lakip pengadilan agama sumbawa besar tahun 2014 i-v.pdf[ lakip pengadilan agama sumbawa besar ]...
TRANSCRIPT
[LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang telah diamendemen, dinyatakan bahwa “Kekuasaan Kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya
dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer,, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi”. Dengan amandemen tersebut, maka Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman diganti dengan Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
Dalam pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, dinyatakan
bahwa “Organisasi, administrasi, dan finansial Mahkamah Agung dan badan peradilan
yang berada di bawahnya berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung”, sedangkan
dalam pasal 21 ayat (2) dinyatakan bahwa “ketentuan mengenai organisasi, administrasi
dan finansial badan peradilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk masing-
masing lingkungan peradilan diatur dalam undang-undang sesuai dengan kekhususan
lingkungan peradilan masing-masing”. Sebagai realisasi dari pasal tersebut, pada
tanggal 30 Juni 2004 tentang Pengalihan Organisasi, Administrasi dan Finansial di
semua lingkungan Peradilan ke Mahkamah Agung.
Dalam pasal 28 dinyatakan bahwa “Susunan, kekuasaan dan hukum acara
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya sebagaimana
dimaksud dalam pasal 25 diatur dengan Undang-Undang tersendiri”. Sebagai realisasi
dari pasal 28 dan pasal 21 ayat (1) tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, dan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Pada Peradilan Agama juga telah terjadi perubahan atas Undang-Undang Nonor
7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yaitu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
tentang perubahan pertama dan perubahan kedua Undang-Undang Nomor 50 Tahun
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
2
2009. Pengadilan Agama Sumbawa Besar sebagai salah satu pelaksana kekuasaan
kehakiman, yang bertugas menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan
keadilan berdasarkan Pancasila, dengan tugas pokok menerima, memeriksa dan
mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan tugas lain
yang diberikan berdasarkan Undang-Undang.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009
tersebut, tidak hanya berisi tentang satu atapnya Badan Peradilan Agama di bawah
Mahkamah Agung, akan tetapi juga berisi tentang penambahan kewenangan Peradilan
Agama diantaranya adalah mengenai perkara-perkara tertentu dibidang perkawinan,
waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shodaqoh dan ekonomi syari’ah. tentang
Ekonomi Syariah. Dengan bertambahnya kewenangan ini makin berat pula beban dan
kewajiban Peradilan Agama. Maka seluruh aparat Peradilan Agama khususnya para
hakim dituntut untuk mengusai seluruh syari’at Islam termasuk seluk beluk tentang
ekonomi syari’ah yang kontemporer maupun Ahkamul Mu’amalat dan hubungannya
dengan Bank Indonesia serta permasalahan yang akan timbul dikemudian.
Dalam pelaksanaannya untuk tingkat pertama yang meliputi wilayah kota atau
kabupaten dilakukan oleh Pengadilan Agama, dan untuk tingkat banding yang meliputi
wilayah propinsi dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Agama. Tugas pokoknya adalah
untuk menerima, memeriksa, mengadili, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara
di atas dari orang-orang yang beragama Islam.
Mengingat luasnya lingkup tugas dan beratnya beban yang harus dilaksanakan
oleh Pengadilan, maka perlu adanya perhatian yang besar terhadap tata cara
pengelolaan administrasi Pengadilan. Hal ini sangat penting, karena bukan saja
menyangkut aspek ketertiban dalam menyelenggarakan administrasi, baik di bidang
teknis yudisial/perkara maupun bidang teknis non yudisial/sekretariat, yang
mempengaruhi kelancaran penyelenggaraan peradilan itu sendiri.
Komitmen Mahkamah Agung selaku induk badan-badan peradilan untuk
mewujudkan pelayanan yang maksimal terhadap pencari keadilan serta transparansi
dalam pengelolaan perkara telah menempatkan teknologi informasi dalam kedudukan
yang signifikan. Oleh karenanya secara bertahap harus diikuti dengan pemanfaatan
teknologi informasi tersebut dalam pengelolaan penyelenggaraan pengadilan, baik dalam
konteks pengelolaan perkara maupun administrasi umum.
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
3
Untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas, salah satu prasyarat penting yang
perlu diperhatikan adalah urgensi perlunya meningkatkan kapasitas dan kualitas
aparatur peradilan secara berkesinambungan. Hal ini penting, tidak saja dalam rangka
menyesuaikan kapasitas dan kualitas dengan tuntutan pelaksanaan administrasi
modern, tetapi juga dalam rangka mengoptimalkan penyelenggaraan pengadilan dalam
memberikan pelayanan kepada pencari keadilan secara tepat, sederhana, dan biaya
ringan, serta memberikan pelayanan kepada pelanggan internalnya yaitu karyawan
pengadilan dari tingkat tertinggi hingga terendah.
Sejalan dengan program Pembaharuan Mahkamah Agung dan Pengadilan pada
umumnya, dalam upaya mengembalikan citra Mahkamah Agung serta Pengadilan di
bawahnya sebagai lembaga terhormat dan dihormati. Pengadilan Agama Sumbawa
Besar sejak tahun 2010 dan sampai dengan tahun 2014 telah melakukan beberapa hal
diantaranya meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan Teknologi Informasi,
sebagai sarana untuk penataan sistem informasi, manajemen yang lebih efektif dan
efisien, selain meningkatkan kualitas kinerja peradilan, dapat juga digunakan untuk
meningkatkan transparansi system peradilan itu sendiri.
Selain itu dalam penyelenggaraannya keseluruhan fungsi dalam pengadilan baik
fungsional maupun struktural sedapat mungkin melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya secara taat dengan memperhatikan segi-segi dinamis dari tugas pokok dan
fungsi tersebut. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya hendaklah diikuti dengan
pengawasan yang memadai, utamanya pengawasan melekat yang dilakukan secara
berjenjang sesuai dengan struktur organisasi pengadilan maupun kaidah-kaidah
pengaturan pengawasan lainnya.
Berdasarkan premis-premis di atas, maka kebijakan umum Pengadilan Agama
Sumbawa Besar, adalah meliputi :
1. Perwujudan tata kelola pengadilan yang baik, benar, efektif dan efisien;
2. Perwujudan pengadilan agama yang berbasis teknologi informasi;
3. Peningkatan kapasitas dan kualitas aparatur pengadilan; dan
4. Pengawasan yang berkesinambungan atas jalannya pengadilan.
Seiring dengan kebijakan umum tersebut di atas Pengadilan Agama Sumbawa
Besar pada setiap awal dan khususnya tahun 2014 mengawali tugasnya dengan
melaksanakan beberapa program reformasi birokrasi sebagai bagian dari 5 program
quick wins yang dicanangkan oleh Mahkamah Agung R.I., diantaranya adalah
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
4
transparansi putusan melalui website : pa-sumbawabesar.go.id, manajemen informasi
teknologi, dan manajemen sumber daya manusia.
Berbagai kegiatan pembaruan yang telah dilaksanakan, sedang berjalan
maupun dalam tahap perencanaan, pada hakekatnya merupakan upaya Pengadilan
Agama Sumbawa Besar untuk mewujudkan peradilan yang agung dalam mencapai
pengadilan yang moderen. Modernisasi Pengadilan Agama bukanlah semata-mata
implementasi teknologi informasi saja namun juga modernisasi terhadap pola
kelembagaan, manajemen organisasi dan Sumber Daya Manusia.
