lapak fix bismillah

44
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA-MEKANIKA TANAH Penentuan Konsistensi dan Indeks Plastisitas Tanah Oleh : Kelompok/Shift : 1/B1 Hari/Tanggal : Rabu/28 Mei 2014 Nama dan NPM : M. Zacky A. (240110120065) Frida Pascha N. (240110120066) Laeli Dyah T. (240110120077) Sajidin (240110120082) Mutia Rizki R. (240110120126) Asisten : Ahyat Hartono Annisa Oktaviani Desny Anggelina Rijki Aulia Rizky Ananda Rudyanto Putra S.

Upload: frida-pascha-nurfitrianty

Post on 14-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

fisika mekanika tanah

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMFISIKA-MEKANIKA TANAHPenentuan Konsistensi dan Indeks Plastisitas Tanah

Oleh:Kelompok/Shift : 1/B1Hari/Tanggal: Rabu/28 Mei 2014Nama dan NPM: M. Zacky A. (240110120065) Frida Pascha N. (240110120066) Laeli Dyah T. (240110120077) Sajidin (240110120082) Mutia Rizki R. (240110120126)Asisten: Ahyat Hartono Annisa Oktaviani Desny Anggelina Rijki Aulia Rizky Ananda Rudyanto Putra S.

LABORATORIUM FISIKA MEKANIKA TANAHJURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARAN

2014BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTanah adalah salah satu unsur di bumi yang sering kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan kita seperti mendapatkan hasil bahan pokok pangan. Dalam pengolahannya untuk kepentingan kita sendiri tanah tidak sembarangan diberikan perlakuan. Ada yang perlu diperhatikan dalam pemberian perlakuan khusus untuk tanah agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti longsor, untuk itu perlu diketahuin beberapa sifat tanah secara fisik seperti warna,tekstur,konsistensi, indeks plastisitas,bobot isi ,bobot jenis dan permeabilitasnya.Praktikum yang dilakukan pada kali ini adalah menguji sifat fisik tanah dari segi konsistensi tanah dan indeks platisitasnya. Dimana konsistensi tanah pada prinsipnya adalah penetapan konsistensi tanah secara kualitatif adalah penentuan ketahanan massa tanah terhadap remasan, tekanan, atau pijatan tanah pada berbagai kadar air tanah. Dimana hal itu akan menunjukkan bagaimana tanah mudah diolah atau tidak.Sedangkan indeks plastisitas tanah adalah sifat tanah dari bisa atau tidaknya tanah dibentuk ketika pada keadaan lembap dengan dipirit. Dengan kata lain menunjukkan derajad kohesi tanah, berubah bentuk tanpa retak bila dipirit antara ibu jari dan telunjuk. Melihat dapat tidaknya dibuat gelintiran, mudah tidaknya berubah bentuk dan sebagainya dapat dibagi menjadi beberapa kelas : Tidak platis, agak platis, dan sanggat plastis.

1.2 TujuanTujuan dilakukan praktikum kali ini adalah sebagai berikut :1. Mahasiswa dapat memahami sifat fisika tanah terutama dalam sifat konsistensi tanah hubungannya dengan plastisitas tanah2. Mahasiswa dapat mengerti cara penggunaan alat untuk menguji konsistensi tanah

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ukuran Partikel TanahTanah adalah suatu benda alam yang bersifat kompleks atau memiliki sistem yang heterogen karena tersusun dari tiga fase, yaitu fase cairan, fase padat, dan fase gas. Fase padat terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik, fase gas adalah udara tanah sedangkan fase cairan adalah air tanah yang mengandung bahan-bahan yang terlarut di dalamnya. Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks dan heterogen (Saifuddin, 1986).Bagian padat disebut matriks, terdiri dari butir-butir yang berlainan susunan kimia dan mineralnya, juga ukuran, bentuk dan arahnya. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan atau bahan kasar. Tanah disebut juga sebagai kerikilatau gravel (< 2mm), pasir atau sand (2mm-50), lanau atau silt (50-2), lempung atau clay (< 2), tergantung pada ukuran partikel yang dominan.Ukuran partikel tanah sangat beragam dengan variasi yang cukup besar. Tanah umumnya disebut sebagai:a. Kerikil (Gravel), yaitu kepingan batuan yang kadang juga partikel mineral quartz dan feldspar.b. Pasir (Sand), yaitu sebagian besar mineral quartz dan feldspar.c. Lanau (Silt), yaitu sebagian besar fraksi mikroskopis (yang berukuran sangat kecil) dari tanah yang terdiri dari butiran-butiran quartz yang sangat halus, dan dari pecahan mika.d. Lempung (Clay), yaitu sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopis (berukuran sangat kecil) dan sub-mikroskopis (tak dapat dilihat, hanya dengan mikroskop). Berukuran lebih kecil dari 0,002 mm (2 mikron).

2.2 Indeks Plastisitas TanahTanah memiliki beberapa keadaan tertentu, yaitu dari keadaan cair sampai beku, seperti yang digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Gambar 1. Keadaan Tanah(Sumber : listiyonobudi.blogspot.com)Atterberg menjelaskan bahwa terdapat empat keadaan dasar tanah berdasarkan kandungan air dalam tanah, yaitu: padat (solid), semi-padat (semi-solid), plastik (plastic), dan cair (liquid). Kadar air (%), dimana terjadi transisi dari keadaan padat ke keadaan semi-padat didefinisikan sebagai batas susut atau shrinkage limit (SL) (Das B.M, 1985).Kadar air dimana transisi dari keadaan semi-padat ke keadaan plastis terjadi dinamakan batas plastis (plastic limit (PL)), dan dari keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan batas cair (liquids limit (LL)). Batas-batas ini dikenal juga dengan batas-batas Atterberg (Atterberg Limits). (Das B.M, 1985).Keadaan yang paling penting adalah batas cair dan batas plastis yang disebut sebagai batas-batas Atterberg. Batas cair didefinisikan sebagai nilai kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan plastis. Atau dapat dikatakan batas cair adalah batas suatu tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.PISifatMacam tanahKohesi

0Non-plastisPasirNon-kohesif

< 7Plastisitas rendahLanauKohesif sebagian

7 17Plastisitas sedangLempung lanauKohesif

>17Plastisitas tingggiLempungKohesif

Gambar 2. Nilai Indeks Plastisitas Berdasarkan Macam Tanah(Sumber: listiyonobudi.blogspot.com)Penentuan Batas Atterberg dilakukan secara rutin untuk sebagian besar penyelidikan tanah yang berbutir halus. Cara penentuan batas cair dilakukan dengan memakai alat, yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan kadar air yang berbeda dan banyaknya air dihitung tiap ketukan (Das B.M, 1985).Plastisitas atau seringdisebut dengan indeksplastisitas adalahperbedaan batas cair dan batas plastisitas suatu tanah. Indeks ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:PI = LL PLKeterangan :PI= Batas Plastis (%)LL= Batas Cair (%)PL= Index Plastisitas (%)Batas Plastis atau jugadisebut dengan plastic limit didefinisikan sebagai kadar air(%), dimana tanah apabila digulungsampai dengan diameter 1/8 in (3 mm) menjadi retak-retak. Batas ini merupakan batas terendahdari kapasitas suatu tanah. Batas cair atau disebut jugasebagai liquid limit didefinisikan kondisi dimana tanah diaduk dengan air yang lebih banyak daripada bagian tanahnya, maka sebagian dari bubur ini dapatdialirkan kebagian lainnya. Untuk menghitung Batas Cair menggunakan alat yang disebut dengan Cassagrande. Indeks plastisitas tanah kelempungan mempunyai pengaruhterhadap sifat-sifat tanah tersebut, dan telah dipakai untukmenentukan beberapa parametertanah. Koefisien gesek didefinisikan sebagai rasio antara tegangan geser serta tegangan lateral ini. Ternyata untuk sesuatu macam permukaan bahan didapat hubunganyang cukup unik antarakoefisien gesek dengan indeks plastisitas tanah. Untuk sesuatu lapisan tanah kelempungan denganindeks plastisitas tertentu dapat ditentukan besarnya hambatan lekat tanahnya padapermukaan suatu tiang pondasi yang ditahannya.

2.3 KonsistensiMenurut Ansyari, (2013) Konsistensi tanah didefinisikan sebagai suatu kondisi fisik dari suatu tanah berbutir halus pada kadar air tertentu. Konsistensi menunjukkan kekuatan daya kohesi butiran tanahdan daya adhesi butiran tanah dengan benda lain. Tanah yang memiliki konsistensi baik, umumnya mudah dioleh dan tidak melekat pada alat pengolahan tanah. Konsistensi merupakan bagian dari Rheologi. Rheologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan bentuk dan aliran suatu benda. Sifat Rheologi tanah dipelajari dengan menentukan angka-angka Atterberg, yaitu angka-angka kadar air tanah pada berbagai macam keadaan. Atas dasar air yang terkandung di dalamnya (konsistensinya) tanah dibedakan atau dipisahkan menjadi 4 keadaan dasar: Padat, semi padat,plastik, dan cair. Transisi dari padat ke semi padat disebut batas susut (shrinkage limit) = SL = WS. Yaitu besar kadar air tanah di mana tanah tersebut mempunya volume terkecil saat airnya mengering. Transisi dari semi padat ke plastis disebut batas plastis (plastic limit) =PL=WP. Yaitu kadar air di mana tanah apabila digulung sampai diameter 3.2 mm tanah akan retak-retak. Transisi dari plastis ke cair disebut batas cair ( liquid limit ) = LL=WL, yaitu kadar air dimana tanah akan mengalir akibat berat sendiri.

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat1. Cassagrande2. Oven pengering3. Semprotan4. Plat kaca5. Cawan nikel6. Timbangan digital

3.2 Bahan1. Sampel tanah

3.3 Metode Praktikum3.3.1 Batas Cair1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.2. Memisahkan sejumlah tanah untuk dihitung batas cairnya pada 3 cawan.3. Memasukkan tanah ke dalam alat Casa Grande kemudian disemprotkan air sampai mendekati encer.4. Meratakan permukaan tanah tersebut sejajar dengan dasar alat dengan tebal 1 cm dengan menggunakan alat penggores standar dibuat alur melalui garis tengah mangkok dan simetris.5. Dengan menjalankan alat pemutar, kemudian menaik-turunkan mangkok dari ketinggian 10 mm dengan kecepatan putar 2 rotasi per detik, sehingga memukul permukaan karet. Putaran dilakukan sampai tanah menutup goresan sepanjang dasar contoh tanah di dalam mangkok.6. Memeriksa kadar air (dalam persen), dari tanah tersebut. Lalu mengulangi uji batas cair paling sedikit sebanyak 2 kali pada tanah yang sama tetapi pada kadar air yang berbeda-beda sehingga jumlah pukulan (N) bervariasi dengan rentang tertentu.

