lapak konsumsi oksigen

Upload: aida-nurjanah

Post on 06-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

FHA

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUMFISIOLOGI HEWAN AIRKONSUMSI OKSIGEN PADA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus)

Disusun oleh :Kelompok 6Perikanan AAida Nurjanah(230110120019)Roury Ares Januar L(230110120020)Rambo( 230110120021)

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANPROGRAM STUDI PERIKANANJATINANGOR

2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan segala limpahan nikmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air ini dengan tepat waktu. Laporan Praktikum ini kami susun berdasarkan hasil praktikum tentang Konsumsi oksigen pada ikan nila (Oreochromis Niloticus) yang telah kami lakukan pada tanggal 23 Oktober 2014 . Laporan Akhir praktikum fisiologi hewan air ini disusun secara sistematis dan tertata dengan baik yang di jelaskan secara lebih rinci dengan menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah untuk di mengerti. pembahasan yang dilakukan merupakan hasil dari praktikum yang didukung oleh berbagi teori penunjang, selain itu di laporan ini juga akan ditampilkan data pengamatan dari kelompok lain sehingga dapat membandingkan hasilnya. kami sangat berterima kasih kepada asisten laboratorium fisiologi hewan air yang telah membantu dalam pelaksanaan praktikum.

Semoga dengan adanya laporan praktikum ini dapat memberi pengetahuan yang luas tentang konsumsi oksigen pada ikan nila (Oreochromis Niloticus). Kami menyadari bahwa Laporan praktikum ini banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapakan demi perbaikan laporan praktikum ini kedepannya. akhir kata kami ucapkan Wassalamuallaikum Wr.Wb

Jatinangor, Oktober 2013

Penyusun

Kelompok 6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iDAFTAR ISI .iiDAFTAR TABEL .............iiiDAFTAR GAMBAR ivBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.11.2 Tujuan .21.3 Manfaat 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Ikan nila ...32.2 Klasifikasi Ikan nila .42.3 Morfologi dan Anatomi ikan nila 52.4 Sistem Pernafasan ikan nila .72.5 Konsumsi Oksigen82.6 Variabel Lingkungan ..10BAB III METODOLOGI3.1 Waktu dan Tempat ..123.2 Alat dan bahan .123.3 Prosedur Praktikum .12BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil .144.2 Tabel hasil pengamatan kelompok 1-21 kelas A4.3 Pembahasan .16BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan ..185.2 Saran 18DAFTAR PUSTAKA 19LAMPIRAN ..20

DAFTAR TABEL

1. Tabel data hasil pengamatan kelompok 1-21 kelas A 15

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar ikan nila (Oreochromis Niloticus)...............42. Gambar Morfologi ikan nila (Oreochromis Niloticus) .............53. Gambar Anatomi ikan nila (Oreochromis Niloticus) ..74. Gambar sistem pernafasan ikan nila ...........8

19

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangOksigen merupakan komponen penting dalam perairan karna okigen merupakan faktor pembatas. jika oksigen kurang dalam perairan tentu akan menyebabkan terhalangnya pertumbuhan dan perkembangan bahkan lebih fatalnya lagi bisa menyebabkan kematian pada makhuk hidup perairan seperti ikan dan lain sebagainya hal ini dikarenakan oksigen sangat di perlukan untuk pernafasan dan menjalankan fungsi aktifitas lainnya seperti untuk mengoksidasi zat makanan (karbohidrat, lemak, dan protein) sehingga dapat menghasilkan energi pada biota perairan tersebut.Oksigen terlarut dalam perairan bersumber dari hasil fotosintesis tumbuhan yang hidup di perairan tersebut, dari difusi udara dan lain sebagainya. namun hal tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lain seperti suhu, tekanan, dan salinitas. kondisi pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini tentu membuat perubahan suhu yang tak menentu, hal tersebut tentu sangat mempengaruhi jumlah kandungan oksigen terlarut dalam perairan tersebut, karna jika suhu sedang tinggi tentu kandungan oksigen terlarut akan berkurang karna oksigen bersifat gas yang mudah menguap jika terkena panas begitu pula sebaliknya.Dengan tak menentunya jumlah kandungan oksigen terlarut dalam perairan tentu membuat biota yang ada dalam perairan harus aklimitisasi terhadap perubahan tersebut, namun kadangkala jumlah konsumsi oksigen setiap biota berbeda-beda, ada yang membutuhkan oksigen yang banyak dan ada juga yang sedikit. salah satu biota yang sensitif terhadap kandungan oksigen dalam perairan adalah ikan nila. untuk itulah praktikum tentang konsumsi oksigen pada ikan nila (Oreochromis Niloticus)sangat perlu dilakukan agar dapat mengetahui jumlah konsumsi dan kebutuhan oksigen pada ikan mas per jam nya.