Prinsip pengadilan yang terbuka (transparan) merupakan salah satu prinsip
pokok dalam sistem peradilan di dunia. Keterbukaan merupakan kunci lahirnya
akuntabilitas (pertanggungjawaban). Melalui keterbukaan (transparansi), hakim dan
pegawai pengadilan akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya.
Untuk itu sudah merupakan suatu keharusan adanya akuntabilitas kinerja
pada setiap instansi pemerintah. Yang mana pada prinsipnya setiap satuan kerja
seharusnya mempunyai barometer untuk menilai sampai sejauh mana roda organisasi
berjalan dengan baik atau tidak, apa hambatan dan tantangan serta tujuan yang belum
tercapai.
B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
1. Kedudukan Peradilan Agama
Pengadilan Agama Sumbawa Besar yang merupakan salah satu pemegang
kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama secara organisatoris,
administratif dan finansial serta teknis yustisial mempunyai kedudukan berada di
bawah pembinaan dan pengawasan Mahkamah Agung R.I.
Pengadilan Agama Sumbawa Besar berdasarkan surat keputusan Sekretaris
Mahkamah Agung R.I. Nomor : 039/SEK/SK/IX/2008 tanggal 17 September 2008
termasuk Pengadilan Agama Klas I B. Dan mempunyai kedudukan di Ibu kota
Kabupaten Sumbawa, menempati gedung permanen berlantai II yang berdiri diatas
tanah seluas 2.000 m² yang terletak di Kelurahan Lempeh Kecamatan Sumbawa
Kabupaten Sumbawa. Dengan alamat di Jalan Bungur Nomor 4 b Sumbawa 84313
telp. 0371-21866 / fax. 0371-21204, home page: www.pa-sumbawabesar.go.id email:
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
5
Photo Kantor Pengadilan Agama Sumbawa Besar di Jl. Bunggur No. 4 B Sumbawa Besar (doc. PA.Sub) Sejak berdirinya Pengadilan Agama Taliwang pada tanggal 26 Nopember
2011, maka wilayah yurisdiksi Pengadilan Agama Sumbawa Besar yang dulunya
mempunyai wilayah hukum dua Kabupaten yaitu wilayah Kabupaten Sumbawa dan
wilayah Kabupaten Sumbawa Barat. Maka sejak tahun 2012 wilayah yurisdiksinya
hanya meliputi wilayah hukum dari Kabupaten Sumbawa saja, yang terdiri dari 158
Desa dan 8 Kelurahan dari 24 kecamatan, dengan luas wilayah 8.493 Km² dan
jumlah penduduk 413.869 jiwa.
2. Tugas Pokok
Pengadilan Agama Sumbawa Besar mempunyai tugas pokok yang sama
sebagaimana tugas pokok pengadilan-pengadilan agama yang lain. Sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2006, diubah lagi dengan undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 disebutkan
bahwa :
Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang
beragama Islam dibidang :
a. Perkawinan, yang meliputi :
1. izin beristri lebih dari seorang;
2. izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua
puluh satu) tahun, dalam hal orang tua wali, atau keluarga dalam garis
lurus ada perbedaan pendapat;
3. dispensasi kawin;
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
6
4. pencegahan perkawinan;
5. penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah;
6. pembatalan perkawinan;
7. gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan istri;
8. perceraian karena talak;
9. gugatan perceraian;
10. penyelesaian harta bersama;
11. penguasaan anak-anak;
12. ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak
yang seharusnya bertanggung jawab tidak mematuhinya;
13. penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas
istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri;
14. putusan tentang sah tidaknya seorang anak;
15. putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua;
16. pencabutan kekuasaan wali;
17. penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan
seorang wali dicabut;
18. penunjukan seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18
(delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya;
19. pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada di
bawah kekuasaannya;
20. penetapan asal-usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak
berdasarkan hukum Islam;
21. putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan
perkawinan campuran;
22. pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan dijalankan menurut
peraturan yang lain.
b. Waris; c. Wasiat; d. Hibah; e. Wakaf; f. Zakat; g. Infaq; h. Shadaqah; dan
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
7
i. Ekonomi syari'ah, yang meliputi : 1. bank syari’ah; 2. lembaga keuangan mikro syari’ah. 3. asuransi syari’ah; 4. reasuransi syari’ah; 5. reksa dana syari’ah; 6. obligasi syari’ah dan surat berharga berjangka menengah syari’ah; 7. sekuritas syari’ah; 8. pembiayaan syari’ah; 9. pegadaian syari’ah; 10. dana pensiun lembaga keuangan syari’ah; dan 11. bisnis syari’ah.
3. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas - tugas pokok tersebut Pengadilan Agama
secara umum mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Fungsi mengadili (judicial power), yaitu memeriksa dan mengadili perkara-
perkara yang menjadi kewenangan pengadilan agama didaerah hukum masing-
masing. (vide Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2006 jo. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009).
b. Fungsi pengawasan, yaitu mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan
tingkah laku hakim, panitera/sekretaris, dan seluruh jajarannya. (vide : Pasal 53
ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2006 jo. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009) serta terhadap
pelaksanaan administrasi umum. (vide : Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004
tentang kekuasaan kehakiman). Pengawasan tersebut dilakukan secara berkala
oleh Hakim Pengawas Bidang.
c. Fungsi pembinaan, yaitu memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk
kepada jajarannya, baik yang menyangkut tugas teknis yustisial, administrasi
peradilan maupun administrasi umum. (vide : Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 jo. Undang-
Undang Nomor 50 Tahun 2009)
d. Fungsi administratif, yaitu memberikan pelayanan administrasi kepaniteraan
bagi perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi, perkara banding,
kasasi dan peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya. Dan
memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur dilingkungan
Pengadilan Agama (kepegawaian, keuangan dan umum).
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
8
e. Fungsi nasehat, yaitu memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat
tentang hukum Islam pada instansi pemerintah didaerah hukumnya, apabila
diminta sebagaimana diatur dalam Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 jo. Undang-Undang Nomor
50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama.
f. Fungsi lainnya, yaitu pelayanan terhadap penyuluhan hukum, riset/penelitian
dan lain sebagainya, seperti diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung
RI. Nomor : KMA/004/SK/II/1991.
Di samping itu dalam rangka terwujudnya pelayanan yang prima kepada para
pencari keadilan di Pengadilan Agama Sumbawa Besar, maka dalam melaksanakan
tugasnya berpedoman pada Standart Operasional Prosedur (SOP), yang telah
didiskusikan oleh bagian yang terkait dengan analisa beban kerja yang muatannya
antara lain sebagai berikut :
1. Kejelasan proses kerja untuk setiap proses kerja ;
2. Kejelasan tugas, tanggung jawab, target dan pengukuran terhadap hasil kerja
dari setiap posisi ;
3. Kejelasan wewenang yang diberikan atau yang dimiliki oleh setiap posisi untuk
mengambil keputusan ;
4. Kejelasan resiko dan dampak yang akan muncul bila tugas dan tangung jawab
tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya ;
5. Tersedianya sistem pengelolaan organisasi ;
6. Profesionalisme personel peradilan dalam melaksanakan tugas dan tangung
jawab utama harus memiliki keterampilan menggunakan sistem-sistem yang
dibangun .
