labsheet 2010new
DESCRIPTION
matakuliah mekanika tanahTRANSCRIPT
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 1PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Bor Tangan (hand bor test)
UJI BOR TANGAN(HAND BOR TEST)
I. ACUAN
1. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
2. Lambe T.W., and R.U. Whiteman, 1969, ”Soil Mechanics”, John Wiley & Sons,
Inc. New York
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian tanah dengan alat bor tangan dengan benar
2. Melakukan pengambilan tanah dengan benar
3. Melakukan penanamaan tanah secara visual dengan benar
III. TEORI SINGKAT
Pengujian ini merupakan cara kerja membuat lubang pada tanah dengan alat bor
tangan dengan ukuran tertentu, dan dengan tenaga manusia. Tujuan pengeboran
ini adalah untuk mendapatkan atau mendiskripsikan susunan lapisan tanah. Dari
pengeboran ini dapat dilakukan pengambilan tanah sebagai bahan untuk penelitian
tanah selanjutnya di laboratorium.
IV. BAHAN DAN ALAT
1. Mata bor
2. Stang bor
3. Kunci T pemutar
1
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
4. Stang Pemutar
5. Stick Apparatus
6. Tabung contoh
7. Angker spiral
8. Kanal/ambang
9. Kop penahan
10. Palu 10 kg
11. Kunci pipa
12. Sikat baja
13. Kompor pemanas
14. Parafin
15. Meteran
16. Lap pelumas
17. Dan lain-lain
V. LANGKAH KERJA
1. Sambung mata bor dengan stang bor dengan kuat
2. Gunakan stang pemutar untuk mulai pengeboran tanah
3. Lakukan pengangkatan setelah dirasa mata bor penuh kurang lebih 10 sampai
15 cm
4. Catat kedalaman pengeboran dan lakukan diskripsi tanah secara visual
5. Lakukan pekerjaan ini berulang kali
6. Amati kedalaman setiap pengambilan tanah ini , jenis tanah, warna tanah dan
keadaannya serta muka air bila ada
7. Lakukan pengambilan contoh sesuai dengan keperluan atau pada setiap
pergantian lapisan dengan cara :
a. Ganti mata bor dengan stick apparatus
b. Pasang tabung contoh dengan dongkrak yang dipasangkan pada angker
dan ambang, atau
c. Pasang kop penahan dan lakukan pemukulan dengan palu untuk
mengambil contoh tanah sampai dengan tabung terisi penuh dengan tanah.
d. Penekanan tabung harus lebih kecil atau sama panjangnya dengan tabung
8. Buka stick apparatus dan buang sedikit tanah pada ujungnya dan segera
ditutup dengan parafin kedua ujung-ujungnya.
9. Beri etiket atau label nama lokasi titik bor dan kedalaman contoh tanah yang
diambil.
10. Lakukan pekerjaan ini sampai kedalaman yang diinginkan.
2
VI. TUGAS
1. Pengujian dengan menggunakan hand bor pada permukaan tanah
2. Pengambilan Sampel tanah tidak Asli
3. Pengambilan sampel tanah asli
VII.ANALISIS
Analisis berupa :
1. Deskripsi tanah secara visual
2. Tinggi muka air tanah
Masukkan/catat hasil analisis ke dalam formulir
3
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 2PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Kadar Air Tanah
UJI KADAR AIR TANAH
I. ACUAN
1. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
2. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
3. Lambe T.W., and R.U. Whiteman, 1969, ”Soil Mechanics”, John Wiley & Sons,
Inc. New York
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian kadar air tanah dengan benar
2. Menentukan nilai kadar air suatu tanah.
III. TEORI SINGKAT
Kadar air tanah () merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam
tanah dengan berat kering oven tanah, yang dinyatakan dalam persen (%)
IV. BAHAN DAN ALAT
Peralatan yang dipergunakan ;
1. Oven pemanas dengan suhu sampai 1100 C
2. Cawan kedap udara
3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
4. Desikator
4
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
V. LANGKAH KERJA
1. Tanah yang akan diperiksa ditempatkan dalam cawan yang bersih, kering dan
telah diketahui beratnya.
2. Cawan dan isinya kemudian ditimbang dan beratnya dicatat.
3. Tutup cawan kemudian ditimbang/dibuka dan cawan ditempatkan di oven
pengering sampai berat contoh tanah konstan.
4. Cawan dan isinya ditutup, kemudian didinginkan dalam desikator
5. Setelah dingin, ditimbang dan beratnya dicatat.
VI. TUGAS
Lakukan pengujian kadar air tanah pada sampel tanah tidak asli hasil pemboran
dengan hand bor
VII.ANALISIS
Perhitungan :
1. Berat cawan + tanah basah = gram
2. Berat cawan + tanah kering = gram
3. Berat cawan kosong = gram
4. Berat air = ( – ) gram
5. Berat tanah kering = ( – ) gram
6. Kadar air
5
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 3PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Berat Isi Tanah
BERAT ISI TANAH
I. ACUAN
1. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
2. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
3. Lambe T.W., and R.U. Whiteman, 1969, ”Soil Mechanics”, John Wiley & Sons,
Inc. New York
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian berat isi (berat volume) tanah dengan benar
2. Menentukan nilai berat isi (berat volume) suatu tanah.
III. TEORI SINGKAT
Berat isi tanah merupakan perbandingan antara berat tanah basah dengan
volumenya dalam satuan gram/cm3
IV. BAHAN DAN ALAT
Peralatan yang digunakan:
1. Cincin uji dengan diameter 6 cm dan tinggi 2 cm
2. Pisau pemotong contoh
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Bahan Uji :
6
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
100 gram tanah
V. LANGKAH KERJA
1. Timbang cincin dalam keadan bersih ( W1 )
2. Benda uji disiapkan dengan menekan cincin pada tabung contoh sampai cincin
terisi penuh
3. Ratakan kedua permukan dan bersihkan cincin sebelah luar
4. Timbang cincin dan contoh dengan ketelitian 0,01 gram ( W2 )
5. Hitung volume tanah dengan mengukur ukuran dalam cincin dengan ketelitian
0,01 cm
VI. TUGAS
Lakukan pengujian berat isi tanah untuk sampel tanah tidak asli dan sampel tanah
asli hasil pemboran dengan hand bor
VII.ANALISIS
Berat tanah
Berat isi Tanah
(gram/cm3)
7
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 4PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Berat Jenis Tanah
BERAT JENIS TANAH
I. ACUAN
1. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
2. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
3. Lambe T.W., and R.U. Whiteman, 1969, ”Soil Mechanics”, John Wiley & Sons,
Inc. New York
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian berat jenis tanah dengan benar.
2. Menentukan nilai berat jenis suatu tanah.
III. TEORI SINGKAT
Berat jenis suatu tanah merupakan perbandingan antara berat tanah dengan berat
air pada volume yang sama pada temperatur 4oC.
IV. BAHAN DAN ALAT
Peralatan yang digunakan:
1. Piknometer kapasitas 100 ml.
2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram
3. Desikator
8
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
4. Oven pengering
5. Termometer dengan kapasitas 0 – 50oC
6. Bak untuk merendam
Bahan Uji :
1. Siapkan contoh tanah sebanyak lebih kurang 25 gram dan kemudian keringkan
dalam oven.
2. Masukkan contoh tanah
3. Timbang contoh tanah + piknometer ( W2 )
4. Didihkan contoh tanah tersebut untuk menghilangkan udara yang terperangkap
dalam contoh tanah atau dengan mengisap udara yang terperangkap dengan
pompa vakum.
5. Rendam dan diamkan piknometer sampai mencapai suhu konstan dan tambah
air suling sampai batas leher. Bersihkan bagian luar piknometer dan keringkan
kemudian timbang ( W3 ).
V. LANGKAH KERJA
Kalibrasi piknometer :
1. Timbang piknometer dalam keadan bersih dan kering ( W1 )
2. Isi piknometer dengan air suling dalam suhu ruang, kemudian timbang beratnya
(Wa) dan ukur suhu air tersebut ( ta )
Dimana :
= berat piknometer dan air pada suku t.
= berat piknometer dan air pada suhu ta.
= berat piknometer
= perbandingan kerapatan air pada suhu standar (25oC)
dibanding kerapatan air pada suhu tertentu ( suhu ruang )
VI. TUGAS
Lakukan pengujian berat jenis tanah tanah untuk sampel tanah tidak asli hasil
pemboran dengan hand bor
9
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 5PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Batas Cair Tanah
UJI BATAS-BATAS ATTERBERG TANAH(BATAS CAIR)
I. ACUAN
1. Bowles, J.E. 1991, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Erlangga Jakarta
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat;
1. Melakukan pengujian batas-batas atterberg tanah dengan benar.
2. Menentukan nilai batas cair suatu tanah.
III. TEORI SINGKAT
Batas atterberg terdiri dari batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas cair
adalah kadar air dimana tanah berada dalam batas keadan cair dan plastis. Batas
plastis merupakan kadar air tanah pada kedudukan antara daerah plastis dan semi
padat. Sedangkan batas susut merupakan kadar air pada kedudukan antara
daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air dimana pengurangan
kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanahnya.
