lampiran - kementerian ppn/bappenas :: home · web viewdalam rangka non pmdn/pma tercatat 1.095...

153
LAMPIRAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DI DEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 16 AGUSTUS 1983 PELAKSANAAN TAHUN KEEMPAT REPELITA III ( I APRIL 1982 S/ D 31 MARET 1983 )

Upload: duongtuyen

Post on 19-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

LAMPIRAN

PIDATO KENEGARAANPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DI DEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

16 AGUSTUS 1983

PELAKSANAAN TAHUN KEEMPATREPELITA III

( I APRIL 1982 S/ D 31 MARET 1983 )

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga
Page 3: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

DAFTAR ISI

Bab I. U m u m

Bab II. Pengelolaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup.

Bab III. Pengembangan Dunia Usaha

Bab IV. Keuangan Negara, Perkembangan Moneter, dan Lembaga-Lembaga Keuangan

Bab V. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Luar Negeri

Bab VI. Pertanian dan Pengairan

Bab VII. Pangan dan Perbaikan Gizi

Bab VIII. I n d u s t r i

Bab IX. Pertambangan dan Energi

Bab X. Perhubungan dan Pariwisata

Bab XI. Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri

Bab XII. Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan Transmigrasi

Bab XIII. Perumahan Rakyat dan Pemukiman

Bab XIV. Pembangunan Daerah, Desa dan Kota

Bab XV. A g a m a

Bab XVI. Pendidikan, Pembinaan Generasi Muda, Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Bab XVII. Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Penelitian dan Statistik

Bab XVIII. Kesehatan, Kesejahteraan Sosial dan Peranan Wanita

Bab XIX. Kependudukan dan Keluarga Berencana

Bab XX. H u k u m

Bab XXI. Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Bab XXII. Aparatur Pemerintah

Page 4: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

i

Page 5: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

UMUM

Page 6: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga
Page 7: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

B A B I

U M U M

Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia di depan Sidang Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 16 Agustus 1983 ini berisikan laporan tentang hasil pelaksanaan pemba-ngunan selama tahun keempat Repelita III, yang berlangsung dari tanggal 1 April 1982 sampai tanggal 31 Maret 1983.

Kalau dalam tiga tahun pertama pelaksanaan Repelita III perekonomian Indonesia masih dapat berkembang dengan pesat, meskipun perekonomian dunia mengalami kelesuan yang parah, maka dalam tahun keempat pengaruh resesi itu mulai dirasakan. Hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan produksi nasional yang biasanya dipakai sebagai ukuran kenaikan kegiatan ekonomi da-lam negeri. Dalam tiga tahun pertama laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto adalah berturut-turut setinggi 6,25% pada tahun 1979; 9,88% pada tahun 1980, dan 7,93% pada tahun 1981, atau rata-rata setinggi 8,01% per tahun. Menurut angka sementara, pada tahun 1982 produksi nasional tetap mengalami kenaikan, tetapi dengan laju yang menurun, ialah setinggi 2,25%, sehingga rata-rata kenaikan dalam empat tahun menjadi setinggi 6,54% per tahun.

Sektor pertanian dalam tiga tahun pertama mengalami laju pertumbuhan setinggi 14,63%, atau rata-rata 4,66% per ta-hun. Tetapi karena pada tahun 1982 laju pertumbuhan sektor ini hanya sebesar 2,12%, maka dalam empat tahun produksi sektor ini secara riil naik dengan 17,07 %, atau rata-rata setinggi 4,02% per tahun.

Sektor industri yang dalam tiga tahun pertama mengalami pertumbuhan setinggi 51,97% atau rata-rata 14,97% per ta-hun, pada tahun keempat produksinya naik secara riil dengan 1,22%, sehingga dalam empat tahun pertumbuhannya setinggi 53,83% atau rata-rata setinggi 11,37% per tahun.

Produksi sektor pertambangan dan penggalian, yang dalam dua tahun pertama secara riil mengalami penurunan, masing-masing sebesar 0,18% dan 1,17%, dalam tahun ketiga naik dengan 3,33%. Namun dalam tahun keempat sektor ini mengalami penurunan lagi sebesar 12,09%.

Sektor-sektor lainnya masih mengalami kenaikan yang ber-arti. Sektor listrik, gas dan air minum produksinya secara

I/3

Page 8: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

riil naik dengan 17,35%; sektor bangunan dengan 5,22%; sektor pengangkutan dan komunikasi dengan 5,86%; dan sektor perdagangan dan jasa-jasa lainnya dengan 5,16%.

Perbedaan laju peningkatan harga barang-barang dan jasa-jasa menyebabkan komposisi produksi nasional menurut harga konstan 1973 lain dengan komposisi menurut harga yang berla-ku. Berdasarkan harga konstan 1973 peranan sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pe-ngolahan pada tahun 1982 adalah masing-masing 29,8%, 7,6% dan 15,4% dari produksi nasional.

Kegiatan pembangunan, yang ada pada dasarnya merupakan usaha peningkatan kemampuan negara untuk menyediakan barang dan jasa bagi rakyat, perlu pula mencakup kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup secara menyeluruh.

Sehubungan dengan ini, maka dalam tahun 1982/83 usaha un-tuk menanggulangi meluasnya tanah-tanah kritis melalui peng-hijauan dan reboisasi terus dikembangkan. Usaha-usaha ter-sebut terutama dimaksudkan untuk mencegah kemerosotan sumber daya tanah dan air. Kegiatan penghijauan dalam tahun 1982/83 dilaksanakan di 21 propinsi yang meliputi 35 DAS, 164 kabu-paten dan 1.350 kecamatan serta mencakup areal seluas 214.463 ha. Dalam rangka usaha pengawetan tanah, penampungan lumpur dan penampungan air di musim hujan untuk cadangan pada musim kemarau, sejak tahun 1978/79 telah dilaksanakan pembangunan dam pengendali (check dam) dalam tahun 1982/83 kegiatan pem-buatan dam pengendali tersebut terus ditingkatkan. Di samping itu dalam tahun tersebut juga ditingkatkan pembuatan petak percontohan (demonstration plot), pembuatan hutan rakyat dan pembuatan saluran pembuangan air. Kegiatan-kegiatan tersebut telah mulai dilaksanakan sejak tahun 1980/81. Semuanya itu diharapkan manfaatnya akan cepat dapat dirasakan oleh rakyat. Dalam tahun 1982/83 pembangunan dam pengendali dan petak per-contohan ditingkatkan, masing-masing menjadi 722 buah dan 790 unit. Di samping itu, kegiatan reboisasi dalam tahun 1982/83 tetap dilaksanakan di 19 propinsi dengan realisasi yang meli-puti kawasan seluas 35.397 ha.

Hasil penghijauan dan reboisasi sejak Repelita I sampai dengan tahun 1982/83 telah meliputi areal seluas 2.838.035 ha, masing-masing 1.874.076 ha untuk penghijauan dan 963.959 ha untuk reboisasi.

Dengan mempertimbangkan segi-segi ekologi, ekonomi dan

I/4

Page 9: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

sosial-budaya, oeberapa wilayah hutan ditetapkan sebagai ka-wasan perlindungan dan pelestarian alam. Sampai akhir tahun 1982/83 kawasan perlindungan dan pelestarian alam meliputi 320 unit dengan areal seluas 16.129.256 ha. Penetapan suatu kawasan perlindungan dan pelestarian alam sebagai taman na-sional dan pengembangannya dilukhkan dengan memperhitungkan faktor-faktor ekologi, ekonomi dan sosial-budaya secara me-nyeluruh. Dalam tahun 1982/83 telah ditetapkan 11 lokasi ta-man nasional dengan luas areal 3.392.177 ha.

Sampai dengan tahun 1982/83 telah dilaksanakan survei geodesi untuk menentukan titik-titik kontrol geodesi di wila-yah-wilayah Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Teng-gara. Selama kurun waktu tersebut telah dibuat peta topografi skala 1:50.000 serta pemotretan udara skala 1:100.000, skala 1:50.000 dan skala 1:60.000 untuk wilayah-wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Dalam jangka waktu ter-sebut peta topografi yang dapat dihasilkan meliputi wilayah seluas 8.445.000 ha.

Inventarisasi dan evaluasi sumber alam tanah dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan inventarisasi mengenai sifat fisik dan sifat kimiawi tanah, inventarisasi penggunaan, pemilikan dan status hukum tanah, pemetaan penggunaan tanah, penelaahan kemampuan tanah dan survei produktivitas tanah. Dalam pelak-sanaannya kegiatan-kegiatan tersebut mendahulukan wilayah prioritas; misalnya, lokasi yang direncanakan menjadi pene-rima transmigran, lokasi yang direncanakan untuk pemukiman kembali penduduk terasing atau peladang berpindah-pindah dan lokasi pengembangan program perkebunan.

Luas tanah yang sudah diketahui penggunaannya pada tahun 1982/83 meliputi 147,2 juta ha. Data yang tersedia mengenai tanah itu seluruhnya sudah disusun dalam bentuk peta penggu-naan tanah dengan skala 1:200.000 sampai dengan 1:25.000. Se-lama Repelita III, sampai dengan tahun 1982/83 telah dilak-sanakan penelitian mengenai potensi tanah pertanian di wila-yah yang seluruhnya mencakup areal seluas 174,4 juta ha. Di wilayah itu terdapat lokasi yang direncanakan menjadi pene-rima transmigran, yang luasnya 3,59 juta ha dan letaknya ter-sebar di 18 propinsi.

Sumber alam yang telah dikukuhkan sebagai kawasan hutan dewasa ini meliputi areal seluas 113.545.535 ha, atau 58,8% dari seluruh luas daratan Indonesia. Dari areal tersebut se-luas 94.086.000 ha sudah disurvei untuk diketahui peruntukan dan potensinya. Sampai dengan tahun 1982/83 telah dapat di-

I/5

Page 10: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

1/9

susun pola tata guna hutan kesepakatan untuk propinsi-propin-si Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jam-bi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Ba-rat, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya dan Timor Timur. Penata-an batas kawasan hutan yang telah dilaksanakan sampai dengan tahun 1982/83 seluruhnya mencapai jumlah sepanjang 21.812 km.

Sebagai tindak lanjut dari Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Dalam Bidang Pengelo-laan Lingkungan Hidup telah disusun pula berbagai perangkat peraturan tentang kegiatan tata air dan tata penggunaan air, pengendalian pencemaran air, pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan oleh industri dan kawasan industri, baku mutu bahan buangan dan baku mutu lingkungan dan tentang kegiatan analisis dampak lingkungan. Di samping itu sudah di-siapkan juga Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sum-ber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Rancangan Undang-undang tentang Tata Guna Tanah. Selanjutnya sudah disiapkan pula perangkat peraturan tentang perlindungan hutan. Dengan berbagai perangkat peraturan itu diharapkan wawasan ling-kungan akan semakin besar pengaruhnya dalam kegiatan-kegiatan pembangunan di masg datang.

Pada tahun 1982/83 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) dilaksanakan dalam persiapan proyek transmigrasi pasang surut di Kalimantan Selatan, pabrik hydrocracker Dumai, pabrik semen Cibinong, bendungan Saguling dan Cirata, bendungan ser-baguna Bakaru di Sulawesi Selatan, komplek pabrik pupuk Kujang di Cikampek, pabrik semen Indarung, proyek Elpiji Pa-belokan, pengembangan DAS Brantas, dan delapan proyek minyak dan gas bumi di Plaju, Cilacap, Balikpapan, Arun, Natuna, Dieng, Jakarta dan Riau. Disamping itu telah dilaksanakan pula ANDAL terhadap kawasan industri Lhok Seumawe, Indarung, Palembang, Tangerang, Bekasi-Karawang-Purwakarta, Bontang dan Kuala Tanjung.

Hasil-hasil pembangunan dan rehabilitasi yang telah di-capai.dalam bidang Meteorologi dan Geofisika dalam Repelita III, sampai dengan tahun 1982/83, berupa semakin berfungsinya 5 Balai Meteorologi dan Geofisika, 101 unit Stasiun Meteoro-logi Penerbangan/Synoptic, 7 unit Stasiun Klimatologi, 212 unit Stasiun Iklim, 82 unit Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus, 3.435 buah Stasiun Hujan dan 141 buah Stasiun Penguapan.

I/6

Page 11: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Pengembangan Dunia Usaha merupakan salah satu faktor utama dalam pencapaian keberhasilan kegiatan-kegiatan pem-bangunan nasional. Dunia usaha dikelompokkan dalam usaha Swasta, yang meliputi swasta nasional dan swasta asing, KA-perasi dan Badan Usaha Milik Negara. Usaha swasta nasional, yang meliputi banyak satuan usaha-usaha kecil yang bergerak hampir di semua kegiatan perekonomian dan tersebar sampai ke desa-desa, pada umumnya lemah dalam permodalan maupun cara pengusahaannya. Sehubungan dengan kelemahan tersebut dan dalam rangka pemerataan kesempatan berusaha, khususnya untuk golongan ekonomi lemah, maka Pemerintah telah mengeluarkan kebijaksanaan yang tertuang dalam Keppres No. 14A/1980 yang disempurnakan dengan Keppres No. 18/1981. Di samping itu, program-program yang dimaksudkan untuk menciptakan iklim dan memperluas kesempatan untuk mendorong perkembangan pengusaha kecil golongan ekonomi lemah, yang antara lain meliputi usaha-usaha peningkatan dalam bidang permodalan, keahlian serta ketrampilan berproduksi dan keahlian/ketrampilan serta kesempatan dalam pemasaran, semakin ditingkatkan.

Dalam tahun 1982/83 usaha-usaha untuk memperkuat permo-dalan para pengusaha kecil golongan ekonomi lemah dilaksana-kan antara lain dengan meningkatkan pelayanan yang lebih mudah dalam penyediaan Kredit Investasi Kecil (KIK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Kredit Mini dan Kredit Candak Kulak (KCK). Selanjutnya untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan pengusaha kecil golongan ekonomi lemah telah didi-rikan Pusat-pusat Pelayanan Pengusaha Industri Kecil yang memberikan pelayanan dalam bentuk bimbingan tehnik, latihan/ pendidikan, penyediaan peralatan, penyediaan bahan baku, ke-sempatan mengadakan promosi/pameran dan sebagainya.

Dalam rangka usaha memperluas pasaran bagi pengusaha kecil golongan ekonomi lemah dalam tahun 1982/83 telah dilak-sanakan pemberian bantuan fasilitas dalam bentuk penyediaan tempat-tempat berdagang yang layak, perluasan kesempatan untuk ikut dalam pameran di dalam dan di luar negeri, pem-bangunan wilayah-wilayah industri kerajinan dan pembentukan koperasi-koperasi.

Dalam tahun yang lalu penanaman modal oleh para pengusaha dalam pembangunan mempunyai arti yang lebih penting dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam usaha memperlancar kegiatan pe-nanaman modal, baik dalam rangka PMDN maupun PMA, telah dike-luarkan Keppres No. 33 Tahun 1981, sebagai pengganti Keppres No. 53 Tahun 1977. Dengan dikeluarkannya Keppres tersebut maka bertambah jelaslah fungsi BKPM dalam mengkoordinasikan

I/7

Page 12: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

perencanaan dan pengembangan penanaman modal secara menye-luruh dan terpadu. Dalam tahun 1982/83 telah dikeluarkan Keppres No. 78 Tahun 1982 yang menunjuk BKPM sebagai pelak-sana perencanaan penanaman modal dal,am satu keterpaduan usaha, baik secara administratip, sektoral maupun regional. Selanjutnya, usaha promosi ditingkatkan dengan lebih mengin-tensipkan kegiatan pemberian informasi mengenai penanaman modal, dengan mendorong kerjasama antara pengusaha asing dan pengusaha nasional, serta dengan meningkatkan kerjasama an-tara BKPM dan KADIN serta asosiasi-asosiasi perusahaan.

Perkembangan penanaman modal dalam tahun 1982/83 antara lain dapat dilihat dari perkembangan jumlah proyek dan renca-na investasinya yang telah disetujui. Dalam tahun tersebut penanaman modal dalam negeri yang telah disetujui berjumlah 226 proyek dengan nilai investasi Rp 1.723.575 juta. Di sam-ping itu, telah disetujui pula perluasan proyek dengan nilai Rp.1.532.963 juta, penambahan modal sebesar Rp 287.734 juta, pengalihan status PMA ke PMDN dengan nilai investasi Rp 88.552 juta, serta pencabutan ijin proyek-proyek PMDN de-ngan nilai investasi sebesar Rp 39.495 juta. Atas dasar per-hitungan angka-angka tersebut investasi PMDN yang disetujui dalam tahun 1982/83 mencapai jumlah Rp 3r593.329 juta.

Dalam tahun 1982/83 penanaman modal asing yang telah di-setujui berjumlah 38 proyek dengan nilai investasi US $ 2.328,8 juta. Seperti halnya dengan PMDN, PMA juga mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat adanya perluasan proyek, penambahan modal, pengalihan status PMA ke PMDN dan penca-butan ijin penanaman modal. Dengan memperhitungkan hal-hal tersebut maka nilai investasi PMA dalam tahun 1982/83 selu-ruhnya mencapai US $ 2.413,7 juta.

Di bidang Keuangan Negara usaha peningkatan penerimaan negara dilaksanakan melalui kegiatan intensifikasi dan eks-tensifikasi perpajakan serta penertiban administrasi pemu-ngutan pajak. Dalam tahun 1982/83 kebijaksanaan dalam bidang ini ditekankan pada usaha untuk mendorong peningkatan pajak ekspor non-minyak serta pajak pendapatan. Berbagai usaha telah ditempuh, antara lain dalam hal pajak pendapatan telah ditetapkan ketentuan tentang kenaikan biaya fiskal dari Rp 25.000,- menjadi Rp 150.000,- bagi setiap orang yang akan pergi ke luar negeri. Jumlah penerimaan dalam negeri selama periode 1982/83 telah meningkat menjadi Rp 12.418,3 milyar atau suatu peningkatan sebesar 1,7 % dari tahun sebelumnya.

I/8

Page 13: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Penerimaan dalam negeri yang terhimpun melalui sektor perpajakan serta penerimaan-penerimaan bukan pajak tersebut dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pengeluar-an pembangunan.

Kebijaksanaan di bidang pengeluaran rutin, khususnya me-ngenai belanja barang dilaksanakan dengan mengutamakan pro-duksi dalam negeri dan yang dihasilkan oleh pengusaha golong-an ekonomi lemah. Di samping itu penghematan pengeluaran untuk belanja barang terus diusahakan sebagaimana ditekankan dalam Keppres No. 10 tahun 1980. Realisasi pengeluaran rutin untuk tahun 1982/83 berjumlah Rp 6.996,3 milyar atau mening-kat dengan 0,3% dari tahun sebelumnya.

Berkat usaha-usaha penghematan dalam pengeluaran rutin selama ini maka tabungan Pemerintah terus mengalami pening-katan setiap tahunnya sehingga dalam tahun 1982/83 telah men-capai Rp 5.422,0 milyar atau meningkat 3,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dana pembangunan yang terdiri dari tabungan Pemerintah dan bantuan luar negeri secara bersama-sama digunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan sektoral dan regional. Jumlah pengeluaran pembangunan secara keseluruhan termasuk bantuan proyek dalam tahun 1982/83 mencapai Rp 7.359,6 milyar atau naik 6,0% dari tahun sebelumnya. Mengenai alokasi dana pembangunan, sektor pertambangan dan energi telah menyerap dana yang terbesar, menyusul kemudian sektor pertanian dan pengairan, serta sektor perhubungan dan pariwisata.

Kebijaksanaan moneter secara luas bertujuan untuk men-dorong peningkatan tabungan masyarakat, mengarahkan perkre-ditan, serta mengendalikan jumlah uang beredar agar sesuai dengan kebutuhan perekonomian. Selain itu, kebijaksanaan di sektor ini juga ditujukan untuk mengembangkan kelembagaan dalam bidang keuangan, termasuk pasar modal. Resesi ekonomi dunia yang berlangsung sejak permulaan tahun 1980 telah mem-pengaruhi perekonomian Indonesia yang tercermin pula dalam perkembangan moneter. Hal ini nampak antara lain dalam per-kembangan jumlah uang beredar, khususnya selama tahun 1982/83 yang hanya meningkat sebesar 8,9%, suatu kenaikan yang te-rendah dalam 10 tahun terakhir.

Perkembangan harga-harga yang diukur dengan indeks harga, dalam tahun 1982/83 memperlihatkan laju kenaikan sebesar 8,4% dibandingkan 9,8% dalam tahun sebelumnya. Laju inflasi yang rendah ini menunjukkan berhasilnya usaha pengendalian

I/9

Page 14: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

moneter, mengingat bahwa didalamnya termasuk adanya pening-katan harga-harga sebagai akibat panjangnya musim kemarau serta penyesuaian harga jual BBM pada 7 Januari 1983.

Pengaruh usaha memberikan dorongan kegiatan tabungan ma-syarakat nampak dengan semakin meningkatnya jumlah dana per-kreditan pada lembaga-lembaga keuangan. Berbagai kebijaksana-an yang telah dilakukan selama ini adalah untuk meningkatkan kesadaran menabung di kalangan masyarakat, baik dalam bentuk TABANAS/TASKA, Deposito Berjangka, maupun bentuk-bentuk ta-bungan lainnya. Dana perkreditan bank makin meningkat setiap tahunnya, sehingga pada akhir Maret 1983 jumlah dana perkre-ditan mencapai jumlah Rp 5.195,6 milyar.

Kebijaksanaan perkreditan dalam tahun 1982/83 bertujuan untuk mendorong ekspor barang-barang non-minyak, meningkatkan kegiatan golongan ekonomi lemah, serta untuk menunjang pe-ningkatan penerimaan negara dari perpajakan. Di samping itu kebijaksanaan perkreditan juga dilaksanakan untuk mengenda-likan pembiayaan impor agar jangan berakibat memperburuk neraca pembayaran. Dalam tahun 1982/83 jumlah kredit perbank-an secara keseluruhan mencapai angka Rp 13.705 milyar, atau meningkat dengan 27,7%. Dari jumlah tersebut posisi kredit untuk golongan ekonomi lemah melalui bank-bank pemerintah me-liputi Rp 2.020 milyar, sedangkan kredit kecil lainnya se-perti KCK dan KPR, yang disalurkan melalui KUD dan BTN masing-masing mencapai Rp 119 milyar dan Rp 422 milyar.

Kegiatan pasar modal telah memperlihatkan perkembangan yang berarti, demikian pula penerbitan Surat-surat berharga oleh lembaga-lembaga keuangan bukan bank. Sampai akhir Maret 1983 perusahaan yang memasarkan saham dan obligasi di pasar modal telah berkembang menjadi 17 buah.

Dalam pada itu, selama periode laporan ini perekonomian dunia belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan, bahkan dampak-nya semakin parah khususnya bagi negara-negara berkembang. Meskipun kebijaksanaan moneter yang ketat berhasil menekan laju inflasi di negara-negara industri, produksi riil negara-negara tersebut secara keseluruhan mengalami kemunduran sebe-sar 0,3% dibandingkan dengan kenaikan sebesar 1,2% pada tahun 1981. Sementara itu, tingkat pengangguran di semua negara-ne-gara industri jugs masih terus meningkat. Laju kemerosotan produksi riil negara-negara berkembang pengekspor minyak bumi semakin besar dan mencapai 5,4% dibandingkan dengan 4,3% ta-hun sebelumnya. Negara-negara berkembang bukan pengekspor mi-nyak bumi menderita penurunan laju pertumbuhan produksi riil dari 2,5% dalam tahun 1981 menjadi 1,4% dalam tahun 1982.

1/10

Page 15: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Kelesuan kegiatan ekonomi dunia dan tekanan proteksionis-tis yang dilakukan oleh negara-negara industri tercermin pula dalam volume dan nilai perdagangan dunia, yang dalam tahun 1982 masing-masing menurun dengan 2,5% dan 0,1% dibandingkan dengan kenaikan sebesar 0,5% dan 9,5% dalam tahun 1981. Per-kembangan nilai tukar perdagangan di dunia dalam tahun 1982 telah menguntungkan negara-negara industri yang secara kese-luruhan mengalami kenaikan sebesar 2,5%. Sebaliknya bagi ne-gara-negara berkembang pengekspor minyak bumi dan bukan peng-ekspor minyak bumi, nilai tukar perdagangan merosot dengan masing-masing 1,3% dan 2,7%. Perubahan ini disebabkan karena harga barang-barang industri dalam tahun 1982 hanya menurun dengan 2,0%, sedangkan harga minyak bumi dan komoditi primer di luar minyak bumi dalam tahun yang lama mengalami kemero-sotan sebesar masing-masing 4,6% dan 12,2%.

Transaksi berjalan negara-negara industri secara keselu-ruhan dalam tahun 1982 menunjukkan defisit sebesar US $ 1,4 milyar, hal mana terutama disebabkan karena surplus transaksi berjalan Amerika Serikat sebesar US $ 9,0 milyar dalam tahun 1981 berbalik menjadi defisit sebesar US $ 2,7 milyar. Per-kembangan ini adalah merupakan akibat terus berlangsungnya apresiasi Dollar Amerika Serikat terhadap mata uang Jerman Barat dan Jepang. Dengan terus menurunnya volume ekspor di-sertai dengan penurunan harga minyak bumi dalam tahun 1982, surplus transaksi berjalan negara-negara pengekspor minyak bumi yang dalam tahun sebelumnya telah mundur menjadi US $ 65,0 milyar berubah menjadi defisit sebesar US $ 2,2 milyar. Selanjutnya, defisit negara-negara berkembang bukan peng-ekspor minyak bumi dalam tahun 1982 menurun menjadi US $ 86,8 milyar akibat kemerosotan dalam kegiatan perekonomian dan permintaan akan barang-barang impor.