Kondisi-kondisi tersebut diatas secara bertahap akan membawa organisasi
menjadi organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing) yang menjadi
salah satu tujuan Reformasi Birokrasi.
Dalam Standar Operasional (SOP) tersebut, telah diatur Standar Operasional
Prosedur tentang :
1. Penerimaan Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama ;
2. Pencatatan/Registrasi perkara masuk, PMH dan PHS ;
3. Pendaftaran perkara dengan pembayaran cuma-cuma (Prodeo) ;
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
9
4. Pemanggilan para pihak berperkara, saksi/saksi ahli ;
5. Pemanggilan para pihak berperkara, saksi/saksi ahli, melalui Kementerian Luar
Negeri, Media Massa dan Delegasi ;
6. Tata persidangan ;
7. Penyelesaian perkara melalui mediasi ;
8. Penyelesaian perkara oleh Majelis Hakim ;
9. Penyampaian Salinan Putusan ;
10. Pengambilan Salinan Putusan, Penetapan dan atau Akta Cerai oleh pihak
berperkara;
11. Penembalian Sisa Panjar Biaya Perkara ;
12. Proses pemberkasan perkara dan minutasi ;
13. Publikasi putusan ;
14. Pengarsipan berkas perkara ;
15. Sita Jaminan, Sita Eksekusi, Eksekusi Riil dan Eksekusi Lelang ;
16. Permohonan Banding ;
17. Permohonan Perkara Kasasi ;
18. Permohonan Perkara Peninjauan Kembali ;
19. Penanganan Pengaduan Masyarakat ;
20. Pelayanan Legalisasi Produk Pengadilan Agama pada Direktorat Administrasi
Peradilan Agama.
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Undang-Undang Nonor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama,
yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan
pertama dan perubahan kedua Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, disebutkan
bahwa “Tugas serta tanggung jawab, susunan organisasi dan tata kerja kepaniteraan
dan sekretariat Pengadilan diatur lebih lanjut oleh Mahkamah Agung”. Kemudian
susunan organisasi dan tata kerja kepaniteraan dan sekretariat diatur dalam Surat
Keputusan Mahkamah Agung Nomor: KMA/004/SK/II/1992.
Struktur Organisasi (Susunan) Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim
Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita.
1. Pimpinan Pengadilan Agama terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua.
2. Hakim adalah Pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman.
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
10
3. Pada setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Kepaniteraan yang dipimpin
oleh seorang Panitera.
4. Dalam melaksanakan tugasnya Panitera Pengadilan Agama dibantu oleh seorang
Wakil Panitera dan 3 (orang) Panitera Muda yaitu Panitera Muda Hukum,
Panitera Muda Gugatan dan Panitera Muda Permohonan. Disamping itu Panitera
juga dibantu oleh beberapa orang Panitera Pengganti dan beberapa orang
Jurusita/Jurusita Pengganti.
5. Pada setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Sekretariat yang dipimpin oleh
oleh seorang Sekretaris.
6. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris
dan 3 (orang) Kasubbag. Yaitu Kasubbag. Kepegawaian, Kasubbag. Keuangan,
dan Kasubbag. Umum.
7. Panitera Pengadilan Agama merangkap Sekretaris Pengadilan Agama.
Adapun susunan organisasi Pengadilan Agama Sumbawa Besar tahun 2014
adalah sebagai berikut :
No Jabatan Nama
1 2 3 1 Ketua Mansur, S.H 2 Wakil Ketua Drs. H. Misbachul Munir, M.H. 3 Hakim 1. Abubakar, S.H
2. H. Muhlis, S.H 3. Drs. Ahmad Nur, M.H. 4. H.M. Maftuh, S.H.,M.E.I 5. A. Riza Suaidi, S.Ag.,M.HI.
4 Panitera/Sekretaris H. Abubakar Mansur, S.H. 5 Wakil Panitera Kartika Sri Rohana, S.H 6 Wakil Sekretaris Husninas, S.Ag. 7 Panitera Muda Permohonan St. Faridahtul Athransy, S.H. 8 Panitera Muda Gugatan Syaifullah, S. Ag. 9 Panitera Muda Hukum Sartono, S.H.
10 Kasubbag Kepegawaian Muhammad Syapiun, SH.I. 11 Kasubbag Keuangan Rila Farwatiningsih, SE 12 Kasubbag Umum Lalu Tauhid, S. HI. 13 Panitera Pengganti 1. Hj. Patahiyah, S. HI.
2. Najamuddin, S. Ag. 3. Amiruddin, S.H. 4. Titin Suhartini, S.H. 5. Aminah, S.H. 6. Siti Maryam, S.H. 7. H. Husni Thamrin, S.HI
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
11
14 Jurusita Hariri, S.HI 15 Jurusita Pengganti 1. Nuraini, S.H
2. Idamansyah 3. Martinah 4. Ath Thariq Rahman
16 Staf Elfira Purnaningrum, S.H.
Untuk mengetahui bagan struktur organisasi dapat dilihat sebagaimana dalam
lampiran 1. D. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya laporan akuntabiltas kinerja ini untuk mengkomunikasikan
pencapaian pencapaian kinerja Pengadilan Agama Sumbawa Besar dalam tahun 2014.
Capaian kinerja 2014 tersebut dibandingkan dengan penetapan kinerja 2013 sebagai
tolok ukur keberhasilan tahunan organsisasi. Analisa atas capaian kinerja terhadap
rencana kinerja ini akan dapat mengindentifikasi sejumlah celah kinerja bagi perbaikan
kinerja di masa datang.
Dengan pola pikir sebagaimana tersebut di atas, sistematika Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Agama Sumbawa Besar
disusun sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas Latar Belakang, Tugas Pokok dan
Fungsi, dan Struktur Organsisasi.
Bab II – Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menjelaskan berbagai Program Prioritas
Peradilan Agama untuk periode tahun 2010-2014 dan Penetapan Kinerja Pengadilan
Agama Sumbawa Besar untuk Tahun 2014.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisa pencapaian kinerja Pengadilan
Agama Sumbawa Besar dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap
pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2014.
Bab IV – Penutup – menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja Pengadilan Agama Sumbawa Besar tahun 2014, dan menguraikan rekomendasi
yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
12
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
A. Rencana Strategis 2015 - 2019
Mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 Mahkamah Agung RI telah
mencanangkan Rencana Strategis 5 tahunan yang berarti tahun 2014 merupakan tahun
kelima dari Rencana Strategis (Renstra) yang telah ditetapkan oleh Mahkamah Agung
RI yang meliputi Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan.
a. Visi dan Misi
Visi Pengadilan Agama Sumbawa Besar mengacu pada visi Mahkamah Agung
RI sebagai puncak kekuasaan kehakiman di negara Indonesia, yaitu “ Terwujudnya Badan Peradilan Agama Sumbawa Besar sebagai Penegak Keadilan untuk Kemaslahatan ”
Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka Pengadilan Agama Sumbawa
Besar menetapkan misi-misi sebagai berikut :
1. Melaksanakan Kekuasaan Kehakiman yang merdeka, Adil, Bersih, Profesional
dan dipercaya, dengan memberi pelayanan Prima yang di dukung oleh
Administrasi yang baik ;
2. Mewujudkan Visi dengan memegang teguh aturan, mengingat sumpah jabatan
menghayati kode etik profesi yang berlandaskan asas keadilan dan asas
kebaikan.