11
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Cawan porselen , 115 mm untuk mencampur tanah dengan air.
2. Spatula dengan panjang 75 mm dan lebar 20 mm
3. Alat batas cair (Liquid Limit Test Set)
4. Grooving tool
5. Cawan penguap
6. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
7. Oven dengan suhu 110oC
V. LANGKAH KERJA
1. Ambil contoh tanah lebih kurang 150 – 200 gram.
2. Tempatkan dalam cawan porselen dan campurkan dengan air suling sebanyak
15 – 20 ml. Campur dengan merata dengan bantuan spatula.
3. Ambil contoh tanah yang telah tercampur dengan homogen dan taruh dalam
cawan batas cair.
4. Ratakan permukan contoh dalam cawan sehingga sejajar dengan alas.
5. Buat alur pada contoh tanah tersebut dengan menggunakan grooving tool.
Cara membuat alur adalah dengan memegang alat grooving tool tegak lurus
permukan contoh.
6. Dengan bantuan alat pemutar, angkat dan turunkan cawan tersebut dengan
kecepatan 2 putaran/detik.
7. Hentikan aksi tersebut jika alur sudah tertutup sepanjang lebih kurang 1,25 cm
dan hitung berapa ketukan yang dibutuhkan.
8. Ambil contoh tersebut sebagian untuk diperiksa kadar airnya.
9. Ulangi percobaan diatas dengan kadar air yang berbeda.
VI. TUGAS
Lakukan pengujian batas cair untuk 2 (dua) jenis tanah sampel yang berbeda
VII.ANALISIS
Perhitungan :
1. Buat grafik dimana absis adalah jumlah ketukan ( N ) dan ordinat adalah kadar
air contoh tanah yang bersangkutan.
2. Yang disebut dengan Batas Cair adalah kadar air dimana N = 25.
12
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 6PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Batas Plastis Tanah
UJI BATAS-BATAS ATTERBERG TANAH(BATAS PLASTIS)
I. ACUAN
1. Bowles, J.E. , 1991, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Erlangga Jakarta
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian batas-batas atterberg tanah dengan benar.
2. Menentukan nilai batas plastis suatu tanah.
III. TEORI SINGKAT
Batas atterberg terdiri dari batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas cair
adalah kadar air dimana tanah berada dalam batas keadan cair dan plastis. Batas
plastis merupakan kadar air tanah pada kedudukan antara daerah plastis dan semi
padat. Sedangkan batas susut merupakan kadar air pada kedudukan antara
daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air dimana pengurangan
kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanahnya.
13
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Cawan penguap
2. Spatula
3. Pelat kaca
4. Cawan pencampur
5. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
6. Oven pengering
V. LANGKAH KERJA
1. Ambil contoh tanah dan campur dengan air suling sampai merata dengan
bantuan spatula.
2. Jika tanah sudah homogen, ambil contoh lebih kurang 8 gram dan buat
gulungan tanah di atas pelat kaca sampai mencapai batangan-batangan
dengan diameter 3 mm. Contoh tanah yang tepat pada diameter 3 mm mulai
menunjukkan retak-retak menunjukkan tanah dalam keadan batas plastis.
3. Ambil contoh tanah tersebut dan periksa kadar airnya.
4. Jika batangan tanah belum mencapai diameter 3 mm sudah menunjukkan retak
maka tanah tersebut terlalu kering dan percoban harus diulang dengan
menambahkan kadar airnya dan sebaliknya jika batangan tanah sudah
mencapai diameter 3 mm dan belum menunjukkan retak maka tanah terlalu
basah dan perlu dikeringkan dengan jalan didiamkan/diaduk-aduk dalam cawan
pencampur.
VI. TUGAS
Lakukan pengujian batas plastis pada sampel tanah sampel yang berbeda-beda
VII.ANALISIS
Batas plastis di analisis dengan mencari kadar air tanah ( )dari sampel tanah
yang menunjukkan retak-retak
14
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 7PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Batas Susut Tanah
UJI BATAS-BATAS ATTERBERG TANAH(BATAS SUSUT)
I. ACUAN
1. Bowles, J.E., 1991, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Erlangga Jakarta
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian batas-batas atterberg tanah dengan benar.
2. Menentukan nilai batas susut suatu tanah.
III. TEORI SINGKAT
Batas atterberg terdiri dari batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas cair
adalah kadar air dimana tanah berada dalam batas keadan cair dan plastis. Batas
plastis merupakan kadar air tanah pada kedudukan antara daerah plastis dan semi
padat. Sedangkan batas susut merupakan kadar air pada kedudukan antara
daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air dimana pengurangan
kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanahnya.
15
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Cawan pencampur
2. Cawan penguap dengan diameter 150 mm
3. Spatula
4. Cawan susu porselen dengan dasar rata, 45 mm dan tinggi 12,5 mm
5. Mistar pelurus baja
6. Cawan gelas 50 mm, tinggi 15 mm
7. Pelat transparan
8. Gelas ukur kapasitas 25 ml dengan pembagian tiap 0,2 ml
9. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
10. Air raksa ( Hg )
11. Oven pengering.
V. LANGKAH KERJA
1. Tempatkan contoh tanah dalam cawan pencampur dan campurkan dengan air
suling sehingga contoh tanah jenuh dan tidak terdapat lagi gelembung udara.
Kadar air yang dibutuhkan minimal sama dengan kadar air batas cair.
2. Lapisi bagian cawan susu dengan vaselin untuk mencegah tanah menempel
pada dinding cawan. Tempatkan contoh tanah sampai kira-kira 1/3 bagian
cawan susu dan ketuk-ketuk perlahan-lahan sehingga seluruh cawan terisi. Isi
lagi 1/3 bagiannya dan ketuk-ketuk kembali. Terakhir isi sampai penuh dan
sampai ada yang tertumpah keluar. Ratakan permukan tanah dengan mistar
sehingga permukan tanah benar-benar rata.
3. Timbang contoh dan cawan.
4. Diamkan tanah dalam suhu udara sampai warnanya berubah menjadi lebih
muda, kemudian masukkan dalam oven sampai kering.
5. Timbang tanah dalam keadan kering dan kemudian keluarkan tanah dari cawan
susu tersebut.
6. Ukur volume cawan susu dengan menuangkan air raksa sampai penuh dan
rata dan tuang isi air raksa tersebut dalam gelas ukur.
7. Tempatkan cawan gelas dalam cawan penguap dan isi cawan gelas dengan air
raksa sampai penuh rata permukaan.
8. Tutup cawan gelas dengan pelat kaca, sehingga kelebihan air raksa akibat
dimasukkannya contoh tanah akan tumpah dalam cawan.
9. Tuang air raksa yang kelebihan dalam gelas ukur yang menunjukkan volume
tanah kering.
16
VI. TUGAS
Lakukan pengujian batas susut pada sampel tanah yang berbeda-beda
VII.ANALISIS
Perhitungan :
Dimana :
= batas susut
= kadar air tanah basah
= isi tanah basah
= isi tanah kering
= berat tanah kering
17
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 8PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Analisa Saringan
PEMERIKSAAN GRADASI TANAH(ANALISA SARINGAN)
I. ACUAN
1. Bowles, J.E., 1991, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Erlangga Jakarta
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian gradasi tanah dengan benar.
2. Menentukan pembagian ukuran butir suatu contoh tanah dengan analisa
saringan (analisa ayak)
III. TEORI SINGKAT
Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada ukuran butirannya, dan besarnya butiran
dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Analisa ukuran
butir merupakan penentuan persentase berat butiran pada suatu unit saringan,
dengan ukuran diameter lubang tertentu.
18
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2% dari benda uji.
2. Satu set saringan dengan ukuran : 1.5”; 1”; 3/4”; 3/8”; N0. 4; No. 8; No.30;
No. 50; No.100; dan No. 200.
3. Oven dengan pengatur suhu sampai 110OC.
4. Alat pemisah contoh.
5. Mesin pengguncang saringan.
6. Talam-talam.
7. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya.
V. LANGKAH KERJA
1. Benda uji dikeringkan dalam oven.
2. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau dengan
mesin pengguncang selama lebih kurang 15 menit.
3. Benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan ditimbang.
VI. TUGAS
Lakukan pengujian analisa saringan pada sampel tanah yang berbeda-beda
VII.ANALISIS
1. Jumlah berat tertahan pada masing-masing ukuran saringan secara kumulatif.
2. Jumlah prosentase berat benda uji tertahan dihitung terhadap berat total secara
akumulatif
4. Jmlah prosentase berat benda uji yang melalui masing-masing saringan
dihitung.
5. Masukkan data kedalam tabel analisa ayakan.
19
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 9PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Analisa Hidrometer
PEMERIKSAAN GRADASI TANAH(ANALISA HIDROMETER)
I. ACUAN
1. Bowles, J.E., 1991, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Erlangga Jakarta
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian gradasi tanah dengan benar.
2. Menentukan pembagian ukuran butir dari tanah yang lewat saringan No. 200,
dengan analisa hidrometer.
III. TEORI SINGKAT
Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada ukuran butirannya, dan besarnya butiran
dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Analisa ukuran
20
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
butir merupakan penentuan persentase berat butiran pada suatu unit saringan,
dengan ukuran diameter lubang tertentu.
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Hidrometer dengan skala-skala konsentrasi (5 – 60 gram/liter) atau untuk
pembacaan berat jenis campuran (0,995 – 1,038).
2. Tabung-tabung gelas ukuran kapasitas 1.000 ml, 6,5 cm.
3. Thermometer 0 – 50O C, ketelitian 0,1OC.
4. Pengaduk mekanis dan mangkuk dispersi.
5. Saringan No. 10; No. 20; No. 40; No. 80; No. 100 dan No. 200.
6. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
7. Oven dengan pengatur suhu sampai 110OC.
8. Tabung-tabung gelas dengan ukuran 50 ml dan 100 ml.
9. Batang pengaduk dari gelas.
10. Stop watch.
11. Benda uji adalah tanah yang lewat saringan No. 10.
V. LANGKAH KERJA
1. Rendam 50 gram contoh tanah yang lolos saringan No. 10 dengan
bahandispersi Water glass. Aduk sampai merata dan biarkan 24 jam.
2. Sesudah perendaman, campuran dipindahkan dalam mangkuk pengaduk dan
tambahkan air suling secukupnya. Aduk dengan pengaduk mekanis selama
15 menit.
3. Pindahkan campuran ke dalam tabung gelas ukuran dan tambahkan air suling
sampai 1.000 ml. Mulut tabung ditutup rapat dengan telapak tangan dan kocok
dalam arah horizontal selama 1 menit.
4. Setelah dikocok, tabung diletakkan dan masukkan hidrometer dengan hati-hati
dan biarkan terapung bebas, lalu jalankan stap watch. Angka hidrometer dibaca
pada waktu-waktu : 0,5; 1; 2; menit dan dicatat pembacaan-pemvacaan itu
sampai 0,5 gram/liter yang terdekat atau mendekati 0,001 Berat Jenis.
Sesudah pembacaan pada menit kedua, hidrometer diangkat hati-hati.
Kemudian dicuci dengan air suling dan masukkan ke dalam tabung yang berisi
air suling yang bersuhu sama seperti suhu tabung percobaan.
5. Hidrometer dimasukkan kembali dengan hati-hati ke dalam tabung berisi
campuran tadi dan lakukan pembacaan hidrometer pada saat-saat 5; 15; 30
menit; 1; 4; dan 24 jam. Setiap setelah pembacaan, hidrometer dicuci dan
21
dikembalikan ke dalam tabung air suling. Proses memasukkan dan
mengeluarkan hidrometer dilakukan masing-masing 10 detik.
6. Suhu campuran diukur pada 15 menit pertama dan kemudian pada setiap
pembacaan berikutnya.
7. Sesudah pembacaan yang terakhir, campuran dipindahkan ke dalam saringan
No. 200 dan dicuci sampai air pencucian jernih dan biarkan air yang mengalir
terbuang. Fraksi yang tertinggal di atas saringan No. 200 dikeringkan dan
dilakukan pemeriksaan dengan cara Pemeriksaan Analisa Saringan
Kalibrasi Hidrometer dan Silinder Ukur
1. Volume kepala hidrometer ( Vh ) ditentukan dengan menimbang hidrometer
sampai 0,1 gram yang terdekat. Berat ini dicatat sebagai volume dalam ml dari
kepala hidrometer.
2. Luas penampang silinder 1.000 ml ditentukan dengan mengukur jarak antara 2
garis pembagi skala ( misalnya 1.000 – 900 ml ). Volume dalam ml antara
kedua garis pembagi skala dibagi dengan jarak ayang diukur untuk
mendapatkan luas penampang ( A ).
3. Jarak H diukur dari tanda kalibrasi yang terendah pada tangkai hidrometer ke
tiap tanda kalibrasi utama lainnya ( Rh ).
4. Jarak R diukur dari leher kepala sampai tanda kalibrasi yang terdekat.
5. Hl = H + r dihitung untuk masing-masing tanda kalibrasi Rh
6. Tinggi kepala diukur dari leher sampai dasar kepala. Karena kepalanya
simetris, catat jarak : H = 2 x jarak dari leher sampai ke pusat volume.
Dimana :
Hl = jarak dari pembacaan Rh ke leher hidrometer ( lihat nomogram ) (cm)
H = tinggi kepala dari leher sampai dasar kepala, cm
Vh = volume kepala hidrometer ( ml )
A = luas penampang silinder ukur, cm2, yang didapat dengan membagi
volume silinder (1.000 cc) dengan jarak antara tanda 0 sampai 1.000
VI. TUGAS
Lakukan pengujian analisa hidrometer untuk sampel tanah yang berbeda-beda
VII.ANALISIS
22
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
Hitung % berat dan butiran yang lebih kecil dari diameter () dengan rumus :
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 10PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Permeabilitas Tanah
UJI PERMEABILITAS TANAH
I. ACUAN
1. Bowles, J.E., 1991, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Erlangga Jakarta
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan uji permeabilitas dengan baik dan benar
2. Menentukan besarnya nilai rembesan K yang melalui suatu lapisan tanah
tertentu.
III. TEORI SINGKAT
23
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
Uji permeabilitas adalah suatu pengujian untuk mendapatkan nilai rembesan K
yaitu nilai yang menyatakan kemudahan aliran air melalui suatu contoh tanah. Ada
beberapa jenis percobaan permeabilitas yang selalu digunakan, yakni;
1. Percobaan dengan menaikkan muka air.
2. Percobaan dengan menurunkan muka air (Permukaan air berubah)
3. Percobaan dengan muka air tetap (Permukaan air tetap).
4. Percobaan Packer.
5. Percobaan dengan pemompaan (sumur uji)
Percobaan dengan menurunkan muka air adalah percobaan yang paling
sederhana dan baik untuk tanah berbutir halus. Sedang uji dengan cara
permukaan tetap tebih teliti, tetapi juga tidak cocok untuk tanah berbutir kasar.
Percobaan Packer sering digunakan pada batuan, sedang percobaan dengan
pemompaan bisa dilakukan untuk tanah maupun batuan dengan permeabilitas
tinggi dan biasanya digunakan untuk mengevaluasi sumber air (aquifer) untuk
penyediaan air.
Permeabilitas tergantung pada beberapa faktor, antara lain; ukuran butir tanah,
sifat aliran pori (kekentalan air), angka pori tanah, bentuk dan tata letak pori tanah,
dan derajat kejenuhan.
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
A. Percobaan dengan muka air berubah (falling head)
Peralatan yang digunakan;
1. Tabung permeameter, yang terdiri dari;
1) batu pori (2 buah)
2) penyumbat karen (2 buah)
3) pegas
2. Pipa vertikal
3. Klep pengatur udara dan air
4. Palu kayu
5. Tabung gelas untuk tempat air dengan voleme tetap
6. Alat pengisap udara
7. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
8. Desikator
9. Skala
10. Alat pencatat waktu
11. Cawan penguap
12. Klep-klep pengatur
13. Pipa karet
24
B. Percobaan Permeabilitas dengan permukaan air tetap (constanta head)
Peralatan yang digunakan :
1. Penyalur air
2. Termometer
3. Permeameter dengan batu pori dan penyumbat
4. Bak penampung dengan permukaan tetap
5. Penampung pelimpahan
V. LANGKAH KERJA
1. Prosedur pelaksanaan percobaan dengan muka air berubah (falling head)
a. Ukur diameter dalam pipa vertikal dan permeameter.
b. Timbang permeameter kosong, batu pori, penyumbat, dan pegas.
c. Isi permeameter dengan tanah kering dengan cara menuangkannya.
d. Pasang bati pori atas, pegas, dan penyumbat. Pegas harus ditekan
sehingga memberi beban pada tanah dan membantu menjaga tanah tetap
pada tempatnya jika tanah menjadi jenuh.
e. Timbang permeameter yang sudah diisi dengan contoh tanah, selisih yang
terjadi adalah berat tanah yang digunakan.
f. Tempatkan permeameter yang sudah terisi, seperti terlihat pada gambar.
g. Bebankan contoh denngan tekanan absolut dengan cara;
1) tutup semua katup
2) buka katup g, h, j, k, e, d, c, dan b
h. Setelah dibiarkan selama 10 –15 menit untuk pengeluaran udara, tanah
dijenuhkan dengan cara :
1) tutup katup f, g, dan h.
2) buka katup n, air akan masuk kedalam tanah karena gaya tarik kapiler
yang dibantu dengan adanya perbedaan elevasi antara bak air dan
permeameter. Jika dibutuhkan perbedaan yang lebih besar, buka katup
m sedikit.
3) air dibiarkan mengalir untuk membuat tanah jenuhdan naik kekatup b,
lalu tutup katup n.
4) buka vakum tanah dengan pertama-tama menutup katup k dan d dan
kemudian perlahan-lahan membuka katup q dan m.
5) setiap gelembung udara dalam permeameter diatas tanah harus
dibuang dengan jalan membuka sumbat atas perlahan-lahanselama
mengalirkan air melalui q, dengan menutup katup d. Setiap gelembung
25
dibawah harus dibuang melalui katup s, dengan mengalirkan air melalui
katup n dengan membuka katup m.
i. Ukur panjang contoh ; L dan ukur permukaan h0 dan h1.
j. Batas atas h0 adalah ujung atas tabung, sedangkan h1 beberapa cm diatas
ujung bawah pipa.
k. Dengan katup d dan n tertutup, isi pipa vertikal dengan air destilasi yang
tidak mengandung udara sampai beberapa cm diatas h0 dengan membuka
katup q, c, dan a. Tutup katup c dan biarkan a terbuka.
l. Periksa bahwa tidak ada udara pada garis antara pipa pertikal dan
permeameter dengan bak air konstan.
m. Awali percobaan dengan membuka tutup p, tekan pengatur waktu selagi
permukaan air jatuh ke batas h0 dan catat selang waktu sampai permukaan
air mencapai ketinggian V h0 h1 dan h1. Jika waktu yang tercatat tidak
mencapai 2 – 3% ulangi percobaan.
n. Jika waktu yang diinginkan sudah tercapai, kurangi pori dengan memukul
sisi permeameter dengan palu kayu.
2. Prosedur pelaksanaan percobaan dengan permukaan air tetap (constanta
head)
a. Tempatkan tanah dalam cell permeameter dan timbang beratnya
b. Ukur tinggi h dan panjang contoh L
c. Setelah dibiarkan beberapa menit untuk mencapai keadaan setimbang,
tampung pelimpahan dan catat waktunya (*)
d. Setelah air yang ditampung cukup, catat pelimpahan dan waktu
pengamatannya (**)
e. Kurangi waktu (**) dengan waktu (*) sehingga didapat Q dan t
f. Catat suhu setiap selang beberapa menit
g. Ubah angka pori seperti pada percobaan tinggi variabel dan ulangi lagi
percobaannya
VI. TUGAS
Lakukan pengujian permeabilitas tanah untuk sampel tanah dengan jenis tanah
yang berbeda.
VII.ANALISIS
1. Perhitungan percobaan dengan muka air berubah (falling head)
26
Dimana :
a = luas penampang pipa vertikal = 0,2393 cm2
L = panjang contoh tanah dalam permeameter
t0 = waktu ketika air mencapai ketinggian h0
t1 = waktu ketika air mencspsi ketinggisn h1
h0 dan h1 = ketinggian yang telah ditetapkan
A = 5,24 cm2
2. Perhitungan percobaan dengan permukaan air tetap (constanta head)
Dimana :
Q = jumlah air total yang mengalir selama waktu t
h = kehilangan tekanan total
L = tinggi sample tanah
t = waktu (ditetapkan)
A = luas penampang sampel
k20oC = kT.[ T / 20
oC ]
dimana :
k20oC = permeabilitas pada suhu 20oC
kT = permeabilitas pada suhu T
T = viskositas air pada suhu T
20oC = viskositas air pada suhu 20oC
27
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 11PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Konsolidasi Tanah
UJI KONSOLIDASI TANAH
I. ACUAN
1. Bowles, J.E., 1991, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Erlangga Jakarta
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian konsolidasi tanah dengan benar
2. Melakukan nilai derajat konsolidasi 90% dan 50%
3. Menentukan nilai koefisien konsolidasi (cv) cm2
III. TEORI SINGKAT
28
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan sifat pemampatan suatu jenis tanah,
yaitu sifat-sifat perubahan isi dan proses keluarnya air dari dalam tanah yang
diakibatkan oleh adanya perubahan tekanan vertikal pada tanah tersebut.
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Satu set alat konsolidasi yang terdiri atas alat pembebanan dan sel konsolidasi
2. Dial ketelitian 0,01 mm
3. Beban-beban
4. Alat pengeluar sample
5. Pisau pemotong
6. Kawat pemotong
7. Pemegang cincin sample
8. Timbangan keteliatian 0,1 gram
9. Oven
10. Stop watch
11. Container atau tempat kadar air
Bahan uji
1. Keringkan dan bersihkan cincin sel konsolidasi, kemudian ukur diameter dan
keluarkan tanahnya1-2 cm dari tabung sampel dan ratakan ujung tanah yang
keluar dari tabung dengan pisau pemotong yang tegak lurus
2. Pasang cincin sampel pada bagian pemegangnya, dan bagian yang tajam
berada 0,5 cm dari ujung tabung tanah
3. Keluarkan tanah dari tabung sampel dan langsung masukkan ke dalam cincin
sampai penuh dan dilebihkan 0,5 cm, kemudian diratakan dengan alat
pemotong kawat atau pisau pemotong.
V. LANGKAH KERJA
1. Timbang benda uji dan cincin
2. Pasang batu pori di atas dan di bawah cincin tanah yang telah dilapisi dengan
kertas saring dan tempatkan pada sel konsolidasi
3. Pasang pelat penumpu pada batu pori.
4. Letakkan sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji pada alat konsolidasi,
sehingga bagian yang runcing pelat penumpu menyentuh tepat pada bagian
alat pembebanan.
5. Atur kedudukan arloji dan dicatat.
6. Pasang beban pertama sehingga tekan pada benda uji sebesar 0,25 kg/cm2
29
7. Baca dial pada 9,6”; 21,6”; 38,4”; 1’ ; 2’; ¼’; 4’ ; 9’; 16’ ; 25’ ; 36’ ; 49’ ; dan
24 jam.
8. Berilah air sesudah pembacaan 1 menit
9. Setelah pembacaan menunjukkan angka yang tetap atau setelah 24 jam,
catatlah pembacaan arloji yang terakhir.
10. Pasang beban yang kedua sebesar 2 x beban pertama, sehingga tekanan
menjadi 2 kalinya.
11. Bacalah arloji sesuai waktu di atas.
12. Untuk beban-beban selanjutnya dilakukan cara yang sama.
13. Beban-beban tersebut harus menimbulkan tekanan noral terhadap benda uji
masing-masing sebesar 0,25 ; 0,50 ; 2,0 ; 4,0 dan 8,0 kg/cm2.
14. Besarnya beban maksimum ini sebetulnya tergantung pada kebutuhan, yakni
sesuai dengan beban yang akan bekerja terhadap lapisan tanah tersebut.
15. Setelah pembebanan maksismum dan sudah menunjukkan pembacaan tetap
pembebanan dikurangi dalam dua angka yaitu 4,0 dan ¼ kg/cm2 (beban
rebound).
16. Pada waktu beban dikurangi, setiap pembebanan harus dibiarkan bekerja
sekurang-kurangnya selama 5 jam.
17. Arloji penunjuk hanya perlu dibaca sesudah 5 jam yaitu sesaat sebelum beban
dikurangi lagi.
18. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, cincin dan benda uji dikeluarkan
dari sel konsolidasi dan ambil batu pori tersebut dari permukaan atas dan
bawah dari benda uji lalu dikeringkan.
19. Benda uji dikeluarkan dari cincin, masukkan dalam oven dan tentukan berat
keringnya.
VI. TUGAS
Lakukan pengujian Konsolidasi tanah untuk sampel tanah dengan jenis tanah yang
berbeda.
VII.ANALISIS
1. Masukkan semua data dalam formulir pengujian konsolidasi.
2. Hitung berat tanah basah, berat isi, dan kadar airnya sebelum dan sesudah
percobaan serta hitung pula berat tanah kering ovennya (BKO).
3. Hitung tinggi efektif benda uji:
30
Dimana :
Ht = tinggi effektif benda uji = tinggi butiran-butiran tanah
A = luas benda uji
G = berat jenis tanah
BK = berat tanah kering
4. Hitung besar penurunan total (H) yang terjadi pada setiap pembebanan.
(H) = pembacaan dial pada permulaan percobaan dikurangi pembacaan dial
setelah pembebanan yang bersangkutan.
