langgeng lbm 2 tumbang

Upload: muhammad-kemal-thoriq

Post on 06-Feb-2018

285 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    1/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 1

    BAYIKU KUNING (:

    LBM 2

    STEP1

    1. Kramer : pemeriksaan ikterus pada neonatus. Px untuk menilai drajat kekuningan

    pada neonatus dengan mempunyai 5 interpretasi.

    STEP2

    1. Mengapa bayi perlu diberikan imunisasi hepatitis B dan apa hubungan dengan ibu

    HbsAg (-)?

    2. Imunisasi apa saja yang diberikan pada bayi dan kapan diberikannya (jadwal)?

    3. Mengapa bayi kuning?

    4.

    Mengapa dilakukan SC untuk persalinan padahal usia kehamilan aterm?

    5. Mengapa pada hari ke3 ditemukan suhu meningkat, letargi,dan kekuningan

    bertambah sampai perut bagian bawah?

    6. Bagaimana cara Px Kramer?

    7. Bagaimana Metabolisme bilirubin pada neonatus?

    8. Apa hubungan KPD dengan keluhan bayi kuning?

    9. Apa saja yang termasuk Bayi Resiko Tinggi?

    STEP31. Mengapa bayi perlu diberikan imunisasi hepatitis B dan apa hubungan dengan ibu

    HbsAg (-)?

    - Diberikan imunisasi hepBtujuan membentuk antibodi pada anak sehingga

    menjadi langkah preventif untuk kedepannya.

    - Imunisasi ini bersifat wajib pada bayi lahir, dan bila ibu Hbsag + tetap diberikan

    imunisasi dan ASI, (dengan catatan boleh menyusui tapi dengan imunisasi.)

    - Kontraindikasi :

    a. Bayi alegri dengan komponen dr vaksin tsb

    b. bayi dg keadaan demam tinggi

    c. pada ibu hamil, kec daerah dengan prevalensi hepB tinggi.

    d. penderita imunosupresi

    e. penderita yang memakai steroid dalam jangka panjang.

    2.

    Imunisasi apa saja yang diberikan pada bayi dan kapan diberikannya (jadwal)?

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    2/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 2

    Pada saat lahirhepatitis B1 dan polio 0

    Saat 1 blhep B2 dan polio 1 dan BCG

    2blpolio 2 dan DPT 1

    3blhep B3

    4blpolio 3 dan DPT 2

    6blpolio 4 dan DPT 3

    9blcampak

    16blpolio 5 dan DPT 4

    5thpolio 6 dan DPT 5

    6thcampak 2

    3.

    Mengapa bayi kuning?

    Fisiologisada B1 yang belum terkonjugasi, karna metab pada neonatus lebih cepat

    mengingat siklus dari pembentukan darah yang belum smpurna dan cepat. Dan kadar

    yang normal 5 g/dl. Bila mengkonsumsi sufor akan meningkat dan turunnya cepat. Dan

    ASI akan mengalami peningkatan yang sangat tinggi dan menurun secara perlahan.

    Patologispada neonatus akan mengalami konjugasi bilirubin, sedangkan pada bayibelum mengalami hematopoesis yang sempurna sehingga mudah untuk litik. Dan

    bilirubin indirek yg akan diubah ke direct akan melalui hati dimana hati masih imatur

    sehingga ada penumpukan b1 intravaskuler shg ikterus.

    4. Mengapa dilakukan SC untuk persalinan padahal usia kehamilan aterm?

    Pada skenario terdapat KPD >6jam (2hari) dimana KPD akan mengakibatkan hipoksi

    pada janin shg perlu dilakukan SC. Selain itu SC merup langkah cepat untuk

    persalinan agar menghindari infeksi ascenden yang akan merugikan janin.

    5. Mengapa pada hari ke3 ditemukan suhu meningkat, letargi,dan kekuningan

    bertambah sampai perut bagian bawah?

