan pendek, kadangkadang

landasan pacu tersebut hanya berupa lapangan rumput.

c. Mempunyai terminal kecil atau tidak ada terminal

d. Terdapat beberapa bangunan untuk pelayanan

3. Sebagai tambahan, sekarang ini bandar udara perintis tidak lagi dikenal di Dirjen

Perhubungan Udara karena pengklasifikasiannya telah direvisi menjadi Bandar

Udara Utama, Kelas I, II, III, IV, V dan Bandar Udara Satuan Kerja (Satker).

Bagian-Bagian Utama Bandar Udara:

1.Tanah areal bandar udara

2.Runway (Landasan Pacu)

Yaitu Jalan khusus untuk pesawat yang digunakan untuk berangkat (take off)

dan mendarat (landing).

3.Taxiway

Jalan khusus untuk pesawat (jalan penghubung) antara runway (landasan

pacu) dan appron (landasan parkir).

4.Appron (Landasan Parkir)

Daerah antara runway (landasan pacu) dengan bangunan terminal atau

hangar yang digunakan untuk parkir pesawat, sebagai tempat untuk

menaikkan atau menurunkan penumpang, barang atau untuk perbaikan

pesawat.

5. Turning Area

11

Daerah akhir dari runway yang digunakan untuk perputaran pesawat.

Konstruksi yang digunakan sama dengan konstruksi untuk runway.

6. Paved Shoulders (Bahu Jalan)

Perkerasan di sebelah runway dan taxiway yang berfungsi sebagai

jalur dalam keadaan darurat.

7. Glide Slope

Beberapa pondasi dengan lampu-lampu yang dibangun di sebelah

runway yang berfungsi sebagai penunjuk pada saat pesawat akan

landing.

8. Midle Marker

Ruang teknik dengan radar yang dibangun di depan runway yang berfungsi

sebagai penunjuk pada saat pesawat menuju runway.

9. Terminal

Bangunan utama dengan fasilitas lengkap untuk melayani arus penumpang dan

bagasi. Di dalam terminal terdapat ruangan - ruangan untuk :

-Tempat untuk kedatangan atau keberangkatan penumpang;

-Tempat untuk pengecekan keberangkatan;

-Pemeriksaan barang-barang bawaan;

-Ruang tunggu untuk penumpang yang akan berangkat;

-Kantor-kantor perusahaan penerbangan;

-Kantor Bea dan Cukai;

-Pertokoan.

12

10. Bangunan-bangunan pendukung lain yang berada baik di dalam maupun diluar

areal bandar udara yang sifatnya mendukung pelaksanaan lalu lintas pesawat

udara yang akan mendarat dan tinggal landas pada sebuah bandar udara.

11. Fasilitas-fasilitas bandar udara sebagaimana diatur dengan Keputusan Menteri

Perhubungan Nomor 43 Tahun 2005 yaitu:

A. Kelompok Peralatan Komunikasi Penerbangan:

Fasilitas Komunikasi Penerbangan dapat dikelompokkan atas 2 (dua) kelompok,

yaitu :

1. Peralatan Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan (Aeronautical Fixed

Services/AFS). Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan, yaitu hubungan/

komunikasi antara tempat-tempat yang tetap dan tertentu (point-topoint).

2. Peralatan-peralatan yang digunakan adalah :

a. Automatic Message Switching Centre (AMSC) .

Sarana komunikasi teleprinter antar unit-unit ATS (point to point) dengan

memakai sistem transmisi satelit (VSAT), dimana berfungsi sebagai

pengontrol berita.

b. Teleprinter Machine.

Peralatan komunikasi yang digunakan untuk mengirim dan menerima

berita-berita penerbangan dalam bentuk berita tertulis, dimana peralatan

ini terhubung dengan suatu jaringan yang mencakup seluruh dunia yang

ditetapkan berdasarkan ketentuan ICAO (Aeronautical Fixed

Telecommunication Network/AFTN).

c. HF SSB Transceiver.

Peralatan komunikasi yang digunakan untuk melakukan pertukaran berita

penerbangan melalui suara (untuk koordinasi antar unit-unit ATS/Air

Traffic Services), dalam bentuk Single Side Band.

d. Very Small Aperture Terminal (VSAT).

