la-102

43
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Taman merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso, yang memiliki luas wilayah 525,25 Ha. Desa ini dapat dikatakan sebagai desa terluas karena merupakan penggabungan dari dua desa yaitu desa Taman dan Grujugan Lor. Desa Taman memiliki luas tanah kas desa 22,04 Ha. Jumlah keseluruhan penduduk di Desa Taman 5.340 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.706 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 2.634 jiwa. Jumlah RT (Rukun Tetangga) di Desa Taman sebanyak 77 dan jumlah RW (Rukun Warga )sebanyak 10. Lembaga-lembaga yang terdapat di Desa Taman antara lain BPD, LPMD, dan PKK. Selain lembaga-lembaga tersebut Desa Taman juga memiliki beberapa lembaga pendidikan yang terdiri dari PAUD hingga SMA (Pemerintah Desa Taman, 2014). Desa Taman memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang potensial, akan tetapi potensi tersebut belum digunakan secara optimal. Pada konteks sumber daya alam terdapat sumber air yang melimpah, tanah yang subur, cuaca dan iklim yang kondusif, serta sinar matahari yang memadai. Sementara sumber daya manusia didalamnya sudah banyak yang berpendidikan diatas 9 tahun dan sebagian lulusan sarjana. Dengan adanya potensi yang ada tersebut

Upload: oktaviacx

Post on 24-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: LA-102

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Taman merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Grujugan

Kabupaten Bondowoso, yang memiliki luas wilayah 525,25 Ha. Desa ini dapat

dikatakan sebagai desa terluas karena merupakan penggabungan dari dua desa yaitu

desa Taman dan Grujugan Lor. Desa Taman memiliki luas tanah kas desa 22,04 Ha.

Jumlah keseluruhan penduduk di Desa Taman 5.340 jiwa dengan jumlah penduduk

laki-laki sebanyak 2.706 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 2.634

jiwa. Jumlah RT (Rukun Tetangga) di Desa Taman sebanyak 77 dan jumlah RW

(Rukun Warga )sebanyak 10. Lembaga-lembaga yang terdapat di Desa Taman

antara lain BPD, LPMD, dan PKK. Selain lembaga-lembaga tersebut Desa Taman

juga memiliki beberapa lembaga pendidikan yang terdiri dari PAUD hingga SMA

(Pemerintah Desa Taman, 2014).

Desa Taman memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang

potensial, akan tetapi potensi tersebut belum digunakan secara optimal. Pada konteks

sumber daya alam terdapat sumber air yang melimpah, tanah yang subur, cuaca dan

iklim yang kondusif, serta sinar matahari yang memadai. Sementara sumber daya

manusia didalamnya sudah banyak yang berpendidikan diatas 9 tahun dan sebagian

lulusan sarjana. Dengan adanya potensi yang ada tersebut tentu perlu adanya

optimalisasi agar Desa Taman dapat menjadi desa yang lebih maju dan berdaya

saing, terutama pada Dusun Congkrong Timur dan Pejagan yang dijadikan sebagai

wilayah kerja KKN.

Desa Taman yang meliputi empat dusun yaitu dusun Pasenan, Congkrong

Barat, Pejagan, dan Congkrong Timur. Fokus utama kegiatan KKN dilakukan di dua

Dusun yaitu Dusun Congkrong Timur dan Dusun Pejagan. Congkrong Timur

memiliki potensi yang perlu ditingkatkan diantaranya; Pada bidang pendidikan

secara umum memiliki kemauan yang tinggi untuk sekolah lebih baik, namun

sebagian warga masih mengalami kendala dalam hal biaya dikarenakan rata-rata

pekerjaan warga sebagai buruh tani, kuli bangunan dan buruh batu bata, sehingga

penghasilannya kurang mencukupi untuk membiayai sekolah ke jenjang yang lebih

Page 2: LA-102

2

tinggi, selain itu kurangnya motivasi atau dorongan dari orang tua atau anaknya yang

memiliki kemampuan dari segi pembiayaan; Kemudian pada bidang lingkungan

masih terdapat lahan/pekarangan kosong yang dapat ditanami berbagai tanaman

seperti toga (tanaman obat keluarga) dan diversifikasi produk dari tanah liat (selain

batu bata). Dan masih kurangnya kesadaran dan perhatian pada bidang kesehatan dan

budaya hidup bersih, setelah dilakukan observasi ditemukan realita bahwa beberapa

warga dusun Congkrong Timur ada yang terjangkit beberapa penyakit diantaranya:

demam berdarah, tipus, diare, dan penyakit kulit.

Sedangkan di dusun Pejagan dari segi pendidikan secara umum sudah banyak

yang menempuh perguruan tinggi, hal ini distimulus oleh beberapa warga yang

memiliki motivasi kuat untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi dan

telah sukses baik dari dunia pendidikannya ataupun dunia kerjanya, sehingga

menjadi virus positif bagi warga sekitar. Dari segi lingkungan masih banyak lahan

kosong yang berpotensi untuk dijadikan lahan tanaman obat keluarga. Berhubungan

dengan segi lingkungan, dari sisi ekonomi pun didukung dengan pengetahuan dalam

pembuatan pupuk seperti bokasi, yang secara umum dimiliki masyarakat menjadi

potensi yang luar biasa, hal ini terlihat dari antusias warga yang ingin

membudidayakan tanaman jahe merah, namun masih terkendala pada masalah

pembibitan dan harga bibit yang mahal, serta diversifikasi produk dari tanah liat.

Pada bidang kesehatan masih kurangnya kesadaran dan perhatian seperti pola hidup

bersih, dan terdapat beberapa warga yang meninggal karena wabah demam berdarah

menjadi sorotan utama.

Dusun Cokrong Timur dan Pejagan memiliki letak yang strategis dan

karakteristik yang hampir sama. Salah satu pendukung untuk peningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia yang ada di Dusun Congkrong Timur dan Pejagan adalah

dengan membentuk Posdaya. Posdaya merupakan forum silahturahmi, advokasi,

komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus dapat dikembangkan menjadi wadah

koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi kekeluargaan secara terpadu.

Pembentukan Posdaya yang akan dilakukan di dusun ini merupakan kali pertama,

yang diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

Page 3: LA-102

3

1.2 Permasalahan

Secara umum yang menjadi masalah prioritas di Dusun Congkrong

Timur dan Pejagan dalam awal pembentukan Posdaya ini adalah sebagai

berikut:

a. Bidang Kesehatan

Masih kurangnya pemahaman dan minat masyarakat dalam melakukan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sebagai bentuk peningkatkan

kualitas Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan.

b. Bidang Lingkungan

Peluang atau potensi yang ada, belum dioptimalkan. Seperti tersedianya

pekarangan atau lahan kosong yang dapat ditanami tanaman obat keluarga

ataupun jahe merah.

c. Bidang Ekonomi

Di dusun Pejagan terdapat pengusaha Jamu dan sesuai survei kami

pengusaha selalu kekurangan bahan dasar seperti jahe. Kami kaitkan hal

tersebut dengan bidang lingkungan yaitu budidaya tanaman obat keluarga

dengan menjual hasil tanaman tersebut kepada pengusaha jamu. Sehingga

dapat menjadi tambahan penghasilan. Serta terdapat pengrajin bambu

dengan karyanya yang berkualitas, belum dioptimalkan oleh masyarakat

seperti halnya menjadi mitra.

d. Bidang Pendidikan

Masih diperlukannya bimbingan informal, khususnya bagi siswa-siswi

SD/MI, karena dirasa masih banyak waktu yang terbuang sia-sia tanpa

tersentuh oleh hal yang mengedukasi. Serta masih perlunya penguatan

motivasi bagi para orang tua terhadap dunia pendidikan, agar dapat

memperbaiki kualitas pendidikannya.

