kti prostodonsia irma unhas

21
BAGIAN ILMU PROSTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN Kajian Pustaka 23 Oktober 2014 PENGGUNAAN BROADRICK FLAG DALAM PENALATAKSANAAN PROSTODONSIA UNTUK GIGITIRUAN PENUH TUNGGAL Oleh: Nama : Irma Ariany Syam Stambuk : J 111 10 008 Penguji : drg. Elizabeth Mailoa, Sp.Pros Pembimbing Residen : drg. Evelyn Neos Hari/Tanggal Baca : Kamis, 23 Oktober 2014 Tempat : RSGM Halimah Dg. Sikati FKG UNHAS Jurnal Acuan : International Journal of Prosthetic Dentistry 2013 DIBACAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN PROSTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Upload: irma-syam

Post on 18-Aug-2015

70 views

Category:

Education


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kti prostodonsia irma unhas

BAGIAN ILMU PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Kajian Pustaka

23 Oktober 2014

PENGGUNAAN BROADRICK FLAG DALAM

PENALATAKSANAAN PROSTODONSIA UNTUK GIGITIRUAN

PENUH TUNGGAL

Oleh:

Nama : Irma Ariany Syam

Stambuk : J 111 10 008

Penguji : drg. Elizabeth Mailoa, Sp.Pros

Pembimbing Residen : drg. Evelyn Neos

Hari/Tanggal Baca : Kamis, 23 Oktober 2014

Tempat : RSGM Halimah Dg. Sikati FKG UNHAS

Jurnal Acuan : International Journal of Prosthetic Dentistry 2013

DIBACAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: Kti prostodonsia irma unhas

1

PENGGUNAAN BROADRICK FLAG DALAM

PENALATAKSANAAN PROSTODONSIA UNTUK GIGITIRUAN

PENUH TUNGGAL

PENDAHULUAN

Prevalensi dari kondisi dimana satu lengkung edentulus yang berantagonis

dengan gigi asli atau gigi yang telah direstorasi adalah sangat umum. Untuk pasien

seperti itu, tantangan klinisnya adalah penilaian terhadap perbedaan biomekanik pada

jaringan pendukung untuk kedua lengkung rahang, dan menerapkan penatalaksanaan

yang tepat dalam prosedur untuk menghasilkan & mempertahankan kondisi yang

diperlukan demi keberhasilan perawatan jangka panjang. Setelah mempertimbangkan

diagnosis, dokter gigi harus mengevaluasi masalah individu sehingga kondisi serupa

yang tampak tidak selalu diberikan perlakuan yang sama.1 kondisi tersebut harus

dilakukan perawatan dengan membuat gigitiruan penuh tunggal.

Gigitiruan penuh (GTP) tunggal adalah sebuah gigitiruan yang menggantikan

gigi asli yang hilang yang beroklusi dengan beberapa atau semua gigi-geligi asli,

gigitiruan cekat atau gigitiruan sebagian lepasan yang telah dibuat sebelumnya pada

lengkung rahang antagonis.1 GTP tunggal dapat berupa GTP pada rahang atas

berantagonis gigi asli rahang bawah, GTP pada rahang atas berantagonis gigitiruan

sebagian rahang bawah, GTP pada rahang bawah berantagonis gigi asli rahang atas,

GTP pada rahang bawah berantagonis gigitiruan sebagian rahang atas.2

Salah satu masalah yang paling penting dalam membuat GTP tunggal adalah

tidak teraturnya bidang oklusal dan untuk mencapai oklusi yang harmonis, maka dalam

Page 3: Kti prostodonsia irma unhas

2

pembuatannya perlu menggunakan suatu alat untuk menganalisa bidang oklusal secara

tepat.1 Salah satu alat yang dapat digunakan adalah Broadrick Occlusal Plane Analyser.

