kumpulan bahan safety and health talk(fileminimizer)

66
A. KESELAMATAN MENGGERINDA / SAFETY FOR GRINDING Topik : Safety Menggerinda adalah suatu pekerjaan atau aktivitas yang paling sering dilakukan untuk menyelesaikan  pekerjaan konstruksi, fabrikasi dan pekerjaan lainnya, seperti: - Menggerinda hasil pengelasaan - Menggerinda benda kerja yang akan dilas - Menggerinda alur untuk pengelasan belakang / back weld (notching) - Menggerinda untuk menghilangkan korosi / karat - Memotong material / benda kerja dengan gerinda potong (cutting wheel) Akibat dari seringnya pekerjaan menggerinda, terkadang pekerja kurang memperhatikan bahaya-  bahaya dan hal-hal lain yang harus diterapkan dalam pengerjaan dengan menggunakan gerinda tersebut. Baik itu yang berhubungan dengan proses menggerinda maupun faktor alat yang layak digunakan untuk menjaga keselamatan kerja. Banyak kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kesalahan penggunaan mesin gerinda, dari kecelakaan ringan sampai dengan kecelakaan yang berat  bahkan meninggal (Fatality). Untuk menghindari kecelakaan kerja yang disebabkan kesalahan penggunaan mesin gerinda maka  perlu diperhatikan beberapa hal sebelum melakukan pekerjaan menggerinda, yaitu: 1. Gunakan alat pelindung diri / Personal Protective Equipment (PPE) khusus selain PPE standar dengan tepat dan benar seperti, Masker, Safety Glasses, Face Shield, Ear Plug, Gloves. 2. Pastikan kondisi mesin gerinda baik dan aman untuk digunakan, tidak ada kebocoran arus pada  bodi mesin dan kabel yang terhubung dengan mesin, kap pelindung / safety guard pada mesin terpasang. 3. Pasang batu gerinda untuk ukuran yang dibutuhkan dengan memperhatikan batas kecepatan maksimum / Maximum Operation Speed (MOS) yang tertera pada batu gerinda dan pastikan MOS  pada batu gerinda lebih besar dari kecepatan maksimum mesin yang akan digunakan.( nb: kecepatan maksimum mesin tertera pada bodi mesin) 4. Perhatikan ketebalan batu gerinda yang sesuai untuk jenis pekerjaan yang akan dilakukan, untuk menggerinda jangan menggunakan batu gerinda yang tipis yang diperuntukan memotong. 5. Gunakan kunci yang tepat untuk mengencangkan pengunci batu gerinda. 6. Pastikan benda kerja yang akan dipotong atau digerinda dalam posisi yang tetap , supaya benda kerja tidak terpental ketika diberikan tekanan dari batu gerinda. Bila perlu pergunakan penjepit / clamp (Kasus : plat yang akan di gerinda berukuran 25 cm x 10 cm, ketebalan 1 ml, pada saat menggerinda posisi plat diletakkan di plat tipis dan licin, sehingga pada saat digerinda plat selalu  bergeser, pekerja menggunakan tangan kiri untuk menahan plat tidak bergeser, tiba-tiba tangan kiri  bergeser dan gerinda merobek sar ung tangan hingga melukai jari telunjuk pekerja), apa yang harus kita lakukan? Untuk pencegahan, jangan sekali-kali meletakkan benda yang akan digerinda di atas  permukaan yang licin. 7. Pastikan lokasi kerja aman dari bahan mudah terbakar seperti, thinner, Grease, oil. Hal-hal lain yang juga harus diperhatikan pada saat melakukan penggerindaan adalah: 1. Posisi badan harus dalam posisi aman untuk melakukan pekerjaan. 2. Jangan memberikan tekanan yang berlebih terhadap batu gerinda untuk menghindari pecahnya  batu akibat tekanan yang dipaksakan.

Upload: renni-sipahutar

Post on 06-Jan-2016

965 views

Category:

Documents


227 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 1/66

A.  KESELAMATAN MENGGERINDA / SAFETY FOR GRINDING

Topik : Safety

Menggerinda adalah suatu pekerjaan atau aktivitas yang paling sering dilakukan untuk menyelesaikan

 pekerjaan konstruksi, fabrikasi dan pekerjaan lainnya, seperti:

- Menggerinda hasil pengelasaan

- Menggerinda benda kerja yang akan dilas

- Menggerinda alur untuk pengelasan belakang / back weld (notching)

- Menggerinda untuk menghilangkan korosi / karat

- Memotong material / benda kerja dengan gerinda potong (cutting wheel)

Akibat dari seringnya pekerjaan menggerinda, terkadang pekerja kurang memperhatikan bahaya-

 bahaya dan hal-hal lain yang harus diterapkan dalam pengerjaan dengan menggunakan gerinda

tersebut. Baik itu yang berhubungan dengan proses menggerinda maupun faktor alat yang layak

digunakan untuk menjaga keselamatan kerja. Banyak kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh

kesalahan penggunaan mesin gerinda, dari kecelakaan ringan sampai dengan kecelakaan yang berat bahkan meninggal (Fatality).

Untuk menghindari kecelakaan kerja yang disebabkan kesalahan penggunaan mesin gerinda maka

 perlu diperhatikan beberapa hal sebelum melakukan pekerjaan menggerinda, yaitu:

1. 

Gunakan alat pelindung diri / Personal Protective Equipment (PPE) khusus selain PPE standar

dengan tepat dan benar seperti, Masker, Safety Glasses, Face Shield, Ear Plug, Gloves.

2.  Pastikan kondisi mesin gerinda baik dan aman untuk digunakan, tidak ada kebocoran arus pada

 bodi mesin dan kabel yang terhubung dengan mesin, kap pelindung / safety guard pada mesin

terpasang.

3. 

Pasang batu gerinda untuk ukuran yang dibutuhkan dengan memperhatikan batas kecepatan

maksimum / Maximum Operation Speed (MOS) yang tertera pada batu gerinda dan pastikan MOS

 pada batu gerinda lebih besar dari kecepatan maksimum mesin yang akan digunakan.( nb:

kecepatan maksimum mesin tertera pada bodi mesin)

4. 

Perhatikan ketebalan batu gerinda yang sesuai untuk jenis pekerjaan yang akan dilakukan, untuk

menggerinda jangan menggunakan batu gerinda yang tipis yang diperuntukan memotong.

5.  Gunakan kunci yang tepat untuk mengencangkan pengunci batu gerinda.

6.  Pastikan benda kerja yang akan dipotong atau digerinda dalam posisi yang tetap , supaya benda

kerja tidak terpental ketika diberikan tekanan dari batu gerinda. Bila perlu pergunakan penjepit /

clamp (Kasus : plat yang akan di gerinda berukuran 25 cm x 10 cm, ketebalan 1 ml, pada saatmenggerinda posisi plat diletakkan di plat tipis dan licin, sehingga pada saat digerinda plat selalu

 bergeser, pekerja menggunakan tangan kiri untuk menahan plat tidak bergeser, tiba-tiba tangan kiri

 bergeser dan gerinda merobek sarung tangan hingga melukai jari telunjuk pekerja), apa yang harus

kita lakukan? Untuk pencegahan, jangan sekali-kali meletakkan benda yang akan digerinda di atas

 permukaan yang licin.

7.  Pastikan lokasi kerja aman dari bahan mudah terbakar seperti, thinner, Grease, oil.

Hal-hal lain yang juga harus diperhatikan pada saat melakukan penggerindaan adalah:

1. 

Posisi badan harus dalam posisi aman untuk melakukan pekerjaan.2.  Jangan memberikan tekanan yang berlebih terhadap batu gerinda untuk menghindari pecahnya

 batu akibat tekanan yang dipaksakan.

Page 2: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 2/66

3. 

Perkecil bagian batu gerinda yang kontak langsung dengan benda kerja / material yang digerinda

atau dipotong.

4.  Pastikan socket kabel power dicabut dari supply power pada saat penggantian batu gerinda. Dan

 jangan meninggalkan mesin gerinda dalam kondisi masih terhubung dengan power supply.

Dengan memperhatikan hal-hal diatas maka resiko kecelakaan dari pekerjaan menggerinda atau yang

menggunakan mesin gerinda dapat diperkecil bahkan dihindari.

Ketahui dulu, apa yang harus diselesaikan/dikerjakan (material yang akan digerinda)

Ketahui dulu, apa keterbatasan material yang akan digerinda (ukuran, keadaan permukaan, jenis,

 posisi yang akan digerinda)

-  Ketahui dulu, apa keterbatasan mesin gerinda, apakah dalam keadaan baik atau rusak, apakah

ukuran kecil, sedang atau besar,apakah komponen-komponen pendukungnya lengkap.

Ketahui dulu, apa keterbatasan kita yang akan mengopersikannya, apakah dalam kondisi dalam

keadaan sehat jasmani dan rohani atau sakit, kemampuan fisik, pengetahuan dan pengalaman.

Apa yang dilakukan pada saat gerinda sudah tidak digunakan

Pada saat akan mengoffkan mesin gerinda, jangan putuskan terlebih dahulu dari sumber listrik,

melainkan off kan dulu terlebih dahulu, kemudian cabut dari sumber listrik.

-  Pastikan peralatan tidak terhubung lagi ke bagian kelistrikan

Jangan pernah mencabut ke tiga cabang dari steker

Jagalah kabel listrik mesin gerinda dari panas, minyak dan ujung yang tajam

-  Pastikan hubungan listrik dan tekan tombol off saat gerinda tidak digunakan, atau sebelum

diperbaiki, atau dibersihkan atau penggantian aksesoris.

B.  BEKERJA DALAM RUANG TERBATAS / WORK IN CONFINED SPACE ENTRY

Topik : Safety (Keselamatan)

Sebelum kita menjelaskan bahaya-bahayanya kita perlu tahu dahulu apa yang dimaksud dengan

Confined Space?

Confined Space adalah: Ruang terbatas atau ruang sebagian tertutup. Ruang Terbatas yang tidak

didesain untuk tempat bekerja tetapi orang harus melakukan aktivitas/kerja, karena sesuatu yang harus

dikerjakan. Ada beberapa contoh Confined Space/Ruang terbatas yang sering kita jumpai al: BoxGirder, tangki, vessel, tabung/bejana, terowongan/canal, and basemen dsb. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan sebelum melakukan pekerjaan dalam ruang terbatas, yaitu:

1.  Permit

2.  Fasilitas kerja, seperti jalan keluar masuk / manhole, blower, lampu, dan kabel-kabel listrik yang

digunakan

3.  Pengecekan konsentrasi oksigen dan udara didalam ruang terbatas

Adapun bahaya-bahaya yang terdapat pada pekerjaan Ruang terbatas Al:

a) 

Bahaya kekurangan Oxygen, atau kelebihan Oxygen

 b)  Bahaya Akses jalan keluar masuk bila pemasangan tangga dan platform menuju manhole tidak

standard. Membuat pekerja kesandung, jatuh, terperangkap tidak bisa keluar

Page 3: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 3/66

c) 

Bahaya peralatan listrik jika isolasinya kurang bagus atau kabel Las kabel lampu penerangan ada

yang luka/lecet, pekerja bisa terkena Setrum.

d)  Bahaya peledakan di Confined Space jika ada Gas yg terkontaminasi tidak ada sirkulasi udara

Untuk mengatasi bahaya-bahaya tersebut diatas ada beberapa hal yang perlu kita lakukan:

a) 

Melengkapi semua persyaratan ijin kerja dan mengajukan Work Permit.

 b) 

Pastikan fasilitas untuk sirkulasi uadara bekerja dengan baik.c)  Pastikan bahwa pengecekan Oxigen (O2) telah dicek oleh safety dept dengan menggunakan alat

Gas detector dan pastikan konsentrasi oksigen dalam batas yang normal.

d) 

Selama melakukan pekerjaan didalam ruang terbatas harus selalu ada pengontrolan oleh

supervisi.yang bersangkutan.

e)  Pastikan ada satu orang penjaga yang standby didekat manhole.

f) 

Pastikan selalu ada komunikasi langsung dengan baik pada pekerja yang ada didalam ruang

terbatas tsb, maka untuk itu perlu radio komunikasi

C.  BEKERJA DI KETINGGIAN

Topik : Safety

Defenisi

Seseorang yang bekerja di ketinggian sekitar 1.8 meter atau lebih termasuk aktivitas Bekerja di

Ketinggian. Bekerja di Ketinggian merupakan aktivitas non rutin sehingga memerlukan dokumen izin

kerja. Semua aktivitas ini memerlukan tindakan pencegahan untuk meyakinkan bahwa pekerjaan

tersebut dilakukan dengan aman. Maka dari itu, saat mengajukan Izin Kerja, anda harus mengerti akan

:

o  Tipe peralatan yang biasa digunakan untuk mencapai tempat kerja yang tinggi dan

Metode dan kelengkapan keselamatan dalam menggunakan peralatan

Apakah anda sudah melengkapi diri dengan peralatan keselamatan??

APD Wajib :

1.  Sabuk/tali keselamatan

2.  Helm Keselamatan, Tali helm harus diikatkan ke dagu

3.  Sepatu keselamatan

APD Tambahan (tergantung dari kondisi pekerjaan & kondisi di lapangan):

1.  Kacamata keselamatan

2.  Sarung tangan (glove)

3.  Masker

Tipe Peralatan yang digunakan untuk bekerja di ketinggian antara lain :

1.  Tangga

2.  Scaffolding/perancah jembatan

3. 

Alat angkat mekanik (working platforms)4.  Bolt dan clamp scaffolding

5.  Peralatan akses yang saling terhubung

6.  Tali dan jarring keselamatan

Page 4: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 4/66

D.  SERING MERASA KURANG TIDUR ????, MUNGKIN ADA FATIGUE (LELAH),,,,,

Topik : Safety and Health (Keselamatan dan Kesehatan)

Fatigue adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi kelelahan pada

seseorang yang ditandai dengan gejala mengantuk, lelah, lemas, jenuh, dan lain-lain. Keadaan fatigue

mencakup aspek fisiologis dan aspek psikologis.

Fatigue sangat berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan terutama pada pengendara atau

 pekerja yang mengoperasikan unit. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan karena fatigue pada

 pengendara adalah sebagai berikut : Menurunnya daya konsentrasi, timbulnya rasa kantuk, lambat

 bereaksi, kelelahan pada mata, kejenuhan, lelah, menurunkan perhatian, tertidur sesaat, keluar dari

 jalur/jalan.

Fatigue/kelelahan disebabkan karena kurang istirahat atau kurang tidur, selain itu penyebab lain yang

 berkaitan dengan fatigue diantaranya:1.  Kapan waktu pekerjaan dilakukan (siang atau malam)

2. 

Lamanya waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan

3. 

Jenis dan lamanya pekerjaan dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilakukan

4.  Jumlah dan kualitas istirahat sebelum dan sesudah pekerjaan

5.  Aktivitas diluar jam kerja, seperti keluarga atau pekerjaan lain diluar jam kerja

6. 

Faktor individu, seperti sulit tidur

 Kurang tidur yang terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan utang tidur atau kurang tidur yang akut (fatigue akut) 

Fatigue yang akut sering disebabkan karena kurang tidur yang berkepanjangan, sebagai contoh

karena adanya long shift atau bekerja pada shift malam tanpa istirahat siang yang cukup yang terjadi

secara terus menerus. Gangguan tidur terus-menerus seperti itu dapat menyebabkan utang tidur dan

kurang tidur yang akut. Membiarkan pekerja dalam kondisi seperti itu akan meningkatkan risiko baik

 bagi pekerja itu sendiri dan pekerja lainnya. ini dapat mengakibatkan:

  Kelelahan otot yang sangat tidak nyaman

  Kelelahan pada setiap aktivitas harian

  Mengurangi kewaspadaan dan koordinasi/konsentrasi

Jika kekurangan tidur itu terus berlangsung, maka performen kerja akan semakin memburuk.

Penyebab terjadinya fatigue dapat berasal dari faktor yang berkaitan dengan pekerjaan dan faktor

diluar pekerjaan.

a. Faktor yang berkaitan dengan pekerjaan

1). Aspek tugas yang dikerjakan (seperti beban kerja yang semakin besar)

2). Sistem roster (terlalu banyak shift malam, atau jadwal kerja yang cukup panjang)

3). Pekerjaan yang tidak terencana, keadaan darurat, lembur

4). Suasana lingkungan kerja (bising, temperatur ekstrim)

Page 5: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 5/66

 

 b. Faktor di luar pekerjaan

1). Gangguan tidur karena ada keluarga yang sakit

2). Kegiatan diluar jam kerja yang berat, seperti bekerja pada saat diluar jam kerja

3). Gangguan tidur

4). Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang

5). Stress karena kesulitan finansial atau tanggung jawab keluarga

 Mengapa fatigue atau kelelahan jadi masalah? 

Fatigue atau kelelahan dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya kecelakaan yang

disebabkan oleh kelelahan dan kurangnya kewaspadaan. Ketika pekerja mengalami kelelahan akan

lebih memungkinkan untuk kurang dalam menentukan (poor judgment), dan reaksinya akan lambat.

Fatigue juga dapat menyebabkan masalah kesehatan dalam jangka panjang, seperti: masalah

 pencernaan, stress, penyakit jantung, penggunaan obat-obatan berbahaya dan alkohol, dan penyakit

mental.

Pergunakan waktu istirahat dengan baik.

E.  PENGENDALIAN BAHAYA DEBU DAN GAS PADA PROSES PENGELASAN

Topik : Safety (Keselamatan)

Welding dibagi ke dalam dua kelompok: fusi (panas saja) atau tekanan (panas dan tekanan)

 pengelasan. Ada tiga jenis pengelasan fusi: busur listrik, gas dan termit. Listrik arc welding adalah

 jenis yang paling banyak digunakan pengelasan fusi. Ini mempekerjakan busur listrik untuk

mencairkan dasar dan filler logam.

Gas atau oxy-fuel pengelasan menggunakan api dari pembakaran gas (biasanya asetilena) untuk

mencairkan logam pada sendi yang akan dilas, dan merupakan metode umum untuk pengelasan besi,

 baja, besi cor, dan tembaga. Pengelasan Thermit menggunakan reaksi kimia untuk menghasilkan

 panas intens daripada menggunakan bahan bakar gas atau arus listrik. Tekanan pengelasan

menggunakan panas bersama dengan tekanan dampak-tipe untuk bergabung dengan potongan. Oxy-

fuel dan memotong plasma, bersama dengan mematri, terkait dengan pengelasan karena mereka semua

melibatkan peleburan logam dan generasi udara asap logam. Mematri adalah proses logam-bergabung

di mana hanya logam pengisi meleleh.

Apa yang ada di asap las?

Logam : aluminium, antimon, arsenik, berilium, Kadmium, kromium, kobalt, tembaga, besi, timbal,

Mangan, molibdenum, nikel, perak, timah, Titanium, Vanadium, Zinc.

Gas : Perisai, Argon, Helium, Nitrogen, Karbon Dioksida.

Page 6: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 6/66

Faktor-faktor yang mempengaruhi paparan pekerja untuk terhadap asap proses pengelasan :

• Jenis proses pengelasan

• logam logam dasar dan filler yang digunakan

• Komposisi kawat las

• Lokasi (luar, ruang tertutup)

• praktek kerja seorang welder (bagaimana posisi yang aman)

• Gerakan udara di area lokasi pengelasan (menggunakan blower exhaust local untuk di ruangan

tertutup)

• Gunakan pengendalian dengan ventilasi yang baik

Efek kesehatan pernapasan las asap

  Paparan akut (dalam jangka waktu yang pendek) untuk pengelasan asap dan gas dapat

menyebabkan mata, hidung dan tenggorokan iritasi, pusing dan mual. Pekerja di daerah yang

mengalami gejala ini harus meninggalkan daerah segera, mencari udara segar dan mendapatkan

 perhatian medis.

  Terlalu lama untuk pengelasan asap dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan berbagai jenis

kanker, termasuk paru-paru, laring, dan saluran kemih

  Efek kesehatan dari asap tertentu mungkin termasuk demam metal fume, sakit maag, kerusakan

ginjal dan kerusakan sistem saraf. Berkepanjangan paparan asap mangan dapat menyebabkan

gejala Parkinson (penyakit karena kerusakan saraf dengan gejala salah satu atau beberapa anggota

 badan bergetar pada saat beristirahat, sulit bergerak dan mengalami kaku otot).

