kti generasi batik

34
GENERASI BATIK (Disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan bagi siswa/siswi SMP Negeri 3, Balikpapan) Nama : Fatimah Ramadhani Kelas : IX-G NIS : 9997094807 SMP NEGERI 3 TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Upload: fatimah-ramadhani

Post on 10-Nov-2015

241 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Karya tulis ilmiah yang bertemakan Batik. Dan berjudul "Generasi Batik" ini diharapkan dapat membantu. Terima kasih

TRANSCRIPT

GENERASI BATIK(Disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan bagi siswa/siswi SMP Negeri 3, Balikpapan)

Nama : Fatimah RamadhaniKelas: IX-GNIS : 9997094807

SMP NEGERI 3TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

GENERASI BATIK(Disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan bagi siswa/siswi SMP Negeri 3, Balikpapan)

Nama : Fatimah Ramadhani (6)Kelas: IX-GNIS: 9997094807

SMP NEGERI 3TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

i

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penulisan: Generasi BatikNama: Fatimah RamadhaniTempat Tanggal Lahir: Balikpapan, 6 Januari 1999Jenis Kelamin: PerempuanNIS/NISN: 9997094807Mata Pelajaran: Bahasa dan Sastra IndonesiaSekolah: SMP Negeri 3, BalikpapanAlamat Sekolah: Jl. Seokarno-Hatta Km 2

Guru Mata Pelajaran Penulis

Siti Halimah.S,Pd Fatimah Ramadhani(NIP 196601212007012015 ) (NIS 9997094807)

ii

KATA PENGANTARDengan menucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Penulis telah berhasil menyesun karya tulis ilmiah yang berjudul Generasi Batik yang disusun untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang batik Indonesia.Penyusunan karya tulis ilmiah ini bersumber pada informasi yang telah ada, melalui jaringan internet sehingga karya tulis ini dapat memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia sebagai salah satu persyaratan kelulusan bagi siswa maupun siswi SMP Negeri 3, Balikpapan. Dalam penulisan karya tulis ini penulis masih merasa banyak kekurangan baik secara teknis penulisan maupun materi mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Dalam penulisan karya tulis ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini, khususnya kepada :1. Ibu Supriyani M.Pd selaku kepala SMP Negeri 3, Balikpapan .2. Pak Untung Wahyudi M.Pd selaku wali kelas IX-G dan dewan guru. 3. Ibu Siti Halimah S.Pd selaku guru pembimbing yang selalu meluangkan waktu untuk tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan serta dorongan dalam penyelesaian tugas karya tulis ini. 4. Juga Orang Tua dan keluarga tercinta karena telah memberikan dorongan yang sangat besar juga doa dalam menyelesaikan tugas karya tulis ini. 5. Teman-teman (Karina, Mega, Fathinah) yang telah membantu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah membantu dan memberikan dorongan serta penulis berharap agar tugas karya tulis ini dapat berguna bagi kita semua. Penulis

iii

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL.......iHALAMAN PENGESAHAN...iiKATA PENGANTAR..iiiDAFTAR ISI....ivBAB I PENDAHULUAN.....1A. Latar Belakang..........1B. Rumusan Masalah.........1C. Tujuan Penulisan...........1D. Manfaat Penulisan.........1BAB II KAJIAN TEORI...2A. Pengertian Batik........2B. Budaya Batik.....2C. Sejarah Teknik Batik.....3BAB III PEMBAHASAN.6A. Macam-Macam Batik........6B. Cara Pembuatan Batik.......9C. Dimana Kita Dapat Menemukan Pengarajin Batik?................................................12D. Apa Yang Mendasari Kaum Remaja Tidak Menyukai Batik?.................................14E. Cara Agar Generasi Muda Mau Melestarikan Batik?...................................15BAB IV PENUTUP..16A. Kesimpulan.......16B. Saran.....16DAFTAR PUSTAKA...17LAMPIRAN..18

