lap hibah lit a3 sumarsono

47
HIBAH PENELITIAN LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN KOMPETISI A3 Tahun Anggaran 2005 Judul : APLIKASI PUPUK ORGANIK TERNAK PADA TANAH SALIN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN RUMPUT PAKAN POLIPLOID Peneliti Dr Ir Sumarsono, MS. Dr Ir Syaiful Anwar, MS. Ir Susilo Budiyanto, MS. 1

Upload: jecky-marantika

Post on 04-Aug-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

HIBAH PENELITIAN

LAPORAN PENELITIANHIBAH PENELITIAN KOMPETISI A3

Tahun Anggaran 2005

Judul :

APLIKASI PUPUK ORGANIK TERNAK PADA TANAH SALIN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN RUMPUT PAKAN POLIPLOID

Peneliti

Dr Ir Sumarsono, MS.Dr Ir Syaiful Anwar, MS.Ir Susilo Budiyanto, MS.

JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

TAHUN 2005

1

Page 2: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

PERANAN PUPUK ORGANIK TERNAK PADA TANAH SALIN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN PAKAN RUMPUT POLIPLOID

Oleh Sumarsono, Syaiful Anwar dan Susilo Budiyanto

ABSTRAK

Bahan organik di dalam tanah dapat berperan sumber unsur hara, memelihara kelembaban tanah, sebagai buffer dengan mengkhelat unsur-unsur penyebab salinitas sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan menggali informasi lanjutan tentang karakter morfologi, fisiologi dan hasil tanaman rumput pakan poliploid yang terkait dengan sifat toleransi terhadap tanah salin yang diperbaiki kandungan bahan organiknya tanaman rumput gajah poliploid dan rumput kolonjono poliploid pada uji lapang terhadap tingkat bahan organik tanah optimum pada tanah salin.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanah salin di kelurahan Jrakah Kecamatan Tugu Kota Semarang, dengan menggunakan tanaman rumput gajah poliploid dan rumput kolonjono poliploid koleksi Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Sedangkan pupuk organik berasal dari pupuk kandang kambing milik peternak di tempat penelitian, disamping pupuk buatan urea, SP36 dan KCl. Percobaan seri 2 x 4 yaitu dua jenis rumput pakan masing-masing menerima 4 perlakuan pemupukan dalam rancangan acak lengkap yang terdiri dari 3 ulangan dilakukan pada dua jenis rumput. Faktor pertama adalah jenis tanaman rumput pakan yang diberikan perlakuan level pupuk organik, yaitu rumput gajah poliploid (R1), rumput kolonjono poliploid (R2). Faktor kedua adalah 4 level pupuk, adalah sebagai berikut : Kontrol, tanpa pupuk (T0), pupuk nitrogen 30 kg N/ha/defoliasi (T1), pupuk nitrogen 60 kg N/ha/defoliasi (T2), pupuk organik sampai 4,0 % C organik tanah (T3). Data yang dikumpulkan adalah penampilan tanaman rumput yang diteliti berdasarkan tinggi tanaman, jumlah anakan, kandungan khlorofil, laju fotosintesis, aktivitas nitrat reduktasi dan produksi bahan kering hijauan. Analisis data menurut prosedur analisis ragam dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan

Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa penampilan tanaman rumput yang diteliti berdasarkan tinggi tanaman, jumlah anakan, kandungan khlorofil, laju fotosintesis, aktivitas nitrat reduktasi dan produksi bahan kering hijauan yang diberi pupuk organik untuk perbaikan kandungan C-organik tanah menjadi 4,5 % lebih tinggi dibanding tanpa pupuk maupun pupuk urea 30 kg N/ha dan 60 kg N/ha. Rumput gajah menunjukan penampilan yang lebih baik dibandingkan rumput kolonjono, namun kedua rumput tersebut menunjukkan respon yang sama terhadap pemberian pemupukan urea 30 kg N/ha dan 60 kg N/ha maupun pupuk organik.

Kata kunci : Rumput gajah, rumput kolonjono, pupuk organik.

2

Page 3: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

LAPORAN PENELITIANHIBAH PENELITIAN KOMPETISI A3

Tahun Anggaran 2005

1. Judul : Penerapan Pupuk Organik Ternak Pada

Tanah Salin Untuk Pengembangan

Tanaman Pakan Rumput Poliploid.

2. Ketua Penelitia. Namab. Jenis Kelaminc. Pangkat/Golongan/NIPd. Bidang Keahliane. Laboratoriumf. Alamat Rumah/Telp

::::::

Dr Ir Sumarsono, MS.Laki-lakiPembinaTingkat I /IV B/130 704 310Ilmu Tanaman Makanan TernakIlmu Tanaman Makanan TernakPerum BPI G 7 Ngaliyan Semarang 50184/ Tlp. (024) 7608579

3. Anggota Peneliti : 2 orang

4. Mahasiswa yang terlibat : 4 orang

5. Jangka Waktu Penelitian : 8 bulan6. Biaya yang Diajukan : Rp. 30.000.000,-

(Tiga Puluh Juta Rupiah)6. Biaya Dari Instansi Lain : Rp. -

Semarang, 6 Oktober 2005

Mengetahui, Ketua PenelitiKetua Program A3 NMT Fapet Undip

Dr Ir Anis Muktiani, MSi Dr Ir Sumarsono, MS.NIP. 131 832 226 NIP. 130 704 310

Menyetujui

Ketua Jurusan NMT Fapet Undip

Dr Ir Vitus Dwi Yunianto, MSc.NIP. 131 460 473

3

Page 4: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

KATA PENGANTAR

Keberhasilan pertumbuhan tanaman rumput pakan membutuhkan dukungan

lingkungan fisik dari tanah dan iklim yang ideal. Faktor fisik ini di daerah tropis

sering menjadi kendala, baik sendiri maupun hasil interaksi keduanya. Pada lahan

pantai mempunyai masalah tanah salin akibat akumulasi garam terkait kekeringan di

musim kemarau. Bahan organik di dalam tanah dapat berperan sumber unsur hara,

memelihara kelembaban tanah, sebagai buffer dengan mengkhelat unsur-unsur

penyebab salinitas sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara.

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan dan menggali informasi lanjutan

tentang karakter morfologi, fisiologi dan hasil tanaman rumput pakan poliploid yang

terkait dengan sifat toleransi terhadap tanah salin yang diperbaiki kandungan bahan

organiknya tanaman rumput gajah poliploid dan rumput kolonjono poliploid telah

dilaksanakan pada uji lapang pada tingkat 4,5 % C-organik tanah di kawasan pantai di

kelurahan Jrakah, kecamatan Tugu Kota Semarang.

