kti skripsi no.295 hubungan pengetahuan dengan tingkat kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal yang...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKATKEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGALGINJAL YANG BEROBAT DI RSUP ……….
KARYA TULIS ILMIAH / SKRIPSI
Oleh:
................NIM. ...............
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN DEPKES ........
PROGRAM STUDI ................TAHUN
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Amerika Serikat, negara yang sudah sangat maju dan tingkat gizinya
tinggi, setiap tahun ada sekitar 20 juta orang dewasa menderita penyakit kronik
ginjal dan setiap tahunnya sekitar 50.000 orang Amerika meninggal akibat gagal
ginjal menetap. Di Indonesia penyakit gagal ginjal prosentasinya sudah mencapai
sekitar 20 persen dari total jumlah penduduk.
Di Indonesia, terdapat sekitar 50.000 pasien gagal ginjal yang harus menjalani
cuci darah. Hanya sekitar 4000 orang yang bisa menikmati layanan tersebut.
Itupun, 3000 pasien diantaranya merupakan peserta asuransi kesehatan. Sisanya
terpaksa meninggal karena tidak mampu mambayar biaya cuci darah. Hal ini
terjadi karena tingginya biaya setiap kali cuci darah yang mencapai Rp. 500.000,-
sampai Rp.1000.000,-. Bila cuci darah harus rutin minimal 8 – 10 kali perbulan,
maka harus disediakan dana sebesar Rp.4000.000 sampai Rp.5000.000,- setiap
bulannya. Disamping masalah tingginya biaya perawatan dan pengobatan pasien
gagal ginjal, hal lain yang tidak kalah pentingnya yaitu pengatahuan pasien dan
keluarga tentang penyakit dan kepatuhan terhadap diet gagal ginjal yang masih
sangat kurang sehingga menyebabkan penyakit yang diderita tidak terdeteksi
secara dini, dan ditambah tidak ada diet yang sesuai sehingga dapat memperparah
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
keadaan klinis dari gagal ginjal akut menjadi gagal ginjal kronis yang apabila
tidak tertolong juga dengan prosedur hemodialisa, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian.
Gagal ginjal bisa menyerang setiap orang, baik pria maupun wanita, tanpa
memandang status sosial ekonomi. Bila gejala diketahui sedini mungkin,
penderita bisa mendapat bantuan untuk mengubah atau menyesuaikan gaya
hidup. Penderita baru dapat merasakan kelainan pada dirinya jika fungsi ginjal
menurun sekitar 25 persen. Bahkan, untuk penderita yang masih muda bisa di
bawah 10 persen. Tidak heran bila umumnya pasien baru ke rumah sakit atau ke
dokter bila sudah berada dalam tahap terminal.
Perawat berperan penting dalam penatalaksanan pasien ginjal. Intervensi diet
juga sangat perlu pada gangguan fungsi renal dan mencakup pengaturan yang
cermat terhadap masukan protein, masukan cairan untuk mengganti natrium yang
hilang, dan pembatasan kalium. Pada saat yang sama, masukan kalori yang
adekuat dan suplemen vitamin harus dianjurkan.
Dengan mengikuti perawatan diet ketat rendah protein dengan kalori cukup
dengan benar maka diharapkan pasien gagal ginjal mampu hidup secara normal,
tapi bila pasien gagal ginjal tidak memperhatikan pelaksanaan diet tersebut maka
akan mengakibatkan gagal ginjal kronis sampai dengan meninggal dunia.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
Dengan melihat data tersebut diatas, maka dapat diketahui betapa pentingnya
kepatuhan pasien menjalankan diet sehingga penulis tertarik untuk meneliti kasus
tentang “Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Diet Pada Pasien
Gagal Ginjal yang berobat di RSUP ...........”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut : “Apakah ada hubungan pengetahuan dengan tingkat
kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal yang berobat di RSUP ...........”.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk melihat hubungan pengetahuan dan tingkat kepatuhan diet pada pasien
gagal ginjal yang berobat di RSUP ...........”.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan pasien gagal ginjal yang
berobat di RSUP ...........”..
b. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan tingkat kepatuhan diet pada
pasien gagal ginjal yang berobat RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
a. Rumah Sakit
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit utamanya bagi tenaga
keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu Asuhan Keperawatan pada
pasien yang mendapat terapi diet akibat penyakit yang dialami.
b. Institusi
Sebagai bahan acuan bagi pengembangan kurikulum pendidikan
keperawatan agar senantiasa peka terhadap kenyataan yang ada di
lapangan khususnya dalam menghadapi pasien yang mendapatkan diet
Gagal Ginjal.
c. sebagai bahan acuan untuk penelitian dasar yang dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata tahu yang berarti sudah melihat, menyaksikan,
mengalami atau diajarkan, sedangkan kata pengetahuan adalah (a) segala sesuatu
yang diketahui karena mempelajari ilmu, (b) yang diketahui karena mengalami,
melihat dan mendengar, (Bedudu Zain, 1996).
Pengetahuan (Knowlidge) adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni : penglihatan,
penginderaan, penciuman rasa dan bau. Sebagaian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga ( Notoadmojo, 1993).
Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Over Behavior). Selanjutnya menurut
pengalaman dan penelitian Rogers (1974) bahwa perilaku yang disadari
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh
pengetahuan.
