kti lengkap

60
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini sering dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan postur di sebagian kasus,tetapi faktor etiologi untuk NPB belum dapat ditentukan. Faktor demografi (usia, jenis kelamin, pendudukan dll), angkat berat yang berulang, gaya hidup menetap, kelemahan otot dinding abdomen, obesitas, merokok, peningkatan lordosis lumbal, skoliosis, gangguan kardiovaskular, tingkat sosial ekonomi rendah adalah beberapa faktor risiko NPB (Tucer et al,2009). Diperkirakan bahwa 15% sampai 20% dari orang dewasa mungkin memiliki serangan nyeri punggung bawah dalam satu tahun, dan 50% sampai 80% mengalami setidaknya satu episode nyeri punggung bawah selama masa hidup mereka. Nyeri punggung bawah mempengaruhi segala usia, dari remaja sampai orang tua, dan merupakan penyebab utama kecacatan pada penduduk yang bekerja. Pada umumnya, nyeri punggung bawah menyerang remaja yang mempunyai kehidupan sosial yang aktif (20- 24 tahun), dan mencapai puncaknya pada mereka yang berusia lebih dari 40. Pengenalan awal penyebab nyeri

Upload: fatinfatharani

Post on 11-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: kti lengkap

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan

muskuloskeletal yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini sering

dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan postur di sebagian kasus,tetapi faktor etiologi

untuk NPB belum dapat ditentukan. Faktor demografi (usia, jenis kelamin,

pendudukan dll), angkat berat yang berulang, gaya hidup menetap, kelemahan

otot dinding abdomen, obesitas, merokok, peningkatan lordosis lumbal, skoliosis,

gangguan kardiovaskular, tingkat sosial ekonomi rendah adalah beberapa faktor

risiko NPB (Tucer et al,2009).

Diperkirakan bahwa 15% sampai 20% dari orang dewasa mungkin

memiliki serangan nyeri punggung bawah dalam satu tahun, dan 50% sampai 80%

mengalami setidaknya satu episode nyeri punggung bawah selama masa hidup

mereka. Nyeri punggung bawah mempengaruhi segala usia, dari remaja sampai

orang tua, dan merupakan penyebab utama kecacatan pada penduduk yang

bekerja. Pada umumnya, nyeri punggung bawah menyerang remaja yang

mempunyai kehidupan sosial yang aktif (20-24 tahun), dan mencapai puncaknya

pada mereka yang berusia lebih dari 40. Pengenalan awal penyebab nyeri

punggung bawah penting untuk pencegahan masalah lebih lanjut. (Secer et al,

2010)

Di Amerika, 4,1 juta orang memiliki gejala gangguan diskus

intervertebralis antara tahun 1985 dan 1988, dengan prevalensi tahunan sekitar 2%

pada pria dan 1,5% pada wanita. Sebuah studi dari 295 pekerja beton Finlandia

berusia 15-64 tahun mengungkapkan bahwa 42% laki-laki, dan sebanyak 60%

dari pria berusia 45 tahun atau lebih, melaporkan mengalami nyeri pinggang.

Ketika diwawancarai sekitar 5 tahun kemudian, prevalensi seumur hidup telah

meningkat dari 42% menjadi 59% (Wheeler,2013)

Page 2: kti lengkap

2

Penelitian yang dilakukan oleh Benita naude (2008) mengenai nyeri

punggung bawah pada pekerja rumah sakit Tshwane di Afrika Selatan

menyatakan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah di pekerja rumah sakit

adalah 47%. Faktor yang berpengaruh antara lain adalah jenis kelamin wanita dan

keikutsertaan pekerja dalam aktivitas fisik. Tidak ada pengaruh dari penyakit

penyerta dalam resiko nyeri punggung bawah.

Sebanyak 31,25% perawat RSUD Purbalingga melakukan sikap dan posisi

kerja yang beresiko cedera muskuloskeletal. Perawat yang mengalami nyeri

punggung bawah sebanyak 18,75 %. Terdapat hubungan antara usia dan masa

kerja dengan nyeri punggung bawah (Fathoni et al, 2012)

Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian untuk memberikan

masukan pada pihak yg terlibat dalam menangani masalah nyeri punggung bawah

pada perawat agar dapat dilakukan penanganan yang sesuai dan tepat agar

gangguan ini dapat ditangani secara tuntas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian

adalah: Apakah yang menjadi faktor risiko nyeri punggung bawah pada perawat

di RSUD dr.Pirngadi Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor risiko penyebab nyeri punggung bawah pada perawat di

RSUD dr.Pirngadi Medan.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mengetahui prevalensi kejadian nyeri punggung bawah berdasarkan

kebiasaan, beban, dan jenis pekerjaan pada perawat di RSUD dr.Pirngadi

medan

Page 3: kti lengkap

3

2. Mengetahui karakteristik berdasarkan umur, jenis kelamin, jumlah jam

bekerja, dan beban kerja dalam sehari pada perawat di RSUD dr.Pirngadi

Medan

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Diharapkan dapat memberi masukan pada Rumah Sakit tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian nyeri punggung bawah pada

perawat sehingga informasi ini dapat digunakan untuk menyusun langkah-

langkah strategi dalam mencegah terjadinya nyeri punggung bawah yang

diakibatkan oleh lama bekerja dan tingkat beban pekerjaan melalui

pengembangan kurikulum yang memperhatikan dampak pada kesehatan.

2. Diharapkan hasil penelitian dapat meningkatkan informasi pada

masyarakat dan khususnya pada perawat tentang faktor-faktor yang paling

berhubungan dengan terjadinya nyeri punggung bawah sehingga dapat

diminimalkan dengan metode yang efektif dan efisien.

3. Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang sangat

berharga bagi peneliti, serta dapat mengasah daya analisa dan

mengembangkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya oleh peneliti

lain.

Page 4: kti lengkap

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Punggung Bawah

Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar

terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus

intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamnetum longitudinale

anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina,

kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat

otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebra

antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (Haldeman et al, 2002).

Menurut Haldeman et al (2002), Diskus intervertebralis baik anulus

fibrosus maupun nukleus pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka nyeri,dan

yang merupakan bagian peka nyeri adalah:

Lig. Longitudinale anterior

Lig. Longitudinale posterior

Corpus vertebra dan periosteumnya

Articulatio zygoapophyseal

Lig. Supraspinosum.

Fasia dan otot

Page 5: kti lengkap

5

GambaIr 2.1 Ruas Ruas Tulang Belakang

Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus

intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan

otot (aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini

stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan

reflek otot-otot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring

(Haldeman et al, 2002)

Gambar 2.2 Anatomi Tulang Belakang

Sumber: macrobiostudent.blogspot.com

Page 6: kti lengkap

6

2.2 Nyeri Punggung Bawah

2.2.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah

Nyeri punggung bawah adalah nyeri pada daerah punggung bawah yang

berkaitan dengan masalah vertebra lumbar, diskus intervertebralis, ligamentum di

antara tulang belakang dengan diskus, medula spinalis, dan saraf otot punggung

bawah, organ internal pada pelvis dan abdomen atau kulit yang menutupi area

lumbar (Medicine dictionary,2012)

Sedangkan menurut Kravitz (2009) nyeri punggung bawah mengacu pada

nyeri di daerah lumbosakral tulang belakang meliputi jarak dari vertebra lumbar

pertama ke tulang vertebra sacral pertama. Ini adalah area tulang belakang dimana

bentuk kurva lordotic. Yang paling sering menyebabkan nyeri pinggang adalah di

segmen lumbal 4 dan 5.

Gambar 2.3 Nyeri Punggung Bawah

Sumber : Advance Spine Care, 2010

2.2.2 Faktor Risiko

Page 7: kti lengkap

7

a. Umur

Nyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan umur.

Secara teori, nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa

saja, pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada

kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor

etiologik tertentu yag lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua.Biasanya

nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden

tertinggi dijumpai pada dekade kelima.Bahkan keluhan nyeri pinggang ini

semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun.

b . Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan

nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin

seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada

wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus

menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan

tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan

terjadinya nyeri pinggang.

c. Indeks Masa Tubuh (IMT)

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya

nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan

meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang. Tinggi

badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban anterior

maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh.

d.Pekerjaan

Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban

berat, sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab

serta penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli

Page 8: kti lengkap

8

pasar yang biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban

berat lebih dari 25 kg sehari akan memperbesar risiko timbulnya keluhan nyeri

pinggang.3

e.Aktivitas / Olahraga

Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering

tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan.

Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi

yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran

yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau

seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu

menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau

menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak

menopang spinal. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat

tidur yang bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri

langsung membungkuk mengambil beban merupakan posisi yang salah,

seharusnya beban tersebut diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.Selain sikap

tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan, beberapa aktivitas berat

seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari,

melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam

sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari, berjalan

lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan risiko timbulnya nyeri

pinggang.(Adelia,Rizma.,2007)

f.Posisi Tubuh

Posisi lumbar yang berisiko menyebabkan terjadinya nyeri punggung

bawah ialah fleksi ke depan, rotasi, dan mengangkat beban yang berat dengan

tangan yang terbentang. Beban aksial pada jangka pendek ditahan oleh serat

kolagen annular di diskus. Beban aksial yang lebih lama akan memberi tekanan

pada fibrosis annular dan meningkatkan tekanan pada lempeng ujung. Jika

annulus dan lempeng ujung utuh, maka beban dapat ditahan. Akan tetapi , daya

Page 9: kti lengkap

9

kompresi dari otot dan beban muatan dapat meingkatkan tekanan intradiskus yang

melebihi kekuatan annulus, sehingga menyebabkan robeknya annulus dan

gangguan diskus (Hillus et all, 2010)

2.2.3 Etiologi

Etiologi low back pain menurut Adelia Rizma (2007) dapat berupa :

1. Proses degeneratif, seperi spondilosis, HNP, stenosis spinalis, dan

osteoartritis. Perubahan pada vertebrata lumbosakral dapat terjadi pada

arkus dan prosesus artikularis serta ligamen yang menguhubungkan antar

ruas tulang belakang. Perubahan degeneratif juga dapat menyerang anulus

fibrosus dari diskus intervertebralis.

2. Penyakit inflamasi, seperti rheumatoid artritis yang sering timbul sebagain

penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena

secara serentak atau spondilitis ankilopoetika dengan keluhan sakit

punggung dan pinggang yang sifatnya pegal, kaku

3. Osteoporosis, pada orang tua dan jompo terutama menyerang kaum

wanita. Sakit bersifat pegal, tajam dan radikuler

4. Kelainan kongenital, yang diperlihatkan foto rontgen polos dari vertebra

lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP.dan dapat

menyerupai HNP.

5. Gangguan sirkulasi, seperti aneurisma aorta abdominalis dapat

menyebabkan LBP yang hebat. Gangguan sirkulasi lain seperti trombosis

aorta terminalis, dengan gejala nyeri yang menjalar sampai bokong,

belakang paha dan tungkai kedua sisi

6. Tumor, dapat berupa tumor jinak seperti osteoma, Paget’s disease,

osteoblastoma, hemangioma, neurioma, meningioma, atau tumor ganas

seperti mieloma multipel, maupun sekunder

7. Infeksi akut, yang disebkam oleh kuman piogenik seperti streptococcus

atau staphylococcus, atau infeksi kronik seperti spondilitis tuberkulosis

dan osteomielitis

8. Psikoneuritik, seperti histeria, depresi, malingering.

Page 10: kti lengkap

10

2.2.4 Patogenesis

Ada beberapa mekanisme yang telah diajukan mengenai proses

perkembangan nyeri punggung dan kelumpuhan yang bisa digunakan untuk

menentukan apakah proses patologis yang terlihat pada gambaran radiologis

berhubungan dengan gejala yang dialami pasien.

Nyeri pada bagian manapun memerlukan perlepasan dari agen-agen

inflamasi yang menstimulasi reseptor nyeri dan menyebabkan sensasi nyeri pada

jaringan, tulang belakang merupakan struktur yang unik karena memiliki banyak

jaringan di sekitarnya yang dapat memicu nyeri. Inflamasi pada sendi tulang

belakang, intervertebral diskus, ligamen dan otot, meninges dan akar saraf dapat

menyebabkan nyeri pada punggung bawah. Jaringan-jaringan ini memberikan

respon terhadap nyeri dengan melepaskan beberapa agen kimia seperti bradikinin,

prostalglandin dan leukotrin. Agen-agen kimia ini mengaktifkan ujung saraf dan

menyebabkan impuls yang menjalar ke korda spinalis. Saraf-saraf nosiseptif yang

teraktivasi akan melepaskan neuropeptida, dimana yang paling banyak adalah

substansi P. Neuropeptida ini bekerja pada pembuluh darah, menyebabkan

ekstravasasi, dan menstimulasi sel mast untuk melepas histamin dan melebarkan

pembuluh darah. Sel mast juga melepaskan leukotrin dan agen-agen inflamasi

lainnya yang menarik leukosit dan monosit. Proses tersebut menghasilkan gejala-

gejala inflamasi seperti pembengkakan jaringan, kongesti vaskular, dan stimulasi

ujung-ujung saraf bebas.

Impuls nyeri tersebut dihasilkan oleh jaringan tulang belakang yang

mengalami inflamasi. Korda spinalis dan otak memiliki mekanisme khusus dalam

memodifikasi nyeri yang berasal dari daerah jaringan spinal. Di korda spinalis,

impuls nyeri terkonversi pada neuron yang juga menjadi reseptor sensoris. Hal ini

menyebabkan perubahan derajat sensasi nyeri yang ditransmisikan ke otak melalui

proses yang disebut gate control system. Impuls nyeri selanjutnya akan masuk ke

proses yang kompleks dan berlangsung pada berbagai tingakatan sistem saraf

pusat. Otak akan mengeluarkan substansi kimiawi yang merespon nyeri yang

Page 11: kti lengkap

11

disebut endorfin. Endorfin merupakan analgesik alami yang dapat menghambat

respon terhadap nyeri melalui serotonorgic pathway (Haldeman,2002)

2.2.5 Klasifikasi

1. NPB akut

Nyeri akut yang berpangkal pada tulang, yaitu : metastasis vertebra,

osteoporosis,osteomyelitis vertebra, fraktur

Nyeri akut yang berpangkal pada otot dan atau syaraf, yaitu : syndroma

nyeri myofacial,nyeri radikuler tanpa kelainan spinal, HNP

2. NPB kronis

Nyeri Nosiseptif somatis, misal : peoses degeneratif pada spina dan atau

diskus, spondilolisthesis, syndroma nyeri myofacial

Nyeri Nosiseptif viseral, misal : nyeri rujukan dari organ pelvis, rongga

retroperitoneal,kandung empedu, kelenjar pangkreas.

Nyeri neuropatik, misal : spinal stenosis, neoplasma (tumor)

Nyeri Psikogenik, misal : histeris, depresi

3. Failed Low Back Syndrome

Nyeri berkepanjangan pasca terapi, secara khusus diartikan sebagai nyeri

berkepanjangan pasca bedah atau komplikasi pembedahan

4. Non cancer chronic back syndrome

Nyeri yang disebabkan oleh sebab organik yang berkaitan dengan kesan nyeri

yang abnormal (Ehrlich.,2003)

2.2.6 Gejala Klinis

Gejala klinis yang utama pada LBP adalah nyeri. Nyeri punggung bawah dapat

bersifat sementara atau menetap dan lokal atau menjalar. Nyeri juga dapat bersifat

dangkal atau dalam. Hal ini bergantung pada penyebab dan jenis nyeri.terdapat

berbagai jenis nyeri punggung:

Page 12: kti lengkap

12

Nyeri lokal,terjadi di area tertentu di punggung bagian bawah,nyeri jenis

ini paling sering terjadi.Penyebabnya biasa karena terkilir atau keseleo

atau cedera lainnya.Nyeri biasanya menetap,atau terkadang hilang

timbul.Nyeri lokal dapat berkurang atau bertambah dengan perubahan

posisi. Punggung bawah dapat sakit saat dipegang, dapat terjadi spasme

otot.

Nyeri yang menjalar, nyeri bersifat tumpul dan terasa menjalar dari

punggung bawah ke tungkai. Nyeri dapat diikuti dengan nyeri tajam,

biasanya hanya mengenai satu sisi tungkai daripada seluruh tungkai.

Nyeri dapat terasa sampai ke kaki atau hanya sampai lutut. Nyeri yang

menjalar biasanya menandakan adanya penekanan pangkal saraf,

misalnya karena HNP, osteoartritis atau stenosis tulang belakang. Batuk,

bersin, mengedan atau membungkuk sambil menjaga kaki agar tetap lurus

dapat memicu munculnya nyeri. Jika terdapat penekanan berat pada

pangkal saraf, atau jika korda spinalis tertekan, maka akan timbul rasa

seperti ditusuk jarum, atau bahkan mati rasa dan hilangnya fungsi

pengendalian berkemih dan pencernaan (inkontinensia).

Referred pain, nyeri dirasakan pada lokasi berbeda dari lokasi penyebab

nyeri sebenarnya. Misalnya, pada pasien dengan serangan jantung, nyeri

dirasakan pada lengan kiri. Nyeri jenis ini pada punggung bawah

cenderung bersifat sakit dan dalam, dan sulit untuk menentukan lokasi

asal nyeri. Pergerakan tidak memperberat nyeri tersebut.

(Cianflocco,2013)

2.2.7 Diagnosis

Ketika rasa sakit yang parah dan tidak hilang dalam waktu 6 sampai 12 minggu,

diagnosis tambahan menjadi lebih penting untuk menentukan perawatan lebih

lanjut. Alat diagnostik mencakup:

X-ray:memberikan informasi pada tulang belakang,digunakan untuk

menguji ketidakstabilan tulang belakang,tumor dan patah tulang

Page 13: kti lengkap

13

CT scan:Menangkap penampang gambar cakram tulang dan tulang

belakang,dapat digunakan untuk memeriksa herniated disc atau spinal

stenosis

Myelogram. Memungkinkan identifikasi masalah dalam tulang belakang,

sumsum tulang belakang dan akar saraf. Suntikan pewarna kontras

menerangi tulang belakang sebelum x-ray atau CT-scan

MRI scan. Menampilkan rinci penampang komponen tulang belakang.

Berguna untuk menilai masalah dengan cakram lumbar dan akar saraf,

serta mengesampingkan penyebab nyeri punggung bawah seperti infeksi

tulang belakang atau tumor

Biasanya spesialis tulang belakang akan memiliki gambaran yang baik dari

penyebab nyeri pasien dari gejala-gejala pasien dan pemeriksaan fisik, dan akan

menggunakan tes diagnostik di atas untuk mengkonfirmasi dan mengklarifikasi

diagnosis dan / atau untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala-

gejala pasien (Ullrich.,2012)

2.2.8 Diagnosis Banding

Diagnosa banding LPB, diantaranya :

Cedera tendon achilles

Nyeri coccygeal

Kompresi lumbal akibat fraktur

Penyakit degeneratif diskus intervertebralis

Spondylosis lumbal

Spondylolisthesis (Hills et al, 2010)

2.2.9 Penatalaksanaan

Jika penyebab spesifik terjadinya nyeri punggung bawah dapat

diketahui,maka perlu diatasi penyebab tersebut.Tidak ada pengobatan yang

spesifik untuk penyebab nyeri muskuloskeletal.Tetapi terdapat beberapa tindakan

yang dapat membantu,biasanya tindakan ini juga dapat digunakan untuk

mengatasi nyeri akibat penekanan tulang belakang tindakan ini meliputi: perbaiki

Page 14: kti lengkap

14

aktifitas,menggunakan obat pereda nyeri,kompres hangat atau dingin pada daerah

nyeri,dan olahraga.

Untuk nyeri punggung bawah yang baru terjadi,penanganan dimulai

dengan mencegah aktivitas yang memberi stressor pada tulang belakang,misalnya

mengangkat benda berat dan membungkuk.

Penggunaan Acetaminophen terkadang dianjurkan untuk mengatasi

nyeri.Jika terdapat peradangan maka dapat digunakan obat NSAID yang dapat

mengatasi nyeri dan peradangan.jika keduanya tidak dapatmengatasi nyeri yang

ada,maka dapat digunakan obat golongan Opioid.

Pemakaian relaksan otot seperti cyclobenzaprine, diazepam, atau

methocarbamol, terkadang diperlukan untuk mengatasi spasme otot, tapi

kegunaannya sendiri masih kontroversial. Obat obat ini tidak danjurkan oleh

orang tua,karena lebih sering memberi efek samping.(Cianflocco.,2013)

2.2.10 Pencegahan

Cara yang paling efektif untuk mencegah nyeri punggung bawah adalah

dengan olahraga secara teratur.Latihan aerobik dan olahraga untuk meregangkan

dan mengencangkan otot sangat membantu.

Aerobik, berenang, dan berjalan, memperbaiki kebugaran tubuh secara

menyeluruh dan juga memperkuat otot otot. Latihan tertentu dapat meregangkan

dan memperkuat otot-otot perut, bokong, dan punggung sehingga dapat

menstabilkan tulang punggung. Pada beberapa orang,latihan peregangan dapat

menambah nyeri punggung,untuk itu latihan perlu dilakukan secara hati-

hati.Secara umum,olahraga yang menimbulkan atau menambah nyeri harus

dihentikan.(Cianflocco.,2013)

2.2.11 Prognosis

Prognosis LBP baik pada tipe mekanik. Setelah 1 bulan pengobatan, 35%

pasien dilaporkan membaik, dan 85% pasien membaik setelah 3 bulan.

Dilaporkan tingkat kekumatan LBP mencapai 62% pada tahun pertama. Setelah 2

tahun, 80% pasien setidaknya mengalami satu kali kekumatan. (Hills et al,2010)

Page 15: kti lengkap

15

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, kerangka konsep penelitian ini

adalah :

Variable Independent Variable Dependent

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

1. Usia

Definisi : Rentang waktu dimulai saat awal kelahiran sampai sekarang

(Kamus Besar Indonesia,2008).

Cara pengukuran : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Hasil Pengukuran : < 25 tahun

26 - 40 tahun

41 - 60 tahun

> 60 tahun

Skala pengukuran : Ordinal

UsiaJenis kelamin

Olahraga

IMT

Lama dudukLama berdiri

Lama berjalan

Beban kerjaMerokok

Nyeri Punggung Bawah

Page 16: kti lengkap

16

2. Jenis Kelamin

Definisi : Ciri tertentu responden sesuai yang tertulis pada kuesioner

Cara pengukuran : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Hasil pengukuran : Laki-laki dan Perempuan

Skala pengkuran : Nominal

3. Olahraga

Definisi : Kegiatan fisik yang dilakukan oleh responden

Cara pengukuran : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Hasil pengukuran : Aktifitas ringan (berjalan >15menit),aktifitas sedang (berlari

>15 menit),aktifitas berat (olahraga >15 menit),tidak pernah

olahraga

Skala pengkuran : Ordinal

4. IMT

Definisi : Pengukuran status gizi seseorang melalui rati antara tinggi

badan (TB) dan berat badan

Cara pengukuran : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Hasil pengukuran : Nilai pengukuran IMT

Skala pengkuran : Interval

5. Lama Duduk

Definisi : Lamanya responden duduk pada saat jam kerja dalam sehari

Cara pengukuran : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Hasil pengukuran : <1 jam

2 – 4 jam

5– 6 jam

Page 17: kti lengkap

17

>6 jam

Skala pengkuran : Ordinal

6. Lama Berdiri

Definisi : Lamanya responden berdiri pada saat jam kerja dalam sehari

Cara pengukuran : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Hasil pengukuran : : <1 jam

2 – 4 jam

5– 6 jam

>6 jam

Skala pengkuran :ordinal

7. Lama Berjalan

Definisi : Lamanya responden berjalan pada saat jam kerja dalam sehari

Cara pengukuran : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Hasil pengukuran : : <1 jam

2 – 4 jam

5– 6 jam

>6 jam

Skala pengkuran : Ordinal

8. Beban Kerja

Definisi : Apakah responden sering mengangkat benda yang berat

selama waktu kerja

Cara pengukuran : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Hasil pengukuran : Ya atau tidak

Skala pengkuran : Nominal

Page 18: kti lengkap

18

9. Perokok

Definisi : Orang yang rutin merokok

Cara pengukuran : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Hasil pengukuran : Merokok dan tidak merokok

Skala pengkuran : Nominal

Page 19: kti lengkap

19

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survey dimana design penelitian berbentuk

deskriptif analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross-sectional

study) untuk mengetahui prevalensi nyeri punggung bawah pada perawat.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUD Dr.Pirngadi Medan.Waktu penelitian

dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2013.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat ruang rawat jalan,perawat

ruang rawat inap,dan perawat intensif di RSUD Dr.pirngadi Medan

4.3.2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Proporsional

random sampling yatu teknik penarikan sampel dengan membagi populasi sasaran

di dalam strata (golongan) menurut karakteristik tertentu yang dianggap oleh

peneliti.

Dalam penelitian ini, sampel dibagi dalam 3 bagian yaitu perawat ruang rawat

jalan,perawat ruang rawat inap,dan perawat intensif. Pengambilan sampel

didasarkan pada :

1. Kriteria inklusi,yaitu:

a. Bersedia menandatangani surat persetujuan menjadi responden pada

penelitian ini

b. Bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Page 20: kti lengkap

20

2. Kriteria eksklusi,yaitu :

a. Responden tidak bersedia mengisi kuesioner

Untuk menentukan besar sampel pada penelitian ini, penulis menggunakan

rumus deskriptif kategorikal, yaitu:

n= N1+N (d¿¿2)¿

Keterangan:

N = besar sampel minimum

n = jumlah populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (0,1)

N= 725

1+725(0.1)2

¿ 7258.25

=87.8

Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 87.8 orang. Pada

penelitian ini sampel yang digunakan adalah 90 orang, dengan pembagian :

1. Perawat ruang rawat jalan: 30 orang

2. Perawat ruang rawat inap : 30 orang

3. Perawat intensif : 30 orang

4.4. Teknik Pengumpulan Data

4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data.

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yang

dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian.

4.4.2. Data Sekunder

Page 21: kti lengkap

21

Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung dari bagian

Keperawatan RSUD Dr.Pirngadi Medan,berupa jumlah perawat yang bekerja di

RSUD Dr.Pirngadi Medan .

4.4.3. Uji Validitas Dan Reliabilitas

Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan Nyeri punggung bawah. Kuesioner ini

akan diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi

“product momment” dan uji Cronbarch (cronbach alpha) dengan menggunakan

program Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang

hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reliabilitas

kuesioner dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 10 subjek.

Setelah kuesioner valid, peneliti akan membagikan kuesioner pada subjek

penelitian yang telah menyetujui informed consent. Apabila jumlah subjek

penelitian sudah mencapai jumlah yang diinginkan, maka pencarian subjek

dihentikan.

4.5. Pengolahan Dan Analisis Data

Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

SPSS. Analisis statistik untuk data deskriptif dilakukan dalam bentuk persentase

(data kategorik).

Page 22: kti lengkap

22

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan kuesioner yang diisi oleh sampel penelitian tanpa dibawa pulang.

Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, sehingga didapat hasil

penelitian seperti dipaparkan dibawah ini.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD dr.Pirngadi Medan yang berlokasi di

Jalan Prof. H. M. Yamin S.H. No.47 Pengambilan data dilakukan di ruangan

bagian keperawatan lantai II.RSUD ini milik pemerintah kota Medan yang

merupakan rumah sakit pendidikan dan terakreditasi B. Rumah sakit ini

diresmikan pada tanggal 11 Agustus 1928 dan merupakan salah satu rumah sakit

rujukan di kota Medan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang

sudah termasuk kriteria inklusi dan eksklusi di RSUD dr.Pirngadi Medan yang

berjumlah 90 orang, dengan karakteristik sbb:

Tabel 5.1. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi (n) Persentase (%)

< 25 3 3,3

26 – 40 26 28,9

41 – 60 61 67,8

Total 90 100,0

Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak

pada kelompok umur 41-60 tahun, yaitu sebanyak 61 orang (67,8%), kelompok

Page 23: kti lengkap

23

umur 26-40 sebanyak 26 orang (28,9%), dan kelompok umur < 25 sebanyak 3

orang (3,3%).

Tabel 5.2. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki 16 17,8

Perempuan 74 82,2

Total 90 100,0

Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa responden dengan jumlah

terbanyak adalah perempuan sebanyak 74 orang (82,2%) dan laki-laki sebanyak

16 orang (17,8%).

Tabel 5.3. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan IMT

IMT Frekuensi (n) Persentase (%)

Underweight

Normal

Overweight

Obese

0

42

41

7

0

46,7

45,6

7,8

Total 90 100,0

Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak

pada IMT adalah yang normal yaitu sebanyak 42 orang (46,7%), overweight

sebanyak 41 orang (45,6%), obese sebanyak 7 orang (7,8%).

Tabel 5.4. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Merokok

Merokok Frekuensi (n) Persentase (%)

Ya 10 11,1

Tidak 80 88,9

Total 90 100,0

Page 24: kti lengkap

24

Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak

pada yang tidak merokok yaitu sebanyak 80 orang (88,9%), dan yang merokok

sebanyak 10 orang (11,1%).

Tabel 5.5. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan

(jam)

Duduk Berdiri Berjalan

N % N % N %

0-1 41 45,6 38 42,2 42 46,7

2-4 44 48,9 51 56,7 47 52,2

5-6 5 5,6 1 1,1 1 1,1

Total 90 100,0 90 100,0 90 100,0

Tabel 5.6. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan

Mengangkat Beban

Mengangkat beban Frekuensi (n) Persentase (%)

Ya 62 68,9

tidak 28 31,1

Total 90 100,0

Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa responden yang duduk selama

2-4 jam adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 44 orang (48,9%). Untuk

responden yang berdiri, paling banyak selama 2-4 jam yaitu sebanyak 51 orang

(56,7%). Sedangkan untuk yang berjalan, paling banyak selama 2-4 jam yaitu

sebanyak 47 orang (52,2%).

Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak

pada yang mengangkat beban yaitu sebanyak 62 orang (68,9%) dan yang tidak

mengangkat beban sebanyak 28 orang (31,1%).

Page 25: kti lengkap

25

Tabel 5.7. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik Frekuensi (n) Persentase (%)

Ringan

Sedang

57

23

63,3

25,6

Berat 10 11,1

Total 90 100,0

Berdasarkan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak

pada aktivitas fisik ringan yaitu sebanyak 57 orang (63,3%), sedang 23 orang

(25,6%), berat 10 orang (11,1%).

5.1.3. Hasil Analisis Data

Hasil uji terhadap gambaran faktor risiko nyeri punggung bawah pada

pekerja kantoran di Kantor Pemerintah Kota Medan yang dilakukan dengan

menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi NPB Responden

Nyeri Punggung

Bawah

Frekuensi (n) Persentase (%)

NPB 41 45,6

tidak NPB 49 54,4

Total 90 100,0

Berdasarkan tabel 5.8. dapat diketahui bahwa dari 90 responden yang

merupakan perawat di RSUD dr.Pirngadi sebanyak 41 orang (45,6%) mengalami

NPB, sedangkan 49 orang (54,4%) tidak mengalami NPB.

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, peneliti juga ingin mengetahui

bagaimana gambaran faktor risiko NPB berdasarkan faktor demografi (umur,

jenis kelamin, IMT, kelompok perawat) dan faktor gaya hidup (merokok, aktivitas

fisik, pekerjaan).

Page 26: kti lengkap

26

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan Umur

Umur

Nyeri Punggung Bawah

Ya Tidak Total

F % F % F %

<25 0 0% 3 3,3% 3 3,3%

26-40 15 18,7% 11 12,2% 26 28,9%

41-60 26 28,9% 35 38,9% 61 67,8%

Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%

Berdasarkan tabel 5.9. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami

NPB, proporsi terbesarnya yaitu 26 orang (28,9%) pada kelompok umur 41-60

tahun. Dari 49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 35

orang (38,9%) pada kelompok umur 41-60 tahun.