Kemelut dalam perekonomian dunia juga menyebabkan kelam-banan dalam berbagai negosiasi yang sedang berjalan dalam rangka mewujudkan Tata Ekonomi Dunia Baru. Dalam rangka Kon-perensi Tingkat Tinggi Non Blok yang diadakan dalam bulan Ma-ret 1983 di New Delhi serta Pertemuan Tingkat Menteri Kelom-pok-77 wilayah Asia dan Pertemuan Kelompok-77 bulan Pebruari dan Maret 1983 di Bagdad dan Buenos Aires guna menghadapi Si-dang ke-IV Konperensi tentang Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) telah dirumuskan suatu konsep yang pada dasarnya mengkaitkan Negosiasi Global untuk perombakan struktural de-ngan tindakan-tindakan jangka pendek di bidang keuangan, per-dagangan, energi dan pangan guna menanggulangi krisis ekonomi dunia. Sementara itu, dalam bulan November 1982 juga telah

I/11

Page 16: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

diselenggarakan Sidang Tingkat Menteri Persetujuan Umum ten-tang Bea Masuk dan Perdagangan (GATT) guna mengurangi berbagai hambatan yang merusak sistem perdagangan internasional dewasa ini. Sidang tersebut tidak berhasil menghentikan tindakan-tindakan proteksionisme yang terus meningkat dan makin mempersempit pasaran negara-negara berkembang di negara maju.

Kerjasama ekonomi antar negara anggota ASEAN terus menga-lami pertumbuhan sebagai kelanjutan dari serangkaian keputusan Sidang ke-13 dan ke-14 para Menteri Ekonomi ASEAN dalam bulan Mei dan November 1982 di Manila dan Singapura. Hingga bulan April 1983 jumlah barang yang tercakup dalam Persetujuan Perdagangan Preferensial mencapai 8.554 jenis barang dengan pengurangan bea masuk antara 20 - 25%, sedang batas tertinggi nilai impor barang yang memperoleh perlakuan preferensial dinaikkan dari US $ 2,5 juta menjadi US $ 10,0 juta. Di samping itu juga disepakati untuk menaikkan tingkat konsesi bea masuk untuk barang-barang yang sudah memperoleh preferensi hingga maksimal 50%. Di bidang industri, pembangunan proyek pupuk urea ASEAN di Indonesia telah mendekati tahap penyelesaian sehingga pada awal tahun 1984 proyek tersebut sudah dapat beroperasi. Sementara itu, proyek pupuk urea di Malaysia telah mulai dipersiapkan pembangunan dasarnya. Dalam tahun 1982 telah juga disahkan pendirian proyek abu soda di Muang Thai, sedang untuk proyek pengolahan tembaga di Phili-pina sedang digarap pemilihan lokasinya. Guna mendorong ker-jasama industri di sektor swasta telah disepakati persetujuan dasar tentang usaha patungan ASEAN di bidang industri. Di samping itu, sedang dijajagi kemungkinan kerjasama dalam bidang komplementasi merk dagang melalui pendirian pabrik in-dustri komplementer untuk komponen mobil tertentu. Kerjasama ekonomi ASEAN juga semakin ditingkatkan dalam hal menentukan sikap bersama dan menempuh langkah yang terkoordinasi mengha-dapi berbagai masalah internasional yang menyangkut bidang perdagangan, komoditi, keuangan, kerjasama ekonomi antar negara berkembang serta negosiasi global.

Kebijaksanaan neraca pembayaran dan perdagangan luar ne-geri dalam tahun 1982/83 dipusatkan pada langkah-langkah pe-ngendalian neraca pembayaran menghadapi pengaruh yang sangat buruk dari resesi ekonomi dunia, melemahnya pasaran minyak bumi internasional dan kerapuhan pasaran internasional untuk komoditi primer di luar minyak bumi yang terus berkelanjutan. Usaha-usaha tersebut meliputi peningkatan dan perluasan pola ekapor barang-barang di luar minyak dan gas bumi, pengendalian impor dalam rangka penghematan devisa melalui pengembangan produksi barang-barang yang dapat mengsubstitusi impor, serta pemanfaatan pinjaman dan modal luar negeri.

I/12

Page 17: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Kebijaksanaan Ekspor Januari 1982 yang tertuang dalam Pe-raturan Pemerintah No. 1 Tahun 1982 tentang Pelaksanaan Eks-por, Impor dan Lalu Lintas Devisa, ditempuh untuk menghadapi dampak yang tidak menguntungkan dari resesi ekonomi dunia yang disertai dengan merosotnya pasaran komoditi primer dunia dan tindakan-tindakan proteksionistis yang dijalankan oleh negara-negara industri. Sementara itu, selama tahun 1982 si-tuasi minyak bumi internasional dihadapkan dengan kelebihan penawaran terhadap permintaan di pasaran. Hal ini telah men-dorong Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) untuk menentukan kuota produksi bagi negara-negara anggotanya pada bulan Maret 1982 yang hingga sekarang masih tetap berla-ku. Bagi Indonesia kuota tersebut ditetapkan sebesar 1,3 juta barrel per hari, sedangkan harga patokan ekspor minyak mentah (harga SLC) dalam bulan November 1982 diturunkan dari US $ 35,00 menjadi US $ 34,53 per barrel untuk kemudian diturunkan lagi menjadi US $ 29,53 per barrel dalam bulan Maret 1983. Perkembangan ini telah menimbulkan tekanan yang semakin berat terhadap neraca pembayaran dan anggaran penerimaan negara. Sementara itu, laju inflasi di Indonesia yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain telah menyebab-kan pula menurunnya daya saing barang-barang produksi di da-lam negeri yang pada gilirannya menyulitkan usaha peningkatan ekspor di luar minyak dan gas bumi. Untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi seperti disebut di atas, maka Pemerintah pada tanggal 30 Maret 1983 telah menempuh kebijaksanaan penyesuai-an nilai tukar Rupiah dengan penurunan sebesar 27,8%, dari Rp 700 menjadi Rp 970, untuk setiap Dollar Amerika Serikat.

Sebagai pelaksanaan kebijaksanaan ekspor yang ditempuh sejak Januari 1982, maka dalam tahun 1982/83 telah diambil berbagai tindakan untuk meningkatkan daya saing barang-barang ekspor di luar minyak dan gas bumi melalui perluasan kemudah- an di bidang perkreditan, perpajakan, antara lain penambahan jenis barang yang memperoleh fasilitas Sertifikat Ekspor; serta perbaikan mutu barang-barang ekspor. Di samping itu ju- ga dilanjutkan usaha-usaha untuk memperkuat Indonesia sebagai negara produsen dan eksportir hasil-hasil pertanian, pertam-bangan dan industri dalam kerangka kerjasama bilateral dan multilateral.

Kebijaksanaan impor yang ditempuh dalam tahun 1982/83 di-tujukan untuk mendorong pertumbuhan produksi serta memperkuat daya saing hasil-hasil produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor dalam rangka usaha penghematan devisa. Untuk

I/13

Page 18: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

mendorong penggunaan hasil produksi dalam negeri, penggunaan devisa yang lebih terarah dan perluasan kesempatan kerja, se-jak akhir tahun 1982 Pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk mengatur tata niaga impor 11 kelompok jenis produk-produk pertanian dan industri. Untuk barang-barang hasil industri tertentu seperti ban kendaraan bermotor khusus, beberapa je-nis kertas dan tekstil bermotif baik, telah ditempuh kebijak-sanaan dengan menetapkan jumlah yang diperbolehkan untuk di-impor (kuota).

Di sektor jasa-jasa, Pemerintah telah menempuh kebijaksa-naan pengembangan Pariwisata untuk meningkatkan penerimaan devisa dari sektor pariwisata melalui pengembangan industri wisata dan fasilitas bagi wisatawan luar negeri. Guna menghe-mat penggunaan devisa, sejak bulan November 1982 biaya Surat Keterangan Fiskal Luar Negeri telah dinaikkan menjadi Rp 150.000,-. Selanjutnya, dalam bulan April 1982 Pemerintah te-lah menentukan bahwa pengangkutan barang-barang ekspor dan impor milik Pemerintah atau badan usaha milik negara hanya dapat dilaksanakan oleh kapal-kapal yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran Indonesia.

Perkembangan neraca pembayaran dan defisit transaksi ber-jalan yang semakin besar mengakibatkan bahwa dalam tahun 1982/85 dana luar negeri baik berupa pinjaman Pemerintah mau-pun pemasukan modal sektor swasta masih tetap dimanfaatkan sebagai pelengkap pembiayaan pembangunan. Dalam rangka peng-anekaragaman sumber dana luar negeri, dalam tahun 1982/83 te-lah diterbitkan obligasi dalam Yen sebanyak satu kali dan su-rat berharga dengan bunga mengambang dua kali, sehingga sam-pai akhir Maret 1983 Pemerintah telah tujuh kali mengeluarkan obligasi dan dua kali surat berharga dengan bunga mengambang. Selanjutnya, untuk meningkatkan penanaman modal telah diada- kan penyempurnaan Daftar Skala Prioritas (DSP) dengan memper-luas bidang usaha penanaman modal asing yang diberi priori-tas, dari 296 menjadi 326 jenis usaha.

Resesi ekonomi dunia yang berkepanjangan, terus tertekan-nya pasaran komoditi primer internasional dan kemerosotan pa-saran minyak bumi dunia telah menyebabkan bahwa perkembangan neraca pembayaran dalam tahun 1982/83 tidak menggembirakan.

Nilai ekspor keseluruhan dalam tahun 1982/83 mengalami penurunan sebesar 18,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya mencapai US $ 18.751 juta. Dalam tahun 1981/82 nilai ekspor masih menunjukkan kenaikan, meskipun hanya sebesar 0,5%. De-ngan diterapkannya Kebijaksanaan Ekspor Januari 1982, laju

I/14

Page 19: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

penurunan nilai ekspor di luar minyak dan gas bumi dapat di-perkecil menjadi 6,6% dibandingkan dengan kemerosotan sebesar 25,4% dalam tahun 1981/82. Nilai ekspor di luar minyak dan gas bumi dalam tahun 1982/83 adalah sebesar US $ 3.893 juta atau turun dengan US $ 277 juta dari US $ 4.170 juta tahun sebelumnya. Nilai ekspor minyak bumi bruto dalam tahun 1982/83 merosot dengan tajam sebesar 24,4% atau US $ 4,024 juta dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 1981/82, yaitu dari US $ 16.482 juta menjadi US S 12.458 juta. Kemunduran ini terutama disebabkan karena volume ekspor mengalami penu-runan sebesar 18,2% baik akibat diberlakukannya kuota produk-si sebesar 1,3 juta barrel per hari maupun karena kesulitan dalam pemasaran. Nilai ekspor gas alam cair tahun 1982/83 ha-nya menunjukkan kenaikan sebesar 2,5% dari US $ 2.342 juta menjadi US $ 2.400 juta. Hal ini disebabkan karena volume ekspor naik dengan 3,3% sedangkan harga turun sebesar 1,6%. Bila ekspor minyak bumi dan LNG diperhitungkan atas dasar netto (bersih dari pengeluaran devisa untuk impor dan jasa-jasa), maka nilai ekspor minyak bumi dan LNG masing-masing menurun dari US $ 8.379 juta dan US $ 1.382 juta dalam tahun 1981/82 menjadi US $ 5.839 juta dan US $ 1.352 juta dalam ta-hun 1982/83 atau kemunduran sebesar masing-masing 30,3% dan 2,2%.

Nilai impor (c. & f.) dalam tahun 1982/83 meningkat sedi-kit dengan 2,0% dibandingkan dengan laju kenaikan sebesar 25,7% tahun sebelumnya. Nilai impor di luar sektor minyak dan gas alam cair naik dengan 6,4% dari US $ 14.561 juta dalam tahun 1981/82 menjadi US $ 15.490 juta dalam tahun 1982/83, sedangkan kenaikan tahun sebelumnya mencapai 23,0%. Nilai im-por minyak bumi dan gas alam cair dalam tahun 1982/83 masing-masing menurun dengan 10,6% dan naik dengan 18,6%.

Pengeluaran devisa netto untuk jasa-jasa dalam tahun 1982/83 adalah sebesar US $ 5.102 juta dibandingkan dengan US $ 5.815 juta tahun sebelumnya, yang berarti penurunan sebesar 12,3%. Dalam tahun 1982/83 pengeluaran untuk jasa-jasa di luar sektor minyak dan gas bumi naik dengan 6,9%. Kenaikan tersebut terjadi karena pengeluaran devisa netto untuk penda-patan investasi dalam tahun 1982/83 meningkat dengan 86,7%, sedangkan pengeluaran untuk jaba-jasa lainnya mengalami penu-runan sebesar 18,0%. Pengeluaran devisa untuk.jasa-jasa di sektor minyak bumi dan gas alam cair dalam tahun 1982/83 ber-jumlah US $ 2.793 juta atau penurunan sebesar 23,6% diban-dingkan dengan tahun sebelumnya. Perkembangan tersebut dise-babkan karena menurunnya pendapatan investasi perusahaan-pe-rusahaan minyak asing sejalan dengan penurunan produksi dan ekspor minyak bumi.

I/15

Page 20: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Pinjaman Pemerintah yang digunakan dalam tahun 1982/83 berjumlah US $ 3.521 juta dalam tahun 1981/82 atau meningkat dengan 34,3%. Bantuan program, yang seluruhnya berupa bantuan pangan, mengalami penurunan sebesar 8,0% dari US $ 50 juta dalam tahun 1981/82 menjadi US $ 46 juta dalam tahun 1982/83. Realisasi pinjaman untuk proyek dalam tahun 1981/82 adalah sebesar US $ 2.614 juta dan meningkat dengan 18,2% menjadi US $ 3.091 juta pada tahun 1982/83. Dari jumlah pinjaman terse-but, pinjaman bersyarat lunak mengalami kenaikan sebesar 21,9% sedarig pinjaman setengah lunak/komersial bertambah de-ngan 16,0%. Peningkatan yang paling besar terjadi untuk pin-jaman tunai, yaitu sebesar 85,5% dari US $ 857 juta dalam ta-hun 1981/82 menjadi US $ 1,590 juta pada tahun 1982/83. De-ngan demikian peranan pinjaman proyek dalam jumlah seluruh pinjaman Pemerintah menurun dari 74,3% dalam tahun 1981/82 menjadi 65,4% dalam tahun 1982/83, sedangkan peranan pinjaman tunai dalam periode yang sama meningkat dari 24,3% menjadi 33,6%.

Pelunasan pokok pinjaman Pemerintah yang dalam tahun 1981/82 berjumlah US $ 809 juta mengalami kenaikan sebesar 18,0% sehingga mencapai US $ 955 juta dalam tahun 1982/83. Dari jumlah tersebut 13,6% berupa angsuran pelunasan pokok hutang-hutang yang terjadi sebelum Juli 1966 dan 90,4% adalah angsuran atas hutang-hutang setelah Juli 1966.

Pemasukan modal lain atas dasar netto naik dengan US $ 257 juta atau 22,5% menjadi US $ 1.397 juta dalam tahun 1982/83 dibandingkan dengan US $ 1.140 juta dalam tahun 1981/82. Realisasi penanaman modal asing dalam tahun 1982/83 naik dengan pesat sebesar 43,6% mencapai jumlah US $ 599 juta dibandingkan dengan kenaikan sebesar 3,7% yang dialami pada tahun 1981/82. Pinjaman lainnya yang dilakukan oleh perusaha-an-perusahaan negara dalam tahun 1982/83 hampir tidak menga-lami perubahan yaitu sebesar US $ 397 juta dibandingkan de-ngan US $ 398 juta pada tahun sebelumnya. Transaksi modal lainnya meningkat dengan 21,0% dari US $ 1.005 juta dalam ta-hun 1981/82 menjadi US $ 1.216 juta pada tahun 1982/83.

Dalam tahun 1982/83 pos selisih yang tidak diperhitungkan kembali menunjukkan jumlah negatif sebesar US $ 1.734 juta dan terutama mencerminkan transaksi modal jangka pendek yang tidak tercakup dalam transaksi-transaksi neraca pembayaran lainnya.

Defisit transaksi berjalan dalam tahun 1981/82 berjumlah US $ 2.790 juta dan bertambah dengan US $ 3.925 juta sehingga

I/16

Page 21: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

mencapai jumlah US $ 6.715 juta dalam tahun 1982/83, sebagai akibat merosotnya nilai ekspor dengan 18,5% pada satu pihak dan menurunnya pengeluaran devisa netto untuk impor dan jasa-jasa hanya sebesar 1,2% pada lain pihak. Sebagian dari defi-sit tersebut dapat dibiayai dengan pemasukan modal sektor Pe-merintah dan swasta netto, sedangkan sisanya telah dibiayai dengan penyulutan cadangan devisa. Hal ini berarti bahwa ca-dan an devisa dalam tahun 1982/83 mengalami penurunan sebesar US $ 3.280 juta sehingga jumlah cadangan devisa resmi pada akhir Maret 1983 menjadi US $ 3.074 juta. Jumlah cadangan de-visa tersebut cukup untuk membiayai impor diluar sektor mi-nyak bumi dan LNG untuk 2,4 bulan.

Perkembangan yang kurang menggembirakan dalam sektor per-dagangan tidak seluruhnya mempengaruhi perkembangan sektor pertanian. Hal ini nampak pada hasil pelaksanaan pembangunan di sektor pertanian dan pengairan dalam tahun 1982/83 yang menunjukkan cukup menggembirakan. Dalam tahun 1982 produksi beras meningkat dengan sebesar 4% yaitu dari 22,286 juta ton dalam tahun 1981 menjadi 23,191 juta ton pada tahun 1982. Me-ningkatnya produksi beras tersebut terutama karena hasil ra-ta-rata per ha yang mengalami peningkatan dari 2,38 ton dalam tahun 1981 menjadi 2,57 ton dalam tahun 1982. Peningkatan tersebut disebabkan oleh dilaksanakannya usaha-usaha Intensi-fikasi Khusus (Insus) serta semakin meluasnya penggunaan be-nih unggul, pupuk dan pestisida dari usaha-usaha Operasi Khu-sus (Opsus).

Luas panen padi pada tahun 1982 turun dengan 3,8% diban-ding tahun 1981. Penurunan yang terbesar terutama terjadi di Jawa sebesar 5,9%, di luar Jawa sebesar 1,4%. Penurunan ter-sebut diakibatkan oleh adanya musim kemarau yang kering dan panjang pada tahun 1982. Meskipun demikian, luas panen Insus tahun 1982, yang meliputi MT 1981/82, dan MT 1982, mengalami peningkatan sebesar 117,6% yaitu dari 1.706 ribu ha dalam ta-hun 1981 menjadi 3.712 ribu ha dalam tahun 1982. Dalam musim tanam 1981/82 Operasi Khusus (Opsus) diperluas sehingga men-capai areal seluas 453.023 ha. Tujuan utama Opsus adalah un-tuk mengatasi masalah pangan di daerah-daerah yang terpencil tetapi mempunyai produksi pangan yang cukup tinggi. Secara keseluruhan luas panen intensifikasi meningkat dari 5.925 ri-bu ha dalam tahun 1981 menjadi 7.000 ribu ha dalam tahun 1982.

Kegiatan penyuluhan juga terus ditingkatkan dalam tahun 1981 antara lain dengan menambah jumlah tenaga penyuluh dan fasilitas-fasilitas kerjanya, sehingga peningkatan mutu dan luas areal intensifikasi dalam tahun 1982 telah dibarengi de-

I/17

Page 22: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

ngan peningkatan penggunaan benih unggul, pupuk dan pestisida oleh para petani.

Hasil rata-rata per ha jagung dan ubi jalar pada tahun 1982 naik 7% dan 2,6% di atas tahun 1981, meskipun demikian produksinya masing-masing pada tahun 1982 turun 28,9% untuk jagung dan 9,4% untuk ubi jalar. Penurunan tersebut disebab-kan oleh menurunnya luas panen pada tahun 1982 sebesar ma-sing-masing 3% untuk jagung. dan 11,3% untuk ubi jalar. Hal ini disebabkan oleh panjangnya musim kemarau pada tahun 1982.

Pembangunan perkebunan yang masih menitik beratkan pada pembangunan perkebunan rakyat, lewat peningkatan kegiatan-ke-giatan penyuluhan, penyediaan sarana produski dan fasilitas bagi para petani perkebunan. Selain dari pada itu juga di-tingkatkan pelaksanaan kegiatan pemberantasan hama dam penya-kit serta peningkatan dalam pengolahan dan pemasaran hasil-nya. Semua ini dilakukan melalui unit-unit Pelaksana Proyek dan Perkebunan Inti. Sebagai salah satu hasil rehabilitasi dan perluasan areal dari Pelita sebelumnya, pada tahun 1982 beberapa produksi perkebunan mengalami peningkatan dibanding tahun 1981. Peningkatan produksi torus dicapai dalam hal mi-nyak sawit (16,7%), inti sawit (8,8%), gula tebu (9,5%), dan kapas (8%).

Pembangunan perikanan dalam tahun 1982 tetap menitik be-ratkan pada pengembangan perikanan rakyat lewat pelaksanaan program-program penyuluhan dan kursus ketrampilan teknik usa-ha perikanan. Di samping itu, perusahaan-perusahaan besar mi-lik negara diwajibkan ikut mengembangkan usaha perikanan rak-yat di daerah sekitarnya dengan jalan membantu pengembangan teknologi perikanan rakyat dan mengembangkan pemasaran hasil usahanya. Untuk melindungi kegiatan para nelayan tradisional yang masih rendah daya saingnya terhadap saingan usaha per-ikanan modern, dan untuk membatasi jumlah dan kegiatan kapal-kapal trawl, maka dalam tahun 1981 torus dimantapkan pelaksa-naan Keppres Nomor 39 Tahun 1980.

Secara keseluruhan produksi perikanan selama tahun 1981 - 1982 mengalami kenaikan sebesar 5,5%, yaitu dari 1.914 ribu ton menjadi 2.020 ribu ton. Produksi perikanan laut naik de-ngan 5,8% yaitu dari 1.408 ribu ton menjadi 1.490 ribu. Pro-duksi perikanan darat naik dengan 4,7% yaitu dari 506 ribu ton pada tahun 1981 menjadi 530 ribu ton pada tahun 1982.

Dalam tahun 1982 produksi daging, telur dan susu masing-masing mengalami peningkatan yaitu sebesar 5,5%, 8% dan 36%

1/18

Page 23: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

dibanding dengan tahun 1981. Kenaikan-kenaikan tersebut anta-ra lain disebabkan oleh makin meningkatnya permintaan akan ketiga jenis komoditi tersebut, sebagai akibat meningkatnya daya beli masyarakat. Peningkatan produksi susu disebabkan oleh terjadinya pertambahan populasi sapi perah. Peningkatan kelahiran terutama diusahakan dengan mempergiat pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) dan penyediaan pejantan dengan mutu genetik yang lebih tinggi. Di samping itu, ditingkatkan pula kegiatan penyuluhan beserta sarananya seperti tenaga penyu-luh, vaksinator dan inseminator. Dengan demikian, meskipun produksi daging meningkat, populasi ternak tidak menurun. Po-pulasi sapi pada tahun 1982 meningkat 1,1%, sapi perah 23,8%, kerbau 1%, kambing dan domba masing-masing naik 1,3% diban-dingkan dengan tahun 1981.

Pembangunan kehutanan menitik beratkan pada peningkatan usaha pengembangan industri pengolahan kayu beserta usaha perluasan pasaran hasil-hasilnya. Di samping itu, ditingkat-kan pula pelestarian, perlindungan, pengawetan dan pembinaan hutan dan sumber alam lainnya, dengan tujuan agar pembangunan kehutanan akan sungguh-sungguh dapat mewujudkan harapan ma-syarakat untuk dapat menikmati fungsi-fungsi hutan sebagaima-na mestinya.

Produksi kayu bulat tahun 1982 turun 18,4% dibanding ta-hun 1981, tetapi produksi kayu olahan naik 52,9% di atas ta-hun 1981. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah un-tuk meningkatkan produksi kayu olahan.

Pembangunan di sub sektor pengairan meliputi segala ke-giatan dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber-sumber air dengan hasil guna dan da-ya guna setinggi-tingginya terutama untuk menunjang pemba-ngunan pertanian, khususnya dalam usaha meningkatkan produksi pangan. Pembangunan pengairan dilaksanakan melalui program perbaikan dan peningkatan irigasi yang sudah ada, pembangunan jaringan irigasi baru, reklamasi daerah rawa dan pengaturan serta pengamanan sungai-sungai.

Dalam tahun 1982/83 pada sub sektor pengairan telah di-laksanakan perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi sebesar 72.468 ha, pembangunan jaringan irigasi baru sekitar 108.607 ha serta pembukaan daerah rawa dan pasang surut masing-masing sebesar 62.943 ha dan 24.744 ha. Sedangkan penyempurnaan dan pembangunan jaringan tersier yang dilaksanakan dalam tahun 1982/83, dalam rangka perbaikan peningkatan dan pembangunan jaringan irigasi adalah seluas 255.395 ha. Di samping itu te

I/19

Page 24: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

lah pula dilaksanakan kegiatan pengaturan dan pengamanan su-ngai serta penanggulangan akibat bencana alam gunung berapi dalam rangka usaha pengamanan daerah pemukiman dan pusat-pu-sat produksi pangan, yang meliputi areal kegiatan seluas 248.601 ha.

