landasan ilmu pendidikan

27
KELOMPOK 1 1. M. SANDY ANANDA (5315107472) 2. M. SEPTIYADI (5315107481) 3. ACHMAD WAHYU APRIANSYAH (5315107474)

Upload: muhamad-septi-yadi

Post on 20-Sep-2015

256 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

persernatsi teknik mesin unj

TRANSCRIPT

1. M. SANDY ANANDA 2. M. SEPTIYADI 3. ACHMAD WAHYU aPRIANSZAH

Kelompok 11. M. SANDY ANANDA (5315107472)2. M. SEPTIYADI (5315107481)3. ACHMAD WAHYU aPRIANSYAH (5315107474)1. LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKANPengertian dan Karakteristik Filsafat Definisi Filsafat secara Etimologis. Istilah filsafat (Inggris: philosophy; Arab: falsafah) berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu philein atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan sophia atau sophos yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, secara etimologis philosophia (filsafat) berarti cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan.Definisi Filsafat secara Operasional filsafat dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpikir reflektif sistematis dan kritis kontemplatif untuk menghasilkan sistem pikiran atau sistem teori tentang hakikat segala sesuatu secara komprehensif. Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry (Filsafat adalah metode atau cara berpikir reflektif dan penyelidikan melalui menalar). Sebagai suatu hasil berpikir, filsafat dapat didefinisikan sebagai sekelompok teori atau sistem pikiran.Filsafat menelaah sesuatu secara radikal,menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsep-konsep mengenai kehidupan dan dunia

Konsepsi-konsepsi filosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor yaitu

1) Religi dan etika yang bertumpuh pada keyakinan 2) Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.

-Filsafat berada di antara keduanya, kawasannya seluas religi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan, karena timbul dari keraguan dan mengandalkan akal manusia.

Tinjauan filsafat tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berfikir bebas serta merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu.

Kaitan Filsafat dan Pendidikan

1. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra itu.

2. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraan dan dari sisi lain, pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia.

3. Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan, apa, mengapa, ke mana, bagaimana dsb.

Pendekatan filosofi pendidikan yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, namun pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam.

Peranan filsafat dalam pendidikan berkaitan Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia (zoon politicon, homo sapien, animal educandum, dsb)b. Masyarakat dan kebudayaannyaKeterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantanganPerlunya landasan berpikir dalam pekerjaan pendidikan

PANDANGAN ALIRAN FILSAFAT TERHADAP PENDIDIKAN

Naturalisme segala kenyataan yang bisa ditangkap oleh pancaindra sebagai kebenaran yang sebenarnya: (realisme, materialisme, positivisme dsb) 2. Realisme Menekankan pada pengakuan adanya kenyataan hakiki yang objektif, di luar manusia, kenyataan hakiki yang objektif itu ada secara praeksistensi yakni mendahului dan lebih utama dari keberadaan manusia beserta kesadarannya. 3. Positivisme: Kalau sesuatu itu memang ada, maka adanya itu pastilah dapat diamati dan atau diukur; Nilai-nilai bersifat absolut dan abadi yang berdasarkan hukum alam. Oleh karena itu, pendidikan tidak lain dari usaha untuk mengajarkan berbagai disiplin pengetahuan terpilih sebagai pembimbing kehidupan yang terbaik, seperti sejarah, bahasa, IPA, dan matematika

4. IdealismeHakekat kenyatan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran bersifat spritual atau mental. Pendidikan adalah kegiatan intelektual untuk membangkitkan ide-ide yang masih laten, antara lain melalui introspeksi dan tanya jawab. Sekolah berfungsi membantu siswa mencari dan menemukan kebenaran, keindahan dan kehidupan yang luhur

5. Pragmatismesegala sesuatu harus dinilai dari segi kegunaan praktis.

6. ProgresivismeMenentang pendidikan tradisional serta mengembang- kan prinsip prinsip: 1) Anak harus bebas, agar dapat berkembang secara wajar 2) Penumbuhan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang belajar 3) Guru harus menjadi peneliti dan pembimbing kegiatan belajar 4) Harus ada kerjasama sekolah dan rumah 5) Sekolah progresif harus merupakan laboratoerium untuk melakukan ekperiemntasi

7. Filsaafat KeagamaanPokok pendapat aliran ini bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta termasuk manusia sebagai penciptaan tertinggi, hakekat manusia adalah kesatuan tubuh dan jiwa, manusia dapat mencapai pengetahuan mutlak asalkan dengan mengunakan akal dan iman dan sebagainya

2.PENGERTIAN SOSIOLOGI PENDIDIKANSecara etimologi sosiologi pendidikan terdirisosiologi dan pendidikan, yang berarti aspek-aspek sosiologi dikaitkan denganmasalah-masalah pendidikan.Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola- pola interaksi sosial di dalam Sistem Pendidikan