Penelitian ini terselenggara atas dukungan dana dari Hibah Kompetisi A3

Tahun Anggaran 2005. Ucapan terima kasih diucapkan kepada pihak-pihak terkait

yang mendukung penelitian ini, mulai penyusunan proposal, tahap seleksi, persiapan

pelaksanaan, pelaksanaan dan tersusunnya laporan penelitian ini. Kepada angtota tim

peneliti dan para mahasiswa yang terlibat penelitian disampaikan penghargaan yang

setinggi-tingginya. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan

ilmu dan teknologi, khususnya dalam pengembangan tanaman makanan ternak dan

pengembangan peternakan pada umumnya.

Semarang, 06 Oktober 2005

Tim Peneliti

4

Page 5: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.

iii

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.

iv

DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.

v

DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.

vi

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.1. Praktek Pertanian Organik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2.2. Peranan Umum Pupuk Organik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2.3. Tanaman Pakan Toleran pada Tanah

Salin . . . . . . . . . . . . . . . 2.4. Hasil Penelitian yang telah dicapai . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . .

33467

BAB III METODOLOGI PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.1. Materi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.2. Metoda Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.3. Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . .

888

10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Analisis Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Karakter Morphologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Karakter Fisiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Produksi Bahan Kering . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1111

12 13 14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

5

Page 6: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

. . . . . .

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17

6

Page 7: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Hasil Analisis Tanah dan Pupuk Organik. . . . . . . . . . . . . . 11

2. Hasil pengamatan tinggi tanaman, jumlah anakan dan kandungan khlorofil rumput gajah dan rumput kolonjono akibat pupuk organik. . . . .

12

3. Hasil Laju fotosintesis dan aktivitas nitrat reduktase rumput gajah dan rumput kolonjono akibat pupuk organik. . . . . . .

13

4. Hasil pengamatan produksi bahan kering dan nisbah daun batang rumput gajah dan rumput kolonjono akibat pupuk organik. . . . . . .

15

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. DAFTAR MAHASISWA PENDUKUNG PENELITIAN . . . . . . . . . . . . .

20

2. BIOGRAFI/DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI . . . . . . . . . . . . . . 23

7

Page 8: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

8

Page 9: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

BAB I

PENDAHULUAN

Lahan-lahan ekstensifikasi pertanian termasuk budidaya tanaman pakan di

masa mendatang dihadapkan pada masalah pemanfaatan lahan marjinal seperti tanah

masam dan salin. Ekstensifikasi tanah salin mempunyai potensi yang besar karena

Indonesia merupakan Negara pulau yang mempunyai garis pantai yang panjang.

Aspek budidaya adat dua pendekatan yaitu seleksi jenis tanaman toleran terhadap

cekaman lingkungan dan manipulasi lingkungan untuk meniadakan cekaman.

Cekaman salinitas sering terjadi sebagai akibat akumulasi garam akibat

deposit garam asal bahan induk, intrusi air laut, atau evaporasi yang tinggi dengan

curah hujan yang rendah. Bentuk garam yang dominant pada cekaman salinitas

seperti ini pada umumnya adalah Natrium Klorida (NaCl). Pada lahan-lahan pantai

sering memunculkan tanah-tanah salin sebagai akumulasi garam akibat kekeringan

pada musim kemarau. Bahan organik di dalam tanah dapat berperan sumber unsur

hara, memelihara kelembaban tanah, sebagai buffer dengan mengkhelat unsur-unsur

penyebab salinitas sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara.

Kandungan bahan organik dikebanyakan tanah saat ini terdapat indikasi semakin

merosot. Sekitar 80 % lahan sawah kandungan C organik tanahnya kurang dari 1 %

(Aphani, 2001), apalagi pada lahan-lahan kering. Kandungan C organik kurang dari

1 % menyebabkan tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup,

disamping itu unsur hara yang diberikan melalui pupuk tidak mampu dipegang oleh

komponen tanah sehingga mudah tercuci, kapasitas tukar kation menurun, agregasi

tanah melemah, unsur hara mikro mudah tercuci dan daya mengikat air menurun.

Pada tanah dengan kandungan C organik rendah menyebabkan kebutuhan pemupukan

9

Page 10: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

makin meningkat dengan efisiensi yang merosot akibat tingginya tingkat pencucian.

Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan

Ternak Fakultas Peternakan UNDIP melalui Anwar, Karno, Kusmiyati dan

Sumarsono (2003) telah berhasil menseleksi tanaman rumput pakan diploid dan

poliploid toleren terhadap cekaman salinitas pada percobaan rumah kaca. Demikian

juga penelitian pendahuluan di rumah kaca menunjukkan bahwa peranan pupuk

organik ternak sampai antara 3,0 - 4,5 % kandungan bahan organik tanah dapat

menurunkan cekaman salinitas (Sumarsono, Anwar dan Budianto, 2005), sehingga

perlu penelitian lebih lanjut pada uji lapang di tingkat petani.

Kontribusi yang diharapakan dapat disumbangkan dari penelitian ini adalah :

(a) mendesiminasikan produk teknologi yang telah dihasilkan laboratorium ITMT

pada tingkat on farm trial, (b) memanfaatkan tanaman pakan unggul hasil manipulasi

genetik dalam rangka memenuhi kebutuhan pakan ruminansia, terutama untuk

memanfaatkan tanah-tanah marjinal yang mengalami cekaman salinitas (c)

memantapkan manual agronomis tentang metoda/teknik cara memelihara bahan

organik tanah sebagai dasar pengembangan pertanian organik yang berwawasan

lingkungan melalui konsep keterpaduan sistem tanah-tanaman-ternak pada umumnya

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan tujuan :

1. Mendapatkan dan menggali informasi lebih lanjut dari keunggulan pupuk organik

pada tanah salin

2. Memperoleh kesetaraan pemberian pupuk organik dengan pupuk buatan

(nitrogen) untuk mendukung keberhasilan pertumbuhan tanaman rumput pakan

poliploid

3. Mengetahui perbedaan respon tanaman rumput gajah poliploid dan rumput

kolonjono poliploid pada uji lapang terhadap tingkat bahan organik tanah optimum

10

Page 11: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

pada tanah salin.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Praktek Pertanian Organik

Masalah penurunan kandungan bahan organik tanah diketahui menyebabkan

kemerosotan kesuburan tanah sehingga mengakibatkan lebih lanjut terhadap

kebutuhan pupuk buatan yang semakin meningkat (Aphani, 2001). Manajemen

terhadap kandungan bahan organik ini adalah salah tujuan dalam praktek pertanian

organik (Mashima, et al., 1999). Praktek pertanian organik menjadi prioritas

sekaligus untuk mengatasi masalah degradasi lingkungan lahan pertanian akibat

penerapan yang keliru dalam penggunaan pupuk dan perbaikan lahan-lahan marginal.

Akhir-akhir ini pertanian organik tumbuh pesat, terutama di negara berkembang.

Di negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Jepang, pertanian

dengan manajemen organik telah berkembang dengan cepat. Hal ini nyata dari

laporan bahwa areal lahan yang dikelola secara organik di Eropa meningkat dari 250

000 menjadi 2 juta ha pada akhir-akhir ini (1990-1997) (Lampkin, 1997 dalam

Widjajanto dan Miyauchi, 2002). Dalam periode yang sama, sertifikasi lahan

pertanian organik meningkat dari 258,974 to 2,102,209 ha dengan peningkatan areal

pertanian organic dari 12,735 menjadi 81,783 petani (Zanoli, 1999). Di Italy, salah

satu negara Uni Eropa telah maju dalam praktek pertanian organik, areal pertanian

organik meningkat dari 13,000 to 641,149 ha (Zanoli, 1999). Lebih lanjut, telah

dilaporkan bahwa sebagian produksi pangan secara organik dalam sistem pangan

telah dikembangkan dibanyak megara seperti Amerika Serikat, Perancis dan Japan

yang meningkat lebih dari 20 % per tahun (FAO, 1999).

11

Page 12: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

Keamanan pangan, lingkungan yang lebih baik dan pasar yang baik dari produk

pangan organik telah dipercaya sebagai faktor dimulainya meledaknya pertanian

organik di dunia, terutama di negara berkembang. Sebaliknya, praktek pertanian

organik di negar-negara Asia masih terbatas. Hal ini dilaporkan bahwa kegiatan

pertanian yang dikelola secara organik hanya dicatat di Cina, Japan, Israel, Korea

dan Lebanon. Gambaran terhadap areal lahan pertanian secara organik yang meliputi

wilayah ini antara 100 ha (Lebanon) sampai 14,000 ha (China) (IFOAM, 2001).

Bagi pertanian di Indonesia mendorong berkembangnya pertanian organik menjadi

salah satu cara untuk menerapkan konsep LEISA (Low External Input Sustainable

Agriculture) sehingga dapat diperoleh efisiensi agroekosistem yang tinggi melalui

Integrated Farming System berbasis Zero Waste (Suharto, 2004).

2.2. Peranan Umum Pupuk Organik

Praktek pertanian organik atau pengurangan penggunaan bahan kimia telah

dilaporkan di Jawa Tengah, dengan hasil yang yang memuaskan. Sebagi contoh,

penerapan pupuk organik seperti biokom dan bio guano super meningkatkan

penampilan tanaman padi. Penggunaan biokom pada padi di Wonogiri meningkat

dari 6.0 menjadi 8.5 ton ha-1 (Widjajanto dan Miyauchi, 2002). Di Karang Anyar

produksi padi meningkat dari 5.0 menjadi 8.3 ton ha-1 akibat penerapan pupuk

organik pada areal pertanian. Penggunaan pupuk organik seperti bio guano super

yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik meningkatan produksi padi di Klaten

dari 5.5 menjadi 7.3 ton ha-1 (Widjajanto dan Miyauchi, 2002).

Penelitian Fuskhah (1992) menunjukkan bahwa penggunaan seresah eceng

gondok mampu meningkatkan produksi bahan kering Centrosema pubescens Benth

(Sentro) dibandingkan dengan seresah plastik dan tanpa seresah. Seresah eceng

12

Page 13: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

gondok dapat juga digunakan untuk menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu.

Penggunaan seresah eceng gondok dengan kandungan air 20 % sebanyak 60 kg/plot

(3 x 3,7 m) selama 3 minggu dapat menekan pertumbuhan Cyperus rotundus dan

menambah kelembaban pada permukaan tanah sebesar 33 % (Abdalla dan Hafeez,

1969 yang dikutip oleh Soewardi dan Utomo, 1975).

Telah banyak diketahui bahwa bahan organik seperti limbah tanaman, pupuk

hijau dan kotoran ternak dalam sistem tanah-tanaman dapat memperbaiki struktur

tanah dan membantu perkembangan mokroorganisme tanah (Yaacob et al., 1980;

Kerley et al., 1996; Matsushita et al., 2000; Widjajanto et al., 2001; 2002; 2003).

Kondisi ini sebagai awal mula proses transformasi N secara biologis dalam tanah dan,

menghasilkan konversi bentuk N organik menjadi bentuk an organik yang tersedia

bagi tanaman.

Telah banyak diketahui bahwa bahan organik seperti limbah tanaman, pupuk

hijau dan kotoran ternak dalam sistem tanah-tanaman dapat memperbaiki struktur

tanah dan membantu perkembangan mokroorganisme tanah (Yaacob et al., 1980;

Sumarsono, 1983, Kerley et al., 1996; Matsushita et al., 2000; Widjajanto et al.,

2001; 2002; 2003). Kondisi ini sebagai awal mula proses transformasi N secara

biologis dalam tanah dan, menghasilkan konversi bentuk N organik menjadi bentuk

an organik yang tersedia bagi tanaman.

Kotoran ternak memainkan peranan yang penting sebagai sumber pupuk

organik. Dilaporkan bahwa ternak menghasilkan 19 - 40 kg hari - . Sekitar 3.5 kg

ternak- bahan organik dikeluarkan oleh sapi Jersey yang dikandangkan, sedangkan

kira-kira 0.045 kg N day-1 dikeluarkan oleh sapi muda yang digemukkan (Kerley et

al., 1996). Pupuk organik ternak sebagai pupuk kandang, mempunyai pengaruh

meningkatkan produksi tanaman lamtoro (Dewi, Widjayanto dan Sumarsono, 1998),

13

Page 14: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

juga pada pertanaman campuran setaria dan Sentro (Sumarsono, 2001).

2.3. Tanaman Pakan Toleran Pada Tanah Salin

Kelebihan suatu unsur pada media tumbuh tanaman dapat mengganggu

pertumbuhan melalui : kompetisi dengan unsur esensial lain dalam penyerapan,

menonaktifkan enzim, mengantikan unsur-unsur esensial dari tempat berfungsinya

atau mengubah struktur air (Marschner, 1986). Oleh karena itu agar tanaman toleran

terhadap kelebihan NaCl pada media tumbuhnya, harus mengurangi absorbsi ion Na

dan atau ion Cl oleh akar atau mempunyai berbagai cara menetralkan (buffer)

pengaruh NaCl dilingkungan perakaran atau setelah diserap tanaman.

Morfologi dan fisiologi toksisitas cekaman NaCl pada tanaman tampak pada

reduksi pertumbuhan akar (Kusmiyati et al., 2000), penurunan serapan unsur hara

(Sopandie, 1990 dan Kusmiyati et al 2000), dan perubaan struktur tanaman seperti

reduksi ukuran daun dan jumlah stomata, penebalan kutikula daun dan terbentuknya

lapisan lilin pada permukaan daun serta lignifikasi akar yang lebih awal (Harjadi dan

Yahya, 1988).

Perbaikan mutu genetik tanaman dapat dilakukan melalui introduksi galur-

galur unggul, seleksi, persilangan dan manipulasi genetik. Di Indonesia, tanaman

rumput pakan mempunyai kendala perbanyakan secara generatif karena kendala

penyediaan benih fertil, sehingga sampai saat ini perbanyakan melalui cara vegetatif

lebih banyak dilakukan. Oleh karena itu pada tanaman rumput pakan, maka

perbaikan genetik yang memungkinkan adalah dengan introduksi, seleksi dan

manipulasi tanamannya atau menggabungkan ketiganya.

Salah satu perbaikan mutu genetik tanaman rumput pakan yang telah

dilakukan adalah melalui seleksi tanaman terhadap salinitas yang mewakili zona

14

Page 15: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

agroekosisten lahan pantai, dilanjutkan dengan penggandaan kromosom terhadap

tanaman terpilih hasil seleksi (Anwar, Karno, Kusmiyati dan Sumarsono, 2003).

Spesies hasil pengandaan kromosom atau tanaman poliploid mempunyai kemampuan

adaptasi terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan dibandingkan tanaman

diploidnya akibat adanya penambahan alel pada sistem kromosomnya (Baataout,

1999).

Salah satu manipulasi lingkungan tumbuh tanaman rumput pakan yang telah

dilakukan adalah melalui perbaikan kandungan bahan organik tanah pada kondisi

salinitas yang mewakili zona agroekosisten lahan pantai (Sumarsono, Anwar dan

Budianto 2005). Bahan organik di dalam tanah dapat berperan sumber unsur hara,

memelihara kelembaban tanah, sebagai buffer dengan mengkhelat unsur-unsur

penyebab salinitas sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur-unsur

hara

(Buckman dan Brady, 1982).

2.4. Hasil Penelitian yang telah dicapai

Hasil penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah (1) Telah berhasil

mengidentifikasi respon pertumbuhan dan produksi tanaman pakan terhadap salinitas

(Kusmiyati dan Anwar, 1997, Kusmiyati et al, 2000) (2) Telah diseleksi berbagai

jenis rumput pakan diploid dan poliploid terhadap cekaman salinitas di rumah kaca

(Anwar, Kusmiyati, Karno dan Sumarsono, 2003), (3) Indikasi awal penelitian

pendahuluan di rumah kaca menunjukkan bahwa pupuk organik optimum antara 3,0

- 4,5 % bahan organik tanah pada rumput gajah dan rumput kolonjono di tanah salin

(Sumarsono, Anwar dan Budiyanto 2005). Studi tersebut memunculkan ide untuk

mengembangkan tanaman rumput unggul dan teknik manipulasi lingkungan yang

15

Page 16: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

telah ditemukan di tingkat laboratorium untuk penelitian lebih lanjut pada uji lapang

di tingkat petani.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Materi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanah salin di kelurahan Jrakah Kecamatan

Tugu Kota Semarang, dengan menggunakan tanaman rumput gajah poliploid dan

rumput kolonjono poliploid koleksi Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak

Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Sedangkan pupuk organik berasal dari

pupuk kandang kambing milik peternak di tempat penelitian, disamping pupuk buatan

urea, SP36 dan KCl. Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat pertanian,

perlengkapan pengamatan pertumbuhan. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS, analisis klorofil dan aktivitas nitrat reduktasi

dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan

Universitas Diponegoro, dan analisis kandungan protein kasar dan serat kasar

dilakukan di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan

Universitas

Diponegoro.

Metoda Penelitian.

Terdapat tiga tahap penelitian, yaitu : (1) Uji lapang secara simultan sebagai

percobaan seri (Serie Experiment) terhadap faktor jenis-jenis pupuk dan faktor jenis-

jenis rumput pakan poliploid, (2) pengamatan karakteristik lingkungan iklim dan

tanah, (3) pengamatan karakteristik pertumbuhan, morfologi, fisiologi tanaman,

16

Page 17: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

produksi dan kualitas hijauan pakan. Penelitian diawali dengan menyusun rancangan

percobaan, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data dan parameter penelitian.

3.2.1. Rancangan Percobaan

Percobaan seri 2 x 4 yaitu dua jenis rumput pakan masing-masing menerima 4

perlakuan pemupukan dalam rancangan acak lengkap yang terdiri dari 3 ulangan

dilakukan pada dua jenis rumput. Faktor pertama adalah jenis tanaman rumput pakan

yang diberikan perlakuan level pupuk organik, yaitu rumput gajah poliploid (R1),

rumput kolonjono poliploid (R2). Faktor kedua adalah 4 level pupuk, adalah

sebagai berikut :

(1). Kontrol, tanpa pupuk (T0)

(2). Diberi pupuk nitrogen 30 kg N/ha/defoliasi (T1)

(3). Diberi pupuk nitrogen 60 kg N/ha/defoliasi (T2)

(4). Diberi pupuk organik sampai 4,0 % C organik tanah (T3)

3.2.1. Prosedur pelaksanaan.

Percobaan diawali dengan deteksi kadar hara tanah terutama nitrogen, fosfor

dan kalium serta total karbon dari tanah dan bahan pupuk organik kotoran ternak

sapi yang digunakan. Pengamatan dilakukan terhadap kondisi awal kandungan hara

nutrisi N, P, K dan C analisis tanah awal dan bahan komposit pupuk organik kotoran

ternak sapi. Disiapkan 24 petak percobaan seluas 3 x 4 m2 sebanyak yang diperlukan

sesuai dengan perlakuan dan ulangannya yang selanjutnya dikondisikan siap tanam.

Pupuk dasar P dan K diberikan dengan dosis 150 kg P2O5/ha dan 150 kg K2O/ha.

Pupuk nitrogen dosis rendah yaitu 30 kg N/ha diberikan sebagai starter pertumbuhan

awal sampai potong paksa. Pupuk organik ternak yang telah siap pakai kemudian

dicampur rata dengan tanah pada petak percobaan yang sesuai. Digunakan stek

17

Page 18: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

sebagai bahan tanam rumput pakan yang digunakan dengan jarak tanam 60 x 90

cm. Tanaman dibiarkan tumbuh sampai potong paksa umur 30 hari setelah tanam

tergantung kondisi tanaman. Pengamatan dilakukan setelah pertumbuhan kembali

sampai defoliasi umur 40 hari. Pengamatan diulang pada umur 40 hari defoliasi

berikutnya.

Data yang dikumpulkan adalah pertumbuhan morfologis, gejala visual

fisiologis, dan pada saat pemotongan diukur produksi segar dan produksi bahan

kering, komponen hasil hijauan dan kualitas hijauan. Juga dilakukan analisis serapan

hara (N), aktivitas nitrat reduktase dan kandungan kandunagn kholofil daun.

Analisis Data

Model linier yang menjelaskan setiap nilai pengamatan adalah :

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + ε(i)j

Keterangan :

Yij = Angka pengamatan pada rumput ke i yang menerima pupuk organik ke j

dan ulangan ke k

µ = Rata-rata umum

αi = Pengaruh rumput ke i

βj = Pengaruh pupuk organik ke j

(αβ)ij = Pengaruh interaksi rumput ke i yang menerima pupuk organik ke j

ε(i)j = Galat gabungan pupuk organik ke j pada ulangan ke k dalam rumpu ke i

Data yang diperoleh diolah secara statistik menurut prosedur analisis ragam

untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Uji Wilayah Ganda Duncan digunakan untuk

pembandingan nilai tengah antar perlakuan.

18

Page 19: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Tanah

Hasil analisis meliputi kandungan N, P, K, C-oganik dan bahan organik

terhadap tanah di lokasi penelitian dan pupuk organik berasal dari kotoran

ternak

kambing dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Hasil Analisis Tanah dan Pupuk Organik

No Komponen Tanah Pupuk Organik

1. N 0,20 % 1,75 %2. P 7,84 ppm 2,30 %3. K 0,29 me/100 g 2,36 %4. C-Organik 3,29 % 25,82 %5. Bahan Organik 5,67 % 44,52 %

Tabel 1 memperlihatkan bahwa menurut kriteria sifat kimia tanah LPT Bogor

(1983), kandungan N dalam katagori rendah, P juga dalam katagori sangat rendah,

sedangkan K dalam katagori rendah. Kandungan C-organik dalam katagori sedang

dan nisbah C/N dalam katagori sedang. Berdasarkan kondisi analisis kimia tanah

tersebut di atas maka kesuburan tanah masih perlu ditingkatkan untuk memperbaiki

pertumbuhan tanaman. Pupuk dasar dalam penelitian diberikan 150 kg P2O5 dan 150

kg K2O menggunakan SP36 dan KCl. Pupuk nitrogen dosis rendah yaitu 30 kg

N/ha diberikan sebagai starter pertumbuhan awal sampai potong paksa. Pupuk

organik kotoran kambing yang digunakan mempunyai kandungan N, P dan K yang

tinggi serta mempunyai nisbah C/N yang baik. Kandungan C-organik hanya 25,82

19

Page 20: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

%. Perlakuan T3 diberikan pupuk organik sampai setara kandungan 4,5 % C-organik

tanah, sehingga diperlukan penambahan 1,21 % C-organik, yaitu setara dengan

penggunaan

63,43 ton/ha pupuk organik kotoran ternak kambing yang digunakan.

4.2. Karakter Morphologi

Data hasil penelitian pengamatan tinggi tanaman, jumlah anakan dan nibah

daun batang hijauan rumput kolonjono dan rumput kolonjono dapat dilihat pada

Tabel 2

berikut ini.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Jumlah Anakan, Kandungan Khlorofil dan Tinggi Tanaman Rumput Gajah dan Rumput Kolonjono akibat Pupuk Organik

Perlakuan Jumlah Anakan

Kandungan Khlorofil

Tinggi Tanaman

(mg/g (cm)Rumput Gajah

T0 1,12 0,382 2,19c

T1 1,16 0,387 2,20bc

T2 1,11 0,388 2,30b

T3 1,13 0,380 2,43a

Rumput KolonjonoT0 1,14 0,438 2,15c

T1 1,19 0,456 2,29bc

T2 1,02 0,392 2,27b

T3 1,01 0,390 2,40a

Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % UJBD.

Tabel 2 menunjukkan bahan jumlah anakan dan kamdungan khlorofil tidak

memperlihatkan keragaman, baik di antara jenis rumput maupun di antara macam

pemupukan. Namun demikian parameter tinggi tanaman memperlihatkan adanya

20

Page 21: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

keragaman yang nyata (P<0,05) di antara macam pemupukan dan jenis rumput.

Rumput gajah mempunyai tinggi tanaman yang lebih tinggi dibanding rumput

kolonjono pada semua macam pemupukan yang sama. Baik pada jenis rumput gajah

maupun rumput kolonjono menunjukkan bahwa, perlakuan pupuk organik (T3)

menghasilkan tinggi tanaman yang nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding

tanpa

pemupukan (T0) dan pemupukan 30 kg N/ha (T1) dan pemupukan 60 kg N/ha (T2).

4.3. Karakter Fisiologi

Data hasil penelitian pengamatan kandungan klorofil, laju fotosintesis dan

aktivitas nitrat reduktase hijauan rumput kolonjono dan rumput kolonjono dapat

dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Laju Fotosintesis dan Aktivitas Nitrat Reduktase Rumput Gajah dan Rumput Kolonjono akibat Pupuk Organik

Perlakuan Laju Fotosintesis Aktivitas Nitrat Reduktase

Rumput GajahT0 0,655c 0,510b

T1 0,533bc 0,540b

T2 0,988b 0,556ab

T3 1,255a 0,611a

Rumput KolonjonoT0 0,455c 0,481b

T1 0,622bc 0,536b

T2 0,855b 0,455ab

T3 0,977a 0,623a

Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % UJBD.

Tabel 3 menunjukkan bahwa Laju Fotosintesis dan kamdungan Aktivitas Nitrat

Reduktase memperlihatkan keragaman, baik di antara jenis rumput maupun di antara

21

Page 22: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

macam pemupukan. Parameter Laju Fotosintesis memperlihatkan adanya keragaman

yang nyata (P<0,05) di antara macam pemupukan dan jenis rumput. Rumput gajah

mempunyai Laju Fotosintesis yang lebih tinggi dibanding rumput kolonjono pada

semua macam pemupukan yang sama. Baik pada jenis rumput gajah maupun rumput

kolonjono menunjukkan bahwa, perlakuan pupuk organik (T3) menghasilkan Laju

Fotosintesis yang nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding tanpa pemupukan (T0),

pemupukan 30 kg N/ha (T1) dan pemupukan 60 kg N/ha. Parameter Aktivitas Nitrat

Reduktase memperlihatkan adanya keragaman yang nyata (P<0,05) di antara macam

pemupukan dan jenis rumput. Rumpu kolonjono mempunyai Aktivitas Nitrat

Reduktase yang lebih tinggi dibanding rumput kolonjono pada semua macam

pemupukan yang sama. Baik pada jenis rumput kolonjono maupun rumput

kolonjono menunjukkan bahwa, perlakuan pupuk organik (T3) menghasilkan

Aktivitas Nitrat Reduktase yang nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding tanpa

pemupukan (T0) dan pemupukan 30 kg N/ha (T1) tetapi tidak berbeda nyata

dibanding pemupukan 60 kg

N/ha (T2).

