lampiran ispa.docx
DESCRIPTION
koass ikmTRANSCRIPT
No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan
I Masukan
A. Tenaga
1. Dokter 1 orang
2. Perawat 1 orang
3. Koordinator P2M
4. Petugas Administrasi
5. Kader
1 orang
1 orang
5 orang/posyandu
B. Dana
Dana untuk pelaksanaan program
diperoleh dari :
APBD tingkat II CukupC. Sarana
a. Medis
Stetoskop 1 buah
Timbangan berat badan bayi 1 buah
Timbangan berat badan dewasa 1 buah
Sound timer 3 buah
Thermometer 1 buah
Senter 1 buah
Antibiotik
- Kotrimoksazol 480 mg Cukup
- Kotrimoksazol 120 mg Cukup
Anlagetik –antipiretik
- Paracetamol 500 mg Cukup
- Paracetamol 100 mg Cukup
- Paracetamol sirup 60 mg Cukup
Lampiran 1.Tolok Ukur Keberhasilan Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal
Kesehatan Kabupaten/Kota.
No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan
Antitusif – anti sesak
- Gliseril guaiakolat, salbutamol Cukup
b. Non medis
Ruang pendaftaran Ada
Ruang tunggu Ada
Ruang untuk periksa pasien Ada
Tempat tidur untuk memeriksa Ada
Pedomanpenatalaksanaan ISPA Ada
Alat administrasi (buku,alat
tulis)
Ada
Brosur atau poster Ada
D. Metode
1. Penemuan penderita ISPA Passive case finding yaitu penemuan
penderita ISPA (meliputi Infeksi saluran
pernapasan bagian atas dan bawah) yang
berobat ke poli MTBS Puskesmas dengan
gejala-gejala sebagai berikut: batuk, pilek,
demam, sesak napas +/-..
2. Penentuan diagnosis ISPA Penegakan diagnosis ISPA pneumonia dan
non pneumonia dilaksanakan melalui
anamnesa (mengajukan pertanyaan kepada
ibu) dan pemeriksaan fisik balita dengan
cara melihat dan mendengarkan
pernapasan (saat balita tenang, tidak
menangis, tidak meronta) dengan
menghitung frekuensi nafas menggunakan
sound timer selama 60 detik.
No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan
Berdasarkan pada hasil pemeriksaan, klasifikasi
penyakit ISPA dibedakan untuk untuk golongan
umur < 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan -
< 5 tahun
Golongan umur < 2 bulan
a. Pneumonia berat : Bila adanya gejala batuk, pilek,
demam, dan disertai tanda tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam (TDDK) atau adanya nafas
cepat, frekuensi nafas yaitu 60x per menit atau
lebih.
b. Batuk bukan pneumonia : Bila adanya gejala
batuk, pilek, demam +/- , dan tidak disertai tanda
tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
(TDDK) atau tidak adanya nafas cepat, frekuensi
nafas kurang dari 60x per menit.
Golongan umur 2 bulan - < 5 tahun
a. Pneumonia berat : Bila adanya gejala batuk, pilek,
demam, dan disertai tanda tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam (TDDK) dimana pada
waktu anak menarik nafas (saat diperiksa anak
harus dalam keadaan tenang, tidak
menangis/meronta).
b. Pneumonia : Bila adanya gejala batuk, pilek,
demam, dan tidak disertai tanda tarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam (TDDK) atau adanya
nafas cepat, frekuensi nafas :
- 2 bulan - <12 bulan : ≥ 50x/menit.
- 12 bulan-<5 tahun : ≥ 40x/menit.
No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan
c. Batuk bukan pneumonia : Bila adanya
gejala batuk, pilek, demam +/, dan tidak
disertai tanda tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam (TDDK) atau tidak ada
nafas cepat, frekuensi nafas :
- 2 bulan-<12 bulan : < 50x/menit.
- 12 bulan-<5 tahun : < 40x/menit.
3. Pelayanan pengobatan penderita
ISPA
Pelayanan pengobatan penderita ISPA :
Golongan umur < 2 bulan
a. Pneumonia berat :
- Rujuk segera ke rumah sakit.
- Obati demam, jika perlu.
- Antitusif – anti sesak, jika perlu.
- Anjurkan kepada ibu untuk tetap
memberikan ASI
b. Batuk bukan pneumonia :
- Nasihati ibu untuk tindakan perawatan
di rumah /menjaga bayi tetap hangat.
- Memberi ASI lebih sering.
- Membersihkan lubang hidung jika
menggangu pemberian ASI.
- Anjurkan ibu kembali kontrol jika
pernafasan menjadi cepat atau sukar,
kesulitan minum ASI, sakitnya
bertambah parah.
No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan
Golongan umur 2 bulan - <5 tahun
a. Pneumonia berat :
- Rujuk segera ke rumah sakit.
- Beri 1 dosis antibiotik.
- Obati demam, jika perlu.
- Antitusif – anti sesak, jikaperlu.
b. Pneumonia :
- Nasihati ibu untuk tindakan perawatan di
rumah
- Beri antibiotik selama 3 hari.
- Anjurkan ibu untuk kembali kontrol 2 hari
atau lebih cepat bila keadaan anak
memburuk.
- Obati demam, jika perlu.
- Antitusif – anti sesak, jika perlu.
c. Batuk bukan pneumonia :
- Jika batuk > 3 minggu rujuk.
- Nasihati ibu untuk tindakan perawatan di
rumah
- Obati demam, jika perlu.
- Antitusif – anti sesak, jika perlu.
4. Rujukan Penderita dengan
ISPA berat.
Setiap bayi dan anak balita dengan pneumonia
berat dengan tanda bahaya umum harus segera
dirujuk ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih
lanjut.
