kuliah izin

56
MODUL MATA KULIAH KEMAHIRAN NON LITIGASI HUKUM PERIZINAN 1. Pengantar. Dalam modul ini akan dibahas tentang arti pentingnya perizinan dalam tatanan hidup bermasyarakat sehingga dapat tercipta kondisi yang tertib, teratur dan terarah, sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh peraturan perundang-undangan. Secara terperinci pembahasan akan mencakup : 1) Pengertian Izin 2) Fungsi Izin 3) Wewenang menerbitkan Izin 4) Sifat KTUN Izin 5) Prosedur menerbitkan Izin 6) Macam-macam Izin 7) Pencabutan Izin sebagai Sanksi Pemahaman materi dalam modul ini pada dasarnya akan sangat bermanfaat untuk melengkapi pengetahuan Saudara dengan konsep dasar penting hukum administrasi khususnya bidang hukum perizinan, sehingga dapat memberi arah dalam 1

Upload: sri-nur-hari

Post on 26-Jun-2015

1.756 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: kuliah izin

MODUL MATA KULIAH KEMAHIRAN NON LITIGASI

HUKUM PERIZINAN

1. Pengantar.

Dalam modul ini akan dibahas tentang arti pentingnya perizinan dalam

tatanan hidup bermasyarakat sehingga dapat tercipta kondisi yang tertib,

teratur dan terarah, sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh peraturan

perundang-undangan. Secara terperinci pembahasan akan mencakup :

1) Pengertian Izin

2) Fungsi Izin

3) Wewenang menerbitkan Izin

4) Sifat KTUN Izin

5) Prosedur menerbitkan Izin

6) Macam-macam Izin

7) Pencabutan Izin sebagai Sanksi

Pemahaman materi dalam modul ini pada dasarnya akan sangat bermanfaat

untuk melengkapi pengetahuan Saudara dengan konsep dasar penting hukum

administrasi khususnya bidang hukum perizinan, sehingga dapat memberi arah

dalam mengenali dan memahami konsep untuk menganalisis berbagai

permasalahan izin dalam aktivitas masyarakat.

2.TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )

Dengan mempelajari modul ini, Saudara akan dibantu untuk mengenali

dan memahami serta dapat menjelaskan arti penting perizinan dalam suatu

kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, hubungan timbal balik antara

masyarakat selaku pemohon izin dengan Pemerintah selaku termohon yang

1

Page 2: kuliah izin

berwenang mengeluarkan izin dapat berlangsung dengan baik, sehingga dapat

tercipta tertib administrasi sesuai fungsi pemerintah dalam mengendalikan dan

mengarahkan (sturing) kehidupan masyarakat.

3.TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )

Sesudah mempelajari dengan baik isi modul ini, maka diharapkan Saudara

dapat :

a. Menggunakan secara benar akan istilah, pengertian dan tujuan izin dalam

konsep hukum administrasi;

b. Mendalami aspek yuridis dari sistem perizinan dan bentuk izin.

c. Menerangkan secara jelas organ yang wenang mengeluarkan izin dan

pihak yang dialamatkan.

d. Menerangkan dengan jelas tentang diktum dari izin, ketentuan

pembatasan, syarat-syarat yang terdapat pada izin dan pemberian alasan

pada izin.

e. Menjelaskan proses (acara) permohonan pada izin (acara pesiapan dan

peranserta), Pemberian Keputusan, Susunan Keputusan Perizinan,

Pengumuman perizinan.

f. Memahami bentuk-bentuk izin dan membuat permohonan Izin sesuai

dengan prosedurnya, menurut jenis atau macam kegiatan yang

dilakukan oleh masyarakat. yang memohon izin tersebut.

2

Page 3: kuliah izin

4. Kegiatan Belajar :

IZIN SEBAGAI INSTRUMEN YURIDIS PREVENTIF

Ide dasar negara hukum apapun tipe negara hukum yang dianut

(rechtsstaat ataukah the rule of law) sasaran utamanya adalah perlindungan

terhadap hak-hak dasar (grondrechten; fundamental right).

Dalam ide “rechtsstaat” perlindungan terhadap hak-hak dasar pertama-tama

diamanatkan melalui asas legalitas. Dengan asas itu, maka hukum harus

dipositifkan, artinya hukum harus dibentuk secara sadar dan dituangkan dalam

bentuk yang pasti. Asas legalitas ini merupakan asas yang membatasi penggunaan

kekuasaan pemerintahan. Pembatasan kekuasaan pemerintahan bukanlah berarti

mematikan kekuasaan pemerintahan yang pada dasarnya berisi wewenang untuk

mengendalikan (sturing) kehidupan masyarakat. Akan tetapi wewenang

mengendalikan kehidupan masyarakat tersebut diwujudkan dalam berbagai

instrumen hukum, antara lain instrumen izin sebagai salah satu bentuk

keputusan tata usaha negara (KTUN).

Dalam kaitannya dengan asas legalitas, instrumen izin dibatasi oleh

asas legalitas tersebut. Pembatasan oleh asas legalitas hanya dapat ditempuh

melalui asas keabsahan pemerintahan (rechtmatigheid van bestuur).

Selanjutnya keabsahan pemerintahan pada dasarnya tunduk kepada dua alat

ukur, yaitu hukum tertulis (lex scripta) dan hukum tidak tertulis (lex non scripta).

Dewasa ini perhatian cukup besar diarahkan kepada hukum tidak tertulis

berupa asas-asas umum pemerintahan yang baik, mengingat sifat, hakikat dan

keterbatasan hukum tertulis seperti undang-undang.

Contoh-contoh izin yang sering dijumpai misalnya : IMB, HO, SIUP, SIM, KTP

dsb.

3

Page 4: kuliah izin

4.1. Pengertian Izin

Menurut Spelt dan ten Berge Izin adalah suatu persetujuan dari penguasa

berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan

tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan perundangan.

Dengan memberi izin, maka penguasa memperkenankan orang yang

memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya

dilarang. Hal ini menyangkut perkenaan bagi suatu tindakan yang demi

kepentingan umum diharuskan pengawasan khusus atasnya.

Tindakan yang diperkenankan hanya dapat dilakukan dengan cara tertentu

( biasanya dicantumkan dalam ketentuan perizinan )

Penolakan izin hanya dilakukan jika kriteria yang ditetapkan oleh

penguasa tidak dipenuhi atau bila karena sesuatu alasan tidak mungkin

memberikan izin kepada semua orang yang memenuhi kreteria.

Contoh : Izin-izin Tempat pemberhentian.

Dispensasi berlawanan dengan izin. Dispensasi merupakan pengecualian

atas larangan sebagai aturan umum. Oleh karena itu pemberian dispensasi

hanya dapat dilakukan karena adanya peristiwa khusus.

4.2. Fungsi Izin Dan Aspek Yuridis Dari Izin.

a. Fungsi Izin.

Izin merupakan instrumen yuridis preventif bagi administrasi negara.

Dengan sifat yuridis yang demikian itu, fungsi izin adalah :

- mengarahkan /mengendalikan (“sturen”) aktivitas-aktivitas tertentu

(misalnya izin bangunan);

- mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izin lingkungan);

4

Page 5: kuliah izin

- keinginan melindungi obyek-obyek tertentu (izin tebang, izin

membongkar pada monumen-monumen);

- mengatur distribusi benda langka

- seleksi orang-orang dan atau aktivitas tertentu.

