kti putu agus

38
LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KKN-PPM) PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYA ANGKATAN 69 SEMESTER ANTARA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 UNIVERSITAS TADULAKO STUDY LITERATUR METODE PENANGGULANGAN BANJIR DESA : SIDONDO IV KECAMATAN : SIGI BIROMARU KABUPATEN : SIGI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan masyarakat (KKN-PPM) Profesi Integral Tematik Posdaya Universitas Tadulako Angkatan 69 Semester Antara Tahun Akademik 2014/2015 Disusun Oleh PUTU AGUS PUTRA WIRAWAN STB : G 101 11 020 PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KULIAH KERJA NYATA LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2014

Upload: deriz-sapta-novirain

Post on 04-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PENAGG

TRANSCRIPT

Page 1: KTI PUTU AGUS

LAPORAN KARYA TULIS ILMIAHKULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT (KKN-PPM) PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYAANGKATAN 69 SEMESTER ANTARA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

UNIVERSITAS TADULAKO

STUDY LITERATUR METODE PENANGGULANGAN BANJIR

DESA : SIDONDO IV

KECAMATAN : SIGI BIROMARU

KABUPATEN : SIGI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan masyarakat

(KKN-PPM) Profesi Integral Tematik Posdaya

Universitas Tadulako Angkatan 69 Semester Antara

Tahun Akademik 2014/2015

Disusun Oleh

PUTU AGUS PUTRA WIRAWAN

STB : G 101 11 020

PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KULIAH KERJA NYATALEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS TADULAKOTAHUN 2014

Page 2: KTI PUTU AGUS

ii

Halaman Pengesahan

STUDY LITERATUR METODE PENANGGULANGAN BANJIR

LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH

MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT (KKN-PPM) PROFESI INTEGRAL

UNIVERSITAS TADULAKO ANGKATAN 69 SEMESTER ANTARA 2014/2015

NAMA : PUTU AGUS PUTRA WIRAWAN

STAMBUK : G 101 11 020

FAKULTAS : MIPA

JURUSAN : FISIKA

Laporan akhir ini telah disetujui setelah diperbaiki

Sesuai saran-saran dosen pembimbing

Mengetahui,

Plt.Kepala Pusat Pengembangan Wilayah dan

Kuliah Kerja Nyata Univ.Tadulako Palu, 15 Oktober 2014

Mangetahui Ketua P2WKKN

Dr.H.Sulbadana,SH,MH

NIP : 196205051988031002

MenyetujuiDosen Pembimibing

Sabhan, S.Si, M.SiNIP: 198010082006041003

Page 3: KTI PUTU AGUS

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan karya tulis ini dapat

diselesaikankan tepat pada waktunya.

Penyusunan karya tulis ini disamping sebagai pemaparan kondisi Desa

sidondo iv dan merupakan pengembangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa

juga merupakan persyaratan mutlak yang harus dipenuhi demi mempertanggung

jawabkan kelangsungan program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran

Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Profesi Integral Tematik Posdaya yang

telah dilaksanakan di Desa sidondo, Kecamatan sigi-biromaru, Kabupaten Sigi.

Tak ada gading yang tak retak begitu pula dengan laporan ini, penulis

menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih banyak

terdapat kesalahan-kesalahan baik dari segi tata bahasa, cara penulisan,

maupun isinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat konstruktif dari segenap pihak demi kesempurnaan penyusunan

karya tulis selanjutnya.

Sebagai insan akademis yang telah sekian tahun menimba ilmu di

perguruan tinggi, selaku mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran

Pemberdayaan Masyarakat Profesi Integral Angkatan 69 Semester Antara

2014/2015 yang berlokasi di Desa Sidondo, Kecamatan Sigi-biromaru,

Kabupaten Sigi, menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dekan FMIPA Universitas Tadulako Palu.

Page 4: KTI PUTU AGUS

iv

2. Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Tadulako

Palu.

3. Pusat Pengembangan Wilayah dan Kuliah Kerja Nyata (P2WKKN)

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tadulako sebagai

lembaga penyelenggara Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral

Angkatan 69 Semester AntaraTahun 2014/2015.

4. Seluruh Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Profesi Integral (KKNPI)

Universitas Tadulako Angkatan 69. Atas bimbingan dan ilmu yang telah

diberikan.

5. Seluruh Dosen Pembimbing Lapangan Kuliah Kerja Nyata Profesi Integral

(KKNPI) Universitas Tadulako Angkatan 69 Tahun Akademik 2014/2015.

6. Bapak Ir. Ridwan, MP selaku ketua P2WKKN yang membimbing serta

berperan penuh dalam penyusunan program kerja.

7. Bapak Drs. Jamiluddin, M.Hum dan Ibu Ir. Rukmi, M.P selaku dosen

pembimbing lapangan yang sangat berperan penuh dalam memberikan

bimbingan kepada penyusun program untuk menyelesaikan kegiatan

KKN dan penyusunan laporan akhir ini.

8. Bapak Sunardi selaku Kepala Desa Sidondo IV, kec. Sigi Biromaru, Kab.

Sigi bersama keluarga yang telah ikhlas memberikan bantuan, perhatian

dan kerjasama yang baik.

9. Seluruh aparat pemerintah Desa Sidondo IV, kec. Sigi Biromaru, Kab.

Sigi yang telah memberikan bantuan kerjasama dengan baik.

10. Seluruh pemuda dan masyarakat lingkungan Desa Sidondo IV, kec. Sigi

Biromaru, Kab. Sigi atas kekeluargaan, kasih sayang dan kekerabatannya

kepada mahasiswa KKN selama masa waktu KKN di Desa.

11. Kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa KKN terima kasih atas

kekompakannya.

Page 5: KTI PUTU AGUS

v

Akhirnya tiada kata yang lebih pantas terucap selain tertitip doa dan salam

dari kami semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan mendapat

imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Palu, 15 Oktober 2014

Penyusun,

Putu Agus Putra WirawanG 101 11 020

Page 6: KTI PUTU AGUS

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ ..i

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ..ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ..iii

DAFTAR ISI...................................................................................................... ...vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………......1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2

1.3 Maksud dan Tujuan.................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Bencana..................................................................................4

2.2 Bentuk-Bentuk Bencana Alam..................................................................11

2.3 Mitigasi Bencana Alam.............................................................................12

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat Desa Tatari………………………………………………..16

2.2 Kondisi Geografis.....................................................................................18

2.3 Kondisi Demografis............................................,,,,...................................19

2.4 Kondisi Sosial, Budaya, dan Ekonomi......................................................21

BAB IV METODE PENELITIAN……………………………………………………..24

BAB V PEMBAHASAN......................................................................................25

BAB VI PENUTUP

6.1 KESIMPULAN.........................................................................................29

6.2 SARAN.....................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................31

LAMPIRAN...........................................................................................................32

Page 7: KTI PUTU AGUS

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Lapisan air menduduki 2/3 dari luas keseluruhan bumi kita ini,

sedangkan sisanya berupa daratan. Demikian pula halnya Indonesia dengan

luas perairan jauh lebih luas dari pada luas daratan. Sumber utama air di

bumi berasal dari hujan dan sebagian berasal dari gunung es atau salju.

Indonesia sebagai Negara tropis sebagian besar daerahnya mempunyai

intensitas curah hujan yang tinggi, yaitu sekitar 3500 – 4000 mm/tahun,

namun banyak daerah yang memiliki curah hujan cukup rendah, yaitu 800

mm/tahun.

Pada dasarnya, jumlah air yang terdapat di bumi tidak pernah habis

dan air mengalami daur (siklus) yang terus berlangsung secara periodik.

Sumber daya air merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia,

tanaman, dan hewan. Ketersediaan air sangat diperlukan namun harus

berada dalam jumlah yang cukup memadai, tidak berlebih atau kekurangan.

Apabila berlebih justru membahayakan bagi kehidupan demikian pula

halnya kekurangan sehingga akan mengakibatkan bencana.

Besaran bencana dan dampaknya bisa dalam berbagai tingkatan, mulai

dari tingkatan yang ringan tanpa menimbulkan kerusakan dan korban jiwa,

hingga tingkatan kuat yang mampu menimbulkan kerusakan harta benda

yang tak terhingga dan korban jiwa yang besar. Dengan adanya proses

tersebut kehidupan makhluk di atasnya mendapatkan ketergantungan

Page 8: KTI PUTU AGUS

2

sekaligus kerugian dari bencana yang ditimbulkannya. Banjir adalah

peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan di

Sulawesi tengah khususnya di Kabupaten Sigi

1.2 RUMUSAN MASALAH

Penanggulangan bencana alam tentang Banjir, mengambil lokasi di

wilayah Sulawesi Tengah tepatnya di Desa Sidondo IV, Kec. Sigi-Biromaru,

Kab. Sigi. Sebagai mana telah kita ketahui bahwa daerah Sulawesi tengah

merupakan daerah rawan bencana. Hal ini tidak terlepas dari kompleksnya

struktur geologi yang dimiliki Sulawesi Tengah. Sehingga resiko untuk

menemui bencana banjir cukup besar, ditambah lagi jumlah peduduknya

semakin memadat, dan kurangnya kesadaran masyarakat atas bahaya

bencana banjir. Pada dasarnya diperlukan tindakan nyata dalam perlakuan

pencegahan dampak bencana alam, seperti pembuatan tanggul pemecah

ombak dipesisir sungai ataupun penanaman pohon ditepi sungai, yang

merupakan salah satu cara untuk meminimalisir dampak dari banjir,

gelombang pasang, ataupun misalnya tsunami, oleh karena itu perlu kiranya

adanya pemberitahuan kepada masyarakat tentang solusi mengenai dampak

dari bencana alam tersebut yang dapat menimbulkan banyak kerugian,

berupa kerugian harta benda maupun korban jiwa.

Page 9: KTI PUTU AGUS

3

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan berbagi

kepada masyarakat di Desa Sidondo IV mengenai bagaimana metode

penanggulangan banjir, penyebab banjir, dan tindakan apa yang dapat

dilakukan untuk menghindari bencana tesebut.

Page 10: KTI PUTU AGUS

4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN BENCANA

Menurut UU RI No. 24 Tahun 2007,:

2.1.1 Bencana: peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun

faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak

psikologis.

2.1.2 Bencana alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa

gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin

topan, dan tanah longsor.

http://id. Wikipedia.org/wiki/Fisika

4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN BENCANA

Menurut UU RI No. 24 Tahun 2007,:

2.1.1 Bencana: peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun

faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak

psikologis.

2.1.2 Bencana alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa

gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin

topan, dan tanah longsor.

http://id. Wikipedia.org/wiki/Fisika

4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN BENCANA

Menurut UU RI No. 24 Tahun 2007,:

2.1.1 Bencana: peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun

faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak

psikologis.

2.1.2 Bencana alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa

gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin

topan, dan tanah longsor.

http://id. Wikipedia.org/wiki/Fisika

Page 11: KTI PUTU AGUS

5

2.1.3 Bencana non alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal

teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

2.1.4 Bencana sosial: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi

konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan

teror.

2.2 BENTUK - BENTUK BENCANA ALAM

2.2.1 Banjir dan Longsor

Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan

yang banyak di aliri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat

didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga

menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.

Dalam cakupan pembicaraan yang luas, biasa di lihat banjir sebagai

suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan Bumi

yang bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa

volume air yang mengalir di permukaan Bumi dominan ditentukan oleh

tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam

tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah

hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat

yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air

sebanyak satu liter. Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan

Page 12: KTI PUTU AGUS

6

persatuan jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar

berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak

dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif terhadap tanaman.

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi

sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol

(seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah

jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi

karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini

disebut sebagai virga.

Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi.

Kelembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi

awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut

melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.

Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam

tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satu

kurun waktu air hujan terkonsentrasi. Besarnya intensitas curah hujan

berbeda-beda tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi

kejadiannya.

Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung

dengan durasi pendek dan meliputi daerah yang tidak luas. Hujan yang

meliputi daerah luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat

berlangsung dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari intensitas hujan

Page 13: KTI PUTU AGUS

7

yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi

berarti sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit. Adapun

jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG),

diantaranya yaitu hujan kecil antara 0 – 21 mm per hari, hujan sedang antara

21 – 50 mm per hari dan hujan besar atau lebat di atas 50 mm per hari.

Jumlah curah hujan yang terjadi disuatu tempat pada waktu tertentu

dalam setiap tahunnya sebenarnya tak banyak fluktuasinya, naik turunnya

semestinya tak akan besar variasinya. Namun, karena kondisi alam saat ini

banyak yang telah mengalami perubahan karena ulah manusia, maka tak

heran bila kemampuan lahan untuk mempertahankan kestabilannya sangat

berat sekali, sehingga bila ada gangguan yang muncul sebagai akibat adanya

fenomena alam akan mudah sekali terjadi bencana alam.

Endapan didefinisikan sebagai bentuk air cair dan padat yang jatuh

ke permukaan bumi. Hujan adalah bentuk endapan yang sering dijumpai,

dan di Indonesia yang dimaksud endapan adalah curah hujan. Curah hujan

dan suhu merupakan unsur iklim yang sangat penting bagi kehidupan di

bumi. Jumlah curah hujan dicatat dalam inci atau millimeter. Jumlah curah

hujan 1 mm, menunhukkan tinggi airhujan yang menutupi permukaan 1 mm,

jika air tersebut tidak meresap kedalam tanah atau menguap ke atmosfer.

Aliran Permukaan = Curah Hujan – (Resapan ke dalam tanah + Penguapan

ke udara)

Page 14: KTI PUTU AGUS

8

Sebelum membahas terjadinya hujan, perlu diketahui bahwa terhadap 2

musim yaitu musim panas dan musim penghujan. Tetapi sebenarnya tidaklah

demikian apabila dikaji lebih mendalam,yaitu:

a. Musim hujan terjadi sekitar pertengahan November sampai dengan

pertengahan Maret.

b. Musim panas terjadi mulai dengan pertengahan Maret sampai dengan

pertengahan Juli. Musim panas dibagi dalam 2 tahap yaitu transisi ada hujan

serta panas silih berganti dan musim panas sebenarnya.

c. Musim pancaroba terjadi mulai pertengahan bulan Juli sampai dengan

pertengahan September. Pada bulan-bulan ini udara terasa panas dan terdapat

angin kencang yang berubah-ubah.

d. Musim dingin terjadi pertengahan bulan September sampai dengan

pertengahan bulan November. Pada saat ini siang hari cuaca panas sekali,

malam hari terasa dingin sekali.

Dengan mengetahui perubahan musim ini maka dapat ditelusuri terjadinya hujan.

Pada musim panas, matahari memanasi permukaan bumi seperti sungai, danau, air

laut sehingga terjadi evaporasi, tumbuh-tumbuhan, hewan, maupun manusia

terjadi proses transpirasi. Uap air ini akan naik ke atas sampai suatu titik dimana

suhu udara sekitarnya sama dengan suhu uap air yang menguap, selanjutnya

terjadi titik kondensasi dan terbentuk awan.

Air hujan memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah :

1. Air hujan mempengaruhi iklim/cuaca; cuaca panas akan berubah menjadi

cuaca dingin, kadar uap air di dalam atmosfer akan meningkat.

Page 15: KTI PUTU AGUS

9

2. Member asupan nutrisi kepada tanaman, terutama tanaman berumbi, karena

air hujan mengandung nitrogen.

3. Merupakan salah satu alternatif dari sumber air minum.

4. Air hujan mengisi air sungai yang dangkal dan mengisi air sumur yang kering.

5. Mengurangi polusi udara oleh karena butir-butir materi yang ada di dalam

udara akan turun bersama hujan

Sedangkan dampak negatifnya adalah :

1. Air hujan menyebabkan korosif terhadap logam karena mengandung NH3.

2. Air hujan mengganggu penerbangan.

3. Air hujan membatasi gerakan nelayan, para nelayan tidak dapat melaut.

4. Air hujan dapat menyebabkan malapetaka terhadap pelayaran.

5. Air hujan dapat menyebabkan sungai meluap dan banjir.

Air hujan sampai di permukaan Bumi dan mengalir di permukaan Bumi,

bergerak menuju ke laut dengan membentuk alur-alur sungai. Alur-alur sungai ini

di mulai di daerah yang tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan,

gunung atau perbukitan, dan berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut.

Secara sederhana, segmen aliran sungai itu dapat kita bedakan menjadi daerah

hulu, tengah dan hilir.

1. Daerah hulu: terdapat di daerah pegunungan, gunung atau perbukitan.

Lembah sungai sempit dan potongan melintangnya berbentuk huruf “V”.

Di dalam alur sungai banyak batu yang berukuran besar (bongkah) dari

runtuhan tebing, dan aliran air sungai mengalir di sela-sela batu-batu

Page 16: KTI PUTU AGUS

10

tersebut. Air sungai relatif sedikit. Tebing sungai sangat tinggi. Terjadi

erosi pada arah vertikal yang dominan oleh aliran air sungai.

2. Daerah tengah: umumnya merupakan daerah kaki pegunungan, kaki

gunung atau kaki bukit. Alur sungai melebar dan potongan melintangnya

berbentuk huruf “U”. Tebing sungai tinggi. Terjadi erosi pada arah

horizontal, mengerosi batuan induk. Dasar alur sungai melebar, dan di

dasar alur sungai terdapat endapan sungai yang berukuran butir kasar. Bila

debit air meningkat, aliran air dapat naik dan menutupi endapan sungai

yang di dalam alur, tetapi air sungai tidak melewati tebing sungai dan

keluar dari alur sungai.