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

a. Tujuan Umum

1) Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui kegiatan

Posdaya.

Page 4: LA-102

4

b. Tujuan Khusus

1) Membentuk dan memfasilitasi pembentukan Posdaya di Dusun Congkrong

Timur dan Pejagan, Desa Taman.

2) Merumuskan rencana program Posdaya.

3) Mendampingi pelaksanaan program Posdaya.

4) Mendampingi akses ke lembaga/ dinas terkait untuk pengoptimalan Posdaya.

5) Membantu monitoring dan evaluasi program Posdaya di Dusun Congkrong

Timur dan Pejagan, Desa Taman.

1.3.2 Manfaat

a. Manfaat bagi Mahasiswa

1) Meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap kondisi sosial di masyarakat;

2) Dapat membentuk sikap empati dan kepedulian bagi mahasiswa terhadap

persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat;

3) Memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang

telah diperoleh selama dibangku kuliah dalam kehidupan masyarakat;

4) Mendapatkan pengalaman bagi mahasiswa dengan terlibat langsung dalam

aktifitas masyarakat desa;

5) Mengembangkan pola pikir dalam mengambil sikap, tindakan, dan

berperilaku, guna mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat.

b. Manfaat bagi Universitas

1) Dapat mendukung terwujudnya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu

Pengabdian pada Masyarakat;

2) Dapat meningkatkan hubungan kerja sama antara Universitas jember dengan

Masyarakat desa;

3) Dapat mendukung penerapan IPTEK dalam pengelolaan dalam dan

penyelesaian berbagai masalah di masyarakat.

c. Manfaat bagi Masyarakat dan Pemerintah

1) Dapat mewujudkan terbentuknya kader-kader pemberdayaan dalam

masyarakat;

Page 5: LA-102

5

2) Dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berpikir, bersikap dan

bertindak dalam menyelesaikan masalah yang ada;

3) Dapat memotivasi masyarakat untuk melakukan pembangunan (human

development index) di Dusun Congkrong Timur dan Pejagan, Desa Taman;

4) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan,

lingkungan dan ekonomi melalui program kegiatan yang telah ditetapkan;

5) Dapat membantu pemerintah dalam melaksanakan program yang telah

ditetapkan untuk pembangunan dan pengembangan masyarakat desa.

Page 6: LA-102

6

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gelombang I Tahun

Ajaran 2015 Kelompok 102 dilaksanakan di Desa Taman, Kecamatan Grujugan,

Kabupaten Bondowoso, serta fokus wilayah kerja KKN adalah Dusun Congkrong

Timur dan Pejagan. Pelaksanaan KKN Kelompok 102 dilaksanakan selama 45 hari,

terhitung mulai tanggal 5 Januari sampai 13 Februari 2015.

2.2 Khalayak dan Sasaran

Adapun khalayak sasaran dari program-program yang akan

diimplementasikan adalah masyarakat Dusun Congkrong Timur dan Pejagan pada

khususnya dan masyarakat Desa Taman pada umumnya. Kegiatan yang

dilakukan seiring dengan dibentuknya POSDAYA bertujuan untuk menginisiasi dan

memberikan contoh riil dan hasil atau virus positif kepada masyarakat akan hasil

yang akan diperoleh setelah terbentuknya POSDAYA. Berikut beberapa rincian

sasaran dari program yang akan direalisasikan, diantaranya:

1) Bidang Kesehatan

a. Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Sasaran dari

kegiatan ini adalah siswa-siswi Madrasah Ibtida’iyah dan para ibu.

b. Penyuluhan Demam Berdarah dan pembagian serbuk abate. Sasaran dari

kegiatan ini adalah seluruh warga.

c. Penyuluhan bahaya narkoba dan upaya preventif. Sasaran kegiatan ini

adalah siswa-siswi SMKN 1 GRUJUGAN.

2) Bidang Lingkungan

a. Penyuluhan Tanaman Obat Keluarga dan Potensinya. Sasaran dari

kegiatan ini adalah wanita tani di desa Taman.

b. Penanaman Tanaman Obat Keluarga. Sasaran dari kegiatan ini adalah

wanita tani di desa Taman.

3) Bidang Ekonomi

Pengolahan serbuk jamu instan dan pelatihan kerajinan bambu. Sasaran dari

Page 7: LA-102

7

kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang memiliki banyak waktu luang,

serta tidak menutup ruang bagi para pemuda ataupun bapak-bapak untuk ikut

berpartisipasi.

4) Bidang Pendidikan

Bimbingan belajar informal, serta training motivation. Sasaran dari kegiatan

ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasar/ MI agar mendapatkan tambahan

wawasan ataupun ilmu pengetahuan. Serta training motivation yang

bertujuan agar para pelajar dapat lebih giat dalam menjalani pendidikannya,

dan orang tua dapat memperbaiki kualitas pendidikan anaknya.

2.3 Jenis Kegiatan dan Metode

2.3.1 Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan yang dilakukan oleh kelompok KKN 102 adalah kegiatan yang

mencakup empat pilar MDGs, yaitu dibidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan

ekonomi, meliputi:

a. Pembentukan Posdaya

b. Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan Demam Berdarah

c. Bimbingan belajar informal, serta training motivation

d. Penyuluhan tentang tanaman obat keluarga dan potensinya

e. Pelatihan pembuatan jamu instan

f. Pelatihan kerajinan bambu

g. Penyuluhan bahaya narkoba dan upaya preventif

2.3.2 Metode

Metode yang digunakan oleh kelompok KKN 102 dalam pelaksanaan

program adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Formal

a) Observasi

Metode ini digunakan dengan cara menggali informasi secara langsung ke

beberapa warga Dusun Congkrong Timur dan Pejagan yang dianggap

mengetahui kondisi riil lingkungan yang ada di sekitarnya, seperti Kepala

Page 8: LA-102

8

Desa, Kepala Dusun, Rukun Warga, dan Rukun Tetangga serta tokoh

masyarakat ataupun tokoh agama.

b) Koordinasi

Metode ini digunakan dengan cara kerja sama yang meliputi; masyarakat

maupun dinas/ lembaga terkait sesuai dengan program yang telah

direncanakan. Tujuannya agar pelaksanaan program dapat berjalan secara

optimal.

c) Penyuluhan/Sosialisasi/Diskusi

Teknik ini digunakan untuk menyampaikan materi kegiatan yang ditujukan

kepada sasaran. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman

kepada masyarakat.

d) Aplikasi/Praktek

Teknik ini dilakukan untuk peserta penyuluhan maupun pelatihan yang telah

memperoleh materi. Tujuannya adalah agar mereka mengaplikasikan

pemahaman yang telah mereka peroleh saat penyuluhan atau pelatihan dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Pendekatan Informal

a) Pendekatan Individu

Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengunjungi rumah-rumah warga agar

mahasiswa dapat lebih dekat dengan masyarakat.

b) Pendekatan Kelompok

Pendekatan ini dilakukan dengan cara berkunjung pada kelompok-kelompok

yang ada di masyarakat. Misalnya, pada kelompok pengajian, remaja masjid,

para pemuda, dsb.

c) Partisipasi

Kegiatan partisipasi ini dilakukan dengan cara ikut andil pada kegiatan yang

dilakukan oleh masyarakat. Misalnya melalui pengajian yang

diselenggarakan oleh kelompok pengajian.

