landasan ekonomi dalam pendidikan

26
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Demokratisasi pendidikan merupakan salah satu isu yang sampai kini masih menjadi persoalan baik pada tataran konseptual maupun implementasinya. Persoalan demokratisasi ini menjadi semakin kompleks seiring dengan bergulirnya isu-isu yang terkait dengan demokratisasi itu sendiri. Sehari-hari dapat diikuti dan diamati beberapa isu penting, seperti: kondisi transisional ke arah masyarakat yang demokratis, tuntutan pemerintahan yang demokratis, pembangunan ekonomi yang berorientasi kerakyatan, kebijakan yang berpihak dan yang berorientasi pada kepentingan rakyat, kebijakan demokratisasi pendidikan, dan demokratisasi di bidang politik. Isu dan gejala-gejala tersebut menunjukkan bahwa di masyarakat Indonesia telah terjadi 1

Upload: putra-tasik

Post on 30-Oct-2014

125 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Demokratisasi pendidikan merupakan salah satu isu yang sampai kini

masih menjadi persoalan baik pada tataran konseptual maupun implementasinya.

Persoalan demokratisasi ini menjadi semakin kompleks seiring dengan

bergulirnya isu-isu yang terkait dengan demokratisasi itu sendiri. Sehari-hari

dapat diikuti dan diamati beberapa isu penting, seperti: kondisi transisional ke

arah masyarakat yang demokratis, tuntutan pemerintahan yang demokratis,

pembangunan ekonomi yang berorientasi kerakyatan, kebijakan yang berpihak

dan yang berorientasi pada kepentingan rakyat, kebijakan demokratisasi

pendidikan, dan demokratisasi di bidang politik. Isu dan gejala-gejala tersebut

menunjukkan bahwa di masyarakat Indonesia telah terjadi suatu proses

demokratisasi dalam seluruh aspek kehidupan.

Demokratisasi pendidikan yang tengah bergulir di Indonesia tidak dapat

dilepaskan dari persoalan pendidikan yang sedang kita hadapi. Pertama memang

telah dilaksanakan program wajib belajar sembilan tahun. Namun belum

menunjukkan capaian yang memuaskan, ini menunjukan rendahnya tingkat

pendidikan, dan tentunya hal ini akan berimplikasi pada penyediaan sumber daya

manusia yang berkualitas. Krisis multidimensi yang dialami, upaya pemulihan

ekonomi yang nampaknya masih berjalan lamban, dan biaya pendidikan yang

semakin meningkat baik SLTP, SLTA maupun perguruan tinggi tampaknya akan

1

Page 2: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

lebih memperlemah kemampuan orang tua dan masyarakat dalam menyekolahkan

anak-anaknya. Tingginya angka tidak melanjutkan sekolah, dapat menjadi

indikator lemahnya kemampuan ekonomi orang tua dalam melanjutkan

pendidikan anak-anaknya. Ini menunjukkan bahwa ada persoalan mendasar, yaitu

sebagian besar dari penduduk Indonesia belum menikmati pendidikan yang

sesungguhnya adalah hak dan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh negara.

Permasalahan kedua adalah pengembangan sistem pendidikan dengan

pendekatan hirarkhis struktural yang imperatif sifatnya. Pendekatan atas bawah

seperti ini mempunyai implikasi yang sangat penting, terutama dapat menghambat

proses demokratisasi itu sendiri. Kemandirian, kebebasan, dan kreativitas

dihambat oleh mekanisme birokrasi yang dibangun secara seragam.

Ketiga, pergeseran paradigma pembangunan termasuk pembangunan

pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi ternyata memberikan beberapa

implikasi penting. Sekalipun pergeseran itu memperkuat proses demokratisasi,

tetapi teramati beberapa kecenderungan dan gejala berikut ini, yaitu: (1)

munculnya gejala “pertarungan” antara semangat independensi versus

interdependensi. Dalam pertarungan itu, daerah memiliki semangat kedaerahan

yang sangat tinggi sehingga cenderung ingin memiliki semuanya, mengabaikan

rasa ketergantungan satu terhadap yang lain. Di pihak lain kondisi obyektif

terutama sosial ekonomi daerah pada daerah-daerah tertentu belum cukup kuat

untuk menjadi kekuatan yang menopang implementasi otonomi terutama dalam

mewujudkan demokrasi pendidikan. (2) kecenderungan terjadinya disparitas antar

daerah terutama terkait dengan hak setiap warganegara untuk mendapatkan

2

Page 3: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

pendidikan yang bermutu. Kesenjangan antar daerah baik karena faktor ekonomi

maupun geografis dapat menimbulkan ketidakpastian standar mutu yang dapat

dicapai. Kasus terakhir adalah masalah konversi nilai Ujian Akhir Nasional,

menunjukkan adanya persoalan uncertainty about standards of achievement.

Keempat masalah ketersediaan sumber daya manusia khususnya tenaga

kependidikan. Masalah tenaga kependidikan terutama terkait dengan

profesionalisme dalam arti kemampuan dan kesiapan dalam melaksanakan fungsi-

fungsi pendidikan, dan masalah ketersediaan tenaga kependidikan untuk jabatan

dan fungsi-fungsi pendidikan yang harus dilaksanakan baik guru maupun fungsi

manajemen pendidikan lainnya seperti ahli perpustakaan, ahli analisis pendidikan,

ahli ekonomi pendidikan, ahli politik pendidikan, pengembang kurikulum,

konselor, psikolog, laboran, teknisi, dan lain sebagainya.

Ini menjadi suatu persoalan yang sangat serius dalam mewujudkan

demokratisasi pendidikan. Nampak bahwa dalam kondisi seperti itu sangat sulit

bagi anak-anak di daerah-daerah tersebut untuk memperoleh kesempatan

mengenyam pendidikan yang bermutu. Padahal salah satu aspek penting dari

demokratisasi pendidikan ialah kesempatan yang sama dalam memperoleh

pendidikan yang bermutu.

Kelima masalah lemahnya dukungan finansial. Sekalipun secara

konstitusional telah ditetapkan besaran 20% dana APBN dan APBD untuk

pendidikan, tetapi hal ini masih sangat sulit untuk dapat diwujudkan baik

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Setiap daerah otonom memiliki

kemampuan keuangan daerah yang tidak sama.

3

Page 4: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

Keenam masalah kondisi obyektif sosio-demografis dan geografis

wilayah dan kepulauan Indonesia. Kondisi demografis baik struktur penduduk

dengan jumlah penduduk usia muda yang sangat besar, jumlah penduduk,

mobilitas, dan persepsi budaya tentang pendidikan menjadi tantangan dalam

proses demokratisasi pendidikan. Demikian juga dengan faktor geografis.

Wilayah kepulauan yang terpisah dan terpencil, dan lemahnya infrastruktur

terutama sistem transportasi menyebabkan banyak warganegara yang tidak

memperoleh kesempatan pendidikan terlebih pendidikan yang bermutu.

Masalah lain yang juga penting adalah terjadinya krisis ekonomi

diberbagai negara, merumuskan berbagai kebijakan pembangunan, agar dapat

bertahan dan bangkit kembali termasuk pula di Indonesia dibarengi dengan

maraknya globalisasi ekonomi yang melanda dunia membawa bangsa Indonesia

harus menghadapi tantangan yang makin berat dalam krisis tersebut.

Dalam memasuki globalisasi ekonomi ini bangsa Indonesia harus

menghadapi dua kenyataan yang nampak paradoksal yaitu tantangan kerjasama

disatu pihak dan persaingan global dipihak lain. Dengan demikian pengaruh

globalisasi ekonomi ini menuntut kualitas dan ketahanan diri dan makin

sempitnya peluang kerjanya dalam menjual jasa dan barang-barang produksi serta

dalam memperoleh uang. Globalisasi ekonomi membawa pergeseran paradigma

organisasi yaitu organisasi yang makin cerdas, makin lincah dalam

berkompetensi. Organisasi yang semula memiliki mata rantai komando panjang

perlu berubah menjadi organisasi yang lebih mengutamakan kecepatan, dimana

dimungkinkan seseorang berkreasi lebih cepat, lebih efisien dan lebih efektif.

4

Page 5: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

II. PERMASALAHAN

Berdasarkan gambaran latar belakang permasalahan di atas, maka

dirumuskan masalah sebagai berkut:

1. Apa dan bagaimana peranan ekonomi dalam pendidikan?

2. Apa saja fungsi produksi ekonomi dalam pendidikan?

3. Bagaimana Peran dan fungsi ekonomi pendidikan?

4. Bagaimana efesiensi dan efektivitas dana pendidikan?

5

Page 6: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian Landasan Ekonomi

Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan

produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata "ekonomi"

sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan

(nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai

"aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga.

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih

dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya

ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat

pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.