 

Gas seperti helium, argon, dan karbon dioksida mengurangi kadar oksigen di udara dan dapat

menyebabkan sesak napas, terutama ketika pengelasan di tempat terbatas atau tertutup . Dan yang

 paling berbahaya, jika terbentuk Karbon monoksida dapat menyebabkan sesak nafas yang serius

 bahkan sampai meninggal.

Mengurangi paparan asap las

  Tukang las harus memahami bahaya dari bahan mereka bekerja, misalnya apa yang dilas dan apa

komponen peralatan lainnya yang digunakan untuk mengelas

  Permukaan Welding harus dibersihkan dari setiap lapisan yang berpotensi membuat asap las las

an beracun, seperti sisa pelarut dan cat, tiner dan oli.

 

Para pekerja harus memposisikan diri untuk menghindari menghirup asap dan gas hasil

 pengelasan . Sebagai contoh, pekerja harus tetap melawan arah angin saat pengelasan di

lingkungan terbuka atau di luar ruangan  Sistem ventilasi lokal dapat digunakan untuk menghilangkan asap dan gas dari zona pernapasan

tukang las itu.

Page 7: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 7/66

  Jangan mengelas di ruang terbatas tanpa ventilasi.

  Perlindungan pernapasan mungkin diperlukan jika praktek kerja dan ventilasi tidak mengurangi

eksposur ke tingkat yang aman.

Risiko kesehatan dan efek yang terkait dengan gas pengelasan dan asap ditentukan oleh: lamanya

waktu yang Anda terkena mereka jenis pengelasan yang Anda lakukan lingkungan kerja perlindungan

yang Anda gunakan.

F.  APA ITU PEKERJAAN HOT WORK?

Topik: Safety (Keselamatan) 

Yang termasuk ‘Hot work’ adalah pengelasan dan pemotongan, menggunakan lampu potong,

 penyolderan, pengerindaan atau peralatan lain yang menghasilkan panas. Contoh: Cutting, grindingdan welding. Sebelum memulai ‘hot work’ apa saja, survey mengenai operasi yang penuh bahaya

harus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan resiko kebakaran atau ledakan. Berdasarkan

hasil survey bahaya atau perkiraan resiko, atau yang tertera pada Fire Safety Plan “Ijin Kerja” harus

didapatkan. Sistim untuk hot work harus diambil. Sistim “ Ijin Kerja” atau “Hot Work Permit”

merupakan satu hal dimana pekerjaan tidak boleh dimulai sampai ada orang yang diberi ijin tertulis

untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Di setiap kasus, orang yang bertanggung jawab (Fire safety

Coordinator) bertugas memberikan ijin tersebut

Daftar Resiko pekerjaan Hot Work diantaranya:

a. 

Luka bakar pada pekerja

 b. 

Kerusakan pada material, plant dan property karena terkena api.

c.  Ledakan Oksigen dan atmosfir yang mudah terbakar.

d.  Penipisan oksigen di ruang sempit terbatas.

e.  Cidera akibat benda panas

Sebelum pekerjaan panas dimulai, harus membuat “Hot Work Permit.

Pengelasan, pemotongan, Gouging dan alat yang menghasilkan bara atau percikan api harus

dioperasikan hanya orang yang terlatih. Tabung gas harus diikat pada posisi vertikal dan dilengkapi

dengan regulator dan flashback arrestor, dan selang harus kondisi bagus. Semua sampah dan barang

yang mudah terbakar harus dipindahkan dari sekitar tempat kerja. Jika barang yang mudah terbakar

tidak dapat dipindahkan, barang tersebut harus diberi proteksi dengan barang yang tidak mudah

terbakar seperti metal atau selimut tahan api. (Fire blangket)

Page 8: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 8/66

Lantai yang mungkin dapat rusak harus dilindungi dari panas dari spark welding, bara gouging.

Perhartian yang khusus harus kita lakukan untuk mencegah bara, percikan api atau metal yang meleleh

mengenai material yang mudah terbakar di tempat penyimpanan cairan atau gas, contoh dengan

memeriksa pembatas dan memindahkan barang yang mudah terbakar yang bersinggungan dengan

 besi. Bara atau percikan api tidak boleh dekat dengan kontainer/tabung cairan yang mudah terbakar

atau gas yang dipadatkan atau tempat lain dimana terdapat atmosfir yang mudah terbakar. Alat tidak

 boleh ditinggalkan dalam keadaan menyala jika tidak digunakan.

Jika melakukan ‘hot work’ di dalam ruang sempit terbatas atau ditempat tertutup, harus ada sirkulasi

udara yang cukup atau ventilasi yang memadai untuk memperbaiki jumlah oksigen yang

menipis/berkurang.

G.  BAHAYA BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK

Topik : Keselamatan

Pengetahuan bahaya tentang material mudah terbakar atau meledak penting untuk diketahuai oleh

setiap pekerja agar dilokasi kerja kita terhindar dari kecelakaan yang diakibatkan oleh ketidaktahuan

atau kurangnya informasi.

Adapun material/bahan yang mudah terbakar atau meledak diantaranya:

Gas:

1. 

LPG

2. 

Thinner

3.  Acetylene

4.  Hydrosulfida (H2S)

5.  dll.

Material Padat: 1. Rockwoll

Material cair/fluida:

1. 

Acetylene

2.  Hidrosulfida (H2S)

3.  Painting dan Sandblasting merupakan pekerjaan yang mengandung bahaya yang setiap saat

akan menciderai kita.

Adapun bahaya-bahaya yang terdapat pada pekerjaan painting dan Sandblasting sebagai berikut:

1.  Bahaya meletup/terbakar, karena uap painting mempunyai Flash point / titik nyala 50 0 C artinya

uap cat akan mudah terbakar dimana paparan panas disekelilingnya sudah mencapai titik nyala

2. 

Bahaya paparan uap yang akan membahayakan pernafasan, karena uap cat menutup oksigendiudara.

Page 9: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 9/66

3.  Bahaya semprotan pasir yang bertekanan tinggi dapat menimbulkan luka lecet pada kulit,dan dapat

menimbulkan kebutaan pada mata.

4.  Bahaya debu juga dapat membahayakan kesehatan pernapasan kita, dan dapat merusak jaringan

 paru-paru kita.

Untuk menghindari atau mengendalikan bahaya-bahaya tersebut di atas ada beberapa cara yang perlu

kita lakukan diantaranya:

1. Dilarang merokok ataupun membuat percikan api disekitar lokasi proses pencampuran Cat dengan

Tinner.

2. Dilarang ada pengelasan didaerah/lokasi painting disaat pengecetan

3. Jika ada pekerjaan Blasting dilokasi terbuka, maka lokasi blasting terisolasi / dibuat cover

4. Pekerja yang melakukan Pengecetan / Blasting harus memakai Alat Pelindung Diri yang sesuai

dengan jenis pekerjaannya.

5. Painter/Blaster memastikan arah angin saat melakukan pekerjaan, “Jangan bekerja melawan Arah

Angin” 

Demikianlah sekilas lutisan tentang bahaya bahan mudah terbakar agar kita baik pekerja maupun

mayarakat awam, terutama pekerja yang akan melakukan pekerjaan di lokasi yang sedang berlangsung

 pekerjaan yang menggunakan bahan mudah terbakar contohnya proses Pengecatan atau Blasting.

H. 

PENANGANAN TABUNG BERTEKANAN

Topik : Keselamatan

Penanganan tabung bertekanan dengan cara tidak benar akan dapat mengakibatkan tabung

tersebut meledak, membentur dan terbakar yang akan membahayakan keselamatan manusia dan

lingkungannya. Oleh karena itu untuk menghindarinya diperlukan petunjuk cara penanganan yang

aman dan dapat digunakan sebagai pedoman kerja.

Penanganan tabung bertekanan adalah kegiatan yang dimulai dari pemeriksaan, pemindahan

dan pemakaian tabung bertekanan dengan cara yang benar, sehingga dapat terhindar dari kemungkinan

kecelakaan. Tabung bertekanan adalah wadah untuk penyimpanan gas yang pengisiannya dengan cara

dimampatkan sehingga mempunyai tekanan. Alat pelindung diri yang harus dipergunakan antara lain,

 baju kerja, topi pengaman (Safety helmet), sarung tangan, topeng gas, kacamata pengaman dan safety

shoes sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

Petunjuk penanganan

Sungkup tabung harus selalu terpasang-  Dilarang merokok atau menyalakan api selama penanganan ditempat penyimpanan tabung gas

Page 10: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 10/66

-  Ulir kerangan dan sungkup harus bebas dari bahan pelumas atau bahan-bahan yang mengandung

minyak

-  Dilarang mempergunakan tabung gas sebagai alat pengganjal

Tabung gas yang rusak segera diamankan dan dilaporkan

Pemeriksaan

Periksa setiap tabung sebelum digunakan . Kondisi tabung yang diamati meliputi:

  Tidak ada goresan

  Tidak berkarat

 

Keutuhan segel

 

Tulisan pada tabung harus masih jelas

Pemindahan

  Lakukan pengangkutan tabung gas dengan aman dan hindari dari kemungkinan jatuh atau

membentur benda keras

  Angkut tabung gas dengan posisi berdiri dan diikat dengan jumlah tabung tidak melebihi

kapasitas alat angkut

  Hindarkan pemindahan tabung gas dengan cara menyeret, menggelindingkan dan menggunakan

alat angkut magnit

 

Dilarang mengangkat tabung gas dengan tali baja (wire rope)

Pemakaian

  Tabung gas selalu dalam posisi berdiri dan terikat selama pemakaian

  Dilarang mempergunakan tabung gas tanpa regulator

I. 

TINDAKAN TIDAK AMAN & KONDISI TIDAK AMAN

TOPIK : Keselamatan

Dalam dunia banyak situasi yang memicu terjadinya kecelakaan kerja. Hal tersebut diantaranya adalah

tindakan pekerja itu sendiri yang menyebabkan terjadinya kondisi tidak aman.

Tindakan Tidak Aman / Unsafe Action

Sebagian besar kecelakaan terjadi karena kelalaian/ketidaktahuan manusia/pekerja dan sebagian kecil

dikarenakan factor lain.

Page 11: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 11/66

Sebab sebab pekerja melakukan tindakan tidak aman/ Unsafe Action:

a.  Karena tidak tahu.

Pekerja kurang/ketidaktahuan bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman atau potensi bahaya

yang akan terjadi sehingga menyebabkan terjadi kecelakaan.

 b.  Karena tidakmampuan

Yang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman terhadap potensi bahayanya, tapi karena

ketidakmampuannya/kurang terampil sehingga pekerja tersebut melakukan kesalahan dan

kegagalan sehingga terjadilah kecelakaan.

c.  Kurang Perduli/kesadaran

Pekerja tersebut telah mengetahui dengan jelas cara kerja yang aman dan peraturan peraturan

keselamatan kerja yang memang dapat dilaksanakan oleh sipekerja, akan tetapi pekerja tidak

melaksanakannya.

Kondisi Tidak Aman / Unsafe Condition.

Berikut beberapa kondisi tidak aman yang berpotensi menimbulkan insiden kecelakaan.

1.  Material/barang yang tidak tertata dengan rapi

2. 

Akses jalan yang terhalang

3.  Banyaknya kabel power tergenang air

4.  Banyak pekerjaan didalam satu tempat yang berbeda jenis pekerjaan, seperti: diatas kegiatan

gouging dan dibawah ada kegiatan lainnya sehingga pancaran material panas dapat mencedarai

 pekerja dibawahnya, atau disatu tempat proses painting dan welding yang dapat memicu

api/ledakan.

5.  Berjalan dibukan tempat berjalan biasa, contoh: diatas pipa yang tidak terpasang pengaman jatuh

6.  Menggerinda dilokasi ada gas yang mudah meledak/terbakar

7.  Merokok dilokasi berdebu atau gas mudah terbakar

8. 

Banyak sampah dilokasi kerja yang tidak pada tempatnya

Semua itu dapat diminimalkan/dihilangkan dengan berbagai tindakan pengawasan, pembinaan

dan pemberitahuan secara terus menerus dan berkelanjutan.

Page 12: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 12/66

J.  PEMELIHARAAN PERKAKAS TANGAN (Hand Tools)

Topik : Keselamatan

Perkakas adalah: Alat kerja tangan,

 Ada suatu seruan/ajakan kepada kita yaitu:

“Peliharalah Perkakas Sebagaimana Anda Memelihara Tangan dan Kaki Anda”

Yang termasuk Perkakas Tangan :

Palu, Pahat, kunci Ring, kunci Pas kunci Rachet, kunci L, kunci Inggeris dan Drip. Walaupun mudah

memakainya, tetapi cedera sering terjadi pada waktu penggunaannya. Agar dapat menggunakan alat-

alat ini dengan efisien dan aman, maka cara penggunaannya harus benar-benar dikuasai.

Untuk menghidari Cedera oleh perkakas tersebut, taatilah upaya pencegahan berikut ini

1.  Periksalah perkakas sebelum dipakai dan jangan menggunakannya jika diketahui ada kerusakan.

2.  Perkakas yang rusak atau yang bengkok karena dipakai dan perkakas yang cacat harus segera

diganti.

3.  Letakan perkakas pada satu tempat,jangan dibiarkan berserakan

4.  Jangan meletakan perkakas di atas mesin atau tempat lain yang mudah jatuh.

5. 

Bila perkakas tersebut kotor oleh minyak, bersihkanlah alat itu sebelum dipakai.

6.  Pakailah perkakas yang sesuai untuk setiap pekerjaan, karena setiap jenis mempunyai fungsi dan

/atau ukuran yang berbeda.

7. 

Sebelum menyimpan perkakas, hitung jumlah dan periksalah apa ada yang rusak.Simpanlah

dengan baik agar mudah diambil bila diperlukan dan mudah mendeteksi sekiranya ada kerusakan

PALU

a.  Jangan menggunakan Palu yg tanpa baji,longgar,gagangnya rusak, ke-palanya rusak walau sebelah

atau kepalanya sudah berbentuk jamur.

 b. 

Jangan mengayun palu dengan memakai sarung tangan.

c. 

Pukulan palu pertama seharusnya tdk begitu keras.Mulaila pukulan ringan dan sedikit demi

sedikit tingkatkan kekuatannya

d.  Hati-hati terhadap bahaya serpihan logam yg melayang pada saat logam ,pelat panas dipukul

dengan palu.

Page 13: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 13/66

K.  BISING

Topik : Kesehatan Kerja

Bising adalah : Bunyi /suara yg tidak menyenangkan/tidak dikehendaki, oleh pekerja.

Jadi Bahaya Bising adalah : Suatu kondisi, keadaan Bunyi, Suara yang tidak

dikehendaki/menyenangkan yg akan merusak / mencederai indera pendengar kita. Jika kita bekerja di

tempat yang Bising dalam jangka waktu yg lama/tertus menerus maka indera pendengaran kita akan

menurun, bahkan bisa Tuli permanen/tuli sementara.

Yang dimaksud Tuli permanen adalah Tuli yg tidak bisa diobati, harus menggunakan alat, sedangkan

Tuli sementara adalah Tuli yang beberapa jam, hari akan sembuh/normal kembali.

Adapun suara/bunyi yang tidak menyenangkan /dikehendaki antara lain:

Suara pukulan palu pada pelat, box, suara gojing, suara plasing, suara sunblasting, bunyi ledakan,dsb.

Dalam kehidupan sehari – hari , untuk dapat melakukan sesuatu yang sempurna dibutuhkan

Pendengaran yang baik agar mudah untuk berkomunikasi. Pendengaran merupakan alat pemberi

 peringatan yang sangat peka, sekalipun dalam keadaan tertidur, lebih – lebih dalam keadaan terjaga

atau sedang melakukan pekerjaan. Dari penjelasan di atas sudah jelas bahwa Peranan Pendengaran

sangat penting, untuk itu kita perlu menjaga indera pendengar kita dari suara-suara yang tidak

menyenangkan/tdk dikehendaki,agar indera pendengar kita tetap fit.

Manusia/pekerja mempunyai kemampuan menerima intensitas terlemah 10 db dan intensitas

tertinggi 85 – 90 db, lebih dari itu harus memakai Alat Pelindung Diri . Alat pelindung diri yang harus

dikenakan adalah Ear Plug untuk intensitas bunyi antara 85 s/d 120 db dan Ear Muff untuk intensitas

 bunyi diatas 120 db.

Adapun langkah – langkah yang perlu kita lakukan untuk menjaga kesehatan Pendengaran kita al:

  Pertama mengurangi Intensitas/kekuatan bising pada sumbernya.

 

Kedua kita harus menggunakan Erplug jika bekerja di lokasi yang bising.

L.  BEKERJA DENGAN GAS BERTEKANAN (O2)

Topik : Keselamatan

 Nama gas oksigen atau O2  sudah sangat familiar terdengar oleh kita, akan tetapi masih

diketemukan beberapa kesalahan dalam penggunaannya. Hal ini dikarenakan ketidak tahuannya para

 pengguna akan bahaya-bahaya penyalah gunaan gas tersebut. Oksigen adalah gas yang tidak berwarna,

tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Kandungan oksigen di udara normal adalah 21%. Oxygen

sangat menopang kehidupan dan membantu proses pembakaran. Oksigen tidak mudah terbakar akantetapi, dalam konsentrasi tinggi, oksigen akan mengaktifkan pembakaran, menyebabkan suhu naik

atau bahkan meledak.

Page 14: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 14/66

Suplai oksigen secara terus menerus akan memperbesar pembakaran bermacam-macam material yang

 biasanya tidak terbakar di udara. Penanganan tabung gas oksigen harus disimpan secara vertikal

ditempat yang sejuk, berventilasi cukup, dan jauh dari sumber-sumber panas atau material yang

mudah terbakar. Lindungi tabung terutama bagian krannya dari kerusakan fisik baik dalam keadaan

 penuh maupun kosong. Jangan biarkan bagian manapun dari tabung terkena panas diatas 55 0C.

Apabila terjadi kebocoran pada tabung, maka pindahkan tabung ke area yang terbuka dan aman

kemudian biarkan tabung sampai kosong.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dari kesalahan penggunaan oksigen seperti kebakaran

maka harus diperhatikan :

- Tabung dan krannya tidak boleh terkena / terkontaminasi greas/gemuk atau minyak.

- Tempatkan Tabung / Botol Oksigen dalam posisi vertikal / berdiri, jangan dibiarkan miring atau

tertidur, ditempatkan pada baket.

- Tutup kran tabung bila tidak digunakan

- Tabung tidak boleh tertindih

- Buka tutup kran tabung secara perlahan-lahan

- Jangan merokok atau melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan panas dilingkungan yang kaya

dengan oksigen.

- Jangan menggunakan oksigen bertekanan tinggi untuk membersihkan badan atau pakaian dari debu

dan kotoran.

Dengan mengetahui bahaya-bahaya dari penggunaan oksigen maka pentinglah bagi kita untuk

melakukan tindakan pencegahan bahaya sebelum terjadinya kecelakaan yang diakibatkan kesalahan

 penggunaan dan penanganan oksigen.

M. PROSEDUR PENGGUNAAN HAND TOOLS

Dalam K3, hand tools adalah  merupakan peralatan-peralatan yang harus di-monitor penggunaannya, karena beberapa kecelakaan sering terjadi akibat penggunaan hand tools yang

tidak benar. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan hand tools, yaitu: 

  Hand tools harus terbuat dari bahan berkualitas baik dan sesuai untuk pekerjaan yang akan

dilakukan;

  Penggunaan alat pemotong harus mencegah tangan dari terluka oleh bagian yang tajam dari

alat pemotong. Tepi tajam alat pemotong harus dijaga agar tetap tajam (jika tumpul

menyebabkan tekanan yang berlebihan pada saat digunakan);

  Penggunaan alat pemukul (misalnya palu), handle-nya harus terpasang dengan kuat untuk

mencegah terlepas saat digunakan.

Page 15: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 15/66

 N.  PENANGANAN DAN PENGGUNAAN 

Hand Tools dan kelengkapannya harus digunakan hanya untuk tujuan tertentu yang dirancang

sesuai dengan kegunaannya.

Peralatan-peralatan Hand Tools yang tajam tidak seharusnya:

• Dilempar saat diberikan ke orang lain

• Digunakan terlalu dekat ke orang lain (misalnya peralatan yang dapat melukai seseorang yang tidak

terlibat dalam pekerjaan tersebut)

• Digunakan di dekat mesin produksi tanpa mempertimbangkan tindakan pencegahan yang tepat.

• Hand tools tidak boleh dibiarkan tergeletak di sekitar di mana pekerja lalu lalang (terutama pada

 platform kerja tinggi di mana mereka mungkin jatuh pada orang-orang di bawah);

• Hanya peralatan dengan isolasi atau alat non-konduktif yang digunakan dekat peralatan listrik , untuk

menghindari risiko sengatan listrik;

• Penggunaan kunci pas saat membuka baut harus ditarik, tidak didorong;

• Panjang pipa tidak boleh digunakan lebih dari kunci pas saat membuka baut untuk memperpanjang

leverage;

Tempat Penyimpanan 

Peralatan-peralatan hand tools yang tajam harus disimpan dengan dengan hati-hati / ujung-ujungnya

yang tajam harus dilindungi atau ditempatkan di posisi yang aman untuk menghindari kontak takdisengaja atau jatuh ke personil. Hand tools harus dijaga agar tetap bersih, bebas dari oli, kelembaban,

dan bahan kimia untuk mencegah kerusakan dan korosi. Peralatan harus diperiksa secara teratur,

diperbaiki atau diganti jika perlu.

Page 16: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 16/66

O.  PROSEDUR PEKERJAAN CUTTING DAN WELDING

Pekerjaan Welding dan Flame Cutting  adalah pekerjaan yang harus dikontrol secara benar karena

 berisiko terhadap kebakaran dan ledakan. Hot Work tidak boleh dilakukan tanpa ada ijin kerja panas (

Hot Work Permit). Sebelum memulai pekerjaan Hot Work, Welder harus memeriksa dan membuat

 persiapan sebagai berikut:

  Mengklarifikasi di mana zona ledakan / daerah gas (jika ada), ketika pekerjaan dilakukan.

  Periksa dan pastikan bahwa tidak ada bahaya kebocoran gas atau cairan mudah terbakar dari pipa,

tank, ventilasi dari tank, saat melakukan pekerjaan panas;

  Pastikan ventilasi yang memadai,

 

Atur regulator dari tabung gas tekanan kerja yang direkomendasikan;

  Siapkan divisi struktural atau perlindungan, jika berlaku, terutama untuk daerah-daerah di mana

risiko kebakaran atau kerusakan peralatan, pipa, kabel dll bisa terjadi

  Pastikan jenis kualitas baja, elektroda dan prosedur pengelasan yang tepat. (Via lembar kerja,

gambar dll);

  Semua bahan yang mudah terbakar harus dibersihkan dari area kerja, atau ditutupi, sebelum

 pekerjaan dimulai;

 

Pekerjaan panas harus dipasang papan pengaman mencegah percikan api dan logam panas dari

terbang luar ke luar areal kerja;

 

Gunakan selimut tahan api ;  Pastikan bahwa fireguard (pelindung api) ada dilokasi ketika pekerjaan panas sedang berlangsung;

  Izin Kerja harus sudah disetujui oleh pihak yang berkepentingan.

 

Semua tindakan pencegahan dan persyaratan isolasi yang disebutkan pada izin kerja harus

dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan;

  Siapkan alat pemadam api ringan saat melakukan pengelasan

Pelaksanaan Pekerjaan Pengelasan Ketika poin di atas telah diperiksa dan dibuat jelas sesuai dengan spesifikasi pekerjaan, dan Welder

telah memastikan bahwa persyaratan teknis dan keselamatan telah dipenuhi, kerja panas dapat dimulai

dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut

  Daerah yang akan dikerjakan harus bebas dari karat, minyak, deposito, dan bahan mudah

terbakar, dll, sebelum pengelasan dimulai. Dimana ada persyaratan prosedur pengelasan yang

ditentukan,

 

Welder harus mengikuti langkah-langkah dalam prosedur atau seperti yang diperintahkan oleh

Welder Foreman.

Page 17: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 17/66

  Pengelasan harus dilakukan oleh welder yang terampil dan berkompeten.

Dimana ada persyaratan untuk pemeriksaan pengelasan, Welder harus memberitahukan kepada

welding inspektur.

 

Ketika pengelasan, dan setiap inspeksi telah selesai dilakukan, Welder akan memastikan

 bahwa daerah tersebut dibersihkan, bahwa semua peralatan dikembalikan ke lokasi yang benar

dan izin relevan dengan formalitas pekerjaan telah selesai.

  Elektroda yang tidak terpakai akan disimpan sesuai dengan Instruksi Kerja untuk Penyimpanan

Elektroda

Penanganan Elektroda Welding. 

• Setiap api operasi pemotongan akan dilakukan dengan tindakan pencegahan yang sama seperti untuk

 pengelasan, dengan perawatan ekstra diambil untuk memastikan bahwa setiap terak panas tidak dapat

 jatuh ke wilayah yang tidak terjangkau, dan terak /stek akan dihapus pada saat penyelesaian tugas.

P. 

PROSEDUR KESELAMATAN KERJA LISTRIK

Keselamatan kerja listrik  adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan alat, bahan, proses,

tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan dari keselamatan kerja listrik adalah

untuk melindungi tenaga kerja atau orang dalam melaksanakan tugas-tugas atau adanya tegangan

listrik disekitarnya, baik dalam bentuk instalasi maupun jaringan.

Pada dasarnya keselamatan kerja listrik adalah tugas dan kewajiban dari, oleh dan untuk setiap

orang yang menyediakan, melayani dan menggunakan daya listrik. Undang undang no. 1 tahun 1970adalah undang undang keselamatan kerja, yang di dalamnya telah diatur pasal-pasal tentang

keselamatan kerja untuk pekerja-pekerja listrik. 

Penyebab utama kematian atau kecelakaan serius yang berhubungan dengan pekerjaan listrik adalah

sebagai berikut:

  Menggunakan peralatan-peralatan tanpa maintenance yang baik

  Kerja terlalu dekat dengan kabel listrik bertegangan tinggi

  Penggalian kabel bawah tanah bertegangan

  Praktek yang tidak aman saat menggunakan supply utama

  Menggunakan peralatan-peralatan yang tidak standar

Tipe Kecelakaan Listrik 

Akibat yang diderita ketika seseorang terkena kontak listrik yaitu:

   Electric shock (kejutan listrik/tersengat arus listrik)

 

 Electrical burns (terbakar listrik)

   Loss of muscle control (kehilangan kendali otot)

Page 18: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 18/66

Electric Shock 

Tegangan listrik dengan 50 Volt dalam suatu kesempatan, memblok sinyal ke otak dan otot yang dapat

menyebabkan:

  Jantung berhenti

  Sulit bernafas

  Kejang otot

Kejang otot dapat menyebabkan cedera fisik, dan kontraksi pada otot Anda.

Static Electricity (Listrik Statis)

Tersengat listrik statis dapat terjadi sebagai contoh ketika anda akan masuk ke dalam mobil, dan

tegangannya bisa mencapai 10.000 volts. Namun demikian arusnya hanya mengalir dalam hitungan

detik sehingga tidak terlalu menimbulkan gangguan kepada orang yang terkontak. Di lokasi kerja

dimana ada potensi kebakaran dan ledakan, maka tindakan pencegahan harus dilakukan sehingga

electric static ini tidak menjadi pemicu.

Prosedur keselamatan saat bekerja dengan peralatan listrik:

  Cek peralatan Anda apakah sesuai dan memenuhi standar

  Gunakan equipment bertegangan rendah sedapat mungkin

  Jika menggunakan 230 volt, gunakan peralatan ELCB

  Cek peralatan Anda apakah masih valid sticker Portable Appliance Test (PAT)-nya.

 

Cek power point, three pin plug dalam keadaan bagus

  Cek kabel-kabel dilantai jangan sampai menyebabkan tripping hazard.

Prosedur keselamatan saat bekerja dengan Electrical Equipment, Mesin-mesin dan Instalasinya:

  Perencanaan yang matang : pemilihan peralatan-peralatan yang tepat sebelum mulai kerja

  Dikerjakan oleh orang yang kompeten

  Gunakan equipment yang standar dan sesuai

Q.  BEKERJA DI KETINGGIAN

Di banyak Negara, jatuh dari ketinggian adalah penyebab terbesar terjadinya kecelakaan fatal di

area kerja pada saat bekerja di ketinggian. Masalah yang sering terjadi adalah kecelakaan fatal

terjadi ketika pekerja: 

  Jatuh dari scaffold, tangga, atau vehicles 

 

Jatuh ketika berjalan di atas atap

  Jatuh ke dalam galian atau lubang yang tidak diproteksi dengan pagar

  Kejatuhan material dari ketinggian

Page 19: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 19/66

Faktor-faktor umum yang menyebabkan orang jatuh dari tangga adalah disebabkan oleh

overreaching (gerakan yang melampaui batas), overbalancing (keseimbangan yang berlebihan), dan

 pergerakan-pergerakan yang tiba-tiba  dan tidak diinginkan. Working at Height   atau bekerja di

ketinggian adalah pekerjaan dimana posisi atau tempat, termasuk posisi atau tempat dibawah tanah,

dimana berpotensi untuk menyebabkan seseorang atau benda terjatuh. Seperti yang dikutip oleh Media

K3  dari  ECITB guidance,  di beberapa negara: minimum jaraknya tidak disebutkan secara spesifik.

Tapi banyak yang menggukan standar bekerja diatas 1,8m atau 2m sudah dikategorikan bekerja di

ketinggian.

Orang yang berdiri di pinggir penggalian atau bekerja disitu sudah dikategorikan bekerja di

ketinggian. Sementara orang yang bekerja di dalam penggalian juga dikategorikan bekerja di

ketinggian karena memungkinkan benda jatuh ke atas mereka.

Pengendalian Resiko (Hirarki Pengendalian) 

Pertanyaan pertama yang harus kita ajukan adalah apakah kita perlu melakukan pekerjaan di

ketinggian tersebut ? Apakah pekerjaan tersebut bisa dilakukan di ground level (permukaan tanah) dan

kemudian dipasang atau diangkat ke posisinya setelah selesai ? Jika sudah tidak ada pilihan lagi dan

terpaksa harus dilakukan bekerja di ketinggian maka prioritas selanjutnya adalah bagaimana

melindungi pekerja agar tidak terjatuh dari ketinggian. Berikut cara-cara pengendalian bahayanya :

1. 

Perlindungan bekerja di ketinggian untuk kelompok (menyeluruh): Menggunakan platform yang benar-benar kokoh dan guardrails saat berdiri di ketinggian. Kondisi

ini tujuan untuk melindungi pekerja agar tidak terjatuh saat bekerja di ketinggian. Tambahan

 peralatan lain seperti: fit safety nets, air bags atau crash decking

2. 

Perlindungan bekerja di ketinggian untuk individu

Untuk individual fall protection dapat menggunakan safety harness dan line sebagai persyaratan

minimumnya.

Penilaian Risiko Bahaya

Sebelum mulai bekerja penilaian risiko harus dibuat dan dilengkapi dimana tindakan pengendalian

harus dilakukan untuk melindungi pekerja dari resiko kejatuhan atau terjatuh dari ketinggian.

Pengawasan juga harus dilakukan saat pekerjaan berlangsung untuk memastikan semua persyaratan

K3 sudah dipenuhi.

Page 20: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 20/66

 

R.  TIPS PERLINDUNGAN TERHADAP POSISI TERGELINCIR, TERSANDUNG DAN

TERJATUH

Tergelincir, Tersandung, dan Terjatuh adalah salah satu dari sekian banyak sumber bahaya yang

ada di area tempat kerja. Tergelincir, Tersandung dan Terjatuh juga merupakan penyebab umum

terjadinya kecelakaan tunggal di tempat kerja dan bisa saja menyebabkan cedera yang serius.  

  Slips (Tergelincir): terjadi ketika kaki kehilangan genggaman/pijakan/cengkeraman pada

 permukaan lantai

  Trips (Tersandung): terjadi ketika kaki tersentuh dengan rintangan-rintangan.

  Falls ( Terjatuh): terjadi setelah seseorang kehilangan keseimbangan akibat dari tergelincir atau

tersandung.Ada 2 jenis jatuh yaitu:

1.  Terjatuh pada level yang sama

2.  Terjatuh pada level yang lebih rendah

Apakah penyebab dari Tergelincir, Tersandung dan Terjatuh ?

Tergelincir : 

  kondisi lantai basah atau berdebu

  adanya tumpahan yang tidak segera dibersihkan

   produk dibiarkan tergeletak di lantai

  cahaya yang kurang

  alas kaki yang tidak sesuai

Tersandung: 

  Adanya Hambatan/rintangan di lantai

  Kabel yang berantakan

   perubahan level lantai, tinggi-rendah atau rendah-tinggi

  cahaya yang kurang

Bagaimana cara menghindari Tergelincir, Tersandung dan Terjatuh?

1. 

Konsentrasi saat berjalan, lihat akses jalan di depan anda

2. 

Periksa tempat kerja apakah ada bahaya-bahaya tergelincir dan tersandung

3.  Menjaga tempat kerja bersih, rapi dan bebas dari gangguan

4.  Membatasi jalan dan No Go area (dilarang memasuki area)

5.  Gunakan pegangan tangan saat naik dan turun tangga

6. 

Gunakan alas kaki yang cocok

7.  Berikan cahaya yang memadai di tempat kerja

8. 

Simpan semua material dan peralatan yang tidak digunakan di tempat kerja

Page 21: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 21/66

9.  Aturlah kabel-kabel sedemikian rupa agar tertata dengan rapi

S.  TINDAKAN TIDAK AMAN & KONDISI TIDAK AMAN

Dalam dunia industri terutama di bidang industri konstruksi banyak situasi yang memicu

terjadinya kecelakaan kerja. Hal tersebut diantaranya adalah tindakan pekerja itu sendiri yang

menyebabkan terjadinya kondisi tidak aman. 

Tindakan Tidak Aman / Unsafe Action

Sebagian besar kecelakaan terjadi karena kelalaian/ketidaktahuan manusia/pekerja dan sebagian kecil

dikarenakan factor lain.

Sebab sebab pekerja melakukan tindakan tidak aman/ Unsafe Action: 

1.  Karena tidak tahu.

Pekerja kurang/ketidaktahuan bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman atau potensi bahaya

yang akan terjadi sehingga menyebabkan terjadi kecelakaan.

2.  Karena tidak mampuan

Yang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman terhadap potensi bahayanya, tapi karena

ketidakmampuannya/kurang terampil sehingga pekerja tersebut melakukan kesalahan dan

kegagalan sehingga terjadilah kecelakaan.

3.  Kurang Perduli/kesadaran.

Pekerja tersebut telah mengetahui dengan jelas cara kerja yang aman dan peraturan peraturan

keselamatan kerja yang memang dapat dilaksanakan oleh sipekerja, akan tetapi pekerja tidak

melaksanakannya.

Kondisi Tidak Aman / Unsafe Condition 

Berikut beberapa kondisi tidak aman yang berpotensi menimbulkan insiden kecelakaan.

1.  Material/barang yang tidak tertata dengan rap

2. 

Akses jalan yang terhalang

3.  Banyaknya kabel power tergenang air

4.  Banyak pekerjaan didalam satu tempat yang berbeda jenis pekerjaan, seperti: diatas kegiatan

gouging dan dibawah ada kegiatan lainnya sehingga pancaran material panas dapat mencedarai

 pekerja dibawahnya, atau disatu tempat proses painting dan welding yang dapat memicu

api/ledakan.

5. 

Berjalan dibukan tempat berjalan biasa, contoh: diatas pipa yang tidak terpasang pengaman jatuh

6. 

Menggerinda dilokasi ada gas yang mudah meledak/terbakar.

7.  Merokok dilokasi berdebu atau gas mudah terbakar

8.  Banyak sampah dilokasi kerja yang tidak pada tempatnya

Page 22: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 22/66

 

Semua itu dapat diminimalkan/dihilangkan dengan berbagai tindakan pengawasan, pembinaan

dan pemberitahuan secara terus menerus dan berkelanjutan.

Salah satu tindakan/usahan yang dilakukan adalah:

1. Training kepada pekerja

2. pemberian reward/penghargaan yang diberikan

3. Tindakan teguran secara lisan sampai teguran secara tertulis

Dari upaya-upaya tersebut agar keselamatan pekerja, asset perusahaan dan lingkungan dapat terjaga.

Behavior Based Safety 

Behavior Based Safety (BBS) adalah upaya pencegahan kecelakaan secara proaktif yang berfokus

 pada At Risk Behavior /perilaku berbahaya yang berpeluang menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Berdasarkan dari data statistik kecelakaan kerja bahwa lebih dari 85% kecelakaan disebabkan oleh

unsafe action atau perilaku berbahaya dan dengan BBS / perilaku berbasis K3 ini unsafe action

sebagai penyebab kecelakaan bisa dikurangi yang kahirnya tercapai nol kecelakaan kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah proses yang berkesinambungan dengan melibatkan

semua pihak yang ada dalam organisasi tersebut, sehingga apabila masing-masing anggota telah

 berperilaku berbasis K3 diharapkan akan tercapai budaya K3 dalam organisasi terebut.

Budaya K3 itu sendiri dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut :

  Mengembangkan visi misi serta tujuan K3 yang jelas.

 

Visi, Misi serta tujuan K3 dikomunikasikan ke semua pihak

 

Setiap area berusaha untuk mencapai tujuan K3 masing-masing

  Mendorong partisipasi semua member untuk mencapai visi, misi serta tujuan K3

  Memberdayakan karyawan untuk mencapai tujuan K3

Seperti yang telah dijelaskan diatas BBS adalah upaya pendekatan K3 secara proaktif yangdalam prosesnya melakukan identifikasi perilaku berbahaya sebagai penyebab keelakaan.

Tujuannya adalah mengurangi terjadinya at risk behavior dengan melakukan observasi,

 pengarahan dan mempengaruhi secara positif yang pada akhirnya dapat merubah kebiasaan bekerja

dengan selamat.

ABC- BBS Model 

Terdiri dari 3 elemen :

1.  Activator/Antecedent adalah kejadian yang mendasari perilaku sesorang

2. 

Behavior / perilaku adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yang dapat kita lihat

Page 23: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 23/66

3.  Consequence adalah kejadian yang mengikuti perilaku dan merubah kemungkinan yang akan

terjadi di kemudian hari.

Contoh dari Activator

 

Tujuan

  Kebijakan

  Prosedur

  Standar Kerja

  Pelatihan

  JSA

 

Tool Box Meeting

 

dll.

Ciri-ciri aktivator :

  Selalu datang sebelum perilaku (behave)

  Konsekuensi juga dapat sebagai activator

Ada 2 jenis konsekuensi yaitu konsekuensi positif dan negatif.

Contoh konsekuensi positif :

 

Tool Box Meeting

  Bekerja sesuai instruksi

  Dll

Contoh Konsekuensi Negatif :

  Merokok di area yang mudah terbakar

 

Tidak mengunakan APD sesuai ketentuan

contoh dari konsekuensi negatif di atas adalah hasil dari At Risk Behavior (perilaku

 berbahaya).

At Risk behavior bisa menyebabkan kecelakaan baik itu kecelakaan ringan ataupun fatal

tergantung dari resiko dari pekerjaan yang dilakukannya. Berikut ini beberapa alasan orang

melakukan at risk behavior :

 

Kesadaran

 

Kebiasaan

  Tidak disengaja

Adapun BBS berfokus pada Kebiasaan dan perilaku yang tidak disengaja.

Lawan dari at risk behavior (perilaku berbahaya) adalah Safe Behavior (Perilaku selamat) yang

apabila dilaksanakan secara konsisten maka hal tersebut merupakan upaya pencegahan

kecelakaan.

Page 24: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 24/66

 

Carilah Fakta Dalam Melakukan Analisis Kecelakaan

Published May 25, 2013 | By admin 

Kebanyakan investigasi kecelakaan dilakukan untuk  mencari siapa yang melakukan kesalahan dalam

 proses terjadinya kecelakaan. Istilah “investigasi” yang digunakanpun sebenarnya kurang tepat. Kata-

kata investigasi umumnya digunakan pada proses penyelidikan kejadian kriminal pada kepolisian,

yang tujuannya mencari pelaku kriminal atau kejahatan. Istilah investigasi kecelakaan  telah

mengarahkan kita kepada pencarian pelaku  penyebab  terjadinya kecelakaan  yang pada akhir akan

memberikan vonis salah dan hukuman kepada pekerja. Kita seringkali melakukan interogasi terhadap

 pekerja yang terlibat dalam terjadinya proses kecelakaan, hal ini akan menimbulkan ketakutan bagi

 pekerja dan mereka berusaha membela diri dan menutupi apa yang sebenarnya terjadi. Tidak ada

orang  yang mau disalahkan meskipun dia telah melakukan kesalahan, seseorang akan melakukan

 pembelaan diri jika disalahkan dalam suatu kejadian. Metode investigasi kecelakaan seperti ini tidak

akan dapat menemukan penyebab kecelakaan yang sebenarnya.

Untuk mendapatkan penyebabkan kecelakaan yang sebenarnya maka yang harus dilakukan adalah

analisis kecelakaan untuk menemukan fakta. Yang menjadi pokok tujuan adalah mencari fakta-fakta

yang akan mengarahkan kita kepada penyebab kecelakaan yang sebenarnya. Apa bedanya antara

investigasi kecelakaan dengan analisis kecelakaan?. Tabel 2.1 dibawah ini menunjukkan perbedaan

antara investigasi kecelakaan dengan analisis kecelakaan.

Tabel 2.1. Perbedaan Antara Invesitigasi Kecelakaan dengan Analisis Kecelakaan

 No. Investigasi Kecelakaan Analisis Kecelakaan

1 Dilakukan oleh personel K3 atau personel

investigasi K3 profesional.

Dilakukan oleh tim yang melibatkan

 beberapa departemen dan fungsi.

2 Pokok tujuan mencari kesalahan kerja

yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Pokok tujuan mencari fakta-fakta yang

menyebabkan terjadinya kecelakaan.

3 Bersifat reaktif terhadap kecelakaan yang

menyebabkan korban atau cidera serius.

Bersifat proaktif terhadap semua jenis

kecelakan dan kejadian hampir celaka.

4 Umumnya hanya menemukan satu

 penyebab kecelakaan.

Akan menemukan beberapa penyebab

kecelakaan.

5 Pendekatan yang dilakukan tidak bersifat

komprehensif.

Pendekatan yang dilakukan bersifat

komprehensif atau menyeluruh.

6 Rekomendasi yang dihasilkan adalah

hanya bagaimana menghindari

kecelakaan.

Rekomendasi yang dihasilkan adalah

 bagaimana memperbaiki dan

meningkatkan proses kerja untuk 

menghasilkan kinerja yang lebih baik dan

Page 25: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 25/66

aman.

7 Diskusi yang dilakukan mengarah kepada

mencari siapa yang salah sehingga

menimbulkan suasana yang kaku.

Diskusi mengarah kepada pencarian fakta-

fakta sehingga menimbulkan suasana yang

saling mendukung.

8 Pihak manajemen akan melakukan perbaikan terhadap lingkungan kerja

 berdasarkan hasil hasil invesitigasi.

Pihak pekerja akan memberikanrekomendasi perubahan lingkungan kerja.

9 Aplikasi dari solusi diterapkan secara

sempit atau terbatas.

Aplikasi dari solusi diterapkan secara lebih

luas.

10 Evaluasi difokuskan kepada laju tingkat

kecelakaan.

Evaluasi difokuskan kepada tingkat

 partisipasi pekerja dalam menerapkan

sistem K3.

Page 26: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 26/66

Artikel K3: Standard of Work Control

Published May 7, 2013 | By admin 

Sebuah ledakan terjadi disebuah tanki penyimpanan Asam Sulfat akibat percikan dari panas yang

dilakukan disekitarnya, panas tersebut telah memicu terjadinya nyala dari uap mudah terbakar didalam

tanki. Ledakan telah mengakibatkan tanki rusak berat dan seluru Asam Sulfat yang terdapat didalam

tanki tumpah keluar. Tanki lain yang berada disekitar tanki Asam Sulfat juga terkena dampak ledakan

sehingga juga mengalami kerusakan dan isinya juga tumpah keluar. Tumpah asam mengalir ke sungai

yang berada didekat area tanki dan mengkontaminasi air sungai tersebut.

Sebelum kejadian, kontraktor sedang melakukan perbaikan kisi-kisi catwalk yang tepat berada diatas

tanki. Ijin kerja panas telah dikeluarkan meskipun diketahui ada lobang pada atap dekat tanki, didalam

ijin kerja panas sudah disebutkan agar melakukan kontrol ketat terhadap spark dari pengelasan karena

dikhawatirkan sparknya akan mengenain tanki yang berada dibawahnya. Namun si kontraktor

mengambil inisiatip untuk mengganti pemotong oxy-acetylene dengan air carbon arc gouging yang

tidak menimbulkan spark. Namun sistem ini menimbulkan panas yang luar biasa sehingga melelehkan

 besi yang dipotong dan lelehanya berjatuhan ke area-area sekitarnya. Akibatnya muncul percikan yang

membakar gas / uap yang mudah terbakar yang keluar dari lobang tanki dan menimbulkan ledakan

yang menewaskan satu orang dan melukai delapan lainnya.

Kejadian tersebut adalah akibat tidak adanya kontrol yang baik terhadap ijin kerja panas yang

dilakukan, pemotongan dan pengelasan didekat tanki yang terdapat gas atau uap mudah terbakar harus

dilakukan pengukuran adanya gas atau uap mudah terbakar dan pemantauan secara terus menerus

selama pekerjaan berlangsung. Serta menggunakan selimut atau cover untuk mencegah adanya

 percikan panas atau spark ke area yang mudah terbakar. Dari hasil investigasi juga ditemukan tidak

adanya tindakan yang diambil ketika ijin kerja panas ditolak pada dua kesempatan sebelumnya untuk

 pekerjaan perbaikkan. Adanya lobang pada atap sudah diketahui dan diberitahukan kepada kontraktor

agar menjadi perhatian karena berbahaya dan dapat diantisipasi agar tidak terjadi kecelakaan.

Perusahaan dikenakan sanksi karena telah gagal menyimpan Asam Sulfat yang mengakibatkan

kematian dan kontaminasi terhadap lingkungan. Selain denda kompensasi yang dibayar kepada korban

sebesar US$ 37,000,- ditambah denda terhadap kerusakaan lingkungan sebesar 10 juta USD.

Kejadian diatas adalah merupakan salah satu contoh kecelakaan yang diakibatkan oleh lemahnya

kontrol terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja atau kontraktor. Dari studi-studi yang

dilakukan pada berbagai perusahan oil & gas, ditemukan hanya 10% kecelakaan yang tidak ada

korelasinya dengan sistem kontrol pekerjaan, sementara 90% kecelakaan lainnya berkaitan dengan

sistem kontrol pekerjaan.

Sebuah perusahan minyak dunia terkemuka mengembangkan standar kontrol kerja (Control of WorkStandar), standar ini memiliki 12 elemen yang harus diterapkan agar kecelakaan seperti diatas dapat

dihindari, elemen-elemen tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut:

Page 27: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 27/66

1.  Prosedur tertulis harus dibuat untuk setiap sistem kontrol kerja.

2.  Penanggung jawab dan peran dalam setiap prosedur sistem kontrol kerja harus ditetapkan.

3.  Semua personal yang terlibat didalam sistem kontrol kerja harus di training dan memiliki

kompetensi yang baik untuk menjalankan tugasnya.

4.  Perencanaan dan jadual pekerjaan harus berkaitan dengan tugas-tugas individu dan interaksi

diantara mereka.

5.  Tugas atau pekerjaan tidak boleh dilakukan tanpa kajian risiko.

6.  Sebelum melakukan pekerjaan di area-area berbahaya seperti confined space, kerja panas dan

lain-lain harus mendapatkan surat ijin kerja terlebih dahulu.

7. 

Ruang lingkup, bahaya, kontrol dan mitigasi harus dikomunikasikan secara tertulis dan ditanda

tangani oleh semua yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.

8.  Semua pekerjaan yang memerlukan ijin kerja harus dimonitor dan dikontrol oleh personal yang

 bertanggung jawab secara berkala.

9.  Pekerjaan lapangan yang ditinggalkan harus dalam kondisi aman baik setelah selesai pekerjaan

ataupun pada saat istirahat.

10. Proses standar kontrol kerja harus masuk kedalam proses tinjaun berkala (audit).

11. 

Pelajaran atau masukan dari internal dan eksternal yang mempengaruhi proses standar kontrol

kerja harus diambil, dimasukkan dan di informasikan.

12. Standar kontrol kerja harus jelas dan dipahami oleh semua pekerja sehingga mereka bisa

menghentikan setiap pekerjaan yang tidak aman.

Standar kontrol pekerjaan ini diterapkan pada proses kerja konstruksi, perbaikan atau perawatan,

 pembongkaran, dan lain-lain. Standar ini tidak perlu diterapkan untuk proses kerja rutin produksi atau

aktivitas normal sehari-hari. Dengan menerapkan standar ini diharapkan risiko pekerjaan dapat

diturunkan sehingga bisa mencegah kecelakaan yang tidak diinginkan.

Page 28: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 28/66

Artikel K3: Budayakan Saling Ketergantungan – Kerjasama Team

Artikel K3 

 by admin 

Saya seringkali mendengar keluhan dari departemen safety atau personel safety dari berbagai

 perusahaan yang pernah saya kunjungi atau hadir dalam berbagai seminar yang pernah saya adakan,

mereka mengatakan bahwa mereka tidak ubahnya seperti polisi lalulintas yang menjaga lalulintas jalan

raya agar para pengemudi mematuhi rambu-rambu lalulintas. Manakala polisi lalulintas sudah tidak

ditempat, maka berbagai pelanggaranpun terjadi dan tidak ada yang peduli. Ketika safety manager

atau safety engineer melakukan inspeksi atau patroli kelapangan, para pekerja segera mematuhi

rambu-rambu keselamatan, namun manakala para petugas safety sudah tidak ditempat maka para

 pekerja sudah melupakan semua rambu-rambu dan aturan sistem keselamatan. Hanya safety manager

atau safety engineer yang berteriak dan peduli akan sistem keselamatan, itupun dilakukan karena

merupakan tugas utama mereka, karena mereka direkrut untuk mengurusi semua yang berkaitan

dengan sistem keselamatan kerja. Dan pada umumnya hanya mereka yang berada didepartemen atau

 bagian safety atau K3 yang memiliki pengetahuan yang baik tentang sistem keselamatan. Kenapa hal

ini terjadi?, karena asumsi dan persepsi yang sudah terbagun didalam suatu organisasi perusahaan

 bahwa sistem keselamatan adalah menjadi tanggung jawab bagian atau departemen keselamatan.

Padahal semua pekerja yang terlibat dalam proses industri harus memiliki pengetahuan yang baik

tentang sistem keselamatan, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan yang mereka lakukan.

Sistem keselamatan adalah tanggung jawab bersama dan tanggung jawab setiap individu didalam

oragnisasi. Karena apapun bentuk kecelakaan yang terjadi akan merugikan perusahaan, departemen

dan individu-individu yang ada didalam organisasi tersebut. Oleh sebab itu tidak bisa hanya

mengandalkan personel safety yang mungkin hanya berjumlah beberapa orang saja untuk menjaga dan

menjalankan sistem keselamatan didalam organisasi perusahaan. Bahwa setiap individu bertanggung

 jawab untuk menjaga keselamatan dirinya sudah barang tentu suatu hal yang wajib, tidak ada manusia

yang ingin celaka kecuali sudah tidak waras. Namun kecelakaan bisa saja terjadi disebabkan oleh

rekan-rekan kerja kita yang lain dan berakibat kepada pekerja yang lain. Misalnya seorang pekerja

telah lalai dalam bekerja dengan bahan kimia yang bersifat beracun sehingga terjadi tumpahan bahan

kimia beracun tersebut, yang berakibat terjadinya pelepasan uap beracun kearea atau lingkungan kerja

dan meracuni banyak pekerja yang ada dilingkungan kerja tersebut. Kelalaian seorang pekerja dapat

mencelakai banyak pekerja yang lain. Untuk menghindari kecelakaan tersebut maka kepedulian

terhadap keselamatan rekan-rekan kerja harus dibangun didalam organisasi. Paradigma saling

menjaga, peduli atau saling ketergantungan dan kerjasama dalam kelompok kerja harus dibangun

secara bersama-sama dan meninggalkan paradigma keselamatan individu dan tidak peduli denganrekan kerja lain harus ditinggalkan. Saling mengingatkan dan peduli akan keselamatan dalam

kelompok kerja harus dibudayakan didalam organisasi sehingga akan muncul tanggung jawab yang

Page 29: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 29/66

lebih besar terhadap keselamatan semua individu didalam organisasi. Setiap individu harus berani

mengingatkan rekan kerjanya yang lain jika melakukan pelanggaran atau mengabaikan keselamatan.

Dan setiap indvidu juga harus membuka diri dan berbesar hati jika diingatkan oleh rekan kerjanya

yang lain, karena peringatan tersebut adalah demi kebaikkan dirinya dan pekerja lain yang ada

disekitarnya. Saling mejaga dan peduli ini tidak hanya bersifat horizontal sesama pekerja akan tetapi

 juga bersifat vertikal antara pekerja dan atasan. Semua line manajer harus menjaga dan peduli dengan

keselamatan semua pekerja baik didalam kelompok kerja yang dipimpinnya atau kelompok kerja lain

yang dia temukan pelanggaran. Menjaga dan peduli tidak hanya dari atas kebawah akan tetapi juga

dari bawah keatas, pekerja tidak perlu segan untuk mengingatkan jika ada atasan yang melakukan

 pelanggaran keselamatan, dan atasan jangan merasa tersinggung atau sungkan menerima masukkan

atau peringatan dari bawahannya. Jika budaya saling menjaga dan peduli akan keselamatan didalam

organisasi sudah terbagun, maka sistem keselamatan berkelanjutan akan dapat dicapai.

TEORI KEPEMIMPINAN 

Kepemimpinan dipandang sangat penting karena dua hal: pertama, adanya kenyataan bahwa

 penggantian pemimpin seringkali mengubah kinerja suatu unit, instansi atau organisasi; kedua, hasil

 penelitian  yang menunjukkan bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan

organisasi adalah kepemimpinan, mencakup proses kepemimpinan pada setiap jenjang organisasi,

kompetensi dan tindakan pemimpin yang bersangkutan (Yukl, 1989). Kenyataan dan/atau gagasan,

serta hasil penelitian tersebut tak dapat dibantah kebenarannya. Semua pihak maklum adanya,

sehingga muncul jargon “ganti pimpinan, ganti kebijakan”, bahkan sampai hal-hal teknis seperti ganti

tata ruang kantor, ganti kursi, atau ganti warna dinding. Demikianlah, kepemimpinan itu merupakan

fenomena yang kompleks sehingga selalu menarik untuk dikaji.

Dalam berbagai literatur, kepemimpinan dapat dikaji dari tiga sudut pandang, yakni: (1) pendekatan

sifat, atau karakteristik bawaan lahir, atau traits approach; (2) pendekatan gaya atau tindakan dalam

memimpin, atau style approach; dan (3) pendekatan kontingensi atau contingency approach. Pada

 perkembangan selanjutnya, fokus kajian lebih banyak pada cara-cara menjadi pemimpin yang efektif,

termasuk dengan mengembangkan kesadaran tentang kapasitas spiritual untuk menjadi pemimpin

 profesional dan bermoral.

Konsep kepemimpinan merupakan komponen fundamental di dalam menganalisis proses dandinamika di dalam organisasi. Untuk itu banyak kajian dan diskusi yang membahas definisi

kepemimpinan yang justru membingungkan. Menurut Katz dan Kahn (dalam Watkin, 1992) berbagai

Page 30: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 30/66

definisi kepemimpinan pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar yakni

“sebagai atribut atau kelengkapan dari suatu kedudukan, sebagai karakteristik seseorang, dan sebagai

kategori perilaku”.

Pengertian kepemimpinan sebagai atribut atau kelengkapan suatu kedudukan, diantaranya

dikemukakan oleh Janda (dalam Yukl, 1989) sebagai berikut.

“ Leadership is a particular type of power relationship characterized by a group member’s perception

that another group member has the right to prescribe behavior patterns for the former regarding his

activity as a group member ”. (Kepemimpinan adalah jenis khusus hubungan kekuasaan yang

ditentukan oleh anggapan para anggota kelompok bahwa seorang dari anggota kelompok itu memiliki

kekuasaan untuk menentukan pola perilaku terkait dengan aktivitasnya sebagai anggota kelompok,

 pen.).

Selanjutnya contoh pengertian kepemimpinan sebagai karakteristik seseorang, terutama dikaitkan

dengan sebutan pemimpin, seperti dikemukakan oleh Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (2000) bahwa

“ Leaders are agents of change, persons whose act affect other people more than other people’s acts

affect them”, atau pemimpin merupakan agen perubahan, orang yang bertindak mempengaruhi orang

lain lebih dari orang lain mempengaruhi dirinya.

Adapun contoh pengertian kepemimpinan sebagai perilaku dikemukakan oleh Sweeney dan McFarlin

(2002) yakni: “ Leadership involves a set of interpersonal influence processes. The processes are

aimed at motivating sub-ordinates, creating a vision for the future, and developing strategies for

achieving goals”, yang dapat diartikan bahwa kepemimpinan melibatkan seperangkat proses pengaruh

antar orang. Proses tersebut bertujuan memotivasi bawahan, menciptakan visi masa depan, dan

mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan.

Sehubungan dengan ketiga kategori pengertian di atas, Watkins (1992) mengemukakan bahwa

“kepemimpinan berkaitan dengan anggota yang memiliki kekhasan dari suatu kelompok yang dapat

dibedakan secara positif dari anggota lainnya baik dalam perilaku, karakteristik pribadi, pemikiran,

atau struktur kelompok”. Pengertian ini tampak berusaha memadukan ketiga kategori pemikiran secara

komprehensif karena dalam definisi kepemimpinan tersebut tercakup karakteristik pribadi, perilaku,

dan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok. Berdasarkan pengertian tersebut maka teori

kepemimpinan pada dasarnya merupakan kajian tentang individu yang memiliki karakteristik fisik,

mental, dan kedudukan yang dipandang lebih daripada individu lain dalam suatu kelompok sehingga

individu yang bersangkutan dapat mempengaruhi individu lain dalam kelompok tersebut untuk

 bertindak ke arah pencapaian suatu tujuan.

SEMOGA BERMANFAAT

Page 31: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 31/66

Safe Working Condition 

 By HSP, 

 Author: Ismail. A 

Tindakan tidak aman sering kali dinyatakan sebagai penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Sejumlah

data kecelakaan yang dilaporkan menunjukkan bahwa kecelakaan terjadi akibat buruknya praktek

kerja, salah dalam membuat keputusan, kurangnya kontrol, kesembronoan dan tindakan yang bodoh.

Berdasarkan hal tersebut banyak yang berpendapat bahwa dengan menghentikan unsafe act maka

kecelakaan tidak akan terjadi. Menerima pendapat ini secara harfiah malah dapat menjadi salah kaprah

dalam menerapkan sistem keselamatan terutama dalam upaya meningkatkan kondisi kerja yang aman

(safe working condition).

Jika diamati lebih jauh dan dalam banyak kasus, kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh kombinasi

antara kondisi kerja yang tidak aman dan tindakan atau  perilaku  tidak aman. Jarang sekali terjadi

kecelakaan yang semata-mata disebabkan oleh tindakan tidak aman sementara kondisi kerja sangat

aman. Kondisi kerja tidak aman misalnya adalah disain dan konstruksi sistem kerja yang

 buruk, kerapian dan kebersihan yang buruk, prosedur kerja yang dapat menimbulkan bahaya, instruksi

kerja tidak memenuhi standar, kurangnya sistem pengaman pada mesin, perawatan mesin yang kurang

 baik, mesin yang sudah tua sehingga kinerjanya sudah tidak optimal dan lain sebagainya (DeReamer,

1981).

Kondisi kerja yang tidak aman ini akan memperbesarkan potensi terjadinya tindakan tidak aman dari

 pekerja. Untuk memperkecil terjadinya tindakan tidak aman dari pekerja maka kondisi kerja harus

diperbaiki, maka ada teori yang membahas hubungan antara mesin dengan manusia (DeReamer, 1981)

dan teknologi keselamatan dengan faktor manusia (Hoyos, 1998). Kedua teori ini lebih banyak

melakukan pendekatan dari sisi teknologi atau kondisi kerja (lingkungan). Teori Hoyos berpedoman

 pada hirarki sistem keselamatan kerja  seperti pada Gambar dibawah. Tahap

 pertama adalah mengurangi bahaya dengan cara menggunakan bahan-bahan yang kurang

 berbahaya, misalnya menggunakan bahan kimia yang tingkat bahayanya rendah. Jika menggunakan

 bahan berbahaya tidak dapat dihindari maka dilakukan tahap kedua yaitu dengan memisahkan sumber

 bahaya dengan manusia, misalnya dengan menggunakan sistem proses yang tertutup, dinding tahan

api, tangki tahan tekanan dan temperatur tinggi, dan lain-lain. Tahap berikutnya adalah memberikan

alat pelindung diri  dan melengkapi mesin atau peralatan dengan pengaman seperti alarm, tombol

darurat, kontrol otomatis untuk mengurangi kontak dengan manusia dan lain-lain.

Page 32: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 32/66

 

Selanjutnya tahap terakhir adalah memperbaiki perilaku pekerja dalam melakukan pekerjaan.

Meskipun ketiga aspek sebelumnya sudah dilaksanakan, namun apabila pekerja tidak mematuhi

 peraturan yang ada, seperti menggunakan alat pelindung diri, menempatkan bahan baku sesuai

dengan kategori yang sudah ditentukan, melakukan pengamatan secara benar dan baik terhadap

 parameter proses dan lain-lain, maka potensi terjadinya kecelakaan kerja masih besar.

Tujuan yang paling penting dari peningkatan kondisi atau lingkungan kerja yang aman adalah

mengurangi kemacetan, tekanan dan ketegangan dari alur proses kerja. Beberapa program yang dapat

dilakukan untuk memperbaiki kondisi kerja adalah disain mesin atau peralatan, perawatan mesin, tata

letak, metode proses, pencahayaan, pemanasan, ventilasi, sistem pertukaran udara, peredam suara dan

lain-lain (DeReamer, 1981).

Proses dan fasilitas  produksi pada umumnya melalui beberapa tahapan pengembangan, dan tahapan-tahapan tersebut dapat dinyatakan sebagai suatu siklus. Siklus dari proses dan fasilitas produksi secara

umum dapat dijelaskan sebagai berikut (Johnson et al., 2003):

   Initial concept/laboratory research 

  Process development; small-scale or pilot plant operations 

  Full-scale engineering design and facility construction 

  Full-scale startup and operation, including shutdown and maintenance activities 

   Modifications and expansions 

   Mothballing/decommissioning and demolition. 

Setiap tahapan tersebut harus dikaji secara mendalam faktor-faktor yang berkaitan dengan

keselamatan kerja untuk meminimalkan resiko terjadinya kecelakaan.

Page 33: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 33/66

Total Safety Culture: Pergeseran Paradigma

Kerjasama Team (Teamwork) 

By HSP – Penulis: Ismail. A 

Tidak semua orang bisa bekerja sama didalam satu team. Bekerja dalam team memerlukan kesabaransetiap orang yang terlibat. Berapa banyak orang yang merasa bahwa mengerjakan sesuatu dalam teammalah menjadi lebih lama dan tidak efektif. Tentu saja hal tersebut ada benarnya jika team tidak bisa

 bekerjasama dengan baik dan efektif. Didalam safety culture atau budaya K3, kerja team justru lebihdiutamakan dari pada kerja secara individu. Ada beberapa paradigma baru yang dipromosikan dalamteori budaya keselamatan dalam meningkatkan efektifitas kerjasama team (teamwork ).

1. Dari kinerja individu menjadi kinerja team

Manajemen tradisional mengukur kinerja atau keberhasilan secara individu. Sehingga muncul

kompetisi dan upaya untuk berhasil sendiri-sendiri didalam organisasi. Yang terpenting adalah tugassaya selesai dan tidak mendapat kecelakaan, peduli apa dengan rekan-rekan kerja yang lain. Selamasaya baik dan berhasil maka kinerja saya akan dinilai baik, meskipun tingkat kecelakaan didalamorganisasi saya masih tinggi.

Sistem majemen keselamatan  yang modern mengajarkan untuk mengukur kinerja team. Jadi bukanlagi “ Apa yang bisa kamu lakukan dan apa yang kamu dapat”, akan tetapi “ Bagaimana kamu

 berkolaborasi dengan yang lain dan apa yang dicapai oleh team”. Namun bukan berarti kinerjaindividu dilupakan, akan tetapi porsi pengukuran kinerja team menjadi lebih besar. Hal ini akanmenimbulkan dan mengajarkan tanggung jawab terhadap kelompok kerja atau rekan-rekan kerja yanglain. Sehingga keberhasilan individu akan diiringi dengan keberhasilan team atau organisasi.

Bagaimana mungkin kita bisa memberikan penghargaan keberhasilan kepada individu sementaraorganisasi secara keseluruhan berprestasi buruk atau tingkat kecelakaan tinggi. Maka didalam budayaK3, kinerja individu diukur dari kontribusi yang dia lakukan didalam organisasi atau team dan

 pencapaian team.

2. Dari pekerjaan individu menjadi pekerjaan team

Efektifitas kerjasama team akan terjadi manakala setiap individu yang diberi tanggung jawab pekerjaan adalah untuk meningkatkan kinerja team. Setiap individu menerima tugas masing-masingdan melaksanakan tanggung jawabnya dalam rangka membantu pencapaian target oragnisasi atauteam. Jadi bukan menyelasaikan tugas pekerjaan secara indvidu untuk menyenangkan

atasan. Teamwork memerlukan perubahan dari pencapaian personal goals menjadi pencapaian targetsecara team atau kelompok.

3. Dari penghargaan kompetisi menjadi penghargaan kerjasama

Dari poin 1 dan 2 diatas sudah dijelaskan bahwa kinerja diukur berdasarkan pencapaian ataukeberhasilan team, dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan dalam rangka mencapai target dari team

 bukan individu. Demikian pula penghargaan dari keberhasilan tidak diberikan secara individu akantetapi penghargaan atas keberhasilan bersama karena kerjasama yang baik dari team. Pardigma iniakan merubah kompetisi individu yang seringkali tidak sehat menjadi kerjasama dan kerbersamaandalam mencapai target organisasi.

4. Dari ketergantungan individu menjadi ketergantungan team

Page 34: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 34/66

Jika budaya kerjasama dalam mencapai target dan mengukur kinerja team telah diterapkan, maka akanmuncul saling ketergantungan didalam team atau organisasi. Tidak akan ada orang yang merasa bahwadia bisa berhasil sendiri tanpa rekan kerja yang membantunya. Setiap  pekerja  akan merasa adanyasaling ketergantungan dan membutuhkan dalam melakukan pekerjaan, sehingga akan muncul  perilaku saling membantu dan saling mengingatkan atau menjaga satu sama lain. Karena mereka menyadari

 jika ada yang gagal atau celaka akan berdampak pada keberhasilan team dan keberhasilan team adalahkeberhasilan mereka sendiri secara individu.

5. Dari komunikasi orang ke orang menjadi interaksi kelompok

Safety culture  juga mengutamakan komunikasi dalam bentuk interaksi kelompok. Setiap indvidudidorong untuk menyampaikan pendapat atau usulan dan dilibatkan dalam setiap bentuk diskusi.Komunikasi tidak hanya dari top-down akan tetapi juga dari button-up. Artinya setiap atasan atausupervisor harus membuka diri untuk menerima masukkan dari team. Safety meeting merupakanmedia komunikasi dan interaksi antar indvidu dalam kelompok. Semakin tinggi tingkat interaksi dariindividu didalam team, akan semakin meningkatkan personal commitment untuk mencapai targetteam. Hal tersebut juga akan membangun lingkungan kerja  yang kondusive, meningkatkan

kebersamaan, meningkatkan motivasi kerja dan rasa memiliki terhadap  program  yang sudahdisepakati.

Ingin lebih mendalami bagaimana cara menerapkan Total Safety Culture Untuk Meningkatkan Produktivitas

Kerja, Ikuti Training Total Safety Culture dari HSP Academy, pada tanggal 11 Februari 2012, bertempat di Hotel

ibis Jakarta Slipi. Untuk informasi lebih detail hubungi HSP Academy atau melalui email:

[email protected] 

SEMOGA BERMANFAAT

HSP

Page 35: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 35/66

 

Grounding Yang Efektif Untuk Mencegah Kebakaran 

By HSP,

(Ref. Nationwide bulletin)

Listrik   statis telah menyebabkan tejadinya kebakaran yang serius pada banyak industri manufaktur.

Percikan atau spark yang timbul akibat listrik statis dapat membakar uap mudah terbakar (flammable

vapor). Pembentukan listrik statis adalah karena adanya aksi kontak dan pemisahan zat yang berbeda.

Cairan menghasilkan statis ketika cairan mengalir melalui pipa atau selang; ketika cairan jatuh melalui

udara dalam bentuk tetes atau semprotan, ketika cairan memercik di dalam tangki, dan ketika udara

atau gas dialirkan melalui cairan sehingga membentuk gelembung cairan.

Jika tidak ada jalan atau penyaluran dari listrik statis yang terbentuk, maka muatan listrik statis akan

mengumpul dan membentuk tegangan listrik yang cukup untuk   menimbulkan spark atau percikan.

Maka apabila bekerja dengan bahan flammable atau mudah terbakar, maka container atau kemasan

harus dipasang grounding dan mengikat kemasan tersebut untuk menghindari terbentuknya listrik

statis.

Gambar dibawah ini merupakan salah satu contoh sistem grounding yang efektif untuk menghindari

terjadinya kebakaran dari  bahan kimia  mudah terbakar ketika dilakukan pemindahan tanpa/dengan

menggunakan pompa dari satu kemasan ke kemasan yang lain.

Page 36: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 36/66

 

PERANAN KESALAHAN MANUSIA DALAM KECELAKAAN 

By HSP, 

Usaha untuk   mengurangi kecelakaan kerja dengan memperbaiki metode keselamatan  dari sisi

engineering atau teknis sudah sejak lama dilakukan, namun hasil yang diperoleh masih kurang

memuaskan karena masih tingginya angka kecelakaan. Dari berbagai  penelitian  terhadap kecelakaan

major oleh berbagai peneliti ditemukan bahwa peran kesalahan manusia  atau human error   ternyata

sangat signifikan. Bahkan beberapa peneliti sampai pada kesimpulan bahwa human error merupakan

factor paling utama penyumbang terjadinya kecelakaan yang menghilangkan nyawa manusia, cidera

 pada  pekerja  dan kerusakan pada fasilitas  perusahaan. Human error juga memberikan dampak  yang

signifikan terhadap kualitas,  produksi dan profotabilitas perusahaan. Berikut adalah beberapa contoh

hasil kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh para ahli dibidang safety:

  Joshcheck (1981) : 80-90% kecelakaan di industri kimia disebabkan oleh human error.

  Ramussen (1989) : Melakukan studi pada 190 kecelakaan di industry kimia menemukan 4

 penyebab utama, yaitu:

o  Kurangnya pengetahuan – 34%

Kesalahan disain – 32%

o  Kesalahan prosedur – 24%

o  Kesalahan personel – 16%

 

Butikofer (1986): Melakukan penelitian kecelakaan kerja  pada industry petrokimia dan

refinery, menemukan beberapa factor berikut sebagai penyebab kecelakaan:

o  Kegagalan disain dan peralatan – 41%

o  Kegagalan personel dan perawatan – 41%

o  Ketidaklengkapan prosedur – 11%

o  Ketidaklengkapan inspeksi – 5%

Lain-lain – 2%

 

Uehara and Hoosegow (1986): Melakukan penelitian terhadap kecelakaan kebakaran  pada

industry refinery, 58% penyebab kebakaran adalah human error:

o  Manajemen yang tidak tepat – 12%

o  Disain yang kurang tepat – 12%

o  Material yang kurang tepat – 10%

o  Kesalahan operasi – 11%

Inspeksi yang kurang tepat – 19%

Perbaikan yang kurang tepat – 9%o  Kesalahan lain -27%

Page 37: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 37/66

  Oil Insurance Association Report on Boiler Safety (1971): Menemukan bahwa 73%

kerusakaan boiler pada saat start up dan 67% ledakan pada boiler disebabkan oleh human

error.

  Ismail (2010) : Melakukan penelitian pada industry kimia hilir di Indonesia untuk mengetahui

faktor-faktor penyebab terjadinya potensi  bahaya  reaktifitas kimia, dari hasil penelitian

ditemukan enam faktor penyebab utama, yaitu:

o  Training & Kompetensi – 7.7%

o  Prosedur dan standar kerja – 18.8%

o  Faktor kesalahan pekerja – 36.9%

Komitmen Manajemen – 13.3%

Keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja – 22.9%

o  Analisis bahaya dan risiko – 0.5%

Selain dari penelitian secara formal yang disebutkan diatas, hampir semua hasil investigasi kecelakaan 

 besar dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan hal yang sama, yaitu penyebab utama

kecelakaannya adalah human error. Misalnya kecelakaan pada Texas City, Piper Alpha, Ledakan pada

Phillip 66, Feyzin, Mexico city, telah menunjukkan bahwa kesalahan manusia merupakan faktor

kausal yang sangat signifikan pada tingkat disain, operasi, pemeliharaan dan manajemen proses.

Level paling dasar didalam struktur system produksi yang mempengaruhi human error adalah faktor-

faktor organisasi  yang menciptakan prakondisi terjadinya kesalahan manusia. Top manajemen

 perusahaan sangat menentukan level kondisi kinerja apakah mendorong kearah yang efektif atau

menimbulkan kesalahan pada tingkat operasional. Prioritas organisasi akan sangat berpengaruh

terhadap sejauh mana sumber daya yang tersedia untuk membantu menerapkan system keselamatan

 pada proses produksi. Sikap yang mengarah kepada menyalahkan akan sangat menentukan

 berkembangnya budaya  saling menyalahkan didalam organisasi, yang berdampak pada menurunnya

motivasi kerja  dan meningkatnya human error. Faktor-faktor seperti dorongan untuk berpartisipasi,

dan kualitas dari komunikasi antara manajemen dan pekerja akan memberikan dampak yang besar

terhadap  budaya keselamatan. Kebijakan yang jelas untuk memastikan kualitas dari prosedur dan

training akan sangat berpengaruh terhadap kecendrungan terjadinya human error.

Pada level berikutnya yang juga sangat berpengaruh terhadap human error adalah line manajemen

yang merupakan perpanjangan tangan dari top manajemen. Meskipun top manajemen sudah

mengambil kebijakan yang tepat namun jika tidak mendapatkan dukungan yang baik dari line

manajemen maka kebijakan tersebut tidak akan efektif, dan hal ini akan mendorong meningkatnya

human error.

Level selanjutnya dalam struktur system produksi adalah merupakan kegiatan yang dilakukan didalam pabrik untuk membuat produk dimana terjadi interaksi antara manusia dan peralatan kerja, seperti

 proses pengoperasian mesin, loading material, pemotongan, pengadukan, dst. Dalam proses teknologi

Page 38: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 38/66

modern yang serba otomatis, aktifitas fisik pekerja akan lebih rendah dari pada menggunakan

teknologi konvensional yang mengandal fisik. Dalam proses teknologi yang modern lebih

mengandalkan keterampilan kognitif pekerja untuk pemencahan masalah, melakukan diagnosis, dan

 pengambilan keputusan dalam proses dan optimasi produksi. Keterlibatan pekerja juga sangat tinggi

dalam proses perawatan dan perbaikan peralatan produksi.

Level terakhir dalam system produksi adalah pertahanan terhadap bahaya yang akan datang.

Pertahanan dapat dilakukan dalam beberapa bentuk seperti pertahanan rekayasa engineering

(emergency shutdown system, release valve, containment, fire extinguisher , dst), pertahanan system

manusia (keahlian dan pengetahuan terhadap bahaya) dan control  administrative seperti ijin kerja,

 prosedur kerja, dst.

Dari lapisan struktur system produksi tersebut dapat dilihat berbagai faktor yang berpotensi

mendorong terjadinya human error yang dapat mengakibatkan terjadi kecelakaan kerja. Secara urutan

rangkaian dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kebijakan yang tidak tepat –> Pelaksanaan yang tidak memadai dari line manajemen –> Kondisi

lingkungan kerja yang kondusif untuk terjadinya kesalahan kerja –>Tindakan yang tidak aman dari

 pekerja –>Pertahanan yang kurang memadai –>Terjadinya kecelakaan akibat human error.

SEMOGA BERMANFAAT

HSP 

Page 39: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 39/66

Manajemen Standar Untuk Menangani Stress Kerja (Work-Related Stress) 

By HSP, 

Apa itu Stress? 

Stress  adalah suatu kondisi yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan,

atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya

dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum

rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stres tidak selalu buruk,

walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi

 peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan

 berupa beban kerja  yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang

menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka. Stres

 bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang

menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres

yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres

hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak

implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan. (Sumber Wikipedia).

Mengapa kita perlu untuk mengatasi stress? 

  Sekitar 1 dari 5 orang mengatakan bahwa mereka mengalami stress atau sangat stress dalam

 pekerjaan mereka.

 

Lebih dari setengah juta orang melaporkan mengalami sakit akibat dari stress pekerjaan.

  Setiap kasus sakit akibat stress kerja mengakibatkan kehilangan 29 hari waktu kerja. Sebanyak

13,4 juta hari total kehilangan waktu kerja pada tahun 2001.

  Kerugian atau biaya yang dikeluarkan untuk penyakit akibat stress kerja berkisar antara £ 37

Miliar – £ 38 Miliar setahun (1995-1996).

(Sumber Health and Safety Executive).

Mengingat demikian besarnya dampak  kerugian yang diakibatkan oleh stress kerja, maka Health and

Safety Executive (HSE) di UK membuat manajemen standar untuk mengatasi atau mengurangi stress

di tempat kerja. Guidance atau manajemen standar yang dikeluarkan oleh HSE mencakup enam (6)

elemen penting dalam mengendalikan stress kerja ditempat kerja. Jika enam elemen tersebut tidak

ditangani dengan baik, maka akan dapat berdampak terhadap kesehatan  pekerja, kesejahteraan pekerja,

 produktivitas kerja, kecelakaan  kerja, kenyamanan bekerja, hubungan kerja, dan lain-lain. Enam

elemen penting yang harus ditangani secara baik dan berkelanjutan adalah sebagai berikut:

1. 

Tuntutan – seperti beban kerja, pola kerja dan lingkungan kerja.

2. 

Kontrol  – berapa banyak pekerja mengatakan bahwa mereka telah melakukan pekerjaanmereka sesuai SOP namun gagal.

3.  Dukungan – seperti dorongan, motivasi, kelengkapan sumber daya.

Page 40: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 40/66

4.  Hubungan  – misalnya mempromosikan  perilaku  positif untuk mencegah konflik terhadap

 perilaku negatif.

5.  Peran/tanggung jawab – apakah para pekerja benar-benar sudah memahami tanggung jawab

mereka didalam organisasi  dan apakah sudah tidak ada konflik tanggung jawab didalam

organisasi.

6.  Perubahan  – apakah setiap perubahan sudah dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh

 pekerja.

Berikut akan kita lihat guideline (manajemen standar) untuk masing-masing elemen agar lebih mudah

untuk diterapkan ditempat kerja.

Elemen 1: Tuntutan

Standar: 

  Pekerja harus mampu menunjukkan bahwa mereka dapat mengatasi tuntutan kerja yang

diberikan kepada mereka.

  Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja.

Kondisi yang harus dicapai: 

  Perusahaan  memberikan beban kerja atau tuntuan kerja yang sesuai atau dapat

dicapai/diselesaikan berdasarkan waktu kerja yang disepakati.

  Tuntutan pekerjaan yang diberikan disesuaikan dengan keterampilan dan kemampuan pekerja.

  Pekerjaan yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan pekerja.

 

Keluhan pekerja terhadap pekerjaan harus dibicarakan penyelesaiannya.

Elemen 2: Kontrol

Standar: 

  Pekerja dapat menunjukkan bahwa mereka mampu menjelaskan cara kerja yang mereka

lakukan.

  Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja.

Kondisi yang harus dicapai: 

 

Pekerja harus mampu mengontrol pekerjaan mereka.

  Perusahaan mendoronga pekerja untuk menggunakan keterampilan dan inisiatip dalam

melakukan pekerjaan mereka.

  Perusahaan mendorong pekerja untuk mengembangkan keterampilan baru untuk membantu

mereka dalam mengahadapi tantangan baru didalam bekerja.

  Perusahaan mendorong pekerja untuk mengembangkan keterampilan mereka.

  Pekerja memiliki otoritas untuk mengambil waktu istirahat.

 

Pekerja dapat berkonsultasi atas pola kerja mereka.Elemen 3: Dukungan

Standar: 

Page 41: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 41/66

  Pekerja dapat menunjukkan bahwa mereka menerima informasi dan dukunganyang memadai

dari atasan dan rekan-rekan kerja mereka.

  Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja.

Kondisi yang harus dicapai: 

  Perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur yang cukup untuk mendukung pekerja.

  Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan manajer untuk mendorong dan mendukung

staff mereka.

  Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan pekerja secara aktif mendorong dan

mendukung rekan-rekan kerja mereka.

  Pekerja mengetahui dukungan apa yang tersedia dan bagaimana untuk mengaksesnya.

  Pekerja mengetahui bagaimana untuk mengakses sumber daya yang diperlukan untuk

melakukan pekerjaan mereka.

  Pekerja menerima umpan balik secara berkala dan konstruktif.

Elemen 4: Hubungan

Standar: 

  Pekerja menunjukkan bahwa mereka tidak mengalami perlakuan yang tidak dapat diterima,

misalnya intimidasi ditempat kerja.

  Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja.

Kondisi yang harus dicapai: 

 

Perusahaan mempromosikan perilaku positip ditempat kerja untuk menghindari konflik dalam

menjamin keadilan.

  Pekerja berbagi informasi yang relevan dengan pekerjaan mereka.

  Perusahaan memiliki kebijakan dan prosedur untuk mencegah perilaku atau perlakuan yang

tidak dapat diterima.

  Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan dan mendorong manajer untuk menangani

 perilaku atau perlakuan tidak dapat diterima.

 

Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan atau mendorong pekerja untuk melaporkan

 perilaku atau perlakuan yang tidak dapat diterima.

Elemen 5: Peran dan Tanggung Jawab

Standar: 

  Pekerja dapat menunjukkan bahwa mereka memahami peran dan tanggung jawab mereka

didalam pekerjaan mereka.

  Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja.

Kondisi yang harus dicapai:   Perusahaan harus memastikan penempatan pekerja pada tempat yang sesuai.

Page 42: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 42/66

  Perusahaan harus memberikan dan menyediakan informasi yang memungkinkan pekerja untuk

memahami peran dan tanggung jawab mereka.

  Perusahaan harus membuat persyaratan yang jelas untuk setiap peran dan tanggung jawab

kerja.

  Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan pekerja untuk menyampaikan setiap konflik

atau masalah yang muncul didalam peran dan tanggung jawab kerja mereka.

Elemen 6: Perubahan

Standar: 

  Pekerja dapat menunjukkan bahwa perusahaan melibatkan mereka didalam melakukan

 perubahan.

  Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja.

Kondisi yang harus dicapai: 

  Perusahaan memberikan kesempatan atau waktu yang cukup kepada pekerja untuk memahami

alasan-alasan perubahan yang diusulkan.

  Perusahaan memberikan kesempatan kepada pekerja untuk berkonsultasi tentang perubahan

dan memberikan kesempatan kepada pekerja untuk memberikan masukkan.

  Pekerja menyadari dampak dari setiap perubahan pekerjaan dan jika perlu pekerja diberikan

training untuk mendukung perubahan tersebut.

  Pekerja mengetahui waktu atau jadual untuk perubahan.

 

Pekerja memiliki akses untuk mendapatkan dukungan yang relevan selama perubahan.

Bagaimana tahapan penerapan guideline penanganan stress ditempat kerja? 

Ada lima (6) tahapan yang harus dilakukan dalam menerapkan standar ini, yaitu:

1.  Menyiapkan organisasi untuk menerapkan manajemen standar penanganan stress ditempat

kerja, seperti komitmen top manajemen untuk mendukung program ini, menyediakan sumber

daya yang cukup dan team yang akan bekerja untuk program ini.

2. 

Melakukan identifikasi faktor-faktor risiko stress ditempat kerja dengan terlebih dahulu

memahami standar penanganan stress ditempat kerja.

3.  Mengumpulkan data-data pekerja yang mengalami stress dan bagaimana hal tersebut dapat

terjadi.

4.  Melakukan evaluasi terhadap data-data stress yang diperoleh dan mencari solusi yang mungkin

dilakukan.

5.  Membuat rencana tindakan atau program penanganan stress dan menerapkan rencana tersebut.

6. 

Melakukan tinjauan ulang dan kajian efektifitas program penanganan stress yang diterapkan.

SEMOGA BERMANFAAT HSP 

Page 43: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 43/66

Faktor-Faktor Pribadi Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan 

by HSP, 

Menurut teori yang dikemukakan oleh Henrich (1931) bahwa kecelakaan kerja terjadi karena adanya

unsafe act dan unsafe condition. Unsafe act atau tindakan tidak aman merujuk pada tindakan atau

 perilaku dari manusia atau  pekerja. Perilaku tidak aman dari pekerja sangat dipengaruhi oleh faktor

 pribadi dari pekerja itu sendri. Menurut Ramsey, ada beberapa faktor pribadi yang mempengaruhi

terjadinya kecelakaan akibat dari unsafe act tersebut. Berikut akan dijelaskan secara ringkas faktor-

faktor pribadi yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja.

1. Pengamatan terhadap bahaya 

Faktor yang pertama adalah kemampuan dari pekerja untuk mengamati ada tidaknya bahaya di tempat

mereka melakukan pekerjaan. Tidak semua pekerja memiliki kemampuan untuk mengetahui adanya

 bahaya di area kerja mereka. Kemampuan untuk mengamati bahaya tersebut sangat tergantung dari

 pengetahuan atau pengalaman pekerja terhadap area atau proses kerja yang mereka lakukan. Pada

umumnya pekerja baru yang belum mendapatkan training  atau pengalaman yang cukup tidak akan

mampu mengamati atau mengidentifikasi bahaya dari pekerjaan yang akan mereka lakukan. Ketidak

mampuan pekerja dalam mengamati atau mengidentifikasi bahaya ditempat kerja merupakan faktor

yang dapat memicu terjadinya kecelakaan kerja.

2. Pengenalan terhadap bahaya 

Setelah pekerja mampu mengamati atau mengidentifikasi adanya  potensi bahaya  ditempat kerja

mereka, maka selanjutnya mereka harus mengenali bahaya tersebut. Banyak pekerja yang mampu

mengidentifikasi bahaya ditempat kerja mereka, akan tetapi tidak mampu mengenali jenis bahaya yang

dapat terjadi. Sebagai contoh sederhana, diarea kerja terdapat solven atau  bahan kimia pelarut, pada

label terdapat simbol hazards  (toxic) dan nama bahan kimia  tersebut. Dari simbol hazard hampir

dipastikan bahwa semua pekerja dapat mengamati bahwa bahan kimia tersebut berbahaya. Namun

tidak semua pekerja dapat mengenali jenis bahaya diceritakan oleh simbol hazard tersebut. Bisa jadi

 beberapa dari pekerja mengenali jenis hazard yang ada secara umum, misalnya beracun, namun secara

detil mereka bisa jadi tidak mengetahui efek racun dan jalur masuk racun dari bahan kimia tersebut.

Dalam hal ini pekerja perlu mendapatkan training yang cukup untuk mengenali jenis bahaya ditempat

kerja mereka masing-masing. Ketidak mampuan pekerja dalam mengenali jenis bahaya yang mereka

hadapi akan dapat menimbulkan kecelakaan yang lebih fatal.

3. Keputusan untuk menghindar

Meskipun pekerja sudah dapat mengamati dan mengenali bahaya, kecelakan masih bisa terjadi jika

 pekerja tidak mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Kemampuan

untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menghindari terjadinya kecelakaan sangat dipengaruhioleh culture, iklim dan perilaku keselamatan. Jika  budaya, iklim dan  perilaku keselamatan  yang

 berkembang didalam organisasi  merupakan budaya, iklim dan perilaku berisiko maka pekerja akan

Page 44: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 44/66

cendrung untuk mengambil risiko  dari pada menghindari risiko. Apalagi mereka sudah melakukan

 pekerjaan tersebut berulang-ulang dan tidak pernah terjadi kecelakaan atau adanya perasaan macho,

takut dikatakan banci dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan pekerja mengambil keputusan

untuk tidak menghindari potensi bahaya yang dapat terjadi. Kesadaran akan besarnya kerugian yang

dapat ditimbulkan dari bahaya yang ada akan sangat menentukan keputusan yang diambil.

4. Kemampuan menghindar

Faktor yang terakhir yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan adalah kemampuan untuk

menghindari dari bahaya yang sudah diidentifikasi, dikenali dan diputuskan untuk dihindari. Pekerja

 bisa saja sudah memutuskan untuk menghindar dari potensi kecelakaan yang bisa terjadi, namun

kecelakaan akan bisa dihindari jika pekerja tersebut mampu menghindari bahaya atau risiko tersebut

dengan tepat, mengetahui cara menghindari bahaya atau mengetahui cara melakukan pekerjaan dengan

aman. Kemampuan menghindar akan terlihat dari perilaku yang aman dari pekerja tersebut dalam

melakukan pekerjaannya. Kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan secara fisik untuk

menghindari bahaya dan kemampuan secara skill untuk menghindari bahaya. Kedua kemampuan

tersebut harus dimiliki pekerja agar dapat menghindari bahaya yang terdapat diarea kerja mereka.

Menghindari bahaya sebelum terjadi kecelakaan dengan berprilaku aman dalam bekerja dan

menghindari bahaya pada saat terjadi kecelakaan dengan mengetahui cara penanganan bahaya atau

keadaan darurat.

Keempat faktor-faktor pribadi yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan  tersebut bisa

diperbaiki dengan cara memberikan pelatihan dan edukasi kepada pekerja, sehingga para pekerja

mampu mengidentifikasi bahaya, mengenali bahaya, mengambil keputusan yang tepat untuk

menghindari bahaya dan mampu menghindari bahaya tersebut dengan cara berperilaku aman dalam

 pekerjaan mereka.

SEMOGA BERMANFAAT

HSP 

Page 45: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 45/66

Ijin Masuk Confined Space 

 by HSP, 

Masuk kedalam confined space harus melalui proses prosedur ijin masuk yang dikenal dengan

Confined Space  Entry Permit (ijin masuk confined space). Ijin masuk confined space adalah suatu

dokumen untuk mengontrol personel yang akan masuk kedalam confined space dengan tujuan

kehatian-hatian agar tidak terjadi kecelakaan.Suratijin ini harus ditanda tangani oleh personel yang

 berwenang. Tapi jangan salah diartikan bahwa dengan adanya surat ijin masuk confined space maka

kecelakaan tidak akan terjadi, jadi surat ijin masuk confined space bukan merupakan jaminan bahwa

 pekerjaan akan aman (safe), surat ijin masuk confined space merupakan bagian dari prosedur

keselamatan bekerja di confined space. Biasanya juga diperlukan ijin kerja panas atau ijin kerja dingin

yang menyertai ijin masuk confined space.Secara umum isi dari dokumen ijin masuk confined space adalah sbb:

  location of work; 

  description of work; 

  names of entrants and standby attendants; 

   permit validity period; 

   process and electrical isolation information; 

  gas test results with gas tester ’s name and signature; 

  information on the remaining hazards; 

   precautions to be undertaken; 

  rescue procedures; 

  approval by the Issuing Authority; 

  acceptance by the Performing Authority; 

  confirmation on completion of work; 

  entry cancellation and permit withdrawal. 

Keuntungan atau kegunaan dari surat ijin masuk confined space adalah sbb:

  Sebelum masuk:

o  Memastikan bahwa otorisasi yang tepat telah diperoleh

Page 46: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 46/66

o  Memastikan bahwa manajemen mengetahui semua yang masuk ke confined space

o  Untuk mengecek bahwa tempat pekerjaan sudah aman sebelum memulai pekerjaan

o  Mendapatkan informasi tentang potensi bahaya yang didalamnya

Memastikan bahwa tidak ada pekerjaan diluar yang dapat mempengaruhi orang yang

 bekerja didalam confined space

  Sedang didalam:

o  Memastikan bahwa pekerjan dimulai dan dilakukan dengan aman

o  Mencegah masuknya orang yang tidak berkepentingan

  Setelah keluar:

Melarang orang untuk masuk setelah periode waktu yang ditentukan atau diijinkan

Sebelum menberikan ijin masuk confined space, sebaiknya diajukan pertanyaan berikut terlebih

dahulu:

  Bisakah confined space tersebut dimodifikasi menjadi tidak confined space sehingga tidak

 perlu ijin masuk confined space.

  Bisakah pekerjaan dilakukan dari luar (tidak perlu masuk) sehingga tidak perlu ijin masuk

confined space.

Jika jawabanya bisa, maka lakukan risk assessment dan lakukan pekerjaan tanpa perlu masuk dan ijin

masuk confined space. Namun jika jawabannya tidak, maka lakukan risk  assessment confined space

dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

 

Apa isi confined space sebelumnya.

  Residu yang masih tersisa di dalamnya.

  Konsentrasi oksigen.

  Dimensi ruang, dan alat-alat yang ada didalamnya

  Bahan kimia yang akan digunakan didalamnya

  Sumber nyala

  Isolasi dan kemungkinan masuknya bahan kimia lainnya

 

Ruang untuk bernapas

Untuk keselamatan bekerja di dalam confined space maka surat ijin masuk harus ditanda tangani oleh

 personel yang berkompeten, dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

  Memindahkan semua bahan berbahaya jika memungkinkan.

  Pengawasan pekerjaan harus dilakukan oleh personel yang berkompeten.

  Sistem komunikasi dengan pihak luar.

  Pengujian udara atau gas

 

Purging dan ventilasi  Penghilangan residu bahan kimia sebelumnya

  Isolasi

Page 47: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 47/66

  Peralatan yang sesuai

  Suplai gas/udara (dengan pipa, selang dan selinder)

  Pintu masuk dan keluar

  Pencahayaan

  Pencegahan kebakaran 

  Listrik statis 

  Prosedur emergency

  Batas / lama waktu kerja

Merokok didalam ruang confined space tidak diperbolehkan, dan ini betul-betul harus diawasi karena

 banyak pekerja yang tidak mengindahkan hal ini.

Jika alternatif yang aman untuk bekerja dalam confined space tidak dapat ditemukan, langkah-langkah

 berikut harus dilakukan sebelum masuk:

1.  Siapkan surat ijin masuk dan instruksi-instruksi yang diperlukan sebelum masuk.

2.  Lakuan purging, flushing dan pemindahan residu-residu bahan kimia yang ada didalamnya.

3.  Isolasi confined space dan hilangkan semua energi-energi yang tersimpan didalamnya

(misalnya tekanan, panas, dsb).

4. 

Siapkan ventilasi

5.  Lakukan pengujian udara didalamnya dengan gas detector

6.  Lakukan pengecekan bahwa semua bahan berbahaya sudah dikontrol atau diminimalkan.

7. 

Pastikan bahwa surat ijin masuk telah diisi dengan lengkap dan ditanda tangani oleh personel

yang berwenang.

Bagi personel yang akan bekerja didalam confined space, ada beberapa hal yang harus diperhatikan

atau dipersiapkan sebelum masuk, yaitu:

  Penerangan dengan lampu yang aman dan tegangan rendah

  Peralatan listrik  yang dilengkapi dengan grounding 

  Integritas selang oxy-acetylene dan kabel listrik

 

Peralatan komunikasi

  Peralatan dan bantuan keselamatan

  Safety sign dan tanda pembatas

Ruang confined space pada umumnya memiliki pencahayaan terbatas sehingga memerlukan

 penerangan yang cukup selama bekerja. Untuk penerangan tersebut diperlukan sumber cahaya sperti

lampu. Namun sumber cahaya atau lampu yang digunakan harus aman, terutama jika ruang confined

space mengandung  bahan mudah terbakar , karena sedikit saja percikan api dari lampu atau sumber

cahaya yang digunakan dapat menimbulkan kebakaran bahkan ledakan. Maka sangat disarankan untukmenggunakan lampu yang explosion proof atau senter yang tidak menggunakan listrik. Pilihan lain

adalah menggunakan lightsticks, yang aman digunakan didekat bahan-bahan yang flammable atau

Page 48: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 48/66

mudah terbakar. Bisa juga menggunakan droplight yang vapour-proof, explosion proof dan dilengkapi

dengan ground fault circuit interupters (GFCIs).

Beberapa kesalahan yang sering terjadi adalah:

  Gagal dalam mengidentifikasi confined space (tidak bisa menentukan mana confined space dan

mana bukan confined space).

  Gagal dalam mengisolasi vesel

  Gagal dalam mengisolasi peralatan internal, seperti mixer.

  Gagal dalam memeriksa kelengkapan isolasi

  Terpapar bahan explosive, beracun atau asphyxiating

  Terpapar bahan berbahaya

  Ketidak mampuan untuk keluar dengan cepat dalam keadaan darurat.

  Gagal mengurangi risiko dari aktivitas luar confined space

SEMOGA BERMANFAAT

HSP 

Page 49: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 49/66

Sekilas Tentang Global Harmonize System (GHS) 

by HSP – Penulis: Ismail. A 

Global Harmonize System atau disingkat GHS cukup ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Soalnya

menteri perindustrian telah mengeluarkan keputusan no 87/M-IND/PER/9/2009 tentang sistem

harmonisasi global klasifikasi dan label pada bahan kimia. Menurut peraturan manteri ini semua bahan

kima yang dipasarkan di Indonesia wajib mengikuti klasifikasi dan label yang ditetapkan oleh sistem

GHS. Maksudnya adalah semua bahan kimia harus memiliki Material Safety Data Sheet (MSDS) atau

dalam peraturan ini disebut Lembar Data Keselamatan Bahan  (LDKB) yang mengacu pada sistem

 pengklasifikasian yang ditetapkan oleh sistem GHS. Demikian pula halnya dengan label bahan kimia

harus mengacu pada sistem GHS yang sama.

Apa itu GHS? 

GHS adalah sistem pengklasifikasian keselamatan bahan kimia yang dikeluarkan oleh United Nation.

Sampai saat ini UN telah melakukan 3 kali revisi terhadap sistem GHS yang dikeluarkan, sistem GHS

yang dikeluarkan dikenal dengan Purple Book.

Kenapa perlu GHS? 

UN mecoba untuk  menyamakan klasifikasi bahan kimia diseluruh dunia. Karena selama ini masing-

masing negara memiliki klasifikasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, suatu bahan kimia

dikategorikan bersifat high toxic disuatu negara akan tetapi dinegara lain bisa jadi bersifat low toxic,

atau suatu produk dikategorikan bersifat flammable disuatu negara dan tidak bersifat flammable

dinegara lain. Dampaknya adalah, negara-negara yang mengklasifikasikan produk tersebut sebagai

high toxic atau flammable akan membuat berbagai peraturan untuk mengontrol produk tersebut,

sementara negara yang mengkategorikan produk tersebut low toxic / tidak flammable akan

membiarkan penjualan secara bebas tanpa kontrol. Hal ini juga akan menyulitkan negara pengimpor

atau pengekspor bahan kimia karena berbedanya klasifikasi bahan kimia antara negara pengekspor dan

 pengimpor. Perbedaan ini juga berdampak pada MSDS  dan sistem pelabelan bahan kimia tersebut

yang nantinya akan menyulitkan negara pengimpor karena mereka harus merevisi MSDS dan

melakukan pelabelan ulang sesuai dengan klasifikasi yang mereka miliki. Berdasarkan hal ini UN

menguarkan sistem GHS untuk memudahkan dunia industri  dalam melakukan perdagangan bahan

kimia dan juga untuk melindungi lingkungan dan manusia dari dampak   penggunaan bahan kimia.

Didalam purple book disebut bahwa tujuan dari GHS adalah sebagai berikut:

  Untuk lebih meningkatkan  perlindungan  terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dengan

menyediakan sistem yang lebih komprehensif secara internasional untuk mengkomunikasikan

 bahaya bahan kimia.