    Hepar masih imaturbanyak bilirubin yg tdk terkonjugasiIkteruskadar bilirubin

    meningkat dan ikut aliran darah dan dapat menembus BBBB1 bersifat toksik dan

    dapat menembus BBB dan menimbulkan tosisitas di saraf pusat dan dapat menimbulkan

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    3/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 3

    warna kekungingan pada kulit dan mukosa lainnya peningkatan B1 ini dapat di anggap

    benda asing shg dapat panas. Bilirubin enchepalopatitd pd mg ptama PP, bersifat

    akut. Dan bila lebih dari seminggu sudah dikatakan kronis (kern ikterus)

    Fase awal : letargi, hipotonik, reflek hisap buruk

    Fase intermediet :moderat stupor, iritabilitas, hipertonikdapat bermanifest sbg

    retrocollis dan epistotonus (spt org tetanus)

    Fase lanjut: demam, hipotonik, high pitc cry

    6. Bagaimana cara Px Kramer?

    Menggukanan inspeksi sambil ditekan (dari tulang2 yang menonjol dengan jari telunjuk)

    Drajat 1sebatas kepala dan leher (5-7 mg %)

    2drajat 1 + dada dan pusar (7-10 mg %)

    3drajat 1 + 2 + abdomen seluruhnya dan inguinal (10-13 mg %)

    4drajat 1+2 +3 + ektremitas atas (13-17 mg %)

    5seluruh tubuh (>17 mg %)

    7. Bagaimana Metabolisme bilirubin pada neonatus?

    Hbheme dan globinheme mengalami oksidase mnjd biliverdin dan Fe. Biliverdin

    mengalami reduktase mnjd Bilirubin indirect (bebas) yang akan larut dalam lemak.

    Kemudian dapat masuk ke placenta dan sawar otak. B1 akan bersenyawa dg albumin

    yang akan dibawa ke hepar dan masuk dalam sel hati. Didalam sel tjd persenyawaan dg

    protein Y dan Z yang akan membawanya ke RE hatimnjadi Bilirubin direct. Bilirubin

    ini akan masuk ke sistem enterohepatik dan akan di ubah oleh beta glukoronidase mnjd

    urobilinogen(mewarnai urin)sterkobilin yg akan mewarnai feses.

    8. Apa hubungan KPD dengan keluhan bayi kuning?

    KPD dapat menyebabkan hipoksi pd janin dimana merup salah satu etiologi dari tjdnya

    ikterus (cari mekanismenya yaaaaa :*)

    9. Apa saja yang termasuk Bayi Resiko Tinggi?

    Bayi yang kemungkinan lebih besr mengalami kelainan atau kematian drpd bayi yg lain

    shg bayi mmrlukan perawatan dan pengawasan yang ketat.

    - Lv 1 : bayi resiko renda / normal dan dapat brgabung dg ibu

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    4/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 4

    -

    Lv2 : bayi resiko tinggi tapi blm perlu prwtn intensif tapi dibawah pengawasan

    perawat 24 jam

    - Lv3 : perawatan super duper ketat, dimana satu perawat hanya merawat satu

    bayi resiko tinggi pada level ini

    10.DD

    Ikterik neonatorum dan hiperbilirubinemia

    Riwayat obstretri jelek (kehamilan resiko tinggi)

    Fisiologi

    Patofisiolkogi

    Patogenensis infeksisepsis pada neonatus yg menyebabkan jaundice

    Pencegahan dan penatalaksanaan

    Manifest klinis

    komplikasi

    STEP4

    STEP5

    STEP6

    STEP7

    1.

    Mengapa bayi perlu diberikan imunisasi hepatitis B dan apa hubungan dengan ibuHbsAg (-)?

    2. Imunisasi apa saja yang diberikan pada bayi dan kapan diberikannya (jadwal)?

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    5/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 5

    3. Mengapa bayi kuning?

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    6/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 6

