kti kkn 11777032 (2015)

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus- menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi antara lain gagal jantung dan stroke. Oleh sebab itu hipertensi harus dideteksi sedini mungkin dengan pemeriksaan tekanan darah secara rutin. 1.2 Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal. 2 Salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan penting didunia adalah hipertensi karena prevalensi kejadiannya yang sangat tinggi dan sangat berhubungan dengan penyakit yang lain. Menurut data Badan Kesehatan Dunia atau WHO, hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian di dunia. Setengah dari populasi penduduk 1

Upload: nyoman-surya

Post on 01-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi antara lain gagal jantung dan stroke. Oleh sebab itu hipertensi harus dideteksi sedini mungkin dengan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.1.2 Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal.2 Salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan penting didunia adalah hipertensi karena prevalensi kejadiannya yang sangat tinggi dan sangat berhubungan dengan penyakit yang lain. Menurut data Badan Kesehatan Dunia atau WHO, hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian di dunia. Setengah dari populasi penduduk dunia yang berusia lebih dari 60 tahun menderita hipertensi. Angka Proportional Mortality Rate akibat hipertensi di seluruh dunia adalah 13% atau sekitar 7,1 juta kematian. Data tahun 2010 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi dan 1,5 juta kematian per tahun di wilayah Asia Tenggara.1.2 Berdasarkan data Riset Kesehatan Daerah (RISKESDAS) tahun 2013, Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur 18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur(29,6%) dan Jawa Barat(29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7 persen. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7 %). Prevalensi hipertensi di atas 50% pada responden umur 50 tahun ke atas, bahkan pada kelompok umur 75 tahun ke atas, prevalensi hipertensi sebesar 73,3%.1.3 Penyakit hipertensi diketahui sebagai penyakit dengan berbagai faktor penyebab. Dimana faktor penyebab ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu faktor yang dapat dikontrol seperti obesitas, aktivitas fisik, perilaku merokok dan pola makan atau Life Style. Faktor yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin dan usia. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya hipertensi pada masyarakat Dusun Watutela, di mana penelitian ini akan dilaksanakan di Dusun Watutela, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Untuk selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi sehingga bermanfaat untuk pencegahan dan pengendalian hipertensi.1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: Apa saja faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi pada masyarakat di Desa Letawa, Kecamatan Sarjo?1.3 Tujuan Penulisan1. Membuktikan usia sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 2. Membuktikan jenis kelamin sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 3. Membuktikan riwayat keluarga sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 4. Membuktikan kebiasaan merokok sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 5. Membuktikan kebiasaan mengkonsumsi garam (natrium) sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 1.4 Manfaat Penulisan1. Dari segi kesehatan, yaitu memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi. 2. Dari segi keilmuan, yaitu menjadi saran kepada pelayan kesehatan terutama Puskesmas dalam hal pencegahan terjadinya penyakit hipertensi. 3. Dari segi penelitian, yaitu dapat menjadi rujukan referensi ataupun sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Definisi dan Penjelasan Hipertensi Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Menurut WHO (World HealthOrganization), batas normal adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80 -90 mmHg diastolik. Jadi seseorang disebut mengidap hipertensi jika tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik 95 mmHg, dan tekanan darah perbatasan bila tekanan darah sistolik antara 140 mmHg -160 mmHg dan tekanan darah diastolik antara 90 mmHg - 95 mmHg.4.5 Tekanan darah adalah suatu gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Sebagai analogi, bayangkan seperti kran air jika suplai air terganggu dan tekanan air rendah, maka aliran air di kran menjadi lambat dan hanya berupa tetesan air. Tekanan darah berperan penting, karena tanpanya darah tidak akan mengalir.4.62.2 Klasifikasi Hipertrensi Berdasarkan bentuknya, hipertensi dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik, hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan tekanan maksimum dalam arteri dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.6 Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan. Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik.5.6 Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi dua, yaitu hipertensi primer dan hipertensi skunder. Hipertensi primer juga disebut hipertensi esensial atau idiopatik dan merupakan 95% dari kasus - kasus hipertensi. Selama 75 tahun terakhir telah banyak penelitian untuk mencari etiologinya. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan resistensi vascular, sehingga tekanan darah meningkat jika curah jantung meningkat, resistensi vascular perifer bertambah, atau keduanya. Beberapa faktor yang pernah dikemukakan relevan terhadap mekanisme penyebab hipertensi yaitu, genetik, lingkungan, jenis kelamin, dan natrium. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder Sekitar 5% kasus hipertensi telah diketahui penyebabnya, dan dapat dikelompokkan seperti, penyakit parengkim ginjal (3%) dimana setiap penyebab gagal ginjal (glomerulonefritis, pielonefritis, sebab - sebab penyumbatan) yang menyebabkan kerusakan parenkim akan cenderung menimbulkan hipertensi dan hipertensi itu sendiri akan mengakibatkan kerusakan ginjal. Penyakit renovaskular (1%) dimana terdiri atas penyakit yang menyebabkan gangguan pasokan darah ginjal dan secara umum di bagi atas aterosklerosis dan fibrodisplasia. Endokrin (1%) jika terdapa hipokalemia bersama hipertensi, tingginya kadar aldosteron dan rennin yang rendah akan mengakibatkan kelebihan - kelebihan (overload) natrium dan air.7 Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II.

