lampiran...p : kalo secara umum nih, tanggapan e kak yoyok terhadap iklan itu gimana? i : ya sebener...

80
LAMPIRAN

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAMPIRAN

  • Lampiran 1. Interview Guide

    Sumber informasi : mahasiswa UKSW

    Kategorisasi Pertanyaan

    Pengenalan terhadap parpol • Apa yang Anda ketahui tentang Partai Perindo?

    • Menurut Anda bagaimana citra yang dibangun Partai Perindo selama ini?

    Pengenalan terhadap iklan • Apakah Anda pernah menonton iklan Perindo versi Siapakah Indonesia?

    • Berapa kali Anda menonton iklan tersebut?

    • Secara umum, bagaimana tanggapan Anda terhadap iklan tersebut?

    • Apakah menurut Anda iklan tersebut menarik? Jika ya, apa yang membuat iklan tersebut menarik bagi Anda?

    • Menurut Anda apa pesan utama yang terkandung dalam iklan tersebut?

    Persepsi terhadap konsep bangsa Indonesia • Konsep Indonesia seperti apakah yang Anda tangkap dari iklan Perindo?

    • Bagaimana tanggapan Anda mengenai konsep tersebut? Setujukah Anda dengan konsep tersebut? Jika tidak, konsep Indonesia seperti apakah yang ideal menurut Anda?

    • Bagaimana jika dibandingkan dengan kehidupan berbangsa selama ini?

    Isu minoritas • Apakah Anda tahu siapa Ketua Umum DPP Perindo saat ini?

    • Menurut Anda adakah kaitan iklan tersebut dengan keminoritasan Ketua Umum DPP Perindo?

    • Apa yang Anda ketahui mengenai masalah Tionghoa di Indonesia?

    • Bagaimana menurut Anda jika seorang dari etnis Tionghoa menjadi figur pemimpin nasional?

  • Lampiran 2. Transkrip Wawancara

    Nama : Setyo Budi Prakoso Hari/tanggal : Selasa, 17 Mei 2016 Tempat : Kampus UKSW Durasi : 20 menit, pukul 11.10 – 11.30 WIB P : Pewawancara I : Informan P : Pertama tentang partai nih. Nek sejauh ini yang Kak Yoyok ketahui tentang Partai Perindo apa? I : Partai Perindo? Itu kelihatan e partai baru, deh. Kelihatan e baru…yaa belum ada dua tahunan baru terbentuk to. Itu kan pimpinan e si…walah pimpinan e MNC itu ya saya lupa..Hary Tanoe. Nek masalah lebih dalem e aku ndak tau, sih. Cuman gini, itu partai yang paling masif banget itu pengiklanannya..di RCTI.. Ya selama ini yang aku lihat di RCTI, ndak tau yang di lain e. P : Nek menurut Kak Yoyok selama ini citra yang dibangun Perindo kayak gimana? I : Citra… gimana yaa… Jujur aku jarang ngikutin perkembangan politik terutama Perindo ya, kecuali yang partai-partai lama. Yang kayak sekarang ini Setya Novanto kepilih jadi Ketua Partai Golkar ini kepilih habis ketiduran itu. Nek partai Perindo mungkin garis besar e mungkin aku citra ne mungkin ke partai yang punya sumber dana yang kuat sih. Apalagi kan pemiliknya itu, pemilik nomer satu ne MNC. Apalagi itu kan, nggak tahu ini, kelihatan e salah satu orang terkaya di Indonesia. Yo mungkin yang tak tangkep baru segitu juga. Terutama juga, istrine Hary Tanoe juga udah punya nama…banyak itu kan, terutama yang njalanin Miss World itu kan dari istrine Hary Tanoe. Jadi mungkin secara eksplisit sih yang aku tangkep yaa, mungkin secara ke masyarakat aku masih kurang. Cuman nek secara langsung e ini partai ne punya dana yang kuat ini. Di luar nek biasa ne partai politik dapet dana dari pemerintah. Mungkin nek di Perindo ini mungkin punya dana yang lain karna pemilik e orang kaya sih. Nek secara mungkin, nek kamu tanya secara ke masyarakat mungkin aku masih kurang, karna aku juga nek lihat di TV…ya juga kurang sih, apalagi kan ya kasus-kasus kan banyak. Kalo yang stasiun TV punya e ini pasti kan apa ya, terlalu nge shootnya ya pemiliknya. Kayak yang ini, siapa, di TV One ini kan punyanya Bakrie itu, pasti kan yang musuhnya jarang diekspos. Ya mungkin nek di RCTI ya, tapi nek selama lihat di RCTI ya jarang sih dilihatin. Mungkin dari iklan e sendiri kelihatan e Pak Hary itu…apa ya peduli pada masyarakat kecil, kelihatan. P : Lebih ke HT-nya ya? I : Ya mungkin ya nek sepenangkapanku karena HT itu namanya udah besar banget itu. He e. Bilang Perindo pasti secara eksplisit punyanya HT. Kan dulu HT kan pindah-pindah. P : Nah, kalo untuk iklannya yang versi Siapakah Indonesia itu pernah nonton ya, Kak? I : Sing dulu kamu tanya itu, ya. Sik, aku pernah tapi agak lupa, yang itu ya, yang ada etnis-etnisnya itu ya. Aku lupa ek. Oh iya, he e.

  • P : Nah itu kira-kira Kak Yoyok pernah nonton kira-kira berapa kali, Kak? I : Dua kali tok itu. Itu gara-gara kamu suruh dulu itu. Hahaha. Nggak-nggak, tapi jujur karena dulu pernah lihat. Tapi habis itu kamu tanyai, o ya kelihatan e pernah lihat, tak lihat, o ya bener ini iklan e. Cuman memastikan aja sih. P : Kalo secara umum nih, tanggapan e Kak Yoyok terhadap iklan itu gimana? I : Ya sebener e itu sih, cuman nunjukin Indonesia itu bukan hanya punyanya satu suku bangsa sih. Indonesia punyanya, ya semua orang Indonesia yang jadi orang Indonesia di dalem. Bukan punya orang kristen, islam, papua, jawa..jadi tu ya semua itu Indonesia. Secara garis besar yang aku dapet itu ya karena udah lama nggak lihat iklannya. P : Lebih ke Bhineka Tunggal Ika gitu ya? I : He e. P : Nek menurut Kak Yoyok iklannya menarik nggak sih? I : Hah? Aduh, nek menurutku biasa aja sih. Jujur, karena sudah terlalu banyak iklan seperti itu. P : Terlalu banyak? I : Maksud e terlalu banyak jenis iklan yang terlalu membawa ke-Indonesiaan gitu lho. Mungkin kemasan e cuman berbeda. Kamu coba nonton yang Joko Acong Sitorus itu kan juga, iklan lama itu. Yang terkenal namanya istilah Joko Acong Sitorus, yang Jawa, Batak, sama Cina itu kan, persaudaraan, tentang etnis juga. Cuma ini kan kesan e kan di bawah partai, nek itu dulu kan apa ya, aku lupa itu iklan lama banget ok, jaman kecil. Apalagi kalo dibandingin sama iklan Thailand juga udah kalah lagi (?) ya nek iklan. Ya menurutku biasa aja sih. P : Kalo menurut Kak Yoyok berarti tadi pesan utamanya lebih ke itu ya.. Bhineka Tunggal Ika ya? I : Ya ke Indonesia….ya itu Bhineka Tunggal Ika. P : Nah kalo konsep Indonesianya, berarti juga yang Kak Yoyok tangkep cuman itu sebatas Bhineka Tunggal Ika gitu? I : Yaa sebatas ini…Indonesia itu sebener e cuman bukan satu tok, tapi banyak ragam e sih. Ya itu, bener, Bhineka Tunggal Ika itu lagi, kembali lagi ke situ. P : Lha kalo Kak Yoyok sendiri menanggapi dari konsep Indonesia yang ditayangkan itu gimana? Maksud e ketika konsep itu ditayangkan oleh partai. Nah tanggepan Kak Yoyok gimana? I : Partai? Sebener e tentang… maksud e hubungan iklan itu dengan partainya itu? Ohh..ya sebener e itu aku nangkep e itu ya apalagi itu partai tu nek menurutku itu cuman, apalagi nek udah ada embel-embel partai menurutku itu cuman cari nama lagi. Kan kembali lagi kan, partai politik kan juga punya fungsi ne masing-masing. Kan tau kan yang ada sarana bla bla

  • bla itu banyak. Ya aku nek sepenangkapanku nek udah partai itu aku udah negative thinking sih. Itu, kayak cari nama apalagi nek embel-embel e partai baru itu kan cari..kayak cari massa, kecuali nek udah partai-partai yang lama banget kan udah jarang iklan to. Kelihatan kayak PDI, Golkar, kan malah jarang. Perindo tu yang banyak. Ya nek menurutku kayak gitu sih, kesan e tu masih cari massa dulu sih. Apalagi beberapa tahun lagi kan dah pemilu lagi. P : kalo menurut Kak Yoyok tentang konsepnya itu sendiri gimana, maksudnya udah sesuai belum sih dengan bayangan kak Yoyok mengenai Indonesia itu seperti apa? I : Yaa nek menurutku sih ya kena sih tentang Indonesia sendiri. Tapi aku juga nggak tau tujuan e partai politik itu apa. Ya cuman menyadarkan lah Indonesia itu kayak apa. Ya nek aku dah nangkep sih, ideal sih. P : Kalo dibandingkan dengan kehidupan berbangsa saat ini gimana kak? I : Beda jauh. Itu kan kondisi dalam iklan itu ya idealnya lah. Idealnya Indonesia tu ya samping kanan samping kiri beda etnis damai. Tapi ya kalo kamu nonton di forum-forum, kamu coba lempar aja kasus tentang agama pasti udah menyeruak. Sama yang mengkafir-kafirkan agama itu saya udah paling bosen, sering liat. Terutama dulu kemarin, katanya ada undangan kata ne Zakir Naik mau ke Indonesia. Ngundang-undang coba orang kristen dateng ke…mau debat sama orang…apa Dr. Zakir Naik. Tau kan Zakir Naik? He e, coba siapa yang paling bener. Ya cukup, cukup lah nggak usah ke etnis lah, agama tu dah banyak… ambil contoh saja di Indonesia. Yang dulu apa…kasus pembakaran masjid apa aku lupa itu. Itu kan yang diekspos banget. Tapi sedangkan di lain sisi di gereja yang dibakar malah nggak diekspos seperti itu. Indonesia itu masih kayak apa ya…masih kayak ya gampang dipanas-panasi lah mereka nggak punya apa ya…nggak punya pendirian teguh. Dipanasi agama ini jelek, wah ikut-ikutan. Apalagi udah ada stigma kalo orang yang selain ini kafir, makanya jangan..makanya kan Ahok itu kan punya penentang keras di DKI.. maka ne kan FPI itu pengen banget nurunin Ahok. Jangan sampai pilih yang pimpinan kafir, padahal ada orang yang Islam yang Profesor bilang nggak papa, mending pimpinannya dari kafir daripada orang yang bisa agama tapi nggak bisa memimpin. Ya seperti itulah,180 derajat beda lah..itu cuman idealis banget lah yang di iklan itu. Keadaan kalo kondisi yang baik tu seperti ini. Sedangkan di lapangannya beda banget. P : Kalo itu tadi kan ngomongin soal agama, lha kalo menurut Kak Yoyok soal etnis gimana? I : Nek etnis..yaa… sebener e ya kita lihat aja. Sebener e nek etnis nggak terlalu banyak masalah sih cuman aku nggak tau nek sampe pedalaman banget karena kan kadang-kadang masih masih punya apa ya…punya rasa cinta terhadap etnisnya sendiri tu lho.. primordial banget tu lho. Kadang-kadang kalo dicampur sama etnis lain nggak mau. Cuman aku nggak tau,tapi nek mereka yang sudah pindah. Dah hidup lama dengan lingkungan yang baru, dah beradaptasi mereka tu rata-rata ya udah baik. Cuman aku nggak tau kalo yang sampe ke pedalamannya itu lho. Nek di lingkungan rumah sampe kampus pun, nek menurutku masih baik-baik aja sih. Kan aku juga temennya nggak dari Jawa semua, rata-rata juga ada yang dari lain etnis juga. Cuman aku ndak tau nek sampe luar itu bisa beda ok.

  • P : Tadi Kak Yoyok udah tau ya, Ketua Umum DPP Perindo itu siapa.. Nah kalo menurut Kak Yoyok ni.. iklannya yang versi ini tu ada nggak sih kaitannya dengan latar belakangnya dari Ketua Umumnya sendiri? I : Tau banget lah, sampe ngikutin sejarahnya pindah –pindah partai itu. Nek dari iklannya ya, sebenernya dari iklan e dia nggak terlalu memperlihatkan hal-hal yang menunjukkan dirinya minoritas sih. Dia lebih memperlihatkan kalo dirinya itu adalah orang yang bisa membaur dengan berbagai macam elemen dari masyarakat. Jadi sebenernya itu nggak ngarah banget ke arah dia minoritas sih. Dia lebih nunjuk ya seperti itu lah, penyakit-penyakitnya kalo orang mau nyalonin biasa nunjukin kebaikan kalo dia bisa membaur sama orang banyak. Seperti itu sih, nek secara minoritas nggak sih, nggak ditampakin banget kalo dia orang dari kristen sama chinese tu nggak, enggak banget. Dia lebih ya itu tadi aku bilang, lebih nunjukin kalo dia itu orangnya baik terus dia makane bisa merangkul orang dari berbagai macam golongan lah. Seperti itu. Kalo dari minoritasnya enggak sih. P : Kalo sejauh ini Kak Yoyok tau ya isunya tentang orang Tionghoa di Indonesia? Ada nggak sih maksudnya dia menunjukkan bahwa etnisnya itu juga bagian dari Indonesia? I : Mungkin nek secara langsung enggak. Mungkin secara tersirat aja. Nek lihat langsung ini orang pasti orang Chinese, keliatan banget dari fisik. Ditambah lagi secara penjualannya, dia menjual dengan nilai baik-baik. Ya pasti secara langsung ya dia apa ya tadi..tidak… Memperlihatkan kalo etnisnya juga orang baik sih. Seperti itu. Ya gampang banget kayak lihat orang yang sipit-sipit itu pasti Chinese. Mungkin ya kadang-kadang salah juga sih. Tapi pasti kan secara stereotipe orang yang kulit kuning langsat, mata sipit itu pasti orang Cina apalagi ditambah penjualannya di iklannya kan dia orang baik. Jadine ya pasti dia menggambarkan kalo dia orangnya, etnisnya orang baik. Cari dukungannya semoga dia dapet massa nanti. Ya mungkin memperbaiki citra. P : Berarti ada kecenderungan itu ya, bahwa “oo etnisku tu baik” gitu? I : He e, ya seperti itu. Mungkin ya memperbaiki lah. P : Ngomong-ngomong soal etnis, soal politik..kalo menurut kak Yoyok sendiri gimana sih kalo misalnya figur pemimpin nasional itu dari etnis Tionghoa? I : Nek masalah etnis itu sebener e nggak.. nek bagiku jadi pimpinan itu nggak masalah etnis dari mana pun. Ya kayak syarat Presiden di UUD kan juga nggak itu to..nggak tentang etnis kan.. Kan malah dia orang Indonesia asli sejak lahir kalo nggak salah di syaratnya di UUD itu. Ya yang penting nek menurutku ya opo ya, nek jadi pimpinan tu ndak terlalu opo yaa… yang nggak terlalu banyak obral janji lah yang penting yang dilaksanakan ya bisa dilaksanakan. Seperti itu, yang penting dia juga..dia mau mendengar aja dan dia mau turun ke yang bawah ya seperti itu. Mendengar dan melaksanakan lah. Yang penting yang karakternya..yang sudah unggul ya saya ndak masalah sih. Ndak masalah etnis sih. Jujur. Ya kamu nanti lihat lah pimpinan-pimpinan..pemimpin-pemimpin dari orang dari daerah lain tu rata-rata juga punya yang kayak tipikal orang kayak..yang unggul juga kayak Ridwan Kamil itu kan kalo dibandingin sama Ahok, Ahok itu kan juga dielu-elukan di Jakarta. Kang Emil juga yang rasnya dia Sunda, kan juga didukung di Bandung. Sebenernya nggak masalah etnis

  • sih. Ya kayak ini besok DKI katanya juga mau ndukung, mengusung Kang Emil. Kayak Risma kan juga mau ke Jakarta. Sebenernya nggak masalah ras sih, yang penting mereka tu bisa ya kalo mereka punya cara ya untuk menaklukkan masyarakat kan mereka punya cara masing-masing. Dan yang penting mereka juga, janji-janji yang mereka beri di kampanye itu ya nggak dilupakan lah. Kan banyakan masyarakat tu masih megang janji mereka kan, sampe sekarang. P : Bicara soal etnis, kalo di Indonesia mungkin etnis kayak Jawa, Sunda, atau Batak, atau mana, maksudnya mereka kan kalo pandangan masyarakat masih “oo orang Indonesia”, tapi kalo untuk etnis Tionghoa sendiri kan dirunut dari sejarahnya nih, ada stereotip tertentu dari masyarakat bahwa “oh orang Tionghoa itu pendatang, bukan asli Indonesia”. Bahkan ada hasil penelitian yang mengatakan bahwa penerimaan masyarakat terhadap pemimpin dari etnis minoritas seperti Tionghoa masih kurang. I : He e. Ya itu mungkin ya pandangan yang masih saklek. Ya mungkin ya saran aja buat orang yang mau jadi pimpinan dari berbagai macam etnis lah. Mereka kalo mau cari dukungan nggak usah sejak dekat-dekat dari pemilunya, mungkin dari jauh-jauh hari lah sudah merangkul masyarakat lah. Dan kalo bisa itu memang murni dari merekanya sendiri. Pasti secara tidak langsung, pasti masyarakat akan membuka diri kok. Kadang-kadang kan mereka, mereka kan cuman terbawa omongan orang lain jadi mereka punya pandangan.. ”Oo ini orangnya jelek, kan kadang-kadang seperti itu.” Kan nggak semua orang punya pikiran terbuka. Kadang-kadang masih terpengaruh, kan nggak semua orang lihat orang..misalnya aku lihat kamu.. terus diceritani “Oo Evelyne itu cerewet” tapi padahal aku juga belum kenal deket.. “Oo ini orang pasti cerewet.” Jadi orang punya stigma negatif dulu. Kan ada juga orang harus pendekatan lebih jauh baru tau karakternya seperti itu. Ya itu, mungkin kadang-kadang.. Yah itulah, kemajemukannya karakter orang kan seperti itu.. cuman nggak tau. Ya makanya harus pinter-pinter mencuri hati. Jadi kalo mencuri hati itu jangan deket-deketin pemilu. Itu nanti pasti kelihatan.pasti kelihatan opo ya.. pencitraan. Ya, mau cari massa. Kalo bisa udah sejak dulu-dulu. Contohnya kalo mau calonin di Salatiga, ya mereka cari..ya dari bawah dulu lah. Cari jasa apa apa supaya orang tu tau namanya dulu lah. Ndak harus dari deket-deket baru pasang cerita-cerita lama. Yang kayak, ya kamu cari aja ni kan dah ada calon wali kota Salatiga.. kan udah bombardir di facebook. Dah bikin cerita-cerita. Yaa.. banyak komentar-komentar e..”Ah ini pasti mau..ini cari massa”. Apalagi dah deket-deket. Ada yang komentar juga “Kok aku nggak tau ya sejak dulu ini orangnya dari mana, ngapain”. Bener, bener. Makane mending sejak lama itu sudah… sudah berkecimpung di daerahnya yang akan mereka wakili, seperti itu. Biar nanti masyarakatnya nggak kaget, gitu. Bener, setelah melihat banyak komentar seperti itu. Kebanyakan masyarakat masih seperti itu sih.

  • Nama : Wahyu Nurhayati Retnoningsih (Ayu) Hari/tanggal : Kamis/19 Mei 2016 Tempat : Gedung Administrasi Pusat, UKSW Durasi : 52 menit, pukul 10.29 – 11.21 WIB P : Pewawancara I : Informan P : Mungkin pertama aku tanya tentang partai ne dulu nih. Nek sejauh ini apa sing kamu tau tentang partai Perindo? I : Oh kalo aku lihat dari partai Perindo itu identik sama Hary Tanoe. Karna memang yang membuat, yang ngebangun pertama kali kan Hary Tanoe gara-gara keluar dari salah satu partai nasional yang lain, gitu kan. Karna nggak dicalonin, setauku lho, karna nggak dicalonin jadi wakil presiden dan dia ngerasa, mungkin, dikecewakan makanya dia mbuat partai baru namanya Perindo itu. P : Selama ini menurutmu citra yang dibangun Perindo tu kayak gimana? I : Em..kalo aku sih terlalu…apa ya? Kalo dilihat dari iklannya sendiri, iklannya memang bagus, ibaratnya kalo dilihat packaging-nya juga bagus gitu lho.. eee.. dia pake iklan masyarakat, membawa nama Bhinneka Tunggal Ika dan membawa yang namanya solidaritas dan sebagai macem tu kan kita nggak tau di dalemnya kayak gimana karena memang itu kan partai baru kan. Terus juga ngeliat dari iklan-iklannya tu aku nangkepnya sih lebih ke pencitraan. Kalo dari aku lho. Nek aku ngeliatnya sok peduli. Karna aku ngeliatnya yang istrinya Hary Tanoe, dia yang ada iklan sebelumnya yang iklan yang kamu ambil itu, dia kayak peduli sama yang orang miskin, terus menggendong anak kecil..terus kayak ngasi apa namanya, care-nya dia ke orang-orang miskin, tapi aku nggak ngeliat itu tu dari apa ya..ibaratnya gini lho dia cuman membangun citra bukan yang bener-bener solidaritasnya untuk orang-orang kecil jadi dia cuman mau mengangkat partai Perindo yang masih partai minoritas untuk jadi kayak partai gede kayak PDI, kayak Demokrat, kayak gitu-gitu sih aku ngeliatnya. Jadi memang sejauh ini masih pencitraan partai gitu. P : Kamu pernah nonton iklan Perindo versi yang tak teliti ini kan, yang “siapakah Indonesia?” itu. Nah kira-kira ada berapa kali nonton? I : Kalo dulu sih sering, sering banget karna kan itu diputernya ada di 3 stasiun TV: MNC, RCTI, sama Global TV. Setiap iklan tu keluar, tiap ada tayangan terus iklan itu pasti tayang. P : Lebih dari 3 kali? I : Lebih, makanya hafal. P : Secara umum tanggapan kamu terhadap iklan itu gimana? I : Bagus. Aku ngeliatnya sih lebih menjual karena kalo misalnya iklan partai biasanya kan yang “ayo pilih apa. Gini gini gini.”, kan. “Pilih Hary Tanoe”, misalnya atau ngeliat..ee gimana ya, lebih menarik mata sih. Ibaratnya kayak itu tu iklan produk yang bikin kita ngerasa “Ih!” gitu lho, karena memang nggak diliat kemiskinan tu kayak gimana cuman kita

  • diliat kayak Indonesia tu kayak gimana. Kayak misalnya ada ibu-ibu bakul, apa…terus orang miskin..terus ada orang cacatnya tu setau aku. Jadi..dan backgroundnya juga bagus, ibaratnya iklan itu ya menjual banget. P : Tadi kamu bilang iklan ini menarik, yang bikin menarik apanya? I : Kontennya. Kayak peran yang diperankan oleh orang-orang di dalam iklan tersebut, terus gimana caranya ngemas itu iklan yang nggak banyak omong tapi bikin “Oo Indonesia tu kayak gini ya..” tapi di setelah selesai, selesai iklannya tu ada..ada partainya sendiri, jadi kayak..jadi iklannya ini tu ee bentukan dari Perindo.. Perindo itu. Jadi, gimana maksudnya ya. Gini, kayak iklan White Koffie, gitu kan. Kalo misalnya kita… dia tu nggak nunjukin White Koffie-nya cuman dia ngeliat Iwan Fals-nya ngomong, terus gimana caranya kita menarik “Oh, Iwan Fals, Nikita Willy” kayak gitu kan. Tapi di akhir-akhirnya tu ada White Koffie jadi kita “Oo, pingin minum White Koffie”. Nha gitu lho, Perindo tu juga kayak gitu. P : Secara spesifik, bagian yang menarik menurut kamu apa? I : Memperkenalkan orang-orang yang ada di iklan tersebut, jadi kayak ibu-ibu bakul, terus ada orang-orang cacat. Terus gimana caranya kita peduli satu sama lain tanpa melihat itu backgroundnya kayak gimana. Setauku iklannya kayak gitu ya. P : Kalo pesan utamanya dari iklan tersebut apa sih menurut kamu? I : Kebersamaan, terus solidaritas, terus gimana kita tidak membedakan satu dengan orang yang lain tanpa melihat background. Jadi kayak kita tu..ee..nolong orang, tanpa ngelihat background-nya dia tu dari apa karna sebenarnya Indonesia tu ya satu, untuk bareng-bareng, majuin Indonesia, gitu. Kalo aku nangkepnya, lho. P : Itu tadi tentang kebersamaan, solidaritas sebagai Indonesia…kalo Indonesianya sendiri, yang kamu tangkep makna Indonesia seperti apa? I : Kalo Indonesia-nya siapa, ya kita. Kalo dilihat Indonesianya tu apa ya banyak hal yang berbeda-beda di Indonesia. Jadi banyak orang dengan berbagai jenis, berbagai culture, berbagai bentuk, ibaratnya, tapi ditempatkan di satu tempat yaitu Indonesia. Kayak ibaratnya gini deh, orangnya tu ada banyak, asal-usulnya tu ada banyak. Kayak misalnya ada yang dagang apa, ada yang punya background fisiknya kayak gimana, terus tua atau muda, terus miskin atau kaya. Nah tapi tu tetep, kita tu punya satu hal yang harus dituju yaitu Indonesia. Kalo aku ngeliatnya sih kayak gitu. P : Tanggepanmu terhadap konsep itu gimana? Maksudnya kamu lihat Indonesia dikemas seperti itu oleh Perindo tanggepanmu gimana? I : Bagus. Bagusnya tu kayak yang aku sebutkan tadi ya itu menjual. Ibaratnya..ee..iklan itu tu iklan partai yang berbeda dari yang lain. Kalo menurut aku lho ya. Karena bikin kita tu tersentuh. Kalo aku sendiri. Bukannya alay lho ya, cuman memang iklannya tu bagus dalam packaging-nya, dalam menyampaikan sesuatunya terus tu..ee…jadi tu kayak iklannya itu tu kayak bikin kita tu ngerti “Oh ada partai Perindo” pada intinya tu kayak gitu sih.

  • P : Kalo yang dengerin dari penjelasan kamu…Perindo ini kalo yang kamu tangkep berarti dia ini nggak sih, mencoba menyadarkan bahwa Oh Indonesia tu kayak gini? I : He e.. selain menjual partainya sendiri lho. P : Dengan konsep Indonesia yang ditampilkan Perindo itu apakah kamu sepakat? Apakah sesuai dengan konsep yang ideal menurut kamu? I : Kalo aku sepakat sih. Makanya dari awal aku bilang aku suka sama iklannya. P : Tadi kan kita ngomongin konsep Indonesia yang ideal, kalo dibandingin sama Indonesia yang sekarang gimana? I : Em, enggak. Ada beberapa hal yang nggak sama, maksudnya eee kayak misalnya kita harus peduli sama sesama gitu misalnya. Kalo secara mahasiswa lho ya, cuman ada banyak aspek dari mahasiswa sendiri yang nggak kayak gitu. Cuman ada beberapa orang yang menjalankan apa yang disampaikan Perindo, ada beberapa orang yang ngerasa itu ya, ya udah. Kalo bisa dilihat deh, contoh kecil yang di Salatiga yang kemarin itu sempet gempar yaitu adalah Papua yang berantem di Kopeng. Ya gitu kan. Terus ee ada beberapa… sebenernya kalo di UKSW kan juga cerminan dari Bhinneka itu sendiri kan. Cuma, ada beberapa komunitas yang mungkin berantem gitu kan banyak di Salatiga. Nah itu kan salah satu contoh cerminan yang nggak sesuai dengan apa yang disampaikan dari iklan tersebut. Cuman kalo misalnya… Ada beberapa hal yang sesuai dengan kebersamaan itu sendiri, yang disampaikan dari eee iklan Perindo tu ya kayak misalnya IICF, itu kan bentuk dari mahasiswa yang peduli yang namanya Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri, sih. P : Tadi kalo nggak salah kamu sebut juga soal Ketua Umumnya Perindo..Ketua Umumnya DPP Perindo tau nggak siapa? I : Bukannya Hary Tanoe, ya? Hary Tanoe setauku. Karena memang selama ini yang dijual oleh Perindo adalah Hary Tanoe. Aku sih ngeliatnya ya, Partai Perindo itu cuman jalan untuk Hary Tanoe. Sebenernya yang mau dijual itu bukan Perindonya, secara gambaran yang spesifiknya tu ya, bukan Perindonya. Perindo tu cuman jalan untuk menjual Hary Tanoe, selama ini lho. P : Berarti kalo menurut kamu dari iklan yang tadi itu yang dijual juga lebih ke Hary Tanoenya? I : Kalo untuk iklannya secara spesifiknya sendiri tu ya sebenernya enggak, cuman kalo dilihat gambaran Perindonya itu Hary Tanoenya. Cuman kalo untuk iklannya yang spesifik yang kamu omongin untuk topikmu, bukan sih. Ada beberapa tujuan untuk iklannya itu ya, pertama untuk ngejual pesan dari iklannya itu tentang siapa itu Indonesia, yang kedua njual Perindo, yang ketiga njual Hary Tanoe. P : Njual Hary Tanoenya dalam hal seperti apa? I : Memperkenalkan..kayak gini deh..nggak usah ngomongin Hary Tanoe. Kayak misalnya bentar lagi Salatiga mau pemilihan wali kota. Sekarang di banner-banner di Salatiga itu

  • nggak ngomongin “Ayo pilih saya untuk Wali Kota taun 2016”..endak.. tapi liat gambar gede, orang, namanya siapa terus bawahnya..ee..”orang ini peduli terhadap pembangunan Salatiga.” Ibaratnya kayak gitu, nah ibaratnya tu sama kayak Hary Tanoe. Jadi enggak “Ayo pilih Hary Tanoe sebagai presiden setelah Jokowi”, enggak. Tapi “Hary Tanoe peduli dengan Indonesia dan partainya itu partai Perindo”. Jadi ibaratnya memperkenalkan wajahnya…wajahnya si Hary Tanoe. P : Secara nggak langsung kan intinya si HT ini mau nyalon jadi presiden, ya kan? I : Aku sih ngeliatnya gitu lho. Antara wakil kalo nggak presiden. P : Sementara kalo dari, ini aku share aja ya. Kalo dari yang aku baca dari hasil penelitian itu penerimaan rakyat Indonesia terhadap calon presiden yang minoritas itu kan masih rendah. Minoritasnya terutama dalam hal agama, dan etnis, kayak gitu. Kalo menurut kamu ada nggak sih kaitannya dengan iklan ini? Iklan ini dibikin ada nggak kaitannya dengan latar belakangnya dia yang minoritas? I : Iya, kental banget. Kalo aku sih ngeliatnya..ee..karna dia, gini.. Kalo misalnya ni, kamu orang… gini deh..siapa ya.. kayak SBY, dulu kan aku masih inget dia itu menjual packaging dari Partai Demokrat sama dirinya sendiri itu kan untuk pembangunan Indonesia yang lebih baik…pembangunan apa, dia punya visi misi apa, pokoknya tentang pembangunan itu. Sedangkan kalo misalnya Hary Tanoe itu kan aku tau non-muslim kan, makanya dia menjualnya itu tentang bagaimana kita bisa membangun Indonesia lebih baik tanpa melihat latar belakang orang itu sendiri. Itu beneran sih, ketara banget. Karna memang dari sebelum iklan ini pun iklan-iklan yang sebelumnya ada beberapa dari Perindo dan Hary Tanoe itu tu lebih konteks yang nggak mempedulikan latar belakangya, yang penting gimana caranya kita ngebangun Indonesia lebih baik, gitu. P : Kalo kamu sendiri pernah nggak sih denger soal isu masalah Tionghoa di Indonesia? I : Kalo misalnya setau aku nih, kalo dulu Gus Dur sebelum jadi pemimpin Indonesia itu ya taun 2000 sekian sama Megawati, sebelumnya itu Tionghoa itu dipinggirkan. Dipinggirkan ibaratnya tu nggak dilihat kayak misalnya Imlek, hal-hal sebagai macemnya yang berhubungan tentang Tionghoa dan Chinese itu emang nggak diakui secara nasional. Kalo aku ngeliatnya ya.. Dulu aku pernah mbaca artikel. Terus juga, pokoknua sampe ada beberapa kali konflik sama beberapa etnis di Jawa, bukan etnis Jawa. Ada beberapa kali bentrok dengan etnis Jawa dan itu tu bener-bener kayak nggak dipeduliin gitu lho, Tionghoa itu sendiri, dan nggak dilihat. Tapi setelah Gus Dur memimpin Indonesia sampe itu Imlek diadain, terus bener-bener memperlihatkan kalo misalnya suku di Indonesia itu ada lagi yang namanya Tionghoa. Dulu sih, eh Tionghoa apa Cina sih? Cina sih setauku, Tionghoa itu baru 2010 kalo nggak salah. Terus dah mulai ada.. apa namanya..tempat ibadahnya untuk cina udah dibolehin..terus ya kayak gitu-gitu makanya udah mulai Cina itu boleh..eh cina, tiongkok itu boleh ikut ambil kontribusi untuk pembangunan Indonesia. Kayak misalnya boleh masuk di beberapa kantor pemerintahan, terus ee..mbuat event-event, secara terbuka…kalo dulu kan setauku nggak boleh.

  • P : Kalo dari kamu sendiri menurut kamu penerimaan masyarakat Indonesia sampai sejauh ini terhadap etnis Tionghoa seperti apa? I : Kalo sekarang..ee gini..kita ngeliat, kita membagi Indonesia itu jadi dua kalo aku ya ngeliatnya ya..kota besar, orang-orang yang mempunyai pemikiran yang terbuka sama orang-orang yang masih pemikirannya sempit. Kalo misalnya kamu ngomongnya kota-kota besar kayak di Semarang…trus Jakarta.. kota-kota sibuk kayak Surabaya, Bandung..itu mereka yang penting orang-orang yang bisa dijaga omongannya, janjinya..punya kontribusi untuk pembangunan dan orang-orang yang punya independensi yang tinggi. Jadi ibaratnya, lu nggak peduli lu asalnya dari mana, yang penting kita ngeliat lu kerjanya bagus, ya kita pake..kayak misalnya Ahok, gitu kan. Walaupun banyak yang mendiskriminasi..tetep ada yang mendiskriminasi orang-orang kayak gitu kan..kepentingan kayak “cina yang nggak tau diri..pulang aja lu ke kampung, ngapain lu ke Jakarta.. pendatang nggak tau diri” kan ada yang kayak gitu kan di TV..cuman banyak orang yang di Jakarta sendiri nggak peduli mengenai itu, kerjanya dia bagus kok, sesuai dengan aturan sama SOP-nya..ya udah, nggak masalah. Cuman kalo misalnya ngomongin kayak orang Papua, eh Papua pun masih ada yang nganu lho..yang pemimpinnya dari Nasrani sih, bukan Tionghoa ya.. nasrani karna memang mayoritas nasrani.. tapi kalo misalnya ngomongin di..kayak di Sumatra, terus ngomongin yang di Kalimantan dan di Sulawesi…itu Tionghoa tu masih..dan Nasrani itu sendiri yaa…masih..kita masih ngeliat latar belakangnya, orang-orang yang pemikirannya sempit. Jadi kita ngeliat, “oh dia Islam.. oh dia etnisnya sesuai dengan tempat tersebut” ya itu masih diterima..cuman kalo misalnya untuk Tionghoanya sendiri dilihat dari di mana dia berada sih. Dan walaupun di lingkungan orang-orang yang terbuka sendiri masih ada orang yang nyacatin. Jadi kalo dilihat ya emang kayak gitu adanya. Tetep ada yang diskriminasi. Yaa 65% orang Indonesia..cuman aku nggak bisa ngasih datanya lho ya..Hahaha.. ya orang yang masih mendiskriminasi Tionghoa dan pemimpin yang nasrani. P : 65% berarti masih lebih dominan ya orang yang mendiskriminasi? I : Iya, aku ngeliatnya sih gitu. P : Kalo di lingkungan kamu sendiri kayak gimana? I : Masih. Lingkunganku sendiri ya..orang yang terdekat..nenekku sendiri itu masih yang namanya diskriminasi..apalagi cina…dateng dari sulawesi karna orang-orang yang punya pemikiran sempit itu tadi. Masih yang bener-bener skeptis gitu sih. Gini deh, dia tu kalo misalnya ada temenku dateng..ditanyain itu nasrani atau islam. Kalo misalnya udah ada cina gitu kan kayak misalnya ada temenku namanya Karin..chinese gitu kan, masuk ke rumah, dia langsung masuk ke kamar. Gitu memang dia bener-bener..apalagi kalo misalnya makan di tempat yang udah tu ada tulisannya Halal cuman yang masak orang chinese, dia bener-bener nggak mau makan. Seriusan itu nggak mau makan. Gitu. Dia memang nggak suka sama orang nasrani dan chinese. Bener-bener nggak suka. Ee mungkin karna dilihat dari sisi agama ya dia udah nggak suka sama orang, kalo misalnya dia nggak suka sama satu orang itu ya udah dia nggak suka. Kayak misalnya anjing, babi, itu ngeliat itu aja udah jijiknya minta ampun.. bener-bener ngejauh, nggak mau ngeliat. Sama orang cina tu apalagi, dah ngelirik kayak gitu.

  • P : Kalo menurut kamu Tionghoa itu masih belum sepenuhnya diterima.. Emang ada sih dengan Tionghoa? Kenapa Tionghoa ditolak? I : Ee mungkin..terlalu pribadi nggak sih kalo kayak gini..maksudnya pandangan pribadi gitu nggak sih? Nggak masalah ya? Kalo aku ya ngeliatnya.. Tionghoa.. kalo mungkin pandangannya beberapa orang itu..Tionghoa itu komunis.. tionghoa itu komunis karena tionghoa identik dengan cina, itu pertama. Kedua, tionghoa itu pelit, mungkin di beberapa orang. Terus ee.. apalagi ya..mungkin karena bisa dilihat kalo misalnya tionghoa itu ee.. Pandangannya langsung dua..Tionghoa itu pelit, komunis, dan nasrani. Nasrani tu ibaratnya beda dengan orang muslim. Sedangkan kamu kalo ngeliat Indonesia itu kebanyakan orang muslim gitu lho. Dan di ajarannya kita tu ada yang ngomong “berkumpullah dengan orang-orang yang baik.”. Seriusan. Berkumpullah dengan orang-orang yang baik dan apa sih..ibaratnya kayak kumpullah dengan orang-orang muslim yang memberikan dampak kamu menjadi lebih baik. Nah makanya mungkin ada beberapa orang muslim yang sebenernya agamanya bagus tapi jadinya itu kayak rasisme dengan agama lain. Rasis gitu lho..jadi “ah lu nasrani..ah lu kayak gini gini gini”. Menganggap bahwa agamanya tu yang paling benar. Dan kalo misalnya dari Tionghoanya sendiri ya itu tadi..komunis, kayak gitu sih. P : Kalo dari kamu sendiri kayak gimana? I : Oh kalo aku enggak. Kalo aku fine-fine aja sih. Aku..hm..gini aku nggak pernah ngeliat orang itu dari agamanya, dari..ee..etnisnya dari mana..selama dia bisa berprilaku dengan baik..aku nggak akan mempertanyakan lu dari mana, lu agamanya apa. Itu tu nggak pernah. Selama dia berprilaku baik dan nggak merugikan orang lain dan kita bisa ngeliat dia itu jadi contoh yang baik ya nggak masalah bergaul sama orang-orang kayak gitu. Pun, Gus Dur pun ngomong kayak gitu kan, “Selama kamu berprilaku dengan baik, selama kamu melakukan hal dengan benar, orang nggak akan tanya agamamu dan asalmu dari mana” Masalah agama dan masalah etnis itu kan sebenernya luas. Cuman kita nggak bisa melepas itu dari diri seseorang. Kalo misalnya orang itu nggak bisa tau diri dengan lingkungan sekitarnya. Ibaratnya itu kayak kita tu sebenernya pengen ngecap kamu yang berprilaku tidak baik cuman karena kamu membawanya gini dan packaging kamu tuh ngga bisa lepas dari Tionghoa dan Nasrani..dan misalnya agama yang lain gitu ya. Kita tu jadi ngecap kamu dengan yang seluruhnya. Oh tiongkok tuh kayak gini. Oh nasrani tu kayak gini. Oh orang itu tu kayak gini. Kayak misalnya deh mungkin ada beberapa..kalo misalnya nih kita di lingkungan orang-orang muslim yang bener-bener orangnya berpikir sempit. Kayak misalnya di lingkungan tempatku, kan muslim semua 100%. Terus tiba-tiba ada orang Tionghoa, nasrani kalo nggak katolik, terus jualan makanan non halal di situ. Lu bayangin, yang dicap siapa coba. Ya orang itu, ngomongnya pasti “ini orang kok nggak tau diri sih.” Kayak misalnya deh tinggal di yang 100% muslim tempatnya orang-orang yang…aku pernah ni temenku cerita.. di tempat yang apa tu…apa tuu..yang orang tidur di situ..siswa.. asrama! Yang islam lingkungannya yang deket SMK 3..lu bawa anjing..orang nasrani dia nggak menampilkan dia nasrani dan cinanya cuman dia melihara anjing di situ, itu pasti jadi bahan omongan. “dia pelihara anjing lho, gini gini gini” walaupun anjingnya tu ngga dikeluarin.

  • Cuman kita jadi ngecapnya tu “ni orang nggak tau diri” gitu lho, nggak ngeliat lingkungan. Nah, itu yang aku maksud sama yang namanya kita tu mencap kadang.. gini deh, kayak misalnya orang islam. Nggak semua orang islam itu teroris, tapi ada teroris yang mengatasnamakan islam. Lha itu juga yang dimaksud dengan Tionghoa sama apa, yang beda agama di muslim itu sendiri, gitu. P : Kamu tadi bilang soal orang yang berbeda dengan mayoritas menjual sesuatu di lingkungan tersebut dan itu dipandang negatif, bisa nggak sih kita lihat ini juga kembali lagi ke soal iklan ini? Tadi kamu bilang dia menjual dirinya, apalagi kamu bilang tadi dia menjual dirinya ke masyarakat Indonesia yang notabene mayoritas muslim, berarti… I : He e, dengan pendekatan yang bagus menurut aku. Ibaratnya kalo misalnya dia menjual dirinya dengan pendekatan “Saya akan membangun Indonesia tahun ini ini ini ini…” Eh dia dulu pernah lho dulu kayak gitu. Eh sorry ya, ini santai aja ya. Misal e ini, dia dulu sebelum iklannya ini dia menjual, “Saya tahun 2030…” tahun 2030 kalo nggak salah, “Indonesia akan mendapatkan pendapatan per kapitanya berapa” gitu kan. Pokoknya dia udah ngasi target untuk Indonesia tahun kalo misalnya dia memimpin apa, gitu kan. Kalo nggak salah waktu pencalonan itu nggak sih, pencalonan presiden. Aku lupa. Pokoknya dia ada iklan yang tahun 2000 segini Indonesia akan kayak gini gini, tahun segini gini gini gini, kayak gitu. Tapi menurut aku kan mungkin nggak efektif, makanya dia menggunakan pendekatan lain. Ya pendekatan lain, gitu, dengan menjual kata solidaritas, kebersamaan, dan Bhinneka Tunggal Ika-nya Indonesia itu, mungkin itu lebih efektif…dan, terbukti memang lebih efektif, sih. Buat aku, lho. P : Jadi kalo dilihat dari track recordnya nih, dia..ada perubahan pendekatan ya? Dan menurut kamu itu efektif? I : He e. Iya karna kalo misalnya kamu ngomongin taun segini kamu dapet ini..taun segini kita dapet ini..taun segini dapet ini.. ya ibaratnya dia itu lagi njual janji.. dan janji tu sekarang nggak bisa dipegang kalo misalnya pemimpin negara dan orang kayak gitu sih. Cuman kalo misalnya dia ngomong dia pendekatannya tu mengibaratkan diri kita sendiri kayak misalnya kita disuruh mencerminkan diri kita sendiri dan Indonesia itu tu lebih “oh iya ya..”, gitu. Bikin kita mikir kalo misalnya dia njual ini taun ini per kapitanya segini, semua orang akan menghasilkan ini ini.. ya kita ngeliatnya “ahhh” gitu doank kan? Biasa kayak gitu. P : Berarti dia yang bikin istilahnya penjualannya itu sukses karena dia menyentuh sisi diri kita juga gitu? I : He e. P : Tadi kita ngomong banyak soal etnis, politik, dan bahkan mengarah ke pilpres. Menurut kamu ini, gimana kalo misalnya figur pemimpin nasional itu dari etnis Tionghoa? Atau dari yang minoritas lah katakanlah. I : Nggak masalah selama kerjanya bagus. Kayak Ahok gitu aku nggak masalah, karna emang udah terlihat kontribusinya tu jelas. Dia punya track record yang bagus untuk mbangun Jakarta. Dia bener-bener tegas..bener-bener punya….bagus lah kerjanya sebagai pemimpin

  • daerah. Jadi pilihan kita tu bisa dipertanggungjawabkan oleh dia gitu. Cuman kalo misalnya kamu ngomongin Hary Tanoe sejauh ini aku menilainya dia sebagai pencitraan doank. Makanya kalo misalnya suruh milih dia juga mikirnya 10 kali. Seriusan, karna kita nggak tau kerjanya dia kayak gimana. Di dalam dunia politik dan untuk masyarakat lho ya, tapi mungkin untuk dunia bisnis dia bagus.

  • Nama : Favian Reyhanif Hari/tanggal : Kamis/19 Mei 2016 Tempat : Lt.2 Gedung FEB, UKSW Durasi : 22 menit, pukul 13.16 - 13.38 WIB P : Pewawancara I : Informan P : Sejauh ini apa yang kamu tahu tentang partai Perindo? I : Sepengetahuanku saja ya… Partai Perindo itu menurutku ya partai baru to..yang dulunya setauku dari LSM menurutku, terus berangkat menjadi partai politik yang dikepalai kepalanya MNC TV tapi aku lupa namanya siapa. P : Nek menurutmu partai Perindo ini selama ini citra yang dibangun seperti apa? I : Citra yang dibangun...citra yang dibangun terutama kepalanya itu adalah ketuanya MNC, dia punya kuasa untuk mencitrakan partai tersebut karena ini tergolong partai baru dan pencitraannya mulai dari semenjak partai Perindo ini sudah dideklarasikan menurutku penerapannya ya sejauh ini mumpuni lah… mumpuni… Mereka menargetkan orang-orang kecil supaya menarik perhatian contohnya kalo kita bisa lihat di iklannya jelas terlihat sekali itu. P : Mumpuni ne tu maksud e mumpuni gimana? I : Mumpuni yo..mumpuni maksud e walaupun tergolong baru mereka juga..juga sudah mau ambil action untuk turun langsung ke masyarakat. Secara yang aku lihat di iklan lho ya, tapi secara nyatanya aku belum lihat. P : Lha menarget orang kecil ini maksud e gimana Rel? I : Ya pasti kan yang namanya partai politik itu kan yang pasti diambil hatinya pasti orang kecil. Orang yang awam, pasti to.. Soal e kenapa, orang kalo semisal diperhatikan dari sekecil apapun, apalagi dari partai yang notabenenya nanti menjadi salah satu pengurus pemerintahan Indonesia kan ya pasti orang kecil yang ditargetkan. P : Kelihatan dari mana sih kok kamu bilang menarget orang kecil? I : Ya itu sih, aku lihat dari media massa, terutama dari MNC sendiri,, khususnya RCTI to. Nah, aku lihat dari situ yo...em.. Kalo misalnya kita lihat dari berita manapun partai Perindo kalo misalnya urusan politik belum terlalu, belum unjuk gigi lah istilahnya. Ya mediaku cuman satu sih, media massa tok. P : Berarti intine mereka sejauh ini mereka masih mendekati orang kecil? I : He e mendekatkan hati kepada masyarakat. Kalo untuk urusan politik belum terjun. P : Oke, lha kamu ini kalo iklan yang versi Siapakah Indonesia itu pernah nonton ya? I : Pernah. P : Pernah nonton kira-kira berapa kali Rel? Sekali, dua kali, tiga kali?

  • I : Yo… Pasti lebih dari tiga kali lah… P : Nek secara umum tanggapanmu terhadap iklan itu gimana? I : Secara umum, ya? Secara umum itu bagus lah. Pertama, menunjukkan keanekaragaman budaya, agama, suku. Pokoknya mengandung SARA lah..ditampakkan di sana semua, Bhinneka Tunggal Ikanya diperlihatkan. Em, itu menurutku suatu iklan yang bagus karena apa namanya? Keanekaragaman Indonesia memang harus dijunjung tinggi apalagi sebagai partai harus memperlihatkan hal itu. Karna ya yang kita lihat banyak sekali diskriminasi SARA dan lain sebagainya di mana-mana. Ya meskipun kita terlalu.. Apa namanya.. Bukan terlalu sih..mengkoar-koarkan Bhinneka Tunggal Ika, kita harus tau keanekaragaman. Tapi yang kita lihat di sini masih ada, ya masih ada yang mendiskriminasikan SARA. tapi itu cukup bagus, sih. P : Jadi menurutmu penting ya partai ini menampakkan Indonesia itu seperti apa? I : Ya penting atau tidaknya kalo secara luas itu penting untuk dipertontonkan. Tapi kalo dari partai sendiri ya setiap partai kan pasti punya senjatanya sendiri untuk menarik perhatian. Kalo secara umum, penting sih. P : Nah, tadi kan kamu bilang iklannya bagus, tapi kalo secara menarik atau tidaknya, menurut kamu iklannya menarik nggak? I : Menarik atau enggaknya, kalo aku menilai cukup menarik. Nggak menarik-menarik banget. P : Nggak menarik banget, tapi cukup menarik, ya? Apa yang membuat iklan itu menarik? I : Yang membuat? Ya itu tadi to, kadang kita sekarang ini juga sudah melampaui modernisasi dan kita itu kadang lupa akan keanekaragaman budaya kita sendiri, itu yang pertama. Yang aku pikirkan itu. Nah, hal yang dilakukan Perindo menurut aku ya itu penting juga untuk diulas berulang-ulang kalo kita ini mempunyai keanekaragaman budaya dan segala macam. Soalnya banyak sekali budaya-budaya kita itu udah bergeser gitu lho. Contohnya aja kayak bahasa, ya bahasa kecilnya keminggris banget lah. Ya mungkin kita harus disadarkan akan itu. P : Kalo pesan utamanya dari iklan ini menurut kamu apa? I : Pertama, menarik secara masif masyarakat Indonesia tentang keanekaragaman. Itu yang pertama. Ya dari yang kita lihat, dari Sabang sampai ke Merauke itu ya kita mempunyai banyak potensi untuk mengembangkan hal tersebut gitu. Untuk dilihat lebih lagi di kaca dunia, mungkin. Setidaknya kita tau lah arti Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri. P : Kalo dibandingkan sama kehidupan berbangsa saat ini gimana? I : Kalo dari kita lihat, yang pasti lingkunganku sendiri ya. Kalo untuk berbangsa itu sendiri semakin ke sini para mahasiswa terutama itu cukup memprihatinkan… karena apa, gagasan mereka untuk.. akan hal itu tu sangat kurang. Apalagi ya jiwa kebangsaannya, ataukah patriotismenya itu semakin ke sini semakin kurang. Karena ya, kalo aku lihat sendiri secara pribadi, pergeseran, eh bukan pergeseran sih. Budaya baru yang masuk dari luar itu semakin

  • mereka anut lebih kental. Yaa itu mungkin dampak dari budaya populer yaa.. nhaa itu, itu lhoo.. ya itu menurut aku sih, salah satunya. Yo meskipun itu pilihan tapi kan kita juga harus perlu diingatkan sekali bahwa kalo arti kebangsaan itu kan juga sangat penting. Apalagi kita harus tau diri dengan keberadaan kita ini siapa, untuk harus berorientasi bangsa Indonesia ke dunia internasional. P : Nilai kebangsaannya masih kurang gitu ya? Itu tadi kan kamu bilang lebih tentang menganut kebudayaan lain, dsb. Kalo dalam hal interaksi antar sesama bangsa Indonesia gimana? Dengan keberagaman yang ada, I : Kalo di sekitar sini sendiri menurut aku dah cukup baik, karena di kampus kita sendiri kita cari suku agama apapun kan ada. Lagian itu kan juga menunjang kita untuk bagaimana caranya belajar menghargai, menghormati, dan em.. opo ya.. istilahnya belajar pemikiran dari setiap perbedaan di antara kita. Itu aku rasa relasinya sudah baik ya. Itu antar budaya. Tapi kalo soal kebangsaan sendiri aku rasa kurang. Itu menurutku sih, itu pengalaman pribadi. Yo nggak semuanya, tapi ada beberapa yang seperti itu. P : Kurangnya itu maksudnya yang? I : Yaa…kurangnya sih dari pola pikirnya aja misalnya.. kalo misalnya dikaitkan, kita membahas kasus apa yang Indonesia saat ini isu-isunya lagi gencar-gencarnya apa, koruptor dan segala macamnya mereka cenderung lebih..apa yaa…apatis akan hal itu,“ah udah nggak usah diurus, emang bangsa kita tu udah remuk” apa segala macem. Contohnya kayak gitu. P : Kepeduliannya terhadap bangsa masih kurang gitu ya? I : Kurang sekali. P : Ketua umumnya DPP Perindo kamu tau ya orangnya? I : Tau. P : Menurut kamu ada nggak sih kaitan dari iklan yang ditampilkan dengan latar belakang keminoritasannya? I : Menurut aku kalo dari skala minoritasnya ya dia tergolong minoritas sekali.. Ya to? Kalo orang-orang pandang tentang itu kan, “Walah opo..” kayak contohnya kayak Ahok dulu sebelum jadi Gubernur tu kan..tentu kan sangat diragukan sekali to. Tau sendiri lah orang kita gimana. Minoritas sekali karena apa, mayoritas kita itu cenderung berpikir bahwa..contoh aja kayak soal agama misalnya.. mayoritas di Indonesia adalah Islam to, pasti to. Terus yang lainnya kayak pasti agak dikesampingkan, itu yang pertama. Lha, kalo agama aja udah seperti itu apalagi ras. Kan pasti mengikuti kan. Nha, terus kalo soal Hary Tanoe ini latar belakangnya seperti itu. Pandangan pertama pasti kalo aku nggak salah prediksi pasti dipandang negatif untuk orang-orang yang mayor. Karena kita lihat aja berkaca dari Ahok dulu sebelum jadi Gubernur, tapi nggak tau sih kalo sekarang dah berubah apa belum. Tapi aku harapannya jangan sampe ada lagi to.

  • Yaa, itu.. menurutku ya dia karena dia berasal dari kelompok minor, bagi sebagian orang mayoritas dan dia menggunakan iklan Bhinneka Tunggal Ika ini..apa ya..istilahnya menarik masyarakat. Menarik untuk menyadari, pertama. Tapi nggak tau kalo urusan politiknya beda lagi. Menyadari kalo keanekaragamannya itu, semua orang tu bisa berkontribusi di bagian manapun gitu lho. Biar nggak yo orang-orang Jawa itu terus, jangan to, maksudnya kan orang lain kan masih ada. P : Apa sih yang mau dia tonjolkan? I : Ya mungkin dia, mungkin berpikir to kalo minoritas ki. Nanti dia berpolitik pun pasti agak dipandang apa ya namanya..dipandang berbeda lah karena ya tadi aku bilang kayak Ahok itu urusannya gimana ya mungkin sama antara ras Tionghoa ataupun kristen itu tetep pasti nanti jadi masalah atau apa sebagian orang apalagi urusannya sama FPI pasti dihujat sekali to. Jadi dia tu ingin menonjolkan “Ini lho, aku bisa. Aku nggak sama kalian pun..Aku yang berbeda dari kalian pun..em mumpuni akan hal ini” dan kita sudah punya icon satu yaitu Ahok. Mungkin dia terinspirasi dengan itu. Tapi bagus ok. P : Tadi kita ngomongin soal etnis, etnis Tionghoa di Indoesia, sejauh ini yang kamu ketahui di Indonesia seperti apa? Maksudnya dengan sejarahnya lah, pernah ada konflik dsb? I : Kalo sejarah lengkapnya aku kurang tau, tapi kalo secara umum aku ya cukup paham juga sih. Kalo dari dulu to, dari sejarahnya Indonesia, etnis…pertama etnis Tionghoa ini kan di negara manapun ada. Pasti. Karena..ya to? Karena penduduk mayoritas di dunia kan mereka, itu pasti. Nah ketika masuk di Indonesia sebenernya itu bebas sih mau masuk apa terserah, itu kan hak asasi manusia yang sekarang dijunjung to. Kalo sejarahnya dulu sih ya mungkin ada beberapa golongan yang nggak suka sama mereka dan sama ras ini to. Kemudian yang muncul diskriminasi segala macem ya pada era taun…ya pada era PKI lah pastinya itu to 60..50 sekian..dan terakhirnya ya kasusnya Soeharto yang 90an, yang pada akhirnya 98.. kemudian dibuka lagi sama Gus Dur karena dia berlatar belakang ras Tionghoa. Akhirnya dibuka Imlek segala macemnya, itu sih. Mungkin dari situ sih kita harus disadarkan bahwa hak asasi manusia itu emang hak yang harusnya diterima bagi seluruh umat manusia. Tapi kalo ras Tionghoa di Indonesia sejauh ini, yang dulu seperti itu, kalo yang sekarang aku rasa sudah tidak ada sama sekali. Untuk hak kewajiban mereka yang istilahnya yang dilindungi pemerintah untuk diakui. Tapi yo meskipun itu nggak ada di Undang-Undang pun ya kita juga harus sadar akan kehidupan..apa ya..kehidupan bertetangga antar ras juga, gitu. Tapi kalo sekarang yo, nggak ada sama sekali sih menurutku. Orang mereka juga udah…udah mulai masuk ke aras politik, berkecimpung di dunia manapun. P : Tadi kamu ada bahas bahwa Tionghoa itu ada di mana-mana, istilahnya mereka itu tersebar. Kalo dari asal-usulnya sendiri kan memang mereka dari negeri sana. Kalo menurut kamu mereka yang di Indonesia ini, Indonesia nggak? I : Indonesia lah! Ya mereka lahir, lahirnya kan istilahnya..ya emang rasnya di sana to pasti, tapi kan dia lahir di sini dengan…ini aspek kewarganegaraan ya kaitannya to pasti to. Orang mempunyai kewarganegaraan kan atas kemauannya sendiri dan sebagian mayor..ee.. sebagian orang Tionghoa yang di Indonesia pasti yo menjadi orang Indonesia. Mereka juga

  • mau lari ke mana lagi kalo nggak di negara kita. Itu orang Indonesia kok, ya cuman beda ras aja kalo misalnya ditelusuri. Itu cakupannya kewarganegaraan bukan pribumi atau tidaknya. Kalo soal kebangsaan, sih kalo menurut aku ya itu secara kebangsaan ya..iya, pastinya lah. Pertama, kita lihat dulu gimana bahasanya mereka, tingkah lakunya, perilakunya, terus serapan budayanya dari bangsa Indonesia sendiri gimana.. mereka saras atau enggak. Kalo emang saras yo berarti mereka bangsa Indonesia to, kayak gitu. Kalo mereka mau mengakui dirinya sebagai orang Tionghoa asli yang bertempatkan di Cina sana mereka boleh kok mengakuinya sendiri. Tapi kalo menurutku ya, pandangan pribadi ya mereka ini semuanya ya ikut bangsa kita juga. P : Tapi kalo menurut kamu sendiri nih, tadi bicara soal etnis, soal politik, bahkan pemimpin..kalo misal dari etnis Tionghoa jadi figur pemimpin nasional kira-kira gimana tanggapan kamu? I : Nggak masalah, asalkan itu emang dari hati nurani dia dan emang mewakilkan orang Indonesia. Kalo itu emang bener pilihannya orang Indonesia ya kenapa harus mikir dia dari ras mana, segala macem.

  • Nama : RA Hari/tanggal : Selasa/ 23 Mei 2016 Tempat : Kampus UKSW Durasi : 17 menit, pukul 19.26 – 19.43 WIB P : Pewawancara I : Informan P : Oke, mungkin pertama aku tanya ke kamu tentang partainya dulu deh. Sejauh ini yang kamu ketahui tentang Perindo apa? I : Yang aku tau? Parpol…pemiliknya Hary Tanoe..bukan pemiliknya, maksudnya dia yang ini…yang ketua umumnya mungkin ya, atau apa itulah.. He e, terus apa lagi? Udah itu aja.. P : Kalo menurut kamu ni, sepengetahuanmu citra yang dibangun sama Perindo selama ini kayak gimana? I : Citra ya? Kalo yang aku tau sih, dia partai yang iniannya nasionalisme. Maksudnya bukan bawa keagamaan atau enggak inian..jadi memang eee.. kan kayak contoh ada.. boleh nyebut nama yang lain nggak sih? P : Boleh banget.. I : Oh boleh? Misalkan kayak PKB itu kan memang berbasisnya islam, atau enggak kayak PDS kan basisnya kristen. Nah kalo ini emang yang ininya nasionalis jadi nggak bawa nama agama atau nggak bawa suku atau apa gitu. Ya paling secara umum sih kayak parpol lainnya entah itu dia nyediain ambulan gratis, atau…atau apa lagi ya.. misalkan dia kayak pengabdian masyarakat atau apa itu menurutku biasa aja. P : Untuk iklannya yang mau aku teliti kamu pernah nonton kira-kira berapa kali? Sekali, dua kali, lebih dari tiga kali? I : Ee.. Lebih dari tiga. P : Kamu nonton di mana? I : Internet, di kampus..di… maksudmu di mana tu apa? P : Hahaha..medianya..medianya. I : Youtube, karna aku nggak punya TV dan aku jarang nonton TV kecuali di burjo. P : Kok bisa kamu nonton ini? Maksudnya kamu nonton itu di Youtube memang kamu mau nonton atau kamu lagi nonton apa terus kamu tergiring untuk nonton iklan itu atau gimana? I : Oh aku nangkep.. aku lupa waktu itu aku lagi nonton apa terus tiba-tiba ada tu iklan abis itu akhirnya aku cari deh, tapi itu di internet juga. Kan kamu tau to kalo lagi nonton youtube ada advertisement-nya gitu kan. Terus.. P : He e yang lima empat tiga dua satu.. I : He e, he e, he e, ya kayak gitu, kayak gitu, tapi itu di Youtube juga.. terus.. terus aku cari..

  • P : Oke, kalo secara umum nih, ketika kamu nonton iklan itu, setelah kamu nonton iklan itu, kesan kamu terhadap iklan itu gimana? I : Bagus. Hahaha P : Bagusnya kenapa? I : Enggak… Oh kesannya ya, ngerti-ngerti.. jadi, eee.. kalo menurutku itu..buk.. ya di la… di satu sisi memang itu dia untuk mempromosikan tempatnya dia, partainya dia tapi kalo menurutku ada pesennya sih. Ya kenapa aku bilang bagus itu karena ada pesennya di mana, maksudnya itu lebih ke arah eee bagaimana Indonesia itu seharusnya. Ya kan, itu kan inti iklannya? Bener nggak? P : kok kamu tanya aku. Apa tadi pesannya menurut kamu? I : Kalo menurutku bagaimana Indonesia seharusnya, yang aku tangkep sih. P : Bagaimana Indonesia seharusnya, menurut kamu pesannya itu? Lha itu, bagaimana Indonesia seharusnya tu gimana? I : Ya kamu nonton iklannya aja hahaha. Yaa..ibaratnya tu sama kayak yang diiklanin ya.. contoh misalkan ee.. apa sih, aku lupa lagi..aku tu lupa detailnya tapi garis besarnya aku masih inget karna itu udah lama banget aku udah nggak nonton lagi. Jadi intinya ya meskipun beda-beda suku, beda-beda agama tapi ya tetep..aaa..tidak memandang perbedaan itu.. artinya meskipun beda tapi itu kan nggak jadi sesuatu yang dilihat duluan. Jadi misalkan ada orang beda suku.. antara suku A sama suku B..meskipun mereka beda tapi mereka nggak ngeliat itu sebagai perbedaan, gitu sih. Yang aku tangkep gitu sih, harusnya seperti itu. P : Oke, tidak memandang perbedaan gitu ya? I : He e, entah fanatisme terhadap suatu agama, atau suku, atau golongan gitu. P : Nah kalo kamu tadi bilang iklannya bagus, kalo menurut kamu menarik nggak? Bagus sama menarik kan beda. I : Beda.. Enggak. P : Enggak menarik? I : Enggak. P : Enggak menariknya kenapa? Kalo enggak menarik kenapa kamu nonton dan itu lebih dari tiga kali? I : Karena ada pesen yang disampein dan pesennya bagus menurut aku. Jadi yang aku suka itu, kalo menurutku iklan di Indonesia tu kebanyakan eee… nggak ada pesennya, kebanyakan. Dan ini meskipun iklannya itu untuk promosiin partainya dia, tapi ada pesen yang ingin disampein dan menurutku kenapa itu bagus. Jadi orang itu nggak cuman sekedar nonton acara yang nggak ada isinya, nggak ada meaning-nya gitu lho. Itu bagusnya kenapa karena ada meaning-nya.

  • P : Tapi nggak menarik? I : Tapi nggak menarik. P : Why? I : Apa ya? Kenapa nggak menarik, karena.. aku nggak tau kenapa tapi itu nggak menarik buat aku. Kalo dicari alesannya mungkin karena eee.. iklannya tu nggak inovatif sih. Maksudnya kayak iklan-iklan pada umumnya yang cuma dia nunjukin kegiatan parpolnya dia, atau nggak.. iya kan maksudnya kayak gitu-gitu itu menurutku nggak menarik. P : Mainstream gitu menurutmu? I : He eh, buat aku biasa aja. P : Konsep Indonesia tadi juga udah ya, tadi kamu sampaikan tentang Indonesia yang.. I : Seharusnya.. P : He e yang seharusnya itu yang tidak membawa agama, tidak membawa suku. Nah, kalo kamu sendiri dengan apa yang digambarkan dalam iklan itu kamu setuju nggak sih? I : Dalam hal? P : Ya itu, tentang makna Indonesianya itu. Indonesia seperti apa yang seharusnya. I : Setuju. Makanya aku suka, dan aku bilang bagus, dan aku nontonnya lebih dari tiga kali. P : Makanya kamu suka? I : Suka, maksudnya bagus, ya kan aku bilang bagus. P : Okee..nah kalo dibandingin sama kehidupan berbangsa selama ini gimana? I : Ya kalo menurutku kalo kita bilang tentang Indonesia itu terlalu luas maksudnya nggak bisa digeneralisasikan..nggak bisa diumumkan antara satu daerah dengan daerah yang lain. Contoh kayak kita hidup di Salatiga, kayak gitu udah tercapai kalo menurutku. Salatiga.. kenapa aku bisa bilang gitu, contohnya aja eee.. bisa gerejanya banyak lalu itu nggak jadi hambatan.. atau nggak sama mesjid pun nggak terlalu ribet. Jadi antar agama itu kan yang memang, kan biasanya kan antara kristen sama islam, tapi itu di Salatiga enggak, tapi di daerah lain belum tentu kaya gitu. Gitu sih. Jadi kalo menurutku kalo kamu tanyanya untuk Indonesia udah seperti itu atau belum, susah jawabnya. P : Hahaha.. oke kalo ketua umumnya DPP Perindo tadi kamu udah sebutkan ya, eee Hary Tanoe. Menurutmu ada nggak sih kaitannya iklan ini ditayangkan dengan latar belakangnya si Hary Tanoe. I : Latar belakang apa? Suku? Agama? Atau.. statusnya dia misalkan sebagai iniannya MNC Group, atau? P : Apapun lah…apapun?

  • I : Pasti ada. Paling nggak sebagai latar belakang dia Ketum Partainya hahaha. Paling nggak itu menurutku. P : Kalo yang lain? I : Nggak tau.. Aku nggak tau. P : Nggak ada? I : Kalo yang lain nggak..ee.. nggak tau maksudku. P : ee.. gimana ya, kamu ngeliatnya gimana kalo.. pendapatmu aja sih, maksudnya bener atau nggak nggak masalah.. pendapat kamu, kamu liat iklan itu ada nggak kira-kira kaitannya? Dengan dia minoritas kah, dengan dia apa.. I : Kayaknya nggak ada kaitannya deh. Enggak, awalnya aku nggak tau. P : Nggak tau apa nih maksudnya? I : Aku nggak tau latar belakang lain, selain dia.. untuk mempromosikan partainya dan dia posisi sebagai Ketum. Ada nggak pilihan nggak tau nanti di tempatmu? Ada nggak pilihan nggak tau? P : Pilihan nggak tau? Ya..ya nggak masalah, kalo bilang nggak ada ya nggak papa. I : Ya udah nggak tau. P : Nggak ada? Nggak ada kaitannya ya? I : Nggak tau, beda sama nggak ada. P : Oh, oh.. Ya ampun.. Hahahaha.. Enggak, maksudnya.. Ya pokoknya kalo.. Hahahaha I : Kok kamu maksa sih? Ini kan kamu kualititatif. P : Aku nggak maksa, hahaha aku nggak maksa haha. Tapi kan aku tanyanya ada apa enggak? I : Aku nggak tau.. P : Hahahaha iya ya? Ya kan menurut kamu aja ada atau enggak.. I : Ya udah kalo gitu nggak ada. P : Yaa, adanya apa? I : Ya tadi latar belakang dia sebagai Ketum Parpol. P : Itu tok? I : Yang gua tau, yang aku tau pasti itu. P : Nah kalo selama ini yang kamu ketahui ni tentang.. Sik, si Hary Tanoe ini kan dia eee.. I : Sebangsa sama kamu?

  • P : Sama kamu juga.. dia kan berasal dari etnis Tionghoa nih. I : Cinaaak! Hahahaha P : Kowe yo cino ndeng. Nah, ee.. Hahaha. Ee kalo sejauh ini yang kamu ketahui tentang masalah Tionghoa di Indonesia apa? I : yang aku tau? Yang paling terkenal itu ya kasus kerusuhan Mei ’98. Duh pas banget nih lagi bulan Mei. Eee..yang kerusuhan Mei ’98 itu.. dan aku salah satu yang ngeliat..maksudnya ee.. katakan daerah.. di daerah ku itu kan di.. waktu di sana itu memang ada tempat-tempat yang dibakar-bakarin dan itu aku ngeliat di depan mataku sendiri. P : Liat langsung? I : Iyah.. P : Kamu itu umur berapa? I : Empat tahun.. kan aku lahir tahun ‘94. P : Oh ’94, terus kamu ngerti gitu waktu kamu ngeliat itu.. I : Waktu itu enggak, tapi maksudnya setelah besar aku jadi tau. Kalau waktu itu enggak, waktu itu aku enggak. P : Nggak, nggak ngerti ya? Maksudnya nggak.. ini ngapain gitu nggak tau ya? I : Iya, nggak tau, tapi aku cuman tau itu dibakar, aku tau itu dijarah gitu, tau. P : Kalo sejauh ini menurut kamu penerimaan orang Indonesia terhadap etnis Tionghoa gimana? I : Maksud kamu penerimaan orang non-Tionghoa ke Tionghoa? Kalo selama aku…hidup.. aku udah 22 tahun hidup… iya karena aku 94 dan aku Februari…kok kenapa aku jadi curhat sih? Lanjut, selama yang aku hidup eee…penerimaan temen-temenku sih nggak..nggak seperti yang mungkin orang-orang lain ceritain.. karna mungkin daerahku yang nggak terlalu fanatik untuk masalah suku, itu satu.. dua, temen-temenku pun yang setelah di Salatiga pun nggak masalah.. karna untuk yang misalnya kaya aku bertemen sama temen-temen dari Jawa, temen-temen dari luar Pulau Jawa pun ada jadi mereka pun welcome ke aku, nggak inian.. jadi penerimaannya ya..bagus.. P : Kalo dalam hal, apa ya..kalo dalam hal politik nih, kira-kira kalo misalnya ada seorang dari etnis Tionghoa jadi figur pemimpin nasional gimana? I : Ya nggak masalah, maksudnya apakah aku bangga atau aku enggak, atau apa? P : Yaa..anything? I : kalo secara pribadi aku nggak..nggak terlalu…peduli, maksudnya dia mau Tionghoa atau pun enggak ya, terus kenapa? Maksudku gitu sih, untuk jadi pemimpin.. ee.. kalo untuk.. apa lagi sih tadi? Apa lagi pertanyaanmu?

  • P : Udah itu doank.. I : Oh jadi nggak masalah.. nggak, nggak terlalu..nggak terlalu..dibilang bangga ya enggak, dibilang kecewa juga enggak, jadi maksudnya ya udah biasa aja. Karna ya itu bukan sesuatu hal yang harus dibanggakan..menurutku lho.. maksudnya terus kenapa kalo orang cina jadi presiden misalnya? Atau orang cina jadi gubernur atau walikota? Buatku itu nggak terlalu inian.. untuk dibanggain, jadi itu menurutku itu bukan sesuatu hal yang perlu dibanggain, kalo untuk dikecewain juga kenapa harus kecewa.. jadi aku nggak papa.. *setelah wawancara berakhir peneliti masih melanjutkan perbincangan dengan RA. Dalam perbincangan peneliti dengan RA, RA mengaku bahwa sebenarnya RA mempunyai jawaban lain untuk pertanyaan yang terkait dengan latar belakang HT. Menurut RA bisa jadi ada kaitan antara latar belakang etnis HT dengan pesan iklan “Siapakah Indonesia?”. Dalam persepsi RA, mungkin HT mengangankan Indonesia seperti yang ditampilkan dalam iklan “Siapakah Indonesia?” di mana perbedaan tidak dilihat sebagai yang utama. Hanya saja RA merasa ragu untuk menjawab demikian karena merasa pendapatnya subjektif, tidak bisa dijadikan data.

  • Nama : Bella Pitaloka Hari/tanggal : Selasa, 23 Mei 2016 Tempat : Kost Griya Harmoni, Salatiga Durasi : 24 menit, pukul 20.53 – 21.17 WIB P : Pewawancara I : Informan P : Pertama aku tanya tentang partainya dulu nih, kalo sejauh ini yang kamu ketahui tentang partai Perindo apa? I : Eee.. partai.. partai yang ingin mengangkat ekonomi Indonesia. Kan si..siapa..Hary Tanoesoedibjo kan dia bilang kalo misalnya jadikan saya presiden maka Indonesia bisa menghasilkan berapa triliun/bulan atau apa gitu. Karna dia tu emang, point of view..pandangannya tu lebih ke arah perekonomian, sih. P : Lha kalo partainya sendiri nih, menurut kamu citra yang dibangun Perindo kayak gimana? I : Dia sih masih berjuang.. dia tu lebih menekankan kepada rakyat kecil ya. Karena..dia tu citra-citranya kayak apa sih namanya..ya tadi, ingin meningkatkan perekonomian Indonesia..terus dia tu kayak, citranya tu kayak lebih ke arah membujuk rakyat kecil untuk memilih dia. Contohnya tuh kayak misalnya dia tu kasih beasiswa-beasiswa ke mahasiswa.. ke calon-calon mahasiswa.. gitu-gitu. Dia juga ini sih, lebih ke arah suku dan agama. Jadi kan dia kan ya seperti yang kita ketahui dia kan bersuku bukan pribumi, jadi dia kayak ingin menghapuskan peraturan yang nggak ada tertulis misalnya cina itu agak susah untuk naik jabatan. Kayak apa ya, pandangan masyarakat tentang suku dia sendiri itu kayak dia pingin hilangkan gitu lho, supaya dia bisa maju gitu. P : Emang pandangan masyarakat selama ini gimana, Bel? I : Eee.. pertamanya tu bukan dari suku ya, tapi dari agama. Secara sejarah tu nggak pernah ada yang namanya presiden Indonesia itu kristen, ya kan? Tapi, nggak ada tertulis presiden Indonesia itu dilarang kristen. Nah, tapi kenapa presiden Indonesia.. kenapa nggak ada orang beragama kristen yang muncul jadi presiden, gitu. Kayak Ahok aja, jangankan jadi Presiden, jadi Gubernur aja dia..ini..udah mau dijatuhkan..udah diancam-ancam gitu. Jadi secara nggak langsung banyak hukum-hukum..kalo agama kristen nggak boleh naik jadi presiden karna alasannya yang beredar adalah mayoritas Indonesia itu adalah agama Islam, bukan kristen, gitu. P : Itu tadi kan tentang agamanya, lalu? I : Kalo sukunya? Kalo sukunya.. ee.. Indonesia itu kan, yang non-pribumi..katakanlah cina. Karna cina dia itu kan bukan suku aslinya Indonesia gitu maksudnya kan dia perantau jadi ee.. apa namanya..susah untuk dapat dukungan. Sadar ngga sadar ada jarak antara masyarakat pribumi dengan non-pribumi tu.. ada jarak sedikit gitu lho, Kak. Maksudnya.. Yaa..you know what I mean kan.. enggak maksudnya tu kayak dia bukan se…katakanlah dia bukan sedarah sama kita, maksudnya bukan satu suku gitu lho. Dia hanya pendatang yang bergabung, berbaur dengan masyarakat pribumi. Nah itu agak sulit untuk apa..menaikkan dirinya sebagai

  • pegawai pemerintahan itu agak sulit gitu lho. Karena sejarahnya berbeda. Sejarah pribumi dengan non-pribumi itu beda. P : Itu menurut kamu sampe sekarang masih ya? I : Masih..tanpa disadari itu masih..masih ada rasisme. P : Balik lagi soal iklannya nih, kamu pernah nonton iklan yang versi siapakah Indonesia? Kira-kira kamu ada berapa kali nonton itu? I : Siapakah Indonesia..apakah dia yang beragama Islam…Hindu…Kristen..yang itu? Ya pernah.. Hampir setiap jeda program RCTI, Global TV, MNC sih. Maksudnya setiap di…eeem apa..channel-channelnya dia yang dia miliki di Grupnya dia gitu lho. Habis iklan, biasanya itu muncul habis berita juga, paling sering itu. P : Berarti sering ya kamu nonton itu? Kalo menurut kamu, setelah nonton iklan itu kesan kamu terhadap iklan itu gimana? I : Dia giat ya dalam mencuri hati rakyat.. kesannya sih biasa aja, cuman dia tu kayak apa ya… ya kayak tadi ingin mengubah mindset masyarakat. Di sini tu Indonesia berbagai macam suku, gitu. Nggak cuma pribumi, non pribumi.. agamanya juga macem-macem.. jadi semua orang bisa melakukan apa yang dia mau, gitu. Maksudnya tidak dibatas-batasi oleh suku, agama dan budaya. P : Nah kalo menurut kamu iklan itu menarik nggak sih? I : Untuk pertama sih menarik, tapi kalo untuk lama kelamaan tu..ee..pencitraannya terlalu kental ya.. pencitraan dalam hal ya itu mencuri hati rakyatnya, mengubah mindset-nya itu dengan kekuatan media. P : Maksudnya dari iklannya itu apa yang ingin dia citrakan? I : Ini pemikiran saya ya.. secara nggak langsung iklan itu menggambarkan dirinya gitu lho. Secara nggak langsung… ya itu iklan untuk mempromosikan dia tentu menggambarkan dirinya tapi banyak masyarakat yang nggak sadar kalo iklan itu menggambarkan dirinya itu, iklan itu melatarbelakangi.. apa namanya.. jalannya dia untuk masuk ke pemerintahan tu..banyak masyarakat yang nggak sadar karena ya seperti yang tadi saya bilang, dia itu bukan suku pribumi, maksudnya bukan suku asli Indonesia. Dia itu.. dan agamanya juga minoritas. Makanya tu, dia tu kayak.. “Janganlah ada perbedaan di antara kita.. Saya ini sama, walaupun kulit saya berbeda, walaupun sejarah kita dari tempat yang berbeda, budaya kita berbeda tapi tu saya besar di sini. Saya besar di Indonesia. Saya belajar di Indonesia.”, gitu lho. “Saya makan dari Indonesia”, kaya gitu lho. P : Jadi iklan itu menggambarkan dirinya, dirinya ini siapa, berarti si Hary Tanoe ya. Iklannya Perindo tapi dia jual si Hary Tanoe? I : Iya, betul. P : Kalo menurut kamu pesan utamanya iklan itu apa sih?

  • I : Ya itu tadi apa, eee.. yang itu lho, dari latar belakang yang berbeda, budaya yang berbeda, dari agama yang berbeda. P : Kalo konsep Indonesia yang kamu tangkap di situ? I : Bhinneka Tunggal Ika. P : Nah menurut kamu apa yang digambarkan di iklan itu mengenai Indonesia yang seharusnya itu, menurut kamu udah pas belum sih? Atau menurut kamu penggambaran itu kurang cocok, atau gimana menurut kamu? I : Menurut saya sih, iklannya tu sebenernya bagus ya.. dia tu kayak menjelaskan gitu lho bahwa Indonesia itu nggak cuman satu suku, Indonesia itu lebih dari satu suku. Dari sisi positifnya yang diangkat dari iklan itu, itu. Tapi kalo misalnya kita lihat dari sisi negatifnya ya itu, iklan itu menjual Hary Tanoesoedibjo bukan Indonesia yang aslinya. P : Jadi istilahnya konsep Indonesia yang ditampilkan itu cuman apa ya..cara aja ya buat dia ya? I : Iya, he e.. Supaya dia bisa maju, dia mengambil gimana dia kayak berfikir..gimana cara dia bisa maju, gimana cara bisa menggerakkan hati masyarakat gitu..ya dengan cara itu Bhineka Tunggal Ika itu, berbeda-beda tapi tetap satu. Nah dia mengambil itu untuk jalan supaya dia bisa maju ke langkah selanjutnya. Gitu. P : Okee..nah tadi kan kita ngomongin soal konsep Indonesia yang ideal.. kalo dibandingin sama kehidupan berbangsa sekarang gimana menurut kamu? I : Eee..sangat menurun drastis ya. Maksudnya kayak..maksudnya kayak..kayak apa ya.. kita bisa lihat Bhineka Tunggal Ika sekarang ini sangat turun. Maksudnya tu rasa cinta, nasionalis terhadap negara itu tu sudah menurun, gitu. Bisa dilihat dari perang antar suku.. perang antar suku itu bisa..eemm.. ambon dengan.. eh, kok ambon.. sama-sama orang irian, sama-sama orang papua, hanya beda suku itu mereka perang sampai bunuh-bunuhan, gitu. Itu kan tidak terjadi Bhineka Tunggal Ika di situ kan.. malah itu perselisihan antar suku. Trus, bisa dilihat perang antar agama sekarang. Eee.. apa, yang sedang marak-maraknya yang kayak di Ambon itu. Agama Islam dengan Kristen. Nah, itu. Bahkan, bahkan..bahkan ni..artis, yang menikah pindah agama aja itu dipusingin gitu lho. Maksudnya kayak di ee.. “kenapa dia pindah agama?? Harusnya tu dia tetap di sini sini sini.. dia tu juga kenapa”, sedangkan itu kan pilihannya dia, gitu lho. Dia yang menjalankan kehidupannya dia, ngapain lah kita pusingin. Itu kurangnya pengertian Bhineka Tunggal Ika sekarang.. sama moralitas..moralitas juga berkurang, bisa dilihat dari ee.. moral-moralnya anak SD sekarang yang udah sok tua-sok tua itu lho. Kayak anak SD aja yang terbaru kasusnya coret-coret baju, nah itu kan dia sudah..sudah melenceng dari pemikiran negara..apa maksudnya.. ya itu..penurunan moralitas gitu. P : Tadi kamu tahu Ketua Umumnya Perindo ya, siapa? I : Hary Tanoesoedibjo.

  • P : Nah, tadi kamu udah singgung sih sebenernya, jadi menurut kamu iklan itu ada kaitannya dengan latar belakang Hary Tanoe yang minoritas? I : Iyaa, ada. P : Kalo menurut kamu sendiri nih, pribadi. Kalo misalnya ada figur pemimpin nasional yang berasal dari etnis Tionghoa, menurut kamu gimana? I : Saya nggak masalah ya dengan itu. Maksudnya saya tidak bermasalah dengan suku dia apa, etnis dia apa, agama dia apa. Saya tidak bermasalah dengan itu selama dia bisa mempertanggungjawabkan kata-katanya, gitu. Perbuatan dan kata-katanya. P : Nah, kalo menurut kamu sendiri jadi Tionghoa itu Indonesia? I : Iya, karena dia… eee.. apa ya, karena sebenernya.. karena tadi itu, Bhineka Tunggal Ika itu, berbeda-beda tapi tetap satu juga. Suku asal Indonesia tu nggak cuman Jawa, Batak, dan lain sebagainya, tapi Tionghoa tu sekarang juga masuk dalam suku asal Indonesia karena bisa dilihat ada sejarah-sejarahnya. Jadi tu kayak masjid yang ada ukiran-ukiran Tionghoanya tu lho kak. Sama satu lagi, eee.. Kayak misalnya aku, aku nggak ada turunan darah Tionghoanya sama sekali, Kakak ada Tionghoanya, Kakak besar di mana? Indonesia to? Makannya dari mana? Indonesia to? Tanahnya, tanah Indonesia kan? Berarti Kakak orang Indonesia kan? Nah iya, itu dia… jadi tidak mempermasalahkan itu.

  • Nama : LA Hari/tanggal : Rabu, 24 Mei 2016 Tempat : Kampus UKSW Durasi : 26 menit, pukul 15.10-15.36 WIB P : Pewawancara I : Informan P : Kemarin udah dikasih tau Bella ya mau tanya-tanya tentang apa? I : Yaa soal iklan Perindo itu kan. P : Iyaa.. suka nonton TV nggak sih? I : Suka. P : Nonton iklan itu kira-kira udah berapa kali? I : Iklan Perindo itu? Lebih dari 10 kali. Soalnya sering lihat TV. P : Mungkin sebelumnya aku tanya tentang partainya sih. Kalo yang kamu tau tentang Perindo apa? I : Nggak tau, soalnya nggak suka soal yang partai-partai gitu. P : Tapi kalo sejauh ini liat iklannya di TV gitu, gambaran apa yang kamu dapet tentang Perindo? I : Kan, dia nanya indonesia itu apa. Entah itu agama atau orang yang mampu dan berkecukupan. Itu yang aku ngerti itu di situ aja sih. Dia cuman bertanya Indonesia itu seperti apa. P : Nah kalo menurut kamu sendiri dari situ yang kamu tangkep dari iklan itu Indonesia itu seperti apa? Yang dia coba gambarkan. I : Dia kan gambarkan dulu kan, dia bertanya-bertanya terus terakhir dia bilang, Indonesia itu orang-orang yang mencintai Indonesia itu sendiri. Jadi menurutku ya, Indonesia ya itu. Tidak membeda-bedakan seperti yang dia gambarkan di awal. P : Kalo bagi kamu sendiri, cocok nggak sih, sesuai nggak sih penggambaran Indonesia yang dia tampilkan lewat iklan itu? Atau menurut kamu kurang sesuai atau gimana? I : Sesuai sih iya, soalnya dia lebih melihat hal-hal yang terjadi, membeda-bedakan Indonesia itu kayak gimana, tapi dia menjawab dengan Indonesia itu apa. Itu. Sesuai sih iya, yang tidak sesuai hal-hal yang seperti agama dan suku itu mending tidak usah disinggung karena itu seperti istilahnya membuat orang itu berpikir Indonesia itu banyak. Banyak. Banyak dalam arti ya agama itu ada berapa. Indonesia itu ya satu, kita nggak boleh berpikir bahwa itu ada banyak. P : Karena dia tampilkan banyak jadi kesannya beda-beda gitu ya? I : He e, ada perbedaan di situ. Dia lebih menampilkan perbedaan di Indonesia.

  • P : Menurut kamu harusnya gimana donk? I : Menurutku ya dia harus membangun rasa kecintaan terhadap Indonesia, entah itu dengan cara apa. Mungkin yaa.. yang penting jangan yang kayak gitu lah. Soalnya kan, itu kan, ya dia kan lebih.. ya agama ada islam, kristen, khonghucu dan sebagainya. Itu kan membuat orang berpikir, oh indonesia itu ada yang seperti ini. Itu kan nggak boleh. Kita kan negara yang beragama. Tidak boleh melihat dari agama-agama itu. P : Tapi menurut kamu tujuan iklan ini gimana? I : Baik, sangat baik. Cara penyampaiannya benar tapi ada sedikit yang menurutku tidak sesuai. P : Berpotensi menyesatkan gitu nggak sih? I : Iya.. P : Oke, menurut kamu sendiri iklannya menarik nggak? I : Menarik. Menarik, soalnya.. di luar dari yang nggak sesuai itu ya. Menarik karena dia itu dia bilang apakah Indonesia itu kristen, apakah Indonesia itu papua, apakah Indonesia itu orang kaya atau orang berkecukupan. Menariknya di situ. Dia itu melihat perbedaan, tapi menurutku cara melihatnya itu salah. Tapi menarik. P : Kalo menurut kamu sendiri pesan utamanya dari iklan itu apa sih? I : Menurutku mungkin dari pesan terakhirnya, Indonesia itu adalah orang yang mencintai Indonesia itu sendiri tanpa membeda-bedakan. P : Kalo lihat dari iklan itu, terus kalo dibandingin sama kehidupan berbangsa selama ini gimana? I : Jauh dari yang ditampilkan di TV. Mulai dari agama aja ya. Orang islam banyak yang tidak menyetujui gereja itu dibangun. Bahkan sementara ibadah pun mereka diserang, dibakar, dan itu terjadi. Kalo yang aku alami, di situ kan dia sampaikan Indonesia itu orang yang berkuasa atau yang tidak berkuasa. Dan mereka memanfaatkan kekuasaan itu salah. Di tempatku itu, saat tahun 2011 itu ada kasus korupsi Bank Century dan Hambalang, dan dibuat pengalihan isu kerusuhan di Maluku antara Islam dan Kristen. Dan itu menurutku dari iklan itu jauh dari kenyataannya. Buktinya sampai sekarang hilang kan? Dan ada juga tahun 98, itu Soeharto dikudeta oleh mahasiswa-mahasiswa seluruh Indonesia dan waktu itu ada aktivis-aktivis yang diculik. Waktu itu sempat dicari itu aktivis-aktivis itu, tapi pada tahun 99 terjadi kerusuhan berdarah di Maluku dan di Poso dan itu bener-bener pengalihan isu yang sampe aktivis-aktivis itu tidak disinggung lagi. Itu sampe terakhir tahun 2004, aku lupa ya, si Munir itu mati tahun berapa? 2004 atau 2007? Nah di situ dibuat pengalihan isu lagi, jadi di Maluku itu seperti tempat untuk pengalihan isu, di blow up, apa yang terjadi di negara apa yang terjadi di pemerintahan, apa, media itu dialihkan ke itu, konflik-konflik itu untuk menutup yang terjadi.

  • P : Tapi sampe sekarang itu masih ada? I : Sampai sekarang..ya mungkin dari pemerintah yang ada di Maluku itu udah bener-bener mengerti tentang itu makanya dia udah..udah mengantisipasi, udah terakhir cuman 2011 itu aja. P : Kalo kamu sendiri tau nggak sih siapa ketua umumnya Perindo? I : Ini bukan, si ketuanya MNC itu. Hary Tanoesoedibjo. P : Kalo dari iklan itu, iklan yang ditayangkan itu, menurut kamu ada nggak sih kaitannya dengan Hary Tanoe? I : Oh, ada, karena dia minoritas, mungkin dia merasa yang terjadi di Indonesia seperti yang tadi aku bilang. Ya dia membuat perbedaan-perbedaan itu, untuk menyampaikan, orang Indonesia itu ngerti, Indonesia itu seperti apa, yang punya Indonesia itu siapa. Bukan mereka yang paling banyak di Indonesia seperti Islam, spesifiknya. Atau minoritas seperti kristen, Hindu, budha. Bahkan cina pun itu mereka dianggap minoritas di Indonesia dan mungkin dianggap nggak ada. Sorry kamu Cina ya? Haha. Ya iya, emang, ya kan? Kalian sering dirasis-rasis gitu kan? Kamu orang cina ya? Sorry, aku emang blak-blakan. Hahaha. P : Nggak papa sih. Hahaha. Aku berharap menemukan jawaban-jawaban kayak gitu. I : Hahaha. Lanjut. P : Tapi kalo menurut kamu pribadi, cina yang di Indonesia itu Indonesia nggak? I : Cina yang di Indonesia ya mereka Indonesia karena mereka menganggap mereka bagian dari NKRI. Negara Kesatuan. P : Negara Kesatuan…jadi meskipun mereka dari luar, tetep Indonesia ya? I : Soalnya gini, Indonesia itu sebelum Indonesia kan Indo-Melayu dan nama-nama sebelumnya ya, iya kan? Dan itu, Indonesia sendiri asalnya tu..kalo untuk orang Jawa mungkin lebih ke Melayu, ya kan. Tapi untuk aku ya, aku sendiri, itu lebih ke Melanesia. Dan kalo memang menyinggung cina itu..hahaha..Indonesia bukan, kita harus menyinggung yang lain juga, saya ini Indonesia bukan, dan saya ini bukan keturunan asli Indonesia. Karena orang Maluku itu juga terbentuk dari orang Portugis dan Belanda. Dan untuk kayak kita gini kan, muka kita-kita ini kan muka-muka orang Indonesia, untuk pandangan umum, ya kan? Muka kita itu lebih ke timur. Bahkan papua sendiri pun menganggap mereka itu berdiri sendiri. Iya kan, karena mereka itu ya didiskriminasi terus mereka. Jadi ya cina ya tetep Indonesia. Mereka yang tinggal di Indonesia, yang menganggap mereka bagian dari NKRI ya tetep Indonesia. P : Tapi kamu tau nggak sih, kenapa ya, kok selama ini..ee..istilahnya cina itu apa ya, tadi kamu sendiri juga bilang cina itu dianggap nggak ada gitu.. kenapa ya? I : Iya, karena. Kalian tau sendiri, pernah ada kasus orang cina, orang Tionghoa di Jakarta itu mereka dibantai, ya kan? Karena mereka dianggap menghancurkan ekonomi Indonesia. Itu kan apa, menurutku ya orang Indonesia itu ya menganggap cina itu nggak ada, karena udah

  • menganggap mereka itu menghancurkan Indonesia kan. Berarti mereka tu udah berdiri sendiri, ya kan? Padahal orang cina sendiri kan tidak menganggap seperti itu.. Ya kalian pasti tau sendiri lah di Jakarta mereka dibantai kayak gimana, bahkan ada yang lari ke Singapur. P : Nah, em.. kalo menurut kamu nih, gimana kira-kira kalo semisal ada tokoh dari etnis Tionghoa yang jadi figur pemimpin nasional? I : Pemimpin nasional? Gimana ya… kalo dia pantas ya kenapa enggak..ya kan? Kalo dia pantas.. Ya.. buktinya aja Ahok itu orang Jakarta itu menganggap mereka itu Betawi, ya kan? Betawi.. tapi Ahok sendiri yang Kristen dan cina, dia bisa jadi pemimpin di Jakarta dan itu pantas kan? Karna dia pantas makanya dia di situ, kenapa Indonesia tidak? Kalo dia pantas ya udah. Tapi mungkin dari beberapa ya..apa..kebanyakan orang berpikir ya itu kan udah keluar dari filosofi negara. Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika itu. Kenyataannya mereka yang islam yang berdiri di atas. P : Kenapa kira-kira? I : Ya banyak yang terjadi seperti itu. Kamu tidak merubah agamamu, kamu tidak akan bisa mendapat jabatan di atas dan buktinya istrinya SBY itu kristen dan harus masuk islam. Kamu nggak tau? Dan itu ditutupi oleh negara. Dia itu kristen, hanya karna untuk kedudukan itu..dan mungkin bukan karna harus..mungkin bukan karna kedudukan ya, bisa saja..dia bisa mempertahankan agamanya dia, tapi dia bakal..bakalan dipersulit. Banyak kok yang kayak gitu. Di tempatku, di sana, kita mayoritas kristen tapi kalo untuk kita maju ke pusat sana, ada pertanyaan seperti itu..berani nggak meninggalkan itu? Berani nggak? Dan itu terjadi. P : Itu ditanyakan secara gamblang? Secara blak-blakan? I : Mereka itu membuat pernyataan-pernyataan yang menjurus ke pertanyaan itu. Seperti ini, “Pak, Bapak..kamu bisa liat nggak, yang berdiri di sana itu orang yang berkerudung..orang-orang yang tidak ke greja.” Dan itu, pernyataan itu terjadi. Banyak terjadi di sana. Banyak dari keluargaku sendiri itu yang mau ke sana itu sulit karna pernyataan dan pertanyaan itu. Bukan hanya di pemerintahan, untuk kampus-kampus besar pun diskriminasi itu ada. Seperti UGM dan UI. Aku punya om, lulusan dari IPDN dan UGM. Dan dia bilang seperti itu. Kamu kristen, kamu timur, diskriminasi itu pasti ada. P : Diskriminasi seperti? I : Ya kamu tidak akan dianggap walaupun kamu berprestasi. Kamu tidak akan dianggap. Untuk menjadi ketua senat, itu tidak akan bisa. Di UGM..UI pun seperti itu, dibilang seperti itu, karna kan dia pengalamannya di situ. Dari sebelum IPDN kan dulu STPDN ya? Nah dia lulusan STPDN, dia lanjut ke UGM dan dia lanjut ke UI. Dan yang dia dapat semuanya sama. Itu Pertanian Bogor, itu juga. Kita bersyukur kita di UKSW. P : Iya bersyukur di UKSW semua diterima.. tapi kalo menurut kamu sendiri di UKSW gimana? I : Di UKSW yaa.. enak sih, soalnya nggak membeda-bedakan kayak gitu ya. Kita bisa ngerti..apa.. dari suku ini orangnya seperti apa, bahasanya seperti apa. Tapi mungkin dari

  • mempertahankan tentang ketua senat harus kristen ya? Itu mungkin menurutku ya memang salah sih, ya apa..ini kan Indonesia mini. Tapi untuk jadi ketua senat syaratnya seperti itu, tapi dia alasannya jelas, karena ini dibangun..UKSW ini dibangun karna dukungan gereja-gereja dan syaratnya harus seperti itu. Dimulai dari senat sampe rektorat kan seperti itu kan, tidak boleh tidak beragama kristen. KBM juga seperti itu. Aku ikut KBM. Aku kan diminta rekomendasi, ketua KBMku nggak tau kalo sampai di KBM pun harus seperti itu juga. Aku rekomendasi temanku yang pantas, tapi sampai di sana dia bilang BPH.. eh disebutnya BPH ya kalo yang pengurus itu? Dia bilang dari BPH itu tidak boleh non kristen protestan. Mau gimana? Ya udah, yang ada aja, gitu kan. Mungkin untuk yang seperti itu salah, sampe yang kecil-kecil seperti itu, KBM. Ya kalo misalnya ada yang dari muslim, atau katolik, hindu, budha mereka pantas ya kenapa enggak. Kenapa membatasi ya biar aja itu rektorat sama senat. Iya kan? Kenapa KBM-KBM juga, itu kan..KBM kan, apa kepanjangannya? Kelompok Bakat Minat..Kelompok Bakat Minat, itu tidak dibatasi kristen, islam, atau bukan. Ya kan? Kenapa nggak boleh ketuanya itu orang islam?

  • Nama : Tiara Saverina Anggraeni Hari/tanggal : Kamis, 26 Mei 2016 Tempat : Kampus UKSW Durasi : 28 menit, pukul 15.26 – 15.54 WIB P : Pewawancara I : Informan P : Kalo tentang Partai Perindo sendiri sejauh ini yang mbok ketahui apa? I : Dia tu partai baru dan yang mengetuai, ketua umumnya merupakan pengusaha, businessman dari MNC Group. Itu yang ku tau. Dan dari pengusaha turun ke politik. Dan kalo nggak salah sih ya.. kalo nggak salah itu…udah sekitar berapa ya.. duaa..eh tiga tahun.. tiga atau empat tahunan kalo nggak salah sih…partainya. Belum, belum, belum terlalu apa…belum terlalu lama, baru baru banget. P : Nah kalo dari selama ini..yang kamu tangkep nih.. citra yang dibangun Perindo kayak gimana sih menurut kamu? I : Citra yang dibangun Perindo tu dia lebih ke arah kesejahteraan sih ya memang..kesejahteraan.. bagaimana dia kayak…oya dia mengayomi rakyat kecil, di iklannya gitu kan.. ee.. mengayomi rakyat kecil.. terus figur.. figur yang ditampilkan juga figur orang yang sejahtera secara ekonomi sih.. Sejauh ini yang aku tau.. sejahtera secara ekonomi tu maksudnya liat kayak ya dia mau buka lapangan pekerjaan kayak.. kalo nggak salah sih iklannya kayak bagi-bagi sembako, kayak gitu-gitu kan. Otomatis yang mau dibangun mereka tu kayak.. ee.. lebih ke arah itu, bukan.. lebih ke arah apa ya.. secara..secara merata.. kayak gitu. P : Berarti mereka goal-nya itu untuk kesejahteraan ekonomi gitu? I : He e, bukan..bukan soal..bukan..secara keseluruhan gitu. Kalo keseluruhan kan pasti kayak sosialnya mereka, politiknya mereka juga aman.. trus ee.. tapi ya karna itu mungkin, karna citranya si punyanya.. ya ketua umumnya ya.. si siapa.. Hary.. HT HT..Hary Tanoesoedibjo itu adalah seorang pengusaha jadi dia goal-nya itu udah ekonomi sekali.. kayak gitu. P : Oo gitu.. ada pengaruh ini ya..dari latar belakangnya? I : Iya latar belakang si ketua umumnya. P : Nah kalo secara umum nih.. ini kita beralih ke soal iklannya ya.. secara umum setelah kamu nonton iklan itu, kesan yang kamu tangkap gimana? I : Emm.. kesan yang aku tangkep? Dibilang bagus banget sih enggak, tapi yang aku tangkep sih dia hanya ingin menceritakan tentang Indonesia yang.. Indonesia yang multiculture.. yang memang…yang memang Indonesia itu ya nggak cuma satu atau dua…ee..oo satu atau dua suku, tapi ya Indonesia ya.. ya mencakup semuanya kayak gitu. Sebenarnya bagus sih untuk, untuk secara, secara memperlihatkan Indonesia itu seperti apa kayak gitu. Sebenernya unik sih iklannya.

  • P : Unik? Kenapa unik? I : Ee.. jarang ada partai politik yang.. mungkin kayak terobosannya si HT memperlihatkan Indonesia itu ini lho, karena mungkin latar belakangnya dia bukan orang Indonesia…ee..orang Indonesia asli.. karena mungkin dia keturunan juga kan.. karena mungkin dia keturunan Tionghoa jadi dia mencitrakan orang Tionghoa pun yang udah di Indonesia ya tetep dinamakan orang Indonesia, kayak gitu. Dia mencoba untuk me..apa ya.. untuk merub..sedikit merubah, mungkin sedikit merubah pola pikir masyarakat Indonesia kayak gitu.. P : Jadi menurut kamu ada kaitannya nih antara..ee..latar belakangnya si HT yang minoritas dengan iklan ini, ada? I : Iya, ada. P : Merubah pola pikir, emang pola pikir masyarakat Indonesia selama ini gimana sih? I : Ee..menurutku pola pikir Indonesia..ee..apa namanya.. pola pikir Indonesia itu menurutku.. anu sih..ee.. kayak kita melihat orang-orang yang minoritas tu ada sedikit kayak.. “Ah, apaan sih..” kayak gitu lho. “Ah apaan sih” kayak gitu.. Entah, entah mungkin kalo misalnya orang, orang Jawa di komunitas orang, orang yang bukan Jawa. Dan ataupun komunitas yang lain, kayak gitu maksudnya ada rasa..ada rasa apa ya.. remeh ataupun apa ya.. sedikit terasingkan kayak gitu. Tapi ya di sini yang dicoba, mungkin ya menurutku ni..yang dicoba untuk diubah oleh iklan ini, iklannya Perindo ini ya Indonesia tu siapa sih? Yang, entah yang tingkat ekonominya tinggi.. kelas, kelasnya tinggi atau yang dia sebagai apa, dia dari latar belakang agama, suku, ras, dan sebagainya. Dia mencoba untuk me..apa ya.. menggambarkan kita tu mau di manapun kita kalo misalnya kita tinggal di Indonesia ya kita orang Indonesia, kayak gitu. Jadi warga Indonesia, kayak gitu. P : Em.. lha kalo menurut kamu pribadi nih, Tionghoa itu Indonesia nggak sih? I : Menurutku… Indonesia.. he e, karena sejarah juga mengungkapkam bahwa orang..orang Ar..ee..orang Tionghoa, orang yang bukan Indonesia, orang Tionghoa, orang Arab, orang mana lagi ya.. yang aku tahu cuman dua orang..dua dari luar ya.. kalo misalnya orang Arab, orang Tionghoa dia juga sama-sama dulu tu ya jaman sebelum kemerdekaan juga mereka..mereka ikut gitu lho.. ikut berjuang juga.. he e, jadi menurutku masalah nasionalisme itu tidak bisa diukur dengan seberapa…seberapa apa ya.. darah kamu apa, darah kamu mengalir darah apa, kayak gitu. Kamu dari latar belakang apa.. tapi apakah kamu mencintai tempat yang apa ya, tempat yang kamu tinggali saat ini misalnya kayak gitu. Itu kan juga nasionalisme. Mungkin orang Indonesia di luar sana karna..nasionalismenya mungkin bukan nasionalisme Indonesia lagi misalnya. Mungkin kalo misalnya udah tinggal di mana misalnya.. udah tinggal di Amerika mungkin yang lebih bebas atau mungkin di negara-negara yang.. negara Arab yang misalnya yang dia lebih ee.. apa ya.. lebih strict, lebih ketat dalam..dalam apa namanya.. dalam kebijakan..dalam negerinya.. mungkin kayak gitu.

  • P : Oo jadi menurut kamu orang Tionghoa, orang Arab, mereka yang pendatang yang istilahnya non pribumi itu tetep Indonesia karna istilahnya mereka juga punya rasa nasionalisme terhadap Indonesia gitu ya? I : Iya.. iya.. malah kadang-kadang sebenarnya orang-orang yang seperti itu nasionalismenya lebih tinggi dibanding orang Indonesia sendiri, orang yang pribumi. Iya, nggak tau sih, aku pernah.. pernah baca artikel yang di-share dosen dan mereka bilang bahwa..dan di situ artikelnya bilang bahwa..ee.. ya.. kadang kita melihat orang Indonesia sendiri tu kayak remeh terhadap mungkin terhadap negaranya kayak cuek ah nggak mau belajar sejarah, kayak gitu. Ada pernah, ada pernah aku juga..ee..melihat sekeliling secara realitinya ya itu dan membuat, dan malah orang-orang yang dia keturunan Tionghoa sudah berapa keturunan di Indonesia atau orang Arab itu udah berapa keturunan di Indonesia.. sekarang dia berusaha untuk menjadi..dia masuk partai politik..dia..dia mungkin goal-nya mungkin ekonomi, secara secara dia ingin mendapat keuntungan itu urusan lain, tapi dilihatnya kalo sisi dari politiknya ya. Bagaimana dia membentuk partai politik itu dari se