lap. 3 isolasi dan pemurnian mikroba

19
ISOLASI DAN PEMURNIAN MIKROBIA LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI OLEH : NAMA : FIRLY NORACHIM NIM : J0B111221 KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN : DEWI RAMADHANI S.Si

Upload: firly-norahim

Post on 08-Dec-2014

259 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

ISOLASI DAN PEMURNIAN MIKROBIA

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

OLEH :

NAMA : FIRLY NORACHIM

NIM : J0B111221

KELOMPO

K

: II (DUA)

ASISTEN : DEWI RAMADHANI S.Si

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI D3 ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

BANJARBARU

2012

Page 2: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik-teknik isolasi mikroba

dan pemurniannya.

1.2 Dasar Teori

Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu

dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur

murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel

tunggal (Pelczar, 1986). Biakan murni diperlukan karena semua metode

mikrobiologis digunakan untuk mengamati dan mengidentifikasi mikroba,

termasuk pengamatan ciri-ciri kultur, morfologis, fisiologis, maupun serologis

memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroba saja

(Anonymous, 2003).

Di dalam mengisolasi mikroorganisme digunakan berbagai cara, antara

lain dengan cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate) (Lim,

1998), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta

micromanipulator (teh micromanipulator method) (Anonymous, 2003). Dua

diantaranya yang paling sering digunakan adalah teknik cawan tuang dan cawan

gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan

organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies dapat

dipisahkan dari lainnya (Hadioetomo, 1993).

Page 3: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

Bakteri berasal dari bahasa latin bacterium (jamak : bacteria), adalah

kelompok raksasa dari organisme hidup, berukuran sangat kecil (mikroskopik) dan

kebanyakan uniseluler (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana

tanpa nucleus atau inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan

kloroplas. Bakteri adalah yang paling berlimpah dari semua organisme. Mereka

tersebar di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain (Djoelistee, 2010).

Untuk mengisolasi bakteri dari tanah atau benda padat yang mudah

tersuspensi atau terlarut, atau zat cair, maka dilakukan serangkaian pengenceran

terhadap zat tersebut. Misalnya suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa

campuran diencerkan dalam suatu tabung tersendiri secara berkelanjutan dari

suatu tabung ke tabung lain (Dwidjoseputro, 1994). Pertumbuhan bakteri pada

medium agar pada umumnya berbentuk koloni berupa lendir dan mengkilap.

Pemurnian dengan suhu inkubasi 30oC selama 2 x 24 jam (Cappuccino & Natalie,

1983).

Selain bakteri, di alam masih terdapat mikroorganisme lain seperti khamir

dan fungi. Khamir termasuk fungi, tetapi dapat dibedakan dari kapang karena

bentuknya yang uniseluler, dan memiliki ukuran 5 dan 20 mikron. Biasanya

berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri. Sumber khamir terutama

terdapat pada daun-daun, bunga-bunga, eksudat dari tanaman, buah lewat masak,

tanah kebun buah, serta khamir yang banyak di jual dipasaran. Khamir/yeast dapat

tumbuh dalam media cair dan pada dengan cara yang sama dengan bakteri.

Penampakan pada medium akan tampak seperti koloni bakteri, hanya saja

koloninya tidak mengkilap (Surbakti, 2010).

Page 4: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

Untuk mendapatkan biakan murni ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu

pengenceran, penuangan, penggesekan untuk menumbuhkan mikroba anaerob dan

pengecilan satu sel. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan

isolasi mikroba yaitu sebagai berikut :

1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi.

2. Tempat hidup atau asal mikroba tersebut.

3. Medium untuk pertumbuhan yang sesuai.

4. Cara menginokulasi mikroba.

5. Cara inkubasi mikroba.

6. Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa kultur murni dan

sesuai dengan yang dimaksud.

7. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan

kultur murni (Dwidjoseputro, 1994).

Page 5: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 12 Maret 2012, pukul 09.00-

12.10 WITA, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi steril, cawan

petri steril, vortex mixer, ependorf pipet, pipet volumetrik, lampu spritus, kertas

label, karet, waterbath, dan inkubator.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah media Yeast ekstrak

agar, malt ekstrak agar, nutrient agar, alkohol 70%, spritus, aluminium foil, kapas,

aquadest atau larutan fisiologis steril, sumber bakteri, sumber fungi, bayklin,

sumber khamir: buah over mature, .

1.3 Prosedur Kerja

1.3.1 Isolasi dan Pemurnian Bakteri

1 Bahan yaitu air sumur dibuat pengenceran 10-1 sampai 10-5 sebanyak 1

ml dilarutkan dengan 9 ml garam fisiologis dalam tabung steril,

kemudian di vortex/di aduk hingga homogen, lakukan lagi seperti tadi

sampai 10-5

2 Pada pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5 dimasukkan ke dalam 2 cawan petri

yang berbeda masing-masing 1 ml, diambil 1 ml dari tiap tabung kemudian

dipindahkan ke cawan petri yang steril

Page 6: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

3 Dibuat metode isolasi dengan menggunakan media tuang, masukkan

medium NA hingga menutupi dasar cawan

4 Cawan petri kemudian digoyangkan angka 8 dan di inkubasi terbalik

pada suhu 30oC selama 24 jam pada suhu inkubator

5 Cawan petri kemudian diamati pertumbuhan bakteri

1.3.2 Isolasi dan Pemurnian Fungi

1. Bahan yaitu tanah sampah dibuat pengenceran 10-1 sampai 10-5

sebanyak 1 ml dilarutkan dengan 9 ml garam fisiologis dalam tabung

steril, kemudian di vortex/di aduk hingga homogen, lakukan lagi seperti

tadi sampai 10-5

2. Pada pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5 dimasukkan ke dalam 2 cawan petri

yang berbeda masing-masing 1 ml, diambil 1 ml dari tiap tabung kemudian

dipindahkan ke cawan petri yang steril

3. Dibuat metode isolasi dengan menggunakan media tuang, masukkan

medium NA hingga menutupi dasar cawan

4. Cawan petri kemudian digoyangkan angka 8 dan di inkubasi terbalik

pada suhu 30oC selama 48 jam pada suhu ruangan

5. Cawan petri kemudian diamati pertumbuhan fungi

1.3.1 Isolasi dan Pemurnian Yeast

1. Bahan yaitu buah overmature dibuat pengenceran 10-1 sampai 10-5

sebanyak 1 ml dilarutkan dengan 9 ml garam fisiologis dalam tabung

steril, kemudian di vortex/di aduk hingga homogen, lakukan lagi seperti

tadi sampai 10-5

Page 7: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

2. Pada pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5 dimasukkan ke dalam 2 cawan petri

yang berbeda masing-masing 1 ml, diambil 1 ml dari tiap tabung kemudian

dipindahkan ke cawan petri yang steril

3. Dibuat metode isolasi dengan menggunakan media tuang, masukkan

medium NA hingga menutupi dasar cawan

4. Cawan petri kemudian digoyangkan angka 8 dan di inkubasi terbalik

pada suhu 30oC selama 48 jam pada suhu inkubator

5. Cawan petri kemudian diamati pertumbuhan yeast

Page 8: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan, yaitu sebagai

berikut :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Isolasi dan Pemurnian BakteriGambar Konsentras

iJlh

BakteriBentu

kTepian Warn

aElevasi

NA 10-3 (2) 0 - - - -

NA 10-4 6 Bulat BergelombangKrim Muda

Cembung

NA 10-5 1 Bulat BergelombangKrim Muda

Cembung

Page 9: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

Tabel 2. Hasil Pengamatan Isolasi dan Pemurnian FungiGambar Konsentra

siJlh

Bakteri

Bentuk Tepian Warna

Elevasi

PDA 10-3 12Tak

beraturan

Bergerigi

Putih susu

Cembung

PDA 10-4 3Tak

beraturan

Bergerigi

Putih susu

Cembung

PDA 10-5 2Tak

beraturan

Bergerigi

Putih susu

Cembung

Page 10: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

Tabel 3. Hasil Pengamatan Isolasi dan Pemurnian Yeast/KhamirGambar Konsentras

iJlh

Bakteri

Bentuk

Tepian Warna

Elevasi

MEA 10-3

(2)TBUD - - - -

MEA 10-4 57 BulatBergerig

iKrim

Cembung

MEA 10-5 12 BulatBergerig

iKrim

Cembung

3.2 Pembahasan

Isolasi bakteri, fungi, dan yeast/khamir pada praktikum ini menggunakan

metode tuang (pour plate), metode tuang adalah suatu teknik dalam

menumbuhkan mikroorganismedi dalam media agar dengan cara mencampurkan

media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri. Dimana kelebihan metode

ini adalah mikroorganismeyang tumbuh dapat tersebar merata pada media agar, metode ini

Page 11: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

cocok untuk isolasi mikroba yang bersifat anaerob. Kekurangan metode ini adalah

kurang cocok apabila digunakan untuk isolasi mikroba yang bersifat aerob.