Dalam pada itu, langkah-langkah kebijaksanaan dalam bi-dang pangan yang telah ditempuh dalam tahun 1982/83 tetap bertujuan untuk menjaga agar persediaan bahan pangan bagi rakyat di seluruh tanah air selalu memadai dalam jumlahnya dan wajar dalam harganya. Dengan perkataan lain kebijaksanaan yang ditempuh dalam bidang pangan adalah untuk mengusahakan agar di satu pihak harga bahan pangan berada dalam jangkauan daya beli rakyat banyak dan di pihak lain cukup tinggi bagi para petani produsen, sehingga tetap mendorong para petani untuk meningkatkan produksi mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut maka ditetapkanlah harga batas tertinggi untuk beras dan harga dasar untuk gabah, jagung, kedelai dan kacang hijau.

Dalam tahun 1982/83 langkah-langkah kebijaksanaan yang telah ditempuh dalam bidang perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan keadaan gizi rakyat, mencegah kemungkinan me-ningkatnya masalah gizi dan menanggulangi masalah gizi yang telah ada, seperti Kurang Kalori Protein (KKP), Anemia Gizi Besi dan gondok endemik.

Untuk menjaga agar harga beras tidak mengalami kenaikan sampai melewati harga batas tertinggi maka dilaksanakan pe-nyediaan beras bagi para pegawai negeri dan anggota ABRI ser-ta penyaluran beras ke pasaran umum. Seperti juga dalam tahun-tahun sebelumnya, harga batas tertinggi beras tahun 1982/83 disesuaikan dengan harga dasar gabah yang dalam tahun 1982/83 telah ditingkatkan.

Penyaluran beras ke pasaran umum dalam tahun 1982/83 men-capai 1.519,0 ribu ton. Dibandingkan dengan penyaluran beras ke pasaran umum dalam tahun 1981/82, yang berjumlah 1.033,0 ribu ton, maka jumlah beras yang disalurkan. ke pasaran umum sedikit meningkat. Ditingkatkannya kegiatan pembangunan gudang-gudang pangan merupakan, salah satu sebab utama berha-silnya kebijaksanaan sarana penyangga Pemerintah, yang sangat membantu kebijaksanaan pangan pada umumnya. Jumlah gudang pa-ngan milik Pemerintah yang telah terselesaikan pembangunannya sampai dengan tahun 1982/83 adalah 428 unit dengan kapasitas seluruhnya 1.310,5 ribu ton. Dalam tahun 1982/83 juga telah disediakan kredit untuk membangun gudang gabah bagi Koperasi-koperasi Unit Desa.

I/20

Page 25: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Dalam tahun 1982/83. harga dasar gabah, jagung, kedelai dan kacang hijau ditingkatkan dengan maksud menambah penda-patan dan kesejahteraan para petani produsen bahan-bahan pa-ngan tersebut. Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan harga dasar maka dalam tahun 1981/82 basil pembelian gabah dan be-ras oleh Pemerintah mencapai 1.933,9 ribu ton. Dalam tahun 1982/83 jumlah hasil pembelian tersebut sedikit menurun, yai-tu mencapai 1.928,3 ribu ton.

Jumlah pembelian jagung oleh Pemerintah dari para petani dalam tahun 1982/83 mencapai 8.300,0 ton. Hasil pembelian ke-delai dan kacang hijau dalam tahun 1982/83 masing-masing men-capai 1.619,0 ton dan 883,0 ton.

Penyaluran gandum merupakan salah satu usaha yang ditem-puh dalam rangka usaha penganekaragaman pola konsumsi pangan rakyat. Dalam tahun 1982/83 jumlah gandum yang telah disalur-kan mencapai jumlah 1.584,0 ribu ton.

Anak-anak berumur antara 0 - 5 tahun, wanita yang sedang hamil, wanita yang sedang menyusui dan penduduk di daerah ra-wan pangan merupakan sasaran utama program perbaikan gizi. Langkah-langkah yang telah ditempuh dalam tahun 1982/83 meli-puti penyuluhan secara teratur penganekaragaman pola konsumsi pangan, fortifikasi bahan makanan, Usaha Perbaikan Gizi Ke-luarga (UPKG) dan usaha-usaha khusus yang lain.

Dalam tahun 1981/82 kegiatan UPKG telah meliputi 27 pro-pinsi, dilaksanakan di 12.056 desa dan telah dinikmati oleh sekitar 2,75 juta anak balita. Jumlah wilayah program ini da-lam tahun 1982/83 adalah 27 propinsi, dilaksanakan di 6.944 desa dan anak balita yang memperoleh manfaatnya berjumlah se-kitar 1,08 juta orang.

Dalam tahun 1982/83 jumlah anak yang telah mendapat vita-min A mencapai 2.121,1 ribu orang. Di samping itu, ibu-ibu yang sedang hamil yang telah memperoleh distribusi tablet be-si dalam tahun 1982/83 berjumlah 347,2 ribu orang.

Dalam tahun 1982/83 sektor industri mengalami perkembang-an yang cukup menggembirakan. Usaha-usaha untuk memperkokoh landasan pembangunan industri yang berakar pada kemampuan da-lam negeri mulai terwujud. Dalam tahun ini beberapa proyek industri dasar/kunci/hulu telah seleaai dibangun dan mulai berproduksi seperti pabrik peleburan aluminium dan pabrik pembuatan besi, baik kasar, batangan maupun lembaran.

I/21

I/21

Page 26: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Di samping itu perkembangan penanaman modal baik dalam rangka PMDN/PMA maupun non PMDN/PMA terus meningkat. Dalam rangka PMDN/PMA dalam tahun 1982/83 telah disetujui 190 proyek dengan rencana investasi sebesar US $ 5,023 milyar, yang ter-diri dari 164 proyek PMDN dengan rencana investasi US $ 2,663 milyar dan 26 proyek PMA dengan rencana investasi US $ 2,36 milyar. Jika dibanding dengan rencana investasi industri rata-rata US $ 3,624 juta per tahun dalam 3 tahun sebelumnya, maka selama tahun 1982/83 telah dialami kenaikan investasi sebesar 39%. Dalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar.

Dilihat dari segi tenaga kerja yang diserap, maka dalam tahun 1982/83 telah diserap 91.398 orang dalam rangka PMDN/ PMA, yang berarti kenaikan 4% jika dibandingkan dengan rata-rata per tahun dalam 3 tahun pertama Repelita III, yang be-sarnya 88.064 orang. Dalam rangka non PMDN/PMA dalam tahun 1982/83 akan diserap 57.083 orang.

Dalam tahun 1982/83 telah dilakukan pula usaha-usaha pe-ningkatan secara optimal industri-industri yang telah ada, yang meliputi peningkatan kapasitas, efisiensi, produktivi-tas, tenaga kerja, mutu produksi, pengembangan desain dan di-versifikasi barang-barang industri agar sesuai dengan permin-taan pasar.

Dalam rangka standarisasi yang bertujuan menunjang pem-bangunan industri, hingga tahun 1982/83 telah disusun 630 bu-ah standar. Suatu peningkatan dari tahun 1981/82 dimana baru disusun 605 buah Standar Industri Indonesia (SII).

Masalah utama yang dialami oleh aneka industri dalam tahun 1982/83 adalah masalah ekspor, terutama tekstil. Resesi dunia masih dirasakan pengaruhnya hingga tahun ini. Negara-negara maju masih mengurangi atau membatasi pembelian komoditi ekspor dari negara-negara berkembang. Sebagai akibatnya langkah-lang-kah yang diambil seperti dikeluarkannya Sertifikat Ekspor ma-sih belum cukup mendorong ekspor seperti, crumb rubber, udang beku, ikan dan buah-buahan dalam kaleng

Namun demikian dalam tahun 1982/83 secara keseluruhan, ekspor Aneka Industri meningkat sebesar 13,2% jika dibandingkan dengan tahun 1981/82, yang meliputi umlah nilai US $ 1.486,35 juta pada tahun 1982/83 dan US $ 1.313,02 juta pada tahun sebelumnya. Sedangkan nilai ekspor Industri Kecil me-liputi US $ 133,95 juta dalam tahun 1981 dan US $ 172,0 juta

I/22

Page 27: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

dalam tahun 1982, atau suatu peningkatan sebesar 28,4% dalam tahun 1982.

Dengan segala langkah-langkah yang diusahakan, maka pro-duksi sektor industri dalam tahun 1982/83 mengalami perkem-bangan yang terus meningkat, walaupun diliputi resesi ekonomi dunia. Dalam hubungan ini dapat dicatat peningkatan yang di-alami oleh industri margarine, kayu lapis dan baja. Jika se-lama 3 tahun pertama Repelita III produksi margarine hanya mencapai rata-rata 19.133 ton setahun, maka pada tahun 1982/ 83 telah dihaailkan 30.100 ton margarine, yang berarti pe-ningkatan sebesar 57,3% jika dibanding dengan produksi rata-rata 3 tahun sebelumnya. Sesuai dengan pesatnya laju pemba-ngunan, produksi kayu lapis naik sebesar 47,7% dalam tahun 1982/83, dari 1.609.888 ribu m3 pada tahun 1981/82 menjadi 2.377.200 ribu m3. Produksi ingot baja meningkat dari 436.098 ton pada tahun 1981/82 menjadi 693.496 ton pada tahun 1982/ 83, yang berarti naik sebesar 59,0% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dalam hal industri TV, maka produksi TV hitam putih pada tahun 1982/83 turun sebesar 34,6% atau dari 643.020 buah pada tahun 1981/82 menjadi 421.115 buah pada tahun 1982/83. Dilain pihak produksi TV berwarna naik sebesar 14,3% selama tahun 1982/83 atau mencapai jumlah produksi sebesar 232.383 buah. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran dari TV hitam putih ke TV berwarna.

Sementara itu, kelompok industri sandang kecuali tekstil, mengalami peningkatan. Selama tahun 1982/83 produksi benang tenun naik sebesar 11,1% menjadi 1.370.000 bal, sedangkan pa-kaian jadi naik 9,3% menjadi 21,2 juta losin. Disebabkan ke-lesuan ekapor akibat pembatasan impor tekstil oleh negara-ne-gara M.E.E., resesi dan kelesuan pasar di dalam negeri, pro-duksi tekstil pada tahun 1982/83 menurun dengan pesat. Jika pada tahun 1981/82 produksi tekstil mencapai jumlah 2.094 ju-ta meter, maka pada tahun 1982/83 hanya dihasilkan 1.708,9 juta meter, hal mana menunjukkan adanya penurunan sebesar 18,4% selama tahun 1982/83.

Industri mesin jahit dalam tahun 1982/83 mengalami kelesu-an. Produksinya pada tahun ini hanya berjumlah 393.524 buah. Jika dibandingkan dengan produksi pada tahun sebelumnya yang besarnya 551.628 buah, maka selama tahun 1982/83 terjadi pe-nurunan produksi sebesar 28,7%.

I/23

Page 28: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

1/24

Suatu hal yang menggembirakan adalah berkembangnya indus-tri logam dasar dan mesin/peralatan sesuai dengan tuntutan tahap pembangunan. Besi beton dan pipa baja masing-masing me-ngalami kenaikan sebesar 10,8% dan 16,3% atau masing-masing mencapai 743.678 ton dan 282.526 ton dalam tahun 1982/83. Di samping produksi logam dasar ferro tersebut, dalam tahun ini mulai dihasilkan produk dasar non ferro, yaitu aluminium.

Sementara itu produksi mesin pemecah batu dan mesin pe-ngaduk beton masing-masing meningkat sebesar 125% dan 67,8%. Industri mesin pengolah hasil perkebunan/komponen pabrik dan industri alat-alat pertanian mengalami pula perkembangan yang pesat. Produksi mesin pengolah hasil perkebunan/komponen pa-brik meningkat dari 4.760 buah pada tahun 1981/82 menjadi 7.442 buah dalam tahun 1982/83, hal mana menunjukkan adanya peningkatan sebesar 56,3%, sedang produksi traktor tangan dan mesin perontok padi masing-masing meningkat sebesar 18,3% dan 143,6%. Produksi traktor mini dan mesin penumbuk padi dalam tahun 1982/83 masing-masing telah meningkat lagi sebesar 78,5% dan 56,5% setelah mengalami penurunan dalam tahun 1981/82.

Dilain pihak industri mesin konstruksi baja dalam tahun 1982/83 mengalami kelesuan. Jika pada tahun 1981/82 telah di-hasilkan 22.190 buah, maka pada tahun 1982/83 produksinya me-nurun sampai 11.229 buah atau sebesar 49,4%. Industri mesin diesel juga lesu perkembangannya. Produksinya mengalami penu-runan sebesar 7,0%.

Dari industri alat angkut, industri pesawat terbang me-ngalami pertumbuhan yang cukup pesat, baik dalam jenis yang diproduksi maupun volume produksi. Dalam tahun 1982/83 terca-tat kenaikan produksi sebesar 23,5% bagi pesawat terbang dan 75% bagi helikopter. Dalam tahun ini dihasilkan 21 buah pesa-wat terbang dan 21 buah helikopter.

Perkembangan beberapa jenis industri dari bidang industri logam dasar mengalami kesulitan akibat resesi ekonomi dunia, namun keadaan ini telah mendorong usaha peningkatan optimali-sasi dalam penggunaan komponen buatan dalam negeri dalam rang-ka proses manufacturing. Guna mendorong berkembangnya industri logam dasar telah dilakukan kebijaksanaan yang mengharuskan sejauh mungkin penggunaan komponen-komponen buatan dalam ne-geri. Secara bertahap komponen-komponen tersebut telah dapat dipenuhi oleh hasil-hasil industri dalam negeri. Usaha ini ditunjang dengan kebijaksanaan Pemerintah yang mengutamakan hasil industri dalam negeri dalam pelaksanaan proyek-proyek

I/24

Page 29: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

pembangunan dan pengadaan barang dan alat yang dibutuhkan Pe-merintah.

Perkembangan industri kawat baja mengalami kelesuan dalam tahun 1982/83. Dalam tahun ini produksinya menurun hingga 128.330 ton dari 159.673 ton pada tahun sebelumnya, yang ber-arti penurunan sebesar 19,6% selama tahun 1982/83.

Industri kendaraan bermotor roda 4 dalam tahun 1982/83 juga mengalami kelesuan khususnya kendaraan niaga dan kenda-raan bermotor niaga sederhana (KBNS). Dalam tahun ini produk-si kedua jenis kendaraan tersebut turun masing-masing 18,3% dan 9,1%. Sedang secara keseluruhan produksi kendaraan bermo-tor roda 4 dalam tahun 1982/83 menunjukkan penurunan sebesar 10,2%.

Galangan kapal sampai sekarang pertumbuhannya tidak meng-gembirakan. Pesanan pembangunan kapal yang datang belum secara kontinu. Di samping itu jumlah pesanan tidak memadai jika di-bandingkan dengan kemampuan/kapasitas yang telah dimiliki di dalam negeri.

Produksi pupuk urea dalam tahun 1982/83 mengalami penurun-an sebesar 3,1% atau dari 2.006.700 ton pada tahun 1981/82 menjadi 1.944.100 ton pada tahun 1982/83. Penurunan ini dise-babkan oleh adanya perbaikan teknis pada salah satu unit pro-duksi. Dilain pihak produksi pupuk ZA dan TSP menunjukkan pe-ningkatan dalam tahun 1982/83. Pada tahun ini dihasilkan 209.600 ton pupuk ZA dan 577.400 ton pupuk TSP.

Industri kertas dalam tahun 1982/83 mengalami kenaikan yang menggembirakan. Jika pada tahun 1981/82 baru dihasilkan 246.587 ton kertas, maka pada tahun 1982/83 produksinya me-ningkat hingga 296.880 ton, atau suatu kenaikan sebesar 20,4% selama tahun 1982/83.

Dalam rangka pembangunan yang sedang dilaksanakan Peme-rintah dewasa ini industri semen mempunyai peranan yang pen-ting. Pada tahun 1982/83 produksi semen telah meningkat dari 6.844.241 ton, menjadi 7.650.000 ton yang berarti adanya ke-naikan sebesar 11,8% dalam tahun 1982/83.

Sementara itu pelaksanaan pembangunan di bidang pertam-bangan selama tahun ke empat Repelita III ini, sama halnya seperti langkah-langkah kebijaksanaan yang ditempuh dalam ta-hun ketiga Repelita III, adalah melanjutkan kegiatan-kegiat-an antara lain inventarisasi, eksplorasi dan eksploitasi ber-

I/25

Page 30: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

bagai bahan tambang dalam rangka meningkatkan produksi bahan tambang Indonesia.

Kelesuan pasaran internasional pada umumnya masih menan-dai masa pembangunan tahun 1982/83, yang merupakan hambatan bagi usaha peningkatan produksi dan ekspor bahan-bahan tam-bang Indonesia. Hasil-hasil produksi dan ekspor pertambangan dalam tahun 1982/83 menunjukkan adanya penurunan pada hampir seluruh komoditi dibandingkan dengan hasil-hasil yang dicapai dalam tahun 1981/82. Selain itu, pelaksanaan dari beberapa rencana pengembangan bahan tambang juga terpaksa ditunda, me-nunggu membaiknya keadaan di pasaran internasional.

Minyak dan gas bumi masih memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia pada tahun ke empat Repelita III ini, baik sebagai sumber penerimaan negara terbesar untuk pembia-yaan pembangunan nasional maupun peranannya sebagai pendukung utama konsumsi energi nasional. Produksi dan ekspor minyak bumi (mentah) selama tahun 1982/83 masing-masing sebesar 458,8 juta barrel dan 302,2 juta barrel. Jumlah tersebut di-bandingkan dengan realisasi pada tahun 1981/82 menunjukkan penurunan produksi sebesar 111,7 juta barrel atau 19,5% dan penurunan ekspor minyak bumi sebesar 72,3 juta barrel atau 19,3%.

Dalam keadaan pasaran yang lesu serta harga yang menurun, selama tahun 1982/83 Pemerintah telah mengadakan penyesuaian harga ekspor minyak bumi Indonesia sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 11 Nopember 1982 dan 23 Pebruari 1983, disamping adanya pembatasan produksi minyak bumi Indonesia sebesar 1,3 juta barrel per hari oleh OPEC. Demikian pula dalam rangka mengurangi subsidi BBM, Pemerintah dengan Keppres No.1 tahun 1983 tanggal 4 Januari 1983 telah melakukan penyesuaian harga BBM di dalam negeri.

Pemanfaatan gas bumi semakin meningkat selama tahun 1982/ 83, walaupun produksinya sedikit mengalami penurunan diban-ding dengan tahun sebelumnya. Produksi gas bumi sebesar 1.098,6 milyar kaki kubik mengalami penurunan sebesar 37,6 milyar kaki kubik atau 3,3%, sedangkan pemanfaatannya sebesar 932,6 milyar kaki kubik (pemanfaatan sebesar 84,8% dari pro-duksi) menunjukkan kenaikan sebesar 17,8 milyar kaki kubik atau 1,9%. Meningkatnya pemanfaatan gas bumi antara lain di-sebabkan oleh peningkatan pembuatan LNG, pemakaian gas bumi sebagai pengganti BBM pada beberapa industri serta pemanfaat-an gas bumi sebagai gas kota.

I/26

Page 31: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Di bidang pertambangan umum dihadapi pula kelesuan pasar-an internasional yang mengakibatkan penurunan produksi dan ekspor timah Indonesia dalam tahun 1982/83, sesuai dengan ke-putusan pembatasan ekspor oleh Dewan Timah Internasional. Produksi dan ekspor logam timah Indonesia masing-masing ada-lah sebesar 30,2 ribu ton dan 27,7 ribu ton. Demikian pula halnya dengan produksi dan ekspor bahan tambang lainnya se-perti bijih nikel, ferronikel, nikelmatte, bauksit dan pasir besi. Tetapi produksi konsentrat tembaga mengalami kenaikan hingga mencapai sasaran produksi tahun ke empat Repelita III.

Produksi batubara dalam tahun ke empat Repelita III yang berjumlah 456,5 ribu ton, memperlihatkan kenaikan sebanyak 89,3 ribu ton atau 24,3% dibanding produksi tahun 1981/82 sebesar 367,2 ribu ton. Peningkatan ini dicapai berkat kegia-tan-kegiatan pengembangan yang dilakukan baik di Bukit Asam, Sumatera Selatan maupun di Ombilin, Sumatera Barat serta ada-nya perbaikan dan penambahan sarana-sarana produksi. Di sam-ping itu telah dilaksanakan kontrak kerjasama pengusahaan tambang batubara antara PN. Tambang Batubara dengan kontrak-tor asing dalam rangka pengembangan potensi batubara Indone-sia, yaitu di daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Pengembangan ini dilakukan sesuai dengan kebijaksanaan energi nasional.

Sebagai usaha untuk manjaga kesinambungan serta mening-katkan produksi telah pula dilanjutkan dan ditingkatkan kegi-atan-kegiatan penunjang yang meliputi antara lain survei se-ismik dan pemboran sumur minyak, pemetaan geologi bersistem, inventarisasi dan eksplorasi mineral-mineral logam dan non logam, penelitian dan pengembangan dalam teknologi penambang-an dan teknologi pengolahan/pemurnian bahannya.

Mengenai masalah energi, perhatian utama pada Repelita III dititik beratkan pada pengelolaan energi secara effisien dan effektif dengan memperhatikan kelestarian alam sumber energi dan sumber alam sekitarnya. Tindakan yang dilakukan untuk mengutamakan peningkatan pengelolaan tersebut merupakan usaha untuk memberikan sumbangan yang lebih besar kepada per-ekonomian kita, karena didalam pengelolaan sumber energi di-rasakan masih adanya ketergantungan pada minyak bumi, dimana sumber energi ini mempunyai peran ganda yaitu merupakan sumber penerimaan negara dan dilain pihak sebagai konsumsi utama bahan bakar di dalam negeri.

Dengan menyadari keadaan tersebut maka dalam tahun ke empat Repelita III diusahakan memperbesar peran serta dari

I/27

Page 32: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

berbagai macam sumber energi yang ada untuk mencukupi kebu-tuhan konsumsi dalam negeri. Sasaran utama dari penggunaan energi di dalam negeri adalah sumber energi yang tidak bisa diekspor atau sukar diekspor serta pengembangan sumber energi yang dapat diperbaharui. Salah satu usaha menggunakan. sumber energi lain adalah dengan menyalurkan gas bumi kedalam jari-ngan gas kota di daerah Jakarta dan sekitarnya, Cirebon dan berikutnya akan tiba saatnya untuk kota Medan. Selain gas bu-mi, batubara di dalam negeri diharapkan semakin meningkat pe-ranannya sehubungan dengan direncanakannya penggunaann;ja un-tuk beberapa pembangkit tenaga listrik yang sedang dibangun di daerah Bukit Asam (Sumatra Selatan) dengan kapasitas 2 x 65 MW dan di Suralaya (Jawa Barat sebesar 2 x 400 MW).

Adapun usaha konservasi energi yang telah dituangkan di dalam Inpres no 9 Tahun 1982 adalah mengatur penggunaan ener-gi bagi gedung-gedung dan kendaraan Pemerintah, sudah mengha-silkan suatu pedoman yang harus ditaati oleh instansi Peme-rintah. Apabila telah tiba saatnya diharapkan kesadaran masyarakat akan tindakan konservasi energi maupun penggunaan sumber energi baru oleh masyarakat luas dengan memperhatikan keadaan daerahnya atau disesuaikan dengan daerahnya.

Sasaran pokok pembangunan kelistrikan adalah untuk menun-jang pembangunan sektor-sektor lain, terutama sektor indus-tri, serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik.

Pembangunan kelistrikan dilaksanakan dengan meningkatkan sarana produksi, yaitu dengan melakukan pembangunan pusat-pu-sat pembangkit tenaga listrik baru berikut jaringannya, mau-pun merehabilitasi sarana yang telah ada. Selain itu, guna meningkatkan penggunaan sarana produksi maupun tenaga listrik yang dihasilkan, maka dilakukan usaha untuk mengadakan in-ter-koneksi antara sistem kelistrikan regional ataupun sub-sistem kelistrikan di dalam region tersebut.

Dalam pada itu azas pemerataan pembangunan dan hasil-ha-silnya juga tidak dilupakan dalam melaksanakan pembangunan kelistrikan. Selain di kota-kota, pembangunan kelistrikan ju-ga dilaksanakan di daerah pedesaan di seluruh pelosok tanah air, guna meningkatkan kegiatan usaha di desa-desa seperti industri kecil, pertanian, pendidikan dan lain-lainnya.

Selama tahun ke empat Repelita III, pelaksanaan pembangunan kelistrikan telah dapat menyelesaikan pembangunan sejumlah pusat pembangkit tenaga listrik dengan jumlah kapa-sitas 370,111 MW; jaringan transmisi sepanjang 1.351,9 kms

I/28

Page 33: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

dan gardu induk sebanyak 18 buah dengan jumlah kapasitas 1.094 MVA; jaringan distribusi terdiri atas jaringan tegangan menengah 3.580,503 kans dan jaringan tegangan rendah 3.198,895 kma beserta 3.183 buah gardu distribusi dengan jumlah kapasi-tas 282.964 kYA. Selain itu telah dilaksanakan pula perubahan tegangan rendah untuk 44.998 konsumen, sedangkan untuk lis-trik masuk desa telah dapat dilistriki lagi sebanyak 2.315 desa yang mencakup 374.305 konsumen.

Di bidang pengusahaan tenaga listrik, dalam tahun ke em-pat Repelita III juga mengalami peningkatan. Produksi tenaga listrik 12.164.072 MWh, dibanding tahun 1981/82 sebesar 10.137.910 MWh, berarti meningkat 19,99%. Penjualan tenaga listrik sebesar 9.656.716 MWh yang berarti mengalami kenaikan 23,08%, dibanding penjualan sebesar 7.845.466 MWh tahun sebe-lumnya. Daya tersambung adalah sebesar 5.389.065 kVA atau me-ningkat 19,68% dibanding tahun 1981/82 sebesar 4.502.780 kVA. Jumlah langganan meningkat 21,25%, yaitu sebesar 3.232,075 konsumen pada tahun 1981/82 menjadi 3.918.876 konsumen pada tahun 1982/83.

Dalam hal gas kota, kegiatan yang dilaksanakan merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya, yaitu meningkatkan penya-luran gas bumi didalam menunjang diversifikasi energi. Dengan pengaliran gas bumi di dalam jaringan Gas kota, maka sementa-ra ini masih terjadi peningkatan kebocoran dari 22,40% pada tahun 1981/82 menjadi 28,15% yang disebabkan besarnya tekanan gas bumi, sedangkan di beberapa lokasi jaringan gas masih menggunakan jaringan lama. Untuk ini masih dilakukan rehabi-litasi jaringan gas, maupun perluasannya.

Sementara itu produksi gas kota juga mengalami penurunan sebesar 16,45% dibandingkan tahun 1981/82 yang disebabkan ka-rena adanya rehabilitas jaringan dan beberapa konsumen besar mengurangi penggunaannya, sebagaimana terlihat pada menurun-nya penjualan gas kota sebesar 22,65% dibandingkan tahun 1981/82.

Dalam tahun ke empat Repelita III, peranan sektor perhu-bungan dan pariwisata semakin penting dalam menunjang keber-hasilan pembangunan. Untuk dapat mencapai hal tersebut terus dilakukan peningkatan prasarana dan sarana di bidang perhu-bungan darat, perhubungan laut, perhubungan udara serta pos dan telekomunikasi.

Di bidang perhubungan darat kegiatan tetap ditujukan untuk meningkatkan pemanfaatan jalan raya, kereta api, serta

I/29

Page 34: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

angkutan sungai, danau dan penyeberangan. Hasil-hasil yang dicapai pada tahun 1982/83 di bidang jalan dan jembatan ada-lah rehabilitasi dan pemeliharaan jalan sepanjang 9.056 km, penunjangan jalan sepanjang 17.265 km dan jembatan 36.488 m, penggantian jembatan 6.609 m, peningkatan jalan 3.202 km dan jembatan 4.393 m, pembangunan jalan baru sepanjang 353 km dan jembatan baru 2.108 m. Di samping itu telah pula dilakukan penunjangan jalan kabupaten sepanjang 6.337,3 km, penunjangan jembatan 13.507,2 m dan penggantian gorong-gorong 37.333,6 m. Usaha-usaha yang dilakukan telah dapat melayani pertumbuhan arus lalu lintas, menambah panjang jalan dalam kondisi baik sehingga memperluas jangkauan pelayanan angkutan jalan raya.

Hal ini diiringi pula dengan pertambahan sarana angkutan jalan raya berupa bis, mobil barang, mobil penumpang dan se-peda motor. Pertambahan sarana angkutan jalan raya rata-rata dalam tahun 1982/83 adalah sebesar 15,68%, terdiri dari per-tambahan mobil bis sebesar 9,49% pertambahan truk sebesar 11,27%, pertambahan mobil penumpang sebesar 9,49% dan pertam-bahan sepeda motor sebesar 17,79%. Untuk dapat melayani per-tambahan jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat itu, telah dilakukan penambahan dan peningkatan fasilitas penga-turan dan pengawasan lalu lintas yang meningkatkan kesela-matan lalu lintas di jalan raya.

Dalam tahun 1982 operasi bis kota telah pula ditingkat-kan menjadi 4.177 buah, tersebar di kota Jakarta 3.539 buah, Surabaya 208 buah, Medan 115 buah, Semarang 135 buah, Tanjung Karang 42 buah, Bandung 128 buah dan Ujung Pandang 10 buah. Untuk memenuhi kebutuhan angkutan perintis yang melayani dae-rah-daerah terpencil, pada tahun 1982 jumlah bis perintis telah ditingkatkan menjadi 141 buah. Bis-bis perintis terse-but melayani daerah-daerah operasi perintis dengan stasiun-stasiun pangkal yang terdapat di 19 lokasi.

Angkutan kereta api telah memperlancar angkutan produk-si dan distribusi seperti semen, pupuk, batubara, minyak ke-lapa sawit, besi beton, bahan bakar minyak, serta angkutan transmigrasi. Dalam tahun 1982/83 telah diselesaikan rehabi-litasi jalan kereta api sepanjang 379,38 km, perbaikan jem-batan beton dan baja 543 buah, penggantian bantalan kayu sejumlah 1.087.423 batang, rehabilitasi lok 132 buah, penga-daan lok 70 buah, rehabilitasi kereta penumpang 300 buah, pengadaan kereta penumpang 85 buah, penambahan kereta rel di-esel 60 buah dan kereta rel listrik 24 buah serta rehabilita-si gerbong sebanyak 3.452 buah. Untuk angkutan kereta api ko-ta di wilayah JABOTABEK telah dilakukan penambahan peralatan

I/30

Page 35: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

operasional, penambahan jadwal perjalanan, serta penambahan jalur pelayaran.

Pelayanan jasa angkutan sungai, danau dan penyeberangan pada tahun 1982/83 terus meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pem-bangunan 1982/83 di bidang angkutan sungai, danau dan penye-berangan antara lain pembangunan 4 buah terminal, 11 dermaga dan 5 dermaga apung, penambahan 20 kapal inspeksi dan 1 buah kapal penyeberangan, pengerukan alur pelayaran sebanyak 113.750 m3 serta pemasangan 462 buah rambu-rambu sungai.

Pelaksanaan program-program pembangunan di bidang perhu-bungan laut dan tahun 1982/83 merupakan lanjutan usaha-usaha pembangunan tahun-tahun sebelumnya, yang mencakup peningkatan palayanan angkutan laut, peningkatan fasilitas-fasilitas pe-labuhan, pengerukan, keselamatan pelayaran, kesyahbandaran, penjagaan laut dan pantai, galangan kapal serta biro klasifi-kasi kapal.

Dalam tahun 1982/83 telah dilakukan penambahan dan pere-majaan armada; armada pelayaran nusantara berjumlah 397 kapal dengan total kapasitas sebesar 503.271 DWT, armada pelayaran samudera memiliki 61 buah kapal dengan jumlah kapasitas sebe-sar 806.842 DWT, armada pelayaran khusus mencapai 2.504 kapal dengan kapasitas masing-masing 1.512.562 DWT, 455.422 BRT dan 266.470 AP, armada pelayaran lokal 1.144 buah kapal dengan kapasitas 173.876 BRT, armada pelayaran rakyat mencapai 3.486 kapal dengan kapasitas 180.447 BRT dan armada perintis me-ningkat menjadi 36 buah kapal.

Hasil-hasil yang dicapai dalam peningkatan fasilitas pe-labuhan dalam tahun 1982/83 antara lain adalah rehabilitasi dermaga 5.916 m2, pembangunan dermaga baru 36.458 m2, re-habilitasi penahan gelombang 45 m2, pembangunan penahan ge-lombang 1.245 m2, pembangunan lapangan penumpukan - 67.993 m2, rehabilitasi gudang 8.565 m2, pembangunan gu-dang 8.174 m2. Juga telah dilaksanakan pembangunan menara suar 25 buah rambu suar 38 buah, lampu pelabuhan 34 buah, pengadaan kapal kesyahbandaran 15 buah, kapal patroli 2 buah, dan pembangunan fasilitas galangan kapal sebesar 500 TLC.

Peningkatan jasa perhubungan udara dalam tahun 1982/83 dilakukan dengan meningkatkan frekuensi penerbangan, menambah jumlah dan komposisi armada, meningkatkan kemampuan prasarana landasan dan alat-alat keselamatan penerbangan. Hasil-hasil

I/31

Page 36: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

yang dicapai adalah antara lain 58 pelabuhan udara dapat di-darati pesawat kecil; 51 pelabuhan udara dapat didarati pesa-wat F-27; 35 pelabuhan udara dapat didarati pesawat F-28; 13 pelabuhan udara dapat didarati pesawat DC-9; 7 pelabuhan uda-ra dapat didarati pesawat DC-10; 5 pelabuhan udara dapat di-darati pesawat B-747. Umumnya ibukota propinsi telah dapat dilayani oleh pesawat sejenis F-28 dan DC-9. Bahkan beberapa pelabuhan udara di ibukota propinsi telah dilayani pesawat jenis jumbo seperti DC-10 dan B-747. Juga dilakukan pemasang-an peralatan radar di 5 lokasi, fasilitas pembantu pendaratan di 7 lokasi, penggantian dan pemasangan peralatan navigasi di 12 lokasi.

Peningkatan jasa pos dan giro pada tahun 1982/83 telah mencapai 3.168 kecamatan dari 3.473 jumlah kecamatan di Indo-nesia. Juga jasa pos dan giro telah dapat melayani 221 lokasi transmigrasi dari 283 lokasi transmigrasi yang ada. Hasil-ha-sil yang dicapai dalam tahun 1982/83 di bidang telekomunikasi telah meningkat, satuan sambungan telepon menjadi 553.653 sa-tuan sambungan, pembangunan sentral telepon otomat mencapai 163 buah, peningkatan sambungan langsung internasional menca-pai 53 negara, peningkatan jaringan teleks dalam negeri men-capai 26 kota, peningkatan jaringan teleks luar negeri menca-pai 53 kota.

Di dalam sektor pariwisata sampai dengan tahun 1982 te-lah dikembangkan 10 (sepuluh) daerah tujuan wisata dengan mengutamakan pembangunan obyek wisata alam dan budaya agar dapat lebih meningkatkan arus wisatawan asing maupun wisata-wan domestik. Hasil-hasil pembangunan daerah tujuan wisata tersebut telah meningkatkan arus wisatawan asing maupun wisa-tawan domestik. Hasil-hasil pembangunan daerah tujuan wisata tersebut telah meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia menjadi 642.142 orang pada tahun 1982. Di samping itu telah pula ditingkatkan lembaga-lembaga pendidikan kepa-riwisataan dan peningkatani lembaga-lembaga yang memberikan jasa pariwisata.

Dalam tahun keempat Repelita III pembinaan koperasi te-tap memperoleh perhatian utama. Hasil pembinaan yang dise-lenggarakan dalam tahun tersebut dibanding dengan tahun sebe-lumnya menunjukkan adanya kemajuan yang cukup berarti baik di bidang kelembagaan maupun usahanya.

Koperasi yang pada tahun 1981 berjumlah 21.184 buah, pa-da tahun 1982. meningkat menjadi 23.327 buah. Dalam jumlah-jumlah tersebut, untuk tahun 1981 telah termasuk 5.176 KUD,

I/32

Page 37: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

dimana 4.479 buah dari padanya telah berbadan hukum. Pada tahun 1982 jumlah KUD tersebut meningkat menjadi 5.911 buah, seluruhnya telah berbadan hukum koperasi.

Jumlah keanggotaan koperasi juga mengalami peningkatan dari 10.059 ribu orang pada tahun 1981 menjadi 11.141 ribu orang pada tahun 1982. Dari jumlah tersebut anggota KUD pada tahun 1981 mencapai 5.290 ribu orang dan pada tahun 1982 men-capai 9.352 ribu orang. Selanjutnya, koperasi yang mampu nyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan pada tahun 1981 berjum-lah 11. 207 buah dan pada tahun 1982 mencapai 11.796 buah.

Hasil pembinaan usaha koperasi, sebagai keseluruhan juga menunjukkan kenaikan yang berarti. Nilai usaha KUD dan Kope-rasi-koperasi primer lainnya yang pada tahun 1981 berjumlah Rp.1.663,4 milyar, pada tahun 1982 meningkat menjadi Rp.2.003,3 milyar.

Secara lebih terperinci, perkembangan usaha koperasi da-lam berbagai jenis komoditi dapat digambarkan sebagai ber-ikut. KUD yang mampu ikut serta mengumpulkan beras untuk sa-rana penyangga Pemerintah dalam tahun 1981/82 berjumlah 1.879 buah dan berhasil mengumpulkan beras sebanyak 1.973,5 ribu ton atau 99% dari seluruh pengadaan beras dalam tahun itu, dan dalam tahun 1982/83 ada 3.191 KUD yang berhasil membeli 1.932,7 ribu ton beras atau 99,1% dari seluruh pengadaan be-ras dalam tahun itu.

Dalam pemasaran hasil-hasil perkebunan rakyat, khususnya cengkeh, koperasi yang mampu ikut serta melaksanakan pemasar-an juga meningkat. Dalam tahun 1981, koperasi yang ikut serta dalam pemasaran cengkeh berjumlah 165 buah dan berhasil me-laksanakan pembelian sebanyak 13,5 ribu ton dengan nilai Rp.97,9 milyar, sedang penjualannya mencapai 13 ribu ton de-ngan nilai Rp.104,0 milyar. Dalam tahun 1982, jumlah koperasi itu bertambah sehingga menjadi 176 buah, dan koperasi-kopera-si tersebut dalam tahun itu berhasil melaksanakan pembelian cengkeh sebanyak 16,7 ribu ton dengan nilai Rp.118,3 milyar dan penjualannya mencapai 16 ribu ton dengan nilai Rp.130,5 milyar.

Di bidang perikanan rakyat, kegiatan usaha koperasi juga bertambah besar. Koperasi yang berkegiatan di bidang perikan-an rakyat pada tahun 1981 berjumlah 449 buah dan nilai usaha koperasi tersebut dalam tahun itu mencapai Rp.57,1 milyar. Pada tahun 1982 jumlah koperasinya meningkat menjadi 585 buah dan nilai usahanya meningkat menjadi Rp.71,4 milyar.

I/33

Page 38: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Perkembangan usaha koperasi di bidang peternakan rakyat pada tahun terakhir ini telah banyak memberikan sumbangannya dalam peningkatan produksi dan dalam peningkatan dayaguna ta-taniaga peternakan. Koperasi pada tahun 1981 berjumlah 215 buah dengan nilai usaha Rp.28,8 milyar. Dalam tahun 1982, koperasi yang berusaha di bidang itu meningkat menjadi 535 buah dan nilai usahanya meningkat menjadi Rp.69,6 milyar. Ko-perasi juga ikut dalam pemasaran susu. Pada tahun 1981 terda-pat 133 buah koperasi yang memiliki 146,5 ribu ekor sapi dan susu yang dihasilkan mencapai 46,7 juta liter. Pada tahun 1982, jumlah koperasi yang bergerak.di bidang susu mencapai 150 buah yang memiliki 208,7 ribu ekor sapi, dan produksi yang dihasilkan oleh koperasi-koperasi tersebut mencapai 108,1 juta liter.

Koperasi yang berkegiatan di bidang kerajinan rakyat ju-ga semakin meningkat. Koperasi yang pada tahun 1981 berjumlah 384 buah dengan nilai usaha sebesar Rp.148,7 milyar, pada ta-hun 1982 meningkat menjadi 644 buah dengan nilai usaha sebe-sar Rp.208,2 milyar.

Kegiatan usaha perkreditan koperasi, terutama Kredit Candak Kulak, menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Koperasi yang ikut serta dalam kegiatan Kredit Candak Kulak sampai dengan bulan Maret 1981 berjumlah 3.050 buah dan sanggup melayani 7,3 juta orang nasabah dengan credit sebesar Rp.59,8 milyar. Pada bulan Maret 1982 jumlah koperasinya me-ningkat menjadi 3.621 buah dan mampu melayani 9,5 juta orang nasabah dengan kredit sebesar Rp.92,4 milyar. Koperasi-kope-rasi tersebut pada bulan Desember 1982 mampu melayani 10,6 juta orang nasabah dengan jumlah kredit sebesar Rp.113,0 mil-yar.

Di bidang pemasaran jasa kelistrikan, terdapat tiga buah Koperasi Listrik Pedesaan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah yang diharapkan akan dapat menyediakan listrik untuk 3.000 buah rumah di 108 desa, di kabupaten Luwu melistriki 15.000 buah rumah di 65 desa, dan di kabupaten Lombok Timur akan menyediakan listrik untuk 23.500 buah rumah di 34 desa. Di samping ketiga Koperasi Listrik Pedesaan itu terdapat 118 Koperasi/KUD yang tersebar di daerah-daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sumatera Barat yang telah ber-peranan sebagai distributor listrik di pedesaan dengan meman-faatkan tenaga listrik yang dibangkitkan dan disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara.

I/34

Page 39: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Sebagaimana dimaklumi, kegiatan pembangunan di bidang perdagangan dalam negeri meliputi usaha-usaha penyempurnaan prasarana pemasaran, perluasan pasaran barang-barang produksi dalam negeri serta peningkatan pembinaan pedagang nasional pada umumnya dan pedagang golongan ekonomi lemah pada khusus-nya.

Dalam rangka usaha penyempurnaan prasarana pemasaran, jika sampai dengan tahun 1981/82 telah dibangun dan atau di-pugar pasar sebanyak 1.619 buah, maka sampai dengan tahun 1982/83 jumlah tersebut telah meningkat menjadi 1.704 buah. Pembangunan dan pemugaran pasar-pasar tidak hanya dilaksana-kan di ibukota kabupaten/kotamadya, melainkan juga di luar ibukota kabupaten/kotamadya.

Sejak dimulainya sistem perizinan usaha perdagangan yang disederhanakan pada tahun 1979, jumlah pedagang yang mempero-leh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) terus meningkat. Da-larn tahun 1981 sebanyak 439.612 orang pedagang, yang terdiri atas 300.095 pedagang kecil, 112.198 pedagang rnenengah dan 27.321 pedagang besar, memiliki SIUP. Sedang dalam tahun 1982 jumlah tersebut telah meningkat menjadi 494.726 orang peda-gang, yang terdiri atas 350.026 pedagang kecil, 118.317 peda-gang rnenengah dan 26.383 pedagang besar.

Selain itu jumlah pengusaha nasional terus meningkat se-bagaimana tampak dari mereka yang terdaftar. Dalam tahun 1981 yang terdaftar di seluruh Indonesia hanya berjumlah 439.612 perusahaan, sedang dalam tahun 1982 jumlah tersebut meningkat menjadi 667.105 perusahaan.

Para pedagang golongan ekonomi lemah juga dibina guna meningkatkan kemampuan mereka melalui penataran dan penye-lenggaraan kesempatan herkonsultasi. Dalam tahun 1981/82 pe-dagang yang ditatar dan yang mendapat kesempatan berkonsulta-si masing-masing berjumlah 1.356 orang dan 1.282 orang. Dalam tahun 1982/83 jumlah tersebut meningkat menjadi 1.855 orang dan 1.855 orang.

Dalam usaha untuk memperluas pasaran barang-barang hasil produksi dalam negeri, di kota-kota Jakarta, Medan, Padang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin dan Ujung Pandang diselenggarakan kegiatan pusat pameran dagang. llalam tahun 1981/82 yang ikut serta dalam penyelenggaraan pameran tersebut berjumlah 1.050 perusahaan. Dalam tahun 1982/83 jumlah tersebut telah meningkat menjadi 1.250 perusa-haan. Penyelenggaraan pusat-pusat pameran tersebut oleh para

I/35

Page 40: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

pengusaha juga semakin dimanfaatkan sebagai pusat informasi pasar, terutama untuk barang-barang hasil produksi dalam ne-geri.

Jumlah penyaluran pupuk urea dan TSP bagi para petani dalam MT 1982/83 meningkat dibanding tahun sebelumnya. Dalam MT 1981 jumlah pupuk urea dan TSP yang disalurkan masing-ma-sing meliputi 827,7 ribu ton dan 262,4 ribu ton dan dalam MT 1981/82 meliputi 1.327,4 ribu ton dan 470,5 ribu ton. Sedang dalam MT 1982 jumlah pupuk urea dan TSP yang disalurkan ma-sing-masing menjadi 795,4 ribu ton dan 266,5 ribu ton dan da-lam MT 1982/83 menjadi 3.624,9 ribu ton dan 1.247,5 ribu ton.

Dalam rangka menanggulangi masalah ketenaga kerjaan, ke-bijaksanaan dan langkah-langkah yang bersifat menyeluruh te-lah ditempuh selama Repelita III. Sasaran yang ingin dicapai adalah perluasan kesempatan kerja produktif, pemerataan di-semua sektor kegiatan, dan pemerataan hasil pembangunan. Da-lam hubungan ini telah dirumuskan empat bentuk kebijaksanaan untuk menciptakan kesempatan kerja sebanyak mungkin, yaitu kebijaksanaan umum di bidang ekonomi dan sosial, mencakup ke-bijaksanaan fiskal, moneter dan investasi; kebijaksanaan sek-toral yang mengusahakan terciptanya perluasan kesempatan ker-ja dan sekaligus meningkatkan produksi; kebijaksanaan daerah yang berupa pengerahan tenaga kerja dari daerah yang berle-bihan ke daerah yang membutuhkan, misalnya melalui Antar Ker-ja Antar Daerah (AKAD); dan kebijaksanaan khusus yang dalam waktu relatif pendek menyediakan lapangan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kelompok masyarakat ber-pendapatan rendah khususnya di pedesaan, misalnya waktu sepi kerja di sektor pertanian.

Hasil pelaksanaan kebijaksanaan khusus tersebut dalam tahun 1982/83 adalah :

a. Program pembangunan desa. Proyek-proyek pembangunan yang termasuk dalam program ini adalah Proyek Padat Karya Gaya Baru (PPKGB), Proyek Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat Dua dikenal sebagai INPRES Daerah Tingkat II, dan Proyek Reboisasi dan Penghijauan. Selama tahun 1982/83 kegiatan PPKGB telah dilaksanakan di 1.096 kecamatan UDKP, miskin padat penduduk, dan daerah-daerah yang dilanda puao/keke-ringan, serta di daerah pengairan. Tenaga kerja yang di-pekerjakan secara produktif dalam tahun tersebut mencapai 266.591 orang setiap hari dengan imbalan jasa rata-rata Rp.800,- sehari. Hasil pembangunan fiaik yang dicapai me-liputi 3.578,0 Km jalan desa, 5.911,6 Km saluran pengair-

I/36

Page 41: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

an tertier yang dapat mengairi 59.116,0 Ha sawah, dan da-lam rangka meningkatkan mutu produksi dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan kegiatan perbaikan dan penyebaran tek-nologi tepat guna yang meliputi antara lain teknologi air pedesaan, pembuatan bata, pendayagunaan ubi kayu. Melalui Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II telah ter-cipta kesempatan kerja sebanyak 589.000 orang dalam 100 hari kerja bagi masyarakat sekitar lokasi proyek. Selain itu dalam rangka pelestarian hutan, tanah dan air serta memperluas kesempatan kerja telah diciptakan lapangan kerja dalam 100 hari bagi 17.708 orang melalui kegiatan reboisasi dan penghijauan.

b. Program Penggunaan dan Penyebaran Tenaga Kerja. Proyek-proyek pembangunan yang dicakup dalam program ini antara lain adalah Proyek Pengerahan Tenaga Kerja Sukarela (TKS-BUTSI, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Informasi Tenaga Kerja dan Antar Kerja. Dalam rangka penyebaran tenaga terdidik, dalam tahun 1982/83 telah ditugaskan 3.325 orang TKS-BUTSI baru yang kehadirannya di pedesaan diharapkan dapat meningkatkan laju pembangunan. Dibandingkan dengan tahun 1981/82, maka pengerahan TKS-BUTSI dalam tahun 1982/83 meningkat dengan 22 persen. Demikian pula melalui KKN, telah dikerahkan 15.906 orang mahasiswa tingkat terakhir dari universitas dan institut negeri. Dibandingkan dengan tahun 1981/82 jumlah mahasiswa yang melaksanakan KKN mengalami kenaikan hampir 58 persen. Selain itu dalam ta-hun 1982/83 telah disalurkan/ditempatkan 133.549 orang tenaga kerja melalui mekanisme Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), Antar Kerja Antar Negara (AKAN), dan Antar Kerja Lokal (AKL). Selanjutnya dalam rangka Indonesianisasi maka sampai pada akhir Maret 1983 telah ditetapkan pembatasan penggunaan warga negara asing pendatang di 23 lapangan usaha yang mencakup 3.722 jenis jabatan.

c. Program latihan dan Ketrampilan Tenaga Kerja. Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, khu-susnya tenaga kerja usia muda dan wanita melalui latihan. Sejalan dengan kebijaksanaan tersebut dalam tahun 1982/83 dilanjutkan usaha perluasan/rehabilitasi Balai-balai La-tihan Kejuruan (BLK) yang ada, pembangunan BLK Industri - Pertanian (BLKIP), pembinaan kursus-kursus swasta, dan latihan 140 orang asisten instruktur, Tenaga Kerja yang dilatih dalam tahun 1982/83 mencapai 79.326 orang. Dian-tara tenaga kerja yang dilatih tercatat 54.600 orang pemuda dan wanita desa melalui Mobile Training Unit (MTU).

I/37

Page 42: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

d. Program Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja. Sasaran yang dituju program ini adalah untuk meningkatkan hubung-an induatrial yang sesuai, mantap dan dinamis, dan membi-na kesejahteraan serta ketenangan buruh dalam kegiatan pembangunan. Kegiatan-kegiatan yang dicakup dalam program ini adalah usaha-usaha meningkatkan keselamatan dan kese-hatan kerja, pengaturan pengupahan, jaminan sosial, per-luasan perjanjian perburuhan, dan pembinaan lembaga-lem-baga ketenaga kerjaan. Dalam tahun 1982/83 kegiatan pe-ngawasan kesehatan dan keselamatan kerja diarahkan kepada pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (pro-fessional risk), maupun terhadap pencemaran lingkungan (environmental hazards).

Dalam rangka peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dilaksanakan pelayanan dan pengujian hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hyperkes) yang meliputi pengujian iklim ker-ja dan kebisingan, pemeriksaan paru-paru, tumor, kelainan akibat kerja dan lain-lain. Sampai pada akhir Maret 1983 te-lah dibentuk Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tingkat nasional dan di 19 propinsi yang anggotanya terdiri dari unsur-unsur tripartite yaitu dari instansi pemerintah, PUPSI/ KADIN, dan FBSI.

Secara kumulatif telah ditetapkan 11 upah minimum regio-nal, 55 minimum sektoral regional, dan 291 upah minimum sub-sektorat regional. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan buruh Perum ASTEK sejak tahun 1978 telah berhasil mengikut sertakan lebih dari 1,5 juta tenaga kerja yang bekerja pada 7.945 perusahaan. Pelayanan telah diberikan kepada 46.515 te-naga kerja dengan uang santunan sebesar Rp 6,535 milyar se-bagai akibat kecelakaan kerja. Selain itu telah diberikan pe-layanan kepada 25.824 orang keluarga karyawan dengan jumlah santunan Rp 1,069 milyar sebagai tabungan hari tua (THT) dan kepada 8.219 orang dengan jumlah santunan Rp 1,445 milyar bagi jaminan asuransi kematian (AK). Dana yang terhimpun dari penerimaan iuran program ASTEK telah mencapai Rp 97,169 mil-yar. Jumlah Perjanjian Kerja Bersama (PKB) secara kumulatif telah mencapai 2.972 buah dan mencakup 4.671 buah perusahaan. Demikian pula sampai akhir Maret 1983 telah dibentuk 10.088 Serikat Buruh Lapangan Pekerjaan (SBLP), 157 koperasi buruh dengan jumlah anggota 18.910 orang, 23 Badan Kerja Sama (BKS) Tripartite Daerah Tingkat I, 101 BKS Tripartite Daerah Ting-kat 11, 41 BKS Tripartite Sektoral Daerah Tingkat II dan BKS Bipartite di 2.282 perusahaan.

I/38

Page 43: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Sasaran pembangunan di bidang transmigrasi dalam Repelita III adalah mengusahakan pemindahan dan penempatan sekitar 500.000 kepala keluarga petani yang tidak memiliki tanah atau memiliki tanah amat sempit dari pulau-pulau Jawa-Madura, Bali dan Lombok ke pulau-pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Ma-luku, Irian Jaya dan pulau lainnya yang ditetapkan. Bagi dae-rah asal, usaha transmigrasi dimaksudkan untuk mengurangi penduduk dan tekanan terhadap lingkungan hidup pada daerah daerah tertentu, sehingga usaha-usaha pembangunan dan reha-bilitasi dapat dijalankan sebaik-baiknya. Bagi daerah peneri-ma, transmigrasi dimaksudkan untuk membantu memenuhi sebagian kebutuhan tenaga kerja bagi usaha-usaha pembangunan di bidang-bidang lain terutama dalam rangka perluasan areal dan peningkatan produksi pertanian.

Selama tahun 1982/83, sasaran jumlah transmigran yang di-pindahkan dan ditempatkan adalah sebanyak 125.000 kepala ke-luarga. Disamping itu, dalam tahun 1982/83 tersebut, dilan-jutkan pula pemindahan dari sisa sasaran tahun-tahun sebelum-nya yang berjumlah 73.700 kepala keluarga. Dari jumlah sasar-an tersebut, selama pelaksanaan tahun 1982/83, telah berhasil dipindahkan dari daerah asal dan ditempatkan di daerah pene-rima sebanyak 120.353 kepala keluarga atau rata-rata 10.030 kepala keluarga setiap bulannya. Dibandingkan dengan pelaksa-naan tahun 1981/82 yaitu sebanyak 80.066 kepala keluarga, ma-ka pelaksanaan dalam tahun 1982/83 telah meningkat hampir 1,5 kali lipat. Meningkatnya kemampuan dalam pelaksanaan transmi-grasi secara fisik tersebut disebabkan karena semakin baiknya penanganan masing-masing kegiatan serta semakin meningkatnya keserasian antar kegiatan. Hal ini terlihat dari hasil-hasil dari pelaksanaan setiap kegiatan. Luas lahan yang telah dibu-ka selama tahun 1982/83 meliputi 133.244 Ha yang terdiri dari lahan pekarangan 31.188 Ha (ekwivalen dengan 124.752 KK) dan lahan usaha I seluas 102.056 Ha.

Jumlah panjang jalan yang dibangun selama tahun 1982/83 tercatat 10.935 Km. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun 1981/82 yaitu hanya 3.477 Km. Luas lahan yang telah dilaksanakan pengukuran dan perkaplingannya adalah 93.877 Ha yang mencakup lahan pekarangan seluas 30.600 Ha dan lahan usaha I seluas 63.277 Ha. Pelaksanaan pembangunan rumah transmigran meningkat dari 85.053 unit dalam tahun 1981/82 menjadi 121.205 unit dalam tahun 1982/83 atau ada kenaikan sekitar 48%.

Sejak saat kedatangannya di pemukiman baru, petani trans-migran dibina dan dibimbing dalam berbagai segi dan bidang

I/39

Page 44: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

kegiatan terutama yang berhubungan dengan usaha tani. Usaha pembinaan ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pembukaan dan pengembangan daerah produksi dan daerah pertanian baru sebagaimana yang telah digariskan dalam GBHN. Selama tahun 1982/83, telah dilakukan pembinaan kepada 311.446 KK petani transmigran yang sudah bermukim di daerah-daerah transmigra-si, dengan areal pertanian seluas sekitar 350.000 Ha. Tingkat produksi pada beberapa jenis tanaman pertanian di daerah transmigrasi dalam tahun 1982/83 agak menurun bila dibanding-kan dengan tingkat produksi dalam tahun 1981/82. Hal ini di-sebabkan antara lain karena adanya musim kemarau yang panjang selama tahun 1982/83 serta faktor kwalitas pelaksanaan. Pro-duksi padi sawah, dalam tahun 1982/83, adalah 1,90 ton/ha, sedangkan dalam tahun 1981/82 adalah 2,75 ton/ha. Produksi padi ladang adalah 1,15 ton/ha dalam tahun 1982/83 dibanding-kan dengan 1,25 ton/ha dalam tahun 1981/82. Hasil tanaman ka-cang-kacangan menurun dari 0,90 ton/ha dalam tahun 1981/82 menjadi 0,79 ton/ha dalam tahun 1982/83. Tanaman singkong tu-run dari 7,50 ton/ha dalam tahun 1981/82 menjadi 5,88 ton/ha dalam tahun 1982/83. Populasi ternak besar dan sedang yaitu sapi, kerbau dan kambing, untuk setiap 1.000 KK transmigran, menurun dari 474 ekor pada tahun 1981/82 menjadi 453 ekor pada tahun 1982/83. Jumlah populasi ternak unggas dalam tahun 1982/83 meningkat dibandingkan dengan tahun 1981/82. Dalam tahun 1981/82 jumlah untuk setiap 1.000 KK transmigran adalah 5.763 ekor, dan dalam tahun 1982/83 meningkat menjadi 6.644 ekor atau ada kenaikan sebesar 14%.

Dalam usaha meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan pe-tani transmigran, khusunya dalam menghadapi tantangan alamiah yang cukup berat, kepada petani transmigran diberikan ber-bagai latihan dan pendidikan praktis, baik bidang usaha per-tanian maupun bidang-bidang lain seperti industri kecil, per-tukangan, PKK, koperasi, dan lain-lain. Selama tahun 1982/83, telah dilaksanakan latihan dan pendidikan untuk 7.120 orang petani di bidang pertanian dan 1.900 orang di bidang non-per-tanian.

Sebagai bagian dari pembangunan perumahan rakyat dan pe-mukiman maka usaha perbaikan kampung atau perbaikan lingkung-an perumahan kota meliputi perbaikan jalan lingkungan, jalan setapak, persampahan lingkungan, jaringan saluran air buangan rumah tangga, saluran buangan air hujan, sarana mandi cuci kakus (MCK) termasuk peningkatan pelayanan air bersih ling-kungan kampung. Selain itu juga diusahakan peningkatan berba-gai sarana fasilitas sosial lainnya. Perbaikan kampung dalam tahun keempat Repelita III telah dilaksanakan pada 218 kota

I/40

Page 45: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

yang meliputi areal sekitar 5.102,3 ha yang dirasakan lang-sung oleh sekitar 1.422.900 orang penduduk kampung.

Dalam rangka membantu memenuhi kebutuhan perumahan teru-tama bagi kalangan masyarakat berpenghasilan rendah, Perumnas dalam tahun keempat Repelita III telah membangun sekitar 41.977 rumah yang terdiri dari sekitar 9.849 rumah sederhana, 26.280 rumah inti dan sekitar 5.484 unit rumah susun (flat) yang tersebar di 10 kota. Kecuali itu dalam tahun keempat Re-pelita III Bank Tabungan Negara memberikan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) sekitar 31.056 rumah termasuk sekitar 17.839 rumah yang dibangun melalui Perumnas.

Pelaksanaan kegiatan pemugaran perumahan desa sebagai usaha gotong-royong masyarakat desa meliputi antara lain pe-mugaran beberapa rumah desa, perbaikan jalan lingkungan desa, perintisan unit produksi bahan bangunan setempat, penyediaan sarana air bersih, pengadaan sarana mandi cuci kakus (MCK), dan pengadaan beberapa fasilitas sosial lingkungan. Dalam ta-hun keempat Repelita III kegiatan pemugaran perumahan desa telah dilaksanakan pada sekitar 1.066 desa tersebar pada 25 propinsi termasuk 63 desa dalam rangka penanggulangan bencana alam. Kegiatan ini meliputi antara lain: pemugaran terhadap 105.434 rumah, perintis pengadaan bahan bangunan setempat se-kitar 264 unit, pengadaan fasilitas lingkungan desa sekitar 3.024 unit, dan pengadaan sarana pembuangan air kotor sekitar 4.211 unit. Selain itu dilaksanakan pula peningkatan ketram-pilan yang meliputi sekitar 177.029 orang di desa.

Usaha pembinaan umum pembangunan perumahan rakyat antara lain dilaksanakan melalui Pusat Informasi Teknik Bangunan (PITB) yang telah didirikan di 25 ibukota propinsi. Salah sa-tu kegiatannya ialah melaksanakan penataran, termasuk pena-taran bagi sekitar 2.400 orang pada tahun keempat Repelita III di daerah yang tertimpa bencana alam.

Dalam rangka meningkatkan mutu kehidupan dan mencegah pencemaran lingkungan hidup telah dilakukan antara lain penelitian pemusnahan sampah dari rumah tangga dan sampah da-ri pasar secara biologis. Sementara itu penyebaran peningkat-an penyediaan air bersih sesuai dengan kebutuhan yang selalu terus meningkat, telah mencapai kota-kota besar sampai kota kecil termasuk ibu kota kecamatan di berbagai propinsi. Dalam tahun ketiga Repelita III kapasitas produksi air bersih kota telah bertambah dengan 3.562,5 liter per detik tersebar di 134 kota. Keadaan kapasitas air bersih kota secara keseluruh-an sampai dengan tahun ke empat Repelita III menjadi sekitar

I/41

Page 46: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

33.483 liter per detik tersebar di berbagai kota besar dan sedang serta beberapa kota ibu kota kecamatan.

Usaha peningkatan dan pemerataan pelayanan air bersih se-makin mendapat perhatian khusuanya bagi penduduk yang ber-penghasilan rendah. Dalam hal ini telah ditingkatkan jumlah penyediaan dan pemasangan hidran umum dan sambungan rumah. Dalam tahun keempat Repelita III usaha ini bertambah dengan 1.797 buah hidran umum dan 49.742 buah sambungan rumah yang mampu melayani 856.820 orang penduduk pada berbagai kota.

Kecuali itu dalam tahun keempat Repelita III telah di-siapkan studi penyediaan air bersih untuk 66 kota kecil dan 100 ibu kota Kecamatan.

Peningkatan status Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yakni badan usaha pengelolaan air bersih sebagai suatu peru-sahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku, terus dilaksana-kan. Dalam tahun ke empat Repelita III telah terbentuk 33 ba-dan pengelola air minum.

Usaha untuk meningkatkan mutu sanitasi lingkungan meli-puti kegiatan seperti perbaikan sarana persampahan lingkung-an, perbaikan sarana pembangunan air kotor lingkungan dan perbaikan sarana atau saluran jaringan air hujan lingkungan. Pada lokasi.kota tertentu kegiatan ini dikaitkan dengan kegi-atan perbaikan lingkungan perumahan kota atau perbaikan kam-pung. Pelaksanaannya selama ini masih terbatas pada kegiatan perintisan di beberapa kota. Untuk itu antara lain dikerjakan kegiatan perbaikan saluran pembuangan air hujan lingkungan di 12 kota. Perbaikan saluran pembuangan air kotor lingkungan selama ini telah dikerjakan di 5 kota, sedangkan perbaikan sistem pembuangan sampah lingkungan telah dikerjakan di 9 kota.

Kebijaksanaan dan langkah-langkah di bidang pembangunan daerah, desa dan kota antara lain ditujukan untuk meningkat-kan pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah ta-nah air serta meningkatkan laju pertumbuhan setiap daerah. Dalam rangka program pembangunan daerah tingkat I, bantuan yang diberikan dalam tahun 1982/83 telah ditingkatkan dari Rp. 215.,000 juta pada tahun 1981/82 menjadi Rp. 253.000 juta pada tahun 1982/83. Bantuan minimum yang diberikan untuk masing-masing propinsi telah ditingkatkan dari Rp. 7.500 juta pada tahun 1981/82 menjadi Rp. 9.000 juta pada tahun 1982/83. Dalam tahun 1982/83 dari jumlah dana sebesar Rp. 253.000 juta telah dapat diselesaikan berbagai macam kegiatan pembangunan

I/42

Page 47: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

baik di bidang ekonomi, sosial maupun kebudayaan yang selu-ruhnya dilaksanakan oleh aparat pemerintah daerah. Sejalan dengan itu, kegiatan pengembangan wilayah di 10 Propinsi te-rus dilanjutkan, dengan jumlah dana Rp. 11,5 milyar dan jum-lah proyek seluruhnya sebanyak 310 buah.

Program pembangunan daerah tingkat II didasarkan atas perhitungan jumlah penduduk di tiap-tiap daerah tingkat II, jumlahnya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Apabila dalam tahun 1981/82 bantuan yang diberikan adalah Rp. 1.000 per ka-pita, maka dalam tahun 1982/83 telah ditingkatkan menjadi Rp. 1.150 per kapita, sedangkan bantuan minimum telah ditingkat-kan dari Rp 150 juta pada tahun 1981/82 menjadi Rp. 160 juta pada tahun 1982/83. Jumlah seluruhnya program pembangunan daerah tingkat II ialah sebanyak Rp. 185.934,8 juta dan telah dipergunakan untuk melaksanakan 4.677 proyek meliputi prasa-rana perhubungan, prasarana pengairan dan proyek-proyek lain-nya seperti pasar, riool dan lain sebagainya. Selain program pembangunan daerah tingkat II, telah diberikan pula berbagai bantuan kepada daerah, yaitu bantuan pembangunan Sekolah Da-sar, Sarana Kesehatan, Penghijauan dan Reboisasi, Kredit Pem-bangunan/Pemugaran Pasar dan bantuan penunjangan jalan Kabu-paten. Kesemuanya ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pembangunan dan memperluas kesempatan kerja.

Untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan penduduk di pedesaan serta mempercepat pembangunan pedesaan, maka ban-tuan yang diberikan dalam tahun 1981/82 sebesar Rp 1 juta un-tuk setiap desa, telah ditingkatkan menjadi Rp. 1,25 juta da-lam tahun 1982/83. Jumlah seluruh biaya yang telah diper-gunakan untuk pembangunan desa pada tahun 1982/83 mencapai Rp. 89.391 juta. Dengan biaya tersebut telah dihasilkan 85.450 proyek prasarana desa.

Dalam rangka tertib penggunaan, penguasaan dan pemilikan atas tanah, kegiatan program pengembangan tata guna tanah dan program tata agraria terus ditingkatkan. Kegiatan pemetaan tata guna tanah telah meningkat dari 127.620 km2 pada tahun 1981/82 menjadi 196.926 km2 dalam tahun 1982/83. Demikian pu-la kegiatan pemetaan situasi tanah dan penerbitan Surat Kepu-tusan berbagai hak atas tanah telah meningkat dari tahun ke tahun, sehingga semakin bertambahlah anggota masyarakat yang memperoleh kepastian hukum atas tanah mereka. Demikian pula pembinaan tata ruang terus ditingkatkan.

Dengan semakin meningkatnya pembangunan yang dilaksanakan di daerah, telah dilakukan usaha-usaha peningkatan kemampuan

I/43

Page 48: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

dan ketrampilan aparatur pemerintah daerah melalui berbagai kursus dan latihan. Dalam tahun 1982/83 telah dilatih kurang lebih 1.894 orang aparat Pemerintah Daerah baik Tingkat I maupun Tingkat II, melalui berbagai kursus dan latihan.

Pembangunan Daerah Timor Timur yang telah dilaksanakan dalam tahun-tahun sebelumnya, terus dilanjutkan dan diting-katkan dalam tahun 1982/83. Sasaran pembangunan terutama di-arahkan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat sehingga dalam waktu singkat diharapkan kehidupan masyarakat di daerah ter-sebut dapat sejajar dengan daerah-daerah lainnya di Indone-sia. Dana yang dialokasikan ke daerah tersebut meningkat dari Rp. 29.549,7 juta dalam tahun 1981/82 menjadi Rp. 41.144,9 juta dalam tahun 1982/83.

Dalam rangka pembangunan dibidang agama telah diberi ban-tuan kepada tempat ibadah dalam tahun 1982/83 sebanyak 3.483 buah yang terdiri dari 2.968 mesjid, 167 gereja Protestan, 170 gereja Katholik, 143 Pura Hindu dan 35 Wihara.

Sementara itu dalam tahun 1982/83 telah dibangun 316 Ba-lai Nikah dan perluasan sejumlah 69 buah Balai Sidang Penga-dilan Agama yang terdiri dari 67 buah Balai Sidang Pengadilan Agama Tingkat Pertama dan 2 buah Balai Sidang Pengadilan Aga-ma Tingkat Banding.

Selain daripada itu telah pula disediakan sejumlah sarana lainnya termasuk buku-buku bagi para petugas NTCR dan Hakim Agama disamping Penataran bagi Hakim Agama dan Panitera serta petugas NTCR.

Dalam tahun 1982/83 telah diusahakan penyediaan dan pe-nyebaran sebanyak 1.712.320 buah kitab suci berbagai agama, yang terdiri dari 1.370.000 kitab suci Al Qur'an, 122.600 In-jil Protestan, 102.320 Injil Katolik, dan 93.200 kitab suci Hindu serta 24.200 kitab suci agama Budha.

Kegiatan penerangan dan penyuluhan agama dalam tahun 1982 /83 telah memberikan bimbingan agama kepada 1.276 kelompok masyarakat yang terdiri dari kelompok masyarakat Islam 861 kelompok, masyarakat Protestan 210 kelompok, masyarakat Kato-lik 170 kelompok dan masyarakat Hindu dan Budha 35 kelompok. Di samping itu telah disediakan brosur agama sebanyak 1.086.000 eksemplar, yaitu bagi umat Islam 958.000 eksemplar, Protestan 84.000 eksemplar, Katolik 26.000 eksemplar dan umat Hindu dan Budha 18.000 eksemplar. Demikian pula telah disedi-akan paket dakwah sebanyak 51.330 paket, masing-masing bagi

I/44

Page 49: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

umat Islam 43.000 paket, Protestan 3.812 paket, Katolik 4.000 paket dan umat Hindu dan Budha 518 paket.

Dari berbagai bimbingan dan penyuluhan agama yang telah disebutkan di atas maka bimbingan agama melalui RRI/TVRI dari tahun ke tahun semakin meningkat baik di pusat maupun di dae-rah-daerah. Setiap minggu bagi masing-masing golongan agama diberikan kesempatan mengadakan rata-rata dua kali siaran agama dalam bentuk uraian maupun fragmen atau sandiwara.

Khusus untuk agama Islam, Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) telah semakin melembaga di tengah-tengah masyarakat baik di tingkat pusat maupun pada tingkat daerah. Dalam tahun 1982 MTQ tingkat nasional telah diselenggarakan di kota Medan.

Pembinaan suasana kerukunan hidup yang mantap di antara umat beragama dilakukan melalui berbagai usaha seperti meman-tapkan kerukunan intern umat beragama dan memantapkan keru-kunan antar umat beragama di berbagai daerah.

Untuk meningkatkan pelayanan fasilitas asrama haji, dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan perluasan asrama haji masing-masing di Surabaya, di Medan, di Ujung Pandang, dan di Ban-jarmasin. Di samping itu telah diterbitkan sejumlah buku pe-doman bagi para jemaah haji serta berbagai sarana bimbingan lainnya seperti kaset dan film ibadah haji.

Dalam rangka pendidikan agama tingkat dasar, dalam tahun 1982/83 telah direhabilitasi dan diperluas 95 Madrasah Ibti-daiyah Negeri (MIN) serta disediakan perala.tan/alat peraga, buku-buku pegangan guru dan murid sejumlah 4,5 juta buah, penyusunan naskah buku pedoman, penataran guru dan pembina sebanyak 4.000 orang. Untuk pembinaan pendidikan agama di Sekolah Dasar, telah ditatar 1.490 guru agama serta dise-diakan peralatan sebanyak 4.945 unit dan buku-buku pelajaran 3.095.500 buah. Di samping itu, melalui bantuan pembangunan Sekolah Dasar (Inpres) telah direhabilitasi 6.000 unit Madra-sah Ibtidaiyah Swasta.

Untuk pendidikan agama tingkat lanjutan pertama, dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan rehabilitasi dan perluasan 119 unit Madrasah Tsanawiyah Negeri yang terdiri dari ruang belajar, ruang guru dan ruang kantor. Di samping itu telah ditatar 5.760 guru dan disediakan 2,0 juta buku pelajaran, alat peraga serta diberikan bantuan buku-buku serta sarana lainnya kepada Madrasah Tsanawiyah Swasta. Sedangkan untuk meningkatkan mutu pendidikan agama pada sekolah umum lanjutan

I/45

Page 50: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

pertama telah dilaksanakan penataran 400 orang guru agama dan disediakan sejumlah 700.000 buah buku pelajaran sebagai buku pegangan guru dan murid. Pembinaan pondok pesantren telah di-laksanakan antara lain melalui latihan ketrampilan bagi tena-ga-tenaga pembina pondok pesantren sejumlah 580 orang. Di samping itu telah pula diberikan bantuan buku agama bagi 284 pondok pesantren, bantuan alat dan bahan praktikum bagi 223 pondok pesantren serta bantuan untuk pembangunan bengkel kerja dan rehabilitasi gedung bagi 150 pondok pesantren.

Di lingkungan pendidikan agama tingkat lanjutan atas da-lam tahun 1982/83 telah direhabilitasi 62 buah madrasah Ali-yah Negeri. Penataran guru dan pembiria meliputi 1.229 orang serta pengadaan buku pelajaran dan pedoman guru sejumlah 445.000 eksemplar. Selanjutnya telah diadakan perluasan/reha-bilitasi 43 buah. PGAN, yang terdiri dari PGAN Islam, PGAN Protestan dan PGAN Hindu dan Budha, penataran guru dan pembina sejumlah 623 orang, serta penyediaan buku pelajaran dan pedoman guru sejumlah 420.850 eksemplar. Di samping itu telah diberikan bantuan bagi PGA Swasta (Protestan, Katholik, Hindu dan Budha) berupa rehabilitasi gedung bagi 73 PGAS, penataran guru sejumlah 564 orang dan penyediaan buku pelajaran sejum-lah 42.690 eksemplar. Dalam rangka peningkatan mutu pendidik- an agama di sekolah umum tingkat lanjutan atas telah ditatar sejumlah guru agama di samping penyediaan buku pegangan guru.

Dalam rangka pembinaan pendidikan agama tingkat tinggi, dalam tahun 1982/83 telah dibangun dan diperluas fasilitas perkuliahan seluas 8.660 m2, pengadaan tanah untuk perluasan beberapa kampus IAIN dan pembangunan rumah dosen. Demikian pula telah dilakukan penelitian dalam berbagai bidang, bantu-an kepada 68 dosen untuk mengikuti program doktor dan studi pascasarjana, di samping penyediaan buku perpustakaan. Maha-siswa IAIN yang telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam tahun 1982/83 berjumlah 2.220 mahasiswa.

Pembinaan dan bantuan bagi perguruan tinggi agama swasta (PTAS) meliputi penataran dosen, bantuan penelitian, buku-bu- ku perpustakaan serta sejumlah peralatan/sarana lainnya. Ban-tuan serupa telah pula diberikan kepada sejumlah PTAS Protes-tan, PTAS Katholik dan PTAS Hindu/Budha.

Mengenai kegiatan penelitian dan pengembangan agama, da-lam tahun 1982/83 telah dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain penelitian 30 pokok masalah kemasyarakatan di berbagai daerah, latihan/pengembangan tenaga penelitian dan pertemuan ilmiah dalam rangka pengembangan penelitian.

I/46

Page 51: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Dalam tahun 1982/83 di bidang pendidikan dan pengembangan generasi muda telah dilaksanakan peningkatan pemerataan ke-sempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan, pengembangan pendidikan luar sekolah (pendidikan masyakarat), perluasan pembinaan olah raga oagi seluruh anggota masyarakat dan pembinaan peningkatan prestasi olahraga, perluasan partisipasi pemuda dalam pembangunan, dan peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan.

Jumlah murid Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah me-ningkat dari 21.892 juta pada tahun 1978/79 menjadi 28.238 juta pada tahun 1982/83, yang berarti kenaikan 6.436 juta, atau kenaikan 29%. Jumlah murid tahun 1982/83 sebanyak 28.238 juta tersebut, terdiri dari 24.095 juta anak berusia 7-12 tahun, sedangkan 4.143 juta lainnya berusia dibawah 7 tahun atau diatas 12 tahun.

Sementara itu dapat dikemukakan bahwa pada tahun 1982/83 jumlah anak berusia 7 - 12 tahun (usia Sekolah Dasar) adalah 25.817 orang. Sebagaimana dikemukakan diatas, 24.095 juta da-ripadanya telah tertampung pada Sekolah-sekolah Dasar. Hal ini menunjukkan bahwa 93,4% dari anak berusia 7 - 12 tahun pada tahun 1982/83 telah dapat tertampung pada Sekolah-seko-lah Dasar.

Apabila jumlah seluruh murid Sekolah Dasar tahun 1982/83 yakni 28.238 juta diperbandingkan dengan jumlah anak usia 7-12 tahun (1982/83) yaitu 25.817 juta, maka hal ini menun-jukkan bahwa "angka partisipasi kasar" telah mencapai 109,3%. Keadaan ini menunjukkan bahwa jumlah tempat belajar sudah lebih besar dari pada jumlah anak usia 7-12 tahun. Dengan demikian nampak bahwa sasaran Repelita III untuk menyediakan fasilitas belajar bagi semua anak usia 7-12 tahun sudah dapat dicapai pada tahun keempat Repelita III.

Jumlah murid SMTP yang pada tahun 1978/79 berjumlah 2.674 juta meningkat menjadi 4.334 juta murid pada tahun 1982/83, atau kenaikan 1.600 juta murid (62% selama 4 tahun). Daya tampung berbagai SMTA telah pula meningkat, yaitu dari 1.290 juta pada tahun 1978/79 menjadi 2.285 juta pada tahun 1982/83, yang berarti kenaikan 0,995 juta atau 77% selama 4 tahun. Jumlah mahasiswa juga telah meningkat dari 388,5 ribu mahasiswa pada tahun 1978/79 menjadi 692,7 ribu pada tahun 1982/83, yang berarti kenaikan sebanyak 304,2 ribu atau 78,3% selama empat tahun.

1/47

Page 52: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar pada SD dilakukan melalui Instruksi Presiden tentang Bantuan Pemba-ngunan Sekolah Dasar (Inpres SD). Dalam tahun 1982/83 telah dan sedang dibangun 22.600 buah gedung SD baru (masing-masing 3 ruang kelas). Di samping itu dilaksanakan pula pembangunan tambahan 35.000 ruang kelas baru pada SD yang sudah ada serta rehabilitasi 25.000 gedung sekolah (16.775 gedung SD Negeri, 2.225 SD Swasta dan 6.000 Madrasah Ibtidaiyah Swasta).

Dengan adanya pembangunan gedung-gedung SD di atas dalam tahun 1982/83 telah. dan sedang dilaksanakan pengangkatan 121.100 tenaga guru dan tenaga lainnya pada SD yaitu 85.550 guru kelas/bidang studi, 23.700 guru agama dan 11.850 penjaga sekolah.

Perluasan pemerataan dan pemantapan kesempatan belajar pada SD disertai pula dengan usaha peningkatan mutu pendidik-annya. Dalam tahun 1982/83 sebanyak 299.293 tenaga guru ke-las/bidang studi telah mendapatkan penataran.

Buku pelajaran pokok SD yang telah dan sedang disediakan tahun 1982/83 mencapai jumlah 45,400 juta. Di samping buku pelajaran telah disediakan pula buku bacaan kanak-kanak pada perpustakaan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, sebanyak 30,0 juta buku bacaan.

Di samping itu telah pula disediakan alat peraga (IPA, IPS, Matematika dan Bahasa Indonesia) sebanyak 80.420 perang-kat serta alat keterampilan, kesenian dan olahraga sebanyak 60.680 perangkat.

Pembinaan pendidikan Taman Kanak-kanak dilakukan antara lain melalui pengadaan berbagai jenis buku (buku pedoman gu-ru/murid, buku perpustakaan dan buku kurikulum TK), penyem-purnaan kurikulum, serta penataran guru dan pembina TK. Di samping itu telah disediakan alat-alat peraga serta didirikan pula Taman Kanak-kanak percontohan.

Pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB) dilaksanakan antara lain melalui pengadaan 33.000 buah buku pedoman guru/murid dan buku kurikulum, 5.000 buku evaluasi belajar, dan 10.000 buletin guru serta penataran guru dan pembina SLB sebanyak 450 guru dan pembina.

Perluasan daya tampung SMTP terutama dilakukan melalui pembangunan gedung baru SMP. Dalam tahun 1982/83 telah diba-ngun sejumlah 1.010 buah (dengan rata-rata masing-masing 4

I/48

Page 53: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

ruang kelas) dan pembangunan 5.000 tambahan ruang kelas baru pada SMP yang ada. Kecuali itu telah pula diperbaiki kembali 380 gedung SMP. Kegiatan tersebut ditunjang dengan pengang-katan 10.500 orang guru.

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dalam tahun 1982/ 83 telah ditatar 21.500 guru SMP dan SMA yang dilakukan mela-lui 9 buah Balai Penataran Guru (BPG). Jumlah buku pelajaran pokok bagi SMP dan SMA yang telah disediakan tahun 1982/83 mencapai 16,500 juta.

Peningkatan mutu SMP telah secara khusus diusahakan mela-lui pengadaan ruang-ruang laboratorium IPA bagi gedung-gedung sekolah yang belum memilikinya, yaitu pembangunan sejumlah 451 ruang laboratorium. Di samping itu telah dilaksanakan pengadaan alat laboratorium IPA bagi semua SMP sebanyak 1.600 perangkat.

Selanjutnya, dalam tahun 1982/83 mutu dan relevansi pen-didikan SMP telah pula ditunjang dengan penyediaan buku per-pustakaan/bacaan sebanyak 1.000.000 buah bagi SMP bersama SMA, penyediaan alat keterampilan 1.394 perangkat, alat pe-raga matematika 553 perangkat serta alat kesenian dan olah raga sejumlah 1.098 perangkat, kesemuanya bagi SMP.

Dalam tahun 1982/83 telah dilakukan pula pengembangan/re-habilitasi gedung sekolah bagi 35 ST dan 9 SKK disertai de-ngan pengadaan peralatan praktek dan penyediaan buku pelajar-an.

Guna mempercepat perluasan kesempatan belajar pada SMA, dalam tahun 1982/83 telah dibangun 152 buah SMA (masing-masing rata-rata dengan 6 ruang kelas) dan ruang kelas tam-bahan 1.000 ruang. Di samping itu telah dilakukan rehabili-tasi terhadap 107 sekolah.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, telah dibangun 125 ruang laboratorium IPA, 100 ruang perpustakaan dan 90 ruang keterampilan pada SMA yang masih memerlukannya. Di sam-ping itu telah disediakan 150 perangkat peralatan laborato-rium IPA dan alat peraga matematika 319 perangkat serta alat kesenian dan olahraga 395 perangkat.

Selanjutnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan meman-tapkan daya tampung pada berbagai Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan dan Teknologi telah dilakukan pembangunan, per-luasan dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang dilengkapi

I/49

Page 54: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

dengan peralatan dan perlengkapan pendidikan lainnya. Kegiat-an pengembangan tersebut dilakukan terhadap 8, buah STM Pem-bangunan (4 tahun) dan 9 Pusat Latihan Pendidikan Teknik (PLPT), 132 STM (3 tahun), 21 STM Pertanian, 4 STM Khusus (grafika, perkapalan dan penerbangan), 279 SMEA dan 112 berbagai Sekolah Kejuruan lainnya. Di samping itu juga dilakukan pengadaan buku pelajaran sebanyak 1.724.000 ek-semplar.

Dalam rangka pembinaan pendidikan guru, khususnya untuk meningkatkan mutu sekaligus meningkatkan jumlah lulusan SPG/ SGO telah dilakukan pembangunan, rehabilitasi dan perluasan gedung sekolah sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah. Dalam tahun 1982/83 telah dikembangkan sejumlah 67 SPG, SGLB, SGO. Selanjutnya dalam tahun 1982/83 telah disediakan sebanyak 2.660.000 buku pelajaran pokok.

Penambahan tenaga guru telah dilakukan melalui pengang-katan guru sejumlah 100 orang. Juga telah dilakukan penataran guru dan tenaga teknis 1.160 orang. Telah dilakukan pula pe-nyediaan peralatan pendidikan sebanyak 100 perangkat.

Dalam rangka peningkatan mutu, telah disediakan buku pe-lajaran pokok sebanyak 39.000 buku pada perpustakaan dan pe-ngadaan/penerbitan 8.800 buku pelajaran. Perhatian khusus te-lah diberikan pada penyediaan peralatan laboratorium sebanyak 270 perangkat peralatan laboratorium bagi berbagai ilmu.

Usaha mengatasi kekurangan tenaga guru pada SMTP dan SMTA telah dilakukan antara lain melalui pengembangan pendidikan diploma pada IKIP dan Universitas-universitas yang mempunyai Fakultas Keguruan/Ilmu Pendidikan. Dalam usaha tersebut telah dilaksanakan pengadaan tenaga kependidikan sebanyak 33.790.

Bersamaan dengan itu telah pula ditatar dosen-dosen 10.000 orang dari bidang-bidang ilmu pertanian, sains dan teknologi, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu sosial budaya. De-mikian pula pembinaan tenaga akademis/dosen dalam proses be-lajar mengajar, ilmu pendidikan dan keguruan. Di samping itu dilaksanakan pula pendidikan pasca sarjana/program doktor (termasuk pendidikan dokter ahli) sebanyak 2.081 tenaga pe-serta. Selanjutnya telah dilakukan 1.504 judul penelitian.

Beasiswa yang telah disediakan bagi mahasiswa, khusus un-tuk studi berbagai bidang ilmu yang relatif langka peminat, serta bagi program diploma kependidikan mencapai sebanyak 8.811 beasiawa.

I/50

Page 55: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Beasiswa penunjangan bakat dan prestasi yang diberikan dalam tahun 1982/83 mencapai sebanyak 35.225 yaitu untuk SD 13.834, untuk SMTP 9.169, untuk tingkat SMTA sebanyak 7.112 dan untuk perguruan tinggi negeri dan swasta sebanyak 5.110.

Peningkatan pendidikan masyarakat dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan melalui pembinaan sejumlah kelompok be-lajar pendidikan Dasar, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, kejuruan serta kelompok belajar berusaha yang telah melibat-kan 1.279.725 orang peserta. Selanjutnya, untuk menunjang terlaksananya kegiatan belajar tersebut telah dilaksanakan latihan bagi para calon tutor monitor dan sumber belajar yang melibatkan sejumlah 6.564 orang.

Dalam rangka perluasan partisipasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan dalam tahun 1982/83 dilaksanakan kegiatan antara lain latihan perintis pemuda sejumlah 4.500 orang, la-tihan pemuka pemuda sejumlah 600 orang, dan latihan penuntun pemuda sejumlah 506 orang. Sementara itu telah dilaksanakan pula penataran pemuda tingkat nasional berupa penataran P4 Pemuda yang melibatkan sejumlah 450 orang, P4 tingkat daerah 624 orang, dan penataran P4 di luar negeri sejumlah 450 orang. Sementara itu dibangun pula 4 buah Pondok Pemuda.

Kegiatan pengembangan keterampilan dan daya kreasi telah dilaksanakan antara lain dengan kegiatan pertukaran pemuda antar propinsi yang melibatkan sejumlah 200 orang, pertukaran pemuda antar negara sebanyak 550 orang dalam rangka kerjasama internasional di bidang kepemudaan. Kegiatan lainnya adalah pembinaan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka sebanyak 26 tim serta penyelenggaraan festival tahunan pemuda di 26 lokasi.

Pengembangan wadah-wadah generasi muda telah dilaksanakan dengan pemberian bantuan kepada Komite Nasional Pemuda Indo-nesia (KNPI), Pramuka serta organisasi pemuda lainnya. Kecuali itu telah dilakukan pula berbagai program pembinaan generasi muda di bidang agama, hukum, kesejahteraan sosial, kesehatan, industri, pertanian, transmigrasi, ketenaga-kerjaan dan perdagangan.

Dalam tahun 1982/83 pembinaan olahraga bagi anggota ma-syarakat telah dilaksanakan melalui pemasalan olahraga pela-jar dan mahasiswa yang melibatkan 229.910 orang, serta pema-salan olahraga masyarakat yang melibatkan 454.537 orang, dan penataran bagi para pelatih olahraga/guru olahraga telah di-laksanakan terhadap 1.809 orang. Sementara itu telah dilaksa-

I/51

Page 56: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

nakan pula kejuaraan nasional, regional maupun internasional yang melibatkan 1.398 pelajar serta 920 mahasiswa.

Dalam rangka olahraga karya yang bersifat pembibitan te-lah dilaksanakan pembinaan olahraga berbakat sebanyak 203 di Pusat serta 103 orang di daerah untuk berbagai cabang olah-raga. Di samping itu telah dikembangkan sarana berbagai ca-bang olahraga.

Bantuan pembinaan organisasi olahraga dan peningkatan prestasi olahraga telah diberikan kepada KONI, diantaranya untuk kegiatan pengembangan Pusat Ilmiah Olahraga, dan pe-nyelenggaraan coaching clinic cabang-cabang olahraga di beberapa propinsi.

Usaha memperluas kesempatan belajar pada tingkat pendi-dikan dasar telah dilaksanakan melalui program PAMONG yaitu pendidikan anak oleh masyarakat, orang tua, dan guru yang sementara ini telah dan sedang dicobakan di beberaga daerah. Di samping itu telah dilaksanakan pula program SD Kecil yang ditujukan untuk menampung anak-anak yang tinggal di daerah terpencil. Pada tahap ini telah dirintis Sekolah Dasar Kecil di daerah Kalimantan Tengah, Kendari Selatan dan Jawa Timur. Demikian pula telah dirintis pelaksanaan SMTP Terbuka di 5 Propinsi.

Dalam rangka usaha mengembangkan sistem pendidikan yang lebih serasi dengan pembangunan nasional telah dilaksanakan studi untuk merumuskan lebih lanjut hasil Komisi Pembaharuan Pendidikan yang telah dijadikan bahan ramuan untuk merumuskan konsep pembaharuan pendidikan Nasional. Sementara ini sedang pula disusun konsep Rancangan Undang-undang Pendidikan Na-sional.

Pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional dan pembi-naan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, telah dilaku-kan melalui program-program Kepurbakalaan, Kesejarahan, dan Permuseuman; Pengembangan Seni Budaya; Kebahasaan dan Kesu-sasteraan, Perbukuan dan Perpustakaan; Pembinaan Penghayatan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan program Pendi-dikan Tenaga Kebudayaan.

Dalam tahun 1982/83 program kepurbakalaan, Kesejarahan dan Permuseuman antara lain telah menyelesaikan 11 museum propinsi dan 1 museum. Nasional di Jakarta. Adapun 11 museum propinsi yang telah diselesaikan yaitu museum propinsi di Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali,

I/52

Page 57: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Nusa Tenggara Barat, Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sula-wesi Selatan, Maluku dan rehabilitasi Museum Nasional di Jakarta.

Demikian pula peralatan teknik telah disediakan untuk mu-seum seperti bahan edukasi, perpuatakaan, dokumentasi, pa-meran (78 unit), survey koleksi museum (116 lokasi) di 26 Propinsi yang meliputi bidang historika, replika, etnogra-fika, numismatika, keramika, arkeologika dan naskah kuno. Kecuali itu telah dilaksanakan pameran di 26 propinsi se-banyak 16 kali dan berbagai penerbitan brosur/majalah permu-seuman. Pendokumentasian bahan museum telah dilaksanakan di 23 propinsi. Untuk meningkatkan mutu pengelolaan museum dan tugas pelayanannya telah ditatar sebanyak 44 orang tenaga permuseuman.

Usaha-usaha peninggalan sejarah dan purbakala yang telah dilakukan dalam tahun 1982/83 antara lain : Inventarisasi, registrasi, dan dokumentasi peninggalan sejarah dan purbakala di 27 propinsi. Di samping itu, dilakukan pemugaran, pemeli-haraan, penyelamatan, dan perlindungan terhadap peninggalan sejarah dan purbakala, termasuk pemeliharaan bangunan dan si-tus kepurbakalaan; telah diselesaikan pemugaran candi Boro-budur dan pemugaran candi-candi lainnya, serta taman purba-kala yang tersebar di 27 propinsi termasuk Timor Timur. Dalam pada itu dilanjutkan pemugaran di komplek pemugaran di Aceh dan di Banten, dan melanjutkan pemugaran kompleks percandian Prambanan. Demikian pula telah dilakukan pemugaran kompleks kraton Boko di daerah Istimewa Yogyakarta, kompleks bekas ibu kota kerajaan Majapahit yaitu Trowulan di Jawa Timur serta kompleks prasejarah di Sangiran - Jawa Tengah.

Hasil-hasil pemugaran di bidang kepurbakalaan, keseja-rahan lainnya adalah berupa : pemugaran Taman Purbakala, Kompleks Percandian, kraton/Istana, pura dan puri, mesjid, makam, rumah adat, bangunan bersejarah, benteng dan lain-lain. Sebanyak 67 lokasi serta pemugaran Monumen Nasional (MONAS) dilanjutkan.

Kegiatan pengembangan seni budaya dalam tahun 1982/83 te-lah dilakukan melalui usaha-usaha peningkatan pembinaan dan pengembangan kelompok soeio drama (teater rakyat) di 27 pro-pinsi yang menjangkau pelaksanaan inventarisasi, penggalian, konservasi, dan penyebarluasan 7 jenis seni yaitu seni rupa, seni pedalangan, seni karawitan, seni sastra di seluruh pro-pinsi termasuk Timor Timur. Dalam pada itu, dilakukan pembi-

I/53

Page 58: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

naan dan pengembangan seni dan karya seni pada masyarakat luas melalui penyuluhan, sarasehan, pagelaran, dan pertukaran duta seni. Bantuan diberikan kepada seniman dan/atau organi-sasi kesenian di daerah, termasuk 19 daerah transmigrasi.

Aktivitas organisasi kesenian profesi ditingkatkan dalam 7 bidang seni, penanggulangan pengaruh kebudayaan yang ne-gatif di daerah, penyelesaian rencana induk masing-masing Taman Budaya, serta meningkatkan kerjasama kesenian antar ne-gara terutama ASEAN. Selain itu dilanjutkan usaha persiapan pendirian Wisma Seni Nasional melalui studi struktur organi-sasi dan pengelolaannya. Selain itu telah dilakukan penataran tenaga kesenian sebanyak 107 orang.

Dalam rangka pengembangan dan pembinaan Bahasa Indonesia dalam tahun 1982/83 telah dilakukan kegiatan antara lain sayembara mengarang dalam bahasa Indonesia bagi murid-murid tingkat sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, Se-kolah Menengah Tingkat Atas, Perguruan Tinggi, juga bagi Guru (para pendidik) dengan hasil seluruhnya 200 naskah, selain dilaksanakan pula penyusunan 6 judul kamus, satu kali sidang Majelis Bahasa Indonesia - Malaysia, pembinaan bahasa melalui TVRI dan RRI, serta penyelesaian gedung Pusat Bahasa di Ja-karta. Dalam rangka kegiatan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan sastra Daerah telah disusun laporan penelitian yang meliputi penelitian struktur bahasa daerah; sistem per-ulangan, sistem morfologi, morfosintaksis, geografi dialek, sastra lisan, novel dan drama. Selain itu telah diterbitkan pula sejumlah majalah untuk tingkat sekolah Dasar, Sekolah Menengah dan sekolah lanjutan dan Perguruan Tinggi.

Di bidang perpustakaan dilanjutkan persiapan perpustakaan nasional tahap terakhir, selain itu telah ditingkatkan fungsi 25 perpustakaan wilayah dengan jumlah 72.900 eksemplar buku, perpustakaan Dati II dengan jumlah 146.900 eksemplar buku, perpustakaan kecamatan/desa dengan jumlah 23.400 eksemplar buku, perpustakaan percontohan dengan 2.500 eksemplar buku, serta berbagai kegiatan lainnya.

Di bidang perbukuan telah dilaksanakan Pekan Buku Na-sional sebanyak satu kali setahun untuk tingkat nasional dan 5 kali setahun untuk tingkat Daerah. Kepada karya yang me-nonjol dalam rangka penulisan buku ilmiah maupun fiksi dan sastra remaja diberikan hadiah dan penghargaan.

Kegiatan di bidang media kebudayaan telah melaksanakan 5 kali acara Film Kebudayaan lewat TVRI, pembuatan 5 judul film

I/54

Page 59: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

kebudayaan 7 bidang Album Seni Budaya pembuatan monografi daerah sebanyak 5 judul, dan ceritera bergambar 2 judul.

Dalam hal penerbitan buku Sastra Indonesia dan Daerah telah dicetak dan didistribusikan ke daerah-daerah sebanyak 50 judul buku sastra.

Kegiatan inventarisasi kebudayaan dalam tahun 1982/83 an-tara lain : Inventarisasi kebudayaan yang dilakukan dalam pe-nyelamatan dan pemeliharaan warisan budaya dan telah berhasil dihimpun 5 aspek yaitu : aspek sejarah daerah, aspek adat is-tiadat, aspek cerita rakyat, aspek permainan rakyat, dan aspek geografi budaya daerah, yang meliputi 130 naskah dan terbitan sebanyak 91 judul naskah.

Dalam rangka kegiatan penelitian bahasa dan sastra Indo-nesia dan Sastra daerah, telah disusun laporan penelitian se-banyak 102 jenis, pencetakan naskah penelitian sebanyak 138.000 eksemplar yang meliputi antara lain penelitian struk-tur bahasa daerah; sistem perulangan, sistem morfologi, mor-fosintaksis, geografi, dialek, sastra, lisan novel dan drama.

Selain itu telah diadakan penulisan biografi Pahlawan Na-sional dan tokoh Nasional masing-masing sebanyak 75 orang to-koh. Di samping itu program ini melaksanakan koordinasi dan bimbingan pada 166 proyek di 27 propinsi.

Kegiatan penelitian purbakala meliputi penelitian pra se-jarah, arkeologi klasik, arkeologi Islam, paleoantropologi, dan paleoekologi radiometri. Di samping itu telah pula di-bangun 3 buah laboratorium arkeologi beserta peralatannya di Bandung, Yogyakarta dan Bali.

Pembinaan Penghayatan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam tahun 1982/83 dilakukan antara lain melalui inventarisasi dan dokumentasi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan menghasilkan 26 naskah, penerbitan Pedoman Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebanyak 1 naskah dan mengadakan sarasehan sebanyak 7 kali serta pening-katan tenaga pembinaan dan bimbingan Pinisepuh sebanyak 50 orang.

Disamping itu telah diadakan penyempurnaan terhadap satu hasil naskah inventarisasi dan penyelenggaraan sarasehan penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai forum komunikasi. Juga telah diadakan bimbingan maupun siaranbimbingan melalui radio dan televisi.

I/55

Page 60: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Di samping kegiatan di atas, dalam rangka program pendi-dikan bidang kebudayaan telah ditatar sebanyak 341 orang yang meliputi bidang museum, kepurbakalaan, kesenian, perpustakaan dan kebahasaan.

Dalam rangka pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi, pe-nelitian dan statistik pada tahun 1982/83 penambahan jumlah dan perbaikan mutu penelitian/ilmuwan diutamakan dengan me-manfaatkan lembaga pendidikan dan penelitian di dalam maupun di luar negeri dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teru-tama yang menyangkut bidang ilmu pengetahuan bidang eksakta dan sosial budaya.

Dalam pembangunan fisik/laboratoria dalam tahun anggaran 1982/83 reaktor atom di Bandung diarahkan untuk mampu mempro-duksi bahan-bahan radio isotop. Selanjutnya pembangunan kom-pleks Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUS-PIPTEK) di Serpong mengalami penyelesaian beberapa labora-toria seperti laboratorium uji konstruksi (LUK), laboratorium kalibrasi, instrumentasi dan metrologi (KIM), serta beberapa sarana penunjangnya.

Penelitian dalam bidang Kebutuhan dasar dalam tahun 1982/ 83 mencakup 10 penelitian biomedis dan 7 penelitian ekologi kesehatan, 3 penelitian tentang penyakit kanker dan radio-logi, 7 penelitian farmasi, 6 penelitian pergizian, 6 pene-litian pelayanan kesehatan, 3 penelitian wanita dalam pem-bangunan kesehatan (yang meliputi propinsi Daerah Istimewa Aceh, Bengkulu dan Nusa Tenggara Timur) dan 2 penelitian ke-sehatan anak sekolah.

Demikian pula dalam bidang penelitian sandang telah dia-dakan penelitian terhadap proses pembuatan benang tekstil berikut bahan bakunya dan pengembangan industri benang teks-tur serta modifikasinya terhadap sistem konvensional. Dalam bidang pangan dalam tahun 1982/83 telah diteliti akibat-aki-bat pasca panen terhadap berbagai hasil produksi selain be-ras, terutama untuk mengetahui penyusutannya akibat pengang-kutan, pengemasan ataupun sistem panennya.

Dalam bidang penelitian tanaman untuk hasil ekspor telah diteliti penyakit yang telah menimpa cengkeh di Sumatera Barat maupun di Sulawesi Utara, penyakit hama mana telah mengakibatkan penurunan produksi perkebunan cengkeh dalam ta-hun 1982/83. Demikian pula telah dicoba pembibitan berbagai jenis udang di kabupaten Jayawijaya dan Wamena/Irian Jaya, dalam usaha merencanakan pembudidayaan jenis udang-udang ini

I/56

Page 61: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

serta untuk meningkatkan gizi maupun taraf hidup masyarakat setempat.

Pengawetan pangan diusahakan melalui berbagai penelitian. Antara lain telah dipergunakan teknik nuklir dalam tahun 1982/83 untuk bidang pertanian, kesehatan, industri dan per-minyakan dengan menggunakan isotop. Untuk ini kemampuan reak-tor Triga Mark II di Bandung ditingkatkan dalam bidang pro-duksi isotop sebagai sarana penunjang penelitian tersebut di atas.

Di laut diusahakan pula memperoleh sumber-sumber pangan yang baru melalui penelitian terhadap klorofil yang terdapat di daerah Merak, Selat Sunda dan Selat Bali. Selain itu juga telah dilakukan berbagai penelitian dalam tahun 1982/83 yang bersifat kimiawi dan fisik oseanografik maupun merupakan pe-nelitian ekologi laut serta penelitian biologi laut di Sula-wesi Utara, Teluk Tomini/Sulawesi Tengah dan di Ternate/Ma-luku. Penelitian ini membuktikan bahwa di tempat-tempat ter-sebut terdapat kemungkinan produktivitas yang tinggi untuk ikan, mengingat kepadatan phytoplankton maupun data hidrologi lainnya yang menunjukkan ke arah ini.

Dalam bidang sumber daya alam dan energi dalam tahun 1982/83 telah ditingkatkan kemampuan pemanfaatan energi air, energi kayu, energi batubara, energi geotermal, energi angin, bahan nuklir dan bahan pemanfaatan sumber hayati, seperti singkong untuk etanol dan eceng gondok untuk pengembangan biogas. Dalam rangka memanfaatkan teknologi mutakhir, dikem-bangkan pemanfaatan energi konversi perbedaan suhu air laut (oceanthermal-energy-conversion). Khusus mengenai pengem-bangan bahan nuklir untuk energi, telah ditingkatkan kemam-puan reaktor-reaktor penelitian di Bandung dan Yogyakarta. Selain itu penelitian pemanfaatan tenaga nuklir untuk listrik di pantai Utara pulau Jawa telah dilanjutkan dalam tahun 1982/83.

Kegiatan Inventarisasi sumber daya air dan tanah dilan-jutkan di berbagai lokasi seperti di Jawa, Sumatera, Kali-mantan dan Sulawesi. Tujuan penelitian ini ialah menunjang usaha perluasan areal pertanian di luar Jawa maupun peles-tarian sumber daya setempat.

Mengingat pentingnya air beraih untuk masyarakat, dalam tahun 1982/83 telah dilakukan penelitian di daerah pasang surut Rantau Rassau/Sumatera dan di daerah pasang surut di Sei Rassau/Kalimantan. Hasil penelitian di sini menunjukkan

I/57

Page 62: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

bahwa sumber air setempat dapat dipergunakan sebagai sumber air baku air minum, walaupun masih memerlukan penyesuaian dengan standar air minum Indonesia.

Penelitian terhadap batuan kaya kalium di Gunung Muria/ Jawa Tengah berdasarkan data fisik dan geomagnit, menunjukkan bahwa batuan tersebut mengandung unsur kalium dalam satuan yang cukup tinggi.

Dalam bidang keantariksaan antara lain telah diselesaikan stasiun peluncuran balon di Watukosek/Jawa Timur dalam tahun 1982/83.

Dalam bidang industri dan jasa penelitian antara lain me-liputi pengembangan teknologi dan jasa dalam bidang elektro-teknika, seperti peningkatan mutu kabel untuk telekomunikasi dan peningkatan kemampuan dalam bidang gelombang elektro magnetika. Demikian pula telah ditingkatkan kemampuan penga-wasan keamanan sarana industri dalam tahun 1982/83 melalui teknologi radiografi demi perbaikan peralatan diesel, pipa atau boiler dari PLN di Jember, Surabaya, Ujung Pandang dan Jakarta.

Dalam bidang penerbangan telah dikembangkan kemampuan produksi dalam negeri dari berbagai pesawat terbang, seperti pengembangan tipe pesawat CN-235 yang menggunakan dua mesin dan mampu mengangkut 35 orang penumpang.

Pula telah dikembangkan kemampuan produksi stasiun bumi dalam tahun 1982/ 83 di daerah Irian Jaya, Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan di Kepulauan Riau, antara lain dengan tujuan agar siaran-siaran televisi dapat menjangkau daerah-daerah terpencil di propinsi ini.

Melalui penelitian radioaktif dalam tahun 1982/83 telah dapat ditentukan arah gerakan lumpur, sehingga akan dapat di-tentukan tempat pembuangan yang tepat bagi lumpur hasil pe-ngerukan pelabuhan. Selain itu, pengukuran kadar tritium da-lam air tanah dilakukan untuk menentukan umur air tanah yang penting bagi penelitian uap geotermal dan cadangan air.

Dalam tahun 1982/83 pula telah ditingkatkan kemampuan da-lam bidang atandardisasi dan kalibrasi serta dosimetri, hal-mana meliputi pemasangan dan pengoperasian pesawat sinar X sebagai sumber kalibrasi, penyempurnaan prosedur dan metoda kalibrasi, pemasangan dan pengoperasian TL-analyser untuk ke-

I/58

Page 63: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

perluan dosimetri, penelitian TLD untuk pemonitoran dosis perorangan, pemasangan dan pengoperasian alat sistem pencacah latar rendah untuk menunjang program pengukuran radioak-tivitas lingkungan.

Penelitian dalam bidang pertahanan dan keamanan diarahkan untuk mengembangkan berbagai konsep dan metoda penanganan, pengembangan sistem senjata dan peningkatan pengetahuan ten-tang sumber daya manusia sebagai potensi ketahanan nasional.

Dalam bidang sosial, ekonomi, budaya, hukum, dan falsafah terutama bidang hukum dalam tahun 1982/83 telah menghasilkan rumusan tentang perlindungnan terhadap konsumen, aspek hukum telekomunikasi, perlindungan terhadap pengusaha kecil, ma-salah pemukiman dan implementasi Wawasan Nusantara menurut penjabaran hukum dan perundang-undangan Nasional serta kebi-jaksanaan-kebijaksanaan yang telah digariskan.

Dalam rangka pembangunan kesehatan , maka penyediaan dan peningkatan sarana pelayanan melalui Puskesmas pada tahun 1982/83 telah ditingkatkan dengan pembangunan 200 Puskesmas lengkap dengan alat medis sederhana, alat non medis, obat-obatan, rumah dokter dan 2 rumah staf. Di samping itu Puskes-mas yang telah ada dan belum memenuhi standar yang ditetap-kan, diusahakan peningkatan dan perbaikannya. Bagi Puskesmas yang angka kunjungannya tinggi dilakukan perluasan gedungnya dari 80 m2 menjadi 135 m2. Untuk itu dalam tahun 1982/83 telah dilakukan perluasan atas 300 buah Puskesmas.

Untuk menyediakan rumah dokter yang ditempatkan di Pus-kesmas pada tahun 1982/83 telah dibangun 300 rumah dokter. Di samping itu pada tahun 1982/83 telah disediakan biaya per-baikan sekitar 600 rumah dokter/para medis. Pada tahun 1982/ 83 telah pula dilakukan perbaikan-perbaikan pada 2.000 buah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Untuk meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan dengan lebih merata, pada tahun 1982/83 telah dapat dibangun 2.000 Puskesmas Pembantu.

Untuk daerah-daerah terpencil dan pelayanan belum ter-jangkau oleh Puskesmas atau Puskesmas Pembantu secara baik dan efektif, pada tahun 1982/83 disediakan 500 buah Puskesmas Keliling dalam bentuk mobil roda empat atau perahu bermotor.

Bagi daerah-daerah terpencil dan jauh dari pelayanan rumah sakit, daerah perbatasan atau daerah yang angka kecela-kaan tinggi, pada tahun 1982/83 dibangun 25 buah Puskesmas Perawatan (Puskesmas 10 tempat tidur).

I/59

Page 64: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Agar Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang telah ada da-pat berfungsi dengan baik maka perlu didukung tersedianya te-naga yang cukup dan mempunyai keahlian yang memadai. Pada ta-hun 1982/83, dilaksanakan penempatan 550 dokter untuk Puskes-mas. Dengan penempatan dokter tersebut pada tahun 1982/83 dari 5.153 Puskesmas, telah 4.747 Puskesmas dipimpin dokter. Sejalan dengan pengisian tenaga para media pada Puskesmas dan Puskesmas Pembantu selama empat tahun Repelita III telah di-angkat/ditempatkan 15.535 para medis atau sekitar 3.500 orang setiap tahunnya.

Dengan peningkatan jumlah dan fungsi Puskesmas, maka jum-lah kunjungan meningkat pula. Pada tahun 1982/83 kunjungan setiap hari adalah rata-rata 80 orang/hari, suatu kenaikan dari 1981/82 yang baru mencapai 65 orang perhari. Dengan usaha-usaha tersebut diatas maka diperkirakan Puskesmas dapat melayani sekitar 35% orang yang membutuhkan pelayanan.

Peningkatan pelayanan rumah sakit dilaksanakan antara lain melalui peningkatan 11 RS Vertikal dan 8 RS Daerah Tingkat I yang dipergunakan sebagai tempat pendidikan. Pem-bangunan RS dr. Sardjito di Yogyakarta dalam tahun 1982 telah selesai sehingga dapat berfungsi memberikan pelayanan kese-hatan masyarakat Jawa Tengah bagian Selatan dan berfungsi pu-la sebagai Rumah Sakit pendidikan. Demikian pula RS dr. Soe-tomo di Surabaya terus ditingkatkan.

Bagi Rumah Sakit kelas c yang sudah ada atau RS Kelas D yang akan ditingkatkan menjadi Kelas C, pada tahun 1982/83 telah dilaksanakan pengangkatan 54 dokter bagi 4 keahlian po-kok yang dilengkapi dengan peralatan kedokteran sesuai dengan keahliannya, sarana gedung, perumahan dan alat transportasi.

Kabupaten yang belum memiliki RS mendapatkan prioritas perebangunannya dalam Repelita III. Secara berangsur-angsur. selama empat tahun telah dimulai pembangunan 22 RS Kabupaten. Dari jumlah tersebut dalam tahun 1982/83 telah selesai dan berfungsi 17 RS. Sedangkan 5 RS lagi akan diselesaikan pada tahun terakhir. Dengan selesainya pembangunan tersebut, ber-arti pada akhir Repelita III semua Kabupaten telah memiliki sedikit-dikitnya sebuah rumah sakit.

Peningkatan RS Khusus mendapatkan perhatian antara lain berupa penyelesaian tahap akhir pemindahan RS Orthopedi dan Protese Solo (RS-LOP), peningkatan RS Kusta Sitanala, pem-bangunan RS Kusta Ujung Pandang dan peningkatan RS Mata Cicendo.

I/60

Page 65: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Peranan RS Swasta didalam peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah sangat besar. Dalam hubungan ini pada tahun 1982/83 121 RS Swasta diberikan bantuan berupa alat-alat medis, obat-obatan, ambulance, dan pembinaan tenaga. Bantuan kepada Palang Merah Indonesia (PMI) juga telah di-tingkatkan.

Jumlah, mutu serta daya tampung pelayanan kesehatan mela-lui RS dari tahun ke tahun terus meningkat. Sampai tahun 1982/83 diseluruh Indonesia telah tercatat 1.237 RS dengan 101.029 tempat tidur.

Usaha pemberantasan penyakit menular dilakukan secara terpadu. Dalam tahun 1982/83, pemberantasan pada dasarnya me-rupakan kelanjutan upaya tahun-tahun sebelumnya. Sasaran pem-berantasan diprioritaskan pada pemberantasan malaria, kolera/ muntah berak (gastroentritis), TBC paru, immunisasi, penang-gulangan wabah dan penyediaan air bersih serta penyakit lain-nya. Pemberantasan serta pencegahan penyakit malaria telah dilakukan dengan jalan penyemprotan rumah, pengumpulan se-diaan darah dan pengobatan penderita di daerah endemis. Tuju-annya adalah menurunkan jumlah penderita dan menanggulangi wabah yang terjadi di Jawa-Bali, melindungi penduduk yang te-lah kebal dan berpindah tempat tinggal dari Jawa-Bali.

Terhadap penyakit-penyakit menular yang belum diprogram-kan dilakukan pengamatan untuk dapat mengenal pola epidemo-logi dari penyakit-penyakit tertentu serta merumuskan kebi-jaksanaan pencegahan/pemberantasan yang efisien dan efektif. Sampai saat ini pada seluruh propinsi telah terbentuk unit survailance epidemologi (SE).

Dalam rangka peningkatan status gizi masyarakat, maka usaha perbaikan gizi dengan peran-serta aktif masyarakat ditujukan untuk mencegah dan menanggulangi masalah gizi, yaitu Kurang Kalori Protein (KKP), kurang vitamin A, gondok endemik dan anemia gizi besi.

Untuk memantapkan kebijaksanaan bantuan pangan darurat, sejak tahun 1980/81 telah mulai dirintis pengembangan sistem kewaspadaan pangan dan gizi di daerah rawan pangan di kabu-paten Lombok Tengah dan Lombok Timur di propinsi Nusa Teng-gara Barat dan kabupaten Boyolali dan Pekalongan di propinsi Jawa Tengah.

Untuk menjamin tersedianya air bersih yang cukup dan me-menuhi syarat kesehatan, telah dilaksanakan peningkatan pe-

I/61

Page 66: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

nyediaan air bersih, terutama di daerah pedesaan dan perko-taan yang sulit memperoleh air bersih dengan sasaran diutama-kan pada masyarakat pedesaan dan perkotaan yang berpengha-silan rendah. Dalam menentukan lokasi pembangunan sarana air bersih diprioritaskan pada daerah yang sulit memperoleh air bersih, daerah yang endemis kholera atau daerah yang angka penyakit perut lainnya tinggi. Sejak adanya upaya peningkatan penyediaan air bersih, telah dapat dilihat adanya penurunan kasus kholera dan muntah berak dan jumlah masyarakat pedesaan yang dapat memanfaatkan dan menikmati air bersih terus bertambah.

Pada tahun 1982/83 melalui Program Inpres Bantuan Sarana Kesehatan telah disediakan biaya untuk membangun berbagai sa-rana air bersih, yang terdiri dari 100 buah Penampungan mata air dengan perpipaan (PP), 25 buah Sumur Artesis (SA), 6.000 Penampungan Air Hujan (PAH), 500 buah Perlindungan Mata Air (PMA), 65.000 buah Sumur Pompa Tangan Dangkal (SPT-DK), 7.000 buah Sumur Pompa Tangan Dalam (SPT-DL) dan 5.000 Sumur Gali (SG).

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, Pengawasan Obat, Makanan dan sebagainya telah melanjutkan upaya-upaya penyediaan dan lebih memantapkan usaha-usaha pengawasan pro-duksi, pengawasan peredaran dan penggunaan obat, obat tradi-sional, makanan dan minuman, kosmetika dan alat kesehatan serta terhadap penyalah gunaan narkotika dan bahan obat ber-bahaya lainnya.

Obat merupakan kebutuhan dasar yang penting dalam usaha meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, maka kebijaksanaan obat nasional diarahkan untuk mengatur dan membina produksi disertai pengawasan mutu, harga, pengelolaan informasi dan monitoring peraturan-peraturan yang berlaku dan pengembangan tenaga. Dalam tahun 1982/83 telah dapat dilakukan pendaftaran 9.548 macam obat produksi dalam negeri dan 96 macam produksi luar negeri, dan telah diperiksa 8.725 sample.

Dalam usaha mengendalikan harga obat agar dapat dijangkau oleh masyarakat telah dilakukan pengkajian bahan baku farmasi melalui pemanfaatan bahan dasar dalam negeri, pengalihan tek-nologi dan membatasi impor bahan baku, mengurangi bea masuk impor bahan baku obat-obatan tertentu dan diarahkan membuat kalkulasi harga yang wajar, serta mengusahakan selalu terse-dianya obat-obatan pokok essensial pada unit-unit pelayanan kesehatan. Dalam hubungan inilah kepada Pusat Produksi Far-

I/62

Page 67: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

masi diberi tugas untuk memproduksi obat-obatan pokok ter-sebut.

Kegiatan untuk memenuhi penyediaan tenaga kesehatan yang cukup, mampu dan trampil pada tahun 1982 dilakukan melalui sekitar 248 sekolah/akademi kesehatan yang telah menghasilkan sekitar 5.618 lulusan. Untuk memenuhi kekurangan tenaga khu-susnya di Puskesmas pada tahun 1982/83 mulai diselenggarakan latihan cepat atas 1.000 pembantu para medis. Mengingat jen-jang pendidikan memakan waktu rata-rata 3 tahun, maka lulusan baru akan nampak melonjak tinggi pada sekitar tahun 1984/85.

Dalam rangka pembangunan kesejahteraan sosial pada tahun 1982/83 telah dapat dibina sejumlah 58.930 keluarga yang ter-sebar di daerah pedesaan di 26 propinsi. Dalam penyelengga-raan dan pembinaannya mereka dibantu serta dibimbing oleh para Pembimbing Sosial Masyarakat yang telah terlatih mena-ngani usaha pengembangan kesejahteraan sosial di lapangan.

Untuk peningkatan pengetahuan tehnis, telah diselenggara-kan kursus ketrampilan dalam bidang perencanaan cara memba-ngun perumahan yang memenuhi persyaratan serta pengenalan tentang masalah-masalah lingkungan hidup. Selanjutnya kepada para peserta diberikan paket bantuan berupa bahan-bahan ba-ngunan yang sukar diperoleh di masyarakat setempat, antara lain semen, seng, cat dan lain sebagainya. Dengan bergotongroyong mereka kemudian membangun atau memperbaiki perumahan mereka dengan sekaligus menata serta meningkatkan keadaan lingkungan perumahan desa. Dalam tahun 1982/83 telah dapat diselesaikan pemberian bantuan dan pelaksanaan pembangunan perumahan untuk 6.842 keluarga.

Dalam rangka memberikan pelayanan dilapangan (luar panti) kepada anggota masyarakat yang memerlukan bantuan, maka pada tingkat pedesaan dibentuk tenaga-tenaga pekerja sosial yang terdiri dari anggota masyarakat setempat sendiri. Melalui la-tihan-latihan mereka mendapatkan pengetahuan tentang cara-cara pendekatan terhadap masyarakat, cara penyelenggaraan pe-layanan kesejahteraan sosial secara terpadu dan berbagai upaya meningkatkan pendapatan keluarga. Mereka ini kemudian ditugaskan sebagai penuntun dan pembimbing yang diharapkan mampu menggerakkan serta memimpin berbagai kelompok sosial dan mendorong agar usaha kesejahteraan sosial semakin meluas dan merata. Dalam tahun 1982/83 telah dilatih sebanyak 17.010 orang Pembimbing Sosial Masyarakat.

I/63

Page 68: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Penyantunan ditujukan bagi anak-anak terlantar untuk mem-berikan bantuan dan bimbingan sebagai upaya mengembangkan pertumbuhan fisik, mental maupun sosialnya dalam suatu ling-kungan hidup yang dapat memberikan rasa terlindung serta kasih sayang. Untuk menunjang maksud tersebut disediakan ber-bagai sarana penampungan yang berupa Panti Asuhan, Taman Pe-nitipan Anak, Panti Petirahan anak serta Panti Karya Taruna beserta perlengkapannya. Dalam pada itu, anak-anak terlantar yang masih hidup dalam lingkungan keluarga namun keadaan so-sial ekonominya sangat menghambat pertumbuhan dan perkem-bangan jiwa anak, mereka mendapatkan pelayanan penyantunan secara luar panti. Kegiatan utama penyantunan secara luar panti adalah memberikan bimbingan dan latihan ketrampilan serta bantuan berupa paket bahan dan peralatan agar memung-kinkan anak-anak melakukan usaha produktif dengan bantuan ke-luarganya dalam rangka mencukupi keperluan hidup anak se-hari-hari. Dalam tahun 1982/83 telah dapat dilakukan penyan-tunan secara luar panti kepada sebanyak 47.000 anak.

Penyantunan yang ditujukan bagi para lanjut usia terutama berupa peralatan dan bimbingan dalam panti-panti sosial. Agar dapat segera melayani para lanjut usia yang tidak mampu, di-lakukan upaya untuk membangun atau memperluas panti-panti di tingkat Propinsi maupun tingkat Kabupaten lengkap dengan per-alatannya. Disamping itu mengingat sebagian anggota masya-rakat terdiri dari para lanjut usia yang keadaan fisiknya ma-sih kuat untuk terus berkarya, tetapi keadaan sosial ekono-minya tidak memungkinkan untuk mencukupi keperluan hidupnya sehari-hari, bagi mereka diberikan pelayanan secara luar panti. Kegiatan utamanya berupa bimbingan dan latihan ketram-pilan kerja sesuai dengan kemampuannya, serta kemudian dibe-rikan bantuan paket peralatan kerja untuk dapat dijadikan mo-dal usaha berwiraswasta. Dalam tahun 1982/83 telah diberikan bantuan dan penyantunan kepada para lanjut usia di luar panti sebanyak 57.600 orang.

Upaya rehabilitasi bagi para cacat mencakup tiga kegiatan pokok yaitu bimbingan sosial dan mental, pemasangan prothese serta latihan ketrampilan kerja sesuai bakat dan kecacatan-nya. Dalam hubungan ini pada tahun 1982/83 telah diberikan bimbingan dan bantuan kepada 20.000 para cacat secara luar panti.

Dalam rangka menangani akibat bencana alam diberikan ban-tuan dan penyantunan bagi penduduk di daerah kritis dan kro-nis bencana alam. Mereka secara bertahap dipindahkan dari

I/64

Page 69: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

daerah gawat kepemukiman baru yang aman dari bencana serta memungkinkan mereka berkarya kembali lebih produktif.

Peningkatan peranan wanita dalam tahun keempat Repelita III, dilakukan melalui Program Terpadu P2W-KSS, dengan sa-saran utama keluarga yang tergolong berpenghasilan rendah. Pelaksanaannya telah dikembangkan melalui PKK (Pembinaan Ke-sejahteraan Keluarga) sebagai wadahnya serta Team Penggerak PKK sebagai penggeraknya dan LKMD (Lembaga Ketahanan Masya-rakat Desa) sebagai pembina teknis. Di samping itu juga or-ganisasi-organisasi masyarakat diikutsertakan seperti Kowani, Dharma Wanita, Dharma Pertiwi, Komite Nasional Kedudukan Wanita Indonesia (KNKWI) dan sebagainya.

Di samping itu, peningkatan peranan wanita dalam berbagai bidang penbangunan diselenggarakan secara terarah antara lain melalui kursus-kursus pendidikan dasar pemberantasan "tiga buta", latihan berbagai ketrampilan dasar kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan, keluarga berencana, pangan, gizi, pe-nyuluhan pertanian dan peningkatan produktivitas dan kesejah-teraan tenaga kerja wanita dan lain sebagainya.

Dengan demikian maka kegiatan peranan wanita mencakup se-kaligus berbagai bidang seperti pendidikan, penerangan, kese-hatan, kesejahteraan sosial, keluarga berencana, pertanian, perdagangan, koperasi, tenaga kerja, transmigrasi dan lain sebagainya.

Di bidang kependudukan dan keluarga berencana kebijaksa-naan dan langkah pada tahun 1982/83 diarahkan untuk mengin-tensifkan pelaksanaan program dan keterpaduan pelaksanaan di lapangan.

Peserta baru keluarga berencana yang dapat dicapai pada tahun 1982/83 di Jawa dan Bali berjumlah 2.825.938 peserta, diluar Jawa-Bali I berjumlah 851.598 dan diluar Jawa-Bali II 207.940. Secara nasional peserta baru yang dapat dicapai ber-jumlah 3.885.476.

Berbagai usaha dan kegiatan telah dilakukan dalam rangka membina kelestarian peserta keluarga berencana. Pembinaan di-tujukan untuk meningkatkan penerimaan gagasan keluarga beren-cana secara lestari. Sampai pada tahun 1982/83 jumlah peserta keluarga berencana lestari berjumlah 11,2 juta.

Keberhasilan pembinaan peserta keluarga berencana yang ada serta meningkatnya jumlah peserta baru merupakan petunjuk

I/65

Page 70: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

berhasilnya proaes pembudayaan program kependudukan dan ke-luarga berencana didalam masyarakat. Proses pelembagaan ini ditunjang secara aktif oleh berbagai unsur organisasi masya-rakat khususnya Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan Paguyuban. Jumlah PPKBD dan Paguyuban terus me-ningkat setiap tahun, dan pada tahun 1982/83 berjumlah 167.232 unit.

Dalam pemilihan kontrasepsi yang digunakan para peserta baru keluarga berencana maka pada tahun 1982/83 terlihat perubahan yang lebih nyata ke arah pemilihan kontrasepsi yang lebih mantap yaitu IUD, suntikan dan cara lainnya. Pemakaian ketiga cara ini telah meningkat dari 30,1% pada tahun 1981/ 82 menjadi 42,4% pada tahun 1982/83. Dilain pihak, pemakaian pil dan kondom telah menurun dari sekitar 69,9% pada tahun 1981/82 menjadi sekitar 57,6% pada tahun 1982/83. Hal ini berarti usaha mengarahkan para peserta untuk memilih metode yang lebih mantap telah memperlihatkan hasil yang positif. Dilihat dari segi lapangan pekerjaan hasil-hasil yang dicapai menunjukkan sekitar 81,7% peserta baru berasal dari kalangan petani, pekerja lepas dan lain-lain. Dilihat dari segi umur, sekitar 75,1% peserta baru berumur dibawah 30 tahun yaitu bagian kelompok umur yang dapat memberikan pengaruh yang relatif besar terhadap usaha penurunan tingkat kesuburan.

Usaha pembinaan dan pengembangan. program kependudukan dan keluarga berencana terus ditingkatkan melalui penerangan ter-padu. Isi pesan dan metode penyampaiannya terus ditingkatkan agar tetap sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Dalam rangka memberikan pelayanan keluarga berencana yang sebaik-baiknya maka klinik keluarga berencana yang pada tahun 1981/82 ber-jumlah 6.129 buah ditingkatkan menjadi 6.589 buah pada tahun 1982/83. Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat pede-saan maka pelayanan keluarga berencana melalui Team Media Ke-liling ke desa-desa dan pedukuhan terus ditingkatkan. Team Medis Keliling memberikan pelayanan bukan saja di bidang ke-luarga berencana tetapi juga di bidang kesehatan kepada ma-syarakat yang membutuhkan.

Dalam menunjang pengembangann dan peningkatan pelayanan keluarga berencana, jumlah tenaga pelayanan terus ditambah dari 18.853 orang pada tahun 1981/82 menjadi 19.948 orang pada tahun 1982/83. Tenaga-tenaga pelayanan ini terdiri dari dokter, bidan, pembantu bidan dan tata usaha.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga terdidik dan terlatih, maka dalam tahun 1982/83 telah dididik dan dilatih sebanyak

I/66

Page 71: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

26.771 orang di bidang tenaga pengelola dan pelaksana pro-gram. Disamping itu telah dididik dan dilatih pula tenaga guru pendidikan kependudukan sejumlah 10.759 orang.

Dalam rangka menjaga penyediaan alat-alat kontrasepsi yang teratur dan tepat maka pada tahun 1982/83 terus dilaku-kan penyempurnaan pada penyediaan kontrasepsi. Pola penye-diaan kontrasepsi bertujuan agar sebagian besar kontrasepsi tetap berada di lapangan. Demikian pula. untuk menjaga keman-tapan pola penyediaan terus dilakukan penyempurnaan kegiatan monitoring pergudangan.

Sehubungan dengan pengadaan alat-alat kontrasepsi di da-lam negeri, maka pada tahun 1982/83 telah diproduksi sekitar 30 juta siklus pil keluarga berencana. Dalam rangka pemba-ngunan pabrik kontrasepsi lainnya seperti kondom dan IUD pada tahun 1982/83 telah selesai dijajagi kemungkinan berdirinya pabrik kondom. Pendirian pabrik IUD terus dirintis dan dalam tahun 1982/83 dilakukan studi kelayakan.

Dalam rangka mendukung usaha pembinaan para peserta ke-luarga berencana pada tahun 1982/83 telah dilaksanakan ber-bagai kegiatan terpadu antara lain kegiatan KB-Gizi di 20.000 desa dan usaha peningkatan pendapatan keluarga peserta ke-luarga berencana bagi 2.855 kelompok. Di dalam pelaksanaan kegiatan terpadu sangatlah besar peranan lembaga-lembaga desa seperti Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), Petugas La-pangan Keluarga Berencana (PLKB), Pembina Kesejahteraan Ke-luarga (PKK), dan PPKB.

Pembangunan dan pembinaan di bidang hukum, dalam tahun 1982/83 telah ditingkatkan melalui pelaksanaan sejumlah kebi-jaksanaan pokok dan langkah yang meliputi pembinaan hukum termasuk penyusunan perundang-undangan, penegakan hukum dan pembinaan peradilan, pembinaan pemasyarakatan, administrasi hukum termasuk keimigrasian serta pendidikan dan penyuluhan hukum.

Hasil penyusunan perangkat perundang-undangan yang menun-jang pembangunan di berbagai bidang, dalam tahun 1982/83 me-liputi Rancangan Undang-undang yang telah disahkan menjadi Undang-undang sejumlah 18 buah, Rancangan Peraturan Peme-rintah yang telah disahkan menjadi Peraturan Pemerintah se-jumlah 47 buah dan telah pula dipersiapkan berbagai Rancangan Peraturan Pemerintah lainnya serta dilaksanakan sejumlah Ke-putusan Presiden dan Instruksi Presiden.

I/67

Page 72: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Pembinaan hukum telah pula ditunjang dengan dilakukannya 10 penelitian berbagai masalah hukum dan penyusunan 20 naskah akademis bahan perundang-undangan sebagai hasil kerjasama de-ngan berbagai universitas dan badan penelitian lainnya.

Selanjutnya telah diselenggarakan pertemuan ilmiah (ber-upa lokakarya, seminar dan simposium) dalam berbagai bidang hukum sebanyak 6 kali dan telah diselesaikan penulisan 4 karya ilmiah.

Dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan, dalam tahun ke empat Repelita III (1982/83) telah dibentuk 5 buah Pengadilan Negeri baru. Dengan demikian maka dalam tahun 1982/83 telah ada sebanyak 290 Pengadilan Negeri dan 26 Pe-ngadilan Tinggi.

Selanjutnya dalam tahun 1982/83 telah dibangun 135 tempat sidang. Sejalan dengan hal tersebut maka dalam tahun 1982/83 telah diangkat sejumlah 26 orang hakim baru. Dalam pada itu telah pula dilaksanakan pembangunan baru 10 gedung Pengadilan Negeri dan 2 gedung Pengadilan Tinggi, serta rehabilitasi/ perluasan 6 gedung Pengadilan Negeri dan 6 gedung Pengadilan Tinggi, disamping pembangunan rumah dinas 1.072 buah.

Dalam tahun 1982 telah diangkat sebanyak 30 Hakim Agung serta 20 orang Hakim Asisten sehingga pada tahun 1982/83 ke-butuhan Hakim Agung sebanyak 51 orang yang bertugas dalam 17 Majelis yang dibantu oleh 68 Hakim Asisten terpenuhi.

Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan kepada masya-rakat, khususnya bagi golongan yang kurang/tidak mampu, telah pula ditunjang dengan disediakannya bantuan hukum. Dalam ta-hun 1982/83 telah dilaksanakan pemberian bantuan hukum untuk sejumlah 5.970 kasus pidana yang tersebar di 26 wilayah Pe-ngadilan Tinggi, disamping 1.112 kasus konsultasi hukum dan 57 kasus bantuan hukum melalui fakultas-fakultas hukum di se-luruh Indonesia.

Dengan telah diundangkannya Undang-undang tentang Hukum Acara Pidana, maka telah dilakukan penataan kembali Lembaga Pemasyarakatan (LP), Rumah Tahanan (RUTAN) dan Rumah Tempat Penyimpanan Barang Sitaan (RUPBASAN).

Dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan pembangunan 8 ge-dung baru Lembaga Pemasyarakatan, rehabilitasi/perluasan 58 Lembaga Pemasyarakatan, pembangunan baru 8 kantor BISPA dan

I/68

Page 73: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

pembangunan rumah dinas sebanyak 291 buah untuk petugas lem-baga serta pengadaan 11 cell wagon untuk pengangkutan nara-pidana, 12 sepeda motor dan 10 kendaraan bermotor roda 4 lainnya untuk kegiatan operasional.

Pembinaan administrasi urusan hukum yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan berbagai urusan hukum meli-puti antara lain urusan perizinan dan pengesahan serta penga-wasan hal-hal yang berhubungan dengan dunia usaha seperti ba-dan hukum, pendaftaran merek serta patent dan hak cipta. Un-tuk meningkatkan administrasi urusan hukum sedang diselesai-kan penyusunan 15 berkas berbagai dokumen.

Dalam rangka penunjangan tugas-tugas keimigrasian dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan pembangunan 2 buah gedung Kantor Imigrasi, 6 buah gedung Resort Imigrasi, 10 Pos Imi-grasi dan 7 pos lainnya di perbatasan Irian Jaya dan Papua Nugini serta 4 buah asrama tahanan Imigrasi, disamping pem-bangunan 112 rumah dinas dan pengadaan 6 kapal patroli motor dan sebuah pesawat helikopter.

Pembinaan kesadaran hukum telah ditingkatkan pula antara lain melalui kegiatan bimbingan, pendidikan dan penyuluhan hukum yang dipopulerkan dengan nama Jaksa Masuk Desa, dengan sasaran masyarakat pedesaan yang terpencil dari hubungan ko-munikasi dan transportasi pada umumnya.

Selanjutnya berbagai kegiatan penyuluhan hukum telah di-laksanakan, diantaranya penerangan tentang fungsi dan tugas pengadilan melalui brosur-brosur yang disebarluaskan ke da-erah-daerah, penyuluhan kepada masyarakat dalam bentuk ce-ramah, wawancara di TV/RRI serta publikasi media cetak lain-nya. Di samping itu penyuluhan hukum dilaksanakan pula oleh tenaga penyuluh lapangan secara langsung pada masyarakat di 16 propinsi.

Dalam tahun 1982/83 telah lebih ditingkatkan pelaksanaan kebijaksanaan penerangan sebagaimana terutama tertuang dalam "Sebelas Paket Penerangan" : penghayatan Pancasila dan Un-dang-Undang Dasar tahun 1945 serta Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1978, penerangan tentang Pemilu tahun 1982 dan hasil-hasil Sidang Umum MPR Maret 1983, memotivasi rakyat un-tuk meningkatkan produksi pangan, produksi dalam negeri dalam bidang komoditi ekspor yang bersifat non minyak, penggunaan bahan energi seperti lamtorogung, peningkatan kesadaran ma-syarakat akan masalah kependudukan dan keluarga berencana,

I/69

Page 74: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

peningkatan kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup, wa-wasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dalam lingkungan hidup kehidupan berbangsa, pemantapan pembangunan di Timor Timur di forum nasional dan internasional dan meningkatkan kemampuan kerja sama masyarakat di forum ASEAN.

Dalam tahun. 1982/83 telah dibangun 29 PUSPENMAS baru, se-hingga sejak tahun 1975/76 sampai dengan 1982/83 jumlah PUS-PENMAS telah mencapai 240 buah.

Dalam usaha mengadakan komunikasi dua arah dengan masya-rakat, di setiap ibukota propinsi sejak tahun 1982 diadakan panggung-panggung keliling, sehingga pesan-pesan pembangunan dapat disampaikan kepada masyarakat dengan cara santai mela-lui berbagai kegiatan seperti sosiodrama dan festifal kese-nian.

Dalam tahun 1982/83 telah pula dilanjutkan penerbitan berbagai bahan terbitan luar nageri seperti majalah "Indo-nesia Today/Indonesia E1 Youm" yang terbit enam (6) kali se-tahun. Demikian pula telah diterbitkan setiap tahunnya "Indo-nesia : An official handbook", berbagai brosur dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab yang dalam tahun 1982/83 mencapai 389.628 eksemplar, yang berarti suatu kenaikan dari 45% sejak tahun 1980/81 untuk berbagai terbitannya. Bahan-bahan ini di-kirim ke 80 perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

Sebagai usaha pemantapan jangkauan siaran RRI di dalam dan ke luar negeri sejak Januari 1982 telah dibangun tiga pemancar gelombang pendek dengan kapasitas masing-masing 100 KW. Dari pemancar ini satu diarahkan ke jurusan Barat yaitu ke wilayah Sumatera, satu diarahkan ke jurusan Utara yaitu ke wilayah.Kalimantan dan satu lagi diarahkan ke jurusan Timur yaitu wilayah Sulawesi. Sedangkan untuk peningkatan daya jangkau siaran luar negeri telah dibangun dua pemancar dengan kekuatan masing-masing 250 KW.

Selain usaha peningkatan daya pancar, tengah dilaksanakan pembangunan prasarana radio antara lain berupa gedung studio/ auditorium, pengadaan/penggantian peralatan studio dan lain-lain di 63 lokasi yang tersebar di seluruh tanah air.

Dalam rangka memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat me- ngenai peranan televisi, terus diusahakan peningkatan kemam-puan teknis maupun kemampuan melayani masyarakat. Untuk itu selama kurun waktu 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 telah

I/70

Page 75: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

ditambah jumlah pemancar maupun stasiun penghubung serta ke-mampuan melalui satuan produksi keliling, demikian pula ke-sembilan stasiun produksi secara berangsur-angsur telah di-tingkatkan kemampuan produksi berwarnanya disamping perluasan jangkauan penerimaan siaran oleh penduduk Indonesia yang kini berjumlah 95,5 juta orang. Ha1 ini dimungkinkan karena ber-tambahnya pemancar mencapai 186 buah dalam 1982/83.

Di samping itu dalam tahun anggaran 1982/83 telah diper-baiki pula berbagai antena/pemancar di daerah seperti peman-car di Kupang/NTT, di Fak-Fak dan Serui/Irian Jaya, di Mara-kai/Kalimantan Timur, di Banda Aceh dan Lhoksemauwe/Daerah Istimewa Aceh dan di Rantau Prapat/Sumatera Utara. Khusus dalam tahun anggaran 1982/83 telah beroperasi sebanyak 62 pemancar baru yang ditempatkan di berbagai propinsi di Indonesia, terutama untuk menjangkau penduduk di daerah perbatasan dan daerah transmigrasi maupun daerah terpencil. Termasuk pula dalam hal ini 44 pemancar/penghubung televisi.

Produksi film nasional diusahakan peningkatannya. Apabila dalam tahun 1978/79 produksi PPFN baru mencapai 73 judul, pa-da akhir tahun 1982/83 mencapai 311 judul, termasuk film per-juangan.

Dalam tahun 1982/83 telah dilakukan pula berbagai ke-giatan dalam rangka pembinaan dan pengembangan pers nasional. Mengingat bahwa Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1978 menetapkan tentang peninjauan kembali Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok pers, maka Undang-undang No. 21 tahun 1982 yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat telah menyempurnakan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers, seba-gaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 tahun 1967. Perubahan-perubahan tersebut terutama menyangkut istilah-istilah yang tidak sesuai lagi dengan tingkat perkembangan masyarakat dan politik Zaman Orde Baru, perkembangan tek-nologi, khususnya dalam bidang penyebaran informasi, komuni-kasi dan media massa.

Dalam memenuhi kebutuhan informasi, bagi pemuka formal maupun pemuka informal di daerah pedesaan, semenjak tahun 1977 telah dilibatkan kegiatan Koran Masuk Desa. Apabila dalam tahun 1977/78 kegiatan ini dumulai dengan 4 propinsi dengan jumlah oplah sebesar 4.000.000 eksemplar, dalam tahun 1982/83 telah meliputi 26 propinsi dengan mencapai oplah 12.480.000 eksemplar. Disamping itu telah dilakukan pula

I/71

Page 76: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

pengiriman surat kabar edisi Jakarta ke daerah yang dalam tahun 1982/83 telah mencapai 21.000 eksemplar per hari. Me-lalui kegiatan penyebaran surat kabar - surat kabar edisi Jakarta untuk daerah maupun bantuan terhadap surat kabar daerah dalam bentuk Koran Masuk Desa telah diusahakan agar tercipta pasaran baru bagi pers perintis berdasarkan pe-ningkatan minat baca masyarakat.

Dalam tahun keempat Repelita III penyempurnaan aparatur Pemerintah meliputi penyempurnaan aparatur Pemerintah tingkat Pusat, aparatur Pemerintah tingkat Daerah, hubungan Pemerin-tah Pusat dan Daerah, aparatur perekonomian Negara, pengawas-an dan penertiban operasional, penyempurnaan di bidang kepe-gawaian, sistem perencanaan operasional tahunan serta sistem pembiayaan dan pengawasan. Penyempurnaan untuk pendayagunaan .

aparatur Pemerintah bersifat menyeluruh dan meliputi segi-segi administratif, kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian serta prasarana fisik dan sarana kerja.

Penyempurnaan di bidang kelembagaan terhadap organisasi Departemen pada tahun keempat Repelita III merupakan tindak lanjut dari Keppres No.44 dan No. 45 tahun 1974 tentang po-kok-pokok organisasi dan susunan organisasi Departemen. Hal ini penting mengingat makin bertambahnya kegiatan pembangunan yang perlu ditangani oleh Departemen-departemen bersangkutan. Sejalan dengan penyempurnaan organisasi Departemen maka se-suai dengan urgensinya telah pula dilakukan penyempurnaan pada beberapa lembaga Pemerintah non Departemen. Demikian pula agar pelaksanaan tugas Kejaksaan Agung lebih berdayaguna dan berhasilguna maka dengan Keppres No. 86 tahun 1982 telah disempurnakan Pokok-pokok Organisasi Kejaksaan Agung.

Berbagai usaha telah pula dilakukan untuk penyempurnaan administrasi yang bersifat tata hubungan kerja institusional maupun prosedural untuk keterpaduan pelaksaraan berbagai ke-giatan program-program prioritas pembangunan yang melibatkan berbagai Departemen/Lembaga-melalui pembentukan wadah koor-dinasi.

Dalam bidang aparatur Pemerintah Daerah maka sebagai pe-mantapan asas-asas dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas perbantuan yang diharapkan dapat menjamin pelaksanaan pem-bangunan di Daerah secara lebih baik, telah dilakukan berba-gai penyempurnaan, diantaranya penyempurnaan perangkat-perangkat pemerintahan di Daerah. Penyempurnaan organisasi, tata kerja dan tata hubungan kerja telah pula dilakukan ter-hadap Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, baik tingkat I

I/72

Page 77: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

maupun tingkat II, Inspektorat Wilayah Propinsi, Inspektorat Wilayah Kabupaten, Inspektorat Wilayah Kotamadya serta Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah.

Usaha penyempurnaan aparatur Pemerintah Daerah terus di-lakukan dalam rangka tindak lanjut pelaksanaan Undang-undang No. 5 tahun 1979 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Desa. Seba-gai pelaksanaan Undang-undang tersebut telah ditetapkan ber-bagai peraturan/keputusan Menteri Dalam Negeri, diantaranya ialah susunan organisasi dan tatakerja Pemerintah Desa dan Lembaga Musyawarah Desa.

Usaha-usaha mengenai peningkatan hubungan antara aparatur Pemerintah Pusat dan daerah dilakukan terutama dengan mense-rasikan kegiatan pembangunan, baik sektoral maupun regional guna meningkatkan daya-guna dan hasil guna pembangunan. Hal ini dilakukan dalam bidang-bidang yang berkaitan erat dengan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Forum konsultasi nasional dengan Bappeda dari seluruh propinsi dengan pihak Departemen-departemen dan Bappenas yang diselenggarakan dalam rangka penyusunan rencana operasional tahunan bagi Pusat mau-pun Daerah adalah untuk mengembangkan hubungan timbal balik antar sektor dan antar Daerah.

Berbagai penyempurnaan Badan-badan Usaha Milik Negara juga secara terus-menerus dilakukan, antara lain dengan pengalihan PN-PN menjadi Persero serta pendirian Persero baru. Jumlah Persero pada tahun keempat Repelita III ialah 143 buah, terdiri dari 117 Persero tunggal dan 26 Persero pa-tungan.

Selanjutnya dalam rangka pengembangan dunia usaha, pada tahun keempat Repelita III telah dikembangkan pemasaran komo-diti melalui pembentukan Badan Pelaksana Bursa berdasarkan PP No. 35 tahun 1982 yang dilengkapi dengan Usaha Kliring dan Jaminan Komoditi. Selanjutnya telah pula dikembangkan pasar uang dan modal. dengan penetapan tatacara penawaran obligasi oleh badan usaha selain bank atau lembaga keuangan non bank. Kemudian dalam rangka mendorong ekspor barang-barang non mi-gas serta makin memperlancar lalu lintas perdagangan luar ne-geri, Pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan tentang pe-laksanaan ekspor, impor dan lalu lintas devisa. PP No. 1 tahun 1982 yang disusul dengan peraturan-peraturan beberapa Menteri pada pokoknya memberikan kepada eksportir maupun im-portir berbagai macam kemudahan seperti kredit lunak, asuran-si ekspor, keringanan biaya pelabuhan, dan sebagainya.

I/73

Page 78: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Dalam pada itu pengawasan dan penertiban operasional te-rus dilakukan oleh Pemerintah. Walaupun sejak dilancarkannya operasi tertib pada tahun 1977 telah membuahkan hasil yang cukup meyakinkan, namun masih terdapat kelemahan-kelemahan yang harus diatasi. Kesungguhan Pemerintah dalam mengupayakan agar keseluruhan aparatur menjadi alat yang kuat, efektif, efisien, bersih dan berwibawa guna menjamin keberhasilan pe-laksanaan pembangunan tercermin dengan diperkuatnya unsur-un-sur pengawasan, diperluasnya perangkat pengawasan fungsional, ditegaskannya kewajiban atasan untuk mengawasi bawahan serta disempurnakannya sarana dan prasarana secara terus menerus. Sejak dilancarkannya Operasi Tertib dari Juni 1977 sampai dengan 31 Maret 1983 telah ditangani 7.839 kasus yang meli-batkan 11.319 orang pegawai dan pejabat.

Penyempurnaan di bidang kepegawaian yang penting ialah lebih dimantapkannya pembinaan pegawai negeri atas dasar sis-tem karier dan prestasi kerja dengan diterbitkannya berbagai Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan sejumlah Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara, masing-masing sebagai ketentuan pelaksanaan serta pengaturan pelak-sanaan operasional dari Undang-undang No. 8 tahun 1974 ten-tang Pokok-pokok Kepegawaian.

Berbagai program pendidikan dan latihan yang meliputi pendidikan dan latihan teknis fungsional serta pendidikan dan latihan di bidang administrasi, baik umum maupun pembangunan, diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan pegawai.

Dalam rangka pembinaan aparatur yang bersih dan berwi-bawa, sejak tahun 1979 telah diselenggarakan penataran-pena-taran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang di-maksudkan agar segenap pegawai negeri mempunyai ketaatan pe-nuh pada Pancasila, UUD'45, Negara dan Pemerintah serta ber-satu, bermental baik, berwibawa, berdayaguna, bersih, ber-kualitas tinggi serta sadar akan tanggungjawabnya. Sampai de-ngan 31 Maret 1983 jumlah pegawai negeri di seluruh Indonesia yang telah mengikuti penataran P4 adalah sebanyak 2.598.414 orang yang terdiri dari semua golongan.

Berbagai usaha penyempurnaan telah pula dilakukan dalam administrasi pengerahan penerimaan Negara, administrasi mate-rial dan pengelolaan perlengkapan, administrasi pengadaan ba-rang/peralatan Pemerintah, administrasi perijinan, kearsipan, dan sebagainya. Khusus mengenai administrasi pengadaan ba-rang-barang/peralatan tertentu atau dalam jumlah tertentu

I/74

Page 79: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

yang diperlukan oleh Departemen/Lembaga maka dengan Keppres No. 17 tahun 1983 telah disempurnakan susunan dan fungsi Team Pengendali Pengadaan Barang/Peralatan Pemerintah yang telah dibentuk dengan Keppres No. 10 tahun 1980 jo. Keppres No. 1 tahun 1981. Maksud disempurnakannya Team tersebut ialah agar tugas pengendalian dan koordinasi dapat berjalan lebih lancar.

Dalam rangka penyempurnaan administrasi Pemerintah diusa-hakan pula perbaikan sistem pembiayaan pembangunan yang cukup penting untuk lebih berhasilnya pelaksanaan pembangunan de-ngan penggunaan dana-dana secara efektif dan efisien. Penyem-purnaan meliputi tatacara penyelenggaraan pembiayaan seperti prosedur pelaksanaan anggaran, prosedur pelelangan, pengen-dalian pelaksanaan dan pengawasan proyek-proyek pembangunan. Dalam bidang ini dapat disebutkan antara lain penghapusan pe-nyediaan pembiayaan secara triwulan, berlakunya DIP sebagai. SKO, penyederhanaan format DIP, kelonggaran-kelonggaran ter-tentu yang diberikan dalam hal revisi DIP, pengaturan pele-langan yang lebih terbuka dengan sekaligus dikaitkan dengan pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah, pembatasan waktu berlakunya sisa anggaran pembangunan (SIAP) untuk memperbesar daya serap anggaran dan pengalihan titik berat pengawasan pa-da pengawasan langsung atasan terhadap bawahan dengan peng-gunaan Petunjuk Operasional. Kesemuanya ini didasarkan kepada ketentuan-ketentuan Keppres No. 14 A tahun 1980 yang disem-purnakan dengan Keppres No. 18 tahun 1981.

Mengenai sistem pengendalian proyek yang berlaku sejak tahun 1977/78, dalam perkembangan pelaksanaannya telah makin berkembang sebagai sistem yang sifatnya aktif. Masalah-masa-lah yang diketahui dari pelaporan proyek telah mendorong instansi-instansi yang bersangkutan untuk mengatasi, sedang-kan informasi yang disampaikan dalam pelaporan juga berharga untuk perbaikan perencanaan selanjutnya.

Penyempurnaan pengawasan keuangan Negara telah pula dila-kukan dengan penyempurnaan tatakerja dan tata hubungan kerja diantara aparatur-aparatur pengawasan. Demikian pula telah makin ditingkatkan koordinasi lembaga-lembaga pengawasan fungsional untuk mencapai sinkronisasi atas rencana kerja masing-masing, keseragaman mengenai obyek dan sasaran pe-ngawasan, cara pemeriksaan dan cara pelaporan. Di tingkat Daerah telah diciptakan mekanisme penyelesaian masalah di tempat dengan telah terbentuknya Team Kordinasi Pengendalian dan Pengawasan.

I/75

Page 80: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDalam rangka non PMDN/PMA tercatat 1.095 proyek dengan rencana investasi kurang lebih Rp.236,9 milyar. Dilihat dari segi tenaga

Dengan penyempurnaan administrasi pengawasan sebagai pe-nunjang penyempurnaan aparatur Pemerintah, diharapkan penge-lolaan keuangan Negara akan terselenggara dengan lebih baik, guna mencapai sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.

I/76