Gambar 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 72.3 Faktor Risiko Hipertensi1. Genetik Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di negara barat lebih banyak menderita hipertensi, lebih tinggi hipertensinya, dan lebih besar tingkat morbiditasnya maupun mortilitasnya, sehingga diperkirakan ada kaitan hipertensi dengan perbedaan genetik. Beberapa peneliti mengatakan terdapat kelainan pada gen angiotensinogen tetapi mekanismenya mungkin bersifat poligenik.2. Usia Kebanyakan orang berusia di atas 60 tahun sering mengalami hipertensi, bagi mereka yang mengalami hipertensi, risiko stroke dan penyakit kardiovaskular yang lain akan meningkat bila tidak ditangani secara benar.3. Jenis kelamin Hipertensi lebih jarang ditemukan pada perempuan pra-monopause dibanding pria, yang menunjukkan adanya pengaruh hormon.4. Geografi dan lingkungan Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara populasi kelompok daerah kurang makmur dengan daerah maju, seperti bangsa Indian Amerika Selatan yang tekanan darahnya rendah dan tidak banyak meningkat sesuai dengan pertambahan usia dibanding masyarakat barat.5. Pola hidup Tingkah laku seseorang mempunyai peranan yang penting terhadap timbulnya hipertensi. Mereka yang kelebihan berat badan di atas 30% , mengkonsumsi banyak garam dapur, dan tidak melakukan latihan mudah terkena hipertensi.6. Garam dapur Sodium adalah mineral yang esensial bagi kesehatan. Ini mengatur keseimbangan air didalam system pembuluh darah. Sebagian sodium dalam diet datang dari makanan dalam bentuk garam dapur atau sodium chlorid (NaCl). Pemasukan sodium mempengaruhi tingkat hipertensi. Mengkonsumsi garam menyebabkan haus dan mendorong kita minum. Hal ini meningkatkan volume darah didalam tubuh, yang berarti jantung harus memompa lebih giat sehingga tekanan darah naik. Kenaikan ini berakibat bagi ginjal yang harus menyaring lebih banyak garam dapur dan air. Karena masukan (input) harus sama dengan pengeluaran (output) dalam system pembuluh darah, jantung harus memompa lebih kuat dengan tekanan darah tinggi.7. Merokok Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah Nikotin akan menyebabkan peningkatan tekana darah karena nikotin akan diserap pembulu darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekana darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam orga dan jaringan tubuh.8.102.4 Tanda dan Gejala Secara umum, tekanan darah tinggi ringan tidak terasa dan tidak mempunyai tanda - tanda. Boleh jadi berlangsung selama beberapa tahun tanpa disadari oleh orang tersebut. Sering hal itu ketahuan tiba - tiba, misalnya pada waktu mengadakan pemeriksaan kesehatan, atau pada saat mengadakan pemeriksaan untuk asuransi jiwa. Kadang kadang tanda-tanda tekanan darah tinggi yang digambarkan itu adalah sakit kepala, pusing, gugup, dan palpitasi.7.9 Pada sebagian orang, tanda pertama naiknya tekanan darahnya ialah apabila terjadi komplikasi. Tanda yang umum ialah sesak nafas pada waktu kerja keras. Ini menunjukkan bahwa otot jantung itu sudah turut terpengaruh sehingga tenaganya sudah berkurang yang ditandai dengan sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil atau bengkak pada kelopak mata (edema pada diskus optikus) dan penglihatan kabur. Cara yang tepat untuk meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanannya.7.82.5 Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norpinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.7.9 Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresikan kortisol dan steroid lainnya yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukkan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal sehingga menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.9 Perubahaan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahaan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahaan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang menyebabkan penurunan distensi dan daya regang pembuluh darah. Akibat hal tersebut, aorta dan arteri besar mengalami penurunan kemampuan dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) sehingga mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.8.92.6 Komplikasi Hipertensi Menurut Elisabeth J Corwin komplikasi hipertensi terdiri dari stroke, infark miokard, gagal ginjal, ensefalopati (kerusakan otak) dan pregnancy -included hypertension (PIH) (Corwin, 2005).1. Stroke Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah. Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi. Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahi berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya anurisma.2. Infark miokardium Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menyumbat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Akibat hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga, hipertrofi dapat menimbulkan perubahaan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung dan peningkatan risiko pembentukan bekuan.3. Gagal ginjal Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian yang menuju ke kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi pada gagal ginjal kronik oleh karena penimbunan garam dan air atau sistem renin angiotensin aldosteron (RAA). Menurut Arief mansjoer (2001) hipertensi berisiko 4 kali lebih besar terhadap kejadian gagal ginjal bila dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami hipertensi.4. Ensefalopati (kerusakan otak) Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong ke dalam ruang intersitium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps yang dapat menyebabkan ketulian, kebutaan dan tak jarang juga koma serta kematian mendadak. Keterikatan antara kerusakan otak dengan hipertensi, bahwa hipertensi berisiko 4 kali terhadap kerusakan otak dibandingkan dengan orang yang tidak menderita hipertensi.6.11