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin

Nyeri Punggung Bawah

Ya Tidak Total

F % F % F %

Laki-laki 4 4,4% 12 13,3% 16 17,8%

Perempuan 37 41,1% 37 41,1% 74 82,2%

Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%

Berdasarkan tabel 5.10. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami

NPB, proporsi terbesarnya yaitu 37 orang (41,1%) pada jenis kelamin perempuan.

Dari 49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 37 orang

(41,1%) pada jenis kelamin perempuan.

Page 27: kti lengkap

27

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan IMT

IMT

Nyeri Punggung Bawah

Ya Tidak Total

F % F % F %

Normal 22 24,4% 20 22,2% 42 46,7%

Overweight

Obese

16

3

17,8%

3,3%

25

4

27,8%

4,4%

41

7

45,6%

7,8%

Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%

Berdasarkan tabel 5.11. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami

NPB, proporsi terbesarnya yaitu 22 orang (24,4%) pada IMT yang normal. Dari

49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 25 orang

(27,8%) pada IMT yang overweight.

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan Merokok

Merokok

Nyeri Punggung Bawah

Ya Tidak Total

F % F % F %

Ya 1 1,1% 9 10,0% 10 11,1%

Tidak 40 44,4% 40 44,4% 80 88,9%

Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%

Berdasarkan tabel 5.12. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami

NPB, proporsi terbesarnya yaitu 40 orang (44,4%) pada yang tidak merokok. Dari

49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 40 orang

(44,4%) pada yang tidak merokok.

Page 28: kti lengkap

28

Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan

(jam)

Duduk n(%) Berdiri n(%) Berjalan n(%)

NPB Tidak

NPB

NPB Tidak NPB NPB Tidak

NPB

0-2 15

(16,7%)

26

(28,9%)

9

(10,0%)

29

(32,2%)

17

(18,9%)

25

(27,8%)

2-4 21

(23,3%)

23

(25,6%)

31

(34,4%)

20

(22,2)

23

(25,6%)

24

(26,7%)

5-6 5

(5,6%)

0

(0%)

1

(1,1%)

0

(0%)

1

(1,1%)

1

(1,1%)

Total 41

(45,6%)

49

(54,4%)

41

(45,6%)

49

(54,4%)

41

(45,6%)

49

(54,4%)

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan Mengangkat Beban

Mengangkat

beban

Nyeri Punggung Bawah

Ya Tidak Total

F % F % F %

Ya 35 38,9% 27 30% 62 68,9%

Tidak 6 6,7% 22 24,4% 28 31,1%

Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%

Berdasarkan tabel 5.14. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami

NPB, proporsi terbesarnya pada orang yang melakukan aktifitas fisik berulang

dan dilakukan dalam waktu yang lama yaitu 21 orang (23,3%) pada responden

yang duduk selama 2-4 jam, berdiri selama 2-4 jam yaitu sebanyak 31 orang

(34,4%) dan berjalan selama 2-4 jam yaitu sebanyak 23 orang (25,6%) semua

dilakukan saat jam kerja.

Dari tabel 5.15. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami NPB,

proporsi terbesarnya yaitu 35 orang (38,9%) pada yang mengangkat beban. Dari

49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 27 orang (30%)

pada yang mengangkat beban.

Page 29: kti lengkap

29

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik

Nyeri Punggung Bawah

Ya Tidak Total

F % F % F %

Ringan

Sedang

Berat

26

9

6

28,9%

10,0%

6,7%

31

14

4

34,4%

15,6%

4,4%

57

23

10

63,3%

25,6%

11,1%

Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%

Berdasarkan tabel 5.15. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami

NPB, proporsi terbesarnya yaitu 26 orang (28,9%) pada yang sering melakukan

aktifitas ringan. Dari 49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya

yaitu 31 orang (34,4%) pada yang sering melakukan aktifitas ringan.

Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan kelompok perawat

Kelompok

Perawat

Nyeri Punggung Bawah

Ya Tidak Total

F % F % F %

Perawat Jaga

Perawat Inap

Perawat Intensif

3

22

16

3,3%

24,4%

17,8%

27

8

14

30.0%

8,9%

15,6%

30

30

30

33,3%

33,3%

33,3%

Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%

Berdasarkan tabel 5.16. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami

NPB, proporsi terbesarnya yaitu 22 orang (24,4%) pada perawat ruang rawat inap.

Dari 49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 27 orang

(30,0%) pada perawat ruang rawat jaga.

Page 30: kti lengkap

30

5.2. Pembahasan

5.2.1. Prevalensi

Pada penelitian ini didapatkan dari 90 jumlah perawat di RSUD

dr.Pirngadi yang menjadi responden yang menderita nyeri punggung bawah

adalah sebanyak 41 Orang (45,6%). Dalam penelitian serupa pada perawat di

RSUD Purbalingga dilaporkan bahwa dari 32 orang perawat, 6 orang yang

mengalami NPB (18,75%) (Fathoni dkk.,2009).

5.2.2. Faktor Demografi

5.2.2.1. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Umur

Pada penelitian ini diketahui bahwa dari 41 perawat yang mengalami

NPB, proporsi terbesarnya adalah yang berumur 41-60 tahun yaitu sebesar 26

orang (63.4%), diikuti kelompok umur 26-40 tahun sebesar 15 orang (36.5%).

Hasil yang dilaporkan oleh Pratiwi dkk., (2009) menyatakan bahwa umur tidak

berhubungan dengan kejadian NPB, dimana jumlah penderita NPB berusia diatas

40 tahun (43,3%) tidak jauh berbeda dengan jumlah penderita yang berusia <40

tahun (56,7%). Penelitian Kwon et al (2006) yang melaporkan bahwa kejadian

NPB terbesar pada kelompok umur 40-50 tahun yaitu sebesar 40%. Menurut hasil

penelitian Secer et al., (2011), NPB akan timbul mulai umur 20-24 tahun dan

mencapai puncaknya saat berumur lebih dari 40 tahun.

Perbedaan dari hasil penelitian penelitian ini dapat diakibatkan oleh onset

NPB yang diderita pasien pada usia yang lebih muda dari waktu dilakukannya

peneltian.

