lap farmasi v (linimentum)(1).doc

21
PENDAHULUAN Ada beberapa bentuk sediaan obat yang digunakan untuk pemakaian pada kulit antara lain salep, krim, lotio, larutan topikal, tinktur, pasta, linimentum, serbuk dan aerosol. Sediaan obat yang digunakan pada kulit memiliki efek fisik yaitu pelindung kulit, pelembut, zat pengering yang berguna untuk pengobatan dalam kondisi tertentu seperti infeksi kulit ringan, gatal-gatal, luka bakar, sengatan dan gigitan serangga, kutu air, mata ikan, penebalan kulit, kutil, ketombe, penyakit kulit kronis (psoriasis) dan eksim. Linimentum merupakan salah satu sediaan obat untuk pemakaian pada kulit yang dapat berupa larutan alkohol atau berlemak atau emulsi yang terdiri-dari macam-macam bahan obat yang penggunaannya biasanya digosokkan pada kulit. Linimentum dengan pembawa alkohol atau hidroalkohol berguna dalam hal rubefasien, menghasilkan sakit atau kerja penetrasi yang ringan, linimentum berlemak umumnya digunakan untuk mengurut/memijit. Linimentum berlemak kurang menimbulkan iritasi pada kulit dibandingkan linimentum beralkohol. Linimentum tidak umum digunakan pada kulit yang pecah ataui lecet karena dapat menimbulkan iritasi yang berlebihan. Oleh karena itu pembawa linimen harus dipilih berdasarkan kerja yang diinginkan (rubefacien, menghilangkan iritasi atau hanya

Upload: ekadeandra

Post on 18-Jan-2016

1.492 views

Category:

Documents


165 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

PENDAHULUAN

Ada beberapa bentuk sediaan obat yang digunakan untuk pemakaian pada

kulit antara lain salep, krim, lotio, larutan topikal, tinktur, pasta, linimentum, serbuk

dan aerosol. Sediaan obat yang digunakan pada kulit memiliki efek fisik yaitu

pelindung kulit, pelembut, zat pengering yang berguna untuk pengobatan dalam

kondisi tertentu seperti infeksi kulit ringan, gatal-gatal, luka bakar, sengatan dan

gigitan serangga, kutu air, mata ikan, penebalan kulit, kutil, ketombe, penyakit kulit

kronis (psoriasis) dan eksim.

Linimentum merupakan salah satu sediaan obat untuk pemakaian pada kulit

yang dapat berupa larutan alkohol atau berlemak atau emulsi yang terdiri-dari

macam-macam bahan obat yang penggunaannya biasanya digosokkan pada kulit.

Linimentum dengan pembawa alkohol atau hidroalkohol berguna dalam hal

rubefasien, menghasilkan sakit atau kerja penetrasi yang ringan, linimentum berlemak

umumnya digunakan untuk mengurut/memijit. Linimentum berlemak kurang

menimbulkan iritasi pada kulit dibandingkan linimentum beralkohol. Linimentum

tidak umum digunakan pada kulit yang pecah ataui lecet karena dapat menimbulkan

iritasi yang berlebihan. Oleh karena itu pembawa linimen harus dipilih berdasarkan

kerja yang diinginkan (rubefacien, menghilangkan iritasi atau hanya untuk pijat) dan

juga berdasarkan kemampuan melarutnya komponen-komponen yang diinginkan

dalam berbagai macam pelarut.

Pembuatan linimentum dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan

pembuatan emulsi atau suspensi tergantung pada bahan-bahan yang yang digunakan

dan keadaan kasusnya. Oleh karena itu, pembuatan linimentum pada praktikum ini

disesuaikan dengan kasusnya yaitu linimentum yang berupa emulsi yang digunakan

untuk pengobatan kasus scabies.

TUJUAN

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara pembuatan linimentum

berupa emulsi yang digunakan untuk antiscabies dari resep yang diberikan.

Page 2: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

TINJAUAN PUSTAKA

Linimentum

Linimentum adalah sediaan cair atau kental yang mengandung analgetikum

dan zat yang mempunyai sifat rubefacient, melemaskan otot atau menghangatkan dan

digunakan sebagai obat luar. Linimentum analgetik dan yang melemaskan otot

digunakan dengan cara mengoleskan pada kulit dengan kain flanel panas sedangkan

linimentum yang menghangatkan digunakan pada kulit dengan cara mengoleskan

sambil memijat dan mengurut (Anief 2008).

