kurkumin rimpang

11
K u r ku m in d ari rim p ang te m u l a w a k RI M P ANG T EM ULAW AK Tem ul aw ak yang m er up aka n famili Z i ng i be r ace ae m en ga nd un g minyak at si r i da n kurkuminoi d. Tem ul aw ak ( cu rcu m a xan t ho r r h i za ) b an yak di t em uk an d i hu t an - hu t an d ae r ah t r op i s. Te m u l aw ak j uga be r kem ba ng bi ak d i t an ah t eg al ansekitar pe mukiman, terut am a p ad a t an ah ge mbur, seh i ng ga bu ah rimpan gnya m udah ber kem ban g m enj adi besar. Tem ul aw ak be r kha si at un t uk m en ceg ah da n m en ga t asi be ran eka m aca m pe nyakit. B er ba ga i khasiat da r i temu l aw ak, an tara l a i n, ga ng gu an l eve r, men ce ga h h ep at i t i s, m e ni ng ka t ka n p r od uks i ca i ran em pe du , memban t u p encer naa n, m enga t asi rada ng kandu ng em pedu , r ada ng l am bun g d an gang gua n g i nj al . Rim pa ng temul aw ak t er diri da ri ri m pa ng i nd uk ( em pu ) da n ri m pa ng an aka n ( cab an g) . R i m pa ng i nd ukn ya berbentuk bulat se pe r t i t el ur dan be r w ar n a kuning t ua at au co kl at kemerah an . Bagian da l am nya be r w a rna  j in g g a k eco k l atan. D ari rim p a n g in d u k i ni k e l uar rim p a n g k e d u a y an g l e b i h k eci l . A ra h p ertum b u h ann y a k e samping, ber w ar na lebi h m uda den ganben t uk ber m acam m acam , jumlahnya sekitar 3-7 buah . R i m pan g i ni ba un ya ha rum da n r asa nya p ah i t ag ak p ed as. N am a Lok al : Temu putih (I ndo ne sia), Tem ulawak (Jawa); K one ng G ede (Sunda), Tem ul aba k ( M adura).  Akar A kar ri m pa ng t er be nt uk d en ga n sem pu rna da n b er cab an g ku at, be r w ar na hi j au ge l ap . R im pa ng i nd uk da pa t m emiliki 3-4 b ua h rim pa ng . W a rnakulit ri m pang co kelat kem e r ah an a t a u kuningtua, sed an gk an w arna da gi ng r i m pa ng or an ye t uaatau kun i ng . R i m pa ng t em ul aw ak t er be nt uk d i da l amt an ah pa da keda l am an sekitar 16 cm . T i ap r um pu n um um nya m em iliki 6 bu ah ri m pan g t ua dan 5 bua h ri m pa ng muda. R im pa ng T em ul aw ak san ga t be r kha siat un t uk a ntir ad ang, an ti keracuna n e m pe du, pe nu r un ka dar ko l e st er o l , d iuret i c ( p e l u ru h k e n ci n g ) , p en a m b a h A S I , t o n i ku m , d a n p e n g h i l a n g n ye ri se n d i. B atang Temulawak term asuk j enis t um buh -t um buh an herba yang batang poh onnya ber ben t uk b atang sem u dan ti ng g i nya da pa t m en cap ai 2 sam pa i 2, 5 meter be r w arna hi j auatau co kel at ge l ap . P el ep ah da un nya sa l i ng

Upload: legendof-kurnia

Post on 05-Mar-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

alakadarnya ajadah

TRANSCRIPT

7/21/2019 Kurkumin rimpang

http://slidepdf.com/reader/full/kurkumin-rimpang 1/11

Kurkumin dari rimpang temulawak

RIMPANG TEMULAWAK

Temulawak yang merupakan famili Zingiberaceae mengandung minyak atsiri dan kurkuminoid.

Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga

berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutama pada tanah gembur, sehingga buah

rimpangnya mudah berkembang menjadi besar.

Temulawak berkhasiat untuk mencegah dan mengatasi beraneka macam penyakit. Berbagai khasiat dari

temulawak, antara lain, gangguan lever, mencegah hepatitis, meningkatkan produksi cairan empedu,

membantu pencernaan, mengatasi radang kandung empedu, radang lambung dan gangguan ginjal.

Rimpang temulawak terdiri dari rimpang induk (empu) dan rimpang anakan (cabang). Rimpang induknya

berbentuk bulat seperti telur dan berwarna kuning tua atau coklat kemerahan. Bagian dalamnya berwarna

 jingga kecoklatan. Dari rimpang induk ini keluar rimpang kedua yang lebih kecil. Arah pertumbuhannya ke

samping, berwarna lebih muda dengan bentuk bermacam macam, jumlahnya sekitar 3-7 buah. Rimpang

ini baunya harum dan rasanya pahit agak pedas.

Nama Lokal:

Temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura).

 

• Akar

Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Rimpang induk

dapat memiliki 3-4 buah rimpang. Warna kulit rimpang cokelat kemerahan atau kuning tua, sedangkan

warna daging rimpang oranye tua atau kuning. Rimpang temulawak terbentuk di dalam tanah pada

kedalaman sekitar 16 cm. Tiap rumpun umumnya memiliki 6 buah rimpang tua dan 5 buah rimpang

muda. Rimpang Temulawak sangat berkhasiat untuk antiradang, anti keracunan empedu, penurun kadar

kolesterol, diuretic (peluruh kencing), penambah ASI, tonikum, dan penghilang nyeri sendi.

• Batang

Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan

tingginya dapat mencapai 2 sampai 2,5 meter berwarna hijau atau cokelat gelap. Pelepah daunnya saling

7/21/2019 Kurkumin rimpang

http://slidepdf.com/reader/full/kurkumin-rimpang 2/11

menutupi membentuk batang.Tumbuhan yang patinya mudah dicerna ini dapat tumbuh baik di dataran

rendah hingga ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Umbi akan muncul dari pangkal batang,

warnanya kuning tua atau coklat muda, panjangnya sampai 15 sentimeter dan bergaris tengah 6

sentimeter. Baunya harum dan rasanya pahit agak pedas.

 

• Daun

Tiap batang mempunyai daun 2 – 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset,

warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap,panjang daun 31 – 84cm dan lebar 10 –

18cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 – 80cm. Mulai dari pangkalnya sudah memunculkan

tangkai daun yang panjang berdiri tegak. Tinggi tanaman antara 2 sampai 2,5 m. Daunnya bundar

panjang , mirip daun pisang.

• Bunga

Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan. bunganya berukuran pendek dan

lebar, warna putih atau kuning tua dan pangkal bunga berwarna ungu. Bunga mejemuk berbentuk bulir,

bulat panjang, panjang 9-23 cm, lebar 4-6 cm. Bunga muncul secara bergiliran dari kantong-kantong

daun pelindung yang besar dan beraneka ragam dalam warna dan ukurannya. Mahkota bunga berwarna

merah. Bunga mekar pada pagi hari dan berangsur-angsur layu di sore hari Kelopak bunga berwarna

putih berbulu, panjang 8 – 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm,helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu

atau merah, panjang 1.25 – 2cm dan lebar 1cm.

• Buah

Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna

kekuning-kuningan. Warna kulit rimpang cokelat kemerahan atau kuning tua, sedangkan warna daging

rimpang oranye tua atau kuning.

• Biji

Sejauh ini, temulawak belum pernah dilaporkan menghasilkan biji. Karena penanaman temulawak

dengan cara menanam rimpang temulawak tersebut. Perbanyakan tanaman temulawak dilakukan

menggunakan rimpang rimpangnya baik berupa rimpang induk (rimpang utama) maupun rimpang anakan

(rimpang cabang).

7/21/2019 Kurkumin rimpang

http://slidepdf.com/reader/full/kurkumin-rimpang 3/11

Gambar 1. Tanaman temulawak

KANDUNGAN KIMIA TEMULAWAK

Temulawak telah lama diketahui mengandung senyawa kimia yang mempunyai keaktifan fisiologi, yaitu

kurkuminoid dan minyak atsiri. Kurkuminoid terdiri atas senyawa berwarna kuning kurkumin dan

turunannya. Kurkuminoid yang memberi warna kuning pada rimpang bersifat antibakteria, anti-kangker,

anti-tumor dan anti-radang, mengandungi anti-oksidan dan hypokolesteromik. Sedangkan minyak atsiri

berbau dan berasa yang khas. Kandungan minyak atsiri pada rimpang temulawak 3-12% Sedangkan

untuk kurkuminoid, dalam temulawak 1-2%. Untuk menentukan persentase ini dilakukan pemanasan

pada temperatur 50-55o C , supaya tidak merusak zat aktifnya dan untuk mendapatkan warna yang baik

dari kurkuminoid.

Kajian dan penyelidikan atas temulawak (Curcuma xanthorrhiza) membuktikan bahawa rimpangnya

mengandungi banyak zat kimiawi yang memberikan kesan positif terhadap organ dalam manusia seperti

empedu, hati dan pankreas. Pengaruhnya keatas empedu ialah dapat mencegah pembentukan batu dan

kolesistisis. Dalam hati, zat temulawak merangsang sel hati membuat empedu, mencegah hepatatis dan

penyakit hati, membantu menurunkan kadar SGOT dan SGPT dan sebagai anti-hepatotoksik. Selain itu,

ia dapat merangsang fungsi pankreas, menambah selera makan, berkemampuan merangsang

perjalanan sistem hormon metabolisme dan fisiologi tubuh.

Bahan berkhasiat tanaman obat adalah senyawa organik, yang kandungan utamanya adalah karbon. Jika

dihipotesiskan bahwa fotosintesis 14CO2 pada tanaman temulawak akan menghasilkan karbohidrat

sederhana yang mengandung 14C, pada proses biosintesis lanjut akan dihasilkan komponen berkhasiat

obat (minyak atsiri dan kurkuminoid) yang bertanda 14C. Yang menjadi masalah pada studi ini adalah

bagaimana mengelola proses fotosintesis 14CO2 tersebut untuk mendapatkan produk bertanda radioaktif

14C.

7/21/2019 Kurkumin rimpang

http://slidepdf.com/reader/full/kurkumin-rimpang 4/11

Komposisi kimia dari rimpang temulawak adalah protein pati sebesar 29-30 persen, kurkumin satu

sampai dua persen, dan minyak atsirinya antara 6 hingga 10 persen. Daging buah (rimpang) temulawak

mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupafellandrean danturmerol atau yang

sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol.

Temulawak mengandung minyak atsiri seperti limonina yang mengharumkan, sedangkan kandungan

flavonoida-nya berkhasiat menyembuhkan radang. Minyak atsiri juga bisa membunuh mikroba. Buahnya

mengandung minyak terbang (anetol, pinen, felandren, dipenten, fenchon, metilchavikol, anisaldehida,

asam anisat, kamfer), dan minyak lemak.

Rimpang temulawak mengandung zat kuning kurkumin, minyak atsiri, pati, protein, lemak, selulosa, dan

mineral. Di antara komponen tersebut, yang paling banyak kegunaannya adalah pati, kurkuminoid, dan

minyak atsiri.

 

SENYAWA KURKUMIN DARI RIMPANG TEMULAWAK

 

1. 1. Sifat, Struktur dan Golongan Kurkumin

Kurkuminoid rimpang temulawak adalah suatu zat yang terdiri dari campuran komponen senyawa yang

bernama kurkumin dan desmetoksi kurkumin, mempunyai warna kuning atau kuning jingga, berbentuk

serbuk dengan rasa sedikit pahit, larut dalam aseton, alkohol, asam asetat glasial, dan alkali hidroksida.

Kurkumin tidak larut dalam air dan dietileter. Kurkuminoid mempunyai aroma khas tidak bersifat toksik.

Kurkumin mempunyai rumus molekul C21H20O6 (Bobot molekul = 368) sedangkan desmetoksi kurkumin

mempunyai rumus molekul C21H20O6 dengan bobot molekul 385.

Kurkuminoid rimpang temulawak adalah suatu zat yang terdiri dari campuran komponen senyawa yang

bernama kurkumin dandesmetoksikurkumin, mempunyai warna kuning atau kuning jingga. Kurkumin

tidak larut dalan air dan dieter. Kurkumin akan berubah

menjadisenyawa metabolit berupa dihidrokurkumin atautetrahidrokurkumin sebelum kemudian dikonversi

menjadi senyawa konjugasi monoglusuronida.

Kurkumin adalah senyawa aktif yang ditemukan pada temulawak, berupapolifenol. Kurkumin memilikidua bentuktautomer:keton dan enol. Struktur keton lebih dominan dalam bentuk padat, sedangkan

struktur enol ditemukan dalam bentuk cairan. Kurkumin berwarna kuning atau kuning jingga sedangkan

dalam suasana basa berwarna merah sebab kurkumin merupakan senyawa yang berinteraksi

denganasam borat menghasilkan senyawa berwarna merah yang disebutrososiania.

7/21/2019 Kurkumin rimpang

http://slidepdf.com/reader/full/kurkumin-rimpang 5/11

Kurkumin merupakan salah satu senyawa aktif yang diisolasi dari rimpangCurcuma

 xanthorrhiza(temulawak). Namun berdasarkan penelitian terbaru, kurkumin juga dapat diisolasi

dariCurcuma zedoariadanCurcuma aromatica. Kurkumin dihasilkan secara alami dari rimpang

Temulawak bersamaan dengan dua senyawa analog kurkumin lainnya, yaitu demetoksikurkumin dan

bisdemetoksikurkumin Kurkumin dihasilkan dari rimpang Temulawak dalam jumlah yang paling banyak

dibandingkan dengan demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin.

Gambar 2. Struktur kurkuminoid dari rimpang temulawak

 

1. 2. Sifat Kimia Dan Stabilitas Kurkumin

Kurkuminoid dikenal sebagai zat warna kuning yang terkandung dalam rimpang. Kenyataan menunjukkan

bahwa kurkumin yang diperoleh dari rimpang Temulawak selalu tercampur dengan dengan senyawa

analognya yaitu demetoksi kurkumin dan BIS demetoksi kurkumin. Campuran ketiga senyawa tersebut

dikenal dengan kurkuminoid.

Kurkumin mempunyai rumus molekul C23H2006 dengan BM 368,37 serta titik lebur 183°C, tidak larut dalam

air dan eter, larut dalam etil asetat, metanol, etanol, benzena, asam asetat glasial, aseton dan alkali

hidroksida. Kurkumin merupakan senyawa yang peka terhadap lingkungan terutama karena pengaruh ph

dan suhu, cahaya serta radikal-radikal.

• Ph dan suhu

Sifat kurkumin yang menarik adalah perubahan warna akibat perubahan ph lingkungan. Dalam suasana

asam kurkumin berwarna kuning atau kuning jingga sedangkan dalam suasana basa berwarna merah.

Hal terrsebut dapat terjadi karena adanya sistem tautomeri pada molekulnya. Untuk mendapatkan

7/21/2019 Kurkumin rimpang

http://slidepdf.com/reader/full/kurkumin-rimpang 6/11

stabilitas yang optimum dari sediaan kurkumin maka pH nya dipertahankan kurang dari 7. Pada pH lebih

dari 7 kurkumin sangat tidak stabil dan mudah mengalami disosiasi.

• Cahaya

Sifat kurkumin yang penting adalan sensitivitasnya pada cahaya. Kurkumin akan mengalami dekomposisi

 jika terkena cahaya. Produk degradasinya yang utama adalah asam ferulat, aldehid ferulat,

dehidroksinaftalen, vinilquaikol, vanilin dan asam vanilat.

• Radikal hidroksil

Kurkumin memperlihatkan kepekaan terhadap radikal bebas sebagai contoh kurkumin dapat bereaksi

selama atom H dilepas atam radikal hidroksil ditambahkan pada molekul kurkumin. Pengurangan sebuah

atom H menghasilkan pembentukan radikal kurkumin yang terdekomposisi atau menjadi stabil dengan

sendirinya.

Sifat kimia kurkuminoid yang menarik adalah sifat perubahan warna akibat perubahan pH lingkungan.

Dalam susana asam, kurkuminoid berwarna kuning atau kuning jingga, sedangkan dalam suasana basa

berwarna merah.

Keunikan lain terjadi pada sifat kurkumin dalam suasana basa, karena selain terjadi proses disosiasi,

pada suasana basa kurkumin dapat mengalami degradasi membentuk basa ferulat dan ferulloilmetan.

Degradasi ini terjadi bila kurkumin berada dalam lingkungan pH 8,5 – 10,0 dalam waktu yang relatif lama,

walaupun hal ini tidak berarti bahwa dalam waktu yang relatif singkat tidak terjadi degradasi kurkumin,

karena proses degradasi sangat dipengaruhi juga oleh suhu lingkungan. Salah satu hasil degradasi, yaitu

feruloilmetan mempunyai warna kuning coklat yang akan mempengaruhi warna merah yang seharusnya

terjadi. Sifat kurkuminoid lain yang penting adalah aktivitasnya terhadap cahaya. Bila kurkumin terkena

cahaya, akan terjadi dekomposisi struktur berupa siklisasi kurkumin atau terjadi degradasi struktur.

 

1. 3. Khasiat dan Manfaat Kurkumin

Kurkumin adalah komponen utama senyawa kurkuminoid hasil metabolit sekunder yang banyak terdapat

pada tanaman jenis Temulawak dan temulawak (suku Zingiberaceae). Senyawa kurkuminoid lainnya

adalah bis‐demetoksi kurkumin dan demetoksi kurkumin. Dalam dunia farmasi, penggunaan kurkumin

sebagai senyawa bahan obat telah dilakukan secara luas. diantaranya adalah sebagai antioksidan,

antiinflamasi, antiinfeksi, dan antiviral. Pada tingkat penelitian yang lebih lanjut, kurkumin diduga dapat

7/21/2019 Kurkumin rimpang

http://slidepdf.com/reader/full/kurkumin-rimpang 7/11

bermanfaat sebagai antitumor, bahkan dapat melakukan penghambatan replikasi human

immunodeficiency virus(HIV).

Kurkumin dikenal karena sifatantitumor danantioksidan yang dimilikinya, selain banyak kegunaan medis

seperti :

• melindungisaraf, mengurangi risiko radang otak vasospasma dan mengembalikan homeostasis energi padasistem otak yang terganggu akibat terluka atau trauma.

• menghambat dan mengurangi penumpukan plak amiloid-beta pada penderitaAlzheimer

• melindungihati, antara lain dari hemangioendotelioma,hepatokarsinoma,Hepatitis B

• melindungipankreas dari akibat rasio sitokina yang berlebihan, bahkan setelah transplantasi, serta

menurunkan resistansi terhadapinsulin dan leptin.

• melindungisel Leydig dari pengaruhalkohol.

• menurunkan peradangan pada jaringan adiposa.

• selain itu kurkumin juga:

• menghambatindoleamina 2,3-dioksigenase, sebuah enzim yang berperan dalam

degradasitriptofan pada sel dendritik yang distimulasi oleh LPS atauinterferon, dan menghambat matangnya

sel dendritik. Ekspresisiklo oksigenase-2 yang diinduksi oleh LPS dan produksi prostaglandin E2 akan

meningkat, dan mengakibatkan de-ekspresi molekul CD80,CD86 danMHC I dan menghambat

produksi sitokina IL-12 p70 dan TNF-α.

• menghambatangiogenesis

• menghambat lintasan COX dan LO pada metabolisme eikosanoid. Kurkumin sangat efektif untuk

menghambat pertumbuhan sel kanker, seperti kanker payudara, namun menunjukkan sifat toksik terhadap

kultur sel punca. Defisiensi COX dapat mengakibatkan sindrom Leigh, SCO2 (hypertrophic cardiomyopathy),

SCO1 (gagal hati,koma ketoasidosis), and COX10 (encephalopathy,tubulopathy).

1. 4. Ekstraksi dan Isolasi Kurkumin

Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan cara ekstraksi.

Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan menggunakan

pelarut yang sesuai. Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang akan diekstrak. Suatu

senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda.

Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. Secara umum

ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan dan isolasi zat dari suatu zat dengan

penambahan pelarut tertentu untuk mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair.

Dalam hal ini fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat

lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika solute dipisahkan dari pelarutnya,

misalnya dengan cara distilasi/penguapan.

Mengekstrak rimpang temulawak dengan menggunakan metode maserasi untuk melihat pengaruh jumlah

pelarut, lama ekstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman dan mutu oleoresi. Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa rendemen diperoleh berkisar antara 1,86-3,06 %, kadar kurkumin terbesar

7/21/2019 Kurkumin rimpang

http://slidepdf.com/reader/full/kurkumin-rimpang 8/11

diperoleh pada saat perlakuan pelarut 400 ml, lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh.

Bambang S, dkk. Melakukan ekstraksi kurkumin dari temulawak secara maserasi dengan variabel waktu,

perbandingan pelarut-bahanbaku dan suhu serta pelarut aseton dan etanol. Secara umum hasil

penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar

dari bahan baku. Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku pelarut 1:5,sedangkan pada ekstraksi

dengan pelarut etanol terjadi pada waktu 18 jam dan perbandingan bahan baku-pelarut 1:8.

Isolasi kurkumin adalah menggunakan menggunakan metode dan pelarut yang berbeda. Berdasarkan

hasil yang diperoleh, sistem dengan sokletasi menggunakan etanol menghasilkan kurkuminoid yang lebih

banyak daripada sistem yang lain. mengekstrak rimpang temulawak dengan

Meskipun telah lama digunakan sebagai bahan baku di dalam industri obat alami, masih banyak dijumpai

perusahaan obat alami di Indonesia yang hanya melakukan ekstraksi tanpa mempertimbang-kan faktor-

faktor yang mempengaruhi efisiensi proses. Di samping itu, kualitas ekstrak yang di-hasilkan belum

seragam kandungan senyawanya untuk setiap batch yang berbeda. Perbedaan ini ke-mungkinan

diakibatkan belum diterapkannya sistem produksi yang baik pada tahap budidaya, pasca panen dan

proses ekstraksinya.

Serbuk yang berukuran -18/+40 mesh disimpan dalam plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku

ekstraksi. Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis kandungan air, abu, lemak, minyak atsiri,protein

dan pati berdasarkan metoda yang dikembangkan AOAC dan WH0.Analisis kadar kurkuminoid

menggunakan spektrofotometerUV-Visibel pada panjang gelombang 420 nm.

Ekstraksi kurkuminoid dilakukan dengan menggunakan alat perkolator dengan diameter 4 cm dan tinggi

kolom 88 cm yang dilengkapi pemanas dan kontrol suhu serta pengatur kecepatan alirpelarut. Sejumlah

100 gram sampel temulawak di-masukkan dalam alat perkolator, kemudian pelarut dialirkan dari atas

menuju ke bawah dengan kondisi komposisi pelarut, suhu dan kecepatan alir diatursesuai dengan

variabel penelitian. Ekstraksi dilakukan selama 3 jam dan dilakukan dua kali pengulangan. Ekstrak yang

diperoleh dipekatkan dengan menggunakanrotavapourpada suhu 40°C dan 175 mmBar.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu, kecepatan alir pelarut dan

komposisipelarut etanol- air pada proses ekstraksi kurkuminoiddari temulawak secara perkolasi dengan

meng-gunakan pelarut etanol.Peralatan yang digunakan antara lain kolomnperkolasi dengan dilengkapi

kontrol suhu dan pemanas, Spektrofotometer UV-Visibel Hexios, dan peralatan analisis lainnya. Sampel

temulawak basah dari Balitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm,kemudian dikeringkan pada oven

7/21/2019 Kurkumin rimpang

http://slidepdf.com/reader/full/kurkumin-rimpang 9/11

pada suhu 60°Chingga tercapai kadar air maksimal 10%. Sampel yang telah kering kemudian digiling dan

diayak. dalam pelarut, maka kadar kurkuminoid yang diperoleh akan semakin besar. Hal ini

dikarenakankurkuminoid dapat terlarut dengan baik pada pelarutetanol dan tidak dapat larut dalam air.

Suhu pelarut tidak memberikan pengaruh yang nyata pada ekstraksi kurkuminoid dari rimpang temulawak

secara perkolasi diduga karena suhu pelarut yang digunakan mengalami penurunan pada saat

kontakdengan bahan baku. Kecepatan alir pelarut yang tidak memberikan pengaruh yang nyata pada

ekstraksi kurkuminoid dari rimpang temulawak secara per-kolasi diduga karena kecepatan yang

digunakan ter-lalu besar sehingga waktu kontak dengan bahan baku relatif singkat.

Dari hasil analisis proksimat diketahui kandungan kurkuminoid yang terdapat dalam rimpang sebesar

2,82 %. Perbedaan nilai kandungan komposisi kimia yang diperoleh dengan hasil penelitian yang pemah

dilakukan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah umur rimpang, tempat tumbuh,

dan metode analisis yang digunakan. Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada Tabel di

bawah. Hasil penelitian ekstraksi kurkuminoid dari rimpang temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.)

secara perkolasi dengan berbagai variabel suhu, kecepatan alir pelarut dan komposisi pelarut etanol- ir

dapat dilihat pada. Dari gambar terse but terlihat bahwa di antara ketiga variabel yang digunakan,

komposisi pelarut etanol 96%-air memberikan perbedaan nyata terhadap perolehan kadar kurkuminoid di

dalam ekstrak, sedangkan suhu pelarut dan kecepatan alir pelarut tidak memberikan perbedaan yang

nyata. Semakin tinggi kadar etanol dalam pelarut, maka kadar kurkuminoid yang diperoleh akan semakin

besar. Hal ini dikarenakan kurkuminoid dapat terlarut dengan baik pada pelarut etanol dan tidak dapat

larut dalam air. Suhu pelarut tidak memberikan pengaruh yang nyata pada ekstraksi kurkuminoid dari

rimpang temulawak secara perkolasi diduga karena suhu pelarut yang digunakan mengalami penurunan

pada saat kontak dengan bahan baku. Kecepatan alir pelarut yang tidak memberikan pengaruh yang

nyata pada ekstraksi kurkuminoid dari rimpang temulawak secara per-kolasi diduga karena kecepatan

yang digunakan terlalu besar sehingga waktu kontak dengan bahan baku relatif singkat.

Sebanyak 100 gram serbuk halus temulawak dibungkus kertas saring, dimasukkan ke dalam alat soklet

dengan labu alas bulat 1000 mL yang terisi kira-kira 350 mL (1/3 bagian volume )n– heksana dan

eberapa butir batu didih. Ekstraksi dilakukan pada suhu 70 oC selama 24 jam atau sampai warna pelarut

yang terkondensasi berwarna kuning pucat. Residu diuapkan dengan tekanan rendah, kemudian

diekstraksi kembali dengan pelarut etanol pada suhu 80 oC selama 24 jam. Ekstrak etanol diuapkan

dengan “rotary evaporator” sampai terbentuk kristal. Kristal yang diperoleh direkristalisasi dengan pelarut

metanol, selanjutnya dikromatografi kolom dengan eluen benzena : kloroform (1 : 4) dan fasa diam silika

gel 60. Fraksi kurkumin dianalisa dengan alat UV,

IR, GC-MS dan uji titik leleh. Uji aktifitas antioksidan senyawa kurkumin, asam askorbat dan asam sitrat

diawali dengan cara membuat variasi konsentrasinya masing-masing yaitu 50, 100, 200 dan 400 ppm.

7/21/2019 Kurkumin rimpang

http://slidepdf.com/reader/full/kurkumin-rimpang 10/11

Masing-masing larutan (3,7 mL) ditambah 4 mL etanol 99,5%, 4,1 mL asam linoleat 2,51% dalam etanol

99,5% dan 8 mL buffer fosfat (pH 7). Campuran dimasukkan ke dalam botol gelap tertutup rapat dan

diinkubasi pada suhu 40 oC. Setiap interval waktu 24 jam masing-masing cuplikan diambil 0,1 mL dan

ditambah 9,7 mL etanol 75%; 0,1 mL ammonium tiosianat 30%, 3,9 mL H2O dan 0,1 mL FeCl2 0,02 M

dalam HCl 3,5%. Campuran dimasukkan dalam kuvet, setelah 3 menit diukur absorbansinya pada = 500

nm dan hasilnya dibandingkan dengan larutan kontrol (tanpa antioksidan) Uji sinergisme dilakukan

dengan menambahkan 3,7 mL kurkumin 200 ppm ke dalam 0,1 mL asam askorbat 200 ppm. Campuran

tersebut ditambah 4 mL etanol 99,5%; 4,1 mL asam linoleat 2,51% dalam etanol 99,5% dan 8 mL buffer

fosfat (pH 7). Campuran itu dimasukkan dalam botol gelap tertutup dan diinkubasi pada suhu 40 oC untuk

setiap interval waktu 24 jam . Sampel diambil 0,1 mL dan ditambah 9,7 mL etanol 75%; 0,1 mL

ammonium tiosianat 30%; 3,9 mL H2O dan 0,1 mL FeCl2 0,002 M dalam HCl 3,5%. Setelah 3 menit

larutan diukur absorbansinya pada = 500 nm. Pekerjaan yang sama dilakukan terhadap campuran asam

askorbat dan asam sitrat. Kedua hasil masing-masing dibandingkan dengan larutan kontrol (tanpa

antioksidan).

Ekstraksi serbuk temulawak dengan pelarutn– heksana dimaksudkan untuk mengambil fraksi-fraksi non

polar yang mengandung kemungkinan besar minyak atsiri dan lipid. Residunya diekstrak kembali dengan

pelarut etanol untuk mengambil kurkuminoid. Ekstraksi terhadap 3 x 100 gram serbuk temulawak

diperoleh 5 gram ekstrak kurkuminoid murni. Hasil kromatografi kolom ekstrak kurkuminoid diperoleh 0,25

gram kurkumin yang mempunyai titik leleh 174 oC, sedang kurkumin standart mempunyai titik leleh 175

oC. Identifikasi dengan spektroskopi UV, kurkumin hasil menunjukkan = 422 nm dan kurkumin standart

= 420nm. Dari dua hasil uji menunjukkan ada kesesuaian antara kurkumin hasil ekstraksi dengan

kurkumin standart. Analisa dengan spektroskopi infra merah (IR) menunjukkan pita serapan spesifik yang

serupa antara kurkumin hasil ekstraksi engan kurkumin standart.

 

1. 5. Jalur Biosintesis (Metabolisme) Kurkumin

Kurkumin tergolong senyawa diarilheptonoid turunan metana tersubstitusi dua asam farulat (diacu

sebagai diferuloil metan). Kurkumin adalahsenyawa aktif yang ditemukan pada temulawak,

berupapolifenol.

Senyawa fenilpropanoid merupakan salah satu kelompok senyawa fenol utama yang berasal dari jalur

shikimat. Senyawa senyawa fenol ini mempunyai kerangka dasar karbonyang terdiri dari cincin benzen

(C6) yang terikat pada ujung rantai karbon propana (C3).

7/21/2019 Kurkumin rimpang

http://slidepdf.com/reader/full/kurkumin-rimpang 11/11

Gambar 3. Struktur Dasar Fenilpropanoid

Biosintesa senyawa fenilpropanoida yang berasal dari jalur shikimat pertama kali ditemukan dalam

mikroorganisme seperti bakteri, kapang, dan ragi. Sedangkan asam shikimat pertama kali ditemukan

pada tahun 1885 dari tumbuhan Illicium religiosum dan kemudian ditemukan dalam banyak tumbuhan.

Pokok-pokok reaksi biosintesa dari jalur shikimat adalah sebagai berikut:

Pembentukan asam shikimat dimulai dari kondensasi aldol antara suatu tetrosa yaitu eritrosa dan asam

fosfoenolpiruvat. Pada kondensasi ini,gugus metilen C=CH dari asam fosfoepiruvat berlaku sebagai

nukleofil dan beradisi dengan gugus karbonil C=O dari eritrosa menghasilkan suatu gula yang terdiri dari

7 atom karbon. Selanjutnya reaksi yang analog (intramolekuler) menghasilkan asam 5- dehidrokuinatyang

mempunyai lingkar sikloheksana yang kemudian diubah menjadi asam shikimat. Asam prefenat terbentuk

oleh adisi asam fosfoenolpiruvat kepada asam shikimat. Berikutnya aromatisasi dari asam prefenat

menghasilkan fenitpiruvat yang menghasilkan fenilalanin melalui reaksi reduktif aminasi. Akhirnya,

deaminasi dari fenilalanin menghasilkan asam sinamat. Reaksi parallel yang sejenis terhadap tirosin yang

mempunyai tingkat oksidasi yang lebih tinggi menghasilkan asam perusahaan-kumarat dan selanjutnya

asam sinamat, mengalami transformasi biogenetik, menghasilkan turunan fenilpropanoid.