lap bc bku 2

28
Judul Buku : “ ETIKA SEDERHANA UNTUK SEMUA “ Pengarang : Dr. PHIL EKA DARMAPUTERA Penerbit : PT BPK GUNUNG MULIA Kota Penerbit : JAKARTA Rangkuman : BAB I PERKENALAN PERTAMA Manusia tidak mau menerima secara pasif begitu saja, baik keadaan dirinya maupun lingkungannya. Ia ingin tahu segala sesuatu. Bila keadaan yang diketahuinya itu tidak sesuai dengan yang diingininya, maka ia akan berusaha keras utnuk mengubahnya. Dan kalau ternyata itu tidak mungkin, maka ia akan mengubah diri atau menyesuaikan diri. Inilah kunci peradaban manusia. Manusia tidak betah hidup dalam rahasia dan dengan akalnya ia akan berusaha mencari tahu hukum-hukum alam yang berlaku. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia membutuhkan dua hal akal (ilmu) dan iman (agama). Keduanya tidak perlu

Upload: chechenvilla

Post on 20-Oct-2015

243 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

downloadddddd

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Bc Bku 2

Judul Buku : “ ETIKA SEDERHANA UNTUK SEMUA “

Pengarang : Dr. PHIL EKA DARMAPUTERA

Penerbit : PT BPK GUNUNG MULIA

Kota Penerbit : JAKARTA

Rangkuman :

BAB I

PERKENALAN PERTAMA

Manusia tidak mau menerima secara pasif begitu saja, baik keadaan dirinya

maupun lingkungannya. Ia ingin tahu segala sesuatu. Bila keadaan yang diketahuinya itu

tidak sesuai dengan yang diingininya, maka ia akan berusaha keras utnuk mengubahnya. Dan

kalau ternyata itu tidak mungkin, maka ia akan mengubah diri atau menyesuaikan diri. Inilah

kunci peradaban manusia.

Manusia tidak betah hidup dalam rahasia dan dengan akalnya ia akan

berusaha mencari tahu hukum-hukum alam yang berlaku. Kenyataan menunjukkan bahwa

manusia membutuhkan dua hal akal (ilmu) dan iman (agama). Keduanya tidak perlu

bersaingan, sebab masing- masing mempunyai fungsi-fungsi sendiri di dalam kehidupan

manusia.

Manusia memiliki kesadaran etis yaitu kesadaran tentang norma- norma yang

ada pada diri manusia. Manusia akan berusaha untuk melakukan apa yang ia anggap benar,

baik, dan tepat. Kesadaran etis belum dapat disebut etika. Kesadaran etis muncul secara

spontan tanpa disadari sepenuhnya. Sedangkan etika merupakan tindakan yang sadar dan

Page 2: Lap Bc Bku 2

sengaja. Ketika kesadaran etis dimunculakan ke permukaan,dibahas secara sadar dan

disusun secara teratur, maka pada waktu itulah kita berhadapan dengan etika. Sebab itulah

etika adalah ilmu mengenai norma yang mengatur tingkah laku manusia. Etika adalah prinsip

– prinsip moral. Prinsip-prinsip etis itu relatif bersifat langgeng dan universal, namun etika

bersifat dinamis karena membicarakan tingkah laku manusia yang selalu berinteraksi.

Page 3: Lap Bc Bku 2

BAB II

PERSOALAN KITA

Keharusan yang hipotesis adalah keharusan yang bersifat kondisional,

berlaku untuk memenuhi kondisi atau syarat tertentu. Sedangkan keharusan etis adalah

keharusan yang tidaki kondisional. Ia bersifat mutlak dalam kondisi apapun juga. Keharusan

seperti ini disebut keharusan kategoris.

Cara berpikir deontologis adalah cara berpikir etis yang mendasarkan diri

pada prinsip, hukum norma obyektif yang dianggap harus berlaku mutlak dalam kondisi

apapun juga. Sedangkan cara berpikir etis yang teologis adalah tidak berpikir menurut

kategori benar atau salah melainkan menurut kategori baik dan jahat. Etika Kristen bertolak

pada hukum kasih, pada hakekatnya deontologist namun dalam prakteknya lebih bersifat

teologis. Di satu pihak cara pikir teologis dapat menghindarkan kita dari pemikiran yang

kaku, namun bahaya pada akhirnya dapat menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

Pada prinsipnya, etika deontologist maupun teologis tidak memperhitungkan

situasi dan kondisi. Keduanya bersifat universal. Konteks situasi dan kondisi tertentu harus

diperhitungkan secaraa seksama dalam mengambil suatu keputusan. Itulah yang disebut cara

pengambilan keputusan etis yang konstektual. Kelemahan terbesar dari etika kontekstual

adalah dengan mudah terjebak dalam etika yang situasional sebab situasi menjadi

pertimabangan pokok satu-satunya. Keputusan etis apapun yang kita lakukan tidak pernah

sempurna. Kita harus selalu melakukannya dengan penuh kerendahan hati, bahkan dengan

pengakuan dosa.

Page 4: Lap Bc Bku 2

BAB III

NILAI NILAI ETIS

Sukses secara etis berarti sukses sebagai manusia. Baik secaraetis, berarti

selaras dengan hakekat manusiawi kita yang utuh. Etika adalah tentang nilai-nilai yang

menyangkut keyakinan tentang yang benar, yang baik, dan yang tepat. Nilai adalah sesuatu

yang dijunjung tinggi. Yang mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Tetapi nilai itu

lebih dari sekedar keyakinan. Nilai selalu menyangkut tindakan. Nilai seseorang diukur

melalui tindakan. Itulah sebabnya etika menyangkut nilai

Menurut seorang psikolog, ada tujuh hal yang membuat sesuatu itu

merupakan nilai dalam arti yang sebenarnya. Pertama, nilai adalah sesuatu yang kita hargai

dan junjung tinggi. Kedua, bahwa kita bersedia untuk mengakui dan menyatakan di depan

orang lain. Ketiga, nilai itu anda pilih bebas tidak dengan terpaksa. Keempat, nilai yang

sesungguhnya adalah nilai yang anda pilih setelah anda mempertimbangkannya dengan sadar.

Kelima, nilai itu anda pilih secara bebas dan sadar dari banyak pilihan yang ada. Keenam dan

ketujuh, nilai itu anda nyatakan melalui tindakan, dan bukan hanya melalui tindakan yang

terus menerus.

Di dalam hidup kita, tak selalu apa yang kita ingini walaupun dengan segenap

hati dapat terjadi. Tanpa kesediaan untuk berkompromi kita tak mungkin dapat hidup. Sebab

dalam kehidupan ini kejahatan begitu berbaur dengan kebaikan. Nilai yang fungsional adalah

nilai yang telah dikompromikan dengan keadaan. Tetapi kita juga tahu bahwa ada orang-

orang yang tidak bersedia untuk berkompromi dan hanya bersedia untuk hidup dengan nilai

murni yang disebut nilai ideal.

Page 5: Lap Bc Bku 2

Persoalan etis adalah persoalan bagaimana meniti jalan di antara yang

funngsional dan ideal. Bagaimana kita dapat menjadi fungsional dalam tindakan tetapi tetap

ideal di dalam semangat. Di kehidupan etis kita tidak dapat hanya memilih salah satunya

yang ideal atau fungsional. Kehidupan etis adalah pergumulan yang dianamis dan kreatif

yang berjalan setiap saat untuk menjembatani keduanya. Secara singkat, tindakan kita disebut

etis apabila berakar dari totalitas dan setia kepada kemanusiaan. Tidak etis bila bertentangan

dengan kemanusiaan.

Page 6: Lap Bc Bku 2

BAB IV

KESADARAN ETIS ITU BERTUMBUH

Ilmu tidak dapat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan etis, tetapi bukan

tidak bermanfaat. Etika juga harus memanfaatkan temuan-temuan ilmu lain. Menurut

Lawrence Kohlberg kesadaran etis manusia bertumbuh menurut enam jenjang. Jenjang

kesadaran etis tidak mempunyai kaitan dengan penilaian etis. Kohlberg membagi jenjang

kesadaran etis ke dalam tiga tahapan besar, yaitu moralitas pra konvensional, moralitas

konvensional, dan moralitas purna konvensional.

Moralitas pra konvensional ( kekanak-kanakan ) terbagi menjadi 2 jenjang.

Pertama yaitu jenjang yang paling awal dari kesadaran etis seseorang sebagai kesadaran yang

berorientasi pada “ hukuman”. Kedua, tinadakan moral seseorang memang masih kekanak-

kanakan. Tapi sudah lebih rasional. Motivasi utama dalam tindakan moral pada jenjang kedua

ini adalah bagaimana mencapai kenikmatan sebanyak-banyaknya dan mengurangi kesakitan

sedapat-dapatnya. Nilai moral bersifat instrumental.

Moralitas Konvensional ( orang tua ), jenjang ketiga terarah kepada

bagaimana menyenangkan orang lain. Jenjang keempat, seseorang sudah berhasil menembus

tembok-tembok kelompok yang sempit untuk berpegang pada yang lebih luas lagi.

Moralitas purna konvensional ( dewasa ), focus terhadap diri sendiri tidak

lagi bergantung pada faktor luar. Jenjang kelima, orang menyadari bahwa hukum-hukum

yang ada sebenarnya tidak lain adalah kesepakatan-kesepakatan antar manusia yang

menghasilkan hukum. Jenjang keenam, perkembangan pemikiran moral seseorang mencapai

puncaknya yaitu pantang mengkhianati suara hati nurani dan keyakinan tentang apa yang

benar dan yang baik.

Page 7: Lap Bc Bku 2

BAB V

ETIKA ITU PENJARA

Penjara sosial yang dimaksud disini adalah masyarakat dimana kita hidup itu

sebenarnya adalah belenggu. Menurut Edward Stevens, setiap orang telah termakan oleh

propaganda masyarakat dimana mereka hidup. Tapi propaganda yang baik adalah yang

diterima tanpa tahu bahwa itu adalah propaganda.

Penjara ekonomi, di dalam masyarakat ekoonomi adalah struktur bawah yang

member bentuk corak pada semua yang ada pada struktur atas. Oleh karena itu ajaran agama,

sistim politik, corak budaya bahkan struktur masyarakat, sebenarnya tak lain adalah

pencerminan belaka dari system ekonomi yang ada dibaliknya.

Mary Douglas menyatakan bahwa masyarakat manusia pada hakekatnya

dibagi menjadi empat tipe. Tipe pertama, adalah tipe masyarakat yang amat menonjolkan

faktor kelompok. Tipe kedua, sepenuhnya bertolak belakang dari tipe pertama karena factor

individu sangat ditonjolkan. Tipe ketiga, tipe masyarakat dimana faktor kelompok maupun

individu sama-sama mendapatkan penekanan. Tipe keempat, yaitu tipe masyarakat yang tidak

menekankan baik faktor kelompok maupun factor individu.

Page 8: Lap Bc Bku 2

BAB VI

ETIKA ADALAH PERAN

Kebebasan adalah kenyataan yang ada pada setiap kita. Kebebasan itu

bukanlah sebuah konsep abstrak yang ada diluar manusia. Ia merupakan kenyataan yang ada

di dalam diri setiap orang, tidak diluarnya. Kebebasan itu begitu nyata. Tindakan berbicara

lebih keras dari kata-kata. Siapa kita ditentukan oleh apa yang kita lakukan, bukan oleh apa

yang kita cita-citakan. Siapa kita sekarang ini adalah buah dari tindakan-tindakan yang kita

ambil secara bebas pada waktu lalu. Tindakan itulah yang menentukan identitas saya

sekarang.

Manusia adalah suatu organism dengan susunan yang rumit. Satu bagian

berubah, pengaruhnya akan terasa pada seluruh bagian. Setiap perubahan selalu menuntut

penataan kembali dari seluruh peri kehidupan seseorang. Suatu tindakan dapat disebut

tindakan etis bukan hanya karena tindakan itu sendiri tapi juga oleh apa yang mendorong dan

menjadi motivasi tindakan tersebut. Sikap etis adalah keberanian dan kesungguhan di dalam

mengambil keputusan mengenai yang benar dan yang baik, dan kesediaan untuk memikul

seluruh resiko dari keputusan itu.

Page 9: Lap Bc Bku 2

BAB VII

ETIKA ADALAH RASA

Ada orang yang membagi manusia menjadi dua kelompok. Pertama, rasio

cenderung pada etika kognitif. Kedua, rasa cenderung terarah pada etika yang emotif. Satu-

satunya hukum yang berlaku universal adalah hukum kasih. Kasih adalah nilai etis yang

utama dan pokok, bahkan satu-satunya norma etis. Setiap tindakan yang lahir dari kasih

adalah baik dan benar dan tepat.

Dalam bahasa Yunani ada tiga ungkapan untuk kasih. Pertama, philia yaitu

kasih pershabatan yang saling member dan menerima. Kedua, eros yaitu kasih asmara, kasih

karena menerima. Ketiga, agape yaitu kasih yang sejati dan universal, ingin member yang

terbaik bagi yang dikasihi.

Pernyataan adalah kumpulan kata-kata yang mengandung makna. Pernyataan

ada dua jenis. Yang pertama menyangkut kebenaran yaitu pernyataan yang proporsional.

Yang kedua menyangkut perasaan, bukan proporsional tetapi bersifat emotif.

Etika adalah sikap dan keyakinan yang jalin menjalin menjadi satu. Pertama,

sikap mempengaruhi keyakinan yang membentuk dimensi yang emotif dan rasional dalam

etika. Kedua, keyakinan juga mempengaruhi sikap yang disebut dimensi yang rasional dalam

etika. Keyakinan etis lahir melalui pertimbangan-pertimbangan dan penalaran-penalaran yang

rasional.

Page 10: Lap Bc Bku 2

BAB VIII

ETIKA ADALAH AKAL

Tibalah kita sekarang pada terminal terakhir sebelum kita menyelesaikan wisata karya

penjelajahan kita ke wilayah-wilayah etika.

Kita harus belajar dari ilmu psikologi.Lawrence Kohlberg mengingatkan bahwa

etika bukanlah sesuatu yang statis.Bahwa kesadaran moral itu berkembang dan

bertumbuh.Namun demikian,Kohlberg sebenarnya juga hendak

mengatakan,bahwa kesadaran moral seseorang itu mencapai puncak

perkembangannya,ketika seseorang benar-benar mandiridalam arti yang seluas-

luasnya.

Etika juga mesti belajar dari ilmu sosiologi.Mksudnya ialah,agar kita tidak

terlalu cepat bermimpi seolah-olah mengambil keputusan etis dengan bebas

adalah perkara gampang.

Yang paling menentukan di dalam perubahan itu,sebenarnya bukanlah kemampuan

tetapi kemauan.Tekad yang menggumpal dan keberanian memikul resiko.Penjara sosial-

ekonomil-budaya tentu merupakan kenyataan yang tak dapat diremehkan.Barang siapa

meremehkannya adalah bodoh.Ibarat membenturkan kepala ke tembok.Tetapi penjara yang

jauh lebih sulit untuk diterobos adalah penjara ciptaan sendiri.Yaitu sikap menyerah,tidak

mampu dan tidak berdaya.

Joshep Fletcher,dengan Etika Situasinya yang sempat menghebohkan itu,mengatakan

bahwa patokanuniversala itu ada,yaitu Hukum Kasih.”Kasihilah Allahmu dan

sesamamu!”.Tetapi justru oleh karena Kasih merupakan patokan etis universal yang satu-

Page 11: Lap Bc Bku 2

satunya,maka selain kasih tak ada lagi patokan-patokan etis lain yang bersifat mutlak dan

universal.

Kognitif bukan Emotif.Tidak semua orang,tentu saja,setuju dengan pandangan

ini.Menurut orang yang tidak setuju ini,etika itu adalah soal akal bukan soal rasa.Mengambil

keputusan etis dan melakukan penilaian etis,adalah tindakan kognitif bukan

emotif.Menyangkut otak,bukan hati.

Hukum kodrat.Alam semesta mempunyai hukum-hukumnya.Ini dapat diketahui melaui

akal.Tidak sekaligus,tetapi lambat laun secara akumulatif.Tugas etika adalah merumuskan

kaidah-kaidah bagi tindakan manusia agar sesuai dengan tata kodrati yang berlaku.

Obyektivisme dengan begitu mengagungkan tiga nilai yang dianggapnya paling utama,yaitu :

AKAL

Sebab akal dianggap sebagai satu-satunya alat yang terbaik yang ada pada

manusiauntuk ada dan “survive”.

TUJUAN YANG JELAS DAN GAMBLANG

Untuk ada dan “survive”

HARGA DIRI ATAU RASA PERCAYA DIRI

Keyakinan dan kepastian pada diri sendiri bahwa saya mampu untuk berfikir

dan pantas untuk tetap hidup.

Page 12: Lap Bc Bku 2

BAB IX

ETIKA KRISTEN

Etika Kristen merupakan suatu yang terbuka dan dinamis bergerak di dalam ruang dan

waktu.

Etika Kristen dengan etika lainnya ialah Iman Kristiani yang dipakai untuk menjadi

asumsi dasar di dalam melakukan penilaian etis.

Etika Kristen bukanlah untuk orang Kristen,melainkan etika oleh orang Kristen.

Etika Kristen bertitik tolak pada anthropologi Kristen.Yaitu,pemahaman mengenai

siapa manusia itu di dalam terang iman kristiani.Dan anthropologi Kristen bertitik-

tolak pada teologi Kristen.

Potensi kejahatan itu harus ada karena :

1. Potensi kejahatan itu menunjuk kepada keterbatasan manusia

2. Potensi kejahatan menunjuk pada kebebasan manusia

Kejatuhan manusia ke dalam dosa berarti bahwa yang potensial itu kini menjadi

factual.

Kejatuhan manusia mempunyai tiga dimensi,yaitu :

1. Individual,yaitu harkat dan martabat manusi secara perorangan telah jatuh.

2. Fungsional,yaitu tingkah laku manusia.bahkan perkataan jalan

pemikirannya,tak lagi sejalan dengan apa yang seharusnya.

3. Relasional,yaitu dosa itu juga telah menyusup dan merasuk seluruh

hubungan-hubungan manusiawi yang ada.

Kejatuhan manusia memang berarti ia tak lagi mampu mengendalikan bahkan dirinya

sekalipun.

Page 13: Lap Bc Bku 2

Hidup di dalam Kristus,oleh karenanaya berarti hidup di dalam realisme yang

berpengharapan.Realisme,oleh karena kita menyadari betapa ringkihnya kita dan

betapa rawannya keadaan.Tetapi berpengharapan,karena selalu terbuka kemungkinan.

Secara etis bila kita memahami manusia sebagai makhluk ciptaan bahkan sebagai

gambar Allah yang baik,tetapi yang jatuh ke dalam dosa,dan kemudian dibenarkan di

dalam Yesus Kristus dan dikuduskan melalui karya Roh Kudus artinya :

1. Bahwa manusia adalah makluk ciptaan dan gambar Allah yang baik

berarti,bahwa kebaikan eksistensi manusia bahkan seluruh alam ciptaan harus

menjadi asumsi dasar positif dalam setiap pertimbangan dan penilaian etis

kita.

2. Bahwa manusia adalah mahluk ciptaan yang telah jatuh ke dalam dosa

berarti,bahwa kedosaan manusia dan rusaknya seluruh alam ciptaan harus

menjasi asumsi dasar negatif dalam setiap pertimbangan.

3. Bahwa manusia yang pendosa itu telah dibenarkan dan dikuduskan

berarti,bahwa pergumulan etis kita selalu bergerk di antara kemungkinan dan

keterbatasan.

BAB X

Page 14: Lap Bc Bku 2

ASUMSI DASAR POSITIF

Asumsi Dasar Positif harus dapat dipertanggungjawabkan secara teologis alkitabiah.Ia

merupakan kristalisasi dari asumsi-asumsi teologis yang paling pokok,dan yang digali

dari kesaksian Alkitab secara menyeluruh.

Asumsi Dasar Positif dasar ini harus dapat dipertanggungjawabkan menurut penalaran

yang umum,sehingga paling sedikit secara hipotesis ia dapat dipahami dan diterima

secara universal.

Ada empat dasar yang ingin diusulkan sebagai Asumsi Dasar Positif :

1. Bahwa eksistensi semua ciptaan itu baik;

2. Bahwa kehidupan perorangan(individu) harus dihormati;

3. Bahwa seluruh umat manusia itu satu;

4. Bahwa semua orang itu sederajat.

Secara umum dapat dikatakan,bahwa asumsi dasar kita adalah bahwa semua tindakan

manusia seharusnya mencerminkan dan mengaminkan kebaikan itu.

Seluruh tindakan kita hanya dapat dipertanggungjawabkan secara etis,apabila ia

bertitik-tolak dari penghargaan yang sungguh dan tulus terhadap kehidupan setiap

individu.

Secara etis bila kita mengatakan bahwa seluruh umat manusia dipersatukan di dalam

Allah berarti bahwa tidak mungkin lagi kita memperlakukan siapa pun sebagai orang-

orang asing,betapapun misalnya kita menaruh hormat setinggi-tingginya terhadap

orang asing.Setiap orang dan semua orang adalah sesama anggota keluarga besar

umat manusia.Setiap masalah kini menjadi “masalah keluarga”.

Page 15: Lap Bc Bku 2

Persamaan mutlak itu mustahil,oleh karena secara alamiah setiap oarang itu berbeda

dari pada yang lain.

Persamaan mutlak juga tidak dianjurkan.Bahkan sebaliknya yang harus kta katakan

adalah,bahwa justru oleh karena kita ingin memperjuangkan kesamaan semua

orang,maka seringkali dibutuhkan tindakan dan perlakuan yang berbeda.

Page 16: Lap Bc Bku 2

BAB XI

ASUMSI DASAR NEGATIF

Etika pada dasarnya tidak mengenal pengecualian.Bahwa stiap pengecualian hanya

salah atau jahat.Bahwa pengecualian hanya mempunyai arti praktis,tetapi tidak

mempunyai makna prinsifal yang dapat,pantas dan perlu diperhitungkan.

KEFANAAN MANUSIA

Allah menghargai kefanaan manusia,dengan menjadikan DiriNya yang kekal itu

menjadi manusia yang pana.Ia yang tidak terbatas itu,membatasi DiriNya.

Kefanaan manusia juga berarti bahwa ia tak pernah mampu secara sempurna

melaksanakan asumsi-asumsi dasar positifnya sendiri.

KEDOSAAN MANUSIA

Dosa merupakan tema yang sentral di dalam seluruh pemberitaan Alkitab setiap kali

ia berbicara tentang siapa manusia itu.Bahwa dosa adalah suatu kenyataan yang

universal.Bahwa semua orang telah berdosa dan kurang kemuliaan Allah.

Universalitas dosa juga dapat dipahami dari sudut lain.Yaitu,dari kebebasan

manusia.Selama manusia mempunyai kebebasan untuk memilih yang baik,selama itu

pula ia juga mempunyai kebebasan yang sama untuk memilih yang jahat.

Dua hal yang dapat kita katakan :

1. Anugerah Allah yang menghasilkan pembenaran (Justification)

2. Anugerah Allah yang menghasilkan pengudusan (Sunctification)

Page 17: Lap Bc Bku 2

IMPLIKASI ETIS

Kebebasan berpendapat harus dijamin,oleh karena secara teologis kita harus

mengatakan,bahwa Roh Kudus dapat bekerja di dalam dan melalui setiap orang.

Kebebasan untuk berbeda pendapat bukan saja harus dilindungi tetapi juga harus

dirangsang dan didorong,oleh karena dari kekayaan pendapat itu lah setiap kali

seluruh masyarakat memperpoleh kemungkinan untuk mencari dan menemukan

sesuatu yang lebih benar dan lebih baik dan lebih tepat.

Memperhitungkan Asumsi Dasar Negatif tidak berarti mengurangi kadar etis dari

keputusan kita.Ia tidak menjadikan keputusan kita menjadi “kurang etis”.

Page 18: Lap Bc Bku 2

BAB XII

JAHAT TAPI APA BOLEH BUAT

Masalah yang sama muncul,ketika orang-orang Kristen pertama harus berhadapan

dengan kenyataan yang pahit dari perbudakan,peperangan,penjajahan,penindasan,dan

sebagainya.Mereka bukan tidak tahu bahwa semua itu salah dan jahat.Barangkali

mereka lebih menyadarinya dari pada kita yang hidup di jaman modern ini.

Pada awal sejarahnya,pemikir-pemikir Kristen cenderung untuk bersikap perfeksionis

dan menolak kompromi.

Kenyataan adalah bahwa di dalam perkembangannya,terutama setelah kekristenan

mempunyai kedudukan yang resmi di masyarakat.

Kenyataan hidup manusia yang belum sepenuhnya bebas dari pengaruh kuasa dosa

adalah hidup yang penuh ambiguitas.Manusia yang harus mengambil keputusan di

dalam kehidupan yang penuh dengan ambiguitas itu,adalah manusia yang penuh

keterbatasan.Oleh karena itu,etika yang perfeksionistis,yang membutakan diri

terhadap ambiguitas ini,akan merupakan sesuatu yang indah tapi tidak berfaedah.

Etika yang fungsional dan operasional harus mempunyai ruang untuk keterbatasan

manusia.Bahwa betapapun ia mau,ia tidak pernah mampu melakukan yang benar,yang

baik dan yang tepat.

Mengambil keputusan etiis selalu membawa manuia kepada ketegangan dan

kegelisahan.Ketegangan antara yang ideal dan yang fungsional,kegelisahan,bahwa

yang “paling” ternyata selalu “belum”

Page 19: Lap Bc Bku 2

TUGAS AGAMA

LAPORAN BACA BUKU

“ ETIKA SEDERHANA UNTUK SEMUA“

Nama :

KRISSAESHA NOVERA SUHIN

NIM :

10 2008 034

Kelompok :

A – 4

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

JAKARTA 2008