Beberapa efek obat yang digunakan secara lokal (pada kulit) antara lain

antipruritik, keratoplastik, keratolitik, antieczem, antiparasit, anti bakteri dan

antifungi dan antiseborrheic. Antipruritik untuk mengurangi rasa gatal-gatal,

keratoplastik untuk menambah tebalnya lapisan tanduk (stratum corneum), keratolitik

untuk menghilangkan atau melunakkan lapisan tanduk dan antiseborrheic untuk

meredakan atau mengurangi pelepasan sebum yang berlebihan dari kelenjarnya

(Anief 2008).

Emulsi

Emulsi adalah suatu campuran yang tidak stabil secara termodinamis, dari

dua cairan yang pada dasarnya tidak saling bercampur (Lachman et al 1994). Emulsi

merupakan suatu sistem heterogen yang secara termodinamik tidak stabil (Blodinger

1994). Jika dua cairan yang tidak saling mencampur diaduk secara mekanis, kedua

fase ini mula-mula cenderung membentuk tetesan-tetesan. Jika pengocokan

dihentikan, tetesan-tetesan akan bergabung menjadi satu dengan cepat dan kedua

cairan tersebut akan memisah. Umur hidup dari tetesan ditingkatkan jika suatu

pengemulsi ditambahkan pada kedua cairan yang tidak saling bercampur tersebut.

Biasanya hanya satu fase yang bertahan dalam bentuk tetesan untuk periode waktu

yang lama. Fase ini disebut fase dalam (fase terdispersi atau fase diskontinu) dan fase

ini dikelilingi oleh fase luar atau fase kontinu. Suatu kumpulan tetesan-tetesan bulat

monodipers yang terkemas rapat (semua partikel ukurannya sama) sebgai fase dalam

Page 3: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

dapat menempati tidak lebih dari kira-kira 74% volume total emulsi. Tetapi jelas

bahwa fase dalam dapat melebihi 74% jika partikel-partikel bulat tersebut bukan

monodispers (Lachman et al 1994).

Suatu pengemulsi berfungsi sebagai penstabil bentuk tetesan (bola-bola) dari

fase dalam. Berdasarkan strukturnya pengemulsi (zat pembasah atau surfaktan)

biasanya digambarkan sebagai molekul-molekul yang terdiri-dari bagian-bagian

hidrofilik (oleofobik) dan hidrofobik (oleofilik). Karena itu gugus senyawa senyawa

ini seringkali disebut amfifilik (menyukai air dan minyak). Tipe yang paling umum

dari emulsi farmasi dan emulsi kosmetik terdiri-dari air sebagai salah satu fase dan

minyak atau lemak sebagai fase lainnya. Jika tetesan-tetesan minyak didispersikan

dalam suatu fase air kontinu, emulsi tersebut merupakan tipe minyak-dalam air (m/a),

jika minyak merupakan fase kontinu emulsi tersebut merupakan tipe air dalam

minyak (a/m). Telah diamati bahwa emulsi minyak air (m/a) kadang-kadang berubah

menjadi emulsi a/m atau sebaliknya. Perubahan tipe emulsi ini disebut inversi

(Lachman et al 1994).

Sulfur praecipitatum (Belerang Endap)

Belerang endap dapat diperoleh dengan cara menambahkan asam chloride ke

suatu larutan yang diperoleh dari campuran belerang dengan kalsium oksida dalam air

(Panitia Farmakope Indonesia 1962).

Pemerian : tak berbau dan rasanya tawar

Makroskopik : serbuk kuning kelabu atau kuning hijau pucat, yang lunak jika

diraba tidak mengandung bagian-bagian seperti pasir.

Mikroskopis : kelompok-kelompok amorf terdiri atas susunan bulatan tanpa

hablur.

Kelarutan : hampir tidak larut dalam air dan etanol (95%) P, hampir sempurna

larut dalam karbondisulfida P.

Identifikasi : A) mencair pada 1150 menjadi cairan yang mudah bergerak yang

pada pemanasan selanjutnya 1600 warnaya makin tua dan kental.

B) terbakar dengan nyala biru dan terbentuk belerang dioksida.