3.3.2 Batas Plastis1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.2. Memisahkan sejumlah tanah untuk dihitung batas plastisnya.3. Meletakkan benda uji di dalam mangkuk dan memberi air sedikit demi sedikit sampai merata. Lalu membuat bola-bola tanah dari benda uji tersebut, kemudian menggulungkan di atas plat kaca dengan menggunakan ujung jari.4. Melakukan penggulungan sampai benda uji membentuk batang dengan diameter 2 mm. Jika sebelum mencapai 2 mm sudah retak, maka benda uji disatukan lagi dan diberi sedikit air serta mengulangi penggulungan lagi.5. Jika telah mencapai batang dengan diameter 3 mm atau lebih kecil dari 3 mm dan panjang 7 cm, kemudian membiarkan beberapa saat agar kadar airnya berkurang sedikit.6. Mengulangi terus pengadukan dan penggulungan sampai retakan-retakan yang terjadi tepat pada saat gulungan mempunyai diameter 3 mm. Memeriksa kadar air tanah tersebut yang merupakan kadar air pada batas palstis tanah. 7. Menimbang dan mencatat berat dari ketiga hasil lintingan tanah tersebut.

3.3.3 Indeks Plastisitas1. Menghitung indeks plastisitas setelah mendapatkan nilai batas cair dan batas plastis dari tanah tersebut.

BAB IVHASIL PRAKTIKUM

4.1 Liquid Limit Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Batas Cair Menggunakan CassagrandePercobaan ke-BeratCawan (gram)Massa Basah + Cawan (gram)Massa Basah (gram)Jumlah KetukanMassa Kering + Cawan (gram)Massa Kering (gram)

1836281025,3517,35

2641351329,623,6

373831927,520,5

1. Perhitungan Kadar Air

a. b. c.

2. Kurva Batas Cair (Liquid Limit)

Gambar 1. Grafik Perbandingan Jumlah Ketukan Terhadap Kadar AirA = 41,974B = -0,6702R2 = 0,2388Maka :y= A +Bx= 41,974 + (-0,670) (25)= 25,224 %

4.2 Plastic LimitTabel 2. Data Hasil Pengamatan Batas Plastis Untuk Lintingan TanahSampelMassa Basah (gram)Massa Basah + Kertas (gram)Massa Kring + KertasMassa Kering

11,2 4,23,80,6

21,3 4,64,20,8

30,94,24,10,7

Berat kertas 1 = 3,2 gramBerat Kertas 2= 3,3 gramBerat Kertas 3= 3,3 gram

1. Perhitungan Kadar Air

a. b. c. Kadar Air Rata-Rata= = = 36,894 %

4.3 Indeks Plastisitas :IP= Liquid Limit Plastic Limit= 25,224 % - 36,894 %= -11,67 %

BAB VPEMBAHASAN

Praktikum kali ini berlangsung untuk mengetahui nilai konsistensi tanah beserta index plastisitas dari suatu tanah. Tanah yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tanah hasil pengayakan pada praktikum sebelumnya. Hal pertama yang dilakukan adalah memisahkan tanah dari total tanah yang ada untuk mengetahui nilai batas cair dan sisanya untuk menghitung nilai batas plastis.Kemudian yang dilakukan adalah membentuk lintingan tanah di sebuah alas kaca yang sudah disediakan untuk mengetahui nilai batas plastis tanah tersebut. Cara yang dilakukan untuk mengetahui nilai tersebut adalah dengan melakukan pelintingan pada tanah yang sudah diberikan air sedikit dengan panjang 7 cm dan diameter tidak lebih dari 2 mm. Hasil lintingan yang berukuran lebih kecil lebih baik karena tanah yang digunakan berarti baik. Pada proses pelingtingan, sangat sulit sekali membentuk hingga diameternya berukuran 2 mm atau lebih kecil. Itu dikarenakan jenis tanahnya mempunyai tekstur pasir yang sedikit liat. Sehingga tanah tersebut mudah rapuh dan sulit untuk dibentuk.Pelintingan dilakukan sebanyak tiga kali sehingga diperoleh tiga lintingan dengan masing-masing massa awal sebesar 1.2 gram, 1.3 gram dan 0.9 gram, Setelah dilakukan pengeringan dengan oven diperoleh massa tanah sebesar 0.6 gram, 0.8 gram dan 0.7 gram. Setelah diperoleh massa kering maka dapat dihitung seberapa besar massa air yang hilang, yaitu secara berurutan mulai dar 0.6 gram yang hilang kemudian 0.5 gram dan 0.7 gram. Maka dari itu dengan perhitungan rumus yang ada diperoleh nilai kadar air sebesar 50%, 38.461% dan 22.222%.Dari nilai-nilai kadar air yang diperoleh dari masing-masing lintingan tanah tersebut maka diperoleh nilai batas plastis yang diinginkan dengan menggunakan perhitungan rumus Batas Plastis (PL), yaitu jumlah total kadar air dari ketiga lintingan tanah tersebut kemudian dibagi dengan berapa banyak lintingan yang dibuat. Hasil nilai batas plastisnya adalah sebesar 36.894%. Nilai batas plastis tersebut menunjukkan nilai elastisitas tanah atau kekakuan/kelenturan suatu bahan. Pengaruhnya adalah dalam berapa derajat bisa patah.Pada praktikum yang kedua dicari seberapa besar nilai batas cair dari suatu tanah. Pertama-tama tanah yang digunakan dipisahkan ke dalam tiga cawan kemudian ditimbang massanya, diperoleh massa awal tanah yang pertama sesudah diberi air di dalam cawannya sebesar 36 gram ,yang kedua adalah 41 gram dan yang ketiga adalah 38 gram. Tanah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui batas cair tanah dari jumlah ketukannya dengan nama alat Cassa Grande. Jumlah ketukan pada cawan tanah yang pertama adalah sebsar 10 ketukan, yang kedua adalah sejumlah 13 ketukan dan yang ketiga adalah 9 ketukan. Jumlah ketukan tersebut untuk membuat tanah yang tadinya terpisah bersatu kembali. Jumlah ketukan pada setiap cawan berbeda - beda. Hal ini disebabkan oleh pemberian jumlah air yang berbeda. Semakin banyak air, ketukan semakin sedikit begitu pun sebaliknya. Jumlah ketukan mempengaruhi seberapa cepat tanah itu akan bersatu.Dari tanah yang sudah dihitung jumlah ketukannya untuk bisa kembali bersatu dilakukan pengeringan di dalam oven. Maka diperoleh massa kering tanah yang pertama sebesar 17.35 gram, yang kedua 23.6 gram dan yang ketiga 20.5 gram. Dengan perhitungan rumus yang sudah diberikan maka diperoleh massa air yang hilang dari tanah di cawan, masing-masingnya adalah sebesar 10.65 gram ,yang kedua adalah 11.4 dan yang terakhir 10.5 gram. Dari situ dapat diketahui berapa besar kadar airnya, yaitu sebesar 38.036%, 32.571% dan 33.870%. Maka dari hubungan nilai jumlah ketukan yang diperoleh dikaitkan/dihubungkan dengan kadar air yang terkandung di dalam tanah. Jika dilihat dari grafik akan kedua hubungan hal tersebut diperoleh nilai R2 sebesar 0.2388, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak linear diantara keduanya. Di dalam grafik itu sendiri diperoleh nilai regresi persamaan garisnya, yaitu y = -0.6702x + 41.974. Dengan mengganti nilai x dengan angka 25 maka diperoleh nilai y sebesar 25.224%. Nilai 25.224% tersebut menggambarkan nilai batas cair dari tanah yang diamati.Indeks plastisitas dari tanah yang diamati dapat diperoleh dengan mengurangi nilai batas cair dengan nilai batas plastis yang ada. Maka diperoleh nilai indeks plastisitas sebesar -11.67%. Nilai indeks plastisitas bernilai negatif tetapi pada dasarnya nilai persentase batas cair jauh lebih besar dibanding nilai batas plastis. Itu menunjukkan adanya kekeliruan atau data yang didapat error.Kekeliruan dan data error tersebut dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam percobaan. Dalam memperhatikan belahan pada Casa Grande dapat menjadi salah satunya. Dan alatnya pun dapat berpengaruh karena kondisinya sudah tidak baik. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil perhitungan adalah disimpannya tanah hasil percobaan tidak di dalam oven sehingga pengeringan tidak maksimal dan waktu percobaan dan perhitungan berjarak terlalu lama. Dan itu dapat mempengaruhi hasil dari perhitungan yang tidak sesuai dengan literatur.