Tanda bahaya umum yang perlu diwaspadai
yang menyertai anak dengan batuk pada umur
< 2 bulan yaitu : Kurang mau minum,
kejang, kesadaran menurun, stridor,
wheezing, demam atau terlalu dingin.
No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan
Tanda bahaya yang perlu diwaspadai yang
menyertai anak dengan batuk pada umur 2
bulan sampai < 5 tahun yaitu : tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor,
gizi buruk.
5. Penyuluhan Penyuluhan dilakukan secara :
a. Perorangan , digunakan wawancara dengan
orang tua dan memberikan semua informasi
mengenai tanda bahaya ISPA (pneumonia
berat).
b. Kelompok, menggunakan metode ceramah,
diskusi kelompok atau poster.
6. Pelatihan kader Dilakukan 1 x / tahun. Dengan tujuan
memberikan pengetahuan kepada para kader
berupa pengenalan mengenai gejala penyakit
ISPA ringan, sedang dan berat berdasarkan
perhitungan frekuensi napas dengan
mengunakan sound timer atau jam tangan, serta
usaha – usaha pencegahan ISPA.
7. Pencatatan dan pelaporan Dengan menggunakan sistem SP2TP :
- Kasus ISPA sedang (Pneumonia) dan ISPA
berat (Pneumonia berat) dilaporkan dalam
formulir LB1 sebagai Pneumonia.
- Kasus ISPA ringan (batuk-pilek) dilaporkan
dalam formulir LB3 sebagai penyakit ISPA.
No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan
II Proses
A. Perencanaan
a. Penemuan penderita ISPA Jumlah sasaran adalah 10 % dari jumlah
seluruh balita di wilayah puskesmas.
Akan dilaksanakan Penemuan kasus ISPA
secara pasif oleh dokter umum atau perawat
pada semua penderita ISPA yang datang
berobat ke poli MTBS setiap hari kerja,
pukul 08.00-14.00 WIB.
b. Penentuan diagnosis ISPA Penentuan diagnosis ISPA akan dilaksanakan
berdasarkan metode sesuai dengan anamnesa
dan pemeriksaan fisik oleh dokter umum atau
perawat Puskesmas yang bertugas di setiap hari
kerja, pukul 08.00-14.00 WIB.
c. Pelayanan pengobatan
penderita ISPA
Akan dilaksanakan sesuai dengan metode oleh
dokter umum atau perawat puskesmas setiap
hari kerja kerja pukul 08.00-14.00 WIB.
d. Rujukan penyakit ISPA berat Akan dilakukan rujukan ke dokter spesialis anak
atau Rumah Sakit terdekat pada setiap penderita
pneumonia berat dengan tanda bahaya umum,
setiap hari kerja, pukul 08.00-14.00 WIB.
e. Penyuluhan Perorangan
Akan dilaksanakan dengan menggunakan teknik
wawancara dan memberikan semua informasi
mengenai ISPA pada orang tua penderita yang
datang ke Puskesmas, setiap hari kerja pukul
08.00-14.00 WIB.
No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan
Kelompok
Akan dilaksanakan 1x/bulan penyuluhan
kelompok dengan mengunakan metode
ceramah, diskusi kelompok dan poster.
f. Pelatihan kader untuk
meningkatkan pengetahuan
mengenai ISPA.
Akan dilaksanakan 1 x/tahun.
g. Pencatatan dan pelaporan Pencatatan akan dilaksanakan setiap hari dan
pelaporan akan dilaksanakan secara bulanan,
triwulan, semester dan tahunan oleh petugas
kesehatan di Puskesmas.
B. Pengorganisasian Penanggung jawab program : Kepala
Puskesmas (dokter umum/ dokter gigi).
Tugasnya : bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap berjalannya program, melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap
keberhasilan program, mendeteksi hambatan
yang ada serta penanggulangannya.
Koordinator P2ISPA: tenaga kesehatan
(dokter, perawat, bidan).
Tugasnya : mengkoordinasi pelaksanaan
program agar dapat berjalan dengan baik.
Administrasi program : tenaga administrasi.
Tugasnya: melakukan pencatatan dan
pelaporan pelaksanaan program.
Pelaksana program : tenaga kesehatan
(dokter, perawat) dan para kader
No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan
Dokter umum :
- Melakukan supervisi dan bimbingan
penatalaksanaan standar kasus– kasus ISPA
kepada perawat atau paramedis.
- Melakukan pemeriksaan atau pengobatan
kasus-kasus pneumonia berat atau
penyakit-penyakit dengan tanda bahaya
yang dirujuk oleh perawat atau paramedik,
dan merujuknya ke rumah sakit bila
dianggap perlu.
- Melatih semua petugas kesehatan di
wilayah Puskesmas yang diberi wewenang
mengobati penderita penyakit ISPA.
Perawat :
- Melakukan penatalaksanaan standar kasus–
kasus ISPA sesuai dengan petunjuk yang
ada.
- Melakukan konsultasi kepada dokter
puskesmas untuk kasus – kasus ISPA
tertentu seperti pneumonia berat, penderita
dengan wheezing, stridor.
- Bersama dokter atau di bawah petunjuk
dokter melatih kader.
- Memberikan penyuluhan terutama kepada
ibu – ibu.
- Melakukan tugas – tugas lain yang
diberikan oleh pimpinan Puskesmas
sehubungan dengan pelaksanaan P2 ISPA.
No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan
Kader :
- Dilatih untuk bisa membedakan gejala
penyakit ISPA ringan, sedang dan berat
berdasarkan perhitungan frekuensi napas
dengan mengunakan sound timer atau jam
tangan, serta usaha – usaha pencegahan
ISPA.
