ktsp sma 2014 edit oktober

Upload: muhammad-ihsanuddin

Post on 08-Jan-2016

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KTSP SMA 2014

TRANSCRIPT

BAB I

DOKUMEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 2013

SMA..Dokumen Disusun Sebagai Panduan

Pemangku Kewenangan Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 DINAS PENDIDIKAN PEJUANG SEJATI

TAHUN 2014

KATA PENGANTARSebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 jo PP 32 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah wajib mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan kebutuhan khas satuan pendidikan dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.KTSP disusun dengan berpedoman pada panduan implementasi Kurikulum 2013 yang terintegrasi dengan bahan pelatihan pelaksanaan kurikulum, Peraturan Menteri Pedidikan dan Kebudayaan yang relevan, acuan regulasi daerah, dan aturan yang relavan pada tingkat satuan pendidikan. Di samping memperhatian karakter pelaksanaan kurikulum 2013, sekolah mempertimbangkan segenap sumber daya yang sekolah miliki untuk mewujudkan keunggulan sekolah yang berporos pada usaha mewujudkan visi dan misi. Poros utama pertimbangan adalah bagaimana merumuskan mutu lulusan yang sekolah harapkan yang kemabangkan dalam bentuk indikator mutu lulusan seagai basis bagi pengembangan standar yang lainnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini tersusun berkat kerjasama dari berbagai pihak. Kepala sekolah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan KTSP ini, dan secara khusus kami sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada tim pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah berjuang sehingga dapat menyelesaikan dokumen tepat pada waktu yang diperlukan..., Juli 2011Kepala SMA Saintifik,...LEMBAR PENGESAHANDokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mendapat pertimbangan Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan , selanjutnya para pihak menyatakan bahwa dokumen ini berlaku mulai tanggal yang ditetapkan pada tahun pelajaran 2013 - 2014.

Ditetapkan di:

Tanggal

: 1 juli 2014Komite Sekolah,

Kepala Sekolah,.

Kepala Dinas Pendidikan Mengetahui, .., Pengawas Pembina. ..NIP. NIPMengesahkan,Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.NIP.DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTARI

LEMBAR PENGESAHANIi

DAFTAR ISIIii

BAB I. PENDAHULUAN1

A. Latar Belakang1

B. Dasar2

C. Tujuan Penyusunan KTSP4

BAB II. KURIKULUM 20135

A. Pengertian dan Prinsip Pengembangan5

B. Rasional7

C. Perubahan Mindset (Pola Pikir)9

D. Strategi Implementasi11

E. Sasaran Perubahan13

BAB III. VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH17

A. Konteks Sekolah17

B. Visi 20

C. Misi21

D. Tujuan Sekolah 22

E. Indikator Kompetensi Lulusan23

BAB IV. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM27

A. Karakteristik Kurikulum27

B. Landasan Kurikulum27

1. Landaan Filosofis27

2. Landasan Sosiologis28

3. Landasan Pedagogis29

4. Landasan Teoritis29

C. Struktur Kurikulum Paket Semester30

D. Peminatan 35

1. Peminatan dan Lintas Minat35

2. Pendalaman Minat38

E. Pengaturan Beban Belajar38

F. Muatan Lokal41

G. Ekstrakurikuler45

1. Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan45

2. Ekstrakurikuler Pilihan50

H. Peningkatan Keterampilan TIK51

I. Bimbingan dan Konseling53

J. Kalender Pendidikan57

BAB V. PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 60

A. Pembelajaran60

1. Rencana Perubahan dalam Pembelajaran64

2. Perencanaan Pembelajaran67

3. Pelaksanaan Pembelajaran70

4. Penilaian73

5. Ketuntasan90

B. Pembinaan Prestasi91

C. Penulisan Rapot92

D. Kenaikan Kelas. Kelulusan, dan Mutasi Siswa93

BAB VI. MONITORING DAN EVALUASI95

A. Supervisi Pembelajaran95

B. Evaluasi Pelaksanaan Kurikum96

C. Evaluasi Pemenuhan SKL98

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(Deskripsikan secara singkat posisi satuan pendidikan Saudara dalam dinamika peran untuk meningkatkan keunggulan mutu SDM....yang berahlak, berilmu, dan berketerampilan)

Dalam upaya meningkatkan mutu lulusan, kian hari kami sadari semakin penting di tengah perkebangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai modal bangsa dalam meningkatkan daya saing dengan bangsa lainnya. Penguasaan pengetahuan dan teknologi sangat bergantung pada kemampuan lembaga pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan berpikir ilmiah, kritis, kreatif, dan inovatif.Untuk meningkatkan daya adaptasi bangsa terhadap perkembangan pengetahuan, teknologi, yang didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah maka kurikulum pun perlu disesuaikan dengan kebutuhan hidup siswa agar mampu menyesuaikan dengan kebutuhan hidup pada masa kini dan masa depan.

Dalam menjawab kebutuhan meningkatkan daya adaptasi mutu sumber daya insani untuk menjawab perubahan, maka kurikulum 2006 pun perlu memerlukan proses penyesuaian dengan terbitnya kurikulum 2013 dan keduanya memiliki karakter yang sama sebagai kurikulum berbasis kompetensi. Pelaksanaan K-13 pada dasarnya untuk mewujudkan kompetensi siswa yang adaptif dengan perkembangan jaman, rumusan yang ideal menjadi titik tekan utama cita-cita tiap satuan pendidikan yang penetapannya mengacu pada standar nasional pendidikan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan wajib menyusun dokumen KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target kompetensi siswa yang menjadi targetnya. Rumusan KTSP dalam merealisasikan tujuan pelaksanaan kurikulum 2013 pada tingkat satuan pendidikan merupakan strategi penjaminan mutu agar penjabaran standar nasional dapat dikembangkan secara terukur. Ukuran utama yang dapat dijadikan rujukan utama adalah terwujudnya keunggulan mutu lulusan sebagaimana yang sekolah harapkan.Dokumen KTSP diharapkan dapat berfungsi sebagai acuan yang mengarahkan seluruh pemangku kewenangan melaksanakan kurikulum 2013. Dengan berfusinya KTSP sebagai acuan maka semua pihak dapat fokus pada pencapaian tujuan, menerapkan aturan main dalam menerapkan prosedur program, serta proses kegiatan dapat memenuhi kebutuhan siswa mengembangkan kompetensi dirinya dalam perubahan kehidupan pada abad 21. Di samping itu, diharapkan pula seluruh pergerakan para pemangku kewenangan lebih fokus dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan baik pendidikan dan pembelajaran terutama dalam mengelola program peminatan; menata struktur kurikulum, memetakan beban belajar siswa, dan menyusuan pedoman pelaksanaan kegiatan intra dan ekstrakurikuler, pedoman akademik, dan instrumen evaluasi penyelenggaraan kurikulum.Dalam mendukung keterpenuhan dokumen dan implementasi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan dipandang perlu membentuk tim TIM PENGEMBANG KURIKULUM dan TIM PENJAMINAN MUTU yang mengelola sistem evaluasi proses dan pencapaian program pelaksanaan kurikulum. Kedua TIM merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya menjadi komponen sistem penjaminan terwujudnya proses pelaksanaan kurikulum yang efektif untuk terwujudnya keunggulan mutu lulusan.B. Dasar11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000;

4. PP No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar NasionalPendidikan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Kepala sekolah/ Madrasahsebagaimana yang diubah dari Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah/madrasah.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor.

11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum SMA-MA.

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor (57,58.59 Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikukulum 2013 dll.)

C. Tujuan Perumusan KTSPTujuan perumusan KTSP adalah:

1. Menyediakan dokumen yang visi, misi, tujuan, strategi pencapaian tujuan, pengaturan waktu, pedoman umum dan acuan evaluasi penyelenggaraan kurikulum 2013.

2. Menyediakan acuan bagi warga sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi program pelaksanaan kurikulum 2013 agar dapat mencapai tujuan secara secara terukur.

3. Meningkatkan tingkat kepastian bagi para pemangku kewenangan tentang tugas dan tanggung jawab masing masing dalam melaksanakan kurikulum 2013

4. Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan rumusan latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi program. 5. Menyediakan instrumen untuk mengukur ketercapaian program.6. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua siswa untuk lebih memahami arah penyelenggaraan pendidikan bagi para siswa.7. Menyediakan acuan bagi para evaluator program pelaksanaan kurikulum 2013 dalam mengukur efektivitas program pelaksanaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.BAB 2. KURIKULUM 2013

A. Pengertian dan Prinsip PengembanganKurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan dari kurikulum tahun 2004 dan KTSP 2006 untuk dilaksanakan di sekolah sehingga dapat merespon berbagai tantangan internal dan eksternal bangsa.

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan isu-isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Tantangan global yang dihadapi bangsa sperti dalam forum World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal terkait pada pergeseran perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan ekonomi dunia, persaingan industri antarbangsa, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Capaian kompetensi dalam PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia baru dapat mencapai sampai level 3, sementara siswa dari negara lain dapat mencapai level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, maka interpretasi dari data ini adalah kemampuan bangsa ini mengajar berbeda dengan tuntutan zaman sehingga perlu perbaikan materi dan proses pengajaran agar tidak kalah oleh bangsa lain.Demikian pula dalam capaian pada hasil pengujian TIMMS (TheTrends in International Mathematics and Science Study), dalam kurun waktu 2007 hingga tahun 20011 Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance.

(Uraikan peran satuan pendidikan untuk meningkatkan keterampilan hidup siswa pada abad ke-21 dengan menguasi keterampilan berpikir, melek teknologi dan informasi, terampil berkolaborasi, dan memiliki kesadaran sebagai warga lokal yang hidup dalam konteks global)

Pada konteks nasional besarnya tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan Indonesia dalam menyikapi perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Jumlah penduduk Indonesia usia produktif akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035. Tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah meningkatkan mutu sumberdaya insani usia produktif yang melimpah agar memiliki kompetensi dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan jamannya baik pada masa kini maupun pda masa depannya.(Uraikan peran sekolah yang sesuai dengan sumber daya pendukung yang paling mungkin, sehingga siswa berdaya saing secara lokal)

Memperhatikan tantangan pada konteks internasional, nasional, maupun lokal, maka sekolah dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara yang sekolah inginkan dengan yang sekolah hasilkan. Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan perlu terus disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan yang didukung dengan mutu pendidikn dan tenaga kependidikan yang ditingkatkan secara berkelanjutan.

Dalam pengembangan KTSP sekolah memperhatikan enam prinsip utama, yaitu:

Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.

Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran.

Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.

Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian.

B. RasionalPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat perubahan pada ruang lingkup lokal semakin menggelobal. Nilai-nilai global, baik diajarkan atau tidak, telah menjadi bagian keseharian para siswa. Dalam kondisi ini, sekolah siap tidak siap tak dapat terhindar dari tantangan besar ini. Pembelajaran diharapkan pada tantang penguatan kompetensi siswa yang menguasai kearifan lokal, mengandung jiwa penguatan jati diri bangsa dalam konteks nasional, dan penguatan daya saing pada konteks global.Pada tataran global abad ke-21 sekolah mendapat tantangan memfasilitasi siswa untuk berdaptasi dalam kerangka kompetensi berikut:

Kebutuhan siswa berdasarkan kerangka kompetensi dalam pengembangan hidup dan karir, belajar dan berinovasi, serta melek informasi dan teknologi informasi. Kompensi pengembangan hidup dan karir meliputi; Memiliki daya fleksibelitas dan adaptif.

Menumbuhkan daya insiatif dan mandiri.

Mengembangkan kecerdasan sosial dan budaya.

Mengembangkan daya produktif dan akuntabel.

Mengembangkan kompetensi kepemimpinan dan tangggung jawab.

Mengembangkan kompetensi belajar dan berinovasi meliputi;

Terampil berkreasi dan berinovasi.

Terampil berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah.

Terampil berkomunikasi dan berkolaborasi untuk meningkatkan efektivitas belajar.

Teknologi komunikasi dan informasi berkembang cepat. Pada bidang ini siswa perlu meningkatkan kompetensi dalam tiga bidang utama, yaitu; Mampu mengelola informasi

Mampu menggunakan media

Terampil menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Implikasi kebutuhan kompetensi berdampak pengembangan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan hidup siswa sebagaimana tergambar dalam diagram di bawah ini.

Pada diagram mendeskripsikan arti pentingnya mengembangkan cara berpikir, cara bekerja, teknologi informasi dan komunikasi, dan kesadaran sebagai warga lokal maupun global.Atas dasar kerangka pikir pada gambar, maka sekolah perlu mengembangkan pembelajaran yang terintegrasi dengan lingkungan terdekat siswa, namun dalam kerangka pikir dalam membangun kesadaran pada ruang lingkup global. Membangun tanggung jawab individu, tanggung jawab sosial dan kesadaran kultural. Kecakapan berpikir meliputi berpikir kreatif_inovatif, berpikir kritis, dan dapat belajar tentang cara belajar. Cara mengembangkan kemamuan bekerja secara kolaboratif dan komunikatif dan didukung dengan penguasaan melek teknologi dan melek informasi.

Kerangka dasar menegaskan pentingnya guru meningkatkan penguasaan mengenai nilai kultural, tanggung jawab individual, dan tanggung jawab sosial dalam koteks lokal maupun global, menguasai cara berpikir, cara bekerja, dan menguasai teknologi dan informasi. Kebutuhan ini hendaknya dapat diintegrasikan dalam proses belajar pada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Di sini diperlukan guru yang tidak hanya dapat berpikir konvergen, namun berpikir divergen dalam pembelajaran.

Berdasarkan analisis konteks yang menjadi tantangan eksternal dan internal, maka sekolah menetapkan target mutu lulusan dalam jangka panjang dan jangka menengah yaitu:

Sekolah yang kondusif dalam mengembangkan siswa yang mampu;

berpikir kritis, berpikir kreatif dan inovatif, serta dapat belajar tentang cara belajar dalam mengkeskplorasi, mengolah, dan mendayagunakan informasi yang terbarukan. Mengolah informasi dan menguasai teknologi informasi. Membangun kesadaran sebagai warga lokal, nasional dan global dalam interaksi sosial, kultural, dan kemanusiaan secara universal.(Sesuaikan dengan kondisi ideal yang sekolah harapkan)

C. Perubahan Mindset (Pola Pikir)Pembaharuan pendidikan berlangsung di semua Negara. Indonesia berada dalam ruang persaingan antara Jepang, China, Korea Selatan, Singapura, juga Malayasia yang bersaing ketat dalam pergerakan perubahan dalam persaingan yang makin ketat. Perkembangan pendidikan pada negara sekawasan telah berkembang cepat dari model pembelajaran pasif ke pembelajaran aktif, pembelajaran individual menjadi pembelajaran kolaboratif dan interaktif, dari manual telah berkembang menjadi pendidikan digital. Fokus utama negara-negara dalam kawasan kini meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan efektivitas pembelajaran berbasis sumber belajar digital untuk menjawab kebutuhan kompetensi abad-21.

Pergeseran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 harus dapat menjawab tantangan dalam persaingan pada kawasan karena generasi muda Indonesia memperebutkan peluang yang sama. Perubahan terpenting adalah semangat pemangku kewenangan untuk memandang perlu dan harus melakukan hal yagn berbeda dari aktivitas professional sebelumnya. Seluruh pemangku kewenangan perlu beradaptasi dalam mengawal perubahan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan proses perubahan terencana, bertahap, dan berkelanjutan. Sikap dasar mencoba menjalankan, menghargai, mengahayati, dan mengamalkan perubahan secara bertahap. Sikap tersebut dihadapi dengan sabar menanggung untuk menanggung konsekuensi atas pelaksanaan perubahan terutama dalam proses pembelajaran dan penilaian untuk meningkatkan pengetahuan baru, penguasaan strategi baru, penguasaan kebiasaan-kebiaasaan baru sehingga memerlukan proses dan waktu belajar lebih banyak. Kunci sukses sekolah adalah mengawal dan melaksanakan perubahan yang dilandasi perubahan pola pikir dalam memperjuangkan terwujudnya tujuan perubahan. Perubahan pola pikir perlu didukung dengan perumusan tujuan yang terukur untuk mencapai target yang terbaik yang mungkin sekolah capai. Untuk itu, kami memerlukan pencapaian standar dengan target yang ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan daya dukung sekolah yang disepakati bersama.Pengembangan pola pikir menjadi dasar proses perbaikan pola tindak untuk mendukung terlaksananya prinsip berikut:

1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritisD. Strategi Implementasi

Pelaksanaan kurikulum 2013 berproses dalam medan persaingan antar sekolah pada konteks lokal dan dalam ketatnya persiangan pendidikan antar bangsa pada konteks global. Dalam rangka untuk menjawab tantang lokal maupun global. Karena itu, proses perubahan memerlukan motif yang kuat, keyakinan tinggi, serta usaha bersama yang sungguh-sungguh dalam meningkatkan berbagai aspek di bawah ini.1) Meningkatkan komitmen pendidik untuk beradaptasi dengan perubahan untuk meningkatkan daya saing pendidikan Indonesia dalam kawasan Asia maupun global melalui peningkatan transaksi target pemenuhan target mutu bertaraf lokal, nasional, dan global.2) Meningkatkan kompetensi pendidik dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran saintifik, dan melaksanakan penilaian autentik melalui proses belajar berkelanjatan.3) Meningkatkan kompetensi pendidik dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber dan media pembelajaran dengan meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi secara bertahap sesuai dengan daya dukung sekolah.4) Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan siswa dalam memberdayakan lingkungan sebagai konteks pembelajaran.

5) Meningkatkan daya kolaborasi multi level dalam menggerakan kerja sama yang harmonis dan produktif.

6) Penyediaan alat peraga dan sumber belajar untuk mendukung peningkatan keterampilan berpikir siswa melalui proses mengamati, menanya, menghimpun informasi, menalar,dan mengkomunikasikan.

7) Meningkatkan motivasi dan daya belajar siswa dengan meningkatkan daya kolaborasi dan kompetisi.8) Meningakatkan penguasaan fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif melalui pembelajaran kolaboratif dan kontekstual.

9) Meningkatkan partisipasi dan daya dukung orangtua siswa.

10) Mengembangkan budaya belajar dalam mewujudkan sekolah sebagai organisasi pembelajar.

11) Mengembangkan kepemimpinan pembelajaran dengan menitikberatkan pada pentingnya supervise pembelajaran.

12) Menerapkan manajemen perubahan yang terencana dan terealisasikan .

13) Mengembangkan efektivitas kepemimpinan pembelajaran yang efektif.

Berdasarkan analisis harapan, maka sekolah menetapkan strategi utama dalam pembaharuan penenerapan kurikulum sebagai berikut:

1) Menetapkan kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan jaman sebagai poros pengembangan strategi perubahan.

2) Menggerakan sistem perubahan dengan dengan fokus utama mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.

3) Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan siswa dengan mempertimbangkan sumber daya yang sekolah miliki dan yang mungkin sekolah miliki.

4) Mengembangkan budaya mutu dengan proses pelaksanaan mengacu pada meliputi Krathwhol yang meliputi tahap menerima,menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengembangan keterampilan berpikir merujuk pada teori Dyers yang meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Pengembangan pengetahuan merujuk pada teori Bloom yang menggambarkan tahapan kecakapan berpikir, meliputi tingkatan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.

5) Meningkatkan mutu sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan melalui pembaharuan sekolah sebagai organisasi pembelajar.

6) Meningkatkan penggunaan teknologi informasi secara bertahap dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran.7) Meningkatkan pengetahuan siswa ditandai dengan penguasaan fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif. Keempat tingkat penguasaan tersebut terkait erat dengan pendekatan saintifik. Penguasaan fakta terkait erat dengan pengenalan fenomena, penguasaan konsep terkait pada penguasaan teori, penguasaan prosedur terkait erat dengan penerapan teori dalam kegiatan praktis sehari-hari, dan penguasaan metakognitif berkaitan dengan kemampuan belajar tentang bagaimana cara belajar atau berpikir tentang cara berpikir.8) Melaksanakan evaluasi dan supervisi proses dan hasil pembelajaran secara berkala.9) Meningkatkan kolaborasi guru dalam meningkatkan kemampuan professional pada tingkat satuan pendidikan.10) Meningkatkan kerja sama sekolah dengan orang tua siswa untuk menunjang optimalisasi hasil belajar siswa.E. Sasaran Perubahan

Perubahan dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013, mengandung konsekuensi ada pergeseran pokok pada standar SKL, isi, proses, dan penilaian. Agar menjadi dasar bagi sekolah untuk penentuan program, perlu analisis yang lebih rinci Ada pun beberapa komponen pergeseran prioritas pada uraian berikut:(Sesuaikan sasaran perubahan dengan kondisi yang sekolah harapkan)

1. Sasaran perubahan standar kompetensi lulusan (SKL)

No.Sasaran Perubahan

1) Menjadikan KI dan KD sebagai dasar penentuan indikator kompetensi lulusan

2) Menghasilkan mutu lulusan yang berprilaku sebagai orang beriman, berahlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

3) Lulusan yang berpikir dan bertindak yang efektif dan kreatif.

4) Lulusan yang memiliki pengetahuan yang berwawasan kemanusiaan, lingkungan, kebangsaan, kenegaraan, peradaban.

5) Lulusan yang ilmu dengan menguasai fakta, konsep, prosedur, metakognitif.

6) Lulusan yang terampil mengolah informasi dan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi.

2. Sasaran Perubahan Standar IsiNo.Sasaran Perubahan

7) Kurikulum terintegrasi dengan konteks alam, sosial, dan budaya masyarakat

8) Pendekatan pembelajaran saintitik dan kontekstual.

9) Pembelajaran mengembangkan sikap (menerima, mejalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan);

Domain keterampilan (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar,dan mencipta)

Domain pengetahuan: (mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi)

10) Pembelajaran kontekstual dan terpadu yang mengintegrasikan materi belajar dengan pengalaman keseharian yang menghasilkan dasar-dasar penguasaan dan penggunaan untuk menyelesaikan masalah yang pernah dihadapinya.

11) TIK menjadi media semua mata pelajaran di SMP

3. Sasaran perubahan proses pembelajaran (Standar Proses)No.Sasaran Perubahan

12) Pembelajaran berpusat pada siswa dengan aktivitas: berinteraksi, beragumen, berdebat, dan berkolaborasi.

13) Pembelajaran interkatif.

Proses pembelajaran menjadi interaksi sosial, saintifik, kontekstual yang terencana.

14) Pembelajaran dalam konteks jejaring dengan memanfaatkan data atau informasi dari alam sekitar, perpustakaan, referensi, dari hasil praktik di luar kelas, dari praktik di dalam kelas, dari pengalaman teman-teman, dari pengalaman orang-orang sukses.

15) Pembelajaran siswa aktif. memfasilitasi siswa aktif merumuskan berbagai pertanyaan yang ingin mereka cari jawabannya.

16) Pembelajaran menggunakan contoh yang diperoleh dari analisis bacaan, dari kenyataan pada kehidupan sehari-hari hasil pengamatan dan pengalaman belajar siswa.

17) Pembelajaran berbasis tim, belajar mengembangkan kapasitas belajar individu melalui kerja sama dalam kelompok.

18) Pembelajaran menstimulasi seluruh panca indra, komponen jasmani dan rohani terlibat aktif dalam kegiatan belajar.

4. Sasaran Standar PenilaianNo.Kondisi Nyata

19) Menggunakan penilaian autentik, menggunakan acuan patokan (PAP), memanfaatkan portofolio sebagai gambaran perkembangan hasil belajar dalam bentuk pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk.

20) Penilaian mencakup SKL, KI, dan KD yang meliputi sikap, keterampilan, dan sikap

21) Rapot berisi laporan perkembangan belajar siswa secara deskriptif yang merekam seimbang pencapaian pada kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

5. Sasaran Perubahan dalam PengelolaanNo.Sasaran Perubahan

22) Mendeskripsikan kebutuhan dukungan manajemen dalam pengeloaan kurikulum 2013

23) Mengelola budaya sekolah secara efektif dan efisien.

24) Mengembangkan pengelolaan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan sasaran mutu pelaksanaan kurikulum.

25) Melaksanakan dan mengevaluasi program secara berkala dan berkelanjutan.

Kami menyadari bahwa proses perubahan akan berjalan jika kepemimpinan kepala sekolah efektif yang didukung oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang efektif juga. Efektivitas kinerja pimpinan sekolah dan pendidik, serta tenaga kependidikan diharapkan berdampak pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan diintegrasikan dalam sistem sebagaimana terlihat pada siklus sistem seperti yang tergambar pada diagram berikut.

Pemantauan dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah kepada guru melalui kegiatan pendampingan. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

Supervisi proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Supervisi pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada ke seluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran.Dengan menggunakan pendekatan sistem sekolah dapat membandingkan nilai pada komponen input, proses, dan output yang sekolah miliki. Logika yang mendasarinya adalah input yang tinggi dengan proses yang baik seharusnya menghasilkan output yang tinggi. Input yang rendah dengan proses yang baik, dapat menghasilkan mutu yang lebih baik daripada input.BAB III. VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH (uraian berikut merupakan model)

A. Analisis Konteks SekolahPeningkatan mutu pelayanan belajar sangat bergantung pada pelayanan belajar pada tiap mata pelajaran dengan harapan setiap guru dapat memberikan pelayanan belajar sesuai dengan kebutuhan siswa. Sekolah dalam melaksanakan kurikulum 2013 memiliki kekuatan maupun kelemahan yang dapat diurai dalam gambaran profil berikut;

No.Unsur PedukungDeskripsi Kondisi Nyata

1. Jumlah siswa

2. Tenaga Pendidik dan Tenaga kependidikan Jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan:

3. Komitmen pendidik dan tenaga kependidikan semakin meningkat.

4. Motivasi pendidik dan tenaga kependidikan untuk membangun sekolah yang memiliki nilai kompetitif sangat baik.

5. Mutu keprofesian pendidik dan tenaga kependidikan terbaharui dalam budaya belajar

6. Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam penunaian tugas pokok rata-rata sangat tinggi.

7. Sarana dan media pembelajaran;

8. Ruang kelas Kodisi ruang kelas sangat baik. Posisi meja belajar dapat berubah dinamis dalam menunjang siswa bekerja berkelompok maupun dalam mengembangkan kemandirian dalam berkarya

9. Perpustakaan sekolah Ruang perpustakaan cukup memadai dengan dilengkapi jejaring perpustakaan online sehingga memungkinkan siswa dapat mengakses informasi dengan mudah.

10. Buku sumber belajar

11. Lingkungan sekolah

12. Lingkungan sosial

13. Sarana komputer

14. Perangkat multi media

15. Jejaring internet Jejaring internet tersedia sekali pun terbatas. Para siswa dapat menggunakan HP untuk mendapatkan akses internet sehingga mempermudah dalam mencari informasi yang mereka perlukan.

16. Lingkungan sekolah

17. Lingkungan alam

18. Lingkungan sosial

19. Lingkungan daerah

20. Kerja sama

21. Kemitraan antar sekolah

22. Sister school

23. Pengelolaan program unggulan

24. Pencapaian sebelumnya

25. Pelaksanaan program

26. Pembiayaan

27. Sumber biaya

28. Transparansi

29. Akuntabilitas

30. Budaya Sekolah

Dalam memberdayakan sejumlah unsur pendukung sebagaimana yang telah diurai dalam profil sekolah, maka dalam melaksanakan kurikulum 2013 sekolah memilih strategi utama sebagai berikut:(Rum uraian di bawah ini sesuai dengan kondisi nyata sekolah )

1) Melaksanakan pelayanan pembelajaran untuk pemenuhan kebutuhan siswa dalam meningkatkan kompetensi dalam membangun daya saing global yang direalisasikan dalam berbagai program berikut:

a) Meningkatkan mutu pembelajaran dengan focus pada terwujudnya mutu lulusan yang sekolah cita-citakan

b) Mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan silabus yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan hidup siswa.

c) Peningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab.

d) Pengusaaan teknologi informasi dan komunikasi yang diintegrasikan dengan keterampilang pengelolaan informasi.

e) Penguasaan keterampilan komunikasi dan kolaborasi global melalui jejaring internasional baik melalui jejaring teknologi maupun jejaring sosial dan kelembaggaan.f) Meningkatkan tanggung jawab pengebangan individu dalam kolaborasi siswa antar sekolah dalam ruang lingkup lokal, nasional, maupun global.

2) Meningkatkan penguatan pelaksanaan kurikulum nasional dengan memanfaatkan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, media belajar dengan meningkatkan pemanfaatan muli media, menggunakan sumber kepustakaan manual dan elektronik, menggunakan sumber daya lingkungan alam dan sosial untuk meningkatkan penguasaan fakta, konsep, prosedur dan metakognitif.3) Meningkatkan efektivitas sumber daya lokal untuk penguatan jati diri kedaerahan dalam rangka meningkatkan keunggulan budaya pada konteks nasional dan global.

4) Memberdayakan sumber daya yang sekolah miliki dan yang tersedia pada lingkungan sekolah untuk mendukung efektivitas kegiatan ekstrakurikuler.

Dilihat dari sisi kebutuhan siswa pada dimensi kepentingan daya saing tingkat global sebagaimana yang telah menjadi bahan telaahan sebelumnya, maka kompetensi yang siswa perlukan ialah:

Memiliki daya adaptasi terhadap perubahan global

Memiliki daya insiatif dan mandiri

Memiliki keterampilan sosial dan budaya dalam interaksi global.

Produktif dan akuntabel

Memiliki daya kepemiminan

Bertanggung jawab

Kreatif dan inovatif

Berpikir kritis dalam penyelesaian masalah

Komunikatif dan kolaboratif

Melek teknologi infomrasi dan komunikasi

Memiliki daya saing akademik pada tingkat internasional.

Untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan pada tingkat global, maka sekolah berusaha melaksanakan pelayan belajar siswa agar menjadi pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara.

Seluruh warga sekolah memiliki keyakinan yang tinggi dapat mewujudkan keunggulan mutu lulusan serta memiliki kecerdasan dalam menggunakan sumber daya yang sekolah miliki secara optimal. Ada pun sumber daya yang mendukung pelaksanaan kurikulum yaitu:B. Visi SekolahBerdasarkan analisis konteks, sekolah menetapkan visi berikut:Menjadi sekolah yang unggul dalam mewujudkan mutu lulusan yang berdisiplin, ber- IMTAQ, IPTEKS, dan beradaptasi dalam interaksi global.

C. Misi Sekolah

Misi sekolah:

1) Mengembangkan keyakinan warga sekolah bahwa sekolah dalam berprestasi dan kompetitif.

2) Menciptakan kehidupan sekolah yang berbudaya religius dan bermartabat

3) Mememenuhi Standar Kompetensi Lulusan sesuai standar nasional

4) Memenuhi standar kompetensi lulusan yang sesuai dengan kebutuhan hidup siswa pada konteks global.

5) Memenuhi standar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2013 yang sesuai dengan kebutuhan kompetensi siswa.

6) Mengembangkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal

7) Memberdayakan sistem penilaian autentik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

8) Menerapkan manajemen perubahan sebagai strategi percepatan pembaharuan sekolah.

9) Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui peningkatan keprofesian berkelanjutan.

10) Memenuhi standar sarana dan prasarana secara bertahap dan terukur.

11) Menggunakan lingkungan sekolah sebagai media dan sumber belajar.

12) Memberdayakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai pendukung keunggulan pembelajaran.

13) Mengembangkan kultur sekolah yang menjaga keamanan fisik, psikologis, social yang sehat, dinamis, dan kompetitif.

14) Menciptakan lingkungan dan budaya yang kondusif untuk indah, nyaman, dan damai sebagai tempat belajar untuk guru, siswa, dan seluruh warga sekolah.

15) Menerapkan sistem pembiayaan sekolah yang transparan dan akuntabel.

D. Tujuan Sekolah

Tujuan Satuan Pendidikan:

a) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan); dalam hal ini digambarkan kompetensi yang akan sekolah wujudkan.b) Penentuan indikator kompetensi mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;

c) Penentuan indikator kompetensi mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah;

d) Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;

e) Tujuan satuan pendidikan selanjutnya disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan.

Tujuan Umum

Sesuai dengan tujuan sekolah menengah sekolah ini menetapkan tujuan umum yaitu meningkatkan keunggulan potensi dan prestasi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan Khusus

1) Mewujudkan mutu lulusan

Bersikap sebagai orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Berpengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural sebagai dukungan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

Berketerampilan berpikir dan bertindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret D. Indikator Kompetensi Lulus

Indikator kompetensi lulusan tingkat satuan pendidikan dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan sebagai poros perumusan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Ada pun standar kompetensi lulusan dirumuskan dalam tujuan pelaksanaan kuriklum 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.(Susun rumusan indikator mutu lulusan yang sekolah harapkan sesuai dengan KI agar keberhasilan yang sekolah harapkan dapat dimonitor, diukur, dan dinilai oleh seluruh pemangku kepentingan)

No.Kompetensi SpiritualIndikator Pencapaian Sikap Spiritual siswa ditujukkan dengan indikator

A. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya1. Menerima kehidupan sebagai anugrah dari Tuhan yang disyukuri.

2. Mesyukuri nikmat kehidupan sebagai bentuk kasih sayang Allah.

3. Melaksanakan aktivitas hidup yang diperintahkan Allah

4. Menghidari perbutan....(yang dilarang Allah)

5. Berbuat baik demi kemaslahatan bersama.

6. Mematuhi peraturan ...

7. Berbuat ihlas...

No.Kompetensi SosialIndikator Pencapaian Sikap Sosial ditunjukkan dengan indikator siswa:

B. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.1. Bersikap jujur

2. Berdisiplin dalam mematuhi peraturan

3. Bertanggung jawab dengan melaksanakan tugas dengan baik

4. Bekerja sama untuk kebaikan umum

5. Menghormati hak orang lain....

6. Santun dalam bertindak.....

7. Menolong teman dalam proses belajar...

8. Menunjukkan daya insiatif dalam proses belajar....

9. Proaktif dalam membangun solusi dalam memecahkan masalah....

10. Antisiatif untuk mencegah timbulnya resiko buruk.....

11. Giat bekerja sama ......

12. Berkomunikasi dengan rendah hati.....

13. Bersikap tegas menolak keburukan...

No.Kompetensi PengetahuanIndikator Pencapaian Pengetahuan ditunjukkan dengan siswa:

C. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah1. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakonitif) tentang iptek, seni, budaya dan humaniora atau dalam peradaban

2. Menganalisis pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakonitif) tentang iptek, seni, budaya, humaniora atau dalam peradaban

3. Berpikir kritis terhadap penyebab fenomena dan kejadian.... di sekitar kehidupannya...

4. Memaham cara menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakonitif) tentang iptek, seni, budaya, humaniora, atau peradaban.

5. Mampu memecahkan masalah dengan dilandasi pengetahuan yang dikuasinya.

6. Melaksanakan pengkajian spesifik pada bidang yang diminati serta sesuai dengan kebakatannya.

7. .......................................

No.Kompetensi KeterampilanIndikator Pencapaian Keterampilan ditunjukkan dengan indikator siswa terampil:

D. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan1. Mengolah fakta, data, dan informasi

2. Mengintegrasikan fakta, data, dan informasi dalam merumuskan kesimpulan.

3. Mengembangkan keterampilan berpikir dengan menggunakan pengetahuan yang dipelajarinya di sekolah.

4. Mengembangkan karya secara mandiri dengan modal pengetahuan yang dipelajarinya.

5. Mengembangkan kreasi dalam menciptakan hal-hal baru.

6. Menerapkan motode atau prosedur sesuai dengan kaidah keilmuan.

7. Menggunakan pikiran pada ranah abstrak menjadi karya cipta yang bermanfaat.

8. Mengkomunikasi hasil karya secara efektif

9. Mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi

10. Menggunakan bahasa asing.....

BAB IV. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUMA. Karakteristik Kurikulum

Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut.

1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

5) Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

6) Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).Mengacu pada enam karakteristik tersebut maka seluruh aktivitas penerapan kurikulum berpusat pada usaha mewujudkan kompetensi inti yang diwujudkan dengan menempatkan sekolah sebagaian bagian dari sistem masyarakat.

B. Landasan Kurikulum

1. Filosofis

Landasan filosofis paling mendasar dalam pengembangan kurikulum adalah menentukan kualitas peserta didik yang hendak diwujudkan, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut. 1) Pendidikan yang dilaksanakan harus berakar pada budaya bangsa maupun kearifan lokal untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. 2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut filosofi ini, nilai-nilai berharga bangsa maupun prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus terwariskan dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. 3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. 4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik daripada masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). 2. Landasan Sosiologis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Perkembangan bangasa Indonesia tidak mungkin lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus. Oleh karena itu, pendidikan mengeban tanggung jawab untuk menjawab tuntutan perubahan agar generasi muda lebih adaptif terhadap pekerbangan jamannya. Dengan demikian mutu lulusan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).

3. Landasan Pedagogis

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menegaskan bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini harus menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah. Oleh karena itu selama ini implementasi pendidikan di SMA menekankan pada pengetahuan. Pada kurikulum 2013 menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.

4. Landasan TeoritisKurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Berdasarkan konsep itu, pendidikan mengacu pada standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.C. Struktur Kurikulum Paket Semester

1. Kompetensi inti SMA

KOMPETENSI INTI KELAS XKOMPETENSI INTI KELAS XIKOMPETENSI INTI KELAS XII

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun , responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami,menerapk an, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah3. Memahami,menerapk an, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah3. Memahami,menerapk an, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

2. Mata Pelajaran

Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A, mata pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran peminatan akademik kelompok C. Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C dikelompokkan atas mata pelajaran Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, mata pelajaran Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan mata pelajaran Peminatan Bahasa dan Budaya. Khusus untuk MA, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama. Struktur kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut:

Mata PelajaranAlokasi Waktu Per Minggu

XXIXI

KELOMPOK A (UMUM)

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti333

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan222

3. Bahasa Indonesia444

4. Matematika444

5. Sejarah Indonesia222

6. Bahasa Inggris222

Kelompok B (UMUM)

7. Seni Budaya222

8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan)333

9. Prakarya dan Kewirausahaan222

10. Mulok222

11. Keterampilan TIK222

Jumlah jam pelajaran kelompok A dan B per minggu282828

KELOMPOK C (PEMINATAN)

Mata peajaran peminatan akademik9 atau 1212 atau 1612 atau 16

Mata pelajaran pilihan lintas minat dan/atau pendalaman minat6 atau 94 atau 84 atau 8

Jumlah jam pelajaran kelopok A, B, dan C per minggu43 4444

Bimbingan dan Konseling222

Ekstrakurikuler Kepramukaan222

Total Beban Belajar454848

Keterangan:

1) Mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat. 2) Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.3) Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri. 4) Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah 5) Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit. 6) Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. 7) Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu. 8) Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.9) Khusus untuk Madrasah Aliyah struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama. 10) Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing- masing satuan pendidikan. Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.D. Peminatan 1. Peminatan dan Lintas Minat

Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C merupakan program kurikuler yang bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan. Mata PelajaranAlokasi Waktu Per Minggu

XXIXI

A. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

1. Matematika344

2. Biologi344

3. Fisika344

4. Kimia344

B. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial

5. Geografi344

6. Sejarah344

7. Sosiologi344

8. Ekonomi344

C. Peminatan Bahasa dan Budaya

9. Bahasa dan Sastra Indonesia344

10. Bahasa dan Sastra Inggris344

11. Bahasa dan Satra Asing Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis)344

12. Antropologi344

Pilihan lintaas minat dan /atau pendalaman minat6 atau 94 atau 84 atau 8

Pemilihan Peminatan dan Pemilihan Mata Pelajaran Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan peminatan dan pilihan mata pelajaran lintas minat dan/atau pendalaman minat. Pemilihan peminatan dilakukan peserta didik saat mendaftar pada SMA/MA berdasarkan nilai rapor Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) atau yang sederajat, nilai ujian nasional SMP/MTs atau yang sederajat, rekomendasi guru bimbingan dan konseling/konselor di SMP/MTs atau yang sederajat, dan hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA, atau tes bakat dan minat oleh psikolog. Peserta didik masih mungkin pindah peminatan paling lambat pada awal semester kedua di Kelas X sepanjang daya tampung peminatan baru masih tersedia, berdasarkan hasil pembelajaran berjalan pada semester pertama dan rekomendasi guru bimbingan dan konseling, Peserta didik yang pindah peminatan wajib mengikuti dan tuntas matrikulasi mata pelajaran yang belum dipelajari sebelum pembelajaran pada peminatan baru dimulai. Peserta didik dapat memilih minimal 3 mata pelajaran dari 4 mata pelajaran yang terdapat pada satu peminatan, 1 mata pelajaran yang tidak diambil beban belajarnya dialihkan ke mata pelajaran lintas minat. Selain mengikuti mata pelajaran di peminatan yang dipilihnya, setiap peserta didik harus mengikuti mata pelajaran tertentu untuk lintas minat dan/atau pendalaman minat. Bila peserta didik mengambil 3 mata pelajaran dari peminatan yang dipilihnya, maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat sebanyak 9 jam pelajaran (3 mata pelajaran) di Kelas X atau sebanyak 8 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di Kelas XI dan XII. Sedangkan bila peserta didik mengambil 4 mata pelajaran dari peminatan yang dipilihnya, maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat sebanyak 6 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di Kelas X atau sebanyak 4 jam pelajaran (1 mata pelajaran) di Kelas XI dan XII. Peserta didik yang mengambil Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atau Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, lintas minatnya harus diluar peminatan yang dipilihnya. Sedangkan peserta didik yang mengambil Peminatan Bahasa dan Budaya, dapat mengambil mata pelajaran lintas minat: (1) di luar; (2) di dalam; atau (3) sebagian di dalam dan sebagian di luar, peminatan yang dipilihnya. Mata pelajaran lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X sampai dengan XII. Sebagai contoh, peserta didik Kelas X yang memilih Peminatan Bahasa dan Budaya, dapat mengambil 3 mata pelajaran yaitu Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, dan Antropologi. Lintas minatnya dapat mengambil mata pelajaran: (1) Biologi, Fisika, dan Kimia; (2) Geografi, Sejarah, dan Ekonomi; (3) Matematika, Sosiologi, dan Bahasa Jerman; atau (4) Bahasa Mandarin, Bahasa Arab, dan Bahasa Jepang. Alternatif (1), (2), dan (3) merupakan contoh lintas minat di luar peminatan yang dipilihnya, sedangkan alternatif (4) merupakan contoh lintas minat di dalam peminatan yang dipilihnya. Peserta didik dapat menentukan pilihannya masing-masing, sesuai dengan sumber daya (ketersediaan guru dan fasilitas belajar) yang dimiliki SMA/MA. SMA/MA yang tidak memiliki Peminatan Bahasa dan Budaya, dapat menyediakan pilihan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Antropologi atau salah satu mata pelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lain sebagai pilihan mata pelajaran lintas minat yang dapat diambil peserta didik dari Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atau Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, sesuai dengan sumber daya (ketersediaan guru dan fasilitas belajar) yang dimilikinya. Bagi peserta didik yang menggunakan pilihan untuk menguasai satu mata pelajaran tertentu misalnya bahasa asing tertentu, dianjurkan untuk memilih mata pelajaran yang sama sejak Kelas X sampai Kelas XII. Dianjurkan setiap SMA/MA memiliki ketiga peminatan. 2. Pendalaman Minat

Konsep pelaksanaan pendalaman minat adalah umum mempersiapkan siswa SMA Kelas XII memasuki perguruan tinggi. Mereka dapat mengambil mata kuliah pilihan di perguruan tinggi yang akan diakui sebagai kredit dalam kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan. Pilihan ini perlu sekolah sedikan dengan cara membangun kerjasama dengan perguruan tinggi terkait. Pendalaman minat mata pelajaran tertentu dalam peminatan dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi di kelas XII.Kegiatan layanan pendalaman minat akan sekolah coba laksanakan setelah sekolah mendata minat dan pilihan siswa masuk perguruan tinggi. Program pelayanan akan sekolah lakukan jika para siswa memerlukan.

E. Pengaturan Beban Belajar

Pengaturan beban belajar merupakan konsep dan pelaksanaan pembelajaran dengan menjabarkan total kegiatan belajar secara operasional sesuai dengan karakteristik pelaksanaan satuan kredit semeseter, pengaturan minggu efektif, kegiatan tatap muka, pengaturan tugas terstruktur dan tidak terstruktur pada sejumlah mata pelajaran pada setiap semester dalam satuan tahun pelajaran. Prinsip utama pada sistem satuan semester meliputi tiga aspek yaitu pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.Pengaturan beban belajar pada dasarnya untuk memberikan pelayanan sebelajar kepada siswa agar sesuai dengan potensi, bakat, minat, kemampuan, dan kecepatan belajarnya sehingga dapat siswa dapat mengembangkan dirinya secara optimal. Sekolah menyadari dalam melaksanakan kurikulum 2013 siswa diharapkan dapat beraktivitas dan berkarya pada tiap mata pelajaran. Oleh karena itu, beban belajar yang harus siswa tanggung menjadi bertambah banyak sehinggan jika beban belajar siswa berlebih, maka dapat kontra produktif terhadap perkembangan diri siswa.

Pengaturan beban belajar meliputi tiga aspek utama dan aktivitas belajar tambahan, yaitu :

1. Aktivitas tatap muka dalam ruang kelas, Laboratorium, workshop, bengekl kerja, kebun percobaan atau pengaturan pembelajaran lainnya.

2. Kegiatan belajar virtual adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara maya dengan memanfaatkan berbagai jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi baik secara terstruktur atau mandiri.

3. Kegiatan terstruktur yaitu pembelajaran dalam bentuk penugasan dari pendidik terkait muatan atau mata pelajaran yang berfungsi sebagai proses pendalaman atau perluasan pengalaman belajar yang diterima setelah kegiatan tatap muka.

4. Kegiatan Mandiri adalah kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik atas inisiatif atau dengan stimulasi pendidik yang berfungsi sebagai proses pendalaman atau perluasan pengalaman belajar yang diterima dalam kegiatan tatap muka dan/atau terstruktur;

5. Program remedial dan pengayaan yaitu pengorganisasian kegiatan belajar yang untuk membantu peserta didik mencapai kriteria ketuntasan belajar bagi yang belum tuntas dan penguasaan materi lebih tinggi bagi yang telah mencapai ketuntasan;6. Program ekstrakurikuler yang dibahas dalam pengaturan tersendiri.Pengaturan beban belajar didasari dengan konsep belajar tuntas yang sistem belajar yang menekankan pada prinsip bahwa setiap peserta didik dapat belajar untuk memenuhi kriteria ketuntasan belajar sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.Cara menetapkan beban belajar dengan sistem satuan semester untuk SMA meliputi meliputi 45 menit tatap muka, 60% dari waktu tatap muka untuk kegiatan terstruktur maupuan kegiatan mandiri seperti terlihat pada tabel di bawah ini.KegiatanSistem PaketSKS

Tatap muka 45 menit45 menit

Penugasan terstruktur 60% x 45 menit =

27 menit45 menit

Kegiatan mandiri 45 menit

Jumlah72 menit135 menit

Berdasarkan tabel di atas sekolah menentukan jumlah maksimum waktu yang siswa gunakan untuk setiap satu jam tatap muka sebanyak-banyaknya 54 menit.

Pengaturan beban belajar berdasarkan waktu yang harus siswa alokasikan pada setaip minggu efektif pada tiap semester. Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMA/MA terdiri atas mata pelajaran kelompok A (umum), mata pelajaran kelompok B (umum), dan mata pelajaran kelompok C (peminatan), serta lintas minat dan/atau pendalaman minat. Hal lain yang perlu siswa laksanakan adalah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Pengaturan minggu efektif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

NOKEGIATANALOKASI WAKTUKETERANGAN

1. Minggu efektif belajar reguler setiap tahun

(Kelas I-V, VII-VIII, X-XI)Minimal 36 mingguDigunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan

2. Minggu efektif semester ganjil tahun terakhir setiap satuan pendidikan (Kelas VI, IX, dan XII)Minimal 18 minggu

3. Minggu efektif semester genap tahun terakhir setiap satuan pendidikan (Kelas VI, IX, dan XII)Minimal 14 minggu

4. Jeda tengah semesterMaksimal 2 mingguSatu minggu setiap semester

5. Jeda antarsemesterMaksimal 2 mingguAntara semester I dan II

6. Libur akhir tahun ajaranMaksimal 3 mingguDigunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun ajaran

7. Hari libur keagamaanMaksimal 4 mingguDaerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

8. Hari libur umum/nasionalMaksimal 2 mingguDisesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

9. Hari libur khususMaksimal 1 mingguUntuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing

10. Kegiatan khusus satuan pendidikanMaksimal 3 mingguDigunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh satuan pendidikan tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

Pengaturan minggu efektif selanjutnya diganakan sebagai dasar penentukan kalender pendidikan.F. Muatan Lokal

Dalam struktur kurikulum 2013 terdapat mata pelajaran kelompok A dan kelompok B. Mata pelajaran kelompok A dikembangkan oleh pusat. Sedangkan mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal. Mata pelajaran kelompok B terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Muatan lokal dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau satuan pendidikan. Mulok dapat berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah. Pelaksanaan kegiatan dapat berbentuk mandiri sebagai mata pelajaran seperti mulok bahasa daerah atau terintegrasi. Tujuan penyelenggaraan pembelajaran muatan lokal adalah untuk membentuk pemahaman terhadap potensi daerah tempat tinggal siswa sehingga bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ruang lingkup kegiatan pembelajaran muatan lokal meliputi; 1) mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya dan spiritual di daerahnya; dan

2) melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional

Prinsip pengembangan muatan lokal yang menjadi perhatian setiap satuan pendidikan yaitu;1) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik.

2) Keutuhan Dalam Pengembangan Semua Kompetensi.

3) Substansi kurikulum muatan lokal mencakup keseluruhan dimensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan).

4) Fleksibilitas dalam Jenis, Bentuk, dan Pengaturan Waktu.

5) Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.

6) Kebermanfaatan.

7) Penetapan muatan lokal berorientasi pada upaya pengenalan, pelestarian, dan pengembangan potensi daerah untuk kepentingan nasional dan menghadap tantangan global.

Jenis muatan lokal berupa potensi dan keunikan lokal yang terkait dengan seni budaya; prakarya; pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; bahasa; dan/atau teknologi. Jenisnya dapat berupa bahasa daerah, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.Dokumen pendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran muatan lokal mengacu pada struktur silabus yang dikembangkan oleh pemerintah dengan memenuhi stadar berikut:1) kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti,2) silabus yang memuat pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian otentik, dan3) buku teks pelajaran (buku siswa dan buku guru) yang berbasis aktivitas.

Mekanisme pengembangan muatal lokal pada Kurikulum 2013 di satuan pendidikan dengan prosedur sebagai berikut:

4) analisis konteks lingkungan alam, sosial dan/atau budaya;

5) identifikasi muatan lokal;

6) perumusan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal;

7) penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar;

8) pengintegrasian kompetensi dasar ke dalam muatan pembelajaran yang relevan;

9) penetapan muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi muatan pembelajaran yang berdiri sendiri;

10) penyusunan silabus; dan

11) penyusunan buku teks pelajaran.

Mekanisme Pelaksanaan program muatan lokal memperhatikan rambu-rambu berikut.1) Muatan lokal diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan sumber daya pendidikan yang tersedia.

2) Setiap satuan pendidikan dapat menambah beban belajar maksimal 2 (dua) jam/minggu untuk muatan lokal yang ditetapkan sebagai muatan pembelajaran yang berdiri sendiri, berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan dan atau daerah.

3) Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan beban belajar muatan lokal ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan.

Daya dukung minimal yang perlu mendapat perhatian adalah:

1) Kebijakan Muatan Lokal

Pelaksanaan muatan lokal harus didukung dengan kebijakan Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan satuan pendidikan sesuai kewenangannya.

2) Sumber Daya Pendidikan perlu dipenuhi sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.3) Tenaga Pendidik

Tenaga pendidik yang ditugaskan sebagai pengampu muatan lokal memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi tenaga pendidik sesuai dengan mata pelajaran muatan lokal yang diampunya. Apabila tidak terpenuhi maka satuan pendidikan harus mengusahakan tenaga pendidik memperoleh sertifikat pelatihan pada aspek mata pelajaran yang sesuai. Tenaga pendidik muatan lokal dapat berasal dari luar satuan pendidikan, seperti: satuan pendidikan terdekat, tokoh masyarakat, pelaku sosial-budaya, dan lain-lain.

4) Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan

Kebutuhan sarana dan prasarana muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah harus dipenuhi oleh pemerintah daerah, sedangkan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan harus dipenuhi oleh satuan pendidikan.

Dengan menggunakan panduan ini , maka selanjutnya sekolah menetapkan muatan lokal sebagai berikut:1. Bahasa Daerah..

2.

3. .G. Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler atau kegiatan kokurikuler. Pelaksanaannya di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas ekstrakurikuler wajib dan pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing.

Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler bertujuan bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan. 1. Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan

Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan Pendidikan Kepramukaan melalui suatu Model nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.

Penyelenggaraan kegiatan Pramuka tersebut berlandaskan aturan sebagai berikut:1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka

2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan Pramuka

3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda karana

4) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka

5) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.Pelaksanaan kegiatan kepramukaan di sekolah mengacu pada Pemendikbud Nomor. dan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2010, yang mengatur penyelenggaraan pendidikan Kepramukaan. Permendikbud mengatur tentang teknis penyelenggaran ekstrakurikuler wajib dan Undang-Undang mengatur tentang kegiatan gerakan kepramukaan reguler. Mengacu pada kedua aturan itu,maka sekolah menyelenggarakan kegiatan kepramukaan dalam tiga model yaitu:1) Model Blok

Model Blok sekolah selenggarakan pada tiap awal tahun pelajaran seperti kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS). Seluruh siswa wajib mengikuti program ini sebagai kegiatan orietasi atau pengenalan pramuka yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan setiap sebelum siswa memulai tahun pelajaran baru pada tiap tahun. Tujuan Model Blok

Pelaksanaan pendidikan model blok bertujuan:

a) Meningkatnya pemahaman siswa tentang pendidikan kepramukaan sebagai proses yang menyenangkan dan menantang dengan menambah wawasan tentang keterampilan yang akan mereka kuasai dalam latihan selama satu tahun pelajaran.

b) Meningkatnya kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dengan materi yang dipelajari dalam kegiatan tatap muka yang diadaptasi dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui:

Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga,

Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan Darma ke-2 bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak.(sekolah akan mengembangkankegiatan sesuai dengan kebutuhan peningkatan keterampilan dan pematangan sikap secara berkelanjutan)Perencanaan

Perencanaan sistem blok dilakukan sebelum pelaksanaan penerimaan siswa baru. Komponen perencanaan meliputi;

Nama kegiatan

Tujuan

Indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan

Materi pelatihan dan uraian secara ringkas

Strategi pelaksanaan pelatihan

Susunan Panitia

Pembina/Pelatih

Tempat pelatihan.

Jadwal pelatihan

Rencana Anggaran

PelaksanaanPelaksanaan kegiatan model blok menggunakan waktu 36 jam tatap muka sebagai Kursus Orientasi Pendidikan Kepramukaan bagi peserta didik sesuai tingkat kelas dan usianya. Materi kegiatan sekolah siapkan khusus dengan mengintegrasikan rencana kegiatan tahunan kegiatan keprmukaan, materi kepramukaan, dan kecakapan berkolaborasi dalam kelas maupun di luar kelas dalam meningkatkan pematangan sikap dan meningkatkan keterampilan belajar siswa sebgai bagian diri indikator pencapaian visi sekolah.

Pelaksana kegiatan adalah tim pelaksana yang ditentukan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Sekolah dengan mengkolaborasikan Pembina Pramuka, tim Pembina Kesiswaan, dan Guru Mata Pelajaran yang relevan dengan rencana aktivitas latihan kegiatan aktualisasi.Program kegiatan disusun dalam bentuk proposal kegiatan yang dirumuskan oleh panitia pelaksana dan disahkan oleh kepala sekolah. Biaya pelaksanaan kegiatan berasal dari anggaran sekolah yang relevan serta sumbangan dari pihak lain yang tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku.

Dalam kegiatan blok siswa tidak wajib menggunakan atribut pramuka. Namun demikian, jika sebelumnya siswa telah memiliki atribut dan seragam pramuka, maka kediatan dapat dilaksanakan dengan menggunakan atribut kepramukaan.

Penilaian

Penilaian model blok dilakukan terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan dalam program kegiatan. Penilaian kegiatan menjadi input kepada satuan pendidikan untuk perbaikan proses. Penilaian hasil belajar siswa disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Hasil penilaian hasil belajar disampaikan kepada mata pelajaran yang relevan.2) Model Aktualisasi

Model aktualisasi adalah ekstrakurikuler wajib yang dilaksanakan tiap minggu efektif. Kegiatan ini bertujuan utama membangun karakter dan keterampilan. Materi yang diaktualisasikan adalah materi kepramukaan yang diitegrasikan dengan materi pelajaran yang siswa peroleh dalam kegiatan tatap muka. Penyelenggaraan pendidikan aktualisasi adalah bentuk kegiatan peningkatan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan yang diintegrasikan dengan materi, metode, dan prinsip dasar pendidikan kepramukaan. Oleh karena itu sekolah perlu menyusun silabus pelatihan terlebih dahulu dengan memetakan kompetensi dasar mata pelajaran, materi pelajaran, tujuan, struktur jadwal, dan alat penilaian yang relevan. Perencanaan Program AktualisasiPerencanaan kegiatan aktualiasi idealnya disusun untuk tiga tahun dengan menggunakan model silabus nasional. Dengan sistem perencanan untuk tiga tahun akan memperjelas kompetensi, materi, strategi, serta tugas yang akan peserta latihan kerjakan, maupuan perangkat penilaian akan yang sekolah gunakan. Pembina tiap level mendapat tanggung jawab untuk merumuskankanya dalam kurun waktu tahunan.

Ada pun struktur program minimal memuat komponen berikut: Nama kegiatan

Tujuan kegiatan

Silabus Pelatihan

Materi pelatihan

Pembina/Pelatih

Jadwal pelatihan

Sistem penilaian

Perangkat evaluasi program.

PembinaPembina dalam kegiatan aktualisasi adalah tenaga pendidik yang sekurang-kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK) Kursus Mahir Dasar (KMD).

Tujuan pelaksanaan pendidikan ekstrakurikuler wajib model aktualisasi adalah:

a) Meningkatnya pemahaman peserta didik tentang pendidikan Kepramukaan yang menyenangkan dan menantang.

b) Meningkatnya keterampilan peserta didik dalam mengaktualisasikan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya pada masa kini dan masa depannya.

c) Meningkatkan kompetensi (mengejewantahkan nilai-nilai dalam sikap dan keterampilan) peserta didik sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pada:

Penerapan Dwisatya dan Dwidarma bagi peserta didik usia Siaga,

Penerapan Trisatya dan Dasadarma bagi peserta didik usia Penggalang, dan Penegak.PelaksanaanPelaksanaan kegiatan aktualisasi; Jadwal latihan satu minggu satu kali.

Setiap pelaksanaan kegiatan selama 2 jam pelajaran.

Model struktur kegiatan menggunakan model Latihan Ekstrakurikuler Pramuka.

Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka). Dalam pelaksanaan kegiatan siswa tidak wajib mengenakan atribut kepramukaan.PenilaianPenilaian proses dan hasil pencapaian kompetensi dilaksanakan oleh Pembina meliputi penilaian sikap dan keterampilan. Hasil penilaian disampaikan kepada guru mata pelajaran yang relevan dengan materi yang menjadi bahan yang diaktualisasikan siswa.3) Model Reguler

Pelaksanaan kegaitan model reguler adalah kegiatan kepramukaan yang diatur Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Kepramukaan. Kesertaan dalam kegiatan bersifat sukarela. Jika dalam kegiatan Blok dan Aktualisasi wajib diikuti oleh seluruh siswa, maka dalam kegiatan reguler hanya siswa yang berminat saja yang mengikutinya dan mereka tergabung dalam kegiatan Gugus Depan. 2. Ekstrakurikuler Pilihan

Di samping kegiatan ekstrakurikuler wajib sekolah menyediakan layanan penyaluran bakat dan minat siswa melalui program ekstrakurikuler pilihan. Kegiatan yang dapat siswa pilih adalah kegiatan ekstrakurikuler olah raga, kesenian, TIK, penilitian ilmiah dsb.H. Pengelolaan Layanan Peningakatan Keterampilan TIK

Peningkatan keterampilan TIK atau Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) sekolah usahakan untuk dikelola oleh adalah guru yang memiliki kualifikasi akademik Sl/D-IV bidang teknologi informasi atau sejenisnya yang telah memiliki sertifikat pendidik bidang TIK dan KKPI. Beban guru TIK sesuai dengan ketentuan tidak hanya memiliki beban kerja membimbing siswa, namun mereka memilliki beban kerja yang jauh lebih luas dengan ruang lingkup tugas sebagai berikut:

1) Membimbing siswa untuk mencapai standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah. 2) Memfasilitasi sesama guru dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah;3) Memfasilitasi tenaga kependidikan dalam mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK. Secara umum Guru TIK mendapatkan tugas dan tanggung dalam memfasilitasi sekolah:1) menyusun rancangan pelaksanaan layanan dan bimbingan TIK; 2) melaksanakan layanan dan bimbingan TIK per tahun; 3) menyusun alat ukur/lembar kerja program layanan dan bimbingan TIK; 4) mengevaluasi proses dan hasil layanan dan bimbingan TIK; 5) menganalisis hasil layanan dan bimbingan TIK; 6) melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dengan memperbaiki layanan dan bimbingan TIK; 7) menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional; 8) membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler; 9) membimbing guru dalam penggunaan TIK; 10) membimbing tenaga kependidikan dalam penggunaan TIK; 11) melaksanakan pengembangan diri; dan 12) melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau membuat karya inovatif. Dalam tugasnya membimbing siswa guru TIK mendapatkan tugas minimal melaksanakan bimbingan kepada 150 siswa dengan tugas sebagai berikut:

1) mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta menyebarkan data dan informasi dalam mendukung kelancaran proses belajar; dan 2) Mengembangkan siswa di sekolah sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadiannya dengan memanfaatkan TIK sebagaisarana untuk mengeksplorasi sumber belajar3) Memfasilitasi tenaga kependidikan dalam mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK. Dalam melaksanakan tugas membimbing guru dan tenaga kependidikan, guru TIK mengemban tugas berikut:1) Memberikan palayanan kepada pendidik:a. Mengembangkan sumber belajar dan media pembelajaran; b. Mempersiapkan pembelajaran; c. Memfasilitasi proses pembelajaran; d. Memfasilitasi penilaian pembelajaran; dan e. Memfasilitasi pelaporan hasil belajar.2) Memfasilitasi tenaga kependidikan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem manajemen sekolah. Penugasan ini menunjukkan adanya peningkatan tanggung jawab guru TIK tidak hanya meningkatkan keterampilan siswa, namun berkembang dalam meningkatkan keterampilan guru dan tenaga kependidikan lainnya.Perencanaan dan perancangan deskripsi tugas guru TIK dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran agar sinergis dengan kegiatan lainnya dalam pelaksanaan program pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Model deskripsi uraian tugas guru TIK yang akan digunakannya sebagai dasar penyusunan program seperti contoh di bawah ini.I. Bimbingan dan Konseling

1) Konsep

Pada Abad ke-21 peserta didik berada dalam situasi kehidupan yang kompleks, penuh dengan tekanan, paradoks dan ketidakmenentuan sehingga memerlukan kompetensi hidup agar berkembang secara efektif, produktif, bermartabat serta bermaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, berkelanjutan, dan terprogram oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi siswa/konseli mencapai kemandirian sehingga mampu, memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya.

Dalam implementasi kurikulum 2013 BK dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, dan khususnya membantu siswa/konseli mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kolaborasi dan sinergisitas kerja antara guru bimbingan dan konseling, guru matapelajaran, pimpinan sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir. 2) Fungsi Layanan BK Bagi konseli (siswa) berfungsi untuk

a. Perluasan pemahaman diri dan lingkungan;b. Pendorong pertumbuhan dan perkembangan;c. Proses penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan; d. Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan dan karir;e. Solusi atas masalah;f. Perbaikan dan penyembuhan;g. Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif;h. Pengembangan potensi dri secara optimal.3) Asas Pelayanan

a. Kerahasiaan sesuai kode etik bimbingan dan konseling;b. Kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan; c. Keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi; d. Keaktifan dalam penyelesaian masalah; e. Kemandirian dalam pengambilan keputusan; f. Kekini