2.4 Kendala dan Pemecahan

Dalam pelaksanaan program KKN di Ds. Taman, terdapat beberapa kendala

dan pemecahannya, yaitu:

Page 9: LA-102

9

a. Pola pikir masyarakat, pada umumnya masyarakat masih terpengaruh oleh

budaya atau konsep KKN sebelumnya, yaitu menonjolkan kebutuhan fisik

(seperti: pembangunan batas jalan, adanya sumbangan materi, dan

pembangunan infrastukrut lainnya). Sehingga setiap kali muncul statement

dari warga selalu kami jelaskan bahwa kami KKN mengusung tema Pos

Pemberdayaan Keluarga dengan 4 pilar didalamnya, serta tanpa adanya

bantuan materi dari universitas.

b. Bahasa, mayoritas masyarakat yang kurang mampu dan pada usia lanjut

masih terbatah-batah dalam berkomunikasi bahasa Indonesia, akan tetapi

sangat lancar dalam berbahasa lokal yaitu madura. Sehingga sering kali

memanfaatkan beberapa teman mahasiswa dan warga yang memahami

bahasa Indonesia dan Madura, agar esensi dari pelaksanaan program dapat

tercapai.

c. Dana, merupakan kendala umum yang sering menghambat realisasi program.

Dalam masa KKN ini, Bondowoso secara umum dan di Desa Taman

khususnya belum terbentuk POSDAYA, sehingga kami menjadi pioner dalam

pembentukan dan pemfasilitasiannya. Hal tersebut membutuhkan cukup dana

agar pembentukan awal dapat berjalan dengan baik, mengingat kebutuhan

mahasiswa yang sangat komplek. Manajemen keuangan pada masing-masing

personil sangat diperlukan untuk mendukung tujuan bersama, seperti iuran/

pengadaan kas anggota KKN, yang pada akhirnya kebutuhan dari realisasi

program dapat tercapai.

d. Inisiatif, kendala ini masih menempel pada beberapa personil KKN, apabila

tetap dibiarkan maka akan membuat program yang direncanakan tidak

terealisasi. Sehingga setiap hari selalu dilakukan koordinasi/ briefing dan

evaluasi untuk mengembalikan semangat dan motivasi diri setiap anggota,

serta tercapainya target realisasi program.

Page 10: LA-102

10

2.5 Rencana Biaya dan Realisasi Biaya

2.5.1 Rencana Biaya

No. Keterangan Jumlah Harga Total + 15 %

Pembentukan Posdaya

1 banner 2x1 1 Rp 35,000 Rp 40,250 115%

2 ATK 1 Rp 100,000 Rp 115,000 115%

3 konsumsi 50 Rp 4,250 Rp 244,375 115%

4 transportasi 1 Rp 30,000 Rp 34,500 115%

5 viewer 1 Rp 50,000 Rp 57,500 115%

6 rokok 3 Rp 6,000 Rp 20,700 115%

7 foto dan figura 2 Rp 50,000 Rp 115,000 115%

8 vandel 4 Rp 40,000 Rp 184,000 115%

9 bendera balai desa 1 Rp 35,000 Rp 75,250 215%

10 perlengkapan 2 Rp 45,000 Rp 103,500 115%

Penyuluhan TOGA dan Potensinya

1 print out materi 4 Rp 5,000 Rp 23,000 115%

2 pembelian polybag 1 Rp 35,000 Rp 40,250 115%

Penyuluhan PHBS

1 print out materi 4 Rp 5,000 Rp 23,000 115%

Penyuluhan Narkoba

1 print out materi 4 Rp 5,000 Rp 23,000 115%

Page 11: LA-102

11

2.5.2 Realisasi Biaya

No. Keterangan Jumlah Harga Total

Pembentukan Posdaya

1 banner 2x1 4 Rp 35,000 Rp 140,000

2 ATK 1 Rp 100,000 Rp 100,000

3 konsumsi 70 Rp 4,250 Rp 297,500

4 transportasi 1 Rp 50,000 Rp 50,000

5 viewer 1 Rp 50,000 Rp 50,000

6 rokok 5 Rp 6,000 Rp 30,000

7 foto dan figura 2 Rp 50,000 Rp 100,000

8 vandel 4 Rp 40,000 Rp 160,000

9 bendera balai desa 1 Rp 35,000 Rp 35,000

10 perlengkapan 2 Rp 45,000 Rp 90,000

Penyuluhan TOGA dan Potensinya

1 print out materi 4 Rp 5,000 Rp 20,000

2 pupuk organik 1 Rp 20,000 Rp 20,000

3 pembelian polybag 1 Rp 35,000 Rp 35,000

Pelatihan Jamu Instan

1 gula pasir 1 Rp 10,000 Rp 10,000

2 temulawak 1 Rp 5,000 Rp 5,000

Penyuluhan PHBS dan Demam Berdarah

1 print out materi 10 Rp 5,000 Rp 50,000

Bimbingan Informal dan Training Motivation

Page 12: LA-102

12

BAB III

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembentukan Posdaya

Pembentukan POSDAYA merupakan kegiatan utama yang dilakukan dalam

kuliah kerja nyata di Desa Taman Kecamatan Grujugan Kab. Bondowoso.

Pembentukan POSDAYA diawali dengan observasi yang dilakukan fokus pada 2

dusun yaitu dusun Congkrong Timur dan Pejagan, serta mensosialisasikan

POSDAYA dengan 4 pilar didalamnya meliputi bidang (pendidikan, kesehatan,

ekonomi, dan lingkungan). Pembentukan POSDAYA disepakati saat Mini

Lokakarya pada :

Hari, Tanggal : Jum’at, 16 Januari 2015

Waktu : 08.00 WIB – 10.00 WIB

Tempat : Pendopo Balai Desa Taman

Sasaran : Perangkat Desa, Warga Dusun Congkrong Timur dan

Pejagan

Jumlah Peserta : 20 orang

Penanggungjawab : M. Noufal Abdillah (Koordinator Desa)

Metode : Sosialisasi, Diskusi dan Musyawarah

Mini Lokakarya dilaksanakan dengan memaparkan hasil observasi selama

kurang lebih 1 minggu di Desa Taman dan fokus pada 2 Dusun yaitu Pejagan dan

Congkrong Timur. Setelah itu mensosialisasikan POSDAYA secara komprehensif

yang mencakup 4 pilar (pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan) agar

warga memiliki pemahaman yang lebih mendalam. Kemudian dilakukan sesi diskusi

dan musyawarah, dimana saat sesi tersebut dibuka para peserta sangat antusias yang

terlihat dari banyaknya pertanyaan, pendapat atau usulan, dan saran yang diajukan.

Setelah melalui diskusi atau musyawarah yang kondusif akhirnya warga atau peserta

menyepakati untuk dibentuknya POSDAYA (pos pemberdayaan keluarga).

Setelah disepakati untuk dibentuknya 2 POSDAYA di dusun Congkrong

Timur dan Pejagan Desa Taman dilakukan pembentukan kepengurusan untuk

masing-masing POSDAYA, pembentukan kepengurusan dilakukan pada :

Hari, Tanggal : Sabtu, 24 Januari 2015

Page 13: LA-102

13

Waktu : 09.00-12.00 WIB

Tempat : Rumah Ibu Budi Wartini Dsn. Congkrong Barat Ds.

Taman

Sasaran : Perangkat Desa, Kader Kesehatan dan Pembangunan,

Warga Dusun Congkrong Timur dan Pejagan

Jumlah Peserta : 20 orang

Penanggungjawab : M. Noufal Abdillah (Koordinator Desa)

Metode : Diskusi dan Musyawarah

Hasil pertemuan tersebut disepakati untuk masing-masing POSDAYA,

sebagai berikut:

POSDAYA Dsn. Congkrong Timur yaitu COKRO TIMANGU (Congkrong Timur

Maju dan Unggul), dengan susunan pengurus sebagai berikut:

Ketua : Fathorrosi

Wakil Ketua : Sofyan

Sekretaris : Bambang

Bendahara : Sugaesih

Seksi Bidang :

Lingkungan : Sugoto (Koordinator)

Bambang Witarto

Arsihat

Pendidikan : Hosaimah (Koordinator)

Budhi Abas

Kuryana

Ekonomi : Ririn (Koordinator)

Muhammad Hatib

Abdullah

Kesehatan : Siti Rahma (Koordinator)

Muhammad Basir

Imam R

Page 14: LA-102

14

Sekretariat POSDAYA : Rumah Bu Siti Rahma RT. 19/ RW. 02, Dsn. Congkrong

Timur, Ds. Taman, Kec. Grujugan, Kab. Bondowoso

POSDAYA Dsn. Pejagan yaitu PANDU ULUNG (Pejagan Dusun Unggul Luhur dan

Tangguh), dengan susunan pengurus sebagai berikut:

Ketua : Mukaddas

Wakil Ketua : Sujoso

Sekretaris : Rusdi

Bendahara : Mariam

Seksi Bidang :

Lingkungan : Soekarno (Koordinator)

Dawi

Juri

Pendidikan : Ernawati (Koordinator)

Sunaryo

Mistari

Ekonomi : Hj. Abd. Rozak (Koordinator)

Abdul Mutholip

Bahram

Kesehatan : Faidatul Hasanah (Koordinator)

Hermanto

Sawir

Sekretariat POSDAYA : Rumah Bpk. Rusdi (PAUD), RT. 47/ RW. 06, Dsn.

Pejagan, Ds. Taman, Kec. Grujugan, Kab. Bondowoso

3.2 Bidang Kesehatan

3.2.1 Penyuluhan Penyakit Demam Berdarah

Forum Pengajian Ibu-ibu di Dusun Congkrong Barat

Tanggal : 21 Januari 2015

Jam : 16.00 – 17.00 WIB

Tempat : Dusun Congkrong Barat

Page 15: LA-102

15

Sasaran : Ibu-ibu anggota pengajian

Jumlah Peserta : 30

Penanggung Jawab : Oktavia Catur Xenograf

Forum Pengajian Ibu-ibu di Dusun Pejagan

Tanggal : 28 Januari 2015

Jam : 19.00 – 21.00 WIB

Tempat : Dusun Pejagan

Sasaran : Ibu-ibu anggota pengajian

Jumlah Peserta : 20

Penanggung Jawab : Siti Robi’ah

Forum Pengajian Bapak-bapak di Dusun Congkong Timur

Tanggal : 28 Januari 2015

Jam : 20.00 – 21.30 WIB

Tempat : Dusun Congkrong Timur

Sasaran : Bapak-bapak anggota pengajian

Jumlah Peserta : 25

Penanggung Jawab : Mohammad Noufal Abdillah

Kegiatan penyuluhan mengenai penyakit Demam Berdarah bertujuan untuk

memberikan beberapa informasi kepada masyarakat Desa Taman khususnya di

Dusun Congkrong Timur, Congkrong Barat, dan Pejagan mengenai penyakit Demam

Berdarah. Materi yang disampaikan dalam penyuluhan tersebut diantaranya yaitu

pengertian penyakit Demam Berdarah, gejala-gejala penyakit Demam Berdarah, dan

cara pencegahannya.

Penyuluhan tersebut diadakan karena ada beberapa masyarakat di Desa

Taman yang terkena penyakit Demam Berdarah disebabkan kurangnya pengetahuan

masyarakat mengenai gejala-gejala dan pencegahan penyakit Demam Berdarah.

Sehingga terdapat seorang warga Desa Taman yang meninggal dunia karena

penyakit tersebut. Oleh karena itu penyuluhan Demam Berdarah perlu dilakukan di

Desa Taman.

Penyuluhan dilakukan di forum pengajian karena pada forum tersebutlah

masyarakat biasanya berkumpul. Sehingga diharapkan informasi yang diberikan bisa

Page 16: LA-102

16

tersampaikan secara merata. Kegiatan penyuluhan berjalan lancar, dikarenakan

antusias dari masyarakat di forum pengajian yang ingin mengetahui lebih dalam

mengenai penyakit Demam Berdarah.

3.2.2 Penyuluhan Cuci Tangan yang Baik dan Benar

MI Nurul Jadid di Dusun Pejagan

Tanggal : 21 Januari 2015

Jam : 15.00 – 16.30 WIB

Tempat : MI Nurul Jadid di Dusun Pejagan

Sasaran : Murid-murid di MI Nurul Jadid

Jumlah Peserta : 15

Penanggung Jawab : Oktavia Catur Xenograf

PAUD Az-Zahra di Dusun Congkrong Timur

Tanggal : 10 Februari 2015

Jam : 15.00 – 16.30 WIB

Tempat : PAUD Az-Zahra di Dusun Congkrong Timur

Sasaran : Murid-murid di Dusun Congkrong Timur

Jumlah Peserta : 15

Penanggung Jawab : Malikah Hidayati

Kegiatan penyuluhan cuci tangan yang kami berikan pada anak usia dini di

MI dan PAUD Desa Taman bertujuan agar anak-anak mengerti cara mencuci tangan

yang baik dan benar. Sehingga diharapkan anak-anak di Desa Taman dapat

mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat sejak usia dini. Penyuluhan dilakukan

karena anak-anak usia dini masih belum mengetahui bagaimana cara mencuci tangan

yang baik dan benar.

