langkahlangkah menjadi pasangan yang paling bahagia

244
KATA PENGANTAR Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan penguasa semesta alam yang memiliki sifat Rahman-Rahim yang selalu memberikan nikmat serta karunia-Nya kepada kita semua. Buku ini merupakan hasil tulisan yang ditulis oleh Abu Bustham Muhammad Ulinnuha yang berjudul “Kado Pernikahan (Menjadi Pasangan Paling Berbahagia)”, Judulnya pun telah dirubah menjadi “Langkah-langkah Menjadi Pasangan Paling Berbahagia” 1 Hidayatullah S.Pd.I Buku ini adalah hasil editan yang bersumber dari buku berjudul Kado Pernikahan (Menjadi Pasangan Paling Berbahagia) Yang di tulis oleh Abu Bustham Muhammad Ulinnuha

Upload: hidayatullah-bin-htean

Post on 07-Jun-2015

946 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

PENTINGNYA SUAMI SHALEH / SITRI SHALEHAHA. ISTRI SHALEHAH (seorang wanita yang yang bagus agama dan akhlaknya)Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,“Wanita dinikahi karena 4 perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung”

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan penguasa semesta alam yang memiliki sifat Rahman-

Rahim yang selalu memberikan nikmat serta karunia-Nya kepada kita semua.

Buku ini merupakan hasil tulisan yang ditulis oleh Abu Bustham Muhammad Ulinnuha yang berjudul

“Kado Pernikahan (Menjadi Pasangan Paling Berbahagia)”, Judulnya pun telah dirubah menjadi “Langkah-

langkah Menjadi Pasangan Paling Berbahagia”

Sebenarnya dalam buku yang berjudul Kado Pernikahan (Menjadi Pasangan Paling Berbahagia) dengan

buku yang sekarang berjudul Langkah-langkah Menjadi Pasangan Paling Berbahagia” tidak memiliki banyak

perbedaan. Hanya saja penyusun berusaha memberikan bagian-bagian berupa bab-bab dan sub bab serta adanya

daftar isi, sehingga memudahkan para pembaca untuk melihat tema berdasarkan bab. Sedangkan pada karya

1

Hidayatullah

S.Pd.I

Buku ini adalah hasil editan yang bersumber dari buku berjudul Kado Pernikahan (Menjadi Pasangan Paling Berbahagia) Yang di tulis oleh Abu Bustham Muhammad Ulinnuha

tulisan aslinya tidak terdapat bab-bab dan daftar isi seperti buku ini.

Dan selain itu guna menyebarluaskan pemahaman tentang pernikahan secara islami kepada para pemuda-

pemudi islam dimanapun mereka berada, sehingga penyusun berusaha mencoba mengeluarkan buku edisi

terbaru dengan penulisan yang berbeda dari penulisan aslinya dan akhirnya terselesaikannya juga buku ini

semoga bermanfa’at dan menjadi bimbingan bagi penyusun dan bagi penulis pada khusunya dan bagi pembaca

pada umumnya dalam melangkah menuju pernikahan yang paling bahagia sesuai dengan tuntunan ajaran agama

islam.

Sholawat serta salam teruntuk kekasih Allah, manusia suci, berakhlak mulia, berbudi pekerti yang luhur,

baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan bagi kita semua. Semoga kita

mendapatkan syafaat-Nya di hari kiamat nanti.

Akhirnya atas segala kekurangan dan kekhilafan serta kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-

besarnya dan semoga tulisan ini bermanfa’at di dunia dan akhirat.

Jazakumullah Khairan Katsir, Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Bekasi, 4 November 2008

BAB I

PENTINGNYA SUAMI SHALEH / SITRI SHALEHAH

A. ISTRI SHALEHAH (seorang wanita yang yang bagus agama dan akhlaknya)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,

“Wanita dinikahi karena 4 perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan

agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan

beruntung” 1

1 (Bukhari dan Muslim)

2

Seorang wanita shalehah akan memudahkan pernikahan dan mudah taat pada sang suami

Wanita yang berakhlak mulia adalah wanita yang memberikan belaian kasihnya kepada

suaminya dan menghormatinya

Berusaha tulus-ikhlas menyerahkan hidupnya untuk berbakti kepada suami mengharap pahala

disisi Allah

Senantiasa patuh kepada suaminya dalam segala hal (selain maksiat kepada Allah)

و�ف� ع�ر� ال�م� ف�ي الط�اع�ة� ا �ن�م� إ

“Hanyalah ketaatan itu dalam perkara yang ma’ruf”2

الله� ي�ة� ع�ص� م� ف�ي ل�و�ق� خ� ل�م� ط�اع�ة� ال�

Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa

Ta’ala”3

Membantu suami untuk taat kepada Allah, maka jika suami malas ia menyemangatinya

Tak bosan-bosan senantiasa menasehati sang suami...

“Berhati-hatilah wahai suami tercintaku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa

bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar dari api neraka…

"Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah

Ta’ala memerintahkan kepada kaum mukminin seperti yang Dia perintahkan kepada para

Rasul. Maka, Allah berfirman:

ا �ح� ص�ال وا و�اع م�ل �ات� �ب الط�ي م�ن� وا ل ك سل الر� �ه�ا ي� أ �ا ي

’Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang

shalih" (Al-Mukminuun: 51)

2 (HR. Al-Bukhari no. 7145 dan Muslim no. 4742)3 (HR. Ahmad 1/131, dishahihkan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ahmad Syakir rahimahullahu dalam syarah dan

catatan kakinya terhadap Musnad Al-Imam Ahmad dan dishahihkan pula dalam Ash-Shahihah no. 181)

3

ن�اك�م� ق� ز� ر� ا م� ط�ي)ب�ات� م�ن� ك�ل�وا ن�وا آم� ال�ذ�ين� ا ي.ه�� أ ي�ا

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan

kepada kalian" (Al-Baqarah: 172)

"Uang yang engkau infaqkan di jalan Allah, uang yang engkau infaqkan untuk memerdekakan

seorang hamba (budak), uang yang engkau infaqkan untuk orang miskin, dan uang yang

engkau infaqkan untuk keluargamu, maka yang lebih besar ganjarannya adalah uang yang

engkau infaqkan kepada keluargamu” 4

"Dan sesungguhnya, tidaklah engkau menafkahkan sesuatu dengan niat untuk mencari

wajah Allah, melainkan engkau diberi pahala dengannya sampai apa yang engkau berikan

ke mulut isterimu akan mendapat ganjaran”5

"Cukuplah seseorang dikatakan berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang wajib ia beri

makan (nafkah)" 6

Mengingatkan ketika suami lupa

Menolong ketika suami ingat

Mengingat nasehat;

”Seorang wanita hanya ingin suaminya, dan setelah memilikinya ia menginginkan segalanya”

“Tiap lelaki besar kebanyakan dibelakangnya ada wanita yang besar, demikian juga

sebaliknya”

Mengurus dan memperhatikan ketika suami ada

4 Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 995), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu5 Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1295) dan Muslim (no. 1628), dari Sa’ad bin Abi Waqqash

radhiyallaahu ‘anhu

6 Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 1692), dari Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma

4

Menjaga kehormatannya dan harta suaminya, tatkala sang suami tiada disisinya

Akan lebih siap mendidik dengan sepenuh jiwa dan keteladanan

Seorang ibu shalihah yang memahami peran dan tugasnya secara amanah adalah pilar utama

keberhasilan pendidikan anak

Tidak keluar rumah tanpa sepengetahuan suami dan tidak mengizinkan siapapun yang tidak

disukai suaminya masuk ke dalam rumahnya.

ب�إ�ذ�ن�ه� إ�ال� ب�ي�ت�ه� ف�ي ذ�ن�ت�أ� و�ال�

“Tidak boleh seorang istri mengizinkan seseorang masuk ke rumah suaminya terkecuali

dengan izin suaminya” 7

Menyegerakan apa yang disukai suami dan tidak menunda-nundanya

Tidak berpuasa sunnah sedangkan suami sedang bersamanya, kecuali dengan izinnya

Sebagaimana sabda rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

�ه� �ذ ن �إ ب � �ال إ اه�د' ش� و جه�ا و�ز� �صو م� ت �ن أ �ة� أ م�ر �ل ل �ح�ل� ي ال

"Tidak boleh seorang istri berpuasa (sunnah) sedangkan suaminya ada bersamanya, kecuali

dengan idzinnya"8

Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: “Larangan ini menunjukkan keharaman.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu mengatakan: “Hadits ini menunjukkan lebih

ditekankan kepada istri untuk memenuhi hak suami daripada mengerjakan kebajikan

yang hukumnya sunnah. Karena hak suami itu wajib, sementara menunaikan kewajiban

lebih didahulukan daripada menunaikan perkara yang sunnah”9

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullaah mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat petunjuk bahwa

7 HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 23678 (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)9 (Fathul Bari, IX/357)

5

hak suami lebih utama dari amalan sunnah, karena hak suami merupakan kewajiban

bagi isteri. Melaksanakan kewajiban harus didahulukan daripada melaksanakan amalan

sunnah.10

Maka jika sang isteri berkewajiban mematuhi suami dalam urusan syahwat, maka alangkah

lebih wajib lagi baginya untuk menaati suaminya dalam urusan yang lebih penting dari

itu, yaitu yang berkaitan dengan pendidikan anak dan kebaikan keluarganya, serta hak-

hak dan kewajiban lainya

Jika suami marah ia yang membuatnya ridha

Tetap taat dan memenuhi hak-hak suaminya, berbakti sebaik-baiknya meski didzalimi

Berusaha selalu sabar dan tidak menyakiti hati suami apapun yang bergejolak didalam hati

Mengingat bahwa dirinya sedang berhadapan dengan dengan seseorang yang Allah beri kuasa

sangat besar atas dirinya

"Seorang perempuan belum dianggap menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan

hak suaminya”11

� ا ه� و�ج� ل�ز� د� ج� ت�س� ن�أ� أ�ة� ر� ال�م� ت ر� م�

أل� د� أل�ح� د� ج� ي�س� ن�أ� د?ا أ�ح� ا ر� آم� ك�ن�ت� ل�و�

“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya

aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya”12

Maksudnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengandaikan bila boleh bersujud kepada

selain Allah Subhanahu wa Ta’ala niscaya istri akan diperintah sujud kepada suaminya. Namun

mendapatkan sujud dari para hamba hanyalah merupakan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala .

Tidak ada satu pun makhluk-Nya yang berserikat dengan-Nya dalam hak ini.

Dan mengingat hadist ini...

10 (Fathul Baari (IX/296)11 HR Ibnu Majah12 HR. Ahmad 4/381 dan Tirmidzi, Irwa` Al-Ghalil no. 1998 dan Ash-Shahihah no. 3366

6

: ت� ع�ص� Aةأ� ر� و�ام� ع� ج� ي�ر� ت�ى ح� ال�ي�ه� و� م� م�ن� آب�ق Aع�ب�د ا م� ه� ؤ�و�س� ر� ا م� الت�ه� ص� او�ز� ت�ج� ال �ث�ن�ان� إ

ع� ج� ت�ر� ت�ى ح� ا ه� و�ج� ز�

“2 golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari

tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali”13

Hingga Aisyah (Ummul Mukminin) pernah memberi nasehat kepada para wanita:

“Wahai sekalian wanita, seandainya kalian mengetahui hak suami-suami kalian atas diri

kalian niscaya akan ada seorang wanita di antara kalian yang mengusap debu dari kedua

kaki suaminya dengan pipinya”14

Istri yang meski dalam penderitaan (semisal suami menelantarkanya) ia tetap bersabar

Berusaha mendampingi sang suami baik dalam suka maupun duka

Apapun yang dialami sang suami berusaha untuk menjadi pendampingnya yang setia

"Disaat suka menjadi pengingat agar suami tidak terlena, dan disaat duka menjadi pelipur lara"

Menerima keadaan suami bagaimanapun adanya penuh kelapangan

Mudah bersikap qana’ah (merasa cukup dengan segala karunia yang Allah berikan)

Merasa ridla dengan apa yang diberikan (suami) untuknya, baik itu sedikit maupun banyak

Tidak menuntut diluar kesanggupan suami atau meminta sesuatu yang tidak perlu

Segala derita menjadi ladang pahala baginya, amanah yang terus ditunaikan dan menguatkan

keimananya

Menjadi seperti khadijah, bagaimana ia mengokohkan hati Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

dan memberi dorongan kepada beliau. Ia menyerahkan semua yang dimilikinya dibawah

pengaturan beliau demi menyampaikan agama Allah

Dan saat Nabi begitu terguncang bisa menjadi tenang dan bisa begitu bahagia setelah bersedih

ketika wahyu pertama turun, dengan perkataan beliau:

13 Riwayat Thabrani dan Hakim14 kitab “Al Kabair” oleh Imam Dzahabi hal. 173, cetakan Darun Nadwah Al- Jadidah

7

س�ب �ك و�ت �ل� ك ال �ح م�ل و�ت ح�م� الر� �ص�ل �ت ل �ك� �ن إ �د�ا �ب أ الله ك� خ ز�ي ي ال و�الله

ح�ق� ال �ب� �و�ائ ن ع�ل�ى ن ع�ي و�ت م�ع دو م� ال

“Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau

menyambung silaturahmi, menanggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak

punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran”15

Yang ditengah malam (saat didzalimi) ia terus berdo’a...

“Ya Allah, hamba mengaku begitu banyak dosa dan kekurangan

Ilhamkan pada diri hamba cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suami tercinta

Ya Allah, dengan segala kemurahan-Mu...

Hamba memohon jangan murkai ia karena kelalaiannya

Maafkanlah ia…

Dengan sepenuh cinta hamba masih tetap menyayanginya

Ya Allah, berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya

Engkau maha Tahu Ya Allah...

Hamba begitu mencintainya karena-Mu

Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara terbaik-Mu

Tegurlah ia dengan jalan terbaik menuju keridhaan-Mu”

Dan berdo'a...

"Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, dan aku

menjaga kehormatanku hanya untuk suamiku, maka lindungilah aku daripada dikuasai

oleh orang-orang kafir dan dzalim"16

15 Muttafaq alaihi, diriwayatkan Bukhari dalam “Kitab Bad’il Wahyi” dan Muslim dalam “Kitabul Iman“16 Riwayat al-Bukhari, no 2104, 2/722

8

B. PENTINGNYA SUAMI YANG SHALEH

Seseorang bertanya kepada Al-Hasan rahimahullah,

"Kepada siapa selayaknya aku menikahkan putriku?" ia menjawab, "Kepada lelaki yang

bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala. Sesungguhnya jika ia mencintai putrimu, ia

tentu akan memuliakannya. Dan jika ia membencinya, niscaya ia tidak akan berbuat aniaya

terhadapnya"

Suami yang memiliki agama tentu tidak akan berbuat zhalim terhadap istrinya...

"Tidak boleh seorang mukmin menghina seorang mu’minah. Jika dia membenci satu

akhlak darinya maka dia redha darinya (dari sisi) yang lain”17

Suami wajib membimbing dan mendidik isteri dengan sabar sehingga bisa menjadi isteri

yang shalihah dan dapat melayani penuh keredhaan. Maka jika sang isteri salah, keliru atau

melawan, menasihati dengan cara terbaik. Tidak menjelek-jelekkanya, dan mendo’akan

agar Allah memperbaikinya dan menjadikannya isteri yang shalihah

Akan jadi sangat sulit bagi kita (orang tua, suami dan isteri) untuk membimbing dan

mendidik anak-anak agar jadi anak yang shalih apabila kita berpisah dengan isteri kita atau

kita tidak akur. Sedang anak yang shalih merupakan salah satu harta begitu berharga, baik

bagi kehidupan orang tua di dunia apalagi di akhirat

Saat ia marah, tiada mendiamkannya tanpa sebab

Tidak bersikap buruk ketika mempergaulinya

وف� م�ع ر �ال ب ه�ن� �ي ع�ل �ذ�ي ال ل م�ث �هن� و�ل

“Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut yang

ma`ruf” (Al-Baqarah: 228)

17 Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1469), dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu

9

Al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Anshari Al-Qurthubi rahimahullahu

menyatakan dalam tafsir ayat diatas bahwa para istri memiliki hak terhadap suaminya

sebagaimana suami memiliki hak yang harus dipenuhi oleh istrinya.18

Adh-Dhahhak rahimahullahu berkata menafsirkan ayat diatas, “Apabila para istri menaati

Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menaati suami-suami mereka, maka wajib bagi suami

untuk membaguskan pergaulannya dengan istrinya, menahan dari memberikan

gangguan/menyakiti istrinya, dan memberikan nafkah sesuai dengan kelapangannya”19

Al-‘Allamah Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu berkata dalam tafsirnya, “Para

istri memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh suami-suami mereka seimbang dengan

kewajiban-kewajiban mereka terhadap suami-suami mereka, baik itu yang wajib maupun

yang mustahab. Dan masalah pemenuhan hak suami istri ini kembalinya kepada yang

ma’ruf (yang dikenali), yaitu kebiasaan yang berlangsung di negeri masing-masing (tempat

suami istri tinggal) dan sesuai dengan zaman.”20

Hakim bin Mu’awiyah meriwayatkan sebuah hadits dari ayahnya, Mu’awiyah bin Haidah

radhiyallahu ‘anhu. Ayahnya ini berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ع�ل�ي�ه�؟ د�ن�ا أ�ح� ة� و�ج� ز� ق. ح� ا م� الله�، و�ل� س� ر� ي�ا

“Wahai Rasulullah, apakah hak istri salah seorang dari kami terhadap suaminya?”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

ه� و�ج ال �ض ر�ب� ت � و�ال ، ت� ي �س� ت اك �ذ�ا إ و�ه�ا س �ك و�ت ، ط�ع�م ت� �ذ�ا إ ط ع�م�ه�ا ت �ن أ

ت� �ي ب ال ف�ي � �ال إ �ه جر ت � و�ال �ح ق�ب ت � و�ال

18 Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an/Tafsir Al-Qurthubi, 3/8219 Jami’ul Bayan fi Ta`wilil Qur`an/Tafsir Ath-Thabari, 2/46620 Tafsir Al-Karimir Rahman, hal. 102

10

“Engkau beri makan istrimu apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian bila engkau

berpakaian. Janganlah engkau memukul wajahnya, jangan menjelekkannya, dan jangan

memboikotnya (mendiamkannya) kecuali di dalam rumah”21

Maksud menjelekkanya, yaitu mengucapkan kepada istri ucapan yang buruk, mencaci makinya,

atau mengatakan padanya, “Semoga Allah menjelekkanmu”, atau yang semisalnya22.

Ketika haji Wada’, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan khutbah di hadapan

manusia. Di antara isi khutbah beliau adalah:

م ف�ح�ق�ك ح�قMا م ك �ي ع�ل م �ك ائ �س� �ن و�ل ح�قMا، م �ك ائ �س� ن ع�ل�ى م �ك ل �ن� إ � ال� أ

م ك �ي ع�ل و�ح�ق�هن� � �ال أ � و�ال ، هو ن� ر� �ك ت م�ن م ك ش� فر ن� و ط�ئ ي � ال �ن أ ه�ن� �ي ع�ل

و�ط�ع�ام�ه�ن� �ه�ن� و�ت ك�س في� ه�ن� �ي �ل إ و ا ن ح س� ت �ن أ

“Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan mereka pun memiliki hak

terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan

seseorang yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh

mengizinkan orang yang kalian benci untuk memasuki rumah kalian. Sedangkan hak mereka

terhadap kalian adalah kalian berbuat baik terhadap mereka dalam hal pakaian dan

makanan mereka”23

Akan memenuhi nafkah sang istri sebaik-baiknya

و ف� م�ع ر �ال ب هن� و�ت و�ك�س قهن� ر�ز �ه ل و د� م�و ل ال و�ع�ل�ى

21 HR. Abu Dawud no. 2142 dan selainnya, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/86

22 ‘Aunul Ma’bud, Kitab An-Nikah, bab Fi Haqqil Mar`ah ‘ala Zaujiha23 (HR. At-Tirmidzi no. 1163 dan Ibnu Majah no. 1851)

11

“Hendaklah orang yang diberi kelapangan memberikan nafkah sesuai dengan

kelapangannya dan barangsiapa disempitkan rizkinya maka hendaklah ia memberi nafkah

dari harta yang Allah berikan kepadanya” (Ath-Thalaq: 7)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu ketika menafsirkan ayat dalam surah Al-Baqarah diatas,

menyatakan, “Maksud dari ayat ini adalah wajib bagi seorang ayah untuk memberikan

nafkah kepada para ibu yang melahirkan anak-anaknya serta memberi pakaian dengan

ma’ruf, yaitu sesuai dengan kebiasaan yang berlangsung dan apa yang biasa diterima/dipakai

oleh para wanita semisal mereka, tanpa berlebih-lebihan dan tanpa mengurangi, sesuai dengan

kemampuan suami dalam keluasan dan kesempitannya”24

Ada pula dalilnya dari As-Sunnah, bahkan didapatkan dalam beberapa hadits. D antaranya

hadits Hakim bin Mu’awiyah bin Haidah yang telah kami bawakan diatas. Demikian pula

hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia mengabarkan bahwa Hindun bintu ‘Utbah radhiyallahu

‘anha, istri Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhu datang mengadu kepada Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa sallam:

م�ا �ي ن ع ط�ي ي س� �ي و�ل ح' ي ح� ش� جل' ر� �ان� ف ي س �ا �ب أ �ن� إ الله�، و ل� س ر� �ا ي

: م�ا . خذ�ي ف�ق�ال� �م �ع ل ي ال و�هو� ه م�ن �خ�ذ ت أ م�ا � �ال إ �د�ي و�و�ل �ي ن ف�ي �ك ي

و ف� م�ع ر �ال ب �د�ك� و�و�ل ك� ف�ي �ك ي

“Wahai Rasulullah, sungguh Abu Sufyan seorang yang pelit. Ia tidak memberiku nafkah yang

dapat mencukupiku dan anakku terkecuali bila aku mengambil dari hartanya tanpa

sepengetahuannya.” Bersabdalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ambillah dari

harta suamimu sekadar yang dapat mencukupimu dan mencukupi anakmu dengan cara

24 (Tafsir Ibnu Katsir, 1/371)

12

yang ma’ruf”25

Hindun tidaklah menyatakan bahwa Abu Sufyan bersifat pelit dalam seluruh keadaannya. Dia

hanya sebatas menyebutkan keadaannya bersama suaminya dimana suaminya sangat

menyempitkan nafkah untuknya dan untuk anaknya. Hal ini tidaklah berarti Abu Sufyan

memiliki sifat pelit secara mutlak. Karena betapa banyak diantara para tokoh/ pemuka

masyarakat melakukan hal tersebut kepada istrinya/keluarganya dan lebih

mendahulukan/mementingkan orang lain (bersifat dermawan kepada orang lain).26

Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, “Di dalam hadits ini ada beberapa faedah

diantaranya wajibnya memberikan nafkah kepada istri”

Dalam Nailul Authar (6/374) disebutkan bahwa salah satu kewajiban sekaligus tanggung

jawab seorang suami adalah memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya sesuai

kemampuannya. Kewajiban ini selain ditunjukkan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, juga

dengan ijma’ (kesepakatan ulama).

Seberapa banyak nafkah yang harus diberikan, dikembalikan kepada kemampuan

suami, sebagaimana ditunjukkan dalam ayat:

ف�ق ن ي ف�ل قه ر�ز ه� �ي ع�ل قد�ر� و�م�ن �ه� ع�ت س� م�ن Xع�ة س� ذو ف�ق ن �ي ل

“Hendaklah orang yang diberi kelapangan memberikan nafkah sesuai dengan

kelapangannya dan barangsiapa disempitkan rizkinya maka hendaklah ia memberi nafkah

dari harta yang Allah berikan kepadanya” (Ath-Thalaq: 7)

Memberi tempat untuk bernaung/tempat tinggal.

و ف� م�ع ر �ال ب و هن� ر و�ع�اش�

25 (HR. Al-Bukhari no. 5364 dan Muslim no. 4452)26 (Fathul Bari, 9/630)

13

“Bergaullah kalian dengan para istri secara patut” (An-Nisa` 19)

adalah seorang suami menempatkan istrinya dalam sebuah tempat tinggal. Seorang istri

memang mau tidak mau harus punya tempat tinggal hingga:

Ia dapat menutup dirinya dari pandangan mata manusia yang tidak halal melihatnya

Ia dapat bebas bergerak serta memungkinkan baginya dan bagi suaminya untuk bergaul

sebagaimana layaknya suami dengan istrinya.

