lampiran - repository.ipb.ac.id · menekan tombol naoh pada alat. secara otomatis h 3 bo 3 2%...

18
. LAMPIRAN

Upload: nguyentuyen

Post on 07-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

.

LAMPIRAN

62

Lampiran 1. Prosedur Analisis Nitrogen Organik, N-NH3, N-NO3, Ortofosfat,

TSS , Kerapatan Sel, COD.

a. Analisis Nitrogen Organik (APHA ed. 20th

4500-Norg C, 1998)

1. Pembuatan larutan Digestion Reagent: sebanyak 134 gram K2SO4 dan 11.41

gram CuSO4.5H2O dilarutkan dalam 800 ml aquades. Tambahkan 134 ml

H2SO4 pekat, kemudian dilarutkan kembali dengan aquadea hingga volume 1

liter.

2. Pembuatan larutan NaOH 6N: sebanyak 240 gram NaOH dilarutkan dalam

aquades hingga volume 1 liter.

3. Pembuatan larutan H2SO4 0.02N: sebanyak 0.56 ml H2SO4 pekat dilarutkan

dalam aquades hingga volume 1 liter.

4. Pembuatan larutan H3BO3 2%: sebanyak 20 gram H3BO3 dilarutkan dalam 1

liter aquades.

5. Sebanyak 1 - 4 sampel diambil kemudian ditambahkan 10 ml Digestion

Reagent lalu dididihkan dengan labu Kjeldahl hingga warna bening

kehijauan. Cairan tersebut kemudian dilarutkan dengan aquades kira-kira

<25 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung destilasi. Tabung beserta

erlenmeyer 250 ml untuk penampung kemudian dipasang pada alat auto

destillation. Waktu destilasi normal diatur selama 4 menit dengan mode

AUTO (untuk awal running diatur selama 6 – 7 menit). NaOH 6 N kemudian

disalurkan ke dalam tabung berisi sampel yang telah diencerkan dengan cara

menekan tombol NaOH pada alat. Secara otomatis H3BO3 2% dengan

indikator mengsel (berwarna ungu) kemudian akan mengalir ke dalam

erlenmeyer penampung. Destilasi dibiarkan hingga set waktu habis dengan

petunjuk warna asam borat berubah dari ungu menjadi hijau. Selanjutnya

larutan kemudian dititrasi dengan H2SO4 0,02 N terstandar hingga berwarna

ungu. Prosedur tersebut dilakukan juga pada blanko. Kadar nitrogen organik

dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

63

b. Analisis N-NH3 (APHA ed. 20th

4500-Norg C, 1998)

1. Pembuatan larutan NaOH 6N: sebanyak 240 gram NaOH dilarutkan dalam

aquades hingga volume 1 liter.

2. Pembuatan larutan H2SO4 0.02N: sebanyak 0.56 ml H2SO4 pekat dilarutkan

dalam aquades hingga volume 1 liter.

3. Pembuatan larutan H3BO3 2%: sebanyak 20 gram H3BO3 dilarutkan dalam 1

liter aquades.

4. 25 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung destilasi. Tabung beserta

erlenmeyer 250 ml untuk penampung kemudian dipasang pada alat auto

destillation. Waktu destilasi normal diatur selama 4 menit dengan mode

AUTO (untuk awal running diatur selama 6 – 7 menit). NaOH 6 N kemudian

disalurkan ke dalam tabung berisi sampel yang telah diencerkan dengan cara

menekan tombol NaOH pada alat. Secara otomatis H3BO3 2% dengan

indikator mengsel (berwarna ungu) kemudian akan mengalir ke dalam

erlenmeyer penampung. Destilasi dibiarkan hingga set waktu habis dengan

petunjuk warna asam borat berubah dari ungu menjadi hijau. Selanjutnya

larutan kemudian dititrasi dengan H2SO4 0,02 N terstandar hingga berwarna

ungu. Prosedur tersebut dilakukan juga pada blanko. Kadar nitrogen organik

dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

N − NH₃ =(ml titrasi sampel −ml titrasi blanko

volume sampel𝑥280

c. Analisis NO3-N (APHA, 1992)

1. Pembuatan larutan standar nitrat 100 mg/L: 721,8 mg KNO3 dalam 100 ml

aquades dan diencerkan sampai volume 1.000 ml. konsentrasi nitrat untuk

pembuatan kurva kalibrasi adalah 0,0-1,0 mg/L.

2. Pembuatan reangen brusin-asam sulfanilat: sebanyak 1 gram brusin sulfat dan

0,1 gram asam sulfanilat dilarutkan dalam 70 ml aquades panas mendidih.

Tambahkan 3 ml HCl pekat kemudian larutkan kembali dengan aquades

hingga volume 100 ml.

3. Sebelum melakukan analisis kadar NO3 terlebih dahulu dibuat kurva kalibrasi

dengan cara sebagai berikut. Larutan standar NO3 diencerkan hingga 0.0, 0.2,

0.4, 0.8, dan 1.0 mg/L. Dari masing-masing konsentrasi tersebut dipipet

64

sebanyak 10 ml. Kemudian ditambahkan 2 ml NaCl 30% dan 10 ml H2SO4,

diaduk kemudian dibiarkan hingga dingin. Sebanyak 0.5 ml reagen brusin-

asam sulfanilat ditambahkan, kemudian dipanaskan pada penangas air pada

suhu 95oC selama 20 menit, lalu didinginkan. Ukur intensitas warna yang

timbul dengan spektrofotometer pada λ = 410 nm. Setelah itu dibuat kurva

kalibrasi dari hubungan konsentrasi dan absorbansi larutan standar, kemudian

ditentukan persamaan regresi liniernya.

Gambar : Kurva Standar Nitrat

4. Untuk mengetahui kadar NO3 pada sampel, sebanyak 10 ml sampel

ditambahkan dengan 2 ml NaCl 30% dan 10 ml H2SO4, diaduk kemudian

dibiarkan hingga dingin. Sebanyak 0.5 ml reagen brusin-asam sulfanilat

ditambahkan, kemudian dipanaskan pada penangas air pada suhu 95oC

selama 20 menit, lalu didinginkan. Ukur intensitas warna yang timbul dengan

spektrofotometer pada λ = 410 nm. Kadar NO3 pada sampel ditentukan

dengan memasukkan nilai absorbansi sampel ke dalam persamaan regresi

linier kurva kalibrasi.

d. Analisis Ortofpsfat (APHA ed. 20th

4500-P D, 1998)

1. Pembuatan larutan amonium molibdat: sebanyak 2.5 gram

(NH4)6MO7O24.4H2O dilarutkan dalam 17.5 ml aquades. Sementara itu

sebanyak 28 ml H2SO4 diencerkan dalam 40 ml aquades. Kedua larutan

dicampurkan dan dilartkan dengan aquades hingga volume 100 ml.

y = 0.115x + 0.033R² = 0.992

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0 0.5 1 1.5

Ab

s

ppm

65

2. Pembuatan Larutan SnCl2: sebanyak 2.5 gram SnCl2.2H2O dilarutkan dalam

100 ml gliserol/gliserin.

3. Sebelum melakukan analisis ortofosfat terlebih dahulu dibuat kurva kalibrasi

dengan cara sebagai berikut. Larutan standar fosfat diencerkan hingga

konsentrasi bervariasi dari 0.0 – 2.0 mg/L PO4. Dari masing-masing standar

dipipet sebanyak 25 ml dan diukur intensitas warna biru yang terbentuk

akibat pencampurannya dengan larutan amonium molibdat dan SnCl2 pada

panjang gelombang yang sama (660 – 690 nm). Dibuat kurva kalibrasi antara

konsentrasi dan absorbansi. Kemudian dapatkan persamaan regresi linier dari

kurva tersebut.

4. Untuk mengetahui kadar ortofosfat pada sampel, sebanyak 25 ml sampel

diambil kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat serta 0.125 (± 3

tetes) SnCl2. Larutan kemudian dikocok hingga merata, kemudian didiamkan

selama 10 menit. Warna biru yang terjadi diukur intensitasnya pada panjang

gelombang 660–690 nm. Kadar ortofosfat ditentukan dengan memasukkan

nilai absorbansi hasil pengukuran sampel ke dalam persamaan linier kurva

kalibrasi.

e. Konsentrasi Sel Metode Total Soluble Solid (TSS)

Milipore dengan ukuran pori-pori 0.45 µm terlebih dahulu dikeringkan pada

oven 100 - 105°C selama ± 30 menit. Kemudian ditimbang dan dicatat berat

awal milipore (a). Pompa vakum dan wadah penyaring TSS kemudian dipasang

y = 0.022x + 0.069R² = 0.991

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0 0.5 1 1.5 2 2.5

Ab

sorb

ansi

(A

bs)

Konsentrasi (ppm)

Kuva Standar Ortofosfat

Series1

66

ke erlenmeyer penampung. Sisipkan milipore ke wadah penyaring TSS,

kemudian pompa vakum dinyalakan. Sebanyak 25 ml sampel dimasukkan

perlahan ke dalam wadah penyaring kemudian ditunggu hingga cairan tersaring

seluruhnya. Milipore dengan endapan hasil saringan kemudian dikeringkan pada

suhu 100-105oC selama ± 1 jam atau hingga berat konstan. Kemudian ditimbang

dan dicatat berat akhir milipore (b). Konsentrasi sel kemudian dihitung dengan

rumus sebagai berikut.

f. Analisis TSS Metode Spektrofotometer

Analisis TSS ini dilakukan dengan spektrofotometer HACH model DR 2000.

Setelah power DR 2000 dihidupkan, kemudian dimasukkan nomor program

(tertera pada cover DR 2000) untuk parameter Suspended Solid (mg/L). Panjang

gelombang (λ) disesuaikan pada 810 nm. Aquades sebanyak ± 10 ml

dimasukkan pada kuvet, kemudian dimasukkan ke dalam alat lalu ditutup dan

ditekan tombol ZERO. Setelah itu aquades pada kuvet diganti dengan sampel

yang akan diperiksa TSS nya, tekan READ/ENTER, lalu baca nilai TSS dalam

mg/L pada layar.

g. Kerapatan Sel (Metode Haemacytometer)

Sebanyak 1 ml dari 10 ml kultur yang telah dicampur dengan 2 ml larutan

preservatif Lugol, diambil menggunakan pipet Pasteur kemudian diletakkan ke

dalam kamar hitung Improved Neubauer pada Haemacytometer. Sel dihitung

dengan bantuan mikroskop pada perbesaran 100 x dengan alur hitung silang

pada 9 buah kotak hitung 1/10.000 ml. Sel yang dihitung adalah seluruh sel yang

hidup, berwarna kehitaman, baik dalam bentuk uniseluler atau koloni.

Data jumlah sel yang diperoleh dari hasil penghitungan jumlah sel menggunakan

kamar hitung Improved Neubauer pada Haemacytometer, selanjutnya digunakan

untuk menghitung kerapatan sel.

67

h. Analisis COD (Metode Titrasi FAS)

1. Pembuatan larutan K2Cr2O7 0.0167 M: timbang 0.4913 gram K2Cr2O7,

kemudian dikeringkan pada suhu 1030C selama 2 jam, setelah itu larutkan

dengan aquades hingga volume 50 ml. tambhakan 16.7 ml H2SO4 pekat dan

0.33 gram HgSO4, lalu dilarutkan dengan aquades hingga volume total 100

ml.

2. Pembuatan reagen H2SO4: sebanyak 1.012 gram Ag2SO4 dilarutkan dalam

100 ml H2SO4 pekat.

3. Indikator Ferroin: tersedia dalam bentuk yang sudah jadi

4. Larutan FAS 0.1 M: sebanyak 39.2 gram Fe(NH3)2SO4.7H2O dilarutkan

dalam aquades, kemudian ditambahkan dengan 20 ml H2SO4 pekat.

Dinginkan dan larutkan dengan aquades kembali hingga volume 1 liter.

5. Sebanyak 2.5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung COD mikro, kemudian

ditambahkan 1.5 ml larutan K2Cr2O7 dan 3.5 ml pereaksi H2SO4 (asam

COD). Setelah itu dipanaskan selama 2 jam pada suhu 148oC. Setelah dingin,

larutan dituang ke erlenmeyer 100 ml, kemudian ditambahkan dengan

indikator ferroin 1 – 2 tetes. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan Ferro

Aluminium Sulfat (FAS) 0.1 M hingga warna kecoklatan. Proses diulangi

pada blanko akuades. Perhitungan kadar COD dilakukan dengan rumus

berikut.

Dimana A adalah ml FAS untuk titrasi blanko, B adalah ml FAS untuk titrasi

sampel, dan M adalah molaritas FAS.

Sebelum digunakan untuk titrasi, larutan FAS perlu distandarisasi.

Standarisasi dilakukan sama seperti langkah-langkah penentuan COD, namun

sampelnya adalah akuades, serta tanpa adanya pemanasan.

68

Lampiran 2. Analisis Mikroalga

1. Kelimpahan Mikroalga

Kelimpahan mikroalga diuji ole laboratorium produksi lingkungan

departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan IPB.

2. Indeks Keragaman

Indeks Shannom-Wiener digunakan untuk menentukan keanekaragaman

fitoplankton dalam suatu komunitas. Persamaan indeks Shannom-Wiener (Odum,

1971).

H’= -∑Pi ln Pi

H’ = indeks keragaman

Pi = ni /N

Ni = jumlah individu ke-i

N = jumlah individu

Kisaran nilai indeks keragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

H’ < 2,3026 = rendah

2,3026 ≤ H’ ≤ 6,9078 = sedang

H’ > 6,9078 = tinggi

3. Indeks Keseragaman

Digunakan untuk mengetahui berapa besar kesamaan penyebaran jumlah

individu pada tingkat komunitas. Formulasi indeks keseragaman adalah sebagai

berikut (Odnum, 1971).

E =H′

Hmax

E = indeks keseragaman

Hmax = nilai keragaman max (ln S)

S = ∑ jumlah spesies

Nilai indeks ini berkisar antara 0-1. Bila indeks keseragaman mendekati nol,

maka ada beberapa jenis biota yang memiliki jumlah individu yang banyak,

69

sementara beberapa jenis biota lainnya sedikit. Jika mendekati satu, maka jumlah

setiap spesies sama atau hampir sama.

4. Indeks Dominansi

Indeks ini diperoleh dengan menggunakan formulasi Simpson (Odum, 1971).

C = ∑ (Pi)2

C = indeks dominansi

Pi = ni /N

Nilai C berkisar 0-1, jika mendekati nol (C<0,5) maka tidak ada jenis

fitoplankton yang mendominasi perairan dan jika mendekati satu atau (C>0,5)

berarti ada jenis fitoplankton yang mendominasi perairan.

Tabel. Hasil Perhitungan Analisis Mikroalga

Organisme Kelimpahan Ni /N

ln

(ni/N) -Pi ln Pi E Pi

2

CYANOPHYCEAE

Microcystis sp. 4444 0,08944 -2,4142 0,21592 0,007999

EUGLENOPHYCEAE

Euglena sp. 356 0,00716 -4,9386 0,03538 0,000051

Trachelomonas sp. 178 0,00358 -5,6317 0,02017 0,000013

CHOLOPHYCEAE

Ankistrodesmus 8800 0,17711 -1,731 0,30657 0,031366

Dictyosphaerium sp. 5600 0,1127 -2,183 0,24603 0,012702

Gloeocystis 266 0,00535 -5,23 0,028 0,000029

Westella sp. 4622 0,09302 -2,3749 0,22092 0,008653

Gloeotilla sp. 3733 0,07513 -2,5886 0,19447 0,005644

Kirchneriella sp. 2311 0,04651 -3,0681 0,1427 0,002163

Selenastrum sp. 18400 0,37031 -0,9934 0,36787 0,137130

XANTHOHYCEAE

Centritractus sp. 89 0,00179 -6,3249 0,01133 0,000003

CRYPTOPHYCEAE

Cryptomonas sp. 711 0,01431 -4,2468 0,06077 0,000205

DINOPHYCEAE

Glenodinium sp. 178 0,00358 -5,6317 0,02017 0,000013

Jumlah 49688 1,87 0,73 0,206

70

Lampiran 3. Data Hasil Pengamatan Kultivasi Mikroalga Skala Kecil

Limbah peternakan 75% : Air Danau LSI IPB25%

Hari Suhu

ºC pH

COD

(mg/L)

Nutrien (mg/L) TSS (mg/L) Kerapatan

Sel (ind/ml) N-NH₃ N-N0₃ N-Organik Total N Fosfor Millipore Spektrofotometer

0 26,5 7,2 989 2,73 4,88 15,01 22,62 11,0 620 590 111.111

6 26,8 7,8 - - - - - - - - -

8 27,6 8 - - - - - - - - -

11 28,6 8,4 330 2,73 4,74 15,01 22,5 11,0 284 86 250.000

13 29,8 8,9 329 0 4,34 9,56 13,9 10,79 468 355 416.666

15 33,2 9,5 659 0 3,86 4,09 8,0 10,69 872 496 944.444

17 31,5 9,1 494 1,37 2,39 4,09 7,9 10,35 500 309 777.777

19 28,8 9,1 330 1,37 5,03 1,37 7,8 10,26 404 157 472.222

22 30 9,3 330 1,37 3,33 1,37 6,1 10,3 1940 910 1.777.777

24 30 9,5 165 0 3,57 1,37 4,9 10,23 925 623 1.277.777

26 30,2 9,3 165 0 3,49 1,37 4,9 10,17 250 130 472.222

71

Limbah peternakan 50% : Air Danau LSI IPB 50%

hari suhu

ºC pH

COD

(mg/L)

Nutrien (mg/L) TSS (mg/L) Kerapatan

Sel (ind/ml) NH₃ N-N0₃ N-Organik Total N Fosfor Millipore Spektrofotometer

0 26,5 7,6 989 5,46 4,34 6,83 16,63 10,6 412 360 138.888

6 26,6 8,1 - - - - - - - - -

8 27,6 9 659 5,46 4,14 6,83 16,43 10,57 220 27 250.000

11 28,4 8,7 659 0 4,13 9,56 13,69 10,44 328 91 305.555

13 29,7 8,5 989 0 3,58 6,83 10,41 10,4 692 265 583.333

15 33,4 9,3 659 2,73 3,73 4,09 10,55 10,24 400 212 416.666

17 31,3 9,4 494 1,37 5,03 2,73 9,13 10,23 332 131 333.333

19 28,8 9,6 330 1,37 4,15 1,37 6,89 10,2 300 71 277.777

22 29,5 9,5 330 1,37 3,39 1,37 6,13 10,19 175 100 305.555

24 30 9,5 330 0 3,36 1,37 4,73 10,16 435 246 527.777

26 30,4 9,4 165 0 4,10 1,37 5,47 10,11 105 85 277.777

72

Lampiran 4. Data Kerapatan Sel Pada Media Sakla Kecil

Tabel. Hasil Analisis Kerapatan Sel Pada Media Skala Kecil

Hari

Kerapatan sel (Ind/ ml)

75% Limbah

(Bak I)

50% Limbah

(Bak II)

0 111111 138888

11 250000 305555

13 416666 583333

15 944444 416666

17 777777 333333

19 472222 277777

22 1777777 305555

24 1277777 527777

26 472222 277777

73

Lampiran 5. Data TSS Pada Media Skala Kecil

Tabel 4.5. Hasil Pengukuran TSS Pada Media Skala Kecil

Hari

75% Limbah (Bak I) 50% Limbah (Bak II)

TSS (mg/L) TSS (mg/L)

Millipore Spektrofotometer Millipore Spektrofotometer

0 620 590 412 360

11 284 86 328 91

13 468 355 692 265

15 872 496 400 212

17 500 309 332 131

19 404 157 300 71

22 1940 910 175 100

24 925 623 435 246

26 250 130 105 85

74

Lampiran 6. Data Hasil Pengukuran Suhu dan pH Media Kultivasi

Tabel. Hasil Pengukuran Suhu dan pH media kultivasi

Tanggal Hari Suhu (°C) pH

14 Juni 2010 0 29,5 7,8

16 Juni 2010 2 24,6 8,3

18 Juni 2010 4 27,0 8,5

20 Juni 2010 6 28,0 8,6

22 Juni 2010 8 32,1 9,5

24 Juni 2010 10 28,9 10,2

26 Juni 2010 12 27,0 9,6

28 Juni 2010 14 27,1 9,8

30 Juni 2010 16 28,1 9,5

02 Juli 2010 18 29,5 9,2

04 Juli 2010 20 28,5 9,8

6 Juli 2010 22 28,4 9,7

8 Juli 2010 24 28,3 9,4

Keterangan:

: Pemanenan Mikroalga dan Penambahan Nutrien (Limbah

cair peternakan)

75

Lampiran 7. Data Hasil Analisis Kadar Nitrogen

Tabel. Hasil Analisis Kadar Nitrogen dalam Media Limbah Cair Peternakan

Tanggal Hari

Nitrogen (mg/L) Total

N

(mg/L)

N-

organik

N-

NH₃

N-

NO₃

14 Juni 2010 0 5,46 1,40 4,54 11,4

16 Juni 2010 2 2,73 1,12 4,35 8,20

18 Juni 2010 4 1,37 0,56 4,05 5,98

20 Juni 2010 6 1,37 0,56 3,86 5,79

22 Juni 2010 8 1,37 0,56 3,71 5,64

24 Juni 2010 10 1,37 0,56 3,69 5,62

26 Juni 2010 12 1,37 0,56 3,68 5,61

28 Juni 2010 14 1,37 0,56 3,74 5,67

30 Juni 2010 16 0,69 0,56 3,79 5,04

02 Juli 2010 18 1,73 2,24 4,02 7,99

04 Juli 2010 20 1,73 1,40 3,88 7,01

6 Juli 2010 22 1,73 1,12 3,38 6,23

8 Juli 2010 24 0,68 0,84 3,33 4,85

Keterangan:

: Pemanenan Mikroalga dan Penambahan Nutrien (Limbah

cair peternakan)

76

Lampiran 8. Data Hasil Analisis Kadar Ortofosfat

Tabel : Hasil Pengujian Ortofosfat dalam Media Kultivasi

Tanggal Hari Ulangan Kadar

Ortofosfat P1 P2

14 Juni 2010 0 10,36 10,47 10,42

16 Juni 2010 2 10,34 10,45 10,40

18 Juni 2010 4 10,30 10,43 10,37

20 Juni 2010 6 10,25 10,34 10,30

22 Juni 2010 8 10,22 10,26 10,24

24 Juni 2010 10 10,22 10,34 10,28

26 Juni 2010 12 10,14 10,02 10,08

28 Juni 2010 14 10,14 10,01 10,08

30 Juni 2010 16 9,93 9,93 9,93

02 Juli 2010 18 10,59 10,55 10,57

04 Juli 2010 20 10,35 10,43 10,39

6 Juli 2010 22 10,18 10,19 10,19

8 Juli 2010 24 10,13 10,16 10,15

Keterangan:

: Pemanenan Mikroalga dan Penambahan Nutrien (Limbah

cair peternakan)

77

Lampiran 9. Data Hasil Analisis COD

Tabel: Hasil Pengujian Kadar Ortofosfat dalm Media Kultivasi

Tanggal Hari Ulangan Kadar COD

(mg/L) P I P II

14 Juni 2010 0 659 659 659

16 Juni 2010 2 330 330 330

18 Juni 2010 4 165 321 243

20 Juni 2010 6 330 330 330

22 Juni 2010 8 330 165 248

24 Juni 2010 10 330 165 248

26 Juni 2010 12 165 165 165

28 Juni 2010 14 165 330 248

30 Juni 2010 16 165 165 165

02 Juli 2010 18 824 660 742

04 Juli 2010 20 660 660 660

6 Juli 2010 22 330 330 330

8 Juli 2010 24 165 165 165

Keterangan:

: Pemanenan Mikroalga dan Penambahan Nutrien (Limbah

cair peternakan)

78

Lampiran 10. Data Hasil Analisis Penelitian Utama

Tanggal Hari Suhu

(°C) pH

COD

(mg/L)

Nitrogen (mg/L) Total N

(mg/L)

Ortofosfat

(mg/L)

Kalium

(mg/L)

TSS (mg/L) Hemasitometer

N-

organik

N-

NH₃ N-

NO₃ Millipore

Spektrofo-

tometer (ind/ml)

14 Juni

2010 0 29,5 7,8 659 5,46 1,40 4,54 11,4

10,42 698 100 32 361.111

16 Juni

2010 2 24,6 8,3 330 2,73 1,12 4,35 8,20

10,40

92 31 388.888

18 Juni

2010 4 27,0 8,5 243 1,37 0,56 4,05 5,98

10,37 676 192 36 472.222

20 Juni

2010 6 28,0 8,6 330 1,37 0,56 3,86 5,79

10,31

416 192 694.444

22 Juni

2010 8 32,1 9,5 248 1,37 0,56 3,71 5,64

10,24 602 532 268 930.555

24 Juni

2010 10 28,9 10,2 248 1,37 0,56 3,69 5,62

10,28

616 346 1.986.111

26 Juni

2010 12 27,0 9,6 165 1,37 0,56 3,68 5,61

10,08 446 2135 1350 4.972.222

28 Juni

2010 14 27,1 9,8 248 1,37 0,56 3,74 5,67

10,08 1200 870 3.625.000

30 Juni

2010 16 28,1 9,5 165 0,69 0,56 3,79 5,04

9,93 506 380 850 1.611.111

02 Juli 2010 18 29,5 9,2 742 1,73 2,24 4,02 7,99 10,57 210 162 1.722.222

04 Juli 2010 20 28,5 9,8 660 1,73 1,40 3,88 7,01 10,39 520 1500 1450 16.944.444

6 Juli 2010 22 28,4 9,7 330 1,73 1,12 3,38 6,23 10,19 205 138 1.916.666

8 Juli 2010 24 28,3 9,4 165 0,68 0,84 3,33 4,85 10,15 115 63 1.305.555