Page 4: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

Khasiat : antiscabies

Gliserin (Gliserolum/ Gliserol)

Gliserol merupakan suatu campuran propane-triol dan air yang mengandung

tidak kurang dari 97% b/b C3H8O3 (Panitia Farmakope Indonesia 1962).

Pemeriaan : cairan jernih, kental seperti sirup, higroskopik, tak berwarna, tak

berbau, rasa manis yang diikuti rasa panas.

Kelarutan : dapat dicampur dengan air dan etanol, tidak larut dalam eter,

kloroform dan dalam minyak-minyak lemak dan minyak atsiri.

Identifikasi : panaskan 2 atau 3 tetes dengan lebih kurang 0.1 g asam borat dalam

sebuah tabung reaksi maka akan timbul uap-uap akrolein yang

baunya merangsang.

Penyimpanan : gliserol harus disimpan dalam wadah yang tertutup baik.

Khasiat : antimicrobial preservative, emollient, humectants, plasticizer,

solven, sweetening agent dan tonicity agent.

Oleum Ricini (Castor Oil)

       Castor oil atau oleum ricini merupakan minyak berlemak yang diperoleh dari

pemerasan dan pemurnian biji Ricinus communis L. (Fam. Euphorbiaceae) yang

matang. Castor oil berwarna kuning pucat dan berbau lemah. Cara kerjanya adalah

sebagai pencahar dengan merangsang peristaltik usus, emollient, lubricant, .

Indikasinya untuk mengosongkan isi perut. Oleum ricini tidak dapat digunakan

bersamaan dengan obat cacing (anthelmintic) yang larut lemak dan kontraindikasi

bagi kehamilan (http://www.fzrm.com/plantextracts/Castor_Oil%20.htm).

Penggunaan oleum ricini pada bagian eksternal adalah luka bakar, ulcer, penyakit

kulit kronis, konjunctivitis dan kondisi lainnya.

Oleum Cocos (Minyak Kelapa)

Minyak kelapa diperoleh dari biji coconut, Cocos nucifera, Linne. Minyak

ini mengandung sedikit asam oleic sebagai glyceride (olein). Sebagian besar minyak

terdiri-dari glyceride yang kadang-kadang disebut coconin (cocinate of glycerin)

(http://www.henriettesherbal.com/eclectic/kings/cocos_oleu.html). Selain itu, minyak

Page 5: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

ini terdiri-dari gliceride dari asam lauric, myristic, palmitic, stearic, oleic, caproic,

caprylic dan capric. Minyak ini berwarna putih, berbau khas digunakan sebagai

lubricant dan membuat sabun. (http://chestofbooks.com/health/materia-medica-

drugs/Textbook-Materia-Medica/Coco-Nut-Oil-Coprah-Oil-Oleum-Cocois-Oleum-

Cocois-Nuciferae.html).

Gom

Gom adalah bahan aktif alami yang berguna untuk mengemulsikan minyak

dan air agar dapat bersatu. Gom arab pula sebagai salah satu produk getah (resin)

yang dihasilkan dari pengendapan getah tumbuhan legume (polong-polongan) dengan

nama (Acacia senegal). Gom arab banyak digunakan dalam industri makanan dan

kimia yang berguna sebagai campuran minuman untuk mengurangi tekanan

permukaan (surface tension) air dan stabilizer (www.wikipedia.org).

ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan gram dan

anak timbangan, botol kaca, mortar dan stamper, sudip, spatula stainless steel dan

tanduk, sendok tanduk, pipet, kertas perkamen , cawan porselin, gelas arloji dan

etiket. Bahan-bahan yang diperlukan adalah sulfur praecipitatum, oleum ricini, oleum

cocos, glicerinum, gom dan aquades.

METODE

Cara pembuatan linimentum adalah pertama botol ditera dan diberi tanda

sampai 50 ml kemudian semua bahan ditimbang seperti sulfur praecipitatum (3 g),

oleum ricini (2 g), oleum cocos (3 g), glicerinum (1 g), gom untuk minyak (1/2 x

minyak = 2.5 g), gom untuk sulfur (1/2 g) dan aquades (50 ml). Setelah itu, oleum

ricini dan oleum cocos dimasukkan dan dihomogenkan dalam mortar, lalu

ditambahkan 2.5 g gom dicampur hingga homogen. Selanjutnya 3.75 ml aquades

ditambahkan dan diaduk secara cepat dan searah sampai terbentuk corpus emulsi

(CE). Setelah itu gliserin ditambahkan sedikit-demi sedikit ke corpus emulsi dan

diaduk perlahan kemudian ditambahkan air sedikit-demi sedikit dan diaduk cepat dan

searah sampai terjadi perubahan fase dari emulsi A/M menjadi M/A (lebih encer).

Page 6: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

Lalu diencerkan dengan air 10 ml, diaduk dan dimasukkan ke dalam botol yang telah

ditera (tanpa corong). Mortar dibilas dengan 5 ml air lalu dimasukkan ke dalam botol.

Selanjutnya mucilago dibuat dengan cara 0.5 g gom ditambah 0.75 air lalu

diaduk cepat dan searah sampai terbentuk mucilago dan disisihkan. Kemudian sulfur

dimasukkan ke dalam mortar dan digerus lalu dicampur dengan mucilago,

ditambahkan 5 ml aquades dan diaduk hingga homogen lalu dimasukkan ke dalam

botol. Mortar dibilas lagi dengan aquades 5 ml lalu dimasukkan ke dalam botol.

Setelah itu, aquades ditambahkan sampai tanda tera 50 ml lalu botol ditutup dan

diberi etiket berwarna biru (Anjing milik Tn.Opik, jika perlu digosokkan pelan-pelan

pada bagian yang sakit) dan dilabel (KOCOK DAHULU).

HASIL

Gambar 1 Hasil Sediaan Linimentum sebagai Obat Antiscabies

PEMBAHASAN

Praktikum yang telah dilakukan adalah pembuatan sediaan obat berupa

linimentum yang berbentuk emulsi. Setelah semua bahan obat ditimbang lalu

dilanjutkan dengan formulasi bahan obat menjadi bentuk emulsi yang berguna untuk

antiscabies. Salah satu bahan obat yang dipakai yang bersifat tidak tercampurkan baik

dalam air maupun dalam minyak adalah sulfur, sedangkan oleum ricini dan oleum

cocos tidak bercampur dengan air. Oleh karena itu, supaya bahan-bahan tersebut

dapat larut maka diberilah gom. Penggunaan gom berfungsi sebagai pengemulsi

Page 7: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

sehingga minyak dan air dapat bersatu (www.wikipedia.org). Emulgator atau

pengemulsi merupakan komponen penting untuk memperoleh emulsi yang stabil.

Berdasarkan strukturnya, pengemulsi (zat pembasah atau surfaktan) biasanya

digambarkan sebagai molekul-molekul yang terdiri-dari bagian-bagian hidrofilik

(oleofobik) dan hidrofobik (oleofilik) sehingga disebut amfifilik (menyukai air dan

minyak) (Lachman et al 1994).

Zat pengemulsi atau emulgator seperti gom arab yang digunakan pada

praktikum ini memudahkan pembentukan emulsi melalui tiga mekanisme yaitu

mengurangi tegangan antarmuka (stabilisasi termodinamis), membentuk suatu lapisan

antarmuka yang kaku dan membentuk lapisan listrik rangkap (Lachman et al 1994).

Peranan pengemulsi pada tegangan antarmuka, selain untuk mngurangi tegangan

antarmuka dengan menurunkan energi bebas antarmuka juga berperan sebagai

pembatas antarmuka. Pembentukan suatu lapisan antarmuka yang kaku berperan

sebagai pembatas mekanik untuk penggabungan sedangkan pembentukan lapisan

listrik rangkap berperan sebagai penghalang elektrik untuk mendekati partikel-

partikel (Lachman et al 1994).

Tipe emulsi dari sediaan obat linimentum sebagai antiscabies ini adalah

emulsi M/A sehingga obat ini bersifat lebih mudah dicuci dengan air (Isnaini. Tanpa

Tahun). Keuntungan dari sediaan linimentum selain lebih mudah dicuci juga

penetrasinya lebih baik dari pada sediaan salep. Molekul obat (linimentum)

mempenetrasi stratum corneum yang bersifat semipermeabel dengan cara difusi pasif.

Stratum corneum merupakan habitat dari organisme sarcoptes scabie penyebab

scabies. Menurut Lachman et al (1994) bahan-bahan obat yang mempunyai sifat larut

dalam air dan minyak merupakan bahan yang baik untuk difusi melalui stratum

corneum. Oleh karena linimentum berbentuk emulsi yang dapat larut dalam air dan

minyak maka linimentum ini cocok untuk mengobati scabies.

Emulsifikasi dari sediaan linimentum antiscabies memerlukan pengadukan

yang cepat dan searah pada waktu-waktu tertentu seperti pada penambahan air ke

Page 8: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

dalam campuran oleum ricini, oleum cocos dan gom serta penambahan air pada

campuran corpus emulsi dan gliserin. Hal disebabkan karena stabilitas tetesan

tergantung pada waktu. Waktu juga mempengaruhi kecepatan dua cairan yang tidak

saling bercampur untuk bercampur menjadi satu (Lachman et al 1994).

Pembuatan mucilago dilakukan karena mucilago bersifat emulsigator bagi

sulfur sehingga sulfur yang awalnya bersifat tidak larut dengan air dan minyak

menjadi larut dalam air dan minyak. Pembuatan mucilago dilakukan dengan cara

mencampur 0.5 g gom dengan 0.75 ml aquades yang diaduk secara cepat dan searah

sampai terbentuk lendir (mucilago). Emulsi sangat peka terhadap serangan mikroba

dan hendaknya diawetkan untuk menjamin waktu paruh yang sesuai (Blodinger

1994). Bahan yang digunakan untuk mengawetkan emulsi dari linimentum yang

dibuat adalah gliserin.

Setelah emulsi dari linimentum antiscabies terbentuk dan dikemas dalam

botol kaca kemudian diberi etiket berwarna biru dan dilabel dengan tulisan “ KOCOK

DAHULU”. Penggunaan label dikocok terlebih dahulu bertujuan untuk menjamin

meratanya penyebaran fase.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembuatan sediaan

linimentum yang berupa emulsi untuk antiscabies memerlukan teknik tertentu agar

bahan-bahan yang tidak dapat bercampur dengan minyak dan atau air dapat

bercampur menjadi satu dan emulsi yang terbentuk stabil. Teknik tersebut berupa

teknik pengadukan yang cepat dan searah, pembuatan mucilago dan penggunaan gom

sebagai zat pegemulsi (emulsigator). Tipe emulsi dari sediaan linimentum yang

dihasilkan adalah emulsi minyak dalam air (M/A) karena lebih mudah dicuci dengan

air dan daya penetrasinya lebih baik daripada salep.

Page 9: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

DAFTAR PUSTAKA

Anief M. 2008. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Anonim. 2010. Castor Oil. http://www.fzrm.com/plantextracts/Castor_Oil%20.htm.

[28 Maret 2010].

Anonim. 2010. Coco Nut Oil (Coprah Oil, Oleum Cocois, Oleum Cocois Nuciferae). http://chestofbooks.com/health/materia-medica-drugs/Textbook-Materia-Medica/Coco-Nut-Oil-Coprah-Oil-Oleum-Cocois-Oleum-Cocois-Nuciferae.html. [28 Maret 2010].

Anonim. 2010. Gom Arab. www.wikipedia.org. [29 Maret 2010].

Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI-Press.

Blodinger J. 1994. Formulasi Bentuk Sediaan Veteriner. Surabaya: Airlangga

University Press.

Felter HW dan John UL. 1898. Oleum Cocos-Cocoanut Oil.

http://www.henriettesherbal.com/eclectic/kings/cocos_oleu.html. [28 Maret

2010]

Lachman L, Herbert AL & Joseph LK. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri

Edisi ke-3. Jakarta: UI-Press.

Panitia Farmakope Indonesia. 1962. Farmakope Indonesia I. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

Isnaini. Tanpa Tahun. Perihal Obat. www.osun.org [15 Maret 2010]

Sulfur Praecipitatum (Belerang Endap)

Belerang atau sulfur adalah

Skabies

Skabies atau penyakit kudis disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Hewan

yang mudah terjangkiti penyakit kudis adalah anjing, kucing, kambing, dan domba.

Page 10: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

Pada hewan peliharaan scabies sering menyerang anjing dan kucing. Serangan awal

biasanya dijumpai di bagian kepala, di atas mata, di bagian axilla dan inguinal.

Tungau ini hidup dengan membuat terowongan-terowongan yang pendek di bawah

permukaan kulit. Mula-mula ada gejala kemerahan pada kulit yang tidak terlalu jelas,

selanjutnya terjadi peradangan kulit, kerontokan rambut, kulit mengering, menebal

(hiperkeratinosis), dan kusut. Bila tidak segera diobati dapat terjadi serangan bakteri

sehingga terbentuklah pernanahan pada kulit. Diagnosis dilakukan dengan melakukan

kerokan kulit yang agak dalam menggunakan scalpel agar tungau yang berada di

terowongan kulit dapat terbawa, kemudian dilakukan pemeriksaan di bawah

mikroskop. (Gunandini 2006).

Gunandini (2006) menuliskan bahwa pengobatan pada penderita skabies

dengan memberikan preparat sulfur presipitatum 5-10%, preparat ini baik untuk

tungau skabies stadium larva, nimfa, dan dewasa. Pemberian preparat ini minimal

tiga hari agar telur yang baru menetaspun akan terbunuh. Selain itu dapat juga

diberikan benzil benzoate 20-25% dan krotamiton.

Pembahasan

Bentuk Sediaan dan Proses Pembuatan

Sediaan yang dipraktikumkan kali ini ialah sediaan linimentum yang

diaplikasikan dengan cara dioles atau topikal. Hal ini sesuai dengan perintah

pembuatan resep dari dokter hewan

(drh) adalah misce fac linimentum si

opus sit lenitr terendo parter dolentes

yang berarti campur dan buatlah

linimentum jika perlu dioleskan pada

bagian yang sakit. Linimentum

umumnya adalah sediaan cair atau

kental, mengandung analgetikum dan

zat yang mempunyai sifat rubefacient

Drh. NanaAlamat: Jl. Cibanteng 2, Bogor

SIP: 0123/SIP/JB/04Bogor, 2 Maret 2010

R/ Paracetamol 0,20g Sulfaguanidin 0,10g Papaverin HCL 0,30g Elasoscharamenthapip 0,20g m.f. linimentum s.o.s 1 len.ter,part.dol

……………………………………………

Pro : anjing (B), umur 3 thMilik : Ny. EndahAlamat : Jl. Aceh 2, Bogor

Page 11: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

melemaskan otot atau menghangatkan, digunakan sebagai obat luar. Linimentum

analgetik dan yang melemaskan otot digunakan dengan cara mengoleskan pada kulit

dengan menggunakan kain flannel panas, dan linimentum yang menghangatkan

digunakan pada kulit dengan cara mengoleskan sambil memijat dan mengurut.

Sediaan linimentum tersebut berupa larutan emulsi. Emulsi adalah sediaan

yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan

pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Pengertian

lain emulsi ialah sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya

air dan minyak, di mana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam

cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir-butir ini bergabung (koalesen) dan

membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah.

Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar

memperoleh emulsa yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan membentuk film

(lapisan) di sekeliling butir-butir koalesen dan terpisahnya cairan disperse sebagai

fase terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu emulsi tipe M/A (minyak-air)

di mana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe A/M (air-minyal) dimana

fase intern (fase diskontinu) adalah air dan fase extern (fase kontinu) adalah minyak.

Zat pengemulasi adalah gom arab, tragacantha, gelatin, sapo, senyawa ammonium

kwarterner, cholesterol, surfactant seperti tween, span dan lainnya. Untuk stabilnya

emulsi perlu diberi pengawet yang cocok.

Emulsi dapat dibedakan menjadi emulsi vera (emulsi alam) dan emulsi spuria

(emulsi buatan). Emulsi yang dibuat oleh praktikan berupa emulsi spuria (emulsi

buatan) dengan oleum cocos (minyak kelapa) dan oleum ricini (cartos oil).

Pembuatan emulsi minyak biasanya dibuat dengan emulgator gom arab. Gom arab

yang digunakan adalah separo jumlah bagian minyak.

Cara pembuatan sediaan ialah dengan mencampurkan bahan-bahan aktif yang

digerus dan dicampur dengan oleum ricini, oleum cocos, gliserin, aquades dan gom

arab (pulvis gom arabmosus) yang berfungsi sebagai emulgator. Cara pembuatan

emulsi dengan gom arab, yaitu dibuat lendir (mucilago) dulu, lalu diteteskan minyak

lemak (oleum ricini dan oleum cocos). Mucilago adalah larutan kental dari zat yang

Page 12: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

disarikan dari tumbuh-tumbuhan dengan air dingin atau air panas, Menurut Anief

(2008), dalam Farmakope Belanda terdapat dua macam mucilago, yaitu mucilago

amyli dan mucilago gummi arabici. Untuk membuat mucilago gummi arabici, ke

dalam mortar dimasukkan gom arab, digerus dan ditambahkan air dan diaduk sampai

terdapat masa yang homogen.

Karena gom arab menaikkan cairan menjadi viskes, maka zat-zat tersebut

digunakan untuk menaikkan viskositas larutan dan hal ini diperlukan untuk

mengemulsikan partikel padat.

Penggunaan bahan-bahan dalam resep

Rute penggunaan obat dibedakan berdasarkan bentuk sediaan obat untuk

pemakaian dalam dan bentuk sediaan obat untuk pemakaian luar. Pemakaian dalam

dimaksud dengan cara penggunaan di mana obat melalui mulut, esophagus masuk ke

lambung, disebut pula secara oral, sedang cara penggunaan lainnya dianggap sebagai

pemakaian luar, seperti pemakaian pada kulit (topikal) yaitu linimentum.

Etiket yang digunakan berwarna biru karena obat ini termasuk obat

luar. Obat ini juga berlabel “kocok dahulu” sebab sediaan berbentuk emulsi

untuk??

Sediaan ini diaplikasikan secara topikal dan ditujukan untuk penderita

penyakit kulit seperti skabies. Hal ini terlihat dari resep dokter yang memasukkan

sulfur praecipitatum. Berarti dokter hewan telah melakukan pemeriksaan dan

menemukan bahwa penyebab penyakit skabies yang diderita pasien adalah

ektoparasit tungau.

Wanamaker dan Massey menyatakan bahwa sediaan obat topikal dapat

diaplikasikan pada kulit atau membran mukosa. Umumnya obat diabsorpsi lebih

lambat jika melalui kulit daripada melalui membran mukosa. Laju absorpsi mungkin

dapat ditingkatkan jika obat tersebut dikemas dalam suatu “vehicle” seperti di-methyl

sulfoxide (DMSO).

Pengobatan juga dapat diaplikasikan melalui mukosa rongga mulut (cavum

oris /sublingual), rektum (suppositoria), uterus, vagina, kelenjar mammae, mata, dan

Page 13: LAP FARMASI V (Linimentum)(1).doc

telinga. Pada kuda, bahan kaustik dapat diaplikasikan secara topikal untuk

menghambat pertumbuhan jaringan granulasi (proud flesh).

Sediaan topikal tersedia dalam berbagai bentuk, seperti linimentum, lotion,

salep (ointment), bubuk dan aerosol. Linimentum adalah sediaan obat yang dioleskan

ke kulit sebagai counterirritant (anti iritasi) atau untuk mengurangi rasa sakit

(analgesik). Lotion adalah suspensi cairan atau solutio dengan substansi pelunak yang

dapat diaplikasikan di kulit. Salep merupakan sediaan semisolid yang digunakan

untuk pemakaian luar yang mudah dioleskan dan sedikit mengandung air, bahan

obatnya harus larut homogen dengan dasar salep yang cocok. Sediaan bubuk (bubuk

kutu) merupakan campuran beberapa obat yang berbentuk bubuk untuk aplikasi

topikal. Sebagai tambahan, bubuk memiliki kemampuan menyerap (adsorben -

amilum) atau bahan lubrikan (pelumas-talkum). Aerosol adalah sediaan yang

mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan, berisi

propelan atau campuran yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis.

Sediaan bubuk dan aerosol umum digunakan untuk insektisida topikal dan perban

luka.

Serbuk yang sulit dibasahi oleh air, disebut hidrofob, seperti sulfur, carbo

adsorben, magnesia stearas dan serbuk yang mudah dibasahi oleh air, disebut hidrofil,

seperti toluene, zinci oxydi, magnesia carbonas. Gliserin dapat berguna dalam

penggerusan zat yang tidak larut karena akan memindahkan udara di antara partikel-

partikel hingga bila ditambahkan air dapat menembus dan membasahi partikel karena

lapisan gliserin pada permukaan partikel mudah campur dengan air. Oleh karena itu

pendispersian partikel dilakukan dengan menggerus dulu partikel dengan gliserin,

propilenglikol, koloid gom baru diencerkan dengan air, hal ini sidah terkenal dalam

praktek farmasi.