Fasilitas transmisi dimana pemancar dan penerimanya pada frekuensi

yang berbeda sehingga komunikasi dapat berlangsung secara full duplex

dengan menggunakan media satelit.

e. Radio Link.

13

Suatu pemancar dan penerima dengan frekuensi yang berbeda sehingga

komunikasi dapat berlangsung secara full duplex. Dalam system

Transmisi dengan Radio Link, data awal dirubah oleh suatu

interface/modem kemudian dimodulasikan ke pemancar dan oleh

penerima diproses sebaliknya.

f. Direct Speech.

Peralatan komunikasi yang digunakan untuk melakukan pertukaran berita

secara langsung khusus untuk koordinasi antar unit–unit Air Traffic

Services (ATS).

g. ATS Message Handling System (AMHS)

Sistem di dalam ATN yang digunakan untuk menggantikan AFTN (suatu

struktur jaringan hubungan komunikasi seluruh dunia yang ditetapkan

berdasarkan ketentuan ICAO (Annex 10, Volume II), dimana berita secara

tertulis (printed) disimpan dan disalurkan dengan menggunakan prosedur

yang berorientasi pada karakter) dalam melakukan pertukaran berita-

berita penerbangan.

h. ATN System (Ground – Ground)

Jaringan global yang menyediakan komunikasi digital untuk sistem

automasi yang mencakup Air Traffic Service Communication (ATSC),

Aeronautical Operational Control (AOC), Aeronautical Administrative

Communication (AAC) dan Aeronautical Passenger Communication

(APC).

i. HF Data Link

Untuk komunikasi darat -udara, digunakan di daerah oceanic dan ruang

udara dengan lalu lintas sedikit. Kombinasi penggunaan HF Data Link

dengan AMSC akan meningkatkan availabilitas (karena dual redundant).

14

Lapangan Terbang di Indonesia

Saat ini ada 27 bandar udara yang beroperasi di Indonesia, untuk melayani

keperluan penerbangan internasional.

Sebanyak 5 bandar udara digunakan untuk penerbangan internasional

utama, sebagai pintu masuk ke Indonesia, yaitu :

1. Soekarno-Hatta, Jakarta

2. Juanda, Surabaya

3. Ngurah Rai, Denpasar

4. Polonia, Medan

5. Sultan Hasanuddin, Makassar

Selain itu, ada 21 bandar udara lainnya untuk penerbangan internasional

regional, yaitu :

6. Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh

7. Maimun Saleh, Sabang

8. Binaka, Gunung Sitoli

9. Minangkabau, Padang

10. Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru

11. Hang Nadim, Batam

12. RH. Fisabilillah, Tanjung Pinang

13. S.M. Badarudin II, Palembang

14. Husein Sastranegara, Bandung

15

15. Halim Perdanakusuma, Jakarta

16. Adi Sumarmo, Solo

17. Ahmad Yani, Semarang

18. Adi Sucipto, Yogyakarta

19. Selaparang, Mataram

20. Eltari, Kupang

21. Supadio, Pontianak

22. Sepinggan, Balikpapan

23. Sam Ratulangi, Manado

24. Pattimura, Ambon

25. Frans Kaisepo, Biak

26. Sentani, Jayapura

27. Mopah, Merauke

Dari ke 27 bandar udara tersebut, sebanyak 10 diantaranya digunakan juga untuk

penerbangan haji, ditambah bandar udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin.