Ruang lingkup sospend meliputi :1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari (a) Fungsi pendidikan dalam kebudayaan (b) Hubungan sistem pendidikan dan kontrol sosial dan sistem kekuasaan (c) Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan (d) Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status (e) Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau kelompok- kelompok dalam masyarakat

142. Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi: (a) Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah (b) Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah

3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari: (a) peranan sosial guru (b) Sifat kepribadian guru (c) Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa (d) Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak

4. Sekolah dalam komunitas yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitas nya, yang meliputi: (a) Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi sekolah (b) Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem sosial komunitas kaum tidak terpelajar (c) Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya (d) Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.

3. DASAR PSIKOLOGIS PENDIDIKAN Pengertian Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.

Psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi yang khusus mempelajari perilaku manusia dalam konteks pendidikan.Psikologi pendidikan merupakan psikologi khusus.Psikologi pendidikan merupakan psikologi terapan, diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah psikolgis dalam praktik pendidikan.

HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN PENDIDIKANMendidik berarti membantu peserta didik agar mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikanPeserta didik merupakan makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. Aspek psikologis tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan.Pendidikan dilakanakan berdasarkan : landasan filosofis, psikologis, sosio-kutural, & teknologis

Psikologi dan Pendidikan 1) Pemahaman peserta didik, terutama yang berkaitan dengan kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan

2) Hasil kajian dan penemuan psikologi sangat diperlukan penerapannya di bidang pendidikan seperti pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan dan ciri-ciri perkembangan setiap aspek dan konsep tentang cara yang paling tepat untuk mengembangkannya

3) Psikologi menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi.

Keunikan Peserta Didik 1) Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antara peserta didik. Bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat, tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, aspirasi, cita-cita, bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan 2) Pemahaman hal tersebut di atas, sangat penting bagi pendidikan, bagaimana cara-cara penanganannya dan sebagainya 3) Salah satu yang banyak mendapat perhatian adalah perbedaan kepribadian antar peserta didik khususnya dan manusia umumnya

4) Kepribadian itu unik. Keunikan itu bukan hanya karena perbedaan potensial, tetapi juga perbedaan dalam perkembangannya karena pengaruh sekitarnya5) Pemahaman perkembangan kepribadian akan sangat bermanfaat untuk pendidikan, utamanya dalam membantu setiap peserta didik mengembangkan kepribadiMOTIVASISetiap peserta didik memiliki suatu kekuatan mental yang menjadi pendorong bahkan penggeraknya untuk melakukan suatu kegiatan tertentu

4. LANDASAN KULTURAL PENDIDIKAN

Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu. Oleh karena itu, dalam UU-RI No. 2 Tahun 1989 Pasal 1 Ayat 2 ditegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupun secara formal. Pengertian tentang Landasan KulturalKebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan dalam arti luas tersebut dapat berwujud :1) Ideal seperti ide, gagasan, nilai, dan sebagainya.2) Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan 3) Fisik yakni benda hasil karya manusia.Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan, atau dikembangkan melalui pendidikan. Baik kebudayaan yang berwujud ideal, atau kelakuan dan teknologi, dapat diwujudkan melalui proses pendidikan.

Sebagai contoh dalam penggunaan bahasa, setiap masyarakat dapat dikatakan mengajarkan kepada anak-anak untuk mengatakan sesuatu, kapan hal itu dapat dikatakan, bagaimana mengatakannya, dan kepada siapa mengatakannya. Contoh lain, setiapa masyaratkat mempunyai persamaan dan perbedaan dalam berpakaian.Cara-cara untuk mewariskan kebudayaan, khususnya mengajarkan tingkah laku kepada generasi baru, berbeda dari masyarakat ke masyarakat. Pada dasarnya ada tiga cara umum yang dapat diidentifikasikan, yaitu informal, nonformal, dan formal. Cara informal terjadi di dalam keluarga, dan nonformal dalam masyarakat yang berkelanjutan dan berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan cara formal melibatkan lembaga khusus yang dibentuk untuk tujuan pendidikan. Pendidikan formal tersebut dirancang untuk mengarahkan perkembangan tingkah laku anak didik. Kebudayaan Nasional sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)Seperti telah dikemukakan, yang dimaksud dengan sisidiknas adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia. (UU-RI No. 2/1989) Pasal 1 Ayat 2. Karena masyarakat Indonesia sebagai pendukung kebudayaan itu adalah masyarakat yang majemuk, maka kebudayaan bangsa Indonesia tersebut lebih tepat disebut sebagai kebudayaan Nusantara yang beragam