    Bates Guide to Physical Examination and History

    1. Produksi yang berlebihan

    Hal ini biasanya terjadi pada neonates yang mengalami

    peningkatan proses hemolisis, misalkan pada inkompatibilitas

    darah Rh, ABO, golongan darahlain, defisiensi enzim G-6-PD,

    piruvat kinase, perdarahan tertutup dan sepsis

    2. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar

    Hal ini dapat terjadi pada pasien dengan imaturitas hepar,

    defisiensi substrat untuk konjugasi bilirubin, gangguan fungsi

    hepar, akibat asidosis, hipoksia dan infeksiatau adanya

    defisiensi enzim glukoronil transferasemaupun defisiensi

    protein Y yang berperan sbg uptake bilirubin ke hepatosit

    3. Gangguan transportasi

    Bilirubin dalam darah terikat oleh albumin untuk dapat diangkut

    ke hepar. Sehingga jika terdapat defisiensi albuminakan

    menyebabkan lebih banyak bilirubin indirek yang bebas dalam

    darah. Defisiensi albumin dapat disebabkan olehpenggunaan

    obat, seperti salisilat, atau sulfafurazole

    4. Gangguan dalam ekskresi

    Dapat disebabkan oleh adanya obstruksi intrahepatik maupun

    ekstrahepatik. Kelainan ekstrahepatik biasanya disebabkan oleh

    kelainan congenital. Sedangkan kelainan intrahepatik biasanyadisebabkan oleh infeksi atau akibat kerusakan hepar

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    7/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 7

    Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 3, FK UI

    1.

    Ikterus Fisiologis

    2. Ikterus Patologis

    a. Ikterus yang terjadi pd 24 jam setelah lahir

    b. kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dl atau lebih

    setiap 24 jam

    c. Ikterus disertai :

    i. BB 14 hari (pada BKB)Kapita Selekta Kedokteran, Arif Mansjoer, edisi 3 jilid 2, FK UI

    4. Mengapa dilakukan SC untuk persalinan padahal usia kehamilan aterm?

    Tatalaksana KPD :

    umur kehamilan

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    8/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 8

    umur kehamilan >37 minggu : induksi oksitosin. Bila gagal SC. Bisa diberi

    misoprostol 25-50g per vaginam tiap 6 jam maks 4x. Bila ada tanda infeksi beri

    antibiotic dosis tinggi dan persalinan diakhiri

    Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo

    Indikasi SC :

    a.

    Plasenta previa sentralis / lateralis (posterior)

    b. Penggul Sempit

    c. CPD

    d.

    Ruptura uteri mengancam

    e.

    Partus lama

    f.

    Partus tak maju

    g.

    Distosia serviks

    h. PE dan hipertensi

    i.

    Malpresentasi janin

    i.

    Letak lintang

    1. Bila ada panggul sempit

    2. Pd PG

    3.

    MG jika cara lain tidak berhasil dilakukan

    ii.

    Letak bokong

    1. Panggul sempit

    2. PG

    3.

    Janin besar dan berharga

    iii.

    Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara lain tdk

    bisa

    iv. Presentasi rangkap, bila reposisi tdk berhasil

    v.

    Gemelli

    1.

    Bila janin pertama letak lintang / presentasi bahu

    2. Bila terjadi interlock

    3. Distosia oleh karena tumor

    4. Gawat janin, dsb

    Sinopsis Obstetri, jilid 2, edisi 2, Rustam Mochtar, EGC

    5.

    Mengapa pada hari ke3 ditemukan suhu meningkat, letargi,dan kekuningan

    bertambah sampai perut bagian bawah?

    Komplikasi Hiperbilirubinemia :

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    9/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 9

    a.

    Bilirubin Ensefalopati / Akut Bilirubin Ensefalopati

    Manifestasi klinis yang timbul akibat efek toksik bilirubin pd SSP yakni ganglia

    basalis, dan pd berbagai nuclei batang otak. Tampak pada minggu pertama

    sesudah bayi lahir. Dapat menimbulkan gejala berupa :

    i.

    Fase awal : bayi dengan ikterus berat, tampak letargi, hipotonik dan

    reflex hisap buruk

    ii. Fase intermediate : moderate stupor, irritability, hipertoni berupa

    retrocollis dan opistotonus

    iii.