BAB IIIGAMBARAN UMUM LOKASI3.1 Profil Desa Letawa Desa yang paling pertama yang akan kita dapatkan ketika kita masuk dari arah selatan kecamatan Sarjo. Desa Letawa ini juga awalnya merupakan pemekaran dari Desa Sarjo. Desa Letawa adalah salah satu dari Kecamatan Sarjo yang terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Tinonto, yang berada di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Maponu dan Dusun Takumpisi berada di tengah tengah Desa Letawa dan Dusun Pambua yang berada paling utara berbatasan dengan Desa Sarude dan juga langsung berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah Banawa Selatan. Di Desa Letawa mayoritas penduduknya menganut agama islam sekitar 100% dan etnis suku mayoritas adalah suku Mandar sekitar 90% dan 10% lainnya adalah berasal dari suku kaili dengan luas wilayah di Desa Letawa adalah 1.419 Ha/M2. Potensi sumber daya alam desa letawa mulai mengalami peningkatan dalam bidang pertanian yang lebih menonjol adalah Tanaman Kakao, Kelapa Dalam yang sudah menjamin kehidupan masyarakat Desa Letawa hingga saat ini. Desa Letawa memiliki batas wilayah dengan batas batas sebagai berikut: Tabel 1. Batas WilayahNoBatasDesaKecamatan

