lap farma vii

Download Lap Farma Vii

If you can't read please download the document

Upload: ratna-suciati

Post on 07-Dec-2014

200 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI VII OBAT OBAT ANTIDIABETIKA Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah praktikum Farmakologi

Disusun Oleh : Kelas 3B2 Kelompok 1: 1. Fiara Kusumawati ( 080105108 ) 2. Dwi Purwati 3. Eni Kurniawati 4. Gita Destiyani ( 080105109 ) ( 080105110 ) ( 080105111 )

5. Agustin Endriyani ( 080105112 ) 6. Rini Yuniati 7. Fadmawati 8. Nuria Desiana ( 080105113 ) ( 080105114 ) ( 080105115 )

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2008 / 2009

BAB I

PENDAHULUANA. TUJUAN PRAKTIKUM Mengetahui penggolongan, indikasi, kontra indikasi, farmakokinetik, farmakodinamik, efek samping, cara pemberian dan hal hal yang berhubungan dengan proses asuhan kebidanan dari obat obat antidiabetika. B. BAHAN DAN ALATNo 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Obat Glibenklamid tab Metformin tab Metrix tab 1 mg Glucobay tab Glucotrol XL 5 Glucovance 500/ 2,5 Avandia tab Avandamet 2 mg tab Glurenorm 30 tab Diamicron MR No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Nama Obat Avandaryl 2 mg Actos tab Actrapid HM 100 Actrapid Novolet Insulatard HM 100 Mixtard HM 100 Novomix Flexpen Novorapid Flexpen Lantus

C. CARA KERJA Mahasiswa bekerja secara berkelompok. Tiap kelompok bekerja dengan obat tertentu secara bergantian. Amati tiap sediaan obat, catatlah : a. Nama obat ( merek dagang ) dan zat berkhasiat. b. Indikasi, kontra indikasi c. Farmakokinetik, farmakodinamik d. Efek samping e. Cara pemberian f. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam proses asuhan kebidanan

BAB II DASAR TEORI

Diabetes melitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan kronis yang khususnya menyangkut metabolisme karbohidrat (glukosa) di dalam tubuh. Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin, yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa lemak. Akibatnya ialah glukosa bertumpuk di dalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya diekskresikan lewat kemih tanpa digunakan (glycosuria). Karena itu produksi kemih sangat meningkat dan pasien harus sering kencing (poliuria), merasa amat haus (polidipsia), berat badan menurun dan berasa lelah. Di Indonesia, penderita diabetes diperkirakan 3 juta orang atau 1,5% dari 200 juta penduduk. Ada dua jenis tipe diabetes, yakni diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. a. Diabetes Melitus Tipe 1 Diabetes melitus tipe 1 biasa disebut dengan IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus). Gambaran Klinis : saat datang pasien umumnya kurus dan memiliki gejalagejala poliuria, polidipsia, penurunan berat badan, cepat lelah, dan terdapat infeksi (abses, infeksi jamur, misalnya kandidiasis). Terapi untuk pasien yang menderita diabetes melitus tipe 1 lazimnya memerlukan insulin dan tidak dianjurkan minum antidiabetika oral. b. Diabetes Melitus Tipe 2 Diabetes melitus tipe 2 biasa disebut dengan NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus). Gambaran klinis : 80% kelebihan berat badan; 20% datang dengan komplikasi (penyakit jantung iskemik, gagal ginjal, ulkus pada kaki). Pasien dapat juga datang dengan poliuria dan polidipsia yang timbul perlahanlahan. Pasien yang menderita diabetes melitus tipe 2 tidak tergantung dari insulin dan dapat diobati dengan antidibetika oral. Tipe NIDDM lazimnya

mulai di atas 40 tahun dengan insidensi lebih besar pada orang gemuk dan pada usia lanjut. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai sasaran, tujuan, dan strategi terapi serta obat antidiabetika oral kombinasi metformin dan glinbenklamid untuk penderita diabetes melitus tipe 2. SASARAN TERAPI Sasaran terapi untuk diabetes melitus tipe 2 adalah kadar glukosa darah, komplikasi, dan pola hidup penderita diabetes melitus tipe 2. Terapi harus meminimalkan gejala dan menghindari komplikasi, dan memungkinkan pasien untuk hidup normal. TUJUAN TERAPI Tujuan terapi jangka pendek untuk penderita diabetes melitus tipe 2 adalah untuk mengurangi tanda dan gejala yang muncul, seperti poliuria (banyak buang air kecil), polidipsia (banyak minum), dan polifagia (banyak makan) dan untuk menormalkan kadar glukosa darah. Kira-kira 80% dari semua pasien tipe-2 adalah terlalu gemuk dengan kadar gula tinggi sampai 17-22 mmol/l, sehingga kadar gula darah perlu dikontrol dengan nilai normal (4-7 mmol/l). Tujuan terapi jangka panjang adalah memperlambat laju

perkembangan komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Komplikasi mikrovaskular seperti retinopati (penyakit mata), neuropati (kerusakan pada saraf), nefropati (kerusakan ginjal). Komplikasi makrovaskular adalah seperti penyakit kaki, keadaan ini merupakan akibat penyakit pembuluh darah perifer (kaki yang dingin dan nyeri), dan peningkatan kecenderungan untuk terinfeksi, sehingga terbentuk ulkus, gangren dan kaki charcot (kaki hangat/panas dengan kerusakan sendi). Untuk mencapai kedua tujuan ini adalah sangat penting

mengusahakan regulasi yang optimal. Regulasi yang optimal dimaksudkan bahwa sepanjang hari kadar gula darah pada penderita diabetes sangat

berfluktuasi, sehingga hendaknya kadar gula darah dikendalikan dengan nilai normal (4-7 mmol/l). Kontrol glikemik yang baik menghambat timbul dan berkembangnya semua penyakit mikrovaskular, penyakit makrovaskular jarang terjadi pada pasien yang tekanan darahnya dapat terkontrol dengan baik (