    Fase lanjut : demam, high pitched cry, lalu akan menjadi drowsiness dan

    hipotoni

    b. Kern Ikterus

    Perubahan neuropatologi yg ditandai oleh deposisi pigmen bilirubin pd

    beberapa daerah otak terutama di ganglia basalis, pons dan cerebellum. Kern

    ikteru digunakan utk keadaan klinis yg kronik dg sekuele permanen krn toksik

    bilirubin. Manifestasi klinis kern ikterus : pada tahap yg kronis bilirubin

    ensefalopati, bayi yg bertahan hidup akan berkembang mjd bentuk athetoid

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    10/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 10

    cerebral palsy yg berat, gangguan pendengaran, dysplasia dental enamel, dan

    paralisis upward gaze

    Buku Ajar Neonatologi, edisi 1, cetakan ke 1, IDAI

    6.

    Bagaimana cara Px Kramer?

    Zona Bagian tubuh yg ikterik Rata2 serum bilirubin

    indirek (mol/l)

    1 Kepala + leher 100

    2 Pusar + leher 150

    3 Pusar + paha 200

    4 Lengan + tungkai 250

    5 Tangan + kaki >250

    Kapita Selekta Kedokteran, Arif Mansjoer, edisi 3 jilid 2, FK UI

    7.

    Bagaimana Metabolisme bilirubin pada neonatus?

    Pada individu normal, sekitar 85% bilirubin terbentuk dari pemecahan sel darah merah tua

    dalam sistem monosit makrofag. Masa hidup rata-rata sel darah merah adalah 120 hari. Setiap

    hari sekitar 50 ml darah dihancurkan, menghasilkan 200 sampai 250 mg bilirubin. Kini

    diketahui bahwa sekitar 15 % pigmen empedu total tidak bergantung pada mekanisme ini,

    tetapi berasal dari destruksi sel eritrosit matang dalam sumsum tulang (hematopoiesis tidak

    efektif) dan dari hemoprotein lain, terutama dari hati.

    Pada katabolisme hemoglobin (terutama ter jadi dalam limpa), globulin mula-mula dipisahkan

    dari hem, setelah itu hem diubah menjadi biliver din. Bilirubin tak terkonyugasi kemudian

    dibentuk dari biliverdin. Bilirubin tak terkonyugasi berikat an lemah dengan albumin,

    diangkut oleh darah ke sel-sel hati. Metabolisme bilirubin oleh sel hati berlangsung dalam

    empat langkah produksi, transportasi, konyugasi,dan ekskresi.

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    11/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 11

    1.

    1.Produksi

    Sebagian besar bilirubin terbentuk scbagai akibat degradasi hemoglobin pada sistem

    retikulocndotelial (RES).Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada neonatus lebih tinggi

    daripada bayi yang lebih tua. Satu gram hemoglobin dapat menghasilkan 35 mg bilirubin

    indirek. Bilirubin indirek yaitu bili rubin yang bereaksi tidak langsung dengan zat wama diazo

    (reaksi Hymans van den Bergh), yang bcrsifat tidak. larut dalam air tetapi larut dalam Iemak.

    2.TransportaslBilirubin indirek kemudian diikat oleh albumin. Sel parenkima hepar mempunyai cara

    yang selektif dan efektif mengambil bilirubin dari plasma. Bilirubin ditransfer melalui

    membran sel kcdalam hcpatosit sedangkan albumin tidak. Pengambilan oleh sel hati

    memerlukan protein sitoplasma atau protein penerima, yang diberi simbol sebagai

    protein Y dan Z. Di dalam sel bilirubin akan terikat terutama pada ligandin (- protein Y,

    glutation S-transferase B) dan sebag;an kecil pada glutation S-transferase lain dan protein Z.

    Proses ini merupakan proses 2 arah, tergantung dari konsentrasi dan afinitas albumin dalam

    plasma dan ligandin dalam hepatosit Sebagian besar bilirubin yang masuk hepatosit

    dikonjugasi dan diekskresi ke dalam empedu. Dengan adanya sitosol hepar, ligandin

    mengikat bilirubin sedangkan albumin tidak. Pemberian fenobarbital mempertinggikonsentrasi ligandin dan memberi tem pat pengikatan yang Iebih banyak untuk bilirubin.

    https://lh3.googleusercontent.com/-UGkMvYksJnc/TYWIVcCMpyI/AAAAAAAAAGw/rwYU9Z8hSbs/s1600/9000-0550x0475.jpg
  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    12/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 12

    3. Konyugasi

    Konyugasi molekul bilirubin dengan asam glukuronat berlangsung dalam retikulum

    endo plasma sel hati. Langkah ini bergantung pada adanya glukuronil transferase, yaitu

    enzim yang mengkatalisis reaksi. Konyugasi molekul bilirubin sangat mengubah sifat-sifat

    bilirubin. Bilirubin ter konyugasi tidak larut dalam lemak, tetapi larut dalan air dan dapat

    diekskresi dalam kemih. Sebaliknya bilirubin tak terkonyugasi larut lemak, tidak larut air, dan

    tidak dapat diekskresi dalam kemih. Transpor bilirubin terkonjugasi melalui membran sel dan

    sekresi ke dalam kanalikuli em pedu oleh proses aktif merupakan langkah akhir metabolisme

    bilirubin dalam hati. Agar dapat di ekskresi dalam empedu, bilirubin harus -dikonyugasi.

    Bilirubin terkonyugasi kemudian di ekskresi melalui saluran empedu ke usus halus. Bilirubin

    tak terkonyugasi tidak diekskresikan ke dalam empedu kecuali setelah proses foto-ok sidasi

    4. Ekskresi

    Sesudah konjugasi bilirubin ini menjadi bilirubin direk yang larut dalam air dan

    diekskresi dengan cepat ke sistem empcdu kemudian ke usus .Bakteri usus mereduksi

    bilirubin terkonyugasi menjadi serangkaian senyawa yang dinamakan sterkobilin atau

    urobilinogen. Zat-zat ini menyebabkan feses berwarna coklat. Dalam usus bilirubin

    direk ini tidak diabsorpsi; sebagian kecil bilirubin direk dihid rolisis menjadi bilirubin

    indirek dan dircabsorpsi.Siklus ini disebut siklus enterohepatis. Sekitar 10% sam pai 20%

    urobilinogen mengalami siklus entero hepatik, sedangkan sejumlah kecil diekskresi dalam

    kemih.

    https://lh3.googleusercontent.com/-Oci6dSRheMQ/TYWIRtC7wbI/AAAAAAAAAGs/uc_EHxGyHFs/s1600/liver-cirrhosis1-e1281706350244.jpg
  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    13/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 13

    Sumber : Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Jilid 1, Cetakan 1,

    Jakarta, EGC.

    8.

    Apa hubungan KPD dengan keluhan bayi kuning?

    Hal yang dapat terjadi pada KPD :

    a. Persalinan premature

    Setelah ketuban pecah biasanya akan segera disusul oleh persalinan.

    b. Infeksi

    KPDkulit ketuban pecahascendering flora normal vagina dan serviks ke

    intrauterinemenginfeksi tempat nidasi plasenta / memasuki cairan amnion

    masuk sirkulasi ibu/ teraspirasi bayi

    sirkulasi janin

    septikemia,

    pneumonia, omfalitis

    c. Hipoksia / Asfiksia

    KPDKetuban Pecahcairan amnion keluaroligohidramnionbisa

    menekan tali pusat ke canalis cervicalissuplai nutrisi dan O2 ke bayi

    asfiksia / hipoksia

    d. Sindroma deformitas janin

    KPDpertumbuhan janin terhambat

    Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    14/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 14

    1. Produksi yang berlebihan

    Hal ini biasanya terjadi pada neonates yang mengalami

    peningkatan proses hemolisis, misalkan pada inkompatibilitas

    darah Rh, ABO, golongan darahlain, defisiensi enzim G-6-PD,

    piruvat kinase, perdarahan tertutup dan sepsis

    2.

    Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar

    Hal ini dapat terjadi pada pasien dengan imaturitas hepar,

    defisiensi substrat untuk konjugasi bilirubin, gangguan fungsi

    hepar, akibat asidosis, hipoksia dan infeksiatau adanya

    defisiensi enzim glukoronil transferasemaupun defisiensi

    protein Y yang berperan sbg uptake bilirubin ke hepatosit

    3.

    Gangguan transportasi

    Bilirubin dalam darah terikat oleh albumin untuk dapat diangkut

    ke hepar. Sehingga jika terdapat defisiensi albuminakan

    menyebabkan lebih banyak bilirubin indirek yang bebas dalam

    darah. Defisiensi albumin dapat disebabkan olehpenggunaan

    obat, seperti salisilat, atau sulfafurazole

    4. Gangguan dalam ekskresi

    Dapat disebabkan oleh adanya obstruksi intrahepatik maupunekstrahepatik. Kelainan ekstrahepatik biasanya disebabkan oleh

    kelainan congenital. Sedangkan kelainan intrahepatik biasanya

    disebabkan oleh infeksi atau akibat kerusakan hepar

    Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 3, FK UI

    9. Apa saja yang termasuk Bayi Resiko Tinggi?

    a. BB lahir 4000gr

    c. Lahir pada umur kehamilan 42 mg (serotinus)

    d. Bayi dg BBLR di bawah BB seharus nya (dismaturitas)

    e. APGAR Score

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    15/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 15

    j.

    Bayi yang lahir dr kehamilan resiko tinggi

    i.

    Menurut Rochayati (Surabaya)

    1. Primi muda

    2. Primi tua

    3.

    Primi tua sekunder

    4.

    Umur >35th

    5. TB ibu 6)

    c. Riwayat persalinan yang lalu

    i. Abortus >=2

    ii.

    Prematur >=2

    iii. Kematian janin intra uterine / kematian

    perinatal

    iv. Perdarahan pasca persalinan

    v.

    PE dan eklampsia

    vi.

    Kehamilan dg mola hidatidosa

    vii. Pernah mendapat pertolongan scr obstetric

    operatif

    viii.

    Pernah operasi ginekologik

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    16/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 16

    ix.

    Pernah inersia uteri

    d.

    CPD

    e. Perdarahan antepartum

    f. PE dan Eklampsia

    g.

    Gemelli

    h.

    Polihidramnion

    i. Kelainan letak pd hamil tua

    j. Dismaturitas

    k.

    Kehamilan pd infertilitas

    l. Persalinan terakhir >=5 th

    m. Inkompetensi serviks

    n.

    Serotinus

    o. Hamil dengan tumor (mioma uteri/ kista ovarii)

    p.

    Uji serologic TORCH (+)

    2. Komplikasi medis

    a. Anemia

    b.

    Hipertensi

    c.

    Penyakit jantung

    d.

    DMe. Obesitas

    f. Penyakit Saluran Kemih

    g.

    Penyakit liver

    h. Penyakit paru

    i. Penyakit lain dalam kehamilan

    Sinopsis Obstetri, jilid 2, edisi 2, Rustam Mochtar, EGC

    10.DD

    a. Ikterus Neonatorum

    i. Definisi

    Keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada

    kulit sclera akibat akumulasi bilirubin unconjugated berlebih. Akan mulai

    tampak jika kadar bilirubin 5-7mg/dL

    Buku Ajar Neonatologi, ed.1, Ikatan Dokter Anak Indonesia

    ii. Etiologi

    1.

    Produksi yang berlebihan

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    17/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 17

    Hal ini biasanya terjadi pada neonates yang mengalami

    peningkatan proses hemolisis, misalkan pada inkompatibilitas

    darah Rh, ABO, golongan darahlain, defisiensi enzim G-6-PD,

    piruvat kinase, perdarahan tertutup dan sepsis

    2. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar

    Hal ini dapat terjadi pada pasien dengan imaturitas hepar,

    defisiensi substrat untuk konjugasi bilirubin, gangguan fungsi

    hepar, akibat asidosis, hipoksia dan infeksiatau adanya

    defisiensi enzim glukoronil transferasemaupun defisiensi

    protein Y yang berperan sbg uptake bilirubin ke hepatosit

    3. Gangguan transportasi

    Bilirubin dalam darah terikat oleh albumin untuk dapat diangkut

    ke hepar. Sehingga jika terdapat defisiensi albuminakan

    menyebabkan lebih banyak bilirubin indirek yang bebas dalam

    darah. Defisiensi albumin dapat disebabkan olehpenggunaan

    obat, seperti salisilat, atau sulfafurazole

    4. Gangguan dalam ekskresi

    Dapat disebabkan oleh adanya obstruksi intrahepatik maupun

    ekstrahepatik. Kelainan ekstrahepatik biasanya disebabkan olehkelainan congenital. Sedangkan kelainan intrahepatik biasanya