Ke 11 bandar udara yang digunakan untuk penerbangan haji

Indonesia tersebut yaitu  :

1. Soekarno-Hatta, Jakarta

2. Juanda, Surabaya

3. Polonia, Medan

16

4. Sultan Hasanuddin, Makassar

5. Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh

6. Minangkabau, Padang

7. Hang Nadim, Batam

8. S.M.Badarudin II, Palembang

9. Adi Sumarmo, Solo

10. Syamsuddin Noor, Banjarmasin

11. Sepinggan, Balikpapan

Dari ke 27 bandar udara tersebut, 6 diantaranya dioperasikan untuk penerbangan

kargo internasional, yaitu :

1. Hang nadim, Batam

2. S.M. Badarudin II, Palembang

3. Sepinggan, Balikpapan

4. Sam Ratulangin, Manado

5. Sultan Hasanuddin, Makassar

6. Frans Kaisiepo, Biak

17

Bandara-Bandara di Indonesia / Indonesian Airport

Comeliness

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin (UPG/WAAA)

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, sebelumnya bernama Bandar Udara

Internasional Hasanuddin, adalah bandar udara yang terletak 30 km dari Kota Makassar,

provinsi Sulawesi Selatan. Bandara ini dioperasikan oleh PT. Angkasa Pura I. Meskipun

berstatus bandara internasional, sejak 28 Oktober 2006 hingga Juli 2008 sempat tidak ada

rute internasional kecuali penerbangan haji setelah rute internasional terakhir Hasanuddin,

Makassar-Singapura ditutup Garuda Indonesia karena merugi. Sebelumnya, Silk Air dan

Malaysia Airlines telah terlebih dahulu menutup jalur internasional mereka ke Hasanuddin.

Air Asia membuka kembali rute Makassar-Kuala Lumpur mulai 25 Juli 2008. Bandara ini

mengalami proses perluasan dan pengembangan yang dimulai tahun 2004 dan

direncanakan selesai pada tahun 2009. Antara bagian dari pengembangan adalah

terminal penumpang baru berkapasitas 7 juta penumpang per tahun, apron (lapangan

parkir pesawat) yang berkapasitas tujuh pesawat berbadan lebar, landas pacu baru

sepanjang 3.100 meter x 45 meter, serta taxiway. Pengoperasian terminal baru dimulai

pada 4 Agustus 2008 dengan menggunakan landas pacu lama karena landas pacu baru

18

masih sedang dikerjakan. Sekarang, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

Sudah Mengoperasikan Apron baru, landas pacu terbaru serta 1 buah taxiway

Maskapai Penerbangan

AirAsia (Kuala Lumpur)

Batavia Air (Jakarta, Jayapura, Kendari, Manokwari, Palu, Surabaya, Kendari)

Dirgantara Air Service (Mamuju, Selayar, Masamba, Palopo, Toraja)

Garuda Indonesia (Balikpapan, Biak, Denpasar-Bali, Jakarta, Jayapura, Manado,

Surabaya, Palu, Gorontalo, Ambon, Ternate, Jeddah*)

Indonesia Air Transport (Soroako)

Lion Air (Ambon, Denpasar-Bali, Gorontalo, Jakarta, Jayapura, Kendari, Manado, Palu,

Surabaya)

Merpati Nusantara Airlines (Balikpapan, Banjarmasin, Baubau, Biak, Jakarta, Kendari,

Kupang, Mamuju, Manokwari, Merauke, Palu, Sorong, Surabaya, Timika, Ternate,

Yogyakarta)

Sriwijaya Air (Ambon, Gorontalo, Jakarta, Kendari, Surabaya, Palu)

Trigana Air Service (Kupang, Luwuk)

Expressair (Fak Fak, Jakarta, Jayapura, Kaimana, Nabire, Sorong, Tanah Merah, Ternate,

19

Yogyakarta, Surabaya)

Kartika Airlines (Jakarta, Manado, Ternate)

Wings Air (Ambon, Denpasar-Bali, Gorontalo, Jakarta, Jayapura, Kendari, Manado, Palu,

Surabaya, Mamuju, Bau-Bau, Kolaka)

Citilink (Surabaya).

Gantengscool

Bandar Udara Adisumarmo (SOC/WRSQ)

Kode IATA : SOC

Kode ICAO : WRSQ

Lokasi : Solo, Central Java

Negara : Indonesia

Pengelola

20

Tipe : sipil dan militer

Zona : waktu UTC+7

Elevasi : 128 m (421 f)

Koordinat : 7° 30′ 57,92″ LS, 110° 45′ 24,81″ BT

Landas pacu :

Arah Panjang Permukaan : ft m 08/26 8.530 2.600m aspal.

Bandar Udara Adisumarmo (SOC/WRSQ) adalah bandara yang melayani kota

Surakarta (Solo) 57108, Jawa Tengah yang dioperasikan PT (Persero) Angkasa

Pura I.

Bandara ini melayani penerbangan Garuda, Sriwijaya Air, Lion Air, dan Batavia Air

untuk penerbangan Jakarta-Solo Pulang Pergi, dan Silk Air untuk penerbangan

Solo-Singapura PP serta Air Asia untuk penerbangan Solo-Kuala Lumpur, di

samping penerbangan langsung ke Mekkah atauJeddah, Arab Saudi dikarenakan

Solo sebagai kota embarkasi Haji untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY.

Sebagaimana bandara yang lain, bandara Adisumarmo ini terletak di luar kota Solo

(16 km dari pusat kota) tepatnya di Ngemplak, Boyolali. Bandara ini juga berfungsi

sebagai pangkalan TNI AU.

Data Bandara.

Jarak dari Surakarta, 16 kilometer.

Koordinat : 07°30´58"S, 110°45´25"E

Ketinggian : 128 meter.

Jumlah terminal : 2 terminal penumpang, 2 terminal kargo, 11 tempat parkir

pesawat.

Data Lapangan Terbang.

Runway 1: Heading 08/26, 2,600m (8,530ft), 68/F/C/X/T, ILS, Lighting: PAPI

Fire Category VIII, Rescue and fire fighting Navigational Aids: VOR-DME, NDB

Airfield Restrictions: Wide body ACFT 180 turn at the end of Runway

21

Fasilitas Kargo.

Kapasitas 48tonnes (105.000lbs), gudang seluas 574m² (6,178sq ft), kawasan

berikat, hanya kargo domestik, karantina hewan, fasilitas kesehatan, peralatan X-ray

, bahan berbahaya, GPU, sabuk berjalan kargo, dan kursi roda.

paradyto

Bandar Udara Internasional Juanda (SUB/WARR)

Bandara Internasional Juanda, adalah bandar udara internasional yang melayani kota

Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya. Bandara Juanda terletak di Kecamatan Sedati,

Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan kota Surabaya. Bandara Internasional Juanda

dioperasikan oleh PT Angkasa Pura 1.

Bandara ini memiliki panjang landasan 3000 meter. Bandara Juanda yang baru memiliki luas

sebesar 51.500 m², atau sekitar dua kali lipat dibanding terminal lama yang hanya 28.088 m².

Bandara baru ini juga dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas 28.900 m² yang mampu

22

menampung lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara ini diperkirakan mampu menampung 6 juta

hingga 8 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton kargo/tahun.

Terminal A

Domestik

Garuda Indonesia; keberangkatan domestik (Jakarta, Denpasar)

Internasional

AirAsia (Johor Bahru , Kuala Lumpur)

Indonesia AirAsia (Kuala Lumpur, Southampton)

Cebu Pacific (Cebu, Davao, Manila)

Cathay Pacific (Hong Kong)

China Airlines (Taipei-Taoyuan (ViaSingapore))

EVA Air (Taipei-Taoyuan)

Garuda Indonesia (Hong Kong, Singapore)

Malaysia Airlines (Kuala Lumpur)

Merpati Nusantara Airlines (Kuala Lumpur)

Royal Brunei Airlines (Bandar Seri Begawan)

Singapore Airlines

Silk Air (Singapura)

Jetstar Asia Airways

Valuair (Singapura)

KLM (Amsterdam via Kuala Lumpur)

Qantas (Sydney via Singapore)

23

Terminal B

Domestik

AirAsia

Indonesia AirAsia (Jakarta, Medan)

Batavia Air (Ambon, Balikpapan, Banjarmasin, Denpasar Bali, Jakarta, Kupang, Palangkaraya,

Ujung Pandang, Yogyakarta)

Garuda Indonesia: Kedatangan domestik (Denpasar, Jakarta)

Citilink (Batam, Balikpapan, Ujung Pandang, Jakarta, Banjarmasin)

Lion Air (Ambon (via Ujung Pandang), Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar Bali,

Jakarta, Mataram, Ujung Pandang, Yogyakarta)

