kunjungan bagian gawat darurat pada anak
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Kunjungan Bagian Gawat Darurat Pada Anak
1/6
KUNJUNGAN UNIT EMERGENSI PADA ANAK-ANAK DENGAN ASMA
AKUT: INSTRUKSI SAAT KELUAR RUMAH SAKIT, RENCANA ORANG
TUA, DAN PERAWATAN BERKELANJUTAN SEBUAH STUDI PROSPEKTIF
ABSTRAK
TUJUAN:Komunikasi antara anggota unit emergensi dan orangtua anak-anak yang
memiliki asma dapat memainkan peran penting dalam pengelolaan eksaserbasi asma.
Kami meneliti sejauh apa orangtu anak-anak penderita asma yang menerapkan saran
yang diberikan anggota unit emergensi.
METODE: Kami menanyakan beberapa pertanyaan mengenai pemicu asma,
penanganan gawat darurat (termasuk edukasi dan rekomendasi saat keluar rumah sakit),
serta strategi pengelolaan asma yang digunakan di rumah segera setelah kunjungan unitemergensi dan 6 bulan kemudian.
HASIL:Sebanyak 1! anak-anak dengan asma dimasukkan dalam studi ini. "iga puluh
dua pesen anak-anak tidak menggunakan kortikosteroid inhalasi sebelum kunjungannya
ke unit emergensi. #elapan puluh persen orang tua menduga in$eksi saluran pernapasan
atas (%S&') sebagai pemicu utama yang memicu asma anaknya. "idak ada orang tua
yang mendapatkan atau menerapkan strategi asma khusus untuk menurunkan dampak
%S&' !* orang tua tidak mendapatkan selebaran bahan edukasi asma apapun.
Sebagian besar (66*) orang tua mendapatkan instruksi +erbal mengenai bagaimana cara
mengelola eksaserbasi asma anak-anaknya di kemudian hari. &ada bulan keenam, orang
tua terus menggunakan pelayanan unit emergensi untuk eksaserbasi asma anak-anaknya,
terlepas dari $akta bahwa mereka telah merasa percaya diri dalam mengelola asma
anaknya.
KESIMPULAN: &erbaikan dalam pengembangan strategi pengelolaan eksaserbasi
asma anak-anak terkait %S&' sangat dibutuhkan, serta komunikasi dengan orang tua saat
anak keluar dari rumah sakit untuk pelayanan akut, dan penggunaan layananpenanganan akut lainnya pada orang tua yang terus bergantung pada unit emergensi
untuk penanganan awal eksaserbasi asma ringan.
ksaserbasi asma umum ditemukan pada anak-anak dan seringkali berujung pada
kunjungan ke dokter anak atau unit emergensi.1"he ational 'shtma ducation and
&re+ention &rogram ('&) merekomendasikanfollow-up untuk menurunkan risiko
relaps asma. Komunikasi derajat keparahan asma yang baik kepada orang tua dapat
menurunkan angka kejadian ini.
-
7/25/2019 Kunjungan Bagian Gawat Darurat Pada Anak
2/6
"ujuan studi ini adalah untuk mengetahui 1) sejauh apa orang tua anak-anak
penderita asma yang mendapatkan penanganan unit emergensi mengerti dan
menerapkan rekomendasi edukasi yang diberikan anggota unit emergensi ) strategi
yang digunakan oleh orang tua untuk mengelola dan menurunkan risiko eksaserbasi
mendatang dan ) pola penggunaan layanan kesehatan pada anak-anak yang datang ke
unit emergensi.
METODE
Studi ini merupakan studi prospekti$ pada anak-anak penderita asma yang datang ke
unit emergensi anak akibat eksaserbasi asma. #ilakukan wawancara terhadap orang tua
dalam minggu setelah anak keluar dari rumah sakit dan 6 bulan setelah kunjungan unit
emergensi. Studi ini dilakukan di /umah Sakit 'nak 0 (02) di 3ancou+er, 0ritish
olumbia. Kriteria anak yang diikutkan dalam studi ini adalah anak berusia 4,5 hingga
15 tahun yang datang ke unit emergensi akibat eksaserbasi asma dan dapat berbahasa
%nggris dengan lancar. 'lur tatalaksana penanganan asma di unit emergensi dapat dilihat
pada ambar 1.
Setelah keluar dari rumah sakit, dilakukan wawancara dengan orang tua melalui
telepon 7 hingga 1 hari setelah kunjungan pertama. Kuesioner yang digunakan
merupakan kuesioner terstruktur yang telah teruji dengan poin-poin berikut riwayat
asma, gejala umumnya, pengobatan, beban yang dirasakan anak dan orang tua terhadap
asma, riwayat kunjungan ke unit emergensi atau rawat inap, pola tidur, $aktor pemicu.
Kami juga menanyakan apa-apa saja in$ormasi dan edukasi yang diberikan anggota unit
emergensi saat kunjungan unit emergensi, rencana pengelolaan asma selanjutnya, dan
tingkat kepercayaan diri dalam mengelola asma. &ada bulan keenam, pasien dan
keluarga kembali diwawancara mengenai kunjungan unit emergensi dan rawat inap
dalam 6 bulan terakhir, perubahan dalam 6 bulan ini, serta tingkat kepercayaan diri
dalam mengelola asma anak mereka.
-
7/25/2019 Kunjungan Bagian Gawat Darurat Pada Anak
3/6
Amati selama 2 jam, jika membaik dan tidak lagi memerulkan perawatan gawat darurat
Dada membaik, tidak ada retraksi, tidak ada takipneu, saturasi > 95%?
angkan ke rumah. Sterid ral ! kali sehari, Salbutaml tiap " jam diturunkan bertahap hingga 2 kali sehari selama sekitar #$ hari. lutikasn&budesnid 2 kali seha
*ujuk ke unit emergensi atau rumah sakit
Amati selama 2 jam, jika membaik dan tidak lagi memerulkan perawatan gawat darurat
Dada membaik, tidak ada retraksi, tidak ada takipneu, saturasi > 95%?
*ingan
+eri salbultaml nebu 5 mg dalam ! ml larutan saline tiap satu jam hingga dua jam.
+eri salbultaml 5 mg dalam ! ml larutan saline tiap satu jam.
sih takipneu, penurunan udara masuk, mengi, retraksi, saturasi - 95%, atau membutuhkan nebu tiap ' jam setelah ) jam?
llw(up dengan dkter umum dalam ') jam setelah keluar dari rumah sakit dan telah diedukasi.
+erat Sedang
sigen melalui /P&sungkup. Salbutaml tiap 2$(!$ menit hingga dapat menleransi tiap # jam. 0ika muntah, ulangi sterid atau berikan 1, serta pertimbangkan 1prat
Dkter mengkategrikan derajat keparahan
ri ! sungkup nebu3 5 mg Salbutaml dalam ! ml larutan saline dengan ksigen )4&menit selama #$ menit dan untuk tiap satu jam pertama diberikan 1pratpium br
rikan sterid3 # mg&kg Prednisn maks )$ mg atau $,2 mg&kg Deksametasn maks ) mg dalam satu jam pertama.
engi minimal hingga tidak ada, tidak ada retraksi, tidak takipneu, saturasi > 95%? Apakah dkter umums etuju untuk dipulangkan?
ri #(2 sungkup nebu3 5 mg Salbutaml dalam ! ml larutan saline dengan ksigen )4&menit selama #$ menit dan untuk tiap satu jam pertama. /ilai kembali setelah+eri tahu dkter dan segera keluar dari panduan ini
8asus 8ritis 8asus *ingan8asus Sedang&+erat
Perawat mengkategrikan derajat keparahan
Pasien > # th datang ke unit emergensi dengan 2 riwaat episde mengi atau riwaat diagnsis asma
MANAJEMEN GAWAT DARURAT PADA ASMA
*ingan tt tambahan : retraksi interkstaminimal
engi minimal : mengi akhir ekspirasi Dispneu : Akti;itas dan biara nrmal,dispneu minimal Aliran punak ;spersonal best - > 95%Sedang
tt tambahan : retraksi interksta dansubsternal engi : mengi selama ekspirasi = mengiinspirasi Dispneu : penurunan akti;tas, 5() kata Aliran punak ;spersonal best 5#(
-
7/25/2019 Kunjungan Bagian Gawat Darurat Pada Anak
4/6
#igunakan analisis menggunakan hi-s8uare
untuk menilai hubungan antara penggunaan #ilakukan
pencatatan untuk tiap pertanyaan atau tiap kelompok pertanyaan, persentase pasien yang
orang tuanya memberi respon. obat-obatan, penggunaan layanan kesehatan, dan jenis
kelamin. 'nalisis statistik dalam studi ini menggunakan S'S +ersi 9.1 (S'S %nstitute,
ary, ).
HASIL
Sebanyak 1! pasien yang ikut dalam studi ini sejak 'pril 44 hingga :ktober 44."
"idak ada perbedaan signi$ikan dalam jenis kelamin, usia, derajat keparahan, dan
kunjungan ke rumah sakit antara pasien studi kami dengan anak-anak yang secara acak
diambil dari basis data rumah sakit (p
-
7/25/2019 Kunjungan Bagian Gawat Darurat Pada Anak
5/6
Sebagian besar orang tua tidak mengingat instruksi yang diberikan terkait
pengobatan asma atau penggunaan alat inhalasi serta mereka tidak ingat bahwa mereka
telah diberikan selebaran (!* orang tua). nam puluh lima persen orang tua
diinstruksikan untuk datang ke dokter keluarga mereka untuk follow-up setelah
kunjungan pertama. #ua puluh sembilan persen orang tua tidak datang dengan alasan
utama anak mereka sudah dalam keadaan baik.
/encana pengelolaan asma di rumah yang paling banyak disampaikan adalah
pengelolaan lingkungan seperti debu. "idak ada orang tua yang melaporkan pengelolaan
%S&' dan penggunaan kortikosteroid saat timbul gejala %S&'.
#elapan puluh persen pasien merasa percaya diri untuk menangani eksaserbasi
asma anaknya di masa datang di rumah. #iantara mereka yang tidak percaya diri,
alasannya adalah sebagai berikut< 1) anaknya baru saja didiagnosis asma dan orang tua
merasa belum perlu untuk menangani eksaserbasi seperti itu ) orang tua merasa bahwa
mereka kekurangan in$ormasi mengenai terapi eksaserbasi dan ) orang tua
menunjukkan perasaan cemas akibat adanya tanggungjawab untuk mencegah anak yang
dapat mengalami distres napas.
#an dari 1! pasien, 1 anak berhasil diwawancara kembali 6 bulan
berikutnya. #alam jangka waktu 6 bulan, 5 (4*) pasien datang ke unit emergensi
paling tidak satu kali untuk eksaserbasi asma, 1!* dua kunjungan, dan 9* lebih dari
tiga kunjungan, dengan $aktor pemicu utama %S&'. "idak ada perubahan rencana
pengelolaan dibandingkan dengan wawancara pertama.
DISKUSI
&ada studi ini, sebagian besar orang tua dengan anak penderita asma hanya mengigat
dan menerapkan sedikit rekomendasi dari berbagai aspek yang telah diberikan olehpetugas unit emergensi saat rawatan akut. #ibutuhkan sistem multikomponen untuk
pelayanan follow-up yang $okus terhadap interaksi pasien di unit emergensi dan
setelahnya. =alaupun dilaporkan $aktor pemicu terseringnya adalah asma, sebagian
besar strategi pengelolaan yang dialporkan justru perubahan lingkungan seperti kontrol
debu. &anduan '&& menganjurkan bahwa anak penderita asma dengan riwayat
eksaserbasi berat harus segera mengonsumsi kortikosteroid saat memiliki gejala %S&'.
-
7/25/2019 Kunjungan Bagian Gawat Darurat Pada Anak
6/6
>eski pasien merasa percaya diri dalam mengelola eksaserbasi anaknya, sebagian besar
masih membawanya ke unit emergensi.
KESIMPULAN
Keterbatasan dalam edukasi asma dan komunikasi +erbal dalam penanganan akut
membutuhkan banyak perbaikan yang membutuhkan studi penelitian lebih lanjut dalam
memperjelas strategi yang dapat meningkatkan penanganan paska keluar rumah sakit
pada anak-anak yang sering ke unit emergensi. 0eberapa contoh strategi yang dapat
diajukan adalah pengelolaan eksaserbasi asma yang dipicu %S&' serta $okus penelitian
mengenai elemen komunikasi dan hubungan antara orang tua, dokter keluarga, dan
petugas unit emergensi pada anak-anak penderita asma.