3. Daerah hilir: umumnya merupakan daerah dataran. Alur sungai lebar dan

bisa sangat lebar dengan tebing sungai yang relatif sangat rendah

dibandingkan lebar alur. Alur sungai dapat berkelok-kelok seperti huruf

“S” yang dikenal sebagai “meander”. Di kiri dan kanan alur terdapat

dataran yang secara teratur akan tergenang oleh air sungai yang meluap,

sehingga dikenal sebagai “dataran banjir”. Di segmen ini terjadi

pengendapan di kiri dan kanan alur sungai pada saat banjir yang

menghasilkan dataran banjir. Terjadi erosi horizontal yang mengerosi

endapan sungai itu sendiri yang diendapkan sebelumnya.

Dari karakter segmen-segmen aliran sungai itu, maka dapat dikatakan

bahwa :

Page 17: KTI PUTU AGUS

11

1. Banjir merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh aliran sungai.

Dengan banjir, sedimen diendapkan di atas daratan. Bila muatan sedimen

sangat banyak, maka pembentukan daratan juga terjadi di laut di depan

muara sungai yang dikenal sebagai “delta sungai.”

2. Banjir yang meluas hanya terjadi di daerah hilir dari suatu aliran dan

melanda dataran di kiri dan kanan aliran sungai. Di daerah tengah, banjir

hanya terjadi di dalam alur sungai.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa yang

terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat

terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di

selokan sungai.

2.2.2 Gempa dan Tsunami

Posisi Indonesia yang terletak di atas wilayah pertemuan lempeng

bumi yang saling aktif bergerak, menyebabkan wilayah Indonesia sangat

rawan terkena bencana gempa. Goncangan dan getaran akibat gempa

memang dapat menimbulkan kerusakan yang sangat berarti, tergantung

seberapa jauh jarak tempat tersebut dengan pusat lokasi gempa serta

berapa besaran kekuatannya. Konstruksi bangunan yang kita tempati juga

sangat menentukan tingkat kerusakan yang akan terjadi. Semakin tidak

memenuhi persyaratan konstruksi anti gempa, maka akan semakin besar

kemungkinan akan rusak. Sebab, bangunan yang dibangun dengan

konstruksi anti gempa bukan berarti tidak akan rusak, namun tujuannya

Page 18: KTI PUTU AGUS

12

yakni meminimalisir kerusakan dan memberi ruang waktu para

penghuninya untuk keluar untuk menyelamatkan diri. Dan yang lebih

penting lagi, yakni tidak mendirikan bangunan dan bertempat tinggal

dilahan yang berada dijalur gempa sesuai dengan peta rawan gempa yang

dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

Sedangkan untuk mitigasi bencana tsunami, khususnya masyarakat

yang berada diwilayah yang berpotensi terkena terjangan gelombang

tsunami, dapat memperhatikan informasi peringatan dini yang dikeluarkan

oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) jika terjadi bencana gempa.

Dimana informasi ini akan disampaikan oleh BMG bekerjasama

dengan instansi terkait, misalkan Pemerintah Daerah, Kepolisian atau

melalui siaran televisi pemerintah dan suasta secara aktual dan dalam

waktu secepat-cepatnya.

2.3 MITIGASI BENCANA ALAM

Mitigasi bencana alam dapat diartikan merupakan berbagai bentuk

upaya-upaya melakukan manjemen bencana melalui pengenalan,

pencegahan serta penanganan dampak bencana alam. Berikut ulasan ringkas

mengenai bencana alam ;

Sepanjang sejarah, manusia selalu tertarik untuk mendiami tanah-tanah

subur di daerah luapan banjir atau dibantaran sungai, dimana

kehidupan akan lebih nyaman berkat kedekatan dengan sumber pangan

serta air. Ironisnya sungai atau aliran air yang menydiakan kemudahan

hidup bagi masyarakat manusia disekitarnya itu juga menjadikan

Page 19: KTI PUTU AGUS

13

masyarakat tadi menghadapi risiko bencana tahunan akibat banjir.

Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan

yang distas normal, bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat,

terhambatnya aliran air di tempat lain atau waduk yang jebol. Dalam

masalah jumlah korbannya, banjir menduduki peringkat kedua, hanya

dikalahkan oleh bencana kekeringan.

Tanah Longsor adalah salah satu bencana alam yang paling merusak

pemukiman serta prasarana manusia di seluruh dunia setiap tahunnya.

“Tanah Longsor” merupakan istilah umum, yang mencakup berbagai

corak gerakan tanah, longsoran batu, nendatan dan jatuhan batu, yang

meluncur ke bawah lantaran pengaruh gaya tarik bumi (gravitasi).

Meski bisa saja tanah longsor terjadi berantai dengan gempa

bumi,banjir dan letusan gunung berapi, namun tanah longsor secara

lokal dan terpisah banyak terjadi ketimbang bencana-bencana yang

telah disebutkan diatas. Bahkan dalam jangka waktu tertentu

menyebabkan lebih banyak kerugian dibanding bencana-bencana lain

itu.

Di antara sekian banyak jenis bencana alam, gempa bumi termasuk

yang paling dahsyat. Gempa bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun,

siang atau malam, dengan dampak buruk yang terjadi secara mendadak

dan hanya memberikan sedikit isyarat bahaya. Gempa dapat

menghancurkan bangunan hanya dalam waktu beberapa detik saja,

menewaskan atau melukai orang-orang yang berada di dalamnya.

Page 20: KTI PUTU AGUS

14

Gempa bumi bukan hanya mampu meluluh-lantakkan kota-kota

sampai hampir tak tersisa lagi, namun juga bisa menggoyahkan

kestabilan pemerintahan, perekonomian, dan struktur sosial suatu

negara.

Tsunami adalah sebuah kata yang diambil dari khasanah bahasa Jepang

yang artinya kira-kira ‘gelombang di pantai’. Banyak orang

menyebutnya tsunami ‘gelombang pasang’, padahal sesungguhnya

tsunami tidak ada hubungannya dengan pasang surut gelombang air

laut. Memang di permukaan laut sewaktu terjadi tsunami akan muncul

gelombang-gelombang besar yang seringkali sampai menyapu pantai-

pantai yang jauh, tetapi gelombang-gelombang itu tidak sama dengan

gelombang naik dan turun yang biasa datang dan pergi silih berganti.

Asal gelombang-gelombang tsunami adalah dari dasar laut atau sari

daerah pantai yang memiliki kegiatan-kegiatan seismik, kelongsoran

tanah dan letusan gunungapi. Apa pun penyebabnya yang jelas air laut

terdorong sehingga meluap, pecah menyapu dataran dengan daya rusak

luar biasa.

Upaya pencegahan dampak mengenai bencana alam mesti dimulai sejak dini

sebelum tanda-tanda bencana alam itu semakin nyata dan jelas di lingkungan

sekitar kita. Pencegahan yang dimaksud adalah bagaimana menjaga alam

lingkungan hidup terjaga dengan baik, dimana setiap pembangunan selalu

mengacu pada kelestarian lingkungan dengan memperhitungkan dampak

lingkungan yang mungkin ditimbulkan kedepannya. Sehingga diharapkan dapat

Page 21: KTI PUTU AGUS

15

meminimalkan dampak bencana yang besar. Adapun upaya penanggulangan

bencana meliputi upaya rehabilitasi, dan berbagai tindakan lainnya menyangkut

penanganan dampak yang ditimbulkan bencana alam.

Page 22: KTI PUTU AGUS

16

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat Desa Sidondo IV

Sidondo berasal dari nama sejenis pohon yang banyak tumbuh di daerah

Wisolo Sombo Kecamatan Dolo setelah terjadi suatu peristiwa yang terjadi

menimpa masyarakat yang mendiami wilayah tersebut yaitu penyakit yang

disebabkan oleh ulat (dalam bahasa kaili “Tantadu” wabah tersebut menimpa

semua jenis tanaman sampai bahan makanan dan peralatannya.

Karena peristiwa tersebut, maka masyarakat diwilayah itu mengungsi

baru tersebut yang sudah menjadi perkampungan dengan nama Sidondo.

Sidondo juga berarti gotong royong yang diambil dari kata

“Nosidondo” artinya bekerjasama. Sehingga sampai sekarang kata Sidondo

tetap dipertahankan warga masyarakat sebagai nama Desa.

Adapun awal terbentuknya Sidondo sekitar tahun 1990an yang dahulu

termasuk dalam wilayah yang paling luas diwilayah Kecamatan Sigi

Biromaru. Kerajaan Sigi mengangkat Latupa sebagai pemimpin di Sidondo

dengan sebutan “Galara”. Setelah Latupa Mangkat maka dia digantikan oleh

Sorea asal Kalukubula untuk memimpin Sidondo sampai dengan tahun 1917.

Setelah berakhirnya kepemimpinan Sorea, Sidondo dipimpin oleh

Latjali asal kampung Baru Palu dengan sebutan Kepala Kampung. Latjali

adalah pemimpin terlama di Sidondo yang melaksanakan tugas sebagai

Kepala Kampung (±35 tahun).

Sejak Latjali melepas kepemimpinan Kampung Sidondo, sampai

sekarang sudah 13 kali terjadi pergantian Kepala Desa yaitu:

1. Usman Lawira tahun 1953 – 1956

2. Ahmad Lawira tahun 1956 – 1958

3. Yusuf Laubora tahun 1958 – 1962

4. Anton Dibbetz tahun 1962 – 1967

5. Bidu Rumpu Pende tahun 1967 – 1969

Page 23: KTI PUTU AGUS

17

6. Yusuf Laubora tahun 1969 – 1974

7. Anton Dibbetz tahun 1974 – 1978

8. Kasuli tahun 1978 – 1981

9. Andi Idrus Dg. Palisu tahun 1981 – 1983

10. Isdjamin Datu Rante tahun 1983 – 1987

11. Daniel Kindangen tahun 1987 – 1994

12. Isman Yalisingi tahun 1994 – 2003

13. Nasrun Abbas, SH tahun 2003 – 2009 dan tepilih

kembali untuk periode 2009 sampai 2015

Pada masa pemerintahan Nasrun Abbas, SH menjabat sebagai Kepala

Desa Sidondo I. Desa Sidondo I dimekarkan menjadi tiga Desa yaitu Desa

Sidondo I sebagai Desa Induk, Desa Sidondo III dibagian selatan dan Desa

Sidondo IV dibagian Utara. Karena mengingat Desa Sidondo I merupakan

Desa diwilayah kecamatan Sigi Biromaru demham luas sekitar 28,750 Ha.,

maka rentang kendali pemerintahan Desa dan pelayanan yang diberikan tidak

maksimal.

Melalui hasil musyawarah dan persetujuan Badan Permusyawaratan

Desa (BPD), lembaga perencanaan pelaksanan pembangunan desa, para

perangkat desa, tokoh adat dan semua elemen masyarakat yang ada di desa

sidondo I menyepakati untuk memekarkan desa sidondo I menjadi tiga desa

yakni desa sidondo III dan desa sidondo IV.

Pada tanggal 26 desember 2007 bupati donggala bapak Drs. Habir

Ponulele, MM meresmikan desa sidondo III dan desa sidondo IV sekaligus

melantik pejabat kepala desa sidondo III dan sidondo IV yang di angkat dari

pegawai kantor kecamatan sigi biromaru. Desa sidondo III di jabat oleh

saudara Muhammad zain, S. Sos dan Desa Sidondo IV di jabat oleh Saudara

Sahrur, S.Sos. selama masa bakti yang di tentukan yakni tiga bulan.

Tugas utama dari pejabata kepala desa tersebut adalah membentuk

lembaga-lembaga desa, apara pemerintah desa dan badan permusyawaratan

desa serta menfasilitasi pemilihan kepala desa. Setelah terbentuk dan di lantik

Page 24: KTI PUTU AGUS

18

BPD sidondo IV maka di bentuklah panitia pemilihan kepala desa yang

kemudian menyaring dan menetapkan 3 (tiga) orang calon Kepala Desa

Sidondo IV yaitu masing-masing atas nama:

1. Suhardi Semmana, S.Sos

2. Margono

3. Rudin

Pada tanggal 28 april 2008 proses pemungutan dan pemungutan dan

perhitungan suara pada pemilihan kepala desa sidondo IV kecamatan Sigi

Biromaru Kabupaten Donggala dan yang memperoleh suara terbanyak yaitu

Suhardi Semmana, S.Sos. selanjutnya pada tanggal 11 juli 2008 bertempat

di desa sibowi kecamatan Tanah Mbulava Pejabat Bupati Donggala Bapak

Drs. Habir Ponulele,MM memutuskan memberhentikan dengan hormat

Saudara Sahrur,S.Sos dari jabatannya sebagai pejabat sementara Kepala

Desa Sidondo IV dan selanjutnya melantik dan mengesahkan Saudara

Suhardi Semmana,S.Sos sebagai Kepala Desa Sidondo IV yang pertama

untuk periode 2008-2014.

3.2 KONDISI GEOGRAFIS

1. Luas wilayah : 1,106,86 Ha

2. Jumlah Dusun : 2 (dua)

1) Dusun 1

2) Dusun 2

3. Batas wilayah:

a. Utara : Desa Maku

b. Selatan : Desa Sindondo I

c. Barat : DAS / Sidondo II

d. Timur : Desa Maranata / Desa Bora

4. Topografi

a. Luas kemiringan lahan (rata-rata) – 1

b. Ketinggian di atas permukaan laut (rata-rata) – m

Page 25: KTI PUTU AGUS

19

5. Hidrologi

Irigasi berpergian tehnis

6. Klimatologi :

a. Suhu 27 – 30 oC

b. Curah Hujan 2000/3000 mm

c. Kelembaban udara

d. Kecepatan angin

7. Luas lahan pertanian

a. Sawah teririgasi : 180 Ha

b. Tanah kering : 12 Ha

c. Perkebunan : 170,4 Ha

d. Lain-lain : 1 ¾ Ha

8. Luas lahan pemukiman : 30,106 Ha

9. Kawasan rawan bencana

Banjir : - Ha

3.3 KONDISI DEMOGRAFIS

Penduduk merupakan sumber potensi untuk tenaga pembangunan, jadi

berhasil atau tidaknya suatu daerah dalam melaksanakan pembangunan

tergantung pada manusianya. Penduduk sebagai faktor utama yang

menentukan berhasil atau tidaknya suatu pembangunan harus dapat dibina

dan dikembangkan kemampuannya sesuai dengan bidang masing-masingagar

nantinya dapat menjadi tenaga kerja yang benar-benar nyata dan produktif

dalam melaksanakan pembangunan tersebut. Untuk keadaan penduduk di

desa Sidondo IV berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 : Jumlah Penduduk Perjenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1

2

Laki-laki

Perempuan

463

533

46,49

53,51

Jumlah 996 100

Sumber : Profil Desa Sidondo IV, 2014

Page 26: KTI PUTU AGUS

20

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk keseluruhan desa

Sidondo IV adalah sejumlah 996 jiwa yang terbagi 463 jiwa berjenis kelamin

laki-laki dan 533 jiwa berjenis kelamin perempuan, dengan kepala keluarga

berjumlah 252 kepala Keluarga.

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Berdasar Usia

Usia Pria Perempuan

0 – 15 tahun

16 – 55 tahun

Diatas 55 tahun

157

238

68

137

289

107

Jumlah 463 533

Sumber : Profil Desa Sidondo IV, 2014

Tabel 3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah

1

2

3

4

Islam

Kristen

Hindu

Budha

820

149

-

-

Sumber : Profil Desa Sidondo IV, 2014

Jumlah usia produktif lebih banyak dibanding dengan usia anak-anak dan

lansia. Perbandingan usia anak-anak, produktif, dan lansia adalah sebagai

berikut 61% : 21% : 18%. Dari 996 jumlah penduduk yang berada pada

kategori usia produktif laki-laki dan perempuan jumlahnya lebih

mendominasi perempuan dibanding laki-laki.

Page 27: KTI PUTU AGUS

21

3.4 KONDISI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

Tabel 1 : Sosial Budaya

No Uraian Jumlah Keterangan

1 Kependudukan

A. Jumlah Penduduk (Jiwa)

B. Jumlah KK

C. Jumlah laki-laki

a. 0 – 15 tahun

b. 16 – 55 tahun

c. Diatas 55 tahun

D. Jumlah perempuan

a. 0 -15 tahun

b. 16 – 55 tahun

c. Diatas 55 tahun

996

252

157

238

68

137

289

107

2 Kesejahteraan Sosial

A. Jumlah KK Prasejahtera

B. Jumlah KK Sejahtera

C. Jumlah KK Kaya

D. Jumlah KK Sedang

E. Jumlah KK Miskin

115

70

67

3 Tingkat Pendidikan

A. Tidak tama SD

B. SD

C. SLTP

D. SLTA

E. Diplomat/sarjana

314

328

199

131

33

4

Mata Pencaharian

A. Buruh tani

B. Petani

60

333

Page 28: KTI PUTU AGUS

22

C. Peternak

D. Pedagang/kios

E. Tukang kayu

F. Tukang batu

G. Penjahit

H. PNS

I. Pensiunan

J. TNI/POLRI

K. Perangkat desa

L. Pengrajin

M. Industry kecil

N. Buruh industry

O. Lain-lain

1

12

3

1

7

4

7

7

7

575

5 Agama

A. Islam

B. Kristen

C. Protestan

D. Katolik

E. Hindu

F. Budha

820

149

-

-

-

-

Dari table 1 di atas dapat di simpulkan bahwa:

1. Kependudukan

Jumlah usia produktif lebih banyak di banding dengan usia anak-

anak dan lansia. Perbandingan usia anak-anak, produktif, dan lansia

adalah sebagai berikut: 69 %: 21%: 18%. Dari jumlah penduduk yang

berada pada kategori usia produktif laki-laki dan perempuan jumlahnya

lebih mendominasi perempuan di banding laki-laki.

2. Kesejahteraan

Jumlah KK sedang yaitu 29,2% dari total KK, KK pra sejahtera

0%, KK sejahtera sedang mendominasi yaitu 17,9 % KK kaya 0%. Dan

Page 29: KTI PUTU AGUS

23

KK miskin 12,5%. Dengan banyak KK sedang inilah, maka desa sidondo

IV termasuk dalam DESA yang sedikit mendominasi tentang

kemiskinan.

3. Tingkat pendidikn

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan 9

tahun baru terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan

SLTP mendominasi peringkat pertama.

4. Mata pencaharian

Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani dan buruh

tani. Hal ini di sebabkan karena sudah turun temurun sejak dulu bahwa

masyarakat adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan

menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain dan akhirnya tidak

punya pilihan lain selain menjadi buruh tani dan buruh pabrik.

5. Agama

Seluruh warga masyarakat Desa Sidondo IV adalah Islam dan

Kristen.

A. Perekonomian Desa

Tabel 2 : Sumber Penerimaan Desa

No. Sumber Penerimaan

Desa

Tahun

2008 2009 2010

Pajak 4.318.897 6.424.036

Pendpatan tanah Kas - - -

DPDK / ADD 30.000.000 51.593.000 55.998.000

Dari tabel 2 diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerimaan Pajak, mulai tahun 2007 s/d 2010 Belum ada Penetapan

dikarenakan masih menyatu dengan Desa Sidonso I.

2. DPDK adalah Dana pembangunan Desa yang bersumber dari pemerintah,

besaran Dana tiap tahun bias berubah ssuai dengan kebijakan PEMKAB.

3. ADD atau Alokasi Dana Desa adalah Dana APBD Kabupaten besaran

Dana tiap tahun bias berubah sesuai dengan kebijakan PEMKAB.

Page 30: KTI PUTU AGUS

24

BAB IV

METODE PENELITIAN

Secara geografis, daerah Sulawesi Tengah khususnya Desa Sidondo IV

Kec. Sigi-Biromaru, Kab. Sigi, memiliki struktur geologi yang kompleks dan

termasuk salah satu daerah rawan bencana alam.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang yang mengambil lokasi

penelitian di Desa Sidondo IV, metode yang digunakan yaitu wawancara

langsung. Mahasiswa dalam hal ini saya sendiri berdiskusi dan bertanya langsung

kepada masyarakat di Desa Sidondo IV. Dimana metode ini melibatkan

masyarakat. wawancara tersebut memungkinkan masyarakat saling membagi,

menambah dan menganalisis pengetahuan tentang kondisi lingkungannya dalam

rangka membuat perencanaan dan tindakan yang dilakukan untuk perencanaan

tersebut. Adapun teknik wawancara langsung yang di gunakan yaitu:

1. Peninjauan lokasi Penelitian

2. Wawancara atau Tanya jawab dengan masyarakat

3. Pendokumentasian

4. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Page 31: KTI PUTU AGUS

25

BAB VPEMBAHASAN

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai. Endapan didefinisikan sebagai

bentuk air cair dan padat yang jatuh ke permukaan bumi. Hujan adalah bentuk

endapan yang sering dijumpai, dan di Indonesia yang dimaksud endapan adalah

curah hujan. Curah hujan dan suhu merupakan unsur iklim yang sangat penting

bagi kehidupan di bumi. Jumlah curah hujan dicatat dalam inci atau millimeter.

Jumlah curah hujan 1 mm, menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi

permukaan 1 mm, jika air tersebut tidak meresap kedalam tanah atau menguap ke

atmosfer.

Desa Sidondo IV termasuk kedalam golongan dengan daerah yang curah

hujannya sekitar 7 bulan atau bulan panasnya lebih sedikit, sehingga desa ini

termasuk daerah beriklim dingin dengan suhu rata-rata 300C. Curah hujan yang

tinggi di desa Sidondo IV merupakan faktor utama penyebab terjadinya banjir.

Dimana air hujan tersebut sebagian besar tidak meresap ke dalam tanah. Air akan

terkumpul dan menggenangi rumah warga. Hal ini disebabkan karena tidak

terdapatnya saluran air maupun tanggul untuk mengaliri air hujan dan air yang

mengalir dari gunung. Sebagaimana diketahui bencana alam tidak dapat dihindari

namun dampaknya dapat di minimalisir dengan adanya manajemen bencana yang

baik. Manajemen bencana dapat dimulai dengan melakukan upaya pencegahan

dini bencana melalui pola pelestarian lingkungan hidup. Berkenaan dengan hal

Page 32: KTI PUTU AGUS

26

ini, keberadaan kami, sebagai Mahasiswa KKN Profesi Integral di desa Sidondo

IV, dengan salah satu profesi displin keilmuan fisika memberikan informasi dan

pemahaman walaupun tidak secara keseluruhan.

Secara geografis, daerah Sulawesi Tengah khususnya desa Sidondo IV Kec.

Sigi-Biromaru Kab. Sigi, memiliki struktur geologi yang kompleks dan termasuk

salah satu daerah rawan bencana alam. Dimana desa Sidondo IV ini merupakan

daerah dengan luas wilayah terkecil di Kecamatan Sigi-Biromaru. Intensitas curah

hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan meliputi

daerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan

intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang.

Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi,

tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan

dari langit. Melalui Karya Tulis Ilmiah ini kiranya dapat membantu khalayak

tentang bagaimana mengatasi bencana banjir. Hal ini juga merupakan salah satu

program pemerintah yang kedepannya akan diajukan ketingkat Pusat, dimana hal

ini sudah di atur dalam peraturan pemerintah pada masing-masing daerah, yang

menyatakan “maka Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas

dalam mengatur daerahnya sendiri, termasuk kewenangan bagaimana mengelolah

berbagai sumber daya yang di miliki, untuk melestarikan hasil-hasil pembangunan

dan fungsi lingkungan hidup di daerahnya masing-masing, menjaga keselamatan

masyarakatnya dari bencana, dan lain-lain”. Khusus untuk masalah bencana yang

dampaknya bisa berskala lokal, regional bahkan nasional dan internasional, telah

dikeluarkan regulasi yang mengatur penanggulangannya, atau biasa disebut

Page 33: KTI PUTU AGUS

27

sebagai Penanggulangan Bencana. Dengan seiring tumbuh berkembangnya

pembangunan di desa, tentunya akan banyak menyentuh dan merubah

lingkungannya dari yang ada sekarang. Olehnya kesadaran akan lingkungan hidup

dapat dimiliki oleh masyarakat, guna mengontrol adanya perubahan yang buruk

pada lingkungan.

Berdasarkan data lapangan dalam hal ini saya mewawancarai beberapa

orang, mereka menyebutkan bahwa banjir yang terjadi setiap tahunnya rata-rata

tiga kali dalam kurun waktu satu tahun. Jika banjir tersebut terjadi rumah warga

akan tergenang. Rata-rata ketinggian banjir ini sekitar 30 cm. menurut

masyarakat, banjir yang menggenangi rumah mereka disebabkan karena hujan

yang deras, dimana saluran air kurang maksimal. Bencana ini sangat berdampak

pada masyarakat, yaitu merusak harta benda masyarakat. Dampak pasca banjir

akan menimbulkan lingkungan yang tercemar. Parahnya lagi air konsumsi

masyarakat sehari-hari ikut tercemar hal ini dibuktikan dengan keruhnya air yang

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Belum ada tindakan yang signifikan yang

dilakukan pemerintah desa saat ini untuk mengatasi banjir tersebut. Namun dalam

kurun waktu dekat ini akan ada pembuatan tanggul yang akan dikelola oleh pihak

PNPM.

Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintah

saja atau orang perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagai

pihak untuk menghindarkan desa Sidondo IV dari banjir besar. Tindakan-tindakan

yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya banjir, antara lain:

Page 34: KTI PUTU AGUS

28

1. Meresapkan air hujan sebanyak mungkin ke dalam tanah dengan sumur

resapan atau rorak dan menyediakan daerah terbuka hijau.

2. Membangun sungai alur banjir (flood way).

3. Membuat bendungan air ; dan

4. Menjaga kebersihan lingkungan.

Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai

tempat sampah raksasa, Meninggikan bangunan rumah memang dapat

menyelamatkan harta benda kita ketika banjir terjadi, namun kita tidak

mencegah terjadinya banjir lagi. Manusia yang mengakibatkan banjir,

manusia pula yang harus bersama-sama menyelamatkan kota Palu dari banjir

besar bukan hanya karena berarti menyelamatkan harta benda pribadi, namun

juga menyelamatkan lingkungan dari bahaya banjir. Partisipasi seluruh

elemen masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan terkoordinasi

agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya

dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran

masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan

secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat banjir , dan

pemulihan setelah banjir. Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus

kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan, Kegiatan

penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari

banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum

bencana banjir terjadi kembali.

Page 35: KTI PUTU AGUS

29

BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Melalui kegiatan penaggulangan banjir ini, dapat disimpulkan bahwa:

a. Bencana Banjir dapat di minimalisir dengan berbagai cara, antara lain:

1. Meresapkan air hujan sebanyak mungkin ke dalam tanah dengan

sumur resapan atau rorak dan menyediakan daerah terbuka hijau.

2. Membangun sungai alur banjir (flood way)

3. Membuat bendungan air ; dan

4. Menjaga kebersihan lingkungan

b. Bencana alam yang sering terjadi di desa Sidondo IV yaitu bencana

Banjir, ini diakibatkan tingginya curah hujan sehingga desa Sidondo IV

termasuk daerah beriklim dingin dengan suhu rata-rata 300C.

6.2 SARAN

Hendaknya kegiatan yang mengingatkan akan pentingnya Mitigasi

Bencana Alam seperti dapat terus dilakukan secara terjadwal, dan kiranya

dapat mendatangi langsung tempat-tempat yang rawan akan bencana alam,

sehingga tidak hanya memberi pengetahuan bagi masyarakat dalam bentuk

teori, tetapi juga dalam bentuk praktek tentang bagaimana cara

menanggulanginya dan hal-hal apa saja yang dapat kita lakukan jika

sewaktu-waktu Bencana Alam datang melanda wilayah kita. Disamping

itu, diperlukan pentingnya kesadaran masyarakat akan kebersihan

Page 36: KTI PUTU AGUS

30

lingkungan sekitar. Karena mencintai kebersihan adalah bukti bahwa kita

ikut melestarikan lingkungan sekitar.

Page 37: KTI PUTU AGUS

31

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Bentuk-Bentuk Bencana Alam(http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika). Di akses pada September 2013.

Gabriel. 2001. Fisika Lingkungan. Hipokrates. Jakarta.

Munir, Moch. 2003. Geologi Lingkungan. Bayumedia Publishing. Malang.

Tim Penyusun. 2012. Profil Sidondo IV. Desa Sidondo IV.

Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. ITB. Bandung.

Page 38: KTI PUTU AGUS

32

LAMPIRAN

Gambar 1. Saluran air yang tersumbat oleh sampah rumah tangga

Gambar 2. Selokan di depan salah satu rumah warga