4.2. Produksi Bahan Kering

Data hasil penelitian pengamatan produksi bahan kering hijauan rumput

kolonjono dan rumput kolonjono dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4

menunjukkan bahwa Produksi Bahan Kering dan kamdungan Nisbah Daun Batang

memperlihatkan keragaman, baik di antara jenis rumput maupun di antara macam

pemupukan. Parameter Produksi Bahan Kering memperlihatkan adanya keragaman

yang nyata (P<0,05) di antara macam pemupukan dan jenis rumput. Rumput gajah

mempunyai Produksi Bahan Kering yang lebih tinggi dibanding rumput kolonjono

22

Page 23: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

pada semua macam pemupukan yang sama. Baik pada jenis rumput gajah maupun

rumput kolonjono menunjukkan bahwa, perlakuan pupuk organik (T3) menghasilkan

Produksi Bahan Kering yang nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding tanpa pemupukan

(T0) dan pemupukan 30 kg N/ha (T1), tetapi tidak berbeda nyata dibanding

pemupukan 60 kg N/ha.(T2).

Tabel 4. Hasil Pengamatan Produksi Bahan Kering dan Nisbah Daun Batang Rumput Gajah dan Rumput Kolonjono akibat Pupuk Organik

Perlakuan Produksi Bahan Kering Nisbah Daun Batang

(kg/2m2)Rumput Gajah

T0 1,91b 0,69T1 1,92b 0,76T2 1,96ab 0,73T3 2,71a 0,74

Rumput KolonjonoT0 1,81b 0,55T1 1,90b 0,58T2 2,03ab 0,58T3 2.12a 0,62

Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbedanyata pada taraf 5 % UJBD.

Rumput gajah mempunyai Nisbah Daun Batang yang lebih tinggi dibanding

rumput kolonjono pada semua macam pemupukan yang sama. Baik pada jenis

rumput gajah maupun rumput kolonjono menunjukkan bahwa, perlakuan pupuk

organik (T3) menghasilkan Nisbah Daun Batang yang lebih tinggi dibanding tanpa

pemupukan (T0), pemupukan 30 kg N/ha (T1), dan pemupukan 60 kg N/ha. (T3)

23

Page 24: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

2. Dapat dibuktikan tentang keunggulan pupuk organik di banding pupuk buatan

urea pada tanah salin

3. Pemberian pupuk organik mampu mengantikan pupuk buatan (nitrogen) untuk

mendukung keberhasilan pertumbuhan tanaman rumput gajah dan kolonjono.

4. Rumput gajah mempunyai repon lebih tinggi dibanding rumput kolonjono pada

uji lapang terhadap tingkat bahan 4,5 % C-organik tanah pada tanah salin setara

dengan pemupukan 60 kg N/ha.

5. Peningkatan 1,21 % kandungan C-organik membutuhkan pupuk kandang yang

tinggi mencapai 60 ton/ha sehingga perlu penelitian lebih lanjut melalui

pemanfaatan kultur mikroba untuk memacu laju dekomposisi sehingga kebutuhan

pupuk organik dapat lebih rendah.

24

Page 25: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. Karno, F. Kusmiyati dan Sumarsono. 2003. Pengembangan Tanaman Rumput Pakan Unggul yang Toleran terhadap Tekanan Aluninium dan Salinitas. Laporan Hibah Bersaing. Dikti. Jakarta.

Aphani, 2001. Kembali ke Pupuk Organik. Kanwil Deptan Sumsel. Sinartani. No. 2880.

Baataout, S. 1999. Molecular basis to understand polyploidy. Hematol Cell Ther. 41 (4) : 169-170.

Buckman, H. O. Dan N. C. Brady. 1982. Ilmu Tanah (Terjemahan Soegiman). Penerbit Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

Dewi Hoediati, Sumarsono dan D. W. Widjajanto. 1998. Pengaruh pupuk kandang dan inokulasi rhizobium terhadap pertumbuhan kembali lamtoro gung (Leucaena leucochepala) setelah pemotongan pertama. J. Pastura 2(1) : 1-5.

FAO 1999. Organic Agriculture. FAO – Committee on Agriculture. Rome-Italy.

Fuskhah, E. 1992. Pengaruh Lama Perendaman Benih Pra Tanam dan berbagai Serasah Eceng Gondok terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Centro (Centrosema pubescens Benth). Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan UNDIP., Semarang.

Haryadi, S. S. Dan S. Yahya. 1988. Fisiologi Stres Lingkungan. PAU-IPB, Bogor.

Haswanto, A. J. Sumarsono dan E. D. Purbayanti. 1998. Pengaruh aras pupuk kandang pada beberapa jenis tanah terhadap penampilan lamtoro gung (Leucaena leucochepala) pada defoliasi kedua. J. Pastura 2(1) : 10-15.

IFOAM 2001. Organik Asia- regional market survey repertanian organikrt and directory. IFOAM, Okozentrum Imsbach. D-66636 Tholey-Theley. Germany. pp : 1-43

Kerley, S.J., and Darvis, S.C. 1996. Preliminary studies of the impact of excreted N on cycling and uptake of N in pasture systems using natural abundance stable isotopic discrimination. Plant and Soil 178: 287-294

Maeschner, 1986. Mineral Nutrition of Higher Plant. Cad. Press Inc., London.

Kusmiyati, F dan S. Anwar. 1997. Pengaruh cekaman aluminium terhadap pertumbuhan dan produksi hijauan makanan ternak. Majalah Penelitian Lembaga Penelitian UNDIP 3 (IX) : 20-27.

Kusmiyati, F., E. D. Purbayanti, dan W. Slamet. 2000. Pengaruh pemupukan

25

Page 26: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

kalsium dan nitrogen terhadap produksi dan kualitas hijauan rumput makanan ternak pada tanah salin. Laporan Penelitian Dosen Muda. Dikti, Jakarta.

. Mashima, S. I., Matsumoto, N. and Kenjiro, O. 1999. Nitrogen flow associated with

agricultural practices and environmental risk in Japan. Soil Sci. Plant Nutr., 45: 881-889

Matsushita, K., Miyauchi, N., and Yamamuro, S. 2000. Kinetics of 15N-labelled nitrogen from co-compost made from cattle manure and chemical Fertilizer in a paddy field. Soil Sci. Plant Nutr., 46 (2): 355-363

Mulatsih, R. T., B. Sukamto dan F. Kusmiyati. 2001. Produksi dan kualitas hijauan jagung manis dengan berbagai pupuk organik. J. Pengemb. Pet. Trop. 26(4) : 122 – 129.

Sopandie. D. 1990. Studies on Plant responses to Salt Stress. Disertasi PhD, Okayama Univ., Japan.

.Soewardi, B. dan I. H. Utomo. 1975. Kemungkinan Pemanfaatan Tumbuhan Pengganggu Air dalam Rawa Pening. Masalah Tumbuhan Pengganggu Air, Rencana Pengendalian dan Penelitian. Inception Report. Doc. No. Biotrop/TP/75/161. Bogor.