Kegiatan penyuluhan berjalan lancar karena murid-murid di MI dan PAUD

sangat antusias saat belajar dan mempraktekkannya secara langsung. Kami juga

memberikan kuis berhadiah seputar bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan

benar. Sehingga murid-murid semakin antusias dan senang selama penyuluhan

berlangsung.

Page 17: LA-102

17

3.2.3 Penyuluhan Anti Narkoba

Tanggal :5,6,7 Februari 2015

Jam :08.00 – 09.30 WIB

Tempat :SMKN 1 Grujugan Bondowoso

Sasaran :Murid-murid Kelas 1(A,B,C) di SMKN 1 Grujugan

Bondowoso

Jumlah Peserta :40

Penanggung Jawab : Ahmad Faisol, Dyah Kusumaningtyas, dan Oktavia C.

Xenograf

Kegiatan penyuluhan anti narkoba bertujuan agar murid-murid di SMKN 1

Grujugan mengetahui bagaimana dampak negatif narkoba. Sehingga diharapkan

murid-murid di SMKN 1 Grujugan dapat mengenal dan menjauhi bahaya narkoba.

Penyuluhan dilakukan karena banyaknya generasi muda yang menggunakan narkoba

sehingga dapat merusak moral generasi penerus bangsa.

Kegiatan penyuluhan berjalan lancar karena murid-murid di SMKN 1

Grujugan sangat antusias terhadap penyuluhan yang telah dilakukan, hal ini

ditunjukkan dengan banyaknya murid-murid yang ingin bertanya dan ingin mengenal

narkoba secara lebih jauh agar tidak terjerumus ke dalam dunia narkoba yang bisa

mengahncurkan masa depan mereka.

3.2.4 Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

MI Nurul Jadid di Dusun Pejagan

Tanggal : 09 Januari 2015

Jam : 15.00 – 16.30 WIB

Tempat : MI Nurul Jadid di Dusun Pejagan

Sasaran : Murid-murid di MI Nurul Jadid

Jumlah Peserta : 15

Penanggung Jawab : Oktavia Catur Xenograf

PAUD Az-Zahra di Dusun Congkrong Timur

Tanggal : 10 Januari 2015

Jam : 15.00 – 16.30 WIB

Page 18: LA-102

18

Tempat : PAUD Az-Zahra di Dusun Congkrong Timur

Sasaran : Murid-murid dan ibu-ibu di Dusun Congkrong Timur

Jumlah Peserta : 15

Penanggung Jawab : Mohammad Noufal Abdillah

Kegiatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang kami berikan pada

anak usia dini di MI dan PAUD Desa Taman bertujuan agar anak-anak mengerti

bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga diharapkan anak-anak di Desa

Taman dapat mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat sejak usia dini.

Penyuluhan dilakukan karena anak-anak usia dini masih belum mengetahui

bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu penyuluhan PHBS ini juga

diberikan kepada ibu-ibu yangtergabung ke dalam forum bunda.

Kegiatan penyuluhan berjalan lancar karena murid-murid di MI dan PAUD

sangat antusias saat penyuluhan dilaksanakan. Kami juga memberikan kuis

berhadiah seputar bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga murid-murid

semakin antusias dan senang selama penyuluhan berlangsung.

3.2.5 Membantu Pelayanan Posyandu

Tanggal : 20 Januari 2015

Jam : 08.00 – 12.00 WIB

Tempat : POSYANDU Aster, Dusun Pejagan

Sasaran : Murid-murid di MI Nurul Jadid

Jumlah Peserta : 50

Penanggung Jawab : Oktavia Catur Xenograf

Kegiatan membantu posyandu bertujuan untuk melakukan penggalian

informasi terkait kesehatan ibu hamil dan anak. Dan juga untuk meilai tingkat

pengetahuan dari ibu baik terhadap gizi anak, imunisasi, kesehatan, dan

perkembangan anak. Kegiatan diselingi dengan membantu pelayanan baik berupa

kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar

lengan ibu hamil, dan pencatatan. Beberapa informasi yang telah didapatkan

menjadikan dasar pemilihan materi yang disampaikan untuk peyuluhan kesehatan.

Page 19: LA-102

19

3.2.6 Pendampingan Fogging dan Pembagian Bubuk Abate

Pendampingan Fogging

Tanggal : 04 Februarai 2015

Jam : 08.00 – 12.00 WIB

Tempat : Dusun Congkrong Barat

Sasaran : Warga Dusun Congkrong Barat

Penanggung Jawab : Oktavia Catur Xenograf

Pembagian Bubuk Abate

Tanggal : 08 Februarai 2015

Jam : 13.00 – 17.00 WIB

Tempat : Dusun Pejagan

Sasaran : Warga Dusun Pejagan

Penanggung Jawab : Mohammad Noufal Abdillah

Kegiatan pendampingan fogging dan pembagian bubuk abate bertujuan untuk

memberantas nyamuk Aides aegypti pada daerah sekitar rumah warga yang terserang

penyakit Demam Berdarah serta untuk membunuh jentik-jentik. Sama seperti

penyuluhan Demam Berdarah, fogging dan pembagian bubuk abate bertujuan karena

terdapat warga di Desa Taman yang terserang penyakit Demam Berdarah. Maka dari

itu kegiatan ini perlu untuk dilakukan.

Pendampingan fogging dan pembagian bubuk abate dilakukan di Dusun

Karang Katak dan Dusun Congkrong barat. Saat pendampingan fogging dan

pembagian bubuk abate warga terlihat senang, karena mereka merasa membutuhkan

untuk membunuh jentik-jentik serta nyamuk Aides aegypti. Sehingga program

tersebut berjalan lancar seperti yang direncanakan.

3.3 Bidang Pendidikan

3.3.1 Bimbingan Belajar Informal dan Training Motivation

Program tambahan belajar diberikan untuk siswa-siswi Sekolah Dasar berupa

kelompok belajar yang dilaksanakan oleh peserta KKN kelompok 102 yang

bertempat di MI Nurul Jadid Dsn. Pejagan dan PAUD Az-Zahra Dsn. Congkrong

Timur, Desa Taman, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso.

Page 20: LA-102

20

Bimbingan Belajar di MI Nurul Jadid

Tanggal : 12,19,20,26,27 Januari & 2,3,9,10 Februari 2015

Jam : 15.00 – 17.00 WIB

Tempat : MI Nurul Jadid Dsn. Pejagan

Sasaran : Siswa-siswi SD/MI

Jumlah Peserta : 15

Penanggung Jawab : Agam Ilman Vauqy

Bimbingan Belajar di PAUD Az-Zahra

Tanggal : 27,28 Januari & 3,4,10,11 Februari 2015

Jam : 15.00 – 17.00 WIB

Tempat : PAUD Az-Zahra Dsn. Congkrong Timur

Sasaran : Siswa-siswi SD/MI

Jumlah Peserta : 10

Penanggung Jawab : Dedy Ardhita Wijaya

Tujuan dari kegiatan ini adalah membantu para pengajar SD/MI untuk

memberikan pembelajaran tambahan di luar jam pelajaran dengan cara yang

menyenangkan, meningkatkan pengetahuan para siswa dan meningkatkan variansi

metode pembelajaran.

