kunker reses komisi v ke sulsel tgl 7-8 des 2014

21
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE PROVINSI SULAWESI SELATAN Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014-2015 Tanggal 7 s.d 9 Desember 2014 I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; padaperubahan Pertama Pasal 20, Pasal 20 A, Pasal 23; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor ... Tahun ... tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 3. Peraturan DPR RI Nomor 1 tahun 2014 tentang Tata Tertib; 4. Keputusan Rapat Intern Komisi V DPR-RI tanggal 4 Desember 2014 tentang Persiapan Pelaksanaan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI pada reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014-2015 Ke Provinsi Sulawesi Selatan. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah: a. Untuk melakukan pengawasan dengan melihat secara langsung hasil-hasil pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya Bidang Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat, Bidang Perhubungan, Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal, serta Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang menjadi tanggung jawab Komisi V DPR RI. b. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di Provinsi Sulawesi Selatan, utamanya terkait pembangunan Infrastruktur dan pembiayaannya yang didanai APBN tahun berjalan dan tahun- tahun sebelumnya.

Upload: trandat

Post on 21-Jan-2017

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

KE PROVINSI SULAWESI SELATAN

Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014-2015

Tanggal 7 s.d 9 Desember 2014

I. PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

padaperubahan Pertama Pasal 20, Pasal 20 A, Pasal 23;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor ... Tahun ... tentang

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

3. Peraturan DPR RI Nomor 1 tahun 2014 tentang Tata Tertib;

4. Keputusan Rapat Intern Komisi V DPR-RI tanggal 4 Desember 2014

tentang Persiapan Pelaksanaan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI pada

reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014-2015 Ke Provinsi

Sulawesi Selatan.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah:

a. Untuk melakukan pengawasan dengan melihat secara langsung

hasil-hasil pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya

Bidang Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat, Bidang

Perhubungan, Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal, serta

Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang menjadi

tanggung jawab Komisi V DPR RI.

b. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di Provinsi

Sulawesi Selatan, utamanya terkait pembangunan Infrastruktur

dan pembiayaannya yang didanai APBN tahun berjalan dan tahun-

tahun sebelumnya.

Page 2: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

c. Untuk menyerap aspirasi di masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan

terkait pembangunaninfrastruktur dan pembiayaannya melalui

APBN di tahun-tahun mendatang.

2. Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja adalah dalam rangka

melaksanakan Fungsi danTugas Dewan. Berdasarkan Keputusan DPR

RI Nomor 1/DPR-RI/ 2014 tentang Peraturan Tata Tertib DPR RI,

pada Pasal 58 ayat ( 3 ) tentang Tugas Komisi, disebutkan bahwa

Tugas Komisi antara lain adalah :

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,

termasuk anggaran pendapatan dan belanja negara serta

peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup

tugasnya;

b. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.

Selain itu, terkait dengan Tata Tertib DPR RI Pasal 53 ayat (3) tentang Tugas

Komisi antara lain pada: butir a. Melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan undang-undang, termasuk anggaran pendapatan dan belanja

negara serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup

tugasnya; butir c. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.

Selain itu, terkait pula dalam Tata Tertib DPR RI Pasal 54 ayat (3) huruf f

tentang ”Komisi dalam menjalankan tugas sebagaimana dalam pasal 53 ayat

(3), dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, dapat”: ”Mengadakan

kunjungan kerja dalam masa reses, atau apabila dipandang perlu, dalam

masa sidang dengan persetujuan pimpinan DPR yang hasilnya dilaporkan

dalam rapat komisi untuk ditentukan tindak lanjutnya”.

C. Susunan :

Daftar nama anggota Komisi V DPR RI peserta kunjungan spesifik ke

Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut:

NO. NO.

ANGG.

N A M A FRAKSI JABATAN

1. A-271 H. MUHIDIN M. SAID, SE, MBA FPG KETUA

2. A-225 IR. RENDY M.AFFANDI LAMADJIDO, MBA FPDIP ANGGOTA

3. A-158 SUKUR H. NABABAN, ST FPDIP ANGGOTA

Page 3: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

4. A-198 IR. BUDI YUWONO, Dipl, SE FPDIP ANGGOTA

5. A-314 DR. IR. MARKUS NARI, M.SI FPG ANGGOTA

6. A-303 Hj. AGATI SULIE MAHYUDIN, SE FPG ANGGOTA

7. A-318 DRS. H. ROEMKONO FPG ANGGOTA

8. A-374 H. MOH. NIZAR ZAHRO, SH, MPD F-GERINDRA ANGGOTA

9. A-331 ADE REZKI PRATAMA, SE F-GERINDRA ANGGOTA

10. A-453 DRS. H. UMAR ARSAL FPD ANGGOTA

11. A-417 ANTON SUKARTONO SURATTO FPD ANGGOTA

12. A-452 DR. IR. H BAHRUM DAIDO, M.SI FPD ANGGOTA

13. A-466 Hj. HANNA GAYATRI, SH FPAN ANGGOTA

14. A-502 IR. H. ANDI TAUFAN TIRO FPAN ANGGOTA

15. A-54 DRS H. MOHAMMAD TOHA, S.SOS. M.SI FKB ANGGOTA

16. A-94 IR. KH. ABDUL HAKIM, MM FPKS ANGGOTA

17. A-543 HJ. FATMAWATI RUSDI, SE FPPP ANGGOTA

18 A-04 SAHAT SILABAN, SE F-NASDEM ANGGOTA

19. A-553 MIRYAM S. HARYANI, SE, M.SI F-HANURA ANGGOTA

SEKRETARIAT

20. NUNIK PRIHATIN BUDIASTUTI, SH SEKRETRIAT

21. AAN YULIANINGSIH, S.SOS SEKRETARIAT

22. MUHAMMAD SODIK, SE SEKRETARIAT

23. ACHMAD WIRABRATA, ST, MM PENELITI

24. AANG NUGROHO PEMBERITAAN

Mitra dari berbagai Departemen dan Lembaga yang mendampingi adalah

dari:

- Departemen Pekerjaan UmumPerumahan Rakyat

- Departemen Perhubungan

- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

- Badan SAR Nasional,

Page 4: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

D. Jadwal Kegiatan.

Dalam Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014 - 2019, Komisi

V DPR RI melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi Selatan pada

tanggal 7 s.d. 9 Desember 2014. Dalam masa kunjungan tersebut, Komisi V

DPR RImelakukan peninjauan, pertemuan, penyerapan aspirasi,dialog, dan

melakukan komunikasi intensif dengan pemerintah daerah, serta masyarakat

luas.

II. ISI LAPORAN

A. Sejarah

Pada abad ke XVI terdapat 3 kerajaan besar yang berpengaruh luas di

Sulawesi Selatan yaitu kerajaan Luwu, Gowa dan Bone. Sebelum Proklamasi

Kemerdekaan, Sulawesi Selatan terdiri atas beberapa wilayah kerajaan yang

terdiri dan didiami 4 etnis, yaitu: Makasar, Toraja, Bugis, dan Mandar.

Setelah kemerdekaan Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomer 21

Tahun 1950 dimana Sulawesi Selatan menjadi provinsi administratif

Sulawesi.Kemudian di tahun 1960 menjadi daerah otonom Sulawesi Selatan

dan Tenggara berdasarkan UU Nomor 47 tahun 1960.Provinsi Sulawesi

Selatan secara resmi terpisah dengan Sulawesi Tenggara sejak tahun 1964

Page 5: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

berdasarkan UU nomor 13 Tahun 1964. Pada tahun 2004 berdasarkan UU

nomor 26 Tahun 2004, Pemerintah Pusat mengeluarkan 5 kabupaten di

sulawesi selatan (Kabupaten Majene, Kab. Mamasa, Kabupaten Mamuju,

Kabupaten Mamuju Utara, dan Kabupaten Polewali Mandar) dan

membentuknya menjadi provinsi baru yaitu Provinsi Sulawesi Barat.

Pada tahun 1971 ibukota Sulawesi Selatan ditetapkan berganti nama menjadi

kota Ujungpandang, berdasarkan PP Nomor 51 tahun 1971. Kemudian pada

tahun 1999 nama ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan kembali menjadi kota

Makassar berdasarkan PP Nomor 86 tahun 1999.

