kva makalah fix

17
Tugas Makalah Gizi Kesehatan Masyarakat KVA (Kekurangan Vitamin A) Disusun oleh: Kelompok 1 Fauziah Hamid (K21110002) A. Ariyati Anugrah (K2111103) Madiana (K21110253) Husnul Khatimah (K2111067) Sugirah Noer Rahma (K2111305) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Upload: marina-elsera

Post on 21-Jul-2015

1.307 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Tugas Makalah Gizi Kesehatan Masyarakat

KVA(Kekurangan Vitamin A)

Disusun oleh: Kelompok 1 Fauziah Hamid (K21110002) A. Ariyati Anugrah (K2111103) Madiana (K21110253) Husnul Khatimah (K2111067) Sugirah Noer Rahma (K2111305)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Sampai saat ini masalah Kurang Vitamin A (KVA) di Indonesia masih membutuhkan perhatian yang serius. Program penanggulangan KVA yang telah dijalankan untuk mempertahankan bebas buta karena KVA dengan suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali per tahun kepada balita ternyata belum cukup. Masih ditemukannya kasus xeroftalmia di beberapa daerah mengingatkan kita semua bahwa perlu adanya upaya lain untuk menanggulangi masalah KVA dalam rangka mempertahankan kondisi bebas buta tersebut. Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama pada masa pertumbuhan. KVA dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan Nutrition Related Diseases yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan - 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang. Dengan mengetahui bahwa kekurangan vitamin A merupakan masalah yang dihadapi saat ini yang dapat terjadi pada semua umur terutama pada masa pertumbuhan, serta memiliki dampak terhadap sistem jaringan tubuh yang lain, maka disusunlah makalah ini. I.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diperoleh dari latar belakang masalag diatass, yaitu : 1. 2. 3. 4. Apa yang dimaksud dengan Kekurangan Vitamin A (KVA) ? Bagaimana mekanisme sehingga terjadinya kekurangan vitamin A ? Bagaimana prevalensi kekurangan vitamin A baik lokal maupun internasional. Apa upaya pemerintah dalam mencegah dan menangani masalah kekurangan vitamin A?

BAB II PEMBAHASAN

A. Kekurangan Vitamin A KVA suatu keadaan, ditandai rendahnya kadar Vitamin A dalam jaringan

penyimpanan (hati) & melemahnya kemampuan adaptasi terhadap gelap dan sangat rendahnya konsumsi/masukkan karotin dari Vitamin A (WHO, 1976) Kekurangan Vitamin A terjadi ketika jumlah intake vitamin A atau hasil beta-karoten dalam tingkat serum vitamin darah yang berada di bawah kisaran yang ditetapkan, yaitu konsentrasi retinol dalam serum darah dari 30-60 mg / dl dianggap dalam batas normal. Beta-karoten adalah bentuk pra-vitamin A, yang siap dikonversi menjadi vitamin A dalam tubuh. Rabun senja adalah gejala pertama dari kekurangan vitamin A. Vitamin berkepanjangan dan parah kekurangan dapat menghasilkan kebutaan total dan ireversibel.

Kekurangan vitamin A adalah penyakit sistemik yang merusak sel dan organ tubuh, dan menyebabkan metaplasia keratinisasi pada epitel saluran pernapasan, saluran kemih, dan

saluran pencernaan. Perubahan pada ketiga saluran ini relatif lebih awal terjadi ketimbang kerusakan yang mendeteksi pada mata. Namun, karena hanya mata yang mudah di amati dan di periksa, diagnosis klinis yang spesifik di dasarkan pada pemeriksaan mata Kurang Vitamin A (KVA) pada anak biasanya terjadi pada anak yang Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat kurang, termasuk zat gizi mikro dalam hal ini vitamin A. Anak yang menderita KVA mudah sekali terserang infeksi seperti infeksi saluran pernafasan akut, campak, cacar air, diare dan infeksi lain karena daya tahan anak tersebut menurun. Vitamin A merupakan zat penting untuk mensintesis pigmen sel- sel retina yang fotosintesis, dan diferensiasi normal struktur epitel penghasil lendir. Kekurangan yang parah menyebabkan rabun senja, serosis, dan keratinisasi konjungtiva dan kornea yang pada akhirnya menimbulkan ulkus serta nekrosis kornea. Anak-anak yang cukup mendapat vitamin A bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah, sehingga tidak membahayakan jiwa anak (Depkes RI, 1995). Kekurangan (defisiensi) vitamin A terutama terdapat pada anak- anak balita. Tandatanda kurang vitamin A terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai. Kekurangan vitamin A merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi, atau kekurangan sekunder penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat,ataupun karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A. Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita kekurangan energi protein (KEP), penyakit hati, alfa, betalipoproteinemia, atau gangguan absorbsi karena kekurangan empedu. Kekurangan vitamin A banyak terjadi dinegara berkembang termasuk di Indonesia, karena makanan kaya vitamin A umumnya mahal harganya. KVA pada anak biasanya terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi Protein (KEP) atau Gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat kurang, termasuk zat gizi mikro dalam hal ini vitamin A. Anak yang menderita KVA mudah sekali terserang infeksi seperti infeksi saluran pernafasan akut, campak, cacar air, diare dan infeksi lain karena daya tahan anak tersebut menurun. Namun masalah KVA dapat juga terjadi pada keluarga dengan penghasilan cukup. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua/ ibu tentang gizi yang baik. Gangguan penyerapan pada usus juga dapat menyebabkan KVA walaupun hal ini

sangat jarang terjadi. Kurangnya konsumsi makanan (< 80 % AKG) yang berkepanjangan akan menyebabkan anak menderita KVA, yang umumnya terjadi karena kemiskinan, dimana keluarga tidak mampu memberikan makan yang cukup (Depkes RI,2003) B. Mekanisme Kekurangan Vitamin A Kekurangan vitamin A dapat terjadi melalui tahapan-tahapan dalam tubuh, yaitu dimulai dengan terjadinya Deplesi Vitamin A dalam tubuh yang membutuhkan proses lama. Prosesnya dimulai pada saat persediaan Vitamin A dalam hati habis sehingga menyebabkan kadar Vitamin A plasma mengalami penurunan, hal ini menyebabkan disfungsi retina dan perubahan jaringan epitel. Tanda-tanda dan gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO/USAID UNICEF/HKI/ IVACG, 1996 sebagai berikut : XN : buta senja (hemeralopia, nyctalopia) XIA : xerosis konjungtiva XIB : xerosis konjungtiva disertai bercak bitot X2 : xerosis kornea X3A : keratomalasia atau ulserasi kornea kurang dari 1/3 permukaan kornea.

X3B : keratomalasia atau ulserasi sama atau lebih dari 1/3 permukaan kornea XS : jaringan parut kornea (sikatriks/scar) XF : fundus xeroftalmia, dengan gambaran seperti cendol . Gangguan pada mata dapat terjadi dalam beberapa tahap, tergantung berat ringannya defisiensi vitamin A, terganggunya kemampuan untuk beradaptasi dan melihat dalam kondisi gelap, xerophthalmia, hingga akhirnya mengalami kebutaan dapat terjadi. Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea dengan tanda pemburaman. Pelapisan sel epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan bisa pecah yang menyebabkan kebutaan total. Beberapa tanda dan gejala lain jika kekurangan vitamin A adalah kelelahan yang sangat, anemia, kulit menjadi kering, gatal dan kasar. Pada rambut dapat terjadi kekeringan dan gangguan pertumbuhan rambut dan kuku. Adapun Akibat yang ditimbulkan Kekurangan Vitamin A (Almetsier,2010), yaitu : a. Buta Senja Salah satu tanda awal kekurangan vitamin A adalah buta senja (niktalkopi), yaitu ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar-samar /

senja, seperti bila memasuki kamar gelap dari kamar terang. Konsumsi vitamin A yang tidak cukup menyebabkan simpanan dalam tubuh menipis, sehingga kadar vitamin A darah menurun yang berakibat vitamin A tidak cukup diperoleh retina mata untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin. b. Perubahan pada Mata Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. Kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea. Ini diikuti oleh tanda-tanda atrofi kelenjar air mata, keratinisasi konjungtiva (selaput yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan bola mata), pemburaman, pelepasan sel-sel epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan pecahnya kornea. Mata terkena infeksi dan perdarahan c. Infeksi Fungsi kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A, sehingga mudah terserang infeksi . d. Perubahan pada Kulit Kulit menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar, mengeras dan mengalami keratinisasi yang dinamakan hyperkeratosis folikular. Mula-mula terkena lengan dan paha kemudian dapat menyebar keseluruh tubuh. Asam retinoat sering diusapkan kulit untuk menghilangkan kerutan kulit, jerawat, dan kelainan kulit (Almatsier, 2001, p. 166). e. Gangguan Pertumbuhan Gangguan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel, termasuk sel-sel tulang. Fungsi sel-sel yang membentuk email pada gigi terganggu dan terjadi atrofi sel-sel yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak. f. Lain-lain Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada lidah yang menyebabkan kekuranan nafsu makan dan anemia C. Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Vitamin A Bila ditinjau dari konsumsi makanan sehari-hari kekurangan vitamin A disebabkan oleh (Depkes RI, 2003) : 1. Konsumsi makanan yg tidak mengandung cukup vitamin A atau pro-vitamin A untuk jangka waktu yang lama.

2. 3.

Bayi tidak diberikan ASI Eksklusif Menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein, seng/Zn) yang diperlukan untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam tubuh.

4.

Adanya gangguan penyerapan vitamin A atau pro-vitamin A seperti pada penyakit-penyakit antara lain penyakit pankreas, diare kronik, Kurang Energi Protein (KEP) dan lain-lain sehingga kebutuhan vitamin A meningkat.

5.

Adanya kerusakan hati, seperti pada kwashiorkor dan hepatitis kronik, menyebabkan gangguan pembentukan RBP (Retinol Binding Protein) dan pre albumin untuk penyerapan vitamin A.

Faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam Masalah kekurangan Vitamin A (Depkes, RI) : 1. Faktor Sosial budaya dan lingkungan dan pelayanan kesehatan a. Ketersediaan pangan sumber vitamin A b. Pola makan dan cara makan c. Adanya paceklik atau rawan pangan d. Adanya tabu atau pantangan terhadap makanan tertentu terutama yang e. merupakan sumber Vit A. f. Cakupan imunisasi, angka kesakitan dan angka kematian karena penyakit g. campak dan diare h. Sarana pelayanan kesehatan yang sulit dijangkau i. Kurang tersedianya air bersih dan sanitasi lingkungan yang kurang sehat j. Keadaan darurat antara lain bencana alam, perang dan kerusuhan

2. Faktor Keluarga a. Pendidikan : Pendidikan orang tua yang rendah akan berisiko lebih tinggi kemungkinan anaknya menderita KVA karena pendidikan yang rendah biasanya disertai dengan keadaan sosial ekonomi dan pengetahuan gizi yang kurang. b. Penghasilan : Penghasilan keluarga yang rendah akan lebih berisiko mengalami KVA Walaupun demikian besarnya penghasilan keluarga tidak menjamin anaknya tidak mengalami KVA, karena harus diimbangi dengan pengetahuan gizi yang cukup sehingga dapat memberikan makanan kaya vitamin A. c. Jumlah anak dalam keluarga Semakin banyak anak semakin kurang perhatian orang tua dalam mengasuh anaknya.

d. Pola asuh anak. Kurangnya perhatian keluarga terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak seperti pasangan suami istri (pasutri) yang bekerja dan perceraian. 3. Faktor individu a. Anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BB < 2,5 kg). b. Anak yang tidak mendapat ASI Eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun. c. Anak yang tidak mendapat MP-ASI yang cukup baik kualitas maupun kuantitas d. Anak kurang gizi atau dibawah garis merah (BGM) dalam KMS. e. Anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, Tuberkulosis (TBC), Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), pneumonia dan kecacingan. f. Frekuensi kunjungan ke posyandu, puskesmas/pelayanan kesehatan (untuk mendapatkan kapsul vitamin A dan imunisasi).

(Sumber : Modifikasi Notoatmodjo, 2005, Effendy, 1998., Hidayat, 2007, Soetjiningsih, 1998., Meilani, 2009) D. Prevalensi Kekurangan Vitamin A Masalah KVA diibaratkan sebagai fenomena gunung es dimana kasus xeroftalmia yang tampak dipermukaan hanya sedikit, sedangkan KVA sub klinis ditemukan banyak di masyarakat. Bila masalah ini tidak diatasi dengan segera, akan menyebabkan jumlah kasus

bertambah banyak dan dapat terjadi ledakan kasus yang berakibat makin sulit untuk ditanggulangi. Sampai saat ini masalah KVA di Indonesia masih membutuhkan perhatian yang serius. Meskipun hasil survei Xeroftalmia (1992) menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria WHO secara Klinis KVA di Indonesia sudah tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat (