la-102
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa Taman merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Grujugan
Kabupaten Bondowoso, yang memiliki luas wilayah 525,25 Ha. Desa ini dapat
dikatakan sebagai desa terluas karena merupakan penggabungan dari dua desa yaitu
desa Taman dan Grujugan Lor. Desa Taman memiliki luas tanah kas desa 22,04 Ha.
Jumlah keseluruhan penduduk di Desa Taman 5.340 jiwa dengan jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 2.706 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 2.634
jiwa. Jumlah RT (Rukun Tetangga) di Desa Taman sebanyak 77 dan jumlah RW
(Rukun Warga )sebanyak 10. Lembaga-lembaga yang terdapat di Desa Taman
antara lain BPD, LPMD, dan PKK. Selain lembaga-lembaga tersebut Desa Taman
juga memiliki beberapa lembaga pendidikan yang terdiri dari PAUD hingga SMA
(Pemerintah Desa Taman, 2014).
Desa Taman memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
potensial, akan tetapi potensi tersebut belum digunakan secara optimal. Pada konteks
sumber daya alam terdapat sumber air yang melimpah, tanah yang subur, cuaca dan
iklim yang kondusif, serta sinar matahari yang memadai. Sementara sumber daya
manusia didalamnya sudah banyak yang berpendidikan diatas 9 tahun dan sebagian
lulusan sarjana. Dengan adanya potensi yang ada tersebut tentu perlu adanya
optimalisasi agar Desa Taman dapat menjadi desa yang lebih maju dan berdaya
saing, terutama pada Dusun Congkrong Timur dan Pejagan yang dijadikan sebagai
wilayah kerja KKN.
Desa Taman yang meliputi empat dusun yaitu dusun Pasenan, Congkrong
Barat, Pejagan, dan Congkrong Timur. Fokus utama kegiatan KKN dilakukan di dua
Dusun yaitu Dusun Congkrong Timur dan Dusun Pejagan. Congkrong Timur
memiliki potensi yang perlu ditingkatkan diantaranya; Pada bidang pendidikan
secara umum memiliki kemauan yang tinggi untuk sekolah lebih baik, namun
sebagian warga masih mengalami kendala dalam hal biaya dikarenakan rata-rata
pekerjaan warga sebagai buruh tani, kuli bangunan dan buruh batu bata, sehingga
penghasilannya kurang mencukupi untuk membiayai sekolah ke jenjang yang lebih
2
tinggi, selain itu kurangnya motivasi atau dorongan dari orang tua atau anaknya yang
memiliki kemampuan dari segi pembiayaan; Kemudian pada bidang lingkungan
masih terdapat lahan/pekarangan kosong yang dapat ditanami berbagai tanaman
seperti toga (tanaman obat keluarga) dan diversifikasi produk dari tanah liat (selain
batu bata). Dan masih kurangnya kesadaran dan perhatian pada bidang kesehatan dan
budaya hidup bersih, setelah dilakukan observasi ditemukan realita bahwa beberapa
warga dusun Congkrong Timur ada yang terjangkit beberapa penyakit diantaranya:
demam berdarah, tipus, diare, dan penyakit kulit.
Sedangkan di dusun Pejagan dari segi pendidikan secara umum sudah banyak
yang menempuh perguruan tinggi, hal ini distimulus oleh beberapa warga yang
memiliki motivasi kuat untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi dan
telah sukses baik dari dunia pendidikannya ataupun dunia kerjanya, sehingga
menjadi virus positif bagi warga sekitar. Dari segi lingkungan masih banyak lahan
kosong yang berpotensi untuk dijadikan lahan tanaman obat keluarga. Berhubungan
dengan segi lingkungan, dari sisi ekonomi pun didukung dengan pengetahuan dalam
pembuatan pupuk seperti bokasi, yang secara umum dimiliki masyarakat menjadi
potensi yang luar biasa, hal ini terlihat dari antusias warga yang ingin
membudidayakan tanaman jahe merah, namun masih terkendala pada masalah
pembibitan dan harga bibit yang mahal, serta diversifikasi produk dari tanah liat.
Pada bidang kesehatan masih kurangnya kesadaran dan perhatian seperti pola hidup
bersih, dan terdapat beberapa warga yang meninggal karena wabah demam berdarah
menjadi sorotan utama.
Dusun Cokrong Timur dan Pejagan memiliki letak yang strategis dan
karakteristik yang hampir sama. Salah satu pendukung untuk peningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia yang ada di Dusun Congkrong Timur dan Pejagan adalah
dengan membentuk Posdaya. Posdaya merupakan forum silahturahmi, advokasi,
komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus dapat dikembangkan menjadi wadah
koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi kekeluargaan secara terpadu.
Pembentukan Posdaya yang akan dilakukan di dusun ini merupakan kali pertama,
yang diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
3
1.2 Permasalahan
Secara umum yang menjadi masalah prioritas di Dusun Congkrong
Timur dan Pejagan dalam awal pembentukan Posdaya ini adalah sebagai
berikut:
a. Bidang Kesehatan
Masih kurangnya pemahaman dan minat masyarakat dalam melakukan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sebagai bentuk peningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan.
b. Bidang Lingkungan
Peluang atau potensi yang ada, belum dioptimalkan. Seperti tersedianya
pekarangan atau lahan kosong yang dapat ditanami tanaman obat keluarga
ataupun jahe merah.
c. Bidang Ekonomi
Di dusun Pejagan terdapat pengusaha Jamu dan sesuai survei kami
pengusaha selalu kekurangan bahan dasar seperti jahe. Kami kaitkan hal
tersebut dengan bidang lingkungan yaitu budidaya tanaman obat keluarga
dengan menjual hasil tanaman tersebut kepada pengusaha jamu. Sehingga
dapat menjadi tambahan penghasilan. Serta terdapat pengrajin bambu
dengan karyanya yang berkualitas, belum dioptimalkan oleh masyarakat
seperti halnya menjadi mitra.
d. Bidang Pendidikan
Masih diperlukannya bimbingan informal, khususnya bagi siswa-siswi
SD/MI, karena dirasa masih banyak waktu yang terbuang sia-sia tanpa
tersentuh oleh hal yang mengedukasi. Serta masih perlunya penguatan
motivasi bagi para orang tua terhadap dunia pendidikan, agar dapat
memperbaiki kualitas pendidikannya.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
a. Tujuan Umum
1) Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui kegiatan
Posdaya.
4
b. Tujuan Khusus
1) Membentuk dan memfasilitasi pembentukan Posdaya di Dusun Congkrong
Timur dan Pejagan, Desa Taman.
2) Merumuskan rencana program Posdaya.
3) Mendampingi pelaksanaan program Posdaya.
4) Mendampingi akses ke lembaga/ dinas terkait untuk pengoptimalan Posdaya.
5) Membantu monitoring dan evaluasi program Posdaya di Dusun Congkrong
Timur dan Pejagan, Desa Taman.
1.3.2 Manfaat
a. Manfaat bagi Mahasiswa
1) Meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap kondisi sosial di masyarakat;
2) Dapat membentuk sikap empati dan kepedulian bagi mahasiswa terhadap
persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat;
3) Memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang
telah diperoleh selama dibangku kuliah dalam kehidupan masyarakat;
4) Mendapatkan pengalaman bagi mahasiswa dengan terlibat langsung dalam
aktifitas masyarakat desa;
5) Mengembangkan pola pikir dalam mengambil sikap, tindakan, dan
berperilaku, guna mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat.
b. Manfaat bagi Universitas
1) Dapat mendukung terwujudnya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
Pengabdian pada Masyarakat;
2) Dapat meningkatkan hubungan kerja sama antara Universitas jember dengan
Masyarakat desa;
3) Dapat mendukung penerapan IPTEK dalam pengelolaan dalam dan
penyelesaian berbagai masalah di masyarakat.
c. Manfaat bagi Masyarakat dan Pemerintah
1) Dapat mewujudkan terbentuknya kader-kader pemberdayaan dalam
masyarakat;
5
2) Dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berpikir, bersikap dan
bertindak dalam menyelesaikan masalah yang ada;
3) Dapat memotivasi masyarakat untuk melakukan pembangunan (human
development index) di Dusun Congkrong Timur dan Pejagan, Desa Taman;
4) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan,
lingkungan dan ekonomi melalui program kegiatan yang telah ditetapkan;
5) Dapat membantu pemerintah dalam melaksanakan program yang telah
ditetapkan untuk pembangunan dan pengembangan masyarakat desa.
6
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gelombang I Tahun
Ajaran 2015 Kelompok 102 dilaksanakan di Desa Taman, Kecamatan Grujugan,
Kabupaten Bondowoso, serta fokus wilayah kerja KKN adalah Dusun Congkrong
Timur dan Pejagan. Pelaksanaan KKN Kelompok 102 dilaksanakan selama 45 hari,
terhitung mulai tanggal 5 Januari sampai 13 Februari 2015.
2.2 Khalayak dan Sasaran
Adapun khalayak sasaran dari program-program yang akan
diimplementasikan adalah masyarakat Dusun Congkrong Timur dan Pejagan pada
khususnya dan masyarakat Desa Taman pada umumnya. Kegiatan yang
dilakukan seiring dengan dibentuknya POSDAYA bertujuan untuk menginisiasi dan
memberikan contoh riil dan hasil atau virus positif kepada masyarakat akan hasil
yang akan diperoleh setelah terbentuknya POSDAYA. Berikut beberapa rincian
sasaran dari program yang akan direalisasikan, diantaranya:
1) Bidang Kesehatan
a. Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Sasaran dari
kegiatan ini adalah siswa-siswi Madrasah Ibtida’iyah dan para ibu.
b. Penyuluhan Demam Berdarah dan pembagian serbuk abate. Sasaran dari
kegiatan ini adalah seluruh warga.
c. Penyuluhan bahaya narkoba dan upaya preventif. Sasaran kegiatan ini
adalah siswa-siswi SMKN 1 GRUJUGAN.
2) Bidang Lingkungan
a. Penyuluhan Tanaman Obat Keluarga dan Potensinya. Sasaran dari
kegiatan ini adalah wanita tani di desa Taman.
b. Penanaman Tanaman Obat Keluarga. Sasaran dari kegiatan ini adalah
wanita tani di desa Taman.
3) Bidang Ekonomi
Pengolahan serbuk jamu instan dan pelatihan kerajinan bambu. Sasaran dari
7
kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang memiliki banyak waktu luang,
serta tidak menutup ruang bagi para pemuda ataupun bapak-bapak untuk ikut
berpartisipasi.
4) Bidang Pendidikan
Bimbingan belajar informal, serta training motivation. Sasaran dari kegiatan
ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasar/ MI agar mendapatkan tambahan
wawasan ataupun ilmu pengetahuan. Serta training motivation yang
bertujuan agar para pelajar dapat lebih giat dalam menjalani pendidikannya,
dan orang tua dapat memperbaiki kualitas pendidikan anaknya.
2.3 Jenis Kegiatan dan Metode
2.3.1 Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang dilakukan oleh kelompok KKN 102 adalah kegiatan yang
mencakup empat pilar MDGs, yaitu dibidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan
ekonomi, meliputi:
a. Pembentukan Posdaya
b. Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan Demam Berdarah
c. Bimbingan belajar informal, serta training motivation
d. Penyuluhan tentang tanaman obat keluarga dan potensinya
e. Pelatihan pembuatan jamu instan
f. Pelatihan kerajinan bambu
g. Penyuluhan bahaya narkoba dan upaya preventif
2.3.2 Metode
Metode yang digunakan oleh kelompok KKN 102 dalam pelaksanaan
program adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Formal
a) Observasi
Metode ini digunakan dengan cara menggali informasi secara langsung ke
beberapa warga Dusun Congkrong Timur dan Pejagan yang dianggap
mengetahui kondisi riil lingkungan yang ada di sekitarnya, seperti Kepala
8
Desa, Kepala Dusun, Rukun Warga, dan Rukun Tetangga serta tokoh
masyarakat ataupun tokoh agama.
b) Koordinasi
Metode ini digunakan dengan cara kerja sama yang meliputi; masyarakat
maupun dinas/ lembaga terkait sesuai dengan program yang telah
direncanakan. Tujuannya agar pelaksanaan program dapat berjalan secara
optimal.
c) Penyuluhan/Sosialisasi/Diskusi
Teknik ini digunakan untuk menyampaikan materi kegiatan yang ditujukan
kepada sasaran. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat.
d) Aplikasi/Praktek
Teknik ini dilakukan untuk peserta penyuluhan maupun pelatihan yang telah
memperoleh materi. Tujuannya adalah agar mereka mengaplikasikan
pemahaman yang telah mereka peroleh saat penyuluhan atau pelatihan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Pendekatan Informal
a) Pendekatan Individu
Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengunjungi rumah-rumah warga agar
mahasiswa dapat lebih dekat dengan masyarakat.
b) Pendekatan Kelompok
Pendekatan ini dilakukan dengan cara berkunjung pada kelompok-kelompok
yang ada di masyarakat. Misalnya, pada kelompok pengajian, remaja masjid,
para pemuda, dsb.
c) Partisipasi
Kegiatan partisipasi ini dilakukan dengan cara ikut andil pada kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat. Misalnya melalui pengajian yang
diselenggarakan oleh kelompok pengajian.
2.4 Kendala dan Pemecahan
Dalam pelaksanaan program KKN di Ds. Taman, terdapat beberapa kendala
dan pemecahannya, yaitu:
9
a. Pola pikir masyarakat, pada umumnya masyarakat masih terpengaruh oleh
budaya atau konsep KKN sebelumnya, yaitu menonjolkan kebutuhan fisik
(seperti: pembangunan batas jalan, adanya sumbangan materi, dan
pembangunan infrastukrut lainnya). Sehingga setiap kali muncul statement
dari warga selalu kami jelaskan bahwa kami KKN mengusung tema Pos
Pemberdayaan Keluarga dengan 4 pilar didalamnya, serta tanpa adanya
bantuan materi dari universitas.
b. Bahasa, mayoritas masyarakat yang kurang mampu dan pada usia lanjut
masih terbatah-batah dalam berkomunikasi bahasa Indonesia, akan tetapi
sangat lancar dalam berbahasa lokal yaitu madura. Sehingga sering kali
memanfaatkan beberapa teman mahasiswa dan warga yang memahami
bahasa Indonesia dan Madura, agar esensi dari pelaksanaan program dapat
tercapai.
c. Dana, merupakan kendala umum yang sering menghambat realisasi program.
Dalam masa KKN ini, Bondowoso secara umum dan di Desa Taman
khususnya belum terbentuk POSDAYA, sehingga kami menjadi pioner dalam
pembentukan dan pemfasilitasiannya. Hal tersebut membutuhkan cukup dana
agar pembentukan awal dapat berjalan dengan baik, mengingat kebutuhan
mahasiswa yang sangat komplek. Manajemen keuangan pada masing-masing
personil sangat diperlukan untuk mendukung tujuan bersama, seperti iuran/
pengadaan kas anggota KKN, yang pada akhirnya kebutuhan dari realisasi
program dapat tercapai.
d. Inisiatif, kendala ini masih menempel pada beberapa personil KKN, apabila
tetap dibiarkan maka akan membuat program yang direncanakan tidak
terealisasi. Sehingga setiap hari selalu dilakukan koordinasi/ briefing dan
evaluasi untuk mengembalikan semangat dan motivasi diri setiap anggota,
serta tercapainya target realisasi program.
10
2.5 Rencana Biaya dan Realisasi Biaya
2.5.1 Rencana Biaya
No. Keterangan Jumlah Harga Total + 15 %
Pembentukan Posdaya
1 banner 2x1 1 Rp 35,000 Rp 40,250 115%
2 ATK 1 Rp 100,000 Rp 115,000 115%
3 konsumsi 50 Rp 4,250 Rp 244,375 115%
4 transportasi 1 Rp 30,000 Rp 34,500 115%
5 viewer 1 Rp 50,000 Rp 57,500 115%
6 rokok 3 Rp 6,000 Rp 20,700 115%
7 foto dan figura 2 Rp 50,000 Rp 115,000 115%
8 vandel 4 Rp 40,000 Rp 184,000 115%
9 bendera balai desa 1 Rp 35,000 Rp 75,250 215%
10 perlengkapan 2 Rp 45,000 Rp 103,500 115%
Penyuluhan TOGA dan Potensinya
1 print out materi 4 Rp 5,000 Rp 23,000 115%
2 pembelian polybag 1 Rp 35,000 Rp 40,250 115%
Penyuluhan PHBS
1 print out materi 4 Rp 5,000 Rp 23,000 115%
Penyuluhan Narkoba
1 print out materi 4 Rp 5,000 Rp 23,000 115%
11
2.5.2 Realisasi Biaya
No. Keterangan Jumlah Harga Total
Pembentukan Posdaya
1 banner 2x1 4 Rp 35,000 Rp 140,000
2 ATK 1 Rp 100,000 Rp 100,000
3 konsumsi 70 Rp 4,250 Rp 297,500
4 transportasi 1 Rp 50,000 Rp 50,000
5 viewer 1 Rp 50,000 Rp 50,000
6 rokok 5 Rp 6,000 Rp 30,000
7 foto dan figura 2 Rp 50,000 Rp 100,000
8 vandel 4 Rp 40,000 Rp 160,000
9 bendera balai desa 1 Rp 35,000 Rp 35,000
10 perlengkapan 2 Rp 45,000 Rp 90,000
Penyuluhan TOGA dan Potensinya
1 print out materi 4 Rp 5,000 Rp 20,000
2 pupuk organik 1 Rp 20,000 Rp 20,000
3 pembelian polybag 1 Rp 35,000 Rp 35,000
Pelatihan Jamu Instan
1 gula pasir 1 Rp 10,000 Rp 10,000
2 temulawak 1 Rp 5,000 Rp 5,000
Penyuluhan PHBS dan Demam Berdarah
1 print out materi 10 Rp 5,000 Rp 50,000
Bimbingan Informal dan Training Motivation
12
BAB III
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Pembentukan Posdaya
Pembentukan POSDAYA merupakan kegiatan utama yang dilakukan dalam
kuliah kerja nyata di Desa Taman Kecamatan Grujugan Kab. Bondowoso.
Pembentukan POSDAYA diawali dengan observasi yang dilakukan fokus pada 2
dusun yaitu dusun Congkrong Timur dan Pejagan, serta mensosialisasikan
POSDAYA dengan 4 pilar didalamnya meliputi bidang (pendidikan, kesehatan,
ekonomi, dan lingkungan). Pembentukan POSDAYA disepakati saat Mini
Lokakarya pada :
Hari, Tanggal : Jum’at, 16 Januari 2015
Waktu : 08.00 WIB – 10.00 WIB
Tempat : Pendopo Balai Desa Taman
Sasaran : Perangkat Desa, Warga Dusun Congkrong Timur dan
Pejagan
Jumlah Peserta : 20 orang
Penanggungjawab : M. Noufal Abdillah (Koordinator Desa)
Metode : Sosialisasi, Diskusi dan Musyawarah
Mini Lokakarya dilaksanakan dengan memaparkan hasil observasi selama
kurang lebih 1 minggu di Desa Taman dan fokus pada 2 Dusun yaitu Pejagan dan
Congkrong Timur. Setelah itu mensosialisasikan POSDAYA secara komprehensif
yang mencakup 4 pilar (pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan) agar
warga memiliki pemahaman yang lebih mendalam. Kemudian dilakukan sesi diskusi
dan musyawarah, dimana saat sesi tersebut dibuka para peserta sangat antusias yang
terlihat dari banyaknya pertanyaan, pendapat atau usulan, dan saran yang diajukan.
Setelah melalui diskusi atau musyawarah yang kondusif akhirnya warga atau peserta
menyepakati untuk dibentuknya POSDAYA (pos pemberdayaan keluarga).