B. Kondisi Fisik dan Geografis.

Letak geografis Prov. sulawesi selatan adalah di antara 0°12’ - 8°

Lintang selatan dan 116°48’ - 122°36’ Bujur Timur. Batas wilayah Prov.

selawesi selatan adalah bagian utara berbatasan dengan sulawesi Tengah

dan sulawesi Barat, di bagian timur berbatasan dengan Teluk Bone dan

sulawesi Tenggara, sedangkan di bagian barat berbatasan dengan selat

Makasar, dan bagian selatan berbatasan dengan Laut Flores. Luas wilayah

sulawesi selatan mencapai 45.764,53 km2 yang terbagi menjadi 21

kabupaten dan 3 kotamadya dan terdiri dari 304 kecamatan dan 2.953

desa/kelurahan. Kab. Luwu Utara merupakan kabupaten terluas di sulawesi

selatan.

Wilayah provinsi ini dilalui oleh 67 sungai, dan juga terdapat 7 gunung,

serta 4 danau. Letak geografis Prov. sulawesi selatan adalah di antara 0°12’ -

8° Lintang selatan dan 116°48’ - 122°36’ Bujur Timur. Batas wilayah Prov.

selawesi selatan adalah bagian utara berbatasan dengan sulawesi Tengah

dan sulawesi Barat, di bagian timur berbatasan dengan Teluk Bone dan

sulawesi Tenggara, sedangkan di bagian barat berbatasan dengan selat

Makasar, dan bagian selatan berbatasan dengan Laut Flores. Luas wilayah

sulawesi selatan mencapai 45.764,53 km2 yang terbagi menjadi 21

kabupaten dan 3 kotamadya dan terdiri dari 304 kecamatan dan 2.953

desa/kelurahan. Kab. Luwu Utara merupakan kabupaten terluas di sulawesi

selatan.

Tabel Kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan

Page 6: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

BAB III

GAMBARAN SINGKAT OBYEK YANG DIKUNJUNGI

Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi Selatan, Komisi V DPR RI

mengagendakan 4 kegiatan kunjungan dan 1 kunjungan ke Gubernur Sulawesi

Selatan, yaitu:

A. Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar.

Pada tanggal 3 Maret 1987, pengelolaan Bandara Hasanuddin

dipindahkan dari Direktorat Jenderal Transportasi Udara ke Perum Angkasa

No. Kabupaten/Kota Ibu kota

1 Kabupaten Bantaeng Bantaeng

2 Kabupaten Barru Barru

3 Kabupaten Bone Watampone

4 Kabupaten Bulukumba Bulukumba

5 Kabupaten Enrekang Enrekang

6 Kabupaten Gowa Sungguminasa

7 Kabupaten Jeneponto Bontosunggu

8 Kabupaten Kepulauan Selayar Benteng

9 Kabupaten Luwu Belopa

10 Kabupaten Luwu Timur Malili

11 Kabupaten Luwu Utara Masamba

12 Kabupaten Maros Turikale

13 Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Pangkajene

14 Kabupaten Pinrang Pinrang

15 Kabupaten Sidenreng Rappang Watang Sidenreng

16 Kabupaten Sinjai Sinjai

17 Kabupaten Soppeng Watansoppeng

18 Kabupaten Takalar Pattallassang

19 Kabupaten Tana Toraja Makale

20 Kabupaten Toraja Utara Rantepao

21 Kabupaten Wajo Sengkang

22 Kota Makassar Makassar

23 Kota Palopo Palopo

24 Kota Parepare Parepare

Page 7: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

Pura I, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1/1987 tanggal 9 Januari

1987. Pada tanggal 1 Januari 1993 berubah status menjadi PT (Persero)

Angkasa Pura I. Pada tanggal 30 Oktober 1994, Bandara Hasanuddin

berubah menjadi Bandar Udara Internasional sesuai dengan keputusan

Menteri Perhubungan, KM Nomor 61/1994 tanggal 7 Januari 1995, dan

diresmikan oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan yang ditandai dengan

penerbangan oleh Malaysia Airlines langsung dari Kuala Lumpur ke Bandara

Hasanuddin Makassar, kemudian diikuti dengan Silk Air penerbangan yang

menghubungkan Singapura dengan Hasanuddin. Sejak tahun 1990, Bandara

Hasanuddin juga digunakan sebagai embarkasi / debarkasi langsung dari

ziarah ke Jeddah pp.

Bandar Udara Internasional Hasanuddin sejak tahun 2006 juga

melayani pengendalian lalu lintas penerbangan wilayah Timur Indonesia ,

yang meliputi wilayah udara bagian barat Kalimantan sampai ke perbatasan

negara Papua Nugini di timur, dan dari perbatasan wilayah Udara Australia ke

selatan ke perbatasan wilayah Filipina.

Bandar Udara Internasional Hasanuddin sejak tahun 2006 juga

melayani pengendalian lalu lintas penerbangan wilayah Timur Indonesia,

yang meliputi wilayah udara bagian barat Kalimantan sampai ke perbatasan

negara Papua Nugini di timur, dan dari perbatasan wilayah Udara Australia ke

selatan ke perbatasan wilayah Filipina.

Pada tanggal 20 Agustus 2008 terminal baru Bandar Udara

Internasional Sultan Hasanuddin Makassar beroperasi.Memiliki luas terminal

5 kali lebih besar dari yang lama dan dapat menampung sebagian besar jenis

pesawat dari pesawat kecil sampai kelas Boeing 747. Bandara baru ini

dilengkapi dengan fasilitas terbaik diantaranya landasan pacu 3100 m, 6 buah

garbarata, terminal penumpang yang dapat menampung 7 juta penumpang

pertahun dan parkir kendaraan bermotor untuk 1100 mobil dan 400 motor.

Bandara Hasanuddin mengalami peningkatan kapasitas yang

segnifikan dari tahun ke tahun. Data peningkatan yang terjadi sebagai berikut:

- Peningkatan jumlah pergerakan penumpang sebesar 18 persen pertahun

atau 9,634 juta penumpang sampai dengan tahun 2013.

- Peningkatan jumlah pergerakan pesawat sebesar 17 persen pertahun

atau 94.699 pergerakan sampai dengan tahun 2013.

Page 8: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

- Peningkatan jumlah pergerakan pengiriman barang sebesar 22 persen

pertahun atau 69.594 tonkargo sampai dengan tahun 2013.

Saat ini, kapasitas bandara hanya sekitar 7,5 juta penumpang per

tahun. Rencana ekspansi ultimate Bandara Hasanuddin sebenarnya

ditargetkan mampu menampung 20 juta penumpang per tahun hingga tahun

2023 dengan penambahan runway dan terminal baru. Pembangunan dibagi

beberapa fase, yaitu:

- Rencana pembangunan fase pertama (2016-2018) dapat menampung

kapasitas pergerakan 15 juta orang penumpang.

- Rencana pembangunan fase kedua (2020-2023) dapat menampung

kapasitas pergerakan 20 juta orang penumpang.

Detail rencana pengembangan bandara adalah sebagai berikut:

Tabel Rencana Pengembangan Bandara.

Sebagai bandara yang berada ditengah-tengah Indonesia, maka

sangat potensial menjadi hub utama. Hub utama yang menghubungkan

Wilayah Indonesia Timur dan Wilayah Indonesia Barat.Estimasi pendanaan

ekspansi Bandara Hasanuddin yang mencapai Rp2,4 triliun itu mengadopsi

konsep airport city, dengan rincian Rp2 triliun untuk konstruksi fisik,

sedangkan Rp478 miliar untuk pembebasan lahan. Saat ini untuk

pembebasan 60 Ha lahan untuk Kabupaten Maros sudah selesai di akhir

Desember 2014, tetapi untuk Makassar belum dibebaskan.

Terdapat rencana pembangunan fly over dan underpass dari bandara ke

akses jalan utama Trans-Sulawesi. Rencananya akan dibangaun akses jalan

dan transportasi yang memadai bagi masyarakat dari dan ke bandara.

Phase I(2019)

Phase II(2024)

Phase III(2034)

Phase IV(2044)

Terminala. Domesticb. International

126,684 m217,800 m2

159,377 m244,187 m2

196,022 m265,702 m2

233,603 m285,322 m2

Total 144,484 m2 203,564 m2 261,724 m2 318,925 m2

Parking Standa. Domestic

Code C Code E

b. International Code C Code E

321

4-

381

71

443

161

534

201

Total 37 47 64 78

Runway 03-21 LRunway 03-21 R (Runway Baru)

3,500 m-

3,500 m-

3,500 m3,500 m

3,500 m3,500 m

Page 9: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

Rencananya bandara akan diintegrasikan dengan kereta api. Ini bagian dari

skema pengembangan Bandara Hasanuddin.

Gambar Skema Pengembangan Bandara Hasanuddin

Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI menilai bahwa pengembangan

Bandara Hasanuddin adalah sudah merupakan suatu kebutuhan yang wajar

mengingat bahwa saat ini jumlah penumpang yang melalui Bandara

Hasanuddin telah melampaui kapasitas terminal penumpang yang ada saat

ini yaitu sebesar 7,5 juta penumpang.

