l a m p i r a n - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30895/10/ni wayan_lampiran.pdf · :...

30
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI L A M P I R A N

Upload: lykien

Post on 18-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

L A M P I R A N

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

Lampiran 1. Transkrip Wawancara Informan

Transkrip Wawancara Informan 1

Hari/Tangal : 28 September 2015

Waktu : 15.00 WIB

Lokasi : Sawah

Keterangan

P : Peneliti

I1 : Informan Penelitian 1

P: Om Swastyastu pak.

I1: Iya Swastyastu

P: Maaf pak saya ganggu sebentar. Saya Ni Wayan dari Unair pak mau tanya-

tanya pak buat penelitian kuliah pak. Em tadi kata pak pekaseh kan bapak

pemilik lahan sawah ini ya pak.

I1: Iya dek, mau tanya apa niki?

P: Gini pak, kan di Kelurahan Ubud ini pariwisatanya udah maju banget pak

wisatawan juga banyak yang dateng apalagi wisatawan asing. Nah itu kan

juga apa namanya lahan pertanian di Ubud ini banyak yang fungsinya

berubah bener nggak sih pak?

I1: Berubah bagaimana maksudnya dek?

P: Maksudnya itu gini pak, lahan pertanian di sini ini banyak yang dijadiin

bangunan buat keperluan turis gitu pak

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

I1: Oh iya betul dek. Di sini memang sudah banyak, maksudnya seperti

penginapan yah? Sudah banyak memang buat salon juga ada dek

P: Kalau lahan bapak sendiri juga dibangun seperti itu pak?

I1: Saya?

P: Hehe iya bapak

I1: Kalau saya memang ini saya jual ini villa di samping ini dulunya sawah saya

tapi sudah saya jual.

P: Kalau boleh tahu kenapa ya pak kok dijual?

I1: Iya kan sudah mulai maju sekarang di sini sudah banyak turis yang datang

jadi banyak yang nawar di sini tanahnya.

P: Maaf pak harganya berapa yah pak buat per meternya?

I1: Ya lumayan dek

P: Kira-kira tinggi nggak sih pak harganya?

I1: Iya tinggi harganya. Kan yang beli investor ke petani-petani di sini jadi

lumayan harganya

P: Emm maaf pak, lahannya dijual itu karena harga yang ditawar invertor

mahal?

I1: Hahahaha. Iya bisa dibilang begitu. Kan kita ini sebagai petani kalau cuma

mengerjakan sawah hasilnya tidak menentu terkadang bisa banyak terkadang

sedikit apalagi kalau sudah kena hama.

P: Berarti lebih menguntungkan kalau dijual terus dijadiin villa-villa gitu ya

pak?

I1: Iya. Soalnya kan kalau dijual harganya sudah jelas dan bisa buat nutupi rugi

kalau kena hama. Tapi yang lebih enak lagi kalau bangun sendiri. Yang

punya modal sendiri bisa itu bangun villa sendiri buat disewakan sama turis.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

P: Loh, kok bapak nggak dibangun sendiri pak?

I1: Kan beda dek. Saya nggak ada modal dulu buat bangun jadi waktu kemarin

ada yang mau beli saya lepas. Tapi nggak semua, cuma sebagian aja sisanya

saya kerjakan sendiri kayak biasanya.

P: Apa gara-gara banyak diubah jadi tempat-tempat penginapan sama restoran

sawah jadi sepi ya pak? Soalnya pas muter tadi saya nyari petani yang

nyawah nggak ada, kan biasanya jam segini masih di sawah pak.

I1: Iya. Sudah banyak yang dijual tanahnya juga kan ini air kering sekali jadi

sedikit yang ke sini. Yang dijual semua kan tidak ke sawah lagi sudah tidak

tani lagi.

P: Oh gitu ya pak. Terus pak bapak sendiri merasa lebih enak jadi petani

mengerjakan sawah begini atau lebih enak bisnis kayak menyewakan

penginapan gitu sih pak?

I1: Ya enak dua-dua nya punya dek. Tapi sebenarnya kalau bisa bangun villa

sendiri lebih enak, nggak takut padi dimakan tikus kalau nggak ada air gini

nggak perlu khawatir. Kalau punya villa tinggal nunggu yang menyewa.

P: Bapak aktif ikut anggota subak?

I1: Subak tetap cuma kan nggak harus selalu datang setiap rapat, kalau ada rapat

penting itu datang. Kalau bisa mengikuti ya kita ikuti tapi tidak sesering dulu

dek.

P: Kalau nggak sesering dulu berarti jarang ketemu jarang ngobrol juga pak

sama anggota subak lainnya?

I1: Ketemu tetap kan kalau odalan di pura subak kita ketemu juga ngobrol seperti

biasanya saja.

P: Kalau iuran subak rutin ya pak iurannya?

I1: Pasti kalau iuran subak itu kan tanggung jawab kita sebagai anggota subak

jadi harus tepat waktu kan subak juga untuk sawah kita sendiri.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

P: Kalau odalan-odalan gitu rutin ngikutin pak? Sembahyang di pura sawah gitu

pak masih rutin?

I1: Kalau saya masih mengikuti terus mbak cuma kalau rapat anggota subak

sudah jarang datang tapi kalau odalan pasti kan karaena itu bersama-sama.

Seperti sekaa numbeg kan itu serempak sudah ditentukan juga hari baiknya

jadi tidak bisa sembarangan.

P: Tadi kan katanya banyak hama pak, nah itu ada hubungannya nggak sih pak

sama banyak odalan yang ditinggalin

I1: Begini dek. Kalau odalan tetap kita laksanakan tetapi kan manusia tidak tahu

hatinya. Meresapi tidaknya untuk apa odalan itu. Kalau yang tidak ikut

upacara memohon untuk dijauhkan dari hama ya kemungkinan lahannya jadi

banyak hama.

P: Kalau lahannya dijual pak, media untuk bersyukur sama Tuhan pasti

berkurang juga yah pak?

I1: Tidak. Kan kita tetap ikut odalan tetap melaksanakan sembahyang. Kan yang

dijual tidak semua, itu sanggahlabak masih ada. Kita tetap sembahyang tetap

menjaga pemberian Tuhan. Kalaupun sawah nantinya dijual semua kan masih

bisa sembahyang di pura yang ada di rumah.

P: Kalau sawah dijual seluruhnya berarti semua rangkaian upacara yang

dialkukan di sawah dan untuk sawah juga hilang dong pak?

I1: Saya juga kurang tahu. Prinsipnya kita tetap bersyukur kepada Widiwasa atas

pemberiannya. Kalau soal hilang tidaknya saya kurang paham dek karena

saya juga belum pernah menjual seluruhnya. Yang terpenting menjaga apa

yang diberikan-Nya dan menyeimbangkan hidup gitu dah. Lahan yang saya

jual sebagian itu kan juga untuk memenuhi kebutuhan bukan untuk mencari

untung semata. Saya juga tidak melepas tanggung jawab saya sebagai yadnya

itu saja cukup.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

P: Mohon maaf nih pak saya agak lancang, kalau misal nanti harga laha

pertanian semakin tinggi, apa bapak mau menjual lahan bapak lagi?

I1: Oh kalau harga belinya naik menurut adek? Kalau saya yang penting ya dek

semuanya seimbang. Kalau memang terpaksa harus dijual ya saya jual. Kan

begini ya dek, kalau kita mempertahankan sawah yah tetapi kita tidak dapat

mencukupi kehidupan kita lalu mau bagaimana lagi? Tetapi kalau memang

masih diberi rejeki dari sawah oleh Tuhan kita terima saja.

P: Mengalir sesuai kondisi nanti berarti ya pak?

I1: Iya seperti itu.

P: Kalau gitu saya pamit ya pak. Terimakasih sudah mau saya ganggu, mari pak

I1: Iya

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

Transkrip Wawancara Informan 2

Hari/Tangal : 28 September 2015

Waktu : 11.30 WIB

Lokasi : Sawah

Keterangan

P : Peneliti

I2 : Informan Penelitian 2

P: Swastyaastu. Maaf pak saya boleh minta waktu sebentar?

I2: Iya boleh

P: Perkenalkan saya Ni Wayan pak. Begini pak saya mahasiswa dari Universitas

Airlangga mau penelitian tentang petani di sini.

I2: Oh iya, mari duduk di situ dek.

P: Namanya siapa ya pak?

I2: Saya IKM

P: Umur berapa yah pak?

I2: Berapa yah, saya lahir tahun 63 dek, itu dah kira-kira berapa tahun lupa

hahaha.

P: Lima puluh dua ya pak berarti sekarang?

I2: Iya segitu mungkin dek.

P: Kok sepi yah pak, emang biasanya sepi gini ya pak di sawah?

I2: Iya dek ini kan sedang musim kering jadi sepi begini, tidak ada air.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

P: Iya sih pak tadi saya waktu di jalan lihat juga banyak sawah yang kering

seperti nggak diurus gitu.

I2: Adek bukan dari Bali yah?

P: Hehe iya pak, ayah saya tapi asli dari Kintamani cuman lama tinggal di

Surabaya

I2: Kintamani? Menantu saya juga dari Kintamani. Kintamani mana?

P: Suter pak hehe.

I2: Oh jauh suter naik kan.

P: Hehe iya pak. Kalau biasanya rame pak di sawah?

I2: Ada beberapa dek tetapi ini karena sudah banyak dijual, jadilah sawah –

sawah di sini pemiliknya tidak lagi pergi ke sawah.

P: Lah terus kemana pak?

I2: Macam-macam dek. Tau Pasar Sukawati?

P: Iya tahu pak.

I2: Nah itu dah banyak dia dagang di sana. Ada juga yang ke kota taetapi ada

juga yang masih di sini kerja.

P: Memangnya sudah banyak sekali yang dijual ya pak?

I2: Itu dia dek. Harga sawah di sini mahal sudah jadi banyak yang dijual atau

disewakan.

P: Kalau bapak sendiri sawahnya ada yang dijual atau disewakan? Soalnya tadi

kan saya juga sempet wawancara pak, nah itu lahannya dijual sebagian

I2: Tidak dek.

P: Kenapa pak kalu boleh tahu?

I2: Kalau sawahnya dijual dari mana lagi kita dapat makan hahaha

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

P: Maksudnya pak?

I2: Saya turun temurun dari kumpi sudah seperti ini dek. Mencari makan dari sini

bekerja juga di sini, kalau dijual tidak ada lagi yang bisa dikerjakan untuk

mencari makan. Keahlian tidak ada, umur sudah tua, dari kecil sudah bekerja

di sawah, tidak akan saya jual turun temurun.

P: Oh gitu ya pak, eggak kan soalnya tadi bapak yang saya wawancarai itu di

jual sebagian pak lahannya. Terus kan tadi bapak juga bilang harganya tinggi.