Fungsi dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi

jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau

banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba

dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran

pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel

mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya.

Adapun berdasarkan pengamatan hasil yang didapat dari proses isolasi

yang dilakukan adalah pada media NA yang paling banyak ditemukan adalah

bakteri pada pengenceran 10-4, sedangkan fungi dan yeast tidak ditemukan pada

media NA. Adapun bakteri yang ditemukan pada medium ini mempunyai bentuk

bulat, warna krim muda, tepian bergelombang, dan elevasi cembung.

Pada media PDA yang paling banyak ditemukan adalah fungi pada

pengenceran 10-3, sedangkan bakteri dan yeast tidak ditemukan pada media PDA,

karena media PDA khusus untuk pertumbuhan fungi dan tidak dapat ditumbuhkan

oleh bakteri, terbukti bahwa media PDA merupakan media yang baik untuk

pertumbuhan fungi. Adapun fungi yang ditemukan pada medium ini mempunyai

bentuk tidak beraturan, warna putih susu, tepian bergerigi, dan elevasi cembung.

Pada media MEA yang paling banyak ditemukan adalah yeast pada pengenceran

10-3, sedangkan bakteri tidak ditemukan dan fungi ditemukan media MEA.

Adapun yeast yang ditemukan pada medium ini mempunyai bentuk, warna krim,

tepian bergerigi, dan elevasi cembung. Media PDA tidak

Page 12: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

Pada waktu inkubasi, posisi cawan petri harus dalam keadaan terbalik

karena agar tidak ada uap air yang menguap dari media dan tidak meneteskan ke

koloni karena dapat mengganggu pertumbuhannya.

Page 13: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari percobaan yang telah dilakukan yaitu :

1. Isolasi merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba

tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan

murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari

pembelahan dari satu sel tunggal.

2. Mikroorganisme yang digunakan dalam isolasi dan pemurnian mikrobia

adalah bakteri, fungi dan yeast/khamir menggunakan metode tuang (pour

plate).

3. Hasil yang diperoleh membuktikan bahwa sampel air sumur yang digunakan

untuk isolasi dan pemurnian bakteri dengan media Nutrient Agar (NA), tanah

sampah untuk isolasi dan pemurnian fungi dengan media Potato Dekstrose

Agar (PDA), buah overmature untuk isolasi dan pemurnian yeast/khamir

dengan media Malt Extract Agar (MEA).

4.2 Saran

Dalam melakukan praktikum, hendaknya dilakukan dengan teliti dan

disiplin. Praktikan dan alat-alat yang akan digunakan sebaiknya disterilisasi

terlebih dahulu agar pada saat proses pengerjaan berlangsung, kontaminasi oleh mikroba lain

dapat dikurangi. Selain itu selama praktikum berlangsung, praktikanhendaknya

tidak terlalu banyak berdiskusi, karena dapat menyebabkan kontaminasi pada

media tumbuh.

Page 14: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2003. Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. FK UGM. Yogyakarta.

Cappuccino, J.G. & Natalie, S. 1983. Microbiology A Laboratory Manual. Addison-Wesley Publishing Company. New York.

Djoelistee, Bertha. 2010.Perhitungan Bakteri pada Media NA (NutrientAgar).http://btagallery.blogspot.com/2010/02/blog-post_6125.htmlDiakses tanggal 16 Maret 2012

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Hadioetomo, R.S. 1993, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Lim, D. 1998. Microbiology. WCB McGraw-Hill. Missouri.

Pelczar, Jr et al. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta.

Surbakti, Trianda. 2010. Pemurnian Mikroba Mikrobiologi.http://triandasurbakti.wordpress.com/2011/01/05/pemurnian-mikroba-mikrobiologi/Diakses tanggal 16 Maret 2012

Page 15: Lap. 3 Isolasi Dan Pemurnian Mikroba