Dengan fungsi yang demikian itu, setiap izin pada dasarnya membatasi

hak-hak dasar kebebasan individu. Dengan demikian wewenang membatasi

hendaknya tidak melanggar prinsip dasar negara hukum, yaitu asas legalitas.

Di sisi lain hak-hak dasar juga memiliki sifat dasar yang membatasi kekuasaan

pemerintahan melalui asas legalitas tersebut. Atas dasar yang demikian itu,

maka wewenang memberi izin adalah wewenang yang diberikan oleh peraturan

perundang-undangan untuk mencapai tujuan konkrit.

b. Aspek Yuridis Izin.

Aspek yuridis perizinan pada dasarnya meliputi :

1. LARANGAN untuk melakukan sutu aktivitas (tanpa izin);

2. WEWENANG untuk memberikan izin.

Larangan dan wewenang untuk menyimpang dari suatu larangan

pada dasarnya harus ditegaskan di dalam peraturan perundang-undangan.

Secara jelas dan tegas larangan harus dirumuskan dalam norma larangan

(norma prohibitur) dan bukan norma perintah (norma mandatur). Dengan

demikian pelanggaran atas larangan-larangan itu lazimnya dikaitkan dengan

sanksi., baik administrasi maupun pidana. Lingkup larangan tergantung

pada

5

Page 6: kuliah izin

uraian tingkah laku yang dilarang dalam rumusan peraturan perundang-

undangan.

Formulasi larangan dapat berupa larangan umum ataupun larangan

yang memuat ketentuan-ketentuan khusus. Misalnya : “Dilarang mendirikan

bangunan tanpa izin Bupati/Walikota “ (larangan umum); sedangkan

“Dilarang membuang limbah kimia (dengan /atau tanpa pembungkus) di

dalam atau di atas tanah” (larangan berupa ketentuan khusus).

4.3. Wewenang Menerbitkan Izin.

a.Sifat wewenang.

Setiap wewenang menerbitkan izin bersifat publik. Wewenang itu bisa

merupakan wewenang ketatanegaraan (Staatsrechtelijk bevoegdheid) dan bisa

merupakan wewenang administrasi (Administratiefrechtelijk bevoegdheid).

Antara wewenang ketatanegaraan dan wewenang administrasi dapat dibedakan

tetapi sulit dipisahkan. Oleh karena itu dengan merujuk pada ketentuan Pasal

1.3 UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dalam

rumusan tentang Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) adalah sangat sempit,

sehingga menyulitkan dan membingungkan karena dalam rumusan itu KTUN

hanya dibatasi pada wewenang administrasi (tindakan hukum tata usaha

negara).

b. Macam Wewenang

Wewenang memberikan izin bisa merupakan wewenang terikat (gebonden

bevoegdheid) dan bisa merupakan wewenang bebas (vrije bevoegdheid).

Pembedaan atas wewenang terikat dan wewenang bebas dalam pemberian izin

membawa konsekuensi yuridis, baik pada penerbitan izin maupun pada

pencabutan izin.

6

Page 7: kuliah izin

Pada penerbitan izin, wewenang menerima atau menolak suatu

permohonan sangat tergantung dari sifat wewenang. Pada wewenang terikat,

Pejabat TUN terikat pada syarat-syarat yang dirumuskan dan tidak memiliki

kebebasan untuk menilai maupun kebebasan kebijaksanaan. Dasar wewenang

terikat dari perizinan beranjak dari formulasi ketentuan hukum yang antara lain

berbunyi sebagai berikut :” Izin bangunan hanya boleh dan harus ditolak bila

……”. Sedangkan pada wewenang bebas lahir dari formulasi ketentuan hukum

sebagai berikut : “ Permohonan izin dapat ditolak dalam hal ……..”

Pada pencabutan izin, sifat wewenang memiliki arti penting bagi

kemungkinan untuk menggunakan wewenang pencabutan. Pada wewenang

terikat, pencabutan dilakukan dengan keterikatan mutlak pada ketentuan

peraturan yang menjadi dasarnya. Sedangkan pada wewenang bebas, Pejabat

TUN dapat menggunakan atau tidak menggunakan wewenang untuk

mencabut izin , sehingga dapat lahir kebijakan “non enforcement”. Apakah

wewenang itu digunakan atau tidak digunakan harus didasarkan pada

pertimbangan normatif yang mendukungnya. Dasar utamanya adalah norma

hukum administrasi berupa Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB).

Adalah salah kaprah jika dengan wewenang bebas seperti dalam rumusan :”Izin

dapat dicabut………”, lalu ditafsirkan bahwa terserah kepada kehendak Pejabat

TUN akan mencabut atau tidak. Tindakan demikian menimbulkan kesan

sesukanya.

4.4 Sifat Keputusan Perizinan

Dengan pemberian izin timbul hubungan hukum tertentu Izin menurut

akibat hukumnya sebagai keputusan yang menciptakan hukum.

a. Terikat atau Bebas

7

Page 8: kuliah izin

1). Terikat

Keterikatan pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

wewenang memberi izin oleh pemerintah.Izin dikeluarkan bila telah memenuhi

syarat-syarat yang telah dicantumkan dalam pasal yang mengatur tentang izin

tersebut. Pembuat undang-undang sendiri telah memformulasikan syarat-

syarat yang menjadikan izin tersebut diberikan. Izin ditolak bila syarat-syarat

tersebut tidak dipenuhi.

Contoh: Izin Mendirikan Bangunan

2). Bebas

Organ pemerintah memiliki kadar kebebasan yang besar dalam

memutuskan memberi izin. Organ pemerintah dapat mengkaitkan ketentuan-

ketentuan tertentu pada izin.

b. Yang menguntungkan dan yang memberatkan

1). Yang menguntungkan

Izin yang menguntungkan memberi anugrah kepada yang memohon izin

dalam arti diberikan hak-hak atau pemenuhan tuntuan yang tidak pernah ada

tanpa adanya /dikeluarkan izin tersebut.

Contoh : Izin Trayek.

2). Yang Memberatkan

Keputusan perizinan dapat mengandung unsur-unsur yang memberatkan

dalam bentuk ketentuan-ketentuan yang dikaitkan kepadanya.

Contoh :Izin Mendirikan Bangunan, Izin Lingkungan ( bagi yang hidup

disekitar yang mendapat izin tersebut kemudian merasa terganggu, dapat

merupakan beban ).

8

Page 9: kuliah izin

c. Izin yang segera berakhir dan Izin yang berlangsung lama.

1). Izin yang segera berakhir

Izin itu hanya berlaku saat tindakan itu dilaksanakan dan memerlukan

waktu yang relatif singkat.

Contoh : Izin Mendirikan Bangunan yang hanya berlaku pada saat bangunan

itu dibangun ( relatif cepat )

2). Izin yang berlangsung lama

Izin ini mempunyai waktu berlakunya biasanya lama.

Contoh : Izin - izin yang dikeluarkan untuk masalah lingkungan

d. Izin yang bersifat Pribadi dan Izin yang bersifat Kebendaan

1). Izin yang bersifat pribadi

Bila isi izin itu tergantung pada sifat dan kualitas pribadi dari pemohon izin.