Wings Air (Banjarmasin, Denpasar Bali, Jakarta, Ujung Pandang)

Mandala Airlines (Batam, Denpasar Bali, Jakarta)

Merpati Nusantara Airlines (Bandung, Denpasar Bali, Jakarta, Kupang, Mataram,

Palangkaraya, Pontianak, Ujung Pandang, Yogyakarta)

Sriwijaya Air (Balikpapan, Bandung, Banjarmasin, Palangka Raya, Jakarta, Kupang,

Semarang, Ujung Pandang)

Trigana Air (Banjarmasin, Batam)

Express Air Makassar Connect to Manado and Papua Route

24

Wijanarko

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (CGK/WIII)

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (IATA: CGK, ICAO: WIII) merupakan

sebuah bandar udara utama yang melayani kota Jakarta di pulau Jawa, Indonesia.

Bandar udara ini diberi nama seperti nama Presiden Indonesia pertama, Soekarno,

dan wakil presiden pertama, Muhammad Hatta. Bandar udara ini sering disebut

Cengkareng, dan menjadi kode IATA-nya, yaitu CGK.

Letaknya sekitar 20 km barat Jakarta, di Kabupaten Tangerang, Banten. Operasinya

dimulai pada 1985, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan

domestik) di Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar

Udara Kemayoran telah ditutup, sementara Halim Perdanakusuma masih

beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada

tahun 1992.

Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki dua landasan paralel yang

dipisahkan oleh dua taxiway sepanjang 2,400 m. Terdapat dua bangunan terminal

utama: Terminal 1 untuk semua penerbangan domestik kecuali penerbangan yang

25

dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines, dan Terminal 2

melayani semua penerbangan internasional juga domestik oleh Garuda dan Merpati.

Setiap bangunan terminal dibagi menjadi 3 concourse. Terminal 1A, 1B dan 1C

digunakan (kebanyakan) untuk penerbangan domestik oleh maskapai lokal.

Terminal 1A melayani penerbangan oleh Lion Air dan Wings Air. Terminal 1B

melayani penerbangan oleh Batavia Air, Kartika Airlines, dan Sriwijaya Air.

Sedangkan terminal 1C melayani penerbangan oleh Airfast Indonesia, Indonesia

AirAsia, dan Mandala Airlines.

Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan internasional

maskapai luar. Terminal 2D untuk semua maskapai luar yang dilayani oleh PT Jasa

Angkasa Semesta, salah satu kru darat bandara. Terminal 2E untuk maskapai

internasional yang dilayani oleh Garuda, termasuk semua penerbangan

internasional Garuda dan Merpati. Terminal 2F untuk penerbangan domestik

Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines.

Terminal 3 selesai dibangun pada tanggal 15 April 2009. Terminal 3 ini selesai

nantinya akan dipergunakan oleh Maskapai penerbangan berbiaya murah dan

direncanakan dapat didarati pesawat model Airbus A380.

26

Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu, yang juga

merancang bandar udara Charles de Gaulle di Paris. Salah satu karakteristik besar

bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara lounge

tempat tunggu. Bagaimanapun, karena perawatannya yang kurang, lokasinya tidak

strategis dan pendapatan kurang, bandar udara ini lebih rendah daripada bandara

internasional lainnya di daerah itu.

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 150 loket check-in, 30

pengklaiman bagasi dan 42 gerbang. Setiap sub-terminal memiliki 25 loket check-in,

5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang.

Angkasa Pura II sedang merencanakan pembangunan terminal baru dengan fitur

desain yang modern. Terminal 3 dibangun untuk maskapai bertarif rendah. Terdapat

sebuah rencana besar untuk membangun 5 terminal penumpang + 1 terminal haji

dan 4 landasan pacu.

Bandara ini direncanakan akan terhubung dengan Stasiun Manggarai, tetapi

rencana ini masih belum jelas nasibnya.

Bandar udara ini membebankan pajak sebesar Rp 100.000 ($9 USD/8 Euro) untuk

setiap penumpang internasional dan Rp 30.000 untuk setiap penumpang domestik.

Bandara Indonesia Menuju Kelas Dunia

1. Bandara Kuala Namu

Bandara ini digadang-gadang sebagai bandara tercanggih dan akan

menggantikan Bandara Polonia, Medan. Bandara Kuala Namu terletak di atas

lahan seluas 1.365 ha dan akan memiliki terminal penumpang seluas 86,000 m2.

PT Angkasa Pura II (AP II) menargetkan Bandara Kuala Namu yang terletak di

Deli Serdang, Sumatera Utara ini resmi beroperasi tahun depan. Pengerjaannya

pun saat ini sudah hampir rampung. Bandara ini diharapkan bisa menampung 8,1

juta penumpang per tahun.

Bandara Kuala Namu bakal memiliki dua landasan pacu (runway) dan landasan

27

parkir pesawat (apron) seluas 30 hektare (ha) dengan kapasitas maksimal 33

pesawat. Bandara ini juga akan memiliki Terminal kargo seluas 13.000 meter

persegi dengan kapasitas parkir tiga pesawat setiap harinya. Untuk akses,

bandara Kuala Namu dilengkapi dengan sepuluh gerbang masuk dan didukung

oleh akses jalan tol dan kereta api khusus bandara. Otoritas bandara

membutuhkan dana besar untuk menghadirkan bandara Kuala Namu. Angkasa

Pura II selaku operator bandara membutuhkan dana Rp 4,74 triliun, di mana Rp

1,81 triliun diperoleh dari kas perseroan, sisanya dari APBN sebesar Rp 2,93

triliun.

2. Bandara Ngurah Rai

Bandara Ngurah Rai, Bali adalah pintu masuk terbesar wisatawan asing ke

Indonesia. Namun, kapasitas dan kualitasnya kerap dikeluhkan wisatawan.

Maka, terhitung mulai 22 Desember 2012, para penumpang penerbangan

domestik pesawat dari bandara Ngurah Rai akan dipindahkan ke terminal darurat.

Terminal darurat ini hanya bersifat sementara karena terminal yang lama akan

dirombak dan dijadikan terminal baru. Semua layanan di bandara baru nantinya

akan ditempatkan sementara di tempat darurat sebelum bandara permanen yang

baru selesai. Tempat darurat ini nantinya akan menjadi tempat kedatangan

penumpang yang sekarang dipinjamkan untuk pemberangkatan.

Menteri BUMN Dahlan Iskan menargetkan pembangunan bandara baru Ngurah

Rai akan rampung pada Mei 2013. Setelah selesai, bandara ini digadang-gadang

akan mengalahkan teknologi bandara Soekarno Hatta, bahkan akan memenuhi

standar Amerika. Semisal peralatan untuk bagasi.

Bandara baru Ngurah Rai ini nantinya akan menggunakan konsep modern yang

masih tetap mempertahankan sentuhan arsitek khas Bali. Selain itu bandara baru

Ngurah Rai yang merelokasi bandara lama ini akan diperbesar antara lain

terminal domestik akan diperbesar sebanyak 2 kali lipat luas saat ini.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo mengatakan, dalam

pengerjaannya, proyek pengembangan bandara ini dibagi menjadi tiga paket

untuk memudahkan mengetahui perkembangannya. Paket pertama terdiri dari

area parkir sementara, jalan akses permanen, gerbang tol sementara, shelter dan

koridor, serta gedung kargo internasional. Biaya pembangunan bandara tersebut

28

dikatakan mencapai Rp 2,6 triliun.

Paket kedua terdiri dari gedung terpadu, gedung parkir, kompleks sekolah,

promenade, dan Aerofood Catering Service (ACS). Kompleks sekolah untuk siswa

taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama sudah

selesai 100 persen. Sementara paket ketiga adalah inti dari seluruh

pengembangan bandara, yaitu pembangunan terminal internasional.

3. Bandara Kalimarau

Jumlah penumpang pesawat tujuan Kabupaten Berau meningkat dari tahun ke

tahun. Jumlah penumpang rata-rata mencapai 800-1.000 orang per hari.

Sadar dengan kondisi tersebut, Bandara Kalimarau pun mulai berbenah diri.