Mata pelajaran yang diajarkan meliputi Matematika, Bahasa Indonesia,

Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, IPA, IPS, Bahasa Inggris

dan Bahasa Arab. Metode yang kami gunakan yaitu dengan pendekatan personal.

Metode pembelajaran yang selanjutnya merupakan membuat soal-soal untuk menguji

apakah siswa-siswi yang diajar paham dan mengerti terhadap pembelajaran yang ada.

Serta penanaman motivasi disela-sela pengajaran, agar para peserta lebih percaya diri

dan bertanggung jawab dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di

kehidupan sehari-hari

3.3.2 Pendampingan Pemberantasan Buta Aksara

Tanggal : 16,17,23,24,30,31 Januari & 6,7 Februari 2015

Jam : 13.00 – 15.00 WIB

Tempat : Dusun Pasnan (Rumah Ibu Siti Astura)

Sasaran : Warga usia lanjut

Page 21: LA-102

21

Jumlah Peserta : 15

Penanggung Jawab : Siti Robi’ah

Proses mengajar ini mengacu pada kegiatan baca tulis hitung. Kendala dalam

kegiatan ini adalah pada komunikasi dan bahasa karena memang hampir seluruh

peserta dalam pemberantasan buta aksara ini sudah berusia lanjut. Selain itu juga

kendala yang sempat dialami oleh mahasiswa KKN kelompok 102 adalah peserta

yang cenderung bersifat egois dikarenakan faktor usia.

3.4 Bidang Lingkungan

3.4.1 Penanaman Tanaman Obat Keluarga

Waktu : Kamis, 5 Februari 2015

Tempat : Pekarangan Rumah Bu Madhur

Sasaran : Wanita tani Desa Taman

Penanggung Jawab : Bagus Wahyu Sutrisno dan Dyah Kusumaningtyas

Metode : Penyuluhan dan praktek penanaman TOGA dengan

polybag

Pengumpulan tanaman obat keluarga (Toga) dilakukan dengan membeli bibit

kepada salah satu petani. Komoditas bibit yang akan dibudidayakan antara lain jahe

merah, kunyit, temulawak, kunci dan kencur. Penanaman dilakukan di lahan kosong

milik salah satu warga Desa Taman yang nantinya diharapkan menjadi lahan

percontohan untuk menanam Toga di desa Taman. Diharapkan nantinya hasil dari

tanaman tersebut dapat dikonsumsi sendiri dan dapat juga dijual kepada salah satu

pengusaha jamu di Desa Taman yaitu bapak Abdul Razak yang membutuhkan bahan

baku Toga ini untuk industri jamunya. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan

program ini, sebagai berikut:

a. Persiapan

Untuk persiapan dari penanaman tanaman obat keluarga kami melakukan

survei mengenai cara penanaman jahe merah terlebih dahulu ke Bapak Agus

Rudi yang berada di daerah Tenggarang. Pekerjaan utama Bapak Agus Rudi

ini adalah polisi Brimob. Namun selain menjadi anggota Brimob Bapak Agus

memiliki usaha Sampingan yaitu sebagai pengusaha jahe merah sehingga

Page 22: LA-102

22

pengetahuan dan pengalaman Bapak Agus mengenai budidaya jahe merah

sudah tidak diragukan lagi. Dalam menjalankan usahanya bapak Agus bekerja

sama dengan salah satu dosen Fakultas Teknik Pertanian dari Universitas

Gajah Mada (UGM). Kemudian melanjutkan survei ke Dinas Pertanian

Kabupaten Bondowoso dan Badan Penyuluhan Pertanian di desa Taman yang

berada di dusun Congkrong untuk survei mengenai cara penanaman Toga

jenis lainnya yaitu temulawak, kencur, kunci, dan kunyit yang sesuai dengan

kondisi lapangan Desa Taman.

b. Pengadaan bibit buah

Pengadaan bibit buah dilakukan untuk pemanfaatan lahan kosong. Selain itu

pengadaan bibit tanaman obat keluarga dengan meminta bantuan kepada

salah satu petani. Bibit dan buah tanaman yang kami peroleh adalah jahe

merah, kunyit, temulawak, kunci dan kencur.

c. Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di pekarangan Ibu Madhur, salah satu

rumah warga desa Taman dengan mengundang wanita tani Desa Taman.

Materi yang disampaikan antara lain macam-macam tanaman obat keluarga,

khasiat tanaman obat keluarga, pengobatan sederhana dengan pemanfaatan

tanaman obat keluarga. Penyuluhan berjalan dengan lancar, hal ini dapat

dilihat dari antusias wanita tani.

d. Praktek Penanaman

Untuk bahan-bahan kami persiapkan sendiri sedangkan untuk alat-alat bantu

kami mendapat bantuan dari warga. Dalam kegiatan ini kami menjelaskan

sekaligus praktek langsung penanaman tanaman obat keluarga, pembuatan

komposisi media tanah untuk tanaman yang sesuai dengan tempat atau

polybag dan cara penanaman serta perawatan tanaman obat keluarga.

Kegiatan ini berlangsung lancar dengan antusiasnya wanita tani yang

berpartisipasi dalam pembuatan media tanah serta cara penanaman tanaman. Setelah

kegiatan selesai kami membagikan beberapa bibit dan polybag untuk warga yang

nantinya akan ditanam oleh warga sendiri. Dan sesuai dengan program kerja juga

nantinya hasil dari tanaman TOGA bisa dijual kepada Bapak Abdul Razak

pengusaha jamu yang ada di Desa Taman.

Page 23: LA-102

23

3.5 Bidang Ekonomi / Kewirausahaan

3.5.1 Penyuluhan dan Praktek Pembuatan Jamu Instan

Penyuluhan dan Praktek Pembuatan Jamu Instan kali pertama dilakukan pada :

Tanggal : 6 Februari 2015

Tempat : Dsn. Congkrong Timur

Sasaran : Ibu rumah tangga

Penanggung jawab : Olivia Meirani R

Jumlah Peserta : 10 orang

Metode : Penyuluhan dan Praktek pembuatan jamu instan

Penyuluhan dan praktek pembuatan jamu instan ini dilakukan di salah satu

rumah warga. Di Dsn. Congkrong Timur yaitu Ibu Siti Rahma pada pukul 14.00

WIB. Jumlah peserta pada kegiatan ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari ibu

rumah tangga. Jamu instan yang dibuat adalah jamu temulawak. Bahan – bahan yang

digunakan dalam pembuatan jamu instan adalah temulawak dan gula pasir. Sebelum

melakukan praktek kami mengadakan penyuluhan tentang proses pembuatan dan

potensi dari jamu instan. Kami memilih jamu instan sebagai salah satu produk yang

dapat dikembangkan, karena merupakan potensi lokal yang perlu dikembangkan baik

dari sisi pemasaran maupun kemasannya. Potensi dari jamu lokal cukup baik di Desa

Taman namun masih terkendala dari ketersediaan bahan baku dan kurangnya

pemahaman masyarakat Desa Taman akan nilai jual dari jamu instan.

Proses pembuatan jamu instan temulawak, dalam praktek yang dilakukan

kami memproduksi 1 Kg temulawak. proses pembuatan jamu instan temulawak

mencakup proses pencucian, pemrutan, pemerasan ekstrak temulawak, penkristalan,

pengayakan dan pengemassan. Proses pencucian bertujuan untuk menghilangkan

kotoran-kotoran yang terdapat pada temulawak. kemudian dilanjutkan dengan proses

pemarutan, tujuan dari proses ini adalah untuk mempermudah dalam proses

pemerassan. Selanjutnya proses pemerasan dilakukan untuk mengambil ekstrak dari

temulawak. Setelah didapatkan ekstrak temulawak kemudian dilakukan proses

pengkristalan. Proses pengkristalan dilakukan dengan cara menambah gula pasir

sebanyak ± ½ Kg selama ± 1 jam hingga membentuk kristal. Setelah jamu

membentuk kristal kemudian jamu instan diayak untuk mendapatkan serbuk jamu

Page 24: LA-102

24

yang lebih halus. Proses terakhir yaitu pengemasan, kemasan yang digunakan yaitu

plaktik klip yang telah diberi label. Dimana label yang digunakan merupakan hasil

desain dari kelompok KKN 102. Diharapkan setelah dilaksanakan penyuluhan dan

praktek pembuatan jamu instan ini anggota maupun warga dapat meningkatkan

pendapatannya.

Penyuluhan dan Praktek Pembuatan Jamu Instan kali kedua dilakukan pada :

Tanggal : 8 Februari 2015

Tempat : Dsn. Pejagan

Sasaran : Ibu rumah tangga

Penanggung jawab : Olivia Meirani R

Jumlah Peserta : 10 orang

Metode : Penyuluhan dan Praktek pembuatan jamu instan

Penyuluhan dan praktek pembuatan jamu instan ini dilakukan di salah satu

rumah warga. Di Dsn. Pejagan yaitu Ibu Abdul Rozak pada pukul 10.00 WIB.

Jumlah peserta pada kegiatan ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari ibu rumah

tangga. Jamu instan yang dibuat adalah jamu kunci sirih. Bahan – bahan yang

digunakan dalam pembuatan jamu instan adalah kunci, sirih, pinang dan gula pasir.

Sebelum melakukan praktek kami mengadakan penyuluhan tentang proses

pembuatan dan potensi dari jamu instan. Kami memilih jamu instan sebagai salah

satu produk yang dapat dikembangkan, karena merupakan potensi lokal yang perlu

dikembangkan baik dari sisi pemasaran maupun kemasannya. Potensi dari jamu lokal

cukup baik di Desa Taman namun masih terkendala dari ketersediaan bahan baku

dan kurangnya pemahaman masyarakat Desa Taman akan nilai jual dari jamu instan.

Proses pembuatan jamu instan kunci sirih, dalam praktek yang dilakukan

kami memproduksi ½ Kg kunci, 20 buah pinang muda dan 3 ikat sirih tua. Proses

pembuatan jamu instan kunci sirih mencakup proses pencucian, penumbukan,

pemerasan ekstrak kunci sirih, pengkristalan, pengayakan dan pengemasan. Proses

pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran – kotoran yang terdapat pada

kunci, sirih dan pinang. Kemudian dilanjutkan dengan proses penumbukan, tujuan

dari proses ini adalah untuk mempermudah dalam proses pemerassan. Selanjutnya

proses pemerasan dilakukan untuk mengambil ekstrak dari kunci, sirih dan pinang.

Pada proses pemerasan dilakukan penambahan air ± 400 ml, proses pemerassan

Page 25: LA-102

25

dilakukan sebanyak 2 kali. Setelah didapatkan ekstrak jamu kemudian dilakukan

proses pengkristalan. Proses pengkristalan dilakukan dengan cara menambah gula

pasir sebanyak ± 1 Kg kemudian dimasak hingga membentuk kristal. Proses

pengkristalan memakan waktu ± 1 jam. Setelah jamu membentuk kristal kemudian

jamu instan diayak untuk mendapatkan serbuk jamu yang lebih halus. Proses terakhir

yaitu pengemasan, kemasan yang digunakan yaitu plaktik klip yang telah diberi

label. Dimana label yang digunakan merupakan hasil desain dari kelompok KKN

102. Diharapkan setelah dilaksanakan penyuluhan dan praktek pembuatan jamu

instan ini anggota maupun warga dapat meningkatkan pendapatannya.

Untuk pengembangan usaha jamu instan bu Hj Rajak, kami telah

membuatkan kemasan/ label agar penjualan lebih menarik hati konsumen, selain itu

memberikan informasi dan rekomendasi agar mengajukan alat pengkristalan yang

lebih canggih kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

3.5.2 Pelatihan Kerajinan Bambu

Praktek Pembuatan Kerajinan Bambu

Tanggal : 6 – 7 Februari 2015

Tempat : Dsn. Pasnan

Sasaran : Mahasiswa KKN

Penanggung jawab : Ahmad Faisol

Jumlah Peserta : 10 orang

Metode : Praktek pembuatan kerajinan bambu

Pembuatan kerajinan bambu ini dilakukan di rumah pengrajin bambu di Desa

Taman. Pembuatan kerajinan bambu dilakukan oleh mahasiswa KKN dan

didampingi oleh Pak Nursalim pengrajin bambu di Desa Taman. Kerajinan bambu

yang di buat diantaranya tempat pensil, tempat tisu, piring pincuk dan vas bunga.

Alat dan bahan yang digunakan antara lain bambu, lem kayu, lem castol, gunting,

pisau, parang, dan pewarna tekstil. Proses pembuatan kerajinan bambu meliputi

penyesetan bambu menjadi kulit bambu, pewarnaan, penganyaman dan penyesuaian

bentuk, dan penghiasan. Hasil dari kerajinan bambu kemudian di sosialisasikan

kepada forum bunda yang terdapat di Desa Taman. Proses pembuatan kerajinan ini

tidak mengalami kendala khusus akan tetapi memerlukan kesabaran dan ketelitian.

Page 26: LA-102

26

Penyuluhan Pembuatan Kerajinan Bambu

Tanggal : 10 Februari 2015

Tempat : PAUD Az-Zahra, Dsn. Congkrong Timur Desa Taman

Sasaran : Forum Bunda

Penanggung jawab : Ahmad Faisol

Jumlah Peserta : 25 orang

Metode : Penyuluhan pembuatan kerajinan bambu

Penyuluhan dilakukan pada forum bunda untuk mengoptimalkan waktu para

bunda yang mendampingi anaknya sekolah. Selain itu juga untuk menambah

kreativitas dari para ibu-ibu agar dapat menjadi tambahan penghasilan. Karena

kerajinan bambu ini memiliki nilai jual yang cukup baik. Penyuluhan ini dilakukan

dengan cara memaparkan proses produksi kerajinan bambu yang meliputi penyesetan

bambu menjadi kulit bambu, pewarnaan, penganyaman dan penyesuaian bentuk, dan

penghiasan. Hasil dari kerajinan bambu kemudian di sosialisasikan kepada forum

bunda yang terdapat di Desa Taman. Proses pembuatan kerajinan ini tidak

mengalami kendala khusus akan tetapi memerlukan kesabaran dan ketelitian.

Peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan ini terlihat sangat antusias. Hal

ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Setelah dilakukan penyuluhan

ini kami memberikan referensi kepada ibu-ibu yang berminat untuk praktek secara

langsung di rumah Bapak Nursalim. Hasil yang diharapkan dari penyuluhan ini

adalah menambah kreativitas dari para ibu agar mendapatkan tambahan penghasilan.

Selain itu usaha yang telah dijalankan oleh Bapak Nursalim juga dapat berkembang

seiring dengan bertambahnya minat warga untuk belajar dan bekerjasama.

Page 27: LA-102

27

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada bidang kesehatan telah dilakukan beberapa kegiatan diantaranya

penyuluhan penyakit demam berdarah, penyuluhan mengenai cuci tangan yang baik

dan benar, penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan

penyuluhan anti narkoba. Selain itu di bidang kesehatan juga dilakukan

pendampingan kegiatan posyandu dan penyemprotan voging. Warga desa Taman

sangat berantusias terhadap kegiatan yang dilakukan. Sehingga semua kegiatan dapat

berhasil terlaksana dengan baik dan lancar.

Secara umum masyarakat Desa Taman mulai sadar akan pentingnya

pendidikan, hal ini dibuktikan semakin meningkatnya jumlah anak sekolah dan

berkurangnya jumlah anak tidak sekolah. Akan tetapi pembelajaran yang dilakukan

di sekolah masih terasa instan, ini terlihat saat bimbingan informal beberapa murid

belum menguasai teknik dasar menghitung, sehingga sangat diperlukan dukungan

dari semua pihak agar siswa ataupun guru dapat menghargai proses pembelajaran

yang sebenarnya, juga mata pelajaran bahasa inggris perlu dimasukan dalam

kurikulum hingga tamatan sekolah. Siswa yang mengikuti kelompok belajar mulai

awal hingga selesainya masa tugas KKN sangat antusias dalam mengikuti proses.

Bimbingan belajar informal juga efektif dalam mendukung peningkatan wawasan

siswa. Sehingga diharapkan dapat mendukung pergaulan anak diera modernisasi,

sehingga mampu bersaing secara kompetitif dan sehat.

Masyarakat desa Taman mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan

banyak yang telah mengetahui cara budidaya tanaman TOGA khususnya untuk

sasaran utama penyuluhan bidang lingkungan yaitu para ibu-ibu atau wanita tani.

Namun mereka belum mengerti secara pasti dan teoritis mengenai cara budidaya

yang benar. Misalnya media yang seharusnya digunakan, perbandingan media yang

baik dan sesuai untuk budidaya tanaman, kemudian cara perawatan, dan

pemanenannya. Ilmu yang diterapkan adalah ilmu lapangan karena mereka sebagian

besar bermata pencahariannsebagai petani. Ketika diadakan penyuluhan antusiasme

ibu-ibu sangat positif terhadap materi yang akan disampaikan. Hal ini dapat dilihat

Page 28: LA-102

28

dari banyaknya ibu-ibu yang meluangkan waktunya untuk hadir pada penyuluhan.

Saat diadakan praktek menanampun ibu-ibu tidak pasif, mereka ikut berpartisipasi

aktif menanam pada polibag dan ikut menyiapkan media yang digunakan pada

polibag.

Pada bidang ekonomi, permasalahan perekonomian masyarakat Desa Taman

terletak pada tingkat kreatifitas yang masih rendah, dan kesadaran akan potensi yang

terdapat di desa. Dengan adanya penyuluhan dan praktek jamu instan, penyuluhan

kerajinan bambu diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan

kesejahteraannya. Respon masyarakat Desa Taman terhadap kegiatan yang dilakukan

cukup baik, terlihat dari perhatian dan antusiasme masyarakat terhadap materi dan

kegiatan yang dilakukan.

Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ilmu lebih berarti daripada materi, ini

untuk merubah mindset masyarakat agar lebih menghargai sumberdaya intelektual.

POSDAYA dengan 4 pilarnya memiliki keunggulan luar biasa, jika direalisasikan

secara terintegrasi, dapat meningkatkan indek pembangunan manusia khususnya

masyarakat desa.

4.1 Saran

Berdasarkan realita yang ditemui selama KKN di Ds. Taman, ada beberapa

saran atau rekomendasi yang diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan

kualitas desa, lembaga pemberdayaan kepada masyarakat UNEJ, Mahasiswa

pelaksana KKN selanjutnya, dan Pemerintah, sebagai berikut:

a. Masyarakat desa. Diharapkan lebih proaktif dalam kegiatan pemberdayaan/

sosial yang imbasnya akan diperoleh sendiri dan mulai terbuka dengan

berbagai permasalahan dan potensi yang terdapat di desanya, dengan

dibentuknya POSDAYA di Dsn. Congkrong Timur dan Pejagan diharapkan

dapat menjadi senjata dalam peningkatan kualitas masyarakat diberbagai

bidang.

b.Lembaga pemberdayaan kepada masyarakat UNEJ. Dapat mereduksi kesalahan

teknis administrasi (contoh: kesalahan pemasangan logo pemerintah

kabupaten pada sertifikat POSDAYA) dan memberikan kejelasan informasi

mulai dari pembekalan dan saat mahasiswa terjun dilapangan, agar tidak

Page 29: LA-102

29

berimbas pada pelaksanaan program yang telah direncanakan oleh

mahasiswa.

c. Mahasiswa pelaksana KKN selanjutnya. Menginisiasi masyarakat untuk

bergerak mengikuti program yang telah direncanakan lebih mudah daripada

menginisiasi diri sendiri untuk merealisasikan program. Selalu lakukan

briefing sebelum acara, tingkatkan koordinasi atau silaturahmi dengan

berbagai pihak, dan evaluasi setiap hari, agar berbagai persoalan dapat segera

ditemukan solusinya.

d.Pemerintah. Membentuk suatu lembaga dengan disahkan coretan hitam diatas

putih hanyalah kegiatan ceremonial. Pemerintah diberbagai jajarannya akan

lebih bermanfaat dan dihargai oleh rakyat ketika suara didengar dan segera

mencari jalan keluarnya. Diharapkan juga pemerintah dapat mendukung dan

mengontrol secara kontinue pelaksanaan program POSDAYA yang telah

terbentuk di Dsn. Congkrong Timur dan Pejagan Ds. Taman.

Page 30: LA-102

30

DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Desa Taman. 2014. Daftar Isian Data Dasar Profil Desa Taman

Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso Tahun 2014.