1.2. TujuanTujuan dari praktikum ini adalah untuk menghitung jumlah konsumsi dan kebutuhan oksigen rata-rata pada ikan nila (Oreochromis Niloticus) yang sensitif terhadap kadar oksigen terlarut di media hidupnya.

1.3. ManfaatManfaat yang dapat di peroleh dari praktikum ini ialah dapat mengetahui jumlah konsumsi dan kebutuhan oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan nila per jam nya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan NilaIkan nila banyak hidup di dareah sungai dan danau. Ikan nila sangat cocok dengan dipelihara pada perairan yang tenang, kolam atau reservoir. Ikan nila merupakan ikan tropis yang hidup pada perairan hangat yang berasal dari benua Afrika dan memiliki sifat cepat tumbuh dan berkembang biak pada umur masih muda, sekitar 3.6 bulan (khoironi, 1996).Ikan nila merupakan ikan omnivora yang memakan fitoplankton, perifiton, tanaman air, avertebrata kecil, fauna bentik, detritus, dan bakteri yang berasosiasi dengan detritus. Ikan nila dapat menyaring makanannya dengan menangkap partikel tersuspensi, termasuk fitoplankton dan bakteri, pada mukus yang terletak pada rongga buccal. Tetapi sumber nutrisi utama ikan nila diperoleh dengan cara memakan makanan pada lapisan perifiton (FAO, 2006).Ikan nila merupakan ikan tropis yang menyukai perairan yang dangkal. Ikan nila dikenal sebagai ikan yang tahan terhadap perubahan lingkungan tempat hidupnya. Nila hidup di lingkungan air tawar, air payau, dan air asin. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 ppt. Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi bertahap. Kadar garam air dinaikkan sedikit demi sedikit. Pemindahan ikan nila secara mendadak ke dalam air yang kadar garamnya sangat berbeda dapat mengakibatkan stress dan kematian ikan (Suyanto, 2004).Tempat hidup Ikan nila biasanya berada pada perairan yang dangkal dengan arus yang tidak begitu deras, ikan ini tidak suka hidup di perairan yang bergerak (mengalir),akan tetapi jika dilakukan perlakuan terhadap ikan nila seperti pengadaptasian terhadap lingkungan air yang mengalir maka ikan nila juga bisa hidup baik pada perairan yang mengalir. (Djarijah, 2002).Lingkungan tumbuh (habitat) yang paling ideal adalah perairan air tawar yang memiliki suhu antara 14oC 38 oC, atau suhu optimal 25oC 30oC. Keadaan suhu yang rendah yaitu suhu kurang dari 140C ataupun suhu yang terlalu tinggi di atas 300C akan menghambat pertumbuhan nila. Ikan nila memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan hidup. Batas bawah dan batas atas suhu yang mematikan ikan nila berturut-turut adalah 11-12oC dan 42oC. Keadaan pH air antara 5 11 dapat ditoleransi oleh ikan nila, tetapi pH yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan ikan ini adalah 7- 8. Ikan nila masih dapat tumbuh dalam keadaan air asin pada salinitas 0-35 ppt.

2.2 Klasifikasi Ikan Nila

Gambar.1 ikan Nila

Kingdom:AnimaliaPhylum:ChordataClass:OsteichtyesOrdo:PerciformesFamily:CichlidaeGenus: OreochromisSpecies: Oreochromis niloticus

2.3 Morfologi dan anatomi Ikan Nila2.3.1 Morfologi Ikan Nila

Gambar 2 : Morfologi Ikan Nila

Bentuk tubuh agak memanjang dan pipih ke samping, warna putih kehitaman dan warnanya semakin terang kea rah bagian ventral atau perut.Pada tubuh terdapat garis-garis vertikal berwarna hijau kebiruan, sedangkan pada sirip ekor terdapat delapan buah garis-garis melintang yang ujungnya berwarna kemerah-merahan. Mata tampak menonjol agar besar dan di tepinya berwarna hijau.Letak mulut terminal atau di ujung tubuh. Posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah thoracic. Garis rusuk (Linea lateralis) terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang di atas sirip dada.Jumlah sisik pada garis rusuk 34 buah. Tipe sisik adalah ctenoid atau sisik sisir. Bentuk sirip ekor berpinggiran tegak. Rumus jari-jari sirip sebagai berikut: D XV-XVII 13;V.I.S.;P.15;A.III.10 dan C.18.

2.3.2 Anatomi Ikan Nila

Gambar .3 anatomi ikan NilaAnatomi pada ikan yaitu tubuhnya berwarna kehitaman atau keabuan dengan beberapa pitagelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan nila dewasa. Ekornya bergaris-garis tegak, tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung. Sirip punggung (dorsal) memiliki duri yang tajam diikuti duri-duri lunak dan bersifat umumnya bercabang. Sirip dubur (anal) memiliki duri dengan jumlah tiga sirip dada dan sirip perut yang berpasangan.Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan :1. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik,kelenjar racun,kelenjar lendir dan sumber-sumber pewarnaan.2. Sistem otot (urat daging): penggerak tubuh, sirip-sirip, insang,organ listrik3. Sistem rangka (Tulang) : tempat melekatnya otot, Pelindung organ-organ dalam dan penegak tubuh. 4. Sistem pernapasan (respirasi): organnya terutama insang; ada organ-organ tambahan.5. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : organnya jantung dan sel-sel darah, mengedarkan O2,nutrisi, dan sebagainya.6. Sistem pencernaan : organnya saluran pencernaan dari mulut anus7. Sistem saraf : organnya otak dan saraf-saraf tepi8. Sistem hormon : kelenjar-kelenjar hormon; untuk pertumbuhan, reproduksi, dsb.9. Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal.10. Sistem reproduksi dan embriologi : organnya gonad jantan dan betina.Ada hubungan yg sangat erat antara ke-10 sistem anatomi tersebut, misalnya :menentukan cara bergeraknya,mempengaruhi bentuk tubuh, sistem urat daging dan sistem rangka, O2 dari perairan ditangkap oleh sistem pernafasan dan peredaran darah dibawa ke seluruh tubuh melalui darah-darah, dipertukarkan dengan CO2.

2.4 Sistem pernapasan ikan nila

Gambar 4. sistem pernafasan ikan Nila

Ikan bernapas dengan insang yang terdapat di sisi kanan dan kiri kepala, Oksigen dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang. Pembuluh-pembuluh darah yang sangat banyak pada insang memungkinkan darah mengikat oksigen dan membawanya beredar ke seluruh jaringan tubuhnya. Dalam jaringan tubuh, oksigen dilepaskan dan kemudian darah mengikat karbondioksida (CO2) serta membawanya ke insang. Dari insang, karbon dioksida keluar dari tubuh ke air secara difusi.Insang ikan terdiri atas:1.Tutup insang (operkulum) terdapat pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan bertulang rawan, insang tidak tertutup. Operkulum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernafas.2. Selaput tipis di pinggiran operkulum (membran brankiostega), berfungsi sebagai klep/katup pada waktu air masuk ke dalam rongga mulut.3. Lengkung insang (arkus brankialis)4. Lembaran (filamen) insang (holobrankialis), berwarna kemerahan5. Saringan insang (tapis insang), berfungsi untuk menjaga agar tak ada benda-benda asing yang masuk ke dalam rongga insang.Mekanisme pernapasan ikanMekanismepernapasan pada ikandiatur oleh mulut dan tutup insang. Pada waktu tutup insang mengembang, membran brankiostega menempel rapat pada tubuh, sehingga air masuk lewat mulut. Sebaliknya bila mulut ditutup, tutup insang mengempis, rongga faring menyempit, dan membran brankiostega melonggar sehingga air keluar melalui celah dari tutup insang. Air dengan O2 yang larut di dalanmnya membasahi filamen insang yang penuh kapiler-kapiler darah.oksigen diikat oleh darah dan CO2 ikut keluar dari tubuh ikan bersama air melalui celah tutup insang.Pada beberapa jenis ikan, misalnya ikan gabus, lele, gurami dan betok rongga insangnya mempunyai perluasan ke atas yang berupa lipatan-lipatan tidak teratur yang disebut labirin. Rongga labirin berfungsi menyimpan udara sehingga jenis ikan tersebut dapat hidup di air yang kotor dan kekurangan O2.

2.5 Konsumsi OksigenKonsumsi oksigen menurut Affandi sebagai indikator respirasi juga menunjukkan metabolisme energetik. Pengertian dari metabolisme dasar itu sendiri adalah kuantitas oksigen yang dikonsumsi ketika ikan berada pada kondisi istirahat, tidak makan, dan dalam lingkungan yang netral. Metabolisme dasar pada ikan lebih rendah dibandingkan dengan binatang lainnya karena ikan adalah hewan poikilotermal dan energi untuk menopang tubuhnya sangat sedikit sedangkan energi yang dibuang lewat ekskresi sangat rendah. Namun, ternyata hewan air membutuhkan oksigen dengan jumlah yang berbeda-beda tergantung pada jenis, ukuran, kondisi fisiologis dan variabel lingkungan seperti suhu, kadar oksigen terlarut, kadar karbondiksida, salinitas, dan lain-lain.Peranan oksigen dalam kehidupan ikan merupakan zat yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh yaitu untuk mengoksidasi zat makanan (karbohidrat, protein dan lemak) sehingga dapat menghasilkan energi (Affandi 2002). Pada buku Fisiologi Hewan Air, Affandi 2002 juga menyatakan adapun komponen-komponen pada sistem pernapasan yaitu alat pernapasan (insang), oksigen, karbondioksida, dan darah meliputi butir-butir darah merah dan Hb. Selain itu, prinsip pernapasan yaitu proses perukaran gas terjadi secara difusi. Pada proses difusi terjadi suatu aliran molekul gas dari lingkungan atau ruang yang konsentrasi gasnya tinggi ke lingkungan atau ruang yang konsentrasi gasnya rendah. Sedangkan, ukuran ikan mempengaruhi jumlah konsumsi oksigen karena menurut Salmin 2005 ikan yang berukuran besar cenderung memiliki aktivitas metabolisme yang lebih besar di seluruh tubuhnya sehingga kebutuhan akan oksigen untuk respirasi juga lebih besar.Menurut Salmin 2005, aktivitas ikan juga mempengaruh banyaknya oksigen yang dikonsumsi, dimana hal ini berpengaruh pada suhu tubuh ikan. Saat ikan aktif bergerak maka suhu tubuhnya meningkat sehingga laju metabolisme dalam tubuhnya juga meningkat, akibatnya laju respirasi meningkat pula karena kebutuhan oksigen untuk metabolisme menjadi lebih besar.Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme (Swingle, 1968).Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan khan biologis yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik.DO merupakan perubahan mutu air paling penting bagi organisme air, pada konsentrasi lebih rendah dari 50% konsentrasi jenuh, tekanan parsial oksigen dalam air kurang kuat untuk mempenetrasi lamela, akibatnya ikan akan mati lemas (Ahmad dkk,1998). Kandungan DO di kolam tergantung pada suhu, banyaknya bahan organik, dan banyaknya vegetasi akuatik (Lelono, 1986dalamAnonim, 2008).DO: Kelarutan suatu gas pada cairan. Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal:1. Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik.2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar perairan.3. Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari. Semakin tercemar, kadar oksigen terlerut semakin mengecil (Abdilanov, 2011).

2.6 Variabel Lingkungan Suhu, dan kadar oksigen terlarut merupakan salah satu faktor variabel lingkungan yang mempengaruhi metabolisme ikan sehingga kebutuhan oksigen juga dapat berbeda-beda. Kadar oksigen dalam air berpengaruh berpengaruh terhadap proses metabolisme ikan. Peningkatan intensitas metabolisme menyebabkan tingginya kebutuhan oksigen terlarut. Rendahnya kadar oksigen terlarut akan menyebabkan penurunan aktivitas ikan. Konsumsi oksigen terlarut pada ikan berbeda-beda, tergantung pada jenis dan ukuran ikan. Peningkatan metabolisme ini menyebabkan konsumsi terhadap oksigen terlarut meningkat.Suhu berkaitan erat dengan konsentrasi oksigen terlarut dalam airdan konsumsi oksigen hewan air (ikan). Suhu berbanding terbalik dengan konsentrasi jenuh oksigen terlarut, tetapi berbanding lurus dengan laju konsumsi oksigen hewan air (ikan) dan laju reaksi kimia dalam air. Jadi apabila suhu tinggi maka akan berbanding terbalik dengan konsentrasi oksigen terlarut yaitu semakin rendah konsentrasinya tapi berbanding lurus dengan laju konsumsi ikan yaitu semakin besar pula kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh ikan, begitu pula sebaliknya. Pertumbuhan dan kehidupan biota air sangat dipengaruhi suhu air. Kisaran suhu optimal bagi kehidupan ikan diperairan tropis adalah 28-32oC. Pada kisaran tersebut konsumsi oksigen mencapai 1,2 mg/g berat tubuh-jam. Semakin tinggi suhu air, semakin tinggi laju metabolisme biota pada budi daya yang berarti semakin besar konsumsi oksigennya, padahal kenaikan suhu akan mengurangi daya larut oksigen dalam air.

BAB IIIMETODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat Waktu : Kamis, 23 Oktober 2014 Tempat : Lab FHA, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD

3.2. Alat dan Bahan3.2.1. Alat 1. Wadah plastik, untuk tempat percobaan2. DO meter atau seperangkat alat titrasi dengan metode Winkler3. Jam tangan, untuk penunjuk waktu4. Timbangan, untuk mengukur bobot ikan 5. Cling wrap, bahan pelapis/penutup terbuat dari plastic

3.2.2. Bahan1. Ikan Nila2. Reagen untuk titrasi oksigen terlarut dengan metode Winkler

3.3. Prosedur Praktikum1. Siapkan wadah plastik yang telah diisi air penuh 2. Ukur oksigen terlarutnya dengan menggunakan DO meter atau titrasi metode Winkler, catat hasilnya.3. Timbang ikan, lalu catat bobotnya4. Masukkan ikan dengan hati-hati tanpa ada air yang memercik5. Tutup wadah percobaan dengan cling wrap, agar tidak ada kontak dngan udara luar6. Wadah percobaan dibiarkan selama 60 menit 7. Setelah selesai, pentup plastik dibuka, ikan dipindahkan secara hati-hati , jangan sampai terjadi percikan air, lalu ukur oksigen terlarut pada media air wadah percobaan tersebut dengan menggunakan DO meter atau titrasi metode Winkler, catat hasilnya.8. DO awal - DO akhir adalah konsumsi oksigen ikan tersebut

BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Dari praktikum yang telah dilakukan kelompok kami (kel 6), diperoleh data sebagai berikut : Berat ikan nila (ikan nila): 26 gram XO = DO awal: 4,2..(Y1) X1 = DO akhir (setelah perlakuan): 3,4..(Y2) Konsumsi oksigen = = = 0,061 mg/l4.2 Tabel Hasil Pengamatan Kelompok 1-21 Kelas ADibawah ini adalah beberapa hasil pengolahan data dari kelompok lain :

Tabel hasil pengamatan kelompok 1-21 kelas A

Kel.Bobot Ikan(gram)DO awal(mg/l)DO akhir(mg/l)Konsumsi O2 (mg/l)