- Memberikan penyuluhan kelompok perihal
penyakit batuk pilek biasa (bukan
pneumonia) serta penyakit pneumonia serta
tindakan yang perlu dilakukan oleh ibu
yang anaknya menderita penyakit ini.
C. Pelaksanaan
a. Penemuan penderita ISPA Dilaksanakan secara pasif oleh dokter umum
atau perawat di BPU setiap hari kerja, pk
08.00-14.00 WIB.
b. Penentuan diagnosis ISPA Dilaksanakan oleh dokter umum atau perawat
sesuai metode setiap hari kerja pk 08.00-14.00
WIB.
c. Pelayanan pengobatan
penderita
Dilaksanakan oleh dokter umum atau perawat
sesuai dengan metode mengenai penanganan
ISPA, setiap hari kerja, pukul 08.00-14.00
WIB.
d. Rujukan penyakit ISPA Dilaksanakan untuk penderita pneumonia berat
dengan tanda bahaya umum langsung dirujuk
ke Dokter Spesialis di RS terdekat.
e. Penyuluhan Dilaksanakan secara perorangan kepada orang
tua pasien dengan wawancara dan secara
kelompok kepada masyarakat 1x/ bulan di
Puskesmas maupun di luar.
f. Pelatihan bagi kader Dilaksanakan Pelatihan terhadap kader
dilaksanakan 1x/ tahun oleh tenaga kesehatan
pada hari kerja, pukul 08.00-14.00 WIB.
g. Pencatatan dan pelaporan Pencatatan dengan sistem SP2TP tiap hari
melalui format LB1.
D. Pengawasan
Pelaporan sebelum tanggal 5 tiap bulan.
Melalui pertemuan bulanan yang diadakan oleh
kepala Puskesmas 12 x/tahun.
III Keluaran
a. Penemuan penderita ISPA Penemuan kasus ISPA (pneumonia) sebesar
86%
b. Penentuan diagnosis ISPA 100% dari penemuan kasus ISPA
c. Pelayanan pengobatan penderita 100% dari pasien didiagnosis ISPA
d. Rujukan penyakit ISPA 100% dari kasus pneumonia berat .
e. Penyuluhan
- Perorangan 100% (tiap kali kunjungan)
- Kelompok 0%(1x/bulan)
f. Pelatihan bagi kader 0% (1 x/tahun)
g. Pencatatan dan pelaporan
*Perhitungan dilakukan oleh Evaluator
100% Setiap hari kerja pencatatan dengan
sistem SP2TP dalam format LB1.
Pelaporan dilakukan paling lambat tanggal 5
tiap bulan.
IV Lingkungan
A. Fisik
1. Kepadatan penduduk
2. Fasilitas kesehatan lain
Tidak terlalu padat, 1 orang menempati 8 – 9
m²
Tersedia klinik 24 jam, praktek dokter, praktek
bidan dan balai pengobatan dan memberikan
laporan penderita ISPA (pneumonia) ke
puskesmas
B. Non-fisik
1. Tingkat pendidikan, social-
ekonomi
2. Perilaku masyarakat dalam
pemanfaatan Puskesmas
Tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan
program P2ISPA.
Masyarakat memanfaatkan Puskesmas sebagai
tempat yang utama dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan.
V Umpan Balik
1. Adanya pencatatan dan pelaporan
yang lengkap dan sesuai dengan
waktu yang ditentukan sehingga
dapat digunakan sebagai masukan
untuk perbaikan pelaksanaan
program P2ISPA.
2. Pertemuan bulanan rutin ataupun
lokakarya mini bulanan yang
membahas hasil laporan kegiatan
tiap bulan dan dilakukan pencatatan
hasil pertemuan untuk perbaikan
pelaksanaan program P2ISPA yang
dilaksanakan.
12 x / tahun
12 x / tahun
VI Dampak
1. Langsung
2. Tidak langsung
Menurunkan angka kesakitan pneumonia
Menurunkan angka kematian akibat
Pneumonia
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Lampiran II
Petunjuk Puskesmas
Laut Jawa
Kabupaten Subang
Kec Cilamaya Kulon
Kec Banyusari
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Cilamaya
Lampiran III
Data Monografi Kecamatan Cilamaya Wetan tahun 2012
Tabel 1. Distribusi Penduduk di Tiap Desa Kecamatan Cilamaya Wetan,
Kabupaten Karawang
No. Nama Desa KKPenduduk Jumlah
L P
1 Cikarang 2251 3461 3613 7074
2 Cikalong 1453 2180 2207 4384
3 Tegalsari 1529 2512 2513 5025
4 Tegalwaru 2342 3661 3738 7399
5 Mekarmaya 3517 3518 3539 7057
6 Cilamaya 4093 8119 5281 13400
7 Muara 1492 2406 2331 4737
Jumlah 16677 25854 23222 49076
Sumber : Data Monografi Kecamatan Cilamaya Tahun 2012
Tabel 2. Klasifikasi Penduduk di Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang
No Penduduk Jiwa
1 Laki-laki 25.864
2 Perempuan 23.222
3 Bayi 1.173
4 Balita < 5 tahun 3.552
5 Bumil 390
6 Bulin 102
7
8
9
Bufas
Buteki
WUS
387
1.470