5. Hitunglah angka pori semula/ asli (eo)
dimana :
Ho = tinggi contoh awal
6. Hitung perubahan angka pori (e) pada setiap pembebanan
7. Derajat kejenuhan sebelum dan sesudah pengujian
8. Koefisien konsolidasi
Dimana :
H = jalan air terpanjang
Cv = koefisien konsolidasi
t90 = waktu untuk mencapai konsolidasi 90 %
31
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 12PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Geser Langsung
UJI GESER LANGSUNG
I. ACUAN
1. Bowles, J.E., 1991, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Erlangga Jakarta
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian geser langsung dengan benar
2. Menentukan besaran nilai sudut geser dalam ( ) dan nilai kohesi tanah C
kg/cm2
32
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
III. TEORI SINGKAT
Pengujian ini dimaksud untuk menentukan parameter geser tanah dengan jalan
melongsorkan tanah melalui bidang mendatar dipertengahan tingginya. Pengujian
ini dilakukan pada keadaan consolidated drained, yaitu dengan jalan
mengkonsolidasikan tanah terlebih dahulu yang disertai drainase; kemudian
digeser dengan gaya horizontal sampai sampel mencapai kekuatan puncaknya
yang berarti terjadi kelongsoran.
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Alat geser langsung
2. Batu pori
3. Pembebanan vertikal
4. Alat pemotongan sample
5. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
6. Jangka sorong
7. Cawan/talam
8. Pisau pemotong
9. Alat pengeluaran sampel tanah
Bahan Uji
Persyaratan benda uji adalah sebagai berikut :
1. Sampel tanah dapat berupa tanah asli maupun tanah yang telah dipadatkan
yang kadar air dan kepadatannya telah disesuaikan dengan keadaan tertentu
2. Diameter minimum 50 mm
3. Ketebalan minimum 12,5 mm dan harus lebih besar dari 6 x diameter butiran
maksimum
4. Perbandingan diameter dan tinggi > 2 : 1
5. Sampel tanah dapat berupa bundar atau persegi sesuai dengan alat yang
tersedia
6. Pengujian paling sedikit 3 contoh
V. LANGKAH KERJA
1. Pasang alat geser langsung dengan benar serta kunci agar tidak bergerak.
2. Keluarkan sampel tanah dari tabung yang telah diratakan permukaannya dan
tekankan cincin pemotong pada tanah sampai mengisi penuh cincin pemotong
tersebut, dan ratakan serta bersihkan sisa tanah yang melekat pada lapisan
luarnya.
33
3. Masukkan benda uji pada alat geser yang masih terkunci.
4. Lakukan konsolidasi sampel tanah pada beban normal seperti pengujian
konsolidasi
5. Tentukan nilai t50 untuk menentukan kecepatan penggeseran. Kecepatan
penggeseran dapat ditentukan dengan membagi deformasi geser maksimum
dengan 50 t50. Deformasi maksimum adalah 10% diameter. t50 adalah waktu
untuk mencapai 50 % konsolidasi.
6. Lakukan penggeseran sehingga tekanan geser konstan, dan bacalah dial
geser.
7. Setelah pengujian pertama selesai berikan beban normal pada benda uji yang
kedua sebesar 2 kali beban normal yang pertama dan lakukan langkah 4
sampai langkah 6 di atas.
8. Berikan beban normal pada benda uji ketiga sebesar 3 kali beban pertama dan
lakukan seperti langkah 4 sampai langkah 6.
VI. TUGAS
Lakukan uji geser langsung tanah dengan sampel tanah asli hasil pemboran
dengan hand bor.
VII.ANALISIS
1. Masukkan semua data pengujian pada formulir pengujian geser langsung.
2. Hitung gaya geser (P) dengan jalan mengalikan nilai pembacaan dial dengan
kalibrasi proving ring.
3. Hitung tegangan geser maksimum yaitu gaya geser maksimum dibagi luas
bidang geser.
Dimana :
= tegangan geser maksimum (kg/cm2)
P.maxs = gaya geser maksimum (kg)
A = luas bidang geser benda uji (cm2)
4. Buat grafik hubungan antara tegangan normal () dengan tegangan geser
maksimum (). Hubungkan ketiga titik yang diperoleh sehingga membentuk
garis lurus yang memotong sumbu vertikal () pada harga C dan memotong
sumbu horizontal () dengan sudut geser dalam tanah () sesuai dengan
persamaan :
34
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 13PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Kepadatan Lapangan Tanah
UJI KEPADATAN LAPANGAN TANAH(SAND CONE)
I. ACUAN
1. Bowles, J.E., 1991, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Erlangga Jakarta
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian kepadatan dengan sand cone test secara baik dan benar.
2. Menentukan nilai kepadatan tanah di lapangan.
35
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
III. TEORI SINGKAT
Tanah, kecuali berfungsi sebagai pendukung fondasi bangunan, juga digunakan
sebagai bahan timbunan seperti tanggul, bendungan dan jalan. Untuk situasi
keadaan lokasi aslinya membutuhkan perbaikan guna mendukung bangunan di
atasnya, ataupun karena digunakan sebagai bahan timbunan, maka pemadatan
sering dilakukan. Maksud pemadatan tanah antara lain :
1. Mempertinggi kuat geser tanah.
2. Mengurangi sifat mudah mampat.
3. Mengurangi permeabilitas.
4. Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air, dan
lain-lainnya.
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Botol transpaan kapasitas 1 galon
2. Kerucut dengan dalam 16,5 cm
3. Pelat dasar ukuran 70,5 cm2 dengan lubang ditengahnya berdiameter 16,5 cm.
4. Pasir bersih yang tidak mengandung bahan pengikat dan dapat mengalir
bebas.
5. Timbangan kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1,0 gram dan kapasitas 500 gram
dengan ketelitian 0,1 gram.
6. Oven pengering.
7. Palu, pahat, sendok, baki penguap dll.
V. LANGKAH KERJA
1. Tentukan volume corong logam sebagai berikut :
a. Timbang berat corong logam dan semua perlengkapannya (w1)
b. Letakkan corong dengan lobang di atas dan buka kerannya
c. Isi dengan air sampai keluar dari keran
d. Tutup kerannya dan buang air yang kelebihan
e. Timbang corong logam dan perlengkapannya yang sudah terisi air (W2)
f. Berat air = volume botol ( W2 – W1 )
2. Tentukan berat isi pasir sebagai berikut :
a. Letakkan corong logam dengan lubang di atas
b. Tutup keran dan isi corong dengan pasir
c. Buka keran dan jaga supaya corong selalu terisi pasir minimal setengahnya
dan isi sampai corong logam terisi penuh
d. Tutup keran dan buang kelebihan pasir
36
e. Timbang alat dan pasir (W3)
f. Berat pasir W3 – W1
g. Berat isi pasir ( ) = (W3 – W1) / (W2 – W1)
3. Tentukan jumlah pasir yang dibutuhkan untuk mengisi corong dengan penuh
sebagai berikut :
a. Tempatkan alat pada tempat yang datar
b. Timbang botol dan pasir (W4)
c. Isi alat dengan pasir sampai penuh sampai pasir berhenti mengalir
d. Tutup keran dan timbang botol dan sisa pasir (W5)
e. Pasir yang dibutuhkan untuk mengisi corong dengan penuh : (W4 – W5 )
4. Siapkan permukaan tanah yang akan diuji dengan membuat rata permukaan
tanah setempat
5. Tempatkan alat (plat) di atas permukaan yang sudah rata dan beri tanda pada
lubang pelat
6. Angkat alat (plat) tersebut dan buat lubang pada tanda dengan hati-hati
7. Tempatkan lagi alat (plat) pada tempat semula dan buka keran dan biarkan
pasir mengalir sampai berhenti, kemudian tutup kerannya
8. Timbang berat tanah hasil galian (W7)
9. Timbang berat alat dan pasir (W6)
10. Ambil bekas tanah galian secukupnya dan periksa kadar airnya ()
VI. TUGAS
Lakukan uji kepadatan dengan sand cone pada lokasi tanah yang telah
dipadatkan.
VII.ANALISIS
Perhitungan :
Derajat kepadatan =
37
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 14PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Proctor
UJI PROCTOR
I. ACUAN
1. Bowles, J.E., 1991, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Erlangga Jakarta
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian kepadatan ringan dengan benar
2. Menentukan nilai kepadatan maksimum tanah
3. Menentukan kadar air optimum tanah
III. TEORI SINGKAT
38
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
Pengujian ini berguna untuk menentukan hubungan antar kadar air dengan
kepadatan tanah sehingga dapat diketahui kepadatan optimum dari tanah dan
kadar air maksimum.
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Cetakan dengan diameter 102 mm. dan tinggi 11,5 cm.
2. Alat penumbuk dengan diameter 50,8 mm. dan berat 2,6 kg serta tinggi jatuh
30 cm dengan selubung yang memiliki paling sedikit 4 buah lubang udara
dengan diameter 9,5 mm
3. Alat pengeluar contoh (extruder)
4. Timbangan dengan kapasitas 11,5 kg denngan ketelitian 5 gram, dan kapasitas
1 kg dengan ketelitian 0,1 gram.
5. Oven pengering, dan cawan.
6. Alat perata dari besi dengan panjang 25 cm, dengan salah satu sisi memanjang
tajam dan sisi lainnya rata.
7. Saringan dengan ukuran 50 mm, 19 mm, dan 4,75 mm.
8. Talam/ tadah, alat pengaduk, dan sendok
Bahan Uji
Tanah kering udara dari lapangan sebanyak lebih kurang 20 kg.
V. LANGKAH KERJA
4. Contoh tanah dikeringkan sehingga menjadi gembur, kemudian ditunjuk
menjadi palu karet.
5. Tanah yang sudah gembur disaring dengan saringan nomor 4. Jumlah tanah
yang harus disiapkan 15 Kg.
6. Benda uji dibagi menjadi 6 bagian, dan tiap-tiap bagian dicampur air yang
sudah ditentukan dan diaduk sampai rata. Penambahan air diatur sehingga
didapat benda uji sebagai berikut : 3 contoh dengan kadar air kurang lebih
dibawah optimum, 3 contoh dengan kadar air kurang lebih diatas optimum,.
Perbedaan kadar air benda uji masing-masing 1 – 3%.
7. Masing-masing benda uji dimasukkan dalam kantong plastik dan disimpan
selama 12 jam atau sampai tanah jenuh.
8. Timbang cetakan dan alasnya dengan ketelitian 5 gr.
9. Cetakan leher dan keping dijadikan satu dan ditempatkan pada alas yang
kokoh.
39
10. Ambil salah satu dari contoh tanah diaduk dan dipadatkan dengan cara :
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standard 2,5 Kg dengan tinggi
jatuh 30,5 Cm. Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dengan 25 tumbukan.
11. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau dan lepaskan
leher sambung.
12. Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul-betul
rata dengan permukaan cetakan.
13. Timbang cetakan yang berisi benda uji dengan ketelitian 5 gr.
14. Keluarkan benda uji tersebut dan ambil sebagian kecil untuk pemeriksaan
kadar air ().
VI. TUGAS
Lakukan uji proctor dengan sampel tanah tidak asli.
VII.ANALISIS
Perhitungan :
1. Berat isi basah :
Dimana :
= berat mold (gr)
= berat tanah + mold (gr)
= volume mold (cm3)
2. Berat isi kering :
Dimana :
= kadar air sesudah kompaksi
40
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 15PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Triaxial Tanah
UJI TRIAXIAL TANAH
I. ACUAN
1. Bowles, J.E., 1991, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Erlangga Jakarta
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian triaxial dengan baik dan benar.
2. Menentukan nilai kohesi dan sudut geser dalam dari uji triaxial
41
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
III. TEORI SINGKAT
Nilai kohesi (C) dan sudut geser tanah ( ), merupakan parameter kuat geser
tanah yang diperlukan untuk analisis daya dukung tanah. Parameter tersebut
selain dapat dicari dengan uji geser langsung, juga dapat dilakukan dengan uji
triaxial. Ada 3 macam percobaan triaxial, yakni;
1. U.U. ( Unconsolidated Undrained ) – test cepat
2. C.U. ( Consolidated Undrained )
3. C.D. ( Consolidated Drained ).
IV. BAHAN DAN ALAT
Peralatan yang digunakan :
1. Alat triaxial
2. Silinder contoh
3. Mold contoh
4. Penumbuk untuk memadatkan pasir
5. Membran karet
6. Pengatur ketinggian
7. Pengatur hampa udara
8. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
9. Oven pengering
10. Cawan penguap yang besar
11. Plester karet untuk pengikat
12. Sendok
13. Pencatat waktu
V. LANGKAH KERJA
A. Pengujian Dengan Unconsolidated Undrained
1. Ukur ketebalan membrane
2. Gulung membran dan pasang pada sisi luar silinder dengan salah satu
ujung ½ inci lebih panjang dari silinder.
3. Basahi ujung ini dan tempatkan di luar plat dasar yang terdiri dari batu pori
4. Ikat membran ke plat dasar dengan plester karet dan keluarkan silinder
5. Jepit mold sekeliling membran dan putar ujung akhir membran ke sebelah
atas mold
6. Timbang cawan dan tanah kering yang akan diuji dengan ketelitian
0,1 gram
42
7. Tempatkan pasir ( tanah ) dalam membran dengan menumbuk setiap
sendok
8. Kemudian timbang lagi tanah dan cawan, selisihnya adalah berat tanah
yang diuji
9. Tutup semua katup ( a – m ) kecuali k dan e dibiarkan terbuka.
10. Contoh dijenuhkan dengan menutup saluran atas dan membuka a, b dan g
dan kemudian menutup a dan b dan membuka j.
11. Setelah jenuh, buka saluran atas dan air dibiarkan mengalir dan setelah air
mencapai ketinggian contoh, saluran atas ditutup.
12. Aliran Hg sebanyak 5 inci dengan membuka b, d, f, dan g dan menutup e
dan perlahan-lahan buka a.
13. Dengan contoh berada di bawah ruang hampa pindahkan klep atas,
periksa ketinggian katup dan pindahkan contoh tanah hati-hati.
14. Setelah mold dipindahkan, ruang hampa dinaikkan menjadi 10 inci dengan
membuka a sedikit
15. Ukur panjang contoh dengan ketelitian 0,1 mm dan ukur keleling contoh
pada ats, tngah dan bawah.
16. Buka katup dan batang vertikal yang tertinggal, dibautkan pada dasar.
17. Basahi gasket karet bawah dan tempatkan silinder “lucite” pada tengah
gasket, basahi karet gasket atas dan tempatkan di sebelah atas silinder.
Dengan hati-hati tempatkan peralatan mesin pada tempatnya dan periksa
apakah plunyer menyentuh contoh tsnsh tepat pada tengahnya.
18. Kencangkan semua baut atas pada batang vertikal.
19. Periksa apakah plat atas sejajar plat bawah.
20. Alirkan air kerung tersebut dengan membuka katub m sampai penutup
tertutup kemudian katub m ditutup.
21. Tutup k, buka drum tekanan dan atur tekanan yang diinginkan pada alat
pengatur tekanan.
22. Dengan hati-hati beri tekanan pada ruang sampai 5 psi dengan membuka
tutu h, yang pada waktu bersamaan buka tutup c untuk membuang
kehampaan udara.
23. Catat pembacaan buret, perlahan-lahan tekanan pada ruang ditambah
sampai penuh dan catat lagi pembacaan buret.
24. Pada saat ini periksa apakah ada kebocoran pada membran. Bocoran bisa
diketahui dengan naiknya bacaan pada buret.
25. Turunkan plunyer sehinggah menyentuh tutup contoh.
26. Catat bacaan awal pada arloji cincin penguji, pencatat putaran, buret dan
waktu dan kemudian mulai dengan pembebanan.
43
27. Untuk awal tegangan axial 2%, baca setiap regangan 0,2% selanjutnya
setiap 0,5 – 1%.
28. Lanjutkan percobaan sampai gaya tegangan konstan untuk beberapa
pembacaan atau contoh telah tertekan l.k. 15%-nya.Hentikan gaya
tegangan dan periksa lagi apakah ada kebocoran.
29. Baca buret, tutup h, buang tekanan ruang melalui k sampai 5 psi dan baca
buret lagi. Selisih bacaan adalah perubahan volume akibat pengurangan
tekanan lateral.
30. Tutup f dan c, buka b, j dan d, alirkan Hg sampai 10 inci melalui a dan
hilangkan tekanan ruang sampai 0 melalui k.
31. Buang air dalam ruang dengan menurunkan botol penyalur dan buka m.
32. Lepas peralatan.
33. Gambarkan bidang keruntuhan contoh.
B. Pengujian Dengan Consolidated Undrained
1. Lindungi contoh dengan membran dengan menggunakan alat penarik
membran. Hal ini dilakukan dengan menempatkan ujung membran di atas
alat penarik dan kemudian diisap melalui tabung (gambar). Membran dan
penarik akan dengan mudah dimasuki contoh, lepaskan pengisap dan
membran akan membungkus contoh.
2. Timbang contoh dan membran dengan ketelitian 0,1 gram.
3. Hilangkan udara pada plat bawah dan penghubung plat dengan buret
dengan jalan menyemprot dengan air mendidih.
4. Alirkan air melalui plat dasar untuk menghindarkan terperangkapnya udara,
tempatkan contoh di atasnya. Kemudian basahi membran, lewatkan pada
dasar dan ikat dengan menggunakan plaster karet.
5. Basahi ujung membran dan tutupi dengan penutup atas.
6. Ikat pada batang vertikal dan kemudian tutupi penutup dengan membran
dan ikat.
7. Basahi gasket karet bawah, tempatkan pada tengah ruang. Basahi gasket
atas dan tempatkan diatas selinder.
8. Tempatkan peralatan mesin sebelah atas dan periksa apakah plunyer telah
menyentuh contoh.
9. Pada saat ini semua katup (a – m ) ditutup kecuali k.
10. Alirkan air keruang dengan membuka m sampai mencapai penutup dan
kemudian tutup m.
11. Tutup katup k, buka tabung tekanan dan atur sampai tekanan yang
diinginkan. Naikkan tekanan pada ruang dengan membuka h perlahan-
lahan.
44
12. Turunkan plunyer sehingga tepat pada keadaan mulai menyentuh.
13. Biarkan contoh terkonsolidasi pada tekanan ruang dengan membuka katup
saluran g dan f. jumlah air yang keluar selama konsolidasi dapat diukur di
buret.
14. Setelah konsolidasi selesai (terlihat bahwa aliran air sudah berhenti).
Sentuhkan lagi plunyer pada contoh. Jarak yang harus diberikan pada
plunyer untuk mencapai lagi permukaan contoh tanah adalah perubahan
panjang tanah akibat konsolidasi.
15. Setelah itu tutup katub g dan f.
16. Catat bacaan awal cincin uji, dan begitu alat penggerak mulai digerak-kan,
alat pencatat waktu dimulai pula.
17. Pembacaan dilakukan setiap tekanan 0,01 inci sampai 0,05 inci pertama
dan kemudian lebih kurang 0,02 inci sampai 0,1 inci dan kemudian
dilanjutkan sampai regangan mencapai lebih kurang 15 %.
18. Tentukan tekanan dan angkat beban as. Tutup katup h dan melalui katup k
hilangkan tekanan ruang perlahan lahan.
19. Keringkan ruang dengan merendahkan botol penyalur dan buka katup m.
20. Gambar bidang runtuhan yang terjadi dan contoh tanahnya.
VI. TUGAS
Lakukan uji triaxial tanah mengunakan sampel tanah tidak asli.
VII.ANALISIS
Perhitungan Dengan Unconsolidated Undrained :
dimana :
= kalibrasi x jumlah putaran
= bacaan sinsin uji akhir – awal
dimana :
= panjang contoh awal
dimana:
= luas penampang contoh awal
45
Dimana :
= b x kalibrasi
dimana :
= tekanan ruang pada saat tekanan air = 0
= 45o + m/2
Perhitungan Dengan Consolidated Undrained :
1.
2.
= kehilangan panjang akibat konsolidasi
3.
4.
5.
6.
dimana :
tekanan ruang
7.
8. = 45o + m/2
46
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 16PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Sondir
UJI SONDIR
(DUTCH CONE PENETROMETER)
I. ACUAN
1. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
2. Lambe T.W., and R.U. Whiteman, 1969, ”Soil Mechanics”, John Wiley & Sons,
Inc. New York
II. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian tanah dengan menggunakan sondir, diharapkan
mahasiswa dapat :
47
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
1. Melakukan pengujian sondir dengan benar
2. Menentukan nilai perlawanan konus/bikonus dan jumlah hambatan lekat suatu
tanah.
3. Menggambarkan data hasil percobaan dalam bentuk grafik.
III. TEORI SINGKAT
Pengujian sondir adalah suatu pengujian tanah dengan menggunakan alat yang
terdiri dari batang logam berbentuk silinder (rod) dengan diameter tertentu yang
ditancapkan kedalam tanah menggunakan suatu alat dongkrak, dengan kecepatan
antara 30 - 60 cm per menit, kemudian diukur perlawanan tanahnya. Jadi
pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus/bikonus
dan jumlah hambatan lekat suatu tanah.
Perlawan konus adalah suatu perlawanan tanah terhadap ujung konus/bikonus
yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah
perlawanan geser suatu tanah terhadap selimut bikonus dalam gaya per satuan
luas.
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Mesin sondir
2. Stang sondir
3. Batang rod
4. Ambang
5. Manometer dengan kapasitas 0 - 60 kg/cm2 dan 0 - 250 kg/cm2
6. Konus dan bikonus
7. Angker spiral dan kunci sayap
8. Kunci penarik
9. Kunci penekan
10. Kunci plunyer
11. Kunci pipa
12. Kunci pemutar angker T
13. Stang pemutar
14. Sikat kawat
15. Castor oil
16. Alat pembersih
Bahan Uji
Sebelum melakukan pengujian ke lapangan agar dipersiapkan hal-hal sebagai
berikut:
48
1. Buka tutup plunyer dan salah satu kran manometer
2. Pasang alat pengunci plunyer.
3. Isikan minyak castor oil, kekuarkan udara yang terperangkap dengan jalan
membuka salah satu kran salah satu kran manometernya serta
menaikturunkan kunci plunyer.
4. Bila sudah penuh, tutup kran kembali dan buka kran yang lainnya, dan lakukan
pengisian castor oil lagi seperti diatas.
5. Pasang kedua manometernya.
6. Lakukan pengujian kedua manometernya apakah sudah bekerja dengan baik,
yakni dengan jalan membuka salah satu kran manometernya dan tekanlah
pelan-pelan kesalah satu landasan sampai manometer menunjukkan angka
60 kg/cm2 atau 250 kg/cm2..
7. Bila tidak tercapai, kemungkinan isi plunyer kurang penuh dan masih ada udara
yang terperangkap, atau memang manometernya yang rusak .
8. Lakukan pengecekan konus atau bikonus, apakah sudah bekerja dengan baik
atau belum.
V. LANGKAH KERJA
1. Pasanglah sistem angkernya.
2. Buatlah persiapan lubang sedalam kurang lebih 15 cm untuk penusukan
konus/bikonus.
3. Pasang dan aturlah mesin sondir secara vertikal pada tempat yang akan diuji
dengan menggunakan ambang dan angker secara kuat.
4. Lakukan penyambungan konus atau bikonus pada stang sondir dan pasanglah
stang pada mesin sondir.
5. Beri tanda jarak 20 cm pada rangka mesin sondir.
6. Pasang kunci penekan dan mulailah penekanan pada tanah sampai kedalaman
20 cm.
7. Lakukan pembacaan manometer, dengan menarik kunci bolt agar yang bekerja
adalah rod, bukan stang bor. Dan dengan penekanan konus/ bikonus kedalam
tanah, maka alat pembacaan manometer akan mulai bergerak dan dapat
dibaca.
Pada waktu penekanan konus atau bikonus :
Bila menggunakan konus maka pembacaan manometer hanya perlawanan
konus saja sedalam 4 cm.
Biila menggunakan bikonus akan terjadi dua pembacaan, yakni pertama
terbaca perlawanan konus sedalam 4 cm, kemudian yang kedua akan
terbaca perlawanan konus dan hambatan lekatnya.
49
8. Lakukan penusukan kembali kedalam tanah sampai didapatkan nilai konus
yang diinginkan. Pembacaan dilakukan setiap kedalaman 20 cm.
9. Setelah batas kedalaman yang diinginkan telah tercapai atau pembacaan telah
selesai, gantilah kop penekan dengan kop penarik untuk mengeluarkan stang
dari dalam tanah.
VI. TUGAS
Lakukan uji Sondir pada lokasi tanah yang ditentukan
VII.ANALISIS
1. Masukkan semua data penyelidikan ini kedalam formulir pengujian tanah
dengan sondir.
2. Lakukan perhitungan sebagai berikut :
Hambatan lekat (HL)
Dimana :
= hambatan lekat
= jumlah perlawanan konus dan hambatan lekat (pembacaan kedua)
= perlawanan konus (pembacaan pertama)
= tahap pembacaan 20 cm
= faktor alat yaitu :
Jumlah hambatan lekat (JHL) :
Dimana :
= jumlah hambatan lekat
= kedalaman yang dicapai
3. Buatlah grafik hasil pengujian sondir, yang terdiri dari :
Penetrasi konus terhadap kedalaman.
Jumlah hambatan lekat terhadap kedalaman.
50
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 17PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji Kuat Tekan Bebas
UJI KUAT TEKAN BEBAS
I. ACUAN
1. Das, B.M. (1995), “Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik)”,
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah II”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
II. TUJUAN
51
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa :
1. Dapat melakukan uji kuat tekan bebas dengan baik dan benar.
2. Dapat menentukan nilai kekuatan tanah tersebut dalam keadaan bebas sampai
mencapai keruntuhan.
III. TEORI SINGKAT
Uji kuat tekan bebas dilakukan untuk mengetahui berapa besar kekuatan tekan
dari tanah yang diuji. Kuat tekan merupakan perbandingan antara beban yang
diberikan denngan luas penampang contoh uji tanah.
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Alat kuat tekan
2. Alat pengeluar contoh ( extruder )
3. Arloji pembacaan ( dial gauge )
4. Alat pencatat waktu ( stop watch )
5. Oven pengering
6. Cawan
7. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr
V. LANGKAH KERJA
1. Ambil cetakan benda uji dengan ukuran tingi 13,6 cm dan diameter 6,8 cm,
kemudian beri pelumas pada dinding sebelah dalamnya.
2. Keluarkan contoh tanah dengan alat pengeluar contoh dan kemudian potong
sehingga rata.
3. Letakkan cetakan didepan contoh dan keluarkan contoh tanah tersebut
sehingga masuk kedalam cetakan.
4. Ratakan kedua ujung dalam cetakan dan kemudian keluarkan contoh tanah
dari dalam cetakan.
5. Timbang contoh tersebut dan kemudian letakkan pada alat penekan.
6. Bebani contoh dengan kecepatan regangan 1% per menit dan catat beban
setiap regangan 0,5%; 1%;2% dan seterusnya, sampai contoh mengalami
keruntuhan atau sampai mencapai regangan 20%.
VI. TUGAS
Lakukan uji Kuat Tekan Bebas pada sampel tanah yang diambil dengan hand bor
52
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
VII.ANALISIS
Regangan axial :
Dimana :
= perubahan panjang
= panjang contoh awal
Luas Penampang rata-rata :
Dimana :
= luas penampang awal
Kuat tekan tanah :
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 18PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji CBR Lapangan
UJI CBR LAPANGAN
I. ACUAN
1. Das, B.M. (1995), “Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik)”,
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah II”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
53
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
II. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa :
1. Melakukan pengujian CBR lapangan dengan benar
2. Menentukan nilai CBR di tempat
III. TEORI SINGKAT
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji CBR langsung di tempat. CBR adalah
perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau perkerasan
terhadap lahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Dongkrak mekanis CBR kapasitas 10 ton
2. Proving ring kapasitas 1,5 ton, 3 ton dan 5 ton
3. Dial ketelitian 0,001 mm
4. Balok penyokong dial
5. Keping beban diameter 25 cm berlubang di tengah dengan berat 5 kg dan
beban tambahan 2,5 kg
6. Truck sebagai perlawanan beban
7. Dongkrak truck dan alat gali
8. Mould CBR bila perlu
9. Piston dan penyambungnya
10. Stop watch
V. LANGKAH KERJA
1. Gali permukaan tanah/perkerasan yang akan dilakukan pengujian dengan
ukuran 60 x 60 cm dengan kedalaman tanah dasar atau yang dikehendaki.
Untuk tempat ayang belum ada perkerasan, cukup dibersihkan dari akar-
akaran dan bahan organik lainnya.
2. Tutup permukaan yan telah dipersiapkan.
3. Tempatkan truck di atas lubang yang telah disiapkan dan kedudukan dongkrak
mekanis nantinya akan bergerak tepat di atas lubang tadi, gunakan dongkrak
truck untuk menaikkan truck sehingga per tidak menahan beban truck.
4. Gantungkan dongkrak mekanis CBR pada bamper belakang truck dan alat-
alatnya supaya piston penetrasi berada 1 - 2 cm dari permukaan dan vertikal.
5. Letakkan kepimg beban diameter 25 cm sentris di bawah torak penetrasi
sehingga torak penetrasi dapat masuk.
54
6. Turunkan torak penetrasi pada permukaan tanah sampai beban penetrasi
terbaca 5 kg.
7. Gunakan beban tambahan bila perlu.
8. Atur dial perosokan dan dial proving ring menjadi nol.
9. Lakukan penetrasi dengan kecepatan penetrasi tetap yaitu 1,25 mm (0,05”) per
menit.
10. Catat pembaca beban pada penetrasi :
0,031 mm atau 0,012”
0,62 mm atau 0,025”
1,25 mm atau 0,05”
1,87 mm atau 0,075”
2,5 mm atau 0,10”
3,75 mm atau 0,15”
mm atau 0,20”
7,5 mm atau 0,30”
mm atau 0,40”
12,5 mm atau 0,50”
Jika diperlukan CBR direndam, lakukan sebagai berikut :
a. Pasang alas mould yang berulang pada mould dan juga pasang mould
pemotongnya.
b. Olesi sedikit dengan minyak dan tempatkan di atas lubang yang belum di
tes.
c. Masukkan mould dalam tanah dengan bantuan dongkrak truck sampai
tanah hampir penuh.
d. Gali lubang hati-hati sampai ujung di bawah mould, dalamnya.
e. Potong tanah yang tepat berada pada ujung mould dan beri tanda atas
bawahnya pada mould.
f. Buka mould dasar dan mould pemotongnya serta ratakan dengan perata
kelebihan tanah di atas dan di bawah ujung mould.
g. Setelah diberi label tutup kedua mould dengan mould tutup/dasar yang tidak
berlubang.
VI. TUGAS
Lakukan uji CBR Lapangan pada permukaan tanah yang telah ditentukan
VII.ANALISIS
1. Masukkan semua data ke dalam formulir pengujian CBR.
55
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM BAHAN DAN MEKANIKA TANAH
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : [email protected]
2. Hitung pembebanan (lb) : kalibrasi x dial pembacaan, dan gambarkan grafik
beban terhadap penetrasi.
3. Hitung :
Harga penetrasi diambil 0,1” dan 0,2”.
Untuk pengujian CBR yang direndam (lihat pengujian CBR Laboratorium)
LAB-SHEET
FAKULTAS TEKNIK UNP LAB-SHEETJURUSAN : Teknik Sipil NOMOR : 19PROGRAM STUDI : D3 – SIPIL , S1 – PTB WAKTU : 3 X 50 menitMATA KULIAH / KODE : Praktikum Mekanika Tanah / SIP 037
TOPIK :Uji CBR Laboratorium
UJI CBR LABORATORIUM
I. ACUAN
1. Das, B.M. (1995), “Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik)”,
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah II”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
56
Certified Management SystemDIN EN ISO 9001:2000Cert.No. 01.100 086042
II. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa :
1. Melakukan pengujian CBR Laboratorium tanah dengan benar.
2. Menentukan nilai daya dukung tanah dalam keadaan padat maksimum.
III. TEORI SINGKAT
CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau
perkerasan terhadap lahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi
yang sama
IV. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan :
1. Mold berbentuk silindris dengan diameter dalam 15 cm, tinggi 17,8 cm dengan
leher sambungan yang dapat dilepas setinggi 5 cm dan pelat dasar yang
berlubang.
2. Piringan pemisah 15 cm dan tinggi 6 cm.
3. Alat penumbuk dengan berat 2,5 kg, 5 cm dengan tinggi jatuh 30,5 cm.
4. Alat untuk mengukur perkembangan yang terdiri dari pelat pengembangan
15 cm dan berlubang dengan diameter lubang 1,6 mm dan tripot untuk
menyanggah arloji pembacaan yang dipasang pada leher sambungan.
5. Arloji pembacaan.
6. Beban permukaan pelat bulat dengan lubang di tengah 5,4 cm dan pelat
setengah bulatan yang kesemuanya berdiameter 15 cm dengan berat 2,25 kg.
7. Piston penetrasi 5 cm dengan panjang 10 cm.
8. Alat penekan.
9. Bak perendaman.
10. Oven pengering.
11. Perlengkapan lain seperti baki pencampur, sendok, filter dan lain-lain.
V. LANGKAH KERJA
1. Pasang mold pada pelat dasar, leher penyambung dan timbang beratnya
( siapkan 2 buah mold ).
2. Campur contoh tanah pada kadar air optimum lebih kurang 3%.
3. Padatkan tanah dalam mold sebanyak 5 lapisan dengan tumbukan sejumlah
15 x untuk setiap lapisan.
4. Periksa kadar airnya.
57
5. Lepaskan leher penyambung dan ratakan permukaannya.
6. Ambil salah satu mold untuk direndam.
7. Tempatkan pelat pengembangan dan pasang arloji pembebanan dan rendam
selama 4 x 24 jam.
8. Contoh yang lain dan juga contoh yang sudah direndam 4 x 24 jam akan
diperiksa nilai daya dukungnya sebagai berikut :
Pasang beban di atas permukaan tanah
Pasang piston penetrasi pada alat penekan
Bebani dengan kecepatan 1,3 mm/menit.
Catat beban setiap penetrasi mencapai : 0,64; 1,27; 1,91; 2,54; 5,08 dan
7,62 mm.
VI. TUGAS
Lakukan uji CBR Laboratorium dengan sampel tanah yang telah ditentukan
VII.ANALISIS
Untuk mendapatkan nilai CBR rencana maka percobaan ini diulangi lagi dengan
jumlah tumbukan 25 x dan 56 x, sehingga didapat 3 nilai CBR. Ketiga nilai CBR
tersebut dibuat grafik untuk mendapatkan nilai CBR rencana tersebut.
Penambahan air untuk CBR :
dDimana :
= Berat tanah kering ( Kg )
= Kadar air semula ( % )
= Kadar air optimum ( % )
58