Broadrick Occlusal Plane Analyser (BOPA) atau lebih sering disebut Broadrick

Flag merupakan suatu alat bantu yang telah digunakan untuk membentuk morfologi

gigi yang sepadan dengan kurva spee. Disebut flag instrument yaitu dapat disesuaikan

dengan hampir semua jenis artikulator yang akan menerima sebuah facebow mounting

untuk model rahang atas.1,3

Penggunaan Broadrick flag lebih mudah dan merupakan alat yang bebas

digunakan. Broadrick flag digunakan untuk menentukan dan mencapai sebuah bidang

oklusal yang memenuhi kedua fungsi, baik syarat oklusi maupun estetik.4

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan sebuah kasus gigitiruan penuh

tunggal dimana bidang oklusal disesuaikan dengan penggunaan broadrick flag yang

memungkinkan dalam memandu pengurangan intraoral & menghilangkan pengasahan

gigi yang berlebihan.

TINJAUAN PUSTAKA

Broadrick Occlusal Plane Analyzer (BOPA)

Pada tahun 1963, Dr. Lawson Broadrick mengembangkan sebuah alat untuk

menyediakan sebuah penuntun untuk posisi yang paling sesuai dan orientasi dari bidang

oklusal. Tujuannya adalah untuk membentuk kembali kurva spee yang selaras dengan

anterior guidance dan condylar guidance. Alat ini dipasarkan dengan nama Broadrick

Occusal Plane Analyzer, lebih sering disebut sebagai Broadrick Flag. 3,5

Page 4: Kti prostodonsia irma unhas

3

BOPA merupakan alat yang mahal dan diadaptasikan hanya beberapa artikulator

seperti Denar Anamark Fossae (Teledyne Waterpik, Ft Collins, Colo.) dan semua model

dari artikulator Hanau (Teledyne Waterpik). Tidak banyak artikulator yang mendukung

flag dan juga untuk pabrik dari artikulator semi-adjustable yang tidak menyediakannya

bersama flag, Broadrick flag dapat digunakan. Flag dapat dikonstruksikan dengan

menggunakan clear resin akrilik dengan beberapa modifikasi terhadap artikulator semi-

adjustable. 3,4

Broadrick Flag mengikuti bentuk konstruksi dari kurva spee yang selaras

dengan anterior condylar guidance mengikuti disklusi seluruh gigi posterior pada

protrusi rahang bawah. Ini akan menghasilkan estetik yang baik dan penggunaannya

dianggap fungsional dan posisi lebih tepat dari insisivus rahang bawah. Sebuah alat

yang disebut Broadrick flag telah digunakan untuk membantu dalam membentuk

morfologi gigi yang selaras dengan kurva spee.5,6,7

Kurva spee merupakan kurva antara anteroposterior dari permukaan oklusal

rahang bawah, dimuai dari ujung cusp kaninus mandibula – ujung cusp bukal Premolar

1 dan 2 – cusp tip bukal Molar 1, 2, 3 – menyambung sampai ke tepi anterior ramus

mandibula. Fungsi utama dari kurva spee dipercaya memiliki fungsi biomekanikal

selama pengunyahan. Kurva ini penting untuk pergerakan yang efisien dari cusp-cusp

gigi geligi untuk beroklusi sewaktu proses mastikasi sehingga gaya dan fungsi

biomekanikal penguyahan menjadi efisien. Pergerakan fungsional mandibula yang lain

seperti gerak protrusif dan lateral juga sangat dipengaruhi kurva ini. Kurva spee

dapat dijadikan sebagai referensi dalam merekonstruksi oklusal pada kehilangan gigi

posterior sebagian atau seluruhnya. Tujuan utama yang paling penting adalah untuk

Page 5: Kti prostodonsia irma unhas

4

mendapatkan stabilitas gigi tiruan. Perubahan kurva spee secara patologis dapat

menyebabkan berbagai hal. Perubahan ini terjadi pada beberapa situasi seperti adanya

gigi geligi yang rotasi, tipping maupun ekstrusi.8

Broadrick Flag penggunaannya lebih mudah dan merupakan instrument yang

bebas digunakan. BOPA digunakan untuk menentukan dan untuk mencapai sebuah

bidang oklusal yang memenuhi kedua fungsi, baik syarat oklusi maupun estetik pada

kasus yang memerlukan rehabilitasi mulut secara keseluruhan.4

Broadrick Occlusal Plane Analyzer terdiri dari: 4

1. Kartu indeks

2. Jangka (bow compass)

3. Pisau

4. Kartu rekam plastik

Gambar 1

Pemasangan BOPA pada artikulator:4,9

1. Kartu indeks ditempatkan pada bagian atas dengan ujung terbuka disekitar pin

insisal dan slot berada disekitar plat sekrup mounting.

Page 6: Kti prostodonsia irma unhas

5

Gambar 2

2. Sekrup dikencangkan untuk menahan kartu indeks pada posisinya

3. Jika terdapat indicator orbitale yang terpasang pada articulator, maka harus

dilepas ketika memasang kartu indeks.

4. Tekan kartu rekam plastik diatas di sisi kanan dari kartu indeks. Kartu

diselesaikan pada kedua sisi, sehingga siap ditandai dengan tinta atau pensil.

5. Divergensi relatif kecil antara busur 3-3/4", 4" dan 5" radius di atas permukaan

oklusal fungsional pada gigi posterior rahang bawah. Radius bola dalam Kurva

Spee disarankan berada di 3,75 pada relasi Kelas II skeletal, dimana radius 5 inci

lebih tepat dalam relasi Kelas III skeletal. Radius 4 inci dianggap normal dan

paling sering digunakan dalam sebagian besar kasus terutama pada relasi Kelas

I. (Gambar 3).

Gambar 3

Page 7: Kti prostodonsia irma unhas

6

6. Kemudian pin bentuk lancip ditarik dari belahan puncak piring model dan model

pada rahang atas dihilangkan. Sepotong timbal dimasukkan ke kompas dan

disesuaikan dengan radius yang dipilih.

7. Titik pusat kompas disesuaikan dengan titik survei anterior (ASP), yang

biasanya pada disto-insisal dari gigi kaninus. Jika tercatat bahwa cusp gigi

kaninus tersebut sudah atrisi atau aus, titik survei anterior kemungkinan berada

di tepi insisal. Jika titik yang dipilih sebagai titik paling diinginkan bahwa "arah"

garis dan bidang oklusi secara posterior, hal ini ditandai diatas gigi kaninus dan

tidak berubah. (Gambar 4)

Gambar 4

8. Sebagai pusat kompas diposisikan pada ASP, busur panjang 3 inci diterapkan

pada kartu rekam plastik. Pusat survei bidang oklusal (OPSC) akhirnya akan

berada di beberapa titik pada busur.

9. Titik survei posterior (PSP) dipilih pada titik puncak distobuccal molar terakhir

rahang bawah. (Gambar 5)

Page 8: Kti prostodonsia irma unhas

7

Gambar 5

10. Dalam kasus seperti tidak memiliki molar bawah, model rahang atas diganti dan

modeling compund yang lembut ditempatkan di atas ridge, penutupan artikulator

sampai pin kontak insisal, incisal guide dalam relasi sentris. Compound ini

dingin dan kelebihannya dapat diukir dan dihilangkan, meninggalkan hanya

senyawa yang berkontak ke dalam fossae rahang atas, simulasi cusp bukal

rahang bawah.

11. Model rahang atas dihilangkan dan titik survei posterior (PSP) dipilih diatas

modeling compund

12. Titik pusat kompas diposisikan pada PSP dan busur diterapkan untuk menyilang

busur dari ASP

13. Alternatif ke molar PSP, adalah posisi pada elemen condylar dari artikulator, di

persimpangan anterior dengan poros condylar

14. Titik pusat kompas diposisikan pada titik survei condylar posterior (CPSP) dan

busur untuk menyilang pada busur lainnya yang terbentuk dari ASP

15. Titik jarum kemudian menyapu permukaan oklusal gigi posterior bawah untuk

melihat bagaimana busur sesuai dengan bidang oklusal yang ada. Ini pusat

Page 9: Kti prostodonsia irma unhas

8

survei bidang oklusal (OPSC) digeser pada busur panjang pada kartu rekam

plastik, garis ASP, sampai bidang oklusi dan garis ditemukan

16. Jika ada kebutuhan untuk meningkatkan garis dan bidang oklusi pada ujung

distal, titik pusat dipindahkan anterior ke persimpangan busur. Untuk

menurunkan garis dan bidang oklusi, titik tersebut akan dipindahkan ke

persimpangan posterior

17. Setelah melakukan pengulangan percobaan, pusat survei yang ideal membentuk

garis yang paling dapat diterima dan bidang oklusi akan ditempatkan. (Gambar

6)

18. Pisau potong berguna untuk penempatan ke dalam kompas untuk memotong

plaster, compound atau wax selama koreksi bidang oklusal

Gambar 6

ASP diberi tanda menggunakan penanda karbon pada pertengahan slope insisal pada

gigi kaninus. PSP diberi tanda pada ujung cusp distobukal. Titik pusat pada kompas

diposisikan pada anterior survey point dan lengkung rahang digambarkan pada plastik

index, kemudian titik pusat kompas diposisikan pada PSP dan lengkung rahang

digambarkan secara menyilang pada lengkung sebelumnya. Titik pusat persilangan

disebut sebagai occlusal plane survey center (OPSC). Satu sisi dari kompas ditempatkan

Page 10: Kti prostodonsia irma unhas

9

pada OPSC dan sisi lain dari kompas titik grafik ditempatkan melewati permukaan

oklusal dari gigi posterior rahang bawah untuk melihat bagaimana kesesuaian dari

bidang oklusal yang ada.7

Gigitiruan Penuh Tunggal

Gigitiruan penuh (GTP) tunggal adalah GTP yang beroklusi dengan beberapa

atau semua gigi-geligi asli, gigitiruan cekat atau gigitiruan sebagian lepasan yang telah

dibuat sebelumnya.10

Indikasi:2

a. Pada pasien dengan perbedaan ukuran rahang yang membutuhkan GTP,lebih

baik untuk mempertahankan gigi pada rahang bawah yang retrognati

b. Pada pasien dengan cleft palate yang tidak bisa dioperasi atau palatum yang

berlubang lebih baik untuk mempertahankan gigi pada rahang atas. Hal ini

karena GTP konvensional rahang atas akan gagal pada kasus ini karena tidak

adanya peripheral seal

Kerugian dari gigitiruan penuh tunggal:

- Gigi yang malposisi, tipping atau supraerupsi pada rahang bawah akan

mempengaruhi keseimbangan oklusi. Ketidakseimbangan dapat menyebabkan rasa

sakit, perubahan mukosa dan resorpsi ridge pada rahang atas dan gigitiruan rahang

atas cenderung bergeser

- Jika gigi anterior rahang bawah hadir pada posisi yang pas, itu sulit untuk

mendapatkan susunan gigi yang estetik

Page 11: Kti prostodonsia irma unhas

10

- Penggunaan gigi artificial dari akrilik berantagonis gigi asli akan menghasilkan

abrasi terhadap akrilik sedangkan penggunaan porselin berantagonis gigi asli akan

menyebabkan abrasi pada gigi asli.

Jenis gigitiruan penuh tunggal

GTP tunggal dapat berupa GTP pada rahang atas berantagonis gigi asli rahang

bawah, GTP pada rahang atas berantagonis gigitiruan sebagian rahang bawah, GTP

pada rahang bawah berantagonis gigi asli rahang atas, GTP pada rahang bawah

berantagonis gigitiruan sebagian rahang atas.

a. GTP pada rahang atas berantagonis gigi asli penuh rahang bawah

Terdapat perbedaan oklusal yang sangat besar dan membutuhkan

occlusal adjustment dan koreksi ortodonti. ada beberapa poin penting yang harus

dipertimbangkan sebelum membuat gigitiruan yaitu:

- Morfologi gigi asli akan menentukan pemilihan gigi artifisial; ukuran dan

warna gigi artifisial harus cocok dengan gigi asli.

- Jika gigi rahang bawah mengalami atrisi, lebih dipilih menggunakan cuspless

teeth

- Jika gigi rahang bawah tidak atrisi, lebih dipilih gigi antagonis

b. GTP pada rahang atas berantagonis gigitiruan sebagian

Gigitiruan ini secara klinis sangat signifikan karena komplikasinya.