I2: Iya memang krama di sini sudah banyak yang menjual. Tapi saya tidak mau

itu untuk apa namanya menjual. Pernah itu ditawar tapi saya tidak mau,

pernah juga katanya mau disewa untuk tempat apa eeeh... yang untuk

menginap itu saya juga tidak. Karena apa dek ini bukan milik saya ini milik

Tuhan kita kan hanya dititipi saja dan bersyukur diberi makan dari sini. Kalau

saya tidak berhak untuk menjual, biarlah kecil milik saya tetapi ini tidak saya

jual.

P: Hehe iya pak, berarti nggak tertarik sama pekerjaan lain pak selain bertani?

I2: Hahaha sebenarnya juga ingin dek tetapi ini kan sudah jadi kebiasaan susah

kalau untuk bekerja yang lainnya susah nanti sawah tidak terurus. Kalau mau

membayar orang yang mengerjakan sawah kan sayang uangnya jadi

dikerjakan sendiri saja.

P: Bapak aktif pak di subak?

I2: Saya? Hahahaha aktip dek. Kalau tidak ikut subak tidak dapat air untuk

mengairi sawah

P: Maksud saya organisasinya pak. Jadi kayak rapat-rapat atau perkumpulannya.

I2: Aktip.

P: Sering pak ada perkumpulan buat anggota subak?

I2: Sering dek. Sesudah panen itu pasti ada rapat subak, eee.. ada yang enam

bulan sekali itu waktu hari Sugian Pengenten. Giliran traktor itu juga ada

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

rapat, waktu mulai meniwih, sering itu odalan juga bagaimana nanti

odalannya iurannya seperti itu.

P: Kalau sama petani-petanilain sering ngobrol pak? Sering ketemu?

I2: Sering itu, kan kita juga bisa dikatakan satu anggota subak. Kan begini dek

kita mulai dari membajak sawah sampai panen itu bersama-sama sesuai

dengan subak masing-masing pasti kita bertemu. Tiap apa namanya kalau ada

odalan kan juga bertemu. Di sawah juga bertemu. Cuman, cuman dek, yang

mengikuti rapat-rapat subak tidak sebanyak dan selengkap dulu. Itu dah udah

seperti yang dibilang.

P: Oh mungkin karena lahannya sudah banyak yang dijadiin tempat-tempat

buata turis itu ya pak?

I2: Iya. Sudah keliling ini tadi? Kalau edek sudah keliling bisa sudah lihat

banyak yang sudah bentuknya dibangun rumah-rumah bagus tetapi bukan

seperti rumah asli orang Bali. Bagus-bagus seperti di kota.

P: Hehe iya pak, villa yah pak maksudnya. Kalau gotong royong gitu pak?

Sesama petani masih?

I2: Kalau itu iya dek selalu gotong royong, siapa saja yang bisa pasti ikut. Seperti

membersihkan saluran air itu kan sudah ada itu ditentukan sama pekaseh.

Tetapi kadang ada juga yang tidak datang dan membayar denda.

P: Kalau sembahyang di sawah masih pak?

I2: Oh itu iya dek. Sembahyang, sajen, tidak bisa itu dilupakan. Kalau kita

mencari makan istilahnya kita harus minta ijin dulu kepada yang punya itu

Sang Hyang Widi. Sesudah kita dapat apa yang kita minta kita juga wajib

bersyukur. Makanya itu ada odalan, ada sembahyang, bikin banten juga di

pura agung juga di pura masing-masing. Yang itu kan adek maksud pura kecil

itu namanya sanggahlabak. Kalau yang itu namanya sanggah cucuk untuk

naruh banten.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

P: Iya pak makanya saya lihat dari tadi kok tiap sawah ada gitu. Tapi kok

banyak yah pak yang kayak nggak terawat?

I2: Ya itu kan tergantung dek. Mungkin yang tidak di urus istilahnya ya, itu

mereka sudah tidak lagi merasa meminta kepada Tuhan tidak membutuhkan

lagi lah mungkin karena tidak merasa tidak bertani lagi jadi mungkin begitu.

Kan kalau yang sudah di jual-jual itu yang beli orang luar yang tidak tahu

kewajiban terhadap sawah itu. Kan kita tidak tahu, kita juga tidak bisa

namanya melarang itu kan hak setiap pemilik. Yang terpentig kita sudah

melaksanakan kewajiban kita kepada Tuhan juga kepada apa yang telah

diberikan kepada kita.

P: Kalau hama pak? Banyak?

I2: Ya terkadang ada hama namanya kan kita bertani yah pasti ada dah hama.

Oleh itu kita tiap subak melaksakan upacara yang namanya ngulapin ada juga

namanya nangluk merana, mecaru juga,

P: Maaf pak kan saya kurang paham, boleh dijelasin satu-satu nggak pak?

I2: Hahahaha iya saya jelaskan dek. Kalau ngulapin itu kita lakukan waktu kan

kita bersih-bersih hama yang tumbuhan itu yang suka makan makanan padi

itu kita dah upacara itu. Kalau nangluk merana itu untuk menolak hama agar

apa yang kita tanam tidak diganggu hama. Harus kita meminta tolong kalau

ingin apa yang kita minta dikasih lah.

P: Berarti semuanya harus imbang ya pak?

I2: Iya dek ketika kita meminta maka kita harus memberikan ucapan rasa

syukur, itu gunanya banten gunanya kita odalan.

P: Kalau lahannya banyak yang dibangun tempat pengianpan gini berpengaruh

nggak sih pak?

I2: Berpengaruh untuk apa niki?

P: Maksudnya berpengaruh untuk odalan untuk sembahyang gitu pak.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

I2: Kalau untuk yang masing-masing petani saya tentu tidak tahu karena kan

berbeda. Kalau untuk odalan di pura besar subak mungkin, mungkin yah iya

karena sudah beberapa yang tidak mengikuti sudah tidak seperti dulu lagi

yang sangat istilahnya sakral sangat sungguh-sungguh.

P: Udah beda ya pak, berarti itu berpengaruh ya pak?

I2: Kemungkinan seperti itu dek

P: Kalau begitu terimakasih banyak yah pak maaf mengganggu pak saya hehe

I2: Sudah niki?

P: Sudah pak terimakasih hehe

I2: Oh kenton, iya iya

P: Kalau begitu saya permisi ya pak mau lihat-lihat ke sana lagi, mari pak

Swastyastu

I2: Ya ya ya Swastyastu.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

Transkrip Wawancara Informan 3

Hari/Tangal : 29 September 2015

Waktu : 14.00 WIB

Lokasi : Kediaman Responden

Keterangan

P : Peneliti

I3 : Informan Penelitian 3

P: Om Swastyastu

I3: Om Swastyastu. Cari siapa niki?

P: Mohon maaf permisi.

I3: Iya mari mari. Ada apa niki?

P: Perkenalkan pak saya Ni Wayan Widnyani dari Universitas Airlangga pak.

Begini pak saya sedang penelitian tentang Tri Hita Karana sama

hubungannya denga lahan pertanian yang semakin berkurang.

I3: Nggeh nggeh, di dalam masuk

P: Hehe iya permisi pak

I3: Napi napi?

P: Gini pak, kan di Ubud ini lahan pertaniannya saya lihat tadi kan sudah banyak

banget berubah jadi villa, retoran, cafe, nah itu berpengaruh nggak sih pak

sama ritual keagamaan sendiri?

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

I3: Gitu ya. Jadi begini adek. Di Bali sendiri, tanah itu memiliki fungsi ada tiga

ya. Tiga itu untuk kita mencari nafkah satu, untuk persembahyangan dua yah,

ketiga itu untuk kita sebagai manusia bermasyarakat. Antara tanah dengan

manusia itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain, saling terkait, saling

berhubungan. Manusia membutuhkan tanah untuk hidup, tanah pemberian

dari Tuhan, maka manusia wajib bersyukur, menjaga dan menghormati

pemberian Tuhan itu yang ssekarang kita bahas adalah tanah.

P: Itu yang dimaksud Tri Hita Karana itu ya pak?

I3: Tri Hita Karana itu kita sebagai manusia tidak lepas dari hubungan dengan

Tuhan dan alam, semua harus dijalankan dengan seimbang. Tidak bisa kita

terlalu berat sebelah atau ringan sebelah, harus balance. Palemahan,

Pawongan, Prahayangan itu ketiganya selalu saling berhubungan. Sangat

tebal itu tidak bisa kita menyendiri sendirikan dari ketiganya.

P: Ah iya pak itu maksud saya. Kan sudah banyak lahan-lahan yang harusnya

tadinya itu digunakan untuk pertanian jadi digunakan untuk fungsi lain seperti

villa, dan lain-lain. Apa itu tidak mengganggu perwujudan Tri Hita Karana

sendiri ya pak? Kan setiap kegiatan di sawah itu selalu ada urutan

upacaranya, kalau sawahnya fungsinya diubah, itu ritual-ritualnya gimana

pak?

I3: Sebelum membajak, sebelum menanam, sesudah menanam, setelah panen,

mengusir hama, dan lain sebagainya itu memanag selalu ada kita upacaranya,

ada odalannya. Itu memang sudah sebagai kewajiban untuk kita laksanakan.

Setiap upacara yang dilaksanakan itu kan memiliki arti dan tujuan. Sebelum

membajak misalnya atau sebelum menanan bibit, itu fungsinya upacara kita

memohon kepada yang memilki yang menciptakan untuk menjaga dan untuk

supaya pelaksanaan atau kegiatan itu berlangsung dengan baik dan tidak ada

hal-hal buruk yang menyertai. Sama juga, setelah kita memanen, kita

menghaturkan syukur kepada Tuhan kita telah diberikan kebaikan oleh Nya

yaitu dalam bentuk padi yang kita panen. Untuk itu kita membuat banten atau

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

sesajen itu fungsinya. Kalau tanahnya seperti yang adek katakan bahwa

banyak dijadikan tempat untuk pengianpan dan sebagainya, iya betul kalau

beberapa ritual terkait dengan pertanian tidak dilaksanakan, bagi yang sudah

tidak memiliki lahan taninya. Akan tetapi, tidak semua. Tidak semua menjual

tanahnya, ada yang tidak jual sebagian. Itu kan masih ada lahannya hanya

berkurang saja. Jadi tetap memiliki kewajiban itu untuk melaksanakan

ketentuan-ketentuan dalam awig-awig serta berbagai ketentuan dalam ritual

adat dan agama.

P: Tadi kan banyak pak apa sih namanya, sanggah cucuk ya, itu banyak yang

rusak banyak yang nggak kerawat gitu pak.

I3: Kalau itu dek, itu tanggung jawab masing-masing individu sebagai apa yang

melekat dalam dirinya. Apabila dia memiliki sawah, petani, maka dia harus

menjalankan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan apa yang melekat pada

dirinya. Persoalan dia tidak merawat tanah yang diberi Tuhan, itu berarti dia

tidak bersyukur terhadap apa yang telah diberikan kepadanya. Fungsi sanggah

cucuk itu sendiri kan untuk banten, banten itu untuk bersyukur, bersyukur

karena diberi berbagai kebaikan, dikabulkan apa yang diminta. Kemungkinan

itu tidak dirawat karena memang sudah ditinggalkan. Mungkin yang adek

lihat itu adalah sawah yang sudah dimiliki oleh investor. Karena memang

selain untuk dibangun keperluan pariwisata, beberapa luas sawah tetap

dibiarkan menjadi sawah, tetapi tidak untuk keperluan bertani melainkan

menarik minat pariwisata di sini. Jadi ada tetapi tidak berfungsi seperti yang

seharusnya.

P: Begitu ya pak, kalau untuk mengubah lahan pertanian menjadi bukan

pertanian sendiri hubungannya dengan Tri Hita Karana bagaimana ya pak?

I3: Seperti yang saya katakan tadi bahwa Tri Hita Karana itu sendiri merupakan

hubungan yang seimbang antara hubngan manusia dengan Tuhan, sesama

manusia, dan alam. Mungkin maksusd adek kalau lahan dijual lalu bagaimana

upacaranya begitu ya?

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

P: Hehe iya pak

I3: Sebetulnya, akan lebih baik bila tetap dipertahankan sebagaimana bentuk

awal diberikan Tuhan, yaitu sawah. Tetapi karena perkembangan pariwisata,

kita ini bisa dibilang digempur oleh wisata dan semua yang modern dan

praktis. Di situlah manusia diuji, dan kebanyakan dari kita memilih untuk

mengejar kemudahan, kenyamanan itu. Makanya sekarang seperti banten

yang biasanya kita membuat sendiri secara bersama-sama namanya satu

banten itu yah kelompok tetapi sekarang ada cara mudahnya saja dengan

membeli di pasar. Sama juga itu menjadikan sawah untuk tempat

peristirahatan turis agar tujuannya mencari yang lebih baik daripada bertani.

Jadinya lahan yang subur jadi mati tidak subur karena sudah didirikan di

atasnya bukan lagi padi yang menguning tetapi beton, semen, besi, kayu.

Sebenarnya itu juga merusak ekosistem alam, karena apa yanghidup di sawah

tidak hanya padi saja tetapi juga ada tanaman dan hewan yang menjadikan

sawah sebagai rumahnya. Tapi itu kan hak masing-masing individu terhadap

lahannya. Kalaupun itu lahan sudah dijual atau dijadikan tempat seperti itu

maka mereka bisa menyiapkan banten untuk bangunan itu atau sembahyang

yang ditujukan untuk keselamatan bagi dirinya dan memohon kepada Tuhan

atas apa yang sedang ia usahakan.

P: Jadi, cuma medianya aja ya pak yang berubah?

I3: Iya. Karena kan lahan itu tetap ada, berarti lahan itu tetap harus

dipertanggung jawabkan dan dijaga dan tetap bersyukur kepada pencipta.

Apapun bentuk dari lahan itu kita tidak bisa lepas dari tiga itu tadi,

palemahan, pamongan, prahyangan. Meskipun bukan sebagai petani, tetapi

dia juga harus mengikuti upacara lain, karena bagaimanapun juga kita ini kan

yadnya. Tidak sebagai petani, ada aturannya sendiri sebagai lainnya misalkan

pedagang, atau pekerja juga wajib melaksanakan kewajiban atas pekerjaannya

sendiri. Selalu itu berhubungan tidak dapat disendirikan. Itu lah makanya

kami sebagai umat Hindu memegang Tri Hita Karana tu dek.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

P: Iya pak. Semua harus sesai dengan porsinya masing-masing agar seimbang ya

pak.

I3: Iya begitu dah menurut saya.

P; Kalau begitu terimakasih banyak pak untuk informasinya. Sangat membantu

hehe. Saya permisi pamit dulu pak masih mau keliling desa

I3: Baik baik silahkan

P: Ngiring pak, sukseme

I3: Iya iya

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

Transkrip Wawancara Informan 4

Hari/Tangal : 29 September 2015

Waktu : 10.44 WIB

Lokasi : Kediaman Responden

Keterangan

P : Peneliti

I4 : Informan Penelitian 4

P: Om Swastyastu, permisi pak.

I4: Om Swastyastu, masuk masuk sini dek.

P: Oh iya pak. Perkenalkan saya Ni Wayan Widnyani dari Universitas

Airlangga, mau melakukan penelitian mengenai pertanian sama Tri Hita

Karana

I4: Oh kenton.

P: Hehe iya pak.

I4: Adek dari Jawa?

P: Iya saya dari Jawa pak, ayah yang dari Kintamani asli. Kalau boleh tahu

bapak namanya siapa ya pak?

I4: Saya IWA (nama samaran)

P: Begini pak kan pertanian di Desa Ubud ini sudah banyak sekali berkurang

yah pak?

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

I4: Ya dulunya untuk Kelurahan Ubud sendiri luah lahan pertaniannya itu sekitar

limaratus dua puluh dua hektar, cuma karena perkembangan pariwisata kan

sekarang tinggal seluas tiga ratus tujuh tujuh.

P: Dalam berapa tahun itu pak berkurang begitu?

I4: Dalam jangka waktu pertahun itu bisa merosot lima hektar, itu untuk

Kelurahan Ubud itu sudah merosot sudah alih fungsi gitu. Tapi karena ingin

mempertahankan pariwisata kami mendesak pemerintah untuk mengeluarkan

aturan perda tahun 2012 itu untuk permasalahan subak. Karna pertama-tama

subak itu bukan untuk irigasi air saja, subak juga itu juga seperti yang disebut

Tri Hita Karana, prahyangan; palemahan; pawongan. Kalau boleh kami

bilang subak itu kan kumpulan kelompok, kelompok dalam pengertian itu

istilahnya ada kelompok istilahnya dari si A, B, dan C. Seperti yag dikatakan

subak itu kami mengurusi prahyangan, palaemahan, dan pawongan yang itu

tadi seperti adek bilang Tri Hita Karana. Di satu sisi dalam prahayangan itu

kami ada nilai tanggung jawab, satu masalah kami juga punya pura subak.

Kedua kami juga punya pura yang disebut untuk meminta kemakmuran di

sawah itu yang disebut ulundanu. Itu kami laksanakan upacaranya setiap satu

tahun sekali. Dan juga kami nyungsung itu istilah pura untuk meminta

bantuan kepada Tuhan yang sekarang itu berbagai hama tikus, wereng itu ada

yang disebut dengan pura .... Itulah yang leluhur-leluhur kami terapkan dari

dulu menerapkan konsep seperti itu selama di sawah. Sedangkan di aturan itu

ini kami ada suatu aturan untuk subak kami, kalau sekarang disebut undang-

undang itu peraturan tapi kalau kami menyebutnya awig-awig begitu. Ini di

subak dipakek untuk mengatur tentang palemahan yang sekarang alih fungsi.

Selain itu juga untuk penjalinan hubungan antara yang satu dengan yang lain

itu kami memang sih dari dulu. Sistemnya seperti tadi, di dalam pembagian

air itu kami mengadakan kelompok yang mengatur diri sendiri dan

mengambil keputusan dalam kelompok dan mengatur diri kita sendiri. Dari

dulu di Bali ini di wilayah Ubud ini dikenal dengan sistim bit.

P: Bit? Apa itu pak?

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

I4: Iya bit. Bit itu adalah sistem pembagian air. Kalau di Jawa itu kan luas dek,

kalau di Jawa itu pakek biasanya are aturannya per seratus are begini. Kalau

kami di Bali itu pakek sistim bit, kalau tanah itu luasnya duapuluh lima are itu

mendapat pembagian setengah air. Umpamanya sistemnya kayak gini, ini kan

pembagian air di bawah ini ada anggaplah lima puluh orang dulu ya. Dari

satu meter ini kami bagi limapuluh, kalau dalam senti kami dapet dua senti

kan. Otomatis orang yang di depan ini dia cuma dapet dua senti, akhirnya

pembagian airnya seperti ini. dan sawah ini umpanya katkanlah satu bit gitu

istilahnya dapat aturan seperti ini. itulah kami dari turun temurun dapet aturan

pembagiannya seperti ini. Makanya kami itu kalau dibilang adil ya adil.

Makanya kalau pakek are itu kadang-kadang bisa nggak adil makanya kita

pembagiannya seperti itu.

P: Em kan lahan pertanian itu kan istilahnya sebagai media ya pak untuk

pertanggung jawaban kepada Tuhan kayak yang disebutin di Tri Hita Karana,

nah kalau media itu dijual atau beralih fungsi terus pertanggung jawabannya

gimana itu pak?

I4: Kalau ini seperti jaman sekarang gitu ya, umpanya kami seperti contoh misal

ada lima puluh hektar. Dari lima puluh hektar itu kadang-kadang kan

namanya hak seseorang, limapuluh hektar ini dia mempunya nilai tanggung

jawabnya, nah umpamanya ini ada yang terjual sepuluh hektar. Dia tuh kalau

lahan ini terjual kami sudah punya aturannya yang seperti tadi disebut dengan

awig-awig. Aturan ini, tanah itu boleh dijual tapi dia tidak boleh melupakan

konsep tanggung jawab dia sebagai anggota daripada subak itu.

P: Jadi walaupun tanahnya dijual tetep jadi anggota subak?

I4: Masih tetap jadi anggota subak. Cuman karena lahan itu sekarang tidak

ditanami padi ah dia itu statusnya seperti yang saya katakan tadi tanggung

jawabnya dalam prahyangan itu eee pura-pura yang diamong oleh kita

anggota subak itu tetep dia ikut. Makanyanya dia itu tidak boleh lepas dari

konsep tanggung jawabnya. Karena lahan itu melekat dari awal pemberian

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

Tuhan kepada kita gitu. Malahan sekarang kita Kelurahan Ubud itu sedang

membuat sebuah draft aturan karena banyak sekarang kan sedang digempur

dengan investor gitu istilahnya. Kami sedang mengatur prosedur boleh orang

itu katakanlah menjual lahannya tapi dengan status tidak boleh sekarang

tanah itu dipakek alih fungsi.

P: Oh gitu ya pak

I4: Iya karena dek kami ini di satu sisi dari yang muda-muda ingin pertanian itu

kembali. Karena dari dulu anggapannya itu pertanian itu terkenal dengan

orang yang sudah kepala empat. Kalau sudah berumur baru mau ke sawah.

Nah kami ingin menghapus sekarang kesan yang seperti itu kami sudah

kalkulasi juga masalah paertanian itu kalau kami itu bukan sebagai

sampingan. Memang itu tugas yang harus kita meban sekarang. Karena orang

itu istilahnya kayak makanan cepat saji itu tapi tidak tahu dia. Kalau kami di

pertanian itu cobak kalkulasi dalam artian kalau orang itu perhari dapet

umpamanya sertus ribu katakanlah. Di pertanian kami cuma bekerja sekian

jam kalau memang itu yang akhirnya balance juga dengan orang yang timpal

panting.

P: Kalau di sini pelaksanaan ritulanya bagaimana pak?

I4: Kalau di sini sama juga dek seperti di Jawa. Sebelum menggarap sawah kami

itu melaksanakan upacara pemerasita namanya itu katakanlah sebelum

menggarap tanah kita melakukan pembersihan di sawah dan membersihkan

dan memperbaiki saluran irigasi. Kemudian abis itu habis upacara itu ada

yang disebut dengan mencari hari baik pola penanaman padi, dewase

istilahnya di Bali itu. Meduasanin itulah yang kami sebut saat mencari hari

baik untuk mulai menanam padi.

P: Maaf pak, bedanya dewase sama meduasanin apa yah? Kan tadi katanya yang

mencari hari baik itu dewase

I4: Begini dek, dewase itu hari baiknya. Meduasanin itu dialkukan untuk mencari

hari baik sebelum tanam.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

P: Oh gitu pak. Terus setelah meeduasanin masih ada lagi pak?

I4: Masih, masih ada terus sampai setelah panen juga masih ada upacar-

upacarnya baik yang dilakukan sendiri atau kelompok dek. Sesudah itu

sesudah dewase kami meletakan bibit disawah namanya tuh ngurit. Dan

sesudah itu padi sudah berumur satu bulan itu kami ada upacara itu yang

disebut dengan bulan pitung dine. Sama kayak manusia begitu, setelah itu

lagi ada kami itu yang kami sebut dengan, eeh ... sesudah padi berumur dua

bulan itu kami ada upacara besar di pura yang disebut dengan nyungsung.

Dari itu diberikan air kepada pengemong. Habis nyungsung itu kami

laksanakan upacara yang namanya mebiukukung, nah mebiukukung itu untuk

menyambut padi yang akan lahir. Habis biukukung itu eh ... sesudah clear ada

yang disebut ada upacara satu lagi yang disebut dengan upacara mesabha.

Mesabeh itu adalah upacara padi itu sudah di luar dia itu sudah kuning.

Kemudian habis itu kami lagi buat karena padi ini akan dipotong kami buat

syukuran istilahnya disebut upacara potong padi. Habis itu sesudah selesai

kami laksanakan yang disebut dengan mantenan.

P: Mantenan pak?

I4: Man..tenan. mantenan itu istilahnya kita sudah mendapat hasil kita bersyukur

kepada Beliau karena Beliau sudah melimpahkan rejekinya kita berikan

istilahnya syukuran. Itulah proses upacaranya yang kami laksankan dari turun

temurun. Tapi juga di luar subak, eh keseluruhan subak kami juga

melaksanakan upacara.

P: Maksudnya kumpulan dari berbagai subak gitu pak?

I4: Iya. Itu pertama adalah upacara itu di Bali dibilang mendak tirte istilahnya

pengambilan air suci. Kedua ada yang disebut upacara untuk masalah hama.

Memohon keselamatan di sawah itu kami minta mendak tirte diberikan semua

ke pekaseh di percikan ke sawah untuk keselamatan sawah agar jauh dari

hama. Disamping itu juga kami memakai sistem pola-pola yang alami

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

inginnya sih yang organik supaya tidak merusak sawah kalu terlalu banyak

pakek pestisida.

P: Oooh, panjang yah pak ternyata runtutannya hehe. Kalau para petaninya di

sini sudah banyak yag modern atau masih tradisional ya pak?

I4: Eeeh kami di sini sekarang sudah modern sekarang. Sudah pakai traktor,

karena di satu sisi nilai ekonomis ya, nilai kerjanya. Kedua untuk mengejar

dalam target mengejar daripada permasalahan hasil juga. Dan juga kami di

sini sudah menerapkan sistim yang terbaru yang disebut dengan sitim legowo,

itu sistim dua satu.

P: Sistem apa itu pak dua satu? Perbandingan dua banding satu maksudnya?

I4: Iya perbandingan namanya. Itu kami di sini memakai sistim dua satu hasilnya

sekarang lebih jauh. Itu per hektarnya kami sekarang kami mencapai target

sekarang tujuh setengah ton per satu kali panen.

P: Nah kalau untuk organisasi subaknya sendiri gimana pak? Maksudnya mulai

dari yang mengatur sampai iuran-iurannya pak.

I4: Kalau untuk pengurus subak sendiri itu ada namanya pekaseh. Pekaseh itu

ketua kelompok subak di Bali namanya pekaseh.

P: Oh kalau yang di Jawa itu yang ketua kelompok tani itu ya pak.

I4: Ya seperti itu dah namanya

P: Kalau untuk iurannya bagaimana pak?

I4: Iuran subak?

P: Iya pak maksud saya iuran subak

I4: Kalau kami, dengan dibantu oleh pemerintah tidaklah terlalu berat.

Tergantung dari kepentingannya dalam artian umpamanya ada upacara hari

ini umpamanya mesabeh, ternyata kekurangan dana itu dah bagi umpamanya

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

satu juta satu juta bagi per anggota. Tidak terlalu istilahnya saklak, jadi

menyesuaikan kebutuhan saja

P: Kalau untuk rapat anggota subak gitu ada nggak sih pak?

I4: Ada di sini kami rapat setiap habis panaen rapat dek, per tiga bulan sekali.

P: Nah pak, ini kan anu untuk Kelurahan Ubud sendiri kan lahan pertaniannya

sudah mulai berkurang pak, nah itu gimana ya pak berpengaruh nggak sih pak

sama Tri Hita Karana nya?

I4: Kalau itu dibilang pengaruh ya itu pengaruh, kalau itu dibilang tidak ya tidak

karena itu sudah mencakup tanggung jawab sosial itu dek. Itu masalah Tri

Hita Karana tetap jalan. Begitu orang beli tanah emh itu pura subak masih

eksis sampai sekarang malahan dia yang lebih eksis karena untuk

perkembangan pariwisata. Istilanya kalau bikin upacara itu lebih gampang

untuk dapat dananya dari namanya investor itu.

P: Kalau begitu terimakasih pak. Maaf mengganggu saya pak hehe.

I4: Tidakpapa biasanya juga sering dibuat penelitian di sini. Di sini tinggal

dimana? Apa pulang ke Kintamani?

P: Oh enggak pak, saya menginap di rumah om di Denpasar, di Komplek Slamet

Riyadi

I4: Komplek TNI tuh?

P: Hehe iya pak. Kalau begitu saya pamit permisi pak mau keliling dulu.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

Lampiran 2. Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN PERTANIAN DAN

PERGESERAN IMPLEMENTASI KONSEP TRI HITA KARANA

DI KELURAHAN UBUD BALI

3

Petunjuk:

Isilah kolom pernyataan identitas responden. Berilah tanda centang () pada salah

satu opsi skala sikap, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS)

berdasarkan pernyataan-pernyataan yang tersedia di bawah ini. Harap untuk tidak

mengisi kolom skor.

Identitas Responden

Nama :

Umur :

No.Responden :

Tgl Wawancara :

Kata Pengantar

Saya adalah mahasiswa Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Airlangga saat ini sedang melakukan penelitian tentang

perubahan peruntukan lahan pertanian dan pergeseran implementasi konsep Tri

Hita Karana di Kelurahan Ubud Bali.

Saya berharap Anda bersedia menjadi responden penelitian ini dan memberikan

informasi yang saya butuhkan. Seluruh data dan hasil penelitian ini akan

digunakan bahan kajian dan diskusi sebagai media lengkap yang menjadi sarana

atau media untuk kajian akademis.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN PERTANIAN

No Pernyataan S KS TS Skor

1. Luas lahan pertanian

a. 3tahun lalu : ha

b. Sekarang : ha

c. Perubahan : ha

2. Setiap tahun semakin banyak wisatwan yang

masuk

3. Harga lahan pertanian semakin mahal

4. Penghasilan dari pertanian kecil

5. Mengubah lahan menjadi bangunan fasilitas

wisata lebih menguntungkan

6. Kegiatan pertanian tidak menarik lagi

7. Pekerjaan di sektor non pertanian, seperti

mengelola fasilitas wisata (villa, hotel,

cafe/restaurant, spa/salon) lebih menarik dan

nyaman

PERGESERAN IMPLEMENTASI THK

No Pernyataan S KS TS Skor

8. Jarang mengikuti rapat/perkumpulan subak

semenjak lahan pertanian berubah peruntukannya

9. Intensitas komunikasi dengan sesama petani dan

anggota subak menurun

10. Mulai meninggalkan kegiatan gotong royong di

sawah (sekaa numbeg, neggala, memula, majukut,

manyi, mekajeng, nebuk)

11. Tidak rutin membayar iuran subak

12. Jarang sembahyang di pura sawah

13 Sanggah cucuk dan sanggahlaba tidak terurus

14. Frekuensi mengikuti piodalan pura subak menurun

15. Jarang melaksanakan bebanten ring pesawahan

16. Tidak ikut membersihkan saluran irigasi ketika

munduk

17. Lingkungan pertanian menjadi tercemar/rusak

18. Lahan pertanian tidak terurus secara maksimal

19. Aktivitas bertani menjadi sepi semenjak lahan

berubah peruntukannya

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value ,926

N of Items 10a

Part 2 Value ,948

N of Items 10b

Total N of Items 20

Correlation Between Forms ,953

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,976

Unequal Length ,976

Guttman Split-Half Coefficient ,976

a. The items are: P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9, P10.

b. The items are: P11, P12, P13, P14, P15, P16, P17, P18, P19,

P20.

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1 42,63 127,275 ,899 ,965

P2 41,53 146,257 ,270 ,971

P3 41,23 143,495 ,510 ,969

P4 41,80 138,648 ,604 ,969

P5 41,90 133,679 ,885 ,965

P6 41,83 132,144 ,935 ,965

P7 41,83 132,144 ,935 ,965

P8 41,73 133,582 ,862 ,966

P9 41,53 138,326 ,693 ,968

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

P10 41,53 138,326 ,693 ,968

P11 43,00 150,759 ,000 ,971

P12 41,67 133,471 ,898 ,965

P13 41,67 133,471 ,898 ,965

P14 41,83 132,626 ,908 ,965

P15 41,83 132,626 ,908 ,965

P16 41,67 134,506 ,839 ,966

P17 42,00 133,931 ,840 ,966

P18 41,70 133,803 ,888 ,965

P19 41,53 138,326 ,693 ,968

P20 41,53 138,326 ,693 ,968

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI