labioschisis atau biasa disebut bibir sumbing adalah cacat bawaan yang menjadi masalah tersendiri di...

34
BAB I PENDAHULUAN Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan meliputi pemberian anestesi, penjagaan keselamatan penderita yang mengalami pembedahan, pemberian bantuan hidup dasar, pengobatan intensif pasien gawat, terapi inhalasi dan penanggulangan penyakit menahun. Anestesi yang ideal adalah tercapainya anestesi yang meliputi hipnotik/sedasi, analgesi dan relaksasi otot. Anestesi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : (1) anestesi lokal, yaitu suatu tindakan menghilangkan nyeri lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran, dan (2) anestesi umum yaitu keadaan ketidaksadaran yang reversibel yang disebabkan oleh zat anestesi, disertai hilangnya sensasi sakit pada seluruh tubuh. Sebagian besar operasi (70-75 %) dilakukan dengan anestesi umum, lainnya dengan anestesi lokal/regional. Pada prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa tahap pesiapan yang harus dilaksanakan yaitu pra anestesi, tahap penatalaksanaan anestesi dan pemeliharaan serta tahap pemulihan dan perawatan pasca anestesi. Tahap pra anestesi merupakan tahap persiapan yang sangat menentukan keberhasilan suatu anestesi. Hal ini penting dalam tahap ini adalah : (1) menyiapkan pasien yang meliputi riwayat penyakit pasien, keadaan umum pasien, dan mental pasien, (2) menyiapkan teknik, obat-obatan dan macam anestesi yang 1

Upload: alfonsinacp

Post on 13-Jan-2016

153 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bibir sumbing

TRANSCRIPT

Page 1: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan

meliputi pemberian anestesi, penjagaan keselamatan penderita yang mengalami pembedahan,

pemberian bantuan hidup dasar, pengobatan intensif pasien gawat, terapi inhalasi dan

penanggulangan penyakit menahun. Anestesi yang ideal adalah tercapainya anestesi yang

meliputi hipnotik/sedasi, analgesi dan relaksasi otot.

Anestesi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : (1) anestesi lokal, yaitu suatu tindakan

menghilangkan nyeri lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran, dan (2) anestesi umum yaitu

keadaan ketidaksadaran yang reversibel yang disebabkan oleh zat anestesi, disertai hilangnya

sensasi sakit pada seluruh tubuh. Sebagian besar operasi (70-75 %) dilakukan dengan anestesi

umum, lainnya dengan anestesi lokal/regional.

Pada prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa

tahap pesiapan yang harus dilaksanakan yaitu pra anestesi, tahap penatalaksanaan anestesi

dan pemeliharaan serta tahap pemulihan dan perawatan pasca anestesi.

Tahap pra anestesi merupakan tahap persiapan yang sangat menentukan keberhasilan

suatu anestesi. Hal ini penting dalam tahap ini adalah : (1) menyiapkan pasien yang meliputi

riwayat penyakit pasien, keadaan umum pasien, dan mental pasien, (2) menyiapkan teknik,

obat-obatan dan macam anestesi yang digunakan, (3) memperkirakan kemungkinan-

kemungkinan yang akan timbul pada waktu pengelolaan anestesi dan komplikasi yang

mungkin timbul pada pasca anestesi.

Tahap pengelolaan anestesi meliputi premedikasi, induksi dan pemeliharaan yang

dapat dilakukan secara intravena maupun inhalasi. Pada tahap ini perlu monitoring dan

pengawasan ketat serta pemeliharaan jalan nafas karena pada saat ini pasien dalam keadaan

sadar dan kemungkinan komplikasi anestesi maupun pembedahan dapat terjadi.

Anestesi juga dibedakan menjadi anestesi obstetri, geriatri dan pediatri, Semua

prinsisp dasar anestesi dapat diterapkan pada anak, akan tetapi karena anatomi dan fisiologi

anak-anak yang berbeda dari dewasa, maka dapat menimbulkan masalah terutama pada

neonates dan anak-anak dengan berat badan kurang dari 15kg.

1

Page 2: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. A

Usia : 12 bulan

Agama : Islam

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat : Kampung Kramat RT 14/05

Tanggal Masuk RS : 6 Januari 2014

II. Anamnesis

Pasien anak 12 bulan, datang ke poli spesialis dengan keluhan menderita

sumbing sejak lahir. Ketika meminum susu tidak tersedak. Riwayat ibu saat hamil ANC

teratur, kontrol di dokter tetapi obat yang diberikan jarang diminum, masa kehamilan 42

minggu, lahir pervaginam dengan vacum, berat badan lahir 4 kg, tidak ada kelainan yang

ditemukan, hanya ibu pasien yang merasa bibir pasien tidak seperti normal. Anak ke tiga dari

3 bersaudara, usia ibu saat hamil 29 tahun. Riwayat sakit saat hamil disangkal. Saudara

kandung tidak ada yang mengalami keluhan seperti ini.

1. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos Mentis

Berat badan : 8 kg

Tinggi badan : 60 cm

BMI :

2

Page 3: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

Tanda tanda vital

Tekanan darah : 80/50 mmhg

Nadi : 120 x/menit

Suhu : 36,4 C

Pernafasan : 24 x/menit

Status Generalis

Kepala : Normocephali

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor,

refleks cahaya langsung (+/+), tidak langsung (+/+)

Hidung : Simetris, liang hidung lapang, deviasi septum (-), sekret (-)

Telinga : Simetris, liang telinga lapang, MT intak +/+, sekret -/-

Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), bau pernafasan (-),

gerak sendi temporo mandibula baik

Gigi geligi : Gigi palsu (-), gigi goyang (-), gigi depan menonjol (-)

Rongga mulut : Labioschisis (+), terlihat palatum mole dan durum, terlihat

tonsil dan uvula

(Mallampati I), oral hygiene baik.

Leher : Leher pendek (-), gerak vertebra servikal baik, KGB tidak

teraba membesar

Thorax : Bentuk simetris, gerak dinding dada simetris kanan dan kiri

Cor : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Vocal fremitus simetris, sonor (+/+), suara nafas vesikuler

normal, Ronki (-/-), wheezing (-/-)

3

Page 4: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

Abdomen : Datar, teraba supel, nyeri tekan (-), bising usus (+) 4x/menit,

nyeri tekan titik Mcburney (+),psoas sign (+), rovsing sign (+),

obturator sign (+), defense mucsular (-), timpani.

Ekstremitas : Akral hangat (+) Edema (–)

2. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

H2TL

o Hb : 12,3 gr/dl

o Ht : 38,5 %

o Leukosit : 12000 /uL

o Trombosit : 336.000 /uL

Kimia Klinik

o GDS : 79 mg/dl

o Ureum : 26 mg/dl

o Kreatinin :0,53 mg/dl

AGD dan elektrolit

o Natrium : 139 mmol/L

o Kalium : 4,8 mmol/L

o Clorida :106 mmol/L

III. RESUMESeorang pasien anak 12 bulan laki-laki, datang ke poli spesialis dengan keluhan

menderita sumbing sejak lahir. Ketika meminum susu tidak tersedak. Riwayat ibu saat hamil

ANC teratur, kontrol di dokter tetapi obat yang diberikan jarang diminum, masa kehamilan

42 minggu, lahir pervaginam dengan vacum, berat badan lahir 4 kg, tidak ada kelainan yang

ditemukan, hanya ibu pasien yang merasa bibir pasien tidak seperti normal. Anak ke tiga dari

3 bersaudara, usia ibu saat hamil 29 tahun. Riwayat sakit saat hamil disangkal. Saudara

kandung tidak ada yang mengalami keluhan seperti ini.

Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan keluhan/kelainan lain. Pada hasil

pemeriksaan laboratorium ditemukan jumlah leukosit yang meningkat.

4

Page 5: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

IV. DIAGNOSA KERJALabioschisis

V. KESIMPULANBerdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maka dapat disimpulkan:

Diagnosa perioperatif:

Status operatif : ASA 2

Jenis operasi : Labioplasty

Jenis anestesi : Anestesi Umum

5

Page 6: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

BAB III

LAPORAN ANESTESI

A. Pre Operatif

Informed Consent (+)

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan darah : 80/60 mmHg

Nadi : 102 x/menit

RR : 24 x/menit

Terpasang infus di tangan kiri KA.EN 1B dan RL

Diberikan premedikasi Fortanes 2mg dan SA 0,01mg secara IV

B. Monitoring Tindakan Operasi :

Jam Tindakan Tekanan

Darah

(mmHg)

Nadi

(x/menit)

Saturasi

O2 (%)

16.35 - Pasien masuk ke kamar

operasi, dan dipindahkan

ke meja operasi.

Pemasangan monitoring

tekanan darah, nadi, saturasi

O2.

Infus KA.EN 1B terpasang

pada tangan kiri.

70/55 145 100

6

Page 7: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

16.40 Kondisi terkontrol 77/45 140 100

16.45 Dilakukan induksi dengan

Proanest 20mg secara IV

Dalam beberapa saat pasien

teranestesi secara umum.

75/46 140 100

16.50 Diberikan Ecron 1mg secara

IV

Dilakukan pemasangan ETT

no.3,5

Maintenance dengan:

o O2 5L/m

o N2O 1.5L/m

o Isoflurane 3.5L/m

75/50 148 100

16.55 Diberikan Fentanyl 25mg

secara IV

75/50 140 100

17.00-

17.10

Kondisi terkontrol 75/50 149 100

17.15 Operasi labioplasty dimulai 75/50 149 100

17.20 Diberikan Fentanyl 25mg

secara IV

78/50 145 100

17.25 Diberikasn Dexamethasone

2,5mg secara IV

78/50 148 100

17.30 Kondisi terkontrol 60/30 150 100

17.35 Kondisi terkontrol 65/30 140 100

7

Page 8: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

17.40-

17.50

Kondisi terkontrol 65/30 155 100

17.55 Kondisi terkontrol 65/40 150 100

18.00 Kondisi terkontrol 65/35 145 100

18.05 Kondisi terkontrol 70/30 155 100

18.10 Kondisi terkontrol 70/30 150 100

18.15 Kondisi terkontrol 70/30 155 100

18.20 Kondisi terkontrol 68/40 150 100

18.25 Kondisi terkontrol 68/45 150 100

18.30 Diberikan Dexamethasone

2,5mg secara IV

70/45 145 100

18.35 Operasi labioplasty selesai 75/40 148 100

18.40 Kondisi terkontrol 78/40 150 100

18.45 Kondisi terkontrol 80/40 150 100

18.50 Kondisi terkontrol 80/40 150 100

18.55 Diberikan Kaltopren Sup ½

kapsul

80/40 150 100

19.00 Pasien bisa menangis dan

menggerakan seluruh anggota

geraknya

85/41 100

C. INTRAOPERATIF ( 7 JANUARI 2014)

8

Page 9: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

Tindakan Operasi : Labioplasty.

Tindakan Anestesi : General Anestesi.

Lama Operasi : 80 menit (17.15-18.35).

Lama Anestesi : 135 menit (16.45-19.00).

Teknik Anestesi : Preoksigenasi 6L/m, premedikasi dengan Fortanes dan SA 0,01mg,

induksi, ETT no.3,5, Cuff +, Kinking, Guedel -.

Posisi : Supine

Pernafasan : Kontrol.

Infus : KA.EN 1B dan Ringer Laktat pada tangan kiri.

Premedikasi : Fortanes 2mg dan SA 0,01mg

Induksi : Proanes 20mg

Rumatan : - O2 5L/m

- N20 1.5L/m

- Isoflurane 3,5L/m

Medikasi : - Proanes 20mg

- Ecron 1mg

- Fentanyl 50mg

- Dexamethasone 5mg

- Kaltopren Sup ½ kapsul

Cairan : Cairan Masuk : KA.EN 1B 100cc + RL 100cc.

D. POST OPERATIF

9

Page 10: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

- Pasien masuk ruang pemulihan dan setelah itu dibawa ke bangsal A

- Observasi tanda- tanda vital dalam batas normal

Kesadaran : compos mentis

TD : 80/45 mmHg

Nadi : 150x/min

- RL 800 mL/ 24 jam

Penilaian pemulihan kesadaran

Gambar 1. Steward Score

Nilai yang didapat lebih dari 5, boleh pindah ke ruang A.

BAB IV

10

Page 11: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

ANALISA KASUS

Berdasarkan hasil anamnesis, Pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan penunjang pasien

didiagnosis labioschisis dengan ASA 2, yakni pasien dengan penyakit sistemik ringan atau

sedang. Pasien dianjurkan untuk melakukan operasi Labioplasty. Menjelang operasi pasien

tampak sakit ringan, tenang, kesadaran compos mentis.

Premedikasi yang diberikan Fortanest 2 mg, Fortanest berisi Midazolam

mempotensiasi GABA (penghambat neurotransmitter) dengan memperkuat ikatan GABA-

reseptor sehingga menyebabkan penurunan respon saraf. Midazolam memiliki efek sedasi,

induksi tidur yang cepat dan anti konvulsan serta relaksasi otot. Obat ini memiliki awitan aksi

30 detik-1 menit, efek puncak 3-5 menit, dan lama aksi 15-80.

Selain itu diberikan Sulfas Atropine 0,01 mg (dosis premedikasi 0,01-0,02mg/kgBB).

Sulfas Atropine merupakan antikolinergik yaitu obat yang memblokade neurotransmiter

asetilkolin dengan cara inhibisi kompetititf. Obat omo menghinhibisi tonus parasimpatis,

dengan konsekuensi menurunkan tonus otot polos di saluran certam aluran kemih dll.

Jenis anestesi yang dilakukan yaitu anestesi umum dengan Proanest 20 mg (dosis 2-

2,5/kgBB).proanest berisi Propofol yang merupakan obat dengan efek induksi sedasi sadar,

pemeliharaan dari anestesia. Awitan aksi 40 detik, efek puncak 1 menit, dan lama aksinya 5 –

10 menit. Propofol dapat menghambat transmisi neuron yang hancur oleh GABA.

Lalu diberikan Ecrone 1 mg (Vecuronium Bromida), merupakan obat pelumpuh otot

(dosis 0,08 – 01mg/kgBB) Obat ini bersifat memblok reseptor asetilkolin pada otot, tetapi

tidak menyebabkan depolarisasi pada membran otot. Lama kerjanya 30 menit dan

membutuhkan waktu 3 menit untuk mencapai efek total.

Setelah itu diberikan Fentanyl 50 µg (dosis 1-3µg/kgBB). Fentanyl memiliki

kekuatan 100x morfin distributifnya secara kualitatif hampir sama dengan morfin, tetapi

fraksi terbesar dirusak di paru dimetabolis oleh hati dengan N-dealkilasi dan hidroksilasi dan

sisa metabolismenya dikeluarkan melalui urin efek depresi napasnya lebih lama dibanding

dengan efek analgesiknya (kurang lebih 30 menit) karena itu hanya digunakan untuk anestesi

pembedahan tidak untuk pasca bedah

11

Page 12: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

Diberikan Dexamethasone 5,0 mg, dexamethasone adalah obat golongan steroid yang

mekanisme kerjanya berhubungan dengan mencegah pembentukan prostaglandin dan

merangsang pelepasan endorphin, yang mempengaruhi mood dan tingkat ketenangan.

Mekanisme kerja dexamethasone dengan inhibisi pelepasan asam arachidonat, modulasi

substansi yang berasal dari metabolisme asam arachidonat, dan pengurangan jumlah 5-HT3.

Dexamethasone mempunyai efek antiemetik. Dexamethasone memiliki waktu kerja yang

lama sekitar dua jam dan sangat baik diberikan sebagai profilaksis saat sesudah induksi

dibandingkan saat selesai anestesi untuk mencegah PONV (Post Operative Nausea and

Vomiting) . Dexamethasone mempunyai waktu paruh 36-72 jam. Dexamethasone

mempunyai efek yang sama pada anak-anak dan dewasa. Dosis dexamethasone 4-10 mg

untuk dewasa , dan 150ug/KgBB untuk anak-anak. Dexamethasone di metabolisme di hepar

dan diekskresikan melalui ginjal.

Untuk maintenance selama operasi berlangsung diberikan N20 1,5 lpm, O2 5 lpm, dan

isoflurane 3,5 lpm vol% dengan cara inhalasi dengan mesin anesthesia. Isofluran merupakan

Isomer dan enfluran dengan efek samping yang minimal. Induksi dan masa pulih anestesia

dengan isoflurane cepat. Efek terhadap depresi jantung dan curah jantung minimal sehingga

banyak digunakan. N20 bersifat anestetik lemah tetapi analgesik digunakan untuk mengurangi

rasa nyeri. Selama operasi berlangsung dilakukan pemantauan tiap 5 menit secara efisien dan

terus menerus, dan pemberian cairan intravena KA-EN 1B dan Ringer Laktat.

Terapi cairah intra-operatif dijabarkan sebagai berikut :

Berat Badan pasien 8 kg

12

Page 13: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

Kebutuhan Cairan Basal (M) :

4 ml x 8 kg = 32 ml/jam

Total : 32 ml/jam

Kebutuhan cairan operasi (O) :

Operasi ringan = 0-2 ml/kg

2 ml x 8kg = 16 ml

Kebutuhan cairan puasa (P)

Kebutuhan cairan basal x lama puasa (jam)

32 ml x 6 jam = 192 ml

Pemberian cairan jam pertama :

Kebutuhan cairan basal + Kebutuhan cairan operasi + 50% kebutuhan cairan puasa =

32 ml + 16 ml + 192 ml = 290 ml

Dibulatkan menjadi 300ml

13

Page 14: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Labioschisis

I. DEFINISI

Labioschisis atau cleft lip atau bibir sumbing adalah suatu kondisi dimana terdapatnya celah

pada bibir atas diantara mulut dan hidung. Kelainan ini dapat berupa takik kecil pada

bahagian bibir yang berwarna samapai pada pemisahan komplit satu atau dua sisi bibir

memanjang dari bibir ke hidung. Celah pada satu sisi disebut labioschisis unilateral, dan jika

celah terdapat pada kedua sisi disebut labioschisis bilateral.

II. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya labioschisis belum diketahui dengan pasti. Kebanyakan ilmuwan

berpendapat bahwa labioschisis muncul sebagai akibat dari kombinasi faktor genetik dan

factor-faktor lingkungan. Di Amerika Serikat dan bagian barat Eropa, para peneliti

melaporkan bahwa 40% orang yang mempunyai riwayat keluarga labioschisis akan

mengalami labioschisis. Kemungkinan seorang bayi dilahirkan dengan labioschisis

meningkat bila keturunan garis pertama (ibu, ayah, saudara kandung) mempunyai riwayat

labioschisis. Ibu yang mengkonsumsi alcohol dan narkotika, kekurangan vitamin (terutama

asam folat) selama trimester pertama kehamilan, atau menderita diabetes akan lebih

cenderung melahirkan bayi/ anak dengan labioschisis.8

Menurut Mansjoer dan kawan-kawan, hipotesis yang diajukan antara lain:

- Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional dalam hal kuantitas

(pada gangguan sirkulasi feto-maternal) dan kualitas (defisiensi asam folat, vitamin C, dan

Zn)

- Penggunaan obat teratologik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal

- Infeksi, terutama pada infeksi toxoplasma dan klamidia.

- Faktor genetik

14

Page 15: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

Kelainan ini terjadi pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak terbentuknya

mesoderm pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah menyatu (prosesus nasalis dan

maksilaris) pecah kembali.

III. KLASIFIKASI

Labioschisis diklasifikasikan berdasarkan lengkap/ tidaknya celah yang terbentuk :

- Komplit

- Inkomplit

Dan berdasarkan lokasi/ jumlah kelainan :

- Unilateral

- Bilateral

IV. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis dari kelainan labioschisis antara lain :

- Masalah asupan makanan

Merupakan masalah pertama yang terjadi pada bayi penderita labioschisis. Adanya

labioschisis memberikan kesulitan pada bayi untuk melakukan hisapan pada payudara ibu

atau dot. Tekanan lembut pada pipi bayi dengan labioschisis mungkin dapat meningkatkan

kemampuan hisapan oral. Keadaan tambahan yang ditemukan adalah reflex hisap dan reflek

menelan pada bayi dengan labioschisis tidak sebaik bayi normal, dan bayi dapat menghisap

lebih banyak udara pada saat menyusu. Memegang bayi dengan posisi tegak lurus mungkin

dapat membantu proses menyusu bayi. Menepuk-nepuk punggung bayi secara berkala juga

dapat membantu. Bayi yang hanya menderita labioschisis atau dengan celah kecil pada

palatum biasanya dapat menyusui, namun pada bayi dengan labioplatoschisis biasanya

membutuhkan penggunaan dot khusus. Dot khusus (cairan dalam dot ini dapat keluar dengan

tenaga hisapan kecil) ini dibuat untuk bayi dengan labio-palatoschisis dan bayi dengan

masalah pemberian makan/ asupan makanan tertentu.

- Masalah Dental

15

Page 16: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

Anak yang lahir dengan labioschisis mungkin mempunyai masalah tertentu yang

berhubungan dengan kehilangan, malformasi, dan malposisi dari gigi geligi pada arean dari

celah bibir yang terbentuk.

- Infeksi telinga

Anak dengan labio-palatoschisis lebih mudah untuk menderita infeksi telinga karena

terdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot-otot yang mengontrol pembukaan dan

penutupan tuba eustachius.

- Gannguan berbicara

Pada bayi dengan labio-palatoschisis biasanya juga memiliki abnormalitas pada

perkembangan otot-otot yang mengurus palatum mole. Saat palatum mole tidak dapat

menutup ruang/ rongga nasal pada saat bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada

yang lebih tinggi (hypernasal quality of speech). Meskipun telah dilakukan reparasi palatum,

kemampuan otot-otot tersebut diatas untuk menutup ruang/ rongga nasal pada saat bicara

mungkin tidak dapat kembali sepenuhnya normal. Anak mungkin mempunyai kesulitan untuk

menproduksi suara/ kata "p, b, d, t, h, k, g, s, sh, and ch", and terapi bicara (speech therapy)

biasanya sangat membantu.

V. PENATALAKSANAAN

Idealnya, anak dengan labioschisis ditatalaksana oleh “team labiopalatoschisis” yang terdiri

dari spesialistik bedah, maksilofasial, terapis bicara dan bahasa, dokter gigi, ortodonsi,

psikoloog, dan perawat spesialis. Perawatan dan dukungan pada bayi dan keluarganya

diberikan sejak bayi tersebut lahir sampai berhenti tumbuh pada usia kira-kira 18 tahun.

Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada saat usia anak 3 bulan.12 Ada tiga tahap

penatalaksanaan labioschisis yaitu :

1. Tahap sebelum operasi

Pada tahap sebelum operasi yang dipersiapkan adalah ketahanan tubuh bayi menerima

tindakan operasi, asupan gizi yang cukup dilihat dari keseimbangan berat badan yang

dicapai dan usia yang memadai. Patokan yang biasa dipakai adalah rule of ten meliputi

berat badan lebih dari 10 pounds atausekitar 4-5 kg , Hb lebih dari 10 gr % dan usia lebih

16

Page 17: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

dari 10 minggu , jika bayi belum mencapai rule of ten ada beberapa nasehat yang harus

diberikan pada orang tua agar kelainan dan komplikasi yang terjadi tidak bertambah

parah. Misalnya memberi minum harus dengan dot khusus dimana ketika dot dibalik susu

dapat memancar keluar sendiri dengan jumlah yang optimal artinya tidak terlalu besar

sehingga membuat bayi tersedak atau terlalu kecil sehingga membuat asupan gizi menjadi

tidak cukup, jika dot dengan besar lubang khusus ini tidak tersedia bayi cukup diberi

minum dengan bantuan sendok secara perlahan dalam posisi setengah duduk atau tegak

untuk menghindari masuknya susu melewati langit-langit yang terbelah Selain itu celah

pada bibir harus direkatkan dengan menggunakan plester khusus non alergenik untuk

menjaga agar celah pada bibir menjadi tidak terlalu jauh akibat proses tumbuh kembang

yang menyebabkan menonjolnya gusi kearah depan (protrusio pre maxilla) akibat

dorongan lidah pada prolabium , karena jika hal ini terjadi tindakan koreksi pada saat

operasi akan menjadi sulit dan secara kosmetika hasil akhir yang didapat tidak

sempurna.Plester non alergenik tadi harus tetap direkatkan sampai waktu operasi tiba.

2. Tahap sewaktu operasi

Tahapan selanjutnya adalah tahapan operasi, pada saat ini yang diperhatikan adalah

soal kesiapan tubuh si bayi menerima perlakuan operasi, hal ini hanya bisa diputuskan

oleh seorang ahli bedah Usia optimal untukoperasi bibir sumbing (labioplasty) adalah

usia 3 bulan Usia ini dipilih mengingat pengucapan bahasa bibir dimulai pada usia 5-6

bulan sehingga jika koreksi pada bibir lebih dari usia tersebut maka pengucapan huruf

bibir sudah terlanjur salah sehingga kalau dilakukan operasi pengucapan huruf bibir

tetap menjadi kurang sempurna.

Gambar 3. Reparasi labioschisis (labioplasti). (A and B) pemotongan sudut celah pada bibir

dan hidung. (C) bagian bawah nostril disatukan dengan sutura. (D) bagian atas bibir

disatukan, dan (E) jahitan memanjang sampai kebawah untuk menutup celah secara

keseluruhan.

Operasi untuk langit-langit (palatoplasty) optimal pada usia 18 – 20 bulan mengingat anak

aktif bicara usia 2 tahun dan sebelum anak masuk sekolah. Operasi yang dilakukan sesudah

usia 2 tahun harus diikuti dengan tindakan speech teraphy karena jika tidak, setelah operasi

suara sengau pada saat bicara tetap terjadi karena anak sudah terbiasa melafalkan suara yang

salah, sudah ada mekanisme kompensasi memposisikan lidah pada posisi yang salah. Bila

17

Page 18: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

gusi juga terbelah (gnatoschizis) kelainannya menjadi labiognatopalatoschizis, koreksi untuk

gusi dilakukan pada saat usia 8–9 tahun bekerja sama dengan dokter gigi ahli ortodonsi.

3. Tahap setelah operasi.

Tahap selanjutnya adalah tahap setelah operasi, penatalaksanaanya tergantung dari

tiap-tiap jenis operasi yang dilakukan, biasanya dokter bedah yang menangani akan

memberikan instruksi pada orang tua pasien misalnya setelah operasi bibir sumbing

luka bekas operasi dibiarkan terbuka dan tetap menggunakan sendok atau dot khusus

untuk memberikan minum bayi. Banyaknya penderita bibir sumbing yang datang

ketika usia sudah melebihi batas usia optimal untuk operasi membuat operasi hanya

untuk keperluan kosmetika saja sedangkan secara fisiologis tidak tercapai, fungsi

bicara tetap terganggu seperti sengau dan lafalisasi beberapa huruf tetap tidak

sempurna, tindakan speech teraphy pun tidak banyak bermanfaat.

VI. PROGNOSIS

Kelainan labioschisis merupakan kelainan bawaan yang dapat dimodifikasi/ disembuhkan.

Kebanyakan anak yang lahir dengan kondisi ini melakukan operasi saat usia masih dini, dan

hal ini sangat memperbaiki penampilan wajah secara signifikan. Dengan adanya teknik

pembedahan yang makin berkembang, 80% anak dengan labioschisis yang telah ditatalaksana

mempunyai perkembangan kemampuan bicara yang baik. Terapi bicara

yangberkesinambungan menunjukkan hasil peningkatan yang baik pada masalah-masalah

berbicara pada anak labioschisis.

VII. Anastesi pada anak

Semua prinsisp dasar anestesi dapat diterapkan pada anak, akan tetapi karena anatomi dan

fisiologi anak-anak yang berbeda dari dewasa, maka dapat menimbulkan masalah terutama

pada neonates dan anak-anak dengan berat badan kurang dari 15kg.

Perbedaan anatomi dan permasalahannya

Anak-anak mempunyai proporsi ukuran kepala yang lebih besar, sehingga dibutuhkan posisi

yang berbeda , kadang dibutuhkan bantal di bawah bahu untuk melapangkan jalan napas dan

laringoskopi. Laring pada anak-anak juga berbeda dengan dewasa. Pada orang dewasa tempat

18

Page 19: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

tersempit dari aliran udara adalah pada tingkat pita suara, sedangkan pada anak-anak tempat

tersempit ada di bawah pita suara yaitu kartilago krikoidea. Jalan napas terbentuk sirkuler

pada potongan melintang, sehingga dapat digunakan pipa endotrakea tanpa balon. Kebocoran

kecil di sekitar pipa dapat di tanggulangi dengan tampon yang di basahi oleh air atau salin;

jangan menggunakan paraffin cair (minyak mineral), karena dapat mencederai paru-paru.

Jangan menggunakan pipa dengan balon bila diameter interna kurang dari 0,6 mm.

Obat anastesi intravena:

- Secara umum neonates membutuhkan dosis lebih rendah, sedangkan bayi

membutuhakn dosis yang lebih besar.

- Propofol belum di rekomendasikan penggunaanya untuk anak di bawah usia 3 tahun

walaupun sudah banyak digunakan, bahkan pada neonates.

- Hamper semua obat induksi IV menyebabkan hipotensi, kecuali ketamin

- Proporsi curah jantung yang mencapai otak lebih besar pada neonates dibandingkan

pada anak yang lebih besar, sehingga dosis untuk induksi intravena pada neonates

menjadi lebih kecil.

- Fungsi ginjal dan hati yang belum sempurna menyebabkan eksresi obat lebih lambat

sehingga interval dosis yang diberikan harus lebih lambat untuk menghindari toksis

Obat intravena Dosis inisial Laju infuse ug/kg/menit

propofol 1-2mg/kg 100-200ug/kg/menit

ketamine 1-2mg/kg 25-100ug/kg/menit

Midazolam 0,5-1 mg/kg per oral

atau per rektal

0,1-0,2 mg/kg IV atau

IM

0,2 mg/kg

intranasal

Diazepam 0,2mg/kg per oral atau

per rektal

thiopental 3-5 mg/kg

19

Page 20: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

Obat anastesi inhalasi

- MAC obat anastesi inhalasi lebih besar pada anak yang lebih muda dan menurun

sejalan dengan meningkatnya usia, namun neonates membutuhkan konsentrasi yang

lebih kecil dibandingkan dengan bayi. Obat anestesi inhalasi yang dibutuhkan pada

bayi 30% lebih besar dari normal, namun batas keamanan antara efek anesthesia yang

adekuat dan depresi system kardiovaskuler dan respirasi lebih sempit dibandingkan

pada dewasa.

- Obat anastesi inhalasi lebih cepat mencapai otak sehingga lebih mudah untuk

melakukan induksi anastesia. Begitu pula dengan waktu pulih yang lebih cepat.

- Nefrotoksik yang disebabkan karena ion fluoride sebagai hasil metabolism

sevoflurance jarang terjadi pada anak karena hasil metabolitnya tidak pernah

mencapai kadar toksis.

Obat pelumpuh otot

- Bayi premature mempunyai masa otot lebih sedikit

- Reseptor asetil kolin mempunyai subtype (fetal) yang berbeda

- Bayi premature menunjukan terjadi kelelahan pascatetanik dalam 15-20 menit

- Respon EMG berkurang pada neonates aterm sampai 12 minggu PCA

- Reseptor pada NMJ belum matang dan jumlah masih sedikit pada neonates dan bayi.

- Dosis obat pelumpuh otot tergantung dari volum cairan ekstra sel. Volum cairan

ekstraselular relative konstan (6-8 L/m2)

- Suksinilkolin:

o kebutuhan dosis yang lebih (mg/kg).

o pada neonates, aktifitas di reseptor NMJ berkurang.

o Sering terjadi bradikardi dan hiperkalemia (luka bakar, AMD, myopati)

o Sering terjadi myoglubinuria

o Onset cepat (<1menit)

o Pulih sadar cepat

o Dapat diberikan IM.

20

Page 21: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

- Pelumpuh otot non depol:

o Neonates dan bayi lebih sensitive

o Masa kerjanya lebih panjang, karena reseptor dan serabut ototnya belum

matang.

o Eliminasi lebih lama

Obat analgetik opioid

- Neonatus lebih sensitive terhadap analgetik opioid karena pusat pernapasanyang

belum matur, sehingga dapat meningkatkan resiko terjadinya sleep apnue

- Albumin dan 1 acid glycoprotein adalah dua protein utama yang meningkat opioid.

Kedua protein ini mengalami perubahan jumlah dan kematangan sesuai dengan

penambahan usia.

- Sering terjadi bradikardi dan hipotensi pada pemberian opioid

- Efek samping opioid, seperti depresi pernapasan dan sedasi sering terjadi pada bayi

Fentanyl mcg/kg/hr Morphine

mcg/kg/hr

Pain level populasi

1 5-10 Severe Preterm

newborn0,5 2-5 moderate

0.5 1-2 Mild

1-2 10-20 Severe Term

Newborn0,5-1 5-10 moderate

0-0,5 2-5 Mild

1-2 15-30 Severe Older infant

1 10-20 moderate

0-1 5-10 Mild

Premedikasi

21

Page 22: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

Tujuan utama premedikasi pada anak adalah untuk memfasilitasi perpisahan dengan orang

tua yang tidak nyaman, sehingga kecemasan pada saat indikasi berkurang. Obat premedikasi

yang dapat diberikan yang paling sering adalah midazolam, ketamin, dan klonidin.

22

Page 23: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

1. Bustami N, Joni R, Zahari A. Bibir Sumbing di Kabupaten 50 Kota dan Solok,

Sumatra Barat. Padang : Ilmu Bedah FK Universitas Andalas/ RSUP Dr M

Jamil.1997.

2. Converse JM, hogan VM, McCarthy JG. Cleft Lip And Palate, Introduction.

Dalam: Reconstructive Plastic Surgery, ed. 11, vol. 4. Philadelphia: WB

Saunders.

3. Hidayat dkk. Defisiensi Seng (Zn) Maternal Dan Tingginya Prevalensi

Sumbing Bibir/Langit-Langit Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa

Tenggara Timur (Laporan Pendahuluan). Disitasi dari : http://www.kalbe.co.id

/files/cdk/files/18.html. Pada tanggal 15 November 2009.

4. Webmaster. Bibir sumbing. Disitasi dari : http://www.klikdokter.com/

illness/detail/104.htm. Pada tanggal 15 November 2009. Perbaharuan terakhir

: Januari 2008.

5. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jilid 2. Jakarta :

EGC.2005.

6. Webmaster. Cleft Lip. Disitasi dari : http://www.allianceforsmiles.org

/?q=content/what-cleft-lip-cleft-palate.htm. Pada tanggal : 16 November 2009.

Perbaharuan terakhir : Juli 2008.

7. Centers for Disease Control and Prevention. Cleft Lip and Cleft Palate.

Disitasi dari : http://cdc.gov/ncbddd/bd/cleft.htm. Pada tanggal : 16 November

23

Page 24: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

2009. Perbaharuan terakhir : April 2009.

8. Webmaster. Cleft Lip and Palate. Disitasi dari : http://www.healthofchild

ren.com/C/Cleft-Lip-and-Palate.html?Comments[do]=mod&Comments[id]

=4.htm. Pada tanggal : 13 November 2009. Perbaharuan terakhir : Janurai

2009.

9. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, et al. Sumbing Bibir dan Langitan. Dalam :

Kapita Selekta. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius – FK UI. 2005.

10. Webmaster. Cleft Lip and Cleft Palate. Disitasi dari :

http://www.wrongdiagnosis.com/c/cleft_palate/book-diseases-7a.htm. Pada

tanggal : 16 November 2009. Perbaharuan terakhir : januari 2009.

11. The Cleft Palate Foundation. Cleft Lip and Palate (Orofacial Cleft). Disitasi

dari : http://www.obfocus.com/high-risk/birthdefects/cleft%20lip%20and

%20cleft%20palate.htm . Pada tanggal : 14 November 2009. Perbaharuan

terakhir : Juli 2008.

12. Cleft Lip and Palate Association (CLAPA). Case study : Facts About Cleft Lip

and Palate Surgey. Disitasi dari : http://www.opsa-charity.org/case-study.html.

Pada tanggal : 15 November 2009. Perbaharuan terakhir : Januari 2006.

13. Nawasasi L. Sumbing, Kapan Harus Dioperasi ?. Disitasi dari :

http://lakshminawasasi.blogspot.com/sumbing-kapan-harus-dioperasi_

06.html . Pada tanggal : 11 November 2009. Perbaharuan terakhir :

Januari 2009

14. Kaneshiro NK. Cleft Lip Repair – Series. Disitasi dari :

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/presentations/100010_4.htm . Pada

24

Page 25: Labioschisis Atau Biasa Disebut Bibir Sumbing Adalah Cacat Bawaan Yang Menjadi Masalah Tersendiri Di Kalangan Masyarakat

tanggal : 15 November 2009. Perbaharuan terakhir : Januari 2009.

25