8857
Sumber : Data Monografi Kecamatan Cilamaya tahun 2012
Tabel 3. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Kecamatan Cilamaya
Tahun 2012
No Pendidikan Persentase
1 Tidak Sekolah 14,87%
2 Tidak Tamat SD 1,02%
3 Tamat SD 45,14%
4 Tamat SMP 23,80%
5 Tamat SMA 11,48%
6 Akademi 0,40%
7 Universitas/S1 1,29%
Total 100%
Sumber : Data Monografi wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya tahun 2012
Catatan : Tingkat Pendidikan
- Tinggi : Tamat D III, Sarjana
- Sedang : Tamat SMA
- Rendah : Tidak sekolah, tamat SD sampai SMP atau sederajat
Tabel 4. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Cilamaya Tahun 2012
No Pekerjaan Persentase1 Petani 60%2 Pengusaha sedang/besar 1%3 Pegrajin/Industri kecil 2%4 Buruh Industri 4%5 Buruh Bangunan 8%678
PedagangPengangkutanLain-lain
15%5%5%
Total 100%
Sumber : Data Monografiwilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya tahun 2012
Lampiran IV Data Bulanan Penderita ISPA
Tabel 4.1 Insidens Penderita ISPA di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya
Periode Januari 2012-Desember 2012
Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Cilamaya
Lampiran V. Pembahasan
(Tabel 5.1) Pembahasan
No. Variabel Pencapaian Tolok Ukur Masalah
ISPA
Bulan Pneumonia Pneumonia BeratBukan
Pneumonia
< 1
tahun
1- 4
tahun
< 1
tahun
1-4
tahunTotal
< 1
tahun
1-4
tahunTotal
Jan 36 40 0 0 76 142 207 366
Feb 26 45 0 0 71 151 205 356
Mar 33 45 0 0 78 148 177 325
Apr 25 42 0 0 67 153 204 357
Mei 22 51 0 0 73 179 244 423
Juni 28 43 0 0 43 81 143 224
Juli 15 54 0 0 69 176 231 407
Agus 28 40 0 0 68 124 152 276
Sept 29 55 0 0 84 168 241 409
Okt 20 47 0 0 67 151 217 368
Nov 18 48 0 0 66 198 262 460
Des 24 55 0 0 79 235 302 537
- - 841 4.508
I Masukan
A. Tenaga
1. Dokter 1 orang 1 orang (-)
2. Perawat 41orang 1 orang (-)
3. Koordinat
or P2M
1 orang 1 orang (-)
4. Petugas
administra
si
1 orang 1 orang (-)
5. Kader 207 orang 5 kader/posyandu
(-)
B. Dana
Dana pelaksanaan
program diperoleh
dari APBD Tingkat II
Cukup Cukup (-)
C. Sarana
a. Medis
Stetoskop 3 Buah 1 Buah (-)
Timbangan
berat badan
bayi
1 Buah 1 Buah (-)
Timbangan
berat badan
dewasa
3 Buah 1 Buah (-)
Sound timer 1 Buah 3 Buah (+)
Termometer 1 Buah 1 Buah (-)
Senter 1 Buah 1 Buah (-)
Antibiotik
Kotrimoksasol 480
mg
Cukup Cukup (-)
Kotrimoksasol 120
mg
Cukup Cukup (-)
Analgetik-
Antipiretik
Paracetamol 500 mg Cukup Cukup (-)
Paracetamol 100 mg Cukup Cukup (-)
Antitusif-
antisesak
Gliseril Guaiakolat Cukup Cukup (-)
Salbutamol Cukup Cukup (-)
b. Non
Medis
Ruang
Tunggu
Ada (1 ruang) Ada
Ruang periksa
pasien
Ada (1 ruang) Ada (-)
Tempat tidur
untuk
memeriksa
Ada (1 buah) Ada (-)
Pedoman
penatalaksana
an ISPA
Tidak Ada Ada (+)
Alat
Administrasi
(buku, alat
tulis)
Cukup Ada (-)
Brosur atau
poster
Ada (1 buah) Ada (-)
D. Metode
1. Penemuan
penderita
Penemuan penderita
ISPA (meliputi Infeksi
Passive case finding
yaitu penemuan
(-)
ISPA saluran pernapasan
bagian atas dan bawah)
yang berobat ke Balai
Pengobatan Umum
Puskesmas dengan
gejala-gejala sebagai
berikut : batuk, atau
kesukaran bernapas.
penderita ISPA
(meliputi Infeksi saluran
pernapasan bagian atas
dan bawah) yang
berobat ke Balai
Pengobatan Umum
Puskesmas dengan
gejala-gejala sebagai
berikut : batuk, atau
kesukaran bernapas.
2. Penentuan
diagnosis
ISPA
Penegakan diagnosis
ISPA pneumonia dan non
pneumonia dilaksanakan
melalui anamnesa
(mengajukan pertanyaan
kepada ibu) dan
pemeriksaan fisik balita
dengan cara melihat dan
mendengarkan
pernafasan (saat balita
tenang, tidak menangis,
tidak meronta) dengan
menghitung frekuensi
nafas menggunakan
sound timer selama 60
detik.
Penegakan diagnosis
ISPA pneumonia dan
non pneumonia
dilaksanakan melalui
anamnesa (mengajukan
pertanyaan kepada ibu)
dan pemeriksaan fisik
balita dengan cara
melihat dan
mendengarkan
pernafasan (saat balita
tenang, tidak menangis,
tidak meronta) dengan
menghitung frekuensi
nafas menggunakan
sound timer selama 60
detik.