iv

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini perkembangan desain makin pesat. Otomatis perkembangan itu akan membawa perubahan, demikian juga dengan perubahan mode berpakaian. Banyak kalangan khususnya remaja yang jarang menyukai batik dikarenakan kuno atau tidak gaul dan ada juga yang mengatakan bahwa batik hanya dipakai ketika pergi ke acara perkawinan. Namun, sekarang banyak desain maupun motif batik yang di ubah dan dikreasikan sesuai selera generasi muda masa kiniNamun, batik adalah warisan budaya Indonesia yang semakin diakui keberadaannya olehdunia, setelah diakui oleh UNESCO sebagai World Herritage( Warisan Dunia ) tahun 2009. Pantaslah jika batik dijadikan sebagi warisan dunia karena batik merupakan hasil pikiran nenek moyang yang penuh dengan nilai sejarah dan budaya.Hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki batik dengan karakteristik tersendiri, seperti batik Solo, batik Pekalongan, batik Banyumas, batik Cirebon, batik Ponorogo, batik Tulungagung, batik Gresik, batik Surabaya, batik Madura, batik Tegalan dan banyak lagi dengan nama yang berbeda-beda.B. Rumusan Masalaha. Apakah itu batik?b. Apa saja jenis-jenis batik?c. Bagaimana cara pembuatan batik?d. Apa yang mendasari kaum remaja tidak menyukai batik?

Dari masalah-masalah diatas, yang menjadi rumusan masalahnya adalah : Bagaimanakah cara agar generasi muda mau melestarikan batik?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa itu batik2. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan batik3. Untuk mengetahui jenis-jenis batik4. Untuk mengetahui mengapa beberapa generasi muda enggan menggunakan batik

D. Manfaat Penulisan1. Mengenal lebih jauh tentang batik2. Mengetahui proses pembuatannnya3. Agar generasi mudah mau melestarikan seni batik4. Untuk menunjukkan bahwa batik adalah ciri Indonesia

BAB IIKAJIAN TEORIA. Pengertian Batik Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. Menurut pendapat para ahli, walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7.Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik. B. Budaya Batik

Pahlawan wanita R.A. Kartini dan suaminya memakai rok batik. Batik motif parang yang dipakai Kartini adalah pola untuk para bangsawanBatik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.C. Sejarah Teknik Batik

Detail ukiran kain yang dikenakan Prajnaparamita, arca yang berasal dari Jawa Timur abad ke-13. Ukiran pola lingkaran dipenuhi kembang dan sulur tanaman yang rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa.

3

Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.

Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7.Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik. G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir, serasah itu ditafsirkan sebagai batik.Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.4

Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok.

5

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Macam-Macam BatikJenis-jenis batik atau macam-macam batik dapat kita golongkan menjadi dua, yaitu berdasarkan cara pembuatannya dan berdasarkan motif atau coraknya.

1) Macam Batik Berdasarkan Cara PembuatannyaBerdasarkan teknik yang digunakan untuk pembuatannya, batik dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut beberapa macam batik dan penjelasannya :

a. Batik TulisSesuai dengan namanya, teknik perintang warna yang digunakan saat proses pembuatan batik tulis ini adalah dengan cara dibubuhkan di atas kain batik (seperti orang menulis) menggunakan alat yang bernama canting. Proses pembuatan batik jenis ini memerlukan waktu berbulan bulan sekitar 2-3 bulan, sehingga harganya relatif mahal.

b. Batik CapPembuatan batik jenis ini menggunakan alat berbentuk lempengan yang dibuat dari tembaga dan dilengkapi dengan motif tertentu yang disebut dengn Cap. Cap berfungsi untuk membubuhkan malam ke atas kain batik, kurang lebih seperti prinsip stempel.

c. Batik LukisBatik lukis atau batik painting adalah teknik pembuatan batik dengan cara melukis langsung diatas kain putih. Alat dan bahan untuk pembuatan batik lukis ini sama dengan batik pada umunya yaitu canting dan malam. Hanya pada batik lukis juga menggunakan kuas. Batik painting ini termasuk kreasi baru dan tidak lagi menggunakan motif tradisional, tetapi motif motif batik kontemporer yang lebih sederhana.

2) Macam Macam Batik Berdasarkan Motif atau Corak

a. Batik KratonBatik ini adalah awal dari berbagai macam batik yang berkembang di Indonesia. Pada motifnya terkandung makna serta filosofi hidup. Batik Kraton ini dikerjakan oleh putrid putrid keraton maupun oleh pembatik ahli yang ada di dalam lingkungan keraton. Dulunya motif ini terlarang untuk dipakai oleh orang kebanyakan seperti halnya motif batik Parang Rusak, Parang Barong, Udan Liris serta beberapa jenis motif yang lain.

b. Batik SudagaranBatik Sudagaran ini berasal dari motif larangan dari keraton yang dibuat motif baru oleh para seniman yang berasal dari kaum saudagar agar sesuai dengan selera mereka. Para seniman ini juga mengubah motif larangan (terlarang) sehingga bisa dipakai oleh masyarakat kebanyakan. Motif batik ini dikenali dengan design yang terkesan berani dalam hal pemilihan bentuk, penggunaan benda benda alam dan binatang, serta pemakaian kombinasi warna yang didominasi warna soga atau biru tua. Batik Sudagaran ini memberikan kwalitas dalam proses pengerjaannya dan kerumitan dalam menghasilkan ragam hias yang baru. Pembuat batik Sudagaran ini merubah batik kraton dengan penambahan isen isen yang lebih rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik/ttik) sehingga terwujud sebuah motif batik yang sangat indah.

c. Batik CuwiriAdalah motif batik yang memakai pewarna soga alam. Umumnya batik Cuwiri ini dipakai untuk semekan atau kemben dan biasanya dipakai pada upacara adat mitoni. Motif ini umumnya ditandai dengan penggunaan ragam hias meru dan gurda. Arti dari cuwiri sendiri adalah kecil kecil.

d. Batik TambalMotif batik ini mempunyai arti menambal atau memperbaiki sesuatu yang rusak. Dulu, kain batik tambal dipercayai bisa membantu menyembuhkan orang sakit dengan cara menyelimuti orang tersebut dengan kain batik tambal.

e. Batik Sekar JagadMotif ini merupakan salah satu motif khas batik Indonesia. Makna motif ini adalah kecantikan atau keindahan yang akan membuat orang yang melihatnya menjadi terpesona. Ada juga yang berpendapat bahwa kata Sekar Jagad berasal dari kata dalam bahasa Jawa kar jagad (kar: peta, jagad: dunia) yang berarti motif ini menggambarkan keragaman di seluruh dunia.

7

f. Batik KawungMotif batik Kawung mempunyai pola berupa bulatan seperti buah Kawung, yaitu sejenis kelapa atau kolang kaling yang disusun rapid dan geometris.Motif ini juga kadang diwujudkan sebagai gambar bunga teratai (lotus) dengan 4 lembar daun bunga yang merekah. Teratai sendiri adalah bunga yang melambangkan panjang umur dan kesucian. Umumnya pemberian nama nama motif batik Kawung didasarkan atas besar kecilnya bentuk bulatan yang terdapat dalam motif. Sebaga contoh, Kawung Picis adalah batik kawung yang motifnya tersusun atas bulatan bulatan yang kecil (picis adalah nama mata uang sepuluh sen yang ukurannya kecil). Kemudian Kawung Bribil adalah batik kawung yang motifnya tersusun atas bulatan bulatan yang ukurannya lebih besar dari kawung picis (bribil adalah nama mata uang yang ukurannya juga lebih besar bila dibandingkan dengan picis). Sedang Kawung Sen mempunyai bentuk bulat dan lonjong yang lebih besar disbanding Kawung Bribil.