Setelah disepakati untuk dibentuknya 2 POSDAYA di dusun Congkrong
Timur dan Pejagan Desa Taman dilakukan pembentukan kepengurusan untuk
masing-masing POSDAYA, pembentukan kepengurusan dilakukan pada :
Hari, Tanggal : Sabtu, 24 Januari 2015
13
Waktu : 09.00-12.00 WIB
Tempat : Rumah Ibu Budi Wartini Dsn. Congkrong Barat Ds.
Taman
Sasaran : Perangkat Desa, Kader Kesehatan dan Pembangunan,
Warga Dusun Congkrong Timur dan Pejagan
Jumlah Peserta : 20 orang
Penanggungjawab : M. Noufal Abdillah (Koordinator Desa)
Metode : Diskusi dan Musyawarah
Hasil pertemuan tersebut disepakati untuk masing-masing POSDAYA,
sebagai berikut:
POSDAYA Dsn. Congkrong Timur yaitu COKRO TIMANGU (Congkrong Timur
Maju dan Unggul), dengan susunan pengurus sebagai berikut:
Ketua : Fathorrosi
Wakil Ketua : Sofyan
Sekretaris : Bambang
Bendahara : Sugaesih
Seksi Bidang :
Lingkungan : Sugoto (Koordinator)
Bambang Witarto
Arsihat
Pendidikan : Hosaimah (Koordinator)
Budhi Abas
Kuryana
Ekonomi : Ririn (Koordinator)
Muhammad Hatib
Abdullah
Kesehatan : Siti Rahma (Koordinator)
Muhammad Basir
Imam R
14
Sekretariat POSDAYA : Rumah Bu Siti Rahma RT. 19/ RW. 02, Dsn. Congkrong
Timur, Ds. Taman, Kec. Grujugan, Kab. Bondowoso
POSDAYA Dsn. Pejagan yaitu PANDU ULUNG (Pejagan Dusun Unggul Luhur dan
Tangguh), dengan susunan pengurus sebagai berikut:
Ketua : Mukaddas
Wakil Ketua : Sujoso
Sekretaris : Rusdi
Bendahara : Mariam
Seksi Bidang :
Lingkungan : Soekarno (Koordinator)
Dawi
Juri
Pendidikan : Ernawati (Koordinator)
Sunaryo
Mistari
Ekonomi : Hj. Abd. Rozak (Koordinator)
Abdul Mutholip
Bahram
Kesehatan : Faidatul Hasanah (Koordinator)
Hermanto
Sawir
Sekretariat POSDAYA : Rumah Bpk. Rusdi (PAUD), RT. 47/ RW. 06, Dsn.
Pejagan, Ds. Taman, Kec. Grujugan, Kab. Bondowoso
3.2 Bidang Kesehatan
3.2.1 Penyuluhan Penyakit Demam Berdarah
Forum Pengajian Ibu-ibu di Dusun Congkrong Barat
Tanggal : 21 Januari 2015
Jam : 16.00 – 17.00 WIB
Tempat : Dusun Congkrong Barat
15
Sasaran : Ibu-ibu anggota pengajian
Jumlah Peserta : 30
Penanggung Jawab : Oktavia Catur Xenograf
Forum Pengajian Ibu-ibu di Dusun Pejagan
Tanggal : 28 Januari 2015
Jam : 19.00 – 21.00 WIB
Tempat : Dusun Pejagan
Sasaran : Ibu-ibu anggota pengajian
Jumlah Peserta : 20
Penanggung Jawab : Siti Robi’ah
Forum Pengajian Bapak-bapak di Dusun Congkong Timur
Tanggal : 28 Januari 2015
Jam : 20.00 – 21.30 WIB
Tempat : Dusun Congkrong Timur
Sasaran : Bapak-bapak anggota pengajian
Jumlah Peserta : 25
Penanggung Jawab : Mohammad Noufal Abdillah
Kegiatan penyuluhan mengenai penyakit Demam Berdarah bertujuan untuk
memberikan beberapa informasi kepada masyarakat Desa Taman khususnya di
Dusun Congkrong Timur, Congkrong Barat, dan Pejagan mengenai penyakit Demam
Berdarah. Materi yang disampaikan dalam penyuluhan tersebut diantaranya yaitu
pengertian penyakit Demam Berdarah, gejala-gejala penyakit Demam Berdarah, dan
cara pencegahannya.
Penyuluhan tersebut diadakan karena ada beberapa masyarakat di Desa
Taman yang terkena penyakit Demam Berdarah disebabkan kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai gejala-gejala dan pencegahan penyakit Demam Berdarah.
Sehingga terdapat seorang warga Desa Taman yang meninggal dunia karena
penyakit tersebut. Oleh karena itu penyuluhan Demam Berdarah perlu dilakukan di
Desa Taman.
Penyuluhan dilakukan di forum pengajian karena pada forum tersebutlah
masyarakat biasanya berkumpul. Sehingga diharapkan informasi yang diberikan bisa
16
tersampaikan secara merata. Kegiatan penyuluhan berjalan lancar, dikarenakan
antusias dari masyarakat di forum pengajian yang ingin mengetahui lebih dalam
mengenai penyakit Demam Berdarah.
3.2.2 Penyuluhan Cuci Tangan yang Baik dan Benar
MI Nurul Jadid di Dusun Pejagan
Tanggal : 21 Januari 2015
Jam : 15.00 – 16.30 WIB
Tempat : MI Nurul Jadid di Dusun Pejagan
Sasaran : Murid-murid di MI Nurul Jadid
Jumlah Peserta : 15
Penanggung Jawab : Oktavia Catur Xenograf
PAUD Az-Zahra di Dusun Congkrong Timur
Tanggal : 10 Februari 2015
Jam : 15.00 – 16.30 WIB
Tempat : PAUD Az-Zahra di Dusun Congkrong Timur
Sasaran : Murid-murid di Dusun Congkrong Timur
Jumlah Peserta : 15
Penanggung Jawab : Malikah Hidayati
Kegiatan penyuluhan cuci tangan yang kami berikan pada anak usia dini di
MI dan PAUD Desa Taman bertujuan agar anak-anak mengerti cara mencuci tangan
yang baik dan benar. Sehingga diharapkan anak-anak di Desa Taman dapat
mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat sejak usia dini. Penyuluhan dilakukan
karena anak-anak usia dini masih belum mengetahui bagaimana cara mencuci tangan
yang baik dan benar.
Kegiatan penyuluhan berjalan lancar karena murid-murid di MI dan PAUD
sangat antusias saat belajar dan mempraktekkannya secara langsung. Kami juga
memberikan kuis berhadiah seputar bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan
benar. Sehingga murid-murid semakin antusias dan senang selama penyuluhan
berlangsung.
17
3.2.3 Penyuluhan Anti Narkoba
Tanggal :5,6,7 Februari 2015
Jam :08.00 – 09.30 WIB
Tempat :SMKN 1 Grujugan Bondowoso
Sasaran :Murid-murid Kelas 1(A,B,C) di SMKN 1 Grujugan
Bondowoso
Jumlah Peserta :40
Penanggung Jawab : Ahmad Faisol, Dyah Kusumaningtyas, dan Oktavia C.
Xenograf
Kegiatan penyuluhan anti narkoba bertujuan agar murid-murid di SMKN 1
Grujugan mengetahui bagaimana dampak negatif narkoba. Sehingga diharapkan
murid-murid di SMKN 1 Grujugan dapat mengenal dan menjauhi bahaya narkoba.
Penyuluhan dilakukan karena banyaknya generasi muda yang menggunakan narkoba
sehingga dapat merusak moral generasi penerus bangsa.
Kegiatan penyuluhan berjalan lancar karena murid-murid di SMKN 1
Grujugan sangat antusias terhadap penyuluhan yang telah dilakukan, hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya murid-murid yang ingin bertanya dan ingin mengenal
narkoba secara lebih jauh agar tidak terjerumus ke dalam dunia narkoba yang bisa
mengahncurkan masa depan mereka.
3.2.4 Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
MI Nurul Jadid di Dusun Pejagan
Tanggal : 09 Januari 2015
Jam : 15.00 – 16.30 WIB
Tempat : MI Nurul Jadid di Dusun Pejagan
Sasaran : Murid-murid di MI Nurul Jadid
Jumlah Peserta : 15
Penanggung Jawab : Oktavia Catur Xenograf
PAUD Az-Zahra di Dusun Congkrong Timur
Tanggal : 10 Januari 2015
Jam : 15.00 – 16.30 WIB
18
Tempat : PAUD Az-Zahra di Dusun Congkrong Timur
Sasaran : Murid-murid dan ibu-ibu di Dusun Congkrong Timur
Jumlah Peserta : 15
Penanggung Jawab : Mohammad Noufal Abdillah
Kegiatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang kami berikan pada
anak usia dini di MI dan PAUD Desa Taman bertujuan agar anak-anak mengerti
bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga diharapkan anak-anak di Desa
Taman dapat mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat sejak usia dini.
Penyuluhan dilakukan karena anak-anak usia dini masih belum mengetahui
bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu penyuluhan PHBS ini juga
diberikan kepada ibu-ibu yangtergabung ke dalam forum bunda.
Kegiatan penyuluhan berjalan lancar karena murid-murid di MI dan PAUD
sangat antusias saat penyuluhan dilaksanakan. Kami juga memberikan kuis
berhadiah seputar bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga murid-murid
semakin antusias dan senang selama penyuluhan berlangsung.
3.2.5 Membantu Pelayanan Posyandu
Tanggal : 20 Januari 2015
Jam : 08.00 – 12.00 WIB
Tempat : POSYANDU Aster, Dusun Pejagan
Sasaran : Murid-murid di MI Nurul Jadid
Jumlah Peserta : 50
Penanggung Jawab : Oktavia Catur Xenograf
Kegiatan membantu posyandu bertujuan untuk melakukan penggalian
informasi terkait kesehatan ibu hamil dan anak. Dan juga untuk meilai tingkat
pengetahuan dari ibu baik terhadap gizi anak, imunisasi, kesehatan, dan
perkembangan anak. Kegiatan diselingi dengan membantu pelayanan baik berupa
kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar
lengan ibu hamil, dan pencatatan. Beberapa informasi yang telah didapatkan
menjadikan dasar pemilihan materi yang disampaikan untuk peyuluhan kesehatan.
19
3.2.6 Pendampingan Fogging dan Pembagian Bubuk Abate
Pendampingan Fogging
Tanggal : 04 Februarai 2015
Jam : 08.00 – 12.00 WIB
Tempat : Dusun Congkrong Barat
Sasaran : Warga Dusun Congkrong Barat
Penanggung Jawab : Oktavia Catur Xenograf
Pembagian Bubuk Abate
Tanggal : 08 Februarai 2015
Jam : 13.00 – 17.00 WIB
Tempat : Dusun Pejagan
Sasaran : Warga Dusun Pejagan
Penanggung Jawab : Mohammad Noufal Abdillah
Kegiatan pendampingan fogging dan pembagian bubuk abate bertujuan untuk
memberantas nyamuk Aides aegypti pada daerah sekitar rumah warga yang terserang
penyakit Demam Berdarah serta untuk membunuh jentik-jentik. Sama seperti
penyuluhan Demam Berdarah, fogging dan pembagian bubuk abate bertujuan karena
terdapat warga di Desa Taman yang terserang penyakit Demam Berdarah. Maka dari
itu kegiatan ini perlu untuk dilakukan.
Pendampingan fogging dan pembagian bubuk abate dilakukan di Dusun
Karang Katak dan Dusun Congkrong barat. Saat pendampingan fogging dan
pembagian bubuk abate warga terlihat senang, karena mereka merasa membutuhkan
untuk membunuh jentik-jentik serta nyamuk Aides aegypti. Sehingga program
tersebut berjalan lancar seperti yang direncanakan.
3.3 Bidang Pendidikan
3.3.1 Bimbingan Belajar Informal dan Training Motivation
Program tambahan belajar diberikan untuk siswa-siswi Sekolah Dasar berupa
kelompok belajar yang dilaksanakan oleh peserta KKN kelompok 102 yang
bertempat di MI Nurul Jadid Dsn. Pejagan dan PAUD Az-Zahra Dsn. Congkrong
Timur, Desa Taman, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso.
20
Bimbingan Belajar di MI Nurul Jadid
Tanggal : 12,19,20,26,27 Januari & 2,3,9,10 Februari 2015
Jam : 15.00 – 17.00 WIB
Tempat : MI Nurul Jadid Dsn. Pejagan
Sasaran : Siswa-siswi SD/MI
Jumlah Peserta : 15
Penanggung Jawab : Agam Ilman Vauqy
Bimbingan Belajar di PAUD Az-Zahra
Tanggal : 27,28 Januari & 3,4,10,11 Februari 2015
Jam : 15.00 – 17.00 WIB
Tempat : PAUD Az-Zahra Dsn. Congkrong Timur
Sasaran : Siswa-siswi SD/MI
Jumlah Peserta : 10
Penanggung Jawab : Dedy Ardhita Wijaya
Tujuan dari kegiatan ini adalah membantu para pengajar SD/MI untuk
memberikan pembelajaran tambahan di luar jam pelajaran dengan cara yang
menyenangkan, meningkatkan pengetahuan para siswa dan meningkatkan variansi
metode pembelajaran.
Mata pelajaran yang diajarkan meliputi Matematika, Bahasa Indonesia,
Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, IPA, IPS, Bahasa Inggris
dan Bahasa Arab. Metode yang kami gunakan yaitu dengan pendekatan personal.
Metode pembelajaran yang selanjutnya merupakan membuat soal-soal untuk menguji
apakah siswa-siswi yang diajar paham dan mengerti terhadap pembelajaran yang ada.
Serta penanaman motivasi disela-sela pengajaran, agar para peserta lebih percaya diri
dan bertanggung jawab dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di
kehidupan sehari-hari
3.3.2 Pendampingan Pemberantasan Buta Aksara
Tanggal : 16,17,23,24,30,31 Januari & 6,7 Februari 2015
Jam : 13.00 – 15.00 WIB
Tempat : Dusun Pasnan (Rumah Ibu Siti Astura)
Sasaran : Warga usia lanjut
21
Jumlah Peserta : 15
Penanggung Jawab : Siti Robi’ah
Proses mengajar ini mengacu pada kegiatan baca tulis hitung. Kendala dalam
kegiatan ini adalah pada komunikasi dan bahasa karena memang hampir seluruh
peserta dalam pemberantasan buta aksara ini sudah berusia lanjut. Selain itu juga
kendala yang sempat dialami oleh mahasiswa KKN kelompok 102 adalah peserta
yang cenderung bersifat egois dikarenakan faktor usia.
3.4 Bidang Lingkungan
3.4.1 Penanaman Tanaman Obat Keluarga
Waktu : Kamis, 5 Februari 2015
Tempat : Pekarangan Rumah Bu Madhur
Sasaran : Wanita tani Desa Taman
Penanggung Jawab : Bagus Wahyu Sutrisno dan Dyah Kusumaningtyas
Metode : Penyuluhan dan praktek penanaman TOGA dengan
polybag
Pengumpulan tanaman obat keluarga (Toga) dilakukan dengan membeli bibit
kepada salah satu petani. Komoditas bibit yang akan dibudidayakan antara lain jahe
merah, kunyit, temulawak, kunci dan kencur. Penanaman dilakukan di lahan kosong
milik salah satu warga Desa Taman yang nantinya diharapkan menjadi lahan
percontohan untuk menanam Toga di desa Taman. Diharapkan nantinya hasil dari
tanaman tersebut dapat dikonsumsi sendiri dan dapat juga dijual kepada salah satu
pengusaha jamu di Desa Taman yaitu bapak Abdul Razak yang membutuhkan bahan
baku Toga ini untuk industri jamunya. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan
program ini, sebagai berikut:
a. Persiapan
Untuk persiapan dari penanaman tanaman obat keluarga kami melakukan
survei mengenai cara penanaman jahe merah terlebih dahulu ke Bapak Agus
Rudi yang berada di daerah Tenggarang. Pekerjaan utama Bapak Agus Rudi
ini adalah polisi Brimob. Namun selain menjadi anggota Brimob Bapak Agus
memiliki usaha Sampingan yaitu sebagai pengusaha jahe merah sehingga
22
pengetahuan dan pengalaman Bapak Agus mengenai budidaya jahe merah
sudah tidak diragukan lagi. Dalam menjalankan usahanya bapak Agus bekerja
sama dengan salah satu dosen Fakultas Teknik Pertanian dari Universitas
Gajah Mada (UGM). Kemudian melanjutkan survei ke Dinas Pertanian
Kabupaten Bondowoso dan Badan Penyuluhan Pertanian di desa Taman yang
berada di dusun Congkrong untuk survei mengenai cara penanaman Toga
jenis lainnya yaitu temulawak, kencur, kunci, dan kunyit yang sesuai dengan
kondisi lapangan Desa Taman.
b. Pengadaan bibit buah
Pengadaan bibit buah dilakukan untuk pemanfaatan lahan kosong. Selain itu
pengadaan bibit tanaman obat keluarga dengan meminta bantuan kepada
salah satu petani. Bibit dan buah tanaman yang kami peroleh adalah jahe
merah, kunyit, temulawak, kunci dan kencur.
c. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di pekarangan Ibu Madhur, salah satu
rumah warga desa Taman dengan mengundang wanita tani Desa Taman.
Materi yang disampaikan antara lain macam-macam tanaman obat keluarga,
khasiat tanaman obat keluarga, pengobatan sederhana dengan pemanfaatan
tanaman obat keluarga. Penyuluhan berjalan dengan lancar, hal ini dapat
dilihat dari antusias wanita tani.
d. Praktek Penanaman
Untuk bahan-bahan kami persiapkan sendiri sedangkan untuk alat-alat bantu
kami mendapat bantuan dari warga. Dalam kegiatan ini kami menjelaskan
sekaligus praktek langsung penanaman tanaman obat keluarga, pembuatan
komposisi media tanah untuk tanaman yang sesuai dengan tempat atau
polybag dan cara penanaman serta perawatan tanaman obat keluarga.
Kegiatan ini berlangsung lancar dengan antusiasnya wanita tani yang
berpartisipasi dalam pembuatan media tanah serta cara penanaman tanaman. Setelah
kegiatan selesai kami membagikan beberapa bibit dan polybag untuk warga yang
nantinya akan ditanam oleh warga sendiri. Dan sesuai dengan program kerja juga
nantinya hasil dari tanaman TOGA bisa dijual kepada Bapak Abdul Razak
pengusaha jamu yang ada di Desa Taman.
23
3.5 Bidang Ekonomi / Kewirausahaan
3.5.1 Penyuluhan dan Praktek Pembuatan Jamu Instan
Penyuluhan dan Praktek Pembuatan Jamu Instan kali pertama dilakukan pada :
Tanggal : 6 Februari 2015
Tempat : Dsn. Congkrong Timur
Sasaran : Ibu rumah tangga
Penanggung jawab : Olivia Meirani R
Jumlah Peserta : 10 orang
Metode : Penyuluhan dan Praktek pembuatan jamu instan
Penyuluhan dan praktek pembuatan jamu instan ini dilakukan di salah satu
rumah warga. Di Dsn. Congkrong Timur yaitu Ibu Siti Rahma pada pukul 14.00
WIB. Jumlah peserta pada kegiatan ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari ibu
rumah tangga. Jamu instan yang dibuat adalah jamu temulawak. Bahan – bahan yang
digunakan dalam pembuatan jamu instan adalah temulawak dan gula pasir. Sebelum
melakukan praktek kami mengadakan penyuluhan tentang proses pembuatan dan
potensi dari jamu instan. Kami memilih jamu instan sebagai salah satu produk yang
dapat dikembangkan, karena merupakan potensi lokal yang perlu dikembangkan baik
dari sisi pemasaran maupun kemasannya. Potensi dari jamu lokal cukup baik di Desa
Taman namun masih terkendala dari ketersediaan bahan baku dan kurangnya
pemahaman masyarakat Desa Taman akan nilai jual dari jamu instan.