B. Basarnas, Kantor SAR Makassar

Basarnas berpartisipasi untuk melaksanakan operasi SAR pada

saatkejadian dari suatu bencana dlm pencarian, pertolongan dan evakuasi

korban.Kantor SAR merupakan unit pelaksana teknis di bidang

menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau

menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran dan/atau penerbangan, atau

bencana dan musibah lainnya.

Wilayah kerja Kantor SAR Makassar memiliki luas wilayah 79.278,93

Km2, meliputi Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat.

Berdasarkan PK 06 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Tugas Pos SAR,

Kantor SAR Makassar terbagi dalam 3 pos SAR yaitu Pos SAR Mamuju,

Bone dan Selayar.

Page 10: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

Gambar Lokasi Pos SAR

Data musibah yang ditangani oleh Kantor SAR Makassar dari bulan

Januari sampai dengan September 2014, yaitu:

Saat ini sumberdaya manusia yang dimiliki adalah 107 orang yang

terdiri dari 53 orang rescuer, 8 orang operator radio, 18 orang ABK, Pos SAR

Bone 12 orang, Pos SAR Selayar 9 orang, dan Pos SAR Mamuju 7 orang.

Kualifikasi pendidikan yang dimiliki oleh pegawai adalah sebagai berikut:

Page 11: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

Daftar sarana yang dimiliki oleh SAR adalah:

Tabel Sarana Milik SAR

Daftar peralatan yang dimiliki oleh SAR adalah

Tabel Peralatan Milik SAR

Permasalahan yang saat ini dihadapi dan harapan yang disampaikan

Kantor SAR Makassar antara lain:

Page 12: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

- Wilayah operasi yang besar, tetapi hanya memiliki 3 pos saja, sehingga

memiliki hambatan waktu penanganan.

- Belum memiliki personil yang cukup, sehingga masih memerlukan

penambahan personil mengingat wilayah kerja yang luas yang meliputi

daratan dan lautan.

- Dari segi kuantitas Sumber Daya Manusia/ Personil, maupun sarana dan

prasarana, Kantor SAR Makassar masih terbatas.

- Belum terpenuhinya sarana dan prasarana yang dibutuhkan

untukmendukung operasi sar, diantaranya :

a. Rescue boat 20 m sangat tidak layak utk menjangkaudaerah perairan

yg pd saat-saat tertentu dgn cuaca ygsangat ekstrim (idealnya min. 40

m terbuat dari logam),

b. Belum tersedia hellycopter, untuk mempercepat proses pencarian dan

pertolongan.

C. BMKG Provinsi Sulawesi Selatan

BBMKG ini melakukan pengamatan, pengumpulan dan penyebarandata,

pengolahan, analisis dan prakiraan serta riset dan kerja sama dibidang

meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yangbertanggungjawab

atas:

1. 39 Stasiun Meteorologi, Stasiun Klimatologi, Stasiun Geofisika, dan

Sensor Seiscom

2. Stasiun/Poskerja Sama

3. Stasiun Geofisika Internasional

Stasiun BMKG yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan adalah:

1. Stamet Kelas I di Bandara Hasanuddin.

2. Staklim Kelas I di Maros.

3. Stageof Kelas II di Gowa.

4. Stamar Kelas II di Paotere.

5. Stamet Kelas III di Majene dan Masamba

6. Stamet Kelas IV di Tanah Toraja.

Jaringan pengamat otomatis Provinsi Selatan, terdiri dari:

1. AWS 5 unit.

2. AAWS 4 unit.

Page 13: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

3. ARG 9 unit.

Permasalahan:

- Peringatan cuaca yang kurang optimal, karena terdapat perbedaan iklim

antara daerah barat dan timur.

- Informasi warning cuaca masih lambat, saat ini masih menggunakan SMS.

- Terdapat tumpang tindih penggunaan lahan oleh Pelindo.

D. AirNav Indonesia, Makassar Air Traffic Service Center

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012:

Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi

Penerbangan Indonesia adalah badan usaha yang menyelenggarakan

pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia serta tidak berorientasi

mencari keuntungan, berbentuk Badan Usaha Milik Negara yang seluruh

modalnya dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak

terbagi atas saham sesuai Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang

Badan Usaha Milik Negara.

Perum LPPNPI atau lebih dikenal sebagai AirNav Indonesia bertekad untuk

menjadi Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan dengan standar

Internasional yang mengedepankan Keamanan dan Kenyamanan.

Ujung Pandang Flight Information Region and Adjasment:

Fasilitas yang disediakan:

1. Communication.

VHR-ER 23 lokasi

HF

CPDLC

Page 14: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

2. Navigation.

ILS, DVOR/DME, NDB

3. Surveillance

Raddar MSSR 17 lokasi.

ADS-B 21 lokasi.

Total data lalu lintas pergerakan dari 2008 sampai dengan 2013 selalu

mengalami peningkatan, pada tahun 2012 sebesar 383.467 menjadi 421.837

di tahun 2013.

Tabel Data Total Traffic Movement

Setiap tahun selalu terjadi peningkatan presentase lalu lintas udara:

Permasalahan:

- Navigasi Negara Singapura akan dialihkan ke Indonesia, infrastruktur

yang ada masih belum modern dan mendukung navigasi internasional.

- Masih terbatasnya SDM yang tersedia.

E. Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar

Fasilitas yang dimiliki pelabuhan adalah:

Page 15: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

Fasilitas terminal peti kemas yang dimiliki pelabuhan:

1. Container crane 7 unit.

2. RTG 14 unit

3. Headtrucj 30 unit.

4. Reach stacker 2 unit.

5. Side loader 1 unit

6. Reefer plug 64 plugging.

Rencana Pengembangan

1. Pengembangan Makasar New Port:

Reklamasi sekitar 450.000 m 3

New Terminal

- Dermaga : 320 m2

- Lapangan Penumpukan : 13 Ha.

Peralatan bongkar / muat

- CC : 2 unit

- RTG : 4 unit

- HT dan Chasis : 8 set

2. Revitalisasi Dermaga dan Lapangan (2014-2018)

Perluasan lapangan penumpukan sekitar 19 Ha.

Penambahan alat bongkar / muat.

- CC : 2 unit

- MHC : 4 unit

- RTG : 4 unit

- HT dan Chasis : 4 set

Penataan zoning.

Permasalahan:

- Back up area terbatas.

- Kapasitas fasilitas sudah mendekati kapasitas optimal.

Page 16: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

- Imbalance cargo

- Daya dukung struktur rendah.

- Kegiatan diluar pelabuhan belum mendukung optimalisasi 24 jam.

F. Pelabuhan Garongkong, Kabupaten Barru

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 414 Tahun 2013

tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional, maka pelabuhan Garongkong

ditetapkan sebagai pelabuhan pengumpul.

Pelabuhan Garongkong diproyeksikan sebagai pelabuhan curah kering non

pangan, sebelumnya berada di Pelabuhan Soekarno, Makassar. Kegiatan

bongkar muat curah kering non pangan dipindah dari Pelabuhan Soekarno

agar, kegiatan bongkar muat curah kering pangan dan non pangan terpisah

Kabupaten Barru merupakan salah satu dari 24 kabupaten/kota yang ada

di Sulawesi Selatan berada pada pesisir pantai barat Selat Makassar

dengan panjang garis pantai 78 Km.

Secara geografis terletak diantara Koordinat 4º0.5’35” - 4º47’35” Lintang

Selatan dan 199º35’00” - 119º49’1” Bujur Timur, berada ± 102 Km

disebelah 6Utara Kota Makassar Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan.

Luas wilayah 1.174,72 Km² (117.472 Ha) dengan jumlah penduduk

169.351 Jiwa.

Secara administratif Kabupaten Barru terbagi atas 7 (tujuh) kecamatan

yang terdiri dari 15 kelurahan dan 40 desa.

Pertumbuhan ekonomi dari 7,41 persen pada tahun 2011 menjadi 7,72

persen pada tahun 2013. Pendapatan per kapita dari Rp. 11.358.620

tahun 2011 menjadi Rp. 14.175.305 pada tahun 2013 dan

diperkirakan mencapai Rp. 16.344.713 pada tahun 2015.

Pelabuhan laut Garongkong dengan panjang dermaga 250 meter,

kedalaman kolam labuh 15 – 25 meter dan kapasitas labuh sampai

60.000 DWT; Memiliki breadwater alami berupa Pulau Panikiang

sehingga aman di layari selama 12 bulan setahun.

Pelabuhan penyeberangan (Fery);

Pembangunan terminal Semen Bosowa yang terpadu dengan Pelabuhan

Khusus dengan panjang dermaga 1000 meter;

Page 17: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

Pembangunan Pabrik Semen Bosowa Barru; yang saat ini sudah pada

proses pembuatan dokumen Amdal dan jalan akses masuk ke pabrik

semen.

Pembangunan pengantongan dan pergudangan pupuk PT. Petrokimia;

yang saat ini pada proses pematangan lahan.

Pembangunan terminal bahan bakar minyak dan pelabuhan curah khusus

kapal tanker serta rencana pembangunan kilang minyak

Kondisi prasarana dan sarana pelabuhan saat ini:

Causeway : 1.125 m X 15 m.

Trestel I : 135 m X 8 m

Trestel II : 129 m X 8 m

Dermaga : 250 m X 20 m

System Dermaga : Multi Purpose

Reklamasi seluas 1,47 Ha untuk lahan petikemas dan 0,5 Ha untuk lokasi

pembangunan sarana dan prasarana perkantoran.

Dapat disandari Kapal Barang (General Cargo) sampai dengan 35.000

DWT untuk sisi dalam dan Kapal Curah (Bulk Carries) sampai dengan

60.000 DWT sisi luar.

G. Proyek Kereta Api Trans Sulawesi, Makassar – Parepare

Profil:

- Panjang jalur KA: 145 km

- Jumlah jalur yang dibangun: 1 (single track)

- Lebar jalan rel: 1.435 mm

- Kelas jalan rel: Kelas I

- Tipe rel: R 60

- Beban gandar (axle load): 25 ton

- Kecepatan maks prasarana KA: 200 km/jam

- Jumlah stasiun: 23 stasiun

- 31 buah perlintasan jalan dan 26 buah jembatan.

Anggaran yang dibutuhkan dalam pembangunan kereta api Makassar-

Parepare, adalah:

Page 18: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

Groundbreaking Kereta Api untuk tahap I, berhasil dilaksanakan di

Desa Siawung, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Selasa, 12 Agustus

2014. Merupakan wilayah pertama yang proses pembebasan lahannya

sepanjang 30 hektar tengah dirampungkan oleh Pemprov Sulsel.

Sulsel sebagai pilar utama pembangunan di Indonesia.Energi

Kawasan Timur Indonesia (KTI) juga ada di Sulsel.Karena itu, kehadiran KA

sangat strategis, karena tidak hanya mengangkut orang, tapi juga barang.

Keberadaaan kereta api di Sulsel tentunya akan memberi kontribusi bagi

provinsi lainnya di Kawasan Timur Indonesia, karena kedepannya semua

akan terkoneksi dari Sulawesi, Maluku hingga Papua.

Groundbreaking KA tersebut merupakan impian masyarakat Sulsel

yang menjadi kenyataan.Beberapa puluh tahun lalu, Pemerintah Belanda

sempat menjanjikan pembangunan KA di Sulsel, bahkan relnya pernah ada di

Kabupaten Takalar.

Di Barru ada dua pabrik semen, yang dibangun yakni Fajar dan

Bosowa serta marmer, komoditi pertanian, karena itu modal transportasi ini

sangat penting.

Adapun, kereta api Trans Sulawesi direncanakan bakal dibagi menjadi

tiga jalur utama, yakni jalur lintas barat, jalur lintas utara dan jalur lintas

selatan. Sementara itu, untuk pembangunan tahap I proyek tersebut akan

dimulai pada jalur lintas Makassar-Parepare yang merupakan bagian dari

jalur utama lintas barat Trans Sulawesi dengan panjang trase sekitar 145

kilometer. Khusus pembangunan lintas Makassar-Parepare diperkirakan

bakal menelan anggaran Rp 9,65 triliun, yang dialokasikan untuk

pembebasan lahan, prasarana KA, fasilitas penunjang, serta pengadaan

sarana berupa lokomotif, kereta dan gerbong. Pada jalur ini, akan dibangun

dengan pola single track yang dipersiapkan untuk kebutuhan jalur ganda

angkutan barang maupun penumpang.

Page 19: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan.

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi

Selatan adalah:

1. Komisi V memberikan apresiasi terhadap pembangunan infrastruktur yang

ada di Provinsi Sulawesi Selatan, terutama akan dibangunnya jalur kereta

api Makassar-Parepare, yang dapat meningkatkan aksesibilitas dan

memudahkan dalam pendistribusian barang.

2. Komisi V memberikan dukungan pengajuan anggaran oleh mitra kerja

untuk kemajuan Provinsi Sulawesi Selatan khususnya dan Indonesia

Timur pada umumnya.

3. Komisi V sangat mendukung dibangunnya jalur kereta api Trans Sulawesi

sebagai kebutuhan transportasi yang menghubungkan daerah-daerah

industri.

B. Rekomendasi

1. Angkasa Pura.

- Pelayanan kepada masyarakat perlu ditingkatkan. Dengan

meningkatnya jumlah penumpang dan penerbangan, diharapkan

tidak terjadi keterlambatan. Manajemen pelayanan penerbangan

tetap harus prima, instrumen yang mendukung keselamatan

konsumen perlu disediakan secara optimal.

- Pembangunan Airport City tetap harus memperhatikan unsur

pelayanan, tidak hanya unsur bisnis.

- Perenacanaan pengembangan bandara harus diperhatikan baik-

baik, sebaiknya perencanaan pembangunan minimal untuk 20

tahun, dan perhatikan pertumbuhan kapasitas penumpang,

kapasitas terminal, dan kapasitas kargo serta landasan.

- Segera diajukan anggaran pembangunan bandara baru.

- Kerjasama yang sinergi dengan BMKG dan AirNav, untuk

menghindari terjadinya kecelakaan pesawat.

Page 20: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

2. Basarnas.

- Penambahan fasilitas SAR harus diimbangi dengan peningkatan

kualitas SDM.

- Segera ajukan standar sebagai acuan penggunaan alat, sehingga

tidak terjadi over kapasitas.

3. BMKG.

- Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Stasiun

BBMKG dalam rangka peningkatan pelayanan bagi sektor

penerbangan, pelayaran, harian dan informasi cuaca lainnya.

- Meningkatkan System komunikasi agar produk yang dihasilkan

BMKG dapat dirasakan oleh seluruh sektor, wilayah serta lapisan

masyarakat yang membutuhkan

4. AirNav

- Segera lakukan evaluasi terhadap kebutuhan sarana dan

prasarana yang mendukung navigasi internasional.

- Sebagai otoritas pengatur navigasi, semakin diperkuat kedaulatan

otoritas.

5. Pelabuhan Soekarno-Hatta

- Tingkatkan pelayanan kapal penumpang yang menuju utara dan

selatan yang masih kurang, dan pertahankan pelayanan menuju

barat dan timur.

6. Pelabuhan Garongkong

- Memprioritaskan pengembangan pelabuhan Garongkong untuk

mengatasi ketidakmampuan pelabuhan lainnya dalam melayani

angkutan kapal.

- Pendanaan 2015 sudah diberhentikan, karena sudah beroperasi

tetapi masih membutuhkan anggaran untuk pembangunan yang

masih berjalan. Segera lakukan evaluasi kebutuhan anggaran dan

daya serap pembangunan pelabuhan agar bisa diajukan

permintaan kembali.

- Evaluasi terhadap kontraktor yang menghambat percepatan

pembangunan pelabuhan.

- Memperkuat peran pelabuhan sebagai hub internasional di

Kawasan Timur Industri.

Page 21: Kunker Reses Komisi V ke Sulsel tgl 7-8 Des 2014

7. Proyek Kereta Api Trans Sulawesi.

- Pemerintah harus mendukung program kereta api trans

sulawesi yang sudah groundbreaking.

- Pembebasan lahan pembangunan prasarana kereta bisa

diselesaikan secepatnya.

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR-RI ke Provinsi Sulawesi

Selatan pada Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014 - 2015 yang

dilaksanakan dari tanggal 7 s.d 9 Desember 2014. Semoga berbagai temuan

yang telah dituangkan didalam laporan ini dapat menjadi masukan bagi

peningkatan kualitas kerja komisi V DPR-RIterutama dalam bidang

pengawasan, dan semoga temuan-temuan tersebut dapat ditindaklanjuti

oleh Pemerintah dengan melakukan perbaikan dan pembangunan sarana dan

prasarana bagi kesejahteraaan rakyat khususnya di Provinsi Sulawesi

Selatan dan Indonesia pada umumnya.

Jakarta, … Desember 2014

KETUA TIM KUNKER KOMISI V DPR-RI

KE SULAWESI SELATAN

H. Muhidin Mohamad Said, SE.,MBA