(-)
Berdasarkan pada hasil
pemeriksaan, klasifikasi
penyakit ISPA dibedakan
untuk untuk golongan
Berdasarkan pada hasil
pemeriksaan, klasifikasi
penyakit ISPA
dibedakan untuk untuk
umur < 2 bulan dan
untuk golongan umur 2
bulan - < 5 tahun
golongan umur < 2
bulan dan untuk
golongan umur 2 bulan -
< 5 tahun
Golongan umur < 2
bulan
Golongan umur < 2
bulan
a. Pneumonia berat :
Bila adanya
gejala batuk,
pilek, demam,
dan disertai tanda
tarikan dinding
dada bagian
bawah ke dalam
(TDDK) atau
adanya nafas
cepat, frekuensi
nafas yaitu 60x
per menit atau
lebih.
a. Pneumonia berat
: Bila adanya
gejala batuk,
pilek, demam,
dan disertai
tanda tarikan
dinding dada
bagian bawah ke
dalam (TDDK)
atau adanya
nafas cepat,
frekuensi nafas
yaitu 60x per
menit atau lebih.
a. Batuk bukan
pneumonia : Bila
adanya gejala
batuk, pilek,
demam +/- , dan
tidak disertai
tanda tarikan
dinding dada
bagian bawah ke
b. Batuk bukan
pneumonia : Bila
adanya gejala
batuk, pilek,
demam +/- , dan
tidak disertai
tanda tarikan
dinding dada
bagian bawah ke
dalam (TDDK)
atau tidak adanya
nafas cepat,
frekuensi nafas
kurang dari 60x
per menit.
dalam (TDDK)
atau tidak adanya
nafas cepat,
frekuensi nafas
kurang dari 60x
per menit.
Golongan umur 2 bulan
- < 5 tahun
Golongan umur 2
bulan - < 5 tahun
a. Pneumonia berat :
Bila adanya
gejala batuk,
pilek, demam,
dan disertai tanda
tarikan dinding
dada bagian
bawah ke dalam
(TDDK) dimana
pada waktu anak
menarik nafas
(saat diperiksa
anak harus dalam
keadaan tenang,
tidak
menangis/meront
a).
a. Pneumonia berat
: Bila adanya
gejala batuk,
pilek, demam,
dan disertai
tanda tarikan
dinding dada
bagian bawah ke
dalam (TDDK)
dimana pada
waktu anak
menarik nafas
(saat diperiksa
anak harus
dalam keadaan
tenang, tidak
menangis/meront
a).
b. Pneumonia : Bila
adanya gejala
batuk, pilek,
demam, dan tidak
b. Pneumonia :
Bila adanya
gejala batuk,
pilek, demam,
disertai tanda
tarikan dinding
dada bagian
bawah ke dalam
(TDDK) atau
adanya nafas
cepat, frekuensi
nafas :
2 bulan - <12 bulan : ≥
50x/menit.
12 bulan - <5 tahun : ≥
40x/menit.
dan tidak disertai
tanda tarikan
dinding dada
bagian bawah ke
dalam (TDDK)
atau adanya
nafas cepat,
frekuensi nafas :
2 bulan - <12 bulan : ≥
50x/menit.
12 bulan - <5 tahun : ≥
40x/menit.
c. Batuk bukan
pneumonia : Bila
adanya gejala
batuk, pilek,
demam +/, dan
tidak disertai
tanda tarikan
dinding dada
bagian bawah ke
dalam (TDDK)
atau tidak ada
nafas cepat,
frekuensi nafas :
2 bulan-<12 bulan : <
50x/menit
12 bulan-<5 tahun : <
40x/menit
c. Batuk bukan
pneumonia : Bila
adanya gejala
batuk, pilek,
demam +/, dan
tidak disertai
tanda tarikan
dinding dada
bagian bawah ke
dalam (TDDK)
atau tidak ada
nafas cepat,
frekuensi nafas :
2 bulan-<12 bulan : <
50x/menit
12 bulan-<5 tahun : <
40x/menit
3. Pelayanan
Pengobata
Golongan umur <2
bulan
Golongan umur <2
bulan
n
Penderita
ISPA
a. Pneumonia berat:
Rujuk segera ke
rumah sakit
Beri 1 dosis
antibiotik yang
sesuai
Obati demam jika
perlu
Antitusif-
antisesak jika
perlu
Anjurkan kepada
ibu untuk tetap
memberikan ASI
a. Pneumonia
berat:
Rujuk segera ke
rumah sakit
Beri 1 dosis
antibiotik yang
sesuai
Obati demam
jika perlu
Antitusif-
antisesak jika
perlu
Anjurkan kepada
ibu untuk tetap
memberikan ASI
b. Batuk bukan
pneumonia :
Nasihati ibu
untuk tindakan
perawatan di
rumah /menjaga
bayi tetap hangat.
Memberi ASI
lebih sering
Membersihkan
lubang hidung
jika menggangu
pemberian ASI
b. Batuk bukan
pneumonia :
Nasihati ibu
untuk tindakan
perawatan di
rumah /menjaga
bayi tetap
hangat.
Memberi ASI
lebih sering
Membersihkan
lubang hidung
jika menggangu
Anjurkan ibu
kembali kontrol
jika pernafasan
menjadi cepat
atau sukar,
kesulitan minum
ASI, sakitnya
bertambah parah.
pemberian ASI
Anjurkan ibu
kembali kontrol
jika pernafasan
menjadi cepat
atau sukar,
kesulitan minum
ASI, sakitnya
bertambah parah.
Golongan umur 2 bulan
- <5 tahun
Golongan umur 2
bulan - <5 tahun
a. Pneumonia berat :
Rujuk segera ke
rumah sakit.
Beri 1 dosis
antibiotik.
Obati demam,
jika perlu.
Antitusif – anti
sesak, jika perlu.
a. Pneumonia
berat:
Rujuk segera ke
rumah sakit.
Beri 1 dosis
antibiotik.
Obati demam,
jika perlu.
Antitusif – anti
sesak, jika perlu.
b. Pneumonia :
Nasihati ibu
untuk tindakan
perawatan di
rumah
Beri antibiotik
selama 3 hari.
Anjurkan ibu
untuk kembali
kontrol 2 hari
c. Pneumonia :
Nasihati ibu
untuk tindakan
perawatan di
rumah
Beri antibiotik
selama 3 hari.
Anjurkan ibu
untuk kembali
kontrol 2 hari
atau lebih cepat
bila keadaan anak
memburuk.
Obati demam,
jika perlu.
Antitusif – anti
sesak, jika perlu.
atau lebih cepat
bila keadaan
anak memburuk.
Obati demam,
jika perlu.
Antitusif – anti
sesak, jika perlu.
c. Batuk bukan
pneumonia:
Jika batuk > 3
minggu rujuk.
Nasihati ibu
untuk tindakan
perawatan di
rumah
Obati demam,
jika perlu.
Antitusif – anti
sesak, jika perlu.
c. Batuk bukan
pneumonia:
Jika batuk > 3
minggu rujuk.
Nasihati ibu
untuk tindakan
perawatan di
rumah
Obati demam,
jika perlu.
Antitusif – anti
sesak, jika perlu.
4. Rujukan
Penderita
dengan
ISPA
Berat
Setiap bayi dan anak
balita dengan pneumonia
berat dengan tanda
bahaya umum segera
dirujuk ke Rumah Sakit.
Setelah itu difollow-up
keadaannya.
Setiap bayi dan anak
balita dengan
pneumonia berat dengan
tanda bahaya umum
segera dirujuk ke
Rumah Sakit. Setelah itu
difollow-up keadaannya.
Tanda bahaya umum
yang perlu diwaspadai :
anak dengan
batuk pada umur
Tanda bahaya umum
yang perlu diwaspadai :
anak dengan
batuk pada umur
< 2 bulan yaitu :
Kurang mau
minum, kejang,
kesadaran
menurun, stridor,
wheezing, demam
atau terlalu
dingin.
anak dengan
batuk pada umur
2 bulan sampai <
5 tahun yaitu :
tidak bisa minum,
kejang, kesadaran
menurun, stridor,
gizi buruk.
< 2 bulan yaitu :
Kurang mau
minum, kejang,
kesadaran
menurun, stridor,
wheezing,
demam atau
terlalu dingin.
anak dengan
batuk pada umur
2 bulan sampai <
5 tahun yaitu :
tidak bisa
minum, kejang,
kesadaran
menurun, stridor,
gizi buruk.
5. Penyuluha
n
Cara: Cara: (-)
a. Perorangan,
digunakan
wawancara
dengan orang tua
dan memberikan
semua informasi
mengenai tanda
bahaya ISPA
(pneumonia
berat).
a. Perorangan,
digunakan
wawancara
dengan orang tua
dan memberikan
semua informasi
mengenai tanda
bahaya ISPA
(pneumonia
berat).
b. Kelompok, b. Kelompok,
menggunakan
metode ceramah,
diskusi kelompok
atau poster.
menggunakan
metode ceramah,
diskusi
kelompok atau
poster.
6. Pelatihan
Kader
Dilakukan 1 x / tahun.
Dengan tujuan
memberikan pengetahuan
kepada para kader berupa
pengenalan mengenai
gejala penyakit ISPA
ringan, sedang dan berat
berdasarkan perhitungan
frekuensi napas dengan
mengunakan sound timer
atau jam tangan, serta
usaha – usaha
pencegahan ISPA.
Dilakukan 1 x / tahun.
Dengan tujuan
memberikan
pengetahuan kepada
para kader berupa
pengenalan mengenai
gejala penyakit ISPA
ringan, sedang dan berat
berdasarkan perhitungan
frekuensi napas dengan
mengunakan sound
timer atau jam tangan,
serta usaha – usaha
pencegahan ISPA.
(-)
7. Pencatata
n dan
pelaporan
Dengan menggunakan
sistem SP2TP :
Dengan menggunakan
sistem SP2TP :
(-)
- Kasus ISPA sedang
(Pneumonia) dan
ISPA berat
(Pneumonia berat)
dilaporkan dalam
formulir LB1 sebagai
Pneumonia.
- Kasus ISPA sedang
(Pneumonia) dan
ISPA berat
(Pneumonia berat)
dilaporkan dalam
formulir LB1
sebagai Pneumonia.
- Kasus ISPA ringan
(batuk-pilek)
- Kasus ISPA ringan
(batuk-pilek)
dilaporkan dalam
formulir LB3 sebagai
penyakit ISPA.
dilaporkan dalam
formulir LB3
sebagai penyakit
ISPA.
II Proses
A. Perencanaan
a. Penemuan
Penderita
ISPA
Akan dilaksanakan
Penemuan kasus ISPA
secara pasif oleh dokter
umum atau perawat pada
semua penderita ISPA
yang datang berobat ke
Balai Pengobatan Umum
(BPU) setiap hari kerja,
pukul 08.00-14.00 WIB.
Jumlah sasaran
adalah 10 % dari
jumlah seluruh balita
di wilayah
puskesmas.
Penemuan kasus
ISPA secara pasif
oleh dokter umum
atau perawat pada
semua penderita
ISPA yang datang
berobat ke BPU
setiap hari kerja,
pukul 07.30-14.00
WIB.
(-)
b. Penentuan
diagnosis
ISPA
Penentuan diagnosis
ISPA akan dilaksanakan
berdasarkan metode yang
ada (dengan pedoman)
dengan anamnesa dan
pemeriksaan fisik oleh
dokter umum atau
perawat Puskesmas yang
bertugas di setiap hari
kerja, pukul 08.00-14.00
Penentuan diagnosis
ISPA akan dilaksanakan
berdasarkan metode
yang ada (dengan
pedoman) dengan
anamnesa dan
pemeriksaan fisik oleh
dokter umum atau
perawat Puskesmas
yang bertugas di setiap
(-)
WIB. hari kerja, pukul 08.00-
14.00 WIB.
c. Pelayanan
Pengobatan
Penderita
ISPA
Akan dilaksanakan sesuai
dengan metode oleh
dokter atau perawat
umum Puskesmas setiap
hari kerja kerja pukul
08.00-14.00 WIB.
