kurikulum berbasis akhlak mulia

Upload: ahmad-khanief

Post on 07-Jul-2015

268 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Kurikulum Berbasis Akhlak Mulia (Karakter)Beberapa waktu yang lalu, kementerian pendidikan nasional mewacanakan pengembangan pendidikan melalui kurikulum berbasis akhlak mulia. Apa yang dimaksud dengan pendidikan berbasis akhlak mulia tersebut? Kurikulum berbasis akhlak mulia adalah wacana implementasi kurikulum yang berupaya menanamkan nilai-nilai akhlak melalui mata pelajaran yang diajarkan kepada para peserta didik. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah melalui kemdiknas mengembangkan model kurikulum berbasis akhlak mulia. Dalam pelaksanaannya, model kurikulum berbasis akhlak mulia ini, sebaiknya dirancang dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh para guru. Dewasa ini, guru sering terjebak dalam dikotomi pendidikan yang membedakan antara pendidikan agama dan pendidikan umum. padahal seharusnya para guru mampu menanamkan nilai-nailai akhlak di setiap mata pelajaran yang mereka ajarkan. Seorang guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) misalnya, tidak hanya sekadar mengajar materi pengetahuan alam, tetapi bagaimana para guru IPA mengintegrasikan nilai-nilai al-akhlak al karimah dalam mata pelajaran pengetahuan alam yang diajarkannya. Karena itu, dibutuhkan sebuah keseriusan di dalam merancang pelaksanaan kurikulum berbasis akhlak mulia tersebut. Dewasa ini, memang telah sangat terasa bahwa para peserta didik mengalami kepincangan kecerdasannya. para guru, siswa dan masyarakat sering hanya merasa puas dengan prestasi akademik yang diraih oleh para peserta didik, tetapi mereka melupakan bahwa kecerdasan intelektual hanyalah sebahagian dari kecerdasan yang harus dimiliki manusia. Merosotnya nilai-nilai akhlak di kalangan peserta didik adalah salah satu indikator betapa lemahnya pendidikan kita di dalam melaksanakan fungsinya sebagai pembawa perubahan bagi setiap diri individu menjadi lebih baik. Dengan hadirnya kurikulum berbasis akhlak mulia, diharapkan mampu mengatasi berbagai kemerosostan akhlak generasi muda.

Pendidikan KarakterPersoalan real yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana membentuk karakter bangsa (Nation Character Building). Bagaimana Nilai-nilai budaya banagsa yang telah mengakar kuat berhadapan dengan pusaran arus globalisasi yang demikian mengancam. Bagaimanapun juga khazanah keragaman budaya dan heterogenitas masyarakat Indonesia, di satu sisi merupakan keistimewaan namun di sisi lain menimbulkan kekhawatiran. Dalam diskursus pendidikan, hal tersebut harus dibahas, dan tidak dapat diabaikan begitu saja. Abd.Rachman Assegaf, mengemukakan bahwa: Diskursus pendidikan bukanlah merupakan suatu entitas yang berdiri sendiri, melainkan dikelilingi oleh entitas lain yang saling bersinergi. Problema sosial, politik, budaya, hukum, falsafah, ekonomi dan lain-lain merupakan entitas di luar pendidikan yang memiliki pengaruh interkonektif cukup intens terhadap pendidikan. (Mustofa Rembangy, Pendidikan Transformatif, Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi, Yogyakarta: Teras, 2008, h.xxiii) Dari sisi yang berbeda walau dengan perspektif yang sama dikemukakan oleh Suyanto bahwa di era global seperti saat ini dan masa yang akan datang, penguasaan teknologi informasi menjadi sangat penting bagi eksistensi suatu bangsa. Oleh karena itu, dilihat dari aspek pendidikan, era global berdampak pada cepat usangnya hardware dan software bidang pendidikan. Dengan demikian, sektor pendidikan harus diberdayakan setiap saat.(Suyanto, Dinamika Pendidikan Nasional Dalam Percaturan Global Dunia, Jakarta, PSAP Muhammadiyah, 2006, h. 15)

Dari dua pandangan tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan penting, bahwa di era globalisasi, pendidikan dan semua anasir-anasirnya, terutama kebudayaan, harus selalu berhubungan secara sinergis, dan untuk mencapai harmonisasi tersebut dibutuhkan penguasaan teknologi informasi yang up to date. Karena itu, fenomena multikulturalisme harus menjadi perhatian kebijakan pendidikan di Indonesia. Bahkan disebutkan bahwa upaya menggagas pendidikan yang berbasis multikulturalisme menjadi signifikan. Kemendiknas akan Kembangkan Kurikulum Berbasis Akhlak Mulia BOGOR: Kementerian Pendidikan Nasional akan mengembangkan kurikulum berbasis akhlak mulia mulai 2011 untuk menanamkan karakter yang baik kepada siswa melalui pendidikan. Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan Nasional M Nuh di Bogor, Minggu (5/12). Saat menjadi pembicara pada diskusi panel yang digagas Panitia Muktamar V Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia di IICC Bogor, Menteri mengatakan, pengembangan kurikulum berbasis akhlak mulia dirasakan mendesak untuk memberikan pendidikan karakter bagi generasi bangsa. Kurikulum berbasis akhlak mulia dikembangkan untuk menanamkan karakter bagi anak-anak Indonesia, kata M Nuh. Menurut dia, pendidikan karakter penting ditanamkan di sekolah sehingga lulusan yang dihasilkan menjadi generasi masa depan bangsa yang memiliki karakter kuat. Kemajuan dan kemandirian sebuah bangsa antara lain dibangun melalui karakter yang kuat, kata M Nuh yang juga awan Syuriah PWNU Jawa Timur. Oleh karena itu, lanjut M Nuh, mulai 2011 Kemdiknas mengembangkan kurikulum berbasis akhlak mulia sebagai upaya membangun karakter bangsa.

Ia mengatakan, pengembangan kurikulum berbasis akhlak mulia dilakukan dengan menanamkan moralitas dan akhlak mulia dalam berbagai mata pelajaran yang diajarkan di kelas. Akhlak dan moralitas harus masuk dalam semua mata pelajaran yang diajarkan pada peserta didik, jelas M Nuh.