lapangan geostruk

Upload: yones-lenardo-angelo

Post on 16-Jul-2015

321 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Geologi struktur merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi di dalam bumi. Semarang merupakan daerah yang memiliki proses struktural yg cukup kompleks. Di Semarang ini terdapat daerah vulkanik, yaitu gunung Ungaran. Dimana gunung Ungaran ini merupakan gunungapi yang masih aktif. Dilihat dari adanya aktifitas vulkanik ini, dapat diinterpretasikan bahwa daerah Semarang ini dapat terjadi proses endogen yang berupa tektonik. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui proses deformasi di daerah semarang dengan melakukan pemetaan.

1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Menganalisa tentang geologi struktur yang terdapat di lapangan, seperti kekar, sesar, dan lipatan Mempelajari geologi struktur yang ada Hubungan kekar, sesar, dan lipatan di lapangan dengan keadaan yang ada disekitarnya Menghitung nilai strike/dip di lapangan

1.2.2 Tujuan Dapat menganalisa tentang geologi struktur yang terdapat di lapangan seperti kekar, sesar, dan lipatan Dapat mempelajari geologi struktur yang ada23

Dapat mengetahui hubungan kekar, sesar, dan lipatan di lapangan dengan keadaan yang ada disekitarnya Dapat menghitung nilai strike/dip di lapangan

1.3 Lokasi Pada praktikum lapangan Geologi Struktur ini melakukan pengamatan di daerah Kaligarang, Ungaran, Kab. Semarang. Terdapat 2 lokasi pengamatan, lokasi I adalah untuk pengamatan sesar, dan lokasi II adalah untuk pengamatan kekar. Jarak yang ditempuh untuk mencapai ke lokasi I (sesar) 20menit dengan menggunakan sepeda motor. Kemudian jarak antara lokasi I (sesar) menuju lokasi II (kekar) 6menit dengan menggunakan sepeda motor, kemudian kendaraan diparkirkan di sekitar lokasi pengamatan, setelah itu melanjutkan dengan perjalanan jalan kaki menuju ke lokasi pengamatan yang daerahnya menurun.

1.4 Metodologi 1.4.1 Alat dan Bahan Kompas geologi Alat tulis (pensil, pulpen, penggaris, busur) Buku Catatan Lapangan Clipboard HCL Kertas mika Drawing pen marker (3 warna)

1.4.2 Cara Kerja Persiapkan alat dan bahan Menuju lokasi pengamatan (STA 1, analisis kekar) Melakukan pendeskripsian di lapangan Mencatat data-data strike/dip, 25 pasang kekar berpasangan, 10 data kekar tensional, dan 10 buah data release24

Menuju lokasi pengamatan selanjutnya (STA 2, analisis sesar) Melakukan pendeskripsian di lapangan Mencatat data-data strike/dip sesar dan kekar Membuat diagram rose, histogram, dan stereografis dari hasil data kekar yang didapat selesai

1.5 Batasan Masalah Dalam praktikum ini, penulis akan mencoba untuk membatasi masalah yang akan dibahas. Apa yang mempengaruhi dari faktor pembentukan kekar dan sesar tersebut. Mengapa kekar dan sesar tersebut mempengaruhi struktur disekitarnya. Menentukan arah gaya yang terbentuk karena kekar tersebut.

1.6 Diagram Alir Mulai

Persiapkan alat dan bahan

Menuju lokasi pengamatan (STA 1, menganalisis kekar)

Melakukan pendeskripsian di lapangan

Mencatat data-data strike/dip, 25 pasang kekar berpasangan, 10 data kekar tensional, dan 10 buah data release

Menuju lokasi pengamatan selanjutnya (STA 2, analisis sesar)

Melakukan pendeskripsian di lapangan25

Mencatat data-data strike/dip sesar dan kekar

Membuat diagram rose, histogram, dan stereografis dari hasil data kekar yang didapat

Selesai

26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Kekar (atas) dan Sesar (bawah)

2.1 Kekar Kekar adalah bidang rekahan yang tidak memperlihatkan pergeseran yang berarti (bagian masanya masih berhubungan/bergabung). Kekar merupakan gejala yang umum dan sering dijumpai. Pada umumnya menunjukkan pola sistematik (prefered orientation) dan seringkali simetrik. Kekar merupakan bidang planar yang mempunyai kecenderungan gerak pada bidangnya. Dalam struktur geologi modern, mekanisme pembentukan kekar ditinjau dengan teori pembentukan rekahan berdasarkan failure envelop. Ada tiga jenis kekar utama, yaitu:

27

a. Meregang (dilation) tegak lurus permukaan b. Bergeser (Shear) sejajar permukaan c. Kombinasi dari keduanya Walaupun kebanyakan kekar terbentuk oleh proses tektonik, ada beberapa yang sama sekali tidak berhubungan dengan proses tersebut. Jenis khusus ini antara lain: Kekar lembar (sheet structure) atau exfoliation. Jenis ini sangat umum ditemui pada batuan granitik. Kekar lembar ini berbentuk tipis, melengkung dan umumnya berlapis cembung ke atas sejajar dengan topografi lokal. Kekar lembar umumnya mengalami tekanan gaya kompresi yang sejajar dengan panjangnya, sumber gaya kompresi saat ini tidak dimengerti. Secara umum, kekar ini terbentuk berkaitan dengan pelepasan beban gravitasi dari granit terrain. Pecahan-pecahan batuan akibat pertambangan. Dalam penambangan berat dari tutupan batuan dihilangkan secara tiba-tiba. Hal ini dapat menyebabkan batuan pecah melalui rekahan secara cepat pada singkapan yang baru. Kekar pendinginan pada batuan volkanik. Proses pembentukannya meliputi kontraksi thermal ketika batuan mendingin dan mengkerut, berakibat pada pecahnya batuan. Contohnya kekar kolom pada basalt. (Sumber: PRINSIP DASAR GEOLOGI STRUKTUR. 2008. ITB) Kekar merupakan salah satu struktur yang sulit untuk diamati, sebab kekar dapat terbentuk pada setiap waktu kejadian geologi, misalnya sebelum terjadinya lipatan, atau terbentuknya semua struktur tersebut. Hal ini yang juga merupakan kesulitan adalah tidak adanya atau relatif kecil pergeseran dari kekar, sehingga tidak dapat ditentukan kelompok mana yang terbentuk sebelum atau sesudahnya. 2.1.1 Klasifikasi Kekar Secara Geometris 1. Berdasarkan kedudukan terhadap lapisan batuan Strike joint dimana jurus kekar dan jurus perlapisan saling sejajar28

Dip joint dimana jurus kekar dan arah kemiringan perlapisan batuan saling sejajar Diagonal/oblique joint dimana jurus kekar dan jurus perlapisan batuan saling memotong Bedding joint dimana bidang kekar dan bidang perlapisan saling sejajar

2. Berdasarkan pola kekar Kekar sistematik adalah sekelompok kekar yang saling sejajar jurusnya. Terbentuk karena gaya tektonik dan bisa tersusun lebih dari satu set kekar Kekar non-sistematik adalah sekelompok kekar yang tidak menunjukkan adanya pola yang sistematik, kedudukan kekar tidak beraturan dan terbentuk bukan oleh gaya tektonik Ukuran dimensi kekar dipakai sebagai salah satu dasar klasifikasi, tetapi sejauh ini belum ada ukuran pasti untuk klasifikasi ini Master joint adalah kekar yang berukuran puluhan sampai ratusan meter dan memotong beberapa lapisan batuan Major joint adalah kekar yang panjangnya lebih pendek dari master joint, memotong lapisan batuan yang tidak begitu tebal Minor joint adalah kekar yang panjangnya >1inch dan secara keseluruhan memiliki ukuran yang pendek Mikro joint adalah kekar yang panjangnya 256 mm) dan batupasir tuffan yang berukuran pasir sedang (1/4 mm mm) sampai dengan lanau (1/256 mm 1/16 mm). selain dari kenampakan litologi, stadia sungai juga dapat dilihat dari masih sedikitnya meander dan erosi lateral yang belum begitu besar. Litologi berupa batupasir tuffan dan konglomerat. Batu pasir tuffan ini kemungkinan berasal dari hasil erupsi letusan gunung api purba. Pelapukan yang terjadi di STA 1 ini relatif sedang dengan vegetasi sekitar berupa semak dan pohon bambu. Potensi positif daerah ini adalah study mahasiswa geologi dan potensi negatifnya adalah banjir. Pada daerah ini terdapat suatu struktur geologi berupa kekar dengan dimensi 10 m x 15 m. Setelah di amati kekar yang ada berupa kekar gerus, kekar release, dan kekar tensional. Kekar gerus merupakan rekahan pada batuan yang di sebabkan oleh tenaga endogen, bentuknya berupa kekar yang berpasangan. Sedangkan kekar release merupakan rekahan pada batuan yang tegak lurus dengan arah gaya dan kekar tensional merupakan rekahan pada batuan yang searah dengan arah gaya pembentuk kekar. Semua kekar ini menunjukan bahwa gaya endogen yang bekerja pada lokasi ini sangatlah kompleks. Pada singkapan ini terdapat banyak kekar, dan pada praktikum lapangan ini praktikan mengambil data 25 pasang kekar gerus, 10 kekar release dan 10 kekar tensional. Dan dari data data yang ada di analisis untuk mengetahui24

arah gayanya. Analisis dilakukan pada stereo net dengan memasukkan data data kekar gerus dan di cari arah gayanya, dan di dapat 1 N 2730E/740, 2 N 780E/230, dan 3 N 1720E. Dan dari hasil perhitungan diperoleh arah gaya pembentuk kekar dari Barat ke Timur. Hasil yang didapat dari analasis di laboratorium menunjukan hasil yang sesuai dengan analisis di lapangan berdasarkan letak sudut lancip dalam kekar gerus. 5.2 Analisa Sesar STA 2 ini berlokasi di Pudakpayung, Kab. Semarang. Pada daerah ini terdapat morfologi berupa bentang alam fluvial dengan stadia sedang menuju dewasa, terlihat dari arus sungai yang masih cukup deras dan adanya meander. Litologi yang terdapat pada STA 2 ini berupa breksi vulkanik dan konglomerat yang berukuran kerikil (2 mm 4 mm) sampai dengan berangkal (64 mm - 256 mm), serta ada pula yang berukuran lebih halus, yaitu batupasir yang berukuran pasir sedang (1/4 mm mm) sampai dengan pasir halus (1/8 mm 1/4 mm). Jarak transportasi material pembentuk litologi ini dekat, dengan energi transportasi yang tinggi. Pada daerah ini terdapat suatu struktur geologi berupa sesar, dengan struktur penyerta berupa mikro lipatan dan kekar. Pada sesar terlihat adanya gores garis, gouge sesar berukuran lempung dan gash fracture. Litologi yang tersesarkan ini antara breksi dan konglomerat, serta sesar yang terjadi berupa sesar turun. Sesar yang terjadi pada tebing ini terbagi oleh sungai sehingga di seberang sungai juga masih dapat dilihat sesarnya. Pada seberang sesar di sebelah sungai terlihat adanya gores garis yang mengindikasikan sesar itu benar. Dari gores garisnya terdapat pitch sebesar 65o dan setelah dilakukan pengukuran strike/dip sesarnya adalah N 140o E / 45o serta gash fracturenya dari 5 pengukuran adalah N1450E / 63o,N 157o E / 65o, N 188o E / 66o, N 175o E 67o,N 172o E / 71o. Pada sesar yang terdapat gores garisnya juga terlihat adanya rembesan minyak, ini mungkin karena di daerah semarang juga berpotensi adanya minyak. Dan rembesan minyak yang keluar itu berasal dari

25

source rock yang tersesarkan dan minyak merembes keluar melalui rekahan yang terbentuk dalam waktu migrasi yang lumayan lama. Pada struktur sesar ini juga terdapat struktur penyerta berupa mikro lipatan breksi yang terbentuk dari hasil tenaga endogen yang menekan lapisan batuan sehingga terbentuk lipatan dan semakin kuat sehingga menyebabkan patahan.

26

BAB V ANALYSIS AND DISCUSSION5.1 Joint Analysis In the first observation time praktium field is located in the area Kaligarang, Ungaran, Kab. Semarang. In this area there are landscapes of fluvial morphology of the stadia are heading up. It appears from the lithology of existing on-site observation. At this location is dominated by the lithology of the pebble-sized conglomerate (2 mm - 4 mm) to boulders (> 256 mm) and sand-sized sandstone tuff medium (1 / 4 mm - mm) to silt (1 / 256 mm - 1 / 16 mm). Apart from the appearance lithology, stadia can also be seen from the river is still at least meanders and lateral erosion that has not been so great. Lithology of sandstone and conglomerate tuffan. Tuff sandstone is probably derived from the eruption of ancient volcanic eruptions. Weathering that occurs at STA 1 is relatively moderate with vegetation such as bushes and trees around the bamboo. Positive potential of this area is the study of geology students and the potential downside is flooding. In this area there is a form of muscular geological structure with dimensions 10 m x 15 m. After observing that there is a stocky muscular Crush, muscular release, and muscular tensional. Stump Crush is a fissure in the rocks caused by endogenous energy, muscular shape of the pairs. While the muscular release is on the rocks fracture perpendicular to the direction of the force and muscular tensional fractures in the rock which is in the direction of forming the style of stout. All this shows that the muscular force acting on the endogenous location is very complex. At this outcrop there are a lot of stout, and in this field practicum I retrieve data pairs of stout Crush 25, 10 and 10 burly burly tensional release. And of data - data that is in the analysis to determine the direction of his style. Analyses were performed on a stereo net by entering the data - the data is stout Crush and looking for direction in his style, and can 1 2730E/740 N, N27