Tentunya tempat tinggal disiapkan sesuai kadar kemampuan suami sebagaimana

pemberian nafkah. Dan karena rumah menjadi ladang utama, arena jihad seorang wanita (istri)

pada hakikatnya, sehingga baktinya pada suami bisa dipersembahkan di dalam rumah

mungilnya, dengan penuh kebebasan dan ketenangan. Yang tanpa rumah (tempat

bernaung), sang istri akan tidak terjaga kehormatannya dan tidak bisa mengerjakan kewajiban-

kewajibannya. Tidak menjadi fitnah bagi istri/keluarganya dengan suatu kemungkaran,

memberikan perlindungan yang memadai dengan tidak mengizinkan sesuatu yang merusak

akhlak dan agama ada dirumah, tidak membuka kesempatan bagi sang istri untuk menjadi

wanita fasik terhadap perintah Allah Ta‘ala dan Rasul-Nya, atau berbuat dosa sebab suami

adalah penanggung-jawab istrinya dan diperintahkan menjaganya dan mengayominya,

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (An-Nisa’ 34)

Semisal membawa sesuatu yang melalaikan (seperti musik, tv dll) kedalam rumah

Akan tetapi ia tentu akan berbuat dan bersikap sebagaimana yang disabdakan Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam,

“Orang mukmin yang paling sempurna imanya adalah orang yang paling baik akhlaknya,

sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya”27

“Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaknya, maka

nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi

malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas” 28

27 (HR. at-Tirmidzi dari Abu Hurairah, at-Tirmidzi berkata,” Hadits hasan shahih”)28 (H.R. At-Turmidzi)

14

Maka sudah sepatutnya para wali (pihak perempuan) untuk selalu melihat dan

mengutamakan agama dan akhlak lelaki yang akan menjadi suami bagi putrinya

Karena sesungguhnya seorang perempuan akan menjadi tawanan dengan pernikahannya

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda...

“Ingatlah, berpesan baiklah selalu kepada istri, karena sesungguhnya mereka adalah

tawanan disisi kalian....”29

Seorang wali yang menikahkan putrinya dengan lelaki fasik dan gemar berbuat maksiat/bid'ah,

sungguh ia telah berbuat aniaya terhadap putrinya dan dirinya sendiri.

C. JANGAN SAMPAI KITA YANG BEGITU SALING MENCINTAI KELAK SALING

BERMUSUHAN DI AKHIIRAT

�ق�ين مت ال �ال� إ Zوع�د Xض �ع �ب ل �ع ضهم ب Xذ� �و م�ئ ي ء �خ�ال� األ

"Orang-orang yang akrab (saling kasih-mengasihi) pada hari itu sebagiannya menjadi musuh

bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa" (Surat Az Zuhruf ayat 67)

Hikmah Amaliah yang begitu berharga...

Jalan satu-satunya agar bisa terus bersama dan senantiasa dalam kebaikan adalah

dengan senantiasa bertakwa sebenar-benarnya kepada Allah, bersama dalam ketaatan detik

demi detik...

Senantiasa mengharap ridha Allah dengan benar dan meniti jalan yang lurus

Mengikuti jalan yang penuh ilmu sebagaimana yang telah rasululah terangkan dan para sahabat

amalkan, jalan sebaik-baik ummat

Menempatkan cinta sebenar-benarnya (haq) kepada Allah, diatas segala cinta yang lain

29 (HR. Turmudzi).

15

Sebab jika tidak justru menyebabkan terjadinya perbuatan maksiat baik kecil maupun

besar

Sedang dosa dan maksiat di dunia ini sengaja dibuat nampak begitu manis dan

menggoda, meski adzab dibelakangnya

Sedang diri kita adalah manusia yang begitu lemah

Bahkan kadang tanpa terasa, karna kurang terjaga apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang

kurang dalam hal ilmu dan hanyalah sebuah kesia-siaan.

Dan seorang laki-laki yang sangat mencintai kekasihnya (istrinya) cenderung melakukan

apa saja

Tak peduli pada apapun demi kekasihnya

Kadang sampai tak peduli pada pertimbangan dosa dan bermaksiat kepada Allah

Maka buah cinta yang seperti ini (dosa), kelak di akhirat mereka (berdua) akan saling

bertengkar (bermusuhan), saling berseteru di hadapan pengadilan Allah

Mari merenungi firman Allah ini....

“Katakanlah, jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum

keluarga kamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu kuatirkan

16

kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal y ang kamu sukai adalah lebih kamu cintai

daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah

mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang

fasik” (Surah At Taubah: 24)

Tetap menjaga keikhlasan hati

Meniatkanya untuk taat (bertaqwa), beribadah dan bertaqarrub kepada Allah

Bahwa semuanya adalah tuntunan Allah dan rasulnya

Mengikuti sunnah rasulullah dengan menikah dan membuat sang istri bahagia, menjadikan

amal shadaqah, mengharap balasan yang lebih baik disisi Allah

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari

jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-

Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. Ar Ruum : 21)

17

BAB II

TUNTUNBAN UNTUK SEBAIK-BAIKNYA BERGAUL DENGAN ISTRI

Agama telah mewajibkan para suami agar memperlakukan istri sebaik-baiknya,

“Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka

maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah

18

menjadikannya kebaikan yang banyak” (An-Nisa’: 19)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menafsirkan: “Yakni perindahlah ucapan kalian terhadap

mereka (para istri) serta perbaguslah perilaku dan penampilan kalian sesuai kemampuan.

Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka engkau (semestinya)

juga berbuat yang sama"

Nabi telah mewasiatkan kepada para sahabat agar mereka saling memberi nasihat berbuat baik

kepada para wanita, beliau mengatakan bahwa sebaik-baik laki-laki adalah laki-laki yang terbaik

bagi istrinya

�ه�م ائ �س� �ن ل م ك �ار ي خ� م ك �ار ي و�خ� ق�ا، ل خ هم ن �ح س� أ �ا م�ان �ي إ ن� �ي مؤ م�ن ال م�ل ك� أ

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya,

sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya” 30

"Rasulullah tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau berselera, beliau

memakannya, dan jika beliau tidak senang, beliau meninggalkannya"31

Sebagai perantara (jalan) menuntun sang istri kejalan yang lebih baik dengan cara yang

disukainya (kelembutan)

……..

“Dan perintahlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu mengerjakannya...”

(Surah Thaha, ayat 132)

Mari kita merenungi hadits nabi yang indah ini...

“Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih-sayang) dan

30 HR. at-Tirmidzi dari Abu Hurairah, at-Tirmidzi berkata,” Hadits hasan shahih”31 HR Muslim

19

isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih-sayang), maka Allah akan memandang

keduanya dengan pandangan kasih-sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari

isterinya (dengan kasih-sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya”32

Nabi bersabda,

“Hendaknya kalian saling berwasiat berbuat baik kepada para wanita, seorang wanita itu

diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas, jika

kamu meluruskannya maka kamu mematahkannya, jika kamu membiarkannya maka ia senantiasa

bengkok, maka hendaknya kalian saling berwasiat berbuat baik kepada para wanita” 33

Rasulullah bersabda,

"Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu senang saat engkau pandang, menaatimu

saat engkau perintahkan, dan menjaga dirinya dan hartamu saat engkau tinggal"34

Maka perlunya menjaga senantiasa berlemah-lembut kepadanya dan coba menyimak ungkapan-

ungkapan umum ini...

“Wanita adalah piala kaca, yang mudah tergetar dan pecah”

“Menghadapi istri seperti menggenggam bara”

A. BERUSAHA MENJADIKAN ISTRI KITA, ISTRI YANG SHALEHAH DAN PALING

MENYENANGKAN DIMATA KITA

………

“Wanita yang shalihah ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri bila suami tidak

ada, sebagaimana Allah telah memelihara (mereka)” (QS. An Nisa’:34)

“Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita shalihah”35

32 HR. Abu Sa’id33 Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5185-5186) dan Muslim (no. 1468 (62)), dari Abu

Hurairah radhiyallaahu ‘anhu34 HR. Thabrani35 (HR. Muslim)

20

�م�ا ب �ه�ا م�ال و�ال ه�ا �ف س� ن ف�ي �فه ال خ� �ذ�ات إ عه ط�ي و�ت ، �ظ�ر� ن �ذ�ا إ ه ر� �س� ت �ى �ت �ل ا

ه ر� �ك ي

“Yang menyenangkan suami ketika dipandang, taat kepada suami jika diperintah dan ia

tidak menyalahi pada dirinya dan hartanya dengan yang tidak disukai suaminya” (Isnadnya

hasan)

“Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong oleh-

Nya separuh agamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia bertaqwa kepada Allah separuh yang

lain"36

1. Berusaha menjadi contoh yang baik dan memulai nasehat dengan keteladanan kita

�ين ب �ق ر� األ �ك� ت ير� ع�ش� �نذ�ر و�أ

“Berilah peringatan kepada karib kerabatmu yang terdekat" (Asy-Syu`ara: 214)

ه�ا �ي ع�ل �ر و�اص ط�ب ة� �الص�ال� ب �ه ل�ك� أ مر و�أ

“Perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah dalam

menegakkannya..." (Thaha: 132)

2. Saling bersaing dalam kebaikan denganya (fastabikhul khairat dengan cara yang

menyenangkan)

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang

36 HR. Baihaqi

21

luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”

(Al Imran: 133)

3. Saling membantu dalam ketaatan kepada Allah

4. Jadikan sang istri menjadi seorang kuat dan mandiri (tidak sedikit-sedikit

membantunya) menghadapi segala masalahnya

Ungkapkan alasan kita dan terus tunjukkan sifat memahami kita

Ucapkan padanya; "siapa tahu sang suami lebih dulu dipanggil Allah dan anak-anak masih

butuh bimbingan"

Bila sang istri butuh dukungan kita dengan bertanya mengenai suatu hal; katakan "ya atau

tidak"

Tidak membuatnya merasa bersalah karna bertanya

Anjuran untuk membelanjakan uang di jalan yang Allah ridhai

Bawa ia serta ketika mengerjakan haji dan umrah (kalau kita mampu)

Menjaga silaturrahim dengan keluarganya, kerabatnya, teman-temannya, para tetangga dan

persaudaraan sesama muslim:

Ajak ia sering-seiring mengunjungi keluarga dan kerabatnya (terutama orang tuanya),

usahakan selalu datang bersama-bersama

Buat kesan yang baik ke orang tua (kita kepada orang tua sang istri dan sang istri kepada

orang tua kita sendiri)

Menjaga hubungan baik dengan saudara-saudara dan sahabat-sahabatnya

Dan terus memperhatikan siapa sahabat dan teman dekatnya

“Seseorang itu menurut agama temannya”37

Undang mereka untuk mengunjungi istri kita, sambut dan hidangkan jamuan terbaik

Beri mereka hadiah di waktu khusus seperti hari raya dll

37 Riwayat Ahmad dan Tirmidzi, Lihat takhrij “Misykatul Masabih” no. 5019

22

Ulurkan tangan ketika mereka butuh bantuan

Menarik hati orang-tuanya:

Pilih saat-saat tepat untuk memberi hadiah

Biarkan anak-anak kita sering bermain di tempat kakek-neneknya

Sering-sering beri makanan kesukaanya

Saling mendorong untuk bisa sering-sering berkunjung dan berbakti pada orang tua

Saat-saat tertentu, kita bawakan makanan untuk disantap bersama-sama dirumah orang-tua

5. Istri tercinta adalah titipan yang kelak akan diminta Allah kembali juga akan diminta

pertanggung-jawabanya

“Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya terhadap kaum lelaki dari

fitnah (godaan) wanita” 38

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah

melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan

karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, maka

wanita yang shalih ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya

tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu

khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur

mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta’atimu, maka janganlah

kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi dan

Maha Besar” (QS. An Nisa’:34)

Keterangan:

38 Muttafaqun ‘alaih, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma

23

Nusyuz ini bisa berupa ucapan atau perbuatan, ataupun kedua-duanya. Ibnu

Taimiyyah rahimahullahu mengatakan: “Nusyuz istri adalah ia tidak menaati suaminya

apabila suaminya mengajaknya ke tempat tidur, atau keluar rumah tanpa minta izin kepada

suami, dan perkara semisalnya yang seharusnya ia tunaikan sebagai wujud ketaatan kepada

suaminya” 39

Termasuk nusyuz istri adalah enggan berhias sementara suaminya menginginkannya.

Juga meninggalkan kewajiban-kewajiban agama seperti meninggalkan shalat, puasa, haji,

dan sebagainya.40

“Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung-jawab atas orang

yang dipimpinnya. Seorang Amir (Raja) adalah pemimpin, laki-laki pun pemimpin atas

keluarganya, dan perempuan juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya,

ingatlah bahwa kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan dimintai

pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya” 41

Jadi mengingat, bahwa Allah melebihkan kedudukan kita (sebagai suami) diatas

perjanjian agar menjalankan amanah, bertanggung-jawab, menjaga keselamatan, memberi

nafkah dan membimbing ke jalan agama yang lurus

Menyadari, ini adalah sebuah amanah dan tanggung-jawab yang sungguh berat, kita

akan dimintai pertanggungan jawabanya kelak dihadapan Allah

Sampai-sampai ikatan ini (mitsaqan ghalidha) ditetapkan sebanding dengan separuh agama.

�يظ�ا غ�ل �اق�ا م�يث م م�نك �خ�ذ ن� و�أ

"Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat” (QS. An

Nisaa’:21)

“Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah

39 Majmu’ Fatawa, 32/27740 An-Nusyuz, Asy-Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan41 HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dari shabat Ibnu Umar

24

ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi”42

Mengingat pula...

"Kadang sang istri dan anak-anak menjadi nikmat, dalam saat yang bersamaan ia

menjadi ujian dan fitnah

Demikian juga kita, bagi sang istri dan anak-anak kita jua menjadi nikmat, dan dalam

saat yang bersamaan kita adalah ujian dan fitnah baginya"

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,

yaitu: wanita-wanita, anak-anak , harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,

binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi

Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (QS. Al Imran: 14)

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang

kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk

menjadi harapan” (Al Kahfi: 46)

6. Saling mendukung visi dan misi bersama

Saling mengingatkan bahwa;

"Cinta dijalan Allah dengan teguh bersama mengamalkan agama-Nya adalah sebenar-

benar cinta"

42 HR.Ath Thabrani

25

Berusaha senantiasa lapang bersamanya

ي) أ� م�ن� ل� ل�ت�د�خ� ف� ا، ه� و�ج� ز� ط�اع�ت�

أ� و� ا، ه� ج� ر� ف� ن�ت� ص� ح�أ� و�

ام�ت� و�ص� ا ه� م�س� خ� ل�ت� ص� إ�ذ�ا ة�أ� ر� �ل�م� ا اء�ت� ش� ن�ة� ال�ج� ب�و�اب�

� أ

ا ه� ر� ه� ش�

“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan

Ramadhan, menjaga kemaluannya, menjaga kehormatannya dan dia taat kepada

suaminya, niscaya ia akan masuk surga dari pintu surga mana saja yang dia

kehendaki”43

Maka kita hadiahkan setiap saat keridhaan untuk sang istri, sebab itu adalah jalan

syurganya..

: . : و ه آل م�ا ق�ال�ت �ه؟ ل ت� �ن أ ف� �ي ق�ال:�ك �ع�م ن ق�ال�ت ؟ ت� �ن أ Xج و ز� �ذ�ات أ

: . ، ه م�ن ت� �ن أ أين� ظر�ي ف�ان ق�ال� ه ع�ن ت م�اع�ج�ز � �ال هو� إ �م�ا ف�إن ، ه ن

ك� �ار و�ن ك� �ت ن ج�

“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab: “Sudah" “Bagaimana

(sikap) engkau terhadap suamimu?” tanya Rasulullah lagi. Ia menjawab: “Aku tidak

pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu” Rasulullah

43 (HR. Ibnu Hibban, dari sahabat Abu Hurairah. Hadits ini hasan shahih)

26

bersabda: “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu,

karena suamimu adalah surga dan nerakamu”44

Hadits diatas menggambarkan perintah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk

memperhatikan hak suami yang harus dipenuhi isterinya karena suami adalah Surga dan

Neraka bagi isteri. Apabila isteri taat kepada suami, maka ia akan masuk Surga, tetapi

jika ia mengabaikan hak suami, tidak taat kepada suami, maka dapat menyebabkan

isteri terjatuh ke dalam jurang Neraka. Nasalullaahas salaamah wal ‘aafiyah

Dan bagi sang istri memperbanyak mencari keridhan suami dengan mentaatinya;

"Sejauh mana ketaatan kepada sang suami sejauh itu pulalah ia merasakan cinta dan

keridhaanya"

Bersama-sama dukung-mendukung mewujudkan cita-cita bersama

7. Mengalah (berkorban) demi kepentingan bersama

Menyadari kelebihan dan kekurangan masing-masing

Saling menjaga rahasia (serta aib) dan kehormatan masing-masing

ض� �ع ر� و�أ �ع ض�ه ب ف� ع�ر� ه� �ي ع�ل الله ه ظ ه�ر�� و�أ �ه� ب ت

� �أ �ب ن �م�ا �ع ضX ف�ل ب ع�ن

�ا ح�د�يث و�اج�ه� �ز أ �ع ض� ب �ل�ى إ �ي� �ب الن ر� س�� أ �ذ و�إ

“Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari

isteri-isterinya suatu peristiwa. Maka tatkala si istri menceritakan peristiwa itu (kepada

yang lain), dan Allah memberitahukan hal itu kepada Muhammad lalu Muhammad

44 Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (VI/233, no. 17293), an-Nasa-i dalam ‘Isyratin Nisaa'

(no. 77-83), Ahmad (IV/341), al-Hakim (II/189), al-Baihaqi (VII/291), dari bibinya Husain bin Mihshan radhiyallaahu

‘anhuma. Al-Hakim berkata, “Sanadnya shahih.” Dan disepakati oleh adz-Dzahabi lihat Ash-Shahihah no. 2612

27

memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepada beliau) dan menyembunyikan

sebagian yang lain” (At Tahriim: 3)

Suatu ketika Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam mengunjungi putranya Ismail, namun beliau tidak

mejumpainya. Maka beliau tanyakan kepada istri putranya, wanita itu menjawab: “Dia

keluar mencari nafkah untuk kami.” Kemudian Ibrahim bertanya lagi tentang kehidupan

dan keadaan mereka. Wanita itu menjawab dengan mengeluh kepada Ibrahim: “Kami

adalah manusia, kami dalam kesempitan dan kesulitan.” Ibrahim ‘Alaihis Salam

berkata: “Jika datang suamimu, sampaikanlah salamku padanya dan katakanlah

kepadanya agar ia mengganti ambang pintunya.” Maka ketika Ismail datang, istrinya

menceritakan apa yang terjadi. Mendengar hal itu, Ismail berkata: “Itu ayahku, dan ia

memerintahkan aku untuk menceraikanmu. Kembalilah kepada keluargamu.” Maka

Ismail menceraikan istrinya45.

Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam memandang bahwa wanita yang membuka rahasia suaminya

dan mengeluhkan suaminya dengan kesialan, tidak pantas untuk menjadi istri Nabi maka

beliau memerintahkan putranya untuk menceraikan istrinya

Maka tetap simpan rahasia-rahasia sang suami, tutup aibnya dan jangan sampai ditampakkan

kecuali karena ada maslahat syar’i (seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada Hakim

atau Mufti-ahli fatwa, atau orang yang istri harapkan nasehatnya)

Sebagimana yang dilakukan Hindun radliallahu ‘anha disisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam. Hindun berkata: “Abu Sufyan adalah pria yang kikir, ia tidak memberiku apa

yang mencukupiku dan anak-anakku. Apakah boleh aku mengambil dari hartanya tanpa

izinnya?!”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ambillah yang mencukupimu dan

anakmu dengan cara yang ma`ruf”

Sebab suami dan istri adalah tempat rahasia masing-masing dan orang yang terdekat

denganya dalam rahasia, serta paling tahu kekhususan masing-masing (hal paling pribadi)

45 Riwayat Bukhari

28

Beri dan tumbuhkan kepercayaan penuh padanya

Jaga kepercayaan sang istri pada diri kita tanpa mencederainya (maka kita akan menguasai

hati dan hidupnya)

Saling mengisi kekurangan masing-masing

Padukan menuju kekuatan bersama...

Bersyukur atas segala kebaikan yang dimiliki istri kita

Tuliskan kelebihan-kelebihannya

Sehingga kita bisa melihat hal-hal yang baik dalam dirinya dapat menutupi kelemahan-

kelemahannya

Tak perlu mencari keluar apa-apa yang tiada kita dapatkan dari istri kita

Tak perlu membanding-bandingkan

Tak perlu keseringan mengeluhkan kebiasaan buruk (hal-hal kecil) yang tidak kita sukai

Terima dulu ia apa adanya

Menerima kehadiran dirinya secara menyeluruh

Percayai ia meski pernah melakukan kesalahan

Mempercayainya lebih daripada siapapun.

8. Menjadikan rumah-tangga kita majlis ilmu dan ladang amal;

"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan

hikmah (sunnah Nabimu).Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha

Mengetahui" (QS. Al-Ahzab:34)

Berusaha saling memperbaiki diri dan nasehat-menasehati dimanapun ada

kesempatan (dengan cara yang ia sukai)

29

Berusaha saling meningkatkan ketaatan dan kebaikan bersama

Mengingat;

"Dari rumah inilah negara lahir, generasi dididik, dan syariat ditegakkan"

Tidak terbuai untuk mencukupi kebutuhan materi sehingga tenggelam dalam

perlombaan mengejar dunia

Menjaga anak dan istri dari terbuai dengan dunia apalagi jika terbawa dalam

kemudharatannya

Perhatikan kebutuhan ketaatan kita kepada Allah setiap saat

Memupuk kasih-sayang dan ridha Allah

Kebutuhan memuliakan ilmu dan berusaha senantiasa mulia denganya

Mengajari apa yang kita ketahui dari ilmu agama, nasehat, fiqh nisa', kewajiban

seorang istri, tuntunan berhijab sempurna saat keluar rumah dll

..…

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu….” (At-Tahrim: 6)

Menjaga keluarga yang dimaksud dalam ayat yang mulia ini adalah dengan cara mendidik,

mengajari, memerintahkan mereka, dan membantu mereka untuk bertakwa kepada

Allah Subhanahu wa Ta'ala, serta melarang mereka dari bermaksiat kepada-Nya.

Seorang suami wajib mengajari keluarganya tentang perkara yang di-fardhu-kan oleh

Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bila ia mendapati mereka berbuat maksiat, segera

dinasihati dan diperingatkan. (Tafsir Ath-Thabari, 12/156, 157 dan Ruhul Ma’ani,

138/780,781)

Menjaga keluarga daripada api neraka juga mengandung maksud menasihati mereka agar

taat, bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan mentauhidkan- Nya serta

menjauhkan diri daripada syirik, mengajarkan kepada mereka tentang syari’at Islam,

30

dan tentang adab-adabnya.

Para Shahabat dan mufassirin menjelaskan tentang tafsir ayat tersebut sebagai berikut:

‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Ajarkanlah agama kepada keluarga

kalian, dan ajarkan pula adab-adab Islam”

Qatadah rahimahullaah berkata, “Suruhlah keluarga kalian untuk taat kepada Allah!

Cegah mereka daripada berbuat maksiat! Hendaklah mereka melaksanakan perintah

Allah dan bantulah mereka! Apabila kalian melihat mereka berbuat maksiaat, maka

cegah dan laranglah mereka!”

Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullaah berkata: “Ajarkan keluarga kalian untuk taat kepada

Allah ‘Azza wa Jalla yang (hal itu) dapat menyelamatkan diri mereka daripada api

Neraka”

Imam asy-Syaukani mengutip perkataan Ibnu Jarir: “Wajib atas kita untuk mengajarkan

anak-anak kita Dienul Islam (agama Islam), serta mengajarkan kebaikan dan adab-adab

Islam”

Kerana itu wajib bagi suami membekali diri dengan thalabul ‘ilmi (menuntut ilmu

syar’i) dengan menghadiri majlis-majlis ilmu yang mengajarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah

sesuai dengan kefahaman yang terbaik, yang mendapat jaminan dari Allah-, sehingga

dengan bekalan tersebut mampu mengajarkanya pada isteri dan keluarganya

Jika ia tak sanggup mengajarkannya, hendaknya suami mengajak isteri dan anaknya

bersama-sama hadir di majlis ilmu yang mengajarkan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan

As-Sunnah menurut kefahaman Salafush Shalih, mendengarkan apa yang disampaikan,

memahami dan mengamalkanya dalam hidup sehari-hari.

Dengan hadirnya suami dan isteri di dalam majlis ilmu, maka akan menjadikan kita

sekeluarga akan memahami Islam dengan benar, beribadah dengan ikhlas mengharap wajah

Allah ‘Azza wa Jalla semata serta sentiasa meneladani Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa

sallam

Hal ini akan memberi manfaat dan berkah begitu besar karna suami maupun istri saling

memahami hak dan kewajibannya sebagai hamba Allah

31

Dalam hidup serba materialistik sat ini, banyak suami melalaikan diri dan keluarganya.

Berdalih mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, seraya ia mengabaikan

kewajiban lainnya. Seolah-olah ia merasakan bahwa kewajibannya cukup hanya dengan

memberi nafkah berupa harta, lalu nafkah batinya, sedang pendidikan agama yang

merupakan hal paling pokok tidak pernah dipedulikan

Serta seringkali sang suami juga jarang berkumpul dengan keluarganya untuk menunaikan

ibadah bersama-sama. Sang suami pergi ke tempat kerja pagi-pagi sekali dan baru pulang ke

rumah larut malam

Pola hidup yang jauh dari kebaikan, tak pernah atau jarang sekali ia membaca Al-Qur’an,

kurang sekali memperhatikan istri dan anaknya shalat, tidak memperhatikan pendidikan

agama mereka sehari-hari. Bahkan pendidikan anaknya ia letakkan kepercayaan sepenuhnya

kepada pendidikan di sekolah yang banyak rusak (malahl lagi), dan justru malah berbangga

denganya karna alasan harga diri.

Seakan-akan ia merasa tugasnya sebagai orang tua telah ia tunaikan seluruhnya. Lalu

bagaimana kita bisa mewujudkan anak yang shalih sedangkan kita tahu bahwa salah satu

kewajiban yang mulia seorang kepala rumah tangga adalah mendidik keluarganya.

Sedang saat ini pengaruh buruk lingkungan saat ini yang sangat kuat berupa media cetak dan

elektronik seperti majalah, tabloid, tv, radio, VCD, serta peralatan hiburan lainya begitu

merusak dan mudah mencemari fikiran dan perilaku anak dan istri kita.

Bahkan media ini mampu menjadi orang tua ketiga, maka kita harus mewaspadai media-

media yang ada dan alat-alat permainan yang sangat berpengaruh buruk pada perilaku anak-

anak kita

Maka wajib sang suami memperhatikan pendidikan isteri dan anaknya, baik Tauhid, shalat,

bacaan Al-Qur’annya, pakaianya, pergaulanya, serta bentuk-bentuk ibadah dan akhlak yang

lain.

Islam telah mengajarkan semua sisi kehidupan, kewajiban kita untuk mempelajari dan

mengamalkan sesuai Sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam

Begitu juga wajib seorang isteri membantu suaminya mendidik anak-anak di rumah dengan

32

baik. Tetap tinggal di rumah mengurus rumah dan anak-anak serta menjauhkan diri dan

keluarga dari hal-hal yang bertentangan dengan syari’at Islam

Hadits Malik ibnul Huwairits radhiyallahu ‘anhu juga menjadi dalil pengajaran terhadap

istri. Malik berkata, “Kami mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ketika

itu kami adalah anak-anak muda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau di kota

Madinah selama 10 malam. Kami mendapati beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah

seorang yang penyayang lagi lembut. Saat 10 malam hampir berlalu, beliau menduga kami

telah merindukan keluarga kami karena sekian lama berpisah dengan mereka. Beliau pun

bertanya tentang keluarga kami, maka cerita tentang mereka pun meluncur dari lisan kami.

Setelahnya beliau bersabda:

“Kembalilah kalian kepada keluarga kalian, tinggallah di tengah mereka dan ajari

mereka, serta perintahkanlah mereka” (HR. Al-Bukhari no. 630 dan Muslim no. 1533)

Seorang suami harus menegakkan peraturan kepada istrinya agar si istri berpegang

dengan adab-adab yang diajarkan dalam Islam. Si istri dilarang bertabarruj, ikhtilath,

dan keluar rumah dengan memakai wangi-wangian, karena semua itu akan menjatuhkanya

kedalam fitnah

Jadi, kebutuhan untuk memperbaiki kualitas agama, dan menyucikan jiwanya itu tidak lebih

sedikit dan kebutuhan terhadap makanan, dan minuman yang wajib diberikan kepadanya

Membiasakan hidup terdidik dan ilmiah serta penuh nasehat (agama adalah nasehat)

yang terus melekat

Bekal mempersiapkan (mendidik) anak-anak masa depan

Mengingat;

Ilmu adalah satu-satunya jalan menuju kesuksesan dunia dan akhirat

Mencarikan pengajar agama yang baik untuk anak istri jika kita tidak mampu

Mungkin karna kesibukan kita atau keterbatasan ilmu kita

33

Termasuk pembiayaanya

Mengajak dan mengantarkanya untuk menghadiri majlis ta’lim

Memberi fasilitas yang dibutuhkan dalam mendapatkan ilmu

Memberi istri buku dan kitab yang dibutuhkan

Terutama buku tentang kewanitaan (fiqh nisa') yang sangat berpengaruh dalam ibadah

Membahas bersama hal-hal yang kita pelajari, dan sekiranya ada hal yang kurang/belum kita

ketahui (pahami) bisa kita tanyakan pada ustadz dan lain kali dibahas kembali

Mencukupi fasilitas yang dibutuhkan

Buku-buku agama dan umum (yang dibutuhkan) yang baik

Kitab-kitab yang shahih

Majalah dan bulletin Islam yang shahih

Kaset/CD murattal

Kaset/CD kajian/ta'lim

Terus lengkapi perpustakaan di rumah dengan kitab, referensi dan segala fasilitas yang

dibutuhkan

Pentingnya saling menasehati dan memberi semangat bila mulai kendor belajar agama

Batasi pergaulan dari bercampur-baur dengan laki-laki yang bukan mahram

Bepergian sendiri ke luar rumah untuk keperluan yang kurang penting tanpa mahram

Termasuk keluar menuju pasar tanpa kepentingan mendesak (tanpa didampingi mahram)

“Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci

Allah adalah pasar-pasarnya” (Riwayat Muslim dalam Al-Masajid: (bab Fadlul Julus fil

Mushallahu ba’dash Shubhi wa Fadlul Masajid)

Tumbuhkan selalu perasaan dalam diri kita bahwa sang isteri adalah amanah yang akan

dimintai pertanggung-jawaban di akherat kelak

Mengajari berdzikir

Cara mengingat Allah yang dicontohkan rasulullah di waktu pagi dan petang, do'a sehari-hari

34

dll

B. ADAB DIMALAM ZAFAF

1. Ucapan do'a teruntuk mempelai berdua

Barakallahu lakumaa wabaroka alaika wa baina kuma fii khair

“Semoga Allah memberkahimu dan memberkahi atasmu serta mengumpulkan kamu

berdua dalam kebaikan“

(HR. Ashabus Sunan kecuali An Nasai dan lihat Shahih Tirmidzi 1/317)

2. Adab Malam zafaf

Segera dibacakan do'a barakah (doa sang suami kepada Istri yang baru dinikahi)

kepadanya saat pertama kali masuk kamar (menemui isteri pertama kali setelah aqad nikah)

Duduk berdua ditepi ranjang, lalu bacakan basmalah…

Memegang ubun-ubun istri seraya mendo'akan baginya sebagaimana yang diajarkan

rasulullah..

"Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang melekat

pada dirinnya dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang

melekat pada dirinnya... “ (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2160), Ibnu

Majah (no. 1918), al-Hakim (II/185) dan ia menshahihkannya, juga al-Baihaqi (VII/148),

dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat Adabuz Zifaf (hal. 92-93)

Dan sang istri terus mengamini….

Lalu kecup ubun-ubun istri, rasakan keharuan. Biarkan diri kita menangis dan terus

mengulang do’a berkali-kali, sang istri terus mengamini..

35

Rasakan dan resapi maknanya, dan rasakan betapa bahagia membuncah

Biarkan diri kita berdua menangis, betapa bahagia…

Biarkan air mata meleleh

Lalu wudhu dan shalat sunnah 2 rakaat bersama istri

Hadits dari Abu Sa’id maula (budak yang telah dimerdekakan) Abu Usaid. Ia berkata: “Aku

menikah ketika aku masih seorang budak. Ketika itu aku mengundang beberapa orang

Shahabat Nabi, di antaranya ‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Dzarr dan Hudzaifah

radhiyallaahu ‘anhum. Lalu tibalah waktu shalat, Abu Dzarr bergegas untuk mengimami

shalat. Tetapi mereka berkata: ‘Kamulah (Abu Sa’id) yang berhak!’ Ia (Abu Dzarr) berkata:

‘Apakah benar demikian?’ ‘Benar!’ jawab mereka. Aku pun maju mengimami mereka shalat.

Ketika itu aku masih seorang budak. Selanjutnya mereka mengajariku, ‘Jika isterimu nanti

datang menemuimu, hendaklah kalian berdua shalat dua raka’at. Lalu mintalah kepada

Allah kebaikan isterimu itu dan mintalah perlindungan kepada-Nya dari keburukannya.

Selanjutnya terserah kamu berdua...!’” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-

Mushannaf (X/159, no. 30230 dan ‘Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (VI/191-192). Lihat

Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 94-97), cet. Darus Salam, th. 1423 H)

Hadits dari Abu Waail. Ia berkata, “Seseorang datang kepada ‘Abdullah bin Mas’ud

radhiyallaahu ‘anhu, lalu ia berkata, ‘Aku menikah dengan seorang gadis, aku khawatir dia

membenciku.’ ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Sesungguhnya cinta berasal dari Allah,

sedangkan kebencian berasal dari syaitan, untuk membenci apa-apa yang dihalalkan

Allah. Jika isterimu datang kepadamu, maka perintahkanlah untuk melaksanakan shalat

dua raka’at di belakangmu. Lalu ucapkanlah (berdo’alah): “Ya Allah, berikanlah

keberkahan kepadaku dan isteriku, serta berkahilah mereka dengan sebab aku. Ya Allah,

berikanlah rizki kepadaku lantaran mereka, dan berikanlah rizki kepada mereka lantaran

aku. Ya Allah, satukanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara

kami (berdua) dalam kebaikan” (Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf

(VI/191, no. 10460, 10461)

36

Berdoa sebagaimana yang diriwayatkan Abdullah bin mas'ud

“Allahumma ini baarik li fi ahli, wa baarik lahum fiyya. Allahumma ijma’ maa jama’ta

bikhair, wa faririq bainana idza farriqta ila khair...”

"Yaa Allah, barakahilah bagiku dalam keluargaku, dan berilah barakah mereka

kepadaku. Yaa Allah, kumpulkan antara kami apa yang engkau kumpulkan dengan

kebaikan, dan pisahkan antara kami jika engkau memisahkan menuju kebaikan.

Aamiin…”

Dan sang istri terus mengamini…

Ba’da shalat berbalik menghadap sang istri, elus pipinya angkat dagunya, tatap matanya

dalam-dalam

Katakan padanya "betapa kita menyayanginya"

Kemudian cium lembut keningnya kemudian pipi dan bibirnya...(sampaikan sepenuh hati

dan perasaan sayang kita)

Dan baik pula sang istri mendahului ketawadhuan dengan mendahului mencium tangan sang

suami

Dan biarkan air mata kita meleleh sembab, terisak karna bahagia…

Sembari tatap lekat-lekat wajah, seka air mata yang meleleh dipipinya...

“Aku mencintaimu”, katakan itu penuh kesungguhan sembari mengecup keningnya

Dan sang istri membalasnya…

Katakan (ungkap) betapa kita bahagia saat itu, demikian juga sang istri

Berikrar untuk tidak melupakan kebahagiaan saat-saat itu

Kecupan dan ciuman pertama kalinya

Rasakan kita sebagai orang yang beruntung menyuntingnya

Dan sang istri merasa beruntung memliki suami seperti kita

3. Mencairkan suasana yang canggung

Hadits dari Asma’ binti Yazid binti as-Sakan radhiyallaahu ‘anha, ia berkata: “Saya merias

‘Aisyah untuk Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Setelah itu saya datangi dan saya

panggil beliau supaya menghadiahkan sesuatu kepada ‘Aisyah. Beliau pun datang lalu

37

duduk di samping ‘Aisyah. Ketika itu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam disodori

segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau sodorkan kepada ‘Aisyah. Tetapi

‘Aisyah menundukkan kepalanya dan malu-malu.” ‘Asma binti Yazid berkata: “Aku

menegur ‘Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah

shallallaahu ‘alaihi wa sallam!’ Akhirnya ‘Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum

isinya sedikit” (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/438, 452, 453, 458). Lihat

Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 91-92), cet. Darus Salam, th. 1423 H)

Awali dengan mengucapkan sesuatu yang ringan-ringan dulu

Hilangkan kegelisahan dan kecanggungan dengan mengambil air minum dan meneguknya

sedikit sembari mencandainya, seperti…

“Betapa manis meminum saat menatap bidadarai disampingnya…” (sambil melirik manja

ungkapkan alangkah bahagianya kita saat itu)

Memuji dan merayunya, hingga suasana benar-benar cair

Sandarkan kepalanya ke dada kita, rebahan sembari membelai-belai rambutnya dan

memeluknya

Mulai bercengkrama

Coba saling menceritakan tentang masa lalu masing-masing

Latar belakang masing-masing

Harapan-harapan masing-masing

Cita-cita masing-masing

Kesukaan dan ketidak sukaan masing-masing

Serta dialog tentang rencana-rencana setelah menikah denganya

Saling memberi pendapat untuk memadukan bersama

Membahas kehidupan mendatang bersamanya

Memberi nasehat dan pengakuan teruntuk sang istri...

Wahai dinda

Kanda dan dinda telah dipertemukan karna taqdir-Nya

Bersama anugerah-Nya

38

Detik-detik perjumpaan kita

Semoga senantiasa ada cinta

Cinta yang hadir karena-Nya

Semoga dicukupkan dengan kemuliaan disisi-Nya

Berharap segala yang bermula dari-Nya

Dinda tercinta

Kita tlah berikrar atas nama-Nya

Disaksikan orang-orang tercinta, orang-orang tertua

“Kanda dan dinda akan mengarungi bahtera penuh cinta

Berlabuh rindu memendam percaya”

Dinda sayang

Diri kanda banyak bertabur luka, mudah terjerumus dosa

Kesalahan dan kekurangan tempatnya

Ingatkanlah kala kanda alpa

Dinda…

Kanda merasa hanya kekurangan pada diri kanda

Apalagi jika dibandingkan adinda, namun kemuliaan Allah-lah derajad yang nyata

Dinda…

Kekurangan manusia demikianlah adanya

Jika engkau ridha

Mari kita pikul bersama

Kita tutup kekurangan yang ada

Kita tabur keikhlasan padanya

Dinda…

39

Dengan berkah sebuah pertemuan

Mari berdo’a

Semoga sebuah persatuan kebaikan

Semoga Allah menjadikan ujian ini keteguhan

Senantiasa berlimpah kebahagiaan

Saling berwasiat dalam kesabaran dan keteguhan iman

Dinda, mari kita berdoa…

Semoga tiap amalan menjadi rahmat

Tiap kekurangan tiada mengundang petaka

Kita tegakkan kemuliaan islam mulai dari diri kita

Berlimpah taufiq dan rahmat atas berkumpulnya dua jiwa

Melimpah atas segala yang kita cinta

Sebagaimana diriku berdo’a

“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang melekat pada dirinya,

dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukanya dan keburukan yang melekat pada

dirinya”

Alhamdulillah…

Yaa Allah…

Semoga diriku dapat membahagiakanya

Menjadi perantara kebaikanya

Menjadi jalan syurganya

Mengantarkan pada keridhaan-Mu

Setelah sekiranya cukup saling memuaskan percakapan, tanyakan lembut padanya ingin

40

malam itu atau menunda hingga malam berikutnya…

Sekiranya hendak mencampuri sang isteri, sebelumnya membaca do’a ini...

"...Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah syaitan dari kami dan

jauhkanlah syaitan dari apa (anak) yang akan Engkau karuniakan kepada kami”

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan

lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan

membahayakannya selama-lamanya" (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no.

141, 3271, 3283, 5165), Muslim (no. 1434), Abu Dawud (no. 2161), at-Tirmidzi (no. 1092),

ad-Darimi (II/145), Ibnu Majah (no. 1919), an-Nasa-i dalam ‘Isyratun Nisaa' (no. 144, 145),

Ahmad (I/216, 217, 220, 243, 283, 286) dan lainnya, dari ‘Abdullah bin ‘Abbas

radhiyallaahu ‘anhuma)

Raih tanganya, tatap lembut matanya, menyimak keelokan wajahnya

Mengingat hadist ini

Yaitu wanita yang menyenangkan suami jika dipandang dan mentaati suami jika diperintah

dan tidak mengkhianati suami pada dirinya sendiri dan tidak mengkhianati hartanya

dengan sesuatu yang ia benci" (HR. Ahmad dan Nasaai)

Berpandangan saling menyelami

Ungkapkan kecantikanya, memujinya...

“Istriku, engkau begitu manis (anggun), tak puas-puas kuingin terus menatap wajahmu…”

Menatap wajah sang istri yag nampak ranum dan segar, menikmati senyum yang

mengembang

Lalu biarkan sang istri melingkarkan dua tangan keleher suami, balas demikian juga

“Suamiku, engkau pria terbaik yang pernah kutemui. Betapa aku mencintaimu tak ingin

berpisah darimu…”

Ucapkan kata-kata mesra dan percakapan terindah untuknya (terutama) dengan bahasa puisi.

41

Awali dengan bismillah, menyebut keagungan Allah…

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami

jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya” (QS. Al Waqiah: 35-

37)

Kesiapanya adalah saat segala rayuan dibalas dengan senyumnya termanis penuh makna...

Saling bercanda, senantiasa mengiringi senyum dan tawa

Beri jatah kemesraan yang lama dan memuaskanya

Penuhi harapanya, penuhi permintaanya, jaga perasaanya

Buat variasi-variasi yang menyenangkan baginya;

Dilakukan dengan senang hati penuh kerelaan, tanpa beban

Berusaha saling menyenangkan kedua belah pihak

Firman Allah...

"Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangi-lah ladangmu itu kapan saja dengan

cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertaqwalah kepada

Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar

gembira kepada orang yang beriman” [Al-Baqarah : 223]

Juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

"Silahkan menggaulinya dari arah depan atau dari belakang asalkan pada kemaluannya"

[Hadits shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thahawi dalam Syarah Ma’anil Aatsaar (III/41) dan

al-Baihaqi (VII/195). Asalnya hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (no. 4528),

42

Muslim (no. 1435) dan lainnya, dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat al-

Insyirah fii Adabin Nikah (hal. 48) oleh Abu Ishaq al-Huwaini]

Haram bagi suami menyetubuhi istrinya disaat ia sedang haid atau menyetubuhi duburnya.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:

"Barangsiapa yang melakukan persetubuhan terhadap wanita haid atau wanita pada

duburnya, atau datang kepada dukun (tukang sihir) lalu membenarkan apa yang

dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada

Muhammad” (HR. Al-Arba`ah dan dishahihkan oleh Al-Albani

Buat ia tak perlu merasa segan untuk mengungkapkan segala keinginan dan apa yang merasa

paling nyaman baginya, tanyakan keinginanya

Apa yang ia cari, biarkan ia bebas. dengan segala ekspresi dan apa yang ingin dilakukanya…

Kuasai kepekaan titik lemahnya, sentuh penuh kelembutan

Apa yang paling berkesan, menyenangkan dan membuatnya melayang...

Pentingkan keterlibatanya, biar ia cari kesenanganya sendiri bahagiakan ia

Jika lahir-batinya telah tumpah, awali dengan mengecup keningnya menumpahkan segenap

perasaan, merebahkan hatinya

"Buat ia terus melayang-layang tiada sadar, terbuai keindahan

Bersemayam ditaman penuh bunga"

mن�ه ل �اس' �ب ل م �نت و�أ م �ك ل �اس' �ب ل هن�

�"Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka" (Q.s.

Al-Baqarah 187)

Jangan lupa tasbih dan takbir mengiringi tiap desah dan tarikan nafas

Bertasbih menyempurnakan ibadah sebagai ummat yang mengikuti sunnah, menjadi

manusia paling bersejarah dan takkan terlupakan

Mengharap pahala jihad fisabilillah

Mengharap akan kebahagiaan sang istri dan hari-hari terindah untuknya

43

Mengharap lahirnya generasi terbaik yang bertasmih, menegakkan kalimah Allah

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (57) Seakan-akan bidadari

itu permata yakut dan marjan (58) Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu

dustakan? (59) Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (60)" (Surat arrahman

57-60)

Bila sang suami telah melepas hajatnya, tunggu sang isteri hingga mendapatkan hal yang

sama

Bila hendak mengulang, rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda...

"Jika seseorang diantara kalian menggauli isterinya kemudian ingin mengulanginya lagi,

maka hendaklah ia berwudhu’ terlebih dahulu” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim

(308 (27)) dan Ahmad (III/28), dari Shahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallaahu ‘anhu]

Yang lebih afdhal adalah mandi terlebih dahulu. hadits dari Abu Rafi' radhi-yallaahu ‘anhu

bahwasanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah menggilir isteri-isterinya dalam satu

malam. Beliau mandi di rumah fulanah dan rumah fulanah. Abu Rafi' berkata, “Wahai

Rasulullah, mengapa tidak dengan sekali mandi saja?” Beliau menjawab."Ini lebih bersih,

lebih baik dan lebih suci” [Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 219), an-

Nasa-i dalam Isyratun Nisaa' (no. 149), dan yang lainnya. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud

(no. 216) dan Adabuz Zifaf (hal. 107-108)]

Apabila sang suami atau isteri ingin makan atau tidur setelahnya, hadits dari ‘Aisyah

radhiyallaahu ‘anha bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apabila beliau hendak tidur dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu' seperti wudhu'

untuk shalat. Dan apabila beliau hendak makan atau minum dalam keadaan junub, maka

beliau mencuci kedua tangannya kemudian beliau makan dan minum” [Diriwayatkan oleh

44

Abu Dawud (no. 222, 223), an-Nasa-i (I/139), Ibnu Majah (no. 584, 593) dan Ahmad

(VI/102-103, dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (no. 390) dan

Shahiihul Jaami’ (no. 4659)]

Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, ia berkata,

"Apabila Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur dalam keadaan junub, beliau

mencuci kemaluannya dan berwudhu’ (seperti wudhu') untuk shalat” [Hadits shahih:

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 288), Muslim (no. 306 (25)), Abu Dawud (no. 221), an-

Nasa-i (I/140). Lihat Shahiihul Jaami’ (no. 4660)]

Adab untuk segera menemui sang istri jika tergoda oleh pesona seorang wanita (lain)

Dari Jabir, “Sesungguhnya Nabi pernah melihat wanita, lalu beliau masuk ke tempat

Zainab, lalu beliau tumpahkan keinginan beliau kepadanya, lalu keluar dan bersabda,

“Wanita, kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa setan. Bila seseorang di antara

kamu melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi istrinya, karena pada

diri istrinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu” [Hadits shahih:

Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1403), at-Tirmidzi (no. 1158), Adu Dawud (no. 2151), al-

Baihaqi (VII/90), Ahmad (III/330, 341, 348, 395) dan lafazh ini miliknya, dari Shahabat

Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (I/470-471)]

Menghadap dalam rupa syaitan maksudnya isyarat mengajak kepada hawa nafsu

Mengingat bahwa menahan pandangan itu wajib hukumnya, karenahadits tersebut

berkenaan dan berlaku untuk pandangan secara tiba-tiba. Allah Ta’ala berfirman:

"“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan

memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah

Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” [An-Nuur: 30]

Dari Abu Buraidah, dari ayahnya radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallaahu

45

‘alaihi wa sallam ber-sabda kepada ‘Ali. "Wahai ‘Ali, janganlah engkau mengikuti satu

pandangan pandangan lainnya karena yang pertama untukmu dan yang kedua bukan

untukmu” [Hadits hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2777) dan Abu Dawud (no.

2149)]

C. "MENJADI PASANGAN PALING MESRA , ROMANTIS DAN BERSBAHAGIA"

1. Buat ia terus menangis bahagia

"Buat ia merasa orang paling berbahagia didunia bersama kita"

“Biarkan ia terus terbang tinggi melayang-layang, takkan sempat lagi bisa menginjak

bumi"

"Buat ia terus merasa menjadi permaisuri atau bidadari tanpa pernah bisa turun tahta"

Biarkan ia terus merasa kehangatan cinta kita begitu melimpah menghangatkanya.

Terus mengalir menemani tiap langkah hidupnya

Selalu mencumbunya (sikap yang selalu mesra) dengan ucapan dan gerakan kita,

dimanapun ada kesempatan

Berikan selalu letupan-letupan kemesraan yang mengejutkan dan membahagiakanya, buat

ia selalu terharu bahagia...

Tunjukkan betapa besar kasih sayang kita, sepenuh hati padanya di manapun kita

bersamanya

Tunjukkan bahwa kita akan terus mencintai dan membahagiakanya dalam kondisi apapun

sampai kapanpun

Betapa bahagia bila iapun bahagia

Biarkan ia tahu, betapa berartinya ia bagi diri kita

2. Beri perhatian lebih padanya daripada orang lain

Jangan biarkan keindahan jauh (diluar diri kita)

Biarlah puisi, syair, novel dan roman adalah diri kita sendiri saat-saat bersamanya

Tiap detik adalah keindahan yang terus kita tata bersamanya

Memulai kebaikan dan kebahagian dari diri kita

46

Untuk kita bagi keindahan kepada orang-orang disekitar kita

3. Selalu menjalin kemesraan Ibadah (menghadap Allah) bersamanya

Menyediakan waktu (jadwal) muthalaah (belajar mengkaji) bersamanya , misalnya tiap habis

shalat maghrib, 'isya' dan shubuh untuk

Fi dhilalalil quran; Menyimak bacaan al quran, memuliakan, mengkaji, menghafal dan

berusaha mengamalkan alquran

Dari Mutharrif –yakni bin Abdillah bin Asy-Syikhkhir- dari bapaknya –yakni Abdullah bin

Asy-Syikhkhir Radhiallaahu anhu - ia berkata:

"Aku datang menemui Rasulullah ketika beliau sedang shalat. Dari rongga dada beliau

keluar suara seperti bunyi air yang tengah mendidih di dalam kuali, disebabkan tangis

beliau" (HR. Abu Daud)

Abdullah bin Mas'ud Radhiallaahu anhu menuturkan: "Rasulullah pernah berkata

kepadaku:

"Bacalah Al-Qur'an untukku" aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah aku yang harus

membacanya, sedangkan Al-Qur'an itu diturunkan kepadamu?" beliau menimpali: "Aku

lebih suka mendengarkannya dari orang lain" Akupun membacakan surat An-Nisaa' untuk

beliau. Hingga telah sampai pada ayat: "Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir

nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami

mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)" (QS.

