kuliah teologi islam awal

69
by: Moh Rumli, M.Pd HP. 081333513326 RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) STUDI TEOLOGI DALAM ISLAM

Upload: ahmad-fuad-hariri

Post on 27-Jun-2015

701 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kuliah Teologi Islam Awal

by: Moh Rumli, M.Pd

HP. 081333513326

RENCANA PROGRAM KEGIATAN

PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

STUDI TEOLOGI DALAM ISLAM

Page 2: Kuliah Teologi Islam Awal

Identitas Matakuliah Matakuliah : Teologi Islam Kode : Bobot : 2 sks Prasarat : - Status MK : Wajib

Page 3: Kuliah Teologi Islam Awal

Deskripsi Singkat Matakuliah ini mempelajari

teologi dalam Islam, mulai dari Syi’ah, Khawarij, Mu’tazilah, Asy’ariyah, Jabariyah, Qadariyah, Maturidiyah, sampai teologi modern abad ke-20

Page 4: Kuliah Teologi Islam Awal

Standar Kompetensi Setelah mengikuti matakuliah ini,

mahasiswa diharapkan mampu:• Memahami sejarah asal-usul teologi dalam

Islam• Memahami ajaran2 teologi2 dalam Islam• Memahami pemikiran para teolog Islam

dalam perdebatan mereka tentang masalah ke-Tuhanan dan kemanusiaan

• Memahami relevansi teologi islam dalam kehidupan kekinian, khususnya kegunaan bagi pencerahan dan kesejahteraan umat Islam dan masyarakat pada umumnya

Page 5: Kuliah Teologi Islam Awal

Materi Perkuliahan1. Intro to course

2. Pengantar Teologi Islam

3. Sejarah dan Perkembangan Teologi Islam4. Aliran-aliran Teologi Islam:• Syi’ah• Khawarij, • Mu’tazilah, • Asy’ariyah, • Jabariyah, • Qadariyah, • Maturidiyah,

Page 6: Kuliah Teologi Islam Awal

Materi Perkuliahan5. Kedudukan-Fungsi Akal dan Wahyu, Free Will

dan Predestination, Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Tuhan, Sifat-sifat Tuhan dan Konsep Iman,

6. Pemikiran teologi modern (abad ke-20)• Pemikiran Kiri Islam Hassan Hanafi• Pemikiran Neo Modernisme Nurcholis Madjid

• Pemikiran Yusuf Qardawi

• Pemikiran Abdurrahman Wahid

• Dll.

6. Penutup

Page 7: Kuliah Teologi Islam Awal

Strategi Pembelajaran

Perkuliahan ini sangat menekankan pada aspek proses dan hasil studi, maka untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas, digunakan beberapa strategi yang ramah kemanusiaan, seperti: ceramah dengan dukungan media Audio/Visual, Power Pont & LCD, Diskusi/Tanya jawab, dll.

Page 8: Kuliah Teologi Islam Awal

Referensi• Al-Asy'ari. t.t. Al-Ibanah 'an Ushulid-Diyânah. Beirut :

Darul-Kutub Al-Mu'assasah.

• Ali, A.K.M. Ayyub. 2004. Aliran Maturidiyyah, dalam M.M. Sharif (Ed.). Aliran-aliran Filsafat Islam. Bandung: Nuansa Cendekia.

• Amal, Taufik Adnan. 1990. Islam dan Tantangan Modernitas: Studi atasPemikiran Hukum Fazlur Rahman. Bandung: Mizan.

• Amin, Ahmad. 1987. Dhuha al-Islam. Kairo: Dar al-Ma'arif

• Arkoun, Mohammed. 1990. Menuju Pendekatan baru Islam”, dalam jurnal Ulumul Qur’an, Nomor 7 vol II 1990.

Page 9: Kuliah Teologi Islam Awal

Referensi• Asysyaukani Luthfi. 1994. Islam dalam Konteks Pemikiran

Pasca-Moderne :Pendekatan Menuju Kritik Akal Islam”, dalam jurnal Ulumul Qur’an, omor 1, vol. V 1994.

• _________. 1998. Tipologi Pemikiran dan Wacana Arab Kontemporer, dalam jurnal Pemikiran Islam vol. I nomor 1, Juli-Desember 1998.

• Esack, Farid. 1997. Qur’an, Liberation and Pluralism: An Islamic Perspective of Interriligious Solidarity against Oppression. Oxford: Oneworld

• Farhat, Muhamad Nur. 1997. Al-Bahtsu ‘anil-‘Aql : Hiwâr ma’a fikril-Hâkimiyah wan-Naql. Kairo: Dârul-Hilâl.

• Hanafi, Hassan. 1983. Qadhaya Mu`ashirat fi`Fikrina Al-Mu`ashir.Beirut: Darut-Tanwir lith-Thiba`atin-Nasyr

Page 10: Kuliah Teologi Islam Awal

Referensi• Hye, M. Abdul. 2004. Aliran Asy'ariyyah, dalam M.M.

Sharif (Ed.). Aliran-aliran Filsafat Islam. Bandung: Nuansa Cendekia.

• Nasr, Seyyed Hossein dan William C. Chittick. 2001. Islam Intelektual: Teologi,Filsafat dan Ma'rifat. Depok: Perenial Press.

• Nasution, Harun. 1986. Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Jakarta: UI Press.

• Nurhakim, Moh. 2001. Neomodernisme dalam Islam. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

• Putro, Suadi. 1996. Mohammad Arkoun tentang Islam dan Modernitas.Jakarta: Paramadina

Page 11: Kuliah Teologi Islam Awal

Referensi• Al-Qarasyi, Abdul-Qadi, Al-Jawahirul-Mudh'iyyah. Beirut:

Darul-Kutub Al-Mu'assasah• Qardhawi, Yusuf. 1402. Ash-Shahwahtul-Islâmiyyah

bainal-Juhûd wat-Tatharruf. Kairo: At-Taqwa.• Al-Syahrastani. t.t. Kitab al-Milal wa al-Nihal. Kairo:

Darul-Ma'ârif.• _________. 1993. Tema-tema Poko Al-Qur'an. Bandung:

Pustaka• Talimah, Isham. 2000. Al-Qardhawi Faqîhan. Kairo:

Dârut-Tauzî Wan-Nasyr Al- Islâmiyah.• Valiuddin, Mir. 2004. Aliran Mu'tazilah, dalam M.M.

Sharif (Ed.). Aliran-aliran Filsafat Islam. Bandung: Nuansa Cendekia.

Page 12: Kuliah Teologi Islam Awal

Penilaian Kehadiran 20 % Keaktifan dlm diskusi 15 % Tugas Terstruktur 15 % Quis 10 % UTS 20 % UAS 20 %

Total 100 %Ket:1. Uts: dari awal hingga tengah semester2. Uas: dari pasca mid hingga akhir semester3. Tidak ada ujian susulan

Page 13: Kuliah Teologi Islam Awal

KONTRAK BELAJAR Keterlambatan ditolerir selama 15

menit Sendal dan kaos harus diganti

dengan sepatu dan kemeja Tdk boleh rambut panjang Izin boleh lewat sms Tidak ada ujian susulan, kecuali sakit

dan ada surat izin dari dokter

Page 14: Kuliah Teologi Islam Awal

Kontrak belajarYang diharapkan Yang tidak diharapkan

Aktif (kreatif,komunikatif)

On time

Bertanggung jawab

Tenang (saat diharapkan)

Hp silent

Sepatu

Izin lewat sms

Pasif (malas, ngantuk’an)

Come late (toleransi 15 menit)

Bersendal, oblong, bertindik (cowok

Hp dering/nelpon di kelas

Ujian susulan (kecuali dpt menunjukkan surat keterangan sakit dari dokter)

Page 15: Kuliah Teologi Islam Awal

CONTOH PENILAIAN

N0 NIMNAMA

MAHASISWA

KOMPONEN PENILAIANTOTAL

NILAIPRESENSI AKTIF TUGAS UTS UAS

20% 15% 15% 20% 20% 100%

1 80-100 A

2 75-79 B+

3 70-74 B

4 65-69 C+

5 56-64 C

6 41-55 D

7 0-40 E

Page 16: Kuliah Teologi Islam Awal

MOTTO

Jangan takut bermimpi, karena hari tidak

selamanya malam.

Page 17: Kuliah Teologi Islam Awal

KNOWING MY SELF

Allah Surga Bumi

Sukses

Gagal

Surga

Neraka

Manusia= Makhluk surga, bukan makhluk bumi

.

Artinya: (dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.“ (QS;2:35)

Page 18: Kuliah Teologi Islam Awal
Page 19: Kuliah Teologi Islam Awal

SYARIAH

AKHLAK

IBADAH

AQIDAH

MUAMALAH

1. POLITIK

2. EKONOMI

3. SOSIAL

4. PENDDKN

5. IPTEK

6. HANKAM

7. DLL

SISTEM KHDPN

AL-QUR’AN + AS-SUNNAH

TARIKH/SEJARAH

SISTEMATIKA AJARAN ISLAM

Page 20: Kuliah Teologi Islam Awal

• Tidak ada suatu cabang ilmu yang di dalamnya paling banyak pertentangan dan paling banyak perbedaan pendapat selain Ilmu Kalam/Teologi (Hassan Hanafi)

• Setiap orang yang ingin menyelami seluk-beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang dianutnya (Harun Nasution)

• Ilmu Teologi Sebagai dasar pondasi agama, fiqh adalah cabangnya (furu’nya), beramal sebagai hasilnya atau buahnya (Hatim al-Asom)

Latar Belakang

Page 21: Kuliah Teologi Islam Awal

SKEMA

ISLAM

IMAN ISLAM

IHSAN

FIQHTEOLOGI TASAWWUF

Page 22: Kuliah Teologi Islam Awal

PENGERTIAN

• Bahasa; (Yunani:Theo, “Allah,Tuhan” Logia, “kata-kata, ucapan”) adalah wacana yang berdasarkan nalar mengenai agama, spiritualitas dan Tuhan

• Istilah; ilmu yang mengkaji dan membahas sistem keyakinan, sistem kepercayaan (kredo) dan struktur aqidah kaum muslim dengan menngunakan dalil-dali yang meyakinkan atau berdasarkan wahyu dan rasio.

Page 23: Kuliah Teologi Islam Awal

TAUHID

RUBUBIYAH ULIHIYAH

ASMA’ WA SHIFAT

Page 24: Kuliah Teologi Islam Awal

OBJEK

ILAH (TUHAN); kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Faith in the Unity of God)

NUBUWWAH (KENABIAN) SAM’IYAT (sesuatu yang diperoleh lewat

pendengaran dari sumber yang meyakinkan, yakni alQur’an dan al-Hadits, misalnya: alam kubur, hari qiyamat, azab kubur, dll)

Page 25: Kuliah Teologi Islam Awal

SUMBER

Sumber Ideal, yaitu al-Qur’an dan Hadits, dimana di dalamnya memuat data yang berkaitan dengan obyek kajian dalam ilmu teologi/tauhid, yakni ketuhanan, kenabian, dan sam’iyat

Sumber Historik, yaitu perkembangan pemikiran yang berkaitan dengan obyek kajian ilmu Teologi/Tauhid

Page 26: Kuliah Teologi Islam Awal

METODE PEMBAHASAN

• MENGGUNAKAN DALIL NAQLI (WAHYU)

• MENGGUNAKAN DALIL AQLI (RASIO)

Page 27: Kuliah Teologi Islam Awal

RUKUN IMAN

Pemikiran-pemikiran mendasar dalam akidah Islamiyah

RUKUN IMAN:

1. Iman kepada Allah

2. Iman kepada Malaikat

3. Imankepada kitab-kitab samawi

4. Iman kepada rasul-rasul

5. Iman kepada kiamat

6. Iman kepada al-Qadar

Page 28: Kuliah Teologi Islam Awal

KEIMANANKEIMANAN

1. ADANYA KEPASTIAN

2. SESUAI REALITAS

3. BERDASARKAN DALIL

Al-îmân: HATI + LISAN +AMAL SHALEH

Page 29: Kuliah Teologi Islam Awal

DALIL AKIDAH

Realitas

Dapat

dijangkau akal

Tidak dapat

dijangkau akal

Dalil ‘aqliy

Dalil naqliy/

Sam’iy

Dalil ‘aqliy: suatu pembuktian oleh akal untuk mencapai sebuah pembenaran yang bersifat pasti pada suatu rukun akidah

Dalil naqliy: suatu berita yang bersifat pasti yang memberitakan kepada kita tentang rukun akidah. Contohnya adalah ayat-ayat al-Quran

Page 30: Kuliah Teologi Islam Awal

PENAMAANIlmu Kalam; Kalâm berarti pembicaraan

yang menggunakan logika atau diskusi, alasan, atau debat. Dinamakan kalâm karena mempelajari ilmu ini harus dengan kalam dan para pakarnya disebut mutakallimûn

• Ilmu Ushuluddin; Ushûl jamak dari ashl = dasar. Karena itu, ushûl al-dîn = dasar-dasar agama. Dalam Islam, yang paling mendasar adalah syahadat yang mencakup Allah Swt. dan Nabi Muhammad Saw. Karena itu, Ilmu Ushuluddin mendalami segala hal tentang Allah dan Muhammad

Page 31: Kuliah Teologi Islam Awal

PENAMAAN

Ilmu Tauhid; Tawhîd artinya pengesaan. Karenanya, Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas segala hal tentang Allah Swt. dalam rangka mengesakan-Nya

Ilmu Aqidah; Aqâ’id adalah jamak dari `aqîdah yang artinya dogma. Karena itu, Ilmu Akidah adalah ilmu yang mempelajari dogma-dogma Islam

Ilmu al-Dzat sa al-Shifat; ilmu yang menjadikan problematika zat (esensi) sifat (atribut) sebagai problem utama.

Page 32: Kuliah Teologi Islam Awal

PERSEPSI UMAT ISLAM

1. Bahwa keterbelakangan umat Islam adalah akibat taqdir. Solusinya adalah mengembalikan kepada Tuhan dengan banyak berdoa, istighosah, istighfar.

2. Bahwa keterbelakangan umat Islam adalah akibat musuh Islam, termasuk kaum yahudi (zionisme). Solusinya adalah selain berdoa juga melawan (jihad) dengan cara apapun termasuk bom bunuh diri.

3. Bahwa keterbelakangan umat Islam adalah akibat taqdir Tuhan dan musuh Islam, kelemahan internal.Solusinya adalah selain berdoa juga harus belajar rajin agar bisa mengalahkan musuh Islam dalam semua disiplin keilmuan.

4. Kelompok progresif transformatif; Tauhid bagi kelompok ini dijadikan sebagai spirit perjuangan, sehingga selain terfokus pada persoalan keimanan, tauhid juga menyangkut masalah sosial berupa menegakkan keadilan, kesetaran, kemerdekaan, membebaskan umat dari kebodohan dan kemiskinan.

Page 33: Kuliah Teologi Islam Awal

SEJARAH PERKEMBANGAN TEOLOGI ISLAM (TAUHID/KALAM)

Teologi Islam (Tauhid/Kalam) terbagi dalam;

1. Periode Pra Klasik (610-650 M)2. Periode klasik (650-1250 M), 3. Periode pertengahan (1250-1800 M)4. Periode modern (1800 dan

setererusnya)

Page 34: Kuliah Teologi Islam Awal

Periode Pra Klasik (610-650 M)

a. FasePembentukan Agama (610-622 M)

b. Fase Pembentukan Negara (622-632)

c. Fase Praekspansi (632-650 M)

Page 35: Kuliah Teologi Islam Awal

Periode klasik (650-1250 M), Teologi yang berkembang adalah teologi

sunnatullah atau teologi yang berdasarkan pada hukum alam (natural law), yaitu;

1. Lahirnya didukung oleh lahirnya iklim dialog antara dunia Islam dengan alam pemikiran Yunani

2. Prinsipnya keberimanan yang berdasarkan hanya pada rasio, kajiannya murni filsafat.

3. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan filosofis.

4. Produk teologi yang dihasilkan adalah teologi yang dibangun berdasarkan argumen-argumen logis-rasional.

Page 36: Kuliah Teologi Islam Awal

Periode klasik (650-1250 M),

Teologi di abad klasik ini semangat pemikirannya yang cenderung antoposentris/Qadariyah. Paham ini terkenal dengan nama free wil,.dan free act. Artinya manusia mempunyai kebebasan atau kemerdekaan dalam menentukan hidupnya. Seluruh prestasi yang dihasilkan oleh manusia bukanlah dari Tuhan melainkan dari manusianya sendiri karena manusia diyakini mempunyai kekuatan dan kapabelitas untuk menghasilkan prestasi tersebut.

Page 37: Kuliah Teologi Islam Awal

Periode pertengahan (1250-1800 M)Ciri-ciri teologi periode ini adalah:- Kedudukan akal rendah- Ketidakbebasan dalam kemauan dan perbuatan- Kebebasan berpikir yang diikat oleh banyak

dogma- Ketidakpercayaan kepada sunnatullah dan

kausalitas- Terikat pada arti literal al-Qur’an dan Hadits- Statis dalam sikap dan berpikir

Page 38: Kuliah Teologi Islam Awal

Periode Pertengahan (1250-1800 M) Teologi yang berkembang pada periode

pertengahan ini adalah teologi Jabariyyah yang statis dan fatalistik ini, dengan konsep keyakinan bahwa manusia tidak mmempunyai kehendak, tidak mempunyai kekuasaan dan tidak mempunyai pilihan; manusia dalam perbuatan-perbuatannya adalah dipaksa dengan tidak ada kekuasaan, kemauan dan pilihan baginya.

Page 39: Kuliah Teologi Islam Awal

Periode Modern Melihat dahsyatnya imbas peradaban modern

terhadap dunia Islam, para pemikir muslim akhirnya terlecut untuk berpikir keras merumuskan teologi yang bisa membangkitkan kembali girrah umat Islam untuk mencapai kejayaannya yang telah sirna. Muncullah kemudian para mujadid baru dalam dunia Islam dengan menawarkan berbagai ide yang bertujuan memajukan dunia Islam dan mengejar ketertinggalannya dari Barat. Diantaranya adalah menghidupkan semanagat teologi Sunnatullah, yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits agar umat Islam bisa kembali berpikir jernih-rasional dan tidak terperangkap oleh takahyyul dan mitos-mitos agama.

Page 40: Kuliah Teologi Islam Awal

Teologi adalah keimanan yang mencari tahu (feith seeking understanding). Dengan demikian sebuah teologi harus selalu digugat, diuji dan dipertanyakan melalui perdebatan intelektual, dialog, diskusi dan sejenisnya. Hal ini supaya konsep teologi itu selali up to date dengan perkembangan zaman. Bukannya malah secara buta membakukan konsep teologi tertentu seperti yang dilakukan oleh gerakan wahabi kontemporer.

Page 41: Kuliah Teologi Islam Awal

Lahirnya Ilmu Kalam

Ilmu Kalam lahir dalam tradisi intelektual. Tradisi intelektual adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat beragama untuk menemukan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan akal dalam masyarakat tertentu dan mencoba menyelaraskan hubungan antara akal dengan apa yang disebut wahyu (Muhsin Mahdi)

Page 42: Kuliah Teologi Islam Awal

Lahirnya Ilmu Kalam

Ilmu Kalam erat kaitannya dengan lahirnya skisme dalam Islam. Karenanya, asal mula persoalan Kalam bisa ditelusuri hingga terbunuhnya Khalifah III Utsman bin Affan (Fitnah Kubrâ).

Awal mula pemikiran kalâm adalah pertanyaan tentang siapa yang berhak memimpin (persoalan politik)

Page 43: Kuliah Teologi Islam Awal

Lahirnya Ilmu Kalam

PERSOALAN POLITIK

KHAWARIJ SYIAH MURJIAH

Page 44: Kuliah Teologi Islam Awal

Lahirnya Ilmu Kalam

PERSOALAN TEOLOGIS

MURNI

QADARIAH

JABARIAH

MA`BAD AL-JUHANI

JAHM BIN SHAFWAN

Page 45: Kuliah Teologi Islam Awal

Lahirnya Ilmu Kalam

KHAWARIJ

MURJIAH

QADARIAH

JABARIAH

MUTAZILAH

SUNNI

Page 46: Kuliah Teologi Islam Awal

KHAWARIJ

al-Muhakkimah

al-Azariqah

al-Najdat

al-`Ajaridah

al-Sufriahal-Ibadiah

Page 47: Kuliah Teologi Islam Awal

ALI vs MU`AWIYAH

Syi`ahKhawarij Murji`ah

al-Khassaniah

al-Ubaidiah

al-Yunusiah

al-Salihiah

al-Jahmiah

Qadariah

Jabariah

Jabariah Moderatal-Husain al-

Najjar

Mu`tazilah

Ahl Sunnah dan Jamaah

Page 48: Kuliah Teologi Islam Awal

al-Asy`ari al-Baqillani al-Juwaini Maturidiah

Tuhan mempunyai sifat Bukan sifat tapi hal. Sama dengan al-Asy`ari Sama dengan al-Asy`ari

Al-Quran bukan makhluk Sama dengan al-Asy`ari Sama dengan al-Asy`ari Sama dengan al-Asy`ari

Tuhan dapat dilihat di akhirat

Sama dengan al-Asy`ari Sama dengan al-Asy`ari Sama dengan al-Asy`ari

Yang efektif adalah perbuatan Tuhan

Yang efektif adalah perbuatan manusia

Wujud perbuatan tergantung manusia

Manusia yang mewujudkan perbuatannya

Tuhan mempunyai muka, tangan, mata dsb

Sama dengan al-Asy`ariTangan Tuhan harus

di-tawil menjadi kekuasaan Tuhan

Tangan Tuhan adalah ungkapan kiasan

Tuhan berbuat sekehendak-Nya

Sama dengan al-Asy`ari Sama dengan al-Asy`ariTuhan tidak berbuat

sekehendak-Nya

Page 49: Kuliah Teologi Islam Awal

IMAMAH MU`TAZILAH AL-ASY`ARI

DASAR AGAMA ADA LIMA: TAWHID, KEADILAN, KENABIAN, IMAMAH, DAN HARI PEMBALASAN

DASAR AGAMA: TAWHID, KEADILAN, PAHALA DAN HUKUMAN, STASIUN DI ANTARA DUA STASIUN, DAN AMAR MAKRUF DAN NAHI MUNKAR

DASAR AGAMA: TAWHID, KENABIAN, HARI PEMBALASAN, KEHENDAK MUTLAK TUHAN

TUHAN SEHARUSNYA MEMBALAS PERBUATAN MANUSIA, NAMUN DIA TIDAK WAJIB

TUHAN WAJIB MEMBALAS PERBUATAN MANUSIA SESUAI DENGAN BAIK ATAUPUN BURUK

TUHAN TIDAK WAJIB MEMBALAS PERBUATAN MANUSIA SESUAI DENGAN BAIK ATAUPUN BURUK

SIFAT TUHAN IDENTIK DENGAN ESENSI-NYA

TUHAN TIDAK MEMPUNYAI SIFAT TUHAN MEMPUNYAI SIFAT

TUHAN IMMATERIAL TUHAN IMMATERIAL TUHAN MATERIAL

AL-AMR BAYN AL-AMRAYNTUHAN TELAH MENDELEGASIKAN (TAFWID) KEBEBASAN KEPADA MANUSIA KETIKA MENCIPTA

MANUSIA TIDAK MEMPUNYAI DAYA DAN PILIHAN DALAM PERBUATANNYA

ALAM SEMESTA ADALAH KALAM ALLAH YANG SUCI

KALAM ALLAH ADALAH MAKHLUK KALAM ALLAH QADIM

PERBANDINGAN

Page 50: Kuliah Teologi Islam Awal

TEOLOGI MODERN

Page 51: Kuliah Teologi Islam Awal

KRITIK TERHADAP TEOLOGI KLASIK

SECARA TEORITIS• Teologi lebih diarahkan untuk mempertahankan doktrin dan

memelihara kemurniannya, bukan dialektika konsep tentang watak sosial dan sejarah,

• Ilmu kalam sering disusun sebagai persembahan kepada para penguasa, yang dianggap sebagai wakil Tuhan di bumi.

• Cenderung sebagai legitimasi bagi status quo daripada sebagai pembebas dan penggerak manusia kearah kemandirian dan kesadaran

SECARA PRAKTIS• Muncul keterpecahan (split) antara keimanan teoritik dan

keimanan praktis dalam umat, yang pada gilirannya melahirkan sikap-sikap moral ganda atau ‘singkritisme kepribadian’. Fenomena sinkritis ini tampak jelas, dengan adanya ‘faham’ keagamaan dan sekularisme (dalam kebudayaan), tradisional dan modern (dalam peradaban), Timur dan Barat (dalam politik), konservatisme dan progresivisme (dalam sosial) dan kapitalisme dan sosialisme (dalam ekonomi).

Page 52: Kuliah Teologi Islam Awal

LATAR BELAKANG

1. Kebutuhan akan adanya sebuah ideologi (teologi) yang jelas di tengah pertarungan global antara berbagai ideologi.

2. Pentingnya teologi baru yang bukan hanya bersifat teoritik tetapi sekaligus juga praktis yang bisa mewujudkan sebuah gerakan dalam sejarah

Page 53: Kuliah Teologi Islam Awal

ORIENTASI

Menjadikan teologi tidak sekedar sebagai dogma keagamaan yang kosong melainkan menjelma sebagai ilmu tentang perjuangan sosial, menjadikan keimanan berfungsi secara aktual sebagai landasan etik dan motivasi tindakan manusia

Page 54: Kuliah Teologi Islam Awal

FORMULASI; Teologi Antroposentris (Hasan Hanafi)

Mentranformulasikan teologi tradisional yang bersifat teosentris menuju antroposentris, dari Tuhan kepada manusia (bumi), dari tekstual kepada kontekstual, dari teori kepada tindakan, dan dari takdir menuju kehendak bebas

Page 55: Kuliah Teologi Islam Awal

TEORI1. Analisa bahasa. Bahasa dan istilah-istilah

dalam teologi klasik adalah warisan nenek moyang dalam bidang teologi yang khas yang seolah-olah sudah menjadi doktrin yang tidak bisa diganggu gugat. Padahal istilah-istilah dalam teologi sebenarnya tidak hanya mengarah pada yang transenden dan ghaib, tetapi juga mengungkap tentang sifat-sifat dan metode keilmuan; yang empirik-rasional seperti iman, amal dan imamah, yang historis seperti nubuwah dan ada pula yang metafisik, seperti Tuhan dan akherat.

Page 56: Kuliah Teologi Islam Awal

TEORI2. Analisa realitas. Analisa ini

dilakukan untuk mengetahui latar belakang historis-sosiologis munculnya teologi dimasa lalu dan bagaimana pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat atau para penganutnya. Selanjutnya, analisa realitas berguna untuk menentukan stressing bagi arah dan orentasi teologi kontemporer.

Page 57: Kuliah Teologi Islam Awal

METODE BERFIKIR1. Dialektika adalah metode pemikiran yang

didasarkan atas asumsi bahwa perkembangan proses sejarah terjadi lewat konfrontasi dialektis dimana tesis melahirkan antitesis yang dari situ kemudian melahirkan syntesis. Metode ini igunakan untuk menjelaskan tentang sejarah perkembangan pemikiran Islam dan untuk membumikan kalam yang dianggap melangit agar pemikiran yang berjalan di kepala, bisa berjalan normal mak ia harus dijalankan diatas kakinya. Artinya, kalam klasik yang terlalu theosentris harus dipindah menjadi persoalan ‘material’ agar bisa berjalan normal.

Page 58: Kuliah Teologi Islam Awal

METODE BERFIKIR2. Fenomenologi adalah sebuah metode berfikir yang

berusaha untuk mencari hakekat sebuat fenomena atau realitas. Untuk sampai pada tingkat tersebut, peneliti harus melalui --minimal-- dua tahapan penyaringan (reduksi); reduksi fenomenologi dan reduksi eidetis. Pada tahap pertama, peneliti menyaring atau memberi kurung terhadap fenomena-fenomena yang dihadapi. Peneliti mulai menyingkirkan persoalan-persoalan yang dianggap tidak merupakan hakekat dari objek yang dikaji. Tahap kedua, reduksi adetis, tidak hanya menyaring yang fenonema tetapi menyaring intisarinya. Metode ini digunakan untuk mengalisa, memahami dan memetakan realitas-realitas sosial, politik ekonomi, realitas khazanah Islam dan realitas tantangan Barat, yang dari sana kemudian dibangun sebuah revolusi.

Page 59: Kuliah Teologi Islam Awal

METODE BERFIKIR3. Hermeneutik adalah sebuah cara penafsiran teks atau

simbol. Metode ini mensyaratkan adanya kemampuan untuk menafsirkan masa lampau yang tidak dialami, kemudian dibawa ke masa sekarang, yang aktivitas penafsirannya itu sendiri merupakan proses triadik; mempunyai tiga segi yang saling berhubungan, yakni teks, penafsir atau perantara dan penyampaian kepada audiens. Orang yang melakukan penafsiran harus mengenal pesan atau kecondongan sebuah teks dan meresapi isinya, sehingga dari yang pada mulanya ‘yang lain’ menjadi ‘aku’ penafsir sendiri. Metode ini digunakan untuk melandingkan gagasan tentang antroposentrisme-teologis; dari wahyu kepada kenyataan, dari logos sampai praktis, dari pikiran Tuhan sampai manusia. Sebab, apa yang dimaksud dengan hermeneutik, bukan sekedar ilmu interpretasi tetapi juga ilmu yang menjelaskan tentang pikiran Tuhan kepada tingkat dunia, dari yang sakral menjadi realitas sosial.

Page 60: Kuliah Teologi Islam Awal

OPERASIONALISAI1. DZAT TUHAN2. SIFAT-SIFAT TUHAN3. SOAL TAUHID

Page 61: Kuliah Teologi Islam Awal

(1) DZAT TUHAN• Konsep atau nash tentang dzat dan sifat-sifat Tuhan tidak menunjuk pada

ke-Maha-an dan kesucian Tuhan sebagaimana yang ditafsirkan oleh para teolog. Tuhan tidak butuh pensucian manusia, karena tanpa yang lainpun Tuhan tetap Tuhan Yang Maha Suci dengan segala sifat kesempurnaan-Nya. Semua deskripsi Tuhan dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana yang ada dalam al-Qur’an maupun Sunnah, sebenarnya lebih mengarah pada pembentukan manusia yang baik, manusia ideal, insan kamil

• Diskripsi Tuhan tentang dzat-Nya sendiri memberi pelajaran kepada manusia tentang kesadaran akan dirinya sendiri (cogito), yang secara rasional dapat diketahui melalui perasaan diri (self feeling). Penyebutan Tuhan akan dzatnya sendiri sama persis dengan kesadaran akan keberadaan-Nya, sama sebagaimana Cogito yang ada dalam manusia berarti penunjukan akan keberadaannya. Itulah sebabnya, mengapa deskripsi pertama tentang Tuhan (aushâf) adalah wujud (keberadaan). Adapun deskrip-Nya tentang sifat-sifat-Nya (aushâf) berarti ajaran tentang kesadaran akan lingkungan dan dunia, sebagai kesadaran yang lebih menggunakan desain, sebuah kesadaran akan berbagai persepsi dan ekspresi teori-teori lain. Jelasnya, jika dzat mengacu pada cogito, maka sifat-sifat mengacu pada cogitotum. Keduanya adalah pelajaran dan ‘harapan’ Tuhan pada manusia, agar mereka sadar akan dirinya sendiri dan sadar akan lingkungannya

Page 62: Kuliah Teologi Islam Awal

(2) SIFAT-SIFAT TUHAN Mengubah term-term keagamaan dari yang spiritual dan

sakral menjadi sekedar material, dari yang teologis menjadi antropologis. Hal ini dalam rangka untuk mengalihkan perhatian dan pandangan umat Islam yang cenderung metafisik menuju sikap yang lebih berorentasi pada realitas empirik.

• wujûd. wujud disini tidak menjelaskan wujud Tuhan, karena --sekali lagi-- Tuhan tidak memerlukan pengakuan. Tanpa manusia, Tuhan tetap wujud. Wujud disini berarti tajribah wujûdiyah pada manusia, tuntutan pada umat manusia untuk mampu menunjukkan eksistensi dirinya. Inilah yang dimaksud dalam sebuah syair, kematian bukanlah ketiadaan nyawa, kematian adalah ketidakmampun untuk menunjukkan eksistensi diri.

• qidâm (dahulu) berarti pengalaman kesejarahan yang mengacu pada akar-akar keberadaan manusia didalam sejarah. Qidam adalah modal pengalaman dan pengetahuan kesejarahan untuk digunakan dalam melihat realitas dan masa depan, sehingga tidak akan lagi terjatuh dalam kesesatan, taqlid dan kesalahan.

Page 63: Kuliah Teologi Islam Awal

(2) SIFAT-SIFAT TUHAN• baqa berarti kekal, pengalaman kemanusiaan yang muncul dari lawan

sifat fana Berarti tuntutan pada manusia untuk membuat dirinya tidak cepat rusak atau fana, yang itu bisa dilakukan dengan cara memperbanyak melakukan hal-hal yang konstruktif; dalam perbuatan maupun pemikiran, dan menjauhi tindakan-tindakan yang bisa mempercepat kerusakan di bumi. Jelasnya, baqa adalah ajaran pada manusia untuk menjaga senantiasa kelestarian lingkungan dan alam, juga ajaran agar manusia mampu meninggalkan karya-karya besar yang bersifat monumental.

• mukhâlafah li al-hawâdits (berbeda dengan yang lain) dan qiyâm binafsih (berdiri sendiri), keduanya tuntunan agar umat manusia mampu menunjukkan eksistensinya secara mandiri dan berani tampil beda, tidak mengekor atau taqlid pada pemikiran dan budaya orang lain. Qiyam binafsih adalah deskripsi tentang titik pijak dan gerakan yang dilakukan secara terencana dan dengan penuh kesadaran untuk mencapai sebuah tujuan akhir, sesuai dengan segala potensi dan kemampuan diri.

• wahdaniyah (keesaan), bukan merujuk pada keesaan Tuhan, pensucian Tuhan dari kegandaan (syirk) yang diarahkan pada faham trinitas maupun politheisme, tetapi lebih mengarah eksperimentasi kemanusiaan. Wahdaniah adalah pengalaman umum kemanusiaan tentang kesatuan; kesatauan tujuan, kesatuan kelas, kesatuan nasib, kesatuan tanah air, kesatuan kebudayaan dan kesatuan kemanusiaan.

Page 64: Kuliah Teologi Islam Awal

(3) SOAL-SOAL TAUHID• Tauhid bukan deskripsi ataupun sekedar konsep

kosong yang hanya ada dalam angan belaka, tetapi lebih mengarah untuk sebuah tindakan kongkrit (fi’li); baik dari sisi penafian maupun menetapan (itsbat). Kata ‘Lailaha’ berarti penafian terhadap segala bentuk ketuhanan, sedang ‘Illallah’ adalah penetapan tentang adanya Tuhan yang Esa. Perealisasian nafi (pengingkaran) adalah dengan menghilangkan tuhan-tuhan modern, seperti ideologi, gagasan, budaya dan ilmu pengetahuan yang membuat manusia sangat tergantung kepadanya dan menjadi terkotak-kotak sesuai dengan idiologi dan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan dipujanya. Realisasi dari isbat (penetapan) adalah dengan penetapan satu ideologi yang menyatukan dan membebaskan manusia dari belenggu-belenggu tuhan-tuhan modern tersebut.

Page 65: Kuliah Teologi Islam Awal

CATATAN• Terlepas apakah pemikiran besar ini akan bisa

direalisasikan atau tidak sebagaimana diragukan oleh sebagian umat Islam, yang jelas gagasan ini adalah langkah berani dan maju dalam upaya untuk meningkatkan kualitas umat Islam dalam mengejar ketertinggalannya dihadapan Barat. Hanya saja, rekonstruksi yang dilakukan dengan cara mengubah term-term teologi yang bersifat spiritual-religius menjadi sekedar material-duniawi akan bisa menggiring pada pemahaman agama menjadi hanya sebagai agenda sosial, praktis dan fungsional, lepas dari muatan-muatan spiritual dan transenden

Page 66: Kuliah Teologi Islam Awal
Page 67: Kuliah Teologi Islam Awal

KRITERIA ALIRAN SESAT(Menurut Fatwa MUI)

1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6 (enam) dan rukun Islam yang 5 (lima)

2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i (Al-Quran dan As-sunah);

3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Quran.

4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran;

Page 68: Kuliah Teologi Islam Awal

10 KRITERIA ALIRAN SESAT

5. Melakukan penafsiran Al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir

6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam;

7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul;

8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir;

Page 69: Kuliah Teologi Islam Awal

10 KRITERIA ALIRAN SESAT

9. Merubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syari’ah, seperti haji tidak ke Baitullah, shalat fardlu tidak 5 waktu.

10.Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengkafirkan mu-slim hanya karena bukan kelompoknya.