lap jadi magang new bgt(1)

80
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Dimana sebagian besar masyarakat Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini didukung dengan letak negara Indonesia yang beriklim tropis dan subur sehingga plasma nutfah dari hasil pertanian Indonesia melimpah dan beragam. Sektor pertanian sampai saat ini mampu menjadi pemasukan devisa, dan penunjang sektor lain. Peningkatan sektor pertanian dapat dilakukan dengan memandang pertanian sebagai satu kesatuan dan dikelola dengan cara pengolahan yang baik. Agribisnis merupakan salah satu win-win solution bagi sektor pertanian karena memandang sektor pertanian sebagai satu kesatuan yang sangat komplek mulai dari proses produksi, pengolahan hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Hortikultura termasuk salah satu sub sektor penting dalam pembangunan pertanian karena didalamnya terdiri dari kelompok tanaman buah-buahan (fruits). Perkembangan agribisnis hortikultura

Upload: risky-setiawan

Post on 12-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

magang

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis

dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Dimana sebagian besar

masyarakat Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini didukung

dengan letak negara Indonesia yang beriklim tropis dan subur sehingga plasma

nutfah dari hasil pertanian Indonesia melimpah dan beragam. Sektor pertanian

sampai saat ini mampu menjadi pemasukan devisa, dan penunjang sektor lain.

Peningkatan sektor pertanian dapat dilakukan dengan memandang pertanian

sebagai satu kesatuan dan dikelola dengan cara pengolahan yang baik.

Agribisnis merupakan salah satu win-win solution bagi sektor pertanian

karena memandang sektor pertanian sebagai satu kesatuan yang sangat

komplek mulai dari proses produksi, pengolahan hasil, pemasaran dan

aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian.

Hortikultura termasuk salah satu sub sektor penting dalam

pembangunan pertanian karena didalamnya terdiri dari kelompok tanaman

buah-buahan (fruits). Perkembangan agribisnis hortikultura diikuti pula

dengan berkembangnya berbagai cabang usaha, baik di hulu, di tengah dan di

hilirnya. Hortikultura juga berkembang menjadi berbagai kegiatan yang terkait

dengan kegemaran (hobby) dan seni. Hortikultura menjadi bagian penting dari

berbagai kegiatan masyarakat yang bersifat social, budaya dan pariwisata.

Dengan kenyataan itu, kini hortikultura bukan hanya sekedar tanaman atau

produk, melainkan sudah merupakan kultur. Hortikultura bukan hanya sekedar

budidaya tetapi sudah menjadi budaya. Berbagai kenyataan yang berlangsung

di tengah masyarakat tersebut membuktikan bahwa hortikultura kian

berkembang pesat dan menjadi pilihan usaha dalam bidang agribisnis.

Pengembangan agribisnis di Indonesia semakin meningkat, berbagai

inovasi baru dalam konteks pemasaranpun kian beragam. Seperti halnya

pengembangan di bidang agrowisata, usaha ini banyak diminati oleh

1

Page 2: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

2

wisatawan baik domestik maupun asing. Kota Batu, Malang merupakan kota

di Jawa Timur yang berpotensi dalam pembudidayaan hortikultura terutama

tanaman apel sehingga Kota Batu ini lebih dikenal dengan Kota Apel. Adanya

potensi Kota Batu tersebut mendorong para wirausaha untuk mengembangkan

agrowisata petik buah, salah satunya yaitu PT. Kusuma Satria Dinasasri

Wisatajaya.

Seiring terus meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan masyarakat,

kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi, dan jumlah wisatawan/warga

Negara asing (PMA) yang datang, diperkirakan permintaan buah apel dalam

negeri akan terus meningkat pula. Di samping itu, melimpahnya jumlah apel

impor dipasaran dalam negeri juga menjadi indikasi bahwa produksi apel di

Indonesia masih kurang. Apel sebagai komoditas ekspor belum sepenuhnya

dapat dipenuhi karena kualitas produksinya belum sesuai dengan standar yang

ditentukan, antara lain ukuran buah kurang seragam atau besar kecil, rasanya

relatif masih masam.

Pertanaman apel di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Selain

teknologi budidaya dan pasca panennya, pengembangan jumlah dan luas lahan

pertanaman di daerah – daerah yang mempunyai agroklimat sesuai khususnya

dikota batu harus selalu ditingkatkan. Tanaman apel dapat tumbuh dan

bereproduksi dengan baik di daerah yang sesuai, dan memberikan keuntungan

usaha sangat tinggi. Oleh karena itu PT.Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

disini memberikan bagaimana teknik budidaya sampai pasca panen yang

benar sehingga mampu menghasilkan buah apel yang layak dan menghasilkan

keuntungan yang cukup besar dari produk apel tersebut.Sistem agribisnis

merupakan totalitas atau kesatuan kinerja agribisnis yang terdiri dari

subsistem agribisnis hulu yang berupa kegiatan ekonomi input produksi,

informasi, dan teknologi; subsistem usahatani, yaitu kegiatan produksi

pertanian primer tanaman dan hewan; subsistem agribisnis pengolahan

(manufaktur), subsistem pemasaran; dan subsistem penunjang, yaitu dukungan

Page 3: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

3

sarana dan prasarana serta lingkungan yanng kondusif bagi pengembangan

agribisnis.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Mengupayakan penyelarasan antara status pencapaian pembelajaran di

kampus dengan dinamika perkembangan kegiatan usaha di sektor

pertanian.

b. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara

teori dan penerapannya, sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa

dalam terjun ke masyarakat.

c. Sebagai strategi peningkatan kompetensi lulusan.

d. Agar mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja

yang praktis dan secara langsung dapat memecahkan permasalahan

yang ada dalam kegiatan di bidang pertanian.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui dan memperoleh ketrampilan secara langsung kegiatan

proses produksi apel dari pengolahan sampai pemasaran di lokasi

magang.

b. Mengetahui metode dan teknik yang digunakan dalam budidaya

tanaman apel dan strategi-strategi pemasaran komoditas apel serta

mempraktikkan kegiatan yang berkaitan di lokasi magang

Page 4: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Agrowisata

Di Indonesia, Agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah

bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis)

sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan,

pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui

pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam

memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil

melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi

lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi

lingkungan alaminya. Sutjipta (2001) mendefinisikan, agrowisata adalah

sebuah sistem kegiatan yang terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan

pariwisata sekaligus pertanian, dalam kaitannya dengan pelestarian

lingkungan, peningkatan kesajahteraan masyarakat petani.

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-

tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau

mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan

alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana

pendidikan (Deptan, 2005). Pada era ini, manusia di bumi hidupnya dipenuhi

dengan kejenuhan, rutinitas dan segudang kesibukan. Untuk kedepan, prospek

pengembangan agrowisata diperkirakan sangat cerah. Pengembangan

agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum),

ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau kombinasi antara keduanya.

Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian

yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan

lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka

dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan

tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan

berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka

4

Page 5: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

5

dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budi

daya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah,

atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang

pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata ruangan

terbuka dapat dilakukan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan

B. Tanaman Apel

1. Deskripsi

Apel ( Malus sylvestris) telah menjadi buah favorit sejak berabad-

abad yang yang lalu. Para arkeolog yang menyelidiki bekas-bekas

reruntuhan sebuah desa di Eropa pada jaman batu menemukan bukti

bahwa pada waktu itu apel sudah dikonsumsi orang, tidak seorang pun

tahu dengan tepat kapan oarng mulai mengkonsumsi apel. Apel kemudian

berkembang dari Eropa hingga masuk ke Amerika. Terdapat dugaan

bahwa apel pertama kali ditanam di sebelah selatan Kaukasius, ini

dikarenakan ditemukannya hutan-hutan purba di daerah tersebut yang

ditumbuhi banyak pohon apel liar (Malus pumilla). Kemudian apel

berkembang dan tersebar sampai ke seluruh penjuru dunia

(Untung,1994: 1-2).

Pohon apel pada umumnya pendek dan bertajuk bundar. Lekukan

daunnya tidak nyata dengan tangkai yang pendek. Bunga muncul secara

berdompolan dari tangkai yang berkayu dan berbulu. Warna bunga yang

muncul bermacam-macam, diantaranya putih kemerahan, merah jambu

atau merah tergantung dari kultivar yang ditanam. Selain itu kultivar yang

ditanam akan menentukan tekstur, rasa, ukuran, bentuk, dan warna buah

apel. Jenis kultivar apel yang banyak ditanam di Indonesia antara lain

manalagi, rome beauty, dan princess noble (Untung, 1994: 11).

Apel termasuk tanaman yang selalu berganti daun dan tumbuh di

daerah dingin, namun karena telah lama dibudidayakan banyak jenis

kultivar baru yang mampu beradaptasi dengan baik di daerah bersuhu

sedang dan panas. Di Indonesia apel tumbuh di dataran tinggi dengan

Page 6: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

6

curah hujan yang tidak terlalu tinggi. Karena curah hujan yang tinggi dapat

menyebabkan berbagai masalah terutama adanya serangan jamur. Apel

dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 700-1.200 mdpl dengan suhu

berkisar 10-27 oC. Curah hujan yang dikehendaki berkisar 1.000-2.600

mm per tahun. Syarat lain yang perlu diperhatikan adalah tanah sebagai

tempat tumbuh tanaman, tanah yang baik untuk pertumbuhan dan

perkembangan apel adalah tanah dengan pH netral atau pH 7, aerase dan

drainasenya baik, dan tanah tersebut memiliki solum dalam (Untung,1994:

27-29).

Tanaman apel selalu diperbanyak dengan cara vegetatif. Bibit

dipersiapkan secara okulasi; untuk batang bawah petani Indonesia

menggunakan jenis liar (wild apple) yang kadang-kadang disebut Chinese

crab apple. Jenis batang bawah tersebut dikumpulkan dengan mencari

tunas liar tanaman apel liar di dalam kebun atau dengan membuat

penundukan cabang-cabangnya, lalu mencangkok. Okulasi dilakukan

terhadap tunas liar tersebut dengan menggunakan mata temple dari cabang

apel unggul yang masih muda untuk mempertinggi persentase okulasi jadi.

Tanaman apel ditanam dengan jarak 3x2,5 m atau dengan kepadatan

tanaman 1.333 hingga 2000 tanaman per hektar (Ashari,1995: 156-160).

