kumpulan terjemahan cerita lisan rakyat rusia

45
KUMPULAN TERJEMAHAN CERITA LISAN RAKYAT RUSIA Oleh Tri Yulianty K. NIP 132310586 Program Studi Sastra Rusia Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Jatinangor 2007

Upload: anisrachman

Post on 02-Jul-2015

2.972 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

KUMPULAN TERJEMAHAN

CERITA LISAN RAKYAT RUSIA

Oleh Tri Yulianty K. NIP 132310586

Program Studi Sastra Rusia Fakultas Sastra

Universitas Padjadjaran Jatinangor

2007

Page 2: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

KATA PENGANTAR

Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia ini disusun sebagai upaya penunjang dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Program Studi Sastra Rusia, khususnya untuk mata kuliah Cerita Rakyat Rusia, dan mata kuliah lain yang memiliki keterkaitan dengan masyarakat dan budaya Rusia, seperti mata kuliah Folklor Rusia atau Tradisi dan Budaya Rusia, serta Mozaik Seni Rusia.

Kelancaran proses KBM tidak akan tercapai tanpa ditunjang oleh sarana dan prasarana, yang salah satunya adalah ketersediaan materi perkuliahan. Kesulitan dalam mendapatkan buku-buku mengenai cerita rakyat Rusia menjadikan salah satu alasan penyusunan kumpulan terjemahan ini. Cerita-cerita rakyat Rusia ini diterjemahkan langsung dari bahasa Rusia ke dalam bahasa Indonesia untuk mempermudah pemahaman para mahasiswa terhadap isi cerita.

Akhir kata, semoga kumpulan terjemahan cerita lisan rakyat Rusia ini dapat menjadi sumbangan berharga, khususnya sebagai sarana penunjang KBM di Prodi Sastra Rusia, dan dapat menambah wawasan mengenai budaya Rusia melalui cerita rakyat.

Jatinangor, Juni 2007

Penulis

Page 3: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

Ivan Tsarevich dan Serigala Abu-abu ……………………………… 1 Seruling Gembala ………………………………………………………….… 9 Sivka-burka ……………………………………………………………………… 14 Atas Perintah Ikan Syuka ………………………………………………… 20 Angsa-angsa ……………………………………………………………………. 27 Alyonushka dan Ivanushka ……………………………………………… 30 Dua Orang dari Dalam Kantong …………………………………….. 33

Page 4: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Cerita Lisan Rakyat Rusia

Ivan Tsarevich dan Serigala Abu-Abu

Hiduplah seorang tsar bernama Berendya. Dia mempunyai tiga orang

anak laki-laki. Anak bungsunya bernama Ivan. Di istana tsar ada kebun yang

sangat indah, di sana tumbuh pohon apel dengan buahnya yang berwarna

emas.

Suatu hari ada yang memasuki kebun tsar dan mencuri buah apel

emas itu. Tsar menjadi gusar. Ia memerintahkan penjaga untuk mengawasi

kebunnya, tapi tak ada penjaga yang bisa mengintai pencurinya. Tsar mulai

tidak mau makan dan minum, ia sangat sedih. Anak-anaknya menghibur.

“Ayahku sayang, jangan sedih, kami sendiri yang akan menjaga

kebun itu”.

Anak yang paling besar berkata: “Hari ini giliranku, aku akan

menjaga kebun dari pencuri.” Anak yang paling besar itu pergi. Beberapa

jam berlalu dia tidak melihat siapapun, lalu ia duduk di atas rumput yang

empuk dan tertidur.

“Nah, apakah ada kabar gembira? Apakah kamu melihat pencurinya?”

“Tidak ayahku sayang, sepanjang malam aku tidak tidur, tidak

memejamkan mata, tapi tidak melihat siapapun.”

Malam berikutnya giliran anak kedua berjaga dan dia juga tertidur

sepanjang malam, tapi pagi harinya dia berkata bahwa dia tidak melihat

pencurinya.

Tiba giliran anak bungsu berjaga. Ivan Tsarevich pergi menjaga

kebun ayahnya. Ia bahkan tidak berani duduk karena takut tertidur. Saat

kantuk menyerang, ia mencuci mukanya dengan embun dari rerumputan

sehingga rasa kantuk hilang. Setengah malam berlalu, ia merasakan

keanehan: di kebun itu terang. Makin terang dan makin terang. Seluruh

kebun menjadi terang. Dia melihat di atas pohon apel hinggap seekor

burung Zar dan mematuki buah-buah apel emas. Ivan Tsarevich

Page 5: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

mengendap-endap mendekati pohon apel dan menangkap ekor burung itu.

Burung Zar berontak dan terbang, di tangan Ivan hanya tertinggal satu bulu

ekornya. Pagi harinya Ivan mendatangi ayahnya.

“Bagaimana Ivan, anakku, apakah kamu melihat pencurinya?”

“Ayahku sayang, aku tidak bisa menangkapnya, tapi aku tahu, siapa

yang merusak kebun kita. Ini aku dapat bukti si pencuri itu. Ini, ayahku,

burung Zar.”

Tsar mengambil bulu itu dan sejak saat itu dia kembali mau makan

dan minum, dan tidak lagi sedih. Begitulah hingga pada suatu hari yang

indah dia memikirkan burung Zar itu. Lalu dia memanggil anak-anaknya dan

berkata kepada mereka:

“Anak-anakku sayang, siapkan kuda-kuda terbaik, pergilah mengikuti

terangnya cahaya untuk mengetahui dimana burung Zar itu.”

Mereka menuruti perintah ayahnya. Mereka menyiapkan kuda terbaik

dan pergi: anak yang paling besar pergi ke satu arah, yang kedua ke arah

lain, dan Ivan ke arah ketiga.

Berjalan Ivan Tsarevich entah lama entah sebentar. Saat itu musim

panas. Ivan Tsarevich merasa lelah dan turun dari kudanya. Ia melepaskan

kuda itu lalu dia sendiri tidur. Entah lama entah sebentar waktu berjalan,

Ivan Tsarevich terbangun dan melihat – kudanya tidak ada. Dia pergi

mencari, berjalan, berjalan, dan menemukan kudanya – ia hanya

menemukan tulang-tulangnya yang telah digigiti. Ivan Tsarevich sedih:

bagaimana ia bisa pergi jauh tanpa kuda?

“Bagaimana ini,” pikirnya, “tak ada yang bisa dilakukan lagi.”

Ia berjalan kaki, berjalan, berjalan, lelah sampai setengah mati.

Lalu ia duduk di atas rumput yang empuk. Entah darimana, berlari

mendatanginya seekor serigala abu-abu:

“Apa yang membuatmu sedih, Ivan Tsarevich?”

“Bagaimana aku tidak sedih, hai serigala abu-abu? Kuda terbaikku

tidak ada.”

“Ivan Tsarevich, aku yang makan kudamu… aku kasihan padamu!

Ceritakanlah, untuk apa kamu pergi jauh? Kemana tujuanmu?”

Page 6: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Ayahku memerintahkan untuk pergi mengikuti terangnya cahaya,

untuk menemukan burung Zar.”

“Uh, uh, walaupun berjalan selama tiga tahun dengan menunggang

kuda terbaikmu, kamu tidak akan sampai ke tempat burung Zar itu. Hanya

aku yang tahu, dimana burung itu tinggal. Jadi, beginilah…aku telah

memakan kudamu, jadi akulah yang bertugas menjadi kepercayaanmu.

Duduklah di atas punggungku dan berpeganglah erat-erat.”

Ivan Tsarevich duduk di atas punggung serigala itu, lalu serigala abu-

abu itu berlari. Hutan-hutan yang biru melintas cepat di mata, danau-

danau terlihat seperti ekor. Entah lama entah sebentar mereka berlari

hingga sampai di benteng tinggi sebuah istana. Serigala abu-abu berkata:

“Dengarkan aku, Ivan Tsarevich, ingatlah: merayaplah lewat dinding,

jangan takut – waktunya tepat, semua penjaga sedang tidur. Kamu akan

melihat tingkap di atap menara, di sana ada sangkar emas, dan di dalam

sangkar itu ada burung Zar. Kamu ambil burung Zar itu, sembunyikan di

balik bajumu, dan ingatlah, jangan ambil sangkarnya!”

Ivan Tsarevich merayap lewat dinding, melihat atap menara – di

tingkapnya ada sangkar emas, di dalam sangkar itu ada burung Zar. Dia

mengambil burung itu dan menyembunyikannya di balik baju, tapi ia

kemudian melihat sangkar itu. Jantungnya bergetar: “Ah…sangkar emas

yang indah sekali! Masa tidak aku bawa?!” Lupalah ia dengan apa yang

diperintahkan serigala. Baru saja ia menyentuh sangkar itu, di benteng

istana terdengar bunyi-bunyi: terompet dibunyikan, genderang dibunyikan,

para penjaga terbangun, menangkap Ivan Tsarevich dan membawanya

menghadap Tsar Afron.

Tsar Afron marah dan bertanya:

“Siapa kamu? Darimana kamu?”

“Saya Ivan Tsarevich, putra Tsar Berendya.”

“Ah, betapa memalukan! Anak seorang tsar datang untuk mencuri.”

“Lalu bagaimana dengan burung Zar-mu yang datang merusak kebun

kami?”

Page 7: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Ah..seandainya kamu datang kepadaku, meminta baik-baik, aku

akan menyerahkan burung itu padamu, sebagai rasa hormatku pada orang

tuamu, Tsar Berendya. Namun, kini seluruh kota membicarakan hal yang

tidak baik tentang kamu… Nah, baiklah, kamu akan melakukan suatu tugas

untukku, aku akan menyuruhmu. Di istana Tsar Kusman ada seekor kuda

bersurai emas. Bawalah kuda itu padaku, nanti akan kuberikan burung Zar

itu dengan sangkarnya.”

Ivan Tsarevich pergi menemui serigala abu-abu. Serigala itu berkata

padanya:

“Sudah aku katakan padamu, jangan sentuh sangkarnya! Mengapa

kamu tidak mendengarkan perintahku?”

“Oh, maafkan aku, maafkan, serigala abu-abu.”

“Ya, ya, maafkan…Baiklah, duduklah di atas punggungku. Tak usah

bicara, aku akan membawamu.”

Berlari lagi serigala itu dengan Ivan Tsarevich di atas punggungnya.

Entah lama entah sebentar, mereka berlari hingga sampai di benteng

sebuah istana, dimana kuda bersurai emas itu berada.

“Merayaplah, Ivan Tsarevich, lewat dinding, para penjaga sedang

tidur. Pergilah ke kandang kuda, ambil kudanya, tapi ingatlah, jangan

ambil tali kekangnya!”

Ivan Tsarevich merayap lewat dinding, di sana para penjaga sedang

tidur. Ia masuk ke kandang kuda, menangkap kuda bersurai emas itu, tapi

kemudian ia ingin memiliki tali kekang kuda itu – tali kekang emas, dihiasi

batu-batu indah, dengan tali kekang itulah kuda bersurai emas cocok

berjalan-jalan.

Begitu Ivan Tsarevich menyentuh tali kekang, terdengar bunyi-bunyi

di seluruh benteng istana: terompet dibunyikan, genderang dibunyikan,

para penjaga terbangun, menangkap Ivan Tsarevich dan membawanya

menghadap Tsar Kusman.

“Siapa kamu? Darimana kamu?”