g. Batik Sido MuktiMotif batik Solo ini biasanya dipakai sebagai kain dalam upacara adat perkawinan pada acara resepsi atau pahargyan dan biasanya dibuat menggunakan pewarna soga alam. Pola dasar yang terdapat di motif batik Sido Mukti ini adalah gurda. Makna atau filosofi dari motif batik ini adalah harapan untuk mendapatkan kebahagiaan lahir batin.h. Batik Sido LuhurMerupakan batik Kraton Surakarta (Solo). Motif batik Sido Luhur biasanya dikenakan oleh pengantin perempuan di malam pegantin. Motif ini mengandung makna keluhuran yang berarti suatu harapan agar bisa mencapai kedudukan yang tinggi serta bisa menjadi panutan masyarakat.i. Batik Sido Asih

Merupakan batik Kraton Surakarta (Solo) yang biasanya dipakai oleh pengatin perempuan. Motif batik Sido Asih ini mempunyai makna agar dalam hidup berumah tangga selalu dipenuhi dengan kasih saying. Dalam arti yang lebih luas, batik Sido asih diartikan agar manusia mengembangkan rasa saling mengasihi dan menyayangi antar sesama.

j. Batik Jawa HokokaiPada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.8

k. Batik BelandaWarga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.

B. Cara Pembuatan BatikSemula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.a. Cara Pembuatan Batik TulisBerikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis : Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun) Canting sebagai alat pembentuk motif, Gawangan (tempat untuk menyampirkan kain) Lilin (malam) yang dicairkan Panci dan kompor kecil untuk memanaskan Larutan pewarnaAdapun langkah-langkah dalam membatik tulis : 1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil. 9

2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut. 3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tida. 4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu . 5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan. 6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama. 7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua. 8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku. 9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua. 10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan. 11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan. 12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

10

b. Proses MembatikDi masa kini, pengusaha batik juga menyediakan pendidikan batik kilat pada anak-anak sekolah dan masyarakat umum. Yang diajarkan adalah tata cara membatik dengan benar, dan biasanya menggunakan kain selebar saputangan sebagai percobaan. Dengan demikian, proses membatik itu dapat dikerjakan hanya dalam beberapa jam dan biaya yang diperlukan pun sangat kecil. Tradisi ini sangat bagus untuk memperkenalkan proses membatik kepada masyarakat, terutama generasi muda.Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir. Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama.a. NgemplongNgemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.

Setelah melalui proses di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya, dilakukan proses pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.

b.Nyorek atau MemolaNyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.

c.MbathikMbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir sama dengan isen-isen, tetapi lebih rumit.

d.NembokNembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.11

e..MedelMedel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.

f. Ngerok dan MbirahPada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.

g.MbironiMbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.

h.MenyogaMenyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat tersebut.

i.NglorodNglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.

C. Dimana Kita Dapat Menemukan Pengrajin Batik ?

Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, bahwa batik di bagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pembuatannya yaitu ; batik tulis, cap, dan lukis. Diantara tiga jenis tersebut yang paling banyak memakan waktu adalah batik tulis yang memerlukan waktu sekitar 2-3 bulan lamanya dan harga cukup mahal. Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi muncullah batik dengan teknik cap yang cepat juga ekonomis. Tempat produksi batik yang biasanya hanya di Jogja saja kini tersebar di beberapa pulau seperti di bawah inia. a. Pembatikan di JakartaPembatikan di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah pembatikan lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-19. Pembatikan ini dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan di daerah-daerah pembatikan. Daerah pembatikan yang dikenal di Jakarta tersebar dekat Tanah Abang yaitu: Karet, Bendungan Hilir dan Udik, Kebayoran Lama, dan daerah Mampang Prapatan serta Tebet.12

Jakarta sejak zaman sebelum perang dunia kesatu telah menjadi pusat perdagangan antar daerah Indonesia dengan pelabuhannya Pasar Ikan sekarang. Setelah perang dunia kesatu selesai, dimana proses pembatikan cap mulai dikenal, produksi batik meningkat dan pedagang-pedagang batik mencari daerah pemasaran baru. Daerah pasaran untuk tekstil dan batik di Jakarta yang terkenal ialah: Tanah Abang, Jatinegara dan Jakarta Kota, yang terbesar ialah Pasar Tanah Abang sejak dari dahulu sampai sekarang. Batik-batik produksi daerah Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah Abang dan dari sini baru dikirim kedaerah-daerah diluar Jawa. Pedagang-pedagang batik yang banyak ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit dan kecil.Oleh karena pusat pemasaran batik sebagian besar di Jakarta khususnya Tanah Abang, dan juga bahan-bahan baku batik diperdagangkan ditempat yang sama, maka timbul pemikiran dari pedagang-pedagang batik itu untuk membuka perusahaan batik di Jakarta dan tempatnya ialah berdekatan dengan Tanah Abang. Pengusaha-pengusaha batik yang muncul sesudah perang dunia kesatu, terdiri dari bangsa cina, dan buruh-buruh batiknya didatangkan dari daerah-daerah pembatikan Pekalongan, Yogya, Solo dan lain-lain. Selain dari buruh batik luar Jakarta itu, maka diambil pula tenaga-tenaga setempat di sekitar daerah pembatikan sebagai pembantunya. Berikutnya, melihat perkembangan pembatikan ini membawa lapangan kerja baru, maka penduduk asli daerah tersebut juga membuka perusahaan-perusahaan batik. Motif dan proses batik Jakarta sesuai dengan asal buruhnya didatangkan yaitu: Pekalongan, Yogya, Solo dan BanyumasBahan-bahan baku batik yang dipergunakan ialah hasil tenunan sendiri dan obat-obatnya hasil ramuan sendiri dari bahan-bahan kayu mengkudu, pace, kunyit dan sebagainya. Batik Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya warnanya sama dengan batik Banyumas. Sebelum perang dunia kesatu bahan-bahan baku cambric sudah dikenal dan pemasaran hasil produksinya di Pasar Tanah Abang dan daerah sekitar Jakarta.b. b. Pembatikan di Luar JawaDari Jakarta, yang menjadi tujuan pedagang-pedagang di luar Jawa, maka batik kemudian berkembang di seluruh penjuru kota-kota besar di Indonesia yang ada di luar Jawa, daerah Sumatera Barat misalnya, khususnya daerah Padang, adalah daerah yang jauh dari pusat pembatikan dikota-kota Jawa, tetapi pembatikan bisa berkembang didaerah ini.Sumatera Barat termasuk daerah konsumen batik yang ada pada pedagang-pedagang batik sudah habis dan konsumen perlu batik untuk pakaian sehari-hari mereka. Ditambah lagi setelah kemerdekaan Indonesia, dimana hubungan antara kedua pulau bertambah sukar, akibat blokade-blokade Belanda, maka pedagang-pedagang batik yang biasa hubungan dengan pulau Jawa mencari jalan untuk membuat batik sendiri. 13

Dengan hasil karya sendiri dan penelitian yang seksama, dari batik-batik yang dibuat di Jawa, maka ditirulah pembuatan pola-polanya dan ditrapkan pada kayu sebagai alat cap. Obat-obat batik pertama muncul yaitu daerah Sampan Kabupaten Padang Pariaman tahun 1946 antara lain: Bagindo Idris, Sidi Ali, Sidi Zakaria, Sutan Salim, Sutan Sjamsudin dan di Payakumbuh tahun 1948 Sdr. Waslim (asal Pekalongan) dan Sutan Razab. Setelah daerah Padang serta kota-kota lainnya menjadi daerah pendudukan tahun 1949, banyak pedagang-pedagang batik membuka perusahaan-perusahaan/bengkel batik dengan bahannya didapat dari Singapore melalui pelabuhan Padang dan Pakanbaru. Tetapi pedagang-pedagang batik ini setelah ada hubungan terbuka dengan pulau Jawa, kembali berdagang dan perusahaanny a mati.Warna dari batik Padang kebanyakan hitam, kuning dan merah ungu serta polanya Banyumasan, Indramayu-an, Solo dan Yogya. Sekarang batik produksi Padang lebih maju lagi tetapi tetap masih jauh dari produksi-produksi di pulau Jawa. Alat untuk cap sekarang telah dibuat dari tembaga dan produksinya kebanyakan sarung.D. Apa Yang Mendasari Kaum Remaja Tidak Menyukai Batik ?