Atas dasar visi dan misi tersebut di atas maka Mahkamah Agung telah
mencanangkan Reformasi Birokrasi dan Cetak Biru Pembaharuan Peradilan Tahun
2010 – 2035.
Ada 10 Karakter untuk mencapai Badan Peradilan Yang Agung yaitu :
1. Melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara efektif.
2. Didukung pengelolaan anggaran berbasis kinerja secara mandiri yang
dialokasikan secara proporsional dalam APBN.
3. Memiliki struktur organisasi yang tepat dan manajemen organisasi yang jelas dan
terukur.
4. Melaksanakan manajemen dan administrasi yang sederhana, cepat, tepat waktu,
biaya ringan, proporsional, dan adil.
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
13
5. Mengelola sarana dan prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja
yang aman, nyaman, dan kondusif bagi penyelenggaraan peradilan.
6. Mengelola dan membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria
obyektif, sehingga tercipta aparat peradilan yang berintegritas dan profesional.
7. Didukung pengawasan perilaku, administrasi, dan keuangan yang efektif.
8. Berorientasi pada pelayanan publik yang prima.
9. Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas, dan
transparansi.
10. Berbasis teknologi informasi (TI) terpadu untuk mewujudkan peradilan yang
modern.
Dalam pelaksanan Reformasi Birokrasi tersebut ada 8 (delapan) program prioritas
Pembaruan di Lingkungan Peradilan Agama yaitu :
1. Penyelesaian Perkara yang tepat waktu.
2. Manajemen SDM yang terencana dan terlaksana dengan baik.
3. Pengelolaan Website demi keterbukaan informasi publik.
4. Meja Informasi untuk memberikan pelayanan informasi di gedung pengadilan.
5. Pelayanan Publik yang prima.
6. Implementasi SIADPA Plus sebagai outomasi Pola Bindalmin.
7. “Justice For All” yang terdiri dari Perkara Prodeo, Sidang Keliling dan Pos
Bantuan Hukum (Posbakum).
8. Pengawasan.
Kedelapan program tersebut harus diapliksikan dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari di Pengadilan Agama Sumbawa Besar.
b. Tujuan dan Sasaran Strategis b.1. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan
visi dan misi Pengadilan Agama Sumbawa Besar
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
14
Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Sumbawa Besar adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatnya pelayanan hukum yang berkeadilan, kredibel dan transparan
kepada masyarakat pencari keadilan.
2. Terwujudnya aparat Pengadilan Agama Sumbawa Besar yang profesional,
efektif, efisien, dan akuntabel.
3. Meningkatnya pengawasan intern dalam rangka peningkatan pelayanan
hukum kepada masyarakat pencari keadilan
b.2. Sasaran Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang
akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan
Agama Sumbawa Besar adalah sebagai berikut :
No. Sasaran Indikator Kinerja
1. Terwujudnya penyelesaian
perkara yang sederhana, tepat
waktu, transparan dan
akuntabel
1. Prosentase Penyelesaian Perkara
2. Jumlah Perkara Bagi Masyarakat
Miskin dan Terpinggirkan yang
diselesaikan tepat waktu.
3. Jumlah Perkara Bagi Masyarakat
Miskin dan Terpinggirkan yang
mendapatkan layanan Posbakum
4. Jumlah kegiatan bagi masyarakat
miskin yang terpinggirkan yang
mendapatkan layanan sidang keliling
5. Prosentase putusan yang diunggah
(upload) ke website.
6. Prosentase Pelayanan Meja Informasi
7. Prosentase Minutasi Berkas Perkara
2. Terselesaikannya Administrasi
perkara yang efektif, efisien,
dan akuntabel
1. Prosentase proses administrasi
penerimaan perkara.
2. Prosentase proses pemeriksaan
perkara
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
15
3. Prosentase proses administrasi
putusan perkara.
4. Prosentase proses penyampaian
salinan putusan kepada para pihak.
5. Prosentase penerbitan akta cerai
6. Prosentase proses penyerahan akta
cerai kepada para pihak.
3. Terwujudnya penyelesaian
perkara melalui mediasi
Prosentase mediasi yang berhasil
4. Terwujudnya pelaksanaan
Pengawasan internal yang
efektif dan efisien
Prosentase pengaduan yang
ditindaklanjuti
c. Program Utama dan Kegiatan Pokok
Pengadilan Agama Sumbawa Besar melaksanakan program pokok dan kegiatan
sebagaima program dan kegiatan yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Pengadilan Agama Sumbawa Besar. Program-program tersebut
merupakan program pokok Pengadilan Agama Sumbawa Besar di dalam
melaksanakan tugas pokok sebagai salah satu badan peradilan. Program-program
tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa kegiatan yang mendukung
terlaksanakannya tugas pokok dan fungsi satuan kerja Pengadilan Agama Sumbawa
Besar, diuraikan sebagai berikut :
1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung
Program ini untuk mendukung tercapainya sasaran strategis Pengadilan
Agama Sumbawa Besar sebagaima yang telah ditetapkan dalam Indicator
Kinerja Utama. Adapun kegiatan pokok dalam program ini adalah:
a) Pembayaran gaji dan remonerasi,
b) Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan kantor,
c) Penyelesaian laporan keuangan dan BMN,
d) Pengelolaan PNBP, dan
e) Pengolaan administrasi persuratan, arsip keuangan dan pembinaan.
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
16
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
Program ini untuk mendukung tercapainya sasaran strategis Pengadilan
Agama Sumbawa Besar sebagaima yang telah ditetapkan dalam Indicator
Kinerja Utama. Adapun kegiatan pokok dalam program ini adalah:
a. Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran,
b. Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung penyelenggaraan
operasional teknis yudisial dan penyelenggaraan operasional non teknis
yudisial,
c. Pengembangan pemanfaatan informasi teknologi (IT) untuk terlaksananya
peradilan berbasis teknologi informasi.
3) Program Peningkatan Manajemen Peradilan
Program ini untuk mendukung tercapainya sasaran strategis Pengadilan
Agama Sumbawa Besar sebagaima yang telah ditetapkan dalam Indicator
Kinerja Utama. Adapun kegiatan pokok dalam program ini adalah:
a. Penyelesaian perkara,
b. Pelayanan proses administrasi perkara,
c. Pelaksanaan perkara prodeo, bagi masyarakat miskin dan terpingirkan,
d. Penyelenggaraan siding keliling untuk memberikan akses kepada
masyarakat pencari keadilan,
e. Pelayanan informasi perkara, melaluai publikasi putusan,
f. Pengembangan dan pemanfaatan IT dalam pengeloloaan administrasi
perkara dengan aplikasi SIADPA/SIADPA PLUS,
g. Pengelolaan arsip perkara.
d. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan
sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator
kinerja utama dapat dijabarkan sebagai berikut :
No. Indikator Kinerja Utama (IKU) Target
1. 1. Prosentase penyelesaian Perkara
2. Jumlah Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu.
95 %
350 Pkr
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
17
3. Jumlah Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan yang mendapatkan layanan Posbakum
4. Jumlah kegiatan bagi masyarakat miskin yang
terpinggirkan yang mendapatkan layanan sidang keliling
5. Prosentase putusan yang diunggah (upload) ke website.
6. Prosentase Pelayanan Meja Informasi
7. Prosentase Minutasi Berkas Perkara
0 Kgt
6 kgt
100 %
100 %
95 %
2. 1. Prosentase proses administrasi penerimaan perkara.