Akan dilaksanakan
sesuai dengan metode
oleh dokter atau perawat
umum Puskesmas setiap
hari kerja kerja pukul
08.00-14.00 WIB.
(-)
d. Rujukan
Penyakit
ISPA Berat
Akan Dilakukan rujukan
ke Rumah Sakit terdekat
pada setiap penderita
pneumonia berat dengan
tanda bahaya umum,
setiap hari kerja, pukul
08.00-14.00 WIB.
Akan Dilakukan rujukan
ke Rumah Sakit terdekat
pada setiap penderita
pneumonia berat dengan
tanda bahaya umum,
setiap hari kerja, pukul
08.00-14.00 WIB.
(-)
e. Penyuluhan Perorangan
Dilaksanakan dengan
menggunakan teknik
wawancara dan
memberikan semua
informasi mengenai
ISPA pada orang tua
penderita yang datang ke
Puskesmas, setiap hari
kerja (senin-sabtu), pukul
08.00-14.00 WIB,
kecuali hari libur
Perorangan
Dilaksanakan dengan
menggunakan teknik
wawancara dan
memberikan semua
informasi mengenai
ISPA pada orang tua
penderita yang datang
ke Puskesmas, setiap
hari kerja (senin-sabtu),
pukul 08.00-14.00 WIB,
kecuali hari libur
(-)
Kelompok
Akan dilaksanakan
1x/bulan penyuluhan
kelompok dengan
Kelompok
Akan dilaksanakan
1x/bulan penyuluhan
kelompok dengan
(-)
mengunakan metode
ceramah, diskusi
kelompok dan poster.
mengunakan metode
ceramah, diskusi
kelompok dan poster.
f. Pelatihan
kader
meningkatkan
pengetahuan
mengenai
ISPA
Akan dilaksanakan 1
x/tahun.
Akan dilaksanakan 1
x/tahun.
(-)
g. Pencatatan
dan Pelaporan
Pencatatan dilaksanakan
setiap hari dan pelaporan
dilaksanakan secara
bulanan oleh petugas
kesehatan di Puskesmas.
Pencatatan akan
dilaksanakan setiap hari
dan pelaporan akan
dilaksanakan secara
bulanan, triwulan,
semester dan tahunan
oleh petugas kesehatan
di Puskesmas.
(-)
B. Pengorganisas
ian
Tidak terdapat struktur
organisasi tertulis dan
pembagian tugas teratur
dalam menjalankan
program P2 ISPA :
Penanggung Jawab :
Dr. Aziz Gopur
Koordinator P2M dan
Administrasi
program: Pak Waris
Pelaksana P2 ISPA :
Dr. Imas
Penanggung jawab
program : Kepala
Puskesmas (dokter
umum/ dokter gigi).
Tugasnya : bertanggung
jawab sepenuhnya
terhadap berjalannya
program, melakukan
pemantauan dan
evaluasi terhadap
keberhasilan program,
mendeteksi hambatan
yang ada serta
penanggulangannya.
(+)
Koordinator P2
ISPA: tenaga
kesehatan (dokter,
perawat, bidan).
Tugasnya :
mengkoordinasi
pelaksanaan program
agar dapat berjalan
dengan baik
Administrasi
program : tenaga
administrasi.
Tugasnya: melakukan
pencatatan dan
pelaporan pelaksanaan
program.
Pelaksana program :
tenaga kesehatan
(dokter, perawat) dan
para kader
C. Pelaksanaan
a. Penemuan
Penderita
ISPA
Dilaksanakan secara
pasif oleh dokter umum
atau perawat di BPU
antara pk 08.00-14.00.
Dilaksanakan secara
pasif oleh dokter umum
atau perawat di BPU
setiap hari kerja, pk
07.30-14.00 WIB.
(-)
b. Penentuan
Diagnosis
ISPA
Dilaksanakan oleh dokter
umum atau perawat
dengan pedoman antara
pk 08.00-14.00.
Dilaksanakan oleh
dokter umum atau
perawat sesuai pedoman
setiap hari kerja, pk
07.30-14.00 WIB.
(-)
c. Pelayanan
Pengobatan
Penderita
Dilaksanakan oleh dokter
umum atau perawat
dengan pedoman antara
pk 08.00-14.00.
Dilaksanakan oleh
dokter umum atau
perawat sesuai dengan
metode mengenai
penanganan ISPA,
setiap hari kerja, pukul
07.30-14.00 WIB.
(-)
d. Rujukan
Penyakit
ISPA
Dilaksanakan untuk
penderita pneumonia
berat dengan tanda
bahaya umum langsung
dirujuk ke RS terdekat.
Dilaksanakan untuk
penderita pneumonia
berat dengan tanda
bahaya umum langsung
dirujuk ke Dokter
Spesialis di RS terdekat.
(-)
e. Penyuluhan Dilaksanakan secara
perorangan kepada orang
tua pasien, namun
Dilaksanakan secara
perorangan kepada
orang tua pasien dengan
wawancara.
(-)
Secara kelompok. Tidak
dilaksanakan
Secara kelompok kepada
masyarakat 1x/ bulan di
Puskesmas maupun di
luar.
(+)
f. Pelatihan
Bagi Kader
Tidak dilaksanakan Dilaksanakan Pelatihan
terhadap kader
dilaksanakan 1x/ tahun
oleh tenaga kesehatan
pada hari kerja, pukul
07.30-14.00 WIB.
(+)
g. Pencatatan
dan Pelaporan
Pencatatan dengan
pengisian formulir
SP2TP tiap hari melalui
format LB Program P2
Pencatatan dengan
sistem SP2TP tiap hari
melalui format LB1.
Pelaporan sebelum
(-)
ISPA.
Pelaporan sebelum
tanggal 5 tiap bulan.
tanggal 5 tiap bulan
D. Pengawasan Melalui pertemuan
bulanan yang diadakan
oleh kepala Puskesmas
12 x/tahun
Melalui pertemuan
bulanan yang diadakan
oleh kepala Puskesmas
12 x/tahun
(-)
III Keluaran
1. Penemuan
Penderita
ISPA
(pneumonia)
Jumlah balita penderita
pneumonia yang diobati
di satu wilayah kerja
dalam satu tahun
=
x 100%
Jumlah perkiraan balita
penderita pneumonia
di suatu wilayah kerja
dalam satu tahun
= 66 / 449,6 x 100 %
= 14,67 %
Jadi, penemuan penderita
ISPA pneumonia yang
datang berobat ke
Puskesmas sebesar 14,67
%
86% (+)
82,94%
2. Penentuan
Diagnosis
ISPA
100% dari penemuan
kasus ISPA
100% dari penemuan
kasus ISPA
(-)
3. Pelayanan
Pengobatan
100% dari pasien yang
didiagnosis ISPA
100% (-)
Penderita
4. Rujukan
Penyakit
ISPA
Tidak ditemukan kasus
pneumonia berat yang
perlu dirujuk
100% dari kasus
pneumonia berat
(-)
5. Penyuluhan
- Peroranga
n
Dilakukan setiap kali
kunjungan (100%)
100% (setiap kali
kunjungan
(-)
- Kelompok Tidak dilaksanakan (0%) 100% (1x/bulan) (+) 100%
6. Pelatihan bagi
kader untuk
meningkatkan
pengetahuan
tentang ISPA
Tidak dilaksanakan (0%) 100% (1 x/tahun) (+) 100%
7. Pencatatan
dan pelaporan
100% Setiap hari kerja
pencatatan dengan sistem
ST2TP dalam format LB
Program P2 ISPA.
100% Setiap hari kerja
pencatatan dengan
sistem ST2TP dalam
format LB1.
(-)
Pelaporan dilakukan
paling lambat tanggal 5
tiap bulan.
Pelaporan dilakukan
paling lambat tanggal 5
tiap bulan.
IV Lingkungan
A. Fisik
1. Kepadatan
Penduduk
Kepadatan penduduk
adalah :
Jumlah penduduk di
wilayah
Cilamaya
=
Luas wilayah Cilamaya
= 44.213 orang /
3.670.000 m2
Tidak terlalu padat, 1
orang menempati 8 – 9
m²
(-)
= 1 orang / 83 m²
2. Asap Dalam
Ruangan
Tidak ada data mengenai
kebiasaan penduduk
mnggunakan biomasa
apa dalam memasak,
asap rokok, serta
penggunaan pestisida
semprot atau bakar.
Data mengenai
kebiasaan penduduk
mnggunakan biomasa
apa dalam memasak,
asap rokok, serta
penggunaan pestisida
semprot atau bakar.
(+)
3. Ventilasi
Ruangan
Tidak ada data mengenai
keadaan ventilasi rumah
penduduk di sekitar
wilayah kerja.
Data mengenai keadaan
ventilasi rumah
penduduk di sekitar
wilayah kerja.
(+)
B. Non Fisik
1. Fasilitas
kesehatan lain
Tidak ada kerja sama
fasilitas kesehatan lain
dengan Puskesmas dalam
program P2ISPA.
Adanya kerjasama
fasilitas kesehatan lain
dengan Puskesmas
dalam kegiatan P2 ISPA
(+)
2. Tingkat
pendidikan,
sosial-
ekonomi
Sebagian besar penduduk
berpendidikan rendah
(89,76%) dan bermata
pencaharian sebagai
petani (21,16%).
Tidak menjadi hambatan
dalam pelaksanaan
program P2ISPA.
(+)
3. Perilaku
Masyarakat
dalam
pemanfaatan
Puskesmas
Ada data Masyarakat
memanfaatkan
Puskesmas sebagai
tempat yang utama
dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan.
(-)
V Umpan Balik
1. Adanya
pencatatan
dan pelaporan
yang lengkap
dan sesuai
dengan waktu
yang
ditentukan
sebagai
masukan
untuk
perbaikan
pelaksanaan
program
P2ISPA.
Pencatatan secara
lengkap tepat dan
pelaporan dilakukan tiap
bulan. Dilakukan
penmantauan tiap bulan
oleh pihak yang lebih
tinggi.
12 x / tahun (-)
2. Pertemuan
bulanan rutin
ataupun
lokakarya
mini bulanan
yang
membahas
hasil laporan
kegiatan tiap
bulan dan
dilakukan
pencatatan
hasil
pertemuan
untuk
perbaikan
Umpan balik diberi saat
rapat pertemuan bulanan
dan rapat di Dinkes tiap
bulannya. Disampaikan
kekurangan atau masalah
yang ada dan dilakukan
pencatatan hasil dari tiap
pertemuan
12 x / tahun (-)
pelaksanaan
program
P2ISPA yang
dilaksanakan.
(12x/tahun)
VI Dampak
1. Langsung Belum diketahuinya
angka kesakitan
pneumonia
Menurunkan angka
kesakitan pneumonia
(-)
2. Tidak
Langsung
Belum diketahuinya
angka kematian akibat
Pneumonia
Menurunkan angka
kematian akibat
Pneumonia
(-)
Belum diketahuinya
derajat kesehatan
masyarakat.
Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat