kuisioner dukungan pimpinan.pdf

16
1 PENGARUH DUKUNGAN PIMPINAN DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENGENDALIAN PENERIMAAN PREMI (Sensus Pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya) Oleh : Desty Natalia 083403028 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Manusia selalu dihadapkan pada peristiwa-peristiwa yang mempunyai faktor risiko dan faktor ketidakpastian yang mungkin akan timbul di masa yang akan datang yang tidak dapat diramalkan sebelumnya dan tidak terdapat kesengajaan. Karena tiap orang dihadapkan pada masalah yang tidak dapat diperhitungkan secara pasti atas beban hidupnya sendiri, maka manusia tersebut berada dalam keadaan tidak tenang karena tidak mengetahui secara pasti peristiwa- peristiwa apa yang akan dihadapinya. Berbagai upaya dilakukan manusia untuk mencegah dan menghindari faktor risiko dan faktor ketidakpastian tersebut, namun faktor-faktor tersebut merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan kehidupan bisnis perusahaan. Menyadari hal tersebut diatas, manusia mengharapkan adanya suatu perlindungan dan sedapat mungkin memperkecil risiko atas suatu kejadian yang dapat terjadi di masa yang akan datang yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, maka timbul suatu pemikiran dari sekelompok orang tertentu untuk membentuk suatu organisasi yang berorientasi pada masalah tersebut, yang kemudian dikenal dengan nama Asuransi. Sebagai perusahaan penjual jasa pada masyarakat umum, perusahaan asuransi harus benar-benar memiliki likuiditas yang memadai dalam arti dana yang dimiliki harus dapat menanggung polis yang telah dikeluarkan pada tertanggung. Disinlah letak fungsi utama dari perusahaan asuransi, yaitu sebagai mekanisme pengalihan risiko dengan membentuk dana. Dengan diberikan jaminan dan pemberian ganti rugi atas peristiwa-peristiwa yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang kemudian akan ditanggung oleh pihak asuransi, maka sebagai konsekuensinya kepada perusahaan asuransi sebagai penanggung, manusia baik secara individu maupun secara kelompok (perusahaan) yang dalam hal ini disebut sebagai tertanggung mempunyai kewajiban membayar sejumlah uang (premi) kepada perusahaan asuransi Pada pelaksanaannya, kegiatan penerimaan premi asuransi tentunya tidak terlepas dari hambatan-hambatan baik dikarenakan keterbatasan pengetahuan ataupun tingkat pemahaman masyarakat mengenai asuransi itu sendiri, maupun hambatan-hambatan lain yang timbul akibat adanya penyelewengan oleh oknum pada perusahaan asuransi. Seperti yang dikutip dari sebuah blog pribadi tanggal 27 Juni 2012, Setyowati menjadi nasabah pada salah satu perusahaan asuransi jiwa di Indonesia sejak tahun 2003. Ia tertarik dengan salah satu prosuk yang ditawarkan oleh tenaga pemasaran (agen asuransi) yang bernama Susanti. Ia tidak pernah terlambat membayar premi asuransinya. Bahkan ia membayarkan premi asuransinya sebelum jatuh tempo melalui Susanti. Pada tahun 2005, Setyowati ingin mengajukan klaim asuransi yang dimilikinya, tercantum manfaat asuransi berupa penggantian biaya rawat inapsejumlah sekian persen dari biaya yang telah dikeluarkannya oleh pemegang polis asuransi (tertanggung). Kemudian ia mengubungi agen Susanti untuk membantunya mengurus klaim tersebut. Seluruh persyaratan pengajuan klaim yang diminta oleh perusahaan asuransi telah diberikannya melalui agen Susanti. Setelah 3 minggu ia mendapat jawaban bahwa perusahaan asuransi menolak klaim tersebut dengan alasan status polisnya “lapse” (tidak berlaku) pada saat terjadinya kecelakaan (resiko yang harus ditanggung oleh pihak asuransi). atas penolakan tersebut Setyowati tidak tinggal diam dan mendatangi kantor agen Susanti sambil membawa semua bukti pembayaran yang dimilikinya. Ia menanyakan alasan “lapse” yang dialaminya, karena selama menjadi nasabah ia tidak pernah terlambat membayar premi. Setelah diadakan penyelidikan, terbukti bahwa agen Susanti telah menggelapkan setoran premi dari nasabah Setyowati. Akibatnya polis milik Setyowati “lapse” pada saat terjadi risiko

Upload: andry-onix

Post on 22-Nov-2015

105 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 1

    PENGARUH DUKUNGAN PIMPINAN DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP

    PENGENDALIAN PENERIMAAN PREMI

    (Sensus Pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya)

    Oleh :

    Desty Natalia

    083403028

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang Penelitian

    Manusia selalu dihadapkan pada peristiwa-peristiwa yang mempunyai faktor risiko dan

    faktor ketidakpastian yang mungkin akan timbul di masa yang akan datang yang tidak dapat

    diramalkan sebelumnya dan tidak terdapat kesengajaan. Karena tiap orang dihadapkan pada

    masalah yang tidak dapat diperhitungkan secara pasti atas beban hidupnya sendiri, maka manusia

    tersebut berada dalam keadaan tidak tenang karena tidak mengetahui secara pasti peristiwa-

    peristiwa apa yang akan dihadapinya.

    Berbagai upaya dilakukan manusia untuk mencegah dan menghindari faktor risiko dan

    faktor ketidakpastian tersebut, namun faktor-faktor tersebut merupakan bagian yang tidak dapat

    dipisahkan dari kehidupan manusia dan kehidupan bisnis perusahaan. Menyadari hal tersebut

    diatas, manusia mengharapkan adanya suatu perlindungan dan sedapat mungkin memperkecil

    risiko atas suatu kejadian yang dapat terjadi di masa yang akan datang yang disebabkan oleh

    faktor-faktor tersebut, maka timbul suatu pemikiran dari sekelompok orang tertentu untuk

    membentuk suatu organisasi yang berorientasi pada masalah tersebut, yang kemudian dikenal

    dengan nama Asuransi.

    Sebagai perusahaan penjual jasa pada masyarakat umum, perusahaan asuransi harus

    benar-benar memiliki likuiditas yang memadai dalam arti dana yang dimiliki harus dapat

    menanggung polis yang telah dikeluarkan pada tertanggung. Disinlah letak fungsi utama dari

    perusahaan asuransi, yaitu sebagai mekanisme pengalihan risiko dengan membentuk dana. Dengan

    diberikan jaminan dan pemberian ganti rugi atas peristiwa-peristiwa yang tidak terduga dan tidak

    diharapkan yang kemudian akan ditanggung oleh pihak asuransi, maka sebagai konsekuensinya

    kepada perusahaan asuransi sebagai penanggung, manusia baik secara individu maupun secara

    kelompok (perusahaan) yang dalam hal ini disebut sebagai tertanggung mempunyai kewajiban

    membayar sejumlah uang (premi) kepada perusahaan asuransi

    Pada pelaksanaannya, kegiatan penerimaan premi asuransi tentunya tidak terlepas dari

    hambatan-hambatan baik dikarenakan keterbatasan pengetahuan ataupun tingkat pemahaman

    masyarakat mengenai asuransi itu sendiri, maupun hambatan-hambatan lain yang timbul akibat

    adanya penyelewengan oleh oknum pada perusahaan asuransi. Seperti yang dikutip dari sebuah

    blog pribadi tanggal 27 Juni 2012, Setyowati menjadi nasabah pada salah satu perusahaan asuransi

    jiwa di Indonesia sejak tahun 2003. Ia tertarik dengan salah satu prosuk yang ditawarkan oleh

    tenaga pemasaran (agen asuransi) yang bernama Susanti. Ia tidak pernah terlambat membayar

    premi asuransinya. Bahkan ia membayarkan premi asuransinya sebelum jatuh tempo melalui

    Susanti. Pada tahun 2005, Setyowati ingin mengajukan klaim asuransi yang dimilikinya, tercantum

    manfaat asuransi berupa penggantian biaya rawat inapsejumlah sekian persen dari biaya yang telah

    dikeluarkannya oleh pemegang polis asuransi (tertanggung). Kemudian ia mengubungi agen

    Susanti untuk membantunya mengurus klaim tersebut. Seluruh persyaratan pengajuan klaim yang

    diminta oleh perusahaan asuransi telah diberikannya melalui agen Susanti. Setelah 3 minggu ia

    mendapat jawaban bahwa perusahaan asuransi menolak klaim tersebut dengan alasan status

    polisnya lapse (tidak berlaku) pada saat terjadinya kecelakaan (resiko yang harus ditanggung oleh pihak asuransi). atas penolakan tersebut Setyowati tidak tinggal diam dan mendatangi kantor

    agen Susanti sambil membawa semua bukti pembayaran yang dimilikinya. Ia menanyakan alasan

    lapse yang dialaminya, karena selama menjadi nasabah ia tidak pernah terlambat membayar premi. Setelah diadakan penyelidikan, terbukti bahwa agen Susanti telah menggelapkan setoran

    premi dari nasabah Setyowati. Akibatnya polis milik Setyowati lapse pada saat terjadi risiko

  • 2

    kecelakaan yang seharusnya ditanggung oleh pihak

    perusahaanasuransi.(http://gagasanhukum.wordpres.com/2008/06/23/tanggung-gugat-perusahaan-

    asuransi/.) Dari contoh kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengoptimalkan penerimaan

    premi asuransi, diperlukan suatu dukungan yang positif dari pimpinan dan pengendalian intern

    yang memadai dalam rangka mengendalikan penerimaan premi asuransinya.

    Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian

    mengenai: Pengaruh Dukungan Pimpinan dan Pengendalian Intern Terhadap

    Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi

    Identifikasi Masalah

    Adapun masalah yang dapat diidentifikasi dari uraian diatas adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana dukungan pimpinan dan pengendalian intern pada Perusahaan Asuransi di kota

    Tasikmalaya

    2. Bagaimana Pengendalian penerimaan premi pada perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya

    3.Bagaimana pengaruh dukungan pimpinan dan pengendalian intern secara simultan dan parsila

    pada perusahaan asuransi di Kota Tasikmalaya

    Tujuan penelitian

    Adapun tujuan dari diadakan penulisan skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui dukungan pimpinan dan pengendalian intern pada perusahaan Asuransi Si

    Tasikmalaya

    2.Untuk mengetahui pengendalian penerimaan premi pada perusahaan asuransi di Kota

    Tasikmalaya

    3. Untuk mengetahui pengaruh dukunan pimpinan dan pengendalian interb secara parsial dan

    simultan terhadap pengendalian penerimaan premi

    TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

    Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran

    Pimpinan adalah orang yang mempunyai kewenangan untuk memberikan tugas dan

    kemampuan untuk mempengaruhi orang lain (bawahan) melalui pola hubungan yang baik guna

    mencapai tujuan perusahaan. Dukungan pimpinan merupakan refleksi sikap positif pimpinan

    dalam memberikan respon terhadap suatu objek yang dihadapi (Saifuddin: 2011).

    Fungsi dukungan pimpinan harus mampu membantu organisasi dalam memelihara

    pengendalian efektif dengan cara memelihara komunikasi yang baik, memberikan dorongan-

    dorongan positif baik secara moril maupun materiil sehingga merasa aman dan nyaman secara

    psikologis dalam bekerja yang nantinya akan mendorong peningkatan pelaksanaan pengendalian

    intern secara berkesinambungan. Seperti yang dikemukan oleh Willy Susilo (2002 : 243)

    menjelaskan bahwa Komitmen dan dukungan pimpinan, baik secara moril maupun materiil

    yang memadai sangat diperlukan. Komitmen mengandung pengertian bahwa pimpinan

    perlu bersikap konsisten dan konsekuen. Konsisten berarti memberikan dukungan secara

    terus menerus dan konsekuen berarti bersedia memainkan peran yang diharapkan.

    . Pada instansi yang relative kecil dengan karyawan yang sedikit jumlahnya dan kegiatan

    operasi perusahaan masih terbatas, pimpinan instansi tersebut dapat langsung mengawasi jalannya

    instansi. Lain halnya apabila instansi tersebut menginjak sedang maupun besar pimpinan instansi

    sudah tidak mungkin mengawasi langsung jalannya instansi dikarenakan jenjang pengawasan

    sudah luas. Oleh karena itu pimpinan perlu dibantu oleh alat pengendalian yang disebut

    pengendalian intern.

    Pada umumnya pengendalian intern meliputi analisa terhadap pelaksanaan, program

    latihan kepegawaian dan pengendalian kualitas. Dalam mencapai suatu pengendalian intern yang

    memadai, maka perlu didikung oleh unsur-unsur yang membentuk pengendalian intern, Menurut

    Mulyadi (2002;183) bukunya Auditing menyebutkan bahwa :

    Lima unsur pokok pengendalian intern terdiri dari (1) Lingkungan Pengendalian,

    (2) penaksiran risiko, (3) informasi dan komunikasi, (4) aktivitas pengendalian,dan

    (5) pemantauan.

  • 3

    Pengendalian intern ini dapat membantu perusahaan mengontrol kegiatan-kegiatannya

    dalam rangka mencapai tujuannya. Pengendalian Intern merupakan alat pengendalian yang sangat

    membantu pimpinan dalam melaksanakan tugasnya sehingga mempunyai peranan penting bagi

    suatu perusahaan. Pimpinan dapat menilai seluruh aktivitas perusahaan dengan pengendalian

    intern.

    Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa pengendalian intern adalah kegiatan

    perusahaan dalam mengadakan pengendalian terhadap struktur organisasi, prosedur-prosedur

    keuangan guna mendapatkan kecermatan dan ketelitian pada data akuntansi, tindakan efisien dan

    efektif serta dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.

    Apabila pengendalian intern yang ada telah memadai maka manajemen dapat mengetahui

    bahwa aktivitas yang dilakukan oleh seksi-seksi bawahannya telah dilaksanakan dengan benar,

    terutama masalah penerimaan premi yang diterima. Dalam hal ini, transaksi-transaksi yang dapat

    mempengaruhi penerimaan premi harus dapat dikendalikan dengan baik mengingat premi

    merupakan sumber utama dari seluruh aktivitas perusahaan asuransi, sehingga berpengaruh juga

    terhadap kelansungan hidup perusahaan. Premi merupakan pendapatan pada perusahaan asuransi.

    Sebagai sumber pendapatan, premi merupakan salah satu faktor yang penting yang dapat menjaga

    kelangsungan hidup perusahaan asuransi. Oleh karena itu perusahaan harus semaksimal mungkin

    memperoleh pendapatan yang memuaskan dan diharapkan dapat menggunakan segala sumber

    yang ada dalam perushaan seefisien mungkin

    Penerimaan Premi pada dasarnya merupakan aspek yang paling mendorong terciptanya

    manajemen yang ideal, maka penerimaan tersebut harus dikendalikan sebaik mungkin agar

    pencatatan penerimaan premi sesuai dengan realisasinya. Pengendalian penerimaan premi

    merupakan kebijakan yang tercakup dalam lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang

    diterapkan oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan tertentu

    akan dicapai ( Amir Abadi Yusup : 2000) . Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

    penerimaan premi harus dikendalikan agar terhindar dari berbagai kecurangan dan penyimpangan-

    penyimpangan yang mungkin terjadi yang akan berdampak pada sasaran dan tujuan yang telah

    ditetapkan oleh perusahaan.Jenis pengendalian atas penerimaan premi yang paling utama adalah pengamatan fisik sebelum terjadinya peristiwa yang merugikan. Pengamatan fisik atas penerimaan premi dapat dilakukan memlaui penyimpanan dalam lemari besi, keberadaan dan kelengkapan catatan, formulir dan dokumen yang ditunjang dengan penyimpanan yang baik untu memperkecil risiko kehilangan serendah mungkin.

    Bagian terpenting dari tanggung jawab di dalam pelaksanaan penerimaan pendapatan

    premi adalah dengan mengikuti identifikasi langkah-langkah seperti yang dikemukakan Arens dan

    Loebbecke (2003 :290) yaitu sebagai berikut:

    1. Pendapatan premi yang dicatat adalah dana yang secara aktual diterima oleh

    perusahaan. (Keabsahan)

    2. Transaksi diotorisasi dengan pantas (Otorisasi)

    3. Kas yang diterima telah dicatat dalam jurnal pendapatan premi. (Kelengkapan)

    4. Pendapatan premi yang dicatat telah disetor dan dicatat pada nilai yang diterima.

    (penilaian)

    5. Pendapatan premi diklasifikasikan dengan pantas. (Klasifikasi)

    6. Pendapatan premi dicatat dalam waktu yang sesuai. (Tepat waktu)

    7. Pendapatan premi dimasukan dengan semestinya dalam berkas induk dan

    dikhtisarkan dengan benar. (Posting dan Pengikhtisaran).

    Dengan mengikuti langkah-langkah pemeriksaan dalam penerimaan premi, kemungkinan

    kesalahan dan kecurangan dalam penerimaan pendapatan premi asuransi dapat diminimalisir

    sehingga penerimaan kas dapat utuh.

    HIPOTESIS

    Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mencoba mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

    1) Dukungan Pimpinan berpengaruh terhadap Pengendalian Intern 2) Dukungan Pimpinan berpengaruh secara parsial terhadap Pengendalian Penerimaan

    Premi Asuransi 3) Pengendalian Intern berpengaruh secara parsial terhadap Pengendalian Penerimaan

    Premi Asuransi

  • 4

    4) Dukungan Pimpinan dan Pengendalian Intern secara simultan berpengaruh terhadap Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi

    Metode Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang dilakukan pada

    populasi besar maupun kecil. Tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari

    populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif, dan hubungan-

    hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2006:7)

    Adapun metode analisis data yang penulis lakukan adalah dengan metode deskriftif

    kuantitatif, yaitu mengubah data-data kualitatif menjadi suatu ukuran data kuantitatif yang

    bertujuan untuk memperoleh gambaran secara sistematis tentang fakta-fakta, sifat-sifat serta

    hubungan antara fenomena yang terjadi.

    Teknik Pengumpulan Data

    Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian ini dilakukan secara langsung pada objek penelitian dengan tujuan untuk

    memperoleh data-data primer. Pengumpulan data-data primer tersebut dilakukan melalui:

    a. Observasi, yaitu penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti.

    b. Wawancara, yaitu suatu metode penelitian yang meliputi pengumpulan data melalui interaksi verbal secara langsung antara pewawancara dengan responden atau pihak perusahaan yang terkait.

    c. Kuesioner, yaitu daftar isian terstruktur yang diajukan oleh penulis kepada responden yang berhubungan erat dengan topik permasalahan, kuesioner yang penulis ajukan kepada responden

    mengacu kepada indikator dari variabel independen maupun variabel dependen.

    2. Studi Kepustakaan Tehnik ini dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung data-data

    primer yang diperoleh selama penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari buku-buku srta

    referensi-referensi lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian.

    Jenis Data dan Sumber Data

    Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang

    berbentuk angka. Sifat data ini adalah data deret waktu (time series), yaitu data yang merupakan

    hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu. Sumber data yang diteliti dalam penelitian

    ini berupa data primer. Data primer merupakan data/informasi yang telah diperoleh dari lhasil

    wawancara,observasi dan penyebaran kuesioner pada perusahaan Asuransi mengenai Dukungan

    Pimpinan,Pengendalian intern dan Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi.

    Operasionalisasi Variabel

    Sesuai dengan judul penelitian, yaitu Pengaruh Dukungan Pimpinan dan Pengendalian

    Intern terhadap Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi, terdapat 3 variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel tersebut adalah:

    1. Variabel bebas (Independent variable) Adalah variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Sebaliknya

    variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.

    Berdasarkan judul di atas, maka yang merupakan variabel bebasnya adalah Dukungan

    Pimpinan dan Pengendalian Intern.

    2. Variabel terikat (Dependent variable) Adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Berdasarkan judul

    diatas, maka yang merupakan variabel terikatnya adalah Pengendalian Penerimaan Premi

    Asuransi.

    Analisis Statistik

    Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis data dengan analisis jalur (path analisis) dengan

    mengolah data yang diperoleh dari responden. Maksud pengolahan data disini adalah pengolahan

    data mentah yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrumen penelitian (kuisioner)

    yang disebarkan, tujuannya untuk mentransformasi data kualitatif kedalam data kuantitatif,

  • 5

    sehingga dapat di analisis secara kuantitatif dengan metode statistik yang ditetapkan. Alat yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah daftar penyusunan atau kuisioner.

    Apabila data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan dan dianalisis.

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik. Untuk menilai variabel X1, X2 dan

    variabel Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan batasan interval yang diperoleh dari nilai

    terendah dan nilai tertinggi dari hasil kuisioner untuk mengetahui kriteria penilaian variabel X1,

    X2 dan variabel Y.

    Dari struktur path analisis diatas, terdapat langkah-langkah yang digunakan yaitu :

    1) Menghitung koefisien jalur = dengan rumus :

    Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Demikian jika

    hubungan antar variabel tidak kuat maka niali r akan kecil, besarnya koefisien korelasi ini

    akan diinterpretasikan

    2) Pengujian secara simultan menggunakan rumus sebagai berikut :

    Keterangan :

    = Koefisien jalur dari Xi terhadap Y

    = Koefisien regresi dari variabel Xi terhadap variabel Y

    3) Pengujian faktor residu/sisa

    =

    Dimana: =

    e. Penarikan kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian di atas, penulis akan melakukan analisa secara

    kuantitatif dan hasil analisa tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah

    ditetapkan itu diterima atau ditolak

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Penelitian

    Deskripsi penelitian ini akan menunjukan keberadaan perusahaan Asuransi di Kota

    Tasikmalaya yang menjadi lokasi penelitian, meliputi Dukungan Pimpinan, Pengendalian Intern

    dan Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi. Sampel Penelitian diambil berdasarkan kesediaan

    pihak perusahaan untuk mengisi kuesioner yang telah penulis ajukan sebelumnya

    Hasil pengujian data penelitian diperoleh dari hasil uji validitas dan uji reliabilitas

    instruten penelitian. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah jawaban responden atas

    pertanyaan yang diberikan memiliki validitas (keasihan) atau tidak. Sebuah instrumen dinyatakan

    valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel

    yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya vailiditas instrumen menunjukan sejauh mana data

    yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

    Adapun pertanyaan yang penulis ajukan kepada responden terdiri dari tiga kelompok

    yaitu sua variabel independen, dalam hal ini Dukungan Pimpinan (X) dan Pengendalian Intern (X) dan satu variabel dependen yaitu Pengendalian Penerimaan Premi (Y). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan korelasi Product Momen Pearson

    diketahui bahwa semua item pernyataan dinyatakan valid (rhitung > rtabel). Uji validitas tersebut

    tertera dalam Hasil Statistik berikut:

  • 6

    Tabel 4.1

    Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X (Dukungan Pimpinan)

    Item rhitung rtabel Status

    1 0,873 0,553 Valid

    2 0,918 0,553 Valid

    3 0,873 0,553 Valid

    4 0,819 0,553 Valid

    5 0,546 0,553 Tidak Valid

    6 0,784 0,553 Valid

    7 0,896 0,553 Valid

    8 0,819 0,553 Valid

    Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X (Pengendalian Intern) Item rhitung rtabel Status

    1 0,643 0,553 Valid

    2 0,791 0,553 Valid

    3 0,791 0,553 Valid

    4 0,578 0,553 Valid

    5 0,635 0,553 Valid

    6 0,671 0,553 Valid

    7 0,647 0,553 Valid

    8 0,618 0,553 Valid

    9 0,671 0,553 Valid

    10 0,678 0,553 Valid

    11 0,644 0,553 Valid

    12 0,791 0,553 Valid

    13 0,629 0,553 Valid

    14 0,589 0,553 Valid

    15 0,578 0,553 Valid

    16 0,612 0,553 Valid

    17 0,643 0,553 Valid

    18 0,658 0,553 Valid

    19 0,668 0,553 Valid

    20 0,635 0,553 Valid

    21 0,671 0,553 Valid

    22 0,589 0,553 Valid

    23 0,671 0,553 Valid

    24 0,618 0,553 Valid

    Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y (Pengendalian Penerimaan Premi

    Asuransi)

    Item rhitung rtabel Status

    1 .719 0,553 Valid

    2 .614 0,553 Valid

    3 .669 0,553 Valid

    4 .668 0,553 Valid

    5 .840 0,553 Valid

    6 .914 0,553 Valid

    7 .541 0,553 Tidak Valid

  • 7

    Sedangkan teknik pengujian reliabilitas menggunakan teknik belah dua/split half

    (Spearman Brown) dengan hasil yang diperoleh pada lampiran statistik dibawah ini, artinya bahwa

    bahwa semua item pernyataan dalam kuesioner dinyatakan reliabel.

    Tanggapan Responden mengenai Dukungan Pimpinan

    Rekapitulasi Indikator Dukungan Pimpinan

    No Uraian Skor yang

    ditargetkan

    Skor yang

    diperoleh Kategori

    1 Dalam pelaksanaan penerimaan

    premi pimpinan/manajemen

    membatasi ruang lingkup kerja

    karyawan bagaian penerimaan

    dalam melaksanakan tugas

    65 64 Sangat Baik

    2 Dalam pelaksanaan penerimaan

    premi di perusahaan perlu ada

    komitmen dan dukungan yang

    memadai dari pimpinan baik secara

    moril maupun materil

    65 58 Baik

    3 Manajemen secara konsisten

    melaksanakan berbagai prosedur

    yang telah ditetapkan

    65 64 Sangat baik

    4 Pimpinan fungsional berupaya

    bersifat bersahabat

    65 63 Baik

    5 Pimpinan selalu konsisten dan

    konsekuen terhadap kebijakan-

    kebijakan tentang sistem

    pengendalian yang diterapkan pada

    bagian penerimaan premi

    65 61 Sangat baik

    6 Pihak pimpinan/manajemen selalu

    konsisten memberikan dukungan

    kepada karyawan bagian

    penerimaan

    65 62 Baik

    7 Pimpinan selalu memberikan

    fasilitas yang dibutuhkan oleh

    karyawan terutama karyawan

    bagian penerimaan premi

    65 62 Sangat Baik

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    N of

    Items

    .907 8

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha N of

    Items

    .834 7

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    .951 24

  • 8

    8 Pimpinan selalu memberikan

    kosekuensi terhadap ketidakjujuran

    yang dilakuka terhadap berbagai

    prosedur pengendalian yang telah

    ditetapkan

    65 61 Baik

    Jumlah 520 495

    Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan

    responden atas dukungan pimpinan yang dilakukan Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya

    adalah 495. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi

    yaitu Dalam pelaksanaan penerimaan premi pimpinan/manajemen membatasi ruang lingkup kerja

    karyawan bagaian penerimaan dalam melaksanakan tugas, sedangkan yang memiliki skor yang

    terendah yaitu Dalam pelaksanaan penerimaan premi di perusahaan perlu ada komitmen dan

    dukungan yang memadai dari pimpinan baik secara moril maupun materil.

    Dari hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa dukungan pimpinan ini menunjukkan

    dalam klasifikasi sangat baik yang berarti, dukungan pimpinan sangat mempengaruhi kinerja

    bagian penerimaan premi di Perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya.

    Pengendalian Intern pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya

    Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

    manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

    pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:

    1. Keandalan Pelaporan Keuangan

    2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

    3. Efektifitas dan Efisiensi operasi

    Adapun untuk mengetahui interprestasi nilai total jawaban responden dalam pengendalian

    intern yang ada di Perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel 4.33 :

    Tabel 4.37.

    Rekapitulasi Indikator Pengendalian Intern

    No Uraian Skor yang

    ditargetkan

    Skor yang

    diperoleh Kategori

    1 Budaya pentingnya integritas dan

    etika dalam bentuk komunikasi lisan

    dalam rapat, diskusi dan keteladanan

    sehari-hari

    65 51 Baik

    2 Perusahaan melakukan bimbingan

    moral kepada karyawan agar

    membedakan tindakan baik dan

    buruk dalam mengelola penerimaan

    premi

    65 62 Sangat baik

    3 Gaya manajemen dalam perusahaan

    mempengaruhi para pegawai akan

    pentingnya pengendalian intern

    65 57 Sangat Baik

    4 Fiolosofi dan gaya manajemen

    perusahaan mendukung terhadap

    pengendalian penerimaan premi

    65 58 Sangat baik

    5 Struktur organisasi bermanfaat bagi

    semua pegawai untuk memahami

    tugas, tanggung jawab dan

    wewenang

    65 57 Sangat baik

    6 Struktur organisasi memberikan

    gambaran yang jelas mengenai

    wewenang dan tanggung jawab

    dalam mengelola penerimaan premi

    65 61 Sangat baik

  • 9

    7 Struktur organisasi diterapkan dalam

    penetapan keputusan perusahaan

    65 59 Sangat baik

    8 Dalam mengelola penerimaan

    premiperusahaan mengoordinasikan

    dengan potensi yang ada

    65 53 Baik

    9 Perusahaan melakukan sosialisasi

    penggunaan teknologi baru dalam

    aktivitas penerimaan premi

    65 56 Baik

    10 Kemajuan teknologi mempengaruhi

    kegiatan penerimmaan premi yang

    akan dilakukan

    65 58 Sangat baik

    11 Perusahaan memerlukan prosedur

    otoritas oleh orang-orang yang

    bertindak sesuai lingkup

    wewenangnya

    65 59 Sangat baik

    12 Dalam hal penerimaan premi

    diotorisasi oleh pimpinan

    65 57 Sangat baik

    13 Hasil kinerja dijadikan tolak ukur

    untuk meningktakan kinerja pada

    masa yang akan datang

    65 60 Sangat baik

    14 Perusahaan menerapkan

    perlindungan yang baik untuk

    mengamankan aset dan catatanya

    65 59 Sangat baik

    15 Dalam mengamankan aset dan

    catatannya perusahaan selalu

    melakukan aktivitas pengendalian

    perusahaan

    65 58 Sangat Baik

    16 Pencatatan dan dokumentasi

    penerimaan premi di perusahaan

    mengalami peningkatan setelah

    dilakukan perbaikan

    65 57 Sangat Baik

    17 Pimpinan perusahaan selalu

    melakukan tugas dan wewenang

    secara tertulis

    65 51 Baik

    18 Karyawan bagian penerimaan premi

    mempunyai arus komunikasi terbuka

    dengan seluruh bagian lainnya

    65 57 Sangat Baik

    19 Perusahaanmelakukan pencatatan

    penerimaan dan pengeluaran aktiva

    oleh pegawai yang berbeda

    65 57 Sangat Baik

    20 Laporan bagian penerimaan premi

    disiapkan secara tepat waktu dan

    informatif

    65 57 Sangat Baik

    21 Apabila terjadi perubahan kondisi,

    kebijakan maupun peraturan

    diperlukan suatu penyesuaian yang

    relevan

    65 56 Baik

    22 Perusahaan memerlukan tindakan

    perbaikan dalam pengendalian intern

    untuk mendukung penerimaan premi

    65 59 Sangat Baik

    23 Pemantauan terhadap aktivitas

    operasi dilakukan seara terus

    menerus

    65 56 Baik

    24 Perusahaan melakukan pemantauan

    untuk menilai kualitas kinerja

    65 55 Baik

    Jumlah 1560 1370

  • 10

    Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan

    responden atas pengendalian intern yang dilakukan Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya

    adalah 1370. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi

    yaitu : Perusahaan melakukan bimbingan moral kepada karyawan agar membedakan tindakan baik

    dan buruk dalam mengelola penerimaan premi, sedangkan yang memiliki skor yang terendah yaitu

    Budaya pentingnya integritas dan etika dalam bentuk komunikasi lisan dalam rapat, diskusi dan

    keteladanan sehari-hari dan Pimpinan perusahaan selalu melakukan tugas dan wewenang secara

    tertulis . Dari hasil penelitian di atas bahwa pengendalian intern ini menunjukkan klasifikasi

    memadai .

    Tanggapan Responden Mengenai Pengendalian Penerimaan Premi

    Tabel 4.45

    Rekapitulasi Indikator Pengendalian Penerimaan Premi

    No Uraian Skor yang

    ditargetkan

    Skor yang

    diperoleh Kategori

    1 Dilakukan penelusuran dari jurnal

    pendapatan premi ke rekening koran

    65 60 Sangat Baik

    2 Perusahaan melakukan otorisasi pada setiap

    transaksi

    65 59 Sangat Baik

    3 Dilakukan persetujuan dan penelusuran

    pencatatan dari nota pembayaran kedalam

    jurnal penerimaan premi untuk mencegah

    terjadinya penghilangan transaksi

    65 58 Sangat Baik

    4 Diadakan rekonsiliasi atas perkiraan-

    perkiraan dan membandingkannya dengan

    laporan yang ada dalam komputerisasi

    65 59 Sangat Baik

    5 Perusahaan melakukan sistem pencatatn

    dengan menggunakan bagan-bagan

    perkiraan yang memadai serta verifikasi

    intern dengan memeriksa dokumen-

    dokumen pendukung pendapatan premi

    65 58 Sangat Baik

    6 Membandingkan tanggal setoran dengan

    tanggal dalam jurnal pendapatan premi

    65 56 Sangat Baik

    7 Perusahaan melakukan pengiriman

    rekening bulanan secara reguler kepada

    pelanggan

    65 58 Sangat Baik

    Jumlah 455 408

    Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan

    responden atas pengendalian penerimaan premi yang dilakukan Perusahaan Asuransi di Kota

    Tasikmalaya adalah 408.

    Dari hasil penelitian di atas bahwa pengendalian penerimaan premi asuransi ini menunjukkan

    klasifikasi sangat baik yang berarti bahwa Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya sudah

    melakukan pengendalian penerimaan sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.

    Pembahasan

    Pengaruh Dukungan Pimpinan terhadap Pengendalian Intern

    Untuk mengetahui pengaruh dukungan pimpinan terhadap pengendalian intern, penulis

    menggunakan path analysis. Adapun proses perhitungan datanya dilakukan dengan menggunakan

    software SPSS versi 17.0.

    Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Model Summary)pada lampiran 5, diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R

    2 (koefisien determinasi).Nilai R

    menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara dukungan pimpinan dengan

    pengendalian intern sebesar 0,458. Ini berarti antara dukungan pimpinan dengan penerapan

    pengendalian intern mempunyai hubungan yaitu sebesar 45,8%. Sedangkan koefisien

    determinasi atau R2 menunjukkan besarnya pengaruh dukungan pimpinan terhadap

    pengendalian intern, yaitu sebesar 0,210 atau 21%. Artinya 21% variabilitas variabel

    pengendalian intern oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah dukungan pimpinan.

    Pengaruh faktor lainnya (faktor residu) terhadap pengendalian intern selain dukungan

    pimpinan adalah sebesar 79%. Artinya jika dukungan pimpinan baik maka akan baik pula

    pengendalian intern nya.

  • 11

    Hal ini dapat diasumsikan apabila dukungan pimpinan dalam hal penegakan pelaksanaan

    pengendalian dan komitmen dalam mendukung pengendalian intern baik maka pengendalian

    intern pun akan berjalan baik pula. Pengaruh faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi

    pengendalian intern selain dukungan pimpinan diantaranya adalah sumber daya manusia dan

    fasilitas kerja.

    4.2.2. Pengaruh Dukungan Pimpinan Secara Parsial terhadap Pengendalian Penerimaan

    Premi

    Untuk menguji hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil

    penelitian.Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficient) pada lampiran 6, diperoleh

    nilai koefisien beta atau koefisien standar (standardized coefficient) untuk variabel X1 (dukungan

    pimpinan) terhadap variabel Y (pengendalian penerimaan premi) adalah sebesar 0,620. Ini berarti

    antara dukungan pimpinan dengan pengendalian intern mempunyai hubungan yaitu sebesar 62%

    dengan kategori tinggi (Sugiyono, 2009:250). Sedangkan nilai koefisien determinasi adalah

    sebesar 0,384 (0,6202), menunjukkan bahwa besarnya pengaruh dukungan pimpinan terhadap

    pengendalian intern adalah sebesar 38,4%. Artinya 38,4% variabilitas variabel pengendalian

    penerimaan premi dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah

    dukungan pimpinan.

    Dengan demikian, apabila dukungan pimpinan Perusahaan Asuransi di kota Tasikmalaya

    dilaksanakan dengan baik maka akan menunjang terhadap pengendalian penerimaan premi yang

    berkualitas.

    Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sheila Cane yang di alih bahasakan

    oleh Martin Widjokongko (1998:247). Serta sesuai dengan studi empirik terdahulu dari Evan

    Muttaqin Darussalam (2007) dan deskripsi hasil penelitian yang dilakukan.

    Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kualitas pengendalian penerimaan premi

    diantaranya adalah pengendalian intern dan budaya organisasi dan sistem informasi akuntansi.

    4.2.3 Pengaruh Pengendalian Intern Secara Parsial terhadap Pengendalian Penerimaan

    Premi

    Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficients) pada lampiran 6,

    diperoleh nilai koefisien beta atau koefisien standar (standardized coefficient) untuk variabel X2

    (pengendalian intern) terhadap variabel Y (pengendalian penerimaan premi) adalah sebesar 0,135.

    Ini berarti antara pengendalian intern dengan pengendalian penerimaan premi mempunyai

    hubungan yaitu sebesar 13,5% dengan kategori rendah (Sugiyono, 2009:250). Sedangkan nilai

    koefisien determinasi adalah sebesar 0,018 (0,1352), menunjukkan bahwa besarnya pengaruh

    pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan premi adalah sebesar 1,8%. Artinya 1,8%

    variabilitas variabel pengendalian penerimaan premi dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas

    yang dalam hal ini adalah pengendalian intern.

    Rendahnya pengaruh dari pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan premi

    dimungkinkan karena pengendalian intern hanya mampu memberikan keyakinan secara memadai

    bukan keyakinan secara mutlak, keterbatasan yang melekat dalam suatu sistem pengendalian

    intern, pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian intern

    menyebabkan pengendalian intern tidak dapat memberikan keyakinan yang memadai.

    4.2.4. Pengaruh Dukungan Pimpinan dan Pengendalian Intern terhadap Pengendalian

    Penerimaan Premi

    Untuk menguji hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil

    penelitian.Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Model Summary) pada lampiran 6,

    diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2(koefisien determinasi).Nilai

    R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara dukungan pimpinan dan pengendalian

    intern terhadap pengendalian penerimaan premi sebesar 0,693. Ini berarti antara dukungan

    pimpinan dan pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan premi mempunyai hubungan

    yaitu sebesar 69,3% dengan kategori sangat kuat (Sugiyono, 2009:250). Sedangkan nilai koefisien

    determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh antara dukungan pimpinan dan pengendalian

    intern terhadap pengendalian penerimaan premi, yaitu sebesar 0,480 atau 48%. Artinya 48%

    variabilitas variabel pengendalian penerimaan premi dipengaruhi secara simultan oleh variabel

    bebas yang dalam hal ini adalah dukungan pimpinan dan pengendalian intern. Pengaruh variabel

  • 12

    lainnya (faktor residu) terhadap pengendalian penerimaan premi selain dukungan pimpinan dan

    pengendalian intern adalah sebesar 52%.

    Hal ini berarti apabila pelaksanaan dukungan pimpinan dan Pengendalian intern pada

    Perusahaan Asuransi di kota Tasikmalaya dilaksanakan secara bersamaan dengan baik, maka

    pengendalian penerimaan premi pada Perusahaan Asuransi di kota Tasikmalaya akan semakin

    baik..

    Adapun faktor lain (faktor residu) yang kemungkinan mempengaruhi pengendalian

    penerimaan premi selain dukungan pimpinan dan pengendalian intern diantaranya adalah Budaya

    organisasi, sistem informasi akuntansi dan asimetri informasi.

    Wilopo (2006) membuktikan bahwa sistem pengendalian intern yang efektif akan

    mengurangi praktik kecurangan akuntansi yang secara otomatis dapat mempengaruhi kualitas

    laporan keuangan. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh sistem pengendalian intern terhadap

    pengendalian penerimaan premi.Dalam penelitian yang sama, Wilopo (2006) juga membuktikan

    adanya pengaruh asimetri informasi terhadap kecurangan akuntansi. Asimetri informasi yang

    dimaksud dalam penelitian ini ialah adanya perbedaan informasi yang dimiliki oleh atasan dan

    bawahan.Kondisi ini menyebabkan berkurangnya keandalan informasi yang diungkapkan dalam

    laporan keuangan sehingga kualitas laporan keuangan juga menurun.

    Secara lengkap, pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap Y dapat dilihat pada

    Gambar 4.1

    12X = 0.889

    Gambar 4.1 Nilai koefisien jalur antara Variabel Dukungan Pimpinan dan

    Pengendalian Intern dengan Pengendalian Penerimaan Premi

    Pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variabel X1 dan X2 dengan Y

    berdasarkan Gambar 4.1, disajikan dalam Tabel 4.46:

    Tabel 4.46

    Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung antar Variabel Penelitian

    Variabel Pengaruh Langsung Pengaruh tidak Langsung Jumlah

    X1 (YX1)2

    (0,620)2

    0,384

    (rX2X1) (YX1) (YX2) (0,620) (0,458) (0,135)

    0,038

    Total pengaruh X1 terhadap Y 0,423

    X2 (YX2)2

    (0,135)2

    0,018

    (rX2X1) (YX1) (YX2) (0,620) (0,458) (0,135)

    0,038

    Total pengaruh X2 terhadap Y 0,057

    Total pengaruh X1 dan X2 terhadap Y 0,432+0,057 0,480

    Pengaruh Faktor Residu 2 Y = (Y2) = 1 0,480 0,520

    Total pengaruh X1, X2 dan 2 terhadap Y 1,000

    X1

    Y

    X2

    12xx = 0,458

    0,135 2YX

    1YX = 0,620 2

    Y=0,721

    1

    2

  • 13

    Dari hasil analisis berdasarkan Tabel 4.46 menunjukkan bahwa koefisien jalur variabel

    X1(dukungan pimpinan) terhadap variabel Y(Pengendalian penerimaan premi) adalah sebesar

    0,620. Dengan demikian pengaruh langsung variabel X1 terhadap Y adalah sebesar 0,384 yang

    artinya pengaruh langsung dukungan pimpinan terhadap kualitas informasi keuangan daerah

    sebesar 38,4%. Koefisien jalur variabel X2 (pengendalian intern) terhadap variabel Y

    (pengendalian penerimaan premi) adalah sebesar 0,135. Dengan demikian pengaruh langsung X2

    terhadap Y adalah sebesar 0,018 yang artinya bahwa pengaruh langsung kompetensi staf akuntansi

    pada kualitas informasi keuangan daerah sebesar 1,8%. Koefisien jalur variabel X1(dukungan

    pimpinan) dengan variabel X2(pengendalian intern ) adalah sebesar 0,458.

    Total pengaruh X1 dan X2 terhadap Y yang merupakan pengaruh simultan antara variabel

    X1, X2, terhadap Y adalah sebesar 0,480 atau sebesar 48%. Sedangkan faktor residu atau faktor

    lain yang mempengaruhi kualitas informasi keuangan daerah yang tidak masuk dalam variabel

    penelitian adalah sebesar 0,520 atau sebesar 52%.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengeruh dukungan pimpinan dan

    pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan premi, maka dapat dibuat kesimpulan

    sebagai berikut :

    1) Dukungan pimpinan pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya umumnya baik dan pengendalian intern perusahaannya pun baik. Artinya dukungan pimpinan yang meliputi

    kedudukan dalam struktur organisasi, penegakan kegiatan dan komitmen yang mendukung

    terhadap pengendalian intern telah dilakukan dengan baik oleh Perusahaan Asuransi di Kota

    Tasikamalaya. Karyawan Bagian penerimaan premi di Perusahaan Asuransi juga memiliki

    pengentahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya, sehingga

    karyawan tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

    2) Pengendalian penerimaan Premi di Perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya memiliki kualitas yang baik. Hal ini terlihat dari interpretasi nilai total jawaban responden mengenai

    pengendalian penerimaan premi pada perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya ini sudah

    memenuhi standar yaitu dilihat dari keabsahan, otorisasi, kelengkapan, penilaian, klasifikasi,

    tepat waktu, posting dan pengikhtisaran sehingga laporan mengenai penerimaan preminya

    relevan dan andal sehingga dapat dipakai dan dijadikan sebagai alat ukur untuk pengambilan

    keputusan bagi pihak yang memerlukan.

    3) Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan path analysis, maka dukungan pimpinan berpengaruh tidak signifikan terhadap pengendalian intern. Artinya, apabila dukungan

    pimpinan pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya dilaksanakan dengan baik maka

    akan menunjang terhadap pengendalian intern perusahaannya.

    4) Pengujian secara simultan menunjukan bahwa, dukungan pimpinan dan pengendalian intern secara simultan berpengaruh terhadap pengendalian penerimaan premi. Artinya apabila

    dukungan pimpinan dan pengendalian intern dilaksanakan secara bersamaan dengan baik,

    maka pengendalian penerimaan premi pada perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya akan lebih

    baik.

    Saran

    Berdasarkan hasil, pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis

    mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Perusahaan

    Asuransi yang berada di Kota Tasikmalaya maupun pada peneliti selanjutnya, adapun saran

    tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Bagi Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya

    Pengendalian Intern Pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya masih belum

    maksimal. Dari Hasil jawaban responden mengenai Lingkungan pengendalian bahwa budaya

    pentingnya intergitas dan nilai etika dalam penerapannya belum maksimal dan juga mengenai

    informasi dan komunikasi, pimpinan tidak selalu melakukan tugas dan wewenang nya secara

    tetulis maka dari itu diharapkan Manajemen perusahaan terus meningkatkan sistem

    pengendalian intern perusahaan terutama mengenai Lingkungan pengendalian, informasi dan

    komunikasi secara terus menerus, seperti yang dikemukakan oleh Hiro Tugiman (2002) yang

    mengatakan bahwa pengendalian intern merupakan seluruh kegiatan yang memastikan

    tercapainya tujuan dan sasaran organisasi, pada dasarnya pengendalian intern berasal dari

    kebijakan dan prosedur perusahaan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan,

  • 14

    dimana kebijakan dan prosedur tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga merupakan bagian

    dari keseluruhan pengendalian intern

    2. Bagi Peneliti Selanjutnya

    Bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian yang sama. Disarankan untuk menambah

    atau merubah variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini antara lain mengenai Kualitas

    Karyawan, Tingkat Kejujuran Karyawan, Kepuasan Pelanggan, Kelancaran pembayaran Klaim

    dan masih banyak hal lainnya yang dapat dijadikan variabel dalam penelitian selanjutnya yang

    kemudian dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian penulis.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agus Prawoto. 1999. Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi. Yogjakarta : BPFE.

    Amirullah dan Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen, cetakan kedua, Yogjakarta : Graha

    Ilmu.

    Arens, Alvin dan Loebbecke, James K, 2003. Auditing an Integrated Approach, dialihbasakan

    oleh : Amir Abadi Yusuf Auditing Pendekatan Terpadu, Edisi Revisi, Salemba Empat,

    Jakarta.

    Dahlan Siamat. 1999. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: LPFE-UI.

    Evan Mutaqin Darusalam. 2007. Pengaruh Kompetensi Auditor Internal dan Kerjasama Auditte

    serta Dukungan Pimpinan terhadap Keberhasilan Audit SDM, studi kasus pada

    Perusahaan PT Pertamina Depot Tasikmalaya

    George H. Bodnar dan William S. Hopwood, 2000. Acounting Information System, Sixth edition,

    dialihbasahakan oleh : Amir A. Yusuf dan Rudi M. Tambun, Sistem Informasi Akuntansi.

    Edisi Keenam, Jakarta : Salemba Empat.

    Hiro Tugiman. 2002. Standar Profesional Audit Internal. Jakarta: Kanisius

    Herman Darmawi.2006. Manajemen Resiko, cetakan kesepuluh. Jakarta: PT. Bumi Aksara

    Ikatan Akuntan Indonesia per 1 Januari 2007. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:

    Salemba

    Lamidjan dan Adzhar Susanto. 2000. Sistem Informasi Akuntansi I. Edisi ketujuh. Bandung:

    Lembaga Informatika Akuntansi.

    Ludocivus Sensi. 2006. Memahami Akuntansi Asuransi Kerugian. Jakarta: PT. Prima Mitra

    Edukarya.

    Mulyadi. 2002. Auditing. Buku Kesatu, Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat

    Nirwan Sitepu. 1994. Path Analysis. Jakarta: Salemba Empat

    Pasal 246 KUHD. 1997. Asuransi atau Pertanggungan.

    R. Muchtar. 1996. Diktat Perkuliahan : Dasar-dasar Asuransi. Cetakan kedua. Bandung

    Saifuddin Anwar. 2011. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Edisi kedua. Yogjakarta:

    Pustaka Pelajar.

    Santi Try Agustin. 2009. Pengaruh Kecerdasan emosional dan Dukungan Pimpinan terhadap

    Kinerja Auditor Intern, survei pada perusahaan menengah dan besar di Kota Tasikmalaya.

    Sheila Cane. 1998. Kaizen Untuk Menang Melalui Manusia, dialihbahasakan oleh : Martin

    Widjongko. Batam : Interaksara

  • 15

    Soesiono Djojosoedarso. 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Resiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba

    Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keempat. Bandung: Alfa Beta.

    Uma Sekara. 2006. Research Method For Bussines, Fourth Edition John Willey Sons Inc

    Undang Undang No 2 Tahun 1992. Tantang Usaha Perasuransian. Jakarta: Sinar Grafika

    Willy Susilo. 2002. Audit SDM. Jakarta: PT. Vorqistatama Bina Mega.

    Welsch, Hilton and Gordon. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Laba. Dialihbahasakan oleh :

    Purwatiningsih, Maudy Warouw. Jakarta: The Indonesian Insitute.

    Yasin Wahidin. 2000. Jurnal Ekonomi: Perkembangan Pengawasan Intern (Internal Control).

    Edisi Juni. Medan: FE USU.

    Yuki Kuriawan. 2008. Pengaruh Dukungan Pimpinan dan Audit Operasional terhadap Kinerja

    Bagian Pemasaran, Survei pada Perusahaan Asuransi yang ada di Tasikmalaya.

    Http://gagasanhukum.wordpress.com. Diakses 27 Juni 2012

  • 16