1Sebelah UtaraSarjoSarjo

2Sebelah SelatanMaponuSarjo

3Sebelah TimurTanampuluBanawa Selatan

4Sebelah BaratPantaiSelat Makassar

Sumber: Kantor Desa Letawa Desa Letawa memiliki potensi sumber alam merupakan suatu penghasil kakao yang sangat produktif khususnya pada tanaman kakao, tanaman kelapa dalam yang sudah menjamin kehidupan di Desa Letawa sehingga masyarakat yang di Desa Letawa ini merasakan kemakmuran yang menjadi tolak ukur pada pendapatan sehari hari di Desa Letawa sangat mengharapkan penghasilan pertanian yang dikelola sekarang ini dapat memberikan penghasilan yang lebih meningkat atau maksimal agar masyarakat di Desa Letawa benar benar menikmati hasilnya sendiri. Adapun tanah perkebunan di Desa Letawa memiliki luas wilayah perkebunan seluas 666 Ha. Kemudian dalam bidang perikanan masyarakat Desa Letawa juga banyak menjadi nelayan untuk dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya khususnya masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Khususnya yang dibagian barat Desa Letawa tempat yang di Dusun Tinonto dengan luas Tambak 66 Ha dengan alat produksi pancing sebanyak 50 unit, pukat 10 unit dengan jala yang terdiri 5 unit. Dari hasil pendapatan pertanian di Desa Letawa masih memiliki kelemahan atau kekurangan dalam mengelola hasil pertanian ini terjadi karena masyarakat setempat kurang memperhatikan tanaman kakao dan kelapa dalam. Hambatan yang sering terjadi karena kurangnya kekompakan dari masyarakat di Desa Letawa. Sehingga pada pertanian kakao dan kelapa dalam maka pada saat panen itu hasil perkebunannya kekompakan dan kerjasama dengan masyarakat lain. Tabel 2. Luas Wilayah dan Keadaan Penduduk1.Luas Pemukiman450Ha / M2

2.Luas Persawahan33Ha / M2

3.Luas Perkebunan633Ha / M2

4.Luas Kuburan0,5Ha / M2

5.Luas Pekarangan159Ha / M2

6.Luas Taman-Ha / M2

7.Perkantoran0,5Ha / M2

8.Luas Prasarana Umum Lainnya143Ha / M2

TOTAL LUAS1.419Ha / M2

Sumber: Kantor Desa Letawa Keadaan Desa Letawa akhir tahun 2014 di lihat dari luas wilayah dan penduduk adalah :1. Luas Wilayah 1.419 Ha/m 2. Jumlah penduduk pada akhir tahun.Tabel 3. Jumlah Penduduk Akhir Tahun 2014No.DusunKepala KeluargaLaki LakiPerempuanKeterangan

123456

1.Tinonto158250229-

2.Takumpisi85158145-

3.Pambua59109138-

4.Harapan70192266-

JUMLAH372709778-

Sumber: Kantor Desa Letawa Perkembangan Desa di tinjau dari masing-masing Bidang:1. Bidang Pendidikan:Lembaga Pendidikan terdiri dari: Pendidikan Anak Usia Dini: 2 Unit Taman Kanak Kanak: 1 Unit Sekolah Dasar: 4 Unit2. Bidang Keagamaan :Jumlah Sarana Ibadah : Gereja: 1 Unit Pura: 0 Unit Masjid: 5 Unit Mushollah: 1 Unit3. Bidang Kesehatan: Puskesmas pembantu: 0 Unit Polindes: 0 Unit Posyandu: 0 Unit Poskesdes: 1 Unit4. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Letawa: PNS: 230 Orang Peternak: 61 Orang Petani dan nelayan: 754 Orang Buruh tani: 241 Orang Jasa: 10 Orang Wiraswasta: 178 Orang Industri: 24 Orang Usia Sekolah: 368 Orang5. Sarana Pemerintahan dan Fasilitas Umum, Aset Desa yang di Urus oleh Desa: Pos Ronda: 3 Unit MCK: 9 Unit Kantor Desa: 1 Unit Kantor BPD: 1 Unit Perpustakaan: 2 Unit6. Sarana Olahraga: Lapangan Sepak Bola: 3 Unit Lapangan Takraw: 3 Unit Lapangan Bola Volly: 2 Unit7. Sarana Transportasi dan Alat Angkut: Kendaraan Bermotor: 345 Unit Kendaraan Roda empat: 27 Unit Kendaraan Roda enam: 20 Unit8. Bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan: Kebun Kelapa Sawit: 500 Ha Kebun Kelapa Dalam: 300 Ha Kebun Coklat/Kakao: 389 Ha Kolam Ikan: 10 Petak Tanaman Tumpang Sari: 32 Ha9. Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat: Pelayanan Umum: 5 Orang Pelayanan Kependudukan: 3 Orang Pelayanan Legasisasi: 3 Orang10. Program Pembangunan di Desa Letawa di Arahkan pada: Pendataan penduduk Pembangunan kantor Desa dan aula serta Fasilitas Pemerintahan lainya Pengadaan lahan/tanah untuk pengembangan kelapa sawit sekaligus menjadi tanah kas Desa Pembangunan sarana air bersih Pembangunan sarana Pendidikan termasuk anak usia dini Pembangunan jembatan Pembangunan fasilitas umum Masyarakat berbasis sanitasi Peningkatan jalan Desa dan jalan usaha tani Pembangunan usaha Pengolahan Kelapa dalam Pembangunan Bendungan/irigasi Pembukaan jalan tani Pembangunan rabat beton Pembangunan Tempat Sampah Pembangunan Normalisasi saluran pembuangan Pembangunan tempat wisata11. Pendapatan dan Sumber Ekonomi:A. Mata pencaharian petani oleh masyarakat Desa disini sebagian melakukan aktifitas penghasil Kakao yang sangat produktif khususnya pada tanaman kakao, tanaman kelapa dalam yang sudah menjamin kehidupan di Desa Letawa sehingga masyarakat merasakan kemakmuranyang menjadi tolak ukur pada pendapatan sehari hari dimasyarakat, sehingga pendapatan masyarakat rata rata mencapai 1,5 juta setiap bulan, selain usaha petani ada juga usaha lain masyarakat seperti usaha pertokoan / kios yang sampai saat ini telah mencapai 36 Unit kios/tokoB. Pendapatan Asli Desa Letawa khusus yang bersumber dari jasa pelayanan administrasi Rp 3.000.000, di tambah dengan alokasi Dana Desa Rp 100.000.000, sehingga mencapai Rp 110.000.000,(Seratus sepuluh juta rupiah) Pertahun12. Kelembagaan:Desa Letawa mempunyai beberapa kelembagaan di antaranya: Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Karang taruna Forum kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)13. Seni dan Budaya: Kesenian suku mandar / Mamuju = Rabana, Sayang Sayang, Pattudu14. Nama-nama Demang/Lurah/Kepala Desa Sebelum dan Sesudah Berdirinya Desa LetawaTabel 4. Nama Kepala Desa Letawa Sebelum dan Sesudah Berdirinya Desa LetawaNoPeriodeNama Kepala DesaKeterangan

1.2008 - 2009HAMRI, SEKARATEKER

2.2009 - 2015HAMRI, SEDEFINITIF

BAB IVMETODE PENELITIAN4.1 Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penulisan karya tulis ilmiah ini adalah studi literatur (desk-study) dan review laporan-laporan yang ada. Literatur, dokumen dan laporan-laporan sejenis yang terkait dengan topik yang akan dikaji baik yang menyajikan fakta-fakta dan data-data yang berhubungan dengan judul yang akan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini, yakni Faktor Resiko Yang Berpengaruh Terhadap Terjadinya Hipertensi pada Masyarakat di Desa Letawa, Kecamatan Sarjo4.2 Rancangan Analisis Data Data kuantitatif dan data kualitatif yang berhasil dikumpulkan akan dianalisis secara deskriptif. Dasar pemikirannya berdasarkan pada berbagai bahan pustaka yang kami peroleh, maka tidak ada data yang dianalisis secara statistik.

BAB VHASIL & PEMBAHASAN5.1 Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah di Desa LetawaNoNamaTekanan darahUsia

JK(L/P)Riw. keluargaKonsumsi Tinggi Garam

1Eda140/8051P++

2Naharia160/7065P+-

3Ridho140/8029L--

4Amriani100/8028P-+

5Muh. Yunus110/7072L++

6Samsul130/8047L+_

7Naimah110/7026P++

8Mawi160/8080P+-

9Nurhayati150/9048P++

10Sahamia130/9040P++

11Nurhikma100/7029P--

12Hasanuddin110/7045L+-

13Nurmawati90/7026P--

14Simbar140/7050P-+

15Mastura120/7042P-+

16Rina120/8030P-+

17Jumain100/7051L+-

18Muh. Yasin160/10050L++

19Masni100/8034P--

20Mohammad Anis140/8063L+-

21Hj. Mulyati 120/8045P+-

22Sahril170/10043L+-

23Fahrin90/8031L--

24Rahman120/8048L--

25Hasman110/8032L--

26Hariah120/8031P-+

27Pia130/7085P--

28Cici150/8070P+-

29Sahabuddin110/9035L--

30Haitar110/7050L--

31Mina110/6040P--

32Hasmi110/6039P--

33Aminah100/8060P--

34Nurmawati100/8041P--

35Rida90/7022P--

36Erni 90/8034P--

37Mahfud110/8033L--

38Jumiati100/8036P--

39Salahuddin120/7045L--

40Salai130/8062L+-

41Salmia110/7034P++

42Ali110/7031L--

43Salma S.130/7052P-+

44Darwis140/7039P--

45Suriati130/8037P--

5.2 Pembahasan Setelah dilakukan analisis, faktor faktor yang terbukti sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi pada masyarakan Desa Letawa yaitu riwayat keluarga yang menderita hipertensi, kebiasaan konsumsi garam, usia, dan merokok. Riwayat Keluarga. Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu terhadap orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Data statistik juga membuktikan jika salah satu dari orang tua seseorang memiliki riwayat menderita penyakit tidak menular tertentu, maka dimungkinkan sepanjang hidup keturunannya memiliki peluang 25% terserang penyakit tersebut. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga. Kebiasaan Konsumsi Garam, merupakan salah satu faktor risiko hipertensi, natrium memiliki hubungan yang sebanding dengan timbulnya hipertensi. Semakin banyak jumlah natrium dalam tubuh, maka akan terjadi peningkatan volume plasma, curah jantung, dan tekanan darah. Usia, Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur. Pasien yang berumur di atas 60 tahun, 50 60 % mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya. Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung menurun. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu refleks baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun. Merokok, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Mekanisme yang mendasari hubungan rokok dengan tekanan darah berdasarkan penelitian tersebut adalah proses inflamasi. Baik pada mantan perokok maupun perokok aktif terjadi peningkatan jumlah protein C-reaktif dan agen-agen inflamasi alami yang dapat mengakibatkan disfungsi endotelium, kerusakan pembuluh darah, pembentukan plak pada pembuluh darah, dan kekakuan dinding arteri yang berujung pada kenaikan tekanan darah. Karbon monoksida dalam asap rokok juga akan menggantikan ikatan oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan tubuh lainnya. Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and Womens Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari.Faktor yang tidak berhubungan dengan terjadinya hipertensi Jenis Kelamin, dari hasil observasi menunjukkan bahwa faktor jenis kelamin tidak berhubungan dengan terjadinya hipertensi. Pada wanita dengan usia produktif sekitar 30-40 tahun, kasus yang berhubungan dengan penyakit hipertensi jarang terjadi, hal ini terbalik dengan pria yang semakin meningkat resiko terkena penyakit hipertensi. Beberapa hormon termasuk hormon estrogen yang sangat tinggi pada wanita meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) yang berperan melindungi wanita dari penyakit hipertensi. Namun pada usia diatas 50 tahun, resiko terkena penyakit hipertensi mulai meningkat dikarenakan wanita yang telah masuk dalam masa Menopause, dimana kadar hormon estrogen yang berkurang diikuti dengan penurunan kadar HDL dalam darah.

BAB VIKESIMPULAN & SARAN6.1 Kesimpulan Berdasarkan observasi , dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Seseorang dengan riwayat keluarga penderita hipertensi akan memiliki resiko lebih besar terkena hipertensi dbandingkan dengan orang tanpa riwayat keluarga hipertensi.2. Kebiasaan mengkonsumsi garam merupakan faktor yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi, konsumsi garam yang berlebihan dan rutin akan memicu terjadinya hipertensi3. Semakin lanjut usia seseorang, semakin besar resiko untuk terkena hipertensi, hal ini sebanding dengan sifat hipertensi yang merupakan penyakit degeneratif.4. Seseorang dengan kebiasaan mengkonsumsi rokok akan memiliki resiko untuk terkena hipertensi, hal ini dikarenakan kandungan dalam rokok yang dapat merusak pembuluh darah. 5. Jenis kelamin tidak termasuk faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi.6.2 Saran1. Bagi petugas kesehatan pada khususnya Puskesmas Sarjo, Poskesdes Letawa yang memiliki wilayah kerja mencakup Desa Letawa dapat lebih sering melakukan penyuluhan mengenai penyakit hipertensi kepada masyarakat, khususnya masyarakat Desa Letawa. 2. Kepada masyarakat Desa Letawa agar lebih membiasakan diri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di tempat pelayanan kesehatan masyarakat, Poskesdes Letawa atau Puskesmas Sarjo, dan menjaga pola hidup yang sehat.

Daftar Pustaka1. WHO. Regional Office for South-East Asia. Department of Sustainable Development and Healthy Environments. Non Communicable Disease : Hypertension [internet]. c2011 [cited 2011 Nov 22]. Available from: http://www.searo.who.int/ 2. A. Tjokronegoro dan H. Utama. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam II. In: E. Susalit, E.J. Kapojos, dan H.R. Lubis ed. Hipertensi Primer. Jakarta: Gaya Baru; 2001. p: 453-456. 3. Depkes RI. Profil Kesehatan Republik Indonesia, RISKESDA 2013 [internet]. Available from: http://www.depkes.go.id/ 4. Jeffrey S.Flier, Eleftheria Maratos-Flier. 2005. Obesity. In Harrisons Principles of Internal Medicine 16th ed. United States of America: Mc.Graw-Hill Companies,inc. Page 427. 5. Linda Brookes. The Updated WHO/ISH Hypertension Guidelines [internet]. Available from: Medscape Cardiology. 6. American Heart Association. Internacional Cardiovascular Disease Statistic [internet]. Available from: http://americanheart.org/ 7. E.J. Corwin. Buku Saku Patofisiologi (Terjemahan) [monograph online]. Jakarta: EGC; 2001.p: 694.8. Veronique A. C., Robert H. F. Effects of endurance training on blood pressure, Blood pressure-regulating mechanisms, and cardiovascular risk factors. AHA, 2005. 9. Ganong, W. F. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 17. Jakarta : EGC10. Adam,John MF. 2006. Obesitas dan Sindroma Metabolik. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 11. Lovastatin,Kohlmeier. 2006. Penyakit Jantung Dan Tekanan Darah Tinggi (Pengenalan Gejala, Pencegahan dan Penanganannya Dengan Metode Alami). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 12. Kantor Desa Letawa, Kecamatan Sarjo. 2015.

Lampiran 1. Peta Desa LetawaDesa: LetawaKecamatan: SarjoKabupaten: Mamuju UtaraProvinsi: Sulawesi Barat

Gambar 2. Peta Desa Letawa

Lampiran 2. Biodata PenulisBiodata Lengkap PenulisA. IdentitasNama: I Kadek Yoga RipaldiStambuk:11777032Tempat tanggal lahir: Toili, 26 September 1994Pekerjaan: MahasiswaJenis kelamin: Laki-lakiAgama: HinduKewarganegaraan: IndonesiaAlamat: Jln. Ramba Lorong 2 nomor 7c, Kecamatan Palu Selatan, Kota PaluProgram Studi / Fakultas: Pendidikan Dokter / Fakultas KedokteranB. Pendidikan1. SD Inpres 2 Mekakencana, Toili 1999 - 20052. SMP Negeri 1 Toili 2005 - 20083. SMA Negeri 1 Toili tahun 2008 - 20094. Fakultas Kedokteran Universitas Al-Khairaat Palu 2011 -sekarang.C. Orang Tua1. AyahNama: I Ketut Mulyawan, S.PdPekerjaan: PNSPendidikan Terakhir: S1Alamat: Toili2. IbuNama: Ni Made Suparwati, Amd.KepPekerjaan: PNSPendidikan Terakhir: D3Alamat: Toili

Lampiran 3. Dokumentasi Pemeriksaan Tekanan Darah Masyarakat di Desa Letawa

26