Izin ini tidak bisa dialihkan atau dipindah tangankan.

Contoh : Izin Mengemudi ( SIM )

2). Izin yang bersifat kebendaan

Suatu izin yang isinya tergantung pada sifat dari peraturan perundang-

undangan, misalnya Undang-Undang Gangguan atau Izin Bangunan, diberikan

kepada pemohon tanpa adanya peran dari pemohon Jadi izin gangguan dapat

diminta oleh siapa saja, biarpun ia tidak memiliki bangunan tersebut.

Izin kebendaan ini dapat dialihkan bila kepemilikan atau kepengurusan

yang menjadi obyek Izin tersebut berpindah tangan atau dapat diperjual belikan,

pada penjualan perusahaan, Izin Gangguan berpindah secara otomatis.

Contoh : Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ), Izin Gangguan ( HO )

9

Page 10: kuliah izin

4.5. BENTUK DAN ISI IZIN

a. Bentuk izin diberikan dalam bentuk tertulis.

b. Organ yang berwenang, dalam izin dinyatakan siapa yang memberikannnya,

biasanya dari kepala surat dan penanda tangan izin akan nyata organ mana

yang memberikan izin itu. Peraturan Perundang-undangan menunjuk siapa

organ yang berwenang memberi izin, orgam yang paling menguasai

mengenai materi dan tugas yang bersangkutan.

c. Yang dialamatkan

Izin merupakan keputusan dari organ pemerintahan dalam suatu peristiwa

konkrit, ditujukan pada suatu pihak yang berkenpingan. Izin itu ada setelah

yang berrkepentingan mengajukan permohonan izin, karena itu keputusan yang

memuat izin akan dialamatkan kepada pihak yang memohon izin.

d. Diktum

Untuk adanya kepastian hukum, keputusan izin harus memuat uraian yang

sejelas mungkin untuk apa izin itu diberikan, diktum merupakan inti dari

keputusan. Diktum harus berisi keputusan pasti. Keputusan pasti berisi

penetapan hak dan kewajiban-kewajiban yang dituju oleh keputusan itu,

Contoh : Izin Bangunan ini tertuju pada tindakan membangun dan harus

ditolak bila bertentangan dengan tujuan izin tersebut atau peraturan bangunan.

e. Ketentuan-ketentuan, Pembatasan-pembatasan, Syarat-syarat dan

Pemberian Alasan.

1).Ketentuan-ketentuan :

Ialah kewajiban-kewajiban yang dapat dikaitkan dengan izin.

Contoh :izin pada yang berhubungan dengan lingkungan

Dalam Undang-Undang Gangguan ada ketentuan :

10

Page 11: kuliah izin

- Ketentuan-ketentuan tujuan ( mewujudkan tujuan-tujuan tertentu

seperti mencegah pengotoran tanah )

- Ketentuan-ketentuan sarana ( kewajiban menggunakan sarana

tertentu )

- Ketentuan-ketentuan instruksi ( kewajiban pemegang izin untuk

memberikan instruksi-instruksi tertulis kepada personel dalam

lembaga )

Dalam hal ketentuan-ketentuan tidak dipatuhi, terdapat pelanggaran

izin, dapat diberikan sanksi.

2). Pembatasan-pembatasan

Untuk membatasi jangka waktu berlakunya Izin, batas wilayah/tempat Izin

Misal : suatu izin lingkungan berlaku untuk 5 tahun

3). Syarat-syarat

Dengan menetapkan syarat-syarat, akibat-akibat hukum tertentu digantungkan

pada timbulnya suatu peristiwa dikemudian hari yang belum pasti.

4). Pemberian alasan.

Bila izin yang akan dikeluarkan itu membawa akibat atau memberatkan

pihak ketiga

Pemberian alasan dapat berisi :

Penyebutan ketentuan-ketentuan undang-undang yang diterapkan

Dalam izin, norma-norma yang diterapkan yang merupakan titik tolak keputusan

disebut dengan tegas. Penyebutkan ini memberi pegangan kepada semua yang

bersangkutan untuk menilai keputusan tersebut, yang berakibat tentang apa

yang harus dilakukan dalam hal mereka menyetujui keputusan tersebut.

4.6. Prosedur Menerbitkan Izin.

11

Page 12: kuliah izin

Dalam hubungannya dengan izin sebagai instrumen yuridis yang bersifat

preventif, maka di dalam penerbitan suatu izin kepada pejabat TUN yang

memiliki wewenang untuk menerbitkan izin atas suatu permohonan, harus

memperhatikan suatu prosedur yang berlandaskan kepada tiga asas ialah :

asas negara hukum, asas demokrasi dan asas instrumental.

Dalam asas negara hukum terutama berkaitan dengan prinsip legalitas

dan perlindungan terhadap hak-hak dasar. Asas legalitas hukum administrasi

dalam wujud rechtmatigheid en doematigheid van bestuur” hendaknya

menjadi dasar bagi pejabat TUN sebelum mengambil suatu keputusan.

Asas rechtmatigheid yang meliputi tentang wewenang, prosedur dan

substansi akan mendeskripsikan tentang pemahaman pejabat TUN terhadap

norma-norma hukum administrasi yang menjadi rambu-rambu dalam

melaksanakan tindakan pemerintahannya (dalam mengeluarkan keputusan

TUN berupa izin) dan hal ini akan diukur dengan menggunakan alat ukur

berupa peraturan perundang-undangan dan norma hukum administrasi tidak

tertulis. Sedangkan asas doelmatigheid senantiasa berkaitan dengan tujuan

yang dikehendaki dan ingin dicapai oleh ketentuan hukum administrasi

(konkritisasi) yang dilakukan oleh pejabat TUN.

Asas demokrasi dalam prosedur akan mendeskripsikan tentang

penyelenggaraan pemerintahan yang mendasarkan pada asas keterbukaan. Di

dalam asas keterbukaan ini akan mewajibkan pemerintah untuk secara aktif

menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang suatu permohonan atau

suatu rencana tindak pemerintahan. Di samping itu mewajibkan pula untuk

memberikan penjelasan kepada masyarakat atas hal yang diminta.

12

Page 13: kuliah izin

Keterbukaan pemerintahan akan membuka akses secara luas kepada

masyarakat untuk berperanserta di dalam pengambilan suatu keputusan. Untuk

itu perlu dikembangkan sarana lembaga peranserta (inspraak), misalnya sarana

keberatan, dengar pendapat dan lain-lain. Sebagai gambaran dapat diragakan

dalam bagan di bawah ini :

Demokrasi

¯

Keterbukaan pemerintah

¯

Partisipasi

¯

melalui : inspraak ------------------®

¯

bentuk a.l : - sarana keberatan - dengar pendapat - komisi pertimbangan - angket - pertimbangan LSM - dll.