Landasan ekonomi adalah suatu hal yang membahas peran ekonomi,

fungsi adalah suatu hal yang membahas  peran ekonomi, fungsi produksi ,

efisiensi, dan efektivitas biaya dalam pendidikan. Ekonomi merupkan salah satu

faktor yang cukup berpengaruh dalam mengembangkan pendidikan. �

II. HUBUNGAN EKONOMI DENGAN PENDIDIKAN

Manusia merupakan faktor produksi aktif yang dapat mengakumulasi

modal, mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam, membangun organisasi

sosial, ekonomi dan politik. Dalam banyak literature ekonomi, faktor modal dan

kemajuan teknologi sering disebut sebagai faktor yang paling berperan dalam

pertumbuhan ekonomi. Namun keberadaan kedua faktor tersebut tidak akan

6

Page 7: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

banyak berguna kalau tidak ditunjang oleh fktor lain, yaitu Sumber Daya Manusia

(SDM). SDM merupakan asset utama sebuah negara , karena merupakan pelaku

kegiatan ekonomi, politik, dansebagainya. Instrumen utama untuk membangun

sumber daya tersebut adalah peningkatan  kualitas program pendidikan nasional. �

II. Peran Ekonomi dalam Pendidikan

Globalisasi ekonomi yang melanda dunia, otomatis mempengaruhi hampir

semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Alasannya sederhana, yaitu karena

takut digulung dan dihempaskan oleh gelombang globalisasi ekonomi dunia.

Perkembangan ekonomi makro berpengaruh pula dalam bidang pendidikan.

Cukup banyak orang kaya sudah mau secara sukarela menjadi bapak angkat agar

anak-anak dari orang tidak mampu bisa bersekolah. Perkembangan lain yang

menggembirakan di bidang pendidikan adalah terlaksananya sisten ganda dalam

pendidikan. Sistem ini bisa berlangsung pada sejumlah pendidikan, yaitu kerja

sama antara sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar para

siswa adalah berkat kesadaran para pemimpin perusahaan atau industri akan

pentingnya pendidikan.

Implikasi lain dari keberhasilan pembangunan ekonomi secara makro

adalah munculnya sejumlah sekolah unggul. Inti tujuan pendidikan ini adalah

membentuk mental yang positif atau cinta terhadap prestasi, cara kerja dan hasil

kerja yang sempurna. Tidak menolak pekerjaan kasar, menyadari akan kehidupan

yang kurang beruntung dan mampu hidup dalam keadaan apapun.

7

Page 8: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

III. Fungsi Produksi dalam Pendidikan

Fungsi produksi adalah hubungan antara output dengan input. Fungsi

produksi dalam pendidikan ini bersumber dari buku Thomas (tt.), yang membagi

fungsi produksi menjadi tiga macam, yaitu (1) Fungsi produksi administrator, (2)

fungsi produksi psikologi, (3) fungsi produksi ekonomi.

1. Fungsi Produksi Administrator

Pada fungsi produksi administrator yang dipandang input adalah segala

sesuatu yang menjadi wahana dan proses pendidikan. Input yang dimaksud adalah

1. Prasarana dan sarana belajar, termasuk ruangan kelas.

2. Perlengkapan belajar, media, dan alat peraga baik di dalam kelas maupun di

laboratorium, yang juga dihitung harganya dalam bentuk uang.

3. Buku-buku dan bentuk material lainnya seperti film, disket dan sebagainya.

4. Barang-barang habis pakai seperti zat-zat kimia di laboratorium, kapur,

kertas, alat tulis.

5. Waktu guru bekerja dan personalia lainnya yang dipakai dalam memproses

peserta didik.

Sementara itu yang dimaksud dengan Output dalam fungsi produksi ini

adalah berbagai bentuk layanan dalam memproses peserta didik. Lembaga

pendidikan yang baik akan memungkinkan sama atau lebih kecil daripada harga

output.

8

Page 9: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

2. Fungsi Produksi psikologi

Input pada fungsi produksi ini adalah sama dengan input fungsi produksi

administrator. Output fungsi produksi psikologi adalah semua hasil belajar siswa

yang mencakup :

·         Peningkatan kepribadian

·         Pengarahan dan pembentukan sikap

·         Penguatan kemauan

·         Peningkatan estetika

·         Penambahan pengetahuan, ilmu dan teknologi

·         Penajaman pikiran

·         Peningkatan keterampilan

Namun menghitung harga output pada fungsi produksi psikologi ini

tidaklah mudah. Sebab tidak mudah mengkuantitatifkan dan menguangkan aspek-

aspek psikologi.

Suatu lembaga pendidikan dipandang berhasil dari segi fungsi produksi

psikologi, kalau harga inputnya sama atau lebih kecil daripada harga outputnya.

3. Fungsi Produksi Ekonomi

Input fungsi produksi ini adalah sebagai berikut :

1. Semua biaya pendidikan seperti pada input fungsi produksi administrator.

2. Semua uang yang dikeluarkan secara pribadi untuk keperluan pendidikan

seperti uang saku, transportasi, membeli buku, alat-alat tulis dan sebagainya

selama masa belajar atau kuliah.

9

Page 10: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

3. Uang yang mungkin diperoleh lewat bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi

tidak didapat sebab waktu tersebut dipakai untuk belajar atau kuliah.

Sementara itu yang menjadi outputnya adalah tambahan penghasilan

peserta didik kalau sudah tamat atau bekerja, manakala orang ini sudah bekerja

sebelum belajar atau kuliah.

Fungsi produksi ekonomi ini bertalian erat dengan marketing di dunia

pendidikan. Marketing adalah analisis, perencanaan, implementasi dan

pengawasan untuk memberikan perubahan nilai, dengan target pasar sebagai

tujuan lembaga pendidikan. Marketing mencakup:

1. Mendesain penawaran.

2. Menentukan kebutuhan atau keinginan pasar dalam hal ini calon peserta

didik

3. Menentukan harga efektif, mengadakan komunikasi, distribusi dan

meningkatkan motivasi serta layanan.

IV. Ekonomi Pendidikan

Sebagai tempat pembinaan, pendidikan tidak memandang ekonomi

sebagai pemeran utama seperti halnya bisnis. Ekonomi hanya sebagai pemegan

peran yang cukup menentukan. Ada hal lain yang lebih menentukan hidup

matinya dan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan

ekonomi, yaitu dedikasi, keahlian, dan keterampilan pengelola dan guru-gurunya.

Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang

kelancaran proses pendidikan. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan,

10

Page 11: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

bukan untuk mendapatkan keuntungan. Dengan demikian kegunaan ekonomi

dalam pendidikan terbatas dalam hal-hal berikut :

a. Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat sendiri atau

bersama para siswa, orang tua, masyarakat, atau yang tidak bisa dipinjam dan

ditemukan di lapangan, seperti prasarana, sarana, media, alat belajar/peraga,

barang habis pakai, materi pelajaran.

b. Membiayai segala perlengkapan gedung seperti air, listrik, telepon, televisi

dan radio.

c. Membayar jasa segala kegiatan pendidikan seperti pertemuan-pertemuan,

perayaan-perayaan, panitia-panitia, darmawisata, pertemuan ilmiah dan

sebagainya.

d. Untuk materi pelajaran pendidikan ekonomi sederhana, agar bisa

mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi, seperti hidup hemat,

bersikap efisien, memiliki keterampilan produktif, memiliki etos kerja,

mengerti prinsip-prinsip ekonomi.

e. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para personalia pendidikan

f. Meningkatkan motivasi kerja

g. Membuat para personalia pendidikan lebih bergairah bekerja.

V. Efisiensi dan Efektivitas Dana Pendidikan

Yang dimaksud dengan efisiensi dalam menggunakan dana pendidikan

adalah penggunaan dana yang harganya sesuai atau lebih kecil daripada produksi

dan layanan pendidikan yang telah direncanakan. Sementara itu yang dimaksud

11

Page 12: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

dengan penggunaan dana pendidikan secara efektif adalah bila dengan dana

tersebut tujuan pendidikan yang telah direncanakan bisa dicapai dengan relatif

sempurna.

Mengapa pemerintah memandang perlu meningkatkan efisiensi pendidikan?

Pertama adalah dana pendidikan sangat terbatas dan kedua, seperti halnya dengan

departemen-departemen lain, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

mengalami banyak kebocoran dana. Untuk memanfaatkan dana yang sudah kecil

ini secara optimal sangat diperlukan efisiensi dalam penggunaannya.

Yang dilihat dalam menentukan tingkat efisiensi pendidikan adalah :

a. Penggunaan uang yang sudah dialokasikan untuk masing-masing kegiatan

b. Proses pada setiap kegiatan.

c. Hasil masing-masing kegiatan.

Carpenter (1972) mengemukakan prinsip umum menilai efektivitas sebagai

berikut:

a. Menilai efektivitas adalah berkaitan dengan problem tujuan dan alat

memproses input untuk menjadi output.

b. Sistem yang dibandingkan harus sama, kecuali alat pemrosesnya.

c. Mempertimbangkan semua output utama. Dalam pendidikan. Yang dikatakan

output utama adalah jumlah siswa yang lulus.

d. Korelasi diharapkan bersifat kausalitas. Yaitu korelasi antara cara memproses

dengan output harus bersifat kausalitas.