1. Tingkat pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk didalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu itu
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Beberapa kata
kerja yang dapat digunakan adalah : mengidentifikasi, memilih,
menyebutkan nama, membuat daftar.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek yang atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya
dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
c. Aplikasi (application) atau Penerapan
Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Apliksi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus-
rumus, metode, prinsip dalam konteks situasi yang lain. Kata kerja yang
dapat digunakan adalah : menghitung, mengembangkan, menggunakan,
memodifikasi, mentransfer.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis itu dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formula isi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat
menyusun, merencanakan, menjelaskan, menyesuaikan terhadap suatu
teori atau unsur-unsur yang telah ada. Kata kerja yang operasional ialah :
menciptakan, mendisain, memformulasikan, membuat prediksi.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan
pelayanan yang dilakukan di rumah sakit swasta dengan pelayanan yang
dilakukan di rumah sakit pemerintah.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan angket
yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian
(responden).
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
B. Tinjauan Tentang Kepatuhan
Menurut Irwanto (1996), kepatuhan berasal dari kata dasar “patuh” yang
berarti taat dan disiplin sehingga mempunyai arti suatu ketaatan dan kedisiplinan
seseorang dalam melakukan sesuatu.
Sackett (1976) mendefenisikan kepatuhan pasien sebagai sejauh mana
perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional
kesehatan.
Kepatuhan merupakan perilaku yang ditampilkan secara berkesinambungan
oleh seseorang dalam kesehariannya, yang berasal dari adanya motivasi yang
mempunyai komponen emosional sehingga mendorong sesorang untuk memenuhi
kebutuhannya dan cenderung karena menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
untuk diperoleh.
Pengkajian yang akurat terhadap individu yang tidak patuh merupakan suatu
tugas yang sulit (Cluss & Epstein 1984 ). Kasl (1975) menemukan bahwa
profesional kesehatan seringkali tidak dapat memutuskan pasien mana yang tidak
mematuhi nasehat mereka dan cenderung untuk menaksir terlalu tinggi sejauh
mana pasien mereka dapat memnuhinya. Juga merupakan hal yang sulit untuk
mengukur tingkat kepatuhan dengan teliti. Gordis (1979) mengatakan bahwa
perkiraan tentang kepatuhan yang dilakukan oleh profesional kesehatan dan
laporan yang disampaikan oleh pasien sendiri adalah tidak akurat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dapat digolongkan menjadi
empat golongan yaitu : (1) pemahaman tentang instruksi yang salah; (2) kualitas
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
interaksi antara profesional dan pasien, (3) isolasi sosial dan keluarga dan; (4)
keyakinan, sikap dan kepribadian.
C. Tinjauan Tentang Diet Gagal Ginjal
Diet didefinisikan sebagai : (1) aturan khusus dari dokter tentang makanan
(mana yang boleh dimakan dan mana yang tidak) diberikan kepada sesorang yang
menderita penyakit tertentu, (2) berpantang makan makanan tertentu (karena
kesehatan).
Diet adalah : aturan makanan khusus untuk kesehatan dan sebagainya
(biasanya atas petunjuk dokter). Diet adalah : menu makanan khusus untuk
menjaga kondisi tubuh, berpantang atau mengurangi jumlah makanan untuk
menjaga kondisi tubuh.
Pada diet gagal ginjal, perlu diperhatikan hal-hal tertentu yang menyangkut
pertimbangan nutrisional. Diet gagal ginjal dibagi menurut klasifikasi gagal ginjal
yang terdiri dari :
1. Diet Gagal Ginjal Akut
a. Gambaran umum
Gagal ginjal akut terjadi karena menurunnya fungsi ginjal secara
mendadak yang terlihat pada penurunan Glomerulo Filtration Rate (GFR)
atau tes Kliren Kreatinin (TKK) dan terganggunya kemampuan ginjal
untuk mengeluarkan produk sisa metabolisme. Penyakit ini disertai
oliguria (volume urine < 500 ml/24 jam) sampai anuria. Penyebabnya
bermacam-macam, seperti kekurangan cairan tubuh secara berlebihan
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
akibat diare dan/atau muntah, perdarahan hebat atau trauma pada ginjal
akibat kecelakaan atau keracunan obat, dan luka bakar. Pada gagal akut
terjadi katabolisme protein berlebihan (hiperkatabolisme) yang
dipengaruhi oleh : (1) berat ringannya penyakit; (2) gangguan fungsi
ginjal; (3) status gizi pasien; dan (4) jenis terapi yang diberikan.
Pemberian diet disesuaikan dengan keempat hal tersebut diatas. Gejala
tersebut dapat disertai anoreksia, nausea, rasa lelah, gatal, mengantuk,
pusing dan sesak napas. Dalam keadaan katabolik sedang dan berat,
pasien memerlukan Dialisis. Apabila faktor penyebab dapat diatasi,
penyakit ginjal dapat disembuhkan, berarti fungsi ginjal kembali normal.
b. Tujuan Diet
Tujuan Diet gagal ginjal akut adalah untuk :
(1) Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal.
(2) Menurunkan kadar ureum darah.
