kti secara keseluruhan

Upload: aldy-inthesky-intheblue

Post on 13-Jul-2015

2.262 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

TRADISI BANJIR YANG HARUS DIRASAKAN WARGA IBU KOTA SEAKAN SULIT DIHINDARI

KARYA TULIS ILMIAH Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Oleh SASTI DWI SEPTRILIANTI 10050010039 Kelas A

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BANDUNG 2010

PRAKATA

Assalamualaikum Wr.Wb Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah ini diberi judul TRADISI BANJIR YANG HARUS DIRASAKAN WARGA IBU KOTA SEAKAN SULIT DIHINDARI. Adapun tujuan dari penulis ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan untuk menambah wawasan penulis serta pembaca. Penulis juga menemukan berbagai kendala dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari sulitnya menemukan artikel yang cocok dengan Karya Tulis Ilmiah hingga sulitnya menemukan buku-buku referensi yang ada kaitannya dengan judul Karya Tulis Ilimiah ini. Penulis Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimmbingan dari berbagai pihak. Baik berupa materi, nasehat, maupun dorongan bagi penulis. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1) Kedua orang tua yang telah memberikan nasehat dan semangat bagi penulis dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

2) Ibu Ririn Kuntorini, Dra sebagai dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 3) Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Karena mengingat kritik dan saran yang membangun dan bermanfaat bagi penulis untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandung, Januari 2010

Penulis

ABSTRAK Banjir merupakan fenomena alam dimana terjadi kelebihan air yang tidak tertampung oleh jaringan drainase di suatu daerah sehingga menimbulkan genangan yang merugikan. Kerugian yang diakibatkan banjir seringkali sulit diatasi baik oleh masyarakat maupun instansi terkait. Banjir disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu kondisi daerah tangkapan hujan, durasi dan intesitas hujan, land cover, kondisi topografi, dan kapasitas jaringan drainase. Penyebab yang alami perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri. Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang terjadi mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan ini saluran2 yg ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran permukaan dan tanah-tanah cepat mengalami penjenuhan. Demi terciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman agar tidak terjadi lagi banjir harus ada kemauan yang tinggi dari Pemerintah dan masyarakat. Misalnya, Pemerintah menyediakan dan membangun taman-taman yang diisi dengan jenis tanah yang mudah menyerap air dengan banyak pepohonan, singkatnya Pemerintah perlu membuka lebih banyak ruang terbuka hijau. Masyarakat yang memiliki halaman harus membuka halamannya dari lapisan semen, mengganti tanahnya dengan jenis tanah yang mudah menyerap air serta menanami dengan aneka pepohonan

ABSTRACT Flooding is a natural phenomenon where there is excess water that is not accommodated by the drainage network in an area that caused adverse puddle. Losses caused by flooding is often difficult to overcome both thecommunity and agencies related. Floods caused by various factors: the condition of the raincatchment area, duration and intensity of rainfall, land cover, topography, anddrainage network capacity. The cause of natural changes within the environment where there isclimate change, changes in geomorphology, geological changesand spatial changes. And the second is the change of society itself.Rain is the main factor causing flooding. Climate change rainpatterns changed which led to the current rains that occur have ashort time but high intensity. Due to these circumstances imaginablesaluran2 can no longer accommodate the amount of surface flowand soils quickly to saturation. By creating a clean and comfortable environment so as not tohappen again flooding must have a high willingness of governmentand society. For example, the Government provides and buildgardens filled with soil type that easily absorbs water with lots oftrees, in short, the Government needs to open up more green openspace. Communities that have a page must open the pages of thecement layer, replacing the soil with the soil type that easily absorbswater and planted with various trees.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL PRAKATA ABSTRACT DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Tujuan Pengkajian 1.4 Ruang Lingkup Kajian 1.5 Postulat dan Hipotesis 1.6 Cara Memperoleh Data 1.7 Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI

i ii

2.1 Definisi Peran dan Fungsi 2.1.1 Definisi Peran 2.1.2 Definisi Fungdi 2.2 Definisi dan Peran Mahasiswa 2.2.1 Definisi Mahasiswa 2.2.2 Peran Mahasiswa 2.3 Definisi Banjir 2.4 Jenis Banjir 2.5 Penyebab Banjir BAB III TRADISI BANJIR YANG HARUS DIRASAKAN WARGA IBU KOTA SEAKAN SULIT DIHINDARI 3.1 Banjir 3.2 Faktor Terjadinya Banjir 3.2.1 Faktor dari Aktifitas Manusia 3.2.2 Faktor dari Kondisi Alam 3.3 Penyebab Banjir 3.4 Dampak Banjir 3.5 Langkan Antisipasi Banjir

3.6 Mitigasi Banjir dengan Bantuan Masyarakat 3.7 Klimatografi BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran SYNOPSIS SINOPSIS DAFTAR PUSTAKA INDEKS DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air.Penyebab banjir biasanya dikarenakan adanya curah hujan yang tinggi, permukan tanah yang lebih rendah dibandingkan permukaan laut, pemukiamn yang membangun pada dataran spanjang sungai atau kali, adanya sampah sehingga aliran sungai tidak lancer tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak banjir yaitu penataan daerah aliran sungai secara terpadu sesuai fungsi lahan, tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir, tidak membuang sampah sembarangan, pemasangan pompa

unyuk daerah yang lebih rendah permukaan laut, membuat program penghijaun daerah hulu sungai. Jakarta sebagai Ibukota Negara yang merupakan citra Negara dan barometer ekonomi, setiap waktu harus ada peningakatan pembangunan. Akibat dari pembangunan tata ruang yang salah banyak masyarakat yang tidak lagi mempedulikan lingkungan disekitarnya. Sehingga banyak masyarakat yang membangun rumah di bantaran sungai dan banyak juga yang membuang sampah ke sungai. Tidak hanya itu saja penebangan hutan yang tidak terkontrol juga merupaka penyebab banjir di Jakarta Setiap kali terjadi banjir di Jakarta sering terdengar ungkapan banjir itu kiriman dari Bogor. Tudingan itu muncul karena hampir semua sungai yang bermuara di Jakarta berhulu diwilayah kabupaten Bogor. Daerah aliran sungai yang berasal dari Bogor adalah DAS Ciliwung, DAS Cakung, DAS Angke, DAS Sunter, DAS Kalibaru dan DAS Krukut. Banjir yang terjadi di Jakarta tidak hanya karena aliran air dari Bogor dimana banjir kiriman berarti hujan hanya terjadi di daerah Bogor, kenyataannya hujan juga terjadi di Jakarta, ditambah dengan pasang laut. DAS hulu Ciliwung berbentuk seperti corong yang terdiri dari berbagai anak sungai dan menyempit di bendungan utama Ciliwung di Katulampa. Seandainya banjir itu limpahan dari hulu, tentu kota Bogor akan banjir terlebih dahulu. Banjir merupakan permasalahan yang kompleks, yang harus segera ditangani agar akibat yang ditimbulkannnya tidak banyak merusak dan merugikan masyarakat sekitarnya, mengingat Jakarta merupakan Ibukota negara yang merupakan citra

negara dan barometer ekonomi. Usaha-usaha untuk mencegah dan mengurangi akibat terjadinya banjir harus segera dilakukan.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Apa reaksi dan dampak terhadap banjir ? 2. Apakah indikator banjir, serta masalah yang mengakibatkan banjir ditinjau dari segi agama dan hukum ? 3. Bagaimana peran dan fungsi mahasiswa terhadap banjir ?

1.3 Tujuan Pengkajian Tujuan objektif dari karya tulis ini yaitu: 1. Untuk mengetahui reaksi dan dampak terhadap banjir. 2. Untuk mengetahui indikator banjir, serta masalah yang mengakibatkan banjir ditinjau dari segi agama dan hukum.

3. Untuk mengetahui peran dan fungsi mahasiswa terhadap banjir. Tujuan subjektif dari karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

1.4 Ruang Lingkup Kajian Telah dikemukakan di atas mengenai fakta-fakta yang menunjukan adanya dampak dari banjir di Jakarta. Fakta-fakta tersebut seperti ada peningakatan pembangunan,banyak masyarakat yang membangun rumah di bantaran sungai dan banyak juga yang membuang sampah ke sungai,penebangan hutan yang tidak terkontrol juga merupaka penyebab banjir di Jakarta, ditambah dengan pasang laut. Dalam karya tulis ini penulis akan mengakaji mengenai beberapa penyebab banjir yang telah dikemukakan diantaranya mengenai seperti ada peningakatan pembangunan,banyak masyarakat yang membangun rumah di bantaran sungai dan banyak juga yang membuang sampah ke sungai,penebangan hutan yang tidak terkontrol juga merupaka penyebab banjir di Jakarta, ditambah dengan pasang laut.

Penulis juga mengkaji masalah banjir yang mengakibatkan isu tenggelamnya Jakarta. Serta menyajikan pula bagaimana peran dan fungsi mahasiswa dalam meyikapi banjir.

1.5 Postulat dan Hipotesis

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan pokoknya. Hal ini berlanjut dengan peningkatan aktivitas dan peningkatan infrastruktur yang akan menyebabkan banyaknya alih guna lahan. Dilihat dari dimensi ekonomi dan sosial eksploitasi alam berlebihan dan pemanfaatannya meningkat, akan tetapi dalam dimensi lingkungan terjadi degradasi karena cenderung terabaikan. Masalah ini adalah akar dari bencana terutama adalah bencana banjir. Daerah Kalimantan Selatan bencana yang dominan adalah banjir yang terjadi dari tahun ke tahun. Niscahya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat (Nuh:11). Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari allah (Nuh:25).

1.6 Cara Memperoleh Data

Dalam penulisan makalah ini, penulis memilih metode studi pustaka. Sumber pustaka yang digunakan berupa artikel-artikel dari internet, media cetak, dan beberapa buku yang berkaitan dengan banjir. Penulis juga mencoba mengkaji masalah tersebut dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menggambarkan dan menerangkan mengenai fakta-fakta yang ada, menganalisisnya dan mengembangkannya menjadi sebuah wacana yang menarik untuk diangkat dan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini.

1.7 Sistematik Penulisan

Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, penulis juga membuat suatu kerangka organisasi yang terbagi ke dalam empat bab. Setiap bab menjelaskan secara rinci mengenai topik-topik yang akan dibahas dalam bab yang telah ditentukan. Sehingga penyusunan karya tulis ini terperinci dalam suatu sistematika. Adapun sistematika penulisan Karya Tulis Ilmah adalah sebagai berikut: Dalam bab pertama yaitu bab pendahuluan, penulis membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan pengkajian, ruang lingkup kajian, postulat dan hipotesis, cara memperoleh data, dan sistematika penulisan. Dalam bab kedua yaitu bab landasan teori yang pada dasarnya berisi perincian pokok-pokok yang terdapat pada ruang lingkup kajian. Penulis membahas

mengenai pengertian dan fungsi mahasiswa terhadap banjir, indikator banjir, penyebab dan reaksi dari banjir. Dalam bab ketiga yaitu bab pembahasan yang berisi komentar atau pendapat penulis mengenai data yang sudah diperinci. Penulis membahas mengenai uraian tema yang dipilih. Mulai dari masalah terjadinya banjir ditinjau dari segi hukum dan agama, yang mengakibatkan banjir, serta peran dan fungsi mahasiswa terhadap banjir. Dalam bab keempat yaitu bab kesimpulan dan saran, penulis membahas mengenai kesimpulan-kesimpulan dari hasil pembahasan yang dapat dijadikan jawaban persoalan. Serta saran dari penulis untuk pembaca.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Peran dan Fungsi 2.1.1 Definisi peran Peran merupakan tindakan dan kegiatan ditugaskan atau diperlukan atau yang diharapkan dari seseorang atau kelompok.1)2.1.2 Definisi Fungsi.

Fungsi adalah tindakan yang seseorang atau hal yang terutama yang dilengkapi atau bekerja.1)

1. Secara umum, sesuatu yang berkaitan erat dengan hal lain dan tergantung

pada untuk keberadaannya, nilai, atau signifikansi: Pertumbuhan merupakan fungsi dari nutrisi

_______1)

Warintek,pengertian peran dan fugsi, http://dspace.widyatama.ac.id Ahmad,redefinisi arti mahasiswa, http://sajak-rakyat.blogspot.com

2)

2. Abbr Matematika.

a. Variabel begitu terkait dengan yang lain bahwa untuk setiap nilai yang ditanggung oleh satu ada suatu nilai yang ditentukan untuk yang lain. b. aturan korespondensi antara dua set seperti yang ada unsur unik di set kedua ditugaskan untuk setiap elemen dalam set pertama.3. Biologi Aktivitas fisiologis atau bagian tubuh organ. 4. Kimia Perilaku karakteristik dari senyawa kimia, hasil dari kehadiran

kelompok fungsional tertentu.

5. Ilmu Komputer Sebuah prosedur dalam aplikasi. Fungsi adalah suatu

bagian dari program yang dipergunakan untuk mengerjakan suatu tugas tertentu dan letaknya dipisahkan dari bagian program yang menggunakannya.1) 2.2 2.2.1 Definisi Dan Peranan Mahasiswa Definisi Mahasiswa

Menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah . Di sini saya nyatakan definisi mahasiswa sebagai: calon pembaharu. Mahasiswa atau mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang

memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insane-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannyadengan perguruan tinggi ( yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-clon intelektual. 2)

2.2.2

Peranan Mahasiswa

Mahasiswa memang menjadi komunitas yang unik di mana dalam catatan sejarah perubahan selalu menjadi garda terdepan dan motor penggerak perubahan. Mahasiswa di kenal dengan jiwa patriotnya serta pengorbanan yang tulus tanpa pamrih . Namun hanya sedikit rakyat Indonesia yang dapat merasakan dan punya kesempatan memperoleh perndidikan hingga ke jenjang ini karena system perekomian di Indonesia yang kapitalis serta biaya pendidikan yang begitu mahal sehingga kemiskinan menjadi bagian hidup rakyat ini . Dalam tulisan ini penulis memetakan ada ada empat peran mahasiswa yang menjadi tugas dan tanggung jawab yang akan di pikul Peran moral Mahasiswa yang dalam kehidupanya tidak dapat memberikan contoh dan keteladanan yang baik berarti telah meninggalkan amanah dan tanggung jawab sebagai kaum terpelajar . Jika hari ini kegiatan mahasiswa berorientasi pada hedonisme (hura hura dan kesenanggan) maka berarti telah berada persimpangan jalan . Jika mahasiswa hari ini lebih suka mengisi waktu luang mereka dengan agenda rutin pacaran tanpa tahu dan mau ambil tahu tentang peruban di negeri ini, jika hari ini mahasiswa lebih suka dengan kegiatan festival musik dan kompetisi (entertaiment) dengan alasan kreatifitas, dibanding memperhatikan dan memperbaiki kondisi masyarakat dan mengalihkan kreatifitasnya pada hal hal yang lebih ilmiah dan menyentuh kerakyat maka mahasiswa semacam ini adalah potret generasi yang hilang

yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan mahasiswa. Peran sosial Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat penderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya turun dan memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi siapa saja yang memerlukannya. Sebagai contoh di Kalimantan Barat pada tahuan 1998 s/d 2000 pernah terjadi gelombang pengungsian besar besaran akibat konflik sosial di daerah ini maka mahasiswa musti ikut memperhatikan masalah ini dengan memberikan bantuan baik secara moril maupun meteril serta pemikirannya serta ikut mencarikan solusi penanganan bencana kemanusiaan ini , Betapa peran sosial mahasiswa jauh dari pragmatisme ,dan rakyat dapat merasakan bahwa mahasiswa adalah bagian yang tak dapat terpisahkan dari rakyat, walaupun upaya yang sistimatis untuk memisahkan mahasiswa dari rakyat telah dan dengan gencar dilakukan oleh pihak pihak yang tidak ingin rakyat ini cerdas dan sadar akan problematika ummat yang terjadi. Peran Akademik

Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat dengan aksi sosialnya, sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai membuat mahasiswa itu lupa bahwa adalah insan akademik. Mahasiswa dengan segala aktivitasnya harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap orang tua pasti ingin anaknya selesai kuliah dan menjadi orang yang berhasil. Maka sebagai seorang anak berusahalah semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan keinginan itu, untuk mengukir masa depan yang cerah . Peran yang satu ini teramat sangat penting bagi kita, dan inilah yang membedakan kita dengan komonitas yang lain ,peran ini menjadi symbol dan miniatur kesuksesan kita dalam menjaga keseimbangan dan memajukan diri kita. Jika memang kegalan akademik telah terjadi maka segeralah bangkit,nasi sudah jadi bubur maka bagaimana sekarang kita membuat bubur itu menjadi bubur ayam spesial . Artinya jika sudah terlanjur gagal maka tetaplah bangkit seta mancari solusi alternatif untuk mengembangkan kemampuan diri meraih masa depan yang cerah dunia dan akhirat. Peran politik Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena disini mahasiswa berfungsi sebagai presseur group ( group penekan ) bagi pemerintah yang zalim. Oleh karena itu pemerintah yang zalim merancang sedemikian rupa agar mahasiswa tidak mengambil peran yang satu ini. Pada masa ordebaru di mana daya kritis rakyat itu di pasung, siapa yang berbeda pemikiran dengan pemerintah langsung di cap sebagai makar dan kejahatan terhadap negara. Pemerintahan Orba tidak segan-segan membumi hanguskan setiap orang-

orang yang kritis dan berseberangan dengan kebijakan pemerintah. Dalam dunia kampus pada tahun 1984 lewat mentri pendidikan Daud Yusuf pemerintah mengeluarkankebijakan NKK/BKK (Normalisasis kehidupan kampus).Yang melarang keras mahasiswa beraktifitas politik. Dan kebijakan ini terbukti ampuh memasung gerakan gerakan mahasiswa yang membuat mahasiswa sibuk dengan kegiatan rutinjtas kampus sehinngga membuat mahasiswa terpenjara oleh system yang ada. Mahasiswa adalah kaum terpelajar dinamis yang penuh dengan kreativitas. Mahasiswa adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rakyat. Sekarang mari kita pertanyaan pada diri kita yang memegang label Mahasiswa, sudah seberapa jauh kita mengambil peran dalam diri kita dan lingkungan.2)

2.3 Definisi Banjir Banjir adalah luapan air yang melebihi dari standart kapasitas akibat hujan yang terus-menerus, maupun luapan air pasang di laut, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah tepi pantai.4) Beberapa definisi banjir adalah: 1. Banjir adalah suatu keadaan sungai, dimana aliran air tidak tertampung oleh palung sungai, sehingga terjadi limpasan, dan atau genangan pada lahan yang semestinya kering. 5)

2. Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat.6)

2.4 Jenis Banjir 1. Banjir biasa di mana permukaan air secara perlahan naik; 2. Banjir bandang, yakni banjir yang datang secara cepat menyapu sebuah area. Banjir bandang lebih berbahaya, karena datangnya tiba-tiba dengan kecepatan yang dapat menghancurkan. Banjir bandang dapat disebabkan hujan sangat deras yang terjadi di hulu sungai, atau bendungan yang jebol. Tsunami adalah banjir bandang yang datangnya dari laut yang disebabkan oleh gempa.3)

_______3)

Lentera,definisi banjir, http://www.lentera.web.id

2.5 Penyebab Banjir faktor penyebab memburuknya kondisi banjir Jakarta saat itu ialah pertumbuhan permukiman yang tak terkendali disepanjang bantaran sungai, sedimentasi berat serta tidak berfungsinya kanal-kanal dan sistem drainase yang memadai. Hal ini mengakibatkan Jakarta terutama di bantaran sungai menjadi sangat rentan terhadap banjir. Berdasarkan dokumentasi, Kota Jakarta dilanda banjir besar pada tahun 1621, 1654, dan 1918. Selanjutnya banjir besar juga terjadi pada tahun 1976, 1996, 2002, dan 2007.7)

Banjir Jakarta pada tahun 1996 terjadi pada seluruh penjuru kota serta nebjadi tragedi nasional yang menjadi pusat perhatian. Pada tahun 2002 dan 2007, banjir kembali melanda Jakarta dan sekitarnya dengan dampak yang lebih luas dan parah.8) Banjir besar Jakarta tahun 1997 rupanya bukan hanya menciptakan tragedi nasional yang tetapi juga menarik perhatian seluruh dunia. Banjir tersebut dilaporkan menggenangi 4 Kelurahan, 745 rumah, serta mengakibatkan 2.640 orang harus mengungsi. Banjir tsb dilaporkan mencapai rata rata tinggi 80 cm. Pada Tahun 2002 dan 2007 dilaporkan Banjir Jakarta memburuk dengan penambahan luas genangan banjir dan dampak keuangan yang lebih besar. Banjir besar tahun 2002 dilaporkan menggenangi Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Banjir tsb dilaporkan membunuh 2 orang dan 40.000 orang pengungsi. Sementara banjir pada 2 4 Februari 2007 mempengaruhi 60% dari wilayah Jakarta, yang menyebabkan Jakarta di bawah tanda merah panggung dan menggusur 150.000 orang. Hal ini menunjukkan bahwa dampak banjir memburuk setiap tahun karena faktor-faktor internal dan eksternal.9)

_______

4) 5)

Tanuwijaja,penyebab banjir, http://greenimpactindo.wordpress.com Dinas PU Provinsi DKI Jakarta (2008), Buku Penanganan Banjir Provinsi DKI Jakarta 6) Bakornas PB. 2007,PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR. TAHUN 2007/2008,PELAKSANA HARIAN BAKORNAS PB. Jakarta. 7) BAPPENAS,Kebijakan Penanggulangan Banjir di Indonesia.Jakarta,www.bappenas.go.id 8) La An, Apa sih Banjir?. Jakarta, www.mbojo.wordpress.com 9) banjir, http://ms.wikipedia.org 10) Wahyuancol,banjir 1 pengertian, http://wahyuancol.wordpress.com

BAB III TRADISI BANJIR YANG HARUS DIRASAKAN WARGA IBU KOTA SEAKAN SULIT DIHINDARI

3.1 Banjir Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Definisi kedua dari kamus tersebut, banjir adalah berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap. Pengertian kedua ini biasanya dipakai untuk menyebutkan sungai atau kali yang banjir. Kalau kata banjir ini ditambah awalan me dan akhiran i jadi membanjiri maka artinya menjadi menggenangi. Jadi, kalau dipakai dalam kalimat Hujan membanjiri jalan raya di Jakarta itu sama saja artinya dengan hujan menggenangi jalan raya di Jakarta. Dari kalimat itu menunjukkan kalau antara banjir dan genangan memiliki

pengertian yang sama, tidak berbeda. Hal ini berarti pemahaman Bang Foke tentang banjir itu kurang tepat. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum RI (Departemen Kimpraswil, 2001), banjir adalah suatu keadaan sungai, dimana aliran air tidak tertampung oleh palung sungai, sehingga terjadi limpasan, dan atau genangan pada lahan yang semestinya kering. Wikipedia Malaysia mendefinisikan banjir sebagai suatu keadaan air yang menenggelami atau menggenangi sesuatu kawasan atau tempat yang luas. Adapula yang mendefinisikan banjir sebagai luapan air yang melebihi dari standar kapasitas akibat hujan yang terus-menerus. Ada lagi yang menyatakan banjir sebagai hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian banjir di atas, DKI Jakarta itu memang sudah dilanda banjir tanggal 25 Oktober kemarin dan hari-hari sebelumnya. Genangan itu lebih cenderung digunakan untuk menyebut banjir kecil. Atau jangan-jangan Bang Foke punya sumber lain yang lebih terpercaya, sehingga berani mengemukakan definisi banjir yang saya anggap (mungkin semua orang) tak tepat itu.

3.2 Faktor Terjadinya Banjir 3.2.1 Faktor dari Aktifitas manusia:

Membangun rumah di bantaran kali atau tepi sungai, membuang sampah di sungai. Sehingga saluran mampet dan menyebabkan banjir, membangun pemukiman dengan tidak membangun sarana saluran air, penebangan pohon di hulu sungai terutama di tepi sungai, penataan lingkungan kota yang terus menerus akibat kebutuhan perumahan penduduk, membuang sampah kesaluran air, banyaknya bangunan-bangunan bertingkat sehingga menyebabkan beban yang berat pada tanah, penggunaan atau pengambilanair tanah dalam.

3.2.2 Faktor dari Kondisi Alam: Kondisi dataran rendah di Jakarta, air hulu menuju laut melalui 13 sungai di wilayah Jakarta, hujan turun melebihi kapasitas curah hujan, air hujan yang tercurah tidak teresap oleh tanah, terjadinya air pasang, terjadinya kenaikan permukaan air laut.

3.3 Penyebab Banjir Menurut Kodoatie RJ dan Sjarief R (2005), ada beberapa hal yang dapat menyebabkan banjir, antara lain: perubahan tata guna lahan (land-use) di daerah aliran sungai, pembuangan sampah, erosi dan sedimentasi, kawasan kumuh di sepanjang sungai/drainase, perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, kapasitas

drainase yang tidak memadai, pengaruh air pasang, penurunan tanah dan rob, drainase lahan, bendung dan bangunan air, serta kerusakan bangunan pengendali banjir. Perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan penyebab yang lainnya.

3.4 Dampak banjir Menurut Bakornas PB (2007), dampak bencana banjir akan terjadi pada beberapa aspek (sebagian besar di wilayah Indonesia bagian barat) dengan tingkat kerusakan berat pada aspek-aspek berikut: 1. Aspek penduduk, antara lain berupa korban jiwa/meninggal, hanyut, tenggelam, luka-luka, korban hilang, pengungsian, berjangkitnya wabah dan penduduk terisolasi. 2. Aspek pemerintahan, antara lain berupa kerusakan atau hilangnya dokumen, arsip, peralatan dan perlengkapan kantor dan terganggunya jalannya pemerintahan. 3. Aspek ekonomi, antara lain berupa hilangnya mata pencaharian, tidak berfungsinya pasar tradisional, kerusakan dan hilangnya harta benda, ternak dan terganggunya perekonomian masyarakat.

4. Aspek sarana-prasarana, antara lain berupa kerusakan rumah penduduk, jembatan, jalan, bangunan gedung perkantoran, fasilitas sosial dan fasilitas umum, instalasi listrik, air minum dan jaringan komunikasi. 5. Aspek lingkungan, antara lain berupa kerusakan ekosistem, objek wisata, persawahan/lahan pertanian, sumber air bersih dan kerusakan tanggul/jaringan irigasi.

Yang terpenting dalam keadaan banjir adalah bahaya timbulnya penyakit akibat banjir yang mengancam masyarakat dari semua golongan. Hal ini dikarenakan banyaknya sampah yang terhanyut terbawa air banjir, air got yang bersatu dengan air banjir yang menimbulkan bau yang tidak sedap ataupun septik tank yang luber dan isinya terbawa air kemana-mana, Akibatnya lingkungan kita menjadi sangat kotor, sehingga mempermudah timbulnya penyakit pasca banjir: diare, DBD, leptospirosis, ISPA, cacingan dan berbagai penyakit penyerta lain. Bahkan tidak jarang juga menimbulkan kasus penyakit yang luar biasa (outbreak). Banjir juga menimbulkan dampak menurunnya kondisi tubuh & daya tahan terhadap stress (Wijaya. 2008).

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh bahwa Soegijanto S (2008) tentang penyakit pasca bencana yang sering ditemukan: 1) Polusi udara berdampak sakit batuk sesak. 2) Makanan dan minuman yang terkontaminasi menyebabkan diare akut. 3) Tikus-tikus baik yang mati atau hidup akibat bencana banjir berpotensi

menularkan kuman pes dan leptospira. 4) Air kemih tikus perlu dicermati penyakit leptospira. 5) Peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti maupun Albocpitus yang menularkan virus dengue maupun Chikungunya. 6) Dampak trauma kepala dan patah tulang, dibutuhkan kerjasama dengan dokter ahli bedah umum maupun bedah tulang.

3.5 Langkah Antisipasi Banjir Menurut Depkes RI (2002), masyarakat perlu juga bersikap dan bertindak untuk mengantisipasi datangnya banjir. Misalnya dengan melakukan hal-hal berikut ini, menjauhi daerah rawan banjir dalam membuka permukiman, bagi yang sudah telanjur bermukim di daerah banjir, sebaiknya meninggikan lantai rumah hingga di atas permukaan air banjir, mengembangkan sistem peringatan dini terhadap banjir di lingkungan masing-masing,m isalnya dengan sirene. Mengetahui ke mana harus mengungsi dan meminta pertolongan kesehatan bila datang banjir. Mengetahui dan menyiapkan dengan cepat apa yang terpenting untuk dibawa tatkala mengungsi. Yaitu pakaian, air minum, sabun, pasta gigi, obat-obatan, dan bahan makanan yang tahan lama.Mengetahui dan dapat melakukan dengan cepat hal-hal penting sebelum meninggalkan rumah untuk

mengungsi. Misalnya memutus aliran listrik (menurunkan sekering listrik). Menyiapkan sarana transportasi air yang diperlukan ketika terjadi banjir.Membantu pengamanan dan keberhasilan usaha-usaha pengungsian dan penyelamatan (evakuasi), sehingga memperkecil jumlah korban dan kerugian yang timbul.

3.6 Mitigasi Banjir dengan Bantuan Masyarakat Menurut UNESCO (2008), banjir tidak dapat sepenuhnya dihindari, namun masyarakat dapat mengurangi kemungkinan terjadinya banjir dan mengurangi dampaknya dengan melakukan tindakan-tindakan seperti: 1. Membersihkan selokan, got dan sungai dari sampah dan pasir, sehingga dapat mengalirkan air keluar dari daerah perumahan dengan maksimal. 2. Membuat sistem dan tempat pembuangan sampah yang efektif untuk mencegah dibuangnya sampah ke sungai atau selokan. 3. Menambahkan katup pengaturan, drain, atau saluran by-pass untuk mengalirkan air keluar dari perumahan. Memperkokoh bantaran sungai dengan menanam pohon dan semak belukar, dan membuat bidang resapan di halaman rumah yang

terhubung dengan saluran drainase. 4. Memindahkan rumah, bangunan dan konstruksi lainnya dari dataran banjir sehingga daerah tersebut dapat dimanfaatkan oleh sungai untuk mengalirkan air yang tidak dapat ditampung dalam badan sungai saat hujan. 5. Penghutanan kembali daerah tangkapan hujan sehingga air hujan dapat diserap oleh pepohonan dan semak belukar. 6. Membuat daerah hijau untuk menyerap air ke dalam tanah. 7. Melakukan koordinasi dengan wilayah-wilayah lain dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk menghindari banjir yang dapat juga berguna bagi masyarakat di daerah lain

3.7 Klimatografi Berdasarkan data klimatografi di kawasan DKI Jakarta, intensitas hujan tinggi (2.000 4.000 mm setiap tahunnya) dengan durasi yang lama. Hal ini merupakan sifat umum kawasan tropis lembab serta dampak dari pemanasan global. Curah hujan ini selanjutnya akan menciptakan limpasan air yang deras ketika jatuh di atas daerah tangkapan air (catchment) seluas 850 km2 di hulu Jakarta. Daerah tangkapan ini juga mencakup Cianjur, Bogor, Depok dan DKI Jakarta. Pembangunan besar besaran di kawasan ini juga menambah debit limpasan permukaan yang akhirnya juga menambah potensi banjir di kawasan hilir sungai.

Kondisi ini diperparah oleh kecilnya kapasitas tampung sungai saat ini dibanding limpasan (debit) air yang masuk ke Jakarta. Kapasitas sungai dan saluran makro ini disebabkan karena konversi badan air untuk perumahan, sedimentasi dan pembuangan sampah secara sembarangan. Yang yerakhir pengaruh peningkatan pasang air laut dan penurunan tanah di Jakarta Utara juga menyebabkan daerah Jakarta Utara semakin rentan banjir. Sedangkan penyebab banjir dari sisi faktor manusia antara lain karena tidak terintegrasinya tata kota dan tata air di Jabodetabekjur, perencanaan tata ruang yang melebihi kapasitas daya dukung lingkungan (di antaranya kurangnya tempat parkir air dan sumber air bersih) serta lemahnya implementasi tata ruang dan tata air di Jabodetabekjur. Kompetisi dan eksploitasi pemanfaatan lahan di kawasan Jabodetabekjur yang sedemikian cepat juga membuat konversi besar-besaran badan air dan daerah rawan banjir (sungai, rawa, situ serta sempadannya) menjadi perumahan, kawasan industri, dll. Selanjutnya hal ini juga mengakibatkan sedimentasi sungai akibat lumpur, sampah organik dan inorganik yang disebabkan oleh pembukaan lahan tersebut. Ketidakjelasan pembagian peran dan tugas Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat dalam pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur tata air juga menyebabkan memburuknya kondisi banjir yang ada.

Terakhir faktor penyebab manusiawi banjir Jakarta ialah pengambilan air tanah yang berlebihan. Hal ini menyebabkan penurunan tanah semakin ekstrim terutama di Jakarta Utara.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan Beberapa faktor penyebab banjir di Jakarta dan sekitarnya lebih disebabkan oleh kegiatan manusia, antara lain: Pembangunan perumahan dan komersil di sekitar bantaran sungai menyebabkan aliran sungai dan kanal terhambat misalnya oleh bangunan-bangunan seperti

jembatan atau pipa; Cara pengangkutan dan pengelolaan sampah yang kurang tepat, dan kebiasaan orang membuang sampah sembarangan menyebabkan penimbunan sampah di sungai-sungai; Tidak tertatanya saluran drainase yang berfungsi untuk menyalurkan air hujan dan mengalirkannya keluar daerah hunian; Kurangnya lahan hijau untuk menyerap air hujan dan penebangan hutan di Bogor dan Puncak yang merusak daerah tangkapan hujan. 2. Apabila banjir terjadi, maka dampak yang timbul akibat banjir yaitu: Dampak fisik adalah kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor pelayanan publik yang disebabkan oleh banjir. Dampak sosial mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental, menurunnya perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah), terganggunya aktivitas kantor pelayanan publik, kekurangan makanan, energi, air , dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya. Dampak ekonomi mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (orang tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas terhambat, dan lain-lain). Dampak lingkungan mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa oleh banjir) atau tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir. 3. Tindakan cepat dan terkoordinasi (yang telah direncanakan secara berhati-hati sebelumnya) ditambah dengan pengetahuan yang baik tentang masyarakat dan

lingkungan adalah hal terpenting dalam mengurangi dampak banjir pada masyarakat, harta benda dan lingkungan. 4. Penanggulangan banjir tentu saja membutuhkan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir

4.2 Saran Diperlukan sikap kebersamaan multistakeholder dan keterlibatan masyarakat yang mendukung sepenuhnya. Masyarakat, Pemerintah Daerah dan Pemerintahan Pusat hanya terfokus dalam kesiapan terhadap banjir rutin tetapi tidak untuk banjir yang berpotensi besar.

Sumber daya ini memang sangat berkait dengan kesiapan kita. Karena kita mengira bahwa banjir yang akan muncul adalah banjir biasa, maka persiapan sumber daya kita terkesan kurang (walaupun kita merasa sudah benar-benar siap). Perlu kerjasama sejumlah sarana kesehatan di wilayah yang tidak terkena banjir dengan wilayah bencana. Tenaga kesehatan yang dapat bergerak cepat ternyata menjadi sangat penting. Dalam hal ini keberadaan Brigade Siaga Bencana sungguh sangat membantu. Pada saat banjir melanda, sarana penjernih air yang praktis seperti PAC dan Aquatab sungguh sangat membantu. Pada periode pasca banjir, kegiatan lisolisasi dan kaporitisasi sangat membantu menciptakan lingkungan yang sehat. Untuk itu, persediaan lisol dan kaporit seharusnya kita siapkan dalam jumlah yang mencukupi. Demikian pula tenaga ahli dan peralatan yang diperlukan. Kesemuanya itu ternyata menuntut adanya alokasi dana khusus yang jumlahnya memadai, proses pencairannya tidak memakan waktu lama, dan prosedur penggunaannya tidak berbelit-belit. SYNOPSIS The phenomenon of flooding for the citizens of the city is not a big deal anymore and have become routine. It is the duty of governmentto address them will but not apart from our obligation as a societyalso took part in overcoming it. Flood our fault as citizens thatlittering. Error government is granting licenses to entrepreneurs tobuild high-rise buildings water catchment area, so water can notpenetrate very well.

Students as a successor to the nation must begin not throw garbagerivers, indiscriminate tree felling,dumping trash in its place is separated between inorganic and organic waste.

SINOPSIS Fenomena banjir bagi warga kota Jakarta bukan merupakan masalah besar lagi dan sudah menjadi rutinitas. Hal ini menjadi tugas pemerintah untuk menanggulanginya akan tetapi tidak terlepas dari kewajiban kita sebagai masyarakat juga ikut serta dalam menanggulanginya. Banjir kesalahan kita sebagai warga masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Kesalahan pemerintah adalah memberikan ijin kepada para pengusaha untuk membangun

gedung-gedung bertingkat didaerah resapan air, sehingga air tidak dapat meresap dengan baik. Mahasiswa sebagai penerus bangsa harus memulai tidak membuang sampah kesungai, menebang pohon sembarangan, membuang sampah pada tempatnya dipisahkan antara sampah non organik dan organik.

DAFTAR PUSTAKA BAPPENAS. 2002. Kebijakan Penanggulangan Banjir di Indonesia. Jakarta. (www.bappenas.go.id) La An. 2007. Apa sih Banjir? . Jakarta. (www.mbojo.wordpress.com) http://wahyuancol.wordpress.com/banjir http://ms.wikipedia.org/banjir

Dinas PU Provinsi DKI Jakarta (2008), Buku Penanganan Banjir Provinsi DKI Jakarta

http://greenimpactindo.wordpress.com/penyebabbanjir

INDEKS

Abbr matematika, Banjir, Biologis, Erosi,

Klimatografi, Korenpodensi, Nutrisi, UNESCO,

Ilmu computer, Kimia,

Variabel,

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA LENGKAP NAMA PANGGILAN TEMPAT, TANGGAL LAHIR ALAMAT

: SASTI DWI SEPTRILIANTI : SASTI : BANDUNG, 23 SEPTEMBER 1992 : KOMPLEK GRIYA BANDUNG INDAH BLOK C2 NOMOR 25 BANDUNG

AGAMA JENIS KELAMIN NAMA AYAH

: ISLAM : PEREMPUAN : HENDRIANA FAHRUDIN

NAMA IBU ALAMAT ORANG TUA

: HANURAYATI : KOMPLEK GRIYA BANDUNG INDAH BLOK C2 NOMOR 25 BANDUNG

STATUS HOBI GOLONGAN DARAH RIWAYAT PENDIDIKAN

: MAHASISWA PSIKOLOGI BANDUNG : MENONTON, MENYANYI :A : 1. TK BANDUNG RAYA BANDUNG, LULUS TAHUN 1998 2. SDN TUNAS HARAPAN 1

BANDUNG, LULUS TAHUN 2004 3. SMPN 11 BANDUNG, LULUS TAHUN 2007 4. SMAN 25 BANDUNG, LULUS TAHUN 2010

5. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG, MASUK TAHUN 2010

BANDUNG, JANUARI 2010

HORMAT SAYA,

SASTI DWI SEPTRILIANTI