12

Page 13: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

VI. URUGENSI EKONOMI SEBAGAI LANDASAN PENDIDIKAN

Pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan

siap dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja. Oleh karena itu, tidaklah

heran apabila negara yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan yang

tinggi akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Pendidikan sebagai hak asasi individu anak bangsa telah diakui dalam

UUD 1945 pasal 31 ayat 10 yang menyebutkan bahwa “Setiap warga negara

berhak mendapatkan pendidikan. Sedangkan ayat (3) menyatakan bahwa

pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam Undang-undang. Oleh

sebab itu, seluruh komponen bangsa baik orangtua, masyarakat, maupun

pemerintah bertanggungjawab mencerdaskan kehidupan bangsa melalui

pendidikan (UU RI No. 2 tahun 2003:37).

Sebagaimana diketahui bersama bahwa perkembangan pengetahuan

manusia melalui proses pendidikan formal sangat penting bagi perkembangan

ekonomi. Sehubungan dengan itu, semua usaha yang akan dicapa melalui proses

pendidikan, terutama pendidikan formal ia senantiasa melibatkan aspek ekonomi.

Pencapaian prestasi belajar maupun mengajar sangat ditunjang oleh kelengkapan

sarana dan prasarana belajar sarana dan prasarana mengajar. Untuk melengkapi

sarana dan prasarana tersebut haruslah dengan dana (uang/alat pembayaran sah),

sehingga semakin banyak tujuan yang akan dicapai akan semakin banyak pula

dibutuhkan ekonomi.

13

Page 14: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

Dalam membangun pendidikan memang diperlukan dana besar dan

diperlukan perhatian pemerintah terhadap kondisi pendidikan. Terutamama

dengan mengubah anggaran pendidikan menjadi lebih besar. �

Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan

bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

pendidikan yang bermutu. Bahkan warga negara yang memiliki kelainan fisik,

emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan

khusus. Demikian pula warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta

masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.

 Untuk memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat dan pemerintah

daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin

terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa

diskriminasi. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menjamin

tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang

berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. 

Untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan baik dari segi mutu dan

alokasi anggaran pendidikan dibandingkan dengan negara lain, UUD 1945

mengamanatkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya

pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBN.

 Dengan kenaikan jumlah alokasi anggaran pendidikan diharapkan terjadi

pembaharuan sistem pendidikan nasional yaitu dengan memperbaharui visi, misi,

dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai

14

Page 15: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan

berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang

menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab

tantangan zaman yang selalu berubah.

Sesuai dengan visi tersebut, pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

15

Page 16: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

BAB III

PENUTUP

1. Dalam dunia pendidikan faktor ekonomi bukan sebagai pemegang peran yang

utama, melainkan sebagai pemeran yang cukup menentukan keberhasilan

pendidikan sebab dengan ekonomi yang memadai dapat memenuhi semua

fasilitas dan aktivitas dunia pendidikan.

2. Faktor yang paling menentukan kehidupan dan kemajuan pendidikan adalah

dedikasi, keahlian, keterampilan pengelola dan guru serta dosen dalam setiap

lembaga pendidikan.

3. Fungsi ekonomi pendidikan menunjang kelancaran proses pendidikan dan

sebagai bahan pengajaran ekonomi untuk membentuk manusia ekonomi yaitu

manusia yang dalam kehidupan sehari-harinya memilki kemampuan dan

kebiasaan, seperti: memiliki etos kerja, tidak bekerja setengah- setengah,

produktif, dan bisa hidup efesien/hemat.

4. Tiap lembaga pendidikan diupayakan mampu menghidupi diri sendir, dengan

cara mencari sumber- sumber dana tambahan sebanyak mungkin guna

memajukan dunia pendidikan dan dalam Penggunaan dana pendidikan

haruslah secara professional dan efesien serta efektiv selanjutnya dapat

dipertanggungjawabkan.

5. Dalam upaya membentuk sumber daya manusia yang produktif, maka sistem

pendidikan, struktur kurikulum, serta jenis pendidikan diatur kembali

selanjutnya biaya pendidikan ditingkatkan.

16

Page 17: Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Depdiknas: http://ww.depdiknas.go.id

Biro Pusat Statistik: http://www. bps.go.id

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia). Jakarta: PT. Rineka Cipta

Satmoko, Retno Sriningsih. 1999. Landasan Kependidikan (Pengantar ke arah Ilmu Pendidikan Pancasila). Semarang: CV. IKIP Semarang Press.

http://lela68.wordpress.com/2009/05/24/bab-7-landasan-ekonomi/accesed 03/10/2009

http://dwijakarya.blogspot.com/2009/01/01/landasan-ekonomi-dalam-pendidikan.html/accesed 03/10/2009.

http://syamsulberau.wordpress.com/landasan-pendidikan/accesed 03/10/2009.

17