2. Prosentase proses pemeriksaan perkara
3. Prosentase proses administrasi putusan perkara.
4. Prosentase proses penyampaian salinan putusan kepada
para pihak.
5. Prosentase penerbitan akta cerai
6. Prosentase proses penyerahan akta cerai kepada para
pihak.
100%
100%
100%
100%
100%
90%
3. Prosentase mediasi yang berhasil 25%
4. Prosentase pengaduan yang ditindaklanjuti 100%
B. Rencana Kinerja Tahunan 2016
Rencana kinerja merupakan suatu perencanaan kerja yang berupa pernyataan
komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas
dan terukur untuk satu tahun mendatang dengan mempertimbangkan sumber daya
yang dikelolanya.
No. Sasaran Indikator Target
1. Terwujudnya
penyelesaian perkara
yang sederhana, tepat
waktu, transparan dan
akuntabel
1. Prosentase penyelesaian Perkara
2. Jumlah Perkara Bagi Masyarakat
Miskin dan Terpinggirkan yang
diselesaikan tepat waktu.
3. Jumlah Perkara Bagi Masyarakat
Miskin dan Terpinggirkan yang
mendapatkan layanan Posbakum
95 %
350 Pkr
250 JL
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
18
4. Jumlah kegiatan bagi masyarakat
miskin yang terpinggirkan yang
mendapatkan layanan sidang
keliling
5. Prosentase putusan yang
diunggah (upload) ke website.
6. Prosentase Pelayanan Meja
Informasi
7. Prosentase Minutasi Berkas
Perkara
8 kgt
90 %
100 %
100 %
2. Terselesaikannya
Administrasi perkara
yang efektif, efisien, dan
akuntabel
1. Prosentase proses administrasi
penerimaan perkara.
2. Prosentase proses pemeriksaan
perkara
3. Prosentase proses administrasi
putusan perkara.
4. Prosentase proses penyampaian
salinan putusan kepada para
pihak.
5. Prosentase penerbitan akta cerai
6. Prosentase proses penyerahan
akta cerai kepada para pihak.
100 %
90 %
100%
100%
100%
95 %
3. Terwujudnya
penyelesaian perkara
melalui mediasi
Prosentase mediasi yang berhasil 25%
4. Terwujudnya pelaksanaan Pengawasan internal yang efektif dan efisien
Prosentase pengaduan yang
ditindaklanjuti
100%
C. Penetapan Kinerja Tahun 2015
Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
19
dikelolanya. Penetapan Kinerja ini merupa tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja
pada akhir tahun 2014.
Tabel Penetapan Kinerja Pengadilan Agama Sumbawa Besar
Tahun 2015
No. Sasaran Indikator Target
1. Terwujudnya
penyelesaian perkara
yang sederhana, tepat
waktu, transparan dan
akuntabel
1. Prosentase penyelesaian Perkara
2. Jumlah Perkara Bagi Masyarakat
Miskin dan Terpinggirkan yang
diselesaikan tepat waktu.
3. Jumlah Perkara Bagi Masyarakat
Miskin dan Terpinggirkan yang
mendapatkan layanan Posbakum
4. Jumlah kegiatan bagi
masyarakat miskin yang
terpinggirkan yang mendapatkan
layanan sidang keliling
5. Prosentase putusan yang
diunggah (upload) ke website.
6. Prosentase Pelayanan Meja
Informasi
7. Prosentase Minutasi Berkas
Perkara
95 %
100 Pkr
240 JL
3 kgt
70 %
100 %
95 %
2. Terselesaikannya
Administrasi perkara
yang efektif, efisien, dan
akuntabel
1. Prosentase proses administrasi
penerimaan perkara.
2. Prosentase proses pemeriksaan
perkara
3. Prosentase proses administrasi
putusan perkara.
4. Prosentase proses penyampaian
salinan putusan kepada para
pihak.
5. Prosentase penerbitan akta cerai
100 %
90 %
100%
100%
100%
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
20
6. Prosentase proses penyerahan
akta cerai kepada para pihak.
90 %
3. Terwujudnya
penyelesaian perkara
melalui mediasi
Prosentase mediasi yang berhasil 25%
4. Terwujudnya
pelaksanaan Pengawasan
internal yang efektif dan
efisien
Prosentase pengaduan yang
ditindaklanjuti
100%
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
21
A. Pengukuran Kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama tahun 2014 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah
ditetapkan dengan realisasinya. Hasil pengkuran terhadap tingkat capaian kinerja
Pengadilan Agama Sumbawa Besar dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :
No Sasaran Indikator Kinerja
Uraian Target Realisasi % 1. Terwujudnya
penyelesaian
perkara yang
sederhana,
tepat waktu,
transparan dan
akuntabel
1. Prosentase Penyelesaian
Perkara
2. Jumlah Perkara Bagi
Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan yang
diselesaikan tepat waktu.
3. Jumlah Perkara Bagi
Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan yang
mendapatkan layanan
Posbakum
4. Jumlah kegiatan bagi
masyarakat miskin yang
terpinggirkan yang
mendapatkan layanan
sidang keliling
5. Prosentase putusan yang
diunggah (upload) ke
website.
6. Prosentase Pelayanan
Meja Informasi
7. Prosentase Minutasi
Berkas Perkara
95 %
100 Pkr
0 Pkr
6 kgt
50 %
100 %
95 %
90,53 %
127 Pkr
0 Pkr
9 kgt
48,76 %
100 %
96,52 %
95
127
0
150
97,52
100
102
2. Terselesaikann 1. Prosentase proses 100 % 100 % 100
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
22
ya Administrasi
perkara yang
efektif, efisien,
dan akuntabel
administrasi penerimaan
perkara.
2. Prosentase proses
pemeriksaan perkara
3. Prosentase proses
administrasi putusan
perkara.
4. Prosentase proses
penyampaian salinan
putusan kepada para
pihak.
5. Prosentase penerbitan
akte cerai
6. Prosentase proses
penyerahan akta cerai
kepada para pihak.
85 %
100 %
100 %
90 %
100 %
90,52 %
100 %
100 %
96 %
96 %
106
100
100
106
96
3. Terwujudnya
penyelesaian
perkara melalui
mediasi
Prosentase mediasi yang
berhasil
25 % 2,92 % 11,68
4. Terwujudnya
pelaksanaan
Pengawasan
internal yang
efektif dan
efisien
Prosentase pengaduan yang
ditindaklanjuti
100 % 100 % 100
B. Analisis Akuntabilitas Kinerja
Analisis akuntabilitas kinerja Pengadilan Agama Sumbawa Besar dapat dijelaskan
sebagai berikut :
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
23
Dalam tahun anggaran 2014, Pengadilan Agama Sumbawa Besar telah menetapkan
4 (empat) sasaran yang akan dicapai. Keempat sasaran tersebut selanjutnya diukur
dengan mengaplikasikan 15 (lima belas) indikator kinerja. Realisasi pada akhir tahun
menunjukkan bahwa hanya 11 (Sebelas) indikator kinerja yang telah dapat dicapai
dengan hasil baik, sedangkan 3 (Tiga) indikator tidak tercapai yaitu Jumlah Perkara
Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu, Prosentase
putusan yang diunggah (Upload) ke Website dan Prosentase mediasi yang berhasil.
Sedangkan 1 (Satu) realisasi indikator kinerjanya 0% karena tidak ada kegiatan yaitu
Jumlah Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan layanan
Posbakum.
SASARAN 1: Terwujudnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu,
transparan dan akuntabel
1. Prosentase Penyelesaian Perkara.
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Prosentase Penyelesaian Perkara 95 % 90,53% 95
Perkara yang ditangani tahun 2014 = sisa tahun 2013 + perkara masuk tahun 2014
Perkara yang ditangani tahun 2014 = 131 + 1.516 = 1.647 perkara
Perkara yang diputus tahun 2014 = 1.491 perkara
Realisasi = 1.491/1.647 X 100 = 90,53 %
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 90,53/80 X 100 = 113,16 %
Sisa Perkara Pengadilan Agama Sumbawa Besar tahun 2013 adalah sebanyak
131 perkara sedangkan perkara yang diterima adalah sebanyak 1.516 perkara, sehingga
perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama Sumbawa Besar adalah sebanyak 1.647
perkara. Dalam tahun 2014 Majelis Hakim Pengadilan Agama Sumbawa Besar telah
memutus perkara sebanyak 1.491 perkara. Realisasi dari Indikator Kinerja utama untuk
penyelesaian sisa perkara tahun 2013 dan perkara tahun 2014 adalah 90,53 %.
Dengan demikian untuk Indikator Kinerja ini telah Mencapai target, yaitu 113,16
% dari target yang telah ditetapkan.
Perlu dijelaskan di sini bahwa sampai saat ini Mahkamah Agung belum
menetapkan berapa target yang ideal untuk prosentase penyelesaian perkara ini.
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
24
Namun target 80% yang dapat diputus oleh Pengadilan Agama Sumbawa Besar adalah
suatu target yang cukup ideal karena Jumlah perkara yang ditangani oleh Pengadilan
Agama Sumbawa Besar adalah 1.647 perkara kalau ditargetkan harus diselesaikan
sedikitnya 80% maka perkara yang harus diputus adalah 80% x 1.647 = 1.318 perkara
yang berarti setiap bulan harus dapat memutus perkara sebanyak 1.318 : 12 = 110
perkara. Apabila dibandingkan dengan jumlah hakim yang ada di Pengadilan Agama
Sumbawa Besar sebanyak 7 orang ( 5 Majelis Hakim) maka setiap majelis hakim harus
dapat memutus perkara sebanyak 22 perkara setiap bulannya. Dengan demikian target
80 % penyelesaian perkara adalah target yang cukup ideal.
Adapun tingkat penyelesaian perkara pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Perkara yang ditangani tahun 2013 = sisa tahun 2012 + perkara masuk tahun 2013
Perkara yang ditangani tahun 2013 = 184 + 1.245 = 1.429 perkara
Perkara yang diputus tahun 2013 = 1.294 perkara
Realisasi = 1.294/1.429 X 100 = 90,55 %
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 90,55/80 X 100 = 113,19 %
Dengan demikian, Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2014 dibandingkan
dengan tahun 2013 nilainya meningkat.
2. Jumlah Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat
waktu.
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Perkara Bagi Masyarakat
Miskin dan Terpinggirkan yang
diselesaikan tepat waktu 100 Pkr 127 Pkr 127
Alokasi anggaran yang tersedia = 120 Perkara x Rp. 500.000,- = Rp. 60.000.000,-
Perkara miskin yang dilayani = 127 Perkara x Rp. 472.000,- = Rp. 59.944.000,-
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 127/100 x 100 = 127 %
Berdasarkan DIPA Tahun 2014 Pengadilan Agama Sumbawa Besar mendapatkan
dana prodeo sebanyak 120 perkara @ Rp. 500.000,- = Rp. 60.000.000,-. Realisai
Anggaran ini mencapai target 127 perkara x Rp. 472.000,-= Rp. 59.944.000,-.
Dengan demikian untuk indiktor kinerja mencapai target, apabila target tersebut
didasarkan pada anggaran yang tersedia dalam DIPA, target tersebut didasarkan
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
25
pada seluruh permohonan perkara prodeo 127 perkara yang telah dilayani oleh
Pengadilan Agama Sumbawa Besar dan atau melebihi target, ternyata seluruh
permohonan perkara prodeo telah dapat dilayani oleh Pengadilan Agama Sumbawa
Besar.
3. Jumlah Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan
layanan Posbakum
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Perkara Bagi Masyarakat
Miskin dan Terpinggirkan yang
mendapatkan layanan Posbakum
0 0 0
Jumlah Alokasi anggaran POSBAKUM yang tersedia = Rp. 0,-
Jumlah layanan POSBAKUM bagi masyarakat miskin yang dilaksanakan = 0
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 0/0 x 100 = 0%
4. Jumlah kegiatan bagi masyarakat miskin yang terpinggirkan yang mendapatkan
layanan sidang keliling
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah kegiatan bagi masyarakat
miskin yang terpinggirkan yang
mendapatkan layanan sidang keliling
6 kgt 9 kgt 150
Jumlah Alokasi anggaran yang tersedia = Rp. 33.000.000,-
Jumlah Sidang keliling yang dilaksanakan = 9 Kegiatan
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 6/9 x 100 = 150 %
5. Prosentase putusan yang diunggah (upload) ke website.
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Prosentase putusan yang diunggah
(upload) ke website. 50 % 48,76 % 97,52
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
26
Perkara putus tahun 2014 = 1.491 perkara
Putusan yang diupload di website = 727 putusan (727/1.491 x 100 = 48,76 %)
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 48,76/50 x 100 = 97,52 %
Pada tahun 2014 Pengadilan Agama Sumbawa Besar telah memutus sebanyak
1.491 perkara, sedangkan jumlah putusan tahun 2014 yang diunggah (upload) ke
Website Mahkamah Agung RI adalah sebanyak 727 perkara atau sebanyak 48,76 %.
Dengan demikian untuk Indikator Kinerja ini belum memenuhi target, yaitu 50
% dari target yang telah ditetapkan.
6. Prosentase Pelayanan Meja Informasi
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Prosentase Pelayanan Meja Informasi 100 % 100 % 100
Jumlah permohonan informasi = 50 permohonan
Jumlah informasi yang dilayani = 50 permohonan
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 50/50 x 100 = 100%
Selama tahun 2014 Pengadilan Agama Sumbawa Besar telah melayani sebanyak
50 permohonan informasi melalui meja informasi yang tersedia di Pengadilan Agama
Sumbawa Besar. Seluruh permohonan informasi ini telah dapat dilayani oleh
Pengadilan Agama Sumbawa Besar.
Dengan demikian untuk indikator ini telah mencapai target yaitu 100%.
7. Prosentase Minutasi Berkas Perkara
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Prosentase Minutasi Berkas Perkara 95 % 96,52 % 102
Jumlah perkara putus tahun 2014 = 1.493
Jumlah putusan yang telah diminutasi = 1.441 perkara (1.441/1.493 x 100 = 96,52 %)
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 96,52/95 x 100 = 102 %
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
27
Berdasarkan Pola Bindalmin dan Buku II Pedoman Teknis Administrasi dan
Teknis Peradilan Agama selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak putusan
diucapkan berkas perkara harus sudah diminutasi. Berkas perkara yang telah
diminutasi, dijahit dan disegel dengan kertas yang dibubuhi stempel Pengadilan
Agama sebagai pengaman.
Dari jumlah putusan sebanyak 1.493 perkara, Pengadilan Agama Sumbawa
Besar pada tahun 2014 telah dapat menyelesaikan minutasi berkas perkara sebanyak
1.441 berkas perkara, dan 52 perkara yang belum diminutasi disebabkan karena
putusnya perkara tersebut pada minggu terakhir bulan Desember 2014.
SASARAN 2 : Terselesaikannya Administrasi perkara yang efektif, efisien, dan
akuntabel.
1. Prosentase proses administrasi penerimaan perkara.
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Prosentase proses administrasi
penerimaan perkara 100 % 100 % 100
Jumlah perkara diterima = 1.647 perkara
Jumlah penyelesaian administrasi perkara diterima = 1.647 perkara
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 100/100 x 100 = 100%
Perkara yang diterima oleh Pengadilan Agama Sumbawa Besar adalah sebanyak
1.647 perkara. Seluruh proses administrasi perkara dalam penerimaan perkara telah
diselesaikan secara baik sesuai dengan Pola Bindalmin dan Standar Operasional
Prosedur Pengadilan Agama Sumbawa Besar yaitu mulai dari menerima surat
gugatan/permohonan membuat SKUM, memasukkan dalam buku jurnal dan induk
keuangan perkara, memasukkan dalam buku register perkara.
Dengan demikian untuk indikator telah mencapai target yaitu 100 %.
2. Prosentase proses pemeriksaan perkara.
Indikator Kinerja Target Realisasi %
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
28
Prosentase proses pemeriksaan perkara 85 % 90,52 % 106
Jumlah perkara diterima = 1.647
Jumlah perkara diperiksa = 1.491 (1.491/1.647 x 100 = 90,52 %)
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 90,52 /85 x 100 = 106 %
Perkara yang diterima oleh Pengadilan Agama Sumbawa Besar adalah
sebanyak 1.647 perkara. Sebanyak 1.491 perkara telah diperiksa oleh Majelis Hakim
Pengadilan Agama sedangkan sebanyak 156 perkara belum diperiksa oleh Majelis
Hakim karena baru dapat diperiksa pada tahun 2015, dan perkara ini adalah perkara
yang diterima di akhir tahun 2014. Prosentase perkara yang dapat diperiksa oleh
Pengadilan Agama Sumbawa Besar adalah 90,52 % yang berarti untuk indikator ini
telah melampaui target, yaitu 106 % dari target yang telah ditetapkan.
3. Prosentase proses administrasi putusan perkara.
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Prosentase proses administrasi
putusan perkara 100 % 100 % 100
Jumlah perkara diputus = 1.491 perkara
Jumlah penyelesaian administrasi perkara diputus = 1.491 perkara
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 100/100 x 100 = 100%
Pengadilan Agama Sumbawa Besar dapat memutus perkara sebanyak 1.491
perkara. Seluruh proses administrasi putusan perkara telah diselesaikan secara baik
sesuai dengan Pola Bindalmin dan Standar Operasional Prosedur Pengadilan Agama
Sumbawa Besar yaitu mulai dari memasukkan dalam buku jurnal dan menutup
buku jurnal dan dan memasukkan dalam induk keuangan perkara, mengembalikan
sisa panjar biaya perkara kepada para pihak dan memasukkan dalam buku register
perkara, yang berarti Prosentase proses administrasi putusan perkara telah
mencapai target yaitu 100%.
4. Prosentase proses penyampaian salinan putusan kepada para pihak.
Indikator Kinerja Target Realisasi %
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
29
Prosentase proses penyampaian
salinan putusan kepada para pihak
100 %
100 %
100
Jumlah perkara yang diputus = 1.491 perkara
Jumlah salinan putusan yang disampaikan = 1.491 perkara
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 100/100 x 100 = 100%
Berdasarkan pasal 64 A Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 tentang
perubahan kedua atas undang-undang nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama
dinyatakan bahwa Pengadilan wajib menyampaikan salinan putusan kepada para
pihak dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak putusan
diucapkan.
Dalam tahun 2014 Pengadilan Agama Sumbawa Besar telah memutus perkara
sebanyak 1.491 perkara. Seluruh perkara ini telah disampaikan salinannya kepada
para pihak.
Dengan demikian untuk indikator ini telah mencapai target yaitu 100%.
5. Prosentase penerbitan akta cerai
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Prosentase penerbitan akta cerai 90 % 96 % 106
Jumlah cerai talak yang telah diikrarkan = 262 perkara
Jumlah cerai gugat yang telah berkekuatan hukum tetap = 473 perkara
Jumlah akta cerai yang diterbitkan = 706 akta cerai (706/735 x 100= 96 %)
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 96/90 x 100 = 106 %
Pengadilan Agama Sumbawa Besar pada tahun 2014 telah dapat memutus
perkara cerai gugat sebanyak 473 dan cerai talak sebanyak 262. Perkara cerai gugat
dan cerai talak yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap adalah sebanyak 706
perkara, dan telah diterbitkan akta cerai sebanyak 706 perkara terdiri dari putusan
cerai talak dan cerai gugat yang seluruhnya telah diterbitkan akta cerai.
Dengan demikian untuk Indikator Kinerja ini telah melampaui target, yaitu 106
% dari target yang telah ditetapkan.
6. Prosentase proses penyerahan akta cerai kepada para pihak.
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
30
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Prosentase proses penyerahan akta
cerai kepada para pihak 100 % 96 % 96
Jumlah yang meminta akta cerai = 735 akta cerai
Jumlah akta cerai yang diserahkan = 706 akta cerai (706/735 x 100 = 96%)
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 96/100 x 100 = 96 %
Dalam tahun 2014 Pengadilan Agama Sumbawa Besar telah menerbitkan akta
cerai sebanyak 706 perkara. Karena Akta Cerai ini untuk suami isteri maka ada
1.412 akta cerai. Selama tahun 2014 ini ada 706 akta cerai yang telah diserahkan
kepada para pihak yang datang ke Pengadilan Agama, yang berarti telah 96 % akta
cerai telah diserahkan kepada para pihak.
Dengan demikian target untuk indikator ini telah mencapai target.
Sedangkan untuk akta cerai yang belum diambil oleh para pihak, Pengadilan
Agama Sumbawa Besar telah memberitahukan kepada para pihak melalui surat
untuk mengambilnya di Pengadilan Agama Sumbawa Besar.
SASARAN 3: Terwujudnya Penyelesaian Perkara Melalui Mediasi
Prosentase mediasi yang berhasil
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Prosentase mediasi yang berhasil 25 % 2,92 % 11,68
Jumlah perkara yang dimediasi = 171 perkara
Jumlah mediasi yang berhasil didamaikan = 5 perkara (5/171 x 100 = 2,92 %)
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 2,92/25 x 100 = 11,68 %
Realisasi Indikator Kinerja Utama ini tidak berhasil karena para pihak yang
mengajukan perkara perceraian ke Pengadilan Agama Sumbawa Besar hampir
seluruhnya telah melalui proses perdamaian di keluarga masing-masing, sehingga
mereka yang mendaftar di Pengadilan Agama Sumbawa Besar sulit untuk didamaikan.
SASARAN 4 : Terwujudnya Pelaksanaan Pengawasan Internal Yang Efektif Dan Efisien
Prosentase pengaduan yang ditindaklanjuti
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
31
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Prosentase pengaduan yang
ditindaklanjuti 100 % 100 % 100
Jumlah pengaduan yang diterima = 2
Jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti = 2
Realisasi Indikator Kinerja Utama = 100/100 x 100 = 100 %
C. Akuntabilitas Keuangan
Biaya Operasional untuk semua kegiatan adalah bersumber dari Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
1. Anggaran Rutin
Adapun pelaksanaan biaya operasional tersebut adalah sebagai berikut :
a). Membuat Petunjuk Operasional Kegiatan DIPA tahun anggaran 2014 untuk
Pengadilan Agama Sumbawa Besar;
b). Membuat Rencana Fisik Penggunaan Anggaran DIPA tahun anggaran 2014 untuk
Pengadilan Agama Sumbawa Besar;
c). Melaksanakan anggaran rutin dengan memperhatikan skala prioritas, efektifitas
dan efisiensi dengan berpedoman pada Rencana Fisik Tahunan dan Triwulan
yaitu
(1). Membuat Daftar Gaji setiap bulan untuk pegawai Pengadilan Agama
Sumbawa Besar;
(2). Mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN Sumbawa
Besar untuk gaji induk, kekurangan gaji, kekurangan tunjangan, lembur,
honor-honor, Penggantian Uang Persediaan serta Belanja Modal;
(3). Menatausahakan administrasi keuangan DIPA Pengadilan Agama Sumbawa
Besar dengan realisasi sebagai berikut :
(a) Belanja Pegawai
Pagu anggaran DIPA Rp. 3.751.961.000,-
Pelaksanaan / realisasi anggaran Rp. 3.711.451.056,- (98%)
Sisa anggaran Rp. 40.509.944,- ( 2 %)
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
32
(b) Belanja Barang
Pagu anggaran DIPA Rp. 479.261.000,-
Pelaksanaan / realisasi anggaran Rp 469.690.112,- ( 98 % )
Sisa anggaran Rp. 9.570.888,- ( 2 % )
(c) Belanja Modal
Pagu anggaran DIPA Rp. 3.003.336.000,-
Pelaksanaan / realisasi anggaran Rp. 2.915.109.500,- ( 97 %)
Sisa anggaran Rp. 88.226.500,- ( 3 %)
(d) Belanja Bantuan Hukum
Pagu anggaran DIPA Rp. 97.900.000,-
Pelaksanaan / realisasi anggaran Rp. 97.502.000,- ( 99 %)
Sisa anggaran Rp. 398.000,- ( 1 %)
2. Pelaporan Keuangan
Kegiatan pelaporan keuangan Pengadilan Agama Sumbawa Besar adalah sebagai
berikut :
a). Membuat Laporan Realisasi anggaran rutin Pengadilan Agama Sumbawa Besar
setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan serta rekapitulasi kepada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara Sumbawa Besar dan Pengadilan Tinggi
Agama Mataram;
b). Membuat Laporan Masa Pajak tiap bulan (PPN, PPh pasal 21, 22 dan 23) dan
Tahunan (SPT-PPh pasal 21) semua pegawai Pengadilan Agama Sumbawa Besar
kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumbawa Besar.
BAB IV
P E N U T U P
A. KESIMPULAN
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
33
1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Agama
Sumbawa Besar Tahun 2014 ini menyajikan berbagai capaian strategis baik yang
mencapai target maupun yang belum mencapai target. Berbagai capaian strategis
tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun
analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.
2. Secara umum hasil capaian kinerja sasaran telah dapat memenuhi target dan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan hanya ada beberapa yang belum
mencapai target dan dapat menjadi bahan perbaikan untuk tahun 2015.
3. Pelaksanaan tugas bidang administrasi perkara di Pengadilan Agama Sumbawa
Besar dilaksanakan dengan tertib sesuai dengan Keputusan Ketua Mahkamah
Agung RI nomor : KMA/001/SK/I/1991 tanggal 24 Januari 1991 tentang Pola
Bindalmin, walaupun masih ada yang perlu diperbaiki / disempurnakan, selain itu
Pengadilan Agama Sumbawa Besar dalam rangka ingin terwujudnya pelayanan
prima kepada para pencari keadilan, dalam melaksanakan tugasnya juga
berpedoman pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah didiskusikan
dengan bagian terkait dengan analisa beban kerja;
4. Penyelesaian perkara pada tahun 2014 pada Pengadilan Agama Sumbawa Besar
telah memenuhi target dan berhasil dengan baik, dari jumlah sisa perkara tahun
2013 sebanyak 131 perkara, ditambah dengan perkara yang diterima tahun 2014
sebanyak 1.516 perkara sehingga perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama
Sumbawa Besar berjumlah 1.647 perkara, dari jumlah sebanyak 1.647 perkara
tersebut telah berhasil diselesaikan sebanyak 1.491 perkara (90,53%), sehingga sisa
perkara pada akhir tahun 2014 sebanyak 156 perkara (9,47 %);
5. Dalam hal pelaksanaan anggaran, Pengadilan Agama Sumbawa Besar tidak
mendapatkan hambatan dan kendala;
B. SARAN - SARAN
Mohon kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tinggi Agama Mataram, agar :
1. Diterbitkan Surat Edaran tentang standarisasi sisa minimal perkara pada akhir
tahun;
[ LAKIP Pengadilan Agama Sumbawa Besar ] Tahun 2014
34
2. Diupayakan penambahan pegawai sesuai dengan beban tugas Pengadilan Agama
Sumbawa Besar kelas I B;
3. Meningkatkan alokasi dana anggaran (DIPA) untuk tahun anggaran selanjutnya
karena adanya fluktuasi harga;
4. Meningkatkan pelaksanaan Diklat Pegawai dan Bimbingan Teknis terhadap seluruh
aparat Pengadilan Agama untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang
Profesional dan berintegritas tinggi.
5. Meningkatkan pembinaan/pengawasan ke daerah tentang pelaksanaan tugas teknis
yusttisial dan tugas umum.
C. PENUTUP
Demikian Laporan Akuntabilitas Pengadilan Agama Sumbawa Besar sebagai
realisasi dari Program Kerja Tahun 2014;
Realisasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Sumbawa
Besar yang diuraikan dalam laporan ini adalah merupakan hasil kerja keras dari
semua unsur yang terkait, mulai dari Pimpinan, para Hakim, Pejabat Struktural dan
Fungsional serta seluruh Staf, yang telah berupaya seoptimal mungkin untuk
mencapai target sesuai program kerja yang telah tersusun.
Kami menyadari masih ada beberapa program kerja yang belum dapat
diselesaikan sesuai dengan target yang diprogramkan. Akan tetapi secara umum
pelaksanaan tugas pokok menunjukkan angka cukup memuaskan, sebagaimana
uraian dalam laporan ini.
Sumbawa Besar, 04 Februari 2015 Ketua Pengadilan Agama Sumbawa Besar Mansur, S.H. NIP. 19661231.199203.1.027