    disebabkan oleh infeksi atau akibat kerusakan hepar

    Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 3, FK UI

    iii. Faktor Resiko

    iv. Klasifikasi

    1. Ikterus Fisiologis

    2. Ikterus Patologis

    a. Ikterus yang terjadi pd 24 jam setelah lahir

    b. kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dl atau lebih

    setiap 24 jam

    c. Ikterus disertai :

    i. BB

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    18/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 18

    iv. Infeksi

    v.

    Trauma lahir pd kepala

    vi. Hipoglikemia, hiperkarbia

    vii. Hiperosmolaritas darah

    viii. Proses hemolisis (inkompatibiltas ABO, sepsis,

    defisiensi G6PD)

    d. Ikterus klinis yg menetap setelah bayi berusia >8 hari

    (pd BCB) atau >14 hari (pada BKB)

    Kapita Selekta Kedokteran, Arif Mansjoer, edisi 3 jilid 2, FK UI

    v. Manifestasi Klinis

    vi. Patogenesis

    vii.

    Tatalaksana

    Bilirubin (mg%) 72 jam

    20 Transfusi tukar

    Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 3, FK UI

    viii. Pencegahan

    1. Pengawasan ANC yang baik

    2. Hindari obat2an yang dapat menyebabkan ikterus neonatorum

    pd masa gestasi maupun partus, misal : sulfafurazole,

    novobiosin, oksitosin, dll

    3. Pencegahan dan menangani hipoksia pada janin dan neonates

    4. Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus

    5. Iluminasi yang baik pd bangsal neonatus

    6.

    Pemberian makanan dini

    7.

    Pencegahan infeksi

    Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 3, FK UI

    ix. Prognosis

    b. Infeksi Neonatal

    i.

    Definisi

    ii.

    Etiologi

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    19/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 19

    iii. Faktor Resiko

    iv.

    Klasifikasi

    1. Infeksi Ante Natal

    Organism pathogen memasuki sirkulasi ibumemasuki

    sirkulasi plasentamasuk ke dalam sirkulasi janin

    menginfeksi janin. Dapat disebabkan oleh infeksi :

    a. Virus : Rubella, Poliomyelitis, CMV, variola, dll

    b. Treponema pallidum

    c. E.coli

    d. M. tuberculosis

    2. Infeksi Intra Natal

    a.

    KPDbayi tidak segera lahir (12 jam)flora normal

    vagina ascendering ke uterusmemasuki cairan

    amnionteraspirasimenginfeksi janin

    b. Partus lamasering dilakukan manipulasi vagina

    flora normal vagina ascendering ke uterus (KK belum

    pecah)menginfeksi tempat nidasi janin di

    endometriumsirkulasi ibutransplacenta

    sirkulasi janinmenginfeksi janinc. Kontak langsung dengan kuman yang berasal dr

    dinding vagina, misal blenorea dan pral trush

    3. Infeksi Pasca Natal

    a. Akibat kontaminasi alat atau akibat perawatan yg tidak

    steril.

    Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 3, FK UI

    4. Infeksi Berat

    a. Sepsis neonatal

    b. Meningitis

    c. Pneumonia

    d. Diare

    e. Pielonefritis

    f. Tetanus neonatorum

    5. Infeksi Ringan

    a.

    Oftalmia neonatorum

  • 7/21/2019 Langgeng LBM 2 Tumbang

    20/20

    .: Langgeng Perdhana - 012106205 :.

    Modul Tumbuh Kembang dan Geriatri SGD 16 LBM 2 Page 20

    b. Infeksi pada kulit

    c.

    Omfalitis (infeksi pada umbilikus)

    Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 3, FK UI

    v. Manifestasi Klinis

    vi. Patogenesis

    vii.

    Tatalaksana

    viii. Pencegahan

    ix. Prognosis