 

Menyediakan framwork untuk negara-negara yang belum memiliki sistem klasifikasi dan label bahan kimia.

  Mengurangi kebutuhan akan pengujian dan evaluasi bahan kimia.

Page 50: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 50/66

  Memfasilitasi perdagangan internasional bahan kimia dimana bahaya bahan kimia tersebut

sudah dikaji dan diidentifikasi dengan basis internasional.

Apa saja ruang lingkup GHS? 

Didalam purple book dinyatakan bahwa ada dua elemen ruang lingkup GHS, yaitu:

  Kriteria yang harmonis untuk klasifikasi bahan kimia tunggal dan campuran sesuai dengan

 bahaya kesehatan, lingkungan dan fisik bahan kimia tersebut.

  Elemen komunikasi bahaya yang harmonis, termasuk persyaratan untuk label dan safety data

sheet.

Ada beberapa jenis produk kimia yang tidak termasuk dalam ruang lingkup ini, yaitu farmasi, additif

untuk bahan makanan, kosmetik, dan residu pestisida didalam bahan makanan.

Bagaimana mengaplikasikan GHS? 

Untuk mengaplikasikan GHS di Indonesia tentu saja mengacu pada peraturan menteri perindustrian

nomor 87/M-IND/PER/9/2009. Disana sudah ditetapkan format LDKB atau MSDS dan persyaratan

untuk label. Namun untuk klasifikasi bahan kimia mengacu pada purple book revisi 2, hal ini

disebutkan dalam keputusan dirjen industri Agro dan Kimia kementerian perindustrian no

21/IAK/PER/4/2010 tentang petunjuk teknis penerapan sistem harmonisasi global klasifikasi dan

 pelabelan bahan kimia. Namun dalam petunjuk ini tidak disebutkan tentang teknis building blok yang

harus diadopsi, ini berarti Indonesia mengadopsi 100% building blok yang ditetapkan pada purple

 book revisi 2. Berdasarkan peraturan menteri perindustrian tersebut diatas, sistem GHS untuk kimia

tunggal sudah mulai berlaku sejak bulan Maret 2010 sementara untuk bahan kimia campuran masih

 bersifat sukarela dalam penerapannya, dan mulai berlaku efektif untuk bahan kimia campuran pada

awal tahun 2014.

Untuk mengklasifikasikan bahan kimia sesuai dengan klasifikasi GHS diperlukan training  dan

keahlian khusus. Meskipun didalam purple book sudah dijelaskan secara rinci bagaimana cara

melakukan klasifikasi setiap bahaya bahan kimia tersebut, namun diperlukan keahlian dan

 pengetahuan yang baik tentang bahan kimia dan bahayanya dalam melakukan klasifikasi tersebut agar

tidak terjadi kekeliruan. Menurut peraturan menteri perindustrian tentang GHS, semua bahan kimia

harus diklasifikasikan berdasarkan kriteria bahaya GHS yang terdiri dari bahaya fisik, bahaya terhadap

kesehatan dan bahaya terhadap lingkungan akuatik. Bahaya fisik misalnya eksplosive, gas mudah

menyala, cairan pengoksidasi, korosif pada logam, dan lain-lain. Bahaya terhadap kesehatan misalnya

toksisitas akut, korosi/iritasi kulit, karsinogenisitas, dan lain-lain.

Dan setiap bahan kimia tersebut juga harus diberi label sesuai dengan GHS yang ditetapkan, dimana

label tersebut harus mengandung unsur penanda produk, piktogram bahaya, kata sinyal, pernyataan

 bahaya, identifikasi produsen dan pernyataan kehati-hatian. Label tersebut juga harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, tidak mudah lepas dari kemasannya dan tidak mudah luntur karena

Page 51: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 51/66

 pengaruh sinar, udara  atau lainnya. Piktogram yang digunakan juga harus sesuai dengan peraturan

GHS yang terdapat pada lampiran I dari peraturan menteri tentang GHS.

Bahan kimia juga harus dilengkapi dengan MSDS (LDKB), didalam peraturan menteri tentang GHS

 bahwa MSDS dan Label wajib berbahasa Indonesia. Informasi yang terkandung didalam GHS adalah

informasi bahaya fisik, bahaya terhadap kesehatan dan bahaya terhadap lingkungan akuatik yang

sudah diklasifikasikan sesuai dengan kriteria bahaya GHS, dan informasi lainnya sesuai dengan format

yang sudah ditetapkan. Format MSDS/LDKB sesuai dengan peraturan menteri tentang GHS (lampiran

II) terdiri dari 16 section, yaitu:

1.  Identifikasi senyawa (Tunggal atau Campuran)

2. 

Identifikasi bahaya 

3. 

Komposisi/Informasi tentang bahanpenyusun senyawa tunggal

4.  Tindakan pertolongan pertama

5.  Tindakan pemadaman kebakaran 

6.  Tindakan penanggulangan jika terjadi kebocoran

7.  Penanganan dan penyimpanan

8.  Kontrol paparan/perlindungan diri 

9. 

Sifat fisika dan kimia

10. Stabilitas dan Reaktifitas 

11. Informasi Toksikologi 

12. 

Informasi Ekologi

13. 

Pertimbangan pembuangan / pemusnahan

14. Informasi transportasi

15. Informasi yang berkaitan dengan regulasi

16. Informasi lain termasuk informasi yang diperlukan dalam pembuatan dan revisi SDS.

Sebaiknya mulai dari sekarang anda menyesuaikan MSDS/LDKB bahan kimia yang anda produksi

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh peraturan menteri perindustrian tersebut diatas. Jika

anda membeli bahan kimia dari pemasok bahan kimia, maka sebaiknya anda meminta MSDS/LDKB

yang sudah mengikuti GHS.

SEMOGA BERMANFAAT!

HSP Team.

Page 52: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 52/66

Mengenal Debu (Dust) dan Pengendaliannya (Dust Control) 

 by HSP, 

Debu atau Dust adalah partikel padat yang berukuran sangat kecil yang dibawa oleh udara. Partikel-

 partikel kecil ini dibentuk oleh suatu proses disintegrasi atau fraktur seperti penggilingan,

 penghancuran atau pemukulan terhadap benda padat. Mine Safety and Health Administration (MSHA)

mendefinisikan debu sebagai padatan halus yang tersuspensi diudara (airbone) yang tidak mengalami

 perubahan secara kimia ataupun fisika dari bahan padatan aslinya.

Ukuran partikel debu yang dihasilkan dari suatu proses sangatlah bervariasi, mulai dari yang tidak bisa

terlihat dengan mata telanjang sampai pada ukuran yang terlihat dengan mata telanjang. Ukuran

 partikel yang besar akan tertinggal pada permukaan benda atau turun kebawah (menetap sementara

diudara) dan ukuran partikel yang kecil akan terbang atau tersuspensi diudara. Debu umumnya dalam

ukuran micron, sebagai pembanding ukuran rambut adalah 50-70 micron.

Jenis industri yang menghasilkan debu dan banyak mencemari lingkungan atau udara adalah seperti

konstruksi, agrikultur dan pertambangan. Didalam proses manufaktur, debu juga dapat dihasilkan dari

 berbagai aktifitas seperti crushing, grinding, abrasion dan lain-lain. Banyaknya debu yang dihasilkan

oleh aktifitas industri sangat tergantung kepada jenis proses dan bahan yang digunakan atau diproses.

Debu fibrogenic seperti Kristal silica (free crystalline silica – FCS) atau asbestos adalah jenis debu

yang sangat beracun dan jika masuk kedalam paru-paru dapat merusak paru-paru dan mempengaruhi

fungsi atau kerja paru-paru.

 Nuisance dust atau inert dust dapat didefinisikan sebagai debu yang mengandung kurang dari 1%

quartz (kuarsa). Karena kandungan silica yang rendah, nuisance dust hanya sedikit mempengaruhi

kesehatan paru-paru dan dapat disembuhkan jika terhirup. Akan tetapi jika konsentrasi nuisance dust

sangat tinggi diudara area kerja maka dapat mengurangi penglihatan dan bisa menyebabkan masuk

kedalam mata, telingga dan tenggorokan sehingga timbul rasa tidak nyaman dan juga bisa

menyebabkan luka pada kulit atau mucous membrane baik karena aksi kimiawi atau mekanik. Dari

sisi occupational health, debu diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:

 

Respirable Dust 

  Inhalable Dust 

  Total Dust 

Respirable dust adalah debu atau partikel yang cukup kecil yang dapat masuk kedalam hidung sampai

 pada sistem pernapasan bagian atas dan masuk kedalam paru-paru bagian dalam. Partikel yang masuk

kebagian paru-paru bagian dalam atau sistem pernapasan bagian dalam secara umum tidak bisa

dikeluarkan oleh sistem mekanisme tubuh secara alami (cilia dan mucous) maka akibatnya partikel

tersebut akan tinggal selama-lamanya didalam paru-paru.MSHA mendefinisikan respirable dust sebagai fraksi dari airbone dust yang lolos dari alat saring

ukuran partikel dengan karakteristik sebagai berikut:

Page 53: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 53/66

Aerodynamic diameter, Mikron

(unit density spheres)

Percent passing selector

2.0

2.5

3.55.0

10.

90

75

5025

0.0

EPA  menggambarkan inhalable dust sebagai debu yang bisa masuk kedalam tubuh akan tetapi

terperangkap atau tertahan di hidung, tenggorokkanm atau sistem pernapasan bagian atas, ukuran

inhalable dust berdiameter kira-kira 10 mikron.

Total dust adalah semua airborne partikel tanpa mempertimbangkan ukuran dan komposisinya.

Pelepasan debu secara berlebihan keudara dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan juga masalah

di industri tersebut, beberapa gangguan dan masalah tersebut diantaranya adalah:

  Bahaya kesehatan

  Penyakit pernapasan ditempat kerja

  Iritasi pada mata, telinga, hidung dan tenggorokkan

  Iritasi pada kulit

  Risiko dust explosion dan kebakaran 

  Merusak peralatan

  Mengganggu penglihatan

  Bau yang tidak enak

  Masalah bagi komunitas sekitar pabrik

Perhatian terbesar adalah efek kesehatan  pada  pekerja  karena mereka terpapar secara berlebihan

terhadap debu yang membahayakan. Oleh karena itu untuk mengevaluasi tingkat bahaya kesehatan

ditempat kerja, American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) telah

mengadopsi sejumlah standar threshold limit values (TLV’s) atau nilai  ambang batas (NAB). Nilai

TLV digunakan sebagai pentunjuk atau guidance untuk mengevaluasi bahaya kesehatan. Nilai TLV

(NAB) adalah nilai batas paparan selama 8 jam kerja dimana tidak ada efek kesehatan yang

ditimbulkan. MSHA menggunakan nilai TLV untuk mengevaluasi kesehatan.

Tidak semua debu memberikan dampak   kesehatan dengan level yang sama, hal tersebut tergantung

 pada faktor-faktor berikut:

  Komposisi debu

o  Kimia

Mineral

o  Konsentrasi debu

  Berdasarkan berat: mg dust /m3 udara

Page 54: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 54/66

  Berdasarkan jumlah: jutaan partikel/cubic foot udara

  Ukuran dan bentuk partikel

  Distribusi ukuran partikel didalam rentang ukuran respirable

 

Fiberous atau spherical

  Lama paparan

Paparan yang berlebihan atau waktu yang lama terhadap respirable dust yang berbahaya (harmful)

dapat menyebabkan penyakit pernapasan yang disebut pneumoconiosis. Penyakit ini disebabkan oleh

terkumpulnya atau menumpuknya debu mineral didalam paru-paru dan merusak jaringan paru-paru.

Pneumoconiosis adalah nama umum dari penyakit paru-paru yang disebabkan oleh debu. Beberapa

 jenis penyakit pneumoconiosis adalah:

  Silicosis – Silicosis adalah pneumoconiosis yang disebabkan oleh debu kuarsa atau silca.

Kondisi paru-paru ditandai dengan nodular fibrosis (parut pada jaringan paru-paru),

mengakibatkan sesak napas. Silikosis adalah penyakit yang irreversible atau tidak bisa

disembuhkan, bahkan tahapan lanjut bersifat progresive meskipun sudah tidak terpapar lagi.

  Black Lung (Paru Hitam) – paru hitam adalah bentuk pneumokoniosis yang disebabkan oleh

 penumpukan debu batubara didalam paru-paru yang membuat jaringan paru-paru menjadi

gelap atau hitam. Penyakit ini juga bersifat progresif. Meskipun nama penyakit ini banyak

dikenal sebagai penyakit paru hitam, namun nama resminya adalah pneumokoniosis pekerja

 batubara (coal worker’s pneumoconiosis (CWP)).

 

Asbestosis – Asbestosis adalah suatu bentuk pneumokoniosis yang disebabkan oleh serat

asbes. Dan penyakit ini juga bersifat irreversibel.

Pengendalian debu (dust control) adalah proses pengurangan emisi debu dengan menggunakan

 prinsip-prinsip enjineering. Sistem kontrol yang dirancang dengan baik, dirawat dengan baik dan

dioperasikan dengan baik akan dapat mengurangi emisi debu sehingga mengurangi paparan debu

 berbahaya bagi pekerja. Pengendalian debu juga dapat mengurangi kerusakkan mesin, perawatan dan

downtime, peneglihatan yang baik (bersih) dan meningkatkan moral dan semangat kerja para pekerja.

Ada tiga sistem pengendalian paparan debu terhadap pekerja, yaitu:

  Pencegahan

  Sistem kontrol

  Dilusi atau isolasi.

Pencegahan  – Pepatah mengatakan ” mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan

terjadinya debu di area kerja juga dapat diterapkan. Meskipun dalam proses produksi yang massal,

dimana bahan baku atau produk yang digunakan menghasilkan debu, maka tentu saja sistem

 pencegahan hampir tidak mungkin dilakukan. Namun jika proses tersebut dirancang secara baik untukmemenimalkan debu, misalnya dengan menggunakan sistem penanganan yang tidak menimbulkan

debu, maka emisi debu dapat dikurangi.

Page 55: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 55/66

Sistem Kontrol  – Setelah semua usaha pencegahan dilakukan secara maksimal, dan jika masih

terdapat debu dari proses tersebut, maka barulah dilakukan pengendalian atau pengontrolan terhadap

debu tersebut. Beberapa teknik pengendalian yang dapat dilakukan adalah seperti dust collection

systems, sistem pwet dust suppression systems, and airborne dust capture through water sprays.

  Dust Collection Systems  – menggunakan prinsip ventilasi untuk menangkap debu dari

sumbernya. Debu disedot dari udara dengan menggunakan pompa dan dialirkan kedalam dust

collector, kemudian udara bersih dialirkan keluar.

  Wet Dust Suppression Systems – menggunakan cairan (yang banyak digunakan adalah air,

tapi bisa juga  bahan kimia  yang bisa mengikat debu) untuk membasahi bahan yang bisa

menghasilkan debu tersebut sehingga bahan tersebut tidak cenderung menghasilkan debu.

  Airborne Dust Capture Through Water Sprays – menyemprot debu-debu yang timbul pada

saat proses dengan menggunakan air atau bahan kimia pengikat, semprotan harus membentuk

 partikel cairan yang kecil (droplet) sehingga bisa menyebar diudara dan mengikat debu yang

 berterbangan membentuk agglomerates sehingga turun kebawah.

Dilution Ventilation  – teknik ini adalah untuk mengurangi konsentrasi debu yang ada di udara

dengan mendilusi udara berdebu dengan udara tidak berdebu atau bersih. Secara umum sistem ini

masih kurang baik untuk kesehatan karena debu pada dasarnya masih terdapat diudara, akan tetapi

sistem ini bisa digunakan jika sistem lain tidak diijinkan untuk digunakan.

Isolation  – teknik ini adalah dengan cara memisahkan pekerja dengan udara yang terkontaminasi,

 pemisahan bisa dilakukan dengan mengisolasi pekerja kemudian di suplai dengan udara bersih dari

luar. Contoh Supplier air system.

To be continued……….

SEMOGA BERMANFAAT

BY HSP 

Page 56: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 56/66

Safety Harus Melalui Pendekatan Sistem 

 By HSP – Penulis: Ismail. A 

Saya menemukan banyak sekali laporan kecelakan dan tindakan pencegahan yang direkomendasikan

yang bersifat lokal, sempit dan tidak menyeluruh. Pendekatan yang dilakukan adalah kasus perkasus

dan solusi yang direkomendasikan juga kasus per kasus. Sebagai contoh kecelakaan yang terjadi pada

salah seorang  pekerja  yang terkena  bahan kimia  bersifat korosif sehingga menyebabkan luka bakar

 pada tanggannya. Kemudian didalam laporan kecelakaan  dijelaskan bahwa  penyebab  kecelakaan

adalah karena tidak tersedianya alat penuang bahan baku kedalam tangki pengaduk sehingga bahan

 baku harus dituang secara manual kedalam tangki. Dan rekomendasi yang diberikan adalah

menyediakan alat penuang atau pompa untuk memasukkan bahan baku kedalam tangki pengaduk.

Pendekatan yang sangat sederhana dan sempit sehingga temuan penyebab dan rekomendasi

 pencegahan kecelakaan juga sangat sederhana dan sempit. Apakah rekomendasi pencegahan

kecelakaan yang sederhana ini akan bisa mencegah kecelakaan yang sama dikemudian hari?, ya

mungkin saja bisa, akan tetapi tidak akan berkelanjutan, pada suatu saat nanti kecelakaan yang sama

ditempat yang sama bisa terjadi lagi, karena pendekatan analisis kecelakaan dan rekomendasi yang

diberikan tidak menyeluruh, dan bisa saja tidak menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya.

Untuk memperoleh solusi yang berkelanjutan diperlukan pendekatan yang lebih menyeluruh dalam

melakukan analisis kecelakaan. Pendekatan menyeluruh adalah pendekatan secara sistem. Yang

dimaksud dengan pendekatan sistem adalah pendekatan terhadap semua faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Menurut berbagai teori dan hasil penelitian, ada tiga faktor

utama penyebab kecelakaan kerja yaitu (1) Faktor Manajemen (2) Faktor Lingkungan Kerja dan (3)

Faktor Pekerja. Faktor manajemen adalah hal-hal yang berkaitan dengan sistem manajemen  dan

organisasi  seperti diskripsi pekerjaan dan tanggung jawab, pengawasan, sistem pelaporan, prosedur

kerja,  program  training  dan seterusnya. Faktor lingkungan kerja meliputi mesin-mesin  produksi,

 peralatan kerja, ala-alat bantu kerja, tata letak atau alur proses produksi, alat-alat keselamatan,

 pencahayaan, ventilasi, kebersihan dan seterusnya. Faktor pekerja meliputi kompetensi, keahlian,

kedisiplinan, kepedulian dan  perilaku  pekerja. Dalam melakukan analisis terhadap kecelakaan atau

 potensi terjadinya kecelakaan kerja harus memperhatikan ketiga faktor utama kecelakaan kerja

tersebut.

Page 57: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 57/66

ANALISA ROOT CAUSE PENYEBAB KECELAKAAN 

 by HSP, 

 Author: Ismail A. 

Alasan yang mendasari dilakukan analisa dan pelaporan penyebab kejadian kecelakaan  adalah agar

dapat diidentifikasi tindakan perbaikan yang memadai untuk mencegah terjadinya kembali kecelakaan 

tersebut dan dengan demikian dapat melindungi kesehatan  dan keselamatan  publik,  pekerja, dan

lingkungan. Setiap analisa akar penyebab (root cause) dan proses pelaporan dari suatu kejadian

kecelakaan harus mencakup lima tahapan. Meskipun mungkin ada beberapa proses yang tumpang

tindih antara fase yang satu dengan fase yang lainnya. Berikut dijelaskan secara ringkas lima tahapan

analisis root cause dari suatu kecelakaan:

Tahap I. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah tahapan yang sangat penting untuk memulai analisis akar penyebab kejadian

kecelakaan. Pengumpulan data harus segera dilakukan setelah terjadinya kecelakaan untuk

memastikan tidak ada data yang hilang segera setelah terjadinya identifikasi untuk memastikan bahwa

data tidak hilang. Tanpa mengorbankan keselamatan atau pemulihan, data harus dikumpulkan bahkan

selama terjadinya kecelakaan atau incident. Informasi yang harus dikumpulkan terdiri dari kondisi

sebelum, selama, dan setelah terjadinya; personil yang terlibat (termasuk tindakan yang diambil);

faktor lingkungan, dan informasi lain yang memiliki relevansi dengan kejadian kecelakaan tersebut.

Tahap II. Penilaian

Setiap metode analisa root cause yang digunakan pasti melalui tahapan berikut:

1. 

Mengidentifikasi masalah

2.  Menentukan pentingnya masalah

3.  Mengidentifikasi penyebab (kondisi atau tindakan) sesegera mungkin baik sebelum dan sekitar

kejadian.

4.  Mengidentifikasi alasan mengapa penyebab pada langkah sebelumnya ada, dan menganalisa

akar pemyebabnya (alasan yang mendasar dan jika diperbaiki akan mencegah terulangnya

kejadian yang sama atau serupa diseluruh fasilitas perusahaan).

Tahap III. Tindakan korektif

Melaksanakan tindakan-tindakan korektif berdasarkan rekomendasi tahapan sebelumnya secara efektif

untuk mengurangi penyebab dari setiap kemungkinan terulangnya kejadian kecelakaan dan

meningkatkan kehandalan sistem keselamatan dan keamanan. Penting untuk diketahui dalam

merencanakan tindakan korektif harus berdasarkan hasil analisis root cause yang telah dilakukan pada

tahapan sebelumnya. Tindakan korektif hendaklah mempertimbangkan tiga faktor utama penyebab

kecelakaan yaitu: Working Condition, Sistem Management dan Human Factor.Penyebab dasar kecelakaan dapat dikelompokan pada tiga kelompok yang saling berhubungan, yaitu

(Heinrich, 1980):

Page 58: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 58/66

1.  Kebijakan dan keputusan manajemen.

2.  Faktor personal (pekerja)

3.  Faktor lingkungan.

Kelompok pertama adalah kebijakan dan keputusan manajemen, misalnya adalah target  produksi dan

keselamatan; prosedur kerja; pencatatan; penugasan tanggung jawab dan otoritas, dan kepercayaaan;

 pemilihan karyawan, pelatihan, penempatan, pengawasan dan pengarahan; prosedur

komunikasi; prosedur inspeksi; peralatan, suplai, dan disain fasilitas, pembelian dan perawatan;

 prosedur pekerjaan standar dan darurat; dan kebersihan dan kerapian.

Kelompok kedua adalah faktor personal atau pekerja, misalnya adalah motivasi; keadaan fisik dan

mental; waktu reaksi; kepedulian pribadi.

Kelompok ketiga adalah faktor lingkungan, misalnya adalah temperatur; tekanan; kelembaban; debu;

gas; uap; aliran udara; kebisingan; pencahayaan; kondisi alami lingkungan (permukaan yang licin,

hambatan, penopang yang tidak baik, benda berbahaya).

Tahap IV. Menginformasikan

Tahapan ini sangat penting untuk membantu pelaksanaan tindakan korektif guna mencegah

terulangnya kecelakaan. Hasil analisis penyebab kecelakaan harus dikomunikasikan dan

diinformasikan kepada semua stakeholder seperti pekerja, supervisor dan line manajemen. Sangat

disarankan untuk menjelaskan kepada pekerja yang berhubungan dengan proses terjadinya kecelakan

dan proses serupa secara detil baik melalui daily meeting, news letter, papan informasi dll. Informasi

harus meliputi penyebab dan proses terjadinya kecelakaan serta tindakan korektif yang akan dilakukan

dan penekanan terhadap keterlibatan mereka dalam mencegah terjadinya kecelakaan serupa dimasa

mendatang.

Tahap V. Tindak lanjut

Tindak lanjut termasuk menentukan apakah tindakan perbaikan telah efektif dalam

memecahkan masalah. Kajian efektivitas sangat penting untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan

yang telah ditetapkan dapat mencegah kejadian tersebut terulang kembali..

Keterlibatan manajemen dan alokasi sumber daya yang memadai sangat penting untuk mensukses

 pelaksanaan tahapan analisa root cause tersebut diatas.

SEMOGA BERMANFAAT

HSP

Page 59: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 59/66

 

Senyawa Organik Mudah Menguap (Volatile Organic Compound) 

 HSP, Sep 2011 , Penulis: Ismail. A

Voltile Organic Compound atau lebih dikenal dengan singkatan VOC adalah senyawa yang

mengandung karbon yang menguap pada tekanan dan temperatur tertentu atau memiliki tekanan uap

yang tinggi pada temperature ruang. VOC yang paling umum dikenal adalah pelarut (solvents), VOC

 jenis lainnya seperti monomer dan pewangi (fragrance). Kenapa VOC sangat berbahaya dan menjadi

 perhatian banyak kalangan, sehingga banyak Negara yang membuat peraturan khusus untuk  

mengurangi dampak   dari VOC tersebut. Salah satu sebabnya adalah karena VOCs bereaksi dengan

 Nitrogen Oksida (NOx) jika terkena sinar matahari membentuk ground level ozone dan asap atau

kabut. Pada konsentrasi tertentu di udara, ozone dapat mempengaruhi kesehatan dan lingkungan.

VOC diatur dengan membatasi jumlah kandungannya didalam produk yang dapat teremisi selama

 proses atau penggunaan. Ada beberapa jenis peraturan yang mengatur pembatasan kandungan VOC

seperti consumer product regulations, process regulations, facility regulations or facility permits. Salah

satu regulasi yang banyak digunakan atau dijadikan acuanoleh berbagai industri di dunia adalah EPA

(Environmetal Protection Agency)

VOC dapat teremisi sebagai gas dari bahan padatan atau cairan yang mengandung VOC. Efek yang

ditimbulkan terhadap kesehatan oleh VOC bisa akut atau kronik tergantung dari jenis VOC yang

teremisi. Konsentrasi VOC yang teremisi didalam ruangan jauh lebih tinggi jika dibandingkan diluar

ruangan karena terjadi akumulasi VOC didalam ruangan tersebut. Misalnya emisi VOC oleh cat baru

diaplikasikan didalam ruangan akan sangat terasa baunya bahkan bisa menyebabkan pusing atau perih

dimata. Beberapa contoh produk yang mengemisi VOC dan digunakan didalam ruangan adalah cat,

 bahan pembersih, bahan bangunan dan furnish, mesin fotokopi, tinta, lem, spidol, dan lain-lain.

Efek kesehatan dari VOC diantaranya adalah iritasi pada mata, hidung dan tenggorokkan, sakit kepala

atau pusing, kehilangan koordinasi, mual, kerusakan hati, ginjal, dan sistem saraf pusat. Beberapa

organik dapat menyebabkan kanker pada hewan, beberapa dicurigai atau diketahui menyebabkan

kanker pada manusia. Tanda-tanda kunci atau gejala yang berhubungan dengan paparan VOC

termasuk iritasi konjungtiva, ketidaknyaman hidung dan tenggorokan, sakit kepala, reaksi kulit alergi,

dispnea, penurunan kadar serum kolinesterase, mual, muntah, epistaksis, kelelahan, dan pusing.

Beberapa cara untuk mengurangi efek dari VOC adalah menambah ventilasi udara ketika terdapat

emisi VOC, mengikuti pentunjuk penggunaan pada label, jangan menyimpan kemasan dalam keadaan

terbuka, buang bekas kemasan VOC dan jangan menyimpan VOC melebihi kebutuhan.

Consumer products yang mengandung metilen klorida termasuk diantaranya adalah cat, adhesive

remover dan cat semprot. Metilen Klorida diketahui dapat menyebabkan kanker pada hewan. Metilenklorida juga dapat terkonversi menjadi karbon monoksida didalam tubuh yang dapat menyebabkan

gejala seperti terpajan karbon monoksida. Berhati-hatilah jika menggunakan produk yang

Page 60: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 60/66

mengandung Metilen Klorida, baca instruksi penggunaan yang terdapat pada label atau MSDS secara

hati-hati, dan gunakan produk tersebut pada ruangan terbuka.

Benzen juga merupakan salah satu VOC. Benzen dapat menyebabkan kanker pada manusia. Sumber

emisi Benzen diantaranya adalah asap rokok, bahan bakar, cat, emisi dari mobil atau motor. Untuk

menghindari emisi Benzen maka jangan merokok didalam ruangan atau tempat-tempat umum, siapkan

ventilasi yang cukup pada saat pengecatan dan buang bekas kemasan cat atau bahan bakar.

Belum ada standar yang dibuat untuk mengatur emisi VOC untk non industrial, umumnya standar

yang ada adalah untuk industrial. OSHA secara spesifik mengatur Formaldehid sebagai bahan yang

 bersifat karsinogen. OSHA menetapkan nilai  ambang batas (permissible exposure level-PEL) untuk

formaldehid adalah 0.75 ppm.

Banyak produk-produk yang digunakan dirumah bisa melepaskan atau mengemisi VOC, beberapa

contoh diantaranya adalah:

Building Materials

  Carpets and adhesives

  Composite wood products

  Paints

  Sealing caulks

  Solvents

  Upholstery fabrics

 

Varnishes

  Vinyl Floors

Home and Personal Care Products

  Air fresheners

  Air cleaners that produce ozone

  Cleaning and disinfecting chemicals

  Cosmetics

 

Fuel oil, gasoline

  Moth balls

  Vehicle exhaust running a car in an attached garage

Page 61: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 61/66

Bahaya Confined Space 

by HSP – Penulis: Ismail. A 

Apa itu confined space? 

Penulis yakin bahwa hampir semua safety professional sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan

confined space, akan tetapi secara definisi confine space dapat dijelaskan sebagai berikut: “ adalah

area atau ruang yang tertutup secara penuh atau sebagian dimana disana terdapat risiko  kecelakaan 

apakah cidera atau kematian akibat dari kondisi yang berbahaya”. Ciri-ciri dari confined space adalah

sebagai berikut:

  Memiliki bukaan yang terbatas baik untuk masuk maupun keluar.

  Adaruang untuk masuk yang cukup besar atau setidaknya sebagian terbuka.

  Tidak dirancang untuk manusia berada didalamnya terus menerus.

  Ventilasi yang tidak memadai.

  Berpontensi mengandung gas beracun.

Di area pabrik umumnya sangat mudah untuk menemui confined space, seperti tanki penyimpanan,

vessel, furnace, piping system, ruangan untuk spray painting, dsb.

Confined space berpotensi menimbulkan  bahaya 

karena adanya  bahan kimia  dan aktifitas yang dilakukan didalamnya. Ventilasi yang buruk akan

menimbulkan akumulasi bahan kimia (gas/uap) berbahaya didalam ruangan tersebut. Beberapa aspek

 penting yang harus diperhatikan dari bahaya confined space adalah:  Level oksigen yang rendah (tidak cukup)

  Level oksigen yang terlalu tinggi (berlebih)

  Gas atau uap mudah terbakar  

  Gas atau uap beracun

  Masuknya cairan atau debu 

Bahaya lain yang terdapat didalam confined space:

  Hambatan dalam ruangan tersebut;

  Kurangnya pencahayaan dan visibilitas;

  Listrik ;

  Kebisingan yang berlebihan;

Page 62: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 62/66

  Panas;

  Tenggelam kedalam kantong cairan;

  Terkena benda jatuh;

  Adanya peralatan internal / mesin (mixer, penukar panas, dll);

  Sulit akses dan jalan keluar;

  Jatuh dari ketinggian (kolom, dll);

  Dll.

Banyak potensi bahaya yang menjadi lebih buruk atau berbahaya dapat terjadi didalam confined space

 jika dibandingkan berada diruang normal.

Kekurangan Oksigen (Level Oksigen Rendah) 

Kekurangan oksigen didalam confined space dapat terjadi melalui Oxygen Displacement, Oxygen

Depletion dan Reaksi Kimia. Oxygen displacement seringkali dilakukan untuk menghindari

terbentuknya campuran gas mudah terbakar, misalnya dengan memasukan gas methan atau nitrogen

untuk menggantikan oxygen yang terdapat didalam confined space. Karena oxygen merupakan salah

satu component untuk terjadinya kebakaran. Oxygen depletion dapat terjadi akibat aktivitas yang

dilakukan didalamnya seperti pengelasan, dimana pada saat pengelasan dilakukan oxygen yang ada

diudara dikonsumsi untuk proses pengelasan. Reaksi kimia misalnya adalah proses korosi yang terjadi

didalam confined space juga dapat menurunkan kadar oxygen yang terdapat didalam confined space.

Pengaruh kekurangan Oksigen:

21% Konsentrasi normal Oxygen diudara

15%-19% Tanda pertama adalah hipoksia. Penuruan kemampuan untuk bekerja.

Dapat menimbulkan gangguan awal pada sirkulasi paru bagi yang

memiliki masalah pernapasan (sesak napas)

12%-14% Proses pernapasan mulai berat, laju napas mulai naik, dan mulai terjadi

gangguan koordinasi otot, persepsi dan penilaian.

10%-12% Laju pernapasan makin cepat dan dalam, penilaian makin buruk dan

 bibir mulai biru.

8%-10% Gagal mental, tidak sadar, pingsan, pucat, bibir biru, mual, muntah,

tidak mampu bergerak.

6%-8% 6 menit, 50% kemungkinan meninggal8 menit, 100% kemungkinan

meninggal

4%-6% Koma dalam 40 detik, kejang, pernapasan terhenti, dan meninggal

Kelebihan Oxygen 

Kelebihan oxygen dapat meningkatkan potensi kebakaran dan ledakan. Kelebihan oksigen dapat

terjadi akibat kebocoran tabung oxigen pada saat pengelasan.

Gas Mudah Terbakar 

Page 63: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 63/66

Campuran gas mudah terbakar apabila berada dalam rentang Lower and Upper Explosion Limit (LEL

dan UEL). Jika campuran gas terbakar didalam confined space menjadi sangat berbahaya karena

keterbatasan ruang untuk evakuasi, level oksigen akan turung dengan cepat, asap akan terkumpul

didalam ruangan tersebut dan panas akan naik dengan cepat sehingga menyulitkan untuk evakuasi.

Gas Beracun 

Keberadaan gas beracun  didalam confined space dapat mengakibatkan berbagai dampak   terhadap

kesehatan, tergantung dari jenis bahan kimianya dan paparannya. Mulai dari gatal-gatal sampai pada

meninggal. Tingkat paparan dapat dilihat dari nilai  ambang batas yang dijinkan (NAB) dari bahan

kimia tersebut. Nilai NAB umumnya dapat diperoleh dari data MSDS.

SEMOGA BERMANFAAT

HSP 

Kontaminan Udara 

 HSP , Penulis: Ismail.A 

Setiap hari kita terpajan dengan kontaminan yang ada di udara pada saat kita bernapas baik di rumah,di jalan atau selama bekerja. Apalagi bagi yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, hampirmustahil untuk mendapatkan udara bersih tanpa kontaminan. Jenis kontaminan di udara bisa sajadalam bentuk partikel atau gas yang bersifat  beracun, patogenik atau irritant ketika terhirup. Untuk

mengurangi resiko  bahaya  dari pajanan kontaminan yang ada di udara maka dapat di gunakan alat perlindungan pernapasan yang disebut repirator atau lebih dikenal dengan nama masker.

Di tempat kerja pada umumnya jenis kontaminan udara adalah debu (dust), uap logam (fume), partikelcairan (mist), uap (vapour) dan gas. Ukuran kontaminan tersebut bervariasi tergantung jenis dansumber kontaminan, pada umumnya berkisar antara 0.01 – 10000 mikron, mulai dari yang tidakterlihat sampai yang terlihat oleh mata. Semakin kecil ukuran kontaminan di udara akan semakin besarkemungkinan terhirup dan masuk kedalam sistemp pernapasan atau paru-paru. Secara garis besarkontaminan di udara tersebut di kelompok menjadi dua, yaitu partikel dan gas.

Kontaminan Partikel 

Yang tergolong kontaminan partikel adalah debu, fume dan mist. Kontaminan ini berbentuk pertikelyang tersuspensi di udara dengan ukuran beragam.

Page 64: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 64/66

1.  Debu; Terjadi bila bahan padat pecah menjadi partikel kecil yang melayang di udara sebelumakhirnya jatuh karena gravitasi. Debu dihasilkan dari proses spt pengeboran, blasting, sanding,

milling, penggerusan atau grinding.2.  Fume; Fumes terbentuk bila bahan padat menguap pada suhu tinggi kemudian mengembun.

Sebagai contoh, uap metal panas menjadi dingin dan mengembun menjadi partikel berukuransangat kecil, < 1 mikron. Metal fume dapat terjadi dari proses seperti pengelasan dan peleburanlogam

3. 

Mist; Mists merupakan titik-titik cairan yang sangat halus terbentuk dari suatu bahan melalui proses pengkabutan kemudian pengembunan. Sebagai contoh, proses penyemprotan, pelapisan, pencampuran dan pembersihan

Kontaminan Gas 

Yang tergolong gas kontaminan adalah zat atau bahan kimia yang memang sudah berwujud gas padasuhu kamar dan zat dalam bentuk uap.

1.  Gas; Gas merupakan bahan yang bukan cairan maupun padatan pada suhu dan tekanan ruang.Gas dapat berpindah jauh dan cepat dari sumbernya dan bahkan sering tidak terdeteksi.

2.  Uap; Uap merupakan bahan yang menguap dari suatu cairan atau padatan. Sebagai contoh, airyang menguap jika dipanaskan membentuk kelembaban

Efek Kontaminan Udara Terhadap Kesehatan 

Efek kontaminan udara jika masuk kedalam system pernapasan sangatlah beragam, mulai dari

yang bersifat akut sampai yang bersifat kronis. Beberpa penyakit yang dapat disebabkan olehkontaminan yang ada di udara adalah:

Efek Partikel: 

  Iritasi pada hidung, tenggorokan dan jalur pernafasan bagian atas  Partikel lebih kecil dari 5 mikron dapat masuk ke paru-paru bagian dalam dan menyebabkan

kerusakan pada tissue paru-paru.  Debu dapat menyebabkan asma, bronchitis, dan kanker paru-paru 

Mists dapat menyebabkan iritasi dan korosi pada nassal septum dan jalur pernafasan  Fumes dapat menyebabkan metal fume fever  dan tidak berfungsinya sistem syaraf pusat.

Efek Gas dan Uap: 

  Dapat masuk ke tubuh kita melalui pernafasan, dan terkadang bisa terserap melalui mata dankulit.

  Dapat menyebabkan pusing, mual, tidak berfungsinya sistem syaraf, dan rusaknya fungsi

 pernafasan  Berpotensi mempengaruhi bagian tubuh lain spt otak, tenggorokan, paru-paru, liver, dan ginjal.

Page 65: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 65/66

Alat Pelindung Pernapasan (Masker) 

Masker adalah alat yang digunakan untuk mengurangi pajanan bahaya terhadap sistem pernapasan seperti  fumes, mists, gases, vapors atau partikel yang berbahaya (OSHA). Ada beberapa jenis masker yang dapat digunakan untuk melindungi pekerja, secara garis besar di bagi menjadi tigakelompok yaitu:

Air-Purifying Respirators (Masker Pemurni Udara) 

Air-purifying respirators (APRs) bekerja dengan cara memyaring dan menangkap kontaminan diudara pada saat udara mengalir melalui masker. Kontaminan akan di tangkap oleh filter, cartridges,atau canister. Terdapat banyak jenis filter, cartridges ataupun canister tergantung pada jenis paparan ditempat kerja.

Atmospher-Supplying Respirator (Masker dengan sistem suplai udara) 

Sistem ini dengan memberikan suplai udara bersih dengan cara mengambil udara bersih dari luar areayang terkontaminasi dan mengalirkannya ke pekerja yang berada di area kerja atau terkontaminasi.Sistem ini umumnya di gunakan apabila kadar oksigen (oxygen level) diarea kerja di bawah 19.2 %.

Negative and Positive-Pressure Respirator (Masker dengan sistem tekanan positif dan negatif) 

Kedua jenis masker diatas dapat menggunakan sistem tekanan positif atau negatif. Untuk sistemtekanan negatif dimana tekanan didalam masker lebih kecil dari luar masker sehingga udara akanmengalir kedalam masker saat bernafas. Tekanan positif adalah sebaliknya.

Page 66: Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

7/17/2019 Kumpulan Bahan Safety and Health Talk(FILEminimizer)

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-bahan-safety-and-health-talkfileminimizer 66/66