Proses pembuatan jamu instan temulawak, dalam praktek yang dilakukan
kami memproduksi 1 Kg temulawak. proses pembuatan jamu instan temulawak
mencakup proses pencucian, pemrutan, pemerasan ekstrak temulawak, penkristalan,
pengayakan dan pengemassan. Proses pencucian bertujuan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang terdapat pada temulawak. kemudian dilanjutkan dengan proses
pemarutan, tujuan dari proses ini adalah untuk mempermudah dalam proses
pemerassan. Selanjutnya proses pemerasan dilakukan untuk mengambil ekstrak dari
temulawak. Setelah didapatkan ekstrak temulawak kemudian dilakukan proses
pengkristalan. Proses pengkristalan dilakukan dengan cara menambah gula pasir
sebanyak ± ½ Kg selama ± 1 jam hingga membentuk kristal. Setelah jamu
membentuk kristal kemudian jamu instan diayak untuk mendapatkan serbuk jamu
24
yang lebih halus. Proses terakhir yaitu pengemasan, kemasan yang digunakan yaitu
plaktik klip yang telah diberi label. Dimana label yang digunakan merupakan hasil
desain dari kelompok KKN 102. Diharapkan setelah dilaksanakan penyuluhan dan
praktek pembuatan jamu instan ini anggota maupun warga dapat meningkatkan
pendapatannya.
Penyuluhan dan Praktek Pembuatan Jamu Instan kali kedua dilakukan pada :
Tanggal : 8 Februari 2015
Tempat : Dsn. Pejagan
Sasaran : Ibu rumah tangga
Penanggung jawab : Olivia Meirani R
Jumlah Peserta : 10 orang
Metode : Penyuluhan dan Praktek pembuatan jamu instan
Penyuluhan dan praktek pembuatan jamu instan ini dilakukan di salah satu
rumah warga. Di Dsn. Pejagan yaitu Ibu Abdul Rozak pada pukul 10.00 WIB.
Jumlah peserta pada kegiatan ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari ibu rumah
tangga. Jamu instan yang dibuat adalah jamu kunci sirih. Bahan – bahan yang
digunakan dalam pembuatan jamu instan adalah kunci, sirih, pinang dan gula pasir.
Sebelum melakukan praktek kami mengadakan penyuluhan tentang proses
pembuatan dan potensi dari jamu instan. Kami memilih jamu instan sebagai salah
satu produk yang dapat dikembangkan, karena merupakan potensi lokal yang perlu
dikembangkan baik dari sisi pemasaran maupun kemasannya. Potensi dari jamu lokal
cukup baik di Desa Taman namun masih terkendala dari ketersediaan bahan baku
dan kurangnya pemahaman masyarakat Desa Taman akan nilai jual dari jamu instan.
Proses pembuatan jamu instan kunci sirih, dalam praktek yang dilakukan
kami memproduksi ½ Kg kunci, 20 buah pinang muda dan 3 ikat sirih tua. Proses
pembuatan jamu instan kunci sirih mencakup proses pencucian, penumbukan,
pemerasan ekstrak kunci sirih, pengkristalan, pengayakan dan pengemasan. Proses
pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran – kotoran yang terdapat pada
kunci, sirih dan pinang. Kemudian dilanjutkan dengan proses penumbukan, tujuan
dari proses ini adalah untuk mempermudah dalam proses pemerassan. Selanjutnya
proses pemerasan dilakukan untuk mengambil ekstrak dari kunci, sirih dan pinang.
Pada proses pemerasan dilakukan penambahan air ± 400 ml, proses pemerassan
25
dilakukan sebanyak 2 kali. Setelah didapatkan ekstrak jamu kemudian dilakukan
proses pengkristalan. Proses pengkristalan dilakukan dengan cara menambah gula
pasir sebanyak ± 1 Kg kemudian dimasak hingga membentuk kristal. Proses
pengkristalan memakan waktu ± 1 jam. Setelah jamu membentuk kristal kemudian
jamu instan diayak untuk mendapatkan serbuk jamu yang lebih halus. Proses terakhir
yaitu pengemasan, kemasan yang digunakan yaitu plaktik klip yang telah diberi
label. Dimana label yang digunakan merupakan hasil desain dari kelompok KKN
102. Diharapkan setelah dilaksanakan penyuluhan dan praktek pembuatan jamu
instan ini anggota maupun warga dapat meningkatkan pendapatannya.
Untuk pengembangan usaha jamu instan bu Hj Rajak, kami telah
membuatkan kemasan/ label agar penjualan lebih menarik hati konsumen, selain itu
memberikan informasi dan rekomendasi agar mengajukan alat pengkristalan yang
lebih canggih kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
3.5.2 Pelatihan Kerajinan Bambu
Praktek Pembuatan Kerajinan Bambu
Tanggal : 6 – 7 Februari 2015
Tempat : Dsn. Pasnan
Sasaran : Mahasiswa KKN
Penanggung jawab : Ahmad Faisol
Jumlah Peserta : 10 orang
Metode : Praktek pembuatan kerajinan bambu
Pembuatan kerajinan bambu ini dilakukan di rumah pengrajin bambu di Desa
Taman. Pembuatan kerajinan bambu dilakukan oleh mahasiswa KKN dan
didampingi oleh Pak Nursalim pengrajin bambu di Desa Taman. Kerajinan bambu
yang di buat diantaranya tempat pensil, tempat tisu, piring pincuk dan vas bunga.
Alat dan bahan yang digunakan antara lain bambu, lem kayu, lem castol, gunting,
pisau, parang, dan pewarna tekstil. Proses pembuatan kerajinan bambu meliputi
penyesetan bambu menjadi kulit bambu, pewarnaan, penganyaman dan penyesuaian
bentuk, dan penghiasan. Hasil dari kerajinan bambu kemudian di sosialisasikan
kepada forum bunda yang terdapat di Desa Taman. Proses pembuatan kerajinan ini
tidak mengalami kendala khusus akan tetapi memerlukan kesabaran dan ketelitian.
26
Penyuluhan Pembuatan Kerajinan Bambu
Tanggal : 10 Februari 2015
Tempat : PAUD Az-Zahra, Dsn. Congkrong Timur Desa Taman
Sasaran : Forum Bunda
Penanggung jawab : Ahmad Faisol
Jumlah Peserta : 25 orang
Metode : Penyuluhan pembuatan kerajinan bambu
Penyuluhan dilakukan pada forum bunda untuk mengoptimalkan waktu para
bunda yang mendampingi anaknya sekolah. Selain itu juga untuk menambah
kreativitas dari para ibu-ibu agar dapat menjadi tambahan penghasilan. Karena
kerajinan bambu ini memiliki nilai jual yang cukup baik. Penyuluhan ini dilakukan
dengan cara memaparkan proses produksi kerajinan bambu yang meliputi penyesetan
bambu menjadi kulit bambu, pewarnaan, penganyaman dan penyesuaian bentuk, dan
penghiasan. Hasil dari kerajinan bambu kemudian di sosialisasikan kepada forum
bunda yang terdapat di Desa Taman. Proses pembuatan kerajinan ini tidak
mengalami kendala khusus akan tetapi memerlukan kesabaran dan ketelitian.
Peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan ini terlihat sangat antusias. Hal
ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Setelah dilakukan penyuluhan
ini kami memberikan referensi kepada ibu-ibu yang berminat untuk praktek secara
langsung di rumah Bapak Nursalim. Hasil yang diharapkan dari penyuluhan ini
adalah menambah kreativitas dari para ibu agar mendapatkan tambahan penghasilan.
Selain itu usaha yang telah dijalankan oleh Bapak Nursalim juga dapat berkembang
seiring dengan bertambahnya minat warga untuk belajar dan bekerjasama.
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada bidang kesehatan telah dilakukan beberapa kegiatan diantaranya
penyuluhan penyakit demam berdarah, penyuluhan mengenai cuci tangan yang baik
dan benar, penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan
penyuluhan anti narkoba. Selain itu di bidang kesehatan juga dilakukan
pendampingan kegiatan posyandu dan penyemprotan voging. Warga desa Taman
sangat berantusias terhadap kegiatan yang dilakukan. Sehingga semua kegiatan dapat
berhasil terlaksana dengan baik dan lancar.
Secara umum masyarakat Desa Taman mulai sadar akan pentingnya
pendidikan, hal ini dibuktikan semakin meningkatnya jumlah anak sekolah dan
berkurangnya jumlah anak tidak sekolah. Akan tetapi pembelajaran yang dilakukan
di sekolah masih terasa instan, ini terlihat saat bimbingan informal beberapa murid
belum menguasai teknik dasar menghitung, sehingga sangat diperlukan dukungan
dari semua pihak agar siswa ataupun guru dapat menghargai proses pembelajaran
yang sebenarnya, juga mata pelajaran bahasa inggris perlu dimasukan dalam
kurikulum hingga tamatan sekolah. Siswa yang mengikuti kelompok belajar mulai
awal hingga selesainya masa tugas KKN sangat antusias dalam mengikuti proses.
Bimbingan belajar informal juga efektif dalam mendukung peningkatan wawasan
siswa. Sehingga diharapkan dapat mendukung pergaulan anak diera modernisasi,
sehingga mampu bersaing secara kompetitif dan sehat.
Masyarakat desa Taman mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan
banyak yang telah mengetahui cara budidaya tanaman TOGA khususnya untuk
sasaran utama penyuluhan bidang lingkungan yaitu para ibu-ibu atau wanita tani.
Namun mereka belum mengerti secara pasti dan teoritis mengenai cara budidaya
yang benar. Misalnya media yang seharusnya digunakan, perbandingan media yang
baik dan sesuai untuk budidaya tanaman, kemudian cara perawatan, dan
pemanenannya. Ilmu yang diterapkan adalah ilmu lapangan karena mereka sebagian
besar bermata pencahariannsebagai petani. Ketika diadakan penyuluhan antusiasme
ibu-ibu sangat positif terhadap materi yang akan disampaikan. Hal ini dapat dilihat
28
dari banyaknya ibu-ibu yang meluangkan waktunya untuk hadir pada penyuluhan.
Saat diadakan praktek menanampun ibu-ibu tidak pasif, mereka ikut berpartisipasi
aktif menanam pada polibag dan ikut menyiapkan media yang digunakan pada
polibag.
Pada bidang ekonomi, permasalahan perekonomian masyarakat Desa Taman
terletak pada tingkat kreatifitas yang masih rendah, dan kesadaran akan potensi yang
terdapat di desa. Dengan adanya penyuluhan dan praktek jamu instan, penyuluhan
kerajinan bambu diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraannya. Respon masyarakat Desa Taman terhadap kegiatan yang dilakukan
cukup baik, terlihat dari perhatian dan antusiasme masyarakat terhadap materi dan
kegiatan yang dilakukan.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ilmu lebih berarti daripada materi, ini
untuk merubah mindset masyarakat agar lebih menghargai sumberdaya intelektual.
POSDAYA dengan 4 pilarnya memiliki keunggulan luar biasa, jika direalisasikan
secara terintegrasi, dapat meningkatkan indek pembangunan manusia khususnya
masyarakat desa.
4.1 Saran
Berdasarkan realita yang ditemui selama KKN di Ds. Taman, ada beberapa
saran atau rekomendasi yang diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan
kualitas desa, lembaga pemberdayaan kepada masyarakat UNEJ, Mahasiswa
pelaksana KKN selanjutnya, dan Pemerintah, sebagai berikut:
a. Masyarakat desa. Diharapkan lebih proaktif dalam kegiatan pemberdayaan/
sosial yang imbasnya akan diperoleh sendiri dan mulai terbuka dengan
berbagai permasalahan dan potensi yang terdapat di desanya, dengan
dibentuknya POSDAYA di Dsn. Congkrong Timur dan Pejagan diharapkan
dapat menjadi senjata dalam peningkatan kualitas masyarakat diberbagai
bidang.
b.Lembaga pemberdayaan kepada masyarakat UNEJ. Dapat mereduksi kesalahan
teknis administrasi (contoh: kesalahan pemasangan logo pemerintah
kabupaten pada sertifikat POSDAYA) dan memberikan kejelasan informasi
mulai dari pembekalan dan saat mahasiswa terjun dilapangan, agar tidak
29
berimbas pada pelaksanaan program yang telah direncanakan oleh
mahasiswa.
c. Mahasiswa pelaksana KKN selanjutnya. Menginisiasi masyarakat untuk
bergerak mengikuti program yang telah direncanakan lebih mudah daripada
menginisiasi diri sendiri untuk merealisasikan program. Selalu lakukan
briefing sebelum acara, tingkatkan koordinasi atau silaturahmi dengan
berbagai pihak, dan evaluasi setiap hari, agar berbagai persoalan dapat segera
ditemukan solusinya.
d.Pemerintah. Membentuk suatu lembaga dengan disahkan coretan hitam diatas
putih hanyalah kegiatan ceremonial. Pemerintah diberbagai jajarannya akan
lebih bermanfaat dan dihargai oleh rakyat ketika suara didengar dan segera
mencari jalan keluarnya. Diharapkan juga pemerintah dapat mendukung dan
mengontrol secara kontinue pelaksanaan program POSDAYA yang telah
terbentuk di Dsn. Congkrong Timur dan Pejagan Ds. Taman.
30
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Desa Taman. 2014. Daftar Isian Data Dasar Profil Desa Taman
Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso Tahun 2014.