Suharto. Konsep Pertanian Terpadu (An Integrated Farming System). Makalah Utama Seminar Nasional, ISPI – Fakultas Peternakan UNDIP, Semarang.

Sumarsono. 1983. Pengaruh Pupuk TSP, Pupuk Kandang dan Interval Pemotongan terhadap Produksi dan Kualitas Hijauan Pertanaman Campuran Setaria splendida Staft dan Centrosema pubescens Benth. Thesis S2 Fakultas Pasca Sarjana IPB., Bogor.

Sumarsono. 1997. Simbiotik bakteri rhizobium tanaman legum lamtoro pada dua jenis tanah dengan peningkat kesuburan pupuk kandang. Prosiding Seminar INMT – AINI., Bogor.

Sumarsono. 2001. Hasil hijauan setaria (Setaria splendida Staft) dalam pertanaman campuran dengan sentro (Centrosema pubescens) yang menerima pupuk fosfat dan kotoran ternak. J. Pengemb. Pet. Trop. Special Ed.: 129-136.

Sumarsono, S. Anwar dan S. Budiyanto. 2005. Peranan Pupuk Organik Untuk Keberhasilan Pertumbuhan Tanaman Pakan Rumput Poliploid Pada Tanah Masam dan Salin. Laporan Penelitian. Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNDIP, Semarang (Laporan Sementara).

Widjajanto, D.W., Honmura, T., Matsushita, K., and Miyauchi, N. 2001. Studies on the release of N from water hyacinth incorporated into soil-crop systems using 15N-labeling techniques. Pak. J. Biol. Sci., 4 (9): 1075-1077

Widjajanto, D.W., and Miyauchi, N. 2002. Organic farming and its prospect in Indonesia. Bull. Fac. Agric. Kagoshima Univ., 52: 5762

26

Page 27: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

Widjajanto, D.W., Honmura, T., and Miyauchi, N. 2002. Nitrogen release from green manure of water hyacinth in rice cropping systems. Pak. J. Biol. Sci., 5 (7): 740-743

Widjajanto, D.W., Honmura, T., and Miyauchi, N. 2003. Possible Utilization of Water Hyacinth (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms), an Aquatic Weed, as Green Manure in Vegetables Cropping Systems.Jap.J.Trop Agric.,47(1):27-33

Yaacob, O. and Blair, G.J. 1980. Mineralisation of 15N-labelled legume residues in soils with different nitrogen contents and its uptake by rhodes grass. Plant and Soil 57: 237-248.

Zanoli, R. 1999. The organic boom in Italy. Eco. Farm. 22: 22-24.

27

Page 28: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

Lampiran 1. CURRICULUM VITAE KETUA KEGIATAN PENELITIAN

I. DATA PRIBADI

1. NAMA : Dr Ir Sumarsono, MS.2. TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Yogyakarta/06 Oktober 19533. JENIS KELAMIN /AGAMA : Laki-laki / Kristen Protestan4. KEBANGSAAN/STATUS : Indonesia/Kawin5. ALAMAT : Perumahan BPI G7 Ngaliyan Semarang

Tlp. (024) 76085796. JABATAN : Dosen/Lektor Kepala7. NIP/PANGKAT : 130704310/Pembina Tk I Gol IV B8. ALAMAT KANTOR : Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro

Kampus UNDIP Tembalang Semarang Tlp.(024) 7474750

9. BIDANG KEAHLIAN : Ilmu Pertanian10. PENDIDIKANJENJANG PENDIDIKAN

TEMPAT TAHUN LULUS GELAR AKADEMIK

Sarjana (S1) Fakultas Peternakan UNDIP Semarang

1978 Insinyur

Pasca Sarjana (S2) Fakultas Pasca Sarjana IPB Bogor

1983 Magister SainsIlmu Tanaman

Doktor (S3) Fakultas Pasca Sarjana IPB Bogor

1989 DoktorIlmu Pertanian

II. PENGALAMAN PENELITIAN Pengaruh Pemupukan NPK terhadap Produksi Bahan Kering Centrosema

pubescens Benth (1978) Pengaruh Naungan terhadap Beberapa Rumput Maknanan Ternak (1981) Peranan berbagai Jenis Tanaman Pakan sebagai Penutup Tanah dan Penguat Teras

(1983) Pengaruh Pemupukan Fosfatt dan Pupuk Kandang dan Interval Defoliasi pada

Pertanaman Campuran Setaria splendida dan Centrocema pubescens (1993) Pemanfaatan berbagai tanaman Pakan dalam Sistem Tumpangsari (1985) Pengaruh Populasi Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap Hasil

Tanaman Jagung (Zea mays) dalam Dua Pola Tanam Tumpangsari (1988) Pengaruh Saat Tanam kedelai pada Sistem Tumpang Gilir dengan Dua Varietas

Jagung (1988) Evaluasi Aspek Ekonomis dan Fisik pemaaanfaatan lahan Kering model

Agrosilvopastura DAS Jratunseluna (1989) Pemanfaatan Rumput Setaria sebagai Konservasi Tanah dan Pakan Ternak

Ruminansia di Lahan kering (1989) Produktivitas Rumput Raja di Upland dan Lowland Jawa Tengah (1990) Pengaruh Rootone F Terhadap Keberhasilan Stek Rumput Raja (1990) Pendugaan Hasil dari Karakter Pertumbuhan Beberapa Tanaman Pakan (1991) Kajian Teknologi dan Pemanaatan Limbah Tebu dalam Upaya Peningkatan Usaha

Peternakan (1991)

28

Page 29: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

Peran Legum dan Biji Kapok pada Sapi Kerja dengan Ransum dasar Limbah Berserat di Pantai Utara Jawa Tengah (1992)

Hasil dan Kualitas Legum Pohon Sebagai tanaman Pakan Hubungannya dengan Stress Air di Lahan Kering (1993)

Penerapan Integrasi ternak dengan Teknologi Konservasi pada Lahan Kering di Karangrayung, grobogan (1993)

Regrowth Tanaman Lamtoro dan Kaliandra Merah pada Berbagai Tingkat Kadar Lengas Tanah (1994)

Aplikasi Teknologi Rhizobium pada Tanaman hijauan Pakan Kaliandra untuk Pengembangan Ternak Ruminansia di Lahan marginal (1996)

Evaluasi Kesuburan Tanah dan Vegetasi Tanaman Hijauan di Tanah Grumosol Kawasan Tamann Margaraya Tinjomoyo (1998)

Pengembangan Tanaman Rumput Pakan Unggul yang Toleran Terhadap Cekaman Aluminium dan Salinitas I (2002)

Respon Kepadatan Tanam dan Pemupukan Nitrogen pada Tanaman Shorghum (2002)

Pengembangan Tanaman Rumput Pakan Unggul yang Toleran Terhadap Cekaman Aluminium dan Salinitas II (2003).