Bandara yang dalam pengembangannya didanai dengan APBD Kabupaten Berau

senilai Rp 450 miliar ini resmi beroperasi awal Desember 2012.

Bandara Kalimarau memiliki panjang landasan pacu 2.250 meter dengan lebar 30

meter dilengkapi dengan 2 garbarata. Rencananya, lebar landasan pacu akan

ditambah 45 meter. Sejumlah maskapai penerbangan nasional telah mendarat di

Bandara Kalimarau. Sebut saja maskapai Batavia Air, Sriwijaya Air, Trigana Air

dan Kalstar.

Untuk jenis pesawatnya pun beragam mulai ATR-42 hingga pesawat berbadan

lebar jenis Boeing yakni 737-200, 737-300 hingga Boeing 737-500.

4. Bandara Marinda Raja Ampat

Tahun ini, ada kabar gembira dari ujung timur Indonesia. Kawasan wisata Raja

Ampat, Papua Barat memiliki bandara. Kehadiran bandara ini diyakini akan

mempermudah dan semakin menarik minat wisatawan menjelajah wilayah ini.

Bertepatan dengan ulang tahun Kabupaten Raja Ampat yang ke-9 pada Mei 2012

lalu, bandara yang bernama Bandara Marinda ini diresmikan.

Bandara Marinda diresmikan oleh Menteri Perhubungan EE Mangindaan dan

Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi.

Landasan pacu Bandara Marinda yang saat ini sepanjang 1.200 meter nantinya

29

akan diperpanjang hingga 2.000 meter. Dengan tujuan nantinya pesawat

berbadan lebar bisa mendarat di bandara ini.

Sejauh ini, Bandara Marinda baru bisa didarati oleh pesawat jenis ATR-42, DHC-

7, Cassa 212, pesawat Hercules 130, dan ATR-72.

5. Bandara Soekarno Hatta

Salah satu bandara internasional yang dipercantik adalah Bandara Soekarno

Hatta. Pengembangan dan perluasan bandara ini tidak bisa ditawar lagi. Sebab,

bandara ini menyandang predikat sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia.

Kapasitas bandara ini juga sudah over load, sehingga muncul wacana untuk

membangun bandara baru untuk mengurangi beban Bandara Soekarno Hatta.

Bandara Soekarno Hatta mulai berbenah Agustus 2012. Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono meresmikan dimulainya program pengembangan Bandara

Soekarno Hatta.

Jenis Pesawat

Berdasarkan desain

Balon udara

Kapal udara

Pesawat bersayap tetap

Pesawat bersayap satu

Pesawat bersayap delta

Pesawat bersayap lipat

Sayap terbang

Pesawat bersayap dua

Pesawat bersayap tiga

Helikopter

Autogiro

Berdasarkan propulsi

30

Pesawat terbang layang  (Glider)

Pesawat bermesin piston

Pesawat bermesin turbo propeler

Pesawat bermesin turbojet

Pesawat bermesin turbofan

Pesawat bermesin ramjet

Pesawat eksperimental

Jenis pesawat udara

Berbagai jenis pesawat digunakan dalam transportasi diantaranya digunakan

untuk kegiatan olahraga, survay pemetaan, angkutan komersil penumpang dan

barang dan untuk keperluan militer yang selanjutnya dapat dikelompokkan atas dua

kelompok yaitu yang lebih ringan dari udara dan lebih berat dari udara.

BAGIAN – BAGIAN PESAWAT DAN FUNGSINYA

31

PRIMARY CONTROL SURFACE

3 Hal yang bisa dilakukan oleh Primary Control Surface:

1. Mengendalikan pergerakan pesawat

2. Mengendalikan pesawat berdasarkan sumbu rotasinya

3. Mengendalikan kestabilan pesawat

32

GAMBAR BEBERAPA JENIS PESAWAT

Airbus A318 Airbus A319

Whizzair A320 Monarch A321

33

BEBERAPA GAMBAR BAGIAN DALAM PESAWAT

r

Door A321 Afriqiyah Airways Eco Chair

Airbus 319 Cockpit Easy Jet A321 Cabin

34