5.2.2.2. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada penelitian ini diketahui bahwa dari 41 perawat yang mengalami

NPB, proporsi terbesarnya adalah perempuan yaitu sebesar 37 orang (90.3%) dan

4 orang (9.7%) adalah laki-laki. Pada peneltian di RSUD Purbalingga yang

dilakukan Fathoni dkk.,(2009) didapatkan jumlah perawat perempuan lebih

banyak mengalami NPB (56,25%) dibandingan jumlah perawat laki-laki

(43,75%). Hasil dari penelitian penelitian ini cenderung melaporkan bahwa

Page 31: kti lengkap

31

jumlah perawat perempuan lebih banyak mengalami NPB daripada laki-laki,hal

ini dapat diakibatkan oleh distribusi jumlah perawat perempuan yang umumnya

lebih banyak.

5.2.2.3. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan IMT

Pada penelitian ini diketahui bahwa penderita NPB yang termasuk

kategori IMT normal yaitu sebanyak 22 orang (53.6%), IMT overweight sebanyak

16 orang (39%), dan IMT obese sebanyak 3 orang (3,3%). Menurut Andrusaitis

et al (2006) tidak ada hubungan antara tinggi badan, berat badan, dan indeks

massa tubuh terhadap kejadian nyeri punggung bawah. Penelitian lain oleh

Samara dkk., (2005) juga melaporkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara IMT dengan kejadian NPB. Akan tetapi Steenstra et al (2005) menyatakan

bahwa IMT menjadi faktor yang mempengaruhi prognosis dari nyeri punggung

bawah.

5.2.3. Faktor Gaya Hidup

5.2.3.1. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Merokok

Pada penelitian ini didapati bahwa dari 41 perawat yang mengalami NPB,

proporsi terbesarnya adalah yang tidak merokok yaitu sebesar 40 orang (97.5%)

dan 1 orang (2.5%) yang merokok. Penelitian yang dilakukan oleh Septiawan

(2013) pada 49 sampel dimana 46 sampel adalah perokok dan NPB terjadi pada

32 orang perokok, hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kebiasaan merokok

tidak berhubungan dengan keluhan NPB. Basuki (2009) dalam penelitiannya juga

menyatakan kebiasaan merokok tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

kejadian NPB.

5.2.3.2. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan lama duduk,berdiri,dan

berjalan

Pada penelitian ini didapati bahwa penderita NPB kerap melakukan

aktifitas berulang dan dalam jangka waktu lama seperti duduk 2-4 jam yaitu 21

orang (51,2%), berdiri 2-4 jam sebanyak 31 orang (75,6%), dan berjalan 2-4 jam

Page 32: kti lengkap

32

sebanyak 24 orang (58,5%). Hal ini sejalan dengan penelitian Perdani dan Husni

(2010) terhadap 55 pekerja yang mengalami NPB, terdapat 29 orang (52,7%)

yang duduk, 15 orang (27,3%) berdiri, dan 11 orang (20%) berjalan.

Menurut penelitian Perdani dan Husni (2010), orang yang melakukan

posisi tubuh duduk yang berulang dan dalam jangka waktu yang lama berisiko

mendapat 6,01 kali untuk timbulnya nyeri punggung bawah. Selain itu menurut

penelitian Tana (2009), posisi kerja yang lebih banyak duduk merupakan posisi

yang lebih berisiko dibandingkan dengan posisi kerja yang lebih banyak berdiri.

Menurut penelitian Schneider et al. (2005) dari 3488 orang responden

yang berusia 18 sampai 69 tahun ditemukan bahwa duduk dalam waktu yang lama

memiliki kemungkinan besar terkena nyeri punggung bawah. Samara (2005)

dalam peneltiannya menyatakan bahwa duduk statis antara 91 sampai 300 menit

terbukti merupakan faktor resiko terjadinya NPB.dengan OR sebesar 2,35.

5.2.3.3. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Aktifitas Fisik

Pada penelitian ini diketahui bahwa penderita NPB yang termasuk

kategori terbanyak adalah yang hanya melakukan aktifitas ringan yaitu 26 orang

(63,4%). Menurut Kwon et al (2006), tingkatan aktifitas fisik mempengaruhi

perkembangan nyeri punggung bawah.orang yang berolahraga 3-4 kali seminggu

dan 5-6 kali seminggu memiliki kemungkinan yang lebih kecil menderita nyeri

punggung bawah daripada orang yang berolahraga 1-2 kali seminggu atau tidak

sama sekali. Basuki (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kebiasaan

olahraga teratur akan mengurangi resiko kejadian NPB

5.2.3.4 Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Mengangkat Beban

Pada penelitian ini diketahui bahwa rata-rata penderita NPB sering

mengangkat beban berat selama bekerja (85,3%). Temuan pada penelitian ini

tidak sejalan dengan penelitian oleh Pratiwi (2009) yang menyatakan bahwa berat

beban yang diangkat tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian

NPB. Perbedaan dalam hasil ini dapat diakibatkan oleh persentase sampel pada

Page 33: kti lengkap

33

penelitian ini yang sebagian besar memiliki beban kerja yang sama. Terjadinya

NPB kemungkinan besar lebih disebabkan oleh postur dan posisi tubuh yang

kurang tepat saat bekerja dan mengangkat beban.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat

diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Sebanyak 41 orang (45,6%) perawat di RSUD dr.pirngadi Medan

dikategorikan mengalami NPB.

2. Sebanyak 26 orang (63.4%) yang menderita NPB berada pada

kelompok umur 41-60 tahun.

3. Sebanyak 37 dari 41 penderita NPB berjenis kelamin perempuan

(90.2%)

4. Berdasarkan Indeks Massa Tubuh, 22 dari 41 penderita NPB memiliki

berat badan normal (53.6%)

5. Sebanyak 40 dari 41 penderita NPB merupakan golongan tidak

merokok (97.5%)

6. Berdasarkan pekerjaan sehari-hari, 21 (51,2%) dari 41 sampel duduk

selama 2-4 jam, 31 (75,6%) berdiri selama 2-4 jam dan 23 (56,1%)

berjalan selama 2-4 jam selama jam kerja

7. Berdasarkan beban kerja, 35 (85,3%) dari 41 penderita NPB

mengangkat beban berat selama jam kerja

8. Berdasarkan aktivitas fisik, 26 (63,4%) dari 41 orang sering

melakukan aktivitas fisik ringan

Page 34: kti lengkap

34

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan saran yang mungkin dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran

tersebut yaitu:

1. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat khusunya perawat

tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan NPB, maka diharapkan

pemberian informasi oleh pihak terkait, misalnya pada bagian

keperawatan rumah sakit.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih baik dalam menyusun

parameter penilaian dan meningkatkan jumlah sampel penelitian, serta

mengkaji variable-variabel lainnya untuk mendapatkan informasi yang

lebih baik dan lebih akurat.

3. Bagi responden diharapkan dapat mengetahui faktor-faktor resiko dari

NPB yang terkait dengan pekerjaan sehingga dapat melakukan upaya

pencegahan .

Page 35: kti lengkap

35

DAFTAR PUSTAKA

Adelia, R., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain. Available from:

http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-

pain/ [Accesed 5 Mei 2013]

Advance Spine Care, 2010. Low Back Pain. Available from:

http://www.advancedspinecare.info/lowbackpain.html [Accesed 7 Mei

2013]

Benita, N., 2008. Factors Associated with Low Back Pain in Hospital Employees. Johannesburg: University of the Witwatersrand.

Cianflocco, A.J., 2013. Low back pain. Available from:

http://www.merckmanuals.com/home/bone_joint_and_muscle_disorders/l

ow_back_and_neck_pain/low_back_pain.html [Accesed 7 Mei 2013]

Ehrlich G.E., 2003. Low back pain. Bulletin of the World Health Organization 81:

671-676.

Page 36: kti lengkap

36

Fathoni,H.et al,2012.Hubungan sikap dan posisi kerja dengan low back pain pada

perawat RSUD Purbalingga.Fakultas Ilmu Keperawatan,Universitas

Soedirman,Jawa Tengah

Fitria,R., 2012. Nyeri Punggung. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Mahaputra Muhammad Yamin. Available from:

http://www.macrobiostudent.blogspot.com [Accesed 10 Mei 2013]

Haldeman, S.D. et al, 2002. An Atlas of BACK PAIN. USA: The Parthenon

Publishing Group.

Hills, E.C. 2012. Mechanical Low Back Pain. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/310353-overview [Accesed 10 Mei

2013]

Medical dictionary,2013.Low back pain research.available from:

http://www.online-medical-dictionary.org/ [Accesed 10 Mei 2013]

Secer, M. et al., 2010. Nonspecific Low Back Pain in a Group of Young Adult Men. Turkish Neurosurgery (21) 2: 135-139

Silitonga,R,2013.Struktur Organ Manusia dan Fungsinya.available from:

http//www.rolionard.blogspot.com [Accesed 10 Mei 2013]

Tucer, B. et al., 2009. Risk Factors For Low Back Pain and Its Relation with Pain Related Disability and Depression in a Turkish Sample. Turkish Neurosurgery (19) 4: 327-332

Ullrich P.F., Jr., MD, 2012. Diagnosing Lower Back Pain. Available from:

http://www.spine-health.com/conditions/lower-back-pain/diagnosing-

lower-back-pain [Accesed 5 Mei 2013]

Page 37: kti lengkap

37

Wheeler,A.H.2013.Low Back Pain and Sciatica.Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/1144130-overview [Accesed 15 April

2013]

Page 38: kti lengkap

38

LAMPIRAN 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ...........................................................................................

Umur :............................................................................................

Jenis Kelamin :..............................................................................................

Alamat : ..............................................................................................

................................................................................................

Pekerjaan : ..............................................................................................

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang

dilakukan oleh M.Aulia Erizal, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara yang berjudul “Prevalensi Nyeri Punggung Bawah pada

Perawat di RSUD dr.Pirngadi Medan”.

Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat

negative terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi responden

pada penelitian ini.

Medan ,.....................2013

Responden

( )

Page 39: kti lengkap

39

LAMPIRAN 2

Kuesioner Penelitian

Pengukuran Tubuh

1. Berat Badan :2. Tinggi Badan :3. BMI :

Usia

Termasuk dalam katergori manakah usia anda :

a. < 25 tahunb. 26 - 40 tahunc. 41- 60 tahund. > 60 tahun

Jenis Kelamin :

a. Laki-lakib. Perempuan

Aktifitas fisik

Manakah yang merupakan kebiasaan anda sehari-hari ?

Berjalan kaki selama 15 menit Ya TidakBerlari lebih dari 15 menit Ya TidakBerolahraga selama 15 menit Ya TidakTidak Berolahraga Ya Tidak

Seberapa sering anda berolahraga ?

a. 0-2 kali seminggub. 3-4 kali semingguc. 5-7 kali seminggud. >7 kali seminggu

Page 40: kti lengkap

40

Pekerjaan

Di bagian apakah anda bekerja ?

a. Ruang rawat jagab. Ruang rawat inapc. Ruangan intensif

Sudah berapa lama anda bekerja sebagai perawat?

Selama bekerja, berapa lamakah anda duduk ?........menit/jam

Selama bekerja, berapa lamakah anda berdiri ?.......menit/jam

Selama bekerja, berapa lamakah anda berjalan ?......menit/jam

Apakah anda terbiasa mengangkat barang saat bekerja ?

a. Yab. Tidak

Jika YA, apakah yang anda angkat ? (Jawaban dapat lebih dari 1)

1. File2. Buku3. Furniture4. Pasien5. Lain-lain, sebutkan : ________________

Kondisi Kesehatan

Apakah anda memiliki :

Diabetes Ya TidakHipertensi Ya TidakArthritis Ya TidakLain-lain Ya Tidak

Jika YA, sebutkan __________________________________________________________

Dalam setahun terakhir, berapa hari anda cuti karena sakit ?a. 0 harib. 1-7 haric. 7-12 harid. >12 hari

Page 41: kti lengkap

41

Apakah cuti sakit anda dikarenakan nyeri punggung bawah ?

a. Yab. Tidak

Apakah anda merokok ?

a. Yab. Tidak

Jika YA, berapa banyak anda merokok dalam sehari?........batang

Jika YA, berapa lama anda sudah merokok?

Apakah saat ini ada merasakan nyeri punggung bawah ?

a. Yab. Tidak

Apakah anda melakukan tindakan mengenai masalah nyeri punggung bawah anda?

a. Yab. Tidak

Jika Ya, apakah yang anda lakukan ?

Berkonsultasi dengan dokter Ya TidakKonsumsi analgesik Ya TidakFisioterapi Ya Tidak

Lain-lain, sebutkan : _________________________________________________________

Apakah anda pernah mengalami nyeri punggung bawah selama hidup anda ?

a. Yab. Tidak

Jika Ya, sudah berapa lama anda merasakan nyeri punggung bawah : ____ bulan _____tahun

Apakah anda melakukan tindakan mengenai masalah nyeri punggung bawah anda?

a. Yab. Tidak

Page 42: kti lengkap

42

Jika Ya, apakah yang anda lakukan ?

Berkonsultasi dengan dokter Ya TidakKonsumsi analgesik Ya TidakFisioterapi Ya Tidak

Lain-lain, sebutkan : _________________________________________________________