(3) Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
(4) Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan
mempercepat penyembuhan.
c. Syarat Diet
Syarat-syarat diet Penyakit Gagal Ginjal Akut adalah :
(1) Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25 – 35 kkal/kg
BB.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
(2) Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kg.
Pada katabolik ringan kebutuhan protein 0,6-1 g/kg BB, katabolik
sedang 0,8-1,2 g/kg BB, dan katabolik berat 1-1,5 g/kg BB.
(3) Lemak sedang, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total, atau antara
0.5-1,5 g/kg BB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5 g/kg
BB.
(4) Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi
jumlah energi yang diperoleh dari protein dan lemak. Apabila
terdapat hipertrigliseridemia, batasi penggunaan karbohidrat
sederhana atau gula murni.
(5) Natrium dan kalium dibatasi bila anuria.
(6) Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare,
dan urine + 500 ml.
d. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Jenis diet yang diberikan adalah :
(1) Diet Gagal Ginjal Akut Lunak.
(2) Diet Gagal Ginjal Akut cair.
Makanan yang dianjurkan : apabila pasien makan peroral, semua bahan
makanan boleh diberikan; batasi penambahan garam apabila ada
hipertensi, edema, dan asites, serta dibatasi makan sayur dan buah tinggi
kalium bila ada hiperkalemia.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
2. Diet Gagal Ginjal Kronis
c Gambaran Umum
Penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah (Chronic Kidney Disease) adalah
keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara
perlahan-lahan (menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal.
Penyakit ini bersifat progresif dan umumnya tidak dapat pulih kembali
(irreversible). Gejala penyakit ini umumnya adalah tidak ada nafsu
makan, mual, muntah, pusing, sesak nafas, rasa lelah, edema pada kaki
dan tangan, serta uremia. Apabila nilai Glomerulo Filtration Rate (GFR)
atau Tes Kliren Kraetinin (TKK) < 25 ml/menit, diberikan Diet Rendah
Protein.
c Tujuan Diet
Tujuan Diet Penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah :
(1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan
memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja
ginjal.
(2) Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia).
(3) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
(4) Mencegah dan mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan
memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
c Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Penyakit gagal Kronik Ginjal adalah :
(1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB
(1) Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kk BB. Sebagian harus bernilai
biologik tinggi.
(1) Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total dikurangi
energi yang berasal dari protein dan lemak.
(1) Karbohidrat cukup, kebutuhan energi total dikurangi energi yang
berasal dari protein dan lemak.
(1) Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema asites, oliguria,
anuria. Banyaknya natriun yang diberikan antara 1-3 g.
(1) Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium
darah > 5,5 mEq), oliguria, atau anuria.
(1) Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah
pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (± 500 ml).
(1) Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folat,
vitamin C, dan vitamin D.
c Jenis dan Indikasi Pemberian
Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :
(1) Diet Protein Rendah I : 30 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan berat badan 50 kg.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
(2) Diet Protein Rendah II : 35 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan berat badan 60 kg.
(3) Diet Protein Rendah III : 40 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan berat badan 65 kg.
Karena kebutuhan gizi pasien gagal ginjal kronik sangat tergantung
pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang
diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Mutu
protein dapat ditingkatkan dengan pemberian asam amino esensial murni.
3. Diet Gagal Ginjal dengan Dialisis
a. Gambaran Umum
Dialisis dilakukan terhadap pasien dengan penurunan fungsi ginjal berat,
di mana ginjal tidak mampu lagi mengeluarkan produk-produk sisa
metabolisme, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta
memproduksi hormon-hormon. Ketidakmampuan ginjal mengeluarkan
produk-produk sisa metabolisme menimbulkan gejala uremia. Dialisis
dilakukan bila tes kliren kreatinin < 15 mm/menit.
Dialisis dapat dilakukan dengan cara hemodialisis atau dialisis peritoneal.
Cara yang paling banyak digunakan adalah hemodialisis, aliran darah ke
ginjal dialihkan melalui membrane semipermiabel dari ginjal tiruan
(mesin cuci ginjal) sehingga produk-produk sisa metabolisme dapat
dikeluarkan dari tubuh. Pada proses dialisis peritoneal, aliran darah
dialirkan melalui dinding semipermiabel dari peritoneum.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
Anjuran diet didasarkan pada frekwensi Dialisis, sisa fungsi ginjal, dan
ukuran tubuh. Karena nafsu makan pasien umumnya rendah, perlu
diperhatikan makanan kesukaan pasien dan batas-batas diet yang
ditetapkan.
b. Tujuan Diet
Tujuan Diet Gagal Ginjal Dengan Dialisis adalah :
(1) Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memperbaiki
status gizi, agar pasien dapat melakukan aktivitas normal.
(2) Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
(3) Manjaga agar akumulasi produk sisa metabolisme tidak berlebihan.
c Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Gagal Ginjal dengan Dialisis adalah :
(1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB ideal/hari pada pasien
hemodialisis (HD) maupun Contineus Ambulatory Peritoneal
Dialisis (CAPD). Pada CAPD diperhitungkan jumlah energi yang
berasal dari cairan dialisis. Bila diperlukan penurunan berat badan,
harus dilakukan secara berangsur (250-500 g/minggu) untuk
mengurangi risiko katabolisme massa tubuh tanpa lemak (Lean Body
Mass).
(2) Protein tinggi, dengan mempertahankan keseimbangan nitrogen dan
mengganti asam amino yang hilang selama dialisis, yaitu 1-1,2 g/kg
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
BB ideal/hari pada HD dan 1,3 g/kg BB ideal/hari pada CAPD. 50%
protein hendaknya bernilai biologi tinggi.
(3) Karbohirat cukup, yaitu 55-75% dari kebutuhan energi total.
(4) Lemak normal, yaitu 15-30% dari kebutuhan energi total.
(5) Natrium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar/24 jam
yaitu :
1 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk
tiap ½ liter urin (CAPD).
1-4 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk
tiap ½ liter urin (CAPD).
(6) Kalium sesuai dengan urin yang keluar/24 jam, yaitu :
2 g + penyesuaian menurut urin sehari, yaitu 1 g untuk tisp 1 liter
urin (HD).
3 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk
tiap 1 liter urin (CAPD).
(7) Kalsium tinggi, yaitu 1000 mg/hari. Bila perlu, diberikan suplemen
kalsium.
(8) Fosfor dibatasi,yaitu, < 17 mg/kg BB ideal/hari.
(9) Cairan dibatasi, yaitu jumlah urin/24 jam ditambah 500-750 ml.
(10) Suplemen vitamin bila diperlukan, terutama vitamin larut air seperti
B6, asam folat, dan vitamin C.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
(11) Bila nafsu makan kurang, berikan suplemen enteral yang
mengandung energi dan tinggi protein.
c Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet pada dialisis tergantung pada frekwensi dialisis, sisa fungsi ginjal,
dan ukuran badan pasien. Diet untuk pasien dengan Dialisis biasanya
harus direncanakan perorangan.
Berdasarkan berat badan dibedakan 3 jenis Diet Dialisis :
(1) Diet Dialisis 1,60 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat
badan ± 50 kg.
(2) Diet Dialisis II, 65 protein. Diberikan kepada pasien dengan berat
badan ± 60 kg.
(3) Diet Dialisis III, 70 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat
badan ± 65 kg
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Tinjauan Tentang Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata tahu yang berarti sudah melihat, menyaksikan,
mengalami atau diajarkan, sedangkan kata pengetahuan adalah (a) segala sesuatu
yang diketahui karena mempelajari ilmu, (b) yang diketahui karena mengalami,
melihat dan mendengar, (Bedudu Zain, 1996).
Pengetahuan (Knowlidge) adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni : penglihatan,
penginderaan, penciuman rasa dan bau. Sebagaian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga ( Notoadmojo, 1993).
Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Over Behavior). Selanjutnya menurut
pengalaman dan penelitian Rogers (1974) bahwa perilaku yang disadari
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh
pengetahuan.
2. Tingkat pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk didalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu itu
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Beberapa kata
kerja yang dapat digunakan adalah : mengidentifikasi, memilih,
menyebutkan nama, membuat daftar.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek yang atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya
dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
c. Aplikasi (application) atau Penerapan
Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Apliksi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus-
rumus, metode, prinsip dalam konteks situasi yang lain. Kata kerja yang
dapat digunakan adalah : menghitung, mengembangkan, menggunakan,
memodifikasi, mentransfer.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis itu dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formula isi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat
menyusun, merencanakan, menjelaskan, menyesuaikan terhadap suatu
teori atau unsur-unsur yang telah ada. Kata kerja yang operasional ialah :
menciptakan, mendisain, memformulasikan, membuat prediksi.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan
pelayanan yang dilakukan di rumah sakit swasta dengan pelayanan yang
dilakukan di rumah sakit pemerintah.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan angket
yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian
(responden).
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
E. Tinjauan Tentang Kepatuhan
Menurut Irwanto (1996), kepatuhan berasal dari kata dasar “patuh” yang
berarti taat dan disiplin sehingga mempunyai arti suatu ketaatan dan kedisiplinan
seseorang dalam melakukan sesuatu.
Sackett (1976) mendefenisikan kepatuhan pasien sebagai sejauh mana
perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional
kesehatan.
Kepatuhan merupakan perilaku yang ditampilkan secara berkesinambungan
oleh seseorang dalam kesehariannya, yang berasal dari adanya motivasi yang
mempunyai komponen emosional sehingga mendorong sesorang untuk memenuhi
kebutuhannya dan cenderung karena menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
untuk diperoleh.
Pengkajian yang akurat terhadap individu yang tidak patuh merupakan suatu
tugas yang sulit (Cluss & Epstein 1984 ). Kasl (1975) menemukan bahwa
profesional kesehatan seringkali tidak dapat memutuskan pasien mana yang tidak
mematuhi nasehat mereka dan cenderung untuk menaksir terlalu tinggi sejauh
mana pasien mereka dapat memnuhinya. Juga merupakan hal yang sulit untuk
mengukur tingkat kepatuhan dengan teliti. Gordis (1979) mengatakan bahwa
perkiraan tentang kepatuhan yang dilakukan oleh profesional kesehatan dan
laporan yang disampaikan oleh pasien sendiri adalah tidak akurat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dapat digolongkan menjadi
empat golongan yaitu : (1) pemahaman tentang instruksi yang salah; (2) kualitas
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
interaksi antara profesional dan pasien, (3) isolasi sosial dan keluarga dan; (4)
keyakinan, sikap dan kepribadian.
F. Tinjauan Tentang Diet Gagal Ginjal
Diet didefinisikan sebagai : (1) aturan khusus dari dokter tentang makanan
(mana yang boleh dimakan dan mana yang tidak) diberikan kepada sesorang yang
menderita penyakit tertentu, (2) berpantang makan makanan tertentu (karena
kesehatan).
Diet adalah : aturan makanan khusus untuk kesehatan dan sebagainya
(biasanya atas petunjuk dokter). Diet adalah : menu makanan khusus untuk
menjaga kondisi tubuh, berpantang atau mengurangi jumlah makanan untuk
menjaga kondisi tubuh.
Pada diet gagal ginjal, perlu diperhatikan hal-hal tertentu yang menyangkut
pertimbangan nutrisional. Diet gagal ginjal dibagi menurut klasifikasi gagal ginjal
yang terdiri dari :
4. Diet Gagal Ginjal Akut
e. Gambaran umum
Gagal ginjal akut terjadi karena menurunnya fungsi ginjal secara
mendadak yang terlihat pada penurunan Glomerulo Filtration Rate (GFR)
atau tes Kliren Kreatinin (TKK) dan terganggunya kemampuan ginjal
untuk mengeluarkan produk sisa metabolisme. Penyakit ini disertai
oliguria (volume urine < 500 ml/24 jam) sampai anuria. Penyebabnya
bermacam-macam, seperti kekurangan cairan tubuh secara berlebihan
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
akibat diare dan/atau muntah, perdarahan hebat atau trauma pada ginjal
akibat kecelakaan atau keracunan obat, dan luka bakar. Pada gagal akut
terjadi katabolisme protein berlebihan (hiperkatabolisme) yang
dipengaruhi oleh : (1) berat ringannya penyakit; (2) gangguan fungsi
ginjal; (3) status gizi pasien; dan (4) jenis terapi yang diberikan.
Pemberian diet disesuaikan dengan keempat hal tersebut diatas. Gejala
tersebut dapat disertai anoreksia, nausea, rasa lelah, gatal, mengantuk,
pusing dan sesak napas. Dalam keadaan katabolik sedang dan berat,
pasien memerlukan Dialisis. Apabila faktor penyebab dapat diatasi,
penyakit ginjal dapat disembuhkan, berarti fungsi ginjal kembali normal.
f. Tujuan Diet
Tujuan Diet gagal ginjal akut adalah untuk :
(1) Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal.
(2) Menurunkan kadar ureum darah.
(3) Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
(4) Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan
mempercepat penyembuhan.
g. Syarat Diet
Syarat-syarat diet Penyakit Gagal Ginjal Akut adalah :
(1) Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25 – 35 kkal/kg
BB.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
(2) Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kg.
Pada katabolik ringan kebutuhan protein 0,6-1 g/kg BB, katabolik
sedang 0,8-1,2 g/kg BB, dan katabolik berat 1-1,5 g/kg BB.
(3) Lemak sedang, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total, atau antara
0.5-1,5 g/kg BB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5 g/kg
BB.
(4) Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi
jumlah energi yang diperoleh dari protein dan lemak. Apabila
terdapat hipertrigliseridemia, batasi penggunaan karbohidrat
sederhana atau gula murni.
(5) Natrium dan kalium dibatasi bila anuria.
(6) Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare,
dan urine + 500 ml.
h. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Jenis diet yang diberikan adalah :
(1) Diet Gagal Ginjal Akut Lunak.
(2) Diet Gagal Ginjal Akut cair.
Makanan yang dianjurkan : apabila pasien makan peroral, semua bahan
makanan boleh diberikan; batasi penambahan garam apabila ada
hipertensi, edema, dan asites, serta dibatasi makan sayur dan buah tinggi
kalium bila ada hiperkalemia.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
5. Diet Gagal Ginjal Kronis
c Gambaran Umum
Penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah (Chronic Kidney Disease) adalah
keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara
perlahan-lahan (menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal.
Penyakit ini bersifat progresif dan umumnya tidak dapat pulih kembali
(irreversible). Gejala penyakit ini umumnya adalah tidak ada nafsu
makan, mual, muntah, pusing, sesak nafas, rasa lelah, edema pada kaki
dan tangan, serta uremia. Apabila nilai Glomerulo Filtration Rate (GFR)
atau Tes Kliren Kraetinin (TKK) < 25 ml/menit, diberikan Diet Rendah
Protein.
c Tujuan Diet
Tujuan Diet Penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah :
(5) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan
memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja
ginjal.
(6) Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia).
(7) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
(8) Mencegah dan mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan
memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
c Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Penyakit gagal Kronik Ginjal adalah :
(1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB
(1) Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kk BB. Sebagian harus bernilai
biologik tinggi.
(1) Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total dikurangi
energi yang berasal dari protein dan lemak.
(1) Karbohidrat cukup, kebutuhan energi total dikurangi energi yang
berasal dari protein dan lemak.
(1) Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema asites, oliguria,
anuria. Banyaknya natriun yang diberikan antara 1-3 g.
(1) Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium
darah > 5,5 mEq), oliguria, atau anuria.
(1) Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah
pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (± 500 ml).
(1) Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folat,
vitamin C, dan vitamin D.
c Jenis dan Indikasi Pemberian
Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :
(1) Diet Protein Rendah I : 30 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan berat badan 50 kg.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
(2) Diet Protein Rendah II : 35 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan berat badan 60 kg.
(3) Diet Protein Rendah III : 40 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan berat badan 65 kg.
Karena kebutuhan gizi pasien gagal ginjal kronik sangat tergantung
pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang
diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Mutu
protein dapat ditingkatkan dengan pemberian asam amino esensial murni.
6. Diet Gagal Ginjal dengan Dialisis
a. Gambaran Umum
Dialisis dilakukan terhadap pasien dengan penurunan fungsi ginjal berat,
di mana ginjal tidak mampu lagi mengeluarkan produk-produk sisa
metabolisme, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta
memproduksi hormon-hormon. Ketidakmampuan ginjal mengeluarkan
produk-produk sisa metabolisme menimbulkan gejala uremia. Dialisis
dilakukan bila tes kliren kreatinin < 15 mm/menit.
Dialisis dapat dilakukan dengan cara hemodialisis atau dialisis peritoneal.
Cara yang paling banyak digunakan adalah hemodialisis, aliran darah ke
ginjal dialihkan melalui membrane semipermiabel dari ginjal tiruan
(mesin cuci ginjal) sehingga produk-produk sisa metabolisme dapat
dikeluarkan dari tubuh. Pada proses dialisis peritoneal, aliran darah
dialirkan melalui dinding semipermiabel dari peritoneum.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
Anjuran diet didasarkan pada frekwensi Dialisis, sisa fungsi ginjal, dan
ukuran tubuh. Karena nafsu makan pasien umumnya rendah, perlu
diperhatikan makanan kesukaan pasien dan batas-batas diet yang
ditetapkan.
b. Tujuan Diet
Tujuan Diet Gagal Ginjal Dengan Dialisis adalah :
(4) Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memperbaiki
status gizi, agar pasien dapat melakukan aktivitas normal.
(5) Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
(6) Manjaga agar akumulasi produk sisa metabolisme tidak berlebihan.
c Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Gagal Ginjal dengan Dialisis adalah :
(1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB ideal/hari pada pasien
hemodialisis (HD) maupun Contineus Ambulatory Peritoneal
Dialisis (CAPD). Pada CAPD diperhitungkan jumlah energi yang
berasal dari cairan dialisis. Bila diperlukan penurunan berat badan,
harus dilakukan secara berangsur (250-500 g/minggu) untuk
mengurangi risiko katabolisme massa tubuh tanpa lemak (Lean Body
Mass).
(2) Protein tinggi, dengan mempertahankan keseimbangan nitrogen dan
mengganti asam amino yang hilang selama dialisis, yaitu 1-1,2 g/kg
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
BB ideal/hari pada HD dan 1,3 g/kg BB ideal/hari pada CAPD. 50%
protein hendaknya bernilai biologi tinggi.
(3) Karbohirat cukup, yaitu 55-75% dari kebutuhan energi total.
(4) Lemak normal, yaitu 15-30% dari kebutuhan energi total.
(5) Natrium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar/24 jam
yaitu :
1 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk
tiap ½ liter urin (CAPD).
1-4 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk
tiap ½ liter urin (CAPD).
(6) Kalium sesuai dengan urin yang keluar/24 jam, yaitu :
2 g + penyesuaian menurut urin sehari, yaitu 1 g untuk tisp 1 liter
urin (HD).
3 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk
tiap 1 liter urin (CAPD).
(7) Kalsium tinggi, yaitu 1000 mg/hari. Bila perlu, diberikan suplemen
kalsium.
(8) Fosfor dibatasi,yaitu, < 17 mg/kg BB ideal/hari.
(9) Cairan dibatasi, yaitu jumlah urin/24 jam ditambah 500-750 ml.
(10) Suplemen vitamin bila diperlukan, terutama vitamin larut air seperti
B6, asam folat, dan vitamin C.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
(11) Bila nafsu makan kurang, berikan suplemen enteral yang
mengandung energi dan tinggi protein.
c Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet pada dialisis tergantung pada frekwensi dialisis, sisa fungsi ginjal,
dan ukuran badan pasien. Diet untuk pasien dengan Dialisis biasanya
harus direncanakan perorangan.
Berdasarkan berat badan dibedakan 3 jenis Diet Dialisis :
(1) Diet Dialisis 1,60 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat
badan ± 50 kg.
(2) Diet Dialisis II, 65 protein. Diberikan kepada pasien dengan berat
badan ± 60 kg.
(3) Diet Dialisis III, 70 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat
badan ± 65 kg.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Model Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang lain
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah :
1. Variabel Independent : Tingkat pengetahuan
2. Variabel dependent : Tingkat kepatuhan diet
Tingkat Pendidikan :- Rendah- Sedang- Tinggi
Tingkat kepatuhan diet
Pengetahuan tentangpenyakit
Pengalaman sebelumnya
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
C. Hipotesa
1. Hipotesa nol (Ho)
Tidak ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kepatuhan diet pada pasien
Gagal Ginjal yang berobat di Perjan RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
2. Hipotesa alternatif (Hi)
Ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kepatuhan diet pada pasien Gagal
Ginjal yang berobat di Perjan RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Pengetahuan
Defenisi konseptual : Pengetahuan (Knowlidge) adalah merupakan hasil
dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu.
( Notoadmojo, 1993).
Defenisi operasional: Pengetahuan pasien tingkat tahu (know) dan Memahami
(Comprehension) berupa pengetahuan tentang diet
Gagal Ginjal yang diperoleh dari petugas kesehatan.
Kriteria Objektifnya :
Cukup : Bila responden mampu menjawab pernyataan dengan nilai ≥ 30.
Kurang : Bila responden mampu menjawab pernyataan dengan nilai < 30.
E. Kepatuhan klien menjalani diet
Defenisi Konseptual: Kepatuhan berasal dari kata dasar “patuh” yang
berarti taat dan disiplin sehingga mempunyai arti
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
suatu ketaatan dan kedisiplinan seseorang dalam
melakukan sesuatu (Irwanto,1996),
Defenisi Operasional: Suatu ketaatan pasien menjalankan diet pada pasien
gagal Ginjal setelah memperoleh informasi dari
petugas kesehatan tentang makanan yang harus
dikonsumsi dengan mengikuti jadwal menu yang
diberikan.
Kriteria objektifnya :
Patuh : Bila responden mampu menjawab pernyataan dengan nilai ≥ 3
Tidak patuh: Bila responden mampu menjawab pernyataan dengan nilai < 3
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross
sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan terikat akan
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien gagal ginjal yang berobat
di Perjan RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
2. Sampel
Total sampel yaitu seluruh pasien yang berobat di Perjan RS Wahidin
Sudirohusodo Makassar yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
yaitu :
a. Kriteria Inklusi :
Pasien yang berumur kurang dari 65 tahun.
Pasien yang menderita gagal ginjal diantara 1 – 10 tahun.
Pasien yang sadar.
Pasien yang mampu membaca dan menulis.
Pasien yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
Pasien yang mau diwawancarai atau bekerjasama.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
Pasien baru maupun lama yang berobat di Perjan RS Dr. Wahidin
Sudirohusodo.
b. Kriteria Eksklusi
Pasien yang berumur lebih dari 65 tahun.
Pasien yang tidak sadar.
Pasien yang tidak mampu membaca dan menulis.
Pasien yang tidak mau diwawancarai atau tidak mau bekerjasama.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Perjan RS Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar merupakan salah satu rumah sakit pendidikan dan menjadi tempat
salah satu lokasi praktek Keperawatan bagi mahasiswa S1 Keperawatan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama ± 2 minggu.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen ( alat pengumpul data ) yang peneliti dalam penelitian ini adalah
angket atau kuisioner yang dibuat dengan mengacu pada konsep dan teori
yang dihubungkan dengan pengetahuan responden tentang diet gagal ginjal
dan kepatuhan responden melakukan diet.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner yang terdiri
dari :
1. Lembaran pertama data demografi yang berisi kode responden
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
2. Lembaran kedua terdiri atas 12 item yang berisi tentang pengetahuan
responden tentang diet gagal ginjal dan manfaat serta dampak yang
ditimbulkan bila tidak mematuhi diet secara teratur dengan menggunakan
skala Likert, adapun pembobotannya sebagai berikut ;
a. Sangat setuju (SS) skor 4
b. Setuju (S) skor 3
c. Tidak setuju (TS) skor 2
d. Sangat tidak setuju (STS) skor 1
Pemberian skor pada skala likert pada setiap alternative jawaban ; SS skor 4,
S skor 3, TS skor 2, STS skor 1, pengetahuan responden cukup atau kurang
atau sama dengan nilai median, pernyataan tentang pengetahuan sebanyak 12
item, sehingga nilai mediannya dapat ditentukan dengan :
a. Skor terendah x jumlah pernyataan : 1 x 12 = 12
b. Skor tertinggi x jumlah pernyataan : 4 x 12 = 48
Nilai 12 - 48 merupakan rentang nilai responden, nilai ini diurutkan dari nilai
terkecil sampai nilai terbesar sehingga didapat nilai median 30 (tiga puluh).
(Sugiyono, 2003).
3. Lembaran ketiga terdiri atas 7 item yang berisi tentang pertanyaan kepatuhan
pasien dalam menjalankan diet pada pasien gagal ginjal dengan
menggunakan skala Guttman, dimana skor untuk jawaban ‘ya’ bernilai 1 dan
jawaban ‘ tidak’ bernilai 0. Kepatuhan responden patuh atau tidak patuh
ditentukan oleh nilai median dianggap tidak patuh apabila kurang dari nilai
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
median dan dianggap patuh bila sama atau lebih dari nilai median. Pernyataan
tentang kepatuhan sebanyak 7 item sehingga nilai mediannya dapat ditentukan
dengan :
a. Skor terendah x jumlah pernyataan : 0 x 7 = 0
b. Skor tertinggi x jumlah pernyataan : 1 x 7 = 7
Nilai 0 – 7 merupakan rentang nilai responden, nilai ini diurutkan dari nilai
terkecil sampai nilai terbesar sehingga didapatkan nilai median untuk
kepatuhan 3. (Sugiyono, 2003).
D. Etika penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk menjaga kerahasiaan identitas responden
akan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden, sebelum pelaksanaan
penelitian, responden diminta persetujuan untuk diteliti kemudian penjelasan
tentang tujuan dan manfaat penelitian dan pelaksanaan pengisian kuisioner,
setelah data diolah, kuisioner yang telah diisi oleh responden harus
dihilngkan/dimusnahkan .
E. Prosedur pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti akan memilih
tempat penelitian dan populasi target, kemudian mengajukan surat permohonan
ijin untuk mengadakan penelitian pada direktur RSUP DR. Wahidin
Sudirohusodo serta kepala bagian penelitian di rumah sakit dan kepala bagian
divisi keperawatan untuk selanjutnya ruangan perawatan interna, ruang
hemodialisa dan poliklinik Interna yang peniliti gunakan sebagai tempat
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
penelitian, kemudian memperlihatkan permohonan ijin untuk melakukan
penelitian dan setelah disetujui, peneliti meminta persetujuan kepada responden
untuk diteliti dan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta cara pengisian
kuisioner, jika responden setuju maka kuisioner dibagikan kepada responden, dan
dijelaskan cara pengisian kuisioner dan diberikan kesempatan pada responden
untuk bertanya jika masih ada yang belum dimengerti, kemudian peneliti
mempersilahkan responden untuk mengisi item dan menjawab item tersebut
sesuai dengan pendapatnya, bila kuisioner telah selesai dijawab maka
dikumpulkan pada saat itu juga oleh peneliti.
F. Pengolahan dan penyajiaan data
Data yang terkumpul kemudian diolah yang melalui tahap – tahap sebagai
barikut :
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ulang atau mengecek jumlah dan meneliti
kelengkapan pengisian kuisioner, apakah setiap pertanyaan sudah dijawab
dengan benar.
2. Koding
Setelah data masuk, setiap jawaban dikonversi kedalam angka-angka sehingga
memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya .
1. Tabulasi
Mengelompokan data kedalam suatu tabel kerja menurut sifat-sifat yang
dimiliki dengan menggunakan skala Likert dan Guttman, kemudian data
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
dianalisa secara statistik melalui perhitungan prosentase dan hasil perhitungan
dijumlah.
Adapun penyajian data menggunakan tabel 2 x 2 disertai penjelasan tabel,
selain dilakukan dalam bentuk analisis hubungan antara variabel independent
dengan variabel dependent :
Berikut gambar tabel 2 x 2 (Satroasmoro S. Ismail S, 1995).
Variabel dependen
Cukup Kurang Jumlah
Variabel rendah A B A + B
Independen tinggi C D C + D
A + C B + D A + B + C + D
Keterangan :
Tabel 2 x 2 menunjukkan hasil pemeriksaan dengan uji yang diteliti dengan
baku emas. Sel A menunjukkan subyek dengan hasil positif benar, sel B =
jumlah subyek dengan hasil positif semu, sel C = subyek dengan hasil negatif
semu, sel D = subyek dengan hasil negatif benar. Dari tabel ini dapat
dihitung:
Sensitivitas : A / ( A+C)
Spesifisitas : D / (B+D)
Nilai prediksi positif : A / (A+B)
Nilai prediksi negatif : D / (B+D)
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
G. Analisa data
Setelah memperoleh nilai skor dari tiap variabel penelitian, dilakukan analisis
dengan menggunakan:
1. Analisis univariat
Dilakukan pada tiap variabel penelitian untuk melihat tampilan distribusi
frekuensi dan prosentase dari tiap variabel independen dan dependen.
2. Analisis bivariat
Untuk melihat hubungan dari tiap variabel independen yang meliputi
pengetahuan tentang diet DM, dan variabel dependen yaitu kepatuhan klien
menjalani diet, maka digunakan uji statistik kai kuadrat
Hasil data yang didapat dimasukkan komputer dalam program SPSS versi
11.5.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
1. Jadual Penelitian
No Kegiatan Februari 2005 Maret 2005 April 2005
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Menyusun
Proposal
2 Seminar
Proposal
3 Perbaikan
Proposal
4 Uji coba
Instrumen
5 Revisi
Instrumen
6 Pelaksanaan
Riset
7 Pengolahan
dan analisis data
8 Menyusun laporan
hasil penelitian
9 Seminar hasil
riset/ujian sidang
10 Perbaikan hasil riset
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit
Balai Pustaka Jakarta, 1997.
Salimin Syamsiay, Thesis : Analisis Faktor Risiko Penyakit Diabetes Mellitus Tipe II
Di Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo, Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin Makassar, 2003.
Sinring Nurbaety, Skripsi : Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Pasien
Melaksanakan Range Of Motion Exercise Di Ruang Bedah Orthopedi Perjan
RS. Wahidin Sudirohusodo, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran UNHAS MAKASSAR, 2003.
Saleh Zainuddin, Skripsi : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kecemasan Pasien
Diabetes Mellitus Yang berobat Di Poliklinik Endokrin Perjan RS. Wahidin
Sudirohusodo, Program Studi Ilmu Keperawatan UNHAS MAKASSAR,
2003.
Yandianto, Kamus Bahasa Indonesia, Penerbit MZS Bandung, 1996.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.comhttp://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com