kuliah ke-9 - marlanhutahaean.files.wordpress.com · penegakan hukum dan penertiban pedagang kaki...

14
Kuliah Ke-9 Agenda Setting Agenda Setting Marlan Hutahaean 1

Upload: ngotram

Post on 18-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kuliah Ke-9

Agenda SettingAgenda Setting

Marlan Hutahaean 1

Pendahuluan• Agenda setting merupakan daftar permasalahan atau isu yangditindaklanjuti, a listing of items for action (Jones, 1984)•Agenda setting sebagai permasalahan yang mendapat perhatianyang aktif dan serius dari para pengambil kebijakan (Edward danSharkansky, 1978).•Inti pandangan di atas, agenda setting merupakan tahap apakahmasalah-masalah yang diinventarisir dapat diusulkan dan dimasukkanmenjadi agendanya pemerintah.•Manakala satu masalah telah menjadi agendanya pemerintah, makapeluang untuk dibahas dan diputuskan menjadi satu kebijakan sangatbesar.•Meskipun misalnya satu masalah dianggap urgen untuk diatasimelalui instrumen kebijakan, tetapi apabila tidak masuk menjadiagendanya pemerintah, tentunya tidak akan menghasilkan satukebijakan.

• Agenda setting merupakan daftar permasalahan atau isu yangditindaklanjuti, a listing of items for action (Jones, 1984)•Agenda setting sebagai permasalahan yang mendapat perhatianyang aktif dan serius dari para pengambil kebijakan (Edward danSharkansky, 1978).•Inti pandangan di atas, agenda setting merupakan tahap apakahmasalah-masalah yang diinventarisir dapat diusulkan dan dimasukkanmenjadi agendanya pemerintah.•Manakala satu masalah telah menjadi agendanya pemerintah, makapeluang untuk dibahas dan diputuskan menjadi satu kebijakan sangatbesar.•Meskipun misalnya satu masalah dianggap urgen untuk diatasimelalui instrumen kebijakan, tetapi apabila tidak masuk menjadiagendanya pemerintah, tentunya tidak akan menghasilkan satukebijakan.

Marlan Hutahaean 2

Isu, Masalah dan Kebijakan

Isu Masalah Kebijakan

Orang tidurdi jalananOrang tidurdi jalanan GelandanganGelandangan Penegakan hukum danPenertiban

Penegakan hukum danPenertiban

Pedagang kaki limaPedagang kaki lima Kantong penyelamatpengurangan pengangguran

Kantong penyelamatpengurangan pengangguran

Penataan danperlindunganPenataan danperlindungan

Mengganggu keindahankota

Mengganggu keindahankota

Penertiban danpenggusuran

Penertiban danpenggusuranPedagang kaki limaPedagang kaki lima

Oleh karena agenda setting sangat terkait dengan isu dan masalah, maka rumusankeduanya juga harus jelas, sehingga kebijakan yang akan dipilih tidak bias.

Oleh karena agenda setting sangat terkait dengan isu dan masalah, maka rumusankeduanya juga harus jelas, sehingga kebijakan yang akan dipilih tidak bias.

Orang tidur di jalananOrang tidur di jalanan TunawismaTunawisma Perumahan lebih banyakPerumahan lebih banyak

Marlan Hutahaean 3

Policy Identification : Pertanyaan Penting untukDijawab

1. Apakah isu ini benar-benarmerupakan masalah?

2. Siapakah sasarannya?3. Apa alasannya atau buktinya?4. Apakah masalah ini urgen?5. Apakah akibat negatif jika

intervensi tidak segera dilakukan?

1. Apakah isu ini benar-benarmerupakan masalah?

2. Siapakah sasarannya?3. Apa alasannya atau buktinya?4. Apakah masalah ini urgen?5. Apakah akibat negatif jika

intervensi tidak segera dilakukan?

Menjaga agar jangansampai terjadi solving

the wrong problemyang sering jugadisebuat sebagai

errors of the third type(Dunn, 2004)

Menjaga agar jangansampai terjadi solving

the wrong problemyang sering jugadisebuat sebagai

errors of the third type(Dunn, 2004)

Jika masalahnyaurgen, makapertanyaan

selanjutnya yangharus dijawab

Jika masalahnyaurgen, makapertanyaan

selanjutnya yangharus dijawab

1. Apa yang seharusnya menjadi tujuanjangka panjang (goals) dan jangkapendek (objectives)?

2. Apakah sasaran dan tujuan yang akandicapai dengan masalah sudah logis?

3. Jika, ‘ya’ bagaimana mengangkatmasalah itu menjadi agenda setting?

1. Apa yang seharusnya menjadi tujuanjangka panjang (goals) dan jangkapendek (objectives)?

2. Apakah sasaran dan tujuan yang akandicapai dengan masalah sudah logis?

3. Jika, ‘ya’ bagaimana mengangkatmasalah itu menjadi agenda setting?

Marlan Hutahaean 4

Masalah Kebijakan

Masalah Terstruktur (well-structures)

Masalah Semi Struktur(moderately- structure)

Tidak Terstruktur (ill-structured)

Dunn (2004)

Kriteria Jenis MasalahAktor yang Terlibat Private vs Public

Lokus Procedural vc Substantive

Kebaruan Masalah Rutin (lama) vs Kritis (baru)

Cara Masalah Diartikulasikan Selected (ditentukan sendiri) vs Pressing(didorong oleh pelaku lain )

Sifat Kebijakan yang Dirumuskan Distributive vs Regulatory

Wibawa (1994)

No. Elemen Terstruktur Terstruktur Sedang Tidak Terstruktur

1. Jumlah pengambilkeputusan

Satu/sedikit Satu/sedikit Banyak

2. Alternatif keputusan Terbatas Terbatas Tidak ada batasan

3. Nilai Konsensus Konsensus Konflik

4. Hasil Tertentu/ada risiko Tidak tertentu Tidak diketahui

5. Kemungkinan Terhitung Tidak terhitung Tidak terhitung

Abidin (2004)Marlan Hutahaean 5

Pembiasan Menuju Agenda Setting

Ada 3 kemungkinan terjadinya pembiasanmasalah menuju agenda setting :

1. Masalah dan tuntutan pada umumnya tidakdimasukkan dalam pembahasan kebijakan.

2. Masalah yang diajukan menjadi agenda settingitu ‘dibunuh’ atau ‘dicegat’ sebelum mencapaiarena pembahasan kebijakan.

3. Diubah sedemikian rupa oleh aktor-aktor yangterlibat dalam pengagendaan.

Marlan Hutahaean 6

Sumber/Asal Pengajuan Masalah

Sumber/AsalPengajuanMasalah

Sumber/AsalPengajuanMasalah

Eksekutif,Legislatif,Birokrat

Eksekutif,Legislatif,Birokrat

KelompokKepentinga,

MediaMassa,

intelektual

KelompokKepentinga,

MediaMassa,

intelektual

Lebih mudahmenjadi

AgendanyaPemerintah

Lebih mudahmenjadi

AgendanyaPemerintah

Lebih sulitmenjadi

AgendanyaPemerintah,kecuali ada

tekanan-tekanan yang

dilakukansecara intens

Lebih sulitmenjadi

AgendanyaPemerintah,kecuali ada

tekanan-tekanan yang

dilakukansecara intens

Kasus :Tambahan kenaikan tunjangan(untuk dialog dengankonstituen) anggota DPR 2004-2009 sebesar Rp 10 juta perbulan. Sebenarnya bukanmasalah yang urgen, karenatake home pay merekasebelumnya Rp28.378.000/bln, tetap menjadiagendanya pemerintah yangdibahas pada APBN Perubahan2005 bulan September 2005(Kompas, 21 Oktober 2005).Meskipun ada beberapaanggota DPR yang tidak setujupada Rapat Paripurna DPR 24Okt. 2005, tetap saja usul inimenjadi satu kebijakan.

Marlan Hutahaean 7

Sumber/Asal Pengajuan Masalah•Kasus di atas menunjukkan bahwa usulan dari kelompok yang ‘kuat’yang potensial menjadi agendanya pemerintah.•Terkait hal ini Jones (1984) menjelaskan melalui konsep active andlegitimate group dalam sistem demokrasi.•Pengertian aktif berkaitan dengan kerapian organisasi, struktur,leadership, dukungan dan tersedianya sumberdaya. Karenanya,kelompok yang paling mudah melakukan aktifitas adalah kelompokyang memiliki semua sarana itu.•Tidak mengherankan apabila isu yang berkaitan dengan kelompokkaya menjadi lebih menonjol daripada isu yang mewakili kelompokmiskin.•Analoginya : kelompok yang kuat (yang mewakili wewenang, dayatahan, keuangan dan sumberdaya yang baik, tentunya akan selaluterpenuhi keinginannya daripada kelompok yang lemah (Contoh :Kasus Lapindo di Sidoarjo).

•Kasus di atas menunjukkan bahwa usulan dari kelompok yang ‘kuat’yang potensial menjadi agendanya pemerintah.•Terkait hal ini Jones (1984) menjelaskan melalui konsep active andlegitimate group dalam sistem demokrasi.•Pengertian aktif berkaitan dengan kerapian organisasi, struktur,leadership, dukungan dan tersedianya sumberdaya. Karenanya,kelompok yang paling mudah melakukan aktifitas adalah kelompokyang memiliki semua sarana itu.•Tidak mengherankan apabila isu yang berkaitan dengan kelompokkaya menjadi lebih menonjol daripada isu yang mewakili kelompokmiskin.•Analoginya : kelompok yang kuat (yang mewakili wewenang, dayatahan, keuangan dan sumberdaya yang baik, tentunya akan selaluterpenuhi keinginannya daripada kelompok yang lemah (Contoh :Kasus Lapindo di Sidoarjo).

Marlan Hutahaean 8

Cara Agar Masalah Menjadi Agenda Setting

Inisiatif danprosesnya

dilakukan olehpara pengambil

kebijakansendiri. Cth :

Perpres,Keppres, Inpres,

Permen,Kepmen.

Desakan pihaklain di luar

pemerintah,seperti LSM,Ormas, danParpol, atau

bahkan lembagaasing. Cth :Resep IMF

Lembagapenelitian milik

pemerintahmelalui temuanilmiah dan data

yangdikumpulkan

dari masyarakat.Cth : LIPI

Perorangan diluar organisasi

pemerintah yangmengangkat isu

atau masalahtertentu.Cth : isu

percaloanpenentuan dana

DPPID diBanggar DPRoleh anggota

DPR.

Media Massayang

mematangkansatu isu,sehinggamenjadi

perhatianpemerintah. Cth: Isu kekurangan

gizi di Papua.

Edward dan Sharkansky (1978) mengemukakan 5 cara agar satu masalah atau iu kebijakanmenjadi agenda setting

Marlan Hutahaean 9

Cara Agar Masalah Menjadi Agenda Setting

Media mengangkat ceritaMedia mengangkat cerita

Insiden digambarkan sebagai problemsosial yang lebih besar/luas

Insiden digambarkan sebagai problemsosial yang lebih besar/luas

Muncul stereotipe, distorsi isu. Liputan‘yang melebihi porsi’

Muncul stereotipe, distorsi isu. Liputan‘yang melebihi porsi’

Kepanikan publikKepanikan publik

Tuntutan agar pembuatkebijakan melakukan

sesuatu

Tuntutan agar pembuatkebijakan melakukan

sesuatu

Sebuah insidenSebuah insiden

Media dan Kepanikan Publik, Parsons, 2005, 110.Media dan Kepanikan Publik, Parsons, 2005, 110.Marlan Hutahaean 10

Sikap Pemerintah terhadap Agenda SettingSikap pemerintah dalam proses agenda setting merupakan pilihan salah satu ataukombinasi dari 3 sikap berikut :1. Membiarkan apa yang terjadi. Pemerintah bersikap pasif pada proses yang

berlangsung, sambil mempengaruhi dan mengawasi secara tidak langsung.2. Memfasilitasi masyarakat untuk merumuskan masalah dan menyalurkannya melalui

prosedur yang formal.3. Pemerintah bertindak aktif dalam merumuskan masalah dan memprosesnya dalam

agenda kebijakan. Tabel berikut menunjukkan sikap pemerintah dalam ProsesAgenda Setting.

Sikap pemerintah dalam proses agenda setting merupakan pilihan salah satu ataukombinasi dari 3 sikap berikut :1. Membiarkan apa yang terjadi. Pemerintah bersikap pasif pada proses yang

berlangsung, sambil mempengaruhi dan mengawasi secara tidak langsung.2. Memfasilitasi masyarakat untuk merumuskan masalah dan menyalurkannya melalui

prosedur yang formal.3. Pemerintah bertindak aktif dalam merumuskan masalah dan memprosesnya dalam

agenda kebijakan. Tabel berikut menunjukkan sikap pemerintah dalam ProsesAgenda Setting.

Alternatif SikapPemeritah

KematanganMasyarakat

Pentingnya Isu TersedianyaInformasi

PentingnyaPenerimaan

Matang Kurang Penting Tidak Tersedia Kurang Penting Tidak

Membiarkan X - - X - X X -

Memfasilitasi X - X X X - X -

Bertindak Aktif - X X - X - - X

Marlan Hutahaean 11

Model Penetapan Agenda (Rogers dan Dearing)

Penjagagerbang

plusmedia

berpenga-ruh

Penjagagerbang

plusmedia

berpenga-ruh

Pengalaman personal dan komunikasi antar personalPengalaman personal dan komunikasi antar personal

AgendakebijakanAgenda

kebijakanAgenda publikAgenda publikAgenda mediaAgenda media

Indikator arti penting dari kejadian atau isu agenda di dunia nyataIndikator arti penting dari kejadian atau isu agenda di dunia nyata

Parsons, 2005: 116.Marlan Hutahaean 12

Perluasan dan Kontrol Agenda (Cobb dan Elder (1972 dalamParsons, 2005: 130)

InisiatorInisiator

Perangkatpemicu

Perangkatpemicu

Perangkatpemicu

Perangkatpemicu

Karakteristik isu

Karakteristik isu

Penggunaan simbolPenggunaan simbol

Penekanan media

massa

Penekanan media

massa

Perluasanke publikPerluasanke publik

PolaaksesPola

akses

Agendapengambil

ankeputusan

Agendapengambil

ankeputusan

Agenda Sistematis Agenda InstitusionalSemua isu secara umum dianggap oleh anggotakomunitas politik pantas mendapat perhatian dariotoritas publik

Muncul secara eksplisit dan menjadi pertimbanganserius oleh pembuat keputusan.

Untuk mendapatkan akses ke agenda sistematis, sebuahisu harus mendapat perhatian luas dari sebagian besarpersepsi publik, sehingga isu itu menjadi perhatianotoritas publik.

Mungkin merupakan item lama yang muncul karenadiulas secara reguler atau menjadi perhatian secaraperiodik, atau mungkin ia merupakan item ‘baru.’

Marlan Hutahaean 13

TerimakasihTerimakasih

Marlan Hutahaean 14