An-Nisa: 41) Aku lihat air mata beliau menetes" (HR. Al-Bukhari)

Kajian tauhid dan ilmu

Kajian fiqh (terutama fiqh nisa') dan amaliah

Tugas dan kewajibannya sebagai seorang Istri

Membaca dan menulis bahasa Arab

Kajian hadist dan perbaikan ilmu agama

Ajari ia dzikr (cara untuk mengingat Allah dengan mencontoh Rasulullah) di pagi dan

petang

Mengkaji kisah dan motivasi, meneladani generasi salafus shaleh dan juga menyimak

47

keteladanan (hikmah) dari orang-orang yang ada disekitar kita

Kajian dalam bisnis dan strategy yang akan kita lakukan

Dan kajian bebas untuk saat-saat tertentu

Kondisional, terutama bahasan yang sedang butuh solusi saat itu (lebih diutamakan)

Mengusahakan selalu shalat berjamaah

Disaat dharurat sang suami tidak ke masjid

Disaat sang suami mengerjakan shalat sunnah

Berusaha membiasakan shalat sunnah kita kerjakan di rumah bersama sang istri

"Lakukanlah beberapa shalat-shalat sunnah di rumahmu. Jangan jadikan rumahmu

bagaikan kuburan" (HR. Al-Bukhari)

Dan terutama saat shalat malam (saling membangunkan)

Berusaha adu cepat untuk bangun shalat malam

Membiasakan saling membangunkan di 1/3 akhir malam untuk menegakkan shalat

qiyamullail (tahajjud)

"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari,

kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit,

atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan" (Al-

Muzzammil: 1-4)

Abu Hurairah Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah bahwa beliau

bersabda'

"Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seorang suami yang bangun pada malam

hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan istrinya untuk shalat

bersama. Bila si istri enggan, ia memercikkan air ke wajah istrinya (supaya bangun).

"Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seorang istri yang bangun pada malam

hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan suaminya untuk shalat bersama.

Bila si suami enggan, ia memercikkan air ke wajah suaminya (supaya bangun)" (HR.

Ahmad)

48

Aisyah Radhiallaahu anha menceritakan:

"Rasulullah biasa mengerjakan shalat malam sementara aku tidur melintang di hadapan

beliau. Beliau akan membangunkanku bila hendak mengerjakan shalat witir" (Muttafaq

'alaih)

Bangunkan ia sembari mengecup keningnya

Berdo'a bersama dimalam-malam istijabah untuk kebaikan bersama

�م�ام�ا إ �ق�ين� مت �ل ل �ا ن و�اج ع�ل Xن �ع ي أ ة� قر� �ا �ن �ات ي و�ذر� �ا ن و�اج� �ز أ م�ن �ا �ن ل ه�ب �ا �ن ب ر� ون� �قول ي �ذ�ين� و�ال

“Dan orang-orang yang berdo’a: "Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri

kami, keturunan-keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami

imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqan:74)

Sebut khusus namanya dalam do'a kita dan biarkan ia mendengarnya, misalnya...

“Ya Allah! baguskanlah isteri tercinta saya .... (namanya), curahkan keberkahan padanya”

4. Awali tidur dengan bercengkrama

Usahakan anak-anak cepat tidur

Cium kening anak sebelum tidur dan do'akan ia

Berusaha masuk tidur bersama dan masuk kekamar seiring denganya

Pakai gaun tidur terindah

Belikan ia gaun tidur terindah yang disukainya

Taruh kepalanya didada kita, elus-elus rambutnya

Bicarakan keseharian kita beserta evaluasinya...

Bercengkrama, bercanda dan curhat tentang keseharian

Evaluasi aktivitas kita seharian beserta rencana-rencana besoknya

Tanyakan kesalahan dan kekurangan diri masing-masing seharian ini...

Lalu saling meminta nasehat dan masukan

Meng-evaluasi kemesraan setiap harinya, mencegah hubungan yang mulai dingin (mencari

solusi bersama)

Curhat tentang perasaan dan kebutuhan batinya saat ini

Ngobrol tentang mimpi, harapan dan keinginan masing-masing

49

Bangun impian-impian bersamanya, misalanya bicarakan rencana dan tujuan kita

menabung untuk membeli rumah, membuka bisnis dll. (membuat rencana dan satukan mimpi

bersama)

Akhiri dengan segala hal yang berbau perasaan dan yang membahagiakanya

Ungkapkan segenap rasa sayang kita, kecup keningnya sebelum ia tidur dan do'akan ia

(dengan menyebut jelas namanya, biarkan ia mendengarnya)

Memegang tangan istri, taruh di pipi kita hingga terlelap bersama

Membiarkan ia tertidur ditangan kita meski nantinya tangan kita agak pegal-pegal

kesemutan

Mari kita simak baik-baik wajah istri saat ia tidur, tampak begitu polos tanpa dosa

Tidur dalam satu selimut bersama istri

Dari Atha’ bin Yasar'

“Sesungguhnya Rasulullah dan ‘Aisyah biasa mandi bersama dalam satu bejana. Ketika

beliau sedang berada dalam satu selimut dengan ‘Aisyah, tiba-tiba ‘Aisyah bangkit.

Beliau kemudian bertanya, ‘Mengapa engkau bangkit?’ Jawabnya, ‘Karena saya haidh,

wahai Rasulullah.’ Sabdanya, ‘Kalau begitu, pergilah, lalu berkainlah dan dekatlah

kembali kepadaku.’ Aku pun masuk, lalu berselimut bersama beliau” (HR Sa’id bin

Manshur)

Suami isteri boleh saling melihat aurat masing-masing. Adapun riwayat dari ‘Aisyah yang

mengatakan bahwa ‘Aisyah tidak pernah melihat aurat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa

sallam adalah riwayat yang bathil, karena didalam sanadnya ada seorang pendusta. [Lihat

Adabuz Zifaf hal. 109]

Mengingatkan sebelum tidur membaca mu‘awwidhatain dan ayat kursy

Diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiallaahu anha ia berkata:

"Setiap kali Rasulullah hendak tidur di pembaring-annya pada tiap malam, beliau

merapatkan kedua telapak tangannya. Lalu meniupnya dan membaca surat Al-Ikhlas

50

(Qul Huwallaahu Ahad), surat Al-Falaq (Qul A'uudzu birabbil Falaq) dan surat An-Naas

(Qul A'uudzu birabbin Naas). Kemudian beliau mengusap tubuh yang dapat dijangkau

dengan kedua telapak tangannya itu. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian

depan. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali" (HR. Bukhari)

Dan berharap semoga Allah memberikan anugerah yang baik dalam tidur sang istri (bisikkan

pula padanya)...

Awali tiap masuk rumah (atau habis bangun tidur) dengan wajah berseri-seri senyum

mesra menatapnya (setelah membaca doa bangun tidur)

ور �ش الن ه� �ي �ل و�إ �ا �ن م�ات� أ �ع د�م�ا ب �ا �ان ي �ح أ �ذ�ي ال لله� الح�م د

"Segala Puji bagi Allah yang menghidupkan kami sesudah mati/tidur kami, dan kepada-Nya

kami kembali" (HR. Al-Bukhari)

Bangunkan ia sembari mengecup keningnya lembut

Tiap saat bersamanya, berikan senyuman termanis kita

Saat itu tatap matanya dalam-dalam

"Tatap matanya, eluslah hatinya..."

Hargai keberadannya, rasakan aroma tubuhnya, betapa hangat nafasnya. Dan jika kita

ingin menciumnya, cium ia hangat...

Luangkan waktu untuk sekedar saling melihat kedalam mata masing-masing.dalam-dalam

Setiap kita menemuinya selalu berikan senyuman termanis kita

5. Membuat hari-hari yang semakin mendebarkan, romantis dan penuh cinta

Kerjakan sesuatu yang nampaknya sepele namun sebagai kejutan indah baginya

Sering-sering buat kejutan setiap saat

Sekali-kali gantian buatkan minuman untuk sang isteri dll

6."Mengunjungi tempat nostalgia (kenangan-kenangan) mesra saat bersamanya"

Kenang kembali masa-masa awal perkenalan denganya, awal jatuh hati padanya (saat

khitbah atau setelahnya atau mungkin saat nikah) dan bulan-bulan awal pernikahan kita

Saling menceritakan pengalaman-pengalaman saat itu yang kita rasakan padanya dan

51

nikmati keasyikanya...

Cerita tentang kenangan, nostalgia, kelucuan dan kesukaanya

Juga mengingat pula malam-malam pengantin kita;

Seperti harumnya ruangan , harumnya parfum istri kita, penataan ruangan dll

Bangkitkan kembali mimpi itu dengan cara memakai parfum yang sama, penataan kamar

yang sama dll

Utarakan kelebihanya...

Bawa ia pada nuansa saat-saat kenangan tersebut…

Mengingat-ingat kembali, mengapa kita dulu jatuh hati dan memilihnya...

Saat berpisah denganya (sementara)

Coba menyadari betapa penting keberadaanya

Rasakan betapa indah merindukan kehadiranya

Berusaha menciptakan rindu senantiasa

Tanyakan pula pada sang istri, apa yang dulu membuatnya tertarik (suka) pada diri kita

Hal yang akan menggugah ingatan dan menggetarkan hati kita

Tanyakan apa yang diinginkanya saat itu dan saat ini...

Apa yang diharapkanya untuk bisa kembali pada ingatan tersebut

7. Buat surprice (kejutan dadakan) untuknya, cari tempat yang paling disukainya

Ajak ia ke tempat-tempat yang paling disukainya (namun tempat yang mendidik) dan

tempat-tempat khusus baginya

Pastikan ia berpuas-puas denganya

Luangkan waktu tiap bulan untuk liburan bersama (dengan anak juga)

Mengunjungi tempat-tempat yang menyenangkan (khusus) baginya

Terutama ditempat-tempat penuh ilmu dan agama, seperti..

Silaturrahim ke para ulama dan asatidz

Ke pesantren dan tempat ta'lim lain

Tempat kajian yang baru (luar kota)

52

Juga silaturrahim ke tempat amal sosial lainya

Menyantuni fakir-miskin

Anak yatim-piatu

Jompo

Anak jalanan

Sekali-kali tamasya (rihlah) berdua

Jalan-jalan berdua

Anak-anak diajak serta

Luangkan waktu, lupakan sejenak permasalahan (beban) rumah tangga

Ide juga: ke rumah orang tua dan membantu kesawah atau ladang, menikmati kemesraan

disana

Cari (pilih) hiburan yang halal dan buang jauh-jauh yang haram

Ajak ia ke tempat mertua dan kerabat yang disukainya berdua

Puji ia dihadapan keluarga kita dan keluarganya

Sambil pura-pura tidak tahu kalau sang istri ada di dekat kita

Biarkan ia mendengar dan hatinya berbunga-bunga

Cerita kelebihan putrinya (istri kita) dihadapan orang tuanya

Tentramkan ia saat dimarahi keluarganya atau orang lain, belai ia lembut dan rengkuh

kedada kita

Naik ke tingkat atas rumah, duduk berdua menatap bintang-bintang dilangit dan

memandang matahari sore terbenam

Selalu meluangkan waktu khusus bersamanya

Hadirkan kebersamaan, kehangatan dan kemesraan bersamanya

Mencari saat-saat yang paling pribadi antara kita dan istri kita

Buat buku kenangan beserta rak koleksinya

Tulis dan kumpulkan segala yang menjadi kehidupan bersama

Seperti rencana-rencana bersama, album kenangan, kesepakatan bersama, jadwal bersama

53

serta lembar evaluasi

Kumpulkan hadiah-hadiah dan ingatan saat bersamanya

Sekali waktu lihat-lihat kembali album dan kenang-kenangan tersebut yang telah kita

kumpulkan dan bahas bersama, kembali menikmati keindahan saat-saat bersamanya

C. “ABAIKAN SELURUH DUNIA DARI PADA MENGABAIKANNYA“

1. Rasakan ia adalah bagian terdalam dari diri kita sendiri

Begitu berharganya ia (penting) seperti nyawa kita sendiri

Kehormatanya adalah kehormatan diri kita

Betapa kita butuh akan dirinya

2. Ungkapkan rasa cinta kita, ucapkan: "ia satu-satunya orang yang paling kita inginkan

saat ini"

3. Perlakukan (layani) ia sebagaimana kita melayaninya waktu awal-awal menikah dulu

Selalu layani ia dengan sikap yang teristimewa, yaitu teruntuk sang istri tercinta

wanita yang paling istimewa dalam hidup kita

Perlakukan ia bak puteri raja;

Bukakan pintu untuknya

Bawakan barang bawaanya

Buat ia merasa selalu nyaman dimanja bersama kita

Memahami; seorang isteri sangatlah berhak mendapatkan semua perlakuan dan

pergaulan yang istimewa

Ialah yang selalu melayani kita, memasakkan kita, membersihkan dan mencuci pakaian kita,

menyambut kepulangan kita, memelihara dan mendidik anak-anak kita dan semuanya ialah

yang mengurus rumah tangga kita

Mengingat; salah satu kesalahan terbesar kita biasanya adalah merasa terlalu "nyaman"

54

sehingga tak lagi berlaku romantis, seperti:

Tak lagi memperhatikan penampilan kita saat berada dihadapannya

Berhenti bersikap penuh perhatian

Sering mengabaikan hal-hal kecil tentang dirinya

Melewatkan moment-moment penting istri dan hal-hal penting yang istri sampaikan

Jika seorang perempuan yang kita pilih memang punya arti istimewa bagi diri kita maka

tunjukkan betapa berarti ia bagi diri kita

Perlakukan sang istri seperti waktu kita masih pengantin baru

Jadikan sang istri lebih kita pentingkan daripada anak-anak kita

Biarkan anak-anak menyaksikan bahwa sang isteri mendapat perhatian kita yang lebih

utama dan lebih dulu sebagai contoh teruntuk mereka

Agar anak-anak juga lebih mengutamakan ummi-nya dari pada abinya termasuk dalam

pembicaraan keseharian dan kehidupanya

4. Memahami, ia lebih bahagia dan butuh diri kita bersama-samanya melakukan hal-hal

kecil dalam keseharianya (daripada melakukan hal-hal besar saja)

Terus-menerus dan berkesinambungan apalagi menyangkut perasaan cinta

Hal-hal kecil setiap saat inilah yang akan menjadi bukti kepedulian (perhatian) kita

padanya

Ini adalah cara agar ia merasa sungguh selalu dicintai

Rasakan betapa kita bahagia saat ia bahagia

Terus penuhi keranjang hatinya dengan hadiah-hadiah perhatian kecil kita setiap saatnya

Perhatian-perhatian kecil itu akan sangat berarti dan manjur untuk mengendalikan bebanya

sehari-hari.

5. Berikan selalu kedamaian untuknya...

Jadikan suasana rumah kita syurga baginya (baiti jannati)

Terasa sebagai tempat paling menyenangkan, mendamaikan dan dirindukan olehnya dan

oleh anak-anak kita

Perlakukan istri kita bak ratu dalam rumah tangga kita

55

D. BIASAKAN MEMUJINYA TULUS IKHLAS PENUH KECINTAAN SEKECIL APAPUN

ITU

1. Puji kecantikan/ketampanannya, kerapiannya dan segala kebaikanya

Biarkan ia tahu bahwa bagi kita ia adalah wanita tercantik sedunia

Menyempatkan diri dimana saja dan kapan saja memujinya; "ungkap kekaguman (pujian)

dan penghargaan kita"

Pada penampilanya, aroma tubuhnya, keindahan rambutnya, keelokan wajahnya, keindahan

pakaianya, lembut sapu-tanganya, kepintaranya menata ruang, kerapian menata tempat

tidur, dan segala kebaikan dari dirinya dll

Memujinya setingi langit saat ia dandan

Kemudian dalamnya (kebaikan budinya); halus tutur bahasanya, kesopananya,

kelembutanya dll

Biarkan ia tahu betapa kita menghargainya, sekecil apapun itu dari fisiknya dan juga

dalamnya

Sering-sering beri penghargaan, baik berupa pujian, biarkan ia merasa anggun dan cantik

(biarkan Ia tahu itu), dorong prestasinya, rayakan keberhasilannya, hargai dirinya dengan

seutuhnya

Daripada mengatakan "kamu cantik" mungkin sang istri kurang percaya,maka tunjukkan

sesuatu yang istimewa tentang penampilanya saat ini seperti...

"Dengan baju itu kamu jadi semakin cantik dan kelihatan indah"

"Sayang, rambutmu terlihat begitu menggoda sehabis mandi"

Untuk sang istri raih pahala disisi Allah, Allah itu indah dan menyukai keindahan

Berhias sebaik-baiknya untuk sang suami, puas-puaskan untuk sang suami satu-

satunya orang yang berhaq dan halal (bukan untuk keluar rumah)

Berdandan selalu untuk pasangan kita (bukan untuk orang lain)

Tidak ada yang berhak mendapatkan keistimewaan (istri atau suami) selain pasangan kita

Gunakan wewangian, bercelak, berpakaian dengan busana terindah tiap suami akan

56

melihatnya

Buat sang suami hanya melihat dari keindahan ke keindahan berikutnya

Berusaha selalu merawat tubuh dan menjaga penampilan dihadapan suami

Mengubah penampilan, variasi pemakaian, cara berhias dll dan minta pendapat suami, apa

yang paling suami sukai

Ubah-ubah dan tata ruang dari waktu ke waktu

2. Biasakan selalu memperhatikan senyumnya, keceriaanya, rasa senangnya dan wangi

tubuhnya

Buktikan (nampakkan) cinta-kasih kita

Penuhi keinginanya dengan cara yang ia suka

Bila ia memasak, puji masakannya

Puji suguhanya (“wah sepertinya enak sekali”), tampakkan betapa tak sabar ingin segera

menikmatinya

3. Berusaha mengutarakan segala kebaikanya dan perbesar harapannya

Sehingga ia merasa diperhatikan, dihargai dan dimanja

Tidak lupa beserta tabayyun akan bahayanya dan mengingatkan pula menyebut

kelemahanya

4. Tidak berkata terlalu keras atau kurang patut (namun tetap tegas)

Berikan nuansa yang senantiasa segar dan menyenangkan baginya

Tak perlu banyak bicara,

"Buktikan besarnya kasih sayang kita begitu meluap melingkupinya setiap saat"

Mengingat contoh rasulullah...

"Adalah akhlak Rasulullah, indah bergaulnya, selalu menyentuh kulit (meraba),

mencumbu rayu istrinya, memberikan kebutuhan istrinya, lemah lembut kepada istrinya,

memberikan kebutuhan istrinya, dan bergurau dengan istrinya" (HR Ahmad)

5. Tulus memberikan sesuatu

57

Coba beri hadiah (surprise) untuknya

Berusaha fokus pada kebutuhan istri dan bukan sekedar diri kita sendiri

Munculkan dorongan mendalam dari dalam diri kita untuk senantiasa memberi tanpa

perlu berharap (dari sisi manusia, terrmasuk dari istri)

Apa saja keinginanya tapi kita pernah menolaknya

Hadiah / kado yang berbeda dari biasanya (bentuk, kemasan, cara penyampaian dll)

Sering-sering belikan ia hadiah-hadiah kecil tanda perhatian dan kasih-sayang kita

Beri penyerta hadiah berupa tulisan kita (terutama berupa puisi); "tunjukkan betapa kita

ingin kita selalu memberi yang terbaik (terindah) untuknya"

Beri hadiah yang sering disukai wanita, yaitu perhiasan, cincin, tas, parfum, dan

terutama hadiahkan selalu perhatian dan kasih-sayang kita

Tidak melewatkan waktu untuk memberikan perhatian pada hal-hal kecil setiap saatnya

seperti:

Menanyakan sudah makan/belum?, mengingatkan berdo'a dan bertawakkal, mengingatkan

minum obat dan vitamin.dll

Belikan ia pakaian, pastikan kita tahu ukuran tubuhnya serta warna, mode dan corak yang

lebih disukainya

Bisa juga membelikan bahan (kain) untuk dijahit kemudian

Mencoba menanyakan dan memahami keinginan-keinginanya akhir-akhir ini

Beli/buatkan makanan yang disukainya untuk kita berdua

Membiasakan minum bergantian di tempat bibir gelas yang sama

Dari ‘Aisyah, dia berkata,

“Saya biasa minum dari muk (gelas) yang sama ketika haidh, lalu Nabi mengambil muk

tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau

minum, kemudian saya mengambil muk, lalu saya menghirup isinya, kemudian beliau

mengambilnya dari saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan

mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya” (HR ‘Abdurrazaq dan Sa’id bin Manshur)

Membiasakan makan di tempat potongan (pengambilan) yang sama

58

Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan:

"Suatu ketika aku minum, dan aku sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku kepada

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat

aku minum. Dalam kesempatan lain aku memakan sepotong daging, lantas beliau

mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya"

(HR. Muslim)

Membiasakan makan saling menyuapi dan satu piring bersama

Sekali-kali saling menyuapi dari mulut ke mulut

Makan berdua di tempat yang disukainya (tempat yang terjaga)

Tanyakan ingin dibelikan makanan apa tiap saat kita bepergian…

Buat suasana yang seromantis mungkin dimatanya

Coba buatkan (memasak) makanan favoritnya, biarkan ia tahu pengorbanan kita

Belikan makanan yang disukainya tiap kita pergi

Pastikan hanya kita berdua tanpa pengganggu apapun termasuk bunyi HP dll

Kreatif:

Kirim undangan (ajakan) makan tersebut lewat surat pos, meninggalkan dibantalnya, atau

kirim bersama puisi kita untuknya

Utamakan ia

Ajarkan pula pada anak-anak untuk tidak mendahului ibunya ketika mengambil makanan

Untuk sang istri juga diusahakan untuk menikmati asyiknya menanti

Menunggu sang suami pulang

Melihat dan menyambut kedatanganya

Menanti untuk bisa makan berdua (walau sudah agak lapar, bisa makan cemilan dulu)

Bawakan oleh-oleh sekecil apapun itu (bukti perhatian kita) pada tiap kesempatan

Berusaha selalu memberi kecukupan kebutuhan sebelum ia memintanya

Belikan apa yang disukainya

Kita ajak ia, biarkan ia yang memilihnya

Selalu tanyakan kebutuhanya hari ini…

59

Bedakan pemberian saat hari biasa dengan hari tertentu

Seperti hari besar dan saat ada acara-acara… dll

Jaga perasaan istri kita, mengusahakan kita memberi perbelanjaan sebelum ia memintanya

a. Adab istri untuk memuji barang-barang yang dibelikan suami dan berterima-kasih

padanya

ن� ك ت �ي أ ر� �ي �ن ف�إ �ص�د�ق ن� ت اء� �س� الن ر� م�ع ش� �ا ق�ال� ي �ك� ذ�ل �م و�ل الله� سول� ر� �ا ي ن� ف�قل �ار� الن �ه ل� ا �ر� ث ك� ن� أ �ر ث ك ت

ر� ي ع�ش� ال ن� فر �ك و�ت �ع ن� الل

“Wahai sekalian wanita bersedekahlah karena aku melihat mayoritas penduduk

nereka adalah kalian.” Maka mereka (para wanita) berkata: “Ya Rasulullah kepada

demikian?” Beliau menjawab: “Karena kalian banyak melaknat dan mengkufuri

kebaikan suami" (Diriwayatkan Bukhari dalam “Kitab Al Haidl“, (bab Tarkul Haidl Ash

Shaum) dan diriwayatkan Muslim dalam “Kitabul Iman” (bab Nuqshanul Iman

binuqshanith Thaat)

Maksud Mengkufuri kebaikan suami adalah menentang keutamaan suami dan tidak

menunaikan haknya

ال و�ه�ي� و ج�ه�ا ز� ر ك �ش ت ال Xة� أ ام ر� �ل�ى إ الله� ظر �ن ي ه ال ع�ن �ي� �غ ن ت �س ت

“Allah tidak akan melihat kepada istri yang tidak tahu bersyukur kepada suaminya

dan ia tidak merasa cukup darinya" (Diriwayatkan Nasa’i dalam “Isyratun Nisa’”

dengan isnad yang shahih)

Rasa syukur (terima-kasih) kepada suami misalnya bisa diwujudkan dengan:

Senyum termanis senantiasa menghias wajah istri, memberikan tatapan paling

menyenangkan tiap bertatap muka dengan sang sumi (sehingga akan menimbulkan kesan

mendalam dihati suami)

Mengungkapkan kata-kata cinta yang memikat

Memaafkan kesalahan dan kekuranganya dalam menunaikan hak istri (dengan mengingat

betapa lautan keutamaan dan kebaikanya selama ini begitu berlimpah menutupi kesalahan

dan kekuranganya)

60

Dengan sang istri melakukan hal diatas, maka suami akan terasa begitu ringan

menghadapi kesulitan appaun yang dijumpainya seberat appaun

Berusaha menjadi seorang perempuan yang bersahaja dalam nafkah,

Yaitu tidak banyak menuntut

Menerima dengan rasa syukur betapapun sedikit pemberian suami

Tidak berlebihan dalam membelanjakan nafkah yang diberikan suami

Maka bila sang istri sanggup selalu bersikap seperti ini insya Allah cinta suami akan

selalu tercurah padanya

b. Biasakan saling memberi hadiah

Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, ia berkata,

“Ketika Nabi menikah dengan Ummu Salamah, beliau bersabda kepadanya,

‘Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah

pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata

Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. J ika

hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu.” Ia

(Ummu Kultsum) berkata, “Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan

Rasulullah, dan hadiah tersebut dikembalikan kepada beliau, lalu beliau memberikan

kepada masing-masing istrinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi

dan pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu Salamah” (HR Ahmad)

Memahami dalam pemberian hadiah; "dari hati terdalam kita sendiri"

Sebab jika kita terus menghujani sang istri hadiah (terus memanjakanya), hal ini

merupakan kesalahan besar

Mungkin kita bermaksud menunjukkan kasih sayang dan perhatian, namun bisa jadi

kebaikan kita nanti disalah-gunakan

Dan jika kita menjadikan kebiasaan maka ia akan terus mengharap hadiah dari kita

(terlalu manja)

~ ~ ~

E. UNGKAPKAN KEMESRAAN KITA PADANYA

61

1. Membiasakan menciumnya mesra dalam tiap kesempatan

Sembari memejamkan mata, menghayati tiap perjumpaan

Selama tidak terlihat orang lain

Dari ‘Aisyah,

Bahwa Nabi biasa mencium istrinya setelah wudhu’, kemudian beliau shalat dan tidak

mengulangi wudhu’nya” (HR ‘Abdurrazaq)

Dari Hafshah, putri ‘Umar,

“Sesungguhnya Rasulullah biasa mencium istrinya sekalipun sedang puasa” (HR.

Ahmad)

Diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa ia berkata:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium salah seorang istri beliau

kemudian berangkat menunaikan shalat tanpa memperbaharui wudhu" (HR. Abu Daud

dan Tirmidzi)

2. Membiasakan pula mengecup keningnya

Mengutarakan betapa kita menghargai dan mengasihinya

3. Membiasakan pula mengecup bibirnya

Betapa kita butuh dan berharap akan dirinya

4. Sering-sering cium tangan sang suami

Buktikan betapa sang istri menghormati dan taat pada suaminya

5. Sering-sering tatap wajah sang istri dalam-dalam saat berdua (menatap lekat-lekat

matanya lembut)

Perhatikan, nikmati kecantikanya dalam-dalam...

Betapa cantik (manis) ia, anugerah tiada terkira

Betapa ia semakin hari semakin manis (anggun) dimata kita

Betapa kita semakin mencintainya, cinta yang begitu membuncah untuknya

Mengingat semakin bertambah usia, maka kecantikan sang istri akan semakin pudar, namun

hakikat cinta bukanlah pada fisik semata melainkan kemuliaan dibalik itu

Dalam remang-remang, angkat dagu sang istri, tatap matanya dalam-dalam, katakan betapa

62

kita sayang padanya, kemudian cium lembut bibirnya...

Senantiasa berterima-kasih, betapa ketaatan dan kebaikanya selama ini begitu

berlimpah

6. Rasakan kita tiada bosan-bosan terus menatapnya...

Menatap lentik bulu matanya, membaca cerah pintu hatinya

Mengelus lembut pipi dan bibirnya

Merasakan lembut kulitnya, menyentuh dan membelainya mesra

Tulus untuk membahagiakan sang istri

Tatap matanya dalam-dalam, salurkan perasaan kita...

”Tatap matanya tapi eluslah hatinya...”

Sampaikan (juga ucapkan secara jelas ditelinganya) betapa kita menyayanginya...

Dan kadang jadi gemes, coba acak-acak rambutnya...

7. Perhatikan, dan nikmati senyumnya...

Keceriaanya

Kebahagiaanya

Ketulusanya

8. Gandeng tangannya saat kita berjalan bersama (berada di khalayak ramai)

Biasakan jalan-jalan ditaman bergandengan

Genggam erat tangannya saat berada di tempat umum atau ramai

Menggandeng tanganya walau kita sedang bersama teman-teman

Rangkul sang istri disekitar pinggangnya

Rasakan betapa getar kemesraan kita saat bersentuhan denganya

Betapa kita butuh terus berpegangan lebih erat denganya

Pastikan kita terus kontak fisik dengannya

Buat ia merasa bangga bisa sellau disamping kita dan tak ingin 'lepas' dari genggaman kita

Genggam erat tanganya dan kecup tanganya saat kita berduaan denganya

Memandangnya seolah-olah hanya ia satu-satunya wanita yang bisa kita lihat saat itu

9. Biasakan berasyik-masyuk, bersandar tiduran di pangkuanya bermesra

63

Dari ‘Aisyah ia berkata,

“Nabi biasa meletakkan kepalanya dipangkuanku walaupun aku sedang haidh, kemudian

beliau membaca Al-Qur’an” (HR ‘Abdurrazaq)

10. Beri sentuhan-sentuhan yang dibutuhkanya...

Biasakan mandi bersama denganya tiap ada kesempatan

Dari Aisyah, ia menceritakan, “Aku pernah mandi bersama Rasulullah dalam satu

bejana...” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semisal di bathtub yang kita isi air hangat, ajak ia berendam disana. Gosok punggungnya

lembut, beri pijatan yang akan membuatnya santai

Pijat bagian tubuh yang disukainya, potong kuku dan jari kakinya, rapikan rambutnya

Membiasakan saling menyisirkan rambut

Dari ‘Aisyah, ia berkata,

“Saya biasa menyisir rambut Rasulullah, saat itu saya sedang haidh” (HR Ahmad)

Keramaskan rambutnya

Saling memandikan

Memotongkan rambutnya (kalau istri bisa)

Membiasakan pijat atau garuk punggung dan kakinya

Melepas leleh setelah seharian beraktifitas sembari bercengkrama

11. Beri jatah waktu rutin pelaksanaan sentuhan-sentuhan ini, minimal:

Tiap ba'da shalat berjamaah

Tiap suami mau berangkat beraktifitas dan pulang beraktifitas

Dan tiap saat bertemu atau hendak berpisah denganya meski cuma sebentar

Tiap bercengkrama sebelum tidur

Setiap mata kita menatapnya, rasakan betapa hati bergetar bergelora...

12. Membiasakan mengatakan,”aku sayang kamu” tanpa bosan tiap bertemu denganya

penuh rindu

Sering-sering membisikkan kata-kata cinta, mesra dan godaan di telinganya

Tak bosan-bosan mengatakan padanya bahwa kita sangat mencintainya mengharap

64

kebaikan untuknya

Ucapkan kata cinta spontan (bisikan mesra) di tempat umum yang ia takkan menduganya

Menunjukkan rasa kasih-sayang dan perhatian kita ketika bersamanya walau di depan

khalayak ramai (muka umum)

Dimanapun dan kapanpun secara spontan, kreatif penuh perasaan ucapkan rasa cinta kita

dengan kata-kata terindah untuk sang istri

Menjaga sennatiasa bersikap spontan dan alamiah (dari hati terdalam kita)

Dan rasakan hidup bersamanya jadi terasa lebih indah, menarik dan ceria

Ucapkan secara langsung di telinga istri, seperti melalui bisikan mesra

Contoh variasi:

"Saat sang istri menyiapkan sarapan atau saat lagi masak di dapur secara dadakan kita

beri pelukan manis (dekapan sayang) yang menentramkan, serta ungkapkan rasa cinta

disertai ciuman hangat"

13. Membiasakan memeluknya rutin sebelum kita mau melakukan aktivitas harian dan

tiap habis pulang beraktivitas

Menjadikan kebiasaan untuk sering merangkulnya, memeluknya, mengasihinya...

Beri jatah rutin pelukan setiap hari;

Tiap habis shalat: subuh, dhuhur, 'ashar, maghrib dan isya' dan shalat berjamaah lainya

Jika tidak berkesempatan bisa satukan 2 atau 3 pelukan dalam satu waktu luang (yang

penting kualitasnya)

Beri pelukan hangat pada tempat yang ia takkan menduga kita akan melakukanya

Ungkapkan betapa terasa damai dan tenteram saat berada dalam pelukan bersamanya

Rasakan diri kita dengan istri begitu dekat satu sama lain, merasa tentram, saling

mendukung dan saling mencintai

Ditambah wajah yang selalu sama-sama berseri maka akan membuat kita berdua tampak

sebagai pasanagn paling berbahagia dan begitu mencintai

14. Juga membiasakan untuk menulis;"aku sayang kamu” sepenuh perasaan...

Buat ia merasakan betapa perasaan meluap meluber lewat goresan pena untuknya

65

Buat blog khusus berdua "tentang kehidupan kita berdua denganya sehari-harinya"

Untuk postingan yang hanya perlu diketahui berdua, posting dalam mode private (pastikan

tidak salah waktu kita klik posting, atau segera delet jika terlanjur)

Tulis dimana-mana (seperti seorang anak muda yang sedang kasmaran)

Taruh di meja belajarnya

Selip di buku yang sedang dibacanya

Diatas baju di almari yang mudah dilihatnya

Didalam tasnya

Selipkan dalam kemejanya

Ditulis di kaca riasnya (dengan lipstiknya misalnya)

Di dapur: di rak kulkas, dipintu kulkas, digelas kesukaanya, dibuku resepnya (sekalian tulis;

"terima-kasih sayang atas masakanya selama ini")

Diatas bantal/kursi kesukaanya

Di kamar mandi; dipintu , dihanduknya.,dikaca kamar mandi, diukir di sabun mandi

Diatas telephon

Dikamar tidur; dikasur, diatas bantal

Reminder HP-nya, SMS dan MMS

Di kendaraan

Dengan kartu-kartu cantik

Atau secarik kertas yang kita tempel di kulkas/pintu kamar dll

Gunakan segala kreativitas kita dan biarkan sang istri menemukan pesan cinta kita ditempat

tak terduga dan nikmati keasyikanya

Buat hatinya selalu berbunga-bunga bahagia walaupun dengan cara agak norak (demi

membahagiakanya)

Dengan menulis insya Allah kita akan merasakan dorongan untuk bisa terus mewujudkanya

secara istiqomah

Variasi:

66

Seperti saat kita di tempat kerja, coba untuk...

Mengirim surat cinta padanya lewat pak pos atau titip kepada siapa

Isinya bisa juga tentang kenangan saat meng-khitbah/ijab-qabul dirinya dan saat mulai

mengenalnya

Bisa juga dikirim via email, SMS, MMS atau E-card

Telphon mendadak, "sudah kangen"

Tanya kabar sang istri di rumah

Katakan saat ini jika kita sedang memikirkanya

Ngomong suatu hal yang menarik baginya

Atau hanya ingin katakan pada sang istri, "aku sayang kamu"

Kirim sms mesra menggodainya

15. Petikkan setangkai bunga (dari halaman rumah)

Setiap pulang beraktivitas jika ia suka (tanpa bermaksud meniru orang kafir, sebab hal ini

sudah umum; disukai kaum wanita), sebagaimana hadist ini...

هم م�ن ف�هو� X �ق�و م ب �ه� ب �ش� ت م�ن

“Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka” (Diriwayatkan

oleh Ahmad dan Abu Daud, dishahihkan oleh Al Albany, lihat “Irwaul Ghalil“, no. 1269 dan

“Shahihul Jami’” no. 6149)

Tiap pagi petikkan bunga ditaman untuknya, taruh ditempat riasnya

Selipkan bunga segar di almari, diatas tempat tidur, selipkan di buku/kitabnya

Dan beri bunga khusus saat lama tak ketemu atau habis bepergian jauh

16. Buat puisi khusus untuknya

Kirim/titip pos atau orang lain, atau berikan langsung atau langsung saja kita bacakan

untuknya penuh perasaan

Memintanya menanggapinya

Dan kalau bisa dalam bahasa yang sama (puisi) dan saat itu juga...

Memintanya untuk mengumpulkanya (buat berkas dan diary khusus)

67

17. Buat daftar hal-hal yang membuat kita semakin mencintainya

Berikan daftar itu padanya, biarkan ia tahu dan semakin berbunga-bunga

Dengan cara sedikit konyol, sekaligus untuk memacu kebaikanya

18. Memberikan variasi sentuhan yang berbeda ditiap kesempatan

“Adalah Rasulullah tidaklah setiap hari melainkan beliau mesti mengelilingi kami semua

(istrinya) seorang demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai kami dengan tidak

mencampuri hingga beliau singgah ke tempat istri yang beliau giliri waktunya, lalu beliau

bermalam di tempatnya” (HR Ahmad)

Tempat, suasana, hiasan dan waktu yang berbeda-beda

Yang senantiasa menyenangkan dihatinya

Pakai wewangian atau pakaian yang disukainya

Atau biarkan sang istri yang memilihkan

Berhias untuk sang istri sebagaimana kita juga senang jika ia berhias untuk diri kita

19. Dan dimanapun ada kesempatan terus merayu istri, mencandainya, dan bermain-

main denganya

Rayu ia, biarkan ia balas merajuk...

"Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah

lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis yang ramping. Beliau shallallahu 'alaihi

wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Mereka pun berangkat

mendahului kami. Kemudian beliau berkata kepadaku: "Kemarilah! sekarang kita

berlomba lari" Aku pun meladeninya dan akhirnya aku dapat mengungguli beliau. Beliau

shallallahu 'alaihi wasallam hanya diam saja atas keunggulanku tadi. Hingga pada

kesempatan lain, ketika aku sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah

lawatan. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak

terlebih dahulu. Kemudian beliau menantangku berlomba kembali. Dan akhirnya beliau

dapat mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata: "Inilah penebus kekalahan yang

lalu!" (HR. Ahmad)

Senyum tertawa riang saling berjenaka dan bersenda-gurau

68

Kadang berpura-pura bodoh (manja) dengan menanyakan ini-itu yang menarik baginya

Melontarkan humor-humor segar yang membuatnya geli

Senantiasa membuat suasana segar didalam rumah seperti membersihkan rumah bersama,

masak bersama, bermain-main dihalaman bersama, main kuis/tebak-tebakan, berolah-raga

bersama, jalan-jalan bersama dll

Sambil bermain bisa asyik santai bercanda, dan beri kejutan untuknya jika ia yang menang

Temukan kegiatan yang bisa kita nikmati berdua bersamnya, baik kegiatan luar ruangan

maupun dalam ruangan (aktivitas bersama yang bisa dilakukan penuh gembira dan

kekraban)

20. Bila cuaca sejuk, jangan lupa rapatkan diri kita padanya

Biarkan kehangatan tubuh kita menghangatkan jiwanya

Tidak lupa adab-adab dan do'anya

Buat ia tak merasa segan saat menginginkanya

Memuaskan kebutuhan istri dan memahami keinginanya

Pahami gerak-gerik dan kode istri yang jadi kesepakatan sebelumnya

Berusaha peka (memahami) isyarat-isyarat yang ada padanya

Senantiasa mengiringi takbir dan tasbih ditiap tarikan nafas

Seorang istri terbaik adalah istri yang melepaskan sifat malunya saat ia membuka bajunya

dihadapan suaminya, dan memasang kembali sifat malunya ketika dia memakai kembali

pakaiannya

Berusaha menjadi “penggoda” (genit) didepan suami sendiri

Tak perlu malu-malu, untuk membuka pakaian didepan suami

Dan juga percakapan yang hanya boleh untuk suami istri

21. Tiap akan meninggalkan rumah tatap dalam-dalam matanya

Beri senyuman termanis (terbaik) yang bisa kita berikan

Serta kedipan sayang penuh harap

Beri sentuhan terbaik setiap saat

69

Mengutarakan betapa ia begitu berharga dan betapa kita bahagia bersamanya, sembari

mengingat...

"Bagaimana seandainya sang istri tidak dipersunting oleh suami yang dicintainya saat ini"

"Dan bagaimana seandainya sang suami tidak dipertemukan dengan permata berharganya

saat ini"

22. Ajak ia bersama-sama mengusahakan cari ide dan cara yang lebih mengasyikkan

demi kemesraan berdua

Rasakan kita semakin sayang setiap hari padanya

Rasakan keharmonisan dan keceriaan hidup bersamanya

F. MENJADI PENDENGAR YANG BAAIK (PENDENGAR AKTIF) SERTA

MENGHARGAI NASEHAT DAN PERASAANNYA

1. Pahami; "ia lebih banyak bicara dengan perasaanya..."

Dengarkan perkataanya, tatap lekat-lekat matanya

Tunjukkan bahwa kita benar-benar memperhatikanya

Sering-sering menimpali, "betul sayang"

Dan untuk menunjukkan kesungguhan perkataan kita, sembari kita pegang/sentuh tubuhnya

menguatkanya

2. Menjaga kesopanan denganya seperti...

Salam yang hangat

Pujian yang tulus

Permintaan yang sopan dll

3. Mengajukan kritik yang membangun dengan cara penuh hikmah dan kasih-sayang

Bila mengkritik, sindir saja dengan bahasa terbaik (halus) dan pilih moment yang paling

tepat

4. Cara terbaik mengkoreksi kekeliruan sang istri

Pertama, menasihatinya secara bersendirian (tidak di depan anak-anak atau orang lain,

70

jaga perasaannya)

Baik secara tersirat maupun tersurat

Dan dilakukan secara berulang-ulang (tidak cukup sekali)

Kedua bila masih belum jera juga, punggungi ia di tempat tidur (untuk menunjukkan

perasaan kita)

Dengan catatan kita tak perlu pindah dari ranjang (tempat kita biasa tidur bersama) ke

ranjang lainnya

Dan pastikan sang istri sudah merasa bahwa ia sedang ditegur

Jadi suami marah pada isteri atau sedang terjadi ketidakharmonian, suami tidak berhak

mengusir isteri dari rumah. Islam menganjurkan meninggalkan sang istri didalam rumah,

ditempat tidurnya dengan tujuan mendidiknya. Dan sang suami tetap bergaul dengan baik

pada isterinya

Xة� �ن �ي مب Xة �ف�اح�ش� ب �ين� ت �أ ي �ن أ �ال� إ ج ن� �خ ر ي و�ال� �ه�ن� وت ي ب م�ن خ ر�جوهن� ت ال�

"Dan janganlah kamu keluarkan mereka dari rumahnya dan janganlah (diizinkan)

keluar kecuali jika mereka mengerjakan perbuatan keji yang jelas” (Ath-Thalaq: 1)

Pernikahan adalah ikatan yang kukuh, maka tidak selayaknya hanya kerana masalah yang

kecil atau remeh lalu bercerai-berai. Bahkan didalam masalah-masalah yang sangat besar-

pun kita diperintah untuk bersabar menghadapinya, serta saling nasihat-menasihati

Dan solusi terakhir adalah; “memukulnya dengan ringan”. Hal ini boleh dengan

memperhatikan:

Sunnah untuk menjauhi langkah ini, sebab rasulullah tidak pernah memukul istri-istri dan

pembantunya siapapun

Diriwayatkan oleh Al Bukhari bahwa 'Aisyah pernah berkata: “Rasulullah tidak pernah

sekalipun memukul isteri dan pembantunya”

"Sesungguhnya mereka itu (yang suka memukul isterinya) bukan orang yang baik di

antara kamu” (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2146), Ibnu Majah (no.

1985), Ibnu Hibban (no. 1316 -al-Mawaarid) dan al-Hakim (II/188), dari Sahabat Iyas bin

71

‘Abdillah bin Abi Dzubab radhiyallaahu ‘anhu. Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim dan

disetujui oleh adz-Dzahabi)

Kita baru dibolehkan bila sang istri sudah keterlaluan dalam ketidak-taatannya, misal:

Shalat tidak pada waktunya

Terus-terusan meninggalkan rumah tanpa izin suami

Menolak mengatakan apa yang dialaminya ketika ia meninggalkan rumah

Atau sering menolak berhubungan denganya tanpa alasan syari'e dll

Tidak boleh dilakukan kecuali setelah memunggungi istri di tempat tidur dan membicarakan

masalah ini dengannya

Tidak memukul sampai melukainya atau memukul pada bagian badan yang sensitif (seperti

wajah atau kepala)

"Dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai” (Hadits shahih:

Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1218 (147)), dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu

‘anhuma)

Bahkan kata-kata yang mengandungi perceraian (thalaq) harus dijauhkan sejauh-

jauhnya meski suami sedang marah yang sangat, baik diutarakan bersungguh-

sungguh maupun sekedar bergurau. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda

tentang kalimat thalaq ini:

3 hal yang apabila diucapkan bersungguh-sungguh akan terjadi, main-mainnya (pun)

terjadi, iaitu nikah, thalaq, dan ruju’”

Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2194), at-Tirmidzi (no. 1184), Ibnu Majah

(no. 2039), al-Hakim (II/19 8) dan Ibnul Jarud (no. 712) dari Abu Hurairah radhiyallaahu

‘anhu. Lihat Irwaa-ul Ghaliil (no. 1826)

5.Tidak marah pada waktu yang sama

a. Berusaha mendinginkan kemarahan istri penuh mesra

Nabi biasa memijit hidung ‘Aisyah jika ia marah dan beliau berkata,“Wahai ‘Uwaisy,

72

bacalah do’a: ‘Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku,

hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan”

(HR Ibnu Sunni)

Syeikh musthofa al-Adawi berkata:

“Apabila masalah antara suami istri semakin memanas, hendaklah keduanya saling

memperbaiki urusan keduanya, berlindung kepada Alloh dari setan yang terkutuk, dan

meredam perselisihan antara keduanya, serta mengunci rapat setiap pintu perselisihan

dan jangan menceritakannya kepada orang lain.

Apabila suami marah sementara istri ikut emosi, hendaklah keduanya berlindung

kepada Alloh, berwudhu dan sholat dua roka’at. Apabila keduanya sedang berdiri,

hendaklah duduk, apabila keduanya sedang duduk, hendaklah berbaring, atau

hendaklah salah seorang dari keduanya, mencium, merangkul, dan menyatakan

alasan kepada yang lainnya. Apabila salah seorang berbuat salah, hendaklah yang

lain segera memaaafkan karena mengharap wajah Alloh semata” (Fiqh Ta’aamu

bainaz-Zaujani)

b. Mengingat hadist ini teruntuk snag istri...

"Wanita-wanita kalian yang menjadi penghuni Surga adalah yang penuh kasih

sayang, banyak anak, dan banyak kembali (setia) kepada suaminya yang apabila

suaminya marah, ia mendatanginya dan meletakkan tangannya di atas tangan

suaminya dan berkata, ‘Aku tidak dapat tidur nyenyak hingga engkau ridha” (Hadits

hasan: Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (XIX/140, no. 307) dan

Mu’jamul Ausath (VI/301, no. 5644), juga an-Nasa-i dalam Isyratun Nisaa' (no. 257

c. Berhati-hati, sebab ketika kita marah, cenderung mengeluarkan kata-kata kotor,

perkataan jelek, dusta, caci maki, mengungkit-ungkit keburukan sang istri, dan segala

kejelekan lainya saja...

Ketika kita sedang marah, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan

73

kita mengucapkan perkataan yang baik, atau kalau tidak mampu dianjurkan untuk

diam, baginda shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Apabila seseorang dari kalian marah, hendaklah ia diam”

Hadits shahih lighairihi: Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no. 245

dan 1320), Ahmad (I/239, 283, 365), dari Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma, lihat

Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 1375)

d. Tahan dan buka kembali saat mulai reda

Dengan cara yang lembut dan menyenangkan baginya

Untuk lebih menarik perhatian istri, kita duduk disebelahnya, sembari pegang lenganya

lembut dan tatap matanya saat bicara. Menyampaikan dengan tenang..

“Semoga ujian ini segera diredakan Allah dan menjadi kebaikan, terhindar dari segala

kemudharatan…”

(Semakin tenang gerakanya, kecenderungan konflik semakin reda)

Namun bila kita banyak tidak sepakat dengan caranya (keinginanya), bisa ditunda untuk

kita selesaikan nantinya sehingga lebih jernih

e. Tidak tidur dalam perdebatan yang belum selesai

Segera selesaikan dan tanyakan

Dan jika kita sudah terlalu lelah, coba katakan...

"Sayang, saya masih marah tentang hal ini. Tapi saya lelah dan ngantuk, ingin sekali

tidur. Hal itu kita bicarakan besok saja , semoga besok Allah mmeberi kelapangan dan

menganugerahi kebaikan. Sayang, saya akan tetap mencintaimu dan akan terus

mencintaimu, serta begitu bahagia telah menikah denganmu dan hidup denganmu..."

f. Ketahui lebih detail apa sebenarnya keinginannya (usahakan cari solusi bukan

kompromi)

Tidak berselisih (terlalu memperturutkan) dalam hal keduniawian

Menjadikan tiap konflik sebagai kesempatan untuk belajar mengarungi kehidupan

74

berumah-tangga dan berusaha mengatasinya lebih baik

6. Memahami bahwa mendapati kekurangan dan ketidak-sukaan dari orang lain termasuk

pada diri suami atau istri adalah hal yang wajar

Allah menciptakan kita dalam keadaan lemah serba kekurangan,

Maka bersabar dan menahan diri adalah hal yang lebih baik

Kecuali dalam hal yang menyangkut urusan agama dan akhirat seperti shalat, puasa dan

ibadah-ibadah wajib lainya maka tidak ada kompromi

7. Meluangkan waktu bersama, menceritakan kembali keseharian kita

a. Perhatikan, "bagaimana dengan perasaannya hari ini?"

Luangkan waktu minimal 30 menit untuk memberi perhatian yang lebih (berkualitas)

kepada istri

Pahami, ia lebih banyak berkata-kata dengan perasaanya

Memahami perbedaan karakter antara laki-laki dan wanita

Beri saran yang menunjukkan kita juga punya perasaan yang sama

'"Sayang, kamu nampaknya gembira hari ini..." atau

'"Sayang, kamu nampak letih hari ini..."

Dan usahakan tanya sebabnya sehingga kita tahu apa yang membuatnya gembira atau

sedih

"Ada yang bisa saya lakukan untukmu sayang?..."

b. Tunjukkan minat kita pada apa yang ia kerjakan hari ini;

Pada buku yang ia baca

Pada orang yang ia hubungi

8. Tidak terlalu sering meninggalkan dirinya sendirian dirumah

Jika memungkinkan, usahakan sang istri selalu kita ajak serta (habiskan detik demi detik

bersamanya jika memungkinkan)

75

Usahakan istri tahu (beritahu) bila kita mau keluar atau tidur lebih dulu

a. Melepas kepergianya, ungkapkan betapa kesepian saat tiada suami disampingnya

(bagi istri)

Bantu persiapkan kebutuhan suami

Semprot barang suami dengan minyak wangi dan setrika bajunya

Selipkan surat cinta di tas suami tanpa sepengetahuanya

b. Ucapan selamat tinggal yang mesra dan ucapkan nasihat-nasihat yang baik sebelum

berangkat serta ciuman hangat kita

“Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya”

(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

“Aku titipkan kepada Allah agamamu, amanatmu dan penutup-penutup amal

perbuatanmu” (HR. At-Turmudzi, dishahihkan oleh Al-Albani)

Sedangkan yang ditinggal menjawab dengan do’a:

“Aku menitipkan agamamu, amanatmu dan perbuatanmu yang terakhir kepada Allah,

semoga Allah memberi bekal taqwa kepadamu, mengampuni dosamu dan

memudahkan kebaikan kepadamu di mana saja kamu berada” (HR. At-Tirmidzi)

Baca do’a safar

Meminta sang istri mendo'akan kita saat kita tidak bersamanya

Tinggalkan untuk istri dan anak kita kebutuhan yang cukup

Sering-sering telphone ke rumah saat kita bepergian

Saat kita berjauhan, beritahu ia betapa kita merindukanya...

Beritahu lokasi keberadaan kita sekarang beserta nomor contack dan alamat yang bisa

dihubungi

Untuk Istri...

Hubungi suami ketika ia terlambat pulang dan tanyakan sebabnya, serta nasehat untuk

berhati-hati

76

c. Pulang sesegera mungkin jika memungkinkan

Bawa oleh-oleh (buah tangan) untuknya dan untuk anak-anak kesayangan kita

Berdo’a waktu kembali, “Orang-orang yang kembali, bertobat, mengabdi kepada

Tuhan kami selalu memuji” (HR. Bukhari dan Muslim)

Disaat datang singgah lebih dulu di masjid, shalat 2 rakaat

Ka`ab bin Malik meriwayatkan: “Bahwasanya Nabi apabila datang dari perjalanan

(safar), maka beliau langsung menuju masjid dan disitu beliau shalat 2 raka`at”

(Muttafaq ’alaih)

Hindari pulang di waktu yang tidak diharapkan seperti ketika ia sedang nyenyak tidur

atau di waktu tengah malam

Disunnahkan saat kita kembali untuk tidak masuk ke rumah di malam hari, kecuali jika

kita telah memberi tahu sebelumnya

Hadits Jabir menuturkan: ”Nabi melarang seseorang mengetuk rumah

(membangunkan) keluarganya di malam hari” (Muttafaq’alaih)

e. Perjumpaan yang manis

Kita mulai dengan "assalamu 'alaikum" sambil kita hadiahkan senyuman termanis

penuh rindu untuknya

Cari sang istri terlebih dahulu setelah pulang (sebelum kita melakukan hal apapun);

"peluk sang istri tumpahkan segenap kerinduan kita"

Jabat tangan sang istri

Cium pipi dan kening istri

Sembari mendo'a-kanya ikhlash kepada Allah teruntuk kebaikan istri tersayang kita (mari

mengingat: "mendoakan sang istri dan memberi ridha adalah kewajiban kita")

Tunda dulu niat kita untuk menyampaikan berita yang sekiranya tidak akan mengenakkan

hatinya

1) Menyambut kepulangan sang suami (bagi istri)...

Menyambut suami saat pulang dengan penuh ucapan selamat, hangat, dan kerinduan

77

Mencium tangan dan saling mencium kangen saat suami masuk rumah

Mendampinginya dan bantu menggantikan bajunya

Tanya perihal aktivitas suami hari ini

Buatkan minuman kesukaanya dan tawarkan

Berusaha agar suami bisa selalu mencium wangi tubuhnya setiap saat

Menyediakan wewangian untuk suami terutama saat hari jumat dan saat ingin

bersamanya

Dari ‘Aisyah ia berkata,

“Saya meminyaki badan Rasulullah pada hari raya ‘Idul Adh-ha setelah beliau

melakukan jumrah ‘aqabah” (HR Ibnu ‘Asakir)

‘Aisyah berkata,

“Sesungguhnya Nabi apabila meminyaki badannya, beliau memulai dari auratnya

dan mengolesinya dengan nurah (sejenis bubuk pewangi), dan istrinya meminyaki

bagian lain seluruh tubuhnya" (HR Ibnu Majah)

Pakai gaun terindah di rumah, sehingga sang suami selalu melihat dari keindahan ke

keindahan saja

Pijat punggungnya atau kakinya setelah suami bekerja keras seharian

2) Saat tiba dipintu rumah lupakan (ibarat: 'taruh di laci") segala aktivitas tugas-

pekerjaan dan segala pusing, masalah dan kesibukan/kelelahan kita

Ngobrol santai menanyakan keadaan dan aktivitas harianya dan yang menyenangkan

baginya

Baru kita ambil kembali ("kesibukan kita di laci") saat kita hendak keluar (dari

rumah)

3) Tanyakan keseharian istri dan dampingi tiap ada kesempatan

Berkata A'isyah "Rasulullah selalu membantu istrinya. Apabila tiba waktu sholat,

beliau pergi untuk menunaikan sholat" (HR. Bukhari dan Tirmidzi)

Tanyakan, "apa saja aktifitas (kesibukannya) hari ini?"

78

Dan tanyakan hal-hal yang menarik perhatiannya

9. Buat ia merasa; kita selalu hadir untuknya

a. Dukung kegiatanya yang baik

Bantu ia meningkatkan kemampuannya, menekuni hobi-hobinya, seperti

Belajar cara memasak

Menanam dan merawat tanaman

Berkebun

Menjahit, menyulam

Merawat ikan, burung dan peliharaan

Ketrampilan baru

Belajar program-program komputer

Suasana baru, seperti ketrampilan matematika dan melukis alam...

Dan hobby-hobby lainya

Mendorong (memberi jalan) ia mencapai tujuan hidupnya (juga harapan dan cita-

citanya)

Beri waktu ia bersama dengan kaumnya, teman sejawatnya dan sahabat-sahabatnya

(kita temani/antarkan kalau bisa)

Tiba masanya kita bertemu dan mengenal keluarga, teman-teman sahabat-sahabat sang

istri sebelumnya, usahakan mereka tidak mempengaruhi hubungan kita berdua

Beri kebebasan saat ia sejenak ingin berpisah dari diri kita (secara syarie)

Biarkan ia sekali-kali pergi bersama mahramnya (keluarganya sendiri, melepas

kerinduanya)

Berhati-hati jika kita terus menghabiskan seluruh waktu luang bersamanya (jadi

kebiasaan) sebab kita membuat 2 kesalahan besar

Yang pertama kita mengabaikan kehidupan sosial kita sendiri dan kehidupan sosial

istri kita

Hal ini bisa membawa akibat yang kurang baik

Sebab meski kita merasa ia adalah segala-galanya bagi kita tapi alangkah baik kita tetap

79

menjalin persahabatan dan komunikasi dengan teman-teman kita dan juga teman-

temannya

Yang kedua; semakin banyak waktu yang kita habiskan hanya untuk berdua,

Maka kita berdua akan mudah terperangkap dalam kejenuhan dan tak ada waktu

bagi kita dan juga kekasih (istri) kita saling merindukan

Seorang laki-laki akan sangat berterima-kasih pada istrinya jika mudah dibiarkan

berkumpul dengan teman-temanya (Ia merasa sangat dipercaya dan dibahagiakan

istrinya)

Apalagi jika memahami kalau laki-laki suka diperhatikan tapi tidak suka dicampuri

urusannya

b. Luangkan waktu ikut berpartisipasi denganya, membantu kesibukanya

ط ي خ� و�ي �و ب� الث ق�ع �ر و�ي �ع ل� الن �خ ص�ف ي �ه�، ت �ي ب ف�ي م �ح�دك أ �ع �ص ن ي � ما

“Beliau mengerjakan apa yang biasa dikerjakan salah seorang kalian di rumahnya.

Beliau menambal sandalnya, menambal bajunya, dan menjahitnya” (HR. Al-Bukhari

dalam Al-Adabul Mufrad no. 540, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah

dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 419 dan Al-Misykat no. 5822)

Tawarkan bantuan terutama saat ia letih dan penat

Langsung kita beraktifitas membantunya

Dan berhubung seorang suami suka jika merasa dibutuhkan istrinya (merasa sedang

melindungi istrinya)

Katakan pada suami jika sang istri merasa takut jika suami tidak ada disisinya dan

katakan sang istri merasa sangat nyaman dan aman saat berada didekatnya

Sering-sering bermanja dengan sang suami

c. Mengusahakan tidak menambah bebannya dengan aktifitas kita, seperti:

Membasuh piring sendiri sehabis makan

80

Meletakkan pakaian kotor ditempatnya

Mencuci baju sendiri untuk yang nggak butuh waktu banyak (cucian sedikit)

Mempersiapkan keperluan pribadi kita

Cuci kendaraan

Membereskan tempat tidur dan membersihkan kamar dll

d. Tawarkan diri untuk memperbaiki sesuatu di rumah (nyatakan kita punya waktu

untuk itu)

Tapi tak perlu kita tawarkan hal yang tidak kita kuasai dengan baik, contoh...

Mengasah pisau

Membuang sampah

Menggunakan lem untuk merekatkan sesuatu

Mengganti lampu

Membersikan bak kamar mandi

Perbaiki dan merawat barang-barangnya dll

Coba bersama-sama melakukan tugas masing-masing dengan saling membantu

e. Ucapkan selalu "terima kasih" disetiap saat

Atas segala sesuatunya selama ini, dan hal-hal sekecil apapun...

Hargai, betapa banyak pengorbananya dan atas kesediaanya menemani hidup kita

Hargai jerih-payah dan buah pikirnya serta segala usahanya

Selalu murah berterima-kasih saat ia mengerjakan sesuatu untuk kita

Ucapkan dengan penuh tulus cinta, hingga ia benar-benar bisa merasakanya

Akui jasa-jasa dan kerja-kerasnya dalam mengurus rumah-tangga

G. SALING MENGASIHI, MENGHORMATI DAN PENGERTIAN BAGAIMANA PUN

KEADAANNYA

و ن� �و�اب الت ن� �ي �ئ خ�طا ال ر ي و�خ� خ�ط�اء' آد�م� �ي �ن ب ل� ك

“Setiap anak Adam itu banyak bersalah. Dan sebaik-baik orang yang banyak bersalah

81

adalah orang-orang yang mau bertaubat”

(HR. At-Tirmidzi no. 2616. Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihul Jami’ no. 4514

mengatakan Hadits ini hasan)

Memahami perselisihan kecil adalah bumbu kemesraan yang menyenangkan

Memahami, rumah tangga tak mungkin (mustahil) tanpa adanya masalah, problem,

ganjalan, pertikaian, selalu sejalan seiya sekata, sepakat tanpa pernah ada perbedaan!

Atasi kecemburuan secara haq

Menghadapi suka duka bersama-sama

Penuh kesadaran dan kepala dingin

Saling memahami perasaan, kepribadian, keinginan dan masalah masing-masing

Tak perlu mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu

Mencoba selalu husnuddhan lebih dulu akan tiap segala sesuatu

م�اء� الس� ف�ي عه�ا و�ف�ر �ت' �اب ث ه�ا ص ل� أ Xة� �ب ط�ي Xة ج�ر� �ش� ك �ة� �ب ط�ي �م�ة� �ل ك � �ال م�ث mه الل ب� ض�ر� ف� �ي ك �ر� ت �م �ل أ

ون� �ر �ذ�ك �ت ي �هم �ع�ل ل �اس� �لن ل �ال� �م ث األ mه الل �ض ر�ب و�ي �ه�ا ب ر� �ذ ن� �إ ب Xح�ين ل� ك �ه�ا ل ك أ �ي ؤ ت ت

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang

baik seperti pohon yang baik, yaitu akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,

pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat

perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat" (QS Ibrahim: 24-

25)

1. "Berusaha menjaga penampilan yang paling menyenangkan dimatanya"

2. Senantiasa memberi senyum termanis tiap menatapnya

Senyum mesra setulus-tulusnya

Tutur bahasa yang sehalus-halusnya

Hingga ia merasa kita begitu ingin selalu membahagiakanya

3. Membiasakan memanggil dengan nama sayang kesukaanya (panggilan khusus untuknya)

Sebagaimana rasulullah biasa memanggil 'Aisyah "yaa khumairah" (artinya "wahai yang

kemerah-merahan, merah delima"), pipi yang tersipu-sipu atau "‘Aisy"

82

4. Panggilan yang bisa membuatnya tersipu-sipu, seperti...

Jantung hatiku

Belahan jiwaku

Sayangku

Kekasihku

Cantikku

Manisku

Adindaku..., adinda..., dinda...

Dhik... dll

Memanggilnya dengan cara selembut dan semesra mungkin baginya, sekaligus

menggodainya

Dan tetap membiasakanya meski kita sudah memiliki anak

5. Jadikan ia sahabat dan kekasih terbaik yang paling menyenangkan

Jaga kemesraan dan keromantisan setiap saat bersamanya

Saling berusaha menyenangkan (memuaskan) sang istri

Buat ia tahu betapa kita memperhatikan (peduli) padanya dan menanggapinya

Buat ia merasa selalu ada tempat berbagi (bersama kita)

6. Curahkan seluruh isi hati kita

7. Saling berbagi suka maupun duka tanpa ganjalan apapun

8. Meluangkan waktu untuk bisa sesering mungkin bersamanya

9. Saling bercanda dan senyum bahagia bersamanya

Berusaha selalu terbuka, tulus dna jujur

Omongkan apa saja apa adanya, rahasia yang hanya boleh kita ketahui berdua dalam

rangka mencari perbaikan (bukan menjadi aib)...

10. Buat komunikasi yang senyaman mungkin

Komunikasi yang terus terjalin setiap hari penuh kerinduan

Menghadapi dengan hati terbuka dan sambil bercanda

83

Berusaha mendengarkan "permohonan" dibalik katanya (hasrat terpendamnya)

Buatlah ia berani menceritakan mimpi-mimpinya, fantasinya ,cita-citanya. keinginan

romantisnya

waktu untuk senantiasa berkumpul bersama, termasuk dengan anak-anak kita...

Membiasakan berkumpul santai berdiskusi (kompak sehati) mencari titik temu dan

bermusyawarah

Memahami bahwa tanpa mengkomunikasikan, kita takkan pernah tahu apa yang telah dan

yang perlu dilakukan serta apa yang dibutuhkanya

Meminta pendapatnya tentang sesuatu hal dan hargai pandanganya

Buat ia merasa, bahwa pendapatnya begitu amat penting bagi diri kita

Mempelajari dan mendengarkan pendapatnya secara seksama, rela mengikuti pendapatnya

(meninggalkan pendapat kita) bila pendapatnya benar dan lebih baik

Segera ungkap rasa terima-kasih kita padanya, semisal mengecup keningnya (sembari

berbisik lembut):

"Terima kasih sayang..."

Tatap lekat-lekat wajahnya (matanya), menunjukkan perhatian kita saat berbincang

denganya

Letakkan buku atau apa yang sedang kita baca atau kerjakan. Beri perhatian penuh padanya

Bersabar saat ia ingin diskusi dengan kita, tidak mengalihkan perhatian pada benda lain

(termasuk melihat jam)

Tunjukkan bahwa kita berminat dengan menyatakan 'betul katamu sayang" sembari

memegang tanganya

Berbincang dengan cara yang menunjukkan bahwa betapa kita butuh dia

Saling tukar-pikiran dan pengalaman setiap saat bersamanya

Cari cara untuk bisa mengutarakan sesuatu senyaman mungkin

Terutama waktu sedang santai tiduran (atau sebelum tidur)

Masing-masing bisa saling mengutarakan perasaanya dengan lega

Sehingga komunikasi lebih efektif (apalagi yang menyangkut cinta/perasaan)

84

11. Berusaha selalu terbuka dan jujur, dan memberi pengertian

Saling menikmati kebersamaan, kegembiraan dan kebahagiaan

Beri kemesraan lebih saat ia sedang sedih/sakit/haidh/hamil (betapa ia butuh saat itu, hal

ini akan terekam mendalam diingatannya)

Berusaha peka pada kondisi kejiwaanya saat itu

Cium lembut dan beri pelukan hangat

Katakan; ”sayabg, aku akan selalu ada disampingmu menjagamu...”

Selalu membisikkan kata-kata indah di telinganya; ”dirumah tiada indah lagi tanpamu

istriku…”

Dan bagi sang istri, mengingat ’suami adalah syurga dan nerakamu”

Selalu menyebut kebaikan-kebaikanya selama ini, karya dan hasil usahanya

Tunggui, duduk dan tidur disampingnya melayaninya

Usap lembut air matanya sembari mengecupnya

Mencium keningnya dari waktu ke waktu

Pijat-pijat tubuhnya, suapi dan tunjukkan kasih-sayang kita

Selalu perhatikan, cukupi dan hadirkan suasana menyenangkan dimatanya

Ringankan dengan mendampinginya, diajak ngobrol, mendo'akanya serta beri hadiah untuk

kesembuhanya

Usahakan tidak tidur malam itu kecuali setelah mendapat ridhanya

Gantikan pekerjaan rumahnya

Selalu tersenyum untuknya dan berdo'a untuk kesembuhanya..

Membersihkan tetesan darah haidh istri

Dari ‘Aisyah, ia berkata,

“Aku pernah tidur bersama Rasulullah diatas satu tikar ketika aku sedang haidh. Bila

darahku menetes ke tikar itu, beliau mencucinya di bagian yang terkena tetesan darah

dan beliau tidak berpindah dari tempat itu, kemudian beliau shalat di tempat itu pula, lalu

beliau berbaring kembali di sisiku. Bila darahku menetes lagi ke tikar itu, beliau mencuci di

bagian yang terkena darah itu saja dan tidak berpindah dari tempat itu, kemudia beliau pun

85

shalat di atas tikar itu” (HR Nasa’i)

Tetap bermesraan walau istri sedang haidh

Dari ‘Aisyah ra, ia berkata,

“Saya biasa mandi bersama Rasulullah dengan satu bejana, padahal kami sama-sama

dalam keadaan junub. Aku biasa menyisir rambut Rasulullah ketika beliau menjalani i’tikaf

di masjid dan saya sedang haidh. Beliau biasa menyuruh saya menggunakan kain ketika

saya sedang haidh, lalu beliau bermesraan dengan saya” (HR ‘Abdurrazaq dan Ibnu Abi

Syaibah)

12. Menjadikan kehadiran kita senantiasa menjadi penghibur yang baik bagi kedukaan

dan kesedihanya serta kehadiran yang akan menguatkan imanya

Memahami kita semua tidak terus dalam kondisi baik

Kadang dalam kondisi yang tidak stabil sedang ujian terus datang

Hingga kita kadang dalam kondisi sulit (terjepit)

Berusaha senantiasa menjadi penyejuk hatinya saat lemah

"Mencintai pula hari kelamnya sebagaimana kita mencintai hari terang beserta senyum

manisnya"

Berusaha menenangkan hatinya yang gundah:

Rangkul pundaknya, bawa kepalanya ke dada kita

Cium keningnya, elus rambutnya sembari membisikan kata-kata yang menenangkanya

Beri sugesti kata yang menenangkan dan membangkitkan semangat

Tak perlu beri nasihat yang berat-berat (tergantung kondisinya)

13. Saat ia marah, biarkan ia memarahi diri dulu

Setelah ia cukup memarahi kita dulu kemudian cium ia

Bila salah seorang (suami atau istri) sedang marah/emosi hendaknya keduanya

berlindung kepada Allah dari gangguan setan yang terkutuk

Lalu bangkit berwudhu dan shalat 2 rakaat

Bila salah seorang dari keduanya (yang sedang terbawa emosi) dalam keadaan berdiri maka

hendaknya ia duduk, bila sedang duduk hendaknya ia berbaring

86

Salah seorang dari keduanya menuju pasanganya, memeluknya dan segera meminta

maaf atas kesalahan dan kekhilafanya apabila telah melanggar haknya

Berusaha bersegera meminta maaf dan selalu belajar saling memaafkan

Dan yang dimintai maaf hendaknya berlapang dada karena mengharap wajah Allah

Subhaanahu wa Ta’aala (Fiqhut Ta’ammul Bainaz Zaujain, hal. 37)

“Tutup pintu rapat-rapat” dari masuknya pihak ketiga dan jangan sampai ada orang lain

tahu

Tidak tergesa-gesa melibatkan pihak luar

Termasuk kepada orang tua karena dapat memperkeruh suasana

Terus bersamanya saat ia sedang emosi

Ia sedang butuh pengertian bukan solusi

Akui perasaannya saat itu

Dengarkan saja dulu, biarkan ia merasa tetap didengarkan (diperhatikan)

Setelah gerimis sedikit reda cium ia lembut, katakan kita sungguh memohon maaf dan

peduli padanya... (mendengarkanya)

Baru tanya setelahnya;

Apa yang hendak ia lakukan, tawarkan bantuan kita dengan melakukan beberapa

pekerjaan yang ia lakukan

“Sayang, jika tidak keberatan biar aku yang melakukanya...

Saling menghibur menghilangkan segala gundah-gulana, ketidak-nyamanan dan ketidak-

harmonisan

Saling nasehat-menasehati untuk bertaqwa

� جا م�خ ر� �ه ل �ج ع�ل ي الله� �ق� �ت ي و�م�ن

“Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan jalan keluar baginya”

(Ath-Thalaq: 2)

Kita Hukum dan cela (perbuatan) buruknya agar tidak mengulangi (tanpa perlu

mendendam)

Jadikan itu bukti cinta kita; "membenci kesalahanya dan bukan orangnya"

87

Lihat kesalahan yang fatal saja, tak perlu mengungkit kesalahanya yang kecil

Maafkan kesalahanya, tapi beritahu ia bahwa perhitunganya terserah Allah terutama hal-

hal yang menyangkut kesalahanya kepada Allah seperti menunda sholat dan lain-lain

Mengingat-ingat perbuatan baik istri kita saat ia melakukan kesalahan

Memahami bahwa setiap manusia bisa berbuat salah, maka cari selalu alasan untuk

memaafkanya

Seperti mungkin ia sedang lelah, sedih atau labil karena datang bulan, atau komitmenya

kepada Islam sedang dalam pertumbuhan atau alasan-alasan masuk akal lain

Daripada menghitung banyaknya kesalahan, lebih fokus pada hal baik (konstruktif) yang

bisa bersama-sama lakukan untuk mengurangi kesalahan yang ada

Hati-hati jika kita terlalu mudah memaafkan kesalahan kekasih kita (sang istri) :

Masa-masa awal kita biasanya akan terasa indah sehingga mudah mentolerir semua

kebiasaan buruknya

maka kita harus berhati-hati karena kelemahan kita ini mudah dimanfaatkan

Tidak melontarkan celaan karna masakanya yang kurang enak, sebagaimana

Rasulullah tiada pernah sekalipun mencela seorangpun dari istri-istri beliau karena masalah

ini

"Rasulullah tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau berselera, beliau

memakannya, dan jika beliau tidak senang, beliau meninggalkannya" (HR Muslim)

Jika sang istri melakukan kesalahan coba cari pendekatan lain yang tidak langsung yang

mungkin akan lebih efektif daripada teguran langsung

Menghindari sindiran atau penggunaan kata-kata yang mungkin akan melukai perasaanya

Bila musyawarah dan diskusi kita anggap solusi terbaik, cari waktu yang tepat (untuk

menjaga kehormatan sang istri)

Tunggu sejenak bersabar sampai kemarahan kita reda

Sehingga kondisi dan ucapan kita sudah terkendali (jernih)

Saat perasaannya tersinggung, berikan padanya rasa simpati kita dan nyatakan:

'Saya memohon maaf telah membuat sayangku tersinggung'. Kemudian kita diam, biarkan ia

88

merasa bahwa kita memahaminya juga

Tak perlu coba jelaskan kenapa rasa tersinggungnya, sebab itu bukan kesalahan kita

Kadang ia butuh waktu untuk menyembuhkan luka

Maka sediakan jeda, mungkin ia ingin merenung, memikirkan masalahnya sendiri dulu

atau hanya ingin relaks beristirahat

Demikian juga kita, bila butuh waktu untuk sendiri akibat gusar

Katakan padanya kita akan pulang dan sedang butuh sedikit waktu untuk berfikir mengenai

sesuatu

Sekiranya perasaan kita mulai reda dan pulang ke rumah, bicara dengan sang istri apakah

ia yang menggusarkan kita (dengan cara yang hormat dan tidak menyalahkanya)

Sang istri tak perlu tahu agar ia tak menyangka yang bukan-bukan

Tak perlu membuat ia merasa bersalah jika sedang ingin sendiri

Dan tetap berusaha bersyukur dan saling mengingatkan

Sebab nikmat Allah masih sedemikian banyak sedang hikmah pasti ada

Selama nikmat iman masih tertanam didalam dada berarti tiada yang berkurang

sedikitpun

Haram hukumnya menyebarkan rahasia rumah tangga dan hubungan suami isteri

Dalam hadits shahih, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan kalian

lakukan (menceritakan hubungan suami isteri). Perumpamaannya seperti syaitan laki-laki

yang berjumpa dengan syaitan perempuan di jalan lalu ia menyetubuhinya (di tengah jalan)

dilihat oleh orang banyak…” [Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/456-457)]

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullaah berkata, “Apa yang dilakukan

sebagian wanita berupa membeberkan masalah rumah tangga dan kehidupan suami isteri

kepada karib kerabat atau kawan adalah perkara yang diharamkan. Tidak halal seorang

isteri menyebarkan rahasia rumah tangga atau keadaannya bersama suaminya kepada

seseorang"

Allah Ta’ala berfirman...

mه الل ح�ف�ظ� �م�ا ب ب� غ�ي �ل ل ح�اف�ظ�ات' �ات' �ت ق�ان �ح�ات ف�الص�ال

89

“Maka perempuan-perempuan yang shalih adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan

menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)” [An-

Nisaa : 34]

14. Berusaha cemburu kepada istri secara haq:

Cemburu adalah fitrah. Bahkan seorang suami harus cemburu terhadap istrinya asal

tidak berlebihan (cemburu buta)

Suami yang memiliki rasa cemburu kepada istrinya tentunya tidak akan memperhadapkan

istrinya kepada perkara yang mengikis rasa malu dan dapat mengeluarkannya dari

kemuliaan

Kadang hubungan suami-istri jadi kurang harmonis karna suami kurang punya rasa cemburu

atau berlebihan cemburunya

Yakinkan, bahwa sang istri menutupi tubuhnya dengan hijab sempurna sebelum

meninggalkan rumah

Amat berbahaya bila kita sebagai suami tidak cemburu sama sekali manakala istri keluar

rumah tapi auratnya terbuka (tidak tertutup sesuai syariat)

Batasi pergaulannya, jangan sampai bercampur baur dengan laki-laki yang bukan

mahram

Pintu cemburu buta yang berlebihan adalah dibukanya kran pergaulan lelaki dan wanita

yang bukan mahram

Cegah perasaan cemburu buta kita

Misal menyimak setiap tutur katanya jangan sampai salah mengerti apa yang diucapkanya

sehingga melenceng jauh dari maksud istri kita sebenarnya

Salah pengertian bisa membuat cemburu buta yang bisa mengganggu hubungan suami istri

Cegah istri kita bepergian sendirian keluar rumah untuk keperluan yang tidak penting

Nabi bersabda yang artinya: "Tidak halal bagi seorang wanita untuk berada di rumah

suaminya sedangkan suaminya tidak suka (ridha) dan janganlah ia keluar rumah dalam

keadaan suaminya tidak ridha. Janganlah mentaati seorangpun di rumah suaminya

(selain suaminya), janganlah ia menjadikan suaminya gusar, janganlah ia menjauhi

90

ranjang suaminya dan janganlah ia merugikan suaminya walaupun ia (suaminya) lebih

dhalim darinya (wanita) sampai (si isteri) mencari keridhaan suami. Maka jika suami

ridha dan menerimanya, maka itu suatu kenikmatan baginya (wanita). Allah akan

menerima udzur-udzurnya dan akan berserilah wajahnya dan ia tidak berdosa, tapi jika

suami menolak untuk ridha kepadanya maka sungguh ia telah menyampaikan udzur-

udzurnya" Hadits Hasan dikeluarkan Baihaqi dalam "Sunan"nya (7/293) dan Hakim (2/189-

190) dari jalan 'Atha bin Abu Muslim al-Khurasany dari Malik bin Yakhamir as-Saksaky

dari Mu'adz bin Jabal secara marfu' maka ia menyebutkannya.

Dan 'Atha al-Khurasany banyak wahm-nya ia seorang mudalis dan sungguh ia telah

meriwayatkan hadits dengan 'an'anah (dari Fulan, dari Fulan -red). Hakim berkata: Sanadnya

shahih. Tetapi Adz-Dzahabi membantahnya dengan perkataan: "Bahkan ia munkar dan

sanadnya terputus."

Dan dikeluarkan Thabrani dalam "Mujamnya" dengan sanad yang dikatakan oleh al-Hafidz

al-Haitsami dalam "al-Majma'" bahwa: Para perawi salah satu sanadnya orang-orang tsiqah.

Hadits ini mempunyai syahid dari hadits Ibnu 'Umar Dikeluarkan Ath-Thayalisi (1951) dan

dari jalan itu juga dikeluarkan al-Baihaqi (7/292) dan Ibnu 'Abdil Barr dalam At-Tamhid

(1/231) dari jalan Laits bin Abu Sulaim dari 'Atha' dari Ibnu 'Umar dengan sebagian

lafadznya. Dan pada riwayatnya:

... Dan hendaknya isteri tidak keluar dari rumah suaminya kecuali dengan ijinnya, maka jika

ia berbuat demikian (keluar tanpa ijin) malaikat melaknatnya, baik malaikat kemurkaan

ataupun malaikat rahmat hingga ia (isteri) bertobat dan kembali. Dikatakan: "Walaupun

suaminya dhalim? " Rasul menjawab: "Walaupun suaminya dhalim".

Baihaqi berkata: "Laits bin Abu Sulaim menyendiri dengan lafadznya". Aku berkata: "Dia

(Laits) lemah hafalannya, maka aku berharap haditsnya menjadi syahid yang balk yang

menguatkan hadits tersebut. wallahu a'lam

Dan hadits ini mempunyai syahid dari hadits Ibnu 'Abbas. Dikeluarkan Bazzar (2/177/1464)

dengan sanad yang didalamnya ada Husain bin Qois dan ia dhaif sebagaimana dikatakan al-

91

Haitsami (4/307)

Sekalipun demikian diperbolehkan bagi seorang wanita untuk ikut shalat di masjid,

karena sabda Rasul, "Jika isteri salah seorang di antara kalian minta ijin untuk ke masjid

maka janganlah melarangnya". Hadits shahih dikeluarkan Bukhari (2/347 -Fathul Bari),

Muslim (442), Abu 'Awanah (2/56,57), Abu Dawud (566), Nasa'i (2/42), Tirmidzi (570),

Ibnu Majah (16), ad-Darimi (1/235), Ibnu Hibban (3/486-487), Ahmad (2/7,9), Ibnu

Khuzaimah (1677) (1678), Ibnu 'Abdil Barr dalam "Al-jami'" (2/195), Abdul Razzaq dalam

"AI-Mushonnaf" (5107,5108,5122), Al-Baihaqi (3/133), Ibnu Hazm dalam "AIMuhalla"

(3/130), ath-Thobrany dalam "AI-Kabir" (13350,13471,13472,13565,13570), dan al-

Baghawi dalam "Syarhus-Sunnah" (3/439-440) dari beberapa jalan dari Ibnu 'Umar. Aku

menyebutkan nya secara terpisah di "Badzlul-Ihsan" (713)

Dalam hadits diatas ada petunjuk bahwa, keluar (ke masjid) adalah harus dengan ijin suami,

kalau suami melarangnya, suami tidak berdosa menurut pendapat terpilih dari pendapat para

pentahqiq. Dan sungguh al-Baihaqi telah berkata: "Itu adalah pendapat umumnya para

ulama"

Adapun hadits: "Janganlah kalian larang hamba-hamba perempuan Allah untuk pergi ke

masjid". Hadits shahih dikeluarkan Syaikhan (Bukhari dan Muslim), Ahmad, Abu Dawud

dan lain-lain sebagaimana telah aku tahqiq dalam kitab "AI-Mashdarus-Sabiq"

Maka perintah ini tidak menunjukkan wajib, jika seandainya wajib, maka hadits tentang

minta ijin tidak akan ada artinya. wallahu a'lam

Bersamaan dengan diperbolehkannya wanita keluar untuk ke masjid maka

sesungguhnya shalatnya di rumah lebih utama daripada ikut berjamaah. Karena sabda

Rasul:

"Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih utama dari shalatnya di kamarnya,

shalatnya di bilik khususnya lebih utama dari shalatnya di rumahnya". Hadits shohih

diriwayatkan Abu Dawud (570), Ibnu Khuzaimah (1685, 1688, 1690), Hakim (1/209), Al-

Baihaqi (3/131), Ibnu Hazm dalam "Al-Muhalla" (3/136-137), al-Baghawi dalam "Syarhus-

92

Sunnah" (3/441-442) dari jalan Hamam dari Qatadah dari Mauruq al-'Ajli dari Abu al-

Ahwash dari Ibnu Mas'ud secara marfu'. Al-Hakim berkata:

"Shahih dengan syarat Asy-Syaikhani (Bukhari-Muslim) dan sungguh keduanya berhujjah

dengan al-Mauruq al-'Ajli". Dan telah disepakati oleh adz-Dzahabi

Aku berkata: Akan tetapi Qatadah mudallis dan hadits ini mempunyai syahid dari hadits

Ibnu `Umar secara marfu': Janganlah kalian larang isteri-isteri kalian untuk me masjid-

masjid dan rumah-rumah mereka adalah lebih baik buat mereka"

Dikeluarkan oleh Abu Dawud (567), Ibnu Khuzaimah (1/92-1684), Hakim (1/209), Baihaqi

(3/131), Al-Baghawy dalam "Syarhus-Sunnah" (3/441), Ahmad (2/76-77) dari jalan

al-'Awwam bin Hausyab dari Habib bin Abu Tsabit dari Ibnu 'Umar, maka ia menyebutkan

haditsnya. Hakim berkata: "Shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim" Dan disepakati

oleh Adz-Dzahabi. Aku berkata: "Seandainya saja Hubaib bin Abu Tsabit bukan seorang

mudallis, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban mensifati demikian"

Dan hadits yang lain adalah dari Ummu Salamah. Dikeluarkan Ahmad (6/391), Ibnu

Khuzaimah (1683), al-Hakim (1/209), al-Baihaqi (3/131) dari jalan Darroj Abus-Samhi dari

as-Saib budaknya Ummu Salamah secara marfu':

Sebaik-balk masjidnya wanita adalah dalam rumah mereka"

Aku berkata: "Darraj adalah dhaif dan as-Saib budaknya Ummu Salamah tidak diketahui

keadaannya. Ibnu Khuzaimah berkata: "Aku tidak mengetahui keadilannya dan cacatnya"

Dan syahid yang lain dari hadits isterinya Abu Hamid as-Sa'idi ia berkata: "Wahai

Rasulullah, sesungguhnya aku senang shalat bersamamu", maka Rasul menjawab:

"Sungguh aku tahu engkau senang shalat bersamaku, tapi shalatmu di rumahmu lebih

balk dari shalatmu di masjid kaummu dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik dari

shalatmu di masjidku"

Di sana (yakni dalam kitab "al-Insyirah fi Adab an-Nikah" karya Syeikh Abu Ishak al-

Huwaini al-Atsari masih ada riwayat-riwayat lain yang berdasarkan syawahidnya shahih,

hadits ini secara umum adalah shahih, dapat diterima

Diperbolehkan bagi wanita untuk keluar ke pasar dan sebagiannya untuk memenuhi

93

kebutuhannya dengan tetap mempunyai rasa malu yang besar dan harus komitmen

dengan pakaian syar'i dan menjaga anggota badan dari melakukan kemungkaran-

kemungkaran

Karena hadits 'Aisyah yang berkata: "Telah keluar Saudah bintu Zam'ah pada suatu malam,

maka Umar melihatnya dan mengenalinya, kemudian dia berkata: "Demi Allah,

sesungguhnya engkau tidak tersembunyi dari kami". Maka kembalilah Saudah kepada Nabi,

kemudian Saudah menceritakan hal itu kepada Rasulullah, ketika itu beliau berada di

rumahku ('Aisyah -red) sedang makan malam dan di tangan beliau ada tulang, maka turunlah

wahyu kepada beliau, yang memberikan keringanan terhadap masalah itu, Beliau berkata:

"Sungguh Allah mengijinkan kalian (para wanita) untuk keluar memenuhi kebutuhan-

kebutuhan kalian" (Hadits shahih dikeluarkan Bukhari (9/337) dan lafadznya milik

Bukhari, (juga dikeluarkan) Muslim dan Ibnu Sa'ad (8/125-126), Ibnu Jarir dalam tafsirnya

(22/25), Ahmad (6/56), al-Baihaqi (7/88)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Tidak halal bagi seorang istri

keluar dari rumah suaminya kecuali dengan izin suaminya” Beliau juga berkata, “Bila si

istri keluar rumah suami tanpa izinnya berarti ia telah berbuat nusyuz, bermaksiat kepada

Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, serta pantas mendapatkan hukuman” (Majmu’

Al-Fatawa, 32/281)

Bahkan beliau (Ibnu Taimiyah) juga berkata: "Jika isteri keluar rumah suami tanpa

seijinnya maka tidak ada hak nafkah dan pakaian"

Cegah istri kita mengangkat telepon ketika telepon berdering ketika kita atau anak laki-laki

kita ada

Ajari ia menjawab seperlunya dengan intonasi yang wajar-wajar saja bila terpaksa harus

menjawab telepon dari lelaki yang bukan mahram

Jadi Islam telah memberikan aturan yang lurus berkenaan dengan penjagaan

terhadap rasa cemburu ini dengan:

a. Memerintahkan kepada wanita untuk berhijab

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya:

94

�ن أ �ى �د ن أ �ك� ذ�ل �ه�ن� ب �ي �ب ج�ال م�ن ه�ن� �ي ع�ل ن� �ي د ن ي ن� �ي مؤ م�ن ال اء� �س� و�ن �ك� �ات �ن و�ب و�اج�ك� �ز أل� قل �ي� �ب الن �ه�ا ي� أ �ا ي

م�ا ي ح� ر� ا غ�فو ر� الله �ان� و�ك ن� ؤ ذ�ي ي � ف�ال ف ن� ع ر� ي

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan putri-putrimu serta wanita-wanita

kaum mukminin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka diatas tubuh

mereka. Yang demikian itu lebih pantas bagi mereka untuk dikenali (sebagai wanita

merdeka dan wanita baik-baik) hingga mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah Maha

Pengampun lagi Penyayang” (Al-Ahzab: 59)

b. Memerintahkan wanita untuk menundukkan pandangan matanya dari memandang

laki-laki yang bukan mahramnya

ه�ا م�ن ظ�ه�ر� م�ا � �ال إ �هن� �ت ن ز�ي ن� د�ي ب ي � و�ال و ج�هن� فر �ح ف�ظ ن� و�ي ص�ار�ه�ن� �ب أ م�ن �غ ضض ن� ي �ات� مؤ م�ن �ل ل و�قل

“Katakanlah kepada wanita-wanita mukminah: ‘Hendaklah mereka menundukkan

sebagian pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka…” (An-Nur: 31)

c. Tidak membolehkan wanita menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami dan

laki-laki dari kalangan mahramnya

و� أ �ه�ن� �خ و�ان إ و

� أ �ه�ن� �ت عو ل ب �اء� ن �ب أ و� أ �ه�ن� �ائ ن ب

� أ و� أ �ه�ن� �ت عو ل ب �اء� آب و

� أ �ه�ن� �ائ آب و� أ �ه�ن� �ت عو ل �ب ل � �ال إ �هن� �ت ن ز�ي ن� د�ي ب ي � و�ال

م�ن� �ة� ب �ر إل ا ول�ي أ ر� غ�ي ن� �ع�ي �اب الت و�� أ هن� م�ان �ي أ �ت �ك م�ل م�ا و

� أ �ه�ن� ائ �س� ن و� أ �ه�ن� �خ�و�ات أ �ي �ن ب و

� أ �ه�ن� �خ و�ان إ �ي �ن ب

اء� �س� الن ات� ع�و ر� ع�ل�ى وا �ظ ه�ر ي �م ل ن� �ذ�ي ال الط�ف ل� و�� أ ج�ال� الر�

“… janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa

tampak darinya (tidak mungkin ditutupi). Hendaklah pula mereka menutupkan

kerudung mereka di atas leher-leher mereka dan jangan mereka tampakkan perhiasan

mereka kecuali di hadapan suami-suami mereka, atau ayah-ayah mereka, atau ayah-

ayah suami mereka (ayah mertua), atau di hadapan putra-putra mereka, atau putra-putra

suami mereka, atau di hadapan saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-

laki mereka (keponakan laki-laki), atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau di

hadapan wanita-wanita mereka, atau budak yang mereka miliki, atau laki-laki yang tidak

punya syahwat terhadap wanita, atau anak laki-laki yang masih kecil yang belum

mengerti aurat wanita” (An-Nur: 31)

d. Tidak membiarkannya bercampur baur dengan laki-laki yang bukan mahram

95

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

: : . م�و ت ال ح�م و ال ق�ال� ح�م و�؟ ال �يت� أ ر�� أ الله�، و ل� س ر� �ا ي وا ق�ال اء� �س� الن ع�ل�ى و�الد�خو ل� م �اك �ي إ

“Hati-hati kalian dari masuk ke tempat para wanita.” Para sahabat bertanya: “Wahai

Rasulullah, bagaimana pendapatmu dengan ipar?” Beliau menjawab, “Ipar itu maut.”

(HR. Al-Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 5638)

Ipar dikatakan maut, maknanya kekhawatiran terhadapnya lebih besar daripada

kekhawatiran dari orang lain yang bukan kerabat. Kejelekan dan fitnah lebih

mungkin terjadi dalam hubungan dengan ipar, karena ipar biasanya bebas keluar

masuk menemui si wanita dan berduaan dengannya tanpa ada pengingkaran,

karena dianggap keluarga sendiri/saudara. Beda halnya dengan ajnabi (lak-laki yang

bukan kerabat).

Yang dimaksud dengan al-hamwu disini adalah kerabat suami selain ayah dan anak laki-

laki suami, karena dua yang disebutkan terakhir ini merupakan mahram bagi si wanita

hingga mereka boleh berduaan dengan si wanita dan tidak disifati dengan maut.

Adapun yang disifati dengan maut adalah saudara laki-laki suami, keponakan laki-

laki suami, paman suami, dan anak paman suami serta selain mereka yang bukan

mahram si wanita (dari kalangan kerabat suami). Kebiasaan yang ada dikalangan

orang-orang, mereka bermudah-mudahan dalam hal ini sehingga ipar dianggap biasa bila

berduaan dengan istri saudaranya. Inilah maut, dan yang seperti ini lebih utama untuk

disebutkan pelarangannya daripada pelarangan dengan ajnabi. (Al-Minhaj, 14/378)

e. Tidak memperhadapkannya kepada fitnah, seperti bepergian meninggalkannya

dalam waktu yang lama atau menempatkannya di lingkungan yang rusak

Seorang suami hendaklah memerhatikan perkara-perkara di atas agar ia dapat menjaga

kehormatan istrinya sebagai bentuk kecemburuannya kepada si istri.

H. MENIKMATI INDAHNYA MASA-MASA AWAL

Tahun pertama, masa-masa penyesuaian

Kita tak perlu cemas bila dalam masa penyesuaian (transisi menuju kemapanan) semisal

96

terjadi pertengkaran

Yang terpenting bersama-sama coba menemukan cara penyelesaian terbaik serta tidak menyia-

nyiakan pengalaman sebelumnya untuk menghadapi masalah selanjutnya

Coba pada tahun awal perkawinan ini, kita beserta istri kita mulai belajar memupuk minat

pada kesukaan dan kegiatan yang sama

Di tahun pertama ini, kita dan istri perlu belajar banyak untuk bisa senantiasa hidup terasa

nyaman bersama, serta tengah mempersiapkan diri hidup bertiga (kehadiran buah hati)

Meski di tahun-tahun pertama perkawinan ini kita dan istri masih meraba-raba kearah mana

kehidupan pernikahan berjalan, namun alangkah baik kita beserta istri mulai melihat jauh ke

depan

Tentukan rencana jangka pendek dan jangka panjang kehidupan kita berdua; semisal

jumlah anak yang kita berdua inginkan hingga perencanaan keuangan (sehingga mencukupi

kebutuhan pendiidkan keluarga, istri dan anak)

Tahun kedua, Mulai berkompromi mencari jalan kebaikan bersama

Memasuki tahun kedua, manisnya bulan-bulan madu mulai berkurang. Pahitnya konflik akibat

beda sifat dan pendapat mulai terasa. Kita mungkin sempat putus asa mengapa suami atau istri

kita jadi kelihatan semakin menyebalkan!

Tak perlu buru-buru cemas atau berprasangka bukan-bukan, meski belum bisa menerima

sepenuhnya perbedaan ini mari kita mulai belajar saling berkompromi satu dengan yang lain

(selama dalam hal yang syari'e)

Mari kita memahami, konflik biasanya timbul bila kita memiliki harapan dan aspirasi

berbeda dari istri (dan juga demikian dengan istri kita)

Maka terus kita usahakan komunikasi lebih erat lagi (lebih cair dan nyaman), ketahui jelas

apa yang kita harapkan dari istri kita dan mari kita bicarakan secara gamblang dengan istri

kita

Di tahun kedua ini, umumnya kita beserta istri sudah menjadi ayah dan ibu.

Berperan ganda sebagai ibu-istri dan ayah-suami memang tidak mudah

97

Istri kita yang sibuk mengurus anak-anak jadi sering lupa merawat suami (bahkan dirinya

sendiri)

Kita juga sering lupa memanjakan istri kita (seperti awal-awal nikah dulu). Seringkali lupa

keasyikan dengan kehadiran anak kita

Hingga seringkali semua perhatian kita, waktu dan tenaga tercurah untuk sang buah hati yang

begitu mengesankan (menyenangkan)

Jadi jangan sampai kita lengah, meski sibuk dengan peran-peran baru kita ini, tetap berusaha

terus memberi perhatian khusus pada suami atau istri kita

Mari memahami, suami atau istri kita begitu butuh untuk merasa tetap kita cintai

Maka luangkan waktu khusus, ajak istri kita berduaan saja tanpa gangguan apapun dan

siapapun (membuat acara berduaan disetiap minggunya)

Dan mari kita memahami, bahwa tak ada satupun dari diri kita dan istri kita yang bisa

berubah total dalam waktu singkat (demi memperbaiki kehidupan bersama)

maka dengan kita memahami hal ini akan terasa ringan (lapang) beban di hati kita, membuat

kita lebih bisa bersabar menghadapi kelemahan atau kekurangan istri kita (tidak mudah

menyalahkan dan bersedih)

BAB III

BANTU IA DALAM MENGURUS ANAK-ANAK (DAN PERANNYA SEBAGAI

SEORANG IBU)

A. FAHAMI IA SEBAGAI SEORANG IBU

Betapa sulitnya menjadi seorang ibu

Bimbing dan ajari ia menjadi seorang ibu dan pendidik terbaik (mapan) bagi anak-anak kita

“Ibu adalah madrasah (sekolah) bagi anak-anaknya" (syair Arab)

Tidak terbuai dengan kesenangan bersama anak sehingga melupakan sang istri/suami

98

(utamakan istri/suami dan pahami kecemburuanya)

Menyadari peranan lebih dari sekadar suami dan istri, abi dan ummi, tapi sebagai pria dan

wanita dewasa yang membutuhkan romantisme disetiap waktu

Tak perlu malu dilihat anak, justru selayaknya kita bangga sampai tua masih romantis dengan

istri. Bisa menjadi contoh bagi orang lain (khususnya pada anak kita)

Mari memahami, pendidikan anak adalah buah dari kekuatan cinta dari perniikahan kita,

maka penting menyisihkan waktu luang berdua bebas dari urusan anak

Hal ini akan membuat hubungan lebih intim (memperkokoh perkawinan dan keluarga kita)

Terutama bila telah nampak tanda-tanda tamyiz pada anak kita, maka selayaknya ia mendapat

perhatian serius dan pengawasan yang cukup

Sungguh hatinya bagai bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya.

Jika dibiasakan dengan hal-hal baik, ia akan berkembang dengan kebaikan sehingga kita

(orang tua dan pendidik) ikut memperoleh pahala namun jika ia dibiasakan dengan hal-hal

buruk maka ia akan tumbuh dengan keburukan dan kitapun juga ikut memikul dosanya

Miliki sifat pendidik yang sukses:

Berusaha sabar (tidak mudah emosional)

Berusaha bersikap lemah-lembut dan menghindari kekerasan

Memenuhi hati kita dengan penuh rasa kasih-sayang

Memilih yang termudah dari 2 hal selama tidak berdosa

Berusaha bersikap fleksibel

Berusaha bersikap moderat (seimbang)

Memilih saat yang terbaik dalam memberi nasihat

B. BANTU UNTUK MENGASUH DAN MENDIDIK ANAK-ANAK

Jadikan anak kita generasi terbaik dengan bekal ilmu dan teladan terbaik dari diri kita

Berusaha menjadikanya (mendidik) lebih baik daripada diri kita

Mendidik anak dengan cara sebaik-baiknya dan bersabar

Terapkan metode mendidik secara kerja-sama

Mari kita memahami, anak kita akan lebih mudah memahami dan mengamalkan hukum-hukum

99

Allah jika ia melihat langsung contohnya dari kita selaku orangtuanya

kita (Orangtua) adalah guru dan orang terdekat baginya yang wajib jadi teladan

maka kita beserta istri dituntut sungguh-sungguh memberi contoh yang baik senantiasa dengan

memelihara ketaatan serta ketekunan kita dalam beribadah dan beramal shalih.

Maka insya Allah anak kitapun akan mudah kita ingatkan secara sukarela

Perlunya kerjasama yang kompak antara kita dan istri

Perlunya planning dan dan penentuan target bersama serta bersama-sama dalam pelaksanaanya

Ajarkan ilmu hingga mereka mengenal dan mencintai Allah yang menciptakannya dan

menciptakan seluruh alam semesta

Mengenal dan mencintai rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, yang pada diri beliau suri

tauladan yang mulia

Agar mereka mengenal dan memahami Islam untuk diamalkan

Memahami ucapan sahabat Umar bin Khattab ini...

"Didiklah anak-anak kalian dengan metode pendidikan yang berbeda dengan metode

pendidikan yang kalian terima dari orang tua kalian, karena sesungguhnya mereka diciptakan

untuk hidup pada satu zaman yang berbeda dengan zaman kalian."

(selama tetap istiqomah dalam Al Qur'an dan assunnah)

Pada usia sedini mungkin, ajarkan kalimat-kalimat yang baik serta bacaan Al Qur’an,

sebagaimana dicontohkan para sahabat dan generasi tabi’in dan tabi’ut tabi’in

"Didiklah anak-anakmu dengan 3 perkara: mencintai Nabimu; mencintai ahlul baitnya;

dan membaca al-quran karena orang-orang yang memelihara Al-Quran itu berada dalam

lindungan singgasana Allah pada hari ketika tidak ada perlindungan selain daripada

perlindungan-Nya; mereka beserta para nabi-Nya dan orang-orang suci" (HR ath Thabrani)

Pengenalan Kalimat Tauhid

Ketika baru lahir, anak kita perdengarkan adzan dan syahadat. siraman kalimat Tauhid "Laa

illaha illa Allah Muhammadurrasulullah" adalah hal pertama yang harus didengar anak kita

saat pertama menghirup dunia dengan panca inderanya sendiri. Ruh anak kita bersyahadat

mengakui keberadaan Allah hingga kelak berkembang menjadi jati dirinya

100

Sehingga banyak dari mereka sudah hafal Al Qur’an pada usia sangat belia sebagai dasar

hidupnya

Jadikan itu pemicu untuk kita kembali belajar dan berlomba-lomba dengan anak kita

Hingga setelah menginjak masa anak-anak tinggal mempelajari ilmu-ilmu lainya

Perhatikan shalat sebagai prioritas utama

"Suruhlah anakmu sholat pada saat berumur 7 tahun, dan pukullah bila mereka enggan

melakukannya saat sudah berumur 10 tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka" (HR.

Al-Hakim dan Abu Daud)

Usia dini sekitar 5 hingga 7 tahun adalah umur-umur dimana anak kita harus lebih kita

kenalkan pada ibadah-ibadah yang lebih dari sekedar meniru-niru shalat abi dan umminya.

Dengan menerapkan metoda pembelajaran ini semoga anak kita akan terbiasa melakukan

ibadah dan sudah tidak lagi merasa bahwa ibadah adalah tanggungan yang mengesalkan.

1. Mendidik anak untuk taat dan hormat dengan mengutamakan ibunya

Didik untuk terbiasa mencium kening ibunya

Mengajari cara menyambut ayah-ibunya, dan mencium tanganya, dll

Jika minta sesuatu, suruh tanyakan dulu pada ibunya

Tidak berlebihan dalam memanjakan anak kita (menuruti semua permintaanya), namun

berusaha agar ia berkorban/bekerja terlebih dahulu (sebagai bentuk imbalan baginya)

Sikap memanjakan akan menanamkan sifat egois dan membuat sang anak kurang punya rasa

tanggung-jawab dan membuatnya mudah bergantung pada orang lain

Sehingga kepribadianya akan lemah, kurang bisa menyikapi kegagalan dengan baik

Jangan sampai cinta kita sebagai orang tua dijadikan tameng dalam melakukan

perbuatan-perbuatan yang kurang baik dan lemah

Bahagiakan anak dan ibunya dengan memuji anak dihadapan ibunya

Bantu: memandikan, mengenakan pakaian, menjaganya dll

Temukan kelucuan pada sang anak dan bersenang-senang denganya

Ajak ia bermain diluar, tidak mengganggu umminya yang sedang beristirahat

101

Biasakan bermain-main dengan anak dan ibunya

Tunaikan permintaan anak, sehingga waktu malam bisa tenang beristirahat

Dan tak lupa tetap selalu mengarahkan perilaku sang anak (mendidik) bahkan saat ia sedang

bergembira

2. Perhatian perkembangan akhlaq anak

Terutama akhlaq (berbakti) kepada orang tua

Perhatikan juga siapa teman pergaulanya dan yang paling dekat denganya

Perhatikan dan tanyakan apa yang dilakukanya hari ini...

Menasehati dengan hikmah (sesuai dengan usia dan efektifitas kepahamanya)

Memperhatikan adab-adab dalam mendidik anak (terutama pada masa-masa tamyiz hingga

masa-masa menjelang baligh). Kami kutip dan edit dari Mathwiyat Darul Qasim "tsalasun

wasilah li ta'dib al abna'' asy, Syaikh Muhammad bin shalih al Utsaimin rahimahullah)

Menjaga anak kita bergaul dengan anak-anak yang biasa bermegah-megahan, nakal dan

angkuh. Pergaulan yang jelek akan sanagt berpengaruh buruk pada anak kita. Bisa jadi setelah

dewasa anak kita akan memiliki akhlak buruk sebagai akibat pergaulan yang salah di masa

kecil (na'u dzubiillahi mindzalik). Yang demikian bisa kita cegah dengan memberi pendidikan

adab yang baik sedini mungkin

Kita tanamkan rasa kecintaan membaca dan menyimak al Qur'an, kitab-kitab dan buku-

buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur'an dengan tafsirnya, hadits-hadits Nabi dan

juga pelajaran fikih dan lain-lain. Juga kita biasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik,

sejarah orang-orang shalih dan zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan

meneladani kebaikan mereka

Serta kita beritahu tentang bahayanya faham dan aqidah yang sesat dan menyimpang serta

bid'ah (terutama yang ada disekitar kita) agar tidak terjerumus kedalamnya

3. Kita didik untuk makan dengan tangan kanan, membaca basmalah sebelumya, memulai

dengan yang terdekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum yang lainnya

(yang lebih tua). Dan cegah anak kita memandangi makanan dan orang yang sedang makan

4. Tak segan-segan memuji anak kita dan memberi penghargaan yang akan

102

membahagiakanya jika ia melakukan amal terpuji dan akhlak mulia Dan jika ia

melakukan kesalahan maka nasihati dengan hikmah bahwa apa yang dilakukannya tidak baik,

tanpa perlu buka aib didepan orang lain

5. Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya kita marahi ditempat yang

terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahanya. Katakan padanya jika terus melakukan hal itu

orang-orang akan membenci dan meremehkanya. Namun tak perlu terlalu sering (mudah )

memarahinya sebab akan menjadikanya kebal dengan kemarahan

6. Kita (ayah) hendaknya menjaga kewibawaan dalam berkomunikasi dengan anak. tidak

menjelek-jelekkan atau bicara kasar kecuali pada saat tertentu. Sedangkan istri kita

(ibunya) hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan pada kita (ayah) dan

memperingatkan anak-anak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan

kemarahan dari ayah

7. Tumbuhkan pada anak kita (terutama laki-laki) kecintaan hatinya tertambat pada

Masjid. Tanamkanlah kpd anak laki-laki bahwa sholat berjamaah di Mesjid adalah kewajiban

bagi laki-lagi

8. Didik anak kita untuk murah memberi (bersedekah) tanpa berharap apapun dan

jauhkan dari sifat meminta, mengeluh dan menyerah

9. Mencegahnya dari banyak bicara, kecuali yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah

10. Didik anak kita memiliki jiwa pemberani penuh semangat membara dan sabar dalam

kondisi sesulit apapun. Puji ia jika bersikap demikian, (sehingga ia akan terus terpacu)

11. Berikan nak kita mainan atau hiburan yang positif untuk melepaskan kepenatan atau

refreshing, setelah selesai belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain

12. Jika anak kita telah mencapai usia 7 tahun, maka kita perintahkan untuk shalat dan tidak

sampai membiarkanya meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegah pula anak ki ia

dari berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah-

perintah

13. Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustadz) dan

secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh

103

hormat. Dan sebisa mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka)

14. Kita didik agar tidak tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik

dan tidak memasukkan makanan kedalam mulut sebelum habis yang ada di mulut. Serta

berhati-hati agar tidak sampai mengotori pakaian

15. Kita latih untuk tidak bermewah-mewah dalam makan(harus pakai lauk ini itu dll sehingga

kesan kalau makan harus dengannya). Juga kita ajari tidak terlalu banyak makan dan memberi

pujian pada anak yang demikian (untuk mencegah kebiasaan buruk hanya mementingkan perut)

16. Kita tanamkan agar ia mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan mencukupkan

dengan makanan yang sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang enak-enak yang

akhirnya akan sulit ia melepaskanya

17. Buat ia suka jika memakai pakaian berwarna putih, bukan warna-warni dan bukan dari

sutera. Dan ditegaskan sutera itu hanya untuk wanita

18. Mengajari untuk mengingkari jika ada anak laki-laki lain yang memakai sutera atau

isbal (menjulurkan pakaian hingga melebihi mata kaki).

19. Kita jauhkan anak kita dari syair-syair cinta gombal dan hanya sekedar menuruti

hawa nafsu yang akan bisa merusak hati dan jiwanya

20. membiasakan ia menulis indah (khath) dan mengahafal syair-syair tentang

kezuhudan, akhlak mulia sertta semangat juang dan jihad. Semua ini menunjukkan

kesempurnaan sifat dan hiasan yang indah

21. Hendaknya kita cegah dari tidur di siang hari yang akan menyebabkan rasa malas

(kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur kita biarkan ia

tidur (tidak memaksakan dengan aktivitas tertentu) sebab bisa menimbulkan kebosanan dan

melemahnya kondisi badan

22. Kita jauhkan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk yang akan membuat

badanya mudah terlena dan hanyut dalam kenikmatan yang melemahkan. Ini dapat

mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak

23. Jangan kita biasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia

melakukannya tidak lain karna adanya keyakinan bahwa itu tidak baik

104

24. Biasakan agar anak kita melakukan olah-raga atau gerak badan di waktu pagi agar

jauh dari rasa malas. Melatih ketrampilan memanah (atau menembak), menunggang kuda, dan

berenang (maka tidak mengapa menyibukkan diri dengan kegiatan itu)

25. Jangan sampai kita biarkan anak kita terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak

(berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri

26. Melarangnya dari membanggakan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau

makananya didepan teman sepermainan. Biasakan ia bersikap tawadhu', lemah lembut dan

menghormati temanya

27. Tumbuhkan pada anak kita (terutama laki-laki) agar tidak terlalu mencintai emas

dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai

emas dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking

28. Jauhkan anak kita dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat umum,

membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak

menguap

29. Ajari anak kita duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki

kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung

kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan oleh

Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam

30. Cegahlah anak kita dari banyak bersumpah, baik sumpah yang benar maupun dusta

agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan

31. Kita cegah anak kita dari berkata keji dan sia-sia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga

dari bergaul dengan orang-orang yang biasa melakukanya

Mari kita memahami, mendidik anak (agar tidak sekadar cerdas namun juga taat dan

shalih) saat ini begitu sulit. banyak hal diluar sana yang siap menerkam anak kita.

Menyerahkan pendidikan penuh pada pendidikan luar begitu berbahaya. Maka pentingnya kita

disini selektif mencarikan pendidikan anak kita beserta lingkungan yang selamat (pentingnya

kita membiayai/menciptakan demi sebuah lingkungan pembelajaran yang baik)

105

Mari kita memahami, peran kita pada anak kita belumlah cukup untuk mengantarkan anak kita

menjadi manusia seutuhnya. Anak kita butuh bersosialisasi dengan lingkungan hingga ia

beraktivitas secara luas

Sedang mendidik sendiri dan membatasi pergaulan di rumah juga tidak mungkin padahal

membiarkan anak kita mudah bergaul di lingkungan (umum) begitu berisiko (bagi anak kita

dan kita sebagai orang tua di dunia dan akhirat)

Kita mengetahui bahwa masyarakat yang ada saat ini banyak sekali terpengaruh nilai-nilai

paham yang buruk seperti materialisme, sekularisme, permisivisme, hedonisme, dan liberalisme

yang menjadi tantangan besar keluarga Muslim

Hal ini membuat kita dan anak kita hidup dalam lingkungan yang dilematis. Anak kita

mendapat pengajaran agama dari keluarga namun saat keluar bergaul dengan lingkungan yang

banyak bertentangan dengan yang kita ajarkan (terutama dalam prakteknya)

Dan tarik-menarik pengaruh ini akan begitu mempengaruhi sosok kepribadian anak kita kelak

Maka perlunya gencar dakwah untuk mengubah sistem masyarakat yang bertentangan

dengan pemahaman Islam yang shahih harus kita lakukan mulai dari diri kita sendiri.

Berharap kelak akan muncul generasi-generasi islam yang tangguh dan taat dari lingkungan

kita

begitu pentingnya cara menjadi orangtua yang cerdas dan bijak untuk menjadikan anak-

anak kita senantiasa berlaku baik dan taat kepada Allah

Mendidik anak kita agar taat Syariat (hukum-hukum Allah)

Didik anak kita untuk biasa berpikir yang benar (shahih) dan ilmiyyah dari kecil dan

mengusahakan menghafal dalilnya

Mari kita memahami, pengaruh arus globalisasi, informasi, dan teknologi begitu besar dalam

mewarnai sikap dan perilaku anak.Bukan kita yang ditandai lebih berani dan agak ’sulit diatur’

Efeknya bagi orang tua seakan-akan anak-anak sekarang beda dengan anak-anak dulu yang

takut dan segan dengan orang tua dan guru (sekarang anak berani membantah, bandel dan susah

diatur)

Kita juga perlu memahami, anak sekarang kecerdasan dan keingin-tahuanya begitu besar (dari

106

informasi yang begitu berlimpah ia dapat)

hal tersebut membuat anak kita bertanya-tanya (jadi wajar jika tidak melulu menurut dan diam)

Maka pentingnya kita untuk memperhatikan 2 hal

Pertama, Menanamkan ilmu dari sumber yang benar dan bersih sejak dini

Yang bersumber shahih dari alquran dan assunnah

Meliputi segala hal yang menyangkut rukun iman, rukun Islam dan hukum-hukum

syariah secara praktis dengan memberikanya secara bertahap dan sesuai kemampuan nalar

anak kita

Yang terpenting bagaimana merangsang anak kita untuk menalar secara benar dan

mendekatkan pada jalan ilmu

Pada tahap ini kita dituntut bersabar dan penuh kasih sayang. Sebab, tidak sekali diajarkan

anak kita langsung mengerti dan menurut seperti keinginan kita

Dalam hal shalat misalnya, ajak anak kita tahu ilmu yang akan merangsang ia menalar

mengapa harus shalat. Lalu terus-menerus ia kita ajak shalat berjamaah di masjid (jika laki-

laki), sehingga anak kita juga tahu bahwa banyak orang Muslim lainya yang juga melakukan

shalat

Kedua, jadikan diri kita teladan pertama dan utama (terus dilihat) oleh anak kita

Membiasakan memahami suatu hal dengan ilmu yang shahih (ilmiyyah) adalah cara efektif

mengasah ketajaman akal ana kita

Sehingga kelak setelah sempurna akal anak kita, mereka akan punya prinsip yang tegas dan

benar (tidak mudah terpengaruh pergaulan atau kebanyakan orang keawam an yang salah)

C. TANAMKAN AQIDAH DAN SYARIAH SEJAK DINI

"Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang

menjadikan nya yahudi, nasrani atau majusi" (HR. Bukhari 1385 dan Muslim 2658)

Agar anak kita mengenal betul siapa Allah rabb-nya

Sejak masih bayi dalam kandungan, istri kita bisa memulai dengan sering mengaji, menyimak

laquran dan hadist, memperbanyak dzikir, mendnegarkanm bacaan yang baik-baik saja

107

(murattal), dll

Setelah lahir kita berkesempatan untuk membiasakan anak kita mendengarkan ayat-ayat al-

Quran

Pada usia dini kita ajak untuk belajar menalar bahwa dirinya, orang tuanya, seluruh

keluarganya, manusia, dunia, dan seluruh isinya diciptakan oleh Allah. Oleh karena Itu

mengapa manusia harus beribadah dan taat hanya kepada Allah

Anak kita juga kita kenalkan dengan asma dan sifat-sifat Allah (asmaul husna)

Sehingga anak kita mengetahui betapa Allah Mahabesar, Mahaperkasa, Mahakaya, Mahakasih,

Maha Melihat, Maha Mendengar, dan seterusnya

Maka setelah anak kita bisa memahami dengan baik, insya Allah akan tumbuh kesadaran

pada dirinya untuk senantiasa mengagungkan Allah dan hanya bergantung pada Allah.

Serta kita berharap semoga akan tumbuh kecintaan anak kita kepada Allah sepenuhnya

yang akan mendorongnya terus melakukan amal yang Allah cintai (amalan shalih) yang

akan menjadi penyejuk mata kita

Menanamkan akidah juga kita sertai dengan pengenalan hukum-hukum syariah secara bertahap

Kita mulai dengan memotivasi anak kita senang melakukan hal-hal yang dicintai Allah,

seperti mengajak shalat berjamaah, membacakan berdo'a dan berdzikir setiap saat, dan

mmebiasakan membaca al-Quran bersama

Menanamkan akhlaqulkarimah seperti berbakti kepada orangtua, santun dan sayang kepada

sesama, bersikap jujur, berani karena benar, tidak berbohong, bersabar, tekun bekerja,

bersahaja, sederhana, dan sifat-sifat baik lainnya

dan mengingatkan semua itu semata-mata untuk meraih wajah (ridha) Allah, bukan

mensekutukan dengan pujian atau pamrih selainya

9 Tips Mendidik Anak agar Taat Syariah (sumber dari sini)

1. Tumbuhkan kecintaan pertama dan utama kepada Allah

2. Ajak anak kita untuk senantiasa mencontoh dan mengikuti kepribadian rasulullah

3. Ajak anak kita hingga terbiasa menghapal, membaca, dan memahami al-Quran dan

sunnah rasulullah

108

4. Tanamkan kebiasaan beramal untuk meraih syurga dan kasih sayang Allah

Kita beri penghargaan serta sanksi yang mendidik atas amalan anak kita yang baik dan yang

buruk

5. Memprofilkan diri kita beserta istri sebagai teladan dalam beribadah dan beramal

shalih

6. Ajarkan secara bertahap hukum-hukum syariah sebelum usia anak kita balig

Ramaikan rumah kita, mushola, dan masjid di lingkungan kita dengan kajian islam,

dimana kita dan anak kita berperan aktif

7. Didik anak kita bertanggung jawab dengan kewajiban pada diri sendiri, keluarganya,

lingkunganya, dan agamanya

8. Membiasakan anak kita mandiri hingga siap menghadapi berbagai tantangan apapun

dalam kehidupanya

9. Berusaha untuk selalu menjadi orang terdekatnya (sahabat terbaiknya) dan siap

memberikan bantuan padanya bila memang perlu

Tapi bila sang anak masih mampu melakukannya sendiri, berusaha untuk melepaskannya;

memberi kepercayaan penuh padanya

Biarkan kehidupnya lebih realistis dan alami sesuai kodratnya, salah satunya dengan

membiarkan ia melakukan tugas-pekerjaan-beban-masalahnya sendiri yang ia masih mampu

Sehingga kemampuanya menyesuaikan diri dan kepercayan dirinya meningkat, dan sang

anak bisa mengambil pelajaran berharga dari tantangan-tantangan yang telah ia hadapi

D. CARA SALING MENASEHATI DENGAN LEBIH BAIK

Buat diary khusus (membiasakan tertulis) sebagai wahana saling menasehati, saling

memperbaiki dan bukti cinta (perhatian) kita

Catatan didalamnya: Abi-ummi kepada sang anak dan juga sebaliknya sang anak kepada abi

dan umminya

Dan juga sang istri kepada suami demikian juga sang suami kepada istri

Kita catat didalamnya semisal: prestasinya hari ini, catatan-catatan kegiatanya hari ini dll

109

Dan terutama daftar kesalahnya yang jadi point penting untuk perbaikan dan kemajuan sang

anak/abi/umminya

Puji terlebih dahulu prestasi dan kelebihanya tulus kebaikan sang anak/abi/umminya (yang

sedang dinasehati)

Berikanlah kesempatan kepadanya agar ia dapat merasakan kesuksesannya terlebih dahulu

sebelum ia merasakan kekurangannya

Maka saat sang anak menunjukkan hasil karyanya, hendaknya kita memberi pujian akan

kelebihan karyanya (spontan dan pada saat yang tepat)

Berusaha tidak berlebihan dalam memuji anak

Sesuai tabiatnya anak memang butuh pujian asal tidak berlebihan

Puji akhlaq atau perilakunya yang sholeh/baik serta ketaatanya kepada Allah dan kedua orang

tuanya

Beri sang anak motivasi melakukan hal-hal baru, menekuni hal-hal yang lebih sulit

Biarkan rasa percaya diri dan optimisme muncul melalui usaha-usahanya sendiri yang bisa

dibanggakan

Dan baru setelah itu kita ajak (yang bersangkutan) berdiskusi apa saja yang kira-kira

kurang atau masih perlu diperbaiki

Namun tidak memperlihatkan padanya rasa putus asa dalam memperbaiki kepribadian,

kesalahan atau kekuranganya

Sebab malah akan memperkuat keinginanya membangkang

Setiap hari akan selalu ada hal-hal baru dalam kehidupan kita dan anak kita

Yang akan membawa kesempatan baru pula untuk kita jadikan sarana agar hubungan kita

dengan sang anak lebih dekat dari hari-hari sebelumnya

Hal ini juga akan membantu kita mengenali potensi-potensi dan kemampuan yang dimiliki

anak kita

Berusaha mengendalikan emosi dan tetap bersikap tenang dengan kerepotan menghadapi

kesulitan anak kita

Cari waktu untuk menegur yang paling efektif

110

Tergantung jenis kesalahan; terutama di forum terbuka keluarga (waktu ngumpul-ngumpul

seluruh keluarga tiap ba'da shalat jamaah maghrib atau i'sya' sepulang dari masjid)

Cari cara yang paling terasa halus, lembut dan mendalam (efektif), contoh:

Tidak perlu langsung menegur saat itu, cukup beri isyarat waktu itu (tergantung jenis

kesalahan)

Dan tak perlu melontarkan satu pertanyaan atau komentar tidak langsung ketika kita

memerintahkan sang anak melakukan sesuatu

Seperti mengatakan padanya "mengapa mainananya ditebarkan kemana-mana?" atau "Nggak

baik menebarkan mainan dengan cara seperti ini!"

Sebab malah memicu ia menjawab pertanyaan atau komentar kita yang berarti kita telah

memberi kesempatan padanya membuat-buat alasan

Namun setelah semuanya kembali rapi dan hatinya mulai kelihatan tenang, baru kita

mengajaknya berbicara dari hati ke hati

Mungkin sikapnya tadi sebagai bentuk protes kepada kita atau hanya sekedar menuntut

perhatian kita

Contoh lagi semisal sang anak membuat kesalahan saat didepan tamu atau didepan orang

banyak

Tidak perlu langsung menegur saat itu, cukup beri isyarat waktu itu (tergantung jenis

kesalahan)

Dan ketika saatnya tepat pada hari itu (sang anak juga siap)

Ajak sang anak kedalam kamarnya dan kita kunci kamar sambil membawa diary kita (ummi

atau abinya sendiri atau kedua-duanya tergantung efektifitas sesuai jenis kesalahan)

Ajak anak duduk di kasur dan buka percakapan semisal...

"Wahai Buah Hati yang sangat ummi/abi cintai"...

Kemudian kita buka diary dan menanyakan...

"Kira-kira buah hati ummi/abi sudah berbuat kesalahan apa hari ini?"

"Mengapa buah hati ummi/abi melakukan perbuatan seperti itu?"

“Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan kita semua, abi, ummi dan ananda tercinta

111

petunjuk”

Biarkan sang anak menyebut sendiri, mengakui kesalahanya...

"Biarkan rasa bersalah dan ingin memperbaiki kesalahan terbit dari dalam dirinya sendiri"

Hormati posisi sang anak sebaik-baiknya (tanpa perlu melukai hatinya)

Memahami begitu berharganya anak-anak kita, amanah yang Allah berikan

Mari kita mencoba untuk lebih banyak bersyukur dengan mengingat banyak pasangan yang

mengharapkan anak bertahun-tahun belum juga Allah mengabulkanya

"Relakah kita melukai hati anak-anak tercinta kita tanpa haq?"

Dan hal semisal ini kita lakukan setiap menasehati baik kepada sang anak, kepada sang istri

maupun kepada sang suami maupun sang anak sendiri kepada orang-tuanya

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~

sumber

AlQur’an Terjemah

Abu Bustham Muhammad Ulinnuha, Menjadi Pasangan Paling Berbahagia

(Arrohwany.Multiply.com, 2006)

112