121 gram4,23,70,048

215 gram4,23,90,04

321 gram4,23,20,095

423 gram4,22,90,11

531 gram4,23,30,058

626 gram4,23,40,06

722 gram4,23,00,11

840,20 gram4,33,80,024

922,19 gram4,33,60,063

1029,61 gram4,33,70,04

1127,77 gram4,33,70,043

1231 gram4,33,70,04

1329,1 gram4,33,80,05

1423,85 gram4,33,70,05

1548,50 gram4,83,50,05

1642,57 gram4,82,90,088

1732,16 gram4,84,20,03

1834 gram4,83,80,053

1939,72 gram4,83,20,05

2035,22 gram4,83,20,091

2135,45 gram4,84,30,028

4.3 PembahasanDilihat dari DO awal dan DO setelah perlakuan seperti pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa DO setelah perlakuan semakin rendah dibandingkan dengan DO awal. Hal tersebut dikarenakan karena O2 yang ada dalam wadah dikonsumsi oleh ikan uji yang ada di dalamnya, dan kadar O2 tersebut tidak mengalami panambahan lagi karena ditutup oleh plastic wrap sehingga hasilnya adalah DO setelah perlakuan memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan DO awal. Konsumsi oksigen di hitung dengan cara Do awal Do akhir dibagi bobot ikan lalu dikali 2 ,seperti konsumsi oksigen yang dihasilkan kelompok 6 yaitu sebanyak 0,06 karena Do awal nya 4,2 kemudian setelah dimasukan kedalam air dalam wadah kemudian ditutup menggunakan cling wrap selama 30 menit kadar Do akhir menjadi 3,4 kemudian bobot ikan nilanya sebesar 26 gram dan di kalikan 2 karena waktu yang dipakai ketika praktikum hanya 30 menit tetapi seharusnya 60 menit sehingga di kalikan 2. Namun terdapat beberapa perbedaan hasil konsumsi oksigen yang diperoleh tiap kelompok karena jumlah Do awal,Do akhir,bobot ikan yang berbeda. Bahkan ketika Do awalnya sama pun belum tentu Do akhir yang diperoleh setiap ikan berbeda karena bergantung pula pada bobot ikan Selain itu, kebutuhan O2 pada ikan sangat dipengaruhi oleh :1. Umur Semakin tua suatu organisme, laju metabolismenya semakin rendah. Umur ikan mempengaruhi ukuran ikan, ukuran ikan yang berbeda membutuhkan O2 yang berbeda. Semakin besar ukuran ikan, jumlah konsumsi O2 per mg berat badan semakin rendah.2. Aktivitas Ikan yang aktif membutuhkan O2 lebih banyak dibanding ikan yang pasif.3. Kondisi Perairan Kondisi perairan sendiri sangat tergantung pada kelarutan O2. Dimana kelarutan O2 sangat dipengaruhi oleh : Suhu, semakin tinggi suhu maka semakin rendah kelarutannya dalam air Salinitas, semakin tinggi salinitas maka semakin rendah pula kelarutannya dalam air Tekanan, semakin tinggi tekanna maka semakin tinggi kelarutan dalam air.

Secara teori bahwa semakin berat bobot ikan, maka semakin besar pula jumlah oksigen yang di konsumsi dan dibutuhkan ikan tersebut. namun faktanya pada praktikum yang telah dilakukan didapat data dan dibandingkan dengan data pada kelompok lain ditemukan ada ikan yang bobot nya lebih kecil dari ikan yang lainnya namun setelah dilakukan perhitungan justru jumlah konsumsi dan kebutuhan okigennya lebih besar dari ikan yang bobot tubuhnya lebih berat tersebut, menurut analisa kami tentu hal tersebut dikarenakan saat melakukan praktikum kurang berhati-hati dalam memasukan ikan ke dalam wadah sehingga terjadi percikan atau gelembung air yang tentu akan mempengaruhi kandungan oksigen terlarutnya, selain itu kurang rapatnya menutup wadah dengan plastic (cling warp) tentu juga akan mempengaruhu jumlah kandungan oksigen terlarut tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KesimpulanIkan nila sangat membutuhkan O2 dalam tubuhnya untuk proses pernafasan dan untuk melangsungkan hidupnya, pada percobaan kali ini kami menyimpulkan bahwa jika ikan dibiarkan lebih lama berada dalam wadah dengan air memenuhi wadah dan ditutup oleh Cling wrap, membuat ikan tidak bebas mengkonsumsi O2, DO akhir pun menurun drastis dari DO awal yang disesuaikan dengan suhu kamar

5.2. SaranDalam melakukan praktikum sebaiknya berhati-hati dalam memasukan ikan ke dalam wadah percobaan, agar tidak terjadi percikan atau gelembung udara serta menutup wadah menggunakan cling warp dengan rapat agar tidak mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen terlarut ikan nila yang akan kita hitung.

DAFTAR PUSTAKAAnonim.2013.Sistem Pernafasan pada ikan.http://kaprideamon.blogspot.com/2013/05/sistem-pernafasan-pada-ikan-mas.html Diakses pada 11 oktober 2013, pukul 06.47 WIB

Lili Walim,dkk.2013.Modul petunjuk praktikum fisiologi hewan air. Bandung

Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal. Oseana Volume XXX Nomor 3 : 21-26

LAMPIRAN