Pemilihan gigi sangat penting pada pembuatan gigitiruan. Gigi artifisial ini

sebaiknya dipilih berdasarkan faktor:

Page 12: Kti prostodonsia irma unhas

11

- Jika gigitiruan sebagian adalah gigi porselen, maka gigi porselen yang

dipilih

- Jika gigi asli memiliki crown gold atau metal, maka gigi akrilik yang dipilih

- Gigi akrilik dipilih pada gigitiruan dengan antagonis gigi asli atau gigitiruan

dengan artificial akrilik

c. GTP pada rahang bawah

GTP pada rahang bawah dapat berantagonis dengan gigi penuh rahang atas

atau dengan gigitiruan sebagian rahang atas. Pada setiap kasus, akan terjadi

resorpsi ridge yang parah pada rahang bawah yang edentulus. Hal ini

dikarenakan dua alasan:

- Pergerakan konstan dari lidah ditambah dengan tekanan pada residual ridge

meningkatkan jumlah resorpsi.

- Jumlah mukosa yang melekat kaku pada gigitiruan, bearing area lebih sedikit

pada rahang bawah daripada di rahang atas

Gigitiruan konvensional biasanya dihindari berantagonis dengan gigi asli rahang

atas. Kondisi ini dapat dirawat paling baik dengan implant endosseous setelah evaluasi

menyeluruh dari pasien. Beberapa kasus dapat dirawat bersama dengan linier elastic

untuk mengurangi tekanan pada ridge. Beberapa ahli percaya bahwa rahang bawah

dengan GTP mempunyai prognosis yang buruk.2

Ketika gigitiruan penuh tunggal dengan gigi-geligi antagonis gigi asli, hal

tersebut selalu membutuhkan beberapa derajat kontur untuk menyediakan oklusi yang

harmonis. Alasan utama untuk beberapa perubahan yang terjadi yakni: (1) inklinasi

Page 13: Kti prostodonsia irma unhas

12

yang kurang baik dari bidang oklusal (2) malposisi gigi yang diasumsikan bahwa

posisinya akan menghasilkan inklinasi cusp yang terlalu curam, dan (3) juga ukuran

buccolingual yang lebih lebar dari gigi asli.

LAPORAN KASUS

Seorang pasien pria berusia 62 tahun dengan edentulus rahang atas & kehilangan

gigi anterior rahang bawah, dilaporkan ke Departemen Prostodonsia, Government

Dental College untuk menggantikan giginya dengan tujuan perbaikan fungsi

pengunyahan. Semua gigi yang tersisa berada dalam kondisi baik.

Kasus ini didiagnosis untuk pembuatan gigitiruan penuh tunggal rahang atas

serta penggantian kehilangan gigi rahang bawah dengan gigitiruan lepasan.

1) Cetakan pendahuluan dibuat pada kedua rahang dan model studi disiapkan

2) Cetakan akhir lengkung rahang atas dan rahang bawah dibuat dan relasi orientasi

dengan bantuan Facebow (model Hanau Spring bow) # 182-8, teknologi Water-

Pick & dan ditransfer ke Artikulator Hanau (model #190-291101, Teledyne

Waterpick)

3) Setelah model rahang atas disusun, model rahang atas harus disimpan untuk

digunakan nanti. Flag diamankan ke sisi rahang atas dari artikulator dan

lembaran plastik dibentakkan ke satu sisi. Jangka diatur menjadi radius 4 inchi.

4) Anterior survey point (ASP) dipilih dari ujung cusp ke sudut garis distoincisal

dari kaninus rahang bawah. ASP diambil sebagai sudut garis insisal. Sebuah

lengkungan digambarkan pada flag. (gambar 7 dan 8)

Page 14: Kti prostodonsia irma unhas

13

Gambar 7 Gambar 8

5) Posterior survey point (PSP) dipilih pada cusp distobuccal dari distal molar

(Gambar 9)

6) Jika posisi dari gigi ini dipertimbangkan tidak dapat diterima, batas dari elemen

kondilar (gambar 10) pada artikulator dapat dipilih

Gambar 9 Gambar 10

7) PSP diambil pada ujung cusp distobuccal dari molar ketiga (gambar 11)