M. Zacky Adrian240110120065

BAB VPEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini melakukan percobaan untuk menentukan konsistensi dan indeks plastisitas tanah dimana indeks plastisitas merupakan perbedaan antara batas cair dengan batas plastis pada suatu tanah. Pada praktikum kali ini, praktikan membutuhkan data untuk batas cair serta batas plastis tanah. Batas cair merupakan besarnya nilai kadar air dimana transisi dari keadaan plastis menuju keadaan cair, sedangkan batas plastis merupakan kadar air dimana transisi dari keadaan semi padat menuju keadaan plastis. Untuk mencari data batas cair (liquid limit) digunakan alat yang disebut cassagrande. Alat ini digunakan untuk mengukur batas cair suatu tanah. Alat tersebut terdiri dari mangkok kuningan yang bertumpu pada karet yang keras tersebut dengan sebuah pengungkit eksentris dijalankan oleh suatu alat pemutar. Mangkok kuning tersebut dilengkapi dengan alat penggores untuk membagi tanah menjadi dua bagian yang terbuat dari kuningan pula. Dalam melakukan uji batas cair, tanah dengan ukuran mesh 30 diberi air secukupnya hingga berbentu seperti pasta tanah diletakkan pada mangkok kuningan kemudian digores tepat di tengah pasta tanah tersebut dengan menggunakan alat penggores. Dengan menjalankan alat pemutar, mangkok kemudian dinaik turunkan serta dihitung berapa banyak ketukan yang terjadi untuk membuat tanah yang telah dipisah (digores) menjadi bersatu kembali seperti semula. Ketukan yang diperoleh pada percobaan pertama, yaitu 10 ketukan, 13 ketukan untuk percobaan kedua, serta 9 ketukan untuk percobaan ketiga. Kadar air dinyatakan dalam persen, sehingga hasil dari kadar air yang diperoleh pada percobaan pertama, kedua dan ketiga secara berurutan adalah 38,036 %, 32,571 %, dan 33,870 %. Hasil yang diperoleh tidak sama dengan literatur yang ada dimana semakin banyak ketukan, nilai kada air yang diperoleh semakin kecil. Namun, pada percobaan ini mengalami sedikit kesalahan karena seharusnya dengan ketukan yang paling sedikit, nilai kadar air paling besar. Yang terjadi nilai pada ketukan 10 yang memiliki nilai kadar air paling tinggi. Hal ini bisa terjadi karena praktikan salah dalam menghitung banyaknya ketukan sehingga berpengaruh pada grafik yang dibentuk karena seharusnya grafik tersebut berbentuk linier. Grafik berbentuk linier karena mengikuti literatur dimana jumlah ketukan akan berbanding terbalik dengan nilai kadar air dari suatu tanah. Jadi, apabila kadar air meningkat, jumlah ketukan menurun berlaku sebaliknya.Jika sampel tanah mampu menutupi goresan pada saat ketukan masih dalam jumlah dibawah 25, maka tanah tersebut mengandung kadar air yang masih tinggi sehingga dapat menutupi goresan dengan cepat. Namun, jika pasta tanah menutup goresan pada jumlah ketukan diatas 25 menandakan bahwa tanag tersebut mengandung kadar air yang menurun sehingga pada saat menutup goresan memakan waktu yang cukup lama. Jadi, sampel tanah yang digunakan praktikan masih tergolong tanah yang memiiki kadar air yang masih tinggi. Pada batas cair akan diketahui nilai liquid limit dengan cara menggunakan persamaan yang tertera pada grafik perbandingan jumlah ketukan terhadap kadar air dengan menggunakan nilai x sebesar 25 karena nilai liquid limit akan diperoleh pada jumlah ketukan 25 dimana angka tersebut merupakan pembatas antara batas cair dan batas plastis. Nilai liquid limit yang diperoleh setelah menghitung menggunakan rumus, yaitu 25,244 %.Untuk mencari nilai plastik limit digunakan data batas plastis. Percobaan ini dilakukan dengan cara melinting tanah dengan mesh 50 sepanjang 7 cm serta diameter 2 mm. Plastisitas tanah dapat dilihat dari keretakan yang terjadi pada lintingan tanah. Tanah yang hendak dilinting diberikan air terlebih dahulu agar memudahkan praktikan dalam proses melinting, namun air yang diberikan secukupnya saja. Jika pada saat melinting tanah tidak terjadi keretakan, maka tanah tersebut memiliki nilai plastisits yang baik. Didapatkan tiga sampel tanah lintingan kemudian dihitung menggunakan timbangan analaitik. Setelah mengetahui massa awal dari lintingan tanah tersebut tanah seharusnya dimasukkan kedalam oven, namun terjadi beberapa kendala sehingga tanah hanya didiamkan selama beberapa hari tanpa pemanasan oven. Setelah kering, kemudian tanah tersebut ditimbang kembali untuk mengetahui massa kering dari bahan tersebut. Setelah mengetahui massa basah serta massa kering tanah lintingan tersebut menghitung nilai kadar air untuk sampel pertama, kedua dan ketigas sehingga diperoleh hasil secara berurutan sebagai berikut 50 %, 38,461 %, dan 22,222 %. Untuk mendapatkan nilai plastik limit, nilai kadar air yang telah diketahui dirata-ratakan sehingga mendapat hasil 36,894%. Nilai liquid limit serta plastik limit telah diketahui maka nilai indeks plastisitas dapat diketahui dengan cara mngurangi nilai liquid limit dengan plastik limit dan diketahui nilai dari indeks plastisitas -11,67 %. Seharusnya nilai indeks plastisitas positif, namun hasil yang diperoleh bernilai negatif. Hal ini menunjukkan banyak terjadi kesalahan baik saat praktikum maupun pada saat perhitungan yang diakibatkan karena keteledoran praktikan pada saat menjalani praktikum. Pada saat melinting tanah, mengalami sedikit kesulitan karena tanah yang diperoleh memiliki kandungan pasir yang cukup banyak sehingga sedikit sulit untuk bersatu. Batas-batas Atterber sebenarnya digunakan untuk mengetahui hubungan kadar air dengan karakteristik tanah, tekstur tanah, serta sifat kohesif. Namun, hubungan tersebut tidak dapat diidentifikasi karea nilai indeks plastisitas yang praktikan dapat bernilai negatif.

Frida Pascha Nurfitrianty240110120066BAB VPEMBAHASAN

Praktikum fisika mekanika tanah kali mengenai penentuan konsistensi dan index plastisitas tanah, dimana kita akan menentukan batas cair dengan menggunakan alat cassagrande, batas plastis dengan cara melentingkan tanah dengan diameter 3 mm dan panjangnya 5 cm serta menentukan index plastisitas tanah. Pada praktikum pertama adalah uji batas cair. Batas cair ialah kadar lengas yang menyebabkan tanah tepat dapat menggelincir dibawah pengaruh standar getaran atau ketukan tertentu (Hardjowigeno, 2010). Menurut literatur, grafik hubungan jumlah ketukan terhadap kadar air pada batas cair, semakin besar jumlah ketukan, maka akan semakin kecil persentase kadar airnya, begitu juga sebaliknya semakin kecil jumlah ketukan maka persentase kadar airnya akan semakin besar. Dalam percobaan ini grafik yang didapatkan tidak linear antara jumlah ketukannya dengan kadar airnya. Terdapat kesalahan pada percobaan ke-1 dan ke-3. Percobaan ke-1 seharusnya kadar air yang didapatkan lebih kecil daripada percobaan ke-3 yang ketukannya lebih kecil. Hal ini disebabkan faktor alam karena kandungan air yang terdapat pada tanah semakin lama semakin kecil karena mengalami penguapan sehingga semua bagian-bagian tanah saling menempel dan berhenti mengalir, pada akhirnya memerlukan waktu yang lebih banyak dengan jumlah ketukan yang makin banyak pula. Kemungkinan lain yang menyebabkan ketidaksesuaian ini adalah pada saat perhitungan praktikan kurang teliti, dan bisa disebabkan juga oleh alat yang digunakan pada praktikum dalam keadaan kurang baik.Batas cair diperlukan agar dapat mengetahui seberapa besar tanah tersebut mampu menyerap atau menahan air, dalam melakukan pengolahan tanah harus pada keadaan kandungan air tanah yang tepat yaitu dibawah batas cair tersebut. Hal ini untuk menghindari kerusakan struktur tanah yang akan mempengaruhi peredaran air dan udara dalam tanah yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Praktikum selanjutnya adalah menentukan batas plastis tanah, yaitu dengan cara menggulung tanah yang telah dicampur dengan sedikit air sampai memiliki diameter 3 mm dengan panjang 5 cm. Penggulungan tanah harus dilakukan berhati-hati agar tanah tidak mengalami keretakan atau patah. Karena bila terjadi kerusakan berarti tanah tersebut mangalami plastic limit.Berdasarkan percobaan yang dilakukan sebanyak 3 kali, untuk menguji batas plastis tanah diperoleh nilai index plastisitas (IP) adalah sebesar 11,67 %. Berdasarkan literature, nilai indeks plastisitas berkisar antara 11-17, merupakan tanah yang harkatnya sedang dengan batas mengalir 31-45%, jangka olah 9-15% contohnya tanah ringan seperti tanah andosol. Hal ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi nilai indeks plastisitas, maka semakin keras tanah tersebut dan menyebabkan tanah tersebut sukar untuk diolah. Jadi, setelah melihat nilai indeks plastisitas tanah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut merupakan tanah yang mudah diolah karena memiliki nilai indeks plastisitas yang rendah. HarkatBatas MengalirIndeks PlastisitasJangka Olah

( % kadar air )

Sangat rendah< 200 51 3

Rendah20 306 104 8

Sedang31 4511 179 15

Tinggi46 7018 3016 25

Sangat tinggi71 10031 4326 40

Eksrim tinggi>100>43>40

( Hardjowigeno, 2010 )Laeli Dyah Tantri Cahyaningrum240110120077

BAB VPEMBAHASAN

Praktikum pada kali ini bertajuk Penentuan Konsistensi Dan Index Plastisitas Tanah. Dimana praktikan belajar mengetahui jenis dan sifat tekstur tanah yang nantinya di gunakan dalam menentukan jenis tanah yang bagus di gunakan dalam bidang pertanian dan juga dapat mengetahui kadar liat, pasir dan debu yang terkadung dalam tanah.Konsistensi tanah itu sendiri adalah ketahanan (resistensi) massa tanah tersebut terhadap perubahan bentuk oleh tekanan atau berbagai kekuatan yang dapat mempengaruhi. Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Pentingnya konsistensi tanah ialah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Tanah yang bertekstur pasir bersifat tidak lengket, tidak liat (non plastic) dan lepas-lepas. Sebaliknya tanah bertekstur lempung-berat pada keadaan basah berkonsistensi sangat lengket, sangat liat dan bila kering bersifat sangat teguh (kuat) dan keras.Indeks plastisitas menunjukan perbedaan kadar air pada batas mengalir dengan batas menggolek. Tanahtanah liat umumnya mempunyai indeks plastisitas yang tinggi sedang tanahtanah pasir mempunyai indeks plastisitas yang rendah.Maka dari itu, dengan di praktikumkannya tentang konsistensi dan indeks plastisitas, praktikan akan memperoleh wawasan kedepannya, mengenai pemilihan wilayah tanah mana yang baik untuk pertanian atau untuk pembangunan gedung. Jika konsistensi dan indeks plastisitas tanah rendah, maka tanah tersebut cocok di gunakan dalam bidang pertanian, begitu pun sebaliknya untuk pembuatan gedung.Masalah yang terdapat pada praktikum Penentuan Konsistensi Dan Index Plastisitas Tanah, yaitu praktikan kesulitan dalam membuat gulungan tanah denga tebal 2 mm dan panjang 7 cm, karena harus memiliki daya keterampilan dan kejelian yang tinggi, terlebih jikalau jenis tanah sampel memiliki kualitas yang buruk (terdapat banyak pasir dan debu).Solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut, yaitu pada saat penggulungan tanah harus di berikan air sedikit demi sedikit untuk menghindari retakan pada tanah karena terdapat pasir dan debu pada tanah tersebut.Sajidin240110120082

BAB VPEMBAHASAN

Praktikum Fisika-Mekanika Tanah kali ini adalah mengenai penentuan konsistensi dan indeks plastisitas tanah. Konsistensi tanah didefinisikan sebagai suatu kondisi fisik dari suatu tanah berbutir halus pada kadar air tertentu. Konsistensi menunjukkan kekuatan daya kohesi butiran tanahdan daya adhesi butiran tanah dengan benda lain. Tanah yang memiliki konsistensi baik, umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolahan tanah. Sedangkan plastisitas merupakan karakteristik dari tanah berbutir halus (lempung) yang sangat penting. Plastisitas melukiskan kemampuan tanah untuk berdeformasi pada volume yang tetap tanpa retakan atau remahan.Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan untuk memntukan batas cair dan batas plastisitas tanah. Untuk percobaan batas cair, menggunakan alat bernama cassagrande. Batas cair ini memiliki kaitan erat dengan batas melekat. Batas melekat menunjukkan kandungan air dalam tanah yang tidak lama melekat pada benda asing. Dapat juga diartikan sebagai kandungan air di mana tenaga menarik tanah terhadap air berada secara maksimum. Titik lekat sesuai kandungan air pada adhesi maksimum.Batas cair dan batas melekat ini sangat penting diketahui untuk pengolahan tanah lebih lanjut. Batas cair diperlukan agar kita mengetahui seberapa besar tanah tersebut mampu menyerap atau menahan air karena dalam melakukan pengolahan tanah harus pada keadaan kandungan air tanah yang tepat yaitu di bawah batas cair tersebut. Hal ini berguna untuk menghindari kerusakan struktur tanah yang akan mempengaruhi peredaran air serta udara dan lain-lain dalam tanah yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Sedangkan untuk batas melekat diperlukan dalam hal bagaimana tanah melekat pada alat pengolah tanah sehingga bisa diusahakan agar tanah tidak terlalu melekat pada alat yaitu dengan kondisi tanah yang tidak terlalu basah atau disesuaikan dengan batas cair agar pekerjaan pengolahan menjadi lebih efisien.Selanjutnya adalah penentuan batas plastisitas tanah. Batas plastis suatu tanah dapat dihitung melalui perhitungan kadar air, dimana tanah apabila digulung sampai dengan diameter 1/8 in ( 2 mm ) menjadi retak retak. Batas ini merupakan batas terendah dari keplastisan suatu tanah.Melihat hasil percobaan yang dilakukan pada 3 sampel tanah, indeks plastisitasnya yang dihitung dengan rumus IP = LL PL. Dapat dilihat bahwa nilai antara batas plastis dengan batas cair memiliki nilai yang jauh berbeda dengan nilai batas plastis yang lebih kecil daripada nilai batas cair, dan diperoleh IP = -11,67 %Perbedaan antara batas cair dengan batas plastis menunjukkan derajat keteguhan tanah, ialah derajat hubungan antara derajat hubungan antara bagian-bagian tanah atau plastisitas yaitu sifat dapat dibentuk dan diubah bentuknya tanpa mengalami kerusakan.Dapat disimpulkan bahwa setelah melihat nilai IP maka dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut merupakan tanah dengan kriteria platisitas sangat rendah, karena memiliki nilai IP yang rendah.Mutia Rizki Ramadhani240110120126

BAB VIPENUTUP6.1 Kesimpulan1. Lebih kecil lintingan tanah maka tanah tersbeut lebih banyak mengandung liat.2. Semakin banyak air yang digunakan dalam praktikum batas cair, ketukan semakin sedikit begitupun sebaliknya.3. Jumlah ketukan mempengaruhi seberapa cepat tanah itu akan bersatu.4. Nilai indeks plastisitas bernilai positif karena pada dasarnya nilai persentase batas cair jauh lebih besar dibanding nilai batas plastis.5. Nilai batas plastis menunjukkan nilai elastisitas tanah atau kekakuan/kelenturan suatu bahan.

6.2 Saran1. Praktikan sebaiknya membaca modul terlebih dahulu sebelum melaksanakan praktikum.2. Alat yang digunakan seharusnya dalam kondisi baik.3. Selang waktu percobaan dan perhitungan seharusnya tidak terlalu lama.

M. Zacky Adrian240110120065

BAB VIPENUTUP

6.1 KesimpulanKesimpulan yang diperoleh dalam praktikum kali ini, yaitu :1. Nilai indeks plastisitas bernilai negatif, sehingga dikatakan tidak wajar;2. Grafik batas cair tidak bernilai linier karena antara jumlah ketukan dan kadar air tidak sesuai literatur;3. Jumlah ketukan akan berbanding terbalik dengan kadar air yang terdapat pada tanah;4. Batas-batas Atterber sebenarnya digunakan untuk mengetahui hubungan kadar air dengan karakteristik tanah, tekstur tanah, serta sifat kohesif;5. Nilai liquid limit akan didapatkan pada ketukan 25.

6.2 Saran Adapun saran yang diberikan oleh praktikan, yaitu : 1. Ketelitian dan keseriusan praktikan sangat diperhatikan untuk meminimalisir kesalahan;2. Bertanya kepada asisten apabila ada yang tidak dimengerti;3. Memilih tanah yang tidak mengandung banyak pasirkarena akan mempersulit ketika proses melinting.Frida Pascha Nurfitrianty2401101200664. BAB VIPENUTUP6.1Kesimpulan1. Jumlah ketukan yang diperoleh berbanding terbalik dengan persentase kadar air, yaitu Semakin besar jumlah ketukan, maka akan semakin kecil persentase kadar airnya, begitu juga sebaliknya.2. Batas cair diperlukan untuk mengetahui seberapa besar tanah tersebut mampu menyerap atau menahan air karena dalam melakukan pengolahan tanah harus pada keadaan kandungan air tanah yang tepat yaitu dibawah batas cair tersebut.3. Indeks plastisitas tanah (IP) berbanding lurus dengan tingkat kekerasan tanah yaitu, semakin tinggi nilai indeks plastisitas tanah (IP) maka semakin keras tanah tersebut dan menyebabkan tanah tersebut sukar untuk diolah.4. Indeks plastisitas tanah yang digunakan untuk uji coba termasuk rendah, tanah uji coba merupakan tanah yang mudah diolah.

6.2Saran1. Praktikan hendaknya membaca modul praktikum terlebih dahulu sebelum melaksanakan praktikum.2. Praktikan memperhatikan arahan dari asisten praktikum dengan cermat supaya tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan praktikum.3. Praktikum memakan waktu lama pada saat menunggu mengoven tanah.Laeli Dyah Tantri Cahyaningrum240110120077

BAB VIPENUTUP

6.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah sebagi berikut :1. Sample tanah praktikum uji merupakan jenis tanah Lempung Berlanau dengan sifat plastisitas tanahnya yaitu sedang.2. Nilai PI, LL, dan nilai PL yang diketahui dari hasil praktikum ini dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi jenis kandungan mineral lempung yang terkandung di dalam sample tanah yang praktikum uji.3. Batas plastis merupakan kadar air dimana gulungan tanah tidak dapat digolek- golekan lagi. Bila digolek-golekkan tanah akan pecah-pecah kesegala jurusan.4. Kandungan air dalam tanah harus dinyatakan sebagai kadar air dalam persen dari berat tanah kering oven dan harus dihitung dengan rumus:5. Persentase kadar air = x 100%

6.2 Saran1. Tiap praktikan diharuskan memahami terlebih dahulu metode praktikum agar tidak kebingungan mengenai apa yang harus di lakukan ketika praktikum sedang dilaksanakan.Sajidin240110120082

BAB VIPENUTUP

6.1 Kesimpulan1. Batas Cair (Liquid Limit) adalah kadar air batas dimana suatu tanah berubahdari keadaan cair menjadi keadaan plastis.1. Batas Plastis (Plastic Limit) adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan plastis. Batas ini merupakan batas terendah dari kapasitas suatu tanah.1. Plastisitas atau sering disebut dengan index plastisitas adalah perbedaanbatas cair dan batas plastisitas suatu tanah yang dinyatakan dengan selisih antara batas cair dengan batas plastis1. Cawan pertama mempunyai batas cair dan batas plastis yang lebih kecil dibandingkan dengan cawan kedua dan lintingan karena mempunyai nilai kadar air yang lebih kecil dan memiliki kandungan air sedikit.1. Kurva konsistensi tanah menunjukkan hubungan yang linear antara persentase kadar air dengan jumlah ketukan.

6.2 Saran1. Diperlukan ketelitian dan keuletan dalam melaksanakan praktikum.2. Diperlukan pemahaman materi terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum.Mutia Rizki Ramadhani2401101200126

DAFTAR PUSTAKA

Ansyari, Isya. 2013. Konsistensi dan Plastisitas. Terdapat pada: http://learnmine.blogspot.com/2013/06/konsistensi-dan-plastisitas.html#axzz33Ut0TGtg (Diakses pada tanggal 02 Juni 2014 Pukul 23.00 WIB)

Kramadibrata, A.M. Fisika Mekanika Tanah. 2006. Bandung: Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Universitas Padjadjaran.

M.Das, Braja, Noor Endah, Indrasurya B. Mochtar. 1985.Mekanika Tanah - Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 1. Surabaya : PT. Gelora Aksara Pratama.

Sarief, Saifuddin. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka Buana: Bandung.LAMPIRAN

Gambar 1. Timbangan Gambar 2. Proses Analitik Lintingan

Gambar 3. Penimbangan Gambar 4. Penimbangan Tanah + Cawan Hasil Lintingan