Apel merupakan tanaman yang membutuhkan perhatian yang ekstra

agar dapat diperoleh buah dengan kualitas tinggi. Oleh sebab itu

diperlukan berbagai tindakan perawatan diantaranya penyulaman,

pemupukan, penyiraman dan pengendalian gulma (penyiangan). Selain itu

tindakan lain yang sangat penting antara lain pembentukan tanaman yang

terdiri dari tindakan pelengkungan dan pemangkasan. Kedua perompesan

daun, tindakan ini dilakukan dengan tujuan agar penguapan berkurang,

sedangkan suplai bahan makanan tetap berlangsung, sehingga terjadi

kelebihan zat makanan dalam tanaman dan pada kondisi ini tunas-tunas

lateral akan muncul lebih cepat (Untung, 1994: 48-58).

Page 7: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

7

2. Budidaya Tanaman Apel

a. Pengolahan Media Tanam

Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada musim kemarau.

Cara yang biasa dilakukan yaitu dengan mencangkul. Pencangkulan

sekaligus bisa membentuk tanah berupa lereng menjadi teras-teras

untuk mempermudah pengairan. Pada saat bersamaan juga dibuat

lubang tanam dengan jarak bervariasi antara lain 3 x 3 m, 3 x 2,5 m, 3 x

4 m, 3,5 x 3,5 m, atau 2,5 x 2,5 m. Jarak tanam yang sesuai sangat

penting. Jika terlalu rapat tajuk-tajuk pohon akan saling bersentuhan.

Akibatnya kelembaban di kebun menjadi tinggi sehingga

mempermudah penyebaran penyakit. Rapatnya tajuk juga akan

menghambat masuknya sinar matahari.

Penentuan lubang tanam di areal yang luas bisa dilakukan dengan

bantuan patok dan tali rafia. Sistem pertanaman bisa segi empat atau

segi tiga. Setiap calon lubang ditandai dengan patok. Dengan demikian

akan diperoleh barisan tanam yang teratur. Ukuran lubang tanam

umumnya 60 x 60 x 50 cm. Namun, ada pula yang membuat lubang

berukuran 1x 1 x 0,7 m. Lubang itu sengaja diperbesar agar pupuk

dasar yang dipakai bisa lebih banyak. Waktu menggali, tanah bagian

atas dipisahkan dari tanah bagian bawah. Karena kedalaman lubang

hanya 50 cm maka untuk mudahnya tanah bagian atas dibatasi saja

sampai kedalaman 25 cm. Sisanya (25 cm) dianggap tanah bagian

bawah.

Jika kedalaman lubang 70 cm maka penggalian dibagi menjadi

tiga tahap. Pertama, digali 30 cm dan tanah hasil galian ditumpuk di

tempat tersendiri. Penggalian berikutnya dilakukan sedalam 30 cm,

tanah galiannya diletakkan di tempat terpisah. Sisa kedalaman yang

tinggal 10 cm digali kemudian tanahnya diganti dengan pasir. Lubang

tanam dibiarkan selama 2 minggu (minimal 1 minggu) agar terbebas

Page 8: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

8

dari gas atau hama dan penyakit yang mungkin menyerang akar pohon

(Untung, 1994: 44-45).

b. Pembibitan

Kemampuan memilih bibit yang baik merupakan langkah awal

keberhasilan bertanam apel. Tentunya bibit yang baik itu memiliki

keunggulan tersendiri. Adapun ciri-ciri secara fisik dari bibit unggul itu

dapat terlihat dari batangnya yang lurus, daunnya terlihat segar dan

tidak mudah rontok. Ciri fisik seperti itu umumnya terlihat jika umur

bibit sekitar 1 tahun atau minimal 6 bulan setelah batang bawah

diokulasi dengan mata tempel jenis apel tertentu sebagai batang atas.

Apel liar merupakan induk batang bawah yang paling banyak

dipilih di Indonesia. Ciri apel liar tersebut antara lain: batang coklat

kehitaman, kuat, kokoh, percabangan banyak, dan cepat membentuk

cabang baru. Dibandingkan apel lain, daun apel liar ukurannya lebih

kecil. Ukurannya buahnya juga lebih kecil dan rasanya masam. Sesuai

dengan persyaratan yang harus dimiliki induk batang bawah, apel liar

ini relative tahan serangan hama/ penyakit. Sumber batang bawah

tersebut diperbanyak dengan teknik layering (perundukan) dan anakan.

Apel liar dibibitkan di bedengan khsusus pembibitan. Lebar bedengan

sekitar 60-80 cm dna panjangnya tergantung kondisi lahan. Di antara

bedengan dibuat parit sekitar 40 cm, dengan jarak tanam yang

digunakan 30 x 25 cm atau 30 x 50 cm. agar tumbuh baik, tanah

pembibitan harus gembur, porous dan diberi pupuk kandang

secukupnya.

Faktor yang perlu diperhatikan waktu melakukan teknik layering

antara lainsuhu, kelembaban, suplai oksigen, tidak terkena sinar

matahari, danumur batang. Secara umum suhu, kelembaban dan suplai

oksigen mempengaruhi pembelahan dan pembesaran sel. Terhalangnya

sinar matahari berpengaruh terhadap rangsangan pertumbuhan akar

(Untung, 1994:33-34).

Page 9: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

9

c. Transplanting (Penanaman)

Waktu terbaik untuk menanam bibit ialah di musim hujan.

Sebelum bibit dipindahkan, lubang tanam dilengkapi kayu penyangga

untuk mengurangi risiko tanaman rubuh jika ada angin besar. Kayu

penyangga itu diolesi ter atau cat untuk mencegah serangan penyakit.

Setelah semua siap, bibit bisa dipindahkan ke kebun. Bibit itu

diletakkan pada lubang dengan jarak 5-7,5 cm dari tiang pancang. Perlu

diperhatikan bahwa cabang yang terendah harus ada di sebelah atas

ujung tiang pancang. Selanjutnya bibit ditimbun dengan tanah galian

sampai sebatas akar. Tanah galian yang pertama kali dimasukkan ialah

tanah bagian bawah. Bibit kemudian diguncangkan perlahan-lahan

sehingga tanah lebih banyak yang bisa menerobos sela-sela akar.

Kemudian masukkan tanahbagian atas yang sudah dicampur dua blek

pupuk kandang dingin. Tekan tanah tersebut dengan tangan agar bibit

tertancap kuat dan lurus. Kemudian batang pohon diikat ke tiang

pancang dengan tali. Ikatan pada batang sebaiknya longgar. Batang

pohon tidak boleh menyentuh tiang pancang agar batang tidak luka

terkena gesekan (Untung, 1994: 45).

d. Perawatan

Apel termasuk tanaman yang membutuhkan perhatian ekstra agar

diperoleh buah berkualitas tinggi. Beberapa perawatan yang perlu

dilakukan antara lain menyulam, memupuk, menyiram, dan menyiangi.

Keempat hal itu harus diperhatikan agar buah yang dihasilkan bermutu

tinggi (Untung, 1994: 48).

e. Penyulaman

Menyulam berarti mengganti tanaman yang mati dengan yang

baru. Cara menyulam sama saja dengan menanam bibit. Penyulaman

dengan bibit tidak berbeda dengan waktu pertama kali memindahkan

bibit dari bedengan. Faktor yang perlu diperhatikan waktu menyulam

ialah mengetahui penyebab kematian tanaman apel tersebut. Jika

Page 10: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

10

kematian tersebut akibat serangan patogen yang ada di dalam tanah

maka sebaiknya lubang tanam itu tidak dipakai dahulu (Untung, 1994 :

49).

f. Pemupukan

Ada 2 jenis yang dapat dipakai para petani apel yakni pupuk

organik dan anorganik. Aplikasi kedua pupuk pada tanaman apel sangat

tergantung dari umur pohon dan kondisi tanah. Pupuk organik ialah

pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik seperti kotoran hewan

atau hijauan. Khasiat pupuk ini hanya ditunjukkan oleh pupuk organik

yang sudah matang dan terasa dingin kalau diraba. Pupuk organik yang

masih mentah sebaiknya tidak dipakai. Aktivitas mikroba selama proses

dekomposisi berlangsung menghasilkan panas yang dapat membunuh

bibit apel. Pupuk organik mampu memperbaiki tekstur tanah dan

meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air.

Cara pemupukan yang sering dilakukan oleh petani apel yaitu

dengan penebaran dan penugalan. Dengan menggunakan cara pertama

pupuk ditebarkan merata pada lingkaran berdiameter sekitar 40-60 cm

mengelilingi pohon. Cara penugalan yaitu dengan memasukkan pupuk

ke dalam lubang di sekitar pohon. Penugalan merupakan cara paling

tepat untuk pemberian pupuk fosfat. Zat ini mudah sekali bersenyawa

dengan alumunium dan besi di dalam tanah. Jadi, penyerapan unsur

fosfat oleh tanaman menjadi terhambat. Oleh karena itu, pupuk ini

harus ditugal sedekat mungkin dengan akar. Pupuk fosfat bisa diberikan

bersamaan dengan pemberian pupuk organik.

Umumnya pupuk diberikan setelah daun dirontokkan, muncul

bunga baru, atau setelah pemangkasan cabang yang sakit/rusak.

Selanjutnya pupuk susulan diberikan selang 3 bulan kemudian. Khusus

untuk pupuk kandang pemberian dilakukan setahun sekali (Untung,

1994: 49).

Page 11: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

11

g. Penyiraman

Air merupakan faktor penting dalam budidaya apel. Ia ikut

menentukan naik turunnya produksi karena berperan dalam

metabolisme tanaman. Terhambatnya metabolisme akan menghambat

pertumbuhan tanaman apel. Hal tersebut dapat mengakibatkan

merosotnya jumlah dan mutu buah. Pada musim kemarau bisa dibuat

gentongan mengelilingi pohon untuk mencegah kekurangan air. Satu

pohon membutuhkan 50 lt air setiap 3-4 hari sekali. Di sebuah

perkebunan apel mungkin saja ada bibit yang terpaksa ditanam dekat

tembok. Tanah di sekitar tempat itu mungkin sangat kering dan miskin

unsur hara, apalagi jika tanah itu ternaungi. Jika kondisi seperti itu yang

dihadapi maka perlu dibuat semacam drainase yang menjamin

lancarnya pengairan. Sebelum ditanami, tanah itu perlu ditambah

kandungan unsur haranya dengan pemberian pupuk kandang (Untung,

1994: 55-56).

h. Penyiangan

Gulma merupakan salah satu musuh tanaman apel. Kehadiran

gulma di sekitar tanaman apel menimbulkan persaingan dalam

memperebutkan unsur hara. Namun, perakaran gulma lebih lebar dan

dalam sehingga lebih banyak mengisap unsur hara daripada akar apel.

Kerugian lain akibat kehadiran gulma ialah meningkatnya kelembapan

di sekitar tanaman. Ini sangat berbahaya karena dapat mengundang

kehadiran kurtisium yaitu salah satu penyakit apel yang sangat

berbahaya.

Penyiangan harus segera dilakukan agar tidak ada unsur hara yang

terserap gulma. Waktu yang paling tepat untuk penyiangan ialah

sebelum gulma besar dan mengganggu pertumbuhan tanaman. Jika

penyiangan dilakukan setelah gulma berbunga akan merepotkan sebab

sulit mencegah perkembangbiakannya (Untung, 1994: 56-57).

Page 12: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

12

i. Pemanenan

Pemanenan harus dilakukan pada waktu yang tepat. Jika buah

dipanen sebelum matang maka setelah disimpan beberapa lama kulit

buah akan mengerut. Apabila terlalu matang buah tersebut tidak akan

tahan lama disimpan dan cepat busuk. Meskipun sudah dipetik proses

respirasi pada apel masih tetap berlangsung. Pada dasarnya pemetikan

buah apel sangat tergantung pada cuaca dan varietas. Semakin tinggi

tempat tumbuhnya, semakin lama pula waktu panen. Berdasarkan

varietas diketahui waktu panen berkisar antara 4,5 – 5,5 bulan.

Buah apel menjelang matang mengandung etilen. Etilen adalah

hormon tumbuh tanaman yang berperan dalam proses pematangan buah

pada fase klimaterik. Kandungan etilen bertambah banyak seiring

dengan semakin matangnya buah. Kandungan etilen ini bisa

mempengaruhi kematangan buah dalam penyimpanan. Jika buah yang

sudah tua, tapi belum matang betul, disatukan dengan buah yang sudah

matang maka etilen akan berkembang dari buah yang sudah tua itu dan

mempercepat matangnya buah yang tadinya belum matang. Pemanenan

apel dilaksanakan secara serentak. Artinya buah besar dan kecil dipetik

bersamaan. Buah-buah itu diletakkan di keranjang yang dasarnya

dialasi plastik. Buah dipetik bersama tangkainya untuk mencegah

infeksi cendekiawan. Ada juga yang memanen apel secara berangsur-

angsur (Untung, 1994: 97 ).

j. Penyimpanan

Pemetikan pada umur 113-120 hari membuat apel tahan disimpan

3-4 minggu. Jika dipetik pada umur 127-141 hari, keawetannya hanya

1-2 minggu. Berarti semakin lama waktu pemetikan, semakin

berkurang daya tahannya. Namun sebaliknya, buah yang dipetik terlalu

muda kulitnya akan mengerut. Hal ini terjadi karena dalam

penyimpanan berlangsung perubahan-perubahan kmia. Respirasi dan

Page 13: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

13

penguapan berlangsung terus. Semua proses itulah penyebab semakin

berkurangnya daya tahan apel.

Waktu penyimpanan bisa diperpanjang dengan beberapa

perlakuan khusus, salah satunya ialah dengan proses iradiasi. Proses

iradiasi terjadi saat apel disinar. Sinar yang mengandung energi akan

mematikan mikroorganisme. Iradiasi berperan sebagai desinfektan dan

mencegah pertumbuhan kecambah (Untung, 1994: 101-102).

k. Sortasi Dan Grading

Buah yang sudah dipetik langsung dibawa ke gudang dan

diseleksi menurut ukurannya. Pada umumnya dikenal sembilan grade

berdasarkan besar kecilnya buah yakni: super, 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-

15, 16-20, krill dan super krill (sangat kecil). Angka-angka tersebut

menunjukkan jumlah buah per kg. Sebagai contoh grade 3-4 berarti 1

kg berisi 3-4 butir buah (Untung, 1994: 99).

l. Pengemasan

Salah satu sistem yang digunakan dalam proses pengemasan buah

apel adalah modified control atmosphere. Prinsip dasarnya, komposisi

udara bebas diubah, udara bebas mengandung 78,03% N2, 20,99% O2

dan 0,03% CO2. Pada modified control atmosphere komposisi itu

diubah menjadi O2 di bawah 8%, CO2 lebih dari 2%, dan N2 sekitar

90%. Kelembapan dijaga sekitar 85%. Dengan demikian aktivitas

metabolisme dalam buah apel berkurang sehingga proses pematangan

pun tertunda. Sistem ini mampu menjaga keawetan buah selama lebih

dari 35 hari.

Buah yang akan dikirim harus melewati proses pendinginan

dahulu. Tujuannya agar suhu dalam kemasan sama dengan suhu di

sekitarnya. Kemasan itu diatur di kontainer sesuai dengan standar.

Misalnya garis merah yang melintang tidakdilanggar karena merupakan

batas akhir supaya sirkulasi udara tidak terganggu. Selanjutnya pintu

kontainer idtutup. Gas N2 dan CO2 dimasukkan ke dalam kontainer.

Page 14: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

14

Suhu N2 sekitar 10-20 0C sehingga mempercepat proses pendinginan.

Fungsi N2 hanya mempertahankan keseimbangan komposisi CO2 dan

O2 (Untung, 1994: 103).

m. Pemasaran

Beberapa tahun terakhir muncul upaya untuk mengembangkan

budidaya apel lebih dari sekedar pembudidayaan apel itu sendiri, tetapi

mengarah pada agrowisata apel. Konsep pengembangan ini tidak hanya

menawarkan lokasi kebun pembudidayaan apel yang secara langsung

bisa dinikmati oleh masyarakat secara luas tetapi juga berbagai tawaran

menarik lainnya diantaranya lokasi outbond, paket wisata petik buah

apel, galeri produk olahan buah apel dan sebagainya sehingga

menambah lebih dikenal (Untung, 1994: 109-110).

Page 15: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

15

C. Pemasaran

Apel (Molus sylvestris miil) adalah tanaman tahunan yang berasal dari

daerah subtropis. Di Indonesia daerah sentra apel terdapat di Jawa Timur

khususnya di Kabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan

(Nongko Jajar). Di Asia Tenggara, buah apel yang matang biasanya disantap

sebagai buah meja, sedang apel muda dibuat manisan dan sekarang dibuat

minuman segar (sari buah) dalam kaleng dan botol. Walaupun begitu, di pasar

internasional konsumsi buah apel segar masih dominan. Jenis-jenis apel yang

dikembangkan di Indonesia adalah rome beauty, manalagi, anna, princess

nobble, wanglin atau talijiwo (Anonim, 2004: 1-2).

Dilihat dari segi agribisnis, apel tergolong tanaman yang sangat

komersial. Hal ini didukung oleh beberapa alasan yaitu: 1) Iklim: Apel

merupakan tanaman yang selektif. Artinya apel merupakan tanaman yang

hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada daerah-daerah tertentu

yang iklimnya menunjang. Di dunia tanaman apel banyak diproduksi oleh

negara-negara empat musim, sedangkan didaerah tropis hanya beberapa

daerah yang berhasil misalnya Malang. 2) Pasar apel Indonesia; selama ini

pasar apel Indonesia dipenuhi melalui impor dari negara-negara Eropa dan

Australia. Sejak bekembangnya apel di Indonesia pasar ini sedikit demi sedikit

diambil alih oleh produksi dalam negeri. Hal ini dapat dilihat data BPS yang

menunjukkan peningkatan produksi apel nasional 7.303.372 ton (1984)

menjadi 9.046.276 ton (1988) atau meningkat 17,5%. Target akhir adalah

pemenuhan konsumsi nasional dan ekspor. 3) Faktor lain; yaitu

pengembangan apel sebagai komoditi agrowisata dan pengembangan makanan

olahan dari apel seperti jenang apel dan jelli apel (Prihatman, 2000: 1-2).

Pemahaman terhadap strategi pemasaran apel merupakan hal yang

penting, karena jika impor buah apel dapat ditekan maka impor buah apel

secara keseluruhan akan berkurang secara nyata. Buah lain tampaknya belum

memiliki pengaruh yang terlalu besar. Jika ada yang membeli durian impor

Page 16: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

16

sebagian besar tampaknya hanya karena di Indonesia sedang tidak musim atau

sekadar untuk mencicipi rasa yang lain.

Konsumen yang telah meningkat pendapatan dan kesadarannya akan

kesehatan mulai terbentuk pola pikirnya: buah segar yang bermutu yang pasti

ada di pasar adalah apel impor. Kalaupun mula-mula masih ada yang mencari

buah nasional, mereka telah siap kalau pun buah nasional tersebut tidak ada,

karena pasti buah apel merah impor itu tersedia untuk mereka beli. dan

akhirnya mereka berhenti mencari buah nasional, dan datang ke pasar

swalayan untuk membeli buah impor.

Peningkatan impor buah secara mendasar disebabkan oleh kemampuan

pemasar buah impor memanfaatkan peluang pasar yang ditimbulkan oleh

peningkatan konsumsi buah akibat peningkatan pendapatan dan kesadaran

masyarakat akan kesehatan. Dilihat dari laju peningkatan konsumsinya,

sebenarnya tingkat konsumsi buah per kapita masyarakat Indonesia relatif

masih di bawah kebutuhan rata-rata guna memenuhi pola makan sehat. Jadi

yang perlu disiasati adalah strategi untuk memasarkan buah nasional guna

memanfaatkan peluang pasar tersebut danx kontra-strategi pemasaran buah

impor dengan tetap memperhatikan etika usaha dan prinsip keterbukaan.

D. Analisis Usahatani

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan

efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya

yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila

pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang

melebihi masukan (input) (Soekartawi, 1995).

Analisis usahatani merupakan aspek yang digunakan untuk menilai

keuangan suatu usahatani secara keseluruhan dan merupakan salah satu aspek

yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Penilaian aspek usahatani

merupakan penilaian sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan

Page 17: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

17

biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa

periode termasuk jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur

investasi (Kasmir, 2004).

Dalam usahatani dibutuhkan masukan yang sesuai dengan tuntutan atau

kebutuhan tanaman, seperti pembelian bibit, pupuk, obat-obatan, sewa tanah,

dan upah tenaga kerja. Biaya tersebut dibutuhkan setiap saat sehingga masalah

ini sering menimbulkan resiko yang sangat besar pada petani, kalau biaya

tidak dapat dipenuhi secara tepat waktu ataupun tepat jumlah maka akibatnya

adalah produksi atau hasil yang dicapai tidak sesuai harapan (Daniel, 2002).

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang relative tetap jumlahnya, dan

terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit.

2. Biaya tidak tetap (variable cost), yaitu biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh

(Soekartawi, 1995).

Analisis ekonomi dilakukan untuk menghitung sejauh mana usaha yang

telah dijalankan dapat memberi keuntungan. Keuntungan usaha tersebut baru

dapat diperoleh apabila semua biaya usaha yang telah dikeluarkan dapat

ditutupi oleh hasil penjualan dari kegiatan produksi yang telah dilakukan

(Daniel, 2002). Biaya adalah nilai dari semua masukan ekonomi yang

dipergunakan yang dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan

suatu produk. Biaya produksi adalah semua pengeluaran untuk memperoleh

faktor-faktor produksi dan bahan penunjang lainnya yang dapat

didayagunakan agar produksi dan bahan penunjang lainnya yang dapat

didayagunakan agar produksi tertentu yang telah direncanakan dapat terwujud

dengan baik (Mahekam,1991). Penerimaan adalah keseluruhan pendapatan

yang diperoleh dari semua cabang dan sumber dalam usahatani selama satu

tahun, yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan, pertukaran, atau

penaksiran kembali (Hadisapoetra, 2000). Pendapatan dari suatu jenis

usahatani merupakan salah satu penilaian keberhasilan kegiatan usahatani.

Page 18: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

18

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya.

Jadi secara matematis dapat dituliskan :

Pd = TR – TC

Keterangan :

Pd : pendapatan ushatani

TR : total penerimaan usahatani

TC : total biaya usahatani

(Soekartawi, 1995).

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan

efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya

yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan

sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi

masukan atau input (Soekartawi, 1995).

Keuntungan usahatani dapat dianalisis dengan menggunakan analisis

R/C ratio untuk mengetahui apakah usahatani tersebut menguntungkan atau

tidak dan analisis fungsi keuntungan untuk mengetahui tingkat keuntungan

yang diperoleh, analisis biaya per unit untuk mengetahui keuntungan setiap

unitnya (kg) (Kartasapoetra, 2001).

Menurut Darsono (2008) dalam Sari (2011) R/C rasio merupakan

metode analisis untuk mengukur kelayakan usaha dengan menggunakan rasio

penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Analisis kelayakan usaha digunakan

untuk mengukur tingkat pengembalian usaha dalam menerapkan suatu

teknologi. Dengan kriteria hasil:

R/C > 1 berarti usaha sudah dijalankan secara efisien.

R/C = 1 berarti usaha yang dijalankan dalam kondisi titik impas/Break

Event Point (BEP).

R/C ratio < 1 usaha tidak menguntungkan dan tidak layak

Page 19: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

19

III. TATA LAKSANA MAGANG

A. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu 1 Juli 2013

sampai dengan 1 Agustus 2013 atau menyesuaikan jadwal dari perusahaan

antara bulan Juli - Agustus di PT. Kusuma Satria Dina Sasri, Wisata Jaya

Malang dengan alamat Jl. Abdul Ghani Atas, Batu, Malang.

B. Metode Pengambilan Data

Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa yang berlangsung di PT.

Kusuma Satria Dina Sasri ini menggunakan beberapa metode pengambilan

data. Adapun metode yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan Lapang

Pengamatan dilakukan secara langsung dengan ikut bekerja di PT.

Kusuma Satria Dina Sasri mulai dari proses produksi benih, pembibitan,

penanaman, pascapanen hingga pemasaran untuk memperoleh gambaran

secara lebih jelas mengenai aspek yang dikaji. Seluruh peserta magang di

PT. Kusuma Satria Dina Sasri juga mengamati kegiatan–kegiatan yang

berlangsung. Kegiatan ini dilakukan apabila peserta tidak memungkinkan

ikut bekerja langsung sebagaimana halnya para karyawan sesuai kebijakan

dari PT. Kusuma Satria Dina Sasri.

2. Wawancara

Wawancara dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara

langsung yang berkaitan dengan materi magang dan kegiatan yang

dipelajari di lapangan kepada pembimbing lapangan dan dengan pihak-

pihak yang ditugaskan di setiap bagian (divisi).

3. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi sebagai data

pelengkap dan pembanding serta konsep dalam alternatif pemecahan

masalah. Referensi tersebut antara lain diperoleh dari buku-buku, jurnal,

majalah, koran, dan internet.

19

Page 20: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

20

C. Metode Kegiatan

Kegiatan magang yang dilakukan adalah kegiatan magang yang akan

dilaksanakan di PT. Kusuma Satria Dina Sasri pada budidaya tanaman

hortikultura yaitu apel yang meliputi pengolahan tanah, pembuatan bedengan–

bedengan persemaian, pemilihan biji untuk benih, menyemai atau

mengecambahkan biji, pemindahan kecambah dari persemaian

perkecambahan ke persemaian pemeliharaan/persemaian bibit, kegiatan

pemeliharaan yang meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan, kegiatan

pengendalian hama dan penyakit tumbuhan, kegiatan pemanenan. Untuk

kegiatan pemanenan meliputi waktu panen yang tepat dan cara pemanenan

komoditas yang telah siap panen. Sedangkan kegiatan pasca panen meliputi

penyimpanan, penggudangan dan pengepakan komoditas pertanian. Terakhir

adalah kegiatan pemasaran komoditas hortikultura yang dihasilkan oleh PT.

Kusuma Satria Dina Sasri.

D. Metode Identifikasi Masalah di Lokasi Magang

Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang

timbul di lokasi magang, antara lain :

1. Metode langsung

a. Observasi / survei

lapang

Observasi secara langsung dilakukan dengan melakukan

pengamatan langsung terhadap kondisi institusi mitra selama kegiatan

magang dilakukan. Pengamatan atau observasi dilaksanakan

bersamaan dengan praktek lapang. Kunjungan lapang atau survei

dilakukan terhadap kondisi lapang dan bidang-bidang usaha institusi

mitra serta bagaimana keadaan lingkungan setempat di sekitar institusi

mitra yang diduga dapat digunakan sebagai informasi utama atau

tambahan guna mengidentifikasi permasalahan.

b. Wawancara

Page 21: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

21

Wawancara secara langsung dilakukan dengan menanyakan

permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kasus yang akan atau

sedang dikaji untuk diselesaikan. Wawancara dapat dilakukan dengan

institusi mitra (pembimbing lapang dan karyawan institusi mitra).

2. Metode tidak langsung

a. Pencatatan data

sekunder

Pencatatan data sekunder merupakan metode pengumpulan data

dengan mencatat data-data yang telah ada, meliputi data iklim,

topografi, keadaan tanah, luas areal yang digunakan untuk kegiatan

usaha institusi mitra, sejarah singkat dan struktur organisasi institusi

mitra. Data sekunder tersebut dapat berupa data cetak maupun data

digital yang menunjukkan suatu fakta dan dapat dimanfaatkan untuk

pelaporan, mengidentifikasi suatu kasus atau bahkan untuk

memecahkan masalah tersebut secara komprehensif.

b. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan penelusuran referensi sebagai

bahan pelengkap, pendukung dan pembanding serta konsep dalam

mencari solusi permasalahan. Contohnya: data dari internet, buku, atau

media lainnya.

E. Aspek yang Dikaji

1. Aspek umum

Mengkaji tentang keadaan umum perusahaan meliputi sejarah dan

perkembangannya, lokasi dan struktur organisasi perusahaan.

2. Aspek khusus

Mengkaji secara khusus kegiatan budidaya tanaman apel,

manajemen produksi serta manajemen pemasaran apel di PT. Kusuma

Satria Dina Sasri.

Page 22: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

1. Letak dan Kondisi Wilayah

PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya berlokasi di Kota Batu,

Jawa Timur yang terletak 90 km dari Surabaya dan 19 km dari kota

Malang. Batas-batas lokasi PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

meliputi:

Sebelah Barat : Desa Sisir

Sebelah Timur : Desa Sanggrahan

Sebelah Selatan : Gunung Panderman

Sebelah Utara : Desa Ngaglik.

Kota Batu juga dikelilingi oleh rangkaian pegunungan seperti

Gunung Panderman (2040 m), Gunung Arjuno (3339 m), Gunung

Welirang (2277 m) dan Gunung Kawi (2651 m). Karena letaknya didaerah

pegunungan, Batu sangat cocok untuk pertanian jenis hortikultura,

terutama untuk Komoditas tanaman apel. Hamparan kebun apel dapat

dilihat sampai dengan ketinggian 1500 m dpl.

2. Sejarah

PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan bagian dari

Kusuma Group. Kusuma Agrowisata didirikan oleh Ir. Eddy Antoro pada

tahun 1989 dan merupakan perusahaan milik perorangan. PT. Kusuma

Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan salah satu pelopor wisata Agro di

Indonesia terutama sebagai wisata petik. Produk yang ditawarkan oleh PT.

Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya adalah apel, jeruk, strawberry,

sayuran hidroponik. Selain itu PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

juga menjadi pioner dari pembuatan minuman sari apel.

Page 23: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

23

Pada awalnya Kusuma Agrowisata hanya ditanami apel seluas 4

Ha. Selanjutnya agrowitasa meluas dengan membuka beberapa anak

perusahaan seperti :

1. Tahun 1992 mulai membangun cottage untuk menunjang fasilitas

agrowisata dan permintaan beberapa pengunjung, cottage tersebut

masih berada didalam perusahaan PT. Kusuma Satria Dinasari

Wisatajaya.

2. Tahun 1997 membuka usaha estate dan travel dengan perusahaan yang

bernama PT. Kusumantara Graha Jayatrisna (kusuma estate)

3. Antara tahun 1998 - 2000 dibangun home industry, menggunakan

bahan baku apel dengan nama perusahaan PT. Mannasatria

Kususmajaya Perkasa (Agroindustri).

4. Tahun 2002 didirikan pula klinik agrobisnis PT. Kusumasatria Agrobio

Taniperkasa (Klinik Agribisnis Agrowisata).

Semua usaha dan aktivitas yang dirintis oleh Ir. Edy Antoro

diwadahi dalam sebuah badan hukum yang legal.

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Selayaknya perseroan terbatas lainnya PT. Kusuma Satria

Dinasasri Wisatajaya juga memiliki struktur organisasi. Bentuk organisasi

di Kusuma Agrowisata adalah garis staf yang telah menempatkan posisi

karyawan berdasarkan tugasnya masing-masing. Adapun struktur

organisasi Kusuma Agrowisata dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

OPERATIONAL MANAGEROPERATIONAL MANAGER

KA. DEPT.BTS

KA. DEPT.BTS

KA. DEPT. TRADINGKA. DEPT. TRADING

KA. DEPT.PEMASARAN

WISATA

KA. DEPT.PEMASARAN

WISATA

KA. DEPT.KUA

KA. DEPT.KUA

KA. DEPT. ADVENTUREKA. DEPT.

ADVENTUREKA. DEPT.

FOOD & BEVERAGE,ENG. PUBLIC AREA

KA. DEPT.FOOD & BEVERAGE,ENG. PUBLIC AREA

KA. DEPT. BTTKA. DEPT.

BTT

ASST. KA. DEPT.FOOD & BEVERAGE

ASST. KA. DEPT.FOOD & BEVERAGE

ASST. KA. DEPT.ENG. PUBLIC AREA

ASST. KA. DEPT.ENG. PUBLIC AREA

Page 24: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

24

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Kusuma Satria Dinasasri WisatajayaSumber: Bagian personalia PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

B. Budidaya Tanaman Apel

Tanaman apel merupakan komoditas utama yang dibudidayakan di

PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Selain sebagai wisata petik buah,

apel juga digunakan sebagai bahan baku agroindustri dan pemasaran buah

segar. Taksonomi dari tanaman apel (Malus sylvestris Mill) adalah sebagai

berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Klas : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Familia : Rosaceae

Genus : Malus

Species : Malus sylvestris Mill

PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya mengusahakan empat jenis apel.

Tabel 4.2.1. Jenis Apel yang diusahakan di Kusuma Agrowisata

Apel Manalagi Apel Romebeauty Apel Anna Apel WanglinBentuk Buah Flat Globose Long

conicalGlobose conical

Warna Buah Hijau kekuningan

Hijau kemerahan Merah tua Hijau berbintik kecoklatan

Cita Rasa Manis segar Manis masam

Manis renyah

Produksi (Kg/pohon)

90-120 90-120 90-120 90-120

Sumber: wawancara dengan nara sumber

Prosentase penanaman setiap jenis apel berbeda-beda yaitu 50% jenis

apel manalagi, 40% jenis apel ana, sedangkan Romebeauty dan wangling

masing-masing 10%. Perbedaan prosentase penanaman dikarenakan pada

jenis apel manalagi dan ana rasanya cenderung lebih manis maka para

Page 25: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

25

pengunjung lebih menyukai apel jenis ini selain itu jenis apel manalagi dan

apel ana juga digunakan sebagai bahan baku agroindustri. Produk olahan dari

bahan baku apel manalagi yaitu sari apel, jenang apel, selai apel, dan cuka

apel, sedangkan untuk bahan baku apel ana hanya dapat diolah menjadi

jenang apel. Tanaman apel di PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dapat

melakukan panen 1 kali dalam setahun.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam budidaya tanaman apel antara

lain:

1. Persiapan lahan

PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya tidak melakukan

persiapan lahan dari awal melainkan membeli beberapa lahan perkebunan

apel warga untuk memperluas areal agrowisata apel. Persiapan lahan

biasanya dilakukan hanya saat rejuvenasi/peremajaan pohon apel dalam

satu luasan atau blok tertentu. Dalam persiapan lahan dilakukan beberapa

cara untuk pengolahan tanah, antara lain pembersihan gulma atau rumput-

rumput liar yang ada pada lahan tersebut, cara yang dilakukan adalah

dengan pencangkulan, pencangkulan juga dilakukan untuk pembuatan

guludan dan bedengan untuk aliran irigasi, lahan yang ada dibuat

terasering karena areal penanaman yang sedikit landai. Setelah pembuatan

guludan membuat lubang tanam dengan ukuran 60 x 60 x 50 cm dengan

jarak 3 x 3 m. Jarak tanam yang digunakan cenderung lebih lebar

dibandingkan dengan referensi yang ada yaitu 3 x 2,5 m, hal ini

dikarenakan untuk wisata petik apel diperlukan areal yang lebih luas agar

memudahkan pengunjung dalam memasuki perkebunan dan memberikan

jarak antar pohon yang lebih untuk pertumbuhan kanopi apel sehingga

pertumbuhan apel lebih melebar dan memudahkan dalam memetik buah.

2. Persiapan tanaman atau bibit

PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya tidak menyediakan bibit

sendiri tetapi membeli dari Balitjestro (Balai Penelitian Jeruk dan

Tanaman Tropis) yang terletak di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Batu,

Page 26: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

26

Jawa Timur. Balitjestro adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)

penelitian dan pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, dengan harga bibit apel

Rp 15.000,00/bibit. Cara ini dipilih dengan alasan lebih praktis, efektif dan

efisien serta tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan

satu bibit apel dan masih menanggung resiko kegagalan dalam pembibitan.

Bibit apel tersebut digunakan untuk keperluan

rejuvenasi/peremajaan dan penyulaman. PT. Kusuma Satria Dinasasri

Wisatajaya mempercayakan pembelian bibit apel di balai penelitian karena

dinilai kualitas dari balai penelitian lebih baik dari pada membeli bibit dari

petani. Jika dalam suatu periode peremajaan atau penyulaman bibit masih

tersisa maka dapat dijual kepada pengunjung.

3. Penanaman

Setelah persiapan lahan dan persiapan bibit siap maka dilangsung

dilakukan penanaman tanaman apel. Penanaman biasanya dilakukan saat

pagi hari dan akan memasuki musim hujan dikarena pada awal penanaman

bibit memerlukana air yang cukup banyak dan masih dalam proses

adaptasi sehingga akar belum dapat bekerja dengan efektif untuk mencari

air dan unsur hara lainnya.

4. Pemeliharaan

Di PT Kusuma Agowisata kusuma tanaman apel diperlakukan

sedemikian rupa sehingga dapat berbuah dengan baik pada waktu yang

diinginkan. Pemeliharaan tanaman apel yang dilakukan antara lain:

Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau dimatikan

kerena tidak menghasilkan, tanaman yang mati biasanya tanaman apel

terkena penyakit busuk batang yang menyebar luas ke seluruh batang dan

tanaman mati karena tidak dapat tumbuh besar dalam waktu lama,

Page 27: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

27

penyulaman dilakukan dengan cara menanam tanaman baru menggantikan

tanaman lama dan penyulaman dilakukan pada musim penghujan.

Penyiangan

Penyiangan hanya dilakuakan bila disekitar tanaman induk terdapat

banyak gulma yang dianggap dapat mengganggu tanaman. Pada kebun

yang ditanami apel dengan jarak tanam yang rapat (± 3x3 m), penyiangan

tidak dilakukan terlalu sering karena tajuk daun menutupi permukaan

tanah sehingga rumput-rumput tidak dapat tumbuh dengan lebat.

Penyiangan dilakukan dengan 2 cara yaitu secara manual ataupun dengan

alat, secara manual dilakukan dengan cangkul, dengan cara ini sekaligus

untuk pembuatan lubang dalam pemupukan dan cara kedua yaitu dengan

alat menggunakan mesin pemotong rumput, cara ini dilakukan hanya

untuk memotong rumput yang tinggi sekitar 50 cm.

Gambar 4.2.1 Penyiangan gulma

Pembubunan

Penyiangan biasanya diikuti dengan pembubunan tanah.

Pembubunan dimaksudkan untuk meninggikan kembali tanah disekitar

tanaman agar tidak tergenang air dan juga untuk menggemburkan tanah.

Pembubunan biasanya dilakukan setelah panen atau bersamaan dengan

pemupukan.

Page 28: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

28

Pengapuran

Pengapuran dilakukan untuk menetralkan pH tanah apabila tanah

tersebut memiliki kadar asam yang tinggi, tanah menjadi masam karena

terjadi hujan terus menerus. Pengapuran dilakukan dengan dosis 10

kg/pohon diberikan 3-4 tahun sekali. Kapur yang digunakan adalah kapur

pertanian dengan kandungan CaCo3 + MgCo3 : 85%.

Gambar 4.2.2 Kapur Gambar 4.2.3 Pengapuran

Perempalan/Pemangkasan

Bagian yang perlu dipangkas adalah bibit yang baru ditanam

setinggi 80 cm, tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung

beberapa ruas dari pucuk, 4-6 mata dan bekas tangkai buah, knop yang

tidak subur, cabang yang berpenyakit dan tidak produkrif, cabang yang

menyulitkan pelengkungan, ranting atau daun yang menutupi buah.

Pemangkasan dilakukan sejak umur 3 bulan sampai didapat bentuk yang

diinginkan (4-5 tahun).

Page 29: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

29

Gambar 4.2.4 Pemangkasan

Perompesan

Perompesan dilakukan untuk mematahkan masa dorman didaerah

sedang. Didaerah tropis perompesan dilakukan untuk menggantikan

musim gugur di daerah iklim sedang baik secara manual oleh manusia

(dengan tangan) 10 hari setelah panen maupun dengan menyemprotkan

bahan kimia seperti Urea 10%+Ethrel 5000 ppm 1 minggu setelah panen 2

kali dengan selang satu minggu)

Gambar 4.2.5 Perompesan

Page 30: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

30

Penyaputan

Penyaputan dilakukan untuk menghindari lumut saat musim hujan

sehingga mengurangi penyakit kanker batang yang akan menyebabkan

patah pada batang. Penyaputan dilakukan dengan cara pengecatan pada

batang primer dan sekunder batang pohon apel dengan bahan nordox

(fungisida) atau dengan kapur dan belerang yang dicampur dengan air

dengan komposisi 200 liter air + 2 liter sari belerang dan kapur lalu

didiamkan selama 2-3 hari dan sari airnya yang efektif digunakan untuk

penyaputan. Teknik penyaputan dilakukan dengan kuas atau dengan

disemprotkan untuk menghemat biaya. Penyaputan dilakukan saat akan

musim hujan karena pada musim hujan kelembaban akan meningkat

sengingga lumut dan jamur akan tumbuh lebih cepat selain itu dan bakteri

yang menyebabkan penyakit kangker pada batang.

Gambar 4.2.6 Nordox Gambar 4.2.7 Penyaputan

Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah,

pelaksanaan pemupukan dilakukan sekali dalam setahun dengan jenis

pupuk yang berbeda setiap masa produktif tanaman. Pada tanaman yang

sudah menghasilkan (TM) diberikan pupuk phonska dengan dosis 750

gr/tanaman dan pupuk TSP dengan dosis 200 gr/tanaman, pupuk phonska

dan pupuk TSP diberikan untuk merangsang pertumbuhan tanaman.

Page 31: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

31

sehingga akan semakin tinggi, dengan jumlah anakan yang banyak dan

memperbaiki hara tanah sedangkan pada tanaman yang belum

menghasilkan (TBM) diberikan pupuk ZA dengan dosis 200 gr/tanaman

yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan generatifnya seperti

pertumbuhan batang dan daun.

Gambar 4.2.8 Pemupukan

Pelengkungan cabang

Pelengkungan cabang atau penelungan dilakukan setelah melakukan

perompesan, pelengkungan cabang ini ditujukan untuk membentuk cabang

horizontal sehingga kanopi melebar dan membetuk payung selain itu juga

untuk meratakan tunas lateral dengan cara menarik ujung cabang dengan

tali rafia dan diikatkan ke bawah. Tunas lateral yang rata akan memacu

pertumbuhan tunas yang berarti mamacu terbentuknya buah, dengan tunas

lateral yang tidak terlalu tinggi maka dapat memudahkan pengunjung

dalam memetik buah.

Page 32: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

32

Gambar 4.2.9 Pelengkungan cabang

Penjarangan Buah

Penjarangan dilakukan untuk meningkatkan kualitas buah yaitu

besar seragam, kulit baik, dan sehat. Penjarangan dilakukan dengan

membuang buah yang tidak normal (terserang hama penyakit atau kecil-

kecil), untuk mendapatkan buah yang baik satu tunas hendaknya berisi 3-

5 buah.

Pengairan dan Penyiraman

Dalam pertumbuha tanaman apel memerlukan pengairan yang

memadai sepanjang musim. Pada musim penghujan, masalah kekurangan

air tidak ditemui, tetapi harus diperhatikan jangan sampai tanaman

terendam air, karena itu perlu drainase yang baik. Pada musim kemarau

masalah kekurangan air harus diatasi dengan cara menyirami tanaman

sekurang-kurangnya 2 minggu sekali dengan cara dikocor.

Pengendalian OPT

Dalam budidayanyaa tanaman apel tidak terlepas dari serangan

serangga hama yang dapat merusak produktifitas. Serangga sebagai salah

satu komponen keanekaragaman hayati juga memiliki peranan penting

dalam jaring makanan yaitu sebagai herbivor, karnivor, dan detrivor

(Strong et al., 1984). Serangga herbivora merupakan faktor penyebab

Page 33: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

33

utama dalam penurunan produksi perkebunan, baik secara langsung

memakan jaringan tanaman atau sebagai vektor dari patogen tanaman

(Kirk- Spriggs, 1990).

Serangga hama yang menyerang tanaman apel di PT. Kusuma

Satria Dinasasri Wisatajaya antara lain:

Tabel 4.2.2. Daftar Serangga Hama yang Menyerang Tanaman Apel

NO NAMA ORDO FAMILI GENUS SPESIES

1 Ulat

Grayak

Lepidoptera Noctuidae Spodoptera Spodoptera

litura

2 Kutu Daun Homoptera Aphididae Aphids Aphids gossypii

3 Trip Thysanopter

a

Thripidae Thrips Thrips sp

4 Kutu sisik Homotera Diaspididae Lepidosaphes Lepidosaphes

beckii

5 Lalat Buah Diptera Tephritidae Bactrocera Bactrocera sp

6 Ulat

Peliang

Daun

Lepidoptera Gracillarida

e

Phylocnistis Phylocnistis

citrella

7 Ulat

Jengkal

Lepidoptera Geometrida

e

Plusia Plusia calcites

8 Ulat Bulu Lepidoptera Lymantriida

e

Arctornis Arctornis sp

9 Ulat Daun Lepidoptera Papilionidae Papilio Papilio sp

Page 34: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

34

Tidak semua jenis hama yang menyerang tanaman apel di

perkebunan PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yang kami dapatkan

dari personalia bagian tanaman tahunan terlihat saat kami melaksanakan

kegiatan magang. Berdasarkan hasil wawancara dengan buruh tani dan

mandor disana maka populasi dan jenis hama yang menyerang tergantung

paada fase pertumbuhan pohon apel itu sendiri. Saat musim berbunga

hama yang banyak ditemuai adalah Kutu Daun (Aphids) dan Ulat Grayak

(Spodoptera litura) sedangkan saat berbuah hama yang banyak dijumpai

adalah Lalat Buah (Bactrocera sp.) dan Ulat Daun (Papilio sp.). Dilapang

saat melaksanankan kegiatan magang hama yang kita temuai yaitu Kutu

Daun (Aphids) dan kutu putih (Thrips sp) sedangkan penyakit yang kita

temui adalah Embun Tepung (Powdery Mildew) dan kanker batanag

(Antraknosa).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian OPT (Organisme

Pengganggu Tanaman) pada tanaman apel adalah sebagai berikut:

a) Pengendalian Gulma

Gulma adalah tanaman yang hidupnya dapat merugikan tanaman

yang diusahakan. Penyiangan dilakukan apabila rumput sudah dapat

merugikan tanaman yaitu rumput yang sudah setinggi 30 cm.

pengendalian gulma dilakukan dengan menggunakan mesin potong

rumput, herbisida ataupun potong manual. Biasnya para pekerja juga

sering mengambil rumput yang ada di perkebunan apel dengan cara

dibabat untuk dibawa pulang dan digunakan sebagai pakan ternak

mereka.

Page 35: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

35

Gambar 4.2.10 pemotongan gulma

Mengandalkan pekerja untuk menyiangi rumput belum mampu

mengatasi permasalahan dalam pengendalian gulma. Di PT. Kusuma

Satria Dina Sasri menerapkan penggunaan pupuk organik mentah

(kotoran sapi yang masih basah) dalam praktek budidayanya. Selain

harga pupuk organik mentah harganya lebih murah, sifat pupuk

organik mentah yang masih panas dapat mematikan tanaman rumput.

Aplikasi pupuk organik mentah ini hanya diletakkan di atas tanah

berjarak 30cm dari batang pohon apel, selain dalam pematangan

pupuk organik mentah ini dapat mengurangi pertumbuhan gulma,

pupuk organik mentah juga tidak mudah mengalami perlindian dan

meninggalkan daerah penyerapan akar.

Penggunan herbisida dilakukan sebagai alternatif terakhir dalam

pengendaian gulma ini. Penggunaan pestisida biasanya digunakan saat

tanaman sudah mulai berbunga, karena pada saat tersebut apabila

pupuk organik mentah diaplikasikan dapat merontokkan bunga

tanaman apel tersebut. Herbisida yang dipilih adalah herbisida kontak

yang mampu mematikan gulma dengan cepat. Herbisida kontak

dipilih karena bekerja lebih cepat, apabila dipilih herbisida sistemik

selain proses pengurangan gulmanya cenderung memakan waktu,

dikhawatirkan selain diserap oleh gulma juga diserap oleh tanaman

apel sehingga meninggalkan residu pada buah apel dan menyebabkan

kerusakan fisiologis pada pohon apel, karena herbisida sistemik

Page 36: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

36

bekerja fisiologikal. Biasanya herbisida yang digunakan yaitu Round

up.

b) Pengendalian Hama dan Penyakit

Dasar sebelum dilakukan pengendalian perlu dilakukan

monitoring hama penyakit yang terserang dan tingkat serangan yang

terjadi. Mengenali dan memahami waktu hama penyakit muncul,

gejala yang terjadi, serta faktor pendukung berkembangnya hama

penyakit akan memudahkan dalam penentuan strategi pengendalian.

Monitoring atau kontrol ada tidaknya hama/penyakit, tingkat

serangan, dan apa yang diserang, serta tingkat serangan yang terjadi

sebagai dasar penentuan penggunaan pestisida. Monitoring atau

kontrol efektifitas dari pengendalian yang telah dilakukan untuk

menentukan tindakan berikutnya.

Gambar 4.2.11 Penyemprotan Pestisida

Kendala yang sering ditemukan adalah ketidakseragaman

pertumbuhan di PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Karena

kebun yang dimonitoring adalah kebun dengan tujuan utama

agrowisata, sehingga harus selalu ada tanaman yang berbuah,

sehingga fase pertumbuhannya berbeda-beda, inilah yang terkadang

menyebabkan pengendalian hama dan penyakit di PT. Kusuma Satria

Dinasasri Wisatajaya tidak mudah. Satu-satunya cara yang paling

mudah dalam pengendalian hama di PT. Kusuma Satria Dinasasri

Page 37: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

37

Wisatajaya adalah melalui monitoring berkala dan penyemprotan yang

incidental sehingga pengendaliannya tepat sasaran.

1) Kutu putih

Kutu putih bukanlah hama yang berdampak parah pada

tanaman apel, namun terkadang kutu putih ini menjadi vektor

penyakit pada tanaman apel, sehingga keberadaannya harus

dikendalikan. Kutu putih akan menyebabkan buah berkurang

kandungan airnya sehingga buah akan berkerut.

Apabila setelah pengerikan akibat serangan antraknosa

terdapat kutu putih, maka bagian tersebut harus segera disemprot

ataupun dilakukan pengapuran ulang sehingga kutu putih tidak

akan menjadi vektor penyakit. Namun, biasanya di PT. Kusuma

Satria Dinasasri Wisatajaya jarang ditemukan adanya kutu putih

yang merebak. Sehingga apabila dilakukan pengapuran ulang

merupakan upaya dalam mencegah perkembangan kutu putih.

2) Aphids

Aphids pada apel biasanya tanpa sayap dan mempunyai

warna tubuh sedikit keunguan hingga warna mawar dan dilapisi

semacam lapisan lilin (Suhariyono, 2007). Daun menjadi

mengeriting dan semua zat-zat yang terkandung dalam daun akan

terserap oleh aphids, selanjunya cabang akan mengeriting dan

pohon apel menjadi sakit. Keberadaan aphid dapat diketahui

apabila terdapat daun dan dahan yang mengeriting dan adanya

kerusakan pada buah apel seperti bopeng (Untung, 1994).

Aphids dikendalikan dengan insektisida, dikarenakan aphids

ini dapat merusakkan dan tingkat toleransinya harus nol. Biasanya

digunakan insektisida sistemik dalam penanganannya, dikarenakan

aphids mempunyai lapisan lilin guna mempertahankan diri.

Apabila diaplikasikan insektisida kontak akan kurang berpengaruh

pada populasi aphids.

Page 38: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

38

Pengaplikasian insektisida saat ditemukan banyak aphids,

dilakukan seminggu dua kali, hal ini bertujuan untuk menurunkan

populasi aphids dengan cepat, karena apabila populasi aphids tidak

segera dikendalikan maka serangan akan cepat menyebar. PT.

Kusuma Satria Dina Sasri menggunakan berbagai macam

insektisida dengan bahan pembawa yang sama misalnya Assail,

Thiodan dan Thionex sehingga penyemprotan dapat efektif

walaupun dilakukan secara masif. Dibawah ini adalah gejala serangan

aphids pada tanaman apel

Gambar 4.2.12 Buah yang terserang

aphids

Gambar 4.2.13 Daun yang

terserang aphids

3) Embun Tepung

(Powdery Mildew)

Penyakit ini disebabkan oleh Podosphaera leucotricha (Ell.

& Ev.) Salm., merupakan salah satu penyakit apel yang paling

penting di seluruh dunia. Kerugian muncul dari buah yang

terinfeksi dan dari daun yang mengerdil dan defoliasi, yang akan

mengurangi hasil. Daun dan tunas yang terinfeksi akan menjadi

kerdil, berbentuk tidak sempurna, dan diselimuti miselium

berwarna abu-abu. Beberapa infeksi dapat menyebabkan defoliasi

premature dan kerontokan bunga (Pennycook, 1989). Gambar

dibawah ini merupakan tanaman yang menunjukkan gejala

terinfeksi oleh penyakit embun tepung

Page 39: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

39

Gambar 4.2.14 Tanaman apel yang terinfeksi embun tepung

Kecepatan infeksi dari penyakit ini bergantung pada kondisi

wilayah, iklim, dan varietas tanaman. Kelembaban dan curah hujan

yaang tinggi akan memacu pertumbuhan cendawan pathogen

semakin cepat. Pemangkasan, pengurangan kanopi dapat mencegah

kelembaban mikro pada tanaman sehingga udara dan sinar

matahari dapat lebih banyak berpenetrasi sehingga kelembaban

sesuai (Mumford dan Norton, 1984).

Pada saat kegiatan magang berlangsung hanya ditemukan

beberapa tanaman yang terserang penyakit ini. Sehingga,

penanganan yang diberikan bukan merupakan penangan untuk

“menyembuhkan” tanaman namun hanya pengaplikasian fungisida

sebagai protektan agar pada musim selanjutnya penyakit ini tidak

merebak pada tanaman yang lain. Sedangkan tanaman yang

ditemukan terinfeksi embun tepung langsung dipangkas dan

dibakar agar spora dari jamur penyebab penyakit embun tepung

tidak menyebar.

Pengendalian dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama

sebelum perompesan (penyakit dari musim lalu) diatasi dengan

cara penghilangan atau pemangkasan batang yang sakit, sehingga

bagian tanaman yang sakit tidak menginfeksi tanaman yang lain.

Page 40: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

40

Setelah perompesan dilakukan penyemprotan dengan fungisida.

Aplikasi pertama dilakukan saat setelah perompesan (tipis) hingga

muncul kuncup bunga, dan apabila diperlukan dapat diteruskan

hingga tunas dan bunga muncul. Fungisida yang diaplikasikan

perama adalah fungisida kontak yang dicampur dengan fungisida

sistemik. Namun, fungisida yang dicampurkan harus mempunyai

bahan pembawa yang sama. Ini merupakan metode yang diterapkan

khusus oleh PT . Kusuma Satria Dina Sasri dan menyimpang dari

teori. Hal ini bertujuan agar segera mematikan cendawan yang

mulai tumbuh dan menghambat pertumbuhannya. Sehingga, lebih

menghemat biaya dan waktu. Dalam penyemprotan ditambahkan

bahan perekat dan perata yaitu Agristick. Dari seluruh jenis buah

apel yang terdapat di PT. Kusuma Satria Dina Sasri varietas yang

paling rawan terhadap penyakit ini adalah varietas Rome Beauty.

4) Antraknosa

Penyebab utama dari penyakit ini adalah Cryptosporiopsis

curvispora; Cryptosporiopsis perennans. Antraknosa yang biasa

disebut kangker batang menyebabkan berkurangnya vigor dari

tanaman dan menurunkan kualitas buah, dan mampu membunuh

tanaman muda. Penyakit ini sangat sulit untuk dikendalikan baik

secara kimiawi maupun biologis. Di PT. Kusuma Satria Dina Sasri

satu-satunya penanganan yang diterapkan untuk mengatasi

penyakit ini adalah dengan menggunakan pengendalian mekanis,

yaitu dengan mengerik bagian yang terkena antraknosa dan

mengaplikasikan kapur pada bagian yang telah dikerik untuk

menghindari adanya penetrasi oleh bakteri maupun

mikroorganisme lain. Dibawah ini adalah gambar tanaman yang

terinfeksi oleh antraknosa

Page 41: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

41

Gambar 4.2.15 Batang tanaman apel yang terserang antraknosa

4. Pemanenan

Buah apel siap untuk dipanen pada umur 5-6 bulan setelah

perompesan. Buah apel yang telah siap panen digunakan sebagai wisata

petik oleh para pengunjung. Di PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

pemanenan tidak dilakukan scara langsung akan tetapi menunggu setelah

sisa petik dari pengunjung. Dimana sisa buah apel petikan pengunjung

disortir kembali, yang nantinya buah yang sekiranya masih bagus akan di

jual ke bagian trading, dan buah yang kualitasnya tidak sesuai dengan

yang diinginkan trading (tidak layak jual) misalnya buah yang memiliki

ukuran kecil dan tekstur yang kurang baik dapat dijual ke bagian

agroindustri untuk dijual, dengan menerapkan sistem harga putus,

sehingga tidak melayani adanya pengembalian barang atau retur, dan

untuk buah apel yang kualitasnya tidak baik ataupun rusak dapat

digunakan sebagai pupuk cair. Hal ini dilakukan oleh PT. Kusuma Satria

Dinasasri Wisatajaya sebagai upaya untuk meminimalkan limbah

(minimum waste).

5. Pengolahan

Buah yang dipanen adalah sisa petikan pengunjung setelah itu

masuk pada penanganan pasca panen yaitu pensortirn. Buah disortir

Page 42: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

42

menjadi dua bagian yaitu yang lanyak jual dan tidak layak jual. Buah apel

yang tidak layak jual ke pasar akan dijual ke agroindustri untuk diolah.

Bagian pengolahan atau agroindustri selain mendapatkan apel dari

lahan PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya juga mendapatkan bahan

baku dari petani ataupun tengkulak di daerah Malang. Adanya upaya

pembelian dari luar ini dikarenakan adanya permintaan produk yang

semakin meningkat akan tetapi kekurangan bahan baku dari PT. Kusuma

Satria Dinasasri Wisatajaya.

Ada beberapa jenis produk olahan dari apel yang produksi oleh PT.

Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya, antara lain:

1. Jenang Apel

Gambar 4.2.16 Produk Jenang Apel

2. Sari Apel

Gambar 4.2.17 Produk Sari Buah Apel

3. Cuka Apel

Page 43: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

43

Gambar 4.2.18 Produk Cuka Apel

4. Selai Apel

Gambar 4.2.19 Produk Selai Apel

Sebagian dari hasil panen selain dijual pada bagian agroindustri

dan trading juga berikan kepada kedai apel sebagai bahan masakan khas

agrowisata yaitu juice apel dan nasi goreng apel.

B. Pemasaran

PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan wisata petik, dan

yang paling terkenal dari wisata petik ini adalah wisata petik untuk

komoditas apel. Berdasarkan hal ini berarti komoditas apel di PT. Kusuma

Satria Dinasasri Wisatajaya sepanjang tahun menghasilkan apel yang siap

petik. Pemasaran apel di PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya tidak

mengalami kesulitan karena produk ini sudah memiliki pasar sendiri yaitu

para pengunjung.

Secara garis besar pemasaran apel dapat dibagi menjadi 5 cara:

1. Dijual sebagai petik buah pada pengunjung

Page 44: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

44

2. Dijual ke divisi Trading untuk dipasarkan ke luar dari PT. Kusuma

Satria Dinasasri Wisatajaya

3. Dijual sebagai bahan baku produk olahan pada bagian pengolahan

(agroindustri)

4. Dijual kepada pengunjung sebagai oleh-oleh alternatif

5. Dijual kepada kedai apel sebagai bahan pembuatan makanan khas PT.

Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan salah satu

pelopor wisata petik buah di Indonesia, karena telah berdiri sejak 1983.

Pemasaran utama dari komoditas apel di PT. Kusuma Satria Dinasasri

Wisatajaya adalah sebagai petik buah oleh pengunjung, untuk tiket yang

dibeli oleh pengunjung, pengunjung dapat memetik 2 buah apel/tiket.

Sehingga pengunjung dapat merasakan kepuasan dalam memetik dan hasil

dari petikan tersebut diberikan secara gratis oleh pengunjung dan

memberikan pemasukan yang besar untuk PT. Kusuma Satria Dinasasri

Wisatajaya. Akan tetapi tidak sedikit juga pengunjung yang memetik lebih

dari 2 buah apel/tiket, tanpa seijin petugas.

Pada divisi Trading apel-apel yang dibeli dari divisi agrowisata masih

dilakukan penyortiran, apel-apel tersebut masih dibedakan menjadi 2 yaitu

grade A dan grade B. Apel yang dipilih oleh divisi trading adalah apel yang

tidak terlalu tua yaitu apel yang mempunyai tingkat kemasakan 90% karena

dengan mempertimbangkan pendisplayan di outlet-outlet, agar tidak mudah

rusak atau busuk dan tetap tahan lama yaitu dapat sampai 10 hari. Pada waktu

melakukan pemasaran awal (penetrasi pasar) divisi trading memberlakukan

sistem konsinasi yaitu dengan sistem penitipan barang. Setelah mitra percaya

terhadap produk PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya, dan PT. Kusuma

Satria Dinasasri Wisatajaya telah memenuhi persayaratan kebanyakan mitra

yaitu dapat menjaga kualitas dan kontinyuitas maka saat ini divisi trading PT.

Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya memberlakukan sistem penjualan apel

dari divisi trading ke mitra dengan menggunakan sistem harga putus.

Page 45: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

45

Segmentasi dari produk trading di PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

adalah kelas menengah ke atas seperti dipasarkan di Swalayan, Kafe dan

Hotel yang ada di Malang, Surabaya, Bali, Kediri, Blitar, Tulung Agung dan

Kalimantan. Pengiriman barangnya dilakukan dengan menggunakan mobil

box.

Pemasaran produk agroindustri seperti sari apel, jenang apel, cuka

apel, dan selai apel yang dilakukan oleh divisi agroindustri melalui beberapa

cara yaitu penjualan di outlet, canvas produk, dan take order. Dikawasan PT.

Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya terdapat dua outlet, satu outlet berada

didalam kawasan dan satu lagi berada di pintu keluar. Dikedua outlet tersebut

menyediakan produk-produk Kusuma Agrowisata. Canvas produk

merupakan sistem distribusi produk kepada konsumen melalui melalui

canvassing atau keliling melalui fasilitas kendaraan roda empat. Dalam

canvas produk, kegiatan yang dilakukan yaitu membantu pemasaran ke toko-

toko atau supermarket daerah Batu dan Malang. Jika terjadi transaksi maka

barang yang dijual dicatat dalam faktur. Pihak perusahaan melakukan canvas

keluar kawasan melalui sales. Sebelum melakukan canvas, produk diambil

dari gudang logistik dan produk tersebut dimasukkan dalam mobil box.

Setelah selesai canvas produk yang masih tersisa dikembalikan ke bagian

logistik. Alur produk dari industri sampai ke sales digambarkan sebagai

berikut

Industri logistik gudang sales

retur

Cara pemasaran take order merupakan kegiatan mencari order dengan

mencari outlet-outlet baru atau mengecek barang ke outlet, apakah produk

tersebut masih tersedia atau memerlukan suplai lagi.

Kusuma Agrowisata telah menerapkan manajemen pemasaran dengan

baik. Manajemen pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang

dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan

Page 46: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

46

perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba

(Anonim, 2004). Dalam manajemen pemasaran agroindustri di Kusuma

Agrowisata memerlukan segmentasi pasar. Segmentasi pasar digunakan

untuk memilih pasar sasaran yang tepat, mencari peluang, menganalisis

perilaku konsumen. Segmentasi pasar dari produk sari apel adalah konsumen

dari berbagai tingkat mulai dari konsumen tingkat bawah sampai tingkat atas

dan juga dari berbagai usia, mulai dari anak-anak sampai lanjut usia. Produk

jenang apel ditujukan untuk pengunjung yang berwisata ke Kusuma

Agrowisata dan ingin membawa oleh-oleh khas Batu. Cuka apel ditujukan

untuk konsumen yang peduli akan kesehatan karena cuka apel mempunyai

manfaat seperti mencegah penyakit. Selai apel ditujukan untuk konsumen

tingkat atas yang biasa dikonsumsi sebagai penyerta dalam roti.

Target pasar yang ingin dicapai oleh divisi agroindustri di Kusuma

Agrowisata dapat dibagi menjadi dua yaitu target jangka pendek dan target

jangka panjang. Target jangka pendek adalah mempertahankan konsumen

dan meraih lebih banyak lagi konsumen yang ada di daerah Batu dan Malang.

Target jangka panjang adalah menjangkau pasar yang lebih luas dari pasar

yang sudah ada, yaitu daerah pasar yang potensial.

Menurut Yudhanto (2012) positioning adalah tindakan perusahaan

untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan

tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen

memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya

dengan para pesaingnya. Usaha-usaha yang dilakukan Kusuma Agrowisata

dalam positioning untuk menarik minat konsumen adalah memanfaatkan

background Kusuma Agrowisata yang sudah dikenal oleh masyarakat sebagai

obyek wisata yang terkenal di Batu dan dengan cara menyertakan produk

agroindustri dalam paket wisata.

C. Analisis Usaha Apel

Analisis usahatani merupakan aspek yang digunakan untuk menilai

keuangan suatu usahatani secara keseluruhan dan merupakan aspek yang

Page 47: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

47

sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Penilaian aspek usahatani

merupakan penilaian sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan

biaya investasi, penerimaan, dan keuntungan usahatani.

1. Penerimaan Usaha

Penerimaan adalah keseluruhan pendapatan yang diperoleh dari

semua cabang dan sumber dalam usahatani selama satu tahun, yang dapat

diperhitungkan dari hasil penjualan. Besarnya penerimaan dari komoditi

apel di PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya ditunjukkan pada

Tabel 4.4.1.

Tabel 4.4.1 Penerimaan Usaha Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Tahun 2012

No. Uraian Jumlah1 Produksi (Kg) 15.549

2 Harga/Kg (Rp) 12.500

3 Penerimaan (Rp) 194.362.500

Pada tahun 2012 jumlah produksi apel mencapai 15.549 kg. Harga

jual rata-rata sebesar Rp.12.500,00. Penerimaan usaha apel PT. Kusuma

Satria Dinasasri Wisatajaya Malang mencapai Rp.194.362.500

2. Biaya

Biaya mengusahakan pada usahatani apel PT. Kusuma Satria

Dinasasri Wisatajaya Malang meliputi biaya kebutuhan bahan, biaya upah

tenaga kerja, dan biaya total lain. Total biaya yang dikeluarkan PT.

Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Malang dapat dilihat pada Tabel 4.4.2

Tabel 4.4.2 Biaya Usahatani Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Tahun 2012

No. Uraian Keterangan Jumlah

1 Biaya kebutuhan bahana. Pestisida (±24 kali

penyemprotan 8 drum, rata-rata campuran 115.000/drum)

b. Pupuk Phonska 1kg/pohon

8 x 115.000 x 24

1 kg x 6400 pohon x Rp.2300

22.080.000

14.720.000

Page 48: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

48

c. BBM - 8.000.000

2 Biaya TK - 31.233.000

3 Biaya Total lainJumlah

30 % dari Penerimaan 58.308.750134.341.750

Biaya usahatani apel pada tahun 2012 mencapai

Rp.134.341.750,00 yang meliputi biaya tenaga kerja, biaya bahan

produksi, dan biaya total lain. Biaya tenaga kerja karyawan sebesar

Rp.31.233.000,00. Biaya bahan produksi yang terdiri dari pestisida,pupuk,

dan BBM sebesar Rp.44.800.000,00. Biaya total lain sebesar

Rp.53.308.750. Biaya total lain digunakan untuk gaji direksi dan

karyawan, sebesar 30% dari total penerimaan.

3. Pendapatan

Pendapatan usahatani diperoleh dengan memperhitungkan selisih

antara total penerimaann dengan total biaya mengusahakan. Besarnya

pendapatan usahatani apel PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

Malang dalam satu kali musim panen dapat dilihat pada Tabel 4.4.3.

Tabel 4.4.3 Pendapatan Usahatani Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Tahun 2012

No. Uraian Jumlah1 Penerimaan usahatani(Rp) 194.362.5002 Biaya usahatani (Rp) 134.341.750

3 Pendapatan usahatani (Rp) 60.020.750

Pada tahun 2012 hasil panen apel PT. Kusuma Satria Dinasasri

Wisatajaya adalah 15.549 kg. Harga jual rata-rata buah apel adalah

Rp.12.500,00. Penerimaan divisi apel Rp.194362.500,00. Biaya

mengusahakan pada tahun 2012 mencapai Rp.134.341.750,00. biaya

tersebut meliputi biaya kebutuhan bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya

lain-lain sebesar 30% dari penerimaan. Biaya lain-lain tersebut

diantaranya adalah biaya gaji direksi dan karyawan PT.Kusuma Satria

Page 49: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

49

Dinasasri Wisatajaya. Pendapatan bersih divisi apel mencapai

Rp.60.020.750,00.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas antara

lain:

1. Kegiatan agribisnis di PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya adalah

kegiatan usaha yang meliputi produksi, pengolahan hasil, dan

pemasaran.

2. Jenis komoditas pertanian yang dinilai dapat berkembang sejak tahun

1983 sampai tahun 2012 ini adalah jenis tanaman apel. Selain

perkembangan dalam inovasi pertanian yang diterapkan secara on farm

agar hasil produksi kian meningkat akan tetapi juga pengembangan

tersebut dapat dikembangkan melalui usaha agroindustri yaitu

mengolah apel menjadi olahan lain antara lain sari apel, jenang apel,

kripik apel dan cuka apel.

3. Pemasaran apel dapat dibagi menjadi 5 cara dijual sebagai petik buah

pada pengunjung, dijual ke divisi Trading , dijual sebagai bahan baku

produk olahan pada bagian pengolahan (agroindustri), dijual kepada

pengunjung sebagai oleh-oleh alternative, dan dijual kepada kedai apel

sebagai bahan pembuatan makanan khas PT. Kusuma Satria Dinasasri

Wisatajaya.

Page 50: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

50

4. Pada tahun 2012 kegiatan usahatani divisi apel menguntungkan.

Pendapatan divisi apel sebesar Rp.60.020.750,00. Jumlah produksi

apel mencapai 15.549 kg dengan harga jual rata-rata sebesar

Rp.12.500,00. Penerimaan usaha apel Rp.194.362.500. Biaya

usahatani apel pada tahun 2012 mencapai Rp.134.341.750,00.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk PT. Kusuma Satria

Dinasasri Wisatajaya antara lain:

1. Mengembangkan pangsa pasar yang leih luas terutama di daerah-

daerah yang potensial.

2. Meningkatkan promosi baik dari media cetak maupun media

elektronik.

Page 51: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

51

Daftar Pustaka

Anonim. 2004. Agrobisnis, Apel Peluang Bisnis Minuman Segar. www.lampungpos.com. Diakses tanggal 04 September 2013.

Ashari, Sumeru. 1995.  Hortikultura Aspek Budidaya.  UI Press, Jakarta.

Deptan, 2005. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani ,http://www.database.deptan.go.id Diakses tanggal 28 Juni 2013

Prihatman, Kemal. 2000. Budidaya Apel. http://www.ristek.go.id . Diakes pada tanggal 28 Juni 2012.

Sutjipta, I.N. 2001. Agrowisata. Diktat kuliah di Magister Manajemen Agribisnis”:Universitas Udayana. Tidak diterbitkan.

Untung, Onny. 1994. Jenis dan Budidaya Apel. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yudhanto, Aditya Ari. 2012. Catatan Kecil Manajemen Pemasaran : Positioning Produk Barang&Jasa. Diakses dari http://aditya39e.blogstudent.mb.ipb.ac.id pada tanggal 04 September 2013

Page 52: Lap Jadi Magang New Bgt(1)

52