Batik yang menjadi ciri khas sekaligus menjadi kebangaan negeri ini nyatanya masih belum sepenuhnya remaja kita bangga ketika memakai batik dan tampil di khalyak ramai. Remaja kita masih belum percaya diri dengan balutan busan batik warisan leluhur kita. Padahal dari segi desain busana batik tak kalah saing jika dibandingkan dengan busana-busana yang sekarang lagi beredar di pasaran.Jika untuk sekedar nongkrong pun remaja kita seakan tidak pantas kalau memakai pakaian batik, mereka selalu beranggapan kalau baju batik untuk orang-orang yang sudah dewasa atau lanjut usia saja dan digunakan untuk acara-acara resmi. Padahal kenyataannya tidak demikian.Penulis sendiri begitu suka dan kagum melihat wanita Indonesia pakai batik. Karena ketika penulis melihat wanita memakai batik kelihatannya semakin bersinar dan bertambah ayu. Jadi batik sudah bukan hal yang asing lagi buat orang Indonesia, khususnya remaja.E. Cara Agar Generasi Muda Mau Melestarikan Batik ?Juga sudah dijelaskan sebelumnya bahwa beberapa remaja beropini tidak pantas kalau memakai pakaian batik, mereka beranggapan kalau baju batik itu untuk orang tua dan untuk pergi ke acara perkawinan Padahal kenyataannya tidak demikian. Dengan bermunculannya design baru yang cukup vatiatif di kancah per-design-nan batik Indonesia, banyak pilihan baju batik yang cukup gaul untuk digunakan remaja-remaja sekarang. Dengan kita membiasakan memakai baju batik, baik itu dalam aktifitas sehari-hari ataupun yang lainnya secara tidak langsung kita telah menghargai sekaligus melestarikan warisan leluhur 14

kita dan bisa memajukan negeri ini lewat ciri khasnya kain batik. Sekiranya tidak akan terjadi lagi klaim batik atas nama budaya orang lainMenyikapi hal yang seperti ini selain dari pribadi diri kita sendiri yang harus sadar secara invidu untuk tetap mempertahankan, menghargai, dan terus mengembangkan keberadaan batik sekarang yang telah dikukuhkan sebagai budaya asli Indonesia oleh United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO) 2 Oktober kemarin sebagai world heritage. Pemerintah harus dan bahkan wajib dalam mempertahankan, menghargai, dan terus mengembangkan batik dengan cara men-sosialisasi-kan batik pada ramaja. Karena poros utama dari sebuah negeri adalah remaja.Pemerintah harus melihat peluang tersebut, selain pangsa pasar dikalangan remaja yang cukup potensial juga untuk menanamkan rasa cinta remaja terhadap batik bagitu efektif dengan mengambil jalan sosialisasi batik sedini mungkin pada generasi muda Indonesia. Apalagi, dengan adanya proses revolusi desain dari para perancang batik Indonesia. Saat ini seakan tidak asing lagi, jika kita melihat remaja-remaja mulai memakai batik saat jalan-jalan di mal atau ngumpul di sebuah kafe. Beberapa model desain pun diciptakan untuk menyesuaikan dengan kehidupan remaja yang sangat dinamis.Setelah sebelumnuya bersengketa dengan negara tetangga atas hak kepemilikan batik, akhirnya Batik kini resmi milik Indonesia dan di akui PBB. Selain itu kini banyak remaja-remaja yang mendirikan forum untuk kelompok pecinta batik di jejaring sosial. Indonesia juga turut berduka cita karena duta batik, Nelson Mandela meninggal dunia. Nelson Mandela senang menggunakan batik Indonesia karena memiliki seni yang tinggi. Nelson Mandela sering di jumpai dengan selalu mengenakan batik.15