780E/230 2, and 3 N 1720E. And the calculation results obtained from the direction of forming muscular style from West to East. The results obtained from the laboratory showed analyzing in accordance with the analysis results in the field based on the location of the acute angle in the muscular Crush. 5.2 Fault Analysis STA 2 is located in Pudakpayung, Kab. Semarang. In this area there are landscapes of fluvial morphology of the stadia are heading up, visible from the river that is still quite heavy and the presence of meanders. Lithology contained on the STA 2 is a volcanic breccia and conglomerate-sized gravel (2 mm - 4 mm) up to berangkal (64 mm - 256 mm), and some are more subtle measures, ie sand-sized sandstone which is (1 / 4 mm - mm) to fine sand (1 / 8 mm - 1 / 4 mm). Lithology-forming material transportation distance is close, with a high-energy transport. In this area there is a fault in the form of geological structure, with the accompanying form of micro-structure folds and muscular. At the fault lines seen any scratch, gouge and clay-sized fault fracture Gash. Lithology of these tersesarkan between breccia and conglomerate, as well as faults that occur in the form of fault down. Faults that occur on the cliff is divided by the river so well across the river can still be seen sesarnya. On the opposite side of the river visible faults in scratch lines that indicate the presence of faults is true. From scratch there is a pitch line of 65o and after measurements were taken strike / dip sesarnya is N 140o E / 45o and Gash fracturenya of 5 measurements was N1450E / 63o, 157o E N / 65o, 188o E N / 66o, 175o E 67o N, N E 172o / 71o. On the fault line also contained scratches visible presence of oil seeps, this may be due in Semarang area is also a potential presence of oil. And oil seepage coming out it comes from the source rock tersesarkan and oil seeping out through cracks formed in the migration of a fairly long time.

28

In this section the structure there are also accompanying the form of micro-structure folds breccias formed from the energy output that suppresses endogenous rock layers to form folds and the stronger the resulting fracture.

29

BAB VI KESIMPULANDari hasil pembahasan dan data lapangan yang telah didapatkan, dapat disimpulkan: STA 1 berlokasi di Kaligarang, Ungaran, Kab. Semarang dengan morfologi fluvial stadia dewasa. Litologi terdapat konglomerat dan batupasir tuffan kasar. Terdapat kekar berpasangan, kekar tension, dan kekar release. 1 N 2730E/740, 2 N 780E/230, dan 3 N 1720E serta arah gaya pembentuk kekarnya adalah dari Barat ke Timur. STA 2 berlokasi di Pudakpayung, Ungaran, Kab. Semarang dengan morfologi fluvial stadia muda. Litologi terdapat breksi vulkanik dan konglomerat. Terdapat sesar, kekar, dan mikrolipatan. Dari gores garisnya terdapat pitch sebesar 65o dan setelah dilakukan pengukuran strike/dip sesarnya adalah N 140o E / 45o serta gash fracturenya dari 5 pengukuran adalah N1450E / 63o,N 157o E / 65o, N 188o E / 66o, N 175o E 67o,N 172o E / 71o. Gaya yang membentuk struktur geologi tidak hanya terdiri dari satu gaya saja tetapi banyak sekali gaya yang turut membentuknya.

30

DAFTAR PUSTAKAhttp://ptbudie.wordpress.com/2009/01/25/21/ http://thejugul.wordpress.com/2011/03/08/sesar-turun-normal-fault/ http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/_fVSi23xndF8/ TP5QieVf54I/AAAAAAAAAVM/r2_bi27UHcM/s1600/fidshjls.jpg&imgrefur l=http://geologi-dokterbumi.blogspot.com/p/geologistruktur_12.html&usg=__vsPXwNF39OxaH72BrM8LxBQ1hg=&h=250&w=830&sz=45&hl=id&start=17&sig2=DoBlrQ ReS8pxoyEmctF7LA&zoom=1&tbnid=B2yaVpIn4rt9M:&tbnh=43&tbnw=144&ei=85_bTuDZN43qrQe_0aHUCA&prev=/search %3Fq%3Dstruktur%2Blipatan%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D677 %26gbv%3D2%26tbm%3Disch&itbs=1 http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://i536.photobucket.com/albums/ff32 1/capullet/sesarrdankekar1.jpg&imgrefurl=http://thejugul.wordpress.com/2011/03/&usg=__sCurjzMF9E wq1jLsBjAc6WJqW4M=&h=600&w=800&sz=42&hl=id&start=8&sig2=ce5S ee7IO2bI1BkjUwEgvQ&zoom=1&tbnid=VjCCGw9YR6d3M:&tbnh=107&tbnw=143&ei=gZjbTt2ZKMntrAfIv5XWBw&prev=/search %3Fq%3Danalisis%2Bkekar%26hl%3Did%26sa%3DN%26biw%3D1024%26 bih%3D597%26gbv%3D2%26tbm%3Disch&itbs=1 Staff Asisten Geologi Struktur. 2011. Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. UNDIP: Semarang Sapiie, Benyamin & Harsolumakso, Agus. 2008. Prinsip Dasar Geologi Struktur. FTTB-ITB: Bandung

31