Peranan Pupuk Organik Untuk Keberhasilan Pertumbuhan Tanaman Rumput Pakan Poliploid pada Tanah Masam dan Salin (2004)

III. PENGALAMAN PUBLIKASI Kualitas Silase Hijauan Jagung dengan Berbagai Tingkat Penggunaan Hijauan

Lamtoro (Prosiding Seminar Pemanfaatan Limbah Pertanian, 1988) Pengaruh Kepadatan Populasi Lamtoro terhadap Hasil Jagung dalam Pola Tanam

Tumpangsari (Media Peternakan, 1989) Pengaruh Pemupukan Nitrogen Terhadap Produksi dan Kualitas Hijauan Rumput

Setaria (Prosiding Seminar Pembangunan Peternakan, 1990) Pengaruh Berbagai Lengas Tanah terhadap Leguminosa Puearia phaseoloides

(Media Peternakan, 1991) Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia Melalui Pembangunan Pertanian

(Penerbitan Khusus Dies Natalis UNDIP, 1995) Penampilan Tanaman Hijauan Pakan Legum Pohon Kaliandra Respon terhadap

Pemupukan Fosfat pada Tingkat Kadar Lengas Tanah (Prosiding Seminar INMT, 1996)

Simbiotik Bakteri Rhizobium Tanaman legum Lamtoro pada Tiga Jenis Tanah dengan Peningkat Kesuburan Pupuk Kandang (Prosiding Seminar INMT, 1997)

Pertumbuhan Kembali Lamtoro dan Kaliandra Merah pada Berbagai Tingkat Kadar Lengas Tanah (Jurnal Pastura, 1997)

Pengaruh Inokulasi Rhizobium dan Dosis Kapur pada Media Tanah Masam terhadap Penampilan dan Produksi Kaliandra Merah (Jurnal Pastura, 1997)

Pengaruh Berbagai Tingkat Kemasaman Media Tanam dan Inokulasi Rhizobium terhadap Penampilan Lamtoro Gung (Jurnal Pastura, 1997)

Pengaruh Dosis Pemberian Inokulasi dan Pupuk Fosfor terhadap Aktivitas Fiksasi Nitrogen, Nodul Akar dan Produksi Leguminosa Sentro (Jurnal Pastura, 1998)

Pengaruh Inokulasi Rhizobium Berbbeda Sumber pada Berbagai Jenis Tanah terhadap Pemupukan Lamtoro pada Defoliasi Kedua (Jurnal Pastura, 1998)

Hasil Hijauan Setaria (Setaria spendida Staft) Dalam Pertanaman Campuran Dengan Sentro (Centrosema Pubescens Benth) Yang Menerima Pupuk Fosfat Dan Kotoran Ternak (Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, Oktober 2001)

29

Page 30: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

The Utilization of Maize Forage For Silage With Leucaena Green Leaf Level (Prosiding The Indonesian Scientific Meeting Kyushu – Okinawa, Kagoshima May 2002)

Ketahanan Sentro (Centrosema pubescens Benth) dalam Pertanaman Campuran dengan Setaria (Setaria splendida Staft) yang menerima Pupuk Fosfat dan Beda Interval Pemotongan (Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, Juni 2002)

Analisis Kuantitatif Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) (Jurnal Pastura, Juli 2002)

Pengaruh Interval Defoliasi dan Pupuk Fosfat terhadap Kualitas Hijauan Setaria (Setaria splendida Staft) Dalam Peretanaman Campuran Dengan Sentro (Centrosema pubescens Benth) ((Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, Juni 2003)

IV. PENGALAMAN PENGABDIAN MASYARAKAT Pendayaguanan Lahan Kritis dan Terlantar Untuk Pengembangan Ternak di Jawa

Tengah (1989) Uji Coba Berbagai Jenis Tanaman di Lahan Pantai (1989) Pembinaan Petani Peternak Tentang Usaha Perbaikan Pola Pakan Untuk

Peningkatan Produktivitas Ternak (1991) Perwilayahan Pengembangan Ternak Ruminansia Berdasarkan Potensi

Agroekosistem di Kabupaten Semarang (1992) Upaya Perbaikan Pakan Berdasarkan Agroekosistem pada Usaha Peternakann

Rakyat di Mijen Semarang (1992) Upaya Perbaikan Pakan dan Manajemen ternak kambing pada Masyarakat Petani

di Karangrayung Grobogan (1993) Upaya Perbaikan Sistem Terasering di Kecamatan Karangrayung Grobogan

(1993) Aplikasi Teknologi Penyediaan Pakan STS Termodifikasi Untuk Meningkatkan

Pendapatan Petani Peternak Kambing dan Domba di Kecamatan Pageruyung Kabupaten Dati II Kendal (1996)

Lomba Pengawetan dan Pengolahan Pakan Se Kodia Dati II Semarang (1996) Penggunaan Teknologi EM4 Untuk Pengolahan limbah Padat Sapi Perah Menuju

Pupuk Kompos Berkualitas (1998) Perbaikan Teknologi dan Prancangan Alat Pemroses Kotoran Ternak dan Limbah

Pertanian melalui Fermentasi Aerob (2002) Konsultasi Bisnis dan Penempatan Tenaga Kerja di Kendal (LPM, 2003)

Semarang, 6 Oktober 2005

Dr. Ir. Sumarsono, MSNIP. 130704310

Lampiran 2. DAFTAR MAHASISWA YANG TERLIBAT KEGIATAN PENELITIAN

No.

NAMA/NIM JUDUL PENELITIAN PEMBIMBING

1. Titi Salaroh Pertumbuhan dan Produksi Dr Ir Sumarsono, MS.

30

Page 31: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

H2C002166 Rumput Gajah dan Rumput Kolonjono Perbandingan Pupuk Urea dan Pupuk Organik pada Tanah Salin

Dr Ir Didik Wisnu Widjajanto, Msc

2. Rina RahmawatiH2C002146

Karakteristik Fotosintetik Gajah dan Rumput Kolonjono Perbandingan Pupuk Urea dan Pupuk Organik pada Tanah Salin

Dr Ir Syaiful Anwar, Msi.Dr Ir Sumarsono, MS.

3. Fajriyah FahyuH2C0021…

Efisiensi Serapan N dan Aktivitas Nitrat Reduktase Gajah dan Rumput Kolonjono Perbandingan Pupuk Urea dan Pupuk Organik pada Tanah Salin

Dr Ir Didik Wisnu Widjajanto, MSc.Ir Susilo Budianto, MS.

4. Riskhi Setia KH2C002148

Kualitas Hijauan Rumput Gajah dan Rumput Kolonjono Perbandingan Pupuk Urea dan Pupuk Organik pada Tanah Salin

Ir Susilo Budianto, MS.Dr Ir Syaiful Anwar, MS.

31

Page 32: Lap Hibah Lit a3 Sumarsono

32