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan :1. Batik merupakan budaya bangsa Indonesia 2. Batik merupakan warisan budaya Indonesia bagi dunia 3. Batik merupakan produk ekspor Indonesia, yang dapat meningkatkan devisa Negara4. Batik mempunyai nilai ekonomi5. Batik mempunyai nilai sejarah yang tinggi

B. Saran :1. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harusnya tetap melestarikan apa yang telah Tuhan berikan kepada Indonesia, mulai dari alamnya, keseniannya, manusianya, dan berbagai hal. Jangan sampai budaya kita terkikis oleh budaya asing yang masuk ke Indonesia, melestarikan budaya Indonesia adalah salah satu upaya untuk mempertahankan Indonesia. 2. Marilah kita jaga semua kekayaan yang ada di negeri kita. Karena batik adalah warisan budaya, selain itu PBB juga sudah mematenkan batik adalah milik Indonesia. Jangan sampai timbul lagi masalah yang sama seperti masalah Malaysia menghakpatenkan kekayan bangsa kita untuk negaranya. Mari kita lestarikan semua kekayaan di negeri kita.

DAFTAR PUSTAKA

Dewan sastera, Volume 31, Issues 1-6 By Dewan Bahasa dan Pustaka

Nava Nadia, Il batik - Ulissedizioni - 1991 ISBN 88-414-1016-7 Iwan Tirta, Gareth L. Steen, Deborah M. Urso, Mario Alisjahbana, 'Batik: a play of lights and shades, Volume 1', By Gaya Favorit Press, 1996, ISBN 979-515-313-7, 9789795153139 The Malay Handloom Weavers: A Study of the Rise and Decline of Traditional ... By Maznah Mohamad http://ajiez.blogdetik.com/2009/12/12/remaja-jangan-gengsi-memakai-batik/http://almoed.wordpress.com/tag/opini/http://dilamprasetya.wordpress.com/2013/07/10/makalah-batik/http://forum.kompas.com/nasional/30459-macam-macam-batik-di-indonesia.htmlhttp://henyta.wordpress.com/aku-cinta-batik/http://id.wikipedia.org/wiki/Batikhttp://macam-batik-indonesia.blogspot.com/http://moch-rijal-fauzi.blogspot.com/2011/11/remaja-indonesia-tak-malu-pakai-batik.htmlhttp://pesonabatik.site40.net/Cara_Membuat_Batik.htmlhttp://pesonabatik.site40.net/Sejarah_Batik.htmlhttp://sinauwerno-werno.blogspot.com/2012/11/proses-membuatan-batik-dan.htmlhttp://www.poskotanews.com/2013/12/06/nelson-mandela-meninggal-dunia-indonesia-kehilangan-duta-batik/ http://www.unesco.org/culture/ich/index.php?RL=00170

LAMPIRANBatik KeratonBatik SudagaranBatik CuwiriBatik TambalBatik KawungBatik Sekar Jagad Batik Sido Mukti Batik Sido LuhurBatik Sido AsihBatik Jawa Hokokai

Batik Belanda

GawanganBandulWajan KomporSaringan MalamTaplak

CantingMoriMalam(lilin)Dinghklik (tempat duduk)

Pewarna alami

NgemplongNyorek/memola MembatikNembok Medel Ngerok/mbirahMbironi Menyoga Nglorod Produk-produk batik (Alm) Nelson MandelaGirls Generation dengan batik