“Saya Ivan Tsarevich.”

Page 8: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Ah, bodoh sekali, mencuri kuda! Petani miskin pun tidak akan

setuju dengan perbuatan itu. Baiklah, aku menyuruhmu, Ivan Tsarevich,

melakukan tugas untukku. Tsar Dalmat punya anak gadis, Elena

Prekrasnaya. Culik dia, lalu bawa kepadaku. Aku akan menghadiahimu kuda

bersurai emas itu dengan tali kekangnya.”

Ivan Tsarevich pergi lagi menemui serigala abu-abu.

“Aku sudah berkata padamu, Ivan Tsarevich, jangan ambil tali

kekangnya! Kamu tidak mendengarkan perintahku.”

“Ya, maafkan aku, maafkan, serigala abu-abu.”

“Ya, ya, maafkan…Nah, baiklah, duduk di atas punggungku.”

Kembali serigala abu-abu itu berlari dengan membawa Ivan

Tsarevich. Mereka sampai di istana Tsar Dalmat. Di istananya, di taman,

Elena Prekrasnaya sedang berjalan-jalan dengan para dayang. Serigala abu-

abu berkata:

“Kali ini aku sendiri yang akan pergi ke sana. Dan kamu, kembalilah,

aku akan segera menyusulmu.”

Ivan Tsarevich kembali, sedangkan serigala abu-abu merayap lewat

dinding, lalu ke taman. Ia bersembunyi di balik semak-semak dan

memperhatikan. Elena Prekrasnaya keluar dengan dayang-dayangnya. Dia

berjalan-jalan, berjalan-jalan, dan saat dia tanpa dayang-dayang, serigala

abu-abu menangkap Elena Prekrasnaya, mendudukannya di atas

punggungnya – dan lari.

Ivan Tsarevich sedang berjalan kaki ketika tiba-tiba serigala abu-abu

itu menyusulnya, di atas punggungnya duduk Elena Prekrasnaya. Ivan

Tsarevich gembira. Serigala abu-abu berkata padanya:

“Cepat duduk di atas punggungku, supaya kita tidak terkejar.”

Serigala abu-abu itu melesat kembali dengan Ivan Tsarevich dan

Elena Prekrasnaya di punggungnya – hutan-hutan yang biru melintas cepat

di mata, sungai dan danau tampak seperti ekor. Entah lama entah sebentar

mereka sampai di istana Tsar Kusman. Serigala abu-abu berkata:

“Nah, Ivan Tsarevich, bagaimana?”

Page 9: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Ya, bagaimana aku tidak sedih, wahai serigala abu-abu? Akan

berpisah dengan si cantik ini! Bagaimana mungkin aku akan menukarkan

Elena Prekrasnaya dengan seekor kuda?”

Serigala abu-abu itu menjawab:

“Aku tidak akan memisahkanmu dengan si cantik ini, kita akan

menyembunyikannya di suatu tempat, lalu aku akan berpura-pura menjadi

Elena Prekrasnaya. Kamu bawa aku kepada tsar.”

Lalu mereka menyembunyikan Elena di pondok di dalam hutan.

Serigala abu-abu membalikkan kepala dan ia berubah menjadi persis

seperti Elena Prekrasnaya. Ivan Tsarevich membawanya kepada Tsar

Kusman. Tsar itu sangat gembira dan mengucapkan terima kasih:

“Terima kasih, Ivan Tsarevich, telah membawakan mempelai wanita

untukku. Bawalah kuda surai emas itu bersama tali kekangnya.”

Ivan Tsarevich duduk di atas kuda itu dan pergi menjemput Elena

Prekrasnaya. Ia membawanya, mendudukannya di atas kuda, dan pergi

melanjutkan perjalanan.

Tsar Kusman mengadakan pesta pernikahan, makan-makan dari siang

hingga malam. Saat waktunya tidur, ia membawa Elena Prekrasnaya ke

kamar, tapi baru saja hendak membaringkannya di ranjang, dia melihat –

moncong serigala! Dengan ketakutan tsar itu turun dari tempat tidur,

sedangkan si serigala berlari kabur.

Serigala abu-abu menyusul Ivan Tsarevich dan bertanya:

“Apa yang kau lamunkan, Ivan Tsarevich?”

“Bagaimana aku tidak melamun? Aku sedih berpisah dengan binatang

ini – kuda bersurai emas, dan menukarkannya dengan burung Zar.”

“Tak usah sedih, aku akan menolongmu.”

Begitulah, mereka sampai di istana Tsar Afron. Serigala berkata:

“Kamu sembunyikan kuda ini dan Elena Prekrasnaya di hutan, lalu

aku akan berpura-pura menjadi kuda bersurai emas, kamu bawa aku kepada

Tsar Afron.”

Page 10: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Mereka menyembunyikan Elena Prekrasnaya dan kuda bersurai emas

di hutan. Serigala abu-abu membalikkan kepala dan berubah menjadi

seperti kuda bersurai emas.

Ivan Tsarevich membawanya kepada Tsar Afron. Tsar senang dan

memberikan burung Zar bersama sangkar emasnya. Ivan Tsarevich kembali

berjalan kaki ke hutan, ia mendudukkan Elena Prekrasnaya di atas kuda

bersurai emas, mengambil sangkar emas berisi burung Zar dan berjalan

menuju istananya.

Sementara itu, Tsar Afron memerintahkan untuk membawa kuda

hadiah itu kepadanya, tapi saat baru saja ia akan duduk di atas

punggungnya – kuda itu berubah menjadi serigala abu-abu. Dengan

ketakutan tsar itu berdiri dan jatuh, sedangkan serigala abu-abu berlari

pergi dan segera menyusul Ivan Tsarevich.

“Kini, selamat tinggal, saya tidak bisa pergi lebih jauh lagi.”

Ivan Tsarevich turun dari kuda dan tiga kali membungkuk hingga

tanah, dengan penuh hormat berterima kasih kepada serigala abu-abu. Lalu

berkata:

“Jangan terlalu lama berpisah, aku masih memerlukanmu.”

Ivan Tsarevich berpikir: „Mengapa masih diperlukan? Semua

keinginanku telah terpenuhi‟. Dia duduk di atas kuda bersurai emaas itu,

dan berjalan lagi dengan Elena Prekrasnaya, dengan burung Zar. Dia sampai

di pinggir hutan, dia ingat bahwa dia punya sedikit roti. Mereka makan dan

minum dari mata air, lalu beristirahat.

Saat Ivan Tsarevich tertidur, datang kakak-kakaknya. Mereka pergi

ke daerah lain, mencari burung Zar, tapi pulang dengan tangan hampa.

Mereka tiba dan melihat semua hasil buruan Ivan Tsarevich. Lalu mereka

berkata:

“Ayo, kita bunuh saudara kita, semua hasil buruannya akan jadi milik

kita.”

Mereka membunuh Ivan Tsarevich. Lalu duduk di atas kuda bersurai

emas, mengambil burung Zar, dan mendudukkan Elena Prekrasnaya di atas

kuda dan menakut-nakutinya:

Page 11: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Nanti di rumah, jangan berkata apapun!”

Ivan Tsarevich terbaring mati, di atasnya berterbangan burung

gagak. Entah darimana, datang berlari serigala abu-abu dan menangkap

anak burung gagak.

“Terbanglah kau, burung gagak, untuk membawa air kematian dan

kehidupan. Bawa padaku air kematian dan kehidupan itu, nanti aku

bebaskan anakmu.”

Burung gagak, yang tidak dapat berbuat apapun, terbang, sedangkan

serigala menahan anaknya. Entah lama burung gagak itu terbang, entah

sebentar, dia membawa air kematian dan kehidupan. Serigala abu-abu

mencipratkan air kematian pada luka Ivan Tsarevich – lukanya sembuh, lalu

mencipratkan air kehidupan – dan Ivan Tsarevich hidup.

“Oh, begitu pulasnya aku tidur…!”

“Kamu tidur sangat pulas,” kata serigala abu-abu. “Jika tak ada aku,

kamu sama sekali tidak akan bangun. Saudara-saudaramu membunuhmu

dan membawa pergi semua hasil buruanmu. Cepat duduklah di atas

punggungku.”

Mereka pergi mengejar kedua kakaknya. Di sana serigala abu-abu

mencakar mereka sampai mati. Ivan Tsarevich membungkuk hormat kepada

serigala abu-abu dan berpisah dengannya untuk selamanya.

Ivan Tsarevich pulang dengan naik kuda besurai emas, membawa

burung Zar untuk ayahnya, dan untuk dirinya sendir - mempelai wanita,

Elena Prekrasnaya.

Tsar Berendya merasa senang. Ia bertanya pada anaknya. Ivan

Tsarevich menceritakan, bagaimana serigala abu-abu telah membantunya

mendapatkan buruan, dan bagaimana kakak-kakaknya membunuhnya ketika

ia tidur, dan bagaimana serigala abu-abu mencakar mereka hingga mati.

Tsar Berendya sedih, tapi segera ia menghibur diri. Lalu Ivan

Tsarevich menikah dengan Elena Prekrasnaya dan mereka hidup bahagia.

Page 12: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Cerita Lisan Rakyat Rusia

Seruling Gembala

Di satu desa hidup seorang laki-laki tua dan istrinya, mereka sangat

miskin. Mereka punya seorang anak laki-laki bernama Ivanushka. Sejak kecil

ia suka bermain seruling. Begitulah, saat ia memainkan seruling dengan

baiknya, semua yang mendengar tidak akan bosan. Bila Ivanushka

memainkan lagu sedih – semua menjadi sedih, dan meneteskan air mata.

Bila ia memainkan lagu untuk tarian – semua menari, tidak ada yang bisa

menahan diri untuk tidak menari.

Ivanushka beranjak dewasa. Ia berkata kepada ayah dan ibunya:

“Ayah, ibu, aku akan pergi mencari kerja. Berapapun hasil yang akan

kudapat, akan kuberikan semuanya pada kalian.” Ivanushka berpamitan dan

pergi.

Ia tiba di satu desa, tapi tak ada yang mempekerjakannya. Ia pergi

lagi ke desa lain, tapi di sana pun tidak memerlukan pekerja. Ivanushka

pergi lagi. Ia berjalan, berjalan, dan tiba di desa yang lebih jauh. Dia

berjalan dari satu rumah ke rumah lainnya, bertanya:

“Apakah di sini perlu pekerja?”

Dari satu rumah keluar seorang lelaki dan berkata:

“Bisakan kamu menggembalakan domba?”

“Bisa, pekerjaan itu tidak sulit!”

“Ya, tidak sulit. Tapi saya punya syarat: jika kamu menggembala

dengan baik, akan saya beri upah dua kali lipat. Tapi, jika ada satu domba

dari ternakku ini hilang, kamu tidak akan mendapatkan apa-apa, dan aku

akan mengusirmu tanpa memberimu uang!”

“Kalau begitu tidak akan saya hilangkan!”- jawab Ivanushka.

“Ya, ya, hati-hatilah!”

Domba digiring, dan Ivanushka mulai menggembalakan ternak. Pagi

hari, begitu matahari terbit, ia telah pergi dan kembali saat matahari

terbenam.

Page 13: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Saat ia kembali dari menggembala, majikannya telah berdiri di dekat

pintu gerbang dan menghitung domba: satu, dua, tiga,…sepuluh…

duapuluh…empatpuluh… limapuluh… ada semua!

Begitulah sebulan berlalu, dua bulan, tiga bulan. Segera gembala itu

harus dibayar, dia harus diberi upah.

“Bagaimana ini?” pikir si petani. “Bagaimana gembala itu bisa

menjaga semua domba? Sebelum ini selalu ada domba yang hilang, entah

dimakan serigala, entah lepas, dan hilang… Ini tidak mungkin. Harus dilihat

apa yang dilakukan gembala itu di tempat penggembalaan.”

Pagi harinya, saat semua masih tidur, petani itu membawa mantel

bulu domba, menutupinya dengan bulu domba, lalu dikenakannya, dan ia

pergi ke kandang. Dengan merangkak-rangkak ia ada di tengah-tengah

domda-domba. Ia menunggu saat si gembala menggembalakan ternak.

Begitu matahari terbit Ivanushka bangun dan pergi menggembalakan

domba. Domba-domba mengembik dan berlari. Majikannya dengan susah,

agar tidak tertinggal, berlari bersama domba-domba dan berteriak:

“Be-be-be! Be-be-be!” sambil berpikir: “Kini, aku akan tahu

semuanya, aku akan berusaha mengetahuinya!”

Ia mengira bahwa Ivanushka tidak memperhatikannya. Namun,

penglihatan Ivanushka tajam, segera ia melihatnya, tapi tidak langsung

memandangnya. Ia menggembalakan domba-domba, tapi tidak pada

majikannya. Ia menggiring domba-domba dengan cambuk. Ia terus

menandai punggung majikannya! Ivanushka menggembalakan domba ke tepi

hutan, ia duduk di semak-semak sambil mengunyah-ngunyah rumput.

Domba-domba berjalan di lapangan rumput, mereka makan rumput.

Ivanushka memperhatikan dari belakang. Saat ia melihat ada domba yang

lari masuk hutan, ia memainkan serulingnya. Semua domba berlari

menghampirinya. Si majikan terus merangkak-rangkak, menunduk-

nundukkan kepalanya ke tanah seperti sedang memakan rumput. Ia merasa

lelah, tapi malu menunjukkan diri: gembala itu nanti akan menceritakannya

pada para tetangga – ia tidak akan menyimpan aib ini!.

Page 14: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Ketika domba-domba itu selesai makan, Ivanushkan berkata pada

mereka:

“Nah, kalian sudah kenyang, sudah cukup, kini kalian bisa menari!”

Ia mulai memainkan lagu untuk tarian. Domba-domba mulai

melompat-lompat dan menari, dengan mengetuk-ngetukkan tapak kakinya!

Majikan itu pun melakukannya, walaupun ia tidak suka. Ia melompat keluar

dari tengah-tengah ternak dan menari. Ia menari, menari, dengan kakinya

ia membuat berbagai macam bunyi ketukan, ia tidak bisa menahannya!

Ivanushka memainkan seruling lebih cepat dan lebih cepat lagi.

Domba-domba dan majikannya menari lebih cepat lagi. Majikan itu

kelelahan, keringat bercucuran, rambutnya menjadi kusut…tidak

tertahankan. Ia berteriak:

“Oh, nak, hentikan!.. aku tak kuat lagi!”

Ivanushka pura-pura tidak mendengar, ia terus bermain, bermain!

Akhirnya, ia berhenti dan berkata:

“Oh, tuan, anda kah itu?”

“Ya…”

“Bagaimana anda bisa sampai kemari?”

“Ya… tidak sengaja…”

“Mengapa anda memakai mantel?”

“Dari pagi sepertinya dingin…”

Ia lalu pergi ke balik semak, pulang dan berkata pada istrinya:

“Nah, istriku, kita harus segera menyuruh pergi anak itu demi

kebaikan dan kesehatan, kita harus memberinya upah…”

“Apa? Tak ada yang diupahi, dan kita juga tidak akan

mengupahinya…”

“Jangan sampai tidak memberinya upah. Dia akan mempermalukan

kita, kita tidak akan bisa mengungkapkan hal ini pada para tetangga.”

Lalu lelaki itu bercerita pada istrinya, bagaimana gembala itu telah

membuatnya menari hingga sangat kelelahan. Istrinya mendengarkan dan

berkata:

Page 15: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Kini kamu jadi bodoh! Kamu harusnya tidak menari! Dia tidak akan

bisa melakukan hal itu padaku! Kalau dia datang, aku akan menyuruhnya

memainkan seruling. Kamu akan lihat, apa yang akan terjadi. Lalu

suaminya meminta pada istrinya:

“Jika kamu mau melakukan ini, masukkan aku ke dalam peti dan ikat

pada tiang di langit-langit agar aku tidak ikut menari…! Aku telah menari

pagi ini sampai-sampai hampir mati.”

Istri lelaki itu melakukan permintaan suaminya. Ia memasukkan

suaminya ke dalam peti dan mengikatkannya pada tiang di langit-langit. Ia

sendiri menunggu Ivanushka kembali dari menggembala. Petang hari, saat

Ivanushka selesai menggembalakan ternak, majikan perempuannya berkata:

“Betulkah kamu punya seruling yang bisa membuat semua menari?”

“Betul”

“Ayo, mainkanlah! Jika aku menari – kami akan memberimu upah,

tapi jika aku tidak menari – kami akan mengusirmu.”

“Baiklah,” kata Ivanushka, “kalau itu yang anda mau.” Ia

mengeluarkan seruling dan mulai memainkan lagu tarian. Saat itu

majikannya sedang membuat adonan. Ia tidak bisa menahan diri dan mulai

menari. Dia menari sambil melempar-lempar adonan dari satu tangan ke

tangan lainya.

Ivanunshka memainkan seruling lebih cepat, lebih cepat, lebih keras,

dan lebih keras lagi. Majikan perempuan itu menari lebih cepat dan lebih

cepat lagi. Di langit-langit suaminya mendengar seruling itu. Dia mulai

menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, menari. Tapi, di sana sempit,

kepalanya selalu terbentur tutup peti. Dia bergerak, bergerak makin cepat,

lalu ikatan peti lepas dari tiang. Tutup peti terbuka karena terbentur

kepala, ia melompat keluar dari peti dan menari dengan merangkak-

rangkak di langit-langit. Dari langit-langit ia meluncur ke bawah, masuk ke

dalam rumah. Ia mulai menari bersama istrinya sambil menggerak-gerakkan

tangan dan kakinya!

Ivanushka keluar, ke teras, duduk di anak tangga, dan terus bermain

tanpa lelah. Majikannya melompat-lompat di halaman, menari dan

Page 16: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

melompat-lompat di depan teras. Suami-istri itu kelelahan, hampir tak bisa

bernafas, tapi tak bisa berhenti. Sambil melihat mereka, ayam-ayam mulai

menari, juga domba, sapi, dan anjing di tempat penjagaan.

Lalu Ivanushka berdiri, sambil terus bermain ia berjalan ke pintu

gerbang. Di belakangnya semua mengikuti. Majikannya melihat bahwa ini

tidak baik. Ia mulai meminta pada Ivanushka:

“Hei, nak, berhentilah, jangan main lagi! Jangan keluar dari

halaman! Jangan permalukan kami di depan orang-orang! Kami janji akan

membayarmu! Kami akan membayarmu sesuai perjanjian!”

“Tidak!”- kata Ivanushka. “Biarlah orang-orang baik akan melihat

kalian, biarlah mereka tertawa!”

Ivanushka berjalan keluar dari halaman – masih bermain dengan

lebih cepat. Majikannya, dengan semua sapi, domba, dan ayam juga menari

lebih cepat. Mereka berputar, berkeliling, berjongkok, dan berjingkrak-

jingkrak!

Seluruh penduduk desa berlari keluar rumah – orang-orang tertawa

sambil menunjuk-nunjuk dengan jari…

Ivanushka memainkan seruling sampai malam. Pagi harinya ia

menerima upah. Ia pergi menemui ayah dan ibunya. Majikannya

bersembunyi di dalam rumah. Mereka diam, tidak berani bertemu orang-

orang.

Page 17: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Cerita Lisan Rakyat Rusia

Sivka-burka

Hiduplah seorang lelaki tua yang punya tiga anak laki-laki. Dua anak

tertua mengurus kebutuhan rumah, menjadi pedagang dan perlente,

sedangkan anak bungsunya, si bodoh Ivan, hidup seenaknya. Ia suka pergi

ke hutan mengumpulkan jamur, dan di rumah ia selalu duduk di dapur

dekat tungku.

Tiba waktunya lelaki tua itu wafat. Sebelumnya ia berpesan pada

anak-anaknya:

“Bila aku mati, selama tiga malam kalian harus bergiliran datang ke

makamku dan membawakan roti untukku.”

Begitulah, orang tua itu telah dikuburkan. Malam tiba. Anak yang

tertua harusnya pergi ke kuburan, tapi dia entah malas entah takut,

berkata pada adik bungsunya:

“Ivan, gantikan aku malam ini, datanglah ke makam ayah, nanti akan

kubelikan kamu kue jahe.”

Ivan setuju. Ia membawa roti, lalu peri ke makam ayahnya. Ia duduk

dan menunggu. Tengah malam tanah kuburan bergerak, terbuka, ayahnya

bangkit dari kubur dan berkata:

“Siapa itu? Kamukah anak pertamaku? Ceritakanlah, apa yang terjadi

di Rus: apakah anjing-anjing menggonggong? Serigala melolong? Atau bayi-

bayi menangis?”

Ivan menjawab:

“Ini aku, anakmu. Di Rus semuanya baik-baik saja.”

Ayahnya memakan habis roti dan kembali berbaring di kuburannya.

Ivan kembali ke rumah. Di sepanjang jalan ia mengumpulkan jamur. Kakak

tertuanya datang dan bertanya:

“Kamu bertemu ayah?”

“Ya.”

“Rotinya dia makan?”

Page 18: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Ya. Dimakan habis sampai kenyang.”

Tiba malam kedua. Yang harus pergi anak kedua, tapi dia entah

malas entah takut berkata:

“Ivan, pergilah menggantikan aku ke makam ayah. Nanti aku akan

memberimu pemukul kasti.”

“Baiklah.”

Ivan mengambil roti, lalu pergi ke makam ayahnya. Ia duduk,

menunggu. Tengah malam tanah bergerak, terbuka, ayahnya bangkit dan

bertanya:

“Siapa itu? Kamukah anak keduaku? Ceritakanlah, apa yang terjadi di

Rus: apakah anjing-anjing menggonggong? Serigala melolong? Atau bayi-bayi

menangis?”

Ivan menjawab:

“Ini aku, anakmu. Di Rus semuanya baik-baik saja.”

Ayahnya memakan roti sampai habis dan kembali berbaring di

kuburannya. Ivan pulang ke rumah dan di sepanjang jalan ia mengumpulkan

jamur. Kakak keduanya bertanya:

“Ayah memakan rotinya?”

“Ya. Dimakan habis sampai kenyang.”

Malam ketiga tiba giliran Ivan yang harus pergi. Ia berkata pada

kakak-kakaknya:

“Sudah dua malam aku pergi. Sekarang kalianlah yang pergi ke

makam ayah, aku akan istirahat.”

Kakak-kakaknya menjawab:

“Bagaimana kamu ini Ivan, kamu sudah tahu keadaan di sana,

sebaiknya kamu sendirilah yang pergi.”

“Ya, baiklah.”

Ivan mengambil roti, lalu pergi. Tengah malam tanah kuburan

bergerak, terbuka. Ayahnya bangkit dari kubur:

“Siapa itu? Kamukah Ivan, anak bungsuku?” Ceritakanlah, apa yang

terjadi di Rus: apakah anjing-anjing menggonggong? Serigala melolong?

Atau bayi-bayi menangis?”

Page 19: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Ivan menjawab:

“Ini aku, anakmu, Ivan. Di Rus semuanya baik-baik saja.”

Ayahnya memakan roti sampai habis dan berkata:

“Hanya kamu yang memenuhi amanatku, kamu tidak takut selama

tiga malam datang ke makamku. Jika kamu ke lapangan yang kosong,

berserulah „Sivka-burka, berdirilah di hadapanku seperti daun di atas

rumput!‟, akan datang seekor kuda menghampirimu, mendekatlah ke

telinga kanan kuda itu, lalu ke telinga kirinya. Kamu akan menjadi seorang

yang gagah berani. Duduklah di atas kuda itu dan pergilah.”

Ivan mengambil tali kekang, berterima kasih pada ayahnya, dan

pulang ke rumah sambil mengumpulkan jamur di sepanjang jalan. Di rumah

kakak-kakaknya bertanya:

“Kamu bertemu ayah?”

“Bertemu.”

“Dia memakan rotinya?”

“Ayah memakannya habis sampai kenyang dan tidak menyuruh kita

datang lagi.”

Pada saat itu tsar menyerukan pada semua pemuda pemberani yang

masih bujangan untuk datang ke istana. Anak gadisnya, Nesravnennaya

Krasota (Kecantikan Yang Tak Ada Bandingannya), memerintahkan untuk

membuat tempat seperti sangkar di menara dengan duabelas susun tonggak

kayu dan duabelas susun batang kayu. Di dalam menara itu ia akan duduk

dan menunggu orang yang bisa meraihnya dan mencium bibirnya sambil

menunggangi kuda. Hadiahnya – Nesravnennaya Krasota dan setengah

kerajaan.

Saudara-saudara Ivan mendengar itu dan berkata:

“Ayo kita coba keberuntungan.”

Begitulah, mereka memberi makan kuda-kuda terbaik mereka

dengan havermouth dan memberinya minum. Mereka sendiri berpakaian

bagus dan menyisir rapi rambut mereka, sedangkan Ivan duduk di dapur

dekat tungku, menghisap pipa, dan berkata pada kakaknya:

“Kak, ajaklah aku untuk mencoba keberuntungan!”

Page 20: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Orang bodoh tidak dibolehkan! Lebih baik kamu pergi ke hutan

mengumpulkan jamur, tak ada yang akan menertawakanmu.”

Kakak-kakaknya duduk di atas kuda, mengenakan topi, bersiul,

bersuit, lalu – tinggal debu yang tertinggal. Ivan mengambil tali kekang dan

pergi ke lapangan kosong. Ia berseru seperti yang diajarkan ayahnya:

“Sivka-burka, berdirilah di hadapanku seperti daun di atas rumput!”

Dari suatu tempat datanglah seekor kuda, tanah bergetar, dari

lubang hidung dan telinganya keluar uap panas. Dia berdiri tegak dan

bertanya:

“Apa yang anda perintahkan?”

Ivan memandang kuda itu, memasangkan tali kekang, dan mendekat

ke telinga kanannya, lalu ke telinga kirinya, dan … dia berubah menjadi

seorang yang gagah berani yang sebelumnya tak terpikirkan, tak terduga,

dan tak terlukiskan. Ia duduk di atas kuda dan pergi ke istana tsar. Sivka-

burka berlari, tanah bergetar, bukit-bukit tampak seperti ekor, bagian

bawah sepatu di antara kaki seperti akan lepas.

Ivan tiba di istana tsar, di sana banyak sekali orang. Di menara yang

tinggi dengan duabelas susun tonggak kayu dan duabelas susun batang kayu

duduk putri Nesravnennaya Krasota. Tsar keluar ke balkon dan berkata:

“Siapa diantara kalian, para pemberani, dengan menunggang kuda

bisa sampai di atas menara dan mencium bibir putriku, dialah yang akan

menjadi suaminya dan mendapatkan setengah kerajaanku.”

Para pemuda pemberani mulai menunggang kuda, ke tempat yang

tinggi, tapi tidak berhasil! Kakak-kakak Ivan ikut mencoba, sampai setengah

jalan pun mereka tidak berhasil. Tiba giliran Ivan.

Ia mempercepat Sivka-burka, bersuit, berseru, melompat – tinggal

melewati dua susun batang kayu. Mencoba lagi, kali ini tinggal mencapai

satu susun lagi. Dia berputar lagi, berkeliling, menyemangati kudanya,

mencari celah, lalu melesat ke dekat tingkap menara dan mencium putri

Nesravnennaya Krasota di bibirnya yang manis. Tapi, sang putri dengan

cincin di jari menampar dahinya, dan meninggalkan bekas.

Di bawah orang-orang berteriak:

Page 21: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Tahan, tahan dia!”

Tapi Ivan terus pergi menghilang.

Ivan pergi ke lapangan kosong, ia mendekati telinga kanan Sivka-

burka, dan telinga kiri Sivka-burka, dan ia kembali menjadi si bodoh Ivan.

Kuda menghilang, dan ia sendiri pulang ke rumah sambil mengumpulkan

jamur di sepanjang jalan. Ia membalut dahinya dengan kain, berbaring-

baring di dapur dekat tungku.

Kakak-kakaknya datang dan menceritakan apa yang telah mereka

lihat.

“Ada banyak pemberani yang baik, tapi satu yang paling baik dari

semuanya – dengan menunggang kuda dia bisa mencium sang putri. Semua

melihat dari mana dia datang, tapi tak ada yang melihat kemana dia

pergi.”

Ivan duduk sambil menghisap pipa dan berkata:

“Bukankah orang itu aku?”

Kakak-kakaknya marah:

“Bodoh, tak tahu malu! Duduklah di dapur dekat tungku dan

makanlah jamur-jamurmu!”

Diam-diam Ivan membuka kain balutan di dahinya, dimana cincin

sang putri telah meninggalkan bekas, lalu ia menyalakan api di dalam

pondok. Kakak-kakaknya kaget dan berteriak:

“Apa yang kamu lakukan, bodoh? Kamu akan membuat rumah

terbakar!”

Esok harinya tsar mengundang semua bangsawan, tuan tanah, dan

rakyat biasa yang kaya maupun yang miskin, yang tua dan yang muda, ke

pesta besar. Kakak-kakak Ivan bersiap-siap menghadiri pesta itu. Ivan

berkata pada mereka:

“Ajaklah aku bersama kalian!”

“Kemana pun kamu pergi, hai bodoh, orang-orang akan

menertawakanmu! Duduklah di dapur dekat tungku dan makanlah jamur-

jamurmu.”

Page 22: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Kakak-kakaknya duduk di atas kuda terbaik mereka dan pergi,

sedangkan Ivan berjalan kaki. Ia datang ke pesta tsar dan duduk di pojok

yang jauh. Putri Nesravnennaya Krasota mulai berkeliling mendekati para

tamu. Ia membawa cawan berisi madu dan mencari siapa yang dahinya

mempunyai tanda cincin bekas pukulannya. Ia mengitari para tamu, lalu

mendekati Ivan, hatinya begitu berdebar. Ia memandang Ivan. Ivan, yang

wajahnya hitam karena jelaga, berdiri bulu romanya.

Putri Nesravnennaya Krasota mulai bertanya:

“Siapa kamu? Darimana kamu? Mengapa dahimu dibalut?”

“Terbentur.”

Sang putri membuka balutan di dahi Ivan – tiba-tiba seluruh istana

menjadi ramai. Putri berseru:

“Ini tanda yang kubuat! Inilah calon suamiku!”

Tsar mendekati dan berkata:

“Calon suami apa! Dia orang bodoh, hitam penuh jelaga!”

Ivan berkata pada tsar:

“Izinkan saya untuk membersihkan diri.”

Tsar mengizinkannya. Ivan keluar dari istana dan berseru seperti

yang diajarkan ayahnya:

“Sivka-burka, berdirilah di hadapanku seperti daun di atas rumput!”

Dari suatu tempat datanglah seekor kuda, tanah bergetar, dari

lubang hidung dan telinganya keluar uap panas. Ivan mendekat ke telinga

kanan kuda itu, lalu ke telinga kirinya, dan kembali ia menjadi seorang

yang gagah berani yang tak terpikirkan, tak terduga, tak terlukiskan.

Orang-orang takjub.

Pendek cerita, diadakanlah pesta besar pernikahan.

Page 23: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Cerita Lisan Rakyat Rusia

Atas Perintah Ikan Syuka

Di satu desa hidup seorang lelaki tua. Ia mempunyai tiga anak laki-

laki: dua anak tertuanya – pintar, sedangkan anak bungsunya, Emelya,

seorang yang bodoh. Kakak-kakak Emelya bekerja, tetapi Emelya sepanjang

hari hanya berbaring dekat tungku dan tidak melakukan apa-apa.

Begitulah, suatu hari kakak-kakaknya pergi ke pasar, lalu kakak-

kakak iparnya menyuruh Emelya:

“Emelya, pergilah mengambil air.”

Tapi, ia tidak beranjak dari dekat tungku: “Malas…”

“Pergilah Emelya, nanti kalau kakakmu pulang dari pasar, mereka

tidak akan memberimu hadiah.”

“Ya, baiklah.”

Emelya beranjak dari dekat tungku, memakai sepatu, mantel,

mengambil ember dan kapak, lalu pergi ke sungai. Ia memecahkan lapisan

es, menimba air, dan meletakkan ember-ember, lalu melihat ke lubang es.

Di lubang es itu Emelya melihat seekor ikan syuka. Ia mengambil ikan itu

dan meletakkannya di tangan: “Oh, sup ikan sepertinya enak!”

Tiba-tiba ikan syuka itu berbicara seperti manusia: “Emelya,

lepaskan aku ke air, aku nanti akan berguna bagimu.”

Emelya tertawa: “Bagaimana kamu bisa berguna untukku? Tidak, aku

akan membawamu pulang ke rumah dan aku akan menyuruh iparku untuk

membuat sup ikan. Sup ikan tampaknya enak.”

Ikan syuka memohon lagi: “Emelya, Emelya, lepaskan aku ke air, aku

akan melakukan semua yang kamu inginkan.”

“Baiklah, tapi buktikan dulu bahwa kamu tidak menipuku, nanti aku

lepaskan.”

Ikan syuka bertanya: “Emelya, Emelya, katakan, sekarang apa yang

kamu inginkan?”

Page 24: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Aku ingin agar ember-ember ini pulang sendiri ke rumah dan airnya

tidak tumpah…”

Ikan syuka berkata: “Ingatlah kata-kataku ini: bila kamu

menginginkan sesuatu, tinggal katakan „Atas perintah ikan syuka, atas

keinginanku.‟”

Lalu Emelya berkata: “Atas perintah ikan syuka, atas keinginanku –

pulanglah ember ke rumah…”

Baru saja Emelya selesai berkata, ember-ember itu berjalan ke

bukit. Emelya melepaskan ikan syuka ke lubang es, dan ia sendiri berjalan

mengikuti ember-embernya. Ember-ember itu berjalan melalui pedesaan,

orang-orang merasa heran. Emelya berjalan di belakang, tertawa…

Ember-ember itu tiba di rumah dan langsung menempatkan diri di

atas bangku, sedangkan Emelya berbaring lagi dekat tungku.

Entah lama entah sebentar waktu berjalan, kakak-kakak iparnya

berkata pada Emelya:

“Emelya, mengapa kamu berbaring saja? Pergilah memotong kayu

bakar.”

“Malas…”

“Kalau kamu tidak mau memotong kayu bakar, kakakmu nanti pulang

dari pasar tidak akan membawakanmu hadiah.”

Dengan malas Emelya beranjak dari dekat tungku. Ia ingat akan ikan

syuka dan dengan pelan berkata: “Atas perintah ikan syuka, atas

keinginanku – pergilah, kapak, memotong kayu bakar, dan kayu bakar –

datanglah sendiri ke rumah dan masuklah ke dalam tungku…”

Kapak melompat keluar dari bawah bangku – dan pergi ke halaman,

lalu memotong kayu bakar. Kayu bakar itu sendiri berjalan ke rumah dan

meletakkan diri di dalam tungku. Entah lama entah sebentar waktu

berjalan, kakak-kakak iparnya kembali berkata:

“Emelya, kita sudah tidak punya kayu bakar. Pergilah ke hutan,

carilah kayu.”

Tapi, Emelya tidak beranjak dari dekat tungku: “Ah, bagaimana

kalian ini?”

Page 25: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Kami bagaimana?…Masa pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar

adalah pekerjaan kami?”

“Aku malas…”

“Wah, kamu tidak akan dapat hadiah.”

Emelya tidak bisa berbuat apa-apa, ia beranjak dari tungku,

memakai sepatu dan mantel, mengambil tali dan kapak, keluar dan duduk

di atas kereta: “Kakak, bukakan pintu gerbang!”

Kakak iparnya berkata: “Bagaimana kamu ini, bodoh, duduk di

kereta, tapi tidak memasang kudanya?”

“Aku tidak butuh kuda.”

Kakak iparnya membukakan pintu gerbang, dan Emelya berkata

pelan: “Atas perintah ikan syuka, atas keinginanku – berjalanlah sendiri,

kereta, ke hutan…”

Kereta bergerak sendiri ke pintu gerbang, begitu cepat, dengan kuda

pun tak akan terkejar. Tapi, mereka harus melewati kota, di sana banyak

orang yang melihat dan merasa heran. Mereka berteriak: “Tahan dia!,

tangkap dia!”, tapi Emelya mempercepat kereta. Ia sampai di hutan:

“Atas perintah ikan syuka, atas keinginanku – kapak, potonglah

dahan-dahan kecil, dan kalian, dahan-dahan kecil, masuklah sendiri ke

dalam kereta, dan ikatlah sendiri…”

Kapak mulai menebang, memotong dahan-dahan yang kering, dan

dahan-dahan itu masuk sendiri ke dalam kereta, lalu mengikatkan diri

dengan tali. Kemudian Emelya memerintahkan kapak untuk membuat

pentungan agar sulit ditangkap. Ia lalu duduk di atas kereta: “Atas perintah

ikan syuka, atas keinginanku – nah, pentungan, hantam mereka dengan

pukulan.”

Pentungan itu keluar – dan memukul. Orang-orang cepat menyingkir,

dan Emelya tiba di rumah. Ia berbaring lagi dekat tungku.

Entah lama entah sebentar tsar mendengar tentang perbuatan

Emelya dan mengirimkan hulubalang ke rumahnya untuk mencari dan

membawa Emelya ke istana. Hulubalang itu datang ke desa, masuk ke

rumah, di mana Emelya tinggal, dan bertanya:

Page 26: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Kamu si bodoh Emelya?”

Emelya beranjak dari tungku: “Ada perlu apa?”

“Cepatlah berpakaian, aku akan membawamu menghadap tsar.”

“Tapi aku malas…”

Hulubalang itu marah dan menamparnya. Emelya berkata dengan

perlahan: “Atas perintah ikan syuka, atas keinginanku – pentungan, pukul

dia…”

Pentungan melompat keluar dan memukul hulubalang, dengan

susahnya hulubalang itu pergi. Tsar heran halubalangnya tidak bisa

mengalahkan Emelya. Tsar kemudian mengirimkan pejabat tingginya:

“Bawa si bodoh Emelya ke hadapanku, kalau tidak aku akan melepaskan

kepala dari bahumu.”

Pejabat tinggi itu membeli kismis, buah sliva, dan kue jahe. Ia

datang ke desa, masuk ke rumah Emelya dan bertanya pada iparnya apa

yang disukai Emelya.

“Emelya, saudara kami, suka bila ia diminta secara lembut dan

dijanjikan kemeja panjang berwarna merah, maka ia akan melakukan

semua apa yang anda minta.”

Pejabat tinggi itu memberi Emelya kismis, buah sliva, kue jahe, dan

berkata: “Emelya, Emelya, mengapa kamu berbaring dekat tungku saja?

Mari kita pergi ke istana.”

“Di sini aku merasa hangat…”

“Emelya, Emelya, di istana kamu akan dijamu dengan baik dan diberi

minuman, marilah kita pergi.”

“Tapi aku malas…”

“Emelya, Emelya, tsar akan menghadiahimu kemeja panjang

berwarna merah, topi, dan sepatu.”

Emelya menimbang-nimbang: “Ya, baiklah, anda pergi duluan, aku

akan menyusul dari belakang.”

Pejabat tinggi itu pergi, dan Emelya tetap berbaring dan berkata:

“Atas perintah ikan syuka, atas keinginanku – nah, tungku, pergilah ke

istana tsar…” Lalu sisi-sisi rumah itu bergetar, atap bergoyang, dinding

Page 27: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

berterbangan, dan tungku itu sendiri berjalan di sepanjang jalan langsung

menuju istana tsar. Tsar melihat ke jendela dan kaget:

“Ah, apa itu?”

Pejabat tinggi menjawabnya: “Itu Emelya dan tungkunya datang

kepada anda.”

Tsar keluar ke balkon: “Emelya, banyak pengaduan tentang kamu!

Kamu mengganggu banyak orang.”

“Tapi, mengapa mereka menghalangi kereta?”

Pada saat itu melalui jendela putri tsar, Maria-tsarevana, melihat

Emelya. Emelya melihatnya lewat teralis dan berkata perlahan: “Atas

perintah ikan syuka, atas keinginanku – jadikanlah putri tsar mencintaiku…”

Dan berkata lagi: “Pulanglah, tungku, ke rumah…”

Tungku berbalik dan pulang ke rumah. Ia masuk ke rumah dan berdiri

di tempat semula. Emelya kembali berbaring-baring.

Sementara itu di istana tsar terdengar teriakan dan tangisan. Maria-

tsarevna merindukan Emelya, ia tidak bisa hidup tanpa Emelya. Ia meminta

ayahnya untuk menikahkannya dengan Emelya. Karena itu tsar merasa

sengsara, sedih. Ia berbicara lagi pada pejabat tinggi: “Pergilah, bawalah

Emelya kepadaku, hidup atau mati, kalau tidak akan kulepas kepala dari

bahumu.”

Pejabat tinggi itu membeli anggur manis dan bermacam-macam

makanan, pergi ke desa, masuk ke rumah Emelya dan mulai menjamu

Emelya. Emelya makan dan minum sampai habis, mabuk, dan terbaring

tidur. Pejabat tinggi memasukkannya ke kereta dan membawanya ke istana

tsar. Saat itu juga tsar memerintahkan membuat tong besar dengan simpai

besi. Ke dalamnya dimasukkan Emelya dan Maria-tsarevna, tong itu diberi

ter dan dilemparkan ke laut. Entah lama entah sebentar – Emelya

terbangun, gelap, dan sesak.

“Dimana aku?”

Dan ada yang menjawab: “Bosan dan mual, Emelya! Kita diberi ter di

dalam tong dan dilemparkan ke laut biru.”

“Lalu siapa kamu?”

Page 28: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Aku – Maria-tsarevna.”

Emelya berkata: “Atas perintah ikan syuka, atas keinginanku – angin

yang kuat, bawalah tong ke tepi pantai yang kering, ke pasir kuning…”

Angin kuat berhembus. Laut bergejolak, tong menepi ke pantai yang

kering, ke pasir kuning. Emelya dan Maria-tsarevna keluar dari tong.

“Emelya, dimana kita akan tinggal? Buatlah satu rumah.”

“Tapi aku malas…”

Maria memintanya lagi. Emelya lalu berkata: “Atas perintah ikan

syuka, atas keinginanku – buatlah istana batu dengan atap emas. Di

sekelilingnya – taman hijau dengan bunga-bunga bermekaran dan burung-

burung berkicau.”

Maria-tsareva dan Emelya masuk ke istana, duduk dekat jendela.

“Emelya, tidak bisakah kamu menjadi lebih tampan?”

Untuk itu Emelya tak berpikir lama: “Atas perintah ikan syuka, atas

keinginanku – jadikan aku seorang yang gagah berani dan tampan…” Dan

Emelya menjadi seperti yang tak bisa diungkapkan cerita, tak bisa

dituliskan tinta.

Sementara itu, tsar pergi berburu dan melihat telah berdiri sebuah

istana yang dulunya tidak ada.

“Siapa orang kurang ajar yang tanpa izinku telah membangun istana

di tanahku?”

Ia mengirim orang untuk mencari tahu dan bertanya, siapakah itu?

Orang yang dikirim itu lari dan berdiri di bawah teralis dan bertanya.

Emelya menjawab: “Mintalah tsar untuk bertamu ke rumahku, aku sendiri

yang akan berkata kepadanya.”

Tsar datang bertamu. Emelya menemuinya, membawanya ke istana,

dan mempersilakan duduk. Mereka mulai makan-makan. Tsar makan,

minum, dan tidak merasa heran: “Siapakah kamu, hai orang gagah?”

“Anda ingat si bodoh Emelya – yang datang pada anda dengan

tungku, tapi anda memerintahkan memasukkannya dengan anak gadis anda

ke dalam tong yang diberi ter dan dilemparkan ke laut? Saya – Emelya itu.

Ingin saya membakar dan menghancurkan seluruh kerajaan anda.”

Page 29: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Tsar sangat terkejut, ia meminta maaf: “Menikahlah dengan putriku,

Emelya, ambilah kerajaanku, tapi jangan bunuh aku!”

Mereka mengadakan pesta besar. Emelya menikah dengan Maria-

tsarevna dan mulai memerintah kerajaan.

Begitulah akhir ceritanya.

Page 30: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Cerita Lisan Rakyat Rusia

Angsa-angsa

Hidup sepasang suami istri. Mereka mempunyai seorang anak

perempuan dan anak laki-laki kecil.

“Putriku,” kata ibunya, “kami akan pergi bekerja, jagalah adikmu!

Jangan keluar dari pekarangan, jadilah anak pintar, nanti kamu akan kami

belikan baju.”

Lalu ayah dan ibunya pergi. Tapi, gadis cilik itu lupa akan pesan

orang tuanya: ia mendudukan adiknya di atas rumput di bawah jendela, dan

ia sendiri berlari ke jalan, bermain, dan berjalan-jalan. Datang

berterbangan angsa-angsa, mencengkeram anak laki-laki itu, dan membawa

anak itu di atas sayapnya.

Gadis cilik itu kembali, melihat – adiknya tidak ada! Ia berseru,

mencari ke sana kemari – tidak ada! Dia memanggil-manggil adiknya, tapi

tak ada balasan dari adiknya. Air matanya berlinang, menangisi akan

mendapatkan hal yang buruk dari ayah dan ibunya.

Ia berlari ke ladang, tapi hanya melihat angsa-angsa yang berjalan

mondar-mandir di kejauhan dan menghilang ke dalam hutan lebat. Iia

menduga bahwa mereka telah membawa adiknya, sudah lama terdengar

desas-desus tentang angsa-angsa itu, yang berbuat jahat dan membawa

anak-anak kecil.

Gadis cilik itu pergi mengejar mereka. Ia berlari, berlari, dan

melihat – berdiri sebuah tungku. “Tungku, tungku, katakanlah, kemana

angsa-angsa itu terbang?”

Tungku menjawab: “Makanlah pastel gandum hitamku, nanti akan

kukatakan.”

“Aku akan memakan pastel gandum hitammu! Di rumahku pastel

terigu tidak dimakan…”

Tungku tidak mengatakan apapun pada gadis cilik itu. Gadis cilik itu

berlari lagi – berdiri pohon apel. “Pohon apel, pohon apel, katakan,

kemana angsa-angsa itu terbang?”

Page 31: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

“Makanlah buah apel hutanku ini, nanti akan kukatakan.”

“Di rumahku buah apel kebun tidak dimakan…” Pohon apel itu tidak

mengatakan apa-apa. Gadis cilik itu berlari lagi. Mengalir sungai susu

dengan jelai di tepinya.

“Sungai susu, tepian jelai, kemana angsa-angsa itu terbang?”

“Makanlah jelai dengan susuku ini, nanti akan kukatakan.”

“Di rumahku susu asam tidak diminum…”

Lama ia berlari-lari di ladang, di hutan. Siang mendekati sore, ia

tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia harus pulang ke rumah. Tiba-tiba ia

melihat ada sebuah pondok, dengan satu jendela, di atas kaki ayam. Ia

mengitari pondok itu.

Di pondok itu seorang nenek tua, Baba Yaga, sedang memintal rami.

Di atas bangku kecil duduk adiknya yang sedang memainkan apel-apel

perak. Gadis cilik itu masuk ke pondok: “Hai, nenek!”

“Hai, gadis cilik! Mengapa kamu datang kemari?”

“Aku berjalan-jalan di rawa, bajuku basah, aku datang untuk

menghangatkan diri.”

“Duduklah kemari, pintallah rami ini. Baba Yaga akan memberimu

alat pemintal, dan aku sendiri akan pergi.”

Lalu gadis cilik itu memintal. Tiba-tiba dari bawah tungku keluar

seekor tikus dan berkata padanya:

“Gadis cilik, gadis cilik, beri aku bubur, aku akan menceritakan

sesuatu padamu.”

Gadis cilik itu memberinya bubur, dan tikus itu berkata:

“Baba Yaga pergi memanaskan air. Dia akan membersihkanmu,

mengukusmu, meletakkanmu di atas tungku, memasakmu dan memakanmu,

lalu dia sendiri akan memakan habis tulang-tulangmu.”

Gadis cilik itu duduk tak bergerak, ia menangis, lalu tikus itu berkata

lagi:

“Jangan tunggu lagi, bawa adikmu, larilah, aku akan meng-

gantikanmu memintal rami.”

Page 32: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Gadis cilik itu membawa adiknya dan berlari. Sementara itu, Baba

Yaga mendekat ke tingkap jendela dan bertanya: “Gadis cilik, kamu masih

memintalkah?”

Tikus menjawab: “Aku masih memintal, nenek…”

Baba Yaga selesai memanaskan air dan kembali menemui gadis cilik

itu. Tapi, di dalam pondok itu tak ada siapa-siapa. Baba Yaga berteriak:

“Angsa-angsa! Kejarlah! Anak gadis itu membawa adiknya!”

Gadis cilik dan adiknya berlari sampai sungai susu. Ia melihat angsa-

angsa yang terbang. “Wahai sungai, sembunyikan aku!”

“Makanlah jelaiku ini.”

Gadis itu memakannya dan mengucapkan terima kasih. Sungai

menutupinya di bawah tepian jelai. Angsa-angsa itu tidak melihatnya,

mereka terbang melewatinya. Gadis cilik dan adiknya berlari lagi. Tapi,

angsa-angsa kembali dan melihatnya. Apa yang harus dilakukan? Sial!

Berdiri pohon apel… “Wahai pohon apel, sembunyikan aku!”

“Makanlah buah apel hutanku ini.”

Gadis itu segera memakannya dan mengucapkan terima kasih. Pohon

apel lalu melindunginya dengan ranting-ranting dan menutupinya dengan

daun-daun. Angsa-angsa tidak melihatnya, mereka terbang melewatinya.

Gadis cilik itu kembali berlari. Berlari, berlari, tinggal sedikit lagi. Tapi,

angsa-angsa melihatnya, tertawa-tawa, dan berterbangan di atasnya,

mengepak-ngepakkan sayap, melihat, dan hendak merebut adiknya dari

tangannya. Gadis cilik itu berlari sampai tungku. “Wahai tungku,

sembunyikan aku!”

“Makanlah pastel gandum hitamku.”

Gadis cilik itu segera memasukkan pastel ke mulutnya, lalu ia sendiri

dan adiknya masuk ke tungku dan duduk dekat lubang tungku.

Angsa-angsa itu terbang, terbang, berteriak, berteriak, dan terbang

kembali pada Baba Yaga tanpa hasil.

Gadis cilik itu mengucapkan terima kasih pada tungku dan bersama

adiknya lari pulang ke rumah. Lalu ayah dan ibunya datang.

Page 33: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Cerita Lisan Rakyat Rusia

Alyonushka dan Ivanushka

Hiduplah seorang lelaki tua dan istrinya, mereka mempunyai anak

perempuan bernama Alyonushka dan anak laki-laki bernama Ivanushka.

Lelaki tua dan istrinya itu lalu meninggal dunia. Tinggallah Alyonushka dan

adiknya, Ivanushka, sendiri. Alyonushka pergi mencari pekerjaan dengan

membawa adiknya. Mereka menempuh perjalanan yang jauh, melalui

ladang-ladang yang luas. Ivanushka ingin minum. “Alyonushka, kakakku,

aku ingin minum!”

“Tunggu, adikku, kita akan sampai ke sumur.”

Mereka berjalan, berjalan – matahari sudah tinggi, sumur masih

jauh, udara semakin panas, keringat bercucuran. Lalu ada kuku sapi yang

dipenuhi air.

“Alyonushka, kakakku, aku akan minum dari kuku itu!”

“Jangan adikku, nanti kamu jadi anak sapi!”

Ivanushka mematuhinya dan berjalan lagi. Matahari bertambah

tinggi, sumur masih jauh, udara makin panas, keringat bercucuran. Lalu

ada kuku kuda yang dipenuhi air.

“Alyonushka, kakakku, aku akan minum dari kuku itu!”

“Jangan adikku, nanti kamu jadi anak kuda!”

Ivanushka menarik nafas dan berjalan lagi. Mereka berjalan, berjalan

– matahari masih tinggi, sumur masih jauh, udara masih panas, keringat

bercucuran. Lalu ada kuku kambing yang dipenuhi air. Ivanushka berkata:

“Alyonushka, kakakku, aku tak kuat lagi, aku akan minum dari kuku itu!”

“Jangan adikku, nanti kamu jadi anak kambing!”

Ivanushka tidak mendengarkan kakaknya dan minum dari kuku

kambing. Setelah selesai minum, ia menjadi anak kambing… Alyonushka

memanggil adikknya, tapi, sebagai ganti Ivanushka, berlari di belakangnya

seekor anak kambing berwarna putih. Alyonushka berurai air mata. Ia

Page 34: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

duduk di bawah timbunan jerami – menangis, sedangkan anak kambing

meloncat-loncat di dekatnya. Pada saat itu melintas seorang saudagar:

“Mengapa kau menangis, gadis cantik?”

Alyonushka menceritakan kemalangannya kepada saudagar itu.

Saudagar itu berkata: “Menikahlah denganku. Aku akan memberimu

pakaian bagus dengan emas dan perak, dan anak kambing itu akan tinggal

bersama kita.”

Alyonushka berpikir, berpikir, dan memutuskan untuk menikah

dengan saudagar itu. Mereka kemudian hidup bahagia. Anak kambing

tinggal bersama mereka, makan-minum dengan Alyonushka memakai wadah

yang sama.

Suatu hari saudagar itu sedang tidak di rumah. Entah darimana

datanglah seorang penyihir. Ia berdiri di bawah jendela kamar Alyonushka

dan dengan suatu cara ia mulai memanggilnya untuk berenang di sungai.

Penyihir itu menuntun Alyoshka ke sungai, lalu mendekatinya, mengikatkan

batu ke leher Alyonushka dan mendorongnya ke air. Ia sendiri kemudian

berubah menjadi Alyonushka, berpakaian seperti Alyonushka, dan masuk ke

rumah. Tak seorangpun mengenali penyihir itu. Saudagar pulang, tapi ia

sendiri tidak mengenalinya. Hanya anak kambing yang mengetahui hal itu.

Ia sedih, tidak mau minum dan makan. Pagi dan sore ia berjalan di

sepanjang sungai dekat air dan memanggil: “Alyonushka, kakakku!..

Keluarlah, keluarlah ke tepi sungai…”

Si penyihir mengetahui hal itu dan meminta suaminya untuk

menyembelih anak kambing itu… Saudagar merasa kasihan pada anak

kambing itu, dia sudah terbiasa dengan anak kambing itu. Tapi, si penyihir

terus mendesaknya dan memohon-mohon sehingga ia tidak dapat berbuat

apa-apa. Lalu saudagar menyetujuinya: “Baiklah, aku akan

menyembelihnya.”

Penyihir memerintahkan untuk menyiapkan api yang besar,

memanaskan periuk besi, mengasah pisau yang tajam. Anak kambing itu

mengatahui bahwa hidupnya tidak lama lagi, dan berkata pada ayah

Page 35: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

angkatnya: “Menjelang kematianku, izinkan aku pergi ke sungai, aku akan

minum air, membersihkan ususku.”

“Baiklah, pergilah.”

Anak kambing itu berlari ke sungai, berdiri di tepi sungai dan

berteriak dengan sedih: “Alyonushka, kakakku! Keluarlah, keluarlah ke tepi

sungai. Api besar sedang dinyalakan, periuk besi sedang dididihkan, pisau

diasah tajam, mereka akan menyembelihku!”

Dari dalam sungai Alyonushka menjawab: “Oh, adikku Ivanushka!

Berat batu terikat di dasar sungai, rumput-rumput kecil membelit kaki,

pasir kuning menimbuni dada.”

Sementara itu si penyihir tidak bisa menemukan anak kambing. Ia

menyuruh pelayan: “Pergi, cari anak kambing itu, bawa dia kepadaku.”

Pelayan pergi ke sungai dan melihat: di tepi sungai anak kambing itu

berlari-lari dan dengan sedih memanggil: “Alyonushka, kakakku! Keluarlah,

keluarlah ke tepi sungai. Api besar sedang dinyalakan, periuk besi sedang

dididihkan, pisau diasah tajam, mereka akan menyembelihku!”

Dari dalam sungai Alyonushka menjawab: “Oh, adikku Ivanushka!

Berat batu terikat di dasar sungai, rumput-rumput kecil membelit kaki,

pasir kuning menimbuni dada.”

Pelayan itu berlari kembali ke rumah dan menceritakan apa yang

didengarnya di sungai kepada saudagar. Orang-orang berkumpul, lalu pergi

ke sungai. Mereka melemparkan jaring halus dan mengeluarkan Alyonushka

ke tepi sungai. Mereka melepaskan batu dari lehernya, membersihkan

Alyonushka ke air sumber, lalu mengenakan pakaian bagus pada

Alyonushka. Alyonushka masih hidup, ia bahkan lebih cantik dari

sebelumnya. Karena gembira, anak kambing itu tiga kali menggeleng-

gelengkan kepala dan berubah kembali menjadi anak laki-laki – Ivanushka.

Si penyihir lalu diikat ke ekor kuda yang dilepaskan ke lapangan kosong.

Page 36: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Cerita Lisan Rakyat Rusia

Dua Orang dari dalam Kantong

Hiduplah seorang lelaki tua dan istrinya. Istrinya selalu memakinya

sehingga setiap hari ia selalu dipukul dengan tongkat. Lelaki tua itu tak

dapat hidup tentram dengan istrinya. Ia lalu pergi ke ladang, membawa

jaring untuk menangkap burung dan meletakkannya. Ia menangkap seekor

burung bangau dan berkata kepadanya: „Jadilah anakku! Aku akan

membawamu pada istriku sehingga dia tidak akan memakiku lagi.”

Bangau menjawab: “Tuan, mari kita ke rumahku.”

Lalu lelaki tua itu pergi ke rumah bangau. Setelah sampai, burung

bangau mengambil kantong dari dinding dan berkata: “Dua orang dari

dalam kantong!” saat itu juga keluar dari dalam kantong dua anak muda,

mereka mulai menyiapkan meja, mengalasinya dengan taplak sutra,

menghidangkan makanan dan berbagai minuman. Lelaki tua itu melihat

hidangan yang tak pernah ia lihat seumur hidupnya. Ia sangat senang.

Burung bangau berkata kepadanya: “Ambil kantong ini untukmu dan

bawalah untuk istrimu.”

Begitulah, lelaki tua itu membawa kantong itu dan pulang. Dia

menempuh perjalanan yang jauh. Ia singgah di suatu pondok untuk

bermalam. Pemilik pondok itu mempunyai tiga anak perempuan. Mereka

menyiapkan makan malam ala kadarnya. Lelaki tua itu makan, tapi tak

dilanjutkan. Ia berkata pada pemilik pondok: “Makananmu tak enak!”

“Begitulah makanannya, Tuan!” jawab pemilik pondok.

Lalu lelaki tua itu berkata: “Bereskan makananmu ini.” Dengan

kantong yang ia punyai, lalu ia berkata seperti yang diperintahkan burung

bangau: “Dua orang dari dalam kantong!” Saat itu juga dua orang dari

dalam kantong keluar, menyiapkan meja, mengalasinya dengan taplak

sutra, menghidangkan makanan dan berbagai minuman.

Page 37: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Pemilik pondok dan anak-anaknya takjub. Pemilik pondok itu

berpikir untuk mengambil kantong itu dari lelaki tua itu. Ia berkata kepada

anak-anaknya: “Pergilah, siapkan kamar mandi agar tamu itu mandi.”

Begitulah, lelaki tua itu mandi, sedangkan si pemilik pondok

menyuruh anak-anaknya menjahit kantong yang persis sama seperti

kepunyaan lelaki tua itu. Mereka lalu menjahitnya dan meletakkan kantong

itu di kamar lelaki tua, sedangkan kantong lelaki tua diambilnya.

Lelaki tua itu keluar dari kamar mandi, mengambil kantong palsu itu

dan dengan gembira pulang ke rumah menemui istrinya. Ia sampai di

halaman rumah dan berteriak dengan suara keras: “Istriku, istriku! Sambut

aku dan bangau-anak lelakiku.”

Istrinya segera menemuinya dan menggerutu: “Ayolah, Pak Tua! Aku

akan memukulmu.”

Lelaki tua itu berkata: “Istriku! Sambut aku dan bangau-anak

lelakiku.” Ia masuk ke rumah, menggantungkan kantong ke cantolan dan

berteriak: “Dua orang dari dalam kantong!” Dari dalam kantong tidak ada

apa-apa. Istrinya tahu, bahwa suaminya berkata bohong, ia mengambil

tongkat dan memukul suaminya.

Lelaki tua itu kaget. Ia menangis dan pergi lagi ke ladang. Burung

bangau datang, tahu akan kemalangan lelaki tua itu dan berkata: “Marilah,

Tuan, ke rumahku lagi.”

Begitulah, lelaki tua itu pergi. Di rumah bangau ada lagi kantong

yang sama. “Dua orang dari dalam kantong!” kata bangau. Dua orang dari

dalam kantong keluar dan menyiapkan hidangan yang sama seperti

sebelumnya. “Bawa kantong ini untukmu.” Kata burung bangau pada lelaki

tua itu.

Lelaki tua itu mengambil kantong dan pulang. Ia berjalan, berjalan,

dan ingin makan. Ia berkata seperti yang diperintahkan burung bangau:

“Dua dari dalam kantong!” Dua orang dari dalam kantong keluar – dua anak

muda dengan tongkat besar dan mulai memukulinya sambil berkata:

“Jangan singgah di pondok, jangan mandi!” Sebelum dipukuli, lelaki tua itu

Page 38: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

tidak mengatakan: “Dua orang ke dalam kantong!” Begitu ia mengucapkan

kata-kata itu, dua orang masuk ke dalam kantong bersembunyi.

Begitulah, lelaki tua membawa kantong itu dan pergi. Ia tiba di

pondok yang sama, menggantungkan kantong ke cantolan dan berkata pada

pemilik pondok: “Siapkan kamar mandi untukku.”

Pemilik pondok menyiapkannya. Lelaki tua itu mandi: pura-pura

mandi, hanya menghabiskan waktu. Pemilik pondok memanggil anak-

anaknya. Ia duduk di belakang meja, ingin makan, dan berkata: “Dua orang

dari dalam kantong!” Dua orang dari dalam kantong keluar dengan tongkat

besar, lalu memukul pemilik pondok sambil berkata: “Berikan kantong

punya Pak Tua!” Pemilik pondok dipukul, dipukul. Ia berkata pada anak

tertuanya: “Pergilah, panggil tamu itu dari kamar mandi, katakana dua

orang dari dalam kantong memukuli aku.”

“Aku masih mandi,” jawab lelaki tua.

Mereka masih terus memukuli pemilik pondok sambil berkata:

“Berikan kantong Pak Tua!”

Pemilik pondok itu menyuruh anak keduanya: “Cepat panggil tamu

itu kemari.”

Lelaki tua menjawab: “Aku belum keramas.”

Lalu pemilik pondok menyuruh anak ketiga.

“Aku belum selesai mandi” kata lelaki tua itu.

Pemilik pondok itu kehilangan kesabaran! Ia menyuruh

mengambilkan kantong yang dicurinya. Lelaki tua keluar dari kamar mandi,

melihat kantongnya yang dulu dan berkata: “Dua orang ke dalam kantong!”

Dua orang itu masuk ke dalam kantong dan bersembunyi.

Lelaki tua itu membawa kedua kantong – yang pemarah dan yang

baik. Ia pulang ke rumah. Saat sampai di halaman rumahnya ia berteriak

kepada istrinya: “Sambut aku dan bangau-anak lelakiku.”

Istrinya segera menemuinya: “Kamu pulang ke rumah, aku akan

memukulmu!”

Lelaki tua masuk ke dalam rumah, memanggil istrinya: “Duduklah di

balik meja!” Lalu ia berkata: “Dua orang dari dalam kantong!”

Page 39: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Dua orang dari dalam kantong keluar, menghidangkan minuman dan

makanan. Istrinya makan – minum sekenyang-kenyangnya dan berkata pada

suaminya: “Nah Pak Tua, kini aku tidak akan memukulmu!”

Setelah kenyang makan, lelaki tua itu pergi ke halaman. Ia

menyimpan kantong yang baik ke dalam kotak, sedangkan kantong pemarah

digantungkan ke cantolan. Lalu ia sendiri pura-pura berjalan-jalan di

halaman, sekedar menghabiskan waktu. Istrinya ingin minum lagi, dan ia

mengucapkan kata-kata seperti suaminya: “Dua orang dari dalam kantong!”

Keluarlah dua orang dari dalam kantong dengan tongkat besar dan mulai

memukulnya. Mereka memukuli sampai wanita tua itu tak kuat lagi! Ia

berteriak pada suaminya: “Pak Tua, Pak Tua! Masuklah, dua orang dari

dalam kantong memukuliku!”

Tapi, ia pura-pura berjalan-jalan, hanya tertawa dan berkata:

“Mereka akan memberimu!”

Dua orang dari dalam kantong terus memukuli wanita tua itu dan

berkata: “Jangan pukuli Pak Tua! Jangan pukuli Pak Tua!”

Akhirnya, lelaki tua itu merasa kasihan pada istrinya. Ia masuk ke

rumah dan berkata: “Dua orang ke dalam kantong!” Dua orang masuk ke

dalam kantong dan bersembunyi. Sejak saat itu lelaki tua dan istrinya hidup

begitu rukun dan damai. Istrinya selalu melayaninya. Begitulah cerita ini

berakhir.

Page 40: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

A Russian Folk Tale

Morozko*

Hiduplah seorang lelaki tua yang menikah lagi. Lelaki itu mempunyai

seorang anak perempuan, istrinya pun mempunyai seorang anak

perempuan. Semua tahu bagaimana hidup dengan ibu tiri: melakukan

kesalahan atau tidak selalu dimarahi, tetapi anaknya sendiri tidak

melakukan apa-apa, dia selalu dibanggakan sebagai anak pintar. Si anak tiri

memberi minum dan makan ternak, membawakan kayu bakar dan air ke

dalam rumah, menyalakan tungku, membersihkan rumah saat pagi buta…

Namun, tak ada yang membuat wanita tua itu puas, semuanya selalu salah,

semuanya selalu jelek. Saat angin bergemuruh ataupun saat senyap, wanita

tua itu selalu ribut – tidak segera berhenti. Begitulah hingga suatu ketika

ibu tiri itu berpikir untuk melenyapkan anak tirinya dari muka bumi.

“Bawa, bawa dia, Pak Tua,” katanya kepada suaminya, “kemanapun kau

mau agar mataku tak melihatnya lagi! Bawa dia ke hutan, ke udara yang

sangat dingin.”

Lelaki tua itu sedih, menangis, tapi tak ada yang bisa dilakukannya,

ia tidak ingin bertengkar dengan istrinya. Lalu ia menyiapkan kuda:

“Duduk, anakku manis, dalam kereta.” Lelaki tua itu membawanya ke

hutan, menurunkannya di tumpukan salju di bawah pohon cemara besar,

lalu pergi. Anak gadis itu duduk di bawah pohon cemara, gemetar,

menggigil. Tiba-tiba terdengar – tidak jauh Morozko bergemeretak di pohon

cemara, melompat dari satu pohon cemara ke pohon cemara, berkeretak.

Tiba-tiba ia sampai di pohon cemara yang di bawahnya duduk gadis itu, dan

dari atas ia bertanya: “Merasa hangatkah kamu, nona?”

Gadis itu menarik nafas dalam: “Hangat, Morozko, hangat, Tuan.”

Morozko bergerak lebih rendah lagi, gemeretak lebih keras: “Merasa

hangatkah kamu, nona? Hangatkah kamu, cantik?”

Gadis itu menarik nafas dalam: “Hangat, Morozko, hangat, Tuan.”

Page 41: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Morozko bergerak lebih rendah lagi, berkeretak lebih kuat: “Merasa

hangatkah kamu, nona? Hangatkah kamu cantik? Hangatkah kamu manis?”

Gadis itu menjadi kaku, lidahnya hanya bergerak sedikit: : “Oi,

hangat Morozko yang baik!”

Saat itu Morozko merasa kasihan pada gadis itu. Ia menyelimutinya

dengan mantel bulu yang hangat, menghangatkannya dengan selimut bulu

yang halus.

Sementara itu ibu tirinya sedang mempersiapkan perayaan, ia sedang

membuat kue panekuk. Ia berteriak kepada suaminya: “Pergilah, hai Pak

Tua, bawa anakmu untuk dikuburkan!”

Lelaki tua itu pergi ke hutan. Ia sampai di tempat, di bawah pohon

cemara, dimana anak gadisnya duduk, tampak gembira, berseri-seri,

memakai mantel bulu, dengan emas dan perak, dan di dekatnya ada kotak

dengan barang-barang berharga. Lelaki tua itu gembira, meletakkan

semuanya ke dalam kerata, mendudukkan anak gadisnya, lalu pulang ke

rumah.

Sementara itu, di rumah, si wanita tua sedang memasak pastel,

anjing ada di bawah meja: “Guk, guk! Anak gadis lelaki tua datang dengan

emas dan perak, tapi anak gadis wanita tua tak akan menikah.”

Wanita tua itu melemparinya dengan pastel: “Jangan menyalak

begitu! Katakanlah: anak gadis wanita tua akan menikah, tapi anak gadis

lelaki tua tinggal tulang belulang…”

Anjing itu memakan habis pastel dan menyalak lagi: “Guk, guk! Anak

gadis lelaki tua datang dengan emas dan perak, tapi anak gadis wanita tua

tidak akan menikah.”

Wanita tua itu melemparinya dengan pastel dan memukulnya, tapi

anjing itu berkata hal yang sama. Tiba-tiba pintu gerbang berderit, pintu

terbuka, ke dalam rumah masuk si anak tiri – dengan emas dan perak,

begitu berkilau. Dan di belakangnya dibawa kotak besar yang berat. Wanita

tua itu memandangi, tangannya membentang lebar…

“Siapkan, Pak Tua, kuda lain! Bawa, bawa anakku ke tempat yang sama…”

Page 42: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

Lelaki tua itu mendudukkan anak gadis wanita tua di kereta,

membawanya ke hutan, ke tempat yang sama, menurunkannya di tumpukan

salju di bawah pohon cemara besar dan pergi. Anak gadis wanita tua itu

duduk, giginya bergemeletuk. Sementara itu Morozko bergemeretak di

hutan, melompat dari satu pohon cemara ke pohon cemara yang lain,

berkeretak, lalu melihat pada anak gadis wanita tua itu: “Merasa hangatkah

kamu, nona?”

Anak gadis itu menjawab: “Oi, sangat dingin! Jangan berisik, jangan

berkeretak Morozko…”

Morozko bergerak lebih rendah, bergemeretak lebih keras: “Merasa

hangatkah kamu, nona? Hangatkah kamu, cantik?”

“Oi, tangan, kaki membeku! Pergilah Morozko…”

Morozko bergerak lebih rendah lagi, bergemeretak lebih keras,

berkeretak: “Merasa hangatkah kamu, nona? Hangatkah kamu, cantik?”

“Oi, dingin sekali! Cepat pergilah, Morozko terkutuk!”

Morozko marah dan memukul gadis itu sampai anak gadis wanita tua

itu membeku.

Pagi-pagi betul wanita tua itu menyuruh suaminya: “Cepatlah pergi,

hai Pak Tua, jemput anak gadisku, bawa dia dengan emas dan perak…”

Lelaki tua itu pergi. Anjing di bawah meja: “Guk, guk! Anak gadis

lelaki tua akan bertunangan, tapi anak gadis wanita tua tinggal tulang

belulang.”

Wanita tua melemparinya dengan pastel: “Jangan menyalak begitu!

Katakan: Anak gadis wanita tua datang dengan emas dan perak…” Tapi,

anjing itu tetap menyalak: “Guk. Guk! Anak gadis wanita tua tinggal tulang

belulang…”

Pintu gerbang berderit. Wanita tua cepat-cepat menyongsong

anaknya. Karung goni menutupinya. Anak gadis wanita tua itu berbaring di

kereta, mati. Wanita tua itu menjerit, tapi sudah terlambat.

-----------------------

* Bapak Musim Dingin/Salju

Page 43: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

A Russian Folk Tale

Roti Kecil

Hiduplah seorang lelaki tua dan istrinya. Lelaki tua meminta pada

istrinya: “Buatkan roti, Nek!”

“Buat dari apa? Tak ada tepung.”

“Eeh, Nek! Korek-korek wadah gandum, sapukan, di situ tepung akan

terkumpul.”

Wanita tua itu mengambil kemoceng, mengorek-ngorek wadah gandum,

menyapunya, dan dapat mengumpulkan dua genggam gandum.

Ia mencampirkan adonan dengan krim susu, membakarnya dengan

mentega, lalu meletakkannya di tingkap jendela untuk didinginkan. Roti

kecil itu tergeletak, tergeletak, dan tiba-tiba menggelinding – dari jendela

ke bangku, dari bangku ke lantai, dari lantai mendekat ke pintu.

Menggelinding melewati ambang pintu ke jalan masuk, dari jalan masuk ke

teras, dari teras ke halaman, dari halaman ke pintu gerbang, terus dan

terus.

Roti kecil itu menggelinding di jalan, ia bertemu seekor kelinci:

“Roti kecil, roti kecil! Aku akan memakanmu!”

“Jangan makan aku, kelinci juling! Aku akan menyanyikanmu sebuah

lagu,” kata roti kecil itu dan mulai menyanyi: “Aku dikorek dari wadah

gandum, disapu dari wadah gandum, dicampur dengan krim susu, dibakar

dengan mentega, didinginkan di tingkap jendela, aku terbebas dari si

kakek, aku terbebas dari si nenek, dan dari kamu, kelinci, aku akan

terbebas!” Roti kecil menggelinding lagi sebelum kelinci sempat

melihatnya!

Roti kecil itu menggelinding lagi, ia bertemu seekor serigala: “Roti

kecil, roti kecil! Aku akan memakanmu!”

“Jangan makan aku, serigala abu-abu! Aku akan menyanyikanmu

sebuah lagu,” lalu roti kecil itu mulai menyanyi: “Aku dikorek dari wadah

gandum, disapu dari wadah gandum, dicampur dengan krim susu, dibakar

Page 44: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

dengan mentega, didinginkan di tingkap jendela, aku terbebas dari si

kakek, aku terbebas dari si nenek, aku terbebas dari kelinci, dan dari

kamu, serigala, aku akan terbebas!” Roti kecil menggelinding lagi sebelum

serigala sempat melihatnya!

Roti kecil itu menggelinding lagi, ia bertemu seekor beruang: “Roti

kecil, roti kecil! Aku akan memakanmu!”

“Tak akan kamu memakanku, cakar merpati! Roti kecil itu mulai

menyanyi: “Aku dikorek dari wadah gandum, disapu dari wadah gandum,

dicampur dengan krim susu, dibakar dengan mentega, didinginkan di

tingkap jendela, aku terbebas dari si kakek, aku terbebas dari si nenek, aku

terbebas dari kelinci, aku terbebas dari serigala, dan dari kamu, beruang,

aku akan terbebas!” Roti kecil menggelinding lagi sebelum beruang sempat

melihatnya!

Roti kecil itu menggelinding lagi, ia bertemu seekor rubah: “Hai roti

kecil! Betapa lezatnya kamu!”

Roti kecil itu mulai menyanyi: “Aku dikorek dari wadah gandum,

disapu dari wadah gandum, dicampur dengan krim susu, dibakar dengan

mentega, didinginkan di tingkap jendela, aku terbebas dari si kakek, aku

terbebas dari si nenek, aku terbebas dari kelinci, aku terbebas dari

serigala, dari beruang aku terbebas, dan dari kamu, rubah, aku juga akan

terbebas!”

“Lagu yang sangat indah!” kata rubah. “Tapi, roti kecil, aku kan

sudah tua, pendengaranku tidak baik. Duduklah di moncongku, lalu

bernyanyilah sekali lagi dengan lebih keras.

Roti kecil melompat ke moncong rubah dan mulai menyanyikan lagu

yang sama.

“Terima kasih, roti kecil! Lagu yang indah, aku ingin mendengarnya

lagi! Duduklah di lidahku, lalu bernyanyilah sekali lagi,” kata rubah dan

menjulurkan lidahnya.

Roti kecil dengan bodohnya lompat ke lidah rubah, sedangkan rubah

itu: “Am,” memakannya.

Page 45: Kumpulan Terjemahan Cerita Lisan Rakyat Rusia

A Russian Folk Tale

Rubah dan Bangau

Seekor rubah dan bangau berteman. Begitulah, hingga suatu hari

rubah berpikir untuk mengundang bangau untuk bertamu ke rumahnya.

“Datanglah, datanglah temanku! Aku mengundangmu makan!

Bangau datang ke jamuan makan malam. Rubah memasak bubur

gandum dan membaginya ke piring. Ia menghidangkannya dan berkata:

“Makanlah, temanku! Aku sendiri yang memasak.”

Bangau mematuk-matuk, mengetuk-ngetuk, tapi tidak bisa dapat

apapun. Sementara itu rubah menjilati sendiri bubur sehingga ia sendiri

yang habis memakannya. Bubur telah dimakan, rubah berkata: “Jangan

sakit hati, teman baikku. Tak ada lagi yang dapat dihidangkan untukmu.”

Terima kasih, temanku, untuk ini. Datanglah bertamu ke rumahku.”

Esok harinya rubah datang. Bangau menyiapkan sup dingin. Ia

menuangkan sup dingin ke kendi yang berleher sempit, meletakkannya di

meja dan berkata:

“Makanlah, kawan. Benar, tak ada lagi yang dapat dihidangkan.”

Rubah mulai memandangi sekeliling kendi. Ia mendekatinya dan

menjilatinya, lalu menciuminya, tapi tak dapat apapun. Kepalanya tak bisa

masuk ke kendi. Sementara itu bangau menghirup supnya sampai

menghabiskan semuanya. “Nah, jangan sakit hati, kawan. Tak ada yang bisa

dihidangkan lagi.”

Rubah merasa kesal. Ia mengira akan makan sepuas-puasnya

sepanjang minggu. Rubah pulang ke rumahnya tanpa mendapat apapun.

Bagaimana perbuatan kita, begitulah balasannya! Sejak saat itu

persahabatan rubah dengan bangau putus.