Dalam asas instrumental dalam pengambilan suatu keputusan berkait

erat dengan prinsip efisiensi (doelmatigheid : dayaguna/sesuai tujuan) dan

prinsip efektivitas (doeltreffenheid : hasilguna). Praktik yang terjadi dewasa ini

masih menunjukkan kecenderungan bahwa prosedur di bidang pemerintahan

masih belum berdayaguna dan berhasilguna. Dalam hubungan ini, deregulasi

di bidang pemerintahan khususnya menyangkut prosedur pemerintahan masih

sangat dibutuhkan, sebab dalam hal kecil masih menunjukkan beberapa segi

yang tidak efisien dan tidak efektif. Sebagai contoh : apakah masih perlu

prosedur pengurusan KTP harus dimulai dari tingkat ketua RT, RW dst., pada

hal setiap warga yang mengurus KTP disyaratkan yang bersangkutan sudah

13

1. institusional2. diskusi/tukar pikiran

dengan pemerintah 3. pengaruh

Page 14: kuliah izin

terdaftar dalam Kartu Susunan Keluarga (KSK) dan bahkan sekarang ini di

beberpa Daerah sudah mulai diterapkan wajib memiliki Kartu Nomor Pokok

Penduduk (NOPPEN) dan diganti dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK).

Apakah tidak cukup dengan bekal kartu NOPPEN/NIK seseorang bisa langsung

mengurus KTP nya tanpa harus melalui prosedur yang panjang ?

Khusus menyangkut perizinan, di Indonesia dewasa ini belum semuanya ada

suatu sistem perizinan yang sifatnya terpadu (baru di beberapa daerah) . Pada

hal untuk menjalankan suatu bidang usaha harus memiliki berbagai izin

sektoral. Misalnya untuk suatu usaha/kegiatan industri harus memiliki : IMB, Izin

Lokasi, Izin HO, Izin Usaha Industri. Oleh karena tidak ada sistem yang terpadu,

maka masing-masing izin tersebut acapkali dipandang sebagai izin yang

mandiri. Dengan pandangan yang demikian itu maka di dalam praktik sering

terjadi pencabutan izin sektoral tanpa memperhatikan keseluruhan

kegiatan/usaha yang dilakukan.

Tahap-tahap dalam prosedur penerbitan izin meliputi hal-hal sebagai

berikut :

a. Permohonan

Biasanya pengajuan permohonan merupakan permulaan dari izin.

Permohonan ialah permintaan dari yang berkepentingan akan sesuatu

keputusan. Jadi permintaan harus datang dari yang berkepentingan, yakni

pihak yang kepentingannya langsung berhubungan dengan sesuatu

keputusan izin.

Dari sudut kepastian hukum dan sehubungan dengan penentuan

jangka waktu bagi keputusan atas permohonan. Permohonan diajukan

14

Page 15: kuliah izin

secara tertulis, yang memuat tanda tangan , nama dan alamat pemohon,

petunjuk mengenai izin yang diminta dan tanggal. Disamping pemohon

harus melampirkan data dan surat-surat ( dokumen ) yang berkaitan dengan

permohonan izin tersebut.

Organ pemerintah berwenang untuk menetapkan formulir ( standar ) bagi

pengajuan permohonan dan pemberian data. Bila permohonan atau

pemberian data tidak lengkap maka organ pemerintah berwenang tidak

( tidak wajib ) mengolah permohonan tersebut.

b. Acara Persiapan dan peran serta ( Insprak )

Asas ketelitian menurut Nicolai dibagi menjadi 2 yaitu :

1). Teliti

2). Perlakuan yang tertib.

Dalam rangka persiapan teliti suatu keputusan, termasuk

musyawarah dengan yang berkepentngan. Musyawarah dengan yang

berkepetingan berfungsi untuk menunjang penetapan fakta yang benar.

Yang berkepentingan perlu didengar sangat tergantung pada sifat

keputusan ( memberatkan atau menguntungkan )

Asas perlakuan yang tertib, pada persiapan keputusan yang berkaitan dengan

izin merupakan hal yang wajib. Mendengar permohonan bagaimanapun juga

diwajibkan bagi organ pemerintah, mendasarkan bila keputusan yang akan

dikeluarkan berisi penolakan permohonan izin.

c. Pemberian Keputusan

Keputusan Organ pemerintahan atas permohonan izin dapat terdiri atas :

1. Dapat diterima

2. Penolakan izin atau pemberian izin

15

Page 16: kuliah izin

3. Memutuskan dalam jangka waktu pantas

Ad.1) Pernyataan Tidak Dapat Diterima akan diberikan, bila izin yang

diminta tidak dapat diberikan karena alasan formal yang terletak di luar

dasar-dasar penolakan dalam system perizinan. Pernyataan tidak dapat

diterima dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :

- Permohonan bukan diajukan oleh yang berkepentingan

- Permohonan diajukan setelah lewatnya jangka waktu yang ditetapkan

- Instansi yang diminta untuk memberi izin jelas tidak berwenang

Ad.2). Penolakan Izin dan Pemberian Izin

Penolakan izin terjadi bila ada keberatan-keberatan mengenai isi,

terhadap pemberian izin. Pemberian Izin diberikan bila syarat-syarat formal

dan yang mengenai isi dipenuhi.

Ad.3). Memutuskan dalam jangka waktu Pantas

Pemohon izin sangat tergantung pada keputusan yang berkaitan

dengan dikeluarkannya izin, diperkenankannya atau tidak diperkenankannya

suatu aktifitas tertentu yang dimintakan izin. Karena untuk adanya kepastian

hukum, pemerintah mengambil keputusan mengenai perizinan dalam jangka

waktu yang pantas

d. Susunan Keputusan Perizinan

Adanya pemberian alasan, dimana ketentuan-ketentuan undang-undang

yang diterapan, penerapan fakta oleh organ pemerintah dan pertimbangan-

pertimbangan hukum yang dilakukan organ pemerintah dicantumkan.

Asas Pemberian Alasan harus mengandung arti :

- Asas bahwa keputusan harus dapat didukung oleh pemberian alasan yang

mendasarinya ( asas pemberian alasan yang mendukung )

16

Page 17: kuliah izin

- Syarat bahwa keputusan diberi alasan dengan cara yang dapat diketahui

oleh yang bersangkutan ( asas pemberian alasan yang dapat diketahui )

Asas bahwa pemberian alasan harus dapat mendukung keputusan, melihat isi

keputusan. Asas pemberian alasan mendukung berkaitan dengan fakta

bahwa keputusan adalah hasil suatu proses di mana organ pemerintah

menimbang kepentingan-kepentingan dan fakta dan menghubungkannya

dengan peraturan perundangan tertertu atau dengan suatu kebijaksanaan

tertentu.

Asas pemberian alasan yang dapat diketahui:

Termasuk mencantumkan ketentuan-ketentuan undang-undang yang

diterapkan / ketentuan izin. Pertimbangan yang diambil berdasarkan

kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari ketentuan-ketentaun perizinan dalam

keadaan nyata.

e. Pengumuman Keputusan Perizinan

Bila ada keputusan yang dalam lalu lintas hukum dikaitkan dengan

akibat-akibat hukum yang ada, maka keputusan tersebut diumumkan secara

terbuka, yaitu :

Pada hari keputusan itu dikirimkan atau diserahkan atau diumumkan secara

terbuka atau pada hari di mana organ dengan cara lain telah memberitahukan

kepada yang berkepentingan tentang keputusannya.

Pengumuman keputusan Izin ditujukan pada satu atau lebih yang

berkepentingannya, dengan mengirimkannya kepada “mereka yang dituju oleh

keputusan tersebut “ dimaksudkan hanya yang berkepentingan yang dianggap

sebagai yang dialamatkan ( pemohon )

17

Page 18: kuliah izin

4.7. Pencabutan Izin Sebagai Sanksi.

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa pencabutan izin tidak dilakukan

secara langsung, melainkan ada suatu proses (prosedur) yang memuat

tindakan-tindakan yang mengandung peringatan dan atau teguran keras atau

bahkan memuncak pada pembekuan izin. Dengan demikian terdapat

pentahapan – pentahapan dalam suatu proses agar pelanggar menyadari

kesalahan dan memperbaikinya. Namun apabila pelanggar tidak memperbaiki

kesalahan, bahkan terus melakukan pelanggaran, maka tindakan tegas

administrasi negara melakukan pencabutan.

Pencabutan izin sangat dimungkinkan manakala dilakukan normativisasi

dalam perumusan norma-norma yang pada gilirannya sebagaimana tercantum

pada peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar diterbitkannya izin.

Oleh karena itu persyaratan untuk proses pencabutan izin dapat bervariasi

tergantung pada hukum positif yang berkenaan dengan kasusnya. Namun yang

jelas dan perlu dipertegas bahwa administrasi negara tidak boleh dan tidak

diperkenankan menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan itu. Sebab jika

tidak justru ia sendiri yang melanggar dan bertentangan dengan asas-asas

umum pemerintahan yang baik terutama asas kehati-hatian formal .

Dalam pencabutan izin sebagai suatu sanksi, perlu dilihat hal-hal

sebagai berikut :

(1) Sifat hukum :

Pencabutan izin sebagai sanksi merupakan keputusan TUN penegakan

hukum (handhavingsbeschikkingen). Sebagai keputusan TUN penegakan

hukum, maka wewenang pencabutan izin merupakan wewenang yang

melekat pada wewenang penerbitan izin. Hal ini membedakan dengan

18

Page 19: kuliah izin

jenis sanksi-sanksi hukum administrasi lainnya, oleh karena meskipun

wewenang mencabut izin tidak diatur secara khusus namun pejabat TUN

yang menerbitkan izin pada dasarnya berwenang mencabut izin (asas

contrario actus).

(2). Asas umum pencabutan izin:

Dalam hal pencabutan izin, maka ada hal-hal yang perlu

diperhatikan sebelum pencabutan dilakukan. Pencabutan izin pada

dasarnya bertumpu kepada dua landasan utama, yaitu :

-. Sifat wewenang penerbitan izin dan wewenang pencabutan izin .

Berdasarkan sifat wewenang ini maka hendaknya diperhatikan

pembedaan antara wewenang terikat dan wewenang bebas;

-. Sifat obyek izin. Dalam hal ini berkenaan dengan klasifikasi keputusan

TUN (izin) atas keputusan TUN “zakelijk” ( keputusan TUN yang

diterbitkan berdasarkan kualitas obyek) dan keputusan TUN

“persoonlijk” (keputusan TUN yang diterbitkan berdasarkan kualitas

pribadi) serta klasifikasi keputusan TUN kilat dan keputusan TUN

langgeng.

(3). Alasan pencabutan izin.

Di dalam pencabutan izin, pada dasarnya dapat diklasifikasikan

ke dalam dua macam alasan , yaitu :

-. Pemegang izin tidak mematuhi pembatasan atau kewajiban yang

ditetapkan dalam izin;

-. Pemegang izin memberikan data/informasi yang tidak benar

sewaktu mengajukan permohonan izin. Andaikata pemohon

19

Page 20: kuliah izin

pada waktu mengajukan permohonan menyampaikan data yang

benar, maka kemungkinan permohonan ditolak.

Dengan dua alasan tersebut di atas, maka untuk alasan pertama yaitu

izin dicabut karena adanya pelanggaran yang dilakukan pemegang izin, maka

kemungkinan berlaku surut bersifat “ex tunc” artinya berlaku surut

dimungkinkan sejak saat pelanggaran mulai terjadi. Sedangkan untuk alasan ke

dua, yaitu izin dicabut karena pemohon memberikan data yang tidak benar,

maka kemungkinan berlaku surut bisa “ab ovo”, artinya sejak semula izin

dianggap tidak pernah ada.

Pencabutan suatu izin, pada dasarnya menjadi salah satu bagian dari

berakhirnya suatu keputusan. Sebagaimana diketahui bahwa terhadap

berakhirnya suatu keputusan, maka secara umum hal tersebut dapat terjadi

karena beberapa hal sebagai berikut :

a. Exparisi, yaitu berakhirnya akibat hukum suatu keputusan

karena ditentukan dalam keputusan itu sendiri;

b. Annulasi, karena sebab-sebab illegal;

c. Disparisi, karena berubahnya situasi yang menjadi dasar

hukum dari keputusan;

d. Pencabutan, yang dapat dibedakan sebagai :

- Pencabutan Retro Actief, yaitu yang meniadakan

akibat hukum baik yang telah ada maupun yang akan

datang.

Di dalam pencabutan retro actief, hal yang harus

diperhatikan adalah adanya dua asas dalam

20

Page 21: kuliah izin

penerapannya, yaitu asas kepastian hukum dan asas

ganti rugi.

- Pencabutan Recavatief, yaitu yang meniadakan akibat

hukum yang akan datang saja.

- Pencabutan Approgatief, yaitu meniadakan akibat

hukum yang akan datang dengan diganti dengan

keputusan baru.

Pencabutan sebagai sanksi administrasi dimungkinkan dikomulasikan

dengan jenis sanksi lain. Komulasi sanksi dibedakan sebagai : komulasi

eksternal dan komulasi internal. Komulasi eksternal mengandung makna

bahwa sanksi administrasi dapat diterapkan bersama- sama dengan sanksi-

sanksi lain (pidana dan perdata). Dalam hal demikian tidaklah melanggar “asas

ne bis in idem” karena jenis dan tujuan sanksi berbeda. Sedangkan komulasi

internal mengandung makna bahwa dua atau lebih sanksi administrasi dapat

diterapkan secara bersama-sama. Namun dalam hal ini terdapat dua rambu

larangan yang perlu diperhatikan ialah :

a. Asas Ne bis Vexary, asas ini berarti bahwa sanksi-sanksi sejenis (tujuannya

sama) tidak boleh diterapkan bersama-sama.

Contoh : paksaan nyata (bestuursdwang) tidak dapat diterapkan bersama-

sama dengan uang paksa (dwangsom), karena uang paksa merupakan

alternatif terhadap paksaan nyata (jadi keduanya sejenis untuk hal yang

sama dan tujuan yang sama);

b. Asas Proportionality (keseimbangan), asas ini berkenaan dengan kepatutan

mengenai sanksi, artinya berat ringannya sanksi yang diterapkan sebanding

dengan berat ringannya pelanggaran yang terjadi.

21

Page 22: kuliah izin

4.8. Aspek Hukum Administrasi Dari IMB dan Izin HO

a. IMB

Sifat KTUN IMB merupakan KTUN kilat. Sifat demikian membawa

konsekuensi yuridis bagi kemungkinan pencabutan dan pengalihan IMB.

Kemungkinan pencabutan IMB dibenarkan sepanjang belum selesai

dipergunakan kecuali terbitnya IMB didasarkan atas data/informasi yang

tidak benar dari si pemohon. Kemungkinan yang sama juga bagi pengalihan

hak atas IMB.

b. Pemutihan IMB

Tindakan pemutihan merupakan tindakan legalisasi atas pelanggaran.

Dengan demikian wewenang pemutihan merupakan wewenang temporer.

c. Penegakan Hukum

Penegakan hukum berupa penerapan sanksi administrasi dapat berupa

pencabutan izin dan dapat berupa paksaan nyata seperti bongkar paksa.

Jika ditelaah berbagai Peraturan Kabupaten/Kota di Indonesia, jarang sekali

dalam Perda itu diatur tentang wewenang dan prosedur bongkar paksa.

Namun dengan demikian dalam praktik penegakan hukum dengan

menerapkan sanksi berupa bongkar paksa sangat sering dilakukan. Ada

kesan bahwa wewenang bongkar paksa merupakan wewenang yang terkait

pada wewenang menerbitkan IMB. Pandangan yang demikian kiranya patut

dibenahi karena dalam hukum administrasi , hanya pencabutan izin

disepakati sebagai wewenang yang melekat pada wewenang menerbitkan

izin. Oleh karena itu wewenang bongkar paksa sebagai bentuk paksaan

nyata (bestuursdwang) harus diatur secara khusus.

d. Izin HO

22

Page 23: kuliah izin

Sifat khas dari jenis izin HO ialah izin HO tidak merupakan izin yang

mandiri, sebab izin HO selalu harus dikaitkan dengan izin usaha tertentu.

Dengan sifat khas yang demikian itu apakah mungkin mencabut izin HO

tanpa mencabut izin usahanya ?

5. MENGAMATI CONTOH FORMAT-FORMAT IZIN

Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman mahasiswa selama

perkuliahan terhadap Materi Perizinan perlu diberikan evaluasi dengan

memberikan beberapa contoh format Izin dan kemudian mengamatinya

dengan cemat antara lain :

1. Contoh Format Surat Izin Mendirikan bangunan

2. Contoh Format Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) Kecil

3. Contoh Format Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) Menengah

4. Contoh Format Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) Besar

5. Contoh Format Izin Usaha Perikanan

6. Contoh Format Surat Izin Trayek

7. Contoh Format Surat Izin Praktek

8. Contoh Format Surat Izin Keterangan Tempat Usaha ( KTU )

9. Contoh Format Surat Izin Penyelenggaraan

10.Contoh Format Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi

11.Contoh Format Surat Izin Gangguan / Izin Tempat Usaha ( HO / ITU )

12.Contoh Prosedure permohonan izin

Contoh Format Surat Izin Mendirikan Bangunan ( IMB )

Surat Izin Mendirikan Bangunan minimal berisi :

a. Instansi / Lembaga yang berwenang mengeluarkan izin

b. Membaca

23

Page 24: kuliah izin

c. Menimbang

d. Mengingat

e. Memutuskan, Menetapkan :

1. a. Nama

b. Alamat

c. Atas bangunan :

- Terletak

- Luas

- Klasifikasi

- Jenis

- Tahun dibangun

- Di atas tanah

2. Syarat-syarat yang harus ditaati oleh pemohon izin

3. Biaya yang harus dibayar oleh pemohon

f. Tempat/ kota diterbitkannya izin

g. Tanda tangan pejabat yang berwenang mengeluarkan izin

h. Cap instansi yang berwenang mengeluarkan izin

i. Tembusan disampaikan ke instansi terkait

Contoh Format Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) Kecil

Surat Izin Usaha Perdagangan minimal berisi :

a. Instansi/lembaga yang berwenag mengeluarkan Izin

b. Nomor surat

c. Nama Perusahaan

c. Alamat kantor perusahaan

d,. Nama Pemilik / .penanggungjawab

24

Page 25: kuliah izin

e. Alamat Pemilik / penanggung jawab

f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP )

g. Nilai Modal dan Kekayaan bersih

i. Kegiatan Usaha

j. Kelembagaan

k Bidang Usaha

l. Jenis Barang/ jasa dagangan utama

m. Ketentuan-ketentuan

n. Kota / tempat diterbitkan izin

o. Tanggal disahkan

p. Tanda tangan Pejabat yang berwenang mengeluarkan Izin

q. Cap Instansi yang berwenang menerbitkan Izin

Contoh Format Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) Menengah

Surat Izin Usaha Perdagangan Menengah mininal berisi :

a. Lembaga/instansi yang berwenang mengeluarkan izin

b. Nomor Surat

c. Nama Pemohon

d. Alamat Kantor Perusahaan

e. Nama Pemilik / Penanggung jawab

f. Alamat Pemilik / Penangung jawab

g. Nomor Pokok Wajib Pajak

h. Nilai Modal dan Kekayaan Bersih Perusahaan

i. Kegiatan Usaha

j. Kelembagaan

k. Bidang Usaha

25

Page 26: kuliah izin

l. Jenis Barang / Jasa Dagangan Utama

m. Ketentuan / ketentuan

n. Tempat / Kota dikeluarkaanya Izin

o. Tanggal, bulan, tahun dikeluarkannya Izin

p. Nama Pejabat yang mengeluarkan Izin

q. Tanda Tangan Pejabat yang mengeluarkan Izin

r. Cap Lembaga / Instansi yang mengeluarkan Izin

Contoh Format Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) Besar

Surat Izin Usaha Perdagangan Besar minimal berisi :

a. Instansi / Lembaga yang berwenang mengeluarkan izin

b. Nama Perusahaan

c. Merek

d. Alamat kantor perusahaan

e. Nama Pemilik / Penanggung jawab

f. Alamat Pemilik / Penanggung Jawab

g. Nomor Pokok Wajib Pajak

h. Nilai Modal dan Kekayaan Bersih

i. Kegiataan Usaha

j. Kelembagaan

k. Bidang Usaha

l. Jenis Barang / Jasa Dagangan Utama

m. Ketentuan-ketentuan

n. Masa Berakhirnya Izin

o. Tempat / Kota diterbitkan izin

p. Tanggal, bulan, tahun diterbitkannya izin

26

Page 27: kuliah izin

q. Tanda tangan pejabat yang berwenang menerbitkan izin

r. Cap instansi yang mengeluarkan izin

Contoh Format Surat Izin Usaha Perikanan

Surat Izin usaha Perikinan, minimal berisi :

a. Instansi / Lembaga yang berwenang menerbitkan izin.

b. Dasar diterbitkannya Izin Usaha Perikanan

c. Nama Perusahaan

d. Alamat Perusahaan

e. Nama Pemimpin Perusahaan

f. Akte Pendirian Perusahaan

g. Jenis Usaha

h. Jenis Komediti

t. Daerah Usaha

j. Kapasitas Produksi

k. Modal Usaha

l. Jumlah tenaga kerja

m, Tujuan Pemasaran

n. Lama Izin Usaha

o. Ketentuan-ketentuan

p. Kota / Tempat diterbitkannya Izin

q. Tanda tangan Pejabat yang berwenang mengeluarkan Izin

r. Cap instansi yang menerbitkan Izin

s. Tembusan ke instansi terkait.

Contoh Format Surat Izin Trayek

Surat Izin Trakyek minimal berisi :

27

Page 28: kuliah izin

a. Lembaga / Instansi yang mengeluarkan Izin

b. Dasar dikeluarkan Izin

c. Izin diberikan kepada nama pemohon / yang bertanggung jawab

d. Untuk Kegiatan

e. Rute Trayek

f. Masa berlaku Izin

g. Nama Pemilik / Penangung jawab

h. Alamat Pemilik

i. Klasifikasi Kendaraan Penumpang yang dimohonkan Izin Trayek

1. Tanda Nomor Kendaraan

2. Nomor Uji Kendaraan

3. Daya Angkut

4. Merek Pabrik

5. Tahun Pembuatan

6. Kelas Pelayanan

j. Kode Trayek

k. Jenis Kendaraan

l. Jarak Kilometer

m. Besarnya Tarif perKm

n. Pejabat yang berwenang yang menerbitkan Izin

o. Tanda Tangan Pejabat yang berwenang mengeluarkan Izin

p. Cap Lembaga / Instansi yang mengeluarkan Izin

q. Tempat dikeluarkan Izin

r. Waktu dikeluarkan Izin ( Tanggal, Bulan, Tahun )

28

Page 29: kuliah izin

Contoh Format Surat Izin Praktek ( SIP )

Surat Izin Praktek ( SIP ) minimal berisi :

a. Instansi / Lembaga Pemerintah yang mengeluarkan Izin Praktek

b. Nomor Surat Izin Praktek

c. Nama Pemohon

d. Tempat / tanggal lahir

e. Alamat Rumah

f. Untuk Praktek

g. Alamat Tempat Praktek

h. Beberapa ketentuan yang harus dijalankan oleh pemohon

i. Kota / Tempat dikeluarkan Izin

j. Tanggal dan bulan dan tahun dikeluarkan Izin

k. Tanda Tangan Pejabat yang berwenang mengeluarkan Izin

l. Tembusan yang disampaikan kepada instansi pemerintah terkait

Format Izin Keterangan Tempat Usaha ( KTU )

Surat Izin Keterangan Tempat Usaha minimal berisi :

a. Membaca : yang berisi permohonan

b. Dasar : Dasar Surat Izin ini dikeluarkan

c. Mengingat : Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai

perizinan

d. Menyatakan berisi :

1. Nama pemohon

2. Pekerjaan

3. Alamat pemohon

4. Kebangsaan

29

Page 30: kuliah izin

5. Jenis Usaha

6. Tempat Usaha

7. Nama Perusahaan

8. Ketentuan - ketentuan

9. Kota / Tempat ditertibkannya Izin ini

10.Tanda tangan Pejabat yang berwenang mengeluarkan Izin ini

11.Cap Instansi yang menerbitkan Izin

12.Tembusan ke intansi terkait.

Format Surat Izin Penyelenggaraan

Surat Izin Penyelenggaraan minimal berisi :

a. Instansi / Lembaga yang berwenang menerbitkan Izin

b. Dasar dikelurkan izin sesuai dengan Pemberitahuan dari pemohon

c. Persetujuan dari instansi yang berwenang

d. Jenis Kegiatan

e.Waktu, tempat dan tanggal kegiatan

f. Ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh pemohon

g. Tempat/ kota diterbitkannya izin

h. Tanda tangan pejabat yang berwenang mengelurkan izin

i. Cap instansi yang berwenang menerbitkan izin

j. Tembusan ke instansi terkait

Contoh Format Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi

Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi minimal berisi :

a. Instansi / Lembaga yang mengeluarkan izin

b. Nomor Surat izin

c. Nama Perusahaan

30

Page 31: kuliah izin

d. Alamat Kantor Perusahaan

e. Nama Penangung jawab Perusahaan

f. NPWP Perusahaan

g. Masa berlaku izin

h. Bidang Pekerjaan

i. Kota / Tempat dikeluarkan izin

j. Tanggal. Bulan dan tahun dikeluarkan izin

k. Tanda tangan pejabat yang berwenang mengeluarkan izin

l. Cap instansi yang menerbitkan izin

Contoh Format Surat Izin Gangguan / Izin Tempat Usaha ( HO / ITU )

Surat izin Gangguan minimal berisi :

a. Lembaga / Instansi yang mengeluarkan Izin

b. Nomor Surat

c. Membaca

d. Menimbang

e. Mengingat

f. Memperhatikan

g. Memutuskan, Menetapkan :

1. Memberikan Izin Kepada :

a. Nama Pemohon

b. Peruntukan

c. Alamat Tempat Usaha

d. Nomor tanah yang digunakan tempat usaha

e. Alat yang digunakan untuk kegiatan usaha

f. Batas tempat usaha

31

Page 32: kuliah izin

2. Kewajiban memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat tertentu

h. Waktu daftar ulang / perpanjangan Izin

i. Tempat / kota Izin diterbitkan

j. Waktu dikeluarkan Izin ( tanggal, bulan, tahun )

k. Nama Pejabat yang mengeluarkan Izin

l. Cap Lembaga / Instansi yang mengeluarkan Izin

m. Tembusan ke instansi yang terkait

Contoh Prosedure Permohonan Izin

Prosedure Permohonan Izin minimal dilakukan :

a. Permohonan Izin secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang

b. Data Pemohon

c. Lampiran yang harus disertakan pada surat permohonan Izin

d. Tempat permohonan Izin

e. Nama Terang dan Tanda Tangan Pemohon

6. MEMBERI ANALISIS TENTANG BENTUK - BENTUK IZIN

Untuk memberikan ketrampilan dan keahlian mahasiswa mengenai bentuk-

bentuk Izin. Mahasiswa memberikan analisis mengenai bentuk-bentuk izin

yang ada dan juga ketrampilan serta penguasaan dalam membuat permohonan

izin, antara tain :

1. Contoh Bentuk Surat Izin Mendirikan bangunan

2. Contoh Bentuk Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) Kecil

3. Contoh Bentuk Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) Menengah

4. Contoh Bentuk Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) Besar

5. Contoh Bentuk Izin Usaha Perikanan

6. Contoh Bentuk Surat Izin Trayek

32

Page 33: kuliah izin

7. Contoh Bentuk Surat Izin Praktek

8. Contoh Bentuk Surat Izin Keterangan Tempat Usaha ( KTU )

9. Contoh Bentuk Surat Izin Penyelenggaraan

10.Contoh Bentuk Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi

11.Contoh Bentuk Surat Izin Gangguan / Ijin Tempat Usaha ( HO / ITU )

7. LATIHAN.

Pelajari pengertian-pengertian yang terdapat dalam kegiatan belajar ini

dengan cermat, seperti arti izin, sifat izin, wewenang dan prosedur menerbitkan

izin, pencabutan izin.

Carilah pengertian izin dari buku-buku lain yang dapat diperoleh dari

perpustakaan atau took-toko buku, kemudian cobalah pelajari dan renungkan

apa sebenarnya inti pokok pengertian izin itu.

8. RANGKUMAN.

a. Wewenang penguasa dalam mengendalikan kehidupan masyarakat dapat

diwujudkan dalam berbagai instrument hukum, antara lain instrument izin

sebagai salah satu bentuk keputusan tata usaha Negara (KTUN).

b. Asas legalitas sebagai pembatas izin hanya dapat ditempuh melalui asas

keabsahan pemerintahan (rechtmatigheid van bestuur) dan dapat diukur

melalui dua alat ukur yaitu hukum tertulis dan hukum tidak tertulis.

c. Aspek yuridis dari izin pada dasarnya meliputi aspek larangan dan aspek

wewenang (wewenang bebas atau wewenang terikat) dalam menerbitkan

dan mencabut izin.

d. Asas-asas yang harus diperhatikan dalam menerbitkan dan mencabut

suatu izin meliputi asas Negara hukum, asas demokrasi dan asas

instrumental.

33

Page 34: kuliah izin

9. TEST FORMATIF.

Tunjukkan pengertian Saudara dengan cara mengisi titik-titik pada

kalimat di bawah ini :

a. Izin sebagai instrumen yang bersifat yuridis preventif meliputi

aspek………dan aspek………… Aspek-aspek tersebut harus

dirumuskan secara jelas sebagai norma………………. dan

norma…………………..

b. Sifat wewenang dalam menerbitkan dan mencabut suatu izin dapat

meliputi wewenang …………… yang artinya ………………… dan

wewenang ……… yang artinya …………………

c. Izin sebagai instrumen yuridis yang digunakan oleh penguasa dalam

mengendalikan kehidupan masyarakat memiliki fungsi sebagai

……………………..

d. Berdasarkan klasifikasi keputusan tata usaha negara (KTUN), khusus

ktun izin dibedakan atas ……………………………….

e. Untuk dikeluarkannya suatu KTUN izin harus melalui tahap-tahap………

f. Alasan-alasan untuk dicabutnya suatu izin dapat diklasifikasikan ke

dalam dua macam alasan, yaitu (1) ……………….. dan (2) ………………

g. Pencabutan sebagai sanksi administrasi dimungkinkan diakumulasikan

dengan jenis sanksi lain. Komulasi sanksi dapat dibedakan sebagai (1)

………………… dan (2)…………………….

10. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT.

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang

terdapat pada akhir bagian dari modul ini dan hitunglah jumlah jawaban

34

Page 35: kuliah izin

Saudara yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui

tingkat penguasaan Saudara terhadap materi kegiatan belajar.

Jumlah jawaban Saudara yang benar

Tingkat penguasaan = ------------------------------------------------- X 100 %

15

Arti tingkat penguasaan yang Saudara capai :

90 % - 100 % = baik sekali

80 % - 89 % = baik

70 % - 79 % = cukup

- 69 % = kurang

Jika Saudara mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas , Saudara

sudah dapat mengerti kegiatan belajar ini. Tetapi jika nilai Saudara masih di

bawah 80 %, Saudara harus mengulangi kegiatan belajar terutama bagan yang

belum Saudara kuasai.

DAFTAR PUSTAKA

- A. Siti Soetami, Hukum Administrasi Negara Lanjut, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 1997

35

Page 36: kuliah izin

- Lutfi Effendi, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Malang, Bayumedia Publising, 2004 - Kebijakan Menteri Perdagangan Tahun 2006 Tentang Perizinan, Jakarta, CV Medya Duta, 2006

- N.M Spelt dan Ten Berge terjemahan Philipus M Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Surabaya, Yuridika, 1993

- Ridwan. HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta, PT. Radja Grafido Persada, 2002

KUNCI JAWABAN TEST FORMATIF.

36

Page 37: kuliah izin

1. Aspek-aspek yuridis dari izin terdiri atas aspek larangan dan aspek

wewenang . aspek larangan harus dirumuskan secara jelas ke dalam norma

prohibitur dan aspek wewenang dirumuskan ke dalam norma mandatur.

2. Wewenang dalam menerbitkan dan mencabut izin dibedakan sebagai

wewenang bebas dan wewenang terikat. Wewenang bebas artinya ada

ruang kebebasan bagi pejabat yang diberi wewenang oleh peraturan

perundang-undangan untuk menggunakan atau tidak menggunakan

wewenang dalam menerbitkan dan mencabut suatu izin berdasarkan

kebebasan kebijaksanaan atau kebebasan penilaian. Sedangkan

wewenang terikat berarti pejabat terikat oleh peraturan perndang-undangan

dan tidak ruang kebebasan dalam menggunakan wewenangnya untuk

menafsirkan suatu rumusan peraturan.

3. Fungsi izin meliputi :

a. mengarahkan/mengendalikan (sturen) aktivitas tertentu;

b. mencegah timbulnya bahaya;

c. melindungi obyek tertentu;

d. mengatur distribusi barang langka;

e. seleksi orang atau aktivitas tertentu.

4. Berdasarkan klasifikasinya, ktun izin dibedakan sebagai :

a. izin sebagai ktun bebas dan ktun terikat;

b. izin sebagai ktun menguntungkan ;

c. izin sebagai ktun kilat dan ktun langgeng;

d. izin sebagai ktun “zakelijk” dan ktun “persoonlijk”;

e. izin sebagai ktun konstitutif.

5. Tahap-tahap untuk dikeluarkannya ktun izin adalah :

37

Page 38: kuliah izin

a. mengajukan permohonan;

b. acara persiapan dan peranserta (inspraak);

c. pemberian keputusan;

d. pengumuman keputusan.

6. Alasan-alasan dilakukannya pencabutan izin dapat diklasifikasi ke dalam dua

alasan yaitu :

a. pemegang izin tidak mematuhi pembatasan atau kewajiban yang

ditetapkan dalam izin;

b. pemegang izin memberikan data/informasi yang tidak benar sewaktu

mengajukan permohonan. Andaikata pemohon pada waktu

mengajukan permohonan mengisi data yang benar, kemungkinan

permohonan izin ditolak.

7. Komulasi sanksi dapat dibedakan sebagai komulasi eksternal dan komulasi

internal. Komulasi eksternal berarti sanksi aministrasi dapat diterapkan secara

besama-sama dengan sanksi yang lain seperti sanksi pidana misalnya.

Sedangkan komulasi internal berarti dua macam atau lebih sanksi administrasi

dapat diterapkan secara bersama-sama. Dalam hal demikian asas nebis vexary

dan asas proportionality harus diperhatikan .

DAFTAR ISI

38

Page 39: kuliah izin

Halaman judul

1. Pengantar …………………………………………… 1

2. Tujuan Instruksional Umum (TIU) ………………………………………….. 1

3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) …………………………………………. 2

4. Kegiatan Belajar : Izin Sebagai Instrumen Yuridis Preventif …………….. 3

4.1. Pengertian Izin …………………………….. 4

4.2. Fungsi Izin dan aspek Yuridis Izin ………………………………... 4

4.3. Wewenang Menerbitkan Izin ………………………………….. 6

4.4. Sifat Keputusan Perizinan ……………………………………… 7

4.5. Bentuk dan Isi Izin ……………………………………… 10

4.6. Proses Menerbitkan Izin ……………………………………… 12

4.7. Pencabutan Izin Sebagai Sanksi ………………………………………. 18

4.8. Aspek Hukum Administrasi dari IMB dan Izin HO …………………… 22

5. Mengamati Contoh Format-format Izin ……………………………………… 23

6. Melakukan Analisis tentang Bentuk-bentuk Izin …………………………… 33

7. Latihan …………………………………………… 33

8. Rangkuman ……………………………………………. 34

9. Test Formatif …………………………………………… 34

10. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ………………………………………… 35

Daftar Pustaka …………………………………… 37

Kunci Jawaban …………………………………… 38

39