8) Sebuah lengkung digambar pada grafik dengan ASP dan PSP serta Point of

intersection yang menentukan pusat survei bidang oklusal. Hal ini dapat diubah

1 cm lebih maju atau mundur dalam urutan untuk menetapkan bidang yang dapat

diterima. (gambar 6)

Page 15: Kti prostodonsia irma unhas

14

Gambar 11 Gambar 12

9) Sebuah garis digambarkan dari pusat center bidang oklusal diatas model rahang

bawah. Garis yang sama digambar pada sisi lain dari model. (gambar 13)

10) Fabrikasi dari Poly-Vinyl Siloxane template diselesaikan dengan menyesuaikan

pada model rahang bawah. Setelah putty dikumpulkan kemudian dihias dengan

pisau yang tajam diatas bidang yang telah ditandai

11) Pindahkan template dari model dan tempatkan pada mulut pasien. Setelah

penempatan template, bagian dari gigi yang menonjol keluar selesai dikurangi

dengan menggunakan ujung diamond berbentuk tapered dalam high speed hand

pieces (Gambar 14)

Gambar 14

Page 16: Kti prostodonsia irma unhas

15

12) Relasi sentrik disesuaikan dan gigi telah selesai disusun. Gigitiruan dicobakan

pada mulut pasien. Gigitiruan diproses dan diinsersikan ke mulut pasien.

DISKUSI

Pasien yang memakai gigitiruan penuh tunggal biasanya usainya lebih muda

dibandingkan dengan yang memakai gigitiruan penuh dan dapat ditoleransi serta lebih

siap dalam menyesuaikan gigitiruannya. Bentuk ridge biasanya baik dan jaringan

umumnya sesuai dengan yang diinginkan.

Gigitiruan penuh tunggal diperlukan ketika gigi antagonisnya dalam keadaan

berikut:

Jumlah gigi asli cukup yang tidak mengharuskan pemasangan gigitiruan cekat

maupun sebagian lepasan.

Lengkung edentulus sebagian dimana kehilangan gigi yang telah atau akan

digantikan oleh gigitiruan sebagian cekat.

Lengkung edentulus sebagian dimana kehilangan gigi yang telah atau akan

digantikan oleh gigitiruan sebagian lepasan.

Gigitiruan lengkap yang telah ada atau gigitiruan yang didukung oleh implant.

Masalah yang dihubungkan dengan pembuatan dari gigitiruan penuh tunggal adalah

banyak dan kompleks, diantaranya:

Page 17: Kti prostodonsia irma unhas

16

Ridge edentulus akan memiliki tekanan dan tegangan yang berlebihan

dibandingkan dengan edentulus totalis.

Untuk membuat keseimbangan gigitiruan secara bilateral

Estetik

Pemilihan gigi

Kebiasaan mastikasi

Relasi crossbite

Rahang bawah yang prognati

Bentuk oklusal: pada gigitiruan penuh tunggal, bentuk oklusal pada gigi asli

berfungsi sebagai petunjuk. Pada kebanyakan kondisi ini akan menjadi suatu

anatomi gigi (cusp) tetapi jika gigi asli sudah abrasi dan tidak direstorasi terlebih

dahulu untuk perawatan bentuk monoplane dapat menjadi pilihan.

Kemiringan gigi: berkaitan dengan mesial drifting pada gigi asli yang tersisa

dengan tanpa antagonis yang dapat menciptakan kemiringan merupakan sebuah

masalah. Hal ini dapat dibentuk oleh grinding yang selektif jika terjadi

kemiringan yang ringan.

Ketika kemiringan lebih terjadi sedang sejumlah pengurangan diperlukan untuk

memperbaikinya dengan cast gold crown, onlay atau fixed bridge.

Jika daerah edentulus yang besar berdekatan dengan gigi yang mesial drifting,

kemudian gigitiruan sebagian lepasan dapat didesain dengan mesial rest untuk

direstorasi mesial half pada gigi molar dan cusp distal rahang bawah.

Reposisi ortodontik dapat dipertimbangkan.

Page 18: Kti prostodonsia irma unhas

17

Jika gigi molar sangat miring dan supraerupsi dan modifikasi tidak mungkin

dilakukan maka dilakukan ekstraksi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemilihan gigi artificial untuk gigi tiruan

penuh rahang atas berantagonis gigi tiruan lepasan rahang bawah yakni:2

- Jika gigitiruan sebagian adalah gigi porselen, maka gigi porselen yang dipilih

- Jika gigi alami memiliki crown gold atau metal, maka gigi akrilik yang dipilih

- Gigi akrilik dipilih pada gigitiruan dengan antagonis gigi asli atau gigitiruan dengan

artificial akrilik

Akibat kesalahan pemilihan gigi artifisial dapat menyebabkan:2

a. Pengikisan pada gigi asli

Penggunaan gigi artifisial porselen dapat menyebabkan abrasi pada gigi asli.

b. Fraktur gigi tiruan

Fraktur pada gigi tiruan pada umumnya terjadi pada gigi tiruan penuh tunggal,

dapat disebabkan oleh tekanan yang berlebihan dari gigi asli.

Masalah dapat diselesaikan oleh:

Pengurangan ketinggian inklinasi cusp dengan membulatkan ujung cusp

Tekanan oklusal secara langsung seperti stabilitas gigitiruan tidak menghambat

ketika terjadi pergerakan mastikasi

Pemilihan gigi artifisial yang tepat

Page 19: Kti prostodonsia irma unhas

18

Broadrick flag telah digunakan untuk membantu dalam membentuk morfologi gigi

yang sepadan/ selaras dengan kurva spee sehingga akan menciptakan oklusi yang baik

pada pasien. 5

KESIMPULAN

Pasien yang menuntut gigitiruan penuh tunggal berantagonis gigi asli atau gigi

yang telah direstorasi menantang para klinisi bahkan lebih sulit dari pasien yang

edentulus totalis.

Penggunaan Broadrick Flag dapat memenuhi kedua fungsi baik syarat oklusi

maupun estetik serta penggunaan Poly-Vinyl Siloxane template yang digunakan sebagai

prostetik template dan membantu dalam:

- Menetapkan bidang oklusal

- Pengurangan yang tepat pada gigi asli

- Memberikan penuntun untuk pengurangan anterior

- Menghilangkan grinding yang berlebihan

Page 20: Kti prostodonsia irma unhas

19

DAFTAR PUSTAKA

1. Wankhade S, Lokade J, Rajguru V. Use of broadrick flag in prosthodontic

management for single complete denture: a case report. Int J Prosthet Dent.

2013;4(2);65-9.

2. Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers

Medical Publishers; 2007. P. 250-5.

3. Shah M. Custom made occlusal plane analyzer: Fabrication and technique. Int J

Adv Dent Sci Technoto. 2013;1(1). P 17-24.

4. Chokalingam S, Rao G. Broadrick occlusal plane analyzer. IOSR–JDMS, Feb

2014;13(1):54-8.

5. Chaturvedi S, Verma AK, Ali M, Shah M. Full mouth rehabilitation using a

custom-made braodrick flag: a case report. IJCRI. 2012;3(5): 41-4.

6. Manvi S, Shaveta M, Rajeswari CLL, Srivatsa G, Arora S. Occlusal plane

determination using custom made broadrick occlusal plane analyser: a case

control study. ISRN Dentistry. 2012; 4 pages.

7. Jagadeesh KN, Kashinatha HM, Bembalgi MS, Kumar PCR, Yariagadda KB,

Ateeq PM. Realibility of broadrick flag in determination of curve spee in Indian

population. J Temp Dent Pract, September-Oktober 2012;13(5):627-31.

8. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Korelasi usia [internet] [24

Oktober 2014]. Available from: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125321-R17-

PRO-197%20Korelasi%20usia-Literatur.pdf.

Page 21: Kti prostodonsia irma unhas

20

9. Whip Mix. Broadrick occlusal plane analyzer. [Internet]. USA: Whip Mix

Corporation.; 2012 [cited 26 September 2014]. Available from: URL:

http://whipmix.com/wp-content/uploads/via-product-

catalog/product_docs/BroadrickOPA_0412.pdf.

10. Prasad A, Prasad K, Hegde C. Management of completely edentulus maxillary